Defisiensi Vitamin Dan Mineral

  • Uploaded by: Hilma Nadzifa
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Defisiensi Vitamin Dan Mineral as PDF for free.

More details

  • Words: 1,911
  • Pages: 42
Loading documents preview...
DEFISIENSI VITAMIN DAN MINERAL Disusun oleh: Hendita Yosi P Intan Nur Fatimah Heni Ashari Ismiyatul Banat K Hilma Nadzifa Ivada El Umma Ilma Ratih Z Karina Kumaladewi

A. DEFISIENSI VITAMIN Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya.  Vitamin dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan kelarutannya, yaitu: a. Vitamin larut air (grup vitamin B dan vitamin C). b. Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E dan K 

DEFISIENSI VITAMIN DAPAT TERJADI SEBAGAI AKIBAT BERBAGAI MACAM FACTOR PENYEBAB, MISALNYA:



Kurangnya kandungan vitamin dalam bahan pangan. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa kecukupan akan vitamin untuk tiap individu tidak sama, demikian juga harus diingat bahwa factor prapanen dan pasca panen dapat mempengaruhi kadar vitamin dalam bahan makanan.





Kebutuhan akan vitamin yang meningkat, misalnya peminum alcohol banyak memerlukan tiamin, penderita TBC atau perokok banyak memerlukan vitamin C. Penyerapan vitamin dalam tubuh kurang baik. Sebagai contoh seseorang yang kekurangan asam empedu akan menyerao sedikit vitamin larut lemak; sekresi asam dari mukosa lambung akan mempengaruhi penyerapan vitamin B12, demikian juga “waktu transit” makanan yang pendek (dalam saluran pencernaan) akan mengurangi jumlah vitamin yang dapat diserap oleh usus; dan

TABEL JUMLAH VITAMIN HARIAN: Vitamin

Jumlah

A

5000 IU

Tiamin

1,5 mg

Riboflavin

1,8 mg

Niasin

20 mg

Asam Askorbat

45 mg

D

400 mg

E

15 IU

K

70 µg

Asam Folat

0,4 mg

B12

3 µg

Piridoksin

2 mg

Asam Pantotenat

-

1. VITAMIN D 



Vitamin D dikenal pula dengan nama lain, yaitu : anti rachitic factor atau ricketspreventive factor, cholecalciferol (vitamin D2 dari tanaman), calcitriol, calcidiol, dan sunshine bitamin ( karena dapat dibentuk dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan bantuan sinar ultra violet dari sinar matahari). Vitamin D berguna untuk meningkatkan absorpsi kalsium dari salutan cerna dan juga membantu mengontrol penyimpanan kalsium di tulang.

DEFISIENSI VITAMIN D 



Pada anak-anak-anak dapat menyebabkan timbulnya penyakit rahiti yang disebabkan karena pertumbuhan tulang yang abnormal. Bila terjadi pada orang dewasa, penyakitnya disebut “osteomalacia”, yang kadang-kadang terjadi pada ibu rumah tangga yang jarang keluar rumah (terkena sinar matahari).

2. VITAMIN E 

Nama lain vitamin E adalah tokoferol. Fungsi vitamin E yang utama adalah sebagai antiokdisan di dalam tubuh, dan vitamin E dapat berdindak sebagai penangkap radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh atau yang terbentuk di dalam tubuh dari proses metabolisme normal.

DEFISIENSI VITAMIN E  Jarang

sekali di temukan kasus difisiensi vitamin E pada manusia. Pada hewan percobaan,kekurangan vitamin E dapat menyebabkan degenerasi epitel germinal pada testis, dan, oleh sebab itu, dapat menyebabkan sterilitas pada hewan jantan. Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah konsepsi pada hewan betina.  Karena efek-efek defisiensi vitamin E ini, maka vitamin E kadang-kadang disebut sebagai “Vitamin antisterilitas”.  Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan yang normal dan sering menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel otot.

LANJUTAN... 

Defisiensi vitamin E menyebabkan jumlah lemak tak jenuh di dalam sel berkurang, menimbulkan kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti mitokondria, lisosom, dan bahkan membrane sel.

3. VITAMIN K 



Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin, factor VII (prokonvertin), factor IX, dan factor X oleh hati, yang semuanya penting pada koagulasi darah. Oleh karna itu, bila terjadi defisiensi vitamin K, maka pembekuan darah terhambat. Dalam sayuran hijau terdapat banyak vitamin K yang berasosiasi dengan klorofil, sedangkan dalam buah-buahan, umbi-umbian, susu dan daging kadarnya rendah.

DEFISIENSI VITAMIN K 



Karena vitamin K disintesis oleh bakteri dalam kolon, sangat jarang di jumpai seseorang yang mempunyai kecenderungan perdarahan karna defisiensi vitamin K didalam makanan. Akan tetapi, jika bakteri kolon dihancurkan akibat pemberian sejumlah besar obat anti-biotik, maka defisiensi vitamin K segera terjadi karena tidak ada senyawa ini dalam makanan normal. Defisiensi vitamin K dapat diketahui dari gejalanya yaitu proses pembekuan darah berlangsung lama.

4. VITAMIN B KOMPLEKS a. Vitamin B1 (tiamin) Tiamin bekerja pada system metabolism pada tubuh terutama dalam bentuk tiamin pirofosfat, senyawa ini berfungsi sebagai kokarboksilase, yang terutama bekerja dalam kaitan dengan dekarboksilase protein untuk dekarboksilasi asam piruvat dan asam α-keto lain.

DEFISIENSI TIAMIN Defisiensi tiamin menyebabkan lesi pada system saraf pusat dan perifer.  Defisiensi tiamin melemahkan jantung dan menyebabkan vasodilatasi perifer.  Defisiensi tiamin menyebabkan gangguan saluran cerna. 

B. VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN) Riboflavin biasanya berkaitan dengan asam fosfat di dalam jaringan untuk membentuk dua koenzim, flavin mononukleutida (FMN),dan flavin adenin dinukleotida (FAD). Kedua koenzim ini bekerja sebagai pembawa hydrogen dalam system oksidatif mitokondria yang penting.

DEFISIENSI RIBOFLAVIN 

Pada manusia tidak di ketahui terdapat khasus difisiensi riboflavin yang cukup kuat, tetapi defisiensi riboflavin ringan mungkin sering terjadi dan dapat mengganggu pencernaan, rasa terbakar pada kulit dan mata, pecahnya sudut mulut, nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dan lain-lain.

C. NIASIN (ASAM NIKOTINAD DAN NIKOTINAMID)

Vitamin ini diperlukan dalam metabolism pelepasan energy karbohidrat, lemak atau protein; serta dalam sintesis protein, lemak dan pentose serta DNA. Serealia, daging, ikan unggar, sayuran dan kacang-kacangan merupakan bahan pangan sumber niasin.

DEFISIENSI NIASIN Pada stadium awal defisiensi niasin, kelainan fisiologis yang sederhana seperti kelemahan otot dan sekresi kelenjar yang buruk dapat terjadi.  Pada defisiensi niasin yang berat, dapat terjadi :  Kematian jaringan yang nyata.  Tampak lesi patologis di banyak bagian system saraf pusat, dan dapat terjadi demensia permanen.  Kulit mengalami penebalan yang berdeskuamasi, berpigmen pada bagian-bagian yang terpapar iritasi mekanis atau terkena radiasi sinar matahari. 

LANJUTAN... 



Defisiensi niasin menyebabkan iritasi dan inflamasi selaput lender mulut dan bagian saluran cerna yang lain secara hebat. Menimbulkan banyak kelainan pencernaan yang menyebabkan perdarahan saluran cerna yang luas pada kasus yang parah.

D. ASAM FOLAT (FOLASIN) Asam folat dikenal juga sebagai vitamin M, vitamin Bc, adermin, factor U dan L.casei factor. Asam folat berperan dalam semua reaksi biologis yang mengankut transfers grup metal, misalnya : pembentukan serin dan histidin, pembentukan kholin dari etanolamin, dan oembentukan metilnikorinamid (bentuk eksresi asam nikotinad).

DEFISIENSI ASAM FOLAT 

Salah satu efek yang paling nyata pada defisiensi asam folat adalah terjadinya anemia makrositik yang hampir identic dengan anemia pernisiosa. Anemia ini sering dapat di obati secar efektif dengan asam folat saja.

E. PIRIDOKSIN (VITAMIN B6) 

Peran piridoksin yang paling penting yaitu sebagai koenzim dalam proses transaminase untuk sintesis asam amino. Sebagai akibatnya, piridoksin memainkan banyak peran penting dalam metabolism, terutama dalam metabolisme protein.Selain itu, diyakini bahwa piridoksin bekerja pada pengangkutan beberapa asam amino melintasai membrane sel.

DEFISIENSI PIRIDOKSIN 



Kekurangan pridoksin pada anak kadangkadang menyebabkan kejang, dermatitis, dan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah. Bahan pangan sumber piridoksin antara lain : daging ikan unggas, hati, serealia yang tidak disosoh, kuning telur, buah-buahan (pisang, alpukat) dan kentang.

F. ASAM PANTOTENAT (VITAMIN B5) 

Bahan pangan sumber vitamin ini antara lain daging, ikan dan serealia. Asam pantotenat berperan sebagai konfersi asam pirufat dengan karboksilasi menjadi asetil-KoA sebelum masuk kedalam siklus assam sitrat, dan degradasi molekul asam lemak menjadi banyak molekul asetil-KoA.

DEFISIENSI ASAM PANTOTENAT 

Pada manusia, tidak pernah dibuktikan adanya sindrom defisiensi yang pasti, diperkirakan karena hampir dalam setiap jenis makanan ditemukan vitamin ini, dan karna sejumlah kecil vitamin ini mungkin dapat disintesis didalam tubuh.

G. KOBALAMIN (VITAMIN B12) Defisiensi Kobalamin adalah sbb:  Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia pernisiosa.  Defisiensi vitamin B12 menyebabkan demielinasi serabut saraf besar pada medula spinalis.

5. VITAMIN C Terdapat 5 macam fungsi vitamin C yang utama, yaitu :  Pembentukan kolagen dalam jaringan pengikat.  Pembentukan gigi.  Metabolisme tirosin.  Sintesis neurotransmitters.  Penggunaan Fe, Ca, dan Folasin.

DEFISIENSI VITAMIN C 



Defisiensi asam askorbat melemahkan serabut kolagen seluruh tubuh. Defisiensi asam askorbat menyebabkan skorbut.

B. DEFISIENSI MINERAL 

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

1. Natrium  Defisiensi natrium akan menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan.Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium. 2. Klorida (Cl)  Defisiensi klorida dapat menyebabkan kelainan dan penyakit seperti gangguan pencernaan, kelelahan serta hilangnya rambut dan gigi. Selain itu dapat menyebabkan penyakit ginjal.

3. KALIUM 

Kekurangan terjadi jika diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar, deuretik. Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.

4. KALSIUM 

 



 

Akibat Kekurangan Kalsium (Ca): Gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh, disebut juga ricketsia atau rachitis. Tetani atau kejang otot, misalnya pada kaki. Lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka. Perasaan geli pada jari-jari dan daerah sekitar mulut. Konvulsi. Fraktur patologi.

5. FOSFOR 

   

Akibat kekurangan Fosfor (P): Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala rasa lelah dan kurang nafsu makan. Anemia, hemolitik. Ketidaksempurnaan fungsi sel darah putih. Penundaan pembekuan. Fraktur patologi.

6. MAGNESIUM  





Akibat Kekurangan Magnesium (Mg): Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena). Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

7. Belerang (S) Akibat kekurangan Sulfur yaitu terganggunya proses pertumbuhan. 8. Seng (Zn) Akibat kekurangan seng (Zn):  Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna(kerdil).  Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual.misalnya, pencernaan terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.  Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.  Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.

9. Tembaga (Cu) Akibat Kekurangan Tembaga (Cu):  Kekurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolisme disamping itu terjadi demineralisasi tulang-tulang.  Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum albumin rendah  Gangguan fungsi kekebalan. 10. Krom (Cr) Akibat Kekurangan Krom (Cr): Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum ditentukan.

11. MANGAN (Mn)



Akibat Kekurangan Mangan (Mn): Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi besi dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorbsi mangan.kekurngan mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Malkanan tinggi protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.

12. SELENIUM (Se) Akibat Kekurangan Selenium (Se): 

Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium tubuh dengan penykit keshan, dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jantung yang terutama terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah propinsi di Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku, pembengkakan dan aras sakit pada sendi jari-jari yang iikuti osteoartritis secara umum, yang terutama dirasakan pada siku, lutut dan pergelangan kaki. Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi kardiomiopati pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang rendah. Kekurngan selenim dan vitamin E juga duhubungan dengan penyakit jantung.

13. Molibden (Mo) Akibat Kekurangan Molibden (Mo): 

Mudah tersinggung, pikiran kacau, peningkatan laju pernapasan dan denyut jantung yang dapat berakhir dengan pingsan.

14. Fluor (F) Akibat Kekurangan Fluor (F): 

Kekurangan fluor  terjadi di daerah dimana air minum kurang mengandung fluor. Akibatnya adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang tua.

15. Kobalt (Co) Fungsi Kobalt (Co): 

Kobalt merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga  berperan dalam fungsi berbagai enzim.

THANKS FOR YOUR ATTENTION

Related Documents

Defisiensi Pengetahuan
January 2021 1
Deskripsi Mineral
February 2021 1
Anemia Defisiensi Fe
February 2021 0
Vitamin B6
January 2021 0
Pengendapan Mineral
February 2021 1

More Documents from "Ichsandhiyoni Lisna Kurniawan"

265675_blok 11
February 2021 0
Omset Melejit.pdf
January 2021 1