Plasmodium Knowlesi

  • Uploaded by: Lulu Afifah Octavia
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Plasmodium Knowlesi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,985
  • Pages: 12
Loading documents preview...
PARASITOLOGI

Dosen Pembimbing : Dewi Inderiati, S.Si, M.Biomed

Plasmodium knowlesi KELOMPOK 5 1. Hafsoh Susadma

P3.73.34.2.15.015

2. Lulu Afifah Octavia

P3.73.34.2.15.020

3. Nabila Izzatunnisa

P3.73.34.2.15.024

4. Nisrina Asysyifa

P3.73.34.2.15.029

5. Putri Chamelia

P3.73.34.2.15.030

6. Rizki Amaliyah

P3.73.34.2.15.033

7. Xioe Astri Evert

P3.73.34.2.15.039

D IV Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2 1.1

Latar Belakang.............................................................................................................2

1.2

Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2 2.1 Sejarah ditemukannya Plasmodium knowlesi..................................................................2 2.2 Gambaran Umum Plasmodium knowlesi.........................................................................2 2.3 Distribusi Plasmodium knowlesi......................................................................................2 2.4 Karakteristik dan Gejala Penderita...................................................................................2 2.5 Diagnosa Plasmodium knowlesi.......................................................................................2 2.6 Hospes dan Vektor Plasmodium knowlesi........................................................................2 2.7 Siklus hidup Plasmodium knowlesi..................................................................................2 2.8 Gambaran Mikroskopis....................................................................................................2 2.9 Pengobatan.......................................................................................................................2 BAB III SIMPULAN.................................................................................................................2 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................2

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria sampai saat ini masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas manusia dengan angka tertinggi. Lebih dari 500 juta penduduk dunia per tahun terinfeksi malaria dan lebih dari sejuta orang per tahun meninggal dunia. Pertarungan melawan malaria mendapatkan tantangan dengan adanya jenis baru malaria yang disebabkan Plasmodium knowlesi. Malaysia lebih dulu berhadapan dengan infeksi Plasmodium knowlesi. Ada empat jenis parasit malaria pada manusia yang diketahui yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Kini Plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada monyet ekor panjang ditemukan pula di tubuh manusia. Dalam kaitan inilah kita perlu mengetahui lebih lanjut mengenai Plasmodium knowlesi.

1.2 Tujuan 1) Mengetahui sejarah ditemukannya Plasmodium knowlesi 2) Mengetahui gambaran umum tentang Plasmodium knowlesi 3) Mengetahui distribusi Plasmodium knowlesi 4) Mengetahui hospes, vektor, gejala, dan cara diagonsa Plasmodium knowlesi 5) Mengetahui gambaran mikroskopis Plasmodium knowlesi

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah ditemukannya Plasmodium knowlesi Plasmodium knowlesi pertama kali terdokumentasi pada tahun 1927 oleh Giuseppe Franchiti saat mengamati darah Macaca fascicularis dan disadari penampakan yang berbeda dari Plasmodium cynomogli dan Plasmodium inui. Pada tahun 1932, dr. Knowles dan dr. Das Gupta mengamati sebuah spesies malaria pada kera makakus rhesus (Macaca mulata), menggambarkannya dengan detail untuk pertama kali dan menunjukkan bahwa spesies ini dapat ditularkan ke manusia melalui darah, tetapi tidak memberinya nama. Kemudian Sinton dan Mulligan memberinya nama sesuai penemunya yaitu Plasmodium knowlesi. Sejak dikenal oleh dr. Knowles dan dr. Das Gupta, infeksi Plasmodium knowlesi secara alamiah hanya diketahui terjadi pada kera terutama spesies Macaca fascicularis. Laporan pertama infeksi alamiah Plasmodium knowlesi pada manusia terjadi pada seorang warga Amerika yang baru pulang bekerja di hutan semenanjung Malaysia tahun 1965. Awalnya pasien dicurigai terinfeksi Plasmodium falciparum tetapi kemudian diidentifikasi sebagai Plasmodium malariae dan kemudian baru diketahui sebagai Plasmodium knowlesi setelah darah pasien diinokulasi ke kera Rhesus dan ternyata juga menginfeksi kera. Laporan kedua tahun 1971 pada seorang warga Malaysia. Pada saat itu diagnosis dilakukan atas dasar deteksi molekuler karena secara mikroskopis Plasmodium knowlesi memiliki bentuk serupa dengan Plasmodium malariae. 2.2 Gambaran Umum Plasmodium knowlesi Plasmodium knowlesi adalah parasit dari genus Plasmodium yang secara alami menginfeksi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Parasit ini banyak ditemui di Asia Tenggara dan sudah menyerang manusia. P.knowlesi ditransmisikan dengan menggunakan nyamuk dari kelompok Anopheles leucosohyrus sebagai vektor perantara, salah satunya adalah Anopheles latens. Parasit ini memiliki kemampuan untuk bereproduksi setiap 24 jam di dalam darah dan hal ini dapat berpotensi menyebabkan kematian. Manusia yang terinfeksi P.knowlesi cenderung mengalami penurunan jumlah trombosit di dalam darah dan hal ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit tersebut. Untuk pemeriksaan atau diagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan sediaan darah tipis dan tebal kemudian diamati mikroskopisnya. Penampakan P.knowlesi mirip dengan P.malariae, namun biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan secara molekuler dengan deteksi PCR.

4

2.3 Distribusi Plasmodium knowlesi Saat ini sekitar 40% populasi penduduk dunia beresiko tertular malaria, termasuk malaria knowlesi (Hay dan Snow, 2006). Dilihat dari riwayat penderita malaria knowlesi maka distribusi parasit ini tersebar di Malaysia (Sarawak dan Sabah), Thailand, perbatasan Myanmar dan Cina, Filipina, Singapura, selain itu juga ditemukan di Vietnam dan wilayah Kalimantan di Indonesia (Figtree et al., 2010; Singh et al., 2004; Marchand et al., 2011). Penyebaran P.knowlesi di wilayah Kalimantan (Indonesian Borneo) juga terjadi, tepatnya di Kalimantan Selatan karena kasusnya yang banyak ditemui juga di wilayah Sarawak dan Sabah (Malaysian Borneo). Seorang warga negara Australia yang didiagnosis malaria knowlesi terindikasi tertular malaria di Kalimantan Selatan dimana gejala mulai muncul pada hari ke-13 setelah meninggalkan wilayah tersebut. Pasien ini berada di Kalimantan Selatan rata- rata 10 hari setiap bulan selama 18 bulan dan bekerja di area hutan (Sulistyaningsih et al., 2010). Laju penyebaran parasit ini dapat menjadi lebih cepat sebagai dampak arus perpindahan penduduk antar negara. Contoh yang konkrit adalah banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri seperti Malaysia sebagai wilayah endemis malaria knowlesi. Distribusi penderita menurut asal negara didominasi oleh negara-negara yang merupakan endemis malaria knowlesi, serta dari negara Asia lainnya. Namun penderita yang telah dikonfirmasi malaria knowlesi juga berasal dari negara di luar Asia seperti Amerika Serikat, Swedia, Finlandia, Spanyol, Belanda, Australia, Selandia Barn, Perancis, dan Jerman, dengan riwayat berpergian (sebelum menderita penyakit) ke negara- negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Indonesia (Muller dan Schlagenhauf, 2014).

2.4 Karakteristik dan Gejala Penderita Masa inkubasi infeksi Plasmodium knowlesi sekitar 11 hari. Gejala paling khas malaria akibat infeksi Plasmodium knowlesi adalah demam yang berlangsung setiap 24 jam atau setiap hari, disebut juga quotidian fever. Selain itu gejala malaria yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi meliputi nyeri kepala, demam, menggigil dan keringat dingin. Daneshvar sejak tahun 2006 sampai 2008 mengevaluasi gejala klinis dan tanda pada pasien dengan malaria akibat infeksi Plasmodium knowlesi di rumah sakit Kapit, Serawak, Malaysia. Pada penelitian ini terdiagnosis 107 pasien terinfeksi P.knowlesi dengan cara PCR. Secara umum, gejala penyakit malaria akibat infeksi P.knowlesi tidak khas yaitu demam dan menggigil. Pada sebagian pasien juga disertai nyeri perut, sesak napas dan batuk berdahak. Gejala lain yang juga banyak terjadi adalah takipnea dan takikardi. Pada pemeriksaan laboratorium, hitung parasit pasien terinfeksi Plasmodium knowlesi cukup rendah yaitu ratarata hanya 1.387 dibandingkan dengan hitung parasit Plasmodium vivax yang rata-rata mencapai 26.781. Kelainan yang paling banyak terjadi adalah trombositopenia yang tercatat

5

pada 104 pasien (98%) dan 31 (29%) dengan hitung trombosit kurang dari 50.000 platelet/ μL. Limfopenia terjadi pada 7 kasus (6,5%) dan anemia terjadi pada 5 kasus (4,6%) Lau et al. (2011) melaporkan pada bulan Oktober 2009 seorang pengusaha dirawat di

rumah sakit dengan gejala demam, menggigil dan sakit kepala, dan gejala ini pertama kali muncul 2 minggu setelah berlibur di kawasan hutan negara bagian Pahang. Hasil pemeriksaan dengan nested PCR diketahui penderita tersebut positif P.knowlesi. Seorang laki-laki berumur 40 tahun jatuh sakit 10 hari setelah beraktivitas di area hutan di wilayah Utara Kalimantan. Empat hari kemudian penderita yang sudah kolaps dibawa ke rumah sakit dan 2 jam berikutnya meninggal (Cox-Singh et al., 2010).

6

2.5 Diagnosa Plasmodium knowlesi Cara diagnosis malaria Plasmodium knowlesi sebenarnya sama dengan cara diagnosis malaria akibat spesies lainnya yaitu dengan gejala dan tanda klinis disertai pemeriksaan apusan darah tebal. Akan tetapi karena morfologinya yang serupa dengan Plasmodium malariae, untuk infeksi Plasmodium knowlesi dibutuhkan deteksi molekular seperti PCR. Teknik PCR yang sering digunakan adalah metode nested. Gen yang menjadi target PCR adalah gen small subunit ribosomal RNA (SSUrRNA). Kekurangan metode PCR adalah metode ini tidak dapat digunakan untuk diagnosis cepat, alat dan bahannya mahal, dan tidak dapat dilakukan di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas. Oleh karena itu, untuk kepentingan pengobatan jika fasilitas PCR tidak tersedia, gejala klinis yang berat, parasitemia lebih dari 5000/μl darah, pemeriksaan mikroskopis menunjukkan Plasmodium malariae, dan ada riwayat bepergian ke hutan atau pinggiran hutan di daerah Asia Tenggara, maka infeksi malaria yang terjadi patut dicurigai adalah malaria knowlesi. 2.6 Hospes dan Vektor Plasmodium knowlesi Hospes definitif : Kera ekor panjang (Macaca jascicularis) dan kera ekor babi (Macaca nemestrina). Hospes perantara : Manusia Vektor : Nyamuk dari kelompok Anophleles leucosphyrus, salah satunya adalah Anophleles latens. Vektor juga dapat berubah dari yang mulanya cenderung zoofilik menjadi antropofilik. Contoh yang nyata adalah An. sinensis di Semenanjung Malaysia yang bersifat zoofilik sehingga diduga bukan sebagai vector. Saat ini di Singapura An. sinensis menjadi spesies yang dominan tertarik dengan manusia di daerah dengan kasus malaria knowlesi, dengan demikian An. sinensis dapat berpotensi menjadi vektor. Kewaspadaan terhadap penularan dan penyebaran malaria knowlesi tidak hanya pada parasit di dalam tubuh penderita namun juga terhadap vektor potensial. 2.7 Siklus hidup Plasmodium knowlesi Siklus hidup Plasmodium knowlesi juga menyerupai spesies plasmodium lainnya. Siklus hidup terbagi menjadi dua, yaitu fase seksual (sporogoni) yang terjadi pada tubuh nyamuk Anopheles, dan fase aseksual (skizogoni) yang berlangsung di dalam tubuh inang vertebrata. Di dalam tubuh nyamuk, Plasmodium knowlesi mengalami siklus gametosit →(mikrogamet atau makrogamet) →zigot →ookinet →ookista →sporozoit. Saat nyamuk Anopheles menghisap darah manusia penularan terjadi melalui saliva. Di dalam hati manusia akan terjadi siklus sporozoit →skizon →merozoit. Plasmodium knowlesi tidak memiliki bentuk hypnozoite di hati. Setelah menjadi merozoite, parasit akan menginfestasi eritrosit melaluisiklus merozoit →trophozoite→skizon→merozoit. Sebagian schizont dari eritrosit akan berkembang menjadi gametosit dan dapat ditularkan kembali oleh nyamuk Anopheles.

7

2.8 Gambaran Mikroskopis Secara filogeni, P.knowlesi hampir menyerupai P. Vivax dibandingkan jenis Plasmodium pada manusia lainnya, dimana keduanya memiliki proses yang sama mengenai: a. Invasi merozoit yang membutuhkan interaksi Duffy-binding proteins (DBP) dengan Duffy antigen receptor for chemokines (DARC). b. Namun perbedaan fenotipik diantara keduanya adalah fase dorman di hati (hanya pada P.vivax), preferensi sel darah inang serta panjang siklus aseksual. Kesalahan umum (misidentification) mikroskopis yang sering terjadi dan meragukan dugaan ciri khas dari P. knowlesi adalah stadium tropozoit awal P. knowlesi dalam bentuk cincin ada kesamaan dengan P.falciparum, selain itu pada satu sel eritrosit dapat ditemukan lebih dari satu tropozoit. Infeksi P. knowlesi pada manusia sangat mudah terjadinya misidentifikasi sebagai P.falciparum saat infeksi parasit didominasi stadium tropozoit awal ataupun fase perkembangan bentuk cincin. Jika sediaan darah telah dibuat lebih awal dari penderita, hampir seluruh tropozoit akan berada dalam bentuk cincin dan akan didiagnosa sebagai P.falciparum (Lee et al., 2009). Stadium tropozoit akhir dalam bentuk pita, skizon maupun gametosit ada kesamaan dengan P. malariae (Daneshvar et al., 2009; Coatney, 1971; Knowles dan Das Gupta, 1932). Tidak terdapat gambaran yang khas dari sitoplasma, nukleus dan pigmen parasit ataupun eritrosit yang terinfeksi yang dapat dengan mudah membedakan P.knowlesi dan P.malariae (Lee et al., 2009). Gambaran morfologi serupa juga ditemukan pada sediaan darah penderita malaria warga negara Singapura (Ong et al., 2009). Perbandingan ciri morfologi antara P.knowlesi dengan P. falciparum dan P. malariae dapat dilihat pada Gambar 1.

8

Keterangan :  Trofozoit (gambar A – gambar F)  Skizon (gambar G)  Gametosit (gambar H)

9

Ring Stage of P.falciparum

Ring Stage of P.knowlesi

Mature scizont of P.malariae

Mature scizont of P.knowlesi

2.9 Pengobatan Sampai saat ini (2011), WHO belum memberikan rekomendasi pengobatan malaria akibat infeksi Plasmodium knowlesi. Beberapa penelitian menggunakan guideline pengobatan untuk Plasmodium malariae yaitu kombinasi klorokuin dan primakuin. memberikan respons klinis yang baik (Singh dkk., 2004).4 Tetapi bila gejala pasien memberat dan hitung parasit tinggi, sebaiknya pasien ditatalaksana sebagai malaria berat. Daneshvar (2009) mengevaluasi malaria Plasmodium knowlesi pada 107 pasien yang mendapat pengobatan klorokuin oral (25 mg base/kg selama 3 hari) diikuti primakuin (15 mg setiap hari selama 2 hari); 100 (93,5%) pasien tanpa komplikasi dan menunjukkan respons klinik yang baik, keadaan tetap baik pada follow up hari ke-28; 2 (1,8%) pasien meninggal.

10

BAB III SIMPULAN Malaria Plasmodium knowlesi dapat terjadi secara alamiah pada manusia dalam jumlah yang cukup bermakna. Sebagian besar kasus infeksi Plasmodium knowlesi pada manusia terdiagnosis sebagai Plasmodium malariae karena struktur mikroskopis yang serupa. Gejala klinis berupa demam setiap 24 jam (quotidian fever) dan gejala lain yang tidak khas. Saat ini belum tersedia panduan pengobatan infeksi Plasmodium knowlesi dari WHO. Beberapa penelitian menggunakan cara pengobatan Plasmodium malariae yaitu kombinasi klorokuin dan primakuin dengan respons yang baik. Infeksi Plasmodium knowlesi dapat menyebabkan malaria berat yang berakibat kematian. Berbeda dengan Plasmodium falciparum yang parasitnya bereplikasi selang sehari, Plasmodium knowlesi mengalami replikasi setiap hari menyebabkan hiperparasitemia berat dan cepat menyebabkan kematian.

11

DAFTAR PUSTAKA Ambarita, Lasbudi Pertama. 2014. “Plasmodium Knowlesi: Distribution, Microscopic Features, Symptoms and Potential Vector”. Sumatera Selatan: Loka Litbang P2B2 Baturaja. Nelwan, RHH. 2013. “Malaria Plasmodium knowlesi”. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Paisal dan Liestiana Indriyati. 2014. “Gambaran Plasmodium Knowlesi pada manusia”

12

Related Documents

Plasmodium Knowlesi
January 2021 1
Plasmodium Knowlesi
January 2021 3
Plasmodium
January 2021 1
Malaria Knowlesi
January 2021 1

More Documents from "triditron"