Loading documents preview...
06/04/2015
ALI SYAMLAN
Tujuan • Peserta memahami kebijakan pelayanan laundry di rumah sakit yang berlaku
1
06/04/2015
Latar Belakang • Linen dibutuhkan di setiap ruang pelayanan di rumah sakit • Alur pengelolaan linen cukup panjang, pengelolaan yang kompleks dan membutuhkan SDM yang bervariasi • Pengelolaan yang kurang baik dapat membahayakan staff dan pasien
Latar Belakang • Pelayanan laundry melindungi pasien, petugas kesehatan dan petugas laundry dari resiko infeksi • Pemrosesan laundry sesuai standar merupakan faktor kunci
2
06/04/2015
Kebijakan Laundry • Memastikan semua linen dikelompokkan, dipisahkan, dikirimkan dan diproses sesuai dengan standar untuk meminimalkan resiko infeksi silang. • Memastikan suplai linen secara konsisten pada kualitas yang baik untuk memenuhi hak pasien.
Kebijakan Laundry • Kapan linen diproses? Jangka waktu tertentu (3 hari, 1 minggu, dsb) atau bilamana terlihat kotor. • Penyimpanan linen bersih yang belum terpakai harus tepat untuk menghindari kontaminasi
3
06/04/2015
Tujuan yang ingin dicapai Laundry RS: 1. Memberi, menjaga dan meningkatkan IMAGE Rumah Sakit (linen bersih dan bermutu) 2. Merubah linen kotor menjadi bersih, bebas dari mikroorganiseme patogen dan siap pakai tanpa kerusakan (pembersihan dan disinfeksi) 3. Memberikan efisiensi biaya bagi rumah sakit (biaya linen dan biaya laundry)
Siapa saja turut berperan dalam menjaga dan memelihara linen Rumah Sakit ? • Owner / Management RS • Unit Laundry • User / Pengguna Linen
4
06/04/2015
Permasalahan Laundry Rumah Sakit 1. Kualitas linen yang tidak baik 2. Noda berat yang masih tersisa 3. Pengiriman linen kotor/ infeksius dengan kondisi sudah kering 4. Pemisahan linen kotor dan linen infeksius tidak dilakukan 5. Lemahnya koordinasi ruang pelayanan dan laundry
Permasalahan Laundry Rumah Sakit 6. Lemahnya maintanance 7. Aspek hukum pada outsorcing linen 8. Outsorcing linen tidak mengikuti standar rumah sakit 9. Kurangnya pemahaman resiko di laundry (bahan kimia) 10.Rendahnya pemahaman tentang linen
5
06/04/2015
Pengelolaan Linen RS Kemungkinan menimbulkan infeksi
Rendah - low level disinfection Tinggi - High level disinfection - Sterilisasi
Secara umum Infeksi karena Linen
Karena tidak kontak langsung dengan jaringan tubuh yang steril atau pembuluh darah Sumber : Pedoman Manajemen linen di RS, Dirjen Pelayanan Medik Spesialistik Depkes, 2004
Resiko Infeksi • Linen kotor dapat mengandung kontaminan infeksius sehingga penggantian linen harus dilakukan dengan hati-hati dan linen harus ditempatkan pada kantong yang tepat. Tidak meletakkan linen kotor pada lantai. • Meskipun linen yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi, resiko akan rendah apabila prosedur yang tepat diikuti
6
06/04/2015
Sumber : Pedoman Manajemen linen di RS, Dirjen Pelayanan Medik Spesialistik Depkes, 2004
Dasar Hukum 1. Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Lingkungan Kesehatan RS 2. Kemenkes 382/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
7
06/04/2015
•
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit – Pasal 8 : Persyaratan lokasi rumah sakit – Pasal 9 & 10 : Persyaratan bangunan rumah sakit – Pasal 11 : Prasarana rumah sakit – Pasal 29 : Kewajiban rumah sakit
•
UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 No. 20, Tambahan lembaran Negara No. 3237); PP No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular; UU No. 32 Th 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No.18 Tahun 2008 ttg Pengelolaan Sampah PP No.74 Tahun 2001 ttg Pengelolaan B3 PP No. 85 tahun 1999 ttg Pengelolaan Limbah B3 ttg Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 ttg Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun PP No. 18 tahun 1999 ttg Pengelolaan Limbah B3 Kepmenkes No. 1204 thn 2004 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS KepMenLH No.8 thn 2010 tentang Kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan KepMenLH No. 58 thn 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan di Rumah Sakit Peraturan Menteri PU No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
• • • • • • • • • •
Sumber : PENGELOLAAN SANITASI LAUNDRI LINEN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, Workshop Laundry Linen Fasilitas Pelayanan Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2014
Laundry Rumah Sakit : • Tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan mesin setrika (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
8
06/04/2015
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit • Pasal 7 – (1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
• Pasal 8 tentang Lokasi • Pasal 9 tentang Bangunan • Pasal 10 – (2) Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang: q. laundry;
• Pasal 11 tentang Prasarana • Pasal 16 tentang Peralatan • Pasal 17 – Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit.
Sumber : Deddy Tedjakusuma, Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT, SEMINAR PERAN HOSPITAL ENGINEERING DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DIREKTUR JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI, Jakarta, 21 November 2013
9
06/04/2015
Permenkes : 340/MENKES/PER/III/2010 TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Pasal 3 • Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry, dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta pengolahan limbah.
Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 KRITERIA KLASIFIKASI RUMAH SAKIT UMUM
10
06/04/2015
Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 KRITERIA KLASIFIKASI RUMAH SAKIT UMUM
Lampiran II Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 KRITERIA KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KHUSUS
Rumah Sakit Kusta
Rumah Sakit Mata
11
06/04/2015
KEMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
Syarat – Syarat Laundry Rumah sakit: (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
• Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam waktu 10 menit • Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan • Standar kuman linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi.
12
06/04/2015
Tata laksana Laundry Rumah sakit: (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
1. Di tempat laundry tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan 2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda 3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius 4. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah
Tata laksana Laundry Rumah sakit : (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
5. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alatalat termasuk linen 6. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti persyaratan dan tata laksana yang telah ditetapkan
13
06/04/2015
Tata laksana Laundry Rumah sakit : (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
7. Perlakuan terhadap linen • Pengumpulan, dilakukan : –
–
•
Pemilahan antara linen infeksius dan noninfeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label. Menghitung dan mencatat linen di ruangan.
Penerimaan – –
Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara infeksius dan non-infeksius. Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
Tata laksana Laundry Rumah sakit : (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
•
Penerimaan
–
Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan. Membersihkan linen kotor dan tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan menggunakan disinfektan. Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
– – –
Linen harus dipisahkan sesuai jenisnya. Linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah - FIFO. Pintu lemari selalu tertutup.
– –
• • •
•
Pengeringan Penyetrikaan Penyimpanan
Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tenda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.
14
06/04/2015
Tata laksana Laundry Rumah sakit : (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
•
Pengangkutan – –
– – –
Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor. Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna. Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari dan ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
Tata laksana Laundry Rumah sakit : (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)
8. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri (APD) dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B.
15
06/04/2015
16
06/04/2015
KEMENKES 382/MENKES/SK/III/2007
Pengelolaan Linen
(Sumber : Kemenkes 382/MENKES/SK/III/2007)
• Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam kantong atau wadah yang tidak rusak saat diangkut • Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah digunakan • Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang di sekitarnya.
17
06/04/2015
• Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan dibilas dengan air. Linen kotor tersebut kemudian langsung dimasukkan kedalam kantong linen di kamar pasien • Hilangkan bahan padat (misalnya, feses) dari linen yang sangat kotor (menggunakan APD yang sesuai) dan buang limbah padat tersebut ke dalam toilet sebelum linen dimasukkan ke kantong cucian.
• Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien. • Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standar dan prosedur tetap fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian dengan air panas, cuci linen menggunakan detergen/ disinfektan dengan air 70o C (160o F) selama minimal 25 menit.
18
06/04/2015
Penanganan Linen Infeksius : 1. Petugas harus menggunakan APD lengkap 2. Masukan Linen infeksius dalam kantong kuning tanpa membukanya 3. Jalankan mesin dengan program noda berat (heavy soiled) 4. Prewash : gunakan air dingin, masukan disinfektan 5. Main wash : gunakan air panas 70 oC selama 25 menit, masukan alkali, detergen, disinfektan, emulsifier 6. Bilas seperti biasa
TIP
Membuat Lar. Klorin 0,5 % dari Konsentrat Rumus : Jumlah bagian (JB) air =
% Konsentrat
- 1
% Keenceran
Contoh : – Buat lar klorin 0,5 % dari konsentrat klorin 5 % JB air = (5 % / 0,5%) – 1 = 10 – 1 = 9 Artinya : 1 bagian konsentrat ditambah 9 bagian air
19
06/04/2015
TIP
Membuat Lar. Klorin 0,5 % dari Serbuk Rumus : Gram / Liter =
% Keenceran
x 1000
% Konsentrat
Contoh : – Buat lar klorin 0,5 % dari serbuk konsentrat klorin 35 % Hitung gram / liter air = (0,5 % / 35%) x 1000 = 14,2 g /L Artinya : Tambahkan 14,2 g dalam 1 liter air
PEDOMAN SANITASI DI RUMAH SAKIT PENGELOLAAN LINEN, 2000
20
06/04/2015
Pengelolaan Linen
(Sumber : Pedoman Sanitasi Di Rumah Sakit, 2000)
1. Penanganan dan Pengangkutan Linen –
Kantong plastik dan kereta dorong
2. Pencucian Linen Kotor
– Penyortiran dan siklus pencucian dengan panas
3. Penanganan Linen Bersih –
Pengeringan, penyetrikaan, pelipatan dan distribusi yang meminimalkan kontaminasi ulang Sterilisasi untuk linen operasi
– – –
Laporan rutin output dan input (jumlah linen) Pengamatan langsung secara uji petik Analisa biaya output/input
–
4. Evaluasi
Standar Pengelolaan Linen
(Sumber : NHS LINEN AND LAUNDRY POLICY, 2011) 1. Semua linen harus bersih, disterika dan bebas dari noda dan bekas cairan tubuh. Linen harus dalam kualitas yang baik, bebas dari lubang dan robekan. 2. Linen harus dalam kualitas yang stabil dan dapat digunakan pada pelayanan. 3. Edukasi staf diperlukan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pemisahan linen dan tidak adanya benda selain linen. Benda tajam dapat membahayakan petugas laundry dan merusak peralatan. 4. Sangat penting untuk memastikan kantong harus ditutup dengan sempurna dan kepenuhan tidak lebih dari 75%.
21
06/04/2015
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 432/MENKES/SK/IV/2007 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI RUMAH SAKIT
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Bahaya Biologik Bahaya Ergonomik Bahaya Psikis
• Bising • Getaran • Panas • Disinfektan • Sitotoksik • Formaldehid • HIV • Hepatitis B • MDR ‐ TB
• Salah Postur • Pekerjaan monoton (berulang) • Kontak dengan pegawai • Merasa dibuang
POINT‐POINT SURVEY AKREDITASI ‐ JCI: 1. Alur Laundry 2. Ruang Laundry 3. Pengelolaan Linen Infeksius 4. Chemical laundry 5. MSDS Chemical 6. Takaran Chemical 7. Survey kepuasan 8. Action Plan 9. SOP 10. Pengadaan linen
11. Pengelolaan limbah 12. Penggunaan APD 13. Gudang chemical 14. Ruang makan & minum (istirahat) 15. Laporan-laporan 16. Buku-buku pedoman 17. Petunjuk-petunjuk, spt ; petunjuk pengoperasian mesin cuci dll
22
06/04/2015
Kesimpulan • Masih banyak kekurangan di Unit Laundry • Kebijakan memiliki standar tinggi • Perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai standar. • Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit harus dilakukan termasuk pengelolaan linen di rumah sakit • Perlindungan terhadap staff sangat perlu, staff merupakan aset
Pustaka •
• • • •
•
• •
Deddy Tedjakusuma, Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Kebijakan Bangunan, Prasarana & Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit, Seminar Peran Hospital Engineering Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Sakit Pendidikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta, 21 November 2013 Depkes RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2004. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit KepMenkes : 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Depkes RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2004 Kemenkes 382/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya Sodikin Sodik, Pengelolaan Sanitasi Lauindri Linen di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Workshop Laundry Linen Fasilitas Pelayanan Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2014, Jakarta 27 Maret 2014 Tietjen, L., Bossemeyer, D., McIntosh, N., 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Permenkes nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
23
06/04/2015
24