Loading documents preview...
PRE PLANNING DAN NASKAH ROLEPLAY PENDIDIKAN KESEHATAN BLADDER TRAINING DI RUANG FLAMBOYAN RSUD TUGUREJO, SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan II Dosen Pembimbing: Bambang Edi Warsito,SKp.,M.Kes
Disusun oleh: KHOSIDAH
22020116120024 Kelas A.16.1
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2019
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN BLADDER TRAINING KATETER
A. Latar Belakang Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal nurogenik (Potter dan Perry, 2005). Bladder training digunakan untuk mencegah atau mengurangi buang air kecil yang sering atau mendesak dan inkontinensia urin (tidak bisa menahan pengeluaran urin). Bladder training adalah suatu terapi yang sering digunakan , terutama pada pasien yang baru saja terlepas dari kateter urin, namun bisa juga dilakukan oleh semua orang untuk lebih melatih kekuatan otot sfingter ekstema dalam menahan pengeluaran urin. Penelitian menunjukkan adanya peningkatan 50% pasien dengan inkontinensia urin menggunakan bladder training. Terdapat 3 metode bladder training, yaitu kegel exercise (latihan pengencangan atau enguatan otot-otot dasar panggul), delay urination (menunda berkemih), dan scheduled bathroom trips (jadwal berkemih) (Suhariyanto, 2008). Bladder training dapat dilakukan dengan latihan Manahan kencing (menunda untuk berkemih). Pada pasien yang terpasang kateter, bladder training dapat dilakukan dengan mengklem aliran urin ke urin bag. Tindakan ini dapat dilakukan dengan menjepit kateter urin dengan klem, kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa jam sekali. Kateter diklem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor berkontraksi, sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk mengosongkan isinya (Smeltzer, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Bayhakki, Krisna Yetti, dan Mustikasari menemukan fenomena sekitar 90% pasien yang berada di rumah sakit tidak dilakukan bladder training dan merasa kesulitan memulai berkemih setelah kateter urin di lepas. Perawat perlu melakukan bladder training pada pasien
yang baru saja melepas kateternya dengan tujuan untuk membantu mengembalikan pola berkemih yang normal. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti bladder training, diharapkan pasien tidak mengalami kesulitan dalam memulai untuk berkemih setelah tindakan pelepasan kateter urin. 2. Tujuan Khusus a. Untuk melatih
kandung
kemih
dan
mengembalikan
pola
normalperkemihan dengan menghambat stimulasi pengeluaran air kemih. b. Pasien dapat mengontrol untuk berkemih
C. Rencana Kegiatan Topik Topik yang disampaikan adalah pendidikan kesehatan tentang baldder
training. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan adalah demonstrasi. Mahasiswa akan memberikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat bladder training
dan memperkenalkan prosedur dalam melakukan bladde training. Sasaran - Klien yang mengalami retensi urin - Klien yang menderita inkontinensia urin - Klien post operasi pada area pelvik - Klien dengan pemasangan kateter yang lama - Klien post operasi - Klien yang mengelami kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2019 Tempat : Ruang Flamboyan Rumah Sakit Tugurejo Waktu : 07.00-selesai. Media dan Alat Bantu a. Media : Kalender jadwal berkemih b. Alat Bantu : Klem dan jam dinding yang ada di Rumah Sakit
Setting Tempat
Tempat Tidur Klien Kamar Mandi
Ket: :Mahasiswa pemberi pendidikan kesehatan
: Tempat tidur pasien
: Kamar mandi
Susunan Acara No. 1.
Hari/Tgl Kamis, 19 September 2019
Tahap
Kegiatan
Tahap 1. Menyampaikan salam pembuka Pembukaan 2. Menyampaikan kontrak waktu
Media
Waktu
PJ
-
07.00-07.05 WIB
Khosidah
Leaflet
07.05-07.15 WIB
Khosidah
Kalender monitor minum dan berkemih
07.15-07.30 WIB
Khosidah
3. Menjelaskan tujuan 4. Kontrak waktu dan tempat 2.
3.
Kamis, 19 September 2019
Kamis, 19 September 2019
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
1.
Menjelaskan pengetian tindakan bladder training
2.
Menjelaskan manfaat bladder training
3.
Menjelaskan prosedur tindakan bladder training
1. Bertanya kepada pasien mengenai apa
yang dirasakan setelah melakukan bladder training 2. Memberikan kalender monitor minum dan berkemih 3. Menjelaskan prosedur pengisian kalender monitor minum dan berkemih
D. Pengorganisasian Penyuluh
: Khosidah
Tugas
:
Memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang bladder training berserta memberikan contoh prosedur tindakan bladder training. E. Kroteria Evaluasi A. Struktur - Pasien setuju untuk diberi pendidikan kesehatan tentang bladder training. - Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia sesuai dengan rencana yang telah disusun. - Media yang digunakan tersedia sesuai dengan rencana yang telah disusun. B. Proses - Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah direncanakan. - Pasien mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir. C. Hasil - Pengetahuan pasien mengenai bladder training diukur dengan menggunakan kuesioner yang sama digunakan dengan kuesioner saat pengkajian). - Monitor minum dan berkemih pasien dilakukan di kalender monitor.
F. Materi a. Definisi Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik (Potter & perry, 2005). Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologi. b. Tujuan Bladder Training Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih (Potter&perry, 2005). c. Prosedur Pelaksanaan Prosedur dalam melakukan bladder training yaitu 1. Mengucapkan salam 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup ruangan atau tirai ruangan (ciptakan privasi bagi klien). 4. Pelaksanaan: a. Klien masih menggunakan kateter Prosedur 1 jam: Cuci tangan - Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari pukul -
07.00-19.00. setiap klien diberi minum, kateter diklem. Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai
-
pukul 08.00-20.00 dengan cara klem kateter dibuka. Pada malam hari setelah pukul 20.00 WIB, buka klem kateter dank lien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada
-
siang hari. Prosedur terus diulang sampai berhasil.
Prosedur 2 jam: - Cuci tangan - Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari pukul 07.00-19.00. setiap klien diberi minum, kateter diklem.
- Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai pukul 08.00-20.00 dengan cara klem kateter dibuka. - Pada malam hari setelah pukul 21.00 WIB, buka klem kateter dank lien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari. - Prosedur terus diulang sampai berhasil. b. Pada klien yang tidak menggunakan kateter - Cuci tangan - Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari pukul 07.00-19.00, lalu kandung kemih dikosongkan. - Kateter dilepas - Monitor pengeluaran urin klien setiap 8 jam selama 1-2 hari setelah pelepasan kateter. - Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi BAK, kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan lakukan pengosongan kandung kemih setiap 2 jam secara urinal. - Berikan minum terakhir pukul 19.00, selanjutnya klien tidak boleh diberi minum sampai pukul 07.00 pagi untuk menghindari klien berkemih pada malam hari.
- Beritahu
klien
bahwa
pengosongan
kandung
kemih
selanjutnya dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan untuk menahannya. - Buatlah sebuah
jadwal
bagi
pasien
untuk
mencoba
mengosongkan kandung kemih secara urinal - Anjurkan klien untuk menggunakan kegel exercise dan teknik pengosongan kandung kemih. 5. Alat-alat dibereksan 6. Akhiri interaksi dengan mengucap salam 7. Dokumentasi
NASKAH ROLEPLAY PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BLADDER TRAINING
I. TAHAP PRE-ORIENTASI Mempersiapkan media berupa leaflet yang digunakan untuk memberikan edukasi mengenai bladder training. Selain itu juga memperispkan kalender monitor minum dan berkemih pasien. II. TAHAP ORIENTASI Perawat
: “Assalamualaikum wr wb pak, bagaimana kabarnya?”
Pasien
: “Waalaikumsalam mbak. Alhamdulillah sehat mbak.”
Perawat
: “Perkenalkan saya Perawat Khosidah pak, selaku perawat yang sedang jaga pada shift pagi ini pak?”
Pasien
: “Oiya mbak.”
Perawat
: “Namanya siapa pak?”
Pasien
: “Pak H.”
Perawat
: “Tanggal lahirnya berapa pak?.”
Pasien
: “Jepara, 23 Mei 2019.”
Perawat
: “Alamat rumahnya dimana pak.?”
Pasien
: “Jepara mbak.”
Perawat
:“Jadi begini pak, saya disini bermaksud ingin memberikan pendidikan kesehatan mengenai bladder training (latihan untuk mengontrol BAK). Ini kan bapak kateternya mau dilepas, nah sebelum proses dilepas, kita latihan caranya mengontrol BAK ya pak.”
Pasien
: “Oiya mbak siap.”
Perawat
: “Nanti pendidikan kesehatan ini akan dilakukan selam kurang lebih 30 menit ya pak. Bagaimana apakah setuju apak?”
Pasien
: “Oke mbak tidak apa-apa.”
Perawat
:”Untuk tempatnya nanti dikamar ini saja ya pak.”
Paisen
:”Iya mbak.”
III. TAHAP KERJA Perawat
: “Baik pak. Sekarang kita mulai ya.”
Pasien
: “Iya mbak.”
Perawat : ”Bladder training ini adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengontrol BAK (Buang Air Kecil) pak.” Pasien
:”Kenapa kok perlu dikontrol mbak?”
Perawat
: “Jadi kan begini pak, selama bapak memakai kateter kan urin tersebut akan otomatis mengalir sendiri, tanpa ada yang menghalangi urisn tersebut untuk keluar. Nah sebelum kateter ini dilepas, bapak harus dilatih dulu pipisnya. Supaya pipisnya bisa dikontrol dan nanti tidak ngompol.”
Pasien
: ”Oalah begitu yo mbak.”
Perawat
: ”Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih pak.”
Pasien
: ”Oke mbak. Terus caranya gimana mbak untuk melakukan control pipisnya itu.?”
Parawat
:”Jadi begini pak, nanti kateternya ini diklem. Saat bapak merasakan ingin kencing, nanti klemnya ini dibuka ya pak. Untuk klemnya bapak bisa gunakan karet pak. Jadi selang kateternya ditali biar urinnya bisa tertahan. Ketika bapak ingin BAK nanti karetnya tinggal dibuka saja pak. Setelah itu dikareti lagi ya pak”
Pasien
:”Oalah begitu.. iya siap mbak.”
Perawat
:” Nah ini ada kalender untuk menonitor minum bapak, dan monitor pipis bapak. Nanti ketika bapak minum ditulis jamnya jam berapa, pipisnya jam berapa gitu pak.”
Pasien
: “Oke mbak.”
IV. TAHAP TERMINASI Perawat :“Baik pak. Sekarang sudah mengerti manfaat dan langkah-langkah untuk melakukan bladder training pak? Pasien Perawat
:”Sudah mbak. Untuk latihan mengontrol pipis kan mbak.” :”Iya pak benar sekali. Untuk prosedur cara melakukan bladder trainingnya gimana pak.?”
Pasien
:”Jadi ini selang kateternya diklem dulu kan mbak, nanti nek saya pingin pipis baru dibuka klemnya.”
Perawat :”Iya pak benar sekali.” Pasien
:”Okei mbak siap.”
Perawat :”Nanti kalender monitor ini diisi ya pak. Nanti sore saya kesini lagi untuk mengecek BAK bapak.” Pasien
:” Okei mbak siap. Makasih ya mbak.”
Perawat :”Yaudah untuk hari ini cukup sekian pak saya memberikan pendidikan kesehatan ke bapak. Terimakasih sudah mau menerima edukasi ini pak. Saya permisi dulu ya pak. Assalamualaikum Wr Wb. -END-
DAFTAR PUSTAKA
Bayhakki, dkk. 2008. Bladder Training Modifikasi Cara Kozier pada Pasien Pasca Bedah Ortopedi yang Terpasang Kateter Urin. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta:EGC Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Suhariyanto. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta : Interna Publishing
LAMPIRAN
1. KALENDER MONITOR MINUM (INTAKE) No.
Hari/Tanggal
Waktu
Jumlah
2. KALENDER MONITOR BERKEMIH (OUTPUT) No.
3. LEAFLET
Hari/Tanggal
Waktu
Jumlah