Bab 1

  • Uploaded by: Yudi kurniawan
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 4,863
  • Pages: 24
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan imunologi dalam tubuh sangat penting demi tercapainya suatu kesehatan baik secara fisik maupun psikologis, terbebas dari serangan penyakit baik yang timbul dari lingkungn internal maupun lingkungan ekternal.Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Sistem imun yang mengalami penurunan akan menyebabkan penyakit bisa masuk dengan leluasa. Tumor merupakan jaringan baru karena adanya faktor penyebab dari luar tubuh yang masuk sebagai benda asing sehingga menyebabkan sel bermutasi. Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia (UICC) maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, diperkirakan angka kejadian kanker di dunia meningkat 300 persen pada 2030, terutama di negara-negara berkembang, seperti Indonesia (KOMPAS, 2009). Di Indonesia, kanker menduduki peringkat keenam sebagai penyebab kematian dan sekitar 800.000 orang Indonesia terserang kanker setiap tahun (Suara Pembaruan Daily, 2007).

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1

Apa pengertian dari imunologi tumor?

1.2.2

Bagaimana peran sistem imun pada tumor?

1.2.3

Mengapa tumor dapat luput dari sistem imun?

1.3 Tujuan 1.3.1

Untuk mengetahui pengertian tentang imunologi tumor.

1.3.2

Untuk mengetahui peran sistem imun pada tumor.

1.3.3

Untuk mengetahui penyebab tumor dapat luput dari sistem imun.

1

BAB II Tinjauan Pustaka Imunologi adalah ilmu yang mempelajari organ, sel, dan molekul yang berperan dalam proses pengenalan dan pembuangan (‘sistem imun’), bagaimana cara organ, sel, dan molekul tersebut merespons dan berinteraksi, yang menghasilkan konsekuensi – diharapkan (atas) atau sebaliknya (bawah) – dari aktivitas tersebut, dan bagaimana cara organ, sel, dan molekul tersebut dimana manfaatnya dapat meningkat atau berkurang pada situasi tertentu (J.H.L Playfair dan B.M Chain:2009). Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas (Rezky:2014) Tumor atau barah (bahas Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang berbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengna simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti “bengkak”. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign). Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi

dibutuhkan

untuk

mengaktifkan onkogen atau

tumor

menekan gen

dapat

muncul.

penahan

Mutasi

tumor dapat

yang akhirnya

menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis bil DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi dibutuhkan.

2

DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor. Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20 tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar tumor ini adalah ganas. Inisiasi tumor bermula saat karsinogenesis kimiawi yang terjadi pada sel menyebabkan kerusakan genetik yang tidak dapat dipulihkan (Rezky:2014).Pada organ paru dan usus besarmanusia, perubahan epigenetik adalah perubahan awal yang terjadi pada proses karsinogenesis. Kerusakan genetik tersebut disebabkan kesalahan genetik yang diinduksi oleh karsinogen kimiawi dengan mengubah struktur molekul pada DNA yang berakibat pada mutasi dalam sintesis DNA. Perubahan struktur molekul DNA, terjadi setelah terjadi adduct atau ligasi antara karsinogen atau salah satu gugus fungsionalnya dengan salah satunukleotida di dalam DNA. Hal ini menjelaskan mengapa tumor sangat jarang ditemukan pada jaringan tubuh yang tidak dapat membentuk ligasi karsinogen-DNA. Ligasi ini akan mengaktivasi proto onkogen atau meng-inaktivasi gen penghambat tumor. Metilasi DNA pada area promoter dalam berkas gen, dapat mentranskripsikan inaktivasi gen penghambat tumor. Akumulasi

mutasi

kemampuan proliferasi dan

kemudian hidup

terjadi,

cukup

lama

jika di

sel

mempunyai

dalam organisme

(wikipedia:2015). Pada umumnya sel kanker membentuk sel tumor, kecuali pada leukimia. Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas Kesehatan Kab Bone Bolango, 2007). Terdapat lebih daripada 100 jenis kanker dan

3

setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang dikenal sebagai invasif. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas. Sel tumor yang berkembang menjadi kanker disebut Angiogenesis, sedangkan sel kanker yang menyebar disebut metastasis. Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute, 2009). Terdapat empat faktor penyebab kanker seperti biologis, lingkungan, makanan dan psikologis: a. Keturunan Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari (Arief, I., 2009). b. Hormon Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun terapi hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker hepar (Kusmawan, E., 2009). c. Virus dan Kuman Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan

4

resiko limfoma dan leukemia. Virus human immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma. Virus Epstein-Barr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran

pencernaan.

Untuk

mengurangi

kemungkinan

tertular

virus/bakteri tersebut, hindari berganti-ganti pasangan seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi, jarum, sisir, peralatan makan, dan sebagainya (Kusmawan, E., 2009). d. Lingkungan (DETAK, 2007 dan Harnawatiaj, 2008) 1. Tembakau Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru, pita suara, mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau serta mengunyahnya juga dapat menyebabkan kanker. 2. Penyinaran yang Berlebihan Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang yang banyak mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker. 3. Polusi Udara Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian memburuk.

5

e. Makanan Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain itu, kebanyakan sayur-sayuran dan buahbuahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker (Cancer Helps, 2009). f. Psikologis Kondisi stress dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena kemampuan sel imun untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar kehidupan tubuh. Untuk memahami kanker, sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi ketika sel-sel normal menjadi sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan membelah secara terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel seperti yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh sehat. Ketika sel menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel terprogram ini disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, kanker mulai terbentuk. Sel dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA. Empat jenis gen yang bertanggung jawab untuk proses pembelahan sel yaitu onkogen yang mangatur proses pembahagian sel, gen penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel, suicide gene yang kontrol apoptosis dan gen DNA-perbaikan menginstruksikan sel untuk memperbaiki DNA yang rusak. Maka, kanker merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen dan gen penekan tumor sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali (National Cancer Institute, 2009).

6

Respon Imun terhadap tumor menurut Rosila Idris (2005) dalam seminar Biologi FKUI mengatakan bahwa ada 4 jenis sel-sel imun yang berbeda dapat membunuh target tumor in vitro maupun in vivo: 1. Selpembunuhalami (Natural Killer (NK) Cell), 2. Cytolytic thymus dependent Lymphocytes (CTLs), 3. Lymphokine-activated killer cells (LAK cells), 4. Macrophages Sel kanker dikenal sebagai nonself yang bersifat antigenic pada system imunitas tubuh manusia sehingga ia akan menimbulkan respons imun secara seluler maupun humoral. Imunitas humoral lebih sedikit berperan daripada imunitas seluler dalam proses penghancuran sel kanker, tetapi tubuh tetap membentuk antibody terhadap antigen tumor. Dua mekanisme antibody diketahui dapat menghancurkan target kanker yaitu, Antibody dependent cell mediated cytotoxicity (ADCC) dan Complement Dependent Cytotoxicity. Pada ADCC antibody IgG spesifik berikatan terhadap Tumor Associated Antigen(TAA) dan sel efektor yang membawa reseptor untuk bagian Fc dari molekul

Ig. Antibodi

bertindak sebagai

jembatan antara efektor dan

target.Antibodi yang terikat dapat merangsang pelepasan superoksida atau peroksida dari sel efektor.Sel yang dapat bertindak sebagai efektor di sini adalah limfosit null (sel K), monosit, makrofag, lekosit PMN (polimorfonuklear) dan fragmen trombosit. Ini akan mengalami lisis optimal dalam 4 sampai 6 jam(Halim, B dan Sahil,MF,2001) Pada Complement Dependent Cytotoxicity pengikatan antibody ke permukaan sel tumor menyebabkan rangkaian peristiwa komplemen klasik dari C. Komponen C akhir menciptakan saluran atau kebocoranpadapermukaansel tumor.Ig M lebih efisien disbanding Ig G dalam merangsang proses ini. (Halim, B dan Sahil,MF,2001). Pada pemeriksaan patologi - anatomik tumor, sering ditemukan infiltrate sel-sel yang terdiri atas sel fagosi tmononuklear, limfosit, sedikitsel plasma dan sel mastosit.

7

Meskipun pada beberapa neoplasma, infiltrasi sel mononuclear merupakan indicator untuk prognosis yang baik, pada umumnya tidak ada hubungan antara infiltrasi sel dengan prognosis. Sistem imun yang non spesifik dapat langsung menghancurkan sel tumor tanpa sensitisasi sebelumnya. Efektor system imun tersebut adalah sel Tc, fagosit mononuklear, polinuklear, Sel NK. Aktivasi sel T melibatkan sel Th dan Tc. Sel Th penting pada pengerahan dan aktivasi makrofag dan sel NK (Halim, B dan Sahil,MF,2001).

8

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Imunologi Tumor Imunologi adalah ilmu yang mempelajari organ, sel, dan molekul yang berperan dalam proses pengenalan dan pembuangan (‘sistem imun’), bagaimana cara organ, sel, dan molekul tersebut merespons dan berinteraksi, yang menghasilkan konsekuensi – diharapkan (atas) atau sebaliknya (bawah) – dari aktivitas tersebut, dan bagaimana cara organ, sel, dan molekul tersebut dimana manfaatnya dapat meningkat atau berkurang pada situasi tertentu (J.H.L Playfair dan B.M Chain:2009). Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan kita. Pertahanan tersebut terdiri atas sistem imun spesifik (adaptive/acquired) dan non-spesifik (natural/innate) Fungsi pertama sistem imun adalah pertahanan melawan invasi mikroorganisme yang telah mengisi renungan ahli imunologi lebih dari 100 tahun yang lalu.

Fungsi kedua sistem imun adalah homeostasis.

Homeostasis ini mempertahankan fungsi degenerasi dan katabolik normal dari isi tubuh dengan pembersihan elemen-elemen sel yang rusak seperti eritrosit dan lekosit dalam sirkulasi. Elemen-elemen sel ini mungkin rusak selama perjalanan hidup normal atau sebagai akibat yang merugikan. Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam mengahadapi serangan berbagai mikroorganisme karena dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Namun, sistem imun non-spesifik membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya. Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam tubuh segera dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Jika sel sistem imun tersebut terpapar kembali dengan benda asing

9

yang sama. Benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya. Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat

pada

tingkat

gen

kehilangan

kendali

normal

atas

pertumbuhannya.Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas (Rezky:2014). Tumor atau barah (bahas Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang berbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengna simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti “bengkak”. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign). Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi

dibutuhkan

untuk

tumor

dapat

muncul.

Mutasi

yang

mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat akhirnya menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis bil DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi dibutuhkan. DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor. Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20 tahun memiliki tumor di

10

dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar tumor ini adalah ganas. Inisiasi tumor bermula saat karsinogenesis kimiawi yang terjadi pada sel

menyebabkan

(Rezky:2014).

kerusakan

Pada

genetik

yang

tidak

organ paru dan usus

dapat

dipulihkan

besarmanusia, perubahan

epigenetik adalah perubahan awal yang terjadi pada proses karsinogenesis. Kerusakan genetik tersebut disebabkan kesalahan genetik yang diinduksi

oleh karsinogen kimiawi

dengan

mengubah

struktur molekul pada DNA yang berakibat pada mutasi dalam sintesis DNA. Perubahan

struktur

molekul

terjadi adduct atau ligasi antara fungsionalnya dengan

salah

DNA,

karsinogen

terjadi

atau

satunukleotida di

setelah

salah

dalam

satu gugus

DNA.

Hal

ini

menjelaskan mengapa tumor sangat jarang ditemukan pada jaringan tubuh yang tidak dapat membentuk ligasi karsinogen-DNA. Ligasi ini akan mengaktivasi proto onkogen atau meng-inaktivasi gen penghambat tumor. Metilasi DNA pada area promoter dalam berkas gen, dapat mentranskripsikan inaktivasi gen penghambat tumor. Akumulasi

mutasi

kemampuan proliferasi dan

kemudian hidup

terjadi,

cukup

lama

jika di

sel

mempunyai

dalam organisme

(wikipedia:2015). Pada umumnya sel kanker membentuk sel tumor, kecuali pada leukimia. Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas Kesehatan Kab Bone Bolango, 2007). Terdapat lebih daripada 100 jenis kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang dikenal sebagai invasif. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas. Sel tumor yang

11

berkembang menjadi kanker disebut Angiogenesis, sedangkan sel kanker yang menyebar disebut metastasis. Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute, 2009). Terdapat empat faktor penyebab kanker seperti biologis, lingkungan, makanan dan psikologis: 1. Biologis a. Keturunan Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari (Arief, I., 2009). b. Hormon Hormon

estrogen

yang

berlebihan

dalam

tubuh

dapat

meningkatkan kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun terapi hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker hepar (Kusmawan, E., 2009). c. Virus dan Kuman Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati.

Virus

meningkatkan

human

T-cell

resiko

limfoma

leukemia/lymphoma dan

leukemia.

(HTLV-1)

Virus

human

immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma. Virus EpsteinBarr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. Helicobacter pylori

12

penyebab luka lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan. Untuk mengurangi kemungkinan tertular virus/bakteri tersebut, hindari berganti-ganti pasangan seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi, jarum, sisir, peralatan makan, dan sebagainya (Kusmawan, E., 2009). 2. Lingkungan (DETAK, 2007 dan Harnawatiaj, 2008) a. Tembakau Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru, pita suara, mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau serta mengunyahnya juga dapat menyebabkan kanker. b. Penyinaran yang Berlebihan Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang yang banyak mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker. c. Polusi Udara Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian memburuk. 3. Makanan Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain itu, kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang,

13

dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker (Cancer Helps, 2009). 4. Psikologis Kondisi stress dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena kemampuan sel imun untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar kehidupan tubuh. Untuk memahami kanker, sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi ketika sel-sel normal menjadi sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan membelah secara terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel seperti yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh sehat. Ketika sel menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel terprogram ini disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, kanker mulai terbentuk. Sel dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA. Empat jenis gen yang bertanggung jawab untuk proses pembelahan sel yaitu onkogen yang mangatur proses pembahagian sel, gen penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel, suicide gene yang kontrol apoptosis

dan

gen

DNA-perbaikan

menginstruksikan

sel

untuk

memperbaiki DNA yang rusak. Maka, kanker merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen dan gen penekan tumor sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali (National Cancer Institute, 2009). Beberapa karakteristik antigen tumor dan respon imun terhadap tumor yang penting diketahui untuk dapat mengerti tentang imunologi tumor dan mengatur strategi terapi imun untuk kanker, yaitu: 1. Tumor mengekspresikan antigen yang dikenal sebagai benda asing oleh sistem imun pejamu. Sebagai contoh, secara histologik tumor dikelilingi oleh sel-sel mononuklear yang terdiri atas limfosit T, sel NK, dan makrofag, serta limfosit dan makrofag yang teraktivasi dalam sistem kelenjar getah bening. Adanya infiltrasi limfosit di sekitar sel tumor pada

14

melanoma maligna dan kanker serviks merupakan faktor prediktif untuk prognosis yang lebih baik. 2. Respon imun sering gagal dalam mencegah pertumbuhan tumor. Beberapa sebab mengapa imunitas anti tumor tidak dapat mengeradikasi sel-sel yang mengalami transformasi adalah: a. Sel-sel tumor berasal dari pejamu, maka dalam beberapa hal menyerupai sel-sel normal, sehingga hanya sebagian kecil antigen tumor yang dikenal sistem imun sebagai non-self, sehingga bersifat imunogenik lemah. Secara umum tumor yang menimbulkan respon imun kuat adalah tumor yang mengekspresikan antigen asing atau protein yang mengalami mutasi, atau tumor akibat induksi oleh karsinogen poten pada binatang percobaan sehingga menyebabkan mutasi gen normal. b. Pertumbuhan cepat dan penyebaran tumor melebihi kapasitas sistem imun untuk mengeradikasi tumor. c. Berbagai tumor mempunyai mekanisme khusus untuk menghindar dari respon imun. d. Sistem imun dapat distimulasi untuk membunuh sel-sel tumor secara efektif sehingga dapat mengeradikasi tumor. Kemampuan ini yang digunakan pada terapi imun terhadap tumor. Antigen Tumor Pada manusia juga telah ditemukan antigen tumor, walaupun tidak terbukti dapat memberikan efek imun protektif. Walaupun demikian hasil identifikasi antigen tumor penting untuk dipakai sebagai komponen vaksin. Klasifikasi antigen tumor didasarkan pada ekspresinya, yaitu: 1) Tumor-spcific antigen (TSA) yaitu antigen yang mengalami overekspresi pada sel-sel tumor, tetapi tidak pada sel-sel normal. Beberapa antigen ini spesifik atau unik untuk jenis tumor tertentu. 2) Tumor-associated antigen (TAA) yaitu antigen tumor yang selain diekspresikan oleh sel-sel tumor juga diekspresikan oleh sel-sel tumor.

15

Produk gen yang mengalami mutasi Berbagai antigen tumor diproduksi oleh onkogen mutant dari gen sel-sel normal. Tumor mengekspresikan produk yang diperlukan untuk transformasi ganas atau untuk memelihara fenotif ganas. Produk ini biasanya dihasilkan akibat mutasi titik atau delesi gen, translokasi kromosom atau insersi gen virus pada proto-onkogen atau gen supresor tumor sehingga membentuk onkogen.

Antigen virus onkogenik Produk virus onkogenik berfungsi sebagai antigen tumor dan menyebabkan respon sel T sehingga dapat mengeradikasi tumor. Contohnya adalah antigen virus EBV dan HPV. Antigen (protein yang disandi oleh virus) ini ditemukan di inti, sitoplasma, dan membran sitoplasma sel-sel tumor. Protein ini diproses dan diekspresikan dengan molekul MHC kelas I pada permukaan sel-sel tumor.

Antigen onkofetal Antigen onkofetal merupakan antigen yang ditemukan dalam jumlah banyak pada sel-sel kanker dan jaringan fetal yang berkembang dan tidak ditemukan pada jaringan dewasa normal. Sebagai contoh adalah carcino-embryonic antigen (CEA) dan alpha feto-protein (AFP). CEA (CD66) yang merupakan membran protein yang berintegrasi, dan merupakan keluarga Ig superfamily. CEA juga merupakan molekul adesi intraseluler yang berfungsi mempromosikan ikatan antar sel tumor. CEA normal hanya diekspresikan pada pankreas, usus, dan hati saat usia kehamilan trimester I dan II.

16

3.2 Peran Sistem Imun pada Tumor RESPON IMUN TERHADAP TUMOR Pada beberapa penelitian menggunakan hewan percobaan terungkap bahwa

mekanisem

efektor

baik

innate/alamiah/non-spesifik

maupun

adaptif/didapat/spesifik dapat membunuh tumor secara in vitro. Berikut ini akan dibahas berbagai komponen yang berperan dalam mekanisme efektor dan mekanisme mana yang paling relevan untuk tumor. RESPON IMUN INNATE/ALAMIAH/NON-SPESIFIK Sel-sel efektor yang berperan adalah sel NK (Natural Killer) dan makrofag. 1. Sel Natural Killer (sel NK) Sel NK dapat membunuh berbagai jenis sel tumor, terutama sel dengan ekspresi MHC kelas I yang menurun dan dapat menghindari lisis oleh CTL. Sel NK juga merespon ketidakadan MHC kelas I karena adanya molekul MHC kelas I sebenarnya menghantarkan sinyal hambatan ke sel NK.Peran sel NK pada imunitas tumor in vivo belum jelas, antara lain membunuh sel tumor secara langsung dan sel-sel yang terinfeksi virus. Diduga mencit dengan defisiensi sel T tidak mengandung tumor spontan karena mereka mempunyai sejumlah sel NK normal yang berperan dalam immune surveillance. Dilaporkan juga pasien dengan defisiensi sel NK mempunyai insiden lebih tinggi menderita limfoma yang dihubungkan dengan infeksi EBV.Peran sel NK pada imunitas tumor in vivo belum jelas, antara lain membunuh sel tumor secara langsung dan sel-sel yang terinfeksi virus. Diduga mencit dengan defisiensi sel T tidak mengandung tumor spontan karena mereka mempunyai sejumlah sel NK normal yang berperan dalam immune surveillance. Dilaporkan juga pasien dengan defisiensi sel NK mempunyai insiden lebih tinggi menderita limfoma yang dihubungkan dengan infeksi EBV. 2. Makrofag Makrofag merupakan mediator seluler yang potensial dalam imunitas anti tumor.Secara in vitro makrofag dapat melisiskan lebih banyak sel-sel tumor dibandingkan dengan sel-sel normal.

17

Mekanismenya melalui pengenalan langsung antigen tumor yang terletak dipermukaan sel dan aktivasi makrofag oleh IFN-γ yang diproduksi oleh sel T spesifik tumor. RESPON IMUN ADAPTIF/DIDAPAT/SPESIFIK Sel-sel tumor dapat menginduksi respon imun adaptif/didapat/spesifik, baik respon imun humoral maupun seluler yang muncul secara spontan terhadapnya. Pada beberapa contoh respon imun terhadap tumor, sel T bersifat protektif. 1. Limfosit T Limfosit CD8+ atau CTL merupakan sel yang memegang peranan dalam imunitas tumor yaitu dengan cara membunuh sel-sel tumor. Sel T dapat berperan sebagai protektif terhadap tumor.Selain CTL, sel mononuklear yang berasal dari tumor solid yang disebut TIL (tumorinfiltrating lymphocyte) juga termasuk CTL. Respon CD8+ terhadap antigen tumor memerlukan APC, misalnya sel dendritik. 2. Antibodi Antibodi mungkin kurang penting dibanding sel T dalam mekanisme efektor terhadap tumor, tetapi seperti telah diuraikan sebelumnya, penderita kanker dapat memproduksi antibodi terhadap berbagai antigen tumor, bahkan antibodi itu bersifat spesifik misalnya antibodi terhadap EBV pada tumor yang disebabkan oleh EBV.

3.3 Penyebab Tumor dapat Luput dari Sistem Imun KEGAGALAN IMMUNE SURVEILLANCE Kegagalan immune surveillance merupakan kegagalan mekanisme efektor sistem imun pejamu. Beberapa kegagalan faktor pejamu yang telah disebut sebelumnya adalah imunodefisiensi terutama defek pada sel T CD8+ yang secara intrinsik tidak mampu memberikan respon normal, produksi berlebihan prostaglandin oleh monosit, di antara limfosit yang menginfiltrasi jaringan tumor (TIL) terdapat banyak sel

T supresor, terjadinya

imunotoleransi, dan faktor genetik.

18

Dari berbagai penelitian terbukti bahwa inefektifitas sel T yang menginfiltrasi tumor, selain disebabkan oleh adanya sel T supresor dalam TIL juga disebabkan lingkungan mikro dalam tumor tidak mendukung fungsi sel limfosit tetapi sebaliknya menyebabkan paralisis sel-sel tersebut. 1.

Penurunan ekspresi MHC kelas I Ekspresi MHC kelas I dan MHC kelas II (untuk tumor-tumor tertentu) sering berkurang pada tumor, bahkan ada tumor yang tidak mengekspresikan MHC sehingga tidak mampu membentuk kompleks MHC-peptida yang merupakan persyaratan untuk dikenal oleh CTL.

2.

Ketidakmampuan tumor mengaktivasi CTL Tumor yang mengekspresikan kompleks peptida-MHC kelas I yang dikenal oleh CTL ada kalanya gagal mengaktivasi CTL bersangkutan. Seperti telah diuraikan sebelumnya, aktivitas anti tumor pada CTL tampaknya sebagian bergantung pada sinyal yang dilancarkan oleh sel T CD4+. Bila tumor tidak mengekspresikan MHC kelas II atau bila APC profesional tidak menginfiltrasi tumor secara adekuat, pengambilan dan presentasi antigen tumor serta aktivasi sel T CD4+ tidak akan terjadI.

3.

Produksi substansi yang menekan respon anti tumor Sel-sel tumor dapat memproduksi substansi yang menekan respon imun. Salah satu produk yang menekan respon anti tumor adalah transforming growth factor-β (TGF-β) yang diproduksi dalam jumlah berlebihan oleh berbagai jenis tumor dan menghambat fungsi limfosit dan makrofagi.

4.

Toleransi Seseorang mungkin menunjukkan toleransi terhadap antigen tumor tertentu

akibat

pemaparan

pada

masa

neonatal

atau

tumor

mengekspresikan antigen dalam bentuk tolerogenik. Toleransi dapat muncul karena antigen tumor adalah self antigen yang ditemukan oleh sistem imun yang sedang berkembang atau karena antigen sel tumor bersifat tolerogenik terhadap limfosit matur.

19

5.

Resistensi tumor Kinetik pertumbuhan tumor dapat menghasilkan tumor yang resisten terhadap mekanisme respon imun sebelum respon imun yang efektif terbentuk. Dugaan ini muncul pada percobaan transplantasi tumor. Transplantasi sejumlah kecil sel tumor menyebabkan tumbuhnya tumor lethal, sedangkan transplantasi dengan jumlah besar sel tumor ditolak. Penjelasan untuk fenomena yang kontradiktif ini adalah bahwa jumlah sel yang sedikit tidak cukup untuk merangsang respon imun, dan pada waktu banyak sel tumor tumbuh, bisa terjadi mutasi pada gen antigen yang mengurangi kemungkinan pengenalan tumor oleh sistem imun.

6.

Antigen masking Antigen permukaan sel tumor dapat ‘disembunyikan’ dari sistem imun

karena

dilapisi

oleh

molekul

glikokaliks,

termasuk

mukopolisakarida yang mengandung asam sialat. Sel-sel tumor dapat memproduksi glikokaliks dalam jumlah lebih besar dibanding sel normal. Sel-sel tumor juga dapat menutupi diri dari sistem imun dengan mengaktifkan sistem koagulasi dan bersembunyi dalam ‘kepompong’ fibrin.

20

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Sel-sel tumor / kanker muncul sebagai akibat dari adanya suatu mutasi. Umumnya, pada permukaan sel tersebut akan terekspresi suatu protein asing yang dapat memicu respon imun baik respon imun humoral maupun respon imun seluler. Namun, sebagian besar tumor memiliki sifat imunogenik yang lemah sehingga respon imun sering kali gagal mencegah pertumbuhan tumor. Antigen-antigen tumor dapat dikenali oleh CTL, hal yang merupakan target penting untuk mekanisme imunitas anti tumor. 4.2 Saran Dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga pola hidup sehat agar sistem imun dapat meningkat sehingga tidak mudah terserang zat-zat yang menyebabkan kerusakan sel. Pola hidup sehat seperti asupan nutrisi yang adekuat dan olahraga yang teratur serta istirahat yang cukup.

21

LAMPIRAN Gambar imun yang mengenali tumor:

22

Imun yang menyerang tumor:

23

DAFTAR PUSTAKA Playfair, J.H.L dan B.M. Chain.2009. At a Glance IMUNOLOGI.Jakarta:Erlangga http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21588/4/Chapter%20II.pdfdiakses 4 November 2015 http://dokumen.tips/documents/makalah-imunologi-kanker.html diakses 4 November 2015 https://www.academia.edu/8776567/Kanker_dan_Tumor diakses 4 November 2015 http://staff.ui.ac.id/system/files/users/rosila.idris/material/imunologitumor.ppt diakses 4 November 2015 Abbas AK, Lichtman AH. Immunity of tumor in: Cellular and molecular immunology. 5th edition. Saunders-Elsevier. Philadelphia. 2010: 391-403. Campoli M, Ferrone S, Zea AH, Rodrigues PC, Ochoa AC. Mechanism of tumor evasion in: Khleif S. ed. Tumor immunology and cancer vaccines. Kluwer Academic Publishers. New York. 2005: 61-78. Kresno SB. Imunologi tumor dalam: Ilmu onkologi dasar. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 2010: 161-179. Kumar, Abbas, Fausto, Aster. Disease of the immune system in: Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease. 8th edition. Saunders-Elsevier. Philadelphia. 2010: 107-119. Modjtahedi H, Clarke A. The immune system in: Gabriel J. ed. The biology of cancer. 2nd ed. John Willey & Sons Ltd. England. 2007: 79-98. Suwiyoga K. Imunologi tumor dalam: Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. Eds. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2006: 79-92.

24

Related Documents

Bab 1
February 2021 3
Bab Iv-1.docx
January 2021 0
Bab 1 Kombinasi Bisnis
January 2021 1
Bab 1 Pendahuluan
February 2021 0
Bab 1 Pendahuluan Meh
January 2021 0

More Documents from "sanoizu"