Modul Pkk

  • Uploaded by: DIANA
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Pkk as PDF for free.

More details

  • Words: 15,809
  • Pages: 76
Loading documents preview...
MODUL PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN SEMESTER GANJIL SMK NEGERI 1 SUBOH TAHUN PELAJARAN 2018/2019

i

DAFTAR ISI 3.1. Sikap dan Perilaku Wirausahawan .................................................................................. 1 3.2. Menganalisis Peluang Usaha ........................................................................................ 10 3.3. Hak Atas Kekayaan Intelektual ..................................................................................... 13 3.4. Konsep Desain/ Prototype dan Kemasan Produk Barang/Jasa ....................................... 25 3.5. Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa ............................................... 33 3.6. Lembar Kerja/Gambar Kerja Untuk Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa ............ 41 3.7. Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa .............................................................. 57 3.8. Produk Kreatif dan Kewirausahaan – Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa (Reparasi Komputer)................................................................................. 67

ii

3.1. Sikap dan Perilaku Wirausahawan WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, kita harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita mengolah jiwa entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa dan negara. Pengertian kewirausahaan Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”. Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin. Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press, 1971) Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai adventurisme (berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking (pencari kegentaran). Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan 1

ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti : 1. 2. 3. 4. 5.

Produk-produk baru dan jasa-jasa baru Pekerjaan baru Lingkungan kerja yang kreatif Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)

Pengertian harfiah/bahasa Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an. Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya daya upaya. Pengertian kewirausahaan menurut pendapat : ZIMMERER Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. SAVARY Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui guna ekonomisnya akan dijual. ROBIN Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang/kesempatan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. PEKERTI Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan perusahaan miliknya sendiri. INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan)

2

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Pengertian wirausaha AHLI EKONOMI/EKONOM Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian. PSIKOLOGI/AHLI KEJIWAAN Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya, di luar kekuasaan orang lain. BUSINESSMAN Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner, pemasok, konsumen, atau seseorang yang diajak kerjasama. GEDE PARMA Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain. J.A. SCHUMPETER Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melibatkan materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai semangat/kemampuan dan pemikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas. Tujuan kewirausahaan 1. Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas 2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang tangguh 3. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.

3

Sasaran kewirausahaan 1. Instansi pemerintah 2. Pelaku ekonomi 3. Generasi muda

Asas kewirausahaan 1. 2. 3. 4.

Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif Kemampuan berkarya dengan mandiri Menciptakan etika bisnis yang sehat Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistemmatis, termasuk keberanian mengambil risiko

Kewirausahaan 1. 2. 3. 4. 5.

Mengurangi pengangguran Sebagai generator pembangunan Sebagai suri tauladan di masyarakat Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien. Proses kewirausahaan

Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.

Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha Keberanian menanggung risiko Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri Phk dan tidak ada pekerjaan lain Faktor usia

Faktor personalia yang mendorong adalah: 1. Komitmen tinggi dalam berwirausaha 2. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam berwirausaha 3. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama didalam berwirausaha Faktor organisasi yang mendorong adalah: 1. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua perencanaan dan pelaksanaan operasional berjalan produktif 2. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha 3. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak didalam berwirausaha 4

4. Adanya produk yang dibanggakan SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

Sikap wirausahawan 1. 2. 3. 4. 5.

Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan innovatif Mampu bekerja tekun,teliti dan produktif Mampu berkarya berdasarkan etika bisnis yang sehat Mampu berkarya dengan semangat kemandirian Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang sistematis dan berani mengambil risiko.

Perilaku wirausahawan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Memiliki rasa percaya diri Berorientasi pada tugas dan hasil Pengambil risiko Kepemimpinan Keorisinilan Berorientasi pada masa depan

Ketrampilan yang harus dipunyai wirausahawan Ketrampilan dasar meliputi:    

Memiliki mental dan spiritual yang tinggi Memiliki kepribadian unggul Pandai berinisiatif Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha

Ketrampilan khusus meliputi :   

Ketrampilan konsep (conceptual skill) yaitu ketrampilan untuk melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasar konsep yang dibuatnya. Ketrampilan tehnik (technical skill) yaitu ketrampilan melakukan tehnik tertentu dalam mengelola usahanya. Human skill yaitu ketrampilan bekerjasama dengan orang lain, bawahannya dan sesama wirausahawan

5

KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN Karakteristik wirausahawan adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain. Karakteristik yang perlu dimiliki wirausahawan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kerja keras dan disiplin Mandiri dan realistis Komitmen tinggi Kreatif dan Inovatif Jujur Memiliki jiwa kepemimpinan Berpikir kedepan/prespektif

Karakteristik wirausahawan menurut pendapat: By Grave 1. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. 2. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu memperhitungkan apa yang akan dilakukan. 3. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung ditindaklanjuti. 4. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian. 5. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya. 6. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi. 7. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci 8. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. 9. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan uang karena uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan. 10. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang – orang kepercayaannya. Fadel Muhammad 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kepemimpinan Inovasi Cara pengambilan keputusan Sikap tanggung jawab terhadap perubahan Bekerja ekonomis dan efisien Visi masa depan Sikap terhadap risiko 6

Drs Wasty Soemanto,M.pd 1. 2. 3. 4.

Memiliki moral yang tinggi Sikap mental wiraswasta Kepekaan terhadap arti lingkungan Ketrampilan wiraswasta

Celland 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Keinginan untuk berprestasi Keinginan untuk bertanggung jawab Preferensi kepada risiko – risiko menengah Persepsi kepada kemungkinan hasil Rangsangan oleh umpan balik Aktifitas energik Orientasi ke masa depan Ketrampilan dalam pengorganisasian Sikap tentang uang

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA Keberhasilan wirausaha Dari sisi pengusaha meliputi : 1. Jujur : Jujur terhadap diri sendiri,orang lain dan tujuan yang akan dicapai 2. Disiplin dan berani : karena bakat , pengalaman dan pengetahuan dan karena keyakinan dan fasilitas 3. Menguasi bidang usaha yang digeluti 4. Dapat melaksanakan prinsip management dengan baik Dari sisi produk 1. Memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga,kualitas produk, prestise, manfaat dsb. 2. Didukung oleh promosi yang efektif kepada publik

7

Kegagalan wirausaha : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tidak ada perencanaan yang matang Bakat yang tidak cocok Kurang pengalaman Tidak punya semangat berwirausaha Kurang modal Lemahnya pemasaran Tidak punya etos kerja yang tinggi Lokasi yang kurang strategis

PERILAKU WIRAUSAHAWAN Menurut Imam Santoso Sukardi ada 9 perilaku wirausaha yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

perilaku instrumental perilaku prestatif perilaku keluwesan bergaul perilaku kerja keras perilaku keyakinan diri perilaku pengambilan risiko perilaku swa kendali perilaku inovatif perilaku kemandirian

Karakter wirausaha yang harus dipakai dalam mempertahankan bisnisnya meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jangan mudah berpuas diri Hidup hemat,cermat dan bersahaja Harus meningkatkan kerja keras ,tekun dan teliti Selalu mengutamakan kepentingan pelanggan Membuat pelanggan setia Tawakal pada Tuhan Selalu dinamis

Contoh wirausaha yang sukses karena keuletan, komitmen tinggi dan ketekunan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Thomas A. Edison penemu bola lampu, matematika, fisika Bill Gates pendiri Microsoft office Charles F. Wilson presiden Perusahaan General Motor Corporation ( GMC ) Andrew Carnegie pendiri industri baja Stave Jobs penemu Apple Computer Donald wirausahawan hambuger dll. 8

9

3.2. Menganalisis Peluang Usaha Pengertian Wirausaha Pengertian dari Kewirausahaan menurut Hisrich-Peters (1995) dalam buku Entreprenuership adalah entrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence. (artinya Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), yang lain dari yang lainnya (inovatif) dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi). Peluang Usaha Peluang usaha dapat digali melalui berbagai usaha dan cara, diantaranya: 1. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi terbaru dari lingkungan. 2. Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang ada. Menciptakan peluang usaha baru berdasarkan informasi dari lingkungan Sumber-sumber potensial peluang     

Menciptakan produk baru dan berbeda. Mengamati pintu peluang. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Menaksir biaya awal Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan oleh wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu:  

Pendekatan “Inside-out “ atau disebut dengan “ Idea Generation “ Pendekatan “ The Out-Side In “ atau disebut juga “ Opportunity recognition“

10

Pemanfaatan peluang usaha yang ada secara Kreatif dan Inovatif Dalam hal ini, menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana (2006: 25) ada tujuh langkah proses Kreatif yaitu:       

Persiapan (Preparation) Penyidikan (Investigation) Transformasi (Transformation) Penetasan (Incubation) Penerangan (Illumination) Pengujian (Verification) Implementasi (Implementation)

Faktor-faktor Pemicu Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Faktor-faktor Keberhasilan wirausaha. Menurut Murphy and Peck dalam buku kewirausahaan karya Buchari Alma (2000: 83), ada delapan ciri yang harus dimiliki seorang wirausaha yang juga merupakan kunci keberhasilan, yaitu:       

Mau Bekerja Keras. Bekerjasama Dengan Orang Lain . Penampilan Yang Baik. Pandai Membuat Keputusan. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan Berambisi Untuk Maju. Pandai Berkomunikasi.

Menurut Suryana (2006: 67), kunci keberhasilan dalam wirausaha adalah:   

Kemampuan dan Kemauan. Tekad yang kuat dan kerja keras. Mengenal peluang dan berusaha meraihnya.

Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha     

Tidak kompeten dalam hal manajerial. Kurang berpengalaman. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Gagal dalam perencanaan. Salah memilih lokasi. 11

  

Kurangnya pengawasan peralatan. Sikap yang tidak sungguh-sungguh dalam berusaha. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.

Selain beberapa hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang sangat berpotensi bagi seorang wirausaha mundur dalam menjalankan usahanya, yaitu:    

Pendapatan yang tidak menentu. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Lambatnya perubahan kualitas kehidupan.

Resiko Usaha Berbagai peluang usaha yang ada merupakan bentuk lain dari resiko, sehingga seorang wirausaha harus memiliki kemauan dan kemampuan mengambil resiko tersebut dengan perhitungan yang matang, karena pada dasarnya segala resiko dapat diatasi. Berbagai resiko tersebut dapat dikurangi dengan menerapkan prosedur dalam menganalisis resiko, yaitu menetapkan terlebih dahulu beberapa langkah berikut:    

Tujuan dan sasaran usaha. Meneliti alternatif resiko. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif. Taksiran resiko usaha.

12

3.3. Hak Atas Kekayaan Intelektual SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek tahun 1885, Undang-undang Paten tahun 1910, dan UU Hak Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-undangan peninggalan Kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor Paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.

Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman no. J.S 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan Paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri.

Pada tanggal 11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek Kolonial Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai berlaku tanggal 11 November 1961. Penetapan UU Merek ini untuk melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan.

10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris Paris Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967) berdasarkan keputusan Presiden No. 24 tahun 1979. Partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan, yaitu Pasal 1 sampai dengan 12 dan Pasal 28 ayat 1.

13

Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun 1982 tentang Hak Cipta untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda. Pengesahan UU Hak Cipta tahun 1982 dimaksudkan untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa.

Tahun 1986 dapat disebut sebagai awal era moderen sistem HKI di tanah air. Pada tanggal 23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI melalui keputusan No.34/1986 (Tim ini dikenal dengan tim Keppres 34) Tugas utama Tim Keppres adalah mencakup penyusunan kebijakan nasional di bidang HKI, perancangan peraturan perundang-undangan di bidang HKI dan sosialisasi sistem HKI di kalangan intansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas.

19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No.7 Tahun 1987 sebagai perubahan atas UU No. 12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.

Tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.32 ditetapkan pembentukan Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek (DJHCPM) untuk mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan, Departemen Kehakiman.

Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU tentang Paten yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 Tahun 1989 oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus 1991.

28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang Merek, yang mulai berlaku 1 April 1993. UU ini menggantikan UU Merek tahun 1961.

Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, yang mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS).

Tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HKI, yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan UU Merek 1992.

Akhir tahun 2000, disahkan tiga UU baru dibidang HKI yaitu : (1) UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, dan UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

14

Untuk menyelaraskan dengan Persetujuan TRIPS (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) pemerintah Indonesia mengesahkan UU No 14 Tahun 2001 tentang Paten, UU No 15 tahun 2001 tentang Merek, Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002, disahkan UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak di undangkannya.

Pada tahun 2000 pula disahkan UU No 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2004.

PENGERTIAN HaKI Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).

HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain, Kedua meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual, Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.

Lalu bagaimana apabila karya kita atau milik orang lain tidak dilindungi? Sudah pasti dipastikan akan terkena pembajakan. Sebegai contoh untuk di dunia pendidikan saat ini marak adanya pembajakan buku. Pembajakan buku ini makin marak terjadi di masyarakat, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku, salah satunya adalah kurangnya penegakan hukum, ketidaktahuan masyarakat terhadap perlindungan hak cipta buku, dan kondisi ekonomi masyarakat.

15

Sudah banyak pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula yang masih berkeliaran dan tumbuh, seiring tingginya permintaan oleh masyarakat. Untuk itu butuh kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui HaKI agar karyanya tidak diambil oleh orang lain. Berikut ini terdapat macam-macam HaKI.

MANFAAT HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL 1. Bagi dunia usaha, adanya perlindungan terhadap penyalahgunaan atau pemalsuan karya intelektual yang dimilikinya oleh pihak lain di dalam negeri maupun di luar negeri. Perusahaan yang telah dibangun mendapat citra yang positif dalam persaingan apabila memiliki perlindungan hukum di bidang HKI. 2. Bagi inventor dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun kelompok serta terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan curang pihak lain. 3. Bagi pemerintah, adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HKI di tingkat WTO. Selain itu adanya penerimaan devisa yang diperoleh dari pendaftaran HKI. 4. Adanya kepastian hukum bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya tanpa gangguan dari pihak lain. 5. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana bila terjadi pelanggaran/peniruan. 6. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.

MACAM-MACAM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Cipta Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

16

Hak Kekayaan Industri, yang Meliputi:

1. Paten Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.

2. Merek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.

Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

17

Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.

3. Desain Industri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

5. Rahasia Dagang Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang bahwa, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

6. Indikasi Geografis Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang Merek bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.

Folklore

18

Yang dimaksud dengan “Folklore” dan “Traditional Knowledge” adalah suatu karya intelektual yang terdapat di dalam masyarakat tradisional secara turun temurun dan apabila tidak dipertahankan dikhawatirkan akan punah dan apabila itu terjadi akan merupakan kerugian bagi khasanah pengetahuan manusia pada umumnya, atau dikhawatirkan akan dimanfaatkan secara tidak sah dan tidak adil oleh pihak-pihak di luar pemiliknya.

Folklor mencerminkan kebudayaan manusia yang diekspresikan melalui musik, tarian, drama seni, kerajinan tangan, seni pahat, seni lukis, karya sastra dan sarana lain untuk mengekspresikan kreativitas yang umumnya memerlukan sedikit ketergantungan pada teknologi tinggi.

Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta tidak secara penuh mengakomodasikan dan melindungi folklor penduduk asli. Ketentuan mengenai perlindungan bagi folklor penduduk asli dalam Undangundang Hak Cipta memiliki kekurangan, karena undang-undang Hak Cipta menentukan syarat-syarat mengenai kepemilikan dan penciptanya, bentuk utama, keaslian, durasi dan hak-hak dalam karya derivatif (hak-hak pengalihwujudan). Oleh karenanya batasanbatasan Hak Cipta sebagai bidang HKI masih belum menempatkan folklor asli untuk memenuhi syarat elemen bagi perlindungan Hak Cipta.

Pasal 10 undang-undang Hak Cipta mementukan bahwa Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya; dan Negara memegang Hak Cipta atas Folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi miliki bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.

Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut, orang yang bukan Warga Negara Indonesia harus lebih dahulu mendapat izin dari instansi terkait dalam masalah tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud di atas, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

PRINSIP-PRINSIP HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :

Prinsip Ekonomi Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.

Prinsip Keadilan

19

Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

Prinsip Kebudayaan Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

Prinsip Sosial Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.

DASAR HUKUM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dasardasar hukum tersebut antara lain adalah :

1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO) 2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan 3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta 4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek 5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten 6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization 7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty 8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works 9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.

20

HAL-HAL YANG TIDAK DIANGGAP SEBAGAI PELANGGARAN HAK CIPTA Yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, dengan syarat sumbernya harus disebut atau dicantumkan, adalah :

1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk keperluan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta; 2. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan pembelaan didalam dan diluar pengadilan; 3. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan : 4. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; 5. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta; 6. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam huruf braile guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial; 7. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apapaun atau proses yang serupa dengan perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan dan pusat dokumentasi yang non komersial, semata-mata untuk keperluan aktivitasnya; 8. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan bangunan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis; 9. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang dilkukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

PENTINGNYA HaKI DALAM DUNIA USAHA Kemajuan dunia usaha tentunya tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada sektor industri. Dalam rangka menunjang pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha yang dititikberatkan pada sektor industri, faktor perangkat hukum khususnya perangkat hukum kekayaan intelektual, sangat memegang peran penting guna memberikan adanya kepastian hukum yang jelas dan tegas dalam melindungi kepentingan para pelaku usaha dan masyarakat. Penegakkan hukum, khususnya hukum kekayaan intelektual, diharapkan mampu mengantisipasi kemajuan di setiap sektor usaha, khususnya sektor industri.

21

Arus globalisasi ekonomi telah membawa pengaruh yang cukup “significant” bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di Indonesia, khususya untuk sektor industri. Sebagai Negara berkembang, Indonesia harus memandang sisi perdagangan internasional yang menimbulkan adanya persaingan sebagai suatu hal yang mempunyai arti penting. Dalam era globalisasi ekonomi terdapat lima isu yang berkembang, yaitu Hak Asasi Manusia (HAM), Demokratisasi, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Hak atas Kepemilikan Intelektual dan Standardisasi.[3] Berangkat dari hal itulah, isu perlindungan hukum bagi produk industri, termasuk produkproduk industri yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia, menjadi isu yang tidak dapat dilepaskan dalam kerangka perdagangan bebas. Dalam era perdagangan bebas, usaha-usaha industri kecil perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dalam hal mutu, harga, dan sistem manajemen terpadu agar dapat menembus pasar, baik pasar dalam negeri maupun internasional.

Begitu pentingnya HKI dalam dunia usaha, khususnya dalam meningkatkan kreatifitas, perlu adanya suatu tindakan mensosialisasi, membudayakan dan memberdayaan HKI kepada seluruh lapisan masyarakat, baik pelaku usaha, aparat penegak hukum maupun masyarakat selaku konsumen. Ada lima langkah strategis dalam pembangunan sistem HKI di Indonesia, yaitu sosialisasi HKI, pembangunan administrasi dan kelembagaan, penyempurnaan legislasi dan penyertaan pada perjanjian internasional, serta kerjasama internasional dan koordimasi penegakan hukum.

Ikut sertanya Indonesia sebagai anggota WTO dan turut serta menandatangani Perjanjian Multilateral GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Puturan Uruguay tahun 1994, serta meratifikasinya dengan Undangundang (UU) No. 7 Tahun 1994, membawa akibat Indonesia harus membentuk dan menyempurnakan hukum nasionalnya serta terikat dengan ketentuan-ketentuan tentang Hak atas Kepemilikan Intelektual (HAKI) yang diatur dalam GATT, yang salah satu lampirannya dari persetujuan GATT adalah TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights), yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Persetujuan tentang Aspekaspek Dagang Hak atas Kepemilikan Intelektual.

Konsekuensi Indonesia dalam meratifikasi GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994 adalah bahwa Indonesia diwajibkan untuk memasukan perangkat hukum HKI dalam sistem hukum nasional Indonesia. Indonesia juga telah menyempurnakan peraturan perundang-undangan dibidang HKI, diantaranya UU Hak Cipta, Paten, Merek, dan juga Indonesia juga telah mengundangkan UU HKI lainnya, seperti UU Rahasia Dagang, Desain Industri, Tata Letak Sirkuit Terpadu, Varitas Tanaman.

PENTINGNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HKI DALAM PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI

22

HKI memegang peranan penting dalam perkembangan sektor industri, karena melalui HKI dapat dihasilkan penemuan baru, teknologi canggih, kualitas tinggi, maupun standar mutu. Semakin tinggi tingkat kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya akan makin maju perkembangan HKI dan makin cepat perkembangan sektor industri. Disamping itu juga HKI merupakan basis perdagangan karena HKI menjadi dasar perkembangan perdagangan yang menggunakan merek terkenal sebagai goodwill, lambing kualitas dan standar mutu, sarana menembus pasar, baik domestik maupun internasional.

Begitu pentingnya HKI dalam

pembangunan sektor industri, sudah seharusnya HKI perlu dilindungi oleh hukum. Dasar pertimbangan HKI perlu dilindungi oleh hukum adalah karena:

1. Alasan yang bersifat non-ekonomis. Perlindungan hukum akan memacu mereka yang menghasilkan karyakarya intelektual tersebut untuk terus melakukan kreatifitas intelektual. Hal ini akan meningkatkan self actualization pada diri manusia. Bagi masyarakat hal ini akan berguna untuk meningkatkan perkembangan hidup mereka. 2. Alasan yang bersifat ekonomis. Untuk melindungi mereka yang melahirkan karya intelektual tersebut berarti yang melahirkan karya tersebut mendapat keuntungan materiil dari karya-karyanya. Di pihak lain melindungi mereka dari adanya peniruan, pembajakan, penjiplakan mampu perbuatan curang lainnya yang dilakukan oleh orang lain atas karya-karya mereka yang berhak. Sebagai konsekuensi Indonesia menjadi anggota WTO dengan meratifikasi Persetujuan GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994, komitmen terhadap APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) dan pemberlakuan AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 membawa Indonesia bersedia menerima liberalisme perdagangan. Dalam perdagangan bebas, persaingan adalah hal yang wajar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan menguasai pangsa pasar untuk mengungguli pelaku usaha lain. Persaingan membawa pengaruh positif dan negatif dalam dunia usaha. Pengaruh positif dari adanya persaingan adalah terciptanya harga yang bersaing, kualitas produk yang baik, serta tersediannya berbagai pilihan terhadap suatu produk. Sedangkan dampak negatifnya adalah terciptanya persaingan usaha tidak sehat di antara para pelaku usaha. Persaingan usaha tidak sehat dapat diartikan sebagai persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran produk yang dilakukan secara tidak jujur (melawan hukum). Persaingan tidak sehat dalam bidang HKI adalah melakukan tindakan-tindakan peniruan, pemalsuan serta praktik-praktik tidak sehat lainnya, yang tentunya ini sangat merugikan pemilik, Negara, dan juga masyarakat selaku konsumen. Oleh karena itulah maka pentingnya HKI dilindungi oleh hukum sehingga praktik-praktik persaingan tidak sehat dalam bidang HKI setidaknya dapat dicegah dan adanya sanksi yang tegas guna memberikan efek jera bagi para pelaku usaha curang di bidang HKI.

Dalam sistem hukum Indonesia, secara umum terdapat tiga bagian besar untuk mengatasi persaingan curang, yaitu:

23

1. Hukum Umum, dalam hal ini Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Pasal 1365[7] dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPidana), Pasal 322 jo. Pasal 323 jo. Pasal 382bis.[8] 2. Hukum Khusus, dalam hal ini adalah peraturan perundang-undangan dibidang HKI, yang meliputi dua kelompok, yakni Hak Cipta dan Hak Milik Industri/Perindustrian, yang terdiri dari Paten, Merek, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Siskuit Terpadu, dan Varitas Tanaman. 3. Hukum Khusus, yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Untuk masalah pelanggaran dibidang HKI yang bertujuan untuk menciptakan persaingan secara tidak sehat dapat diajukan berdasarkan ketentuan UU ini. Tentunya perlu diingat untuk perjanjianperjanjian yang berkaitan dengan HKI seperti lisensi paten, merek, hak cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik terpadu dan rahasia dagang serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba tidak dapat diterapkan ketentuan UU ini karena hal tersebut dikecualikan dari UU No. 5 Tahun 1999 sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal 50.

SUMBER MATERI https://www.duniadosen.com/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki/ Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual#Sejarah_Perkembangan_Sistem_Perlindungan_Hak_Keka yaan_Intelektual_di_Indonesia

24

3.4. Konsep Desain/ Prototype dan Kemasan Produk Barang/Jasa PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk. Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers). Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final. TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE Berikut tahapan prototype: 1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen. 2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk 25

3.

4. 5.

6.

7.

8.

9.

dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diujicobakan kepada umum. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33). Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132). Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang 26

baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. FUNGSI KEMASAN PRODUK Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu: 1. Fungsi Protektif Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat. 2. Fungsi Promosional Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu : 1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk. 2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk. 4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen. Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut: 1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan. 2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk. 3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya. 27

TUJUAN KEMASAN PRODUK Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. 2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. 4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. 5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. 6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

JENIS-JENIS KEMASAN Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll). 2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. 3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. 28

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. 2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. 3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. 2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

PENGERTIAN SKETSA Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya. Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya. 29

Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas dalam benak seseorang. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa. Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai. Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu. Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa. Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap. Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif. Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh unsurunsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis. Bahkan, dalam lukisan

unsur warna menjadi penting sebagai

unsur tambahannya

(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium pengucapannya. 30

JENIS-JENIS SKETSA 1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai. 2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai. 3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.

KOMPOSISI UNSUR SKETSA Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain : 1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung. 2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan. 3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal. 4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresangoresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.

ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA

31

1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis. 2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis 3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.

FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema 2. Meminimalisir kesalahan 3. Mempertajam pengamatan 4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan. SUMBER Prototipe Produk http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-kemasan.html http://www.edutafsi.com/2015/01/pengertian-jenis-jenis-sketsa.html

32

3.5. Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu : Memformulasikan hasil marketing research Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada. Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : 

Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga



Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya. Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.

Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan

33

penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin. Membuat sketsa Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan. Membuat gambar kerja Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut: Fungsi Produk Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas. 34

Standar dan Spesifikasi Desain Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari : 

Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.



Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat



Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.



Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara keseluruhan.



Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.



Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.



Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

Tanggungjawab Produk Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut. Harga dan Volume

35

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula. Prototype Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.

ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram) Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri. 36

Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair. Prosedur pengawasan mutu produk Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal berikut: 1. Kerusakan dan Mutu Produk Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan. 2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk) Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. 3. Kendali Mutu Terpadu Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan. Jenis-jenis pengawasan mutu produk

37

1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. 2. Pemantauan Proses Produksi Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. 3. Pemantauan Produk Jadi Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan. Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat. 4. Pemantauan Pengepakan Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu. Pemecahan masalah mutu dengan statistik Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).

38

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut: 

Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.



Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak. Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.

Alat kendali mutu Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram. 1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart) Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat 39

suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED). 2. Histogram Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan. 3. Peranan Komputer Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.

SUMBER https://www.vbook.pub.com/document/361699617/Makalah-Desain-Produk http://pengertiandanartikel.blogspot.co.id/2017/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhidesain.html

40

3.6. Lembar Kerja/Gambar Kerja Untuk Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa PENGERTIAN GAMBAR KERJA Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 15, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya. Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan oleh Kanisus diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak. Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 14, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar teknik adalah gambar yang menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara. Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak. FUNGSI GAMBAR KERJA Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi, Fungsi-fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

41

Penyampaian Informasi Gambar berfunsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat kepada orang –orang yang bersangkutan kepada perancanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. Orangorang yang bersangkutan bukan hanya orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi juga orang orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa lain

Pengawet, penyimpanan dan penggunaan keterangan Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untuk diperbaiki ( reparasi ) atau untuk di perbaiki, tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga diperlukan penyimpanan, kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses masalahnya pertama-tama di analisa dan disintesa dengan gambarnya di teliti dan dievaluasi. Proses ini di ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang sempurna. Tujuan-tujuan gambar kerja Adapun tujuan –tujuan gambar yaitu : Internasional gambar

42

Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang yang bersangkutan dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar tujuan dapat di capai, penunjukan simbol-simbol gambar harus sama secara intenasional. Mempopulerkan gambar Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan, karena dalam teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling. Perumusan gambar Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian, mesin, listrik harus memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti oleh semua orang. Sistematika gambar Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst, maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri. Penyederhanaan Gambar Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis dilakukan

43

untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia. Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O’Brien, 2005). Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009). Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain : 1)

Masukan yang diperlukan sistem (input)

2)

Keluaran yang dihasilkan (output)

3)

Operasi-operasi yang dilakukan (proses)

4)

Sumber data yang ditangani

5)

Pengendalian (kontrol)

Spesifikasi Kebutuhan Sistem Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.

44

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).

DESAIN SISTEM Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional. Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007). Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya mencakup tujuh bagian : 

Fitur menu yang cepat dan mudah.



Tampilan input dan output.



Laporan yang mudah dicetak.



Data dictionary yang menyimpan informasi pada setiap field termasuk panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.



Database dengan format dan kunci record yang optimal.



Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.



Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.

PENGUJIAN SISTEM 45

Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009). Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari : 

Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.



Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.



Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.



Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.



Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.



Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program. Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar (Simarmata, 2009).

Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan Human Organizational Technology (HOT) Fit Model. Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing

46

(EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).

IMPLEMENTASI Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

ALAT PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan

alat

perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).

Diagram Aliran Data Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai.

47

DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005). Diagram Arus Sistem Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005). Diagram Relasi Entitas Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin, 2005). Kamus Data Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database (Ladjamudin, 2005).

PEMBUATAN LEMBAR KERJA/ GAMBAR KERJA Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. Informasi yang ada dalam gambar kerja meliputi gambar rakitan, gambar detail, dimensi keterangan gambar dan semua standar informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk. Tiga komponen dari satu set gambar kerja adalah: 1. Detail dari setiap bagian 2. Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir 3. Gambar rakitan 48

Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan pembuatan dan perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain akan menentukan jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk pembuatan produk. Gambar Rakitan dan Sub-rakitan Gambar rakitan adalah gambar dari keseluruhan produk atau mesin atau sistem dengan semua komponennya berada dan diidentifikasi. Gambar sub-rakitan adalah dua atau lebih bagian yang membentuk bagian dari suatu gambar rakitan. Fungsi gambar rakitan Gambar rakitan berfungsi untuk menunjukkan kumpulan dari komponen-komponen yang digabungkan menjadi produk jadi. Fungsi gambar sub-rakitan Gambar sub-rakitan digunakan jika pada gambar rakitan tidak dengan jelas menyajikan bagian komponen, maka gambar sub-rakitan harus disertakan untuk menunjukkan bagaimana bagian dari komponen itu dirakit. Pandangan Gambar rakitan dan sub-rakitan harus menunjukkan bagian-bagian komponen dan posisi relative antara komponen yang satu dengan yang lain. Pandangan menjadi penting untuk menunjukan bagian-bagian dari komponen itu berada dan yang digabungkan menjadi satu. Pandangan yang digunakan bisa dari salah satu gambar pandangan sebagai berikut. 1. Pandangan Paralel 2. Pandangan Isometrik 49

3. Pandangan Kombinasi paralel dan isometrik 4. Garis Tersembunyi Gambar rakitan dan sub-rakitan umumnya tidak boleh menyertakan garis tersembunyi yang tidak menjelaskan bagaimana produk tersebut dirakit. Jadi tidak adanya garis tersembunyi tidak menandakan bahwa tidak ada bagian yang tersembunyi di lokasi itu. Dimensi Pada umumnya dimensi yang ditunjukkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan adalah dimensi yang dibutuhkan untuk merakit komponen, komponen standar, dan sub-rakitan. Dengan demikian dimensi yang diperlukan untuk membuat gambar bagian tidak boleh ditampilkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan. Nomor Bagian Setiap bagian komponen atau sub-rakitan yang dibuat harus diidentifikasi dengan nomor bagian yang ditunjukkan dapa gambar rakitan atau sub-rakitan. Nomor bagian atau nomor komponen ditunjukkan dengan dengan balon melingkar yang ditarik di luar gambar rakitan. Balon harus diberi nonor secara berurutan searah jarum jam dengan angka 1 di lokasi tengah atas gambar seperti pada jam angka yang menunjukkan posisi jam 12 siang. Setiap balon harus dihubungkan ke item atau titik pada permukaan bagian gambar. Garis balon tidak boleh saling menyilang.

Gambar Detail Gambar detail adalah gambar yang memiliki dimensi dan keterangan secara lengkap dari satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan gambar kerja sehingga informasi yang didapat sudah bisa digunakan untuk membuat produk.

50

Fungsi Fungsi gambar detail adalah gambar bagian yang menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk membuat bagian. Ini termasuk bagian bentuk, dimensi, material, dan persyaratan khusus apa pun. Pandangan Gambar detail setidaknya terdapat tiga pandangan ortografi (depan, atas, dan kanan) dan bisa juga ditampilkan gambar isometriknya. Pandangan ortografi ditunjukkan dalam proyeksi sudut ketiga atau pertama. Daftar Komponen Isi Daftar isi komponen ditunjukkan dalam daftar tabel komponen yang ditunjukkan pada gambar baik untuk gambar rakitan maupun sub-rakitan. Daftar komponen ini paling tidak harus mencakup beberapa keterangan seperti: 1. Nomor komponen 2. Deskripsi komponen 3. Nomor bagian yang digunakan untuk gambar detail, gambar sub-rakitan dan nomor bagian vendor. 4. Informasi vendor digunakan jika komponen yang akan dibeli tidak umum tersedia dipasaran sehingga perlu informasi khusus. 5. Jumlah komponen yang dibutuhkan dalam perakitan. Penulisan nomor urut dituliskan berdasarkan nomor item dengan angka terendah dibagian bawah dan di urutkan ke atas. Lokasi

51

Penempatan lokasi untuk daftar komponen dapat dipilih dari salah satu lokasi yang diinginkan dari beberapa posisi turan sebagai berikut: 1. Sudut kiri atas lembar gambar menyentuh batas atas kiri 2. Sudut kiri bawah lembar gambar menyentuh garis batas kiri bawah 3. Diatas blok judul menyentuh garis batas kanan dan blok judul 4. Disebelah kiri blok judul menyentuh garis batas bawah dan blok judul Lokasi yang dipilih harus memaksimalkan ruang yang dapat digunakan untuk menggambar rakitan atau sub-rakitan. Format Standar Pemilihan format standar kadang sudah disediakan oleh beberapa aplikasi yang dipakai seperti pada Inventor atau Solidworks. Standar huruf yang dipakai biasanya menggunakan huruf Arial. Gambar dan model yang dirancang bisa menggunakan salah satu standar yang dipilih seperti menggunakan standar ANSI atau standar ISO atau yang lainnya. Penomoran Gambar Standar penomoran gambar juga beragam, paling tidak nomor gambar harus unik dan bisa membedakan dengan gambar yang lain. Kertas Gambar Standar ukuran kertas secara internasional terutama untuk standar ISO (A4, B5, C4, dst.) dan standar Amerika (letter, legal, dst.) ukuran-ukuran ini akan mempengaruhi penggunannya. Etiket Blok judul harus disertakan pada semua lembar di sudut kanan bawah. Minimal blok judul harus menyertakan sub-blok untuk:

52

1. Menuliskan judul 2. Nomor gambar 3. Bagian Revisi 4. Nama Departemen atau sekolah 5. Nama orang yang meliputi bisa meliputi 6. Tanggal yang terkait dengan semua nama (dalam format DDMMYY di mana YYadalah dua digit terakhir tahun, MM adalah dua digit angka bulan, dan DD adalahdua digit angka hari dalam bulan, misalnya, 210418 untuk 21 April 2018) 7. Skala gambar yang dominan (misalnya, 1: 2), untuk skala yang khusus bisa di bawah 8. Penunjukan huruf ukuran gambar 9. Unit yang digunakan untuk dimensi dan catatan toleransi umum 10. Simbol proyeksi 11. Nomor lembar dan jumlah total lembaran (misalnya, 1 dari 2) Etiket Revisi Lokasi dan Isi Blok revisi harus ditempatkan di sudut kanan atas gambar. Blok harus menyertakan kolom untuk: 1. Tempat gambar di mana revisi telah dibuat 2. Huruf revisi bisa menggunakan huruf Arial 3. Deskripsi perubahan dengan huruf besar 4. Nama pemberi perubahan (nama depan dan belakang) 5. Tanggal persetujuan perubahan (dalam format DDMMYY) Ruang harus disediakan untuk memperpanjang blok revisi ke bawah sesuai kebutuhan. Penamaan revisi pertama ke gambar aslinya menggunakan keterangan mulai huruf abjad sebagai contoh revisi A. Format Standar

53

Format standar yang bisa digunakan jika menggunakan program Inventor atau Solidwork sudah ada template yang disediakan. Dimensi Gambar komponen maupun gambar rakitan, selain memberikan deskripsi bentuk yang lengkap, juga harus memberikan informasi mengenai deskripsi ukuran. Dimensi dibuat melalui jarak antara permukaan, lokasi lubang, sifat finising permukaan, jenis material, dll. Ekspresi fitur ini pada gambar, menggunakan garis, simbol, angka dan catatan disebut dengan dimensi. Prinsip Umum Dimensi adalah nilai numerik yang dinyatakan dalam unit pengukuran yang tepat dan ditunjukkan pada gambar, menggunakan garis, simbol, catatan, dll. Sehingga semua fitur benar-benar dapat diketahui ukurannya. Cara membuat ukuran atau dimensi harus memenuhi kaidah pengukuran sebagai berikut. 1. Sejauh mungkin dimensi harus ditempatkan di luar gambar benda. 2. Dimensi harus diambil dari garis terluar yang terlihat 3. Dimensi ke garis tengah harus dihindari kecuali ketika garis tengah melewati pusat 4. Setiap benda dimensinya hanya sekali pada gambar. 5. Dimensi harus ditempatkan pada tampilan atau bagian yang paling jelas berhubungandengan fitur terkait. 6. Setiap gambar harus menggunakan unit yang sama untuk semua dimensi, tetapi tanpamenunjukkan simbol unit. 7. Dimensi yang diperlukan untuk menentukan gambar komponen harus ditampilkan pada 8. Tidak boleh ada bagian yang digambar lebih dari satu dimensi dalam satu arah. 9. Cara membuat dimensi Elemen dimensi meliputi garis proyeksi, garis dimensi, garis panah, pemutusan garis dimensi, indikasi asal dan dimensi itu sendiri. Cara membuat dimensi sebagai berikut: 54

1. Garis proyeksi dan dimensi harus digambarkan sebagai garis kontinu tipis. 2. Garis proyeksi harus melebar sedikit di luar garis dimensi masing-masing. 3. Garis proyeksi harus ditarik tegak lurus dengan fitur dimensinya. Jika perlu, garis dapatditarik secara miring, tetapi sejajar satu sama lain. Namun, dimensi harusberhubungan dengan fitur tersebut. 4. Garis proyeksi dan garis dimensi tidak boleh saling silang, kecuali jika tidak dapat dihindari. 5. Garis dimensi harus ditunjukkan tidak terputus, bahkan jika fitur yang ditunjukkannyagambar yang dipotong. 6. Garis tengah atau garis besar bagian tidak boleh digunakan sebagai garis dimensi, tetapidapat digunakan sebagai pengganti garis proyeksi. 7. Tanda panah, garis miring atau tanda bulat Dimensi yang dibuat pada ujung garis dapat diberi tanda panah, garis miring, atau tanda bulat. Metode penunjukkan dimensi Dimensi harus ditampilkan pada gambar dalam karakter dengan ukuran yang cukup, untuk memastikan keterbacaan lengkap. Dimensi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dimensi tidak disilangkan atau dipisahkan oleh garis lain pada gambar.

Catatan Catatan harus selalu ditulis secara horizontal dengan huruf besar dan mulai di atas garis ukur dan juga dapat berakhir di bawah garis. Catatan harus singkat dan jelas dan kata-katanya harus dalam bentuk standar.

SUMBER

55

https://id.wikihow.com/Membuat-Lembar-Kerja http://abhique.blogspot.co.id/2012/11/metode-prototyping-dalam-pengembangan.html https://www.academia.edu/11662500/Analisis_Kerja_and_Struktur http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/10495/mod_resource/content/5/KB3-MODUL%20PDF.pdf

56

3.7. Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa PENGERTIAN BIAYA Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalam bidang manajemen biaya.

Biaya Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset nonkas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang. Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.

Obyek Biaya Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan. Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek pengembangan produk baru.

Kegiatan Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi. Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer untuk maksud perencanaan,

57

pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata kerja tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”.

BIAYA PRODUK BERWUJUD DAN JASA Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut organisasi jasa.

Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni: 

Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud.



Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.



Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus berada dalam hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsennya.

Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.

Aspek

Ketidakberwujudan

Dampak Pada Akuntansi

Sifat Tujuan

Manajemen

1. Jasa tidak dapat disimpan 2. Tidak ada perlindungan hak paten

58

1. Tidak ada persediaan

3. Tidak dapat menampilkan atau mengkomunikasikan jasa 4. Harga sulit ditetapkan

2. Jasa sering kali berulang untuk satu pelanggan

1. Pelanggan terlibat langsung pada Inseparibility

biaya yang akurat 3. Kode etik yang ketat

1. Manfaat jasa cepat kedaluarsa Perishability

2. Tuntutan terhadap pembebanan

produksi jasa 2. Produksi massal jasa yang tersentralisasi sulit dilakukan

Memerlukan standard dan konsistensi mutu yang tinggi

1. Biaya ditentukan sesuai dengan jenis pelanggan 2. Menuntut pengukuran dan pengendalian mutu untuk mempertahankan konsistensi 1. Pengukuran produktivitas dan

Heterogenitas

Dimungkinkan variasi yang luas pada produk jasa

mutu serta pengendalian harus dilakukan terus menerus 2. Manajemen mutu total adalah penting

Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud berkepentingan untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah kepentingan misalnya penetapan harga, desain produk dll.

Biaya Produk Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/ penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga pokok yang lebih banyak dari yang

59

diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem informasi manajemen biaya.

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.

Biaya Produksi Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.

Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

60

Biaya Overhead Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

Biaya Non Produksi

Biaya Penjualan dan Administrasi Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.

Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya

administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.

BIAYA UTAMA DAN KONVERSI Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir. (Hendra Poerwanto G)

ANALISA BIAYA PRODUKSI Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional hingga kepedagang kaki

61

lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.

Biaya tetap (FC) Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan took, gaji pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.

Biaya Variable (VC) Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk prosuksi.

Biaya Total (TC) Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi.

RUMUS : BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE TC = FC + VC NB : Biaya tetap : Berapapun jumlah barang yang diproduksi, jumlah biaya tetap sama. Biaya Variable : Jumlah biaya berubah-ubah besarnya tergantung pada kualitas produksi.

62

Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi: CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:

Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa /pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

Angka standar pada bagian Reparasi:

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

63

Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masingmasing barang! JAWAB! Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut: tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah: Bagian Produksi I = 7.000 unit barang A Bagian Produksi II = 40.000 DMH Bagian Reparasi = 4.200 DRH Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:

Langkah 2: Menghitung Tarif BOP Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:

64

Keterangan: 1)

Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit

2)

Rp20.000,00 / 40.000 DMH = Rp 0,50 per DMH

Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :    

Jam mesin langsung (Direct machine hour/ DMH) Jam Kerja Langsung (Direct labor hour/ DLH) Jam Reparasi Langsung (Direct Repair Hour/ DRH) Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)

65

SUMBER https://sites.google.com/site/pekembia/konsep-dan-pengertian-biaya http://sabrintechno.blogspot.co.id/2016/11/rumus-menghitung-biaya-produksi.html

66

3.8. Produk Kreatif dan Kewirausahaan – Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa (Reparasi Komputer) PENGERTIAN UNIT PRODUKSI Unit produksi adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah secara berkesinambungan bersifat akademis, dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara profesional (PMPTK DEPDIKNAS, 2007).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unit produksi yang diselenggarakan di sekolah adalah pembelajaran yang berbasis industri yang dapat membina peserta didik dalam hal ketrampilan kejuruan, pengelolaan unit usaha yang bersifat bisnis dan sebagai tempat praktik secara langsung dalam bidang-bidang pekerjaan. Unit produksi sekolah digunakan sebagai sarana untuk mengimplementasikan atau menerapkan teori yang telah diajarkan secara nyata karena dengan praktik langsung akan mempermudah untuk menguasai teori dan sebaliknya praktik dapat berjalan dengan efektif apabila telah mengetahui atau memahami teorinya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Finch dan Crunkilton (1999: 11) yang menyatakan: “Learning and personal growth do not take place strictly within the confines of classroom or labolatory. Student develop skills and competence through avariety of learning activities and experiences that may not necessarily be counted as constructive credit for graduation”. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa belajar dan pengembangan kepribadian tidak hanya sebatas di dalam kelas atau labolatorium. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan pengalaman.

TUJUAN DILAKSANAKANNYA UNIT PRODUKSI Berdasarkan buku Manajemen Unit Produksi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa (2007) tujuan penyelenggaraan unit produksi dan jasa di sekolah adalah: 

Wahana pelatihan berbasis produksi atau jasa bagi siswa



Wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa



Sarana praktik secara langsung bagi siswa



Membantu pendanaan untuk memelihara penambahan fasilitas dan biaya-biayaoperasional pendidikan lainnya

67



Menambah semangat kebersamaan karena dapat menjadi wahana peningkatanaktivitas produktif guru dan siswa serta memberikan income serta peningkatankesejahteraan warga sekolah.



Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatanpraktik siswa. Meninjau dari tujuan diselenggarakan unit produksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa unit usaha memiliki keseimbangan antara aspek komersial dan aspek akademik yang diselenggarakan dalam lingkup organisasi sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki sekolah. Selain itu sebagai sumber belajar siswa dan sumber pendanaan pendidikan di sekolah. Karena unit produksi menyangkut aspek komersial dan akademik maka diperlukan pengelolaan yang professional.

ANALISA USAHA SERVICE KOMPUTER/ REPARASI KOMPUTER Dewasa ini komputer atau laptop sudah menjadi kebutuhan pokok manusia modern. Komputer dan laptop sangat diperlukan sehari-hari untuk membantu tugas pekerjaan di kantor seperti membuat laporan kerja. Atau penggunaan komputer atau laptop untuk menyelesaikan tugas sekolah dan kuliah seperti mencari informasi dan referensi di internet.

Namun bukan hanya kalangan karyawan, pelajar, dan mahasiswa saja yang terbiasa dengan komputer atau laptop. Tapi masyarakat awam pun sudah terbiasa dengan komputer atau laptop.

Fakta di atas menimbulkan permintaan pasar terhadap laptop atau komputer sangat tinggi. Anda bisa mendapatkan berbagai mall atau gerai usaha yang menjual perangkat laptop dan komputer laris manis diserbu para pembeli. Apalagi saat ini harga laptop dan komputer sudah sangat terjangkau dengan hadirnya laptop buatan china yang dijual dengan harga murah sekali. Seperti axioo, lenovo, acer dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat tak aneh jika berdasarkan data dari sebuah lembaga survey terpercaya bahwa setiap tahun penjualan komputer dan laptop di Indonesia meningkat pesat.

Namun yang menjadi kelemahan perangkat laptop dan komputer adalah seiring berjalannya waktu dan pemakaian maka laptop atau komputer bisa mengalami kerusakan ringan hingga berat yang bisa disebabkan beberapa faktor. Kerusakan laptop atau komputer bisa dikarenakan pemakaian yang salah, jatuh atau terbentur ke benda keras ataupun terkena virus mematikan yang mengakibatkan kerusakan laptop dan komputer dari segi harddisk atau software. Untuk memperbaiki komputer atau laptop yang rusak tersebut maka seseorang membutuhkan usaha jasa perbaikan komputer dan laptop terdekat.

68

PERSIAPAN USAHA

Perizinan Usaha Perizinan kegiatan usaha, dapat dilengkapi dokumen sebagai berikut:

Perjanjian Sewa Menyewa

Yang dimaksud dengan perjanjian sewa di sini adalah perjanjian yang dilakukan antara Anda dengan pemilik lahan yang akan dibangun.

Walaupun bisa dilakukan dalam bentuk lisan, namun lebih baik perjanjian sewa dilakukan dalam bentuk tertulis untuk menghindari kemungkinan terjadi masalah di masa depan.

Berdasarkan Pasal 1554 jo Pasal 1560 KUHPer, pihak penyewa (Anda) wajib menggunakan objek sewa sesuai dengan tujuan yang telah diberi oleh pemberi sewa.

Anda sebagai penyewa juga tidak diperkenankan untuk mengubah wujud maupun tataan objek yang disewa.

Jika ketentuan tersebut dilanggar sehingga menimbulkan kerugian bagi pemberi sewa, maka pemberi sewa dapat membatalkan perjanjian sewa dengan Anda.

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Tentu saja Anda harus mengantongi IMB jika akan mendirikan bangunan di lahan yang telah Anda sewa sebelumnya. Sesuai dengan ketentuan yang ada, setiap kegiatan mendirikan bangunan wajib memiliki IMB yang bisa diajukan kepada Suku Dinas Perizinan Bangunan Kota Administrasi/Kabupaten.

Permohonan IMB ini dapat dilakukan untuk:

1. Bangunan rumah tinggal 2. Bangunan bukan rumah tinggal 3. Bangunan-bangunan Namun sebelumnya harus memastikan bahwa lahan yang di sewa dapat digunakan sebagai tempat usaha, bukan hanya dapat digunakan sebagai bangunan rumah tinggal saja.

69

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Berdasarkan Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UU 3/1982”), yang dimaksud dengan Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan UU 3/1982 dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.

Adapun yang dimaksud dengan Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Perusahaan yang dimaksud adalah Perusahaan yang berbentuk:

1. Perseroan Terbatas (PT); 2. Koperasi; 3. Persekutuan Komanditer (CV); 4. Firma (Fa); 5. Perorangan; 6. Bentuk Lainnya; dan 7. Perusahaan Asing dengan status Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Republik Indonesia Sebagai asumsi apabila bentuk perusahaan yang ingin dibentuk adalah salah satu dari bentuk usaha yang diatur di atas, maka daftar perusahaan wajib untuk dilaksanakan.

Namun, apabila bentuk perusahaan yang akan dibentuk adalah perusahaan kecil, maka berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU 3/1982, terdapat pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan perusahaan bagi perusahaan kecil perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.

Namun perusahaan kecil perorangan tetap dapat mendaftarkan perusahaannya guna mendapatkan TDP untuk kepentingan tertentu, apabila perusahaan tersebut menghendaki.

70

Jadi, apabila perusahaan yang akan dibentuk merupakan perusahaan kecil pada dasarnya tidak diwajibkan untuk melakukan pendaftaran perusahaan, namun apabila dikehendaki untuk kepentingan tertentu, tetap dapat mengajukan permohonan pendaftaran perusahaan tersebut.

Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”)

Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (“UU Perdagangan”) menyatakan:

Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memiliki perizinan di bidang perdagangan yang diberikan oleh Menteri.

Pasal ini yang menjadi dasar hukum penerbitan SIUP. Tanpa memiliki SIUP, ancaman pidana bagi pelaku usaha adalah pidana penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 10 miliar.

Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib untuk memilki SIUP. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/M-Dag/Per/9/2009 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-Dag/Per/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag 46/2009”), terdapat pengecualian kewajiban memiliki SIUP terhadap Perusahaan Perdagangan Mikro dengan kriteria:

1. Usaha Perseorangan atau persekutuan; 2. Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota keluarga terdekat; dan 3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Namun, Perusahaan Perdagangan Mikro tetap dapat memperoleh SIUP Mikro apabila dikehendaki oleh Perusahaan tersebut.

Permohonan SIUP ini diajukan kepada Pejabat Penerbit SIUP dengan melampirkan surat permohonan yang ditandatangani oleh Pemilik/Pengurus Perusahaan di atas materai yang cukup serta dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 Tahun 2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

SIUP dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan besarnya modal yang digunakan dalam pendirian usaha, yaitu:

500. SIUP Besar: untuk perusahaan dengan modal di atas Rp500.000.000

71

501. SIUP Menengah: untuk perusahaan dengan modal berkisar antara Rp200.000.000 – Rp500.000.000 502. SIUP Kecil: untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih pemilik lebih kecil atau sama dengan Rp200.000.000 Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”)

Memiliki NPWP atas nama pemilik/ penanggung jawab perusahaan.

Pengesahan menjadi badan hukum Tidak semua badan usaha harus berbadan hukum. Akan tetapi setiap badan usaha yang memang dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku.

Izin yang mengikat suatu bentuk badan usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).

Penggolongan menurut bidang yang dijalani Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.

Mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri yaitu berupa SIUP.

KUNCI SUKSES BISNIS JASA SERVICE KOMPUTER

72

Lokasi usaha

Usaha service laptop/komputer akan laku keras jika anda membukanya di tempat yang sangat strategis.

Tarif Jasa Service Komputer/Laptop

Untuk tarif atau harga jasa servis komputer/laptop harus sesuai dengan harga pasaran.

Pelayanan Baik

Usaha service komputer/laptop termasuk jenis usaha dalam bidang jasa. Sehingga anda harus memperhatikan kualitas jasa yang diberikan. Pastikan pelayanan yang diberikan maksimal dan memberikan kepuasan bagi konsumen. Misalkan pelayan tampil ramah, supel, murah senyum, bersahabat, enak diajak ngobrol, dan lain sebagainya. Selain itu, jika ada konsumen yang memperbaiki komputer dan komputer itu harus diperbaiki dalam waktu lama sekitar dua hingga tiga hari maka anda bisa memberikan layanan pemberian pinjaman komputer baru secara gratis. Sebagai pengganti sementara laptop yang rusak.

Bentuk pelayanan yang baik lainnya adalah memberikan garansi. Setelah laptop/komputer selesai diperbaiki maka berikanlah garansi selama satu bulan jika terjadi kerusakan kembali. Hal ini akan membuat konsumen menjadi puas atas pelayanan yang diberikan. Yang pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi pelanggan setia.

Promosi usaha

Yang tak kalah pentingnya dalam membuka usaha service komputer/laptop, anda harus melakukan promosi usaha secara gencar dan massif untuk memperoleh sebanyak mungkin pelanggan dan masyarakat mengetahui keberadaan usaha jasa perbaikan komputer dan laptop.

Kita dapat melakukan promosi usaha service komputer/laptop secara online menggunakan media internet dan medsos.

Usaha Service Komputer Panggilan

Selain membuka usaha toko service komputer dan laptop secara offline, anda bisa juga membuka usaha service komputer panggilan. Hal ini tak kurang menjanjikan. Disebabkan banyak orang dan lembaga tertentu yang sibuk dengan pekerjaan di kantor sehingga tidak bisa menyempatkan waktu untuk datang ke toko service komputer.

73

SUMBER https://media.neliti.com/media/publications/171763-ID-optimalisasi-unit-produksi-akuntansi-unt.pdf https://www.investasiuntung.com/2017/11/rincian-biaya-modal-usaha-service-komputer.html http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ec1e7d00cf43/prosedur-perizinan-usaha-kecil http://justankhey.blogspot.co.id/2012/04/prosedur-pendirian-usaha-di-bidang-it.html

74

Related Documents

Modul Pkk
January 2021 1
Modul Pkk 1 Fix
February 2021 1
Perangkat Pkk
January 2021 3
Pkk 3.10.pptx
March 2021 0
Soal Pas Pkk Ganjil
February 2021 1

More Documents from "dede ahmad farid"