Makalah Epi Deskriptif Dan Analitik

  • Uploaded by: yuliana
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Epi Deskriptif Dan Analitik as PDF for free.

More details

  • Words: 5,006
  • Pages: 23
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Epidemiologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu epi yang berarti diantara, demos yang berarti masyarakat, dan logos yang berarti kajian. Jadi epidemiologi dapat kita artikan sebagai kajian tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat (Ferasyi, 2008). Epidemiologi merupakan ilmu pengetahuan terapan yang mempelajari tentang timbulnya

penyakit atau

masalah kesehatan yang menimpa masyarakat. dimana ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan community health nursing. CHN sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi. Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Epidemiologi mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu, menyiapkan data/informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat,

baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan

penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut dan mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau factor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut (Noor, 1996). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih memusatkan

perhatiannya pada berbagai sifat

karakteristik individu dalam suatu populasi tertentu seperti sifat karakteristik biologis, sosio-ekonomo, demografis, kebiasaan individu serta sifat karakteristik genetis, Pada berbagai sifat karakteristik tersebut, akan member gambaran tentang sifat

permasalahan yang ada dalam masyarakat serta

1 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

kemungkinan factor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penerapannya, kegiatan epidemiologi dapat dibagi dalam dua bentuk utama (Noor, 1996). Secara umum, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : Studi yang ditunjukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variable orang,tempat, dan waktu yang disebut epidemiologi deskriptif. Studi epidemiologi yang ditunjukan untuk mencari factor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada berbagai kelompok individu, studi epidemiologi ini dikenal sebagai epidemiologi analitik.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian epidemiologi deskriptif ? 2. Apa tujuan epidemiologi deskriptif ? 3. Apa manfaat epidemiologi deskriptif ? 4. Apa metode epidemiologi deskriptif ? 5. Apa pengertian epidemiologi analitik ? 6. Apa tujuan epidemiologi analitik ? 7. Apa fungsi epidemiologi analitik ? 8. Apa perbedaan epidemiologi deskriptif dan analitik ? 9. Apa metode epidemiologi analitik ?

C. Tujuan 1. Agar

mahasiswa

dapat

mengetahui

dan

memahami

pengertian

epidemiologi deskriptif 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan epidemiologi deskriptif 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manfaat epidemiologi deskriptif 4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode epidemiologi deskriptif

2 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

5. Agar

mahasiswa

dapat

mengetahui

dan

memahami

pengertian

epidemiologi analitik 6. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan epidemiologi analitik 7. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi epidemiologi analitik 8. Agar

mahasiswa

dapat

mengetahui

dan

memahami

perbedaan

epidemiologi deskriptif dan analitik 9. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode epidemiologi analitik

3 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi deskriptif merupakan studi epidemiologi yang berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan frekuensi masalah kesehatan atau penyakit pada masyarakat. Epidemiologi desktriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dalam masyarakat serta besarnya masalah kesehatan tersebut dengan menjelaskan factor Manusisa (Who), Waktu (When) dan Tempat (Where). Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang menggambarkan penyebaran atau distribusi frekuensi penyakit yang terjadi di masyarakat berdasarkan variabel epidemiologi yang mempengaruhinya. Variabel epidemiologi tersebut dikelompokkan menurut orang, tempat dan waktu. A. Variabel Orang Untuk mengidentifikasi seseorang terdapat variable yang tak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variable yang dapat digunakan sebagai indicator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variable mana yang dapat digunakan sebagai indicator, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada. Secara umum, variable penting yang akan dibahas adalah umur,jenis kelamin, dan suku bangsa. 1. Umur Variable umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan dengan umur. a. Hubungan umur dengan mortalitas Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada setiap golongan umur, tetapi dari berbagai catatan diketahui bahwa frekuensi kematian pada setiap golongan umur berbeda-beda, yaitu

4 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

kematian tertinggi terjadi pada golongan umur 0-5 tahun dan kematian terendah terletak pada golongan umur 15-25 tahun dan akan meningkatan lagi pada umur 40 tahun ke atas. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kematian akan meningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini disebabkan berbagai faktor, yaitu pengalaman terpapar oleh fakor penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau terjadinya perubahan dalam kekebalan.

b. Hubungan umur dengan morbiditas Kita ketahui bahwa pada hakikatnya suatu penyakit dapat menyerang setiap orang pada semua golongan umur, tetapi ada penyakit-penyakit tertentu yang lebih banyak menyerang golongan umur tertentu. Penyakit-penyakit kronis mempunyai kecenderungan

meningkat

dengan

bertambahnya

umur,

sedangkan penyakit-penyakit akut tidak mempunyai suatu kecenderungan yang jelas. Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Ini disebabkan perlindungan kekebalan yang diperoleh dari ibu yang melahirkannya hanya sampai pada 6 bulan pertama setelah dilahirkan, sedangkan setelah itu kekebalan menghilang dan ISPA mulai menunjukkan peningkatan. Sebelum ditemukan vaksin, imunisasi penyakit-penyakit seperti morbili, varisela, dan parotitis, banyak terjadi pada anak-anak berumur muda, tetapi setelah program imunisasi dijalankan, umur penderita bergeser ke umur yang lebih tua. Walaupun program imunisasi telah lama dijalankan di Indonesia,

tetapi

karena

kesadaran

dan

pengetahuan

masyarakat yang masih rendah terutama di daerah pedesaan sering kali target cakupan imunisasi tidak tercapai yang berarti masih banyak anak atau bayi yang tidak mendapatkan

5 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

imunisasi. Gambaran ini tidak hanya terjadi pada NegaraNegara berkembang seperti Indonesia, tetapi terjadi juga pada Negara maju. Penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan karsinoma lebih banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia, sedangkan penyakit kelamin, AIDS, kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat terlarang banyak terjadi pada golongan umur produktif yaitu remaja dan dewasa. Hubungan antara umur dan penyakit tidak hanya pada frekuensinya saja, tetapi pada tingkat beratnya penyakit, misalnya staphylococcus dan escheria coli akan menjadi lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain karena bayi masih sangat rentan terhadap infeksi.

b. Hubungan tingkat perkembangan manusia dengan morbiditas Dalam perkembangan secara alamiah, manusia mulai dari sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya senantiasa mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Secara garis besar, perkembangan manusia secara alamiah dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase bayi dan anak- anak, fase remaja dan dewasa muda, fase dewasa dan lanjut usia. Dalam setiap fase perkembangan tersebut, manusia mengalami perubahan dalam pola distribusi dan frekuensi morbiditas dan mortalitas yang disebabkan terjadinya perubahan dalam kebiasaan hidup, kekebalan, dan faal.

2. Jenis kelamin a. Hubungan penyakit dengan jenis kelamin Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup,

6 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

genetika atau kondis fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki antara lain: -

Tireotoksikosis

-

Diabetes mellitus

-

Obesitas

-

Kolesistitis

-

Reumatoid arthritis Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang

perempuan, yaitu penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan

seperti

karsinoma

uterus,

karsinoma

mamae,

karsinoma serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang laki-laki daripda perempuan antara lain : penyakit jantung koroner, infrak miokard, karsinoma paruparu, dan hernia inguinalis. Selain itu, terdapat pulla penyakit yang hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat. 3. Suku bangsa Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan baik secara praktis maupun secara konseptual, tetapi karena terdapat perbedaan yang besar dalam frekuensi dan beratnya penyakit di antara suku bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun terjadi kontroversi. Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan suku bangsa berkaitan dengan faktpr genetic atau factor lingkungan, misalnya : 

Penyakit sickle cell anemia



Hemophilia



Kelainan biokimia seperti glukosa 6 fosfatase dan



Karsinoma lambung

7 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Di samping ketiga factor yang telah diuraikan di atas terdapat pula faktor-faktor lain yang berkaitan dengan variable”orang”. yaitu : a. Sosial ekonomi b. Budaya/agama c. Pekerjaan d. Status marital e. Golongan darah f. Infeksi alamiah dan g. Kepribadian

a. Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi frekuensi distribusi penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut gastrointestinal, ISPA, anemia, malnutrisi, dan penyakit parasit yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi yang tinggi.

b. Budaya/agama Dalam beberapa hal terdapat hubungan anatara kebudayaan masyarakat atau agama dengan frekuensi penyakit tertentu. Misalnya: Balanitis, karsinoma penis banyak terdapat pada orang yang tidak melakukan sirkumsisi disertai dengan hygiene perorangan yang jelek. Trisinensis jarang terdapat pada orang islam dan orang yahudi karena mereka tidak memakan daging babi

c. Pekerjaan Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di tempat pekerjaan dengan berbagai suasana dan lingkungan yang berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan fisika, panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak menderita karsinoma paru-paru dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru-paru banyak terdapat pada pekerja yang

8 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

terpapar oleh silicon bebas, atau zat radioaktif sperti petugas dibagian radiologi dan kedokteran nuklir. Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi banguanan atau pertanian, dan pengemudi kendaraan bermotor mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami trauma atau kecelakaan dibandingkan dengan pekerja kantor.

d. Status marital Adanya hubungan antara status marital dengan frekuensi distribusi mordibitas telah lama diketahui , tetapi penyebab pastinya belum diketahui. Ada yang berpendapat bahwa hubungan status marital dengan morbiditas dikaitkan dengan faktor psikis, emosional, dan hormonal atau berkaitan dengan kehidupan seksual, kehamilan, melahirkan, dan laktasi. Secara umum ditemukan bahwa insidensi karsinoma mammae lebih banyak ditemukan pada perempuan yang tidak menikah dibandingkan dengan perempuan yang menikah, sebaliknya,

karsinoma

serviks

lebih

banyak

ditemukan

pada

perempuan yang menikah daripada yang tidak menikah atau menikah pada usia yang sangat muda atau sering berganti pasangan. Kehamilan dan persalinan merupakan faktor risiko terjadinya eklamsia dan praeklamsia yang dapat menyebabkan kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan Negara lain.

e. Golongan darah abo Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit, misalnya orang – orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko terserang karsinoma lambung, sedangkan golongan darah O lebih banyak terkena ulkus duodeni.

9 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

B. Variabel Waktu Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan laporan insidensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan. Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi. Selain itu, dengan pencatatan dan laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan – perubahan insidensi dan prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan penanggulangan masalah kesehatan. Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernafasan yang terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembapan udara atau kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam hari. Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari : a. Kecenderungan sekuler (secular trend) b. Variasi siklik c. Variasi musim d. Variasi random

a. Kecenderungan sekuler Kecenderungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar biasa dalam waktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai beberapa dasawarsa. Kecenderungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit infeksi non menular. Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi di Negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.

10 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan dalam penilaian keberhasilan upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit. Kecenderungan sekuler juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada mortalitas. Dalam mempelajari kecenderungan sekuler tentang mortalitas, harus dikaitkan dengan sejauh mana perubahan pada insidensi dan sejauh mana perubahan tersebut menggambarkan kelangsungan hidup penderita. Angka kematian akan sejalan dengan angka insidensi (incidence rate) pada penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama setelah diagnosis, misalnya karsinoma paru- paru, karena memenuhi criteria di atas.

b. Variasi siklik Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun, tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya epidemic campak biasanya berulang setelah dua-tiga tahun kemudian. Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non infeksi tidak mempunyai variasi siklik.

c. Variasi musim Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi penyakit yang terjadi dalam satu tahun. Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun. Variasi

musim

sangat

penting

dalam

menganalisis

data

epidemiologis tentang kejadian luar biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan variasi musim atau memang terjadinya epidemic. Bila adanya variasi musim tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah tentang timbulnya kejadian luar biasa.

11 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada penelitian epidemiologis karena penelitian yang dilakukan pada musim yang berbeda akan menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang mempunyai variasi musim antara lain : diare, influenza, dan tifus abdominalis. Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik karena terjadinya berulang, tetapi disini dipisahkan karena pada variasi musim, terulangnya perubahan insidensi penyakit dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim, sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi penyakit terjadi lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang satu atau dua tahun sekali.

d. Variasi random Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemic yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemic yang terjadi karena adanya bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

C. Variabel Tempat Variabel tempat merupakan salah satu veriabel penting dalam epidemiologi dekskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi kejadian luar biasa atau lokasi penyakit – penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah. Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan : Geografis, yang ditentukan berdasarkan alamiah, administrative atau fisik, institusi, dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan Negara yang berilklim tropis, subtropis, dan Negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi maupun jenis penyakit.

12 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Dari batas administrative dapat ditentukan batas provinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan, dan lainnya sebagai batas fisik, batas institusi dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya masalah kesehatan.

2. Tujuan Epidemiologi Deskriptif A. Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :  Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang  Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.  Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

B. Kategori berdasarkan unit pengamatan atau analisis epidemiologi deskriptif dibagi 2 yaitu: -

Populasi : Studi Korelasi Populasi, Rangkaian Berkala (time series)

-

Individu : Laporan Kasus (case report), Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong Lintang (Cross-sectional).

C. Adapun Ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut: a. Bertujuan untuk menggambarkan b. Tidak terdapat kelompok pembanding c. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan atau semacam asumsi d. Hasil penelitiannya berupa hipotesis e. Merupakan studi pendahuluan untuk studi yang mendalam

13 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

D. Hasil penelitian deskriptif dapat di gunakan untuk: 1. Untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan 2. Untuk menentukan dan menilai program pemberantasan penyakit yang telah dilaksanakan 3. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitain lebih lanjut 4. Untuk

membandingkan

frekuensi

distribusi

morbiditas

atau

mortalitas antara wilayah atau satu wilayah dalam waktu yang berbeda.

3. Manfaat Epidemiologi Deskriptif Manfaat epidemiologi deskriptif adalah untuk memperoleh gambaan yang jelas tentang morbiditas dan mortalitas sehingga memudahkan dalam penanggulangan, pencegahan, pengobtan dan rehabiltasi. Selain itu, untuk menggambarkn adanya peningkatan atau penurunan prevalensi penyakit dan akurasi data.

4. Metode Epidemiologi Deskriptif Metode yang digunakan untuk mempelajari epidemiologi deskriptif adalah surveilans epidemiologi, screening, studi prevalensi, penelitian deskriptif, penyelidikan wabah. Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan secara terus menerus untuk menentukan tindakan terhadap masalah yang diemukan. Screening

adalah

kegiatan

untuk

mendeteksi

dini

suatu

penyakit/masalah kesehatan yang secara klinis belum ditegakkan diagnosisnya. Penilitian deskriptif adalah studi epidemiologi yang bertujuan menggambarkan masalah kesehatan (pola distribusi penyakit) berdasarkan variabel

orang,

tempat

dan

waktu

tanpa

mencari

faktor-faktor

penyebabnya. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya hidup (pola/jenis makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual),dll.

14 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan untuk memastikan adanya suatu kejadian luar biasa (KLB) atau wabah terhadap peningkatan kasus penyakit/kematian disuatu daerah pada waktu tertentu.

5. Pengertian Epidemiologi Analitik Epidemiologi analitik dilakukan untuk mengidentifikasi dan menguji hipotesa tentang hubungan antara factor penyebab yang diduga dan hasil (penyakit) tertentu yang muncul. Dalam pembuatan hipotesa umunya diarahkan pada apakah suatu fator pemaparan tertentu dapat menyebabkan suatu keadaan (penyakit) tertentu. Yang termasuk dalam factor pemaparan seperti sifat, prilaku, faktor lingkungan atau karakteristik lain yang mungkin menjadi penyebab penyakit. Epidemiologi analitik ini ditujukan untuk menentukan kekuatan, kepentingan dan makna statistik dari hubungan epidemiologi antara pemapar dan akibat yang ditimbulkan (Ferasyi, 2008).

Epidemiologi analitik dapat dibagi atas 5 bentuk kajian, yaitu : (Ferasyi, 2008). 1. Kajian Ekologis Kajian ini yang menjadi unit dari pada analisa adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu (seperti provinsi, Negara, kabupaten, dll.) dan pembandingan ukuran

pemapar dan

akibat yang dihasilkan. Kunci dari kajian ini adalah bahwa kesimpulan hanya dibuat atas dasar kelompok yang diamati, bukan pada tingkat individu. Contoh : kajian yang dilakukan yang et al (1998) tentang hubungan antara minum air mengandung khlor dengan mortalitas karena kanker pada penduduk yang tinggal di 28 kota di Taiwan. Peneliti menemukan hubungan yang kuat antara keduanya. Serangan kanker dapat dilihat pada bagian paru, rectal, kandung kemih, dan ginjal (Ferasyi, 2008).

15 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

2. Kajian potong-lintang Kajian ini dilakukan dengan mengambil sampel secara acak dari suatu populasi pada suatu titik waktu. Dalam pelaksanaan uji potong-lintang

umumnya

meliputi

pelaksanaan

survei

untuk

mengumpulkan data. Tipe kajian ini berguna untuk menggambar situasi pada saat pengumpulan data dan memungkinkan untuk mengukur tingkat prevalensi dari penyakit yang sedang diamati. Data yang diambil harus mewakili gambaran dari suatu populasi (Ferasyi, 2008). Kelemahan dari kajian ini adalah kajian ini hanya memperlihatkan tingkat prevalensi penyakit, tetapi tidak memberikan informasi tentang tingkat insidensi. Sehingga menyulitkan untuk melakukan penyidikan hubungan sebab-akibat dan sulit untuk memperoleh tingkat respon yang besar secara memadai yang mana dapat mengganggu tingkat keterwakilan sampel yang diambil. Setiap kesimpulan yang diambil dari hasil kajian ini harus memperhatikan hubungan yang kabur yang mungkin dapat terjadi diantara factorfaktor resiko yang dipelajari. Contoh : kajian yang dilakukan oleh aanderson et al (1998) tentang menonton televise dan index massa tubuh. Penelitian ini mengambil sampel 4.063 anak yang berusia antara 8 hingga 16 tahun yang ikut berpartisipasi dalam survei kesehatan nasional dan pengujian nutrisi. Pada uji tanggal, anak-anak tersebut dinyatakan lamanya waktu yang mereka gunakan untuk menonton televise. Pada saat tersebut juga dilakukan pengukuran tinggi badan, berat dibadan serta ukuran tubuh lainnya. Dari analisa data yang dilakukan diperoleh hasil bahwa anak laki-laki dan perempuan yang menonton televise selama 4 jam atau lebih setiap harinya secara signifikan memiliki nilai index massa tubuh yang lebih besar dibandingkan anak laki-laki dan perempuan yang menonton televise kurang dari jam tersebut perharinya (Ferasyi, 2008).

16 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

3. Kajian kohort Kajian ini dilakukan dengan membandingkan tingkat insidensi selama beberapa waktu antar kelompok (kohort) yang berbeda dalam hal keterpaparannya terhadap factor

penyebab yang dipelajari. Kajian ini

dapat dibagi atas dua bentuk : Kajian kohort prospektif Kajian ini dilakukan dengan memilih dua kelompok yang tidak terlihat sakit, yang mana satu kelompok terpapar dengan suatu factor yang diduga sebagai penyebab penyakit dan satu lagi tidak terpapar dengan factor tersebut. Kedua kelompok tersebut diamati dan dicatat jika terjadi perubahan pada kondisi kesehatan mereka. Kajian ini merupakan kajian observasi yang paling efektif untuk menyelidiki hipotesa penyebab yang terkait dengan kejadian penyakit. Kajian ini memberikan perkiraan insiden penyakit yang tentu saja lebih

bermanfaat, dibandingkan tingkat prevalensi, untuk

menentukan hubungan sebab-akibat. Kajian kohort dapat digunakan untuk mempelajari keterpaparan dengan factor pemapar yang jarang terjadi dan memungkinkan untuk meminimalkan bias. Akan tetapi perlu diingat bahwa meskipun dilakukan dengan pengamatan, kajian ini tidak membuktikan tentang kausalitas, tetapi hanya secara temporal. Biasanya kajian ini dilakukan dalam waktu yang lama, sehingga memungkinkan munculnya factor pengabur yang selanjutnya dapat mempengaruhi kemampuan untuk menjelaskan suatu kausalitas (Ferasyi, 2008). Kajian kohort retrospektif Pada kajian ini pelaksanaannya dimulai ketika seluruh kasus penyakit telah diidentifikasi. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Johansen et al (2011) tentang kemungkinan efek zat karsinogen dari sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh telepon seluler. Kajian yang dilakukan adalah kajian kohort retrospektif terhadap pemakaian telepon di Denmark. Dua perusahaan yang mengoperasikan

jaringan

telepon

seluler

diminta

bantuan

untuk

memberikan daftar nama pelanggan dan alamatnya dari upaya tersebut diperoleh sejumlah 522. 914 pelanggan selama tahun 1982 hingga 1995. Peneliti menghubungkan catatan yang ada dengan data kependudukan nasional Denmark. Setelah data dilihat dan kemudian dibersihkan maka

17 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

tersisa sebanyak 420. 095 pelanggan dan menjadi suatu kelompok kohort yang terpapar. Sisa dari jumlah penduduk Denmark dalam periode penelitian tersebut menjadi kelompok kohort yang tidak terpapar. Selanjutnya data kelompok yang terpapar dan tidak terpapar dihubungkan dengan data yang ada pada pusat kanker nasional. Setelah itu dapat dilakukan perhitungan tingkat insidensi kanker. Secara keseluruhan ditemukan bahwa sebanyak 3.391 penderita kanker adalah pemakai telepon seluler. Sementara itu, jika berdasarkan pada perkiraan umur, gender dan sebaran tahunan kalender dari resiko perwaktu terdapat 3.825 kasus (Ferasyi, 2008).

4. Kajian Kontrol Kasus Kajian ini dilakukan dengan membandingkan frekuensi dari keterpaparan sebelumnya pada kelompok kasus yang mengalami sakit atau keadaan lain yang diperhatikan dan kelompok control yang dipilih untuk menggambakan frekuensi keterpaparan dari populasi beresiko yang diamati. Setelah kelompok kasus (hewan yang sakit) dan kelompok control (hewan yang tidak sakit) dipilih, kemudian status mereka diuji terhadap kehadiran factor resiko yang potensial . Rancangan pengamatan seperti sangat efektif untuk digunakan kasus

penyakit dengan insiden yang

rendah dan juga perkembangan kondisi yang terjadi selama beberapa waktu. Keuntungan lainnya adalah memungkinkan untuk melakukan penyelidikan terhadap hipotesa penyebab pendahuluan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat dan tidak banyak memerlukan biaya. Namun kelemahannya adalah pengamatan ini tidak bisa memberikan informasi tentang frekuensi penyakit dari populasi yang diamati. Selainitu pengamatan ini tidak cocok digunakan untuk mempelajari keterpaparan yang jarang terjadi dan pengumpulan data mengandalkan kualitas dari catatan yang telah ada. Kelemahan lain adalah kesulitan untuk memastikan bahwa tidak terdapat bias dalam pemilihan kelompok control. Oleh karena itu keterwakilan dalam proses pemilihan sampel tidak bisa dijamin (Ferasyi, 2008).

18 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Contoh dari penelitian yang dilakukan oleh Muscad et al (2000) untuk menguji hipotesa bahwa penggunaan telepon seluler dapat menyebabkan resiko kanker otak. Selama tahun 1994 sampai 1998 untuk pengujian tersebut peneliti merekrut sebanyak 469 orang berusia antara 18 hinga 80 tahun yang baru didiagnosa menderita kanker otak dari 5 pusat kesehatan di Amerika yang selanjutnya dikelompokkan dalam kelompok kasus. Semestara itu untuk kelompok control diambil sebanyak 422 orang tanpa kanker otak juga dari 5 pusat kesehatan tersebut, termasuk juga tidak mengidap leukemia dan limfoma. Kelompok kontrol yang dilibatkan dihubungkan dengan usia, jenis kelamin, ras dan bulan saat pertama mengunjungi pusat kesahatan tersebut. Kemudian orang-orang dilibatkan dari kedua kelompok uji itu diwawancarai tentang ada atau tidak menggunakan telepon seluler. Dari hasil keseluruhan diperoleh bahwa 14,1 % dari kelompok kasus dan 18% dari kelompok control menyatakan pernah menggunakan telepon seluler. Setelah dilakukan perataan data terhadap usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, pusat belajar dan bulan dan tahun diwawancarai maka analisa data memperlihatkan bahwa resiko terkena kanker otak 0,8 kali lebih besar pada pengguna telepon seluler dibandingkan orang yang tidak menggunakannya (Ferasyi, 2008).

6. Tujuan Epidemiologi Analitik Tujuan epidemiologi analitik

1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit 2. Memprediksikan kejadian penyakit 3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit

19 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

7. Fungsi epidemiologi analitik Epidemiologi analitik berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan/masalah kesehaatan / penyakit dalam masyarakat bisa terjadi dan mencari serta menganalisis hubungan atau interaksi antara faktor resiko dengan kejadian masalah kesehaatan/penyakit yang sering terjadi.

8. Perbedaan Epidemidemiologi Deskriptif dan Analitik Perbedaan epidemiologi deskriptif dan analitik Epidemiologi deskriptif : 1. Bertujuan untuk menggambarkan 2. Tidak terdapat kelompokpembanding 3. Hubugan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan atau semacam asumsi 4. Hasil penilitiannya berupa hipotesis 5. Merupakan studi pendahuluan untuk studi yang mendalam

Epidemiologi analitik : 1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit 2. Memprediksikan kejadian penyakit 3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit 4. Merumuskan dan menguji hipotesis kemudian menarik kesimpulan sebab dan akibat

20 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

9. Metode Epidemiologi Analitik Metode epidemiologi analitik di bagi menjadi 2 : 1. Studi Observasional Yaitu studi kasus control (case control), studi potong lintang (cross sectional) dan studi kohort 2. Studi eksperimental Eksperimen dengan kontrol random (Randomized Controlled trial/ RCT) dan eksperimen semu (kuasi)

21 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Epidemiologi deskriptif merupakan studi epidemiologi yang berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan frekuensi masalah kesehatan atau penyakit pada masyarakat. Epidemiologi desktriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dalam masyarakat serta besarnya masalah kesehatan tersebut dengan menjelaskan factor Manusisa (Who), Waktu (When) dan Tempat (Where). Dalam pembuatan hipotesa umunya diarahkan pada apakah suatu fator pemaparan tertentu dapat menyebabkan suatu keadaan (penyakit) tertentu. Epidemiologi analitik dapat dibagi atas 5 bentuk kajian, yaitu : (Ferasyi, 2008). 1.

Kajian Ekologis

2.

Kajian potong-lintang

3.

Kajian kohort, Kajian kohort prospektif, dan Kajian kohort retrospektif

4.

Kajian Kontrol Kasus

5.

Kajian hibrid

B. Saran Diperlukan penyuluhan dan bimbingan Hidup Bersih dan Sehat, sesering mungkin sampai masyarakat mempunyai

kemampuan, kesadaran dan

kemauan dalam membuat jamban dan menggunakanya serta selalu hidup bersih dan sehat.Petugas kesehatan Puskesmas dan jaringannya harus selalu mengontrol semua sumber-sumber cemaran atau tempat-tempat hidup dan berkembang bakteri penyebab diare agar selalu berada dalam batas ambang yang tidak menimbulkan penyakit.

22 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko.2001. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sutrisna, Bambang.dr.M.H.Sc.1986.Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II. Semarang : Badan Penerbit Undip. Ferasyi, T. R. 2008.Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press Noor, N.N. 1997.

23 | KONSEP E P I D E M I O L O G I D E S K R I P T I F D A N A N A L I T I K

Related Documents

Test Epi
January 2021 1
Analisis Deskriptif
January 2021 0
Epi Crisis
January 2021 1

More Documents from "tachuela_11"