Proposal Desain Inovatif.docx

  • Uploaded by: Ida Royada
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Desain Inovatif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,721
  • Pages: 23
Loading documents preview...
PROPOSAL INOVASI TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN DENGAN “PIJAR” (PIJAT REFLEKSI) KAKI PADA KLIEN DENGAN DIABETES MILITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU.

MAHASISWA IDA ROSYADA NIM 201133031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN MATA KULIAH

: STASE KELUARGA DAN KOMUNITAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1

HALAMAN PENGESAHAN TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN DENGAN “PIJAR” (PIJAT REFLEKSI) KAKI PADA KLIEN DENGAN DIABETES MILITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU.

DI SETUJUI OLEH Tanggal :

CLINIKAL INSTRUKTUR

PEMBIMBING AKADEMIK

LAPANGAN ( (

)

)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2020/2021

2

KATA PENGANTAR Puji syukur di panjatkan kepada Allah SWT ysng telah memberikan karunia dan kasih sayangnya sehingga kita semua masih di berikan perlindungan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena dapat kiranya di berikan kritik dan saran yang dapat membangun sehingga laporan ini benar dan dapat di jadikan sumber bacaan yang bermanfaat Ucapan terima kasih di sampaikan kepada: 1. Didik Haryadi, S.Gz,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak. 2. Ns. Nurbani, M.Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan 3. Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Pontianak 4. Pembimbing Akademik 5. Clinikal Instrukstur Lapangan 6. Teman-temam mahasiswa Polkkes Kemenkes Prodi Ners yang sangat membanggakan dan luar biasa. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalamdalamnya semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan institusi terkait ilmu pengetahuannya.

3

VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS VISI Menjadi Institusi Pendidikan Profesi Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Di Tingkat Regional Tahun 2020 MISI 1. Meningkatkan Program Pendidikan Profesi Ners yang unggul dalam

Bidang Keperawatan

Gadar

dan

Keperawatan

Perioperatif

yang

Berbasis Kompetensi 2. Meningkatkan Program Pendidikan

Profesi Ners yang unggul dalam

Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis Penelitian 3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang unggul dalam

Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis IPTEK dan Teknologi Tepat Guna 4. Mengembangkan

Program

dalam Bidang Keperawatan

Pendidikan Gadar

Profesi

Ners

dan Perioperatif

yang

unggul

Keperawatan

yang Mandiri,Transparan,dan Akuntabel 5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal Maupun Regional

4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................2 ...........................................................................................................................................2 KATA PENGANTAR.......................................................................................................3 DAFTAR ISI......................................................................................................................5 BAB I.................................................................................................................................6 PENDAHULUAN.............................................................................................................6 A.

Latar Belakang.......................................................................................................6

B.

Tujuan....................................................................................................................8

BAB II...............................................................................................................................9 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................9 A.

Pengertian..............................................................................................................9

B.

Mekanisme...........................................................................................................10

C.

Manajemen...........................................................................................................10

D.

Tehnik/Cara..........................................................................................................11

BAB III............................................................................................................................13 METODELOGI...............................................................................................................13 A.

Topik....................................................................................................................13

B.

Sub Topik.............................................................................................................13

C.

Kelompok.............................................................................................................13

D.

Tujuan Umum......................................................................................................13

E.

Tujuan Khusus.....................................................................................................13

F.

Waktu...................................................................................................................14

G.

Tempat.................................................................................................................14

H.

Setting..................................................................................................................14

I.

Media...................................................................................................................14

J.

Prosedur Opersional Yang Di Lakukan................................................................14

K.

Referensi..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18 LAMPIRAN ( HASIL ANALISA EBN).........................................................................19

5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyakit

diabetes

mellitus

kerap

disebut

sebagai silent

killer karena gejalanya sering tak disadari tapi bisa begitu mematikan. Cara terbaik untuk mengetahui apakah kita mengalami diabetes atau tidak adalah dengan melakukan tes gula darah di fasilitas kesehatan. Menurut kriteria 2015, diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dL; atau glukosa darah 2 jam pasca pembebanan (GDPP) ≥ 200 mg/dL; atau glukosa darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL dengan gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil & jumlah banyak, dan berat badan turun.(agustina meldy rika et al.) Alasan Tidak Rutin Minum Obat aanti diabetes/Suntik Insulin , merasa sudah sehat dengan prevelensi 50,4 %. Kriteria DM Perkeni 2011 dan 2015 Kriteria Kriteria Diagnosis DM (konsensus Perkeni 2015) . Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. Atau Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) Atau Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). Komplikasi yang sering terjadi pada pasien DM antara lain penyakit jantung koroner, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, dan bahkan ada anggota tubuh yang bisa diamputasi akibat kematian jaringan yang membusuk.(Castro-Sánchez et al.)

6

Angka kematian akibat dari DM yang dilaporkan adalah sebesar 4 juta jiwa, diprediksi jumlah penderita DM Pada tahun 2045 mengalami peningkatan yang mencapai 629 juta jiwa. Amerika Serikat menempati urutan ke tiga dunia dengan pravalensi penderita diabetes melitus 30,2 juta jiwa. Tahun 2045 diperkirakan terjadi peningkatan 35,6 juta jiwa. Di Asia timur negara cina menempati posisi tertinggi pertama dunia dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 114,4 juta jiwa. Pada tahun 2045 diperkirakan meningkat 134,3 juta jiwa (IDF, 2017). Indonesia Diabetes Militus menempati urutan ke 6 sebagai negara dengan jumlah penderita DM terbanyak didunia setelah China, India. (Citra Kunia putri dan trisna insan Noor)Studi populasi diabetes mellitus tipe 2 di berbagai negara melaporkan bahwa jumlah penderita DM di dunia telah mencapai 425 juta jiwa, dimana prevalensi diabetes cenderung lebih tinggi pada pria (221 juta jiwa) dibanding wanita 204 juta jiwa(Lyu et al.) Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk Semua Umur di Kota Singkawang , Provinsi Kalimantan Barat, Riskesdas 2018 adalah 1240. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥15 Tahun menurut Kota Singkawang , Provinsi Kalimantan Barat, Riskesdas 2018 dengan jumlah 866. ). Pravalensi dan insidensi penderita DM tipe 2 meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun,penyakit ini menjadi sebuah ancaman kesehatan global (PERKENI, 2015).(Hari Nugroho) Beberapa cara pengobatan tradisional yang di kembangkan di Cina berusia ribuan tahun dan melibatkan praktek-praktek seperti akupunktur, akupresur, herbal, pijat, dan qi gong. Pengobatan Cina melibatkan diagnosis dan pengobatan gangguan qi (diucapkan "chee"), atau energi vital (Williams & Hopper, 2015) yang merupakan salah satu terapi komplementer yang mudah di lakukan aman, efektif, murah dan efisien untuk memperbaiki kadar glukosa darah . Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum

mengakibatkan

tambahan

2,2

juta

kematian,

dengan

7

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara- negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).(Agustini et al.) Penyakit Diabetes mellitus yang tidak bisa disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan mengatur kadar gula darah dalam batas normal. Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan melalui terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.(Zhang et al.) Salah satu pengobatan non farmakologi yang menjadi alternatif pengobatan diantaranya ialah pijat refleksi .(Gupitasari et al.) B. Tujuan 1. Membantu klien dalam menurunkan kadar gula darah dengan mudah dan dapat dilaksanakan sendiri di rumah. 2. Menurunkan kadar gula darah dengan mengurangi efek penggunaan obat-obat farmakologi 3. Menghemat biaya obat-obatan yang harus di komsumsi pasien setiap hari. 4. Menambah pelayanan asuhan keperawatan yang merupakan terapi komplementer 5. Memberikan kenyaman kepada klien dengan cara memberikan terapi pijat refleksi. 6. Mengurangi Risiko efek-efek obat farmakologi yang di komsumsi klien setiap hari. 7. Mempercepat penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Militus 8. Mengembangkan

wawasan

dan

keterampilan

perawat

dalam

memberikan asuhan keperawatan komplementer.  9. Meningkatkan Kualitas Hidup

8

10. Membuat kualitas hidup klien menjadi lebih baik dengan penyakit yang di deritanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1.

Diabetes Militus adalah gangguan sistem endokrin yang dikarakteristikkan oleh fluktuasi kadar gula darah yang abnormal, biasanya berhubungan dengan defect produksi insulin dan metabolisme glukosa (Dunning, 2003). Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi gula pada darah yang disertai dengan munculnya gejala utama yang khas, yakni urin yang berasa manis dalam jumlah yang sangat besar (Bilous & Donelly, 2014).(Musiana et al.)

2.

Kadar gula darah adalah tingkat gula dalam darah yang diatur ketat didalam tubuh. Kadar gula meningkat setelah makan dan biasanya berada di level terendah sebelum makan (Henrikson & Bech-Nielson, 2009). Kadar gula darah adalah jumlah glukosa (gula) yang ada dalam darah (Sari, 2007).

3.

Pijat refleksi merupakan terapi komplementer dengan melakukan penekanan pada titik- titik tubuh tertentu menggunakan tangan atau benda-benda lain seperti kayu, plastik atau karet (Wikipedia, 2014). Pijat refleksi adalah pijat dengan melakukan penekanan pada titik syaraf yang terdapat di kaki maupun tangan dengan tujuan untuk memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh tertentu sehingga memimbulkan efek rileks karena mempengaruhi beberapa hormon terkait dan aliran darah menjadi lancar (Trionggo & Ghofar, 2013). Pijat refleksi merupakan suatu bentuk pemijatan tradisional yang dilakukan dengan cara menarik, meremas, maupun mendorong, dan memegang untuk merangsang titik akupuntur dan bagian lain dari tubuh untuk menciptakan keseimbangan dan hormonal dalam sistem tubuh (Toruan, 2012).(Zhang et al.)

9

B. Mekanisme Kegiatan inovasi ini dapat dilaksanakan pada pasien dengan penyakit Diabetes Militus. Kegiatan pijit refleksi menggunakan alat-alat yang mudah di dapat dan dengan harga yang sangat murah. Alat yang di perlukan antara lain : - Waslap - Baskom - Air hangat - Lap kering atau handuk - Minyak /oil - Masker - Handscon C. Manajemen

10

Masalah

Hasil Yang Diharapkan

Inovasi Pijat Refleksi Dalam penurunan Gula Darah Pada Diabetes Militus

Penelitian ( EBN)

Penerapan/ Pengembangan

D. Tehnik/Cara 1. Persilahkan orang yang akan dipijat untuk duduk / berbaring senyaman mungkin. Mulailah dengan posisi terlentang. Selama sesi pijat, mungkin pasien akan diminta untuk berganti posisi telungkup agar pemijat dapat menerapkan teknik pijat yang tepat pada kaki dan pergelangan kaki. 2. Ucapkan doa sebelum melakukan tindakan. 3. Seka kaki klien pada bagian-bagian yang akan dipijat menggunakan air hangat dengan waslap. 4. Keringkan dengan handuk bersih. 5. Lapisi tempat untuk meletakkan kaki dengan handuk, hal ini untuk mencegah krim atau minyak pijat mengotori tempat pijat. 6. Oleskan minyak atau lotion ke bagian yang akan dipijat. Minyak atau lottion bukan sebuah keharusan, tetapi biasanya dianjurkan untuk

11

mengurangi terjadinya gesekan antara tangan pemijat dengan kaki pasien. 7. Lakukan peregangan dan relaksasi otot dengan megoleskan minyak atau lotion mulai dari bawah pergelangan kaki menuju jari-jari, punggung kaki dan telapak kaki, ulangi gerakan ini sampai semua minyak atau lotion merata. 8. Mulailah dengan memegang kaki yang akan dipijat dengan tangan kanan, pegang tepat pada bagian pangkal tumit (tendon Achilles) lalu angkat perlahan ke atas untuk meregangkan otot betis. 9. Oleskan minyak atau lotion ke telapak kaki menggunakan kedua tangan. Pegang kaki dengan ibu jari berada di telapak kaki sementara keempat jari tangan lain memegang punggung kaki. 10. Posisikan tangan menggenggam kaki pasien bagian luar, tempatkan jari-jari tangan dibalik telapak kaki, kecuali ibu jari. Kemudian, letakkan ibu jari pada kaki sebelah dalam atau di atas titik refleksi (utamanya pada hypofisis, pankreas, otak, hati). Kedua ibu jari akan digunakan secara begantian untuk mengurut titik refleksi, sedangkan jari-jari yang lain digunakan untuk menopang kaki pasien. 11. Dengan kedua tangan, gerakan kaki ke depan dan ke belakang. Tekan jari- jari kaki perlahan kearah telapak kaki, lalu ke punggung kaki selama beberapa kali. Gerakan ini akan mengendurkan semua sendi dan ligament di kaki sehingga sirkulasi darah dan energi atau Qi akan lancar. 12. Ulangi teknik pemijatan beberapa kali, mulailah dengan tekanan yang ringan lalu berangsur-angsur tingkatkan tekanan tersebut, apabila pasien merasakan kesakitan maka kurangi tekanannya.

12

BAB III METODELOGI A. Topik “Terapi komplementer Keperawatan dengan “PIJAR” (Pijat Refleksi) Kaki

pada Klien dengan Diabetes Militus Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Sewaktu. B. Sub Topik Efek Pijar menurunkan kadar gula darah sewaktu pasien Diabetes Militus

C. Kelompok - Penderita Diabetes Militus Type II - Penderita Diabetes Militus Type II dengan nyeri kaki Neoropaty

13

- Penderita Lansia ( > 60 th) D. Tujuan Umum Mengembangkan

asuhan

keperawatan

komplementer

dengan

menggunakan Pijat refleksi Kaki pada penderita Diabetes Militus Type II untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu

E. Tujuan Khusus a. Memahami dan menjelaskan tehnik pijat refleksi kaki (PIJAR) pada penderita diabetes militus b. Menjelaskan metodologi pengembangan inovasi pijat refleksi kaki (PIJAR) pada penderita diabetes militus c. Menjelaskan manual prosedur dari inovasi pengembangannya serta pertimbangan etik inovasi pijat refleksi kaki (PIJAR) pada penderita diabetes militus

F. Waktu Dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 14 November 2020 jam 15.00 G. Tempat Jl. Padat Karya gang. Sanusi Kel. Sei Wie Kec. Singkawang Tengah Kota Singkawang Kalimantan Barat H. Setting Tempat dilakukan di ruangan, dengan posisi duduk di lantai. I. Media -

Liflet

-

Standar Prosedur Operasional

-

Air hangat dalam Baskom.

-

Tangan Bersih

14

J. Prosedur Opersional Yang Di Lakukan Alat dan Bahan - Waslap - Baskom - Air hangat - Lap kering atau handuk - Minyak /oil - Masker - Handscon Prosedur - Cuci Tangan - Lakukan Komunikasi Terapeutik - Lakukan Komunkasi Pra Interaksi - Berikan salam - Kenalkan diri dengan klien - Jelaskan tujuan di lakukan tindakan - Lakukan kontrak waktu pelaksanaan dengan klien - Lakukan Komunikasi pada tahap Interaksi - Siapkan alat-alat yang di butuhkan - Cuci tangan kembali - Gunakan masker bedah - Gunakan Handscoon - Lakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu - Persilahkan orang yang akan dipijat untuk duduk / berbaring senyaman mungkin. Mulailah dengan posisi terlentang. Selama sesi pijat, mungkin pasien akan diminta untuk berganti posisi telungkup agar pemijat dapat menerapkan teknik pijat yang tepat pada kaki dan pergelangan kaki.

15

- Bersama klien ucapkan doa sebelum melakukan tindakan. - Seka

kaki

klien

pada

bagian-bagian

yang

akan

dipijat

menggunakan air hangat dengan waslap. - Keringkan dengan handuk bersih. - Lapisi tempat untuk meletakkan kaki dengan handuk, hal ini untuk mencegah krim atau minyak pijat mengotori tempat pijat. - Oleskan minyak atau lotion ke bagian yang akan dipijat. Minyak atau lottion bukan sebuah keharusan, tetapi biasanya dianjurkan untuk mengurangi terjadinya gesekan antara tangan pemijat dengan kaki pasien. - Lakukan peregangan dan relaksasi otot dengan megoleskan minyak atau lotion mulai dari bawah pergelangan kaki menuju jari-jari, punggung kaki dan telapak kaki, ulangi gerakan ini sampai semua minyak atau lotion merata. - Mulailah dengan memegang kaki yang akan dipijat dengan tangan kanan, pegang tepat pada bagian pangkal tumit (tendon Achilles) lalu angkat perlahan ke atas untuk meregangkan otot betis. - Oleskan minyak atau lotion ke telapak kaki menggunakan kedua tangan. Pegang kaki dengan ibu jari berada di telapak kaki sementara keempat jari tangan lain memegang punggung kaki. - Posisikan tangan menggenggam kaki pasien bagian luar, tempatkan jari-jari tangan dibalik telapak kaki, kecuali ibu jari. Kemudian, letakkan ibu jari pada kaki sebelah dalam atau di atas titik refleksi (utamanya pada hypofisis, pankreas, otak, hati). Kedua ibu jari akan digunakan secara begantian untuk mengurut titik refleksi, sedangkan jari-jari yang lain digunakan untuk menopang kaki pasien. - Dengan kedua tangan, gerakan kaki ke depan dan ke belakang. Tekan jari- jari kaki perlahan kearah telapak kaki, lalu ke punggung kaki selama beberapa kali. Gerakan ini akan mengendurkan semua

16

sendi dan ligament di kaki sehingga sirkulasi darah dan energi atau Qi akan lancar. - Ulangi teknik pemijatan beberapa kali, mulailah dengan tekanan yang ringan lalu berangsur-angsur tingkatkan tekanan tersebut, apabila pasien merasakan kesakitan maka kurangi tekanannya. - Setelah tindakan selesai beritahu klien bahwa tindakan pemijitan sudah selesai. - Rapikan alat. - Lakukan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu setelah di lakukan tindakan - Lepas Handscon - Cuci tangan - Catat hasil pemeriksaan gula darah dan beritahu klien.

K. Referensi -

Jurnal Internasional

-

Jurnal Lokal

-

Kutipan tulisan

-

Buku

17

DAFTAR PUSTAKA Agustina meldy rika, et al. “Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Pasien Tentang Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Di Banjarbaru Kalimantan Selatan.” Nusantara Medical Science Journal, 2017, hal. 14–18. Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari, et al. “The Effect of Foot Massage on Decreasing Peripheral Neuropathy Diabetic Complaints in the Patients with Type 2 Diabetes Mellitus.” Jurnal Ners, vol. 14, no. 3, 2020, hal. 305, doi:10.20473/jn.v14i3.17152. Castro-Sánchez, Adelaida María, et al. “Connective tissue reflex massage for type 2 diabetic patients with peripheral arterial disease: Randomized controlled trial.” Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, vol. 2011,

18

2011, doi:10.1093/ecam/nep171. Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2011. “Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsud Ungaran.” 8 http://repository.unimus.ac.id, vol. 53, no. 9, 2013, hal. 1689– 99. Gupitasari, Virna, et al. Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsud Ungaran. 2018, hal. 1–15. Hari Nugroho, Rositta. “Determinan Tingkat Keparahan Pada pasien penderita Diabetes Mellitus.” Junal Kesehatan Masyarakat, vol. 3, no. 2, 2019, hal. 193–204. Lyu, Wei Bo, et al. “Effect of Self-Acupoint Massage on Blood Glucose Level and Quality of Life in Older Adults With Type 2 Diabetes Mellitus: A Randomized Controlled Trial.” Journal of gerontological nursing, vol. 45, no. 8, 2019, hal. 43–48, doi:10.3928/00989134-20190709-05. Musiana, et al. Pengendalian Kadar Glukosa Darah. no. 2, 2015, hal. 224–32. Zhang, Xiaolin, et al. “The feasibility of Chinese massage as an auxiliary way of replacing or reducing drugs in the clinical treatment of adult type 2 diabetes: A systematic review and meta-analysis.” Medicine, vol. 99, no. 34, 2020, hal. e21894, doi:10.1097/MD.0000000000021894.

LAMPIRAN ( HASIL ANALISA EBN)

19

20

21

22

23

Related Documents


More Documents from "Akmal Syarif"