Makalah Tahap Perkembangan Seksual Dan Psikososial Seks

  • Uploaded by: Semy Simbala
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Tahap Perkembangan Seksual Dan Psikososial Seks as PDF for free.

More details

  • Words: 3,333
  • Pages: 20
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan seksual dan psikososial seks pada manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang.

Seiring

dengan

perkembangannya,

studi

tentang

perkembangan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah babybiographies, sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak sampai dewasa, kemudian berkembang dengan munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat proses perkembangan manusia. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang perkembangan baik secara seksual dan psikososial dalam tahap perkembangan manusia. Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan.Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia terutama dari segi perkembangan seksual dan psikososial seks, sehingga dalam makalah ini kami akan membahas tentang tahap-tahap perkembangan seks dan psikososial seks. B. Tujuan Penulisan 1. Memahami tahap-tahap perkembangan seksual dan psikososial seks 2. Memahami perilaku seks dalam memenuhi kebutuhan seksual

1

BAB II PEMBAHASAN

2

A. Tahap-tahap Perkembangan Seksual dan Psikososial Seks Perkembangan merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang mungkin terjadi pada seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Sebagian besar perkembangan meliputi perubahan, sekali pun kemunduran menjadi bagian di dalamnya (misalnya, kemampuan mengolah informasi menjadi lebih lambat pada orang dewasa yang lebih tua). Para peneliti yang mempelajari perkembangan merasa tergugah keingintahuannya pada sifat perkembagan yang universal dan variasi yang terjadi pada tiap-tiap individu. Pola dari perkembangan seksual menjadi kompleks karena merupakan hasil dari proses pertumbuhan reproduksi sejak bayi sampai dewasa. 1. Masa Prenatal dan Bayi Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel sperma memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote) adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa yaitu : a. Masa germinal-minggu ke 1 hingga ke 2: Masa germinal ini dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel pada dinding Rahim. b. Masa embrionik-minggu ke 3 hingga ke 8: Sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel meningkat secara tajam. Pada minggu ketiga, saluran saraf yang nantinya akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-21, mata mulai muncul dan pada hari ke-24 sel-sel

3

yang akan membentuk jantung mulai membedakan diri. Selama minggu ke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul. c. Masa fetal-bulan 2 hingga 9: Organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Pada bulan ke-6, mata dan kelopak mata telah terbentuk sempurna, rambut-rambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga muncul serta pernapasan walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 7 hingga 9 bulan dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta beberapa organ yang mulai berfungsi. Bulan-bulan dan tahun pertama bayi dihabiskan untuk menyempurnakan organ-organ yang penting. Masa bayi (masa perkembangan dalam 18 hingga 24 minggu setelah kelahiran) merupakan masa yang paling kaya akan perbahan, kedua setelah masa prenatal. Semasa bayi anak-anak mengalami perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah. Refleks. Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Mereka lahir ke diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara genetika untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap ada sepanjang hidup, misalnya batuk,

4

mengedip dan menguap. Sementara beberapa refleks lainnya seperti menggenggam apapun yang menyentuh ujung jari atau mengisap apapun yang berada di dekat mulut mereka, akan menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu bersamaan dengan semakin matangnya fungsi otak mereka, dan bagaimana bayi secara sadar mampu mengatur perilaku mereka sendiri. Keterampilan Motorik dan Persepsi. Secara sejarah, peneliti seperti Arnold Gesell (1934) beranggapan bahwa pencapaianpencapaian motorik terkua sebagai bagian dari rancangan genetika. Akan tetapi, para psikolog kini mengakui bahwa perkembangan motorik bukan hanya dikarenakan akibat bawaan atau lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi melakukan sesuatu, mereka mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru tersebut merupakan hasil dari pertemuan beragam faktor: perkembangan system saraf, kemampuan tubuh, kemungkinanuntuk melaakukan gerak, tujuan yang ingin dicapai oleh bayi dan dukungan dari lingkungannya untuk mencapai kemampuan tersebut. Para psikolog juga meyakini bahwa kemampuan motoric dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara terus-menerus mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan melaluui indra mereka. Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi untuk memperoleh pengetahuan mengenai dunia ini. Para psikolog yang mempelajari bayi telah mempelajari bahwa persepsi bayi adalah dengan meneliti secara sistematis apa yang

5

dilihat oleh bayi. Cara lain untuk mempelajari persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada rangsangan tertentu. Otak. Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi, 100 miliar neuron di otaknya hanya saling terhubung secara minimal. Namun pertambahan usia hingga 2 tahun, dendrit-dendrit dari neuronnya bercabang-cabang

sehingga

neuron-neuronnya

mulai

saling

berhubungan. Aspek penting lainnya dari perkembangan otak di masa kanak-kanak adalah peningkatan secara tajam pada hubungan antar sinaps. Sinaps yang merupakan celah antar neuron yang menjadi jembatan neurotransmitter. Para peneliti telah menemukan bahwa sedikitnya ada dua kali jumlah sinaps dibandingkan dengan sinaps yang akan pernah kita gunakan. Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari pengalaman yang kaya, maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara normal.

2. Masa Kanak-kanak Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal ini dikarenakan anak-anak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perjalanan kita melalui masa kanak-kanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut hingga masa sekolah dasar. Kita akan mengenali pentingnya mengambil pandangan positif atas masa kanak-kanak.

6

Tahapan perkembangan ini disebut tahapan psikoseksual karena memperesentasikan suatu kebutuhan(dan pemuasan) seksual yang menonjol pada stiap tahapan perkembangan. Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan kebutuhan seksual pada setiap tahapan disebut fiksasi berpotensi menyebabkan gangguan perilaku pada waktu dewasa. Tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual pada kanakkanak yaitu : a. Tahap oral (0-1 tahun) Kontak pertama yag dilakukan oleh bayi setelah kelahirannya adalah melalui mulut(oral). Kepuasan seksual(kesenangan) pada saat ini diperoleh melalui mulut, yakni melalui berbagai aktivitas mulut seperti makan, minum, dan menghisap atau menggigit. Fiksasi pada tahap ini menyebabkan orang mengembangkan kepribadian oral, yakni menjadi orang yang tergantung dan lebih senang untuk bertindak pasif dan menerima bantuan dari orang lain. Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa percaya, baik kepada diri sendiri, dan orang lain. Cinta adalah perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anakanak yang dicintai tidak akan banyak menemui kesulitan dalam menerima dirinya, sebaliknya anak-anak yang merasa tidak diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dirinya sendiri, dan belajar untuk tidak mempercayai orang lain, serta memandang dunia sebagai tempat yang mengancam. Efek penolakan pada fase oral akan membentuk

7

anak menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif, benci, dan kesepian. b. Tahap anal (1-3 tahun) Interaksi melalui fungsi pembuangan

isi

perut(anal)

dan

memperoleh kesenangan melalui aktivitas-aktivitas pembuangan. Pada fase anal anak banyak berhadapan dengan tuntutan-tuntutan orangtua, terutama yang berhubungan dengan toilet training, dimana anak memperoleh pengalaman pertama dalam hal kedisiplinan. Fiksasi pada tahapan ini menyebabkan anak mengembangkan kepribadian anal, yakni menjadi orang yang sangat menekankan kepatuhan, konformitas, keteraturan, menjadi kikir, dan suka melawan atau memberontak. Tugas perkembangan pada fase ini adalah anak harus belajar mandiri, dan belajar mengakui dan menangani perasaan-perasaan negatif. Banyak sikap terhadap

fungsi

tubuh

sendiri

yang

dipelajari

anak

dari

orangtuanya. Selama fase anal anak akan mengalami perasaanperasaan negatif seperti benci, hasrat merusak, marah, dan sebagainya, namun mereka harus belajar bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa diterima. Hal penting lain yang harus dipelajari anak adalah bahwa mereka memiliki kekuatan, kemandirian, dan otonomi. c. Tahap palis (3-5 tahun) Pada fase ini anak laki-laki dan perempuan senang menyentuh (mengeksploitasi)

organ

kelaminnya

untuk

memperoleh

kesenangan sambil melakukan fantasi-fantasi seksual. Anak laki-

8

laki mengembangkan fantasi seksual dengan ibunya disebut oedipus complex dan anak perempuan mengembangkan fantasi seksual dengan ayahnya disebut electra complex. Jika konflik oedipal ini tak terpecahkan, anak laki-laki aka berkembang menjadi homoseksual atau heteroseksual sedangka anak perempuan akan menjadi wanita genit penggoda pria atau lesbian.. Fase Phalic juga merupakan periode perkembangan hati nurani, dimana anak belajar mengenai standar-standar moral. Selama fase ini anak perlu belajar menerima perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka membutuhkan contoh yang memadai bagi identifikasi peran seksual, untuk mengetahui apa yang benar dan salah, serta apa yang maskulin dan feminin, sehingga mereka memperoleh perspektif yang benar tentang peran mereka sebagai anak laki-laki atau anak perempuan. d. Tahap laten (6-12 tahun) Pada tahap ini anak laki-laki dan anak perempuan menekankan semua

isu-isu

oedipal

dan

kehilangan

minat

seksualnya.

Sebaliknya, mereka mulai melibatkan dirinya ke dalam kelompok bermain yang terdiri atas anak-anak lain dari jenis kelamin yang sama, baik kelompok yang kelompok yang bersifat full male atau full female. Namun berkurangnya perhatian pada masalah seksual

9

itu bersifat laten dan masih akan terus memberikan pengaruh pada tahap perkembangan kepribadian berikutnya. 3. Masa Pubertas (Remaja) Ketika memasuki masa pubertas anak-anak mulai tertarik satu sama lain dengan lawan jenisnya dan menjadi manusia yang lebih matang. Mereka saling mengembangkan afeksi (hubungan) dan minatminat seksual, cinta, dan bentuk-bentuk keterikatan yang lain. Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya, karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk dibicarakan. Kata remaja diterjemahkan dari bahasa inggris adolescence atau adolecere (bahasa latin) yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. Sifatsifat remaja sebagaian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa kanakkanaknya, tapi juga belum menunjukan sifat-sifat sebagai orang dewasa.

Hurlock

(1991:206),

menyatakan

awal

masa

remaja

berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat

10

singkat. Periodisasi remaja ini sifatnya relatif karena masing-masing ahli mapun negara menggunakan pendekatan yang berbeda-beda. Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum dipandang sudah matang, yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa. Masa remaja, seperti masa

sebelumnya memiliki ciri khusus yang membedakan masa sebelumnya dan sesudahnya. Salah satu ciri khusus pada remaja adalah perkembangan seksual yang nyata yang tergambar dari perubahan fisik. Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting dimana tubuh anak dewasa: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks. Perubahan primer pada

masa

pubertas

adalah

tanda-

tanda/perubahan yang menentukan sudah mulai berfungsi optimalnya organ reproduksi pada manusia. a. Pada pria – Gonad atau testis yang terletak di skrotum, di luar tubuh, pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Kalau fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah. b. Pada wanita - Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram, pada usia 16 rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur, dan

11

vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya menstruasi. 4. Masa Dewasa Muda dan Tengah Umur a. Dewasa Muda (Awal) Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. b. Dewasa Tengah (Madya)

12

Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemundurankemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektualsosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa. Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas yaitu penilaian kembali pada masa lalu, perubahan struktur kehidupan dan proses individuasi. Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke

13

depan

seseorang

merubah

struktur

kehidupannya

dengan

penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun). 5. Masa Dewasa Tua (Usia Lanjut) Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Berikut

beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua : Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, antara lain : a. b. c. d.

Usia lanjut merupakan periode kemunduran. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas. Menua membutuhkan perubahan peran. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

14

B. Perilaku Seks dalam Memenuhi Kebutuhan Seksual Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntut adanya pemenuhan yang dalam hal penyalurannya manusia mengekspresikan dorongan seksual ke dalam bentuk perilaku seksual yang sangat bervariasi. Perilaku seksual menurut Sarwono adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Nevid, dkk., 1995

mendefinisikan perilaku seks sebagai semua jenis

aktifitas fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi. Sedangkan perilaku seks pra nikah sendiri adalah aktifitas seksual dengan pasangan sebelum menikah pada usia remaja (Cavendish, 2009:663) Beberapa tahapan-tahapan dari perilaku seksual yang biasanya dilakukan, dimana tahapan selanjutnya adalah lebih berat sifatnya dan semakin mengarah pada perilaku seksual. Tahapan-tahapan tersebut adalah : 1. Awakening and eksploration Rangsangan terhadap diri sendiri dengan cara berfantasi, menonton film, dan membaca buku-buku porno. 2. Autosexuality:Masturbation Perilaku merangsang diri sendiri dengan melakukan masturbasi untuk mendapatkan kepuasan seksual. 3. Heterosexuality:kissing and necking

15

Saling merangsang dengan pasangannya, tetapi tidak mengarah ke daerah sensitif pasangannya, hanya sebatas cium bibir dan leher pasangannya. 4. Heterosexuality Light petting : perilaku saling menempelkan anggota tubuh dan masih dalam keadaan memakai pakaian dan Heavy petting : perilaku saling menggesek-gesekkan alat kelamin dan dalam keadaan tidak memakai pakaian untuk mencapai kepuasan. Tahap ini adalah awal terjadinya hubungan seks. 5. Heterosexuality : Copulaation Perilaku melakukan hubungan seksual dengan melibatkan organ seksual masing-masing. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual, menurut Purnawan (2004) yang dikutip dari berbagai sumber antara lain : 1. Faktor Internal a. Tingkat

perkembangan

seksual

(fisik/psikologis)

Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan perilaku seksual yang berbeda pula. Misalnya anak yang berusia 4-6 tahun berbeda dengan anak 13 tahun. b. Pengetahuan mengenai

kesehatan

reproduksi

Anak yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksualnya c. Motivasi : Perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau termotivasi untuk memperoleh tujuan tertentu. Hersey

16

& Blanchard cit Rusmiati (2001) perilaku seksual seseorang memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan, mendapatkan perasaan aman dan perlindungan, atau untuk memperoleh uang (pada gigolo / WTS) 2. Faktor Eksternal a. Keluarga Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku yang menyimpang. b. Pergaulan Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan orang tuanya atau anggota keluarga lain. c. Media massa Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975), menunjukan bahwa frekuensi menonton film kekerasan yang disertai adeganadegan merangsang berkolerasi positif dengan indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan perilaku lain sebagi manifestasi dari dorongan seksual yang dirasakannya. Menurut Wahyudi (2000) perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Perilaku seksual yang sehat dan dianggap normal adalah cara heteroseksual, vaginal, dan dilakukan suka sama suka. Sedangkan yang tidak normal (menyimpang) antara lain Sodomi, homoseksual. Selama ini perilaku seksual sering disederhanakan sebagai hubungan seksual berupa penetrasi dan ejakulasi.

17

Padahal menurut Wahyudi (2000), perilaku seksual secara rinci dapat berupa: 1. Berfantasi: merupakan perilaku membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme. 2. Pegangan Tangan : Aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain. 3. Cium Kering : Berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. Cium Basah : Berupa sentuhan bibir ke bibir. 4. Meraba : Merupakan kegiatan bagian-bagian sensitif rangsang seksual, seperti leher, breast, paha, alat kelamin dan lain-lain. 5. Berpelukan : Aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, nyaman disertai rangsangan seksual (terutama bila mengenai daerah aerogen/sensitif) 6. Masturbasi (wanita) atau Onani (laki-laki) : perilaku merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. 7. Oral Seks : merupakan aktivitas seksual dengan cara memasukan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis. 8. Petting : merupakan seluruh aktivitas non intercourse (hingga menempelkan alat kelamin). 9. Intercourse : merupakan aktivitas seksual dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin wanita.

18

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Perkembangan dan pertumbuhan manusia adalah Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang alami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

19

kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) seksualitas maupun psikis seksualitas dan memiliki tugas serta tahapan-tahapan perkembangan dan pertumbuhan manusia dari awal kehidupannya hingga akhir kehidupan. B. SARAN Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Bagi para pembaca dan rekan-rekan lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. Izzaty, Rita Eka.,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Sumantri, Mulyani.,dan Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Tebuka.

20

Related Documents


More Documents from "sandita "