Pengendapan Mineral

  • Uploaded by: Ichsandhiyoni Lisna Kurniawan
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengendapan Mineral as PDF for free.

More details

  • Words: 4,622
  • Pages: 24
Loading documents preview...
Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Deret reaksi Bowen (deret pembentukan mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn, seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2.

Diagram urutan pengendapan mineral

Sedangkan proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan (konsentrasi suatu unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi kristalisasi dari magma induk telah didesign oleh Niggli seperti terlihat pada Gambar 3

Gambar 3.

Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)

Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses pembentukannya, maka salah satu pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :

I.

Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan Bervariasi) A.

Dalam magma, oleh proses differensiasi

1. Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi. 2. Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi B.

Dalam badan batuan

1. Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik) 1.1.

Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku a.

Oleh hembusan langsung bekuan (magma) -

dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang

-

dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat

tinggi b.

1.2.

Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma -

Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi

-

Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi

-

Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi

-

Endapan telethermal; T rendah, P rendah

-

Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer

Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri : a.

Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.

b.

Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang

c.

Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan; T 0-1000C; P sedang-atmosfer

C.

Dalam masa air permukaan 1.

Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang a.

Reaksi anorganik

b. 2. II.

Reaksi organik

Oleh penguapan pelarut

Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.

Sedangkan secara umum keterdapatan endapan bahan galian dengan mineral-mineral bijihnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.

Keterdapatan dan letak mineral-mineral bijih

2.

Pengertian Mendala Metalogenik

Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih jenisjenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic Epoch. Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan prosesproses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma. Contoh mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala metalogenik Malaya (terdiri dari batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit), manda metalogenik Sunda (terdiri dari batuan intermediet dengan mineral berharga elektrum (Au, Ag)), serta mendala metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan mineral berharga nikel). 3.

Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer

Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu : ñ Fase Magmatik Cair ñ Fase Pegmatitil ñ Fase Pneumatolitik ñ Fase Hidrothermal ñ Fase Vulkanik Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbedabeda, yaitu yang berhubungan dengan: ñ Kristalisasi magmanya ñ Jarak endapan mineral dengan asal magma

Õintra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku Õperi-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku Õcrypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas Õapo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku Õtele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku ï Bagaimana cara pengendapan terjadi Õterbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma Õterbentuk pada lubang-lubang yang telah ada Õmetosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih ï Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan ï Waktu terbentuknya endapan Õsyngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan Õepigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan 3.1

Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas : ï Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan. Contoh intan dan platina. ï Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan. ï Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma. 3.2

Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).

Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Besilikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock crystal).

Gambar 6.

Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair

Keterangan untuk Gambar 6 : 1.

Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.

2.

Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.

3.

Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.

4.

Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineralmineral silikat yang lebih ringan.

5.

Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.

6.

Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.

3.3

Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.

Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan). Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan terrekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

Gambar 8.

Contoh endapan Igneous Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari Park, 1975 p 285).

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel 4). Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia). Tabel 4.

Contoh beberapa jenis endapan metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber). Endapa n Besi

Mineral Logam Utama magnetit, hematit

Lokasi Cornwall, Pennsylvenia USA ;

Tembag a

kalkopirit, bornit, pirit, pirrotit, spalerit,

Banat Hongaria Beberapa endapan di

molibdenit, oksida besi

Morenci dan Bisbee, Arizona USA ; Suan,

Zn

spalerit + magnetit, sulfida Fe + Pb

Korea Hannover, N-Mexico, USA; Kamioka,

Pb Sn

galena + magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn

Jepang Magdalena, N-Mexico,

kasiterit, wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit

USA Pikaranta, Finlandia; Saxony, Jerman; Malaysia; Singkep

Wolfra

scheelit dengan molibdenit dan beberapa sulfida

m

USA; King Island,

Lainnya

3.4

(Indonesia) Mill City, Nevada,

Australia grafit, emas. molibdenit, mangan, garnet, corundum

Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber

terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu : ï cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan. ï metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal

(T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C), dan Hipothermal (T

3000C-5000C) Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi mineramineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Keadaan Epithermal

Alterasi-alterasi yang terjadi pada fase hidrothermal Batuan dinding batuan gamping

silisifikasi

Hasil alterasi

lava

alunit, clorit, pirit, beberapa sericit, mineralmineral lempung klorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit, mineral-

batuan beku intrusi

mineral lempung

Mesotherma batuan gamping

silisifikasi

l

selisifikasi, mineral-mineral lempung

serpih, lava

sebagian besar serisit, kwarsa, beberapa batuan beku asam

mineral lempung serpentin, epidot dan klorit

Hypotherm

batuan beku basa batuan granit, sekis

greissen, topaz, mika putih, tourmalin,

al

lava

piroksen, amphibole.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit. Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Alsilikat)

Gambar 9.

Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).

3.5

Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah : ï lava flow ï ekshalasi ï mata air panas Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol gas SO2), mofette

(terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar (berbentuk

(berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).

Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat. Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3) Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar 10 dan Tabel 6), sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada. ; Sato,1981).

Tabel 6.

Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko (Cox DP, 1983)

Geologi Regional Tipe batuan Tekstur Umur Tektonik

Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimen Aliran, tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lain Archean – Cenozoic patahan dan rekahan-rekahan lokal

Tipe endapan

urat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit

assosiasi Konsentrasi

Barium, emas

Logam Deskripsi endapan Mineral-mineral

Zona bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona

logam Tekstur/struktur

luar (pirit, kalkopirit, emas, perak) Sebagian besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang

Alterasi

ditemukan perlapisan zona disseminated atau stockwork sulfida. Yang menyelubungi zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit,

Kontrol bijih

kadang-kadang silika, klorit, dan serisit Pada bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen vulkanik; pada bagian pusat batuan vulkanik; kadang-kadang

Pelapukan Contoh

4.

breksiasi dan dome felsik Gossan (kuning, nerah, dan coklat) Kidd Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador

Proses Pembentukan Endapan Sedimenter

Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan. Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu

endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada). Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene). 4.1

Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi. Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah (Lihat Tabel 7 dan Gambar 11).

Tabel 7.

Beberapa mobilitas unsur pada berbagai lingkungan

Mobilitas Relatif Sangat tinggi

Oksidasi Cl,I, Br, S, B

Kondisi Lingkungan Asam Netral-basa Cl,I, Br, S, B Cl,I, Br, S, B,

Reduksi Cl, I, Br

Mn, V, U, Se, Re Mn, V, U, Se, Mn, V, U, Se, Ca, Na, Mg, F, Ca, Na, Mg, F,

Tinggi

Re, Ca, Na, Re, Mg,

F,

Ca,

Na, Sr, Ra

Sr, Mg, F, Sr, Ra,

Ra, Zn

Zn, Cu, Co, Ni,

Hg, Au Cu, Co, Ni, As, Cd,

Sedang

Sr, Ra

As, Cd

Hg, Ag, Au, Rendah

As, Cd Si, P, K,

Si, P, K,

Pb, Li,

Rb, Pb, Li, Rb, Ba

Ba Ge, Cs, Tl rendah Fe, Mn,

sampai immobil

Si, P, K

Pb, Li, Rb, Ba

Be, Bi, Sb, Ge, Be, Bi, Sb, Ge,

Be, Bi, Sb, Cs, Tl Sangat

Si, P, K,

Cs, Tl

Fe, Mn

Fe, Mn

Fe, Mn

Al, Ti, Sn, Te

Al, Ti, Sn, Te

Al, Ti, Sn, Te

W, Nb, Ta, W, Nb, Ta, Pt,

W, Nb, Ta, Pt,

W, Nb, Ta, Pt,

Pt,

Cr, Zr, Th,

Cr, Zr, Th,

Cr, Zr, Th,

Cr, Zr, Th,

Rare earth

Rare earth

Rare earth

Al, Ti, Sn, Te

Rare earth

S, B Mn, V, U, Se, Zn

Re

Co, Cu, Ni, Hg, Zn Ag, Au

Co, Cu, Ni, Hg, Ag, Au As, Cd, Pb, Li, Rb, Ba, Be, Bi, Sb, Ge, Tl

Gambar 11.

Diagram Fence yang memperlihatkan hubungan Eh-pH mineral-mineral non-klastis (Krumbin dan Garrels, 1952).

Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi), lihat Gambar 12. Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.

4.2

Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik

Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb. Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi : ï Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals. ï Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California. ï Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi. ï Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.

Gambar 13.

4.3

Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter

Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia

4.3.1. Lingkungan Darat Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.

4.3.2

Lingkungan Laut

Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10 -7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti : ï Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.

ï Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel. ï Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh). Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan. 5.

Contoh Beberapa Endapan Mineral Yang Penting

5.1

Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal, dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan tembaga porfiri Bingham di Utah (Gambar 14 dan Tabel 8).

Gambar 14.

Tabel 8.

Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika Selatan (After Sillitoe,1973)

Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya Molibdenum (Cox DP, 1983) Geologi Regional Tipe batuan

Monzonit - tonalit kuarsa yang menerobos batuan beku,

Tekstur

vulkanik, atau sedimen Terobosan yang berasosiasi dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar

Umur Tektonik Tipe endapan

mempunyai ukuran butir halus s/d sedang) Umumnya mesozoik s/d tersier Sesar Skarn yang mengandung Cu, Zn, atau Au; urat-urat logam dasar

assosiasi Konsentrasi

sulfosalts dan emas; emas placer Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag

Logam Deskripsi endapan Mineral-mineral

Kalkopirit, pirit, molibdenit; endapan replacement dengan

logam

kalkopirit, sfalerit, galena, dan kadang-kadang emas; zona terluar kadang-kadang dengan emas dan sulfida-sulfida perak, tembaga,

Tekstur/struktur

dan antimoni. Veinlets, disseminations, penggantian pada batuan samping

Alterasi

masif. Batas zona alterasi (alteration rings) berupa lempung, mika, feldspar, dan mineral-mineral lain yang berjarang beberapa

Petunjuk geokimia

kilometer dari endapan. Zona pusat (Cu, Mo, W), zona terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At,

Contoh

Te, Mn, Rb). El Savador, Chile; Silver Bell, Arizona (USA); Highland Valley, Bristish Columbia (Canada).

Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas (Gambar 15 dan Tabel 9).

Gambar 15.

Tabel 9.

Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)

Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit Epitermal (Cox DP, 1983) Geologi Regional Tipe batuan Tekstur Umur Tektonik Tipe endapan

Dasit vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolit Porfiritik Umumnya tersier Sistem fractute ekstensif Tembaga porfiri, sumber air panas asam sulfat, lempung

assosiasi

hidrothermal

Konsentrasi

Cu, Ar, An, At

Logam Deskripsi endapan Mineral-mineral

Emas native, enargit, pirit, sulfosalt pembawa perak, asosiasi

logam Tekstur/struktur Alterasi

dengan kalkopirit, bornit, tellurida, galena, sfalerit, hubnerit Urat-urat, breccia pipe, pods, dikes Kuarsa, alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit,

Kontrol bijih Pelapukan

montmorilonit di sekitar kuarsa Fracture, aktivitas intrusi Limonit kuning, jarosit, goethit, algirisasi dengan kaolinit,

Contoh

hematit Goldfiled, Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga berm\igrasi secara lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan laut, maka akan terbentuk kumpulan sedimenvolkanik dari tembaga- timbal-seng.

5.2

Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi

Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus geologi dan kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan mineral selama pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara kimiawi (sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga, timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air permukaan diendapkan sebagai batuan. Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan

fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan. Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama (Gambar 16 dan Tabel 10). Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.

Geologi Regional Tipe batuan

Batuan-batuan sedimen eusinitik (batuan serpih hitam, batuan

Tekstur Umur Lingkungan

lanau, rijang, batugamping mikritik) Perlapisan sedimen; breksi slump Protezoik tengah Cekungan laut epikratonik

penegndapan Tipe endapan

Endapan barit stratiform

assosiasi Konsentrasi

Maksimum 500 ppm timbal pada serpih hitam, 1300 ppm seng,

Logam Deskripsi

750 ppm tembaga, 1300 ppm barium

endapan Mineral-mineral

Pirit, pirotit, sfalerit, galena, barit, kalkopirit, dan beberapa

logam Tekstur/struktur Alterasi

mineral lain dalam jumlah yang sedikit Umumnya kristalin, disseminated Silifikasi, tourmalinisasi, karbonat, albilitisasi, kloritisasi,

Kontrol Geokimia

dolominitisasi Secara lateral Cu-Pb-Zn-Ba; secara vertikal Cu-Zn-Pb-Ba.

Pelapukan Contoh Tabel 10.

Gossan (karbonat, sulfat, silikat (Pb, Zn, dan Cu) Sullivan, Kanada Model Geologi Endapan Sediment-Hosted, Submarine Exhalative Lead-Zinc (Cox DP, 1983)

Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu bara, minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan mengalami pemanasan akibat penurunan dan proses burial. Demikian juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam struktur yang baik, atau tetap di dalam batuan sumber membentuk oil shale. 5.3

Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme

Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang dalam dapat menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia. Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi emas oleh metamorfic water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut, metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih metalik

Related Documents

Pengendapan Mineral
February 2021 1
Deskripsi Mineral
February 2021 1
Mineral Salts Book
March 2021 0
Miracle Mineral Part3
January 2021 1

More Documents from "Hilma Nadzifa"