Paper Perekonomian Indonesia Membangun Kekuatan Pasar Domestik

  • Uploaded by: nabilah
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paper Perekonomian Indonesia Membangun Kekuatan Pasar Domestik as PDF for free.

More details

  • Words: 2,422
  • Pages: 16
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan persaingan, setiap bisnis dituntut harus selalu peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu menciptakan ide-ide yang kreatif agar produk yang ditawarkan dapat menarik bagi konsumen, sehingga apa yang diinginkan oleh konsumen dapat dipenuhi dengan baik. Pada era kompetisi yang semakin ketat ini keberhasilan menciptakan persepsi positif dibenak konsumen merupakan factor penting dalam kesuksesan penjualan suatu produk, maka dari itu perusahaan perlu menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk dengan menyentuh sisi emosional konsumen. Salah satu konsep marketing yang dapat digunakan untuk mempengaruhi emosi konsumen adalah melalui experiential marketing, yaitu suatu konsep pemasaran yang tidak hanya sekedar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat tetapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya penjualan. Beberapa tahun lalu, para pebisnis farmasi dunia sering tidak memberi perhatian sedemikian besar bagi negeri sebesar Indonesia. Negara dengan populasi sebesar 250 juta orang yang menjadikan Indonesia negara terpadat keempat di dunia. Indonesia juga memainkan sejumlah peran besar dalam kegiatan ekonomi di kawasan ini, karena ekonomi adalah isu yang terbesar dalam negara-negara ASEAN. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang. Kementerian Perindustrian mencatat, industri farmasi

1

berkontribusi sebesar Rp54,4 triliun terhadap PDB nasional dan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 40 ribu orang. Salah satu kendala bagi industri farmasi adalah ketersediaan bahan baku. Pemenuhan bahan baku farmasi diperoleh dari produk impor. Nilai impor bahan baku farmasi tahun lalu mencapai 20% dari nilai penjualan farmasi domestik. Pengembangan bahan baku farmasi juga menghadapi tantangan seperti belum kompetitifnya industri kimia dasar. Untuk mendorong pengembangan bahan baku farmasi di dalam negeri, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif, salah satunya melalui fasilitas pajak penghasilan. Hal ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2016 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu.Di samping itu, pemerintah juga gencar menekankan pentingnya penguasaan teknologi dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Hal ini dikuatkan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang menginstruksikan kepada 12 kementerian dan lembaga dapat saling bersinergi dan mendukung dalam pengembangan industri farmasi dan bahan farmasi untuk mendorong kemandirian obat nasional.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh industri farmasi terhadap perekonomian Indonesia utuk menguatkan psar domestik Indonesia? 2. Bagaimana peluang industri farmasi untuk memperkuat pasar domestik?

2

1.3 Tujuan Penelitian Sebagaimana permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh industri farmasi terhadap perekonomian Indonesia utuk menguatkan pasar domestik Indonesia. 2. Untuk mengetahui peluang industri farmasi demi memperkuat pasar domestik.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan untuk memperkuat pasar domestic melalui industry farmasi.

2. Sebagai bahan masukan agar dapat mempertahankan pertumbuhan industry farmasi.

3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

2.2 Klasifikasi Industri Di Indonesia, industri dapat digolongkan berdasarkan kelompok komoditas, skala usaha, dan berdasarkan hubungan arus produknya. Penggolongan paling universal berdasarkan “baku internasional klasifikasi industri”

(International

Standard

of

Industrial

Classification,

ISIC)

penggolongan tersebut dibedakan menjadi 9 yaitu:

Kode

Kelompok Industri

31

Industri makanan, minuman, dan tembakau

32

Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit

33

Industri kayu, dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga

34

Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan, dan penerbitan

35

Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik

36

Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi, dan batu bara

37

Industri logam dasar

38

Industri barang dari logam, mesin, dan peralatannya

39

Industri pengolahan lainnya

Untuk

keperluan

perencanaan

anggaran

negara

dan

analisis

pembangunan, pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi tiga subsektor yaitu:

4



1.

Subsektor industri pengolahan nonmigas

2.

Subsektor pengilangan minyak bumi, dan

3.

Subsektor pengolahan gas alam cair.

Klasifikasi industri berdasarkan lokasi usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi : a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industri), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen. b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industri), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya. c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industri), yaitu industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak). d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya

bahan

baku.

Misalnya:

industri

konveksi

berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu. e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industri), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

5

2.3 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1799/Menkes/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. Industri farmasi dibagi dalam dua kelompok yaitu industri padat modal dan industri padat karya. Industri padat modal adalah industri yang menggunakan mesin-mesin produksi dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah

tenaga

kerjanya,

sedangkan

industri

padat

karya

lebih banyak menggunakan tenaga manusia dari pada tenaga mesin. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologidalam

rangka

penetapan

diagnosis,

pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku obat.

2.4 Pengertian Pasar Domestik Di dalam ekonomi, pasar merupakan suatu mekanisme yang mengizinkan masyarakat melakukan jual beli (perdagangan). Maka bisa diartikan bahwa pasar domestik adalah seluruh kegiatan perdagangan yang berlangsung di suatu negara di luar ekspor impor. Pasar domestik harus dilindungi agar tidak semua produk luar leluasa masuk. Di sisi lain, pintu masuk ke Indonesia banyak, pelabuhan besar dan kecil bertebaran di sepanjang garis pantai. Pengawasan ketat diperlukan untuk mencegah praktik penyelundupan yang berpotensi merusak ekonomi domestik.

6

Selanjutnya, pasar domestik yang sudah terjaga itu diharapkan juga diisi pelaku usaha dalam negeri. Mereka diharapkan memanfaatkan besarnya potensi itu, tidak hanya di sektor perdagangan, tetapi juga merambah ke industri dan manufaktur untuk mengisi pasar domestik Indonesia. Hilirisasi industri seperti diinisiasi Kementerian Perindustrian pun berperan besar dalam meningkatkan nilai tambah untuk memanfaatkan pasar domestik Indonesia.

7

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Membangun Kekuatan Pasar Domestic Melalui Industri Farmasi Masyarakat Ekonomi Asean tahun 2015 menjadi desakan bagi Indonesia untuk lebih memperkuat pasar domestic dalam negeri, MEA merupakan langkah untuk membangun kekuatan ekonomi untuk meningkatkan produk domestic Indonesia, bukan sekedar membuka peluang yang lebar untuk produk asing masuk ke dalam negeri sedangkan kekuatan ekonomi dalam negeri justru hanya sebagai penonton. Pentingnya membangun pasar domestic dalam negeri sehingga kita dapat kebal terhadap goncangan ekonomi global. Lahan bisnis yang cukup prospektif menurut para ekonom adalah bisnis makanan, pakaian, kesehatan, pendidikan, dan hiburan. Dalam bidang kesehatan, industry farmasi memiliki potensi tinggi untuk memperkuat pasar domestic Indonesia. Potensi pasar farmasi atau pasar obat di Indonesia masih sangat besar namun dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, jika Indonesia tidak mempertahankan atau memperkuat industry farmasi dalam negeri, potensi pasar yang sedemikian besar, akan menjadi rebutan industry farmasi dari negara-negara lain.

8

Saat ini di Indonesia terdapat 239 perusahaan farmasi yang beroperasi. Sebagian besar industry farmasi terdapat di Jawa Barat(94), Jawa Timur(47), dan DKI Jakarta(37). Beberapa top players di Industri ini adalah Kalbe Farma, Sabe, Soho, Pharos Indonesia, Deza Medica, dan Tempo Scan Pasific. Total pangsa pasar lima besar tersebut adalah 32%. Industri farmasi sendiri menguasai 70% pasar domestic. Nilai pasar produk farmasi di Indonesia sekitar USD 4,7milIar atau setara dengan 27 persen dari total pasar farmasi di ASEAN. Industri farmasi diharapkan dapat lebih mendominasi pasar domestic dan ekspor. Apalagi, saat ini pemerintah Indonesia tengah meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Upaya ini dilaksanakan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mengcover 160 juta penduduk.

9

Industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industry yang bertumbuh sangat pesat. Selama bertahun-tahun pertumbuhan industry di sector ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan secara nasional. Pasar farmasi nasional diperkirakan tumbuh rata-rata 20,6% per tahun pada 20122016. Pasar farmasi nasional pada tahun 2015 sebesar 62,3 trilliun dan meningkat menjadi 69,1 trilliun pada tahun 2016. Obat resep mendominasi sekitar 60% pasar farmasi nasional dan sisanya 40% adalah obat bebas. Selain itu berdasarkan data realisasi investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN), sector itu didominasi industry farmasi senilai 12,9 trilliun. Untuk realisasi penanaman modal asing (PMA), industry farmasi termasuk dalam lima besar investasi dengan nilai sebesar $700 juta. Meski memiliki potensi pasar yang besar, industry farmasi Indonesia masih mengkhawatirkan lemahnya penegakan regulasi dan maraknya pemalsuan obat-obatan. Selan itu, berdasarkan data GP Farmasi Indonesia, ketergantungan impor bahan baku mencapai 95% dengan mayoritas negara pengimpor yaitu Tiongkok, India, Jepang, dan beberapa negara Eropa. Berdasarkan

Rencana Induk Pembangunan

Industri Nasional (RIPIN)

tahun 2015-2035, industrifarmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan

yang

berperan

besar

sebagai

penggerak

utama

perekonomian di masa yang akan datang.

3.4 Peluang Industri Farmasi Guna Mendorong Kekuatan Pasar Domestik Indonesia adalah pasar yang besar bagi industri farmasi. Ada beberapa faktor yang menjadi driver pertumbuhan industri farmasi nasional yaitu : 1. Jumlah penduduk Indonesia yang besar

Berdasar data yang disampaikan oleh kementerian enteri Dalam Negeri jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 sebanyak 257.912.349 jiwa. Adapun jumlah wajib KTP per 31 Desember 2015 yakni 182.588.494 jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini masih di angka 1,49 persen. Maka dalam satu tahun penduduk indonesia bertambah

10

sekitar 4 juta jiwa, sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat dr Surya Chandra. Artinya, di bulan Juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih dari 262 juta jiwa.

2. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan kesehatan

Berdasarkan survei yang digelar Sun Life Financial pada tahun 2015 bersama Ipsos empat dari lima orang di Indonesia merasa dirinya sehat. Sebanyak 73% masyarakat menempatkan kesehatan pribadi menjadi isu nomor satu dalam prioritas hidup. Jumlah ini meningkat 19% dari indeks yang sama tahun lalu. Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia mengatakan sayangnya kesadaran itu tak diikuti dengan perilaku hidup sehat. Sepertiga dari total jumlah penduduk Indonesia menunjukan kebiasaan tidak sehat seperti kurang tidur, merokok hingga tidak berolahraga dengan teratur.

3. Tingkat perekonomian masyarakat yang terus meningkat

Di kuartal pertama 2017 ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 5,01 persen dari kuartal sebelumnya 4,94 persen. Selama tiga tahun terakhir, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia bertahan di sekitar angka 5 persen dengan angka maksimal di 5,8 persen. Langkah pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi, setelah tahun lalu merangsang pertumbuhan dengan berbagai langkah penting. Upaya Bank Indonesia memangkas suku bunga utama sebanyak enam kali di tahun lalu pun, diyakini sebagai penyebab pertumbuhan tersebut.

11

4. Pertumbuhan produksi industri farmasi

Sumber : Infografis Badan Pusat Statistik Industri farmasi nasional terus menunjukkan kinerja yang semakin positif dengan mampu menyediakan kebutuhan obat untuk pasar dalam negeri sebesar 70 persen. Bahkan, dalam kelompok industri kimia, farmasi dan obat tradisional, sektor ini mengalami pertumbuhan cukup tinggi mencapai 9,21% persen pada triwulan II tahun 2017 atau setelah perolehan industri logam.

Sumber : GP Farmasi, IMS Helath

12

5.

Akses kesehatan yang meningkat seiring implementasi BPJS Kesehatan. Karena pemerintah memiliki komitmen untuk memperbaiki sistem kesehatan, terutama membuka lebar akses masyarakat terhadap kesehatan. Inisiatif ini diawali pelaksanaannya dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Program di Indonesia cakupan kesehatan universal. Ditetapkan pada tahun 2014, tujuan JKN adalah untuk menggabungkan program asuransi kesehatan sosial yang sudah ada di Indonesia di bawah satu pintu pembayaran, akhirnya memperluas cakupan kesehatan berskala nasional yang menyentuh 250 juta penduduk.

3.4 Kontribusi Industri farmasi pada PDB Nasional Rasio healthcare expenditure terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini masih relatif rendah (3,1%) sehingga potensi peningkatan masih cukup besar. Healthcare expenditure per kapita Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 14% per tahun, dari USD108 pada 2012 menjadi USD237 pada 2018. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, rasio healthcare expenditure terhadap PDB maupun healthcare expenditure per kapita per tahun di Indonesia saat ini termasuk rendah.

13

Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang. Kementerian Perindustrian mencatat, industri farmasi berkontribusi sebesar Rp54,4 triliun terhadap PDB nasional dan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 40 ribu orang.

14

BAB IV PENUTUP 4.2 Kesimpulan Pasar domestik Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menguatkan perekonomian Indonesia agar dapat bertahan dalam krisis global. Lahan bisnis yang cukup prospektif untuk memperkuat pasar domestik yaitu industri farmasi Apabila industri farmasi terus diperkuat akan semakin menambah PDB nasional Indonesia

4.1 Saran 1. Sebaiknya pemerintah dapat membuat pabrik bahan baku untuk industri farmasi sendiri di Indonesia agar kita tidak bergantung pada impor 2. Sebaiknya lebih meningkatkan mutu industri farmasi dalam hal obat agar warga Indonesia sendiri tidak memilih untuk menggunakan produk luar negeri 3. Sebaiknya pemerintah dapat menjaga perang harga obat antar produsen industri farmasi di Indonesia agar tidak hanya industri farmasi yang bermodal tinggi saja yang dapat bertahan

15

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.1799/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Industri Farmasi. Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia; 2010. Kementerian Perindustrian. 2017. Melindungi Pasar Domestik, (Online), (http://www.kemenperin.go.id/artikel/4686/Melindungi-Pasar-Domestik, diakses 25 Oktober 2017). . Nilai Potensi Capai USD 5 M, Industri Farmasi Kuasai 70 Persen Pasar Domestik, (Online), (http://www.kemenperin.go.id/artikel/18101/ Nilai-Potensi-Capai-USD-5-M,-Industri-Farmasi-Kuasai-70-Persen-PasarDomestik, diakses 25 Oktober 2017) .

Pemerintah

Harus

Jaga

Pasar

Domestik,

(Online),

(http://www.kemenperin.go.id/artikel/4665/Kadin:-Pemerintah-Harus-Jaga-PasarDomestik, diakses 25 Oktober 2017 pukul 12.25)

Mahadi, Tendi. 2012. Farmasi lokal kuasai pasar domestik, (Online), (http://kesehatan.kontan.co.id

/news/farmasi-lokal-kuasai-pasar-domestik,

diakses 26 Oktober 2017) Gareta, Sella Panduarsa. 2017. Industri farmasi kuasai 70 persen pasar domestik, (Online), (http://www.antaranews.com/berita/650625/industri-farmasikuasai-70-persen-pasar-domestik, diakses 26 Oktober 2017)

16

Related Documents


More Documents from "Yudy Yunardy"