Pengkatalogan Deskriptif Dan Standar

  • Uploaded by: Maurice Deleon
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengkatalogan Deskriptif Dan Standar as PDF for free.

More details

  • Words: 1,972
  • Pages: 11
Loading documents preview...
PENGKATALOGAN DESKRIPTIF DAN STANDARSTANDARNYA

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Organisasi Informasi yang dibina Nurjati Widodo, S.AP., M.AP.

Oleh: Apriliana Kartikawati Dyah Septa Nuranisa Erlis Budiarti Hetty Dwi Fitriani Manzilatus Shokfatin N Shella Amalia Sulistyaningsih

125030700111027 125030700111039 125030700111003 125030707111027 125030701111003 125030707111027 125030700111015

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA April 2013

PENGKATALOGAN DESKRIPTIF DAN STANDARSTANDARNYA katalogisasi katalog adalah Katalog merupakan alat bantu agar dokumen dapat ditemukan lebih mudah, cepat dan tepat. Dalam artian yang luas, katalog berarti “daftar”, sehingga yang disebut sebagai katalog perpustakaan adalah daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Bentuk fisik katalog dapat berupa buku, kartu berukuran 12,5 x 7,5 cm, bentuk mikro, lembaran atau cantuman di dalam OPAC (Online Public Access Catalog). Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat. Kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.

Mengorganisasikan informasi Masukan

Keluaran Susunan koleksi

Dokumen

Pengindeksan

Temu

kembali

Pemakai Sistem katalog (penelusuran) The Information Work (Lauren B. Doyle) Kegiatan pengkatalogan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1.

Pengkatalogan deskripsi, adalah merupakan identifikasi dan penggambaran karakteristik bibliografi dari masing-masing bahan perpustakaan

2.

Pengkatalogan subjek, adalah merupakan analisa terhadap isi subjek yang terdapat di dalam bahan perpustakaan terutama dalam penentuan tajuk subjek dan nomor klasifikasinya.

Pengkatalogan Deskriptif Pengkatalogan deskripsi, adalah merupakan identifikasi dan penggambaran karakteristik bibliografi dari masing-masing bahan perpustakaan. Dalam katalogisasi deskriptif yang menjadi sasaranadalah pengolahan entri utama dari sebuah buku dan hasilnya dicantumkan dalam katalog. Yang dimaksud entri utama adalah uraian katalog yang dibuat pertama kali, terdiri atas tajuk dan unsurunsur katalog lainnya. Tajuk biasanya berupa nama pengarang. Dalam subyek yang menjadi sasaran adalah penetuan entri subyek sebuah buku baik berupa subyek verbal maupun notasi klasifikasi, dan hasilnya dicantumkan dalam katalog. Pengatalogan deskriptif merupakan suatu kegiatan yang wajib dalam dunia perpustakaan, saat suatu buku atau segala bentuk koleksi yang merekam informasi diakuisisi oleh perpustakaan . Diawali dari pembuatan katalog dengan bentuk kartu hingga yang terbacakan mesin seperti MARC pada era elektronik sekarang. Ihwal pembuatan sebuah katalog yang mendasari pengatalogan deskriptif diawali dari hasil-hasil Paris Principle, yang dilanjutkan dengan penyusunan sebuah format standar deskripsi bibliografis atau yang lebih lazim dikenal dengan International Standard Bibliographic Description ( ISBD ) pada awal tahun 1970an. Hal ini pula yang mendasari terbitnya suatu buku yang berisi peraturanperaturan standar pengatalogan deskriptif yaitu Anglo-American Cataloguing Rules ( AACR ) yang secara tidak resmi diakui sebagai pedoman standar internasional dalam pengatalogan deskriptif. Di dalam pengatalogan deskriptif kadang dijumpai hal-hal seperti keterulangan atau redundansi dalam penyusunan cantuman-cantuman bibliografis dan untuk lebih menujukkan hubungan antara dokumen (buku atau yang lainnya), pencipta, dan subjek, maka mulai tahun 2003 disusunlah sebuah konsep atau model Functional Requirements for Bibliographic Records ( FRBR ) dengan beberapa tujuan dalam penyusunannya, yaitu : 

Find ( menemukan ) maksudnya, menemukan entitas yang cocok dengan kriteria penelusuran yang telah ditetapkan oleh pengguna. Misalnya satu atau beberapa entitas tentang bidang tertentu, pada judul tertentu atau oleh pengarang tertentu.



Identify ( mengidentifikasi ) maksudnya, mengidentifikasi suatu entitas. Misalnya bahwa entitas yang diperoleh adalah yang benar dicari atau membedakan dua entitas atau lebih yang memiliki karakteristik yang mirip.



Select ( memilih ) maksudnya, memilih entitas yang cocok dengan kebutuhan pengguna. Misalnya dari segi isinya, format fisik dan menolak yang tidak cocok dengan kebutuhan misalnya memilih teks dalam bahasa Indonesia, program komputer yang kompatible dengan hardwarenya.



Obtain ( memperoleh ) maksudnya, memperoleh akses terhadap entitas yang dideskripsikan. Misalnya melalui pinjaman, pembelian, atau akses secara elektronik.

Di dalam pengatalogan deskriptif, ada standar pengatalogan yang digunakan secara internasional yaitu Anglo-American Cataloguing Rules ( AACR ) yang sampai pada saat ini sudah sampai pada edisi revisi ke dua. Secara garis besar AACR terdiri dari dua bagian, yatu : 1. Description 13 bab yakni aturan umum deskripsi dan aturan untuk masingmasing bahan yakni bahan buku, bahan kartografi, manuskrip, musik, rekaman suara, film dan rekaman video, bahan grafis, sumber elektronik, artefak tiga dimensi, bentuk mikro, serta sumber yang berkelanjutan dan analisis. 2. Tajuk, judul seragam dan rujukan ( pilihan titik akses, tajuk untuk orang dan badan korporasi, judul seragam dan rujukan ) AACR juga memiliki susunan yang mnemonic artinya menggunakan kode perpaduan angka dalam penggunaanya, yang menunjuk ke makna tertentu. Misalnya kode 1.0 adalah aturan umum pengatalogan, 1.1 aturan tentang daerah judul dan keterangan penanggung jawab yang mencakup semua bahan ( aturan umum ); 3.2 aturan tentang edisi untuk item berupa bahan kartografi; 6.5 aturan tentang

deskripsi

fisik

item

berupa

rekaman

suara.

Seperti yang sudah dijelaskan di bagian awal tulisan ini, katalog merupakan hal yang mendasari suatu pengatalogan deskriptif. Suatu entri katalog memiliki unsur-unsur berupa tajuk atau heading, deskripsi delapan daerah, subjek, dan jejakan atau tracing. Terkait dengan unsur deskripsi delapan daerah yang

merupakan unsur-unsur pengatalogan deskriptif merupakan suatu organisasi deskripsi yang terdiri dari delapan bidang yaitu, beserta penjelasannya Tujuan katalogisasi Deskriptif: 1. Mengenali suatu bahan pustaka yang diproses sehingga dapat memberikan informasi kepada pembaca untuk membedakannya dengan bahan pustaka lainnya. 2. Memberikan karakter pada suatu bahan pustaka yang dapat membantu para pembaca dalam memilih bahan pustaka yang diperlukan. 3. Menempatkan entri pada tajuk yang paling menguntungkan pembaca. Fungsi Katalog Deskriptif: 1. Mencatat setiap karya-karya seorang pengarang pada tajuk yang sama. 2. Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya oleh seorang pengarang terdapat pada tajuk yang sama. 3. Mencatat entri subjek dari karya-karya yang dimiliki perpustakaan. 4. Mencatat semua judul karya-karya yang dimiliki perpustakaan. 5. Membuat penunjukan dari entri yang tidak dipergunakan kepada entri yang dipergunakan perpustakaan. 6. Memberikan petunjuk dimana buku dimana buku disusun dalam rak. 7. Memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki oleh perpustakaan sehingga pembaca mendapat informasi lengkap tentang karya tersebut.

STANDAR-STANDAR PENGKATALOGAN DESKRIPTIF Berikut ini standar dan sistem yang digunakan di dunia perpustakaan dan informasi dalam melakukan pengatalogan bahan perpustakaan. a. Rules for Dictionary Catalog. Charles Ammi Cutter. (1876) b. Paris Principles. (1961) c. Anglo American Cataloguing Rule (AACR). 1967. AACR2 1978 ed. Rev. 1988, 1998, 2002 up date 2005. d. International Standard Bibliogragphic Description Monograf. ISBD (M) e. International Standard Bibliogragphic Description Serial. ISBD (S) f. Internasional Standard Bibloographic Description Cartographic Materials (ISBD CM)

g. International Standard Bibliogragphic Description Non Books Materials) ISBD (NBM) h. Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) i. Functional Requirement for Authority Data (FRAD) j. Resources Description and Access (RDA). 2010

Peraturan pendiskripsian dalam AACR2 Standar pendeskripsian dibuat agar penulisan atau pengindentifikasian informasi fisik, baik yang berskala nasional maupun internasional, menjadi seragam. Keseragaman diperlukan untuk kemudahan pertukaran data bibliografi. Standar tersebut disusun dalam Anglo American Cataloging Rules (AACR2 Rev. ed. 1988, 1998, 1999). AACR2 bersifat terintegrasi dan fleksibel. Terintegrasi artinya bahwa peraturan-peraturannya berlaku untuk semua jenis bahan, sedangkan fleksibel berarti peraturan yang ada boleh digunakan danboleh tidak, bias menjadi alternatif atau pilihan. Pengelola dapat melakukan pilihan sesuai dengan jenis, tujuan dan pemakai

perpustakaan. Yang utama dilakukan

penerapannya adalah taat azas atau konsisten. Peraturan pendeskripsian dalam buku ini didasarkan pada ISBD(G), yaitu International Standard Bibliographic Description (general), yang berfungsi sebagai pengawasan bibliografi universal (universal bibliographic control) yang berlaku untuk buku/monograf dan non buku. Buku ini terdiri dari 2 bagian, bagian pertama yang terdiri dari 13 bab, memuat peraturan tentang pendeskripsian pada 8 daerah untuk 11 jenis bahan pustaka, dan bagian kedua yang terdiri dari 6 bab dan dimulai dari bab 21, menjelaskan tentang peraturan tentang tajuk. Ke-11 jenis bahan pustaka yang disusun dalam bab 2 hingga 12 tersebut adalah : 1. buku, pamflet, lembaran-lembaran tersetak 2. bahan-bahan kartografis 3. manuskrip 4. musik 5. rekaman suara 6. gambar bergerak dan rekaman video

7. bahan-bahan grafis 8. file komputer 9. artefak 3 dimensi dan realia 10. bentuk mikro 11. serial (majalah, surat kabar) Bab pertama dalam bagian pertama ini menyajikan peraturan dasar yang berlaku untuk semua jenis bahan pustaka, sedangkan bab terakhir memuat peraturan untuk deskripsi rinci atau analisis rinci. Pengaturan nomor bab dalam AACR2 bersifat mnemonic, artinya mudah diingat. Peraturan tersebut dirumuskan sebagai berikut : Nomor bab + nomor daerah + kode unsur + nomor perincian

Tingkatan Deskripsi Kebutuhan informasi akan data bibliografi dari suatu bahan pustaka adalah berbeda-beda, tergantung pada jenis pemakai dan kebijakan di setiap perpustakaan. Oleh karena itu, peraturan AACR2 memberi tiga tingkatan deskripsi (level of description). Dalam peraturan 1.0D dijelaskan bahwa urutan penyajian unsur-unsur data bibliografinya sama, tetapi kelengkapan unsur yang dicantumkan berbeda. Setiap tingkatan memiliki jumlah minimum unsur yang harus dicantumkan oleh pengkatalog. Unsur-unsur lain yang dianggap penting boleh ditambahkan, tetapi tidak boleh mengurangi. Pilihan tingkatan deskripsi didasarkan pada tujuan dan jenis katalog yang sedang disusun. Tingkatan deskripsi pertama hingga ketiga, dimulai dari deskripsi yang sederhana, deskripsi sedang hingga rinci. Pendeskripsian tersebut adalah sebagai berikut : 

Tingkatan deskripsi pertama



Tingkatan deskripsi kedua



Tingkatan deskripsi ketiga

Sumber Informasi

Informasi yang dicantumkan pada setiap daerah umumnya diambil dari sumber utama, yaitu halaman judul. Jika informasi tidak terdapat pada sumber utama, data bibliografi dapat diambil dari sumber-sumber lain dalam urutan yang telah ditetapkan. Urutan sumber informasi tersebut adalah : halaman judul; halaman dibalik halaman judul (halaman verso); halaman kata pengantar; halaman pendahuluan; halaman belakang (kolophone); kulit buku (cover); jaket buku; dan daftar isi. Berikut adalah daerah dan sumber informasinya : 1. Judul dan penanggung jawab

 halaman judul

2. Edisi

 halaman judul, lain-lain

3. Data khusus

 halaman judul, lain-lain

4. Terbitan/impresum

 halaman judul, lain-lain

5. Data fisik/kolasi

 publikasi yang bersangkutan

6. Seri

 publikasi yang bersangkutan

7. Catatan

 dari segala sumber

8. ISBN, jilid dan harga

 dari segala sumber

Jika informasi diambil dari sumber lain selain yang tercantum di atas, data bibliografi tersebut ditulis di dalam kurung segi persegi. Delapan Daerah Dan Unsur-Unsurnya Pendeskripsian dalam katalog dibagi dalam 8 daerah, yang masing-masing terdiri atas beberapa unsur (element). Setiap daerah dan unsure-unsurnya dipisahkan dengan tanda baca (punctuation). Setiap daerah - kecuali daerah pertama - diawali tanda titik, spasi, garis, spasi ( . -- ). DAERAH

TANDA

ELEMEN

BACA 1.

Daerah judul dan pernyataan jawab

Judul sebenarnya tanggung […]

Pernyataan jenis bahan umum

=

Judul paralel

:

Judul lain, judul tambahan atau anak judul

/

Pernyataan tanggung jawab pertama

;

Pernyataan tanggung jawab

Kedua (kontribusi berbeda)

2.

Daerah edisi

.–

2.1 Pernyataan edisi

/

2.2 Pernyataan tanggung jawab pertama sehubungan dengan edisi tersebut

;

2.3 Pernyataan tanggung jawab kedua

3.

Daerah data khusus

.–

3.1

Hanya

untuk

kartografi,

seperti peta,

penerbitan

berseri,

musik, cetakan

komputer,

bentuk

mikro

4.

Daerah terbitan dan

.–

penyaluran/distribusi

4.1 Tempat terbit, penyalur, distributor (kota pertama)

;

4.2 Kota kedua

:

4.3 Nama penerbit, penyalur, distributor

[…]

4.4 Pernyataan fungsi penerbit, distributor

,

4.5 Tahun terbitan, penyaluran, pendistribusian

(…

4.6 Tempat pembuatan

:

4.7 Nama pembuat

, …)

4.8 Tahun pembuatan – diikuti oleh tanda kurung tutup

DAERAH

TANDA

ELEMEN

BACA 5.

Daerah deskripsi fisik /

.–

5.1 Jumlah satuan dan jenis bahan

kolasi

:

5.2 Data fisik lain, misalnya :

(dimulai pada paragraph

ilus-

baru, atau diawali oleh . –

trasi, foto; jenis rekaman, ;

)

jenis bahan; warna; sesuai : +

bahan yang dideskripsikan. 5.3 Ukuran 5.4 Pernyataan bahan yang diikutsertakan (lampiran)

6.

Daerah seri (ditulis dalam . –

6.1 Pernyataan judul seri

kurung biasa)

=

6.2 Judul parallel seri

:

6.3 Keterangan judul lain

/

6.4 Pernyataan penanggung jawab pertama berkaitan dengan seri

7.

Daerah catatan

;

6.5 Penanggung jawab tambahan

,

6.6 Nomor standar seri (ISSN)

;

6.7 Nomor seri

.

6.8 Pernyataan judul sub seri

-

Memuat data selain data yang disebutkan di daerah 1 hingga 6 dan 8, yang dianggap penting

8.

Daerah nomor standar,

8.1 Nomor standar

harga, serta syarat-syarat

8.2 Judul ringkas

penjualan pendistribusian (dimulai pada paragraph

/ .–

8.3 Harga dan syarat penjualan / pendistribusian

baru, atau diawali . --)

Contoh 027.4 SUT S

Sutarno, NS Seperempat abad : perpustakaan umum pemerintah provinsi DKI Jakarta 1978-2003 / oleh Sutarno NS. – Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003. xiv, 177 p. ; 20,5 cm.

Bibliografi

Referensi:

ISBN 979-416-778-9

http://www.pemustaka.com/standar-pengatalogan-perpustakaan.html 1. PERPUSTAKAAN UMUM

staff.ui.ac.id/internal/079103002/publikasi/Pelatihan-bibliografi.doc I. Judul

http://juf-kampar.blogspot.com/2011/04/pengatalogan-deskripsi.html 22/04 http://myssociety.blogspot.com/2012/03/pengatalogan-deskriptif.html

Related Documents


More Documents from "Diiah Ayu"