Materi Pembuatan Soal Usp

  • Uploaded by: Reggita Utami
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Pembuatan Soal Usp as PDF for free.

More details

  • Words: 1,834
  • Pages: 44
Loading documents preview...
Penulisan Soal Dalam penulisan soal ujian sekolah, penulis soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator soal. Indikator soal dibuat untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum. Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

Keterangan diagram : Kompetensi Dasar (KD) : Kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. KD ini diambil dari kurikulum. Materi : Materi yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan KD yang akan diukur. Indikator : Rumusan yang berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk ketercapaian KD. Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.

Dalam penulisan soal, harus memperhatikan kaidah penulisan soal. Selain itu, dalam menyusun soal tidak boleh menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA). Soal juga tidak boleh bermuatan politik, pornografi, kekerasan, promosi instansi, dan produk komersial

SOAL PILIHAN GANDA Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci Jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban adalah jawaban yang benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar. Soal pilihan ganda mempunyai keunggulan dan keterbatasan, yaitu sebagai berikut: Keunggulan:  Mengukur berbagai jenjang kognitif  Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi/pokok bahasan yang luas  Bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak atau yang sifatnya massal

Keterbatasan :  Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya  Sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi  erdapat peluang untuk menebak kunci jawaban Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda Kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal pilihan ganda adalah materi, konstruksi, dan bahasa. Materi 1. Soal harus sesuai dengan indikator. 2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis dari segi materi. 3. Soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

Konstruksi 1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.

3. 4. 5. 6.

Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. 7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, dari nilai angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya. 8. Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas, berfungsi, dan konstektual. 9. Soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Bahasa 1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. 2. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. Artinya, soal menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik. 3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Kata atau frase yang sama yang bukan satu pengertian diletakkan di pokok soal.

Contoh Soal Berdasarkan Kaidah Soal Pilihan Ganda Materi Soal harus sesuai dengan indikator. Indikator Soal: Disajikan sebuah gambar lingkaran yang di dalamnya terdapat sebuah persegi dengan titik sudut berada di keliling lingkaran, peserta didik dapat menentukan cara menghitung luas lingkaran jika diketahui panjang sisi persegi tersebut. Contoh soal yang tidak sesuai indikator

Penjelasan: Soal tidak sesuai indikator karena yang diminta adalah cara menghitung luas lingkaran, bukan menghitung luas bagian lingkaran.

CONTOH KISI-KISI USP Jenjang Pendidikan Mata pelajaran Kurikulum No 1

Kompetensi Dasar 3.5 Menganalisis barisan dan deret aritmatika

: SMK : Matematika : K. 13 revisi 2018 Kelas

Materi

XII

Barisan dan deret

Indikator Disajikan barisan bilangan aritmatika, peserta didik dapat menentukan suku ke-n dari barisan tersebut.

Level Kognitif Pengetahuan dan pemahaman (L1)/C2

Contoh Soal Isian : 1. Diketahui barisan bilangan sebagai berikut: 2, 4, 6, 8, 10,… Suku ke-10 barisan bilangan tersebut adalah …. 2. Kunci jawaban : 20

No. Soal 1

Bentuk Soal Isian

CONTOH KISI-KISI USP Jenjang Pendidikan Mata pelajaran Kurikulum No 1

Kompetensi Dasar 4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika

: SMK : Matematika : K. 13 revisi 2018 Kelas XII

Materi

Indikator

Level Kognitif

Barisan Disajikan ilustrasi Aplikasi (L2)/C3 dan permasalahan seharihari deret yang berhubungan dengan konsep deret aritmatika, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tepat

No. Soal 1

Bentuk Soal PG

Contoh Soal Pilihan Ganda: 1. Andi selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk ditabung di bank setiap awal bulan. Besar uang yang ditabung Andi selalu bertambah 10% di bulan berikutnya. Jika besar uang yang ditabung Andi pada bulan pertama sebesar Rp2.000.000,00, besar uang yang ditabung Andi pada bulan keempat adalah…. A. Rp2.420.000,00 B. Rp2.600.000,00 C. Rp2.662.000,00 D. Rp2.800.000,00 E. Rp 2.928.200,00 Kunci Jawaban : C

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus diselesaikan. Kegiatan mental atau kegiatan berpikir yang terjadi dapat berbeda-beda tingkatannya tergantung pada situasi atau kompleksitas masalah yang dihadapi. Suatu masalah mungkin dapat diselesaikan dengan tingkat berpikir yang lebih rendah seperti mengingat dan memahami. Masalah lain yang lebih kompleks memerlukan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis dan mengevaluasi. Proses berpikir dan klasifikasinya telah banyak dibahas para ahli. Klasifikasi atau taksonomi yang paling dikenal dalam dunia pendidikan ialah Taksonomi Bloom. Taksonomi tersebut digagas oleh Benyamin Bloom dan dipublikasikan bersama koleganya pada tahun 1956. Setelah 40 tahun, Taksonomi tersebut direvisi, terutama oleh Lorin Anderson dan David Krathwol dan dipublikasi tahun 2001. Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mengkreasi (creating)

Susan Brookhart mengkategorikan tiga proses kognitif paling atas pada taksonomi Bloom, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi sebagai proses berpikir tingkat tinggi. Susan menjelaskan tiga proses kognitif tersebut sebagai berikut.

Membedakan tingkat kesulitan dan kompleksitas proses berpikir Tingkat kesulitan dan proses berpikir merupakan dua hal yang berbeda. Soal yang mengukur ingatan dapat mudah dan dapat juga sulit, demikian pula soal yang mengukur berpikir tingkat tinggi juga dapat mudah dan dapat sulit, tergantung pada kompleksitas pertanyaan atau tugas. Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut:

A. Konsep HOTS Apa sebenarnya HOTS itu? HOTS singkatan dari higher order thinking skills, diterjemahkan sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi, meskipun kalau dari makna kata, higher lebih tepat diterjemahkan sebagai lebih tinggi. Istilah HOTS dikontraskan dengan LOTS, lower order thinking skills atau keterampilan berpikir tingkat rendah. Mengapa perlu HOTS ? HOTS perlu dikembangkan karena berpikir pada dasarnya adalah ciri khas dan keunggulan manusia. Pendidikan yang fokus pada LOTS bukan pada HOTS akan menghasilkan peserta didik yang pasif, yang hanya pintar menghapal, meniru, tidak terampil menyelesaikan masalah, tidak kritis dan tidak kreatif. Tanpa HOTS tidak akan ada inovasi, tidak ada peningkatan kualitas hidup manusia. Tanpa HOTS manusia akan mudah dipengaruhi, menerima informasi tanpa mengkritisi kebenarannya, mengikuti suatu ajakan tanpa alasan yang mendasar. HOTS pada dasarnya adalah memanusiakan manusia; HOTS mengembangkan potensi diri manusia secara optimal.

Berpikir yang bagaimana yang termasuk HOTS? HOTS mencakup berpikir yang tidak hanya sekedar mengingat dan memahami (berpikir tingkat rendah) tetapi lebih dari itu, misalnya menganalisis, mengevaluasi, menilai (melakukan judgement), mengkreasi, berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir logis, dan menyelesaikan masalah. Dalam operasionalnya jenis HOTS seringkali tumpang tindih, tidak berdiri sendiri, misalnya ketika menyelesakan masalah, seseorang juga menganalisis, berpikir logis, berpikir kritis, juga berpikir kreatif. Begitu juga ketika mengevaluasi, bentuk HOTS yang lain seperti berpikir logis dan berpikir kritis dapat terlibat. Apakah LOTS tidak diperlukan? LOTS tetap diperlukan karena untuk berpikir tingkat tinggi seseorang memerlukan hasil berpikir tingkat rendah. Sebagai contoh, untuk mendiganosis suatu penyakit dan treatmennya, seseorang harus mempunyai ingatan dan pemahaman tentang organ tubuh dan fungsinya serta keterkaitan atau cara kerja organ. Contoh lain, ketika seseorang melakukan penilaian atau kritik terhadap suatu karya, ia perlu memahami apa yang dimaksud karya yang baik, mengetahui ciri-cirinya. Namun mengingat dan memahami saja tidak cukup untuk dapat melakukan kritik ia harus menganalisis karya tersebut, memilih unsur-unsur karya tersebut dan menghubungkan dengan konsep/kriteria karya dan melakukan judgment.

Apakah soal HOTS harus menuntut penyelesaian masalah? Tidak semua soal HOTS menuntut penyelesaian masalah. Sebagai contoh soal yang menanyakan asumsi dari pernyataan, ide pokok atau argumen, ketepatan suatu kesimpulan, tidak menuntut penyelesaian masalah.

Apa ciri soal HOTS? Ciri soal HOTS yang baik : 1) terdapat pengantar soal/stimulus, seperti teks, grafik, tabel, sebagai bahan peserta untuk berpikir; 2) konteks atau masalah baru sehingga peserta harus mengolah/berpikir, tidak dapat menjawab hanya berdasar ingatan. Apakah level 3 (Penalaran) sama dengan HOTS? Level 3, Penalaran dharapkan mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan stimulus yang kontekstual.

Apa beda soal level 2 (Aplikasi) dengan level 3 (Penalaran)?

Soal level 2 menuntut penerapan pengetahuan (faktual/konseptual/prosedural) pada situasi atau konteks yang familier; Soal level 3 menuntut penerapan pengetahuan (faktual/konseptual/prosedural) pada situasi atau konteks yanng baru sehingga ingatan dan pemahaman saja tidak cukup, diperlukan proses berpikir lain yang lebih tinggi seperti analisis, evaluasi atau berpikir kreatif.

Contoh soal Hots MATA PELAJARAN/JENJANG

FISIKA / SMK

Kelas/Kurikulum

XII / 2013

Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis konsep energi, usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari

Materi

Hubungan Usaha dan energi

Indikator Soal

Disajikan gambar dan ilustrasi sebuah mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tetap tiba-tiba direm karena ada suatu penghalang pada jarak tertentu di depan mobilnya, sehingga gerak mobil menjadi diperlambat. Peserta didik dapat menyimpulkan mobil tersebut menabrak penghalang atau tidak, disertai penjelasan yang tepat.

Level Kognitif

L3/C4 (menganalisis)

Bentuk Soal

Pilihan Ganda

Bentuk Soal USP Tes tertulis, dengan mekanisme sebagai berikut: • Kisi-kisi dan indikator soal disusun oleh masing-masing satuan pendidikan. • Seluruh soal USP disusun oleh tim guru dari satuan pendidikan masingmasing (minimal 2 paket soal yang terdiri dari 1 paket utama dan 1 paket susulan) • Mata pelajaran yang di ujikan dengan komposisi materi pelajaran sebagai berikut : 20% kelas X, 30 % kelas XI, dan 50% kelas XII • Komposisi soal USP dengan : 1) Level Kognitif 1 (C2) = 25% - 30%, 2) Level Kognitif 2 (C3) = 50% - 60%, 3) Level Kognitif 3 (C4, C5 ) = 15% - 25%. (berkarakter HOTS)

1. Bagian yang digaris bawahi berfungsi untuk....(menjelaskan(C1))

a. Memberi nilai x,y,z dengan nilai 20 b. Membuat variabel global c. Memberi nilai 20 pada y saja d. Memberi nilai 20 pada x saja e. Memberi nilai 20 pada z saja

2. Struktur perulangan sebagai pencacah turun, Jika pencacah = nilai maksimal (pada increment) atau pencacah = nilai minimal (pada decrement), maka apa yang terjadi pada perulangan....(menerapkan pengoperasian (C2))

a. Lanjut b. Berhenti c. Berhenti seketika

d. Break e. Berhenti lalu melanjutkan proses pencacah

3. Pencabangan yang mula-mula dicek nilai kebenarannya. Jika benar, maka dikerjakan pernyataan1, jika salah, maka dicek nilai kebenaran .

Jika

benar, maka dikerjakan pernyataan2, statement tersebut merupakan kondisi pencabangan....(menerapkan metode (C3))

a. Pencabangan bersarang b. Pencabangan 1 kondisi c. Pencabangan 2 kondisi

d. Pencabangan lebih dari 2 kondisi e. Perulangan

4. Network mask berapa yang anda gunakan dari kelas C untuk membuat 2 jaringan dengan 35 hosts di setiap jaringan....(menganaslisis(C4)) A. 255.255.255.192 B. 255.255.255.224 C. 255.255.255.240 D. 255.255.255.248

E. 255.255.255.128

Related Documents


More Documents from "Guru Syamsul Galih"