Makalah Manusia, Ketahanan Dan Penyamaian Jati Diri

  • Uploaded by: zila fazila
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manusia, Ketahanan Dan Penyamaian Jati Diri as PDF for free.

More details

  • Words: 2,945
  • Pages: 17
Loading documents preview...
Mata Kuliah

Dosen Pembimbing

Sistem Sosial Budaya Indonesia

Fitria Ramadhani Agusti Nst, S.IP, M.SI

MAKALAH MANUSIA, KETAHANAN DAN PENYAMAIAN JATI DIRI

DISUSUN OLEH : Bagas Ario Fahreza Nur Azmi Fazila Andi Nurcahaya Resty Oktaviani Sayudi Permata

ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TP : 2020/2021

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Manusia, Ketahanan Dan Penyamaian Jati Diri . Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan arahan dan memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Sistem Sosial Budaya Indonesia. Dalam makalah dengan tema Manusia, Ketahanan Dan Penyamaian Jati Diri. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah di masa yang akan datang. Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.

Pekanbaru, 10 Mei 2020

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................2 C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Manusia, Ketahanan dan Jati Diri................................................3 2. Hakikat Ketahanan dan Penyemaian Jati Diri...............................................4 3. Dinamika Ketahanan Pribadi..............................................................................4 4. Ketahanan Keluarga dan Peran Pendidikan....................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................13 B. Saran...........................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa Indonesia, dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya. Jati diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan dimana ia tinggal. Setiap orang berhak memancarkan jati diri yang positif yang berproses karena jati diri merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa dan merupakan fitrah manusia. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

1

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan manusia,ketahanan dan jati diri? 2. Apa hakikat ketahanan dan penyamaian jati diri? 3. Bagai mana dinamika ketahana pribadi? 4. Jelaskan ketahanan keluarga dan peran pendidikan?

C. TUJUAN MASALAH 1. Untuk mengetahui manusia,ketahanan dan jati diri. 2.

Untuk mengetahui hakikat ketahanan dan penyamaian jati diri.

3. Untuk mengetahui dinamika ketahana pribadi. 4. Untuk mengetahui ketahanan keluarga dan peran pendidikan.

2

BAB II

PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN MANUSIA, KETAHANAN DAN JATI DIRI Manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani. Dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primate dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup, dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi.

3

Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.

2.

HAKIKAT KETAHANAN DAN PENYAMAIAN JATI DIRI Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan

bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Dan Hakikat Penyemaian Jati Diri Ialah strategi untuk membentuk pribadi, keluarga, lingkungan, menjadi bangsa yang profesional, bermoral dan berkarakter.

3. DINAMIKA KETAHANAN PRIBADI Ketahanan pribadi adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsurunsur pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan nasional (Indonesia) adalah kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun darar, untuk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Ketahanan pribadi sendiri dapat dilihat dari 2 faktor yang aman yakni ke dalam dan keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam ialah suatu pola dari setiap individu tentang cara menyikapi terhadap keadaan negaranya dimana dirinya dituntut untuk menjaga fisik, mental dan fikirannya agar tetap terjaga sehingga apabila dibutuhkan oleh negara sewaktu-waktu dia siap untuk melakukan usaha4

usaha pembelaan negara demi utuhnya ketahanan nasional negara kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan ketahanan pribadi yang keluar adalah cara pandang kita terhadap kondisi politik Indonesia baik di dalam negeri maupun negara-negara lain. Banyaknya gangguan keamanan di dalam negara kesatuan Republik Indonesia dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya pengertian dari penduduk tentang wawasan nusantara, kurangnya kesadaran akan rasa persatuan dan kesatuan yang menjadi daya dukung, integritas, dan identitas bangsa dan negara. Hal tersebut disebabkan karena kurang mengertinya mereka karena kurang pengertian dari makna ketahanan pribadi. Ketahanan pribadi ditumbuhkan sebab adanya ketahanan keluarga, disini arti ketahanan keluarga adalah karena adanya pengaruh yang besar dalam ketahanan pribadi. Keluargalah yang memberitahu dan mengajari serta menunjukkan arti pentingnya dari pertahanan pribadi dimana setiap pribadi disini belajar tentang arti penting dari sebuah ketahanan yang bertujuan untuk memacu ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis yang harus diwujudkan oleh suatu negara dan harus dibina secara dini, secara terus menerus dan sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa yang lain. Tentu saja ketahanan negara tidak semata-mata tugas negara sebagai institusi, apalagi pemerintah. Ketahanan negara merupakan tanggung jawab seluruh anggota bangsa Indonesia baik dalam lingkup pribadi, keluarga dan juga lingkungan yang lebih luas lokal maupun nasional. Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan harus tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela Negara oleh seluruh rakyat. Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan

5

keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

4. KETAHANAN KELUARGA DAN PERAN PENDIDIKAN Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga (Sunarti 2001). Ketahanan keluarga menurut UU No. 10 Tahun 1992 merupakan kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan fisk-material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri, dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. Keluarga merupakan unit dasar masyarakat yang berperan penting dalam menghasilkan

SDM

yang

berkualitas.

Kapasitas

keluarga

mempunyai

keberfungsian dan keberlangsungan masyarakat. Banyak masalah sosial yang terjadi

berawal

dari

kegagalan/ketidak

berfungsian

keluarga

sehingga

menimbulkan berbagai implikasi sosial, ekonomi, dan sebagainya. Contoh : tawuran, kekerasan terhadap anak, seks bebas dan penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja, dll. Komponen Ketahanan Keluarga ada 3 yaitu : 1.

Ketahanan fisik berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi dari luar sistem keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.

6

2.

Ketahanan Sosial merupakan kekuatan keluarga dalam penerapan nilai agama, pemeliharaan ikatan dan komitmen, komunikasi efektif, pembagian dan penerimaan peran, penetapan tujuan serta dorongan untuk maju, yang akan menjadi kekuatan dalam menghadapi masalah keluarga serta memiliki hubungan sosial yang positif.

3.

Ketahanan Psikologis, Kemampuan anggota keluarga untuk mengelola emosinya sehingga menghasilkan konsep diri yang positif dan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas perkembangan keluarga. Kemampuan mengelola emosi dan konsep diri yang baik menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah keluarga yang bersifat non fisik (masalah yang tidak berkaitan dengan materi seperti masalah kesalahpahaman, konflik suami dan istri, dsb).

Fungsi Keluarga yaitu Fungsi keagamaan, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Melindungi, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi Ekonomi Dan fungsi Pembinaan Lingkungan. Tugas Keluarga Keluarga memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus dijalani dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.  Kesejahteraan Keluarga Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

7

 Keharmonisan Keluarga Kondisi keluarga yang menunjukkan interaksi antar anggota keluarga yang baik, selaras, serasi dan seimbang.Suasana keluarga yang ramah, akrab, hangat dan bahagia.

Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan dalam arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut pribadi yang secara suka rela mengikutinya kendatik puasan dalam kenyataan Negara-negara yang maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara diwajibkan belajar untuk tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan perwujudan betapa urgensinya pendidikan bagi manusia. Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai profesi, maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu demikian pula dalam profesi-profesi lainnya. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga yang berfungsi juga membantu keluarga untuk mendidik anak-anak. Anak-anak mendapat pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak dapat di dalam keluarga atau kedua orang tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran maka si anak tidak akan menjadi manusia sebenarnya atau manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.

8

Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang termaksud dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat. Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) Fungsi sosialisasi,(2) Fungsi kontrol sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsilatihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusikultural, (9) Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial. Jeane

H.

Ballantine

(1983)

menyatakan

bahwa

fungsi

pendidikan

dalammasyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi, latihan danalokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi dansocial. Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikandalam masyarakat itu sebagai berikut : (1) memindahkan nilai-nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial (7) membentuk semangat kebangsaan, (8) pengasuh bayi.

9

Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain : 1. Fungsi Sosialisasi. Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalammasyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa berjalandengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga berharap sekolahdapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapatmengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat) agar anak-anak-memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya. Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkannilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi dan tugasnya tersebutsekolah menetapkan program dan kurikulum pendidikan, beserta metode dantekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi nilainilai tersebut berjalan lancar dan mulus. 2. Fungsi Kontrol Sosial. Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan semacam ini individu bisa mengambil nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi dalam kehidupannya sehari-hari. Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan danmengembangkan proses sosialisasi serta kontrol sosial diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas. Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segalaaliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah diIndonesia, sekolah harus

10

menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah. 3. Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat. Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budayabudaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya. Sebagai contoh adalah adanya kurikulum pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa Barat untuk pelestarian budaya disetiap sekolah diwajibkan adanya muatan lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sundaserta kesenian setempat.

Begitu

juga

untuk

daerah-daerah

yang

ada

diIndonesia,

dimaksudkan supaya siswa lebih cinta terhadap daerahnya serta tanah air. 4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkantenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk suaru Perguruan Tinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses seleksi masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus menyerahkan nilai UN (ujiannasional) atau NEM. Dan setelah penyerahan nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah. Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi yang mendapat nilai rendah harus menerima perlakuan untuk masuk di sekolah dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap dan terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.

11

5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial. Fungsi

pendidikan

dalam

perubahan

sosial

dalam

rangka

meningkatkan kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri. 6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat. Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga

menyelenggarakan

pendidikan.

Sekolah

sebagai

penyelenggara

pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai partner masyarakat dan sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi

oleh

corak

pengalaman

seseorang

didalam

lingkungan

masyarakat. Dan ada juga Peran pendidikan diantara lain : Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri yaitu memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda, dan memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban. 12

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Jati Diri Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan. Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Cara Menemukan Jati Diri Dari pengertian jati diri yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya jati diri itu sendiri merupakan suatu manifestasi ideologi hidup seseorang, sehingga bagaiaman cara menemukan jati diri sendiri itu juga merupakan hak mutlak bagi seorang individu untuk menentukan jati dirinya sendiri. Ketika seseorang yang telah dapat memahami akan kemampuan dan kekuatan pada dirinya yang didasari dengan iman dan taqwa pada Tuhan, maka saat itulah seseorang sudah dapat dikatakan menemukan jati dirinya sendiri.

B. SARAN Makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk menambah pemahaman dan memberikan pengatahuan yang lebih bannyak, alangkah baiknya pembaca secara bijaksana memilih atau mancari referensi tambahan tambahan sebagai acuan. Kritik dan saran dan juga kami terima, karena dengan kritik dari saranan makalah ini akan menjadi lebih sempurna.

13

DAFTAR PUSTAKA Abraham H, Maslow. 1997. Motivasi dan kepribadian. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressiud. Maxwel, John C, 2001. The 21 Ireefutable Laws of Leadership. Batam: Interaksara Pedler, Mike. 1997. Kiat Mengembangkan Diri. Penerj. Faisal Mustafa., Jakarta : LPPM dan PT Pustaka Binaman Presindo. Soedarsono, Soemarso. 1999. Penyemaian Jati Diri, Jakarta: Elex Media Komputindo.

V.P. Yance, Chan. 2004. It’s My Life. Jakarta: Elex Media Komputindo. Leila Mona Ganiem. 2010. “Cerdas dan Humanis” dalam Harian Republika, 23 Januari 2010.

14

Related Documents


More Documents from "A.ARIEF.MADROMI"