Makalah Psak 73 Fiixx

  • Uploaded by: Ferry Siriton
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Psak 73 Fiixx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,037
  • Pages: 36
Loading documents preview...
MAKALAH TUGAS AKUNTANSI TOPIK KHUSUS “Analisis dan Pemahaman Substansi pada Draft Eksposur (DE) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 73 (ED PSAK 73) : Sewa”

Penyususun : Elizabeth Dyah Larasati

120110170122

Hardianto Kuncoro

120110170067

UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR, SUMEDANG

DAFTAR ISI BAB I ......................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3 1.1

Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2

Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6

1.3

Tujuan.......................................................................................................................... 6

BAB II........................................................................................................................................ 8 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 8 2.1 Definisi dan Konsep Sewa ............................................................................................... 8 2.2 Pengakuan Sewa ............................................................................................................. 12 2.3 Pengukuran Sewa ........................................................................................................... 13 BAB III .................................................................................................................................... 14 ISI............................................................................................................................................. 14 3.1

Perbedaan IFRS 16 (ED PSAK 73) dengan IAS 17 (PSAK 30) ............................... 14

2.2

Ruang Lingkup ED PSAK 73 ................................................................................... 17

2.3

Identifikasi Sewa berdasarkan ED PSAK 73 ............................................................ 18

2.4

Memisahkan Komponen Kontrak berdasarkan ED PSAK 73 .................................. 19

2.5

Masa Sewa berdasarkan ED PSAK 73 ...................................................................... 20

2.6

Akuntansi Penyewa (Lessee) dalam ED PSAK 73 ................................................... 21

2.7

Akuntansi Pesewa (Lessor) dalam ED PSAK 73 ...................................................... 23

2.7.1 Financial Lease (sewa pembiayaan) ........................................................................ 24 2.7.4 Operating Lease (Sewa Operasi) ............................................................................. 27 2.8 Transaksi jual dan sewa-balik (sale and leaseback transaction) berdasarkan ED PSAK 73............................................................................................................................... 29 2.9

Ketentuan transisi PSAK 30 menjadi ED PSAK 73 ................................................. 31

2.10 Implementasi dan perbandingan laporan keuangan pada LK Garuda berdasarkan PSAK 30 dan ED PSAK 73 ................................................................................................. 31 BAB IV .................................................................................................................................... 33 PENUTUP................................................................................................................................ 33 4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 33 4.2 Saran ............................................................................................................................... 33 Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 35

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini yang bertajuk “Analisis dan Pemahaman Substansi pada Draft Eksposur (DE) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 73 (ED PSAK 73) : Sewa” ini dengan sebaik-baiknya. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Poppy Sofia Koeswayo, S.E. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Topik Khusus yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari juga bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap akan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Sumedang, 09 September 2019

Penyusun

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pada tahun 2017, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan tiga Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ED PSAK) yang selanjutnya mulai efektif per 1 Januari 2020. Salah satu standar tersebut adalah ED PSAK 73: Sewa yang disahkan pada tanggal 26 April 2017. Standar ini diadopsi dari IFRS 16: “Leases” yang diterbitkan oleh International

Accounting

Standards

Board

(IASB)

sehingga

mencerminkan

pertimbangan dan deliberasi IASB atas berbagai isu akuntansi terkait sewa. Namun, ada beberapa standar IFRS 16 yang tidak diadopsi oleh ED PSAK 73: Sewa yaitu: 

IFRS 16 Lampiran C paragraf C1 tentang tanggal efektif.



IFRS 16 Lampiran C paragraf C21(e) tentang Pencabutan Pernyataan lain, yaitu dengan menambahkan pencabutan ISAK 25: Hak atas Tanah.



IFRS 16 Lampiran D tentang amendemen konsekuensial terhadap IFRS 1 Firsttime Adoption of International Financial Reporting Standards karena IFRS 1 belum diadopsi di Indonesia.



ED PSAK 73 menambahkan Dasar Kesimpulan tentang alasan pencabutan ISAK 25: Hak atas Tanah. ED PSAK 73: Sewa akan mencabut: (a) PSAK 30: Sewa; Model akuntansi sewa yang sebelumnya diatur dalam PSAK

73 mensyaratkan penyewa (lessee) dan pesewa (lessor) untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa pembiayaan (financial lease) atau sewa operasi (operating lease) dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Model ini dikritisi memiliki kekurangan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan, sebab tidak selalu memberikan representasi yang tepat atas transaksi penyewaan.

3

Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas yang timbul dari sewa operasi. (b) ISAK 8: Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa; Entitas menerapkan interpretasi ini pada 1 Januari 2012, Interpretasi ini memberikan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa yang harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30: Sewa. Namun interpretasi ini tidak lagi memberikan panduan untuk menentukan bagaimana sewa tersebut harus diinterpretasi karena masih terkait dengan PSAK 30. (c) ISAK 23: Sewa Operasi–Insentif; (d) ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa; (e) ISAK 25: Hak atas Tanah; ISAK 25 dicabut karena IFRS 16 telah memberikan klarifikasi apakah kontrak tertentu yang tidak mengalihkan hak legal atas tanah merupakan transaksi sewa atau transaksi pembelian tanah. Hal ini relevan dalam konteks perlakuan akuntansi untuk hak atas tanah di Indonesia yang telah ada dalam ISAK 25. ED PSAK 73: Sewa menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa (lessee). Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penyewa dan pesewa menyediakan informasi yang relevan yang merepresentasikan dengan tepat transaksi tersebut. Informasi ini memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak transaksi sewa pada posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk: (i) sewa jangka-pendek dan (ii) sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah. ED PSAK 73: Sewa yang diusulkan untuk berlaku efektif per 1 Januari 2020 dengan opsi penerapan dini ini diperkenankan untuk entitas yang juga telah menerapkan ED PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang juga akan berlaku efektif pada 1 Januari 2020 nanti.

4

Alasan Penerbitan ED PSAK 73: Sewa adalah karena penyewaan merupakan aktivitas penting untuk banyak entitas. Penyewaan merupakan cara untuk mendapatkan akses atas aset, memperoleh pembiayaan, dan mengurangi eksposur entitas terhadap risiko kepemilikan aset. Prevalensi penyewaan ini berarti bahwa penting bagi pengguna laporan keuangan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan terpahami mengenai aktivitas penyewaan yang dilakukan entitas. Aturan mengenai penyewa (lessee) dalam ED PSAK 73: Sewa memperkenalkan model akuntansi tunggal dan mensyaratkan agar penyewa mengakui aset dan liabilitas untuk seluruh sewa dengan masa sewa lebih dari 12 bulan, kecuali aset pendasarnya bernilai-rendah.

Penyewa

disyaratkan

untuk

mengakui

aset

hak-guna

yang

merepresentasikan haknya untuk menggunakan aset pendasar sewaan (underlying asset leasing) dan liabilitas sewa (lease liability) yang merepresentasikan kewajibannya untuk membayar sewa. Penyewa mengukur aset hak-guna dengan cara yang serupa dengan aset non-keuangan lain (seperti aset tetap) dan liabilitas sewa dengan cara yang serupa dengan liabilitas keuangan lainnya. Sebagai konsekuensinya, penyewa mengakui penyusutan aset hak-guna dan bunga atas liabilitas sewa, dan juga mengklasifikasi pembayaran kas untuk liabilitas sewa menjadi bagian pokok dan bagian bunga dan menyajikannya dalam laporan arus kas dengan menerapkan PSAK 2: Laporan Arus Kas. Aset dan liabilitas yang timbul dari sewa pada awalnya diukur berdasarkan nilai kini. Pengukuran tersebut termasuk pembayaran sewa yang tidak dapat dibatalkan (termasuk pembayaran terkait-inflasi), dan juga termasuk pembayaran yang akan dilakukan pada periode opsional jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi perpanjangan sewa atau tidak mengeksekusi opsi penghentian sewa. Dalam ED PSAK 73: Sewa mencakup persyaratan pengungkapan untuk penyewa. Penyewa perlu menerapkan pertimbangannya dalam menentukan informasi yang akan diungkapkan untuk mencapai tujuan dalam menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas penyewa. Sedangkan untuk pesewa (lessor), ED PSAK 73: Sewa secara substansial meneruskan persyaratan akuntansi pesewa dalam PSAK 30: Sewa. Dengan demikian, pesewa tetap mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan, dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. ED PSAK 73: Sewa juga mensyaratkan pengungkapan tambahan bagi pesewa yang akan meningkatkan informasi

5

yang diungkapkan tentang eksposur sebagai risiko pesewa terutama tentang risiko nilai residual.

1.2

Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbedaan ED PSAK 73 (IFRS 16) dengan PSAK 30 (IAS 17)? 2. Bagaimana ruang lingkup ED PSAK 73? 3. Bagaimana mengidentifikasi sewa berdasarkan ED PSAK 73? 4. Bagaimana pemisahan komponen kontrak berdasarkan ED PSAK 73? 5. Bagaimana penentuan masa sewa menurut ED PSAK 73? 6. Bagaimana pengaturan akuntansi untuk penyewa (lessee)? 7. Bagaimana pengaturan akuntansi untuk pesewa (lessor) 8. Bagaimana transaksi jual dan sewa-balik (sale and leaseback transaction)? 9. Bagaimana ketentuan transisi PSAK 30 menjadi ED PSAK 73? 10. Bagaimana implementasi dan perbandingan laporan keuangan pada LK Garuda berdasarkan PSAK 30 dan ED PSAK 73 11. Bagaimana dampak penerapan ED PSAK 73?

1.3

Tujuan 1. Mengetahui dan memahami perbedaan ED PSAK 73 (IFRS 16) dengan PSAK 30 (IAS 17); 2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup ED PSAK 73; 3. Mengetahui dan memahami mengidentifikasi sewa berdasarkan ED PSAK 73; 4. Mengetahui dan memahami pemisahan komponen kontrak berdasarkan ED PSAK 73; 5. Mengetahui dan memahami penentuan masa sewa menurut ED PSAK 73; 6. Mengetahui dan memahami pengaturan akuntansi untuk penyewa (lessee); 7. Mengetahui dan memahami pengaturan akuntansi untuk pesewa (lessor); 8. Mengetahui dan memahami transaksi jual dan sewa-balik (sale and leaseback transaction); 9. Mengetahui dan memahami ketentuan transisi PSAK 30 menjadi ED PSAK 73; 6

10. Mengetahui dan memahami implementasi dan perbandingan laporan keuangan pada LK Garuda berdasarkan PSAK 30 dan ED PSAK 73; 11. Mengetahui dan memahami dampak penerapan ED PSAK 73.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Konsep Sewa Sewa adalah suatu perjanjian dimana pesewa (lessor) memberikan hak kepada penyewa (lessee) untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sewa dijadikan opsi bagi perusahaan sebagai alternatif pembiayaan dengan tujuan menghemat kas entitas. Sewa diklasifikasikan atas : 

Sewa operasi (operating lease)



Sewa pembiayaan (capital lease)

Sewa operasi (operational lease) disajikan off balance sheet di mana tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi yang ditampilkan di laporan posisi keuangan sehingga dapat meningkatkan beberapa rasio keuangan seperti efisiensi dan leverage. Sewa operasi memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki jangka waktu pendek, barang dapat digunakan oleh penyewa namun asset tersebut tetap dimiliki oleh pihak yang menyewakan, tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa, serta pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan (lessor). Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari melakukan operational lease yaitu sebagai berikut: Keuntungan

Kerugian







Memperoleh pendanaan dengan rate tetap.

operasi yang disajikan dalam laporan

Tepat untuk aset yang memerlukan

keuangan.

teknologi yang cepat berubah karena  

Entitas tidak memiliki aset untuk



Keberlanjutan entitas dapat terganggu

investasinya lebih murah (fleksibel).

jika sewa di masa akan datang tidak

Keuntungan dari pajak (beban menjadi

diperoleh.

lebih besar).



Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh.

Tidak disajikan dalam laporan posisi



Harga sewa bisa jadi lebih mahal

keuangan sebagai aset dan utang off

daripada membeli asset. 8



balance sheet. 

Rasio keunangan lebih bagus



Entitas tidak menanggung biaya

cepat terjadi perubahan teknologi. 

maintenance. 

Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika

Penggunaan terbatas tergantung perjanjian sewa.



Menghemat kas dan pendanaan di

Tidak dapat dijadikan jaminan bank.

masa sekarang karena biaya yang dikeluarkan sebesar biaya sewa.

Sewa pembiayaan (financial lease) merupakan bentuk pendanaan jangka panjang dengan kata lain, financial lease merupakan pembelian secara angsuran sebab pada akhir masa sewa, asset akan menjadi milik entitas. Sewa pembiayaan merupakan transfer risiko dan manfaat aset kepada pihak lessee. Kriteria umum sesuai dengan PSAK 30: sewa dan ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa, dimana dalam PSAK 73 masih digunakan dari sisi pesewa (lessor). Dimana lessor tidak lagi mengakui asset melainkan utang dan pendaptan bunga. Sedangkan untuk pencatatan aset dan amortisasi adalah oleh lessee, serta utang dan beban bunga atas kontrak pembayaran jangka panjang. Contoh ilustrasi dari sewa adalah sebagai berikut: Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010. Masa Manfaat aset 5 tahun, asset didepresiasi 5 tahun dengan metode garis lurus. Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun. Kontrak tahunan yang dibayarkan adalah 2.505 setiap akhir tahun dengan bunga 8 % per tahun. Maka, schedule leasing-nya adalah sebagai berikut: Tahun Pokok awal tahun Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir Tahun Bunga

Pokok

Total

2010

10.000

800

1.705

2.505

8.295

2011

8.295

664

1.841

2.505

6.454

2012

6.454

517

1.988

2.505

4.466

2013

4.466

358

2.147

2.505

2.319

2014

2.319

186

2.319

2.505

(0)

2.525

10.000

12.525

9

Sedangkan journal lease untuk: Operating lease 

Lessee Biaya sewa Kas



2.505 2.505

Lessor Kas

2.505

Pendapatan sewa Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi

2.505 2.000

Financial lease 

Lessee Aset leasing Utang Leasing

10.000

Utang Leasing Beban bunga Kas

1.708 800

10.000

2.505

Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi 

2.000

Lessor Piutang Leasing Aset

10.000

Kas

2.505 Piutang Leasing Pendapatan bunga Kas

10.000

1.708 800

Dampak laporan keuangan pada: Lessee 10

Tanggal

Cash

Lease

Lease

Equity

Asset

Liability

01/01/2010

-

10.000

10.000

-

31/12/2010

(2.505)

8.000

8.295

(2.800)

31/12/2011

(5.010)

6.000

6.454

(5.464)

31/12/2012

(7.515)

4.000

4.466

(7.981)

31/12/2013 (10.020)

2.000

2.319

(10.339)

31/12/2014 (12.525)

-

(0)

(12.525)

Lessor Tanggal

Cash

Interest Revenue

Akumulasi Pengurang Piutang Equity Interest

01/01/2010

-

31/12/2010

2.505

800

800

31/12/2011

5.010

664

31/12/2012

7.515

Pokok 10.000

-

1.705

8.295

2.800

1.464

1.841

6.454

5.464

517

1.981

1.988

4.466

7.981

31/12/2013 10.020

358

2.339

2.147

2.319

10.339

31/12/2014 12.525

186

2.525

2.319

(0)

12.525

Perbandingan sewa operasi dan sewa pembiayaan Sewa Operasi

Sewa Pembiayaan

Tahun Sewa per tahun Bunga dan Pokok dari MLP Bunga

Depresiasi

Total

2010

2.505

800

2.000

2.800

2011

2.505

664

2.000

2.664

2012

2.505

517

2.000

2.517

2013

2.505

358

2.000

2.358

2014

2.505

186

2.000

2.186

12.525

2.525

10.000

12.525

11

2.2 Pengakuan Sewa 1. Lessee Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa.

2. Lessor Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aset tersebut (par 32). Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa. Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari: (a) pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor; dan (b) nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor. Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed residual value). Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan nilai wajar aktiva pada awal sewa (inception of the lease) Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai Investasi sewa neto adalah Penghasilan pembiayaan tangguhan (unearned finance income). Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa (par 34).

12

Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang terpisah (par 34).

2.3 Pengukuran Sewa 1. Lessee Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa. 2. Lessor Penerimaan pembayaran dari piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (par 33). Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).

13

BAB III

ISI

3.1 Perbedaan IFRS 16 (ED PSAK 73) dengan IAS 17 (PSAK 30) Pada PSAK 30 perusahaan diberikan opsi untuk memilih melaksanakan pencatatan dengan meode financial lease ataupun operational lease. Pada umumnya perusahaan banyak memilih operational lease dalam kegiatan usahanya, namun dengan berlakunya ED PSAK 73 perusahaan diwajibkan menggunakan finacial lease. ED PSAK 73 menyatakan bahwa sewa adalah pada tanggal insepsi kontrak, entitas menilai apakah kontrak merupakan, atau mengandung, sewa. Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan. Berbeda halnya dengan PSAK 30, dalam ED PSAK 73 hampir dapat dipastikan bahwa semua sewa masuk kategori sewa pembiayaan (financial lease) karena syarat untuk menjadi sewa operasi (operational lease) menjadi lebih spesifik yaitu jika memenuhi salah satu dari dua syarat berikut ini: 

Jangka pendek (kurang dari atau sama dengan 12 bulan)



Sewa yang aset pendasarnya (underlying asset) bernilai rendah (kurang dari atau sama dengan 5000 USD)

Aset pendasar dapat bernilai rendah hanya jika: (a) penyewa mendapat manfaat dari pengunaan aset pendasar secara terpisah atau bersamaan dengan sumber daya lain yang telah tersedia untuk penyewa; dan (b) aset pendasar tidak memiliki ketergantungan yang tinggi, atau memiliki interelasi yang tinggi, dengan aset lain. Sewa aset pendasar tidak memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset bernilai rendah jika sifat aset adalah asset yang masih baru. Sebagai contoh, sewa mobil tidak akan memenuhi sebagai sewa aset bernilai rendah karena mobil baru biasanya tidak akan bernilai rendah. Contoh aset pendasar bernilai rendah dapat mencakup komputer tablet dan komputer personal, furnitur kantor yang ringkas, dan telepon. ED PSAK 73 berbeda cukup signifikan dengan PSAK 30 baik sebelum maupun sesudah adopsi IFRS. Pada PSAK 30 sebelum adopsi IFRS, kategori sewa menjadi sewa 14

pembiayaan dari sisi lessee cukup ketat yaitu harus memenuhi seluruh kriteria sewa pembiayaan, sementara ED PSAK 73 sesudah adopsi IFRS apabila satu kriteria saja tidak memenuhi maka klasifikasi sewa menjadi sewa pembiayaan (financial lease). Sedangkan untuk operational lease, ED PSAK 73 memiliki klasifikasi yang lebih spesifik dimana jika salah satu dari dua kriteria operational lease tersebut terpenuhi, maka dapat dikategorikan menjadi sewa operasi. Sehingga hampir semua sewa dalam ED PSAK 73 otomatis masuk kategori sewa pembiayaan, yang artinya lessee harus mengakui aset sewa hak guna, liabilitas sewa hak guna, depresiasi aset sewa hak guna, serta pengakuan biaya bunga. Berikut adalah tabel perbandingan ED PSAK 73 dengan PSAK 30: Keterangan

ED PSAK 73

PSAK 30

Definisi sewa

Hak untuk menggunakan aset, yaitu:

Secara umum mirip dengan ED

(lease)

• Aset teridentifikasi, dan

PSAK 73, tetapi panduan rinci

• Hak untuk mengontrol penggunaan

berbeda

Memisahkan

Pisahkan komponen, jika:

komponen

• Manfaat terpisah untuk penyewa,

Tidak ada panduan khusus

sewa

dan

(kecuali untuk

• Tidak saling terkait

sewa tanah dan bangunan)

komponen lainnya Kombinasi

Kombinasikan kontrak jika pasti kriteria

Tidak ada panduan komprehensif

kontrak sewa

terpenuhi

(lihat ISAK 24) Pengecualian

Sewa jangka

Masa sewa ≤ 12 bulan

pendek (lessee)

(asalkan tidak ada pembelian pilihan)

Low-value

Tidak ada ambang batas absolut eksplisit

assets (lessee)

tetapi berdasarkan nilai

Tidak ada

Tidak ada

aset saat masih baru Akuntansi penyewa (Lessee accounting) Balance sheet

Aset dan hak guna pakai

• Sewa operasional:

tanggung jawab untuk hampir setiap sewa

Tidak ada aset atau liabilitas yang diakui 15

(hanya akrual atau prabayar) • Sewa keuangan: Sewa aset dan kewajiban sewa Pembayaran

Bagian dari kewajiban sewa jika mereka

Bukan bagian dari kewajiban

sewa variable

tergantung pada indeks/tingkat

sewa

Income

Pendekatan tunggal

• Sewa operasional:

statement

• Aset Hak Pakai:

Sewa pembayaran dengan garis

penyusutan

lurus dasar

• Tanggung jawab sewa: efektif

• Sewa keuangan:

metode suku bunga

Aset sewaan: penyusutan

• Pembayaran sewa variabel tidak

• Kewajiban sewa: bunga efektif

termasuk dalam kewajiban sewa (Yaitu,

metode tingkat

tidak tergantung pada indeks / kurs)

Pembayaran sewa variabel tidak termasuk dalam kewajiban sewa

Cash flow

• Bagian dari pembayaran sewa itu

• Sewa operasional: arus kas

statement

mewakili bagian utama:

operasi

• Arus kas yang dihasilkan dari

• Sewa pembiayaan: mirip dengan

kegiatan pembiayaan

ED PSAK 73

• Bagian dari pembayaran sewa itu mewakili porsi bunga: • Mengoperasikan arus kas atau uang tunai aliran yang dihasilkan dari pembiayaan kegiatan (tergantung pada kebijakan entitas) • Pembayaran untuk jangka pendek sewa, untuk sewa bernilai rendah aset dan sewa variabel pembayaran tidak termasuk dalam kewajiban sewa: • Arus kas operasi Akuntansi Pesewa (Lessor Accounting) Balance sheet

Klasifikasi sebagai pembiayaan atau sewa operasi • Sewa keuangan: de-pengakuan aset dasar, pengakuan piutang sewa guna 16

usaha setara dengan investasi bersih dalam sewa guna usaha • Sewa operasi: terus mengakui aset yang mendasarinya Income

Sewa keuangan: bunga diukur menggunakan metode suku bunga efektif

statement

Sewa operasi: pembayaran sewa dengan dasar garis lurus

Subleases

Klasifikasi rujukan silakan

Klasifikasi sublease mengacu

untuk aset yang digunakan

pada aset sewaan

• Penyesuaian sewa yang ada, atau

Modifikasi

Tidak ada panduan khusus

• Dianggap terpisah sewa, • Tergantung pada jenis modifikasi Sales and

Perbedaan berdasarkan pada apakah

Perbedaan berdasarkan klasifikasi

leaseback

transfer dijual

penyewaan kembali

2.2

Ruang Lingkup ED PSAK 73 ED PSAK 73 mengatur seluruh sewa termasuk sewa aset hak-guna dalam subsewa masuk dalam ruang lingkup PSAK 73, kecuali:  Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui, (PSAK 64);  Sewa aset biologis (PSAK 69);  Perjanjian konsesi jasa (ISAK 16);  Lisensi kekayaan intelektual (PSAK 72);  Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian lisensi (PSAK 19) untuk item seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip, hak paten dan hak cipta. Pengecualian pengakuan oleh penyewa adalah penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan dalan paragraph 22-49 untuk: 

Sewa jangka pendek (kurang dari atau sama dengan 12 bulan dan tidak mengandung opsi beli) Pemilihan sewa jangka pendek dibuat berdasarkan kelas asset pendasar yang terkait dengan hak guna. Kelas set pendasar adalah pengelompokan 17

asset pendasar dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi entitas. Pemilihan untuk sewa yang asset pendasarnya bernilai rendah dapat dilakukan atas dasar sewa-per-sewa. 

Sewa yang asset pendasarnya bernilai rendah dengan:  Tidak memiliki ketergantungan atau interalasi dengan aset lain rendah.  Bernilai rendah secara absolut (IFRS 5.000), tanpa memperhatikan materialitas.  Ketika aset baru bernilai material, maka penilaian dari aset baru.  Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset bernilai rendah.  Contoh: laptop, HP, furniture.

Jika menerapkan opsi pengecualian maka beban sewa diakui sebagai beban baik dengan

straightline

method

ataupun

dengan

metode

lainnya

selama

itu

merepresentasikan pola manfaat penyewa. Entitas biasanya akan mempertimbangkan sebagai sewa baru jika: (a) terdapat modifikasi sewa; atau (b) terdapat perubahan masa sewa.

2.3

Identifikasi Sewa berdasarkan ED PSAK 73 Suatu kontrak merupakan atau mengandung sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan asset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan (PP09-PP31). Jangka waktu dapat dideskripsikan sebagai jumlah penggunaan aset misal unit produksi. Entitas menilai kembali kontrak jika syarat dan ketentuan kontrak berubah. Asset identifikasian ditetapkan secara eksplisit atau secara implisit. Kemudian pemasok. Pemasok (supplier tidak memiliki hak substitusi substantive). Bagian kapasitas asset secara fisik dapat dibedakan. Penyewa secara substansial mendapat manfaat ekonomik dari pengguna asset, penyewa mengarahkan penggunaan asset, dan kontrak mengandung sewa.

18

2.4

Memisahkan Komponen Kontrak berdasarkan ED PSAK 73 1. Penyewa Bagi kontrak yang mengandung komponen sewa dan tambahan komponen sewa atau nonsewa maka penyewa mengalokasi imbalan dalam kontrak ke komponen sewa berdasarkan harga tersendiri relatif komponen sewa dan harga tersendiri agregat dari komponen nonsewa. Harga tersendiri ditentukan berdasarkan harga yang akan dibebankan oleh pesewa, atau pemasok serupa, kepada entitas, secara terpisah. Jika harga tersendiri yang dapat diobservasi tidak tersedia, maka penyewa mengestimasi dengan memaksimalkan penggunaan informasi yang dapat diobservasi. Cara praktis, penyewa dapat memilih, berdasarkan kelas asset pendasar, untuk tidak memisahkan komponen nonsewa dari komponen sewa, dan memilih mencatat sebagai komponen sewa tunggal. Penyewa tidak menerapkan cara praktis untuk derivatif lekatan yang memenuhi kriteria ED PSAK 71. Kecuali cara praktis dalam paragraf 15 diterapkan, penyewa mencatat komponen nonsewa dengan menerapkan Pernyataan relevan lainnya.

19

2. Pesewa Kontrak yang mengandung komponen sewa dan tambahan satu atau lebih komponen sewa atau nonsewa, pesewa mengalokasi imbalan dalam kontrak dengan menerapkan PSAK 72: paragraf 73–90. 2.5

Masa Sewa berdasarkan ED PSAK 73 Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak dapat dibatalkan, dan juga: (a) periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut; dan (b) periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi tersebut. Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan pesewa masing-masing memiliki hak untuk menghentikan sewa tanpa izin dari pihak lain dengan denda yang tidak signifikan. Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka hak tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa yang tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa. Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka periode sewa meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk menghentikan sewa tersebut. Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi periode sewa cuma-cuma yang diberikan pesewa kepada penyewa. 1. Perubahan masa sewa Entitas merevisi masa sewa jika terdapat perubahan dalam periode sewa yang tidak dapat dibatalkan. Sebagai contoh, periode sewa akan berubah jika: 

Penyewa mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa;



Penyewa tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam penentuan masa sewa;



Suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual mewajibkan penyewa untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa; atau 20



Suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual membatasi penyewa untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam menentuan masa sewa.

2. Penilaian kembali masa sewa Penyewa menilai kembali apakah cukup pasti untuk mengeksekusi opsi perpanjangan, atau untuk tidak mengeksekusi opsi penghentian, pada saat terjadinya peristiwa signifikan atau perubahan signifikan dalam kondisi yang: 

Berada dalam pengendalian penyewa; dan



Mempengaruhi apakah penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa, atau untuk tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam penentuan masa sewa (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraph PP41).

2.6

Akuntansi Penyewa (Lessee) dalam ED PSAK 73 Kontrak yang mengandung unsur sewa dan tambahan satu atau lebih komponen sewa atau non sewa, penyewa mengalokasi dan mencatat imbalan dalam kontrak ke masing masing komponen sewa berdasarkan harga tersendiri dari komponen sewa dan harga tersendiri agregat dari komponen sewa. Harga tersendiri relative dari komponen sewa yang sudah ditentukan ditentukan berdasarkan harga yang akan dibebankan oleh pesewa. Pengakuan : Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa. Pengukuran : Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan.  Biaya Perolehan Aset Hak Guna : Jumlah pengukuran awal liabilitas sewa, pembayaran sewa dikurangi dengan insentif sewa (jika ada), biaya langsung awal, estimasi biaya pembongkaran  Penyewa mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum dibayar pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa, jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental penyewa. 21

 Model Pengukuran. Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hakguna dengan menerapkan model biaya. Penyewa mengukur asset hak-guna pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, dan disesuaikan dengan pengkukuran kembali liabilitas sewa. Model pengukuran lainnya adalah jika penyewa menerapkan model nilai wajar sesuai PSAK 13: untuk aset properti investasinya, maka penyewa juga menerapkan model nilai wajar untuk aset hak-guna yang memenuhi definisi properti investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi. Jika aset hak-guna terkait dengan kelas aset tetap di mana penyewa menerapkan model revaluasi sesuai PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa dapat memilih untuk menerapkan model revaluasi tersebut untuk seluruh aset hak-guna yang terkait dengan kelas aset tetap tersebut. Penyajian

: Penyewa menyajikan dalam laporan posisi keuangannya, atau

mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya ;  aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya. Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa: (i) menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang digunakan untuk menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut dimiliki; dan (ii) mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup aset hak-guna tersebut.  liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain. Jika penyewa tidak menyajikan liabilitas sewa secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup liabilitas tersebut. Pengungkapan : penyewa dapat mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang diberikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas penyewa.

22

 Penyewa mengungkapkan informasi tentang sewanya dalam catatan atas laporan keuangan atau bagian terpisah dalam laporan keuangannya Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk periode pelaporan ; beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas aset pendasar, beban bunga atas liabilitas sewa, beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek , beban yang terkait dengan sewa aset bernilai-rendah yang dicatat,

beban yang terkait dengan

pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa, pendapatan dari mensubsewakan aset hak-guna, total pengeluaran kas untuk sewa, penambahan aset hak-guna, keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan sewa- balik, dan jumlah tercatat aset hak-guna pada akhir periode pelaporan berdasarkan kelas aset pendasar.

2.7

Akuntansi Pesewa (Lessor) dalam ED PSAK 73 Pesewa mengklasifikasi masing-masing sewasewanya baik sebagai operating lease atau financial lease. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset pendasar. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi bergantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya. Contoh situasi yang secara individual atau gabungan yang akan menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: 

sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada akhir masa sewa;



penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang diperkirakan cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa opsi tersebut akan dieksekusi;



masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset pendasar meski hak kepemilikan tidak dialihkan; 23



pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa setidaknya mencakup secara substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan



aset pendasar bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat menggunakannya tanpa modifikasi signifikan.

Indikator situasi yang secara individual atau gabungan juga dapat menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai Financial Lease adalah : 

jika penyewa dapat membatalkan sewa, maka kerugian pesewa yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh penyewa;



keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residual terutang pada penyewa (sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan pada akhir sewa); dan



penyewa memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua pada harga rental yang secara substansial lebih rendah daripada rental pasar.

2.7.1 Financial Lease (sewa pembiayaan) Pengakuan Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa. Pengukuran awal 

Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur investasi neto sewa.



Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa-antara dapat menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa utama (disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa) untuk mengukur investasi neto dalam subsewa.



Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau diler, dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa. 24

Investasi neto sewa 1. Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut: 

pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secarasubstansi), dikurangi dengan insentif sewa terutang; pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku

bunga,

yang

pada

awalnya

diukur

dengan

menggunakan 

indeks atau suku bunga pada tanggal permulaan; jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan pesewa yang secara finansial

mampu

melaksanakan

kewajibannya

dalam

jaminan tersebut; 

harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi tersebut, dan



pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.

Pengukuran selanjutnya Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat imbalan periodik yang konstan atas investasi neto sewa pesewa. 

Pesewa mengalokasikan penghasilan keuangan sepanjang masa sewa dengan dasar yang sistematik dan rasional. Pesewa menerapkan pembayaran sewa terkait dengan periode tersebut untuk mengurangi pokok dan penghasilan keuangan yang belum diterima.



Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam ED PSAK 71. Pesewa meninjau ulang secara reguler nilai residual takterjamin estimasian yang digunakan dalam menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual 25

takterjamin estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang. 

Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk dijual) dengan menerapkan PSAK 58.

Modifikasi sewa Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan sebagai sewa terpisah jika:

(a)

modifikasi

meningkatkan

ruang

lingkup

sewa

dengan

menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan (b) imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu. Modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, maka pesewa mencatat modifikasi tersebut sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi dan mengukur jumlah tercatat asset pendasar sebagai investasi neto sewa segera sebelum tanggal efektif modifikasi sewa. Jika tidak, maka pesewa menerapkan persyaratan dalam PSAK 71: “Instrumen Keuangan”. Pengungkapan 

Pesewa memberikan penjelasan kualitatif dan kuantitatif atas perubahan signifikan pada jumlah tercatat investasi neto dalam sewa pembiayaan. Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo piutang pembayaran sewa,

dengan

menunjukkan

pembayaran

sewa

yang

tidak

didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun

pertama

dan

jumlah

total

untuk

sisa

tahun.

Pesewa

merekonsiliasi pembayaran sewa yang tidak didiskontokan pada 26

investasi neto sewa. Rekonsiliasi mengidentifikasi penghasilan keuangan yang belum diterima terkait piutang pembayaran sewa dan nilai residual takterjamin yang didiskontokan.

2.7.4 Operating Lease (Sewa Operasi) Pengakuan dan Pengukuran Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai penghasilan dengan dasar garis lurus atau dasar sistematik lain. Pesewa menerapkan

dasar

sistematik

lain

jika

dasar

tersebut

lebih

merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan aset pendasar yang menurun. Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan sewa sebagai beban. Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa. Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19: Aset Takberwujud. Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai. Pesewa pabrikan atau diler tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan. Modifikasi sewa Pesewa mencatat modifikasi sewa operasi sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi, dengan mempertimbangkan pembayaran sewa dibayar di muka atau terutang terkait dengan sewa orisinal sebagai bagian dari pembayaran sewa untuk sewa baru.

Penyajian 27

Pesewa menyajikan aset pendasar sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut. Pengungkapan Tujuan pengungkapan adalah agar pesewa mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang ada dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas pesewa. Paragraf 90–97 menetapkan persyaratan bagaimana tujuan ini dapat tercapai. Pesewa

mengungkapkan

jumlah

sebagai

berikut

untuk

periode

pelaporannya (par 90): a. untuk sewa pembiayaan:  laba atau rugi penjualan;  penghasilan keuangan atas investasi neto sewa; dan  penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa b. untuk sewa operasi, penghasilan sewa, secara terpisah mengungkapkan penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak bergantung pada suatu indeks atau suku bunga.

Pesewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam paragraf 90 dalam bentuk format tabel, kecuali format lain lebih tepat. Pesewa mengungkapkan tambahan informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai aktivitas sewa untuk memenuhi tujuan pengungkapan. Informasi tambahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai: a. sifat aktivitas sewa pesewa; dan b. bagaimana pesewa mengelola risiko yang terkait dengan hak yang dipertahankan pada aset pendasar. Khususnya, pesewa mengungkapkan strategi manajemen risiko untuk hak yang dipertahankan pada aset pendasar, termasuk cara-cara pesewa mengurangi risiko tersebut. Cara 28

tersebut dapat mencakup, sebagai contoh, perjanjian beli-kembali, jaminan nilai residual, atau pembayaran sewa variabel untuk penggunaan di atas batas yang telah ditetapkan. Pengungkapan 

Untuk item aset tetap yang merupakan sewa operasi, pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset Tetap.



Pesewa memisahkan tiap-tiap kelas aset tetap ke dalam aset yang merupakan sewa operasi dan aset yang bukan sewa operasi.



Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK 16: Aset Tetap untuk aset yang merupakan sewa operasi (berdasarkan kelas aset pendasar) secara terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan digunakan pesewa.



Pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 19, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK 69: Agrikultur untuk aset yang merupakan sewa operasi.



Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo pembayaran sewa yang menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun.

2.8

Transaksi jual dan sewa-balik (sale and leaseback transaction) berdasarkan ED PSAK 73 Jika entitas (penjual–penyewa) mengalihkan aset kepada entitas lain (pembeli– pesewa) dan menyewa aset tersebut kembali dari pembeli–pesewa, maka baik penjual– penyewa maupun pembeli–pesewa mencatat kontrak pengalihan dan sewa. Kemudian, untuk menilai apakah pengalihan aset merupakan penjualan entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai penjualan aset tersebut.

Pengalihan Aset Merupakan Penjualan

29

Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa memenuhi persyaratan dalam DE PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka: (a) penjual–penyewa mengukur aset hak-guna yang timbul dari sewa-balik pada proporsi jumlah tercatat aset sebelumnya yang terkait dengan hak guna yang dipertahankan oleh penjual–penyewa. Dengan demikian, penjual–penyewa mengakui hanya jumlah untung atau rugi yang terkait dengan hak yang dialihkan ke pembeli– pesewa. (b) pembeli–pesewa mencatat pembelian aset dengan menerapkan Pernyataan yang relevan, dan untuk sewa dengan menerapkan persyaratan akuntansi pesewa dalam Pernyataan ini. Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai wajar aset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga pasar, maka entitas melakukan penyesuaian di bawah ini untuk mengukur hasil penjualan pada nilai wajar: (a) jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewaa dibayar di muka. (b) jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang diberikan oleh pembeli–pesewa kepada penjual–penyewa. Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa tidak memenuhi persyaratan dalam ED PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka: (a) penjual–penyewa melanjutkan pengakuan aset alihan dan mengakui liabilitas keuangan sebesar hasil pengalihan. Penjual-penyewa mencatat liabilitas keuangan dengan menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. (b) pembeli–pesewa tidak mengakui aset alihan dan mengakui aset keuangan sebesar hasil pengalihan. Pembeli-pesewa mencatat aset keuangan dengan menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

30

2.9

Ketentuan transisi PSAK 30 menjadi ED PSAK 73 PSAK 73: Sewa diusulkan untuk berlaku efektif dalam periode pelaporan tahunan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020 dan penerapan dini diperkenankan khusus bagi entitas yang telah menerapkan DE PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

2.10

Implementasi dan perbandingan laporan keuangan pada LK Garuda berdasarkan PSAK 30 dan ED PSAK 73 Implementasi dan perbandingan laporan keuangan pada LK Garuda berdasarkan PSAK 30 dan ED PSAK 73) Dengan diimplementasikannya PSAK 73 di Indonesia, akan terjadi perubahan signifikan pada pelaporan LK tahunan. Terutama bagi entitas yang memiliki sewa operasi yang signifikan. Dalam hal ini Garuda Indonesia menjadi observasi kami dalam dampak implementasi ED PSAK 73: Sewa yang akan berlaku efektif pada 1 Januari 2020. Penetapan ED PSAK 73: Sewa akan berdampak pada balance sheet laporan keuangan Garuda Indonesia. Akan terjadi peningkatan nilai fixed asset yang material pada Laporan Keuangan Garuda Indonesia. Hal itu terjadi karena perbedaan regulasi pada pengakuan sewa (lease) pada operasi sewa mesin, pesawat, dan akun operasional lainnya. Dengan batasan nominal dan jangka waktu sewa pada PSAK 73: Sewa. Tidak akan ada Grey Area dalam pengakuan kontrak sewa dimasa mendatang. Pada emiten Garuda Indonesia yang banyak memiliki sewa operasi pada operasional bisnisnya, akan terjadi penambahan yang sangat signfikan pada hutangnya tersebut. Sesuai dengan Laporan Keuangan Garuda Indonesia Yang Diubah dan Disajikan Kembali, ada total sewa operasi yang harus dibayar mendatang sebesar USD 7.000.821.532 .

31

Dengan begitu, harus ada perubahan pengakuan menjadi Sewa Pembiayaan dimasa mendatang sesuai PSAK 73 : Sewa. Yang membuat pengakuan sewa pembiayaan menjadi on balance sheet. Rasio keuangan pada Laporan Keuangan akan terjadi perubahan yang sangat signfikan. implementasi PSAK 73 : Sewa akan menyebabkan kenaikan liabilitas sebesar kurang lebih 200%. Sementara itu, rasio utang finansial terhadap ekuitas mengalami kenaikan sebesar 296% dan rasio utang finansial terhadap aset mengalami kenaikan sebesar 67%. Selain itu, untuk imbal hasil rata-rata aset mengalami kenaikan sebesar 57,4% (pada kasus ini rugi).

2.11

Dampak penerapan ED PSAK 73 Dampak dari penerapan ED PSAK 73 di dalam laporan keuangan ini adalah menaikan nilai aset sekaligus nilai kewajiban. Pada laporan laba rugi, sewa operasi dibebankan dengan menggunakan metode garis lurus. Standar ini menggantikan PSAK 30, dimana pembebanannya melalui depresiasi. Munculnya ED PSAK 73 tidak terlalu mempengaruhi pencatatan yang dilakukan perusahaan pesewa (lessor) namun berpengaruh signifikan pada perusahaan penyewa (lessee), karena harus mencatat sewa yang memiliki nilai yang signifikan, besar dan angka waktunya lebih dari satu tahun.

32

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa Pernyataan ini menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan sewa. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penyewa dan pesewa memberikan informasi relevan dengan cara yang merepresentasikan dengan tepat transaksi tersebut. Informasi tersebut memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Dengan berlakunya PSAK 73 : Sewa membuat standart laporan keuangan lebih transparan dibanding sebelumnya. 

Memahami perbedaan standar dan peraturan mengenai sewa yang menggantikan PSAK 30 yang akan segera efektif per 1 Januari 2020;



Membuat laporan keuangan lebih merefleksikan kondisi saat ini;



Memastikan bahwa penyewa dan pesewa memberikan informasi relevan dengan cara yang merepresentasikan dengan tepat transaksi tersebut. Informasi tersebut memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.



Entitas dituntut untuk lebih jeli mengkategorikan transaksi yang mereka lakukan. Sebab harus mempertimbangkan syarat dan ketentuan kontrak dan seluruh fakta dan keadaan yang relevan ketika menerapkan standar ini.



Menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa.

4.2 Saran Saran yang dapat kami berikan setelah meneliti dan menganalisa mengenai PSAK 73 adalah sebagai berikut: 

Sewa yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2020 seharusnya segera dipahami dan dipelajari oleh para stakeholder. 33



Entitas harus bisa mempertimbangkan syarat dan ketentuan kontrak dan seluruh fakta dan keadaan yang relevan ketika menerapkan standar yang bari ini.



Implementasi dari ED PSAK 73 nanti harus dilakukan secara konsisten di kemudian hari untuk kontrak dengan karakteristik serupa dan dalam keadaan serupa.

34

Daftar Pustaka

https://www.pwc.com/id/en/publications/assurance/ED PSAK-73-in-depth-2019.pdf http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_publikasi/01%20DE%20ED PSAK%2073.pdf http://etw-accountant.com/tag/sak/

35

Related Documents

Makalah Psak 73 Fiixx
February 2021 1
Makalah Psak 73 Sewa
February 2021 1
Maxcenter-73
January 2021 1
Psak 72
February 2021 2
Dinosaurs 73
February 2021 1

More Documents from "Ali Morrison"