Makalah Resep Obat

  • Uploaded by: Aya Kinugasa
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Resep Obat as PDF for free.

More details

  • Words: 4,855
  • Pages: 32
Loading documents preview...
TUGAS MAKALAH BLOK ORAL DIAGNOSA SEDIAAN DAN RESEP OBAT

Oleh : Anisa Nur Hakima

141610101043

Fadylla Nuansa Citra B. 1416101010 Indah Putri Arifiana D. 1416101010 Purwa Cahya 1416101010 Grace Valencia Handoko 1416101010

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2016

0

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Blok Oral Diagnosa dan Rencana Perawatan Penyakit Dentomaksilofasial yang berjudul “Sediaan dan Resep Obat” Laporan ini disusun melalui berbagai tahap baik dari pencarian bahan, text book dan dari beberapa referensi yang penulis dapat lainnya. Laporan ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis diantara para pihak yang terlibat Harapan kami dalam penyusunan tugas makalah dapat memenuhi nilai dalam blok Oral Diagnosa dan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, terutama pada saudara-saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang membaca dan masyarakat pada umumnya.

Jember,22 Juli 2016

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 1 DAFTAR ISI...................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang memerlukan pengobatan. Menurut peraturan resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap, dan apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang tertulis dalam resep. Banyak dari kesalahan penulisan resep, salah membacaresep karena tulisan tidak jelas, salah penyiapan dan penyerahan resep oleh petugas farmasi, sampai kesalahan dalam mengonsumsi obatbisa menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena pada umumnya di Indonesia, resep obat masih dibuat dengan tulisan tangan dokter, tidak seperti halnya di negara barat yang sudah menggunakan alat elektronika. Karena masih dengan tilisan tangan inilah sering kali terjadi salah baca oleh apoteker. Contohnya, antara nama obat yang diresepkan dan yang diberikan kepada pasien sering tertukar. Lebih parahnya lagi jika alamat dan nomor kontak diresep juga tidak jelas terbaca. Kesalahan tersebut juga bisa terjadi karena tidak adanya salah satu syarat yang harus dimuat dalam resep. Kesalahan-kesalahan seperti itu seharusnya bisa dicegah. Oleh karena itu kamimembuat makalah yang berjudul”resep” untuk bisa menjadi acuan dalam penulisan resep yang benar sehingga kesalahan-kasalahan dalam penulisan resep bisa dicegah.

1.2

Rumusan Masalah 1. Apakah pengetian resep obat? 2. Bagaimanakah format penulisan resep obat? 3. Bagaimanakah pola penulisan resep obat? 4. Apakah syarat dan prinsip pada penulisan resep? 5. Bagaimanakah penulisan resep berdasarkan bentuk sediaan obat?

1.3

Tujuan 1. Untuk mengetahui perngertian resep obat 2. Untuk mengetahui format penulisan resep obat 3. Untuk mengetahui pola penulisan resep 4. Untuk mengetahui syarat dan prinsip penulisan resep 5. Untuk mengetahui penulisan resep berdasarkan bentuk sediaan obat

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Resep Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker, 4

farmasis pengelola apoteker atau farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi atau meracik obat dalam bentuk sediaan tertentu sesuai dengan keahliannya, takaran dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta, kemudian menyerahkannya kepada yang berhak atau pasien. Lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm.

B. Format Penulisan Resep Resep terdiri dari enam bagian: 1.

Inscriptio, terdiri dari nama dokter, nomor izin praktek dokter, alamat, nomor telepon (jika ada), kota/tempat, serta tanggal penulisan resep. Untuk resep obat narkotika, hanya berlaku untuk satu kota propinsi. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktek pribadi.

2.

Invocatio, yaitu permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = recipe” artinya ambillah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di apotek. Tanda R/ ditulis pada bagian kiri setiap penulisan resep.

3.

Prescriptio atau ordonatio, yaitu nama obat, bentuk obat, dosis, bentuk kemasan, dan jumlah obat. Sangat dianjurkan untuk menulis nama generik (nama umum). Jumlah obat yang terkandung dalam setiap tablet dan supositoria (milligram) atau dalam larutan (mililiter) harus menggunakan singkatan yang dipakai secara internasional yaitu g untuk gram dan ml untuk mililiter. Jika obat racikan (misalnya puyer) di baris bawahnya diberi cara pembuatannya. • Contoh Prescriptio: Parasetamol tab 500mg No. X

4.

Signatura, yang merangkumi tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas demi menjamin keamanan penggunaan obat dan keefektifan terapi. Bentuk umumnya adalah signatura (S), cara pemakaian, bentuk sedian obat, jumlah obat per minum, waktu minum. Contoh: S3dd tab I pc prn artinya tandailah 3x sehari 1 tablet, sesudah makan, jika perlu 5

5.

Subscriptio, yaitu tanda tangan atau paraf dokter penulis resep berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.

6.

Pro (peruntukan), dicantumkan nama dan umur pasien, terutama untuk obat narkotika juga harus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan setempat).

Contoh Resep:

TATA CARA PENULISAN RESEP Tidak ada standar baku di dunia tentang penulisan resep. Untuk Indonesia, resep yang lengkap menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BAB III, pasal 10) memuat: 1. Nama, alamat, Nomor Surat Ijin Praktek Dokter (NSIP) 2. Tanggal penulisan resep 3. Nama setiap obat/komponen obat 4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

6

5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep 6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah melebihi dosis maksimum

LANGKAH PRESKRIPSI 1. Pemilihan obat yang tepat Dalam melakukan prakteknya, dokter pertama kali harus melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik pada pasiennya untuk menegakkan diagnosis. Setelah itu, dengan mempertimbangkan keadaan (patologi penyakit , perjalanan penyakit dan manifestasinya), maka tujuan terapi dengan obat akan ditentukan. Kemudian akan dilakukan pemilihan obat secara tepat, agar menghasilkan terapi yang rasional. Hal yang sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam memilih obat: a. Bagaimana rasio manfaat dengan risiko obat yang dipilih b. Bagaimana keamanan (efek samping, kontra indikasi) obat yang dipilih c. Jenis bahan obat apa (bahan baku, formula standar, bahan generik, atau bahan paten) yang dipilih d. Pertimbangan biaya/harga obat Dengan mempertimbangkan hal di atas, diharapkan preskripsi obat dokter akan tepat berdasar manfaat, keamanan, ekonomi, serta cocok bagi penderita Untuk mewujudkan terapi obat yang rasional dan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna serta biaya, maka seorang dokter perlu memahami kriteria bahan obat dalam preskripsi. Bahan obat di dalam resep termasuk bagian dari unsur inscriptio dan merupakan bahan baku, obat standar (obat dalam formula baku/resmi, sediaan generik) atau bahan jadi/paten Nama obat dapat dipilih dengan nama generik (nama resmi dalam buku Farmakope Indonesia) atau nama paten (nama yang diberikan pabrik). Pengguna jenis obat paten perlu memperhatikan kekuatan bahan aktif dan atau komposisi obat yang dikandung di dalamnya agar pemilihan obat yang rasional dapat tercapai dan pelayanan obat di apotek tidak menjumpai adanya masalah. Contoh: Apabila dalam terapi perlu diberikan bahan obat Paracetamol, maka dapat dipilih bahan baku (ada di apotik), sediaan generik berlogo (bentuk tablet atau sirup paracetamol atau sediaan paten) Jumlah obat yang ditulis di dalam resep tergatung dari lama pemberian dan frekuensi pemberian. Parameter yang diperlukan untuk menentukannya adalah lama perjalanan 7

penyakit, tujuan terapi, dan kondisi penderita. Jumlah obat dituliskan dengan angka Romawi untuk jenis sediaan jadi/paten Contoh: Tab. Sanmol 500 mg no. X atau Tab. Sanmol 500 mg da X Bahan/sediaan obat dalam preskripsi berdasarkan peraturan perundangan dapat dikategorikan: a. Golongan obat narkotika atau O (ct: codein, morphin, pethidin) b. Golongan obat Keras atau G atau K Dibedakan menajadi 3: - Golongan obat Keras tertentu atau Psikotropika (diazepam dan derivatnya) - Golongan obat Keras atau K (ct: amoxicillin, ibuprofen) - Golongan obat wajib apotek atau OWA (ct: famotidin, allopurinol, gentamycin topical) c. Golongan obat bebas terbatas atau W (ct: paracetamol, pirantel palmoat) d. Golongan obat bebas (ct: Vitamin B1, Vitamin C) Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus) jumlah obat tidak cukup hanya dengan angka saja, namun disertai dengan huruf angka tersebut, misal X (decem) dan agar sah harus dibubuhi tanda tangan dokter (bukan paraf). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan obat di masyarakat.

2. Penetapan cara pemberian dan aturan dosis yang tepat a. Cara pemberian obat Obat diberikan dengan berbagai macam cara (per oral, per rectal, parenteral, topical, dll). Hal yang diperlukan dalam menentukan cara pemberian obat: - Tujuan terapi - Kondisi pasien - Sifat fisika-kimia obat - Bioaviabilitas obat - Manfaat (untung-rugi pemberian obat) Cara pemberian yang dipilih adalah yang memberikan manfaat klinik yang optimal dan memberikan keamanan bagi pasien. Misalkan pemberian obat Gentamicyn yang diperlukan untuk tujuan sistemik, maka sebaiknya dipilih lewat parenteral. NSAIDs yang diberikan pada penderita gastritis sebaiknya dilakukan pemberian per rectal. b. Aturan dosis (dosis dan jadwal pemberian) obat DOSIS

8

Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per individual. Hal ini mengingat bahwa respon penderita terhadap obat sangat individualistis. Penentuan dosis perlu mempertimbangkan: 1) kondisi pasien (seperti: umur, berat badan, fisiologi dan fungsi organ tubuh) 2) kondisi penyakit ( akut, kronis, berat/ringan) 3) Indeks terapi obat (lebar/sempit) 4) variasi kinetik obat 5) cara/rumus perhitungan dosis anak ( pilih yang paling teliti) Perhitungan dosis pada anak secara ideal menggunakan dasar ukuran fisik (berat badan atau luas permukaan tubuh). Apabila dosis anak dihitung dengan perbandingan dengan dosisi dewasa, yaitu dengan memakai rumus perhitungan dosis anak (antara lain Young, Clark), maka perlu diperhatikan tentang ketelitian dari rumus yang dipakai. JADWAL PEMBERIAN Jadwal pemberian ini meliputi frekuensi, satuan dosis per kali dan saat/waktu pemberian obat. Dalam resep tertuang dalam unsur signatura. FREKUENSI Frekuansi artinya berapa kali obat yang dimaksud diberikan kepada pasien. Jumlah pemberian tergantung dari waktu paruh obat, BSO, dan tujuan terapi. Obat anti asma diberikan kalau sesak (p.r.n) namum bila untuk menjaga agar tidak terjadi serangan asma dapat diberikan secara teratur misal 3 x sehari (t.d.d). SAAT/WAKTU PEMBERIAN Hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam pemberiannya memiliki efek optimal, aman dan mudah diikuti pasien. Misal: Obat yang absorbsinya terganggu oleh makanan sebaiknya diberikan saat perut kosong 1/2 – 1 jam sebelum makan (1/2 – 1 h. a.c), obat yang mengiritasi lambung diberikan sesudah makan (p.c) dan obat untuk memepermudah tidur diberikan sebelum tidur (h.s), dll. LAMA PEMBERIAN Lama pemberian obat didasarkan perjalanan penyakit atau menggunakan pedoman pengobatan yang sudah ditentukan dalam pustaka/RS. Misalkan pemberian antibiotika dalam waktu tertentu (2 hari setelah gejala hilang untuk menghindari resistensi kuman, obat simtomatis hanya perlu diberikan saat simtom muncul (p.r.n), dan pada penyaklit kronis (misal asma, hipertensi, DM) diperlukan pemberian obat yang terus menerus atau sepanjang hidup (ITER!) 3. Pemilihan BSO yang tepat Pemilihan BSO dalam preskripsi perlu dipertimbangkan agar pemberian obat optimal dan harga terjangkau. Faktor ketaatan penderita, factor sifat obat, bioaviabilitas dan factor sosial ekonomi dapat digunakan sebagai pertimbangan pemilihan BSO 4. Pemilihan formula resep yang tepat

9

Ada 3 formula resep yang dapat digunakan untuk menyusunan preskripsi dokter (Formula marginalis, officialis aau spesialistis). Pemilihan formula tersebut perlu mempertimbangkan: - Yang dapat menjamin ketepatan dosis (dosis individual) - Yang dapat menajaga stabilitas obat - Agar dapat menjaga kepatuhan pasien dalam meminum obat - Biaya/harga terjangkau 5. Penulisan preskripsi dalam blanko resep yang benar (lege artis) Preskripsi lege artis maksudnya adalah ditulis secara jelas, lengkap (memuat 6 unsur yang harus ada di dalam resep) dan sesuai dengan aturan/pedoman baku serta menggunakan singkatan bahasa latin baku, pada blanko standar (ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm) 6. Pemberian informasi bagi penderita yang tepat Cara atau aturan harus tertulis lengkap dalam resep, namun dokter juga masih harus menjelaskan kepada pasien. Demikian pula hal-hal atau peringatan yang perlu disampaikan tentang obat dan pengobatan, misal apakah obat harus diminum sampai habis/tidak, efek samping, dll. Hal ini dilakukan untuk ketaatan pasien dan mencapai rasionalitas peresepan PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER 1. Ukuran blanko resep (ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm) 2. Penulisan nama obat (Bagian Inscriptio): a. Dimulai dengan huruf besar b. Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi (dalam farmakope Indonesia atau nomenklatur internasional) misal: ac. Salic; acetosal c. Tidak ditulis dengan nama kimia (missal: kali chloride dengan KCl) atau singkatan lain dengan huruf capital (missal clorpromazin dengan CPZ) 3. Penulisan jumlah obat a. Satuan berat: mg (milligram), g, G (gram) b. Sataun volume: ml (mililiter), l (liter) c. Satuan unit: IU/IU (Internasional Unit) d. Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi. Misal: - Tab Novalgin no. XII - Tab Stesolid 5 mg no. X (decem) - m.fl.a.pulv. dt.d.no. X e. Penulisan alat penakar: Dalam singkatan bahasa latin dikenal: C. = sendok makan (volume 15 ml) Cth. = sendok teh (volume 5 ml) Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml) Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan senok makan rumah tangga karena volumenya tidak selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk

10

sendok teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten. f. Arti prosentase (%) 0,5% (b/b)  0,5 gram dalam 100 gram sediaan 0,5% (b/v)  0,5 gram dalam 100 ml sediaan 0,5% (v/v)  0,5 ml dalam 100 ml sediaan g. Hindari penulisan dengan angka desimal (misal: 0,...; 0,0....; 0,00...) 4. a. Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg b. Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal: - Allerin exp. Yang volume 60 ml atau 120 ml - Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube 5. Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan tidak hanya untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officialis dan spesialistis Misal: m.f.l.a.pulv. No. X Tab Antangin mg 250 X Tab Novalgin mg 250 X 6. Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian (bagian signatura) a. Harus ditulis dengan benar Misal: s.t.d.d. pulv. I.p.c atau s.p.r.n.t.d.d.tab.I b. Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian ”tapering up/down” gunakan tanda s.u.c (usus cognitus = pemakaian sudah tahu). Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas dengan bahasa yang dipahami. 7. Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup (untuk 1 R/) atau tanda pemisah di antara R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan pada setiap R/. 8. Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan. 9. Penulisan tanda Iter (Itteretur/ harap diulang) dan N.I. (Ne Iterretur/tidak boleh diulang) Resep yang memerlukan pengulanagan dapat diberi tanda: Iter n X di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda: NI di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang tidak boleh diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. 10. Penulisan tanda Cito atau PIM Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena obat sangat diperlukan bagi penderita, maka resep dapat diberi tanda Cito atau PIM dan harus ditulis di sebelah kanan atas resep. 11

C. Pola Penulisan Resep

D. Tanda-tanda pada Resep 1.

Tanda Segera Dilakukan bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera. Tanda segera atau

tulisan peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep yaitu:    

Cito! : segera Urgent : penting sekali Statim : penting sekali PIM (Periculum in mora) : berbahaya bila ditunda. 12

Urutan yang didahulukan adalah PIM, Urgent, Statim dan Cito!. 2. Tanda resep dapat diulang Jika dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter (iteratie) dan berapa kali resep boleh diulang. Misalnya tertulis iter 1x, artinya resep dapat dilayani 2 x. Bila iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1+2 = 3 x. Hal ini tidak berlaku untuk resep narkotika yang harus ditulis resep baru. 3. Tanda resep tidak dapat diulang Jika dokter menghendaki agar resepnya tidak boleh diulang tanpa sepengetahuannya, maka dituliskan di sebelah atas blanko resep tanda n.i (ne iteratur = tidak dapat diulang) (ps. 48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981). Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ Menkes Republik Indonesia. 4. Tanda resep bila dosis pakai melampaui dosis maksimum Jika jumlah obat yang diberikan melebihi dosis maksimum dan dokter penulis resep memang menginginkan, maka di belakang nama obatnya diberi tanda ! (tanda seru) dan paraf dokter. 5. Resep yang mengandung narkotik Resep yang mengandung narkotik tidak boleh ada tanda iterasi yang berarti dapat diulang; tidak boleh ada m.i (mihiipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri; tidak boleh ada u.c (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dari resep obat lainny Contoh resep dengan tanda khusus:

13

E. Persyaratan Menulis Resep dan Prinsipnya Syarat-syarat dalam penulisan resep mencakupi: 1.

Resep ditulis dengan jelas dengan tinta secara lengkap di kop resep serta tidak ada keraguan dalam pelayanannya dan pemberian obat.

2.

Satu lembar kop resep hanya digunakan untuk satu pasien.

3.

Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran sendok pada signatura bila genap ditulis angka romawi, tetapi bila angka pecahan ditulis latin. Sebagai contoh: Cth. I atau Cth. ½, Cth 1½.

4.

Menulis jumlah wadah atau menulis numeru (nomor) selalu genap, walaupun dibutuhkan satu setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. No. II atau Fls. II saja.

5.

Paraf atau tandatangan dokter yang bersangkutan harus ditulis setelah signatura untuk menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin.

6.

Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka Romawi.

7.

Nama pasien dan umur harus ditulis dengan jelas. 14

8.

Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh pihak dokter bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan resep tidak boleh iter (diulangi) tanpa resep dokter.

9.

Resep hanya berlaku di satu propinsi dan satu kota.

10. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum (untuk kalangan sendiri) serta menghindari material oriented. 11. Tulisan yang sulit dibaca dihindari karena hal ini dapat mempersulit pelayanan. 12. Resep merupakan rekam medis bagi dokter dalam praktek dan bukti pemberian obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasis di apotek maka kerahasiannya wajib dijaga. Catatan penting dalam penulisan resep: 1. Nama obat sebaiknya tidak ditulis dengan rumus kimianya, contoh : CHCl3. 2. Jumlah obat dalam gram tidak perlu ditulis satuannya contoh : R/

Ampicillin Codein

3 mg 100

mf pulv no XV s 4 dd p I 3. Penulisan kekuatan jumlah obat harus jelas contoh : R/ tablet diazepam no. X, bila tidak ditulis kekuatan obat diambil yang terendah (2 mg) 4. Tuliskan dengan jelas : - bentuk sediaan misal tablet, pulveres - aturan pemakaian, misal Sbdd tab I - cara pemberian : oral, parenteral.

15

F. Penulisan Resep Kapsul/Tablet/Pil Contoh: drg. Saskia S I D : 112/2001 S I P : 413/2004 PRAKTEK : RUMAH : JL.R. Sukamto no.8 Jl.Mahakam No.5 Tlp.711222 plg Tlp.814100 Plg Palembang, 0509-2013 R/ Amoksisilin caps 500mg no. XXI S 3 dd caps I p.c

sk R/ Parasetamol tab 500mg no. X S 3 dd tab I p.r.n

sk Pro : Kunthi ( 24 thn)

Keterangan: •

S3dd caps I p.c  tandailah 3x sehari 1 kapsul setelah makan.



S3dd tab I p.r.n  tandailah 3x sehari 1 tablet jika perlu.

G. Penulisan Resep Pulveres Contoh penulisan resep pulveres: drg. Saskia S I P : 413/2004 Alamat : JL.R. Sukamto no.8 Tlp.814100 Palembang Palembang, 0509-2013 R/ Amoksisilin 100mg S. lact q.s. m.f. pulv. dtd. no. X S 3 dd pulv. I p.c

sk R/ Acetaminophen 100mg S. lact q.s. m.f. pulv. dtd. no. X da in caps S 3 dd caps. I prn Pro : Rossita ( 24 thn)

sk

16

Keterangan: •

s. lact q.s.  ditambahkan s. lactis secukupnya.



m.f. pulv. dtd. No. XXI  buat dan campurlah dalam bentuk pulveres (puyer), masing-masing dengan dosis diatas sebanyak 1p buah.



S3dd pulv I p.c  tandailah 3x sehari 1 serbuk/bungkus setelah makan.



da in caps  masukkan ke dalam kapsul



S3dd caps I prn  tandailah 3x sehari 1 kapsul jika perlu

H. Penulisan Resep Sirup Contoh: drg. Saskia S I D : 112/2001 S I P : 413/2004 PRAKTEK : RUMAH : JL.R. Sukamto no.8 Jl.Mahakam No.5 Tlp.711222 plg Tlp.814100 Plg Palembang, 05-09-2013 R/ Amoksisilin syr 125mg/5cc fls No. II S 3 dd cth I p.c

sk

Keterangan: •

fls (flask) : botol kaca



S3dd cth I p.c  tandailah 3x sehari 1 sendok teh setelah makan.

17



Farmakope Ind.  1 sendok kecil = 5ml, atau sendok teh 1 sendok besar = 15 ml atau sendok makan, 1 ml = 20 tetes

Catatan: Jika sediaan sirup tidak dituliskan maka berarti maksudnya sediaan yang terkecil, misalkan amoksisilin ada dua kemasan yang 125 dan 250/5ml, kalau tidak ditulis berarti yang 125mg/5ml. I.

Penulisan Resep Obat Kumur Yang perlu diingat adalah bentuk sediaan dan bentuk kemasannya. drg. Saskia S I D : 112/2001 S I P : 413/2004 PRAKTEK : RUMAH : JL.R. Sukamto no.8 Jl.Mahakam No.5 Tlp.711222 plg Tlp.814100 Plg Palembang,

Contoh: Resep solusio povidon iodin 1% dikumur 2x sehari.

05-09-2013 R/ Sol Povidon iodin 1% flc No. I S 2dd garg.

sk Keterangan:

J.



flc (flacon) : botol plastic



garg (gargarisma) : obat kumur

Penulisan Resep Obat Injeksi Contoh:

18

drg. Saskia S I D : 112/2001 S I P : 413/2004 PRAKTEK : RUMAH : JL.R. Sukamto no.8 Jl.Mahakam No.5 Tlp.711222 plg Tlp.814100 Plg Palembang, 05-09-2013

Keterangan:

R/ Viccilin inj. Vial IV S.i.m.m

Sk R/ Lidocain inj.amp.I S.i.m.m

Sk

inj. : injeksi



vial : botol untuk injeksi



i.m.m : keterangan dokter / dalam tangan dokter

Pro : Ny. Marshanda (40 tahun)

J.



Penulisan Resep Obat Topikal Contoh: drg. Saskia S I P : 413/2004 Alamat : JL.R. Sukamto no.8 Tlp.814100 Palembang Palembang, 05-09-2013 R/ Kenalog in orabase 5gr tube no.I Suc Pro : Maulidia (20 thn)

sk

drg. Saskia S I P : 413/2004 Alamat : JL.R. Sukamto no.8 Tlp.814100 Palembang Palembang, 05-09-2013 R/ Myconazole cr. 2% tube no.I Sue Pro : Dana (14 thn)

sk

K. Singkatan Bahasa Latin dalam Resep A 19

 a

ante

sebelum

 aa

ana

sama banyak

 a.c

ante coenam

sebelum makan

 a.d

auris dextra

telinga kanan

 a.h

alternis horis

setiap selang sejam

 a.n

ante noctem

malam sebelum tidur

 a.p

ante prandium

sebelum makan malam

 ad.lib

ad libitum

sesuka yang diinginkan

 a.u.e

ad usum externum

untuk obat luar

 ad.us.prop

ad usum propium

untuk dipakai sendiri

 ad p. dolen

ad partes dolentes

pada bagian2 yang sakit

 add.

adde

tambahkan

 aq.

aqua

air

 amp.

ampulla

ampul

 aq.ad

aquae detillata

air suling

 aurist

auristillae

obat tetes telinga

 ad

-

sampai

B  b

bis

dua kali

 b.d.d.

bis de die

sehari dua kali

20

 b.d.d.c

bis de die cochlear

sehari 2x1 sendok makan

 b.in.d

bis in die

sehari dua kali

 bib.

bibe, bibatur

hendaknya

 b.t.i.d

bis et ter in die

dua atau tiga kali sehari

 brach

brachium

lengan

 bid

biduum

waktu dua hari

 c

cochlear

sendok

 c

cum

dengan

 c.m

cras mane

besok pagi

 c.v

cras vespere

besok sore

 cap

capsulae

kapsul

 c.c

cochlear cibarium

sendok makan

 c.p

cochlear parvum

sendok bubur

 c.th

cochlear theae

sendok teh

 comp.

compositus

campuran

 citiss

citissime

segera

 cit.

cito

cepat

 col.oris

collutio oris

obat cuci mulut

 conc.

concentratus

pekat

diminum

C

21

 collyr.

collyrium

obat cuci mata

 conspers

conspersus

serbuk tabur

 d

dies

hari

 d

dosis

takaran

 d

dexter

kanan

 d.c

durante coenam

selama sedang makan

 d.c.f

da cum formula

berilah dengan resepnya

 d.d.

de die

setiap hari

 d.in 2 plo

da in duplo

berilah dua kali banyaknya

 d.i.d.

da in dimidio

berilah separuhya

 d.s.

da signa

berikan dan tandailah

 d.t.d.

da tales dosis berikan dgn dosis sebanyak

 da ad lag

da ad lagenam

berikanlah dalam botol

 det

detur

hendaknya diserahkan

 dil.

dilutus, dilutio

diencerkan, encer

 div.

divide

bagi-bagilah

 d.s.s.ven

da sub signo vaneni

berikan dgn tanda racun

 e.g.

exampli gratia

misalnya

D

E

22

 empl

emplastrum

pleister

 emuls

emulsum

emulsi

 enem

enema

obat semprot melalui rektum

 extend

extende

ulaskan

 extr.

extractum

ekstrak

 extr.liq.

extractum liquidum

extrak cair

 extr.spir.

extractum spirituosa ekstrak yang dibuat dengan spir

 extr.sicc.

extractum siccum

ekstrak kering

 extr.spiss.

extractum spissum

ekstrak kental

 extr.fl.

extractum fluidum

ekstrak encer

 extr.aquos

extractum aquosum

ekstrak dengan air

 f

fac,fiat,fiant

buatlah

 f.l.a

fac lege artis

buatlah menurut aturan keahlian

 flav

flavum, a, us

kuning

 feb.dur

febri durante

selama demam

 form

formula

resep

 fusc.

fuscus

coklat

 filtr

filtra, filtretur

saring

 fol

folia

daun

F

23

 fom

fomentum

obat kompres

 Frust

frustum,frustulus

sepotong

 garg.

gargarisma

obat kumur

 gi.ar.

gummi arabicum

gom arab

 gtt

guttae

tetes

 guttat

guttation

tetes demi tetes

 gtt.ad aur

guttae ad aures

obat tetes telinga

 gtt.nasal

guttae nasales

obat tetes hidung

 gtt.ophth

guttae ophtalmicae

obat tetes mata

 Gran

granulum

butir

 H

hora

jam

 H.d.

hora decubitus

pada waktu tidur

 H.m.

Hora matutira

pada pagi hari

 H.s.

Hora somni

pada waktu sebelum tidur

 i.c

in ter cibes

antara 2 waktu makan

 i.m.m

in manum medici

berikan keterangan dokter

 Inhal

inhalatio

obat untuk dihisap

 Inj.

Injectio

obat suntik

G

H

I

24

 Inf.

Infusum

air rebusan

 Iter

iteretur

hendaknya/harap diulang

 lin

linimentum

obat gosok

 l.a.

lege artis

menurut aturan keahlian

 lat dol

lateri dolenti

pada sisi yang sakit

 liq.

liquidum,us

cair

 limp

limpidus

jernih

 loc.

locus

tempat

 lot.

lotio

obat cair (obat luar)

 lag guttae

lagene guttatoris

botol tetesan

 lit or

litus oris

cairan untuk dioleskan di mulut

 loc dot

locus dolens

tempat yang terasa sakit

 m

misce, atur

harap dicampur

 m.f.

misce fac

campur dan buatlah

 mg

milligramma

miligram

 m.f.l.a.

misce fac lege artis

campur dan buatlah menurut keahlian

 m.d.s.

misce da signa

campurlah,serahkan dan tandailah

 n

nocte

malam

L

M

N

25

 n.i.

no itereter

jangan diulang

 ne det

ne detur

belum diserahkan

 ne iter

ne itereter

harap jangan diulang

 no

nomero

jumlah

 non rep

non repetatur

harap jangan diulang

 nov

novus

baru, segar

 Neutral

netral

dinetralkan

 Nebul

nebula

kapsul

 Nim

nimis

terlampau banyak

 Non n

nonnuli

beberapa

 o.h

omni hora

setiap jam

 0.¼.h.

omni quarta hora

setiap seperempat jam

 o.b.h.

omni bihorio

setiap 2 jam

 o.m.

omni mane

tiap pagi

 o.n.

omni nocte

tiap malam

 ol.

oleum

minyak

 o.h.c.

omni hora cochlear

setiap jam satu sendok

 ov.

ovum

telur

O

P

26

 p.c.

post coenam

setelah makan

post cibas,ciba,cibum  p.r.n.

pro re nata

kalau perlu

 P.t.

perstetur

hendaknya diteruskan

 prand.

prandium

makan malam

 Pro vagin

pro vagina

dimasukkan ke vagina

 pulv ten

pulvis tenuis

serbuk halus

 pulv

pulvis

serbuk tak terbagi

 pulv

pulveres

serbuk terbagi

 pot

potio

obat minum

 p.c.c.

pro copie conform

sesuai dengan aslinya

 pulv.adsp.

pulvis adspersorius

bedak tabur

 pulv.dentfr.

pulvis dentrificius

serbuk gosok gigi

 q

qua que

setiap, masing-masing

 q.d.d.

quattuor de die

 q.d.d.

quinque de die

sehari 5x…

 q.s.

quantum satis/

secukupnya

Q

sehari 4x…

quantum sufficit  q.h

quaque hora

tiap jam

 q.v

quantum voluens

sebanyak anda suka 27

 quart

quartus

seperempat

 quar sing

quaram singulae

masing2 diambil satu

 r.p.

recenter paratus

dibuat baru

 rec

recens

baru, segar

 re iter

re itereter

harap diulang lagi

 rub.

rubrum, a

merah

 s

signa

tandailah

 s.d.d.c

seme de die cohlear

sehari 1x 1 sendok makan

 s.o.s.

si opus sit

jika perlu

 sol.

solutio

larutan

 s.q

sufficiente quantitate dengan jumlah yang cukup

 s.n.s.

si necesse sit

jika diperlukan

 sat

saturatus

dijenuhkan

 sum

sumendum

untuk dipakai

 spir.

spiritus

spiritus

 s.n.s.

si necesse sit

jika perlu

 sing.

singulorum

dari masing-masing

 supp.

suppositorium

suppositoria

R

S

28

 syr.

syrupus

sirup

 t

ter

tiga kali

 t.d.d.

ter de die

sehari tiga kali

 tab

tabletta

tablet

 tct.

tinctura

tingtur

 troch

trochicus

kue

 u.c

usus cognitus

pemakaian diketahui

 u.e.

usus externus

pemakaian luar

 u.n.

usus noctus

pemakaian diketahui

 u.v.

usus veterinarius

pemakaian dalam kedokteran hewan

 ung.

unguentum

salep

 vesp.

vespere

sore hari

 vehic.

vehiculum

bahan pembawa

 vasc

vasculum

cangkir

 v.s.

venaesectio

perdarahan

T

U

V

29

BAB III PENUTUP Kesimpulan 1.

Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang diberi kepada apoteker, farmasis pengelola apoteker atau farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi atau meracik obat dalam bentuk sediaan tertentu sesuai dengan keahliannya, takaran dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta, kemudian menyerahkannya kepada yang berhak atau pasien.izin berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. 2. Resep terdiri dari 6 bagian yaitu Inscriptio, Invocatio, Prescriptio atau ordonatio, Signatura, Subscriptio dan Pro (peruntukan), 3. Penulisan resep obat tergantung dengan bentuk sediaan obat.

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono H. dan Diandini D. 2007. Menulis Resep. Jakarta: Bagian Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. Jas A. 2009. Perihal Resep & Dosis Serta Latihan Menulis Resep. 2nd ed. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara Press. 3. Kusumastuti E. 2011. Resep. Inderalaya: Bagian Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 4. Syamsuni, H.A., 2007. Ilmu Resep. Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

31

Related Documents

Makalah Resep Obat
February 2021 1
Waktu Dan Resep Obat
January 2021 0
Resep Obat Utk Kasus2.pdf
February 2021 1
Makalah Interaksi Obat
February 2021 1
Makalah Distribusi Obat
January 2021 2

More Documents from "Susan"

Makalah Resep Obat
February 2021 1
01. Makalah Industri Gula
January 2021 2
Isi Makalah
February 2021 1
January 2021 2
2019 Civ Bar Q.docx
February 2021 0