RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN APARATUR SIPIL NEGARA
OPTIMALISASI EDUKASI CUCI TANGAN PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG EDELWEIS RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
Disusun oleh: Nama
: Wiwit Nurcayati, Amd. Kep
NIP
: 19950724 201903 2 010
Jabatan
: Perawat Terampil
Unit Kerja
: RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Golongan/Angkatan
: II/CCLXXV
Nomor Urut
: 39
Coach
: Drs. Joeliono
Mentor
: Winarti, S.Kep., Ns., MH.
PELATIHAN DASAR CPNS GOL. II ANGKATAN CCLXXV BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
OPTIMALISASI EDUKASI CUCI TANGAN PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG EDELWEIS RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
Disusun oleh : Nama NIP Nomor Absen
: Wiwit Nurcayati, Amd. Kep : 19950724 201903 2 010 : 39
Disetujui untuk diseminarkan pada: Hari : Jum’at Tanggal : 25 Oktober 2019 Tempat : BLKP Klampok JL. Raya Klampok-Banjarnegara No. 48 Km. 29 Banjarnegara
Banjarnegara, 25 Oktober 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Wiwit Nurcayati, Amd. Kep NIP. 19950724 201903 2 010
Menyetujui, Coach,
Mentor,
Drs. Joeliono Widyaiswara Ahli Madya NIP. 19520701 197602 1 002
Winarti, S.Kep,. Ns,. MH Kasi Pelayanan Medis Dan Keperawatan NIP. 19761119 200003 2 002 ii
HALAMAN PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
OPTIMALISASI EDUKASI CUCI TANGAN PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG EDELWEIS RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
Nama NIP Unit Kerja
: Wiwit Nurcayati, Amd. Kep : 19950724 201903 2 010 : RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Telah diseminarkan pada, Hari : Jum’at Tanggal : 25 Oktober 2019 Tempat : BLK Klampok JL. Raya Klampok-Banjarnegara No. 48 Km. 29 Banjarnegara
Coach,
Mentor,
Drs. Joeliono Widyaiswara Ahli Madya NIP. 19520701 197602 1 002
Winarti, S.Kep,. Ns,. Mh Kasi Pelayanan Medis Dan Keperawatan NIP. 19761119 200003 2 002
Mengetahui, Narasumber Tijun Hartanto, S.E M.PH Penata Tk. I NIP. 19790603 200501 1 012
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN ini dengan lancar. Rancangan aktualisasi merupakan bagian dari proses Pendidikan dan Pelatihan dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II tahun 2019 yang di laksanakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga bekerja sama dengan Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dalam rencana aktualisasi ini penulis menyampaikan rancangan konseptual implementasi nilai-nilai dasar aparatur sipil Negara (ASN) dalam tugas kedinasan sebagai tenaga kesehatan (perawat) di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata. Nilai-nilai dasar ASN meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN yang meliputi managemen ASN, Whole of Government, dan pelayanan publik yang dilakukan oleh penulis selama masa habituasi di unit kerja tempat bertugas. Pada
kesempatan
ini
penulis
ingin
menyampaikan
ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya rancangan aktualisasi ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah 2. Tijun Hartanto, S.E M.PH sebagai narasumber yang telah memberikan kritik dan saran demi sempurnanya rancangan ini. 3. Drs. Joeliono selaku Coach dan pembimbing yang telah membantu dan membimbing penyusunan rancangan aktualisasi ini. 4. Ibu
Winarti,
S.Kep.,Ns.,MH
selaku
membimbing dan membantu selama
mentor
yang
telah
penyusunan rancangan
aktualisasi ini. 5. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan, memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan kegiatan aktualisasi.
iv
6. Rekan-rekan angkatan CCLXXV yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman serta semangat dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. 7. Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasinya,
serta
semua
pihak
yang
telah
membantu
penyusunan rancangan aktualisasi ini. Penulis menyadari dalam aktualisasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat dikembangan lebih lanjut. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga aktualisai
ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Banjarnegara, Oktober 2019 Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL......... ...................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii PRAKATA ............................................................................................ iv DAFTAR ISI ......................................................................................... vi DAFTAR TABEL .................................................................................. vi DAFTAR GAMBARviii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Identifikasi Isu ........................................................................................ 5 C. Dampak Apabila Isu Tidak Di selesaikan ................................................ 1 D. Rumusan Masalah ................................................................................. 11 E. Tujuan Penulisan.................................................................................... 12 F. Manfaat Penulisan.................................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI14 A. Sikap Perilaku Bela Negara .................................................................... 14 B. Nilai-Nilai Dasar ASN ............................................................................. 15 1. Akuntabilitas......................................................................................... 15 2. Nasionalisme ...................................................................................... 16
vi
3. Etika Publik .......................................................................................... 20 4. Komitmen Mutu ................................................................................... 21 5. Anti Korupsi ......................................................................................... 22 C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI................................................ 24 1. Manajemen ASN ................................................................................. 26 2. Whole Of Goverment ........................................................................... 26 3. Pelayanan Publik ................................................................................. 27 D. Identifikasi Pasien ................................................................................. 24
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA........................... 29 A. Profil Rumah Sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata ................................. 29 1. Dasar Hukum Pembentukan rumah Sakit dr. goeteng Taroenadibrata . 29 2. Visi, Misi, Motto Rumah Sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata ............... 31 3. Nilai-nilai Rumah Sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata ......................... 33 4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya ............................................ 35 5. Deskripsi SDM, Sarpas dan Sumber daya lain ..................................... 35 B. Tugas Jabatan Peserta Diklatsar ........................................................... 38 C. Role Model ............................................................................................. 40
vii
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................. 42 A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA ................................................................................................... 44 B. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi .................................................... 59 C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ......................................... 61
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 67
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Identifikasi Isu Tabel 1.2 Identifikasi Isu dengan APKL dan USG Tabel 1.3 Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Kerja Tabel 1.4 Kegiatan Rancangan Aktualisasi Tabel 1.5 Jadwal Rancangan Aktualisasi ( 30 Hari ) Tabel 1.6 Antisipasi Menghadapi Kendala
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 2..1 Struktur Organisasi RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Gambar 2.2 Foto Role Model
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi ASN berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum dan pemerintah serta pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Undang-undang No 5 Tahun 2014 menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi
yang
kemudian
diakronimkan
menjadi
ANEKA.
Penanaman nilai-nilai ANEKA dimulai saat seorang ASN menjalani pelatihan dasar atau Latsar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Penyelenggaran pelatihan dasar ini sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS
11
Golongan I dan II. Dengan adanya pelatihan dasar diharapkan dapat membentuk PNS yang profesional dan berkarakter. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan. Setiap peserta harus menemukan dan mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta latsar di unit kerja. Tugas pokok perawat adalah melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan,
pengelolaan
keperawatan dan pengabdian pada masyarakat. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dilingkungan
rumah sakit, puskesmas, dan
komunitas. Menurut pengamatan penulis selama dua bulan di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
masih terdapat
beberapa permasalahan yang perlu ditindaklanjuti. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis perlu mengadakan kegiatan aktualisasi kelima Aktualisasi Nilai-nilai Akuntabilitas,
nilai dasar ANEKA, yaitu
Nasionalisme,
Etika Publik,
Komitmen mutu, dan Anti Korupsi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Isu Berdasarkan pengamatan penulis di unit kerja salama dua bulan, penulis menemukan beberapa isu-isu kontemporer yang ada di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata terkait Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik. Isu-isu yang ditemukan dapat di lihat di tabel 1.1
12
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No
Identifikasi Isu
Sumber Isu
Kondisi Saat Ini
Kondisi yang Diharapkan
1.
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Pelayanan publik
Petugas belum maksimal dalam memberikan edukasi cuci tangan saat orientasi pasien baru
Edukasi cuci tangan dapat maksimal dan keluarga pasien dapat benar-benar paham tentang cuci tangan
2.
Kurangnya kepatuhan petugas medis dalam pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Manajemen ASN
Kelengkapan petugas dalam pendokumenta sian pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat belum lengkap
Pendokumentasian pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat lengkap
3.
Kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Pelayanan publik
Masih ada pasien dengan resiko jatuh yang belum mendapat tanda resiko jatuh di gelang pasien
Setiap pasien dengan resiko jatuh terdapat penanda sehingga mengurangi resiko jatuh
4.
Kurangnya kepatuhan pengunjung terhadap jam kunjungan di Ruang Edelweis RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata.
Pelayanan publik
Pengunjung masih melakukan kunjungan diluar jam kunjungan rumah sakit sehingga menggangu waktu istirahat pasien
Pengunjung di harapkan dapat mematuhi jam kunjungan rumah sakit sehingga tidak mengganggu jam istirahat pasien.
13
5.
Kurang optimalnya discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Pelayanan publik
Masih kurangnya pemberian discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak
Perawat dapat memberikan discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak
Berdasarkan identifikasi isu tersebut, maka perlu dilakukan proses penetapan isu yang menjadi prioritas yang dapat dicari solusinya. Dalam rancangan aktualisasi ini penetapan isu ditentukan menggunakan: a. Pendekatan APKL Pendekatan digunakan
dengan
APKL
merupakan
melihat
aspek
pendekatan tingkat
yang
keaktualan,
problematik, kekhalayakan, dan layak dari isu-isu yang ditemukan di unit kerja penulis. Berdasarkan analisis APKL maka dipilih isu utama yang menjadi prioritas untuk dicarikan solusinya. APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan. 1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat. 2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. 3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan 4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
14
Tabel 1.2 Identifikasi dan Analisis Isu dengan Pendekatan APKL No.
Isu
Kriteria
Kondisi Saat Ini
A
P
K
L
Keterangan
1.
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Petugas belum maksimal dalam memberikan edukasi cuci tangan saat orientasi pasien baru
+
+
+
+
Memenuhi syarat
2.
Kurangnya kepatuhan petugas medis dalam pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis Rsud dr R Goeteng Taroenadibrata . Kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di ruang Edelweis Rsud dr R Goeteng Taroenadibrata
Kurangnya pemberian identitas pada obat yang akan diberikan terhadap pasien
+
+
+
+
Memenuhi syarat
Masih ada pasien dengan resiko jatuh yang belum mendapat tanda resiko jatuh di gelang pasien
+
+
+
+
Memenuhi syarat
4.
Kurangnya kepatuhan pengunjung terhadap jam kunjungan di Ruang Edelweis RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata.
Pengunjung masih melakukan kunjungan diluar jam kunjungan rumah sakit sehingga menggangu waktu istirahat pasien
+
+
-
+
Tidak memenuhi syarat
5.
Kurang optimalnya
Masih kurangnya
+
+
+
-
Tidak memenuhi
3.
15
No.
Kriteria
Kondisi Saat
Isu
Ini
discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
A
P
K
Keterangan
L
syarat
pemberian discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak
Keterangan: A = Aktual; P = Problematik; K = Khalayak; L = Layak; (-)= Tidak memenuhi Kriteria, (+) = Memenuhi Kriteria Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan ada 3 isu utama di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata, yaitu: 1)
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata.
2)
Kurangnya kepetuhan petugas medis dalam pemberian obat dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
3)
Kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Dari kriteria isu, yang mendapatkan ranking tiga besar tersebut
kemudian dilakukan analisa lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG. b.
Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG Analisis
USG
mempertimbangkan
(Urgency, tingkat
Seriousness, kepentingan,
dan
Growth)
keseriusan,
dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil. Nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. 1) Urgency
(urgensi),
yaitu
dilihat
dari
tersedianya
waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. 2) Seriousness tersebut
(keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
terhadap
produktivitas 16
kerja,
pengaruh
terhadap
keberhasilan,
membahayakan
sistem
atau
tidak,
dan
sebagainya. 3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah. Berikut ini beberapa isu yang ada di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata
yang
akan
ditentukan
kelayakannnya
menggunakan metode USG, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini : Tabel 1.3 Analisis Isu dengan Metode USG No.
Isu
1.
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
2.
3.
Kriteria
Kurangnya kepatuhan petugas medis dalam pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis Rsud dr R Goeteng Taroenadibrata Kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di ruang Edelweis Rsud dr R Goeteng Taroenadibrata
Total
U
S
G
5
5
4
14
4
4
3
11
4
4
4
12
Berdasarkan pendekatan APKL dan analisis dengan metode USG, maka dapat diidentifikasikan isu yang memenuhi syarat yaitu: a)
Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
b)
Kurangnya kepatuhan petugas medis dalam pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
c)
Kurang optimalnya pencegahan pasien dengan resiko jatuh di ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata.
17
Dari ketiga isu problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas yaitu Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata dengan perolehan skor 14. 2.
Rumusan Masalah Berdasarkan analisa isu yang di temukan selanjutnya di
tabulasi menggunakan APKL dan USG, di temukan prioritas isu yaitu Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata. Sehingga penulis mengambil rumusan masalah “Bagaimana upaya mengoptimalkan edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata?”
C. Tujuan Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai yang terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam optimalisasi edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.
D. Manfaat Manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yang telah didapatkan selama mengikuti Pelatihan Dasar ke dalam lingkup kerja
sehari-hari
sehingga
diharapkan
mampu
menjalankan
perannya sebagai ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
18
2. Bagi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga b. Membantu terwujudnya visi dan misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga c. Terwujudnya akreditasi rumah sakit yang paripurna d. Membantu mengoptimalkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi dengan cuci tangan di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 3. Bagi Masyarakat a. Mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang bermutu dan terakreditasi sebagai wujud aktualisasi nilai dasar ANEKA. b. Meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap
kualitas
pelayanan kesehatan di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 4. Bagi Negara Mampu menjadi abdi negara yang mampu bekerja dengan sepenuh hati, memiliki integritas yang tinggi demi memelihara NKRI yang berdaulat, adil dan makmur. 5. Bagi Pasien Pasien dan keluarga dapat terhindar dari infeksi akibat kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi.
19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara 1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya
terkait
dengan
pembangunan
kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Kesadaran
bela
negara
merupakan
upaya
untuk
mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah
air.
Selain
itu
menumbuhkan
rasa
patriotisme
dan
nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. 2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang
statis
(trigatra)
maupun
dinamis
(pancagatra)
yang
memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, melakukan
dapat
mengidentifikasi
analisis
isu-isu
isu-isu
kritikal
kritikal,
dengan
dan
dapat
menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.
20
3. Kesiapsiagaan Bela Negara Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut. Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti : a. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik; b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental; c. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara; d. Keprotokolan; e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan; Kegiatan ketangkasan dan permainan.
21
B. Nilai Dasar PNS Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu dan Anti Korupsi yang harus ditanamkan kepada setiap ASN maka perlu diketahui indikatorindikator dari kelima kata tersebut, yaitu: 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali
kita
susah
untuk
membedakannya
dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung-jawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah: a. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut. b. Transparansi Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/institusi. c. Integritas Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam
menjunjung
keyakinan.
22
tinggi
nilai-nilai
luhur
dan
d. Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. e. Keadilan Keadilan
adalah
kondisi kebenaran
ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang. f.
Kepercayaan Rasa
keadilan
membawa
pada
sebuah
kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas. g. Keseimbangan Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki. h. Kejelasan Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi. i.
Konsistensi Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
23
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima nilai dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu: a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha
Esa,
kepercayaannya
sesuai
dengan
masing-masing
agama
menurut
dan dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Mengembangkan
sikap
hormat
menghormati
dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah
sesuai
dengan
agama
dan
kepercayaannya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab. 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak asasi, dan kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 24
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan. 9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10) Mengembangkan
sikap
hormat
menghormati
dan
kesatuan,
serta
bekerjasama dengan bangsa lain. c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia 1) Mampu
menempatkan
kepentingan
dan
persatuan,
keselamatan
bangsa
dan
negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5) Memelihara
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan
persatuan
Indonesia
atas
dasar
Bhinneka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 25
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah
untuk
mencapai
mufakat
diliputi
oleh
semangat kekeluargaan. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9. Keputusan
yang
diambil
harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai
mengutamakan
kebenaran
persatuan
dan
dan
keadilan
kesatuan
demi
wakil-wakil
yang
kepentingan bersama. 10. Memberikan
kepercayaan
kepada
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia 1) Mengembangkan
perbuatan
yang
luhur,
yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain. 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
26
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 3. Etika Publik Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut: a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila; b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945; c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak; d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; f.
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik; h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah; i.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
27
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama; l.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan n.
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai.
Komitmen
mutu
merupakan
pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua dilaksanakan secara optimal agar
memberi
kepuasan kepada stakeholder. a. Nilai-nilai komitmen mutu : 1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil
sesuai
dengan
target.
Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. 2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
28
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan
hasil
pemikiran
baru
yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme berbeda
dengan
layanan publik yang
sebelumnya,
bukan
sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. 4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
dengan
arah
dan
tujuan
untuk kualitas
pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan. b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu: 1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi; 2) Reliability
(kehandalan),
yaitu
kemampuan
dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4) Assurance
(jaminan),
yaitu
mencakup
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
29
kemampuan,
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 5. Anti Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9 (sembilan) nilai-nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu : a. Jujur Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri dari perbuatan curang. b. Peduli Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar. c. Mandiri Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
30
d. Disiplin Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. e. Tanggung Jawab Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista. f. Kerja Keras Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. g. Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya
dan
berupaya
memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. h. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. i. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia
terima
sesuai
dengan
jerih
payahnya.
Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.
C. Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka diundangkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
31
Pokok-Pokok Kepegawaian yang telah diubah menjadi UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. PNS memegang peranan besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan, maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga negara kepada masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan
fungsi
dan
tugasnya
tersebut.
Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. 1. Manajemen ASN Manajemen
ASN
adalah
pengelolaan
ASN
untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi
dan
nepotisme.
Manajemen
ASN
meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
32
2. Whole of Goverment Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu, WoG dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu
pendekatan
dengan
menunjuk
sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016). WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004). Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah: a.
Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG. b.
Faktor-faktor
internal
dengan
adanya
fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. c.
Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. 3. Pelayanan Publik LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
33
pemerintahan
di
pusat
dan
daerah,
dan
di
lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan
dalam
rangka
pemenuhan
kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik. Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas)
dan
excludability
(ekskludabilitas)
yang
rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif. pelayanan:
Old
Public
Perkembangan paradigma
Administration
(OPA),
New
Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Sembilan
prinsip
pelayanan
publik
yang
baik
untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu: a.
Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi. b.
Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara. c.
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang. d.
Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
34
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu 1.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi semua Golongan dan Parpol.
3.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
4.
Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai berikut: 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah; 2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; 4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
35
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan; 6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan; 7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara; 8. Melaporkan
dengan
segera
kepada
atasannya
apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; 9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; 11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya; 12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 14. Memberikan
kesempatan
kepada
bawahan
untuk
mengembangkan karier; dan 15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
D. Hand Hygiene Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (Potter&Perry, 2003). Menurut Van dan Enk (2006) hand hygiene adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial. Hand hygiene merupakan membersihkan tangan dengan sabun dan air (handwash) atau handrub berbasis alkohol yang bertujuan mengurangi atau
mencegah
berkembangnya
mikroorganisme
di
tangan
(WHO,2009). Cuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
36
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutus rantai kuman (Depkes, 2014). Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaanpermukaan lain seperti handuk, gelas). Semua orang di rumah sakit melakukan kebersihan tangan pada 5 (lima) momen yang telah ditentukan yakni: (1). Sebelum kontak dengan pasien, (2). Sesudah kontak dengan pasien, (3). Sebelum tindakan asepsis, (4). Sesudah terkena cairan tubuh pasien, (5). Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Rumah sakit menggunakan 6 (enam) langkah cuci tangan, ada dua cara cuci tangan yaitu: (1). Handwash – dengan air mengalir waktunya 40-60 detik, (2). Handrub-dengan gel berbasis alkohol waktunya 20-30 detik.
37
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Gambar 3.1 Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga, berada tidak jauh dari pusat kota Purbalingga, tepatnya di Jl Tentara Pelajar No. 22 Purbalingga. RSUD Kabupaten Purbalingga pada awalnya merupakan rumah sakit Zending yang didirikan oleh Belanda yang berlokasi di dukuh Trenggiling, desa Kalikajar, kecamatan Kaligondang, kabupaten Purbalingga. Kemudian rumah sakit tersebut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1979 Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Roestam menganjurkan agar pindah lokasi, karena lokasi sudah tidak memadai. Pada tahun 1981 mulai dibangun gedung
38
RSUD Kabupaten Purbalingga di lokasi yang baru di kelurahan Kembaran Kulon, Kabupaten Purbalingga. Pada tahun 1983 RSUD Purbalingga ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C dengan SK Menkes No. 223/Menkes/VI/1983. Pada tanggal 5 Mei 1986 secara resmi seluruh kegiatan RSUD Purbalingga pindah ke lokasi yang baru jalan Tentara Pelajar no. 22 Kelurahan
Kembaran
Kulon.
Dalam
perkembangannya
untuk
memotivasi peningkatan pelayanan, maka berdasarkan Peraturan Bupati No. 28 tahun 2010 RSUD Purbalingga berubah nama menjadi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. dr. R. Goeteng Taroenadibrata
adalah
dokter
jawa
yang
pertama,
kelahiran
Purbalingga. 1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah; b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); c. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan d. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; e. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum; f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor. 49, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4503 );
39
h. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; i.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah sakit;
j.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585 );
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Tehnis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; l.
SK Menkes No. 223/Menkes/VI/1983 tentang perijinan dan penetapan kelas tipe C RSUD Purbalingga;
m. SK Menkes No. HK.07.06/III/2010 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga n. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 14 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Tekhnis Daerah Kabupaten Purbalingga; o. Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 28 Tahun 2011 tentang Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga; p. Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 23 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi a. Visi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memiliki visi yaitu: Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
40
Purbalingga sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan dan Rujukan yang mandiri dan bermutu tinggi. b. Misi Untuk mewujudkan visi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, maka ditetapkan misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan
sarana
pelayanan
kesehatan
yang
memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat. 2) Memberikan pelayanan yang profesional, efektif, efisien dan memuaskan semua pihak. c. Tujuan Organisasi Tujuan yang hendak dicapai oleh RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah sebagai berikut: 1) Mewujudkan sarana pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat. Rumah
sakit
memenuhi
menyediakan kebutuhan
sarana
pelayanan
yang
yang
dapat
masyarakat
dimanfaatkan selengkap mungkin sesuai sarana yang tersedia termasuk di dalamnya sumber daya manusia yang dibutuhkan sesuai dengan keahlian di bidang masingmasing. 2) Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Pelayanan rumah sakit yang bermutu adalah pelayanan yang profesional, efisien, efektif, dan memuaskan semua pihak. Kondisi ini harus tercapai sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan di atas. dengan mutu pelayanan yang
tinggi
maka
di
samping
akan
meningkatkan
kepercayaan masyarakat akan layanan rumah sakit maka derajat
kesehatan
masyarakat
juga
akan
dapat
ditingkatkan. d. Motto RSUD dr. R. Geteng Taroenadibrata Purbalingga memiliki motto yaitu: Senyumku Kesembuhanmu.
41
e. Budaya Organisasi Budaya organisasi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memiliki nilai-nilai dasar sebagai berikut: 1) Pegawai Rumah Sakit menyadari bahwa bekerja adalah ibadah. 2) Kebersamaan: a) Menyadari bahwa dalam semua pekerjaan, kerjasama tim merupakan faktor terpenting; b) Melalui kerja sama tim dalam pelayanan akan dapat dicapai kepuasan pelanggan; c) Mengutamakan kepentingan rumah sakit daripada kepentingan golongan kelompok/pribadi. 3) Profesionalisme: a) Bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku; b) Bersedia melakukan pekerjaan yang penuh tantangan; c) Memiliki
keyakinan
atas
kemampuan
sendiri
(kemandirian); d) Selalu
berusaha
memberikan
kemampuan
(ilmu,
ketrampilan dan sikap/attitude) terbaiknya untuk rumah sakit; e) Selalu meningkatkan kemampuan secara aktif dengan mengikuti dan mempelajari perkembangan ilmu dan teknologi. f) Memegang teguh rahasia jabatan. 4) Kejujuran : a) Senantiasa menjujung tinggi kejujuran; b) Berani
menyatakan
kebenaran
dan
kesalahan
berdasarkan data dan fakta dengan cara bertanggung jawab dan proporsional; c) Transparan dan akuntabel dalam menjalankan sistem kerja.
42
5) Keterbukaan: a) Terbuka
dalam
mengemukakan
dan
menerima
pendapat secara bertanggungjawab; b) Mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan yang terjadi; c) Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. 6) Disiplin: a) Selalu menegakkan disiplin terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja; b) Memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan tugas; c) Wajib mematuhi peraturan yang berlaku. 3. Struktur Organisasi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
43
4. Deskripsi Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana, dan Sumber Daya Informasi a. Sumber Daya Manusia Jumlah Total Karyawan/Karyawati di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada akhir tahun 2018 sebanyak 746 orang. Tabel 3.1 Jumlah SDM berdasarkan kelompok kerja
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 15.
16.
17.
18.
19.
20.
Uraian Pejabat Struktural Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Spesialis Konservasi Gigi Dokter Spesialis Gigi Apoteker Psikologi Klinis Asisten Apoteker Staf Administrasi Apotek Bidan Perawat Perawat Gigi Unit Rehabilitasi Medis Fisioterapi Okupasi Terapi Rekam Medis Instalasi Laboratorium Penata Laborat (Analis Kesehatan) Teknisi Transfusi Darah Instalasi Radiologi Radiografer Fisikawan Medis Instalasi Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan Sanitarian Petugas Kebersihan Petugas Laundry Instalasi Gizi Nutrisionis Juru Masak Instalasi Pengelola Saranan Rumah Sakit Teknisi Elektromedis Teknisi Lain Instalasi Ambulan dan Pemulasaran Jenazah Supir Ambulance 44
Jumlah 14 Orang 10 Orang 31 Orang 1 Orang 1 Orang 7 Orang 1 Orang 22 Orang 7 Orang 54 Orang 279 Orang 2 Orang 4 Orang 1 Orang 19 Orang 13 Orang 2 Orang 12 Orang 1 Orang
2 Orang 51 Orang 7 Orang 10 Orang 17 Orang 2 Orang 8 Orang
10 Orang
No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Uraian
Jumlah
Pemulasaran Jenazah Tenaga Kesahatan Masyarakat Asisten Perawat Pengadministrasian Ruangan/Bangsal Petugas Pendaftaran Tenaga Kasir Tenaga IT Satpam Bimrois Tenaga Umum Lainnya
4 Orang 2 Orang 41 Orang 31 Orang 18 Orang 7 Orang 4 Orang 17 Orang 3 Orang 31 Orang
b. Sarana Prasarana Dari segi fasilitas fisik (bangunan dan peralatan) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga sudah cukup memadai, walaupun masih ada sebagian yang belum memenuhi standar bangunan rumah sakit dan terbatasnya lahan untuk parkir, namun demikian pengembangan dan pembenahan
bangunan
dilaksanakan
untuk
masa
maupun 5
lahan
tahun
ke
parkir
dapat
depan
karena
sebenarnya lahan rumah sakit cukup luas. RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dari segi peralatan telah menyediakan peralatan yang canggih antara lain: CT Scan, Laparascopy, EKG, USG 4 D, dll. Dari segi gedung terus berupaya menambah ruang yang pada akhir tahun 2016 telah terealisasi pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), gedung gizi dan gedung rawat inap kelasI, kelas II dankelas III demikian pula pada tahun 2017 telah dibangun gedung rehabilitasi medis, dan gedung rekam medik. c. Sumber Daya Informasi Seiring perkembangan teknologi informatika, saat ini RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga secara bertahap telah membangun Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) melalui jaringan Local Area Network yang memungkinkan pengelolaan dan pengolahan data lebih
45
cepat dan akurat meskipun demikian sistem informasi manajemen belum memadai dengan belum aktifnya antara lain billing system yang memudahkan pada perhitungan pembiayaan pasien di rumah sakit. d. Sumber Daya Teknologi Saat ini telah menerapkan Teknologi Non Medik yang cukup canggih antara lain berupa mesin antrian untuk pelayanan
pendaftaran
pasien
dan
pelayanan
farmasi,
sehingga memudahkan pelayanan. Di samping itu Instalasi Radiologi saat ini memiliki peralatan yang sudah canggih untuk dapat menerima rujukan dari rumah sakit di sekitarnya.
B.
Tugas Jabatan Peserta Diklat Adapun jabatan peserta Latsar adalah sebagai Perawat Terampil berdasarkan SKP Tahunan yang telah ditetapkan ada beberapa tugas pokok dan fungsinya antara lain adalah: Melaksanakan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan yang di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencangkup biopsiko-sosio-spiritual-yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Hasil Kerja : a. Laporan Pasien Rawat Inap b. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Individu c. Pencatatan dan Pelaporan Uraian Tugas: a. Melakukan
pengkajian
keperawatan
dasar
kepada
masyarakat. b. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan kepada individu.
46
c. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut. d. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu. e. Membuat prioritas diagnosa keperawatan f. Menyusun rencana tindakan keperawatan. g. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dan keluarga. h. Merumuskan tindakan keperawatan pada individu dan keluarga. i.
Implementasi
keperawatan
yaitu
melakukan
upaya
promotif pada individu antara lain melakukan stimulasi tumbuh kembang dan memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi. j.
Melakukan
upaya
preventif,
pada
individu
yaitu
melaksanakan case finding/deteksi dini kasus baru. k. Melakukan dukungan kepatuhan terhadap intervensi kesehatan. l.
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien.
m. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. n. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular. o. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat. p. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan cronic care)
dalam
rangka
memenuhi
kebutuhan
dasar
manusia. q. Pemenuhan kebutuhan eliminasi. r. Manajemen inkontinen urin. s. Manajemen inkontinen faecal. t. Melakukaan relaksasi psikologis. u. Melakukan tata kelola pada pasien dengan resiko trauma.
47
v. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan. w. Memfasilitasi
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan
spiritual. x. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care). C. Role Model
Gambar 2.2 Role Model
Peranan adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang menduduki status tertentu. Peranan atau role juga memiliki beberapa bagian, salah satunya yaitu model peranan (role model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, dan ikuti. Penulis memilih Ibu Heny Purwaningsih, S.Kep. sebagai role model atau panutan penulis. Beliau
memiliki jiwa kepemimpinan
(akuntabilitas) yang selalu disiplin (anti korupsi), tegas dan memiliki wibawa yang disegani banyak orang dan mengedepankan integritas. Beliau juga selalu memberi contoh kepada perawat untuk selalu melayani sesuai standar pelayanan (etika publik) dan memberikan pelayanan yang prima (komitmen mutu) terhadap masyarakat demi tercapainya kepuasan masyarakat dalam pelayanan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata. Penulis berharap dapat mencontoh teladan yang diberikan oleh Ibu Heny Purwaningsih, S. Kep. dan menerapkan hal-hal yang beliau 48
lakukan sesuai dengan kapasitas dan peranan di lingkungan kerja penulis, yaitu RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
49
BAB IV RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi Dan Keterkaitan
Dengan Nilai Aneka Unit Kerja
: Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.Goeteng Taroenadibrata.
Identifikasi Isu
:
1. Kurang
optimalnya
edukasi
cuci
tangan
terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata 2. Kurangnya kepatuhan petugas medis dalam pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 benar obat di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata 3. Kurang
optimalnya
pencegahan
pasien
dengan resiko jatuh di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata. 4. Kurangnya kepatuhan pengunjung terhadap jam kunjungan di Ruang Edelweis RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata. 5. Kurang optimalnya discharge planning pada pasien dengan post operasi katarak di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Isu Yang Diangkat
: Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata
Gagasan Pemecahan Isu
: Optimalisasi edukasi cuci tangan pada keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Kegiatan
:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi 2. Membuat media edukasi : flip chart cuci tangan 3. Membuat SAP mengenai cuci tangan 4. Melakukan sosialisasi cuci tangan pada perawat 5. Melakukan edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien 6. Melakukan evaluasi kegiatan edukasi cuci tangan dengan kuisioner
51
B. Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.1 Kegiatan Rancangan Aktualisasi No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
1.
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi
1. melakukan diskusi dengan mentor mengenai pelaksanaan sosialisasi
(sumber perintah atasan)
: 2. mencatat hasil
diskusi
1. Telah disepakati jadwal pelaksanaan sosialisasi (hari, tanggal, jam)
2. Adanya catatan jadwal pelaksanaan sosialisasi
52
Tahapan 1: Nasionalisme : Ketika menghadap pimpinan untuk berdiskusi dan bermusyawarah untuk mendapatkan persetujuan serta saling menghargai pendapat satu sama lain. (sila ke-4 Pancasila)
Dengan melakukan konsultasi pada kegiiatan ini maka akan mendukung tercapainya misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu: Etika Publik : memberikan Berkomunikasi dengan pelayanan sopan santun ketika yang berdiskusi dengan profesional,
Kegiatan ini memberikan penguatan nilainilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
efektif, efisien dan Tahapan 2 : memuaskan Akuntabilitas semua pihak Adanya tanggung jawab (Misi ke-2). untuk menccatat hasil diskusi pimpinan.
2.
Membuat media sosialisasi : flip chart cuci tangan (sumber Inovasi)
:
1. Diperolehnya izin Tahapan 1: dan saran dari Nasionalisme : konsultasi dengan pimpinan. Ketika menghadap pimpinan pimpinan untuk berdiskusi dan 2. Membuat draft flip 2. Design draft flip bermusyawarah untuk chart cara cuci chart cara cuci mendapatkan tangan tangan persetujuan serta saling menghargai pendapat 3. Melakukan 3. Didapatkan saran satu sama lain. komunikasi perbaikan draft flip (Sila ke-4 Pancasila) dengan tim PPI Etika Publik : chart Berkomunikasi dengan 4. Membuat flip 4. Media edukasi: flip sopan santun ketika chart cara cuci chart cuci tangan berdiskusi dengan tangan pimpinan.
1. Melakukan
53
Dengan pembuatan media edukasi flip chart cuci tangan maka akan mendukung tercapainya misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata yaitu: menyediakan sarana pelayanan kesehatan
Kegiatan ini memberikan penguatan nilainilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
5. Mencetak flip chart
5. Flip chart dicetak.
telah Tahapan 2: Komitmen Mutu : Dengan adanya draft flip chart cuci tangan menunjukan adanya upaya untuk melakukan inovasi. Tahapan 3: Akuntabilitas : Bertanggung jawab atas hasil konsultasi dengan tim PPI dan tindak lanjutnya. Tahapan 4 : Komitmen mutu : Inovasi ketika membuat flip chart cuci tangan Tahapan 5 : Anti korupsi Jujur dalam biaya pencetakan flip chart
54
yang memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat. (Misi ke-1)
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
Dengan melakukan konsultasi pada kegiiatan ini maka akan mendukung tercapainya misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu: memberikan pelayanan yang profesional, efektif, efisien dan memuaskan semua pihak (Misi ke-2).
Kegiatan ini memberikan penguatan nilainilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
3.
Membuat SAP 1. Berkonsultasi mengenai cuci dengan mentor tangan (sumber inovasi)
:
Tahapan 1 : dan Nasionalisme : dari Ketika menghadap pimpinan untuk berdiskusi dan Mendapatkan bermusyawarah untuk sumber materi mendapatkan sosialisasi persetujuan serta saling menghargai pendapat Tersusunya draft satu sama lain. (Sila ke-4 Pancasila) SAP Etika Publik : Persetujuan dari Berkomunikasi dengan mentor sopan santun ketika berdiskusi dengan SAP cuci tangan pimpinan. tercetak
1. Mendapat persetujuan dukungan mentor
2. Mencari sumber materi sosialisasi
2.
3. Membuat draft SAP
3.
4. Melakukan konsultasi ulang
4.
5. Mencetak SAP
5.
Tahapan 2 : Etika publik Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin
55
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
Akuntabilitas Mencari referensi dengan penuh tanggung jawab Tahapan 3 : Akuntabilitas Membuat draft SAP dengan jelas dan mudah dipahami Etika publik Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin Tahapan 4 Etika publik Selama konsultasi dengan mentor dengan sikap yang ramah, sopan dan santun Komitmen mutu Menggunakan kata-kata yang efektif dan komunikatif saat
56
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
Dengan melakukan sosialisasi edukasi ccuci tangan kepada perawat maka akan mendukung tercapainya misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu: memberikan pelayanan
Kegiatan ini memberikan penguatan nilainilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
konsultasi dengan pimpinan Tahapan 5 : Anti korupsi Jujur dalam biaya pencetakan flip chart 4.
Melakukan sosialisasi cuci tangan kepada perawat (Sumber : SKP)
1. Konsultasi dengan 1. Didapatkan arahan Tahapan 1: pimpinan tentang dan jadwal Nasionalisme : jadwal sosialisasi. sosialisasi. Ketika menghadap pimpinan untuk 2. Melakukan 2. Terlaksana berdiskusi dan sosialisasi sosialisasi edukasi bermusyawarah untuk edukasi cuci cuci tangan mendapatkan tangan kepada persetujuan. perawat (Sila ke-4 Pancasila) Etika publik : 3. Melakukan 3. Perawat dapat Berkomunikasi dengan demonstrasi cuci mempraktekkan sopan dan santun ketika tangan kembali berdiskusi dengan bagaimana cuci pimpinan. tangan yang Tahapan 2: benar.
57
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
Akuntabilitas : Dalam melakukan sosialisasi memiliki kejelasan target yang akan dicapai dan adanya tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi.. Anti Korupsi : Dalam memberikan sosialisasi secara disiplin dan menujukkan peduli terhadap kesehatan tenaga kerja.
yang profesional, efektif, efisien dan memuaskan semua pihak (Misi ke-2).
Tahapan 3: Komitmen mutu : Melakukan demonstrasi cuci tangan dengan sepenuh hati
58
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
Melakukan edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien
1. Konsultasi dengan pimpinan tentang kegiatan sosialisasi.
Dengan melakukan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi kepada keluarga pasien maka akan mendukung tercapainya misi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata yaitu: memberikan pelayanan yang profesional, efektif, efisien dan memuaskan semua pihak
Kegiatan ini menguatkan nilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
5.
(Sumber : SKP)
Tahapan 1: Nasionalisme : Ketika menghadap pimpinan untuk berdiskusi dan bermusyawarah untuk mendapatkan 2. Menjelaskan 2.Keluarga pasien persetujuan. pentingnya cuci mengerti pentingnya (Sila ke-4 Pancasila) tangan pencegahan dan Etika publik : pengendalian infeksi. Berkomunikasi dengan sopan dan santun ketika 3. Melakukan 3.Terlaksana edukasi berdiskusi dengan edukasi cuci cuci tangan pimpinan. tangan Tahapan 2: 4. Melakukan 4.Keluarga pasien Akuntabilitas : demonstrasi cuci dapat Dalam melakukan tangan mempraktekkan penjelasan memiliki kembali bagaimana kejelasan target yang cuci tangan yang akan dicapai dan adanya benar. tanggungjawab dalam melakukannya. 1.Pimpinan memberi arahan dan dukungan terkait edukasi cuci tangan pada keluarga pasien.
59
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
(Misi ke-2). Tahapan 3: Nasionalisme Dalam melakukan sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi kepada keluarga pasien tidak diskriminatif dan persamaan derajat sesuai Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Etika publik : Dalam melakukan sosialisasi kepada keluarga pasien termasuk menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. Komitmen mutu : Sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi kepada keluarga pasien sebagai salah satu
60
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
bentuk inovasi upaya pengurangan risiko infeksi dilingkungan rumah sakit yang efektif dan efisien, hal ini menunjukkan peran perawat dalam berorientasi mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan masyarakat. Anti Korupsi : Dalam memberikan sosialisasi kepada secara disiplin dan menujukkan peduli terhadap kesehatan masyarakat. Tahapan 4: Komitmen mutu : Melakukan demonstrasi cuci tangan dengan sepenuh hati
61
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
6.
Melakukan 1. Menyiapkan evaluasi edukasi materi kuisioner cuci tangan dengan 2. Memberikan kuisioner kuisioner kepada perawat dan (sumber : SKP) keluarga pasien 3. Menganalisis hasil kuisioner
1. Diperolehnya materi kuisioner
Tahapan 1 Akuntabilitas Adanya tanggung jawab untuk melakukan evaluasi setelah memberikan edukasi.
Dengan melakukan edukasi 2. Mendapatkan pencegahan data kuisioner dan pengendalian infeksi kepada Tahapan 2 keluarga Nasionalisme pasien maka 3. Mendapatkan Melakukan evaluasi akan hasil akhir untuk kepentingan mendukung kuisioner bersama. tercapainya misi RSUD dr. Tahapan 3 R. Goeteng Etika Publik Taroenadibrata Mengevaluasi dengan yaitu: memberikan cermat dan jujur. pelayanan yang profesional, efektif, efisien dan memuaskan semua pihak
62
Kegiatan ini menguatkan nilai budaya bekerja adalah ibadah, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, dan disiplin
No
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar ANEKA
Konstribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
(Misi ke-2).
63
C. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Ruang Edelweis pada tanggal 28 Oktober 2019 sampai dengan tanggal 2 Oktober 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.
4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.
No.
28 Oktober 2019 – 02 Desember 2019
Kegiatan
Bukti
2.
1.
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
22.
21.
20.
19.
18.
17.
16.
15.
14.
13.
12.
11.
10.
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
31.
30.
29.
28.
Kegiatan
1.
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi
Lembar bimbingan, foto
2.
Membuat media edukasi : flip chart
Media flip chart, foto, lembar
64
No.
28 Oktober 2019 – 02 Desember 2019
Kegiatan
Bukti Kegiatan
cuci tangan 3..
Membuat SAP mengenai cuci tangan
4.
Melakukan sosialisasi cuci tangan kepada perawat
5.
Melakukan sosialisasi cuci tangan kepada keluarga pasien Melakukan evaluasi edukasi cuci tangan dengan kuisioner
6.
Keterangan :
bimbingan persetujuan Lembar bimbingan, persetujuan mentor, foto, SAP Daftar hadir, foto, video
Daftar hadir, foto, video Kuisioner, data hasil, foto, video
pelaksanaan kegiatan hari minggu
65
D. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 2019 sampai dengan 2 desember 2019 pada
institusi
dimungkinkan
tempat
kerja.
terjadinya
Dalam
kendala-kendala
pelaksanaannya yang
berisiko
menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Antisipasi menghadapi kendala-kendala aktualisasi
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Antisipasi Strategi Menghadapi Menghadapi Kendala Kendala Melakukan Tidak setiap waktu Membuat janji terlebih Berkoordinasi konsultasi mentor berada di dahulu sebelum ber- dengan mentor dengan mentor ruangannya konsultasi mengenai pelaksanaan rancangan aktualisasi Membuat Pembuatan flip Membuat desain flip Berkonsultasi media edukasi : chart tidak di chart yang menarik dengan mentor flip chart cuci setujui oleh dan dengan referensi tentang tangan manajemen terbaru referensi dan (inovasi) keperawatan design flip chart Membuat SAP SAP tidak disetujui Memperbaiki SAP Berkonsultasi mengenai cuci dengan referensi dengan mentor tangan (inovasi) terbaru tentang referensi terbaru Melakukan Perawat banyak Meminta kontrak Komunikasi sosialisasi cuci yang tidak hadir waktu dengan efektif dengan tangan kepada dalam sosialisasi perawat agar bisa perawat perawat (SKP) karena bekerja sif hadir ruangan Kegiatan
Kendala
Melakukan sosialisasi cuci tangan kepada keluarga pasien (SKP)
Keluarga pasien tidak mau diberi edukasi karena merasa sudah bisa melakukan cuci
66
Menyampaikan materi Komunikasi yang bersumber pada efektif dengan literatur yang valid keluarga pasien dan mengunakan media yang menarik
tangan 6.
Melakukan Pengisian kuisioner Memberikan edukasi Berkoordinasi evaluasi dengan asal- mengenai tata cara dengan sejawat edukasi cuci asalan pengisian tangan dengan kuisioner
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Rancangan
aktualisasi
melalui
habituasi
di
unit
kerja
merupakan rancangan kegiatan untuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat bersumber dari Manajemen
ASN,
Pelayanan
Publik
maupun
dari
Whole
of
Government. Dari beberapa isu yang didapat kemudian dilakukan analisa dengan metode APKL dan USG sehingga dapat ditetapkan isu paling prioritas yakni “Kurang optimalnya keluarga
pasien
edukasi
di Ruang Edelweis
cuci tangan pada
RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata.” Dari isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yaitu “Optimalisasi edukasi cuci tangan pada keluarga pasien di Ruang Edelweis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata” yang dipecahkan dalam 6 kegiatan. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut: 1. Melakukan
konsultasi
dengan
mentor
mengenai
rancangan
aktualisasi 2. Membuat media edukasi : flip chart cuci tangan 3. Membuat SAP mengenai cuci tangan 4. Melakukan sosialisasi cuci tangan pada perawat 5. Melakukan edukasi cuci tangan kepada keluarga pasien 6. Melakukan evaluasi kegiatan edukasi cuci tangan dengan kuisioner Kegiatan yang diusulkan dikaitkan dengan substansi nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) yang mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka pasien, keluarga, maupun seluruh pegawai di rumah sakit dapat terkena infesi. Pasien rentan terkena infeksi nosokomial yang akan menyebabkan
bertambah
panjangnya
68
masa
rawat
inap
dan
peningkatan biaya perawatan.Selain itu mutu rumah sakit di mata masyarakat menjadi kurang baik Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini saya meminta dukungan, saran dan masukan dari pihak manapun agar kegiatan yang akan saya laksanakan berjalan dengan lancar.
69
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, R.I. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta, diakset tanggal 14 Juli 2019, didapat dari http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=2086 &id=cuci-tangan-pakai-sabun-(ctps)-perilaku-sederhana-yangberdampak-luar-biasa-sanitasi-penting-karena-.html Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Kesiapsiagaan Bela Negara. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
70
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara. WHO. 2009. Gueidelineson Hand Hygiene in Health Care. Library Cataloguing-in-Publication Date.
71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi Nama
: Wiwit Nurcayati, A.Md. Kep
Tempat/Tgl Lahir
: Purbalingga, 24 Juli 1995
Alamat
: Bojanegara Rt 06 Rw 01 Kec. Padamara, Kab. Purbalingga Jawa Tengah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
No. HP
: 085697469414
Email
:
[email protected]
B. DATA PENDIDIKAN No
Pendidikan
Tahun
Jurusan
1.
SD Negeri 2 Bojanegara
2000-2006
-
2.
SMP Negeri 2 Kutasari
2006-2009
-
3.
SMA Negeri Purbalingga
4.
Poltekkes Semarang
2 2009-2012
Kemenkes 2012-2015
IPA Program Studi Keperawatan
C. PENGALAMAN KERJA No
Nama Institusi
Tahun
Jabatan
1.
RS Ananda Purwokerto
2016-2018
Perawat Terampil
72
DIII