Referat Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak - Diah.docx

  • Uploaded by: dee karu
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak - Diah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,646
  • Pages: 55
Loading documents preview...
REFERAT (Kepaniteraan Klinik Madya)

PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK APPENDICITIS.

OLEH : Diah Karuniawati 007 084 0013 Fifi Y.V. Aduari 009 084 0044 PENGUJI : dr. Helena Maniboey, Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSU JAYAPURA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA PAPUA 2015

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.........................................................… 3 2.1 Definisi...........................................................................................................3 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang..................................4 2.3 Kebutuhan Dasar Anak...................................................................................5 2.4 Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak...................................................................6 2.5 Tahap Tumbuh Kembang Anak......................................................................6 2.6 Tumbuh Kembang Normal pada Anak……………………………………....9 2.7 Pemantauan Pertumbuhan Fisik Anak…………………………………….....16 2.8 Skrining dan Pemantauan Perkembangan Anak…………………………......38 2.9 Instrumen Skrining dan Diagnosis Perkembangan Anak…………………....43 2.10 Skrining Perkembangan menggunakan KPSP……………………………...50 2.11 Skrining Perkembangan menurut Denver II……………………………......53

BAB III KESIMPULAN....................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.1 Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di lapangan.2 Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil skrining perkembangan yang berbedabeda, dengan rentang nilai sebesar 13%-28,5%. Tujuh puluh persen anak dengan keterlambatan tidak teridentifikasi tanpa skrining, sedangkan 70-80% anak dengan keterlambatan perkembangan teridentifikasi dengan skrining perkembangan yang baik.3 Prevalensi yang sebenarnya keterlambatan perkembangan umum tidak diketahui dengan pasti. Diperkirakan 5%12% anak mengalami masalah keterlambatan perkembangan.4,5 Keterlambatan perkembangan umum merupakan bagian dari keterlambatan perkembangan, dengan prevalensi 1%-3%. 4 WHO dan Worls Bank memperkirakan lebih dari 1 juta orang mengalami keterlambatan, dimana diperkirakan sekitar 15% dari populasi dunia.6 Salah satu upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita adalah Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).7 Dalam pelaksanaan program SDIDTK bagi 500 anak usia 0-6 tahun di Jakarta diperoleh hasil dari 476 anak yang diberi pelayanan SDIDTK, 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh kembang. 8 Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita dan prasekolah di Jawa Timur pada tahun 2010 telah dilakukan pada 63,48% anak balita, cakupan tersebut menurun dibandingkan tahun 2009 sebesar 64,03% anak balita. Pemeriksaan DDTK di Kabupaten Jember pada tahun 2009 telah dilakukan pada 60,58% anak balita dan menurun menjadi 50,89% anak balita pada tahun 2010.9 Skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting dilakukan, terutama pada anak sampai usia 1 tahun agar bila ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembangan dapat segera dilakukan intervensi dini sebelum terjadi kelainan. 10 Ada beberapa jenis alat/cara untuk melakukan penilaian/skrining perkembangan pada seorang anak, satu di antaranya yang sudah terbukti menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas baik adalah menggunakan Denver II. Denver II merupakan salah satu skrining yang telah banyak digunakan oleh profesi kesehatan di dunia termasuk Indonesia.11

Tidak pada semua anak dapat dilakukan skrining perkembangan karena yang biasa melakukan adalah dokter anak, dan memerlukan biaya cukup mahal, sementara Departemen Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan skrining perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang dicurigai mengalami gangguan perkembangan.9 Depkes RI pada tahun 2005 mengeluarkan revisi buku deteksi dini tumbuh kembang yang bertujuan identifikasi dini perkembangan anak di tingkat terbawah, yaitu tingkat kecamatan, berupa kuesioner praskrining perkembangan (KPSP). Metode KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang anak apakah sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan, KPSP dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun tenaga non kesehatan yang terlatih.9 Sejak tahun 1985 dikeluarkan instruksi bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk kerja sama lintas sektoral dan lintas program, yang pelaksanaannya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Posyandu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, yang operasionalnya dilakukan oleh masyarakat yang disebut sebagai kader kesehatan. Melalui kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat.9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi biokimia dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa. Banyak orang menggunakan istilah tumbuh dan kembang secara sendiri-sendiri atau bahkan ditukar-tukar. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu, pengertian mengenai perutumbuhan dan perkembangan. Sementara itu, pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan per defenisi adalah sebagai berikut:10 1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat dan mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan tanda-tanda seks sekunder.10 2. Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih koompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan system organ yang berkembangan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan perilaku sebagai hasi dari interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu koheren. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya, dan berikutnya.10 2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :11 1. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya perumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom down, sindrom turner, dll.11 2. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :11 a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal). Faktor-faktor ini antara lain: gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin. b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal). Lingkungan postnatal secara umum dapat digolongkan menjadi lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat. Faktor-faktor pada lingkungan biologis, antara lain : ras atau suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon. Faktor-faktor pada faktor fisik antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor psikososial, antara lain : stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua. Faktorfaktor yang termasuk faktor keluarga dan adat istiadat antara lain : pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin

dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma dan tabu, agama, urbanisasi, kehidupam politik.11 2.3 KEBUTUHAN DASAR ANAK Anak membutuhkan beberapa kebutuhan dasar untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada masa awal kehidupannya dapat berdampak kegagalan mencapai tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai usianya, bahkan bias bertahan menjadi sebuah kecacatan permanen seumur hidup.12  Asuh kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) Meliputi nutrisi, imunisasi, hygiene, pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi 

lingkungan dan lain-lain. Asih kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH) Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/ peng-ganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang anak yang selaras baik fisik, mental maupun psiko-sosial. Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada



tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun social emosi. Asah kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan awal proses belajar pada anak, stimulasi mental ini mengembangkan per-kembangan mental psikososial, keceradasanl, ketrampilan, keamanadirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktifitas dan sebagainya. 12

2.4 CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK a. Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain :13 1) Perubahan ukuran Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain. 2) Perubahan proporsi 3) Hilangnya ciri-ciri lama 4) Timbulnya ciri-ciri baru b. Ciri-ciri perkembangan, antara lain :13,14 1) Perkembangan menimbulkan perubahan 2) Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan tahap selanjutnya. 3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. 4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap 6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. 2.5 TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK Masa prenatal mulai dari saat konsepsi sampai lahir. Pada masa ini, terjadi tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga terbentuk organ-organ tubuh yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam kandungan. Masa embrio berlangsung sejak kompensasi sampai umur kehamilan 8 minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada masa ini, mulai terbentuk organ-organ tubuh dan sangat peka terhadap lingkungan. Pada masa fetus dini, terjadi percepatan pertumubuhan, pembentukan jasadmanusia yang sempurna dan organ-organ tubuh. Pada masa ini, terjadi transfer immunoglobulin dari darah ibu melalui placenta dan terjadi akumulasi asam lemak esensial omega 3 dan (docosahexaonic acid/DHA) dan omega 6 (arachidonic acid/AA) pada otak retina.10 Pada masa neonatal terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri kehidupan ekstrauteri dan terjadi perubahan sirkulasi darah. Organ-organ tubuh berfungsiu sesuai tugasnya didalam kehidupan ekstrauteri. Pada masa 7 hari pertama (neonatal dini).10 Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan masih pesat walaupun kecepatan pertumbuhan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi terus berlangsung terutama system saraf.10 Pada masa prasekolah, kecepatan pertumbuhan

lambat dan berlangsung stabil

(plateau). Pada masa ini, terdapat kemajuan perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Aktivitas fisik bertambah serta ketrampilan dan proses berfikir meningkat.10 Pada masa praremaja, pertumbuhan lebih cepat dari pada masa prasekolah keterampilan dan intelektual makin berkembang; anak senang bermain berkelompok dengan teman yang berjenis kelamin sama. Sedangkan pada masa remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari masa anak ke dewasa. Pada masa ini, terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan yang disebut sebagai adolescent growth spurt (pacu kelamin dan timbul tanda-tanda seks sekunder). Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-tanda seks sekunder.10 Tumbuh kembang utama pada anak dan remaja Tahap/Umur Masa prenatal (dari konsepsi

Tumbuh Kembang Utama -

Pembentukan struktur tubuh dasar dan organ-organ

sampai lahir)

-

Pertumbuhan

-

kehidupan anak Sangat peka terhadap lingkungan

-

Bayi baru lahir sangat tergantung pada orang lain (dependent),

Masa bayi dan masa anak dini (lahir sampai umur 3 tahun)

Masa Prasekolah (3 sampai 6 tahun)

fisik

tetapi

tercepat

dalam

mempunyai

rentang

kompetensi

-

(competent) Semua panca indra berfungsi pada waktu lahir Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik

-

berlangsung cepat Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat,

-

bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan Kelekatan terhadap orang tua atau benda lainnya

-

sampai akhir tahun pertama Kesadaran diri (self-awareness)

-

dalam tahun kedua Komprehensi dan bahasa berkembang cepat Rasa tertarik pada orang lain meningkat

-

Keluarga masih merupakan focus dalam hidupnya

-

walaupun anak lain menjadi lebih penting Ketrampilan motorik kasar dan halus serta

-

kekuatan meningkat Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan

-

merawat diri meningkat Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih

-

berkembang Imaturitas kognitif mengakibatkan pandangan

-

yang tidak logis terhadap dunia disekitarnya Perilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi

berkembang

pengertian terhadap pandangan orang lain mulai -

tumbuh. Teman sebaya sangat penting Anak mulai berpikir logis, meskipun masih konkrit

-

poerasional Egosentris berkurang Memori dan kemampuan berbahasa meningkat Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah

-

formal Konsep diri tumbuh yang memengaruhi harga

-

dirinya Pertumbuhan fisik lambat Kekuatan dan ketrampilan atletik meningkat

-

Perubahan fisik cepat dan jelas Maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai

-

dewasa Teman sebaya dapat memengaruhi perkembangan

-

dan konsep dirinya Kemampuan berpikir abstrak dan menggunakan

-

alas an yang bersifat ilmiah sudah berkembang Sifat egosentris menetap pada beberapa perilaku Hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.

Masa praremaja (6-12 tahun)

Masa remaja (12 sampai sekitar 20 tahun)

2.6 TUMBUH KEMBANG NORMAL PADA ANAK - Berat Badan Bayi yang lahir cukup bulan mengalami akan kehilangan berat badan sekitar 5-10 % pada 7 hari pertama, dan berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 7-10. Perkiraan berat badan anak adalah sebagai berikut :10 1. Berat badan : 2 kali BB lahir : 4-5 bulan 3 kali BB lahir : 1 tahun 4 kali BB lahir : 2 tahun 2. Rata-rata berat badan 3,5 kg pada waktu lahir 10 kg pada umur 1 tahun 20 kg pada umur 5 tahun 30 kg pada umur 10 tahun 3. Kenaikan berat badan per bulan pada tahun pertama, berkisar antara : 700-1000 gram/bulan pada triwulan I 500-600 gram/bulan pada triwulan II 350-450 gram/bulan pada triwulan III 250-350 gram/bulan pada triwulan IV 4. Kenaikan berat badan per hari

20-30 gram pada 3-4 bulan pertama 15-20 gram pada sisa tahun pertama Untuk memperkirakan berat badan anak, dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992) berikut ini: 1. 2.

Lahir 3 – 12 bulan

3,25 kg umur ( bulan ) +9 2

3. 4.

1 – 6 tahun 6 – 12 tahun

umur (tahun) x 2 + 8 umur ( tahun ) x 7−5 2

Pada masa pra-sekolah, kenaikan berat badan rata-rata adalah 2 kg/tahun. Ketika pertumbuhan konstan ini berakhir, mulailah masa pre-adolescent growth spurt dengan rata-rata kenaikan berat badan 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan oleh masa adolescent growth spur. Dibandingkan dengan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan mulai lebh cepat, yaitu pada sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru memasuki masa ini pada umur sekitar 10 tahun. Namun, pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki. Pada umur 18 tahun, anak perempuan sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki bari berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.10 -

Tinggi Badan Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :10 1 tahun 4 tahun 6 tahun 13 tahun Dewasa

1,5 x TB lahir 2 x TB lahir 1,5 x TB setahun 3 x TB lahir 3,5 x TB lahir (2x TB 2 tahun)

Atau digunakan rumus seperti yang dikutip dari behrman, 1992 sebagai berikut : 1. 2. 3.

Lahir 50 cm Umur 1 tahun 75 cm 2 – 12 tahun Umur (tahun) x 6 + 77 Tabel perkiraan tinggi badan dalam sentimeter

Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah adalah 6-8cmtahun. Kemudian pada masa remaja, terjadi pacu tumbuh tinggi badan adolesen, yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan umumnya mulai memasuki pacu tumbuh tinggi badan sekitar umur 10,5 tahun dan mencapai puncaknya pada sekitar umur 12 tahun di Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika. Anak laki-laki memasuki masa pacu tumbuh dan mencapai puncaknya 2 tahun kemudian. Rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki adalah 10,3 cm per tahun, dibanding 9 cm per tahun pada anak perempuan. Kecepatan rata-rata seluruh tahun adalah 9,5 cm per tahun pada anak laki-laki dan 8,1 cm per tahun pada anak perempuan. 10 -

Kepala Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. jadi, pertambahan lingkar kepalapada 6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak dari lahir sampai dewasaterjadi pada 6 bulan pertama kehidupan. Menurut Behrman (1992), kenaikan lingkar kepala adalah 1 cm/bulan untuk tahun pertama (2 cm /bulan untuk 3 bulan pertama, kemudian melambat), dan pertambahan 10 cm terjadi pada sisa hidupnya. Ukuran lingkar kepala dapat dimonitor dengan menggunakan kurva Nellhaus, CDC atau WHO.10

-

Gigi Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan. Pada umur 1 tahun, sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya adalah 14-16 gigi. Pada umur dua setengah tahun, sudah terdapat 20 gigi susu. Sementara itu, waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai berikut :10 Molar pertama : 6-7 tahun Insisor : 7-9 tahun Premolar : 9-11 tahun Kaninus : 10-12 tahun Molar kedua : 12-16 tahun Molar ketiga : 17-25 tahun

-

Jaringan Lemak

Selain otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi.10 Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan besarnya lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun. Anak kelihatan kurus/ langsing. Jaringan lemak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas. Setelah itu, pertambahan jaringan lemak pada laki-laki mengurang, sedangkan pada perempuan terus bertambah dan mengalami reorganisasi hingga dicapai bentuk perempuan dewasa. Tebalnya jaringan lemak diukur dengan mengukur tebalnya lipatan kulit.10 -

Organ-organ Tubuh Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri. Secara umum, terdapat 4 pola/jenis pertumbuhan organ yaitu:10 1. Pola umum 2. Pola neural 3. Pola limfoid 4. Pola genital Pertumbuhan yang mengikuti pola umum adalah pertumbuhan tulang panjang, otot skelet, system pencernaan, pernapasan, peredaran darah, dan volume darah.10 Pertumbuhan otak bersama-sama tulang tengkorak yang melindunginya, mata, dan telinga berlangsung lebih dini. Berat otak waktu lahir adalah 25% berat otak dewasa, pada umur 2 tahun 75%, dan pada umur 10 tahun sudah 95% berat otak dewasa.10 Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dari pertumbuhan bagian tubuh lainnya. Pertumbuhan mencapai maksimum sebelum masa adolesen, kemudian pertumbuhannya menurun hingga mencapai ukuran dewasa.10 Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, yakni pertumbuhannya lambat pada praremaja, kemudian disusul pacu tumbuh yang pesat pada masa adolesen.10

-

Perkembangan Penglihatan

Pada bayi baru lahir, penglihatan masih kabur. Pada waktu itu retina perifer telah matur dan bayi seduah member reaksi terhadap cahaya dan objek yang bergerak. Bayi dapat mengikuti dan memfiksasi pada benda sampai 180 derajat pada jarak 25-30 cm. penglhatan terus berkembang sampai dewasa.10 Bayi bisa fokus pada pusat lapangan pandang beberapa minggu setelah lahir. Penglihatan jarak dekat bayi lebih berkembang daripada penglihatan jarak jauh. Pad aumur 10-12 minggu, anak dapat meraih dan memegang benda disekitarnya. Perhatian dan retensinya masih rendah, sehingga bayi dapat menatap lama pada wajah. Pupilnya dapat bereaksi. Pada umur 4 bulan, terjadi maturasi macula fovea, mielinisasi serabut saraf optikus dan korteks visual.10 Bayi sudah dapat melakukan akomodasi, fiksasi monocular, dan mengikuti reflex. Jarak penglihatan bayi pada umur 3-4 bulan adalah 0,6-1 m, 5-6 bulan 1-1,6 m, 9 bulan 3,3 m, dan pada umur 18 bulan anak sudah dapat mengikuti benda kecil bergerak dengan matanya pada jarak 4 m. anak sudah dapat melakukan koordinasi mata-motorik sehingga anak dapat meraih dan memegang benda-benda kecil yang ada disekitarnya.10 Dicurigai terdapat gangguan penglihatan pada bayi, bila terdapat hal-hal dibawah ini : 1. Tidak ada kontak mata dengan orang disekitarnya. 2. Tidak ada perhatian visual 3. Gerakan mata sewaktu-waktu 4. Pada umur 6 minggu, belum tersenyum spontan 5. Adanya nistagmus, juling, fotofobi, reflex cahaya yang asimetris, katarak, kornea keruh, korioretinitis, cherry-red spot di makula.10 -

Perkembangan Pendengaran Waktu lahir bayi sudah dapat mendengar. Dengan bertambahnya umur, pendengaran bertambah baik sehingga bayi dapat mengetahui okasi sumber suara serta terkejut bila ada suara keras. Pada umur 6 bulan, vokalisasi mulai meningkat. Vokalisasi bayi akan bertambah bila bayi digendong, diajak bicara, atau bermain.10

-

Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif berhubungan dengan perkembangan cara anak untuk mencari alasan (berpikir), membentuk bahasa, memecahkan masalah, dan menambah pengetahuan. Belajar adalah proses pengalaman yang berpengaruh terhadap kemampuan perkembangan anak. Anak belajar melalui pengulangan, meniru, asosiasi, dan observasi.10

-

Perkembangan Adaptif Perilaku adaptif adalah kemampuan manusia untuk bereaksi dan belajar dari pengalaman untuk menciptakan aktivitas baru. Perkemabngan adaptif merupakan inteligensi nonverbal yang dapat diukur. Konsep angka, matematika, dan pengetahuan adalah contoh kemampuan adaptif. Sementara itu, yang dimaksud dengan perilaku adaptif social adalah kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri, dan mempunyai tanggung jawab social yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.10

-

Perkembangan Persepsi Untuk eksplorasi lingkungan, anak kecil menggunakan inderanya (sentuhan, pengecapan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran) dengan tujuan belajar tentang dunia sekelilingnya. Anak juga berpikir dengan indera dan gerakan serta membentuk persepsi dari aktivitas sensori.10

-

Perkembangan Personal Sosial Aspek perkembangan personal social berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek personal menyangkut kepribadian, konsep bahwa dirinya terpisah dari orang lain, perkembangan emosi, individualitas, percaya diri, dan kritik diri sendiri. Sedangkan aspek social menyangkut hubungan dengan orang disekitarnya, yang dimulai dengan ibunya dan kemudian dengan orang lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak mampu menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial sesuai dengan umur dan budayanya.10

-

Perkembangan Gerakan Motorik Kasar Aspek ini berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, serta melibatkan otototot besar. Arah perkembangan motorik adalah sefalokaudal dan proksimodistal, serta dari umum ke spesifik, atau dari kemampuan gerakan motorik kasar ke motorik halus.10

-

Perkembangan Gerak Motorik Halus Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja, dengan bantuan otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat dari mata, tangan, dan jari. Perkembangan gerakan motorik halus terjadi terutama setelah anak dapat melakukan kontrol kepalanya.10

-

Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan. Perkembangan bahasa meliputi komprehensi, ekspresi, simbolik dan non verbal komunikasi. 10 2.7 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN FISIK ANAK  Parameter Pemantauan Pertumbuhan Fisik 1. Ukuran antropometrik Untuk memantau pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok:10 a. Ukuran yang tergantung umur (age dependence) - Berat badan (BB) terhadap umur - Tinggi/panjang badan (PB) terhadap umur - Lingkar kepala (LK) terhadap umur - Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur Kesulitan penggunaan cara ini adalah menetapkan umur anak secara tepat, karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahir. b. Ukuran yang tidak tergantung umur - BB terhadap TB - LLA terhadap TB (QUAC Stick= Quaker Arm Circumference measuring -

stick) Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar /baku, lipatan kulit pada trisep subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.10 Selanjutnya hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan

suatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS (National Center For Health Statistic), CDC (Cmmunicable Disease Center), WHO atau baku nasional kalau ada. Pada saat ini dianjurkan untuk pemantauan ukuran antropometri digunakan WHO antrho 2005.10 Selain itu, masih ada ukuran antropometrik lain yang dipakai untuk keperluan khusus seperti kasus-kasus kelaianan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, antara lain:10 1. Lingkaran dada, lingkaran perut, dan lingkar leher 2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti bi-akromial untuk lebar bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala.

3. Kurva untuk palsi serebral 4. Kurva sindrom Down 5. Kurva bayi prematur10

Berat Badan (BB) Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus diukur pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain; tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Pada saat ini berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak karena berat badan sensitive terhadap perubahan walaupun sedikit. Pengukurannya bersifat objektif dan dapat diulangi dengan menggunakan timbangan apa saja yang relative murah, mudah dan tidak memerlukan banayak waktu. Kerugian indikator berat badan adalah tidak sensitive terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.10 Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi BB yang wajar dalam sehari, sebagai akibat dari asupan (intake) makanan dan minuman, dengan luaran (output), melalui urin, feces, keringat, dan napas. Besarnya fluktuasi bergantung pada factor kelompok umur dan bersifat sangat individual, yaitu berkisaran antara 100-200 gram sampai 500-1000 gram, bahkan lebih. Fluktuasi dapat memengaruhi hasil penilaian.10 Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk: 1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi-baik yang akut maupun yang kronisserta tumbuh kembang dan kesehatan anak. 2. Monitor keadaan kesehatan, missal pada pengobatan penyakit; dan 3. Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang diberikan.10

Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa, pada masa pertumbuhan, ukuran tinggi badan meningkat terus sampai tinggi badan menjadi maksimal di capai. Kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, yaitu meningkat pesat pada bayi, kemudian melambat dan selanjutnya menjadi pesat kembali pada masa remaja (pacu tumbuh adolesen), kemudian melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulangtulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjtu tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah korpus ruas tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah sekitar 3-5 mm. Antara umur 30 sampai 45 tahun, tinggi badan tetap statis kemudian menyusut diatas umur 45 tahun.10 Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang; alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa; merupakan indicator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting); sebagai pembanding terhadap perubahan-perubahan relative, seperti terhadap nilai BB dan LLA.10 Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relative pelan dan sukar mengukur tinggi badan secara tepat; kadang-kadang diperlukan lebih dari pada seorang tenaga untuk mengukur TB. Selain itu dibuthkan dua macam teknik pengukuran, pada anak kurang dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Pengukuran supinasi pada umunya lebih panjang 1 cm dari pada pengukuran beridiri pada anak yang sama, meskipun pengukuran dilakukan dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secara cermat.10 Peningkatan nilai rat-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan indicator untuk peningkatan kesejahteraan/kemakmuran (perbaikan gizi, perawatan kesehatan dan keadaan social ekonomi). Perkawinan sebagai akibat luasnya migrasi manusia kebagian-bagian lain disuatu negeri maupun didunia kemungkinan mempunyai andil pula pada perubahan TB ini.10 Lingkar Kepala

Lingkar

kepala

(LK)

mencerminkan

volume

intracranial,

termasuk

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, kepala akan kecil; atau sebaliknya, bila kepala tidak tumbuh, otak akan mengiktui. Karena itu, pada LK yang lebih kecil dari normal (,-2SD) atau mikrosefali, seringkali ada retardasi mental. Sebaliknya, kalau ada penyumbatan aliran cairan cerebrospinal pada hydrocephalus, volemu kepala akan meningkat, sehingga LK lebih besar dari pada normal. Acuan untuk LK ini adalah KL dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia, yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar suku bangsa, ras, maupun geografis. Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga (1993) menunjukan bahwa kurva LK anak-anak di Denpasar sesuai dengan kurva Nellhaus sehingga kurva LK Nellhaus (1968) tersebut dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan kepala anak-anak diindonesia. Pada saat ini untuk pemantauan LK dianjurkan memakai baku WHO antrho 2005.10 Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan, jadi meningkat 10 cm. Sementara itu, LK pada umur 1 tahun adalah 47 cm; 2 tahun 49 cm; dan dewasa 54 cm (dari umur 6 bulan sampai deawsa LK hanya bertambah 10 cm). Kesimpulan yang bias ditarik adalah perkembangan otak dari bayi baru lahir sampai dewasa setengahnya terjadi pada 6 bulan pertama, oleh karena itu 6 bulan peartama adalah masa paling kritis perkembangan otak anak. Pemantauan LK sebaiknya dilakukan setiap bulan selama 2 tahun pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan sampai anak umur 5 tahun. Penting untuk deteksi dini penyimpangan perkembangan otak anak.10 Ukuran LK kepala yang kecil dapat disebabkan oleh:10 -

Variasi normal Bayi kecil Keturunan Retardasi mental/mikrosefali Kraniostenosis Ukuran LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh:10

-

Variasi normal

-

Bayi besar Keturunan Hidranensefali Tumor serebri Efusi subdural Hydrocephalus Penyakit canavan Megaensefali Untuk kepentingan diagnostik klinis, selain menilai ukuran LK, juga harus

diperhatikan tumbuh kembang anak, serta gejala-gejala klinik yang menyertai.10 Lingkar Lengan Atas Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak pernah terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh; tidak seperti berat bada. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuhunya lambat, yakni dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya LLA tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.10 Keuntungan penggunaan LLA ini adalah bahwa hanya alatnya murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik; sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, dipertahankan LLA sukar ditentukan tanpa menekan jaringan dan LLA hanya digunakan untuk anak mulai dari umur 6 bulan sampai 5 atau 6 tahun.10 Lipatan Kulit Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energy. Dalam keadaan defisiensi energy atau kurus, lipatan kulit menipis, dan sebaliknya, menebal jika masukan energi berlebihan atau gemuk. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan nilai gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.10

Indeks Masa Tubuh (IMT)/ Body Man Indent (BMI) Indeks masa tubuh merupakan alat yang sederhana untuk menilai status gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Indeks masa tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter yang dikudratkan (m2), sebagai berikut;10 Berat badan dalam kilogram (tinggi badan dalam meter)2

The World Health Organization (WHO) pada tahun 1997, The National Institute of Health (INH) pada tahun 1998 dan The Expert Committee on Clinical Guidelines

for

Overweight

in

Adolescent

Preventive

Services

telah

merekomendasikan IMT sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja diatas dua tahun. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi kuat dengan masa lemak tubuh. Selain itu, IMT juga penting untuk mengidentifikasi pasien anak dengan obesitas yang memiliki resiko mengalami komplikasi medis.10 Interpretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena anak laki-laki dan perempuan memiliki proporsi lemak tubuh yang berbeda. Berbeda dengan orang dewasa, IMT pada anak berubah sesuai umur, peningkatan panjang atau tinggi badan dan berat badan. Nilai IMT kemudian diplotkan sesuai jenis kelamin dan umur kurva dari CDC atau WHO.10 Indeks masa tubuh mempunyai keunggulan yaitu:10 1. Mampu menggambarkan proporsi lemak tubuh yang berlebihan; 2. Pengukurannya hanya membutuhkan dua hal yaitu berat badan dan tinggi badan dimana pengukuran dapat dilakukan dengan akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan; 3. Bersifat sederhana, murah dan mudah dilakukan sehingga dapat digunakan untuk penelitian populasi berskala besar.10 Beberapa keterbatasan IMT, adalah:10

1. Tidak mampu membedakan berat badan yang berasal dari lemak dan berat badan yang berasal dari otot atau tulang 2. Tidak mempu mengindentifikasikan distribusi dari lemak tubuh 3. Standar cut of point atau nilai ambang dari defenisi obesitas berdasarkan IMT mungkin tidak menggambarkan risiko yang sama untuk konsekuensi kesehatan pada semua kelompok etnis.10 Ukuran antropometrik yang lain Ukuran antropometrik yang lain dimanfaatkan untuk menilai perawakan (somto-type) a. Menurut Hippocrates - Habitus ptikus/perawakan tinggi kurus - Habitus apoplektikus/perawakan gemuk pendek b. Menurut Kretschmer terdapat 3 jenis perawakan, yaitu: - Piknikus - Atletikus - Astenikus c. Menurut Sheldon - Endomorfi - Mesomorfi - Ektomorfi, untuk perawakan yang sesuai dengan klasifikasi dari Kretschmer.10 Penilaian mengenai jenis perawakan pada mulanya digunakan untuk meramalkan sifat (karakter) dan kepekaan terhadap beberapa penyakit. Pada anak untuk kasus tertentu jenis perawakan tersebut perlu diperhitungkan walaupun tidak terlalu terpengaruh.10

2. Gejala/tanda pada pemeriksaan fisik a. Keseluruhan fisik Dilihat bentuk tubuh, apakah ada dismorfi, bagaimana proporsi tubuhnya (perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota gerak), ada udem/tidak, kulit; crazy pavement dermatosis.10 b. Jaringan otot Pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat, dan paha dengan cara cubitan tebal. Diperiksa adanya tanda-tanda atrofi otot.10 c. Jaringan lemak

Jaringan lemak diperiksa pada kulit di bawah triseps dan subskapular dengan cara cubitan tipis.10 d. Rambut Untuk rambut, yang diperiksa adalah pertumbuhan, warna, diameter, (tebal atau tipis) sifat (keriting/lurus) dan akar rambut (mudah dicabut/tidak).10 e. Gigi-geligi Saat erupsi gigi susu, saat tanggal dan erupsi gigi permanen.10 3. Gejala/tanda pemeriksaan laboratorium Terutama pada pemeriksaan darah, antara lain diperiksa kadar Hb, serum protein (albumin, Globulin), hormone, kromosome, dan sebagainya sesuai dengan keperluan.10 4. Gejala/tanda pada pemeriksaan radiologis/imaging Pemeriksaan radiologis terutama diperlukan untuk menilai umur biologis, yaitu umur tulang (bone age). Biasanya pemeriksaan ini dilakukan kalau ada kecurigaan gangguan pertumbuhan linier.10 Sebagai kesimpulan, untuk menentukan pemeriksaan fisik anak, kita perlu melakukan langkah-langkah seperti kita membuat diagnosis penyakit, yaitu:10 a. Anamnesis wawancara medis Tujuan anamnesis adalah untuk memperoleh informasi tentang tumbung kembang anak sejak dalam kandungan, keadaan waktu lahir (termasuk LK, BB, dan TB), kecukupan makan, penyakit/kelainan yang diderita, keadaan fisik kedua orang tuanya (termasuk BB,TB) dan pedigree.10 b. Pemeriksaan fisik Tujuannya adalah untuk mengetahui gejala klinis yang terkait dengan tumbuh kembang anak dan mendapat informasi tentang gejala/tanda tumbuh kembang. Misalnya apakah ada gejala klinik yang mengarah ke suatu sindrom tertentu, dismorfi edem dan sebagainya.10 c. Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan antropometri - Pemeriksaan laboratorium seperti 

hormone,

kromosom

pemeriksaan

laboratoruim yang terkait dengan penyakit metabolic Pemeriksaan radiologic/imaging sesuai dengan keperluannya.10

Baku Patokan (Reference Standard) 1. Pola Tumbuh Kembang Pola tumbuh kembang anak menunjukan variasi normal yang luas, sehingga perlu cara dan istilah statistic untuk menilainya. Terdapat 4 macam cara untuk menunjukan

variasi normal, yang pada umunya disusun dalam bentuk table atau grafik pertumbuhan (growt Chart) yaitu:10 a. Menggunakan Mean dan SD Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya; - Mean ± 1 SD mencakup 66,6% - Mean ± 2 SD mencakup 95,0 % - Mean ± 3 SD mencakup 97,7 % b. Menggunakan persentil Besarnya persentil menunjukan posisi suatu pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar dari 100 hasil pengukuran (100%). Persentil ke-10 berarti bahwa anak tersebut berada pada posisi anak ke-10 dari bawah, atau berarti ada 9 anak lebih kecil dariya dan 90 anak lebih besar darinya; sedangkan persentil ke-50 berarti bahwa anak tersebut berada pada urutan ke-50 sehingga jumlah yang sama berada di bawah dan di atasnya.10 c. Menggunakan persentasi Besarnya variasi normal berada diantra persentasi tertentu, terhadap suatu nilai patokan yang dianggap 100%. Variasi berada anatar 80-110 %.10 d. Menggunankan Z-score Z-score adalah skor yang menggambarkan jarak atau selisih nilai seorang ke nilai rerata/mean dari kelompok orang tersebut, dan dinyatakan dalam bentuk satuan standard deviasi (SD). Z-score dapat dihitung dengan menggunakan rumus :10

Nilai seseorang yang didapat dari hasil pengukuran-nilai rerata pada populasi Standar deviasi pada populasi

Seluruh parameter status gizi dari kurva pertumbuhan WHO yang meliputi (1) berat badan menurut umur (2) tinggi badan menurut umur (3) indeks masa tubuh

menurut

umur

dan

(4)

berat

badan

menurut

tinggi

badan,

menginterpretasikan hasil pengukuran antropometri ke dalam Z-score.10 Interpretasi Z-score untuk berat bada menurut umur pada kurva WHO, adalah; 1. Antara 1 sampai -2 SD disebut berat badan sesuai

2. Dibawah -2 SD di sebut berat badan kurang (underweight) 3. Dibawah -3 SD disebut berat badan sangat kurang (severly underwight) Interpretasi Z-score untuk tinggi badan menurut umur adalah 1. Antara -2 SD sampai 2 SD disebut tinggi badan sesuai umur 2. Di bawah -2 SD disebut pendek (stunted) 3. Dibawah -3 SD disebut sangat pendek (severly stunted) Interpretasi Z-score untuk indeks masa tubuh (IMT) menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan anak adalah:10 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Diatas 3 SD disebut sangat gemuk (obese) Diatas 2 SD disebut gemuk (overweight) Diatas 1 SD disebut resiko gemuk (possible risk of overweight) Antara 1 sampai -2 SD disebut berat badan sesuai Dibawah -2 SD disebut kurus (wasted) Dibawah -3 SD disebut sangat kurus (severly wasted) Dengan menggunkan Z-score, selain dapat membandingkan posisi anak

satu dengan anak lainnya didalam satu kelompok populasi yang sama, juga dapat membandingkan posisi anak satu dengan yang lainnya dari kelompok populasi yang berbeda.10 2. Baku Antropometrik gizi a. Baku boston dan Harvard Data diperoleh dari penelitian Stuart 1930-1939 pada sejumlah sampel anak Kaukasus yang relative bergizi baik di Amerika Serikat. Data ditunjukan dalam bentuk persentil untuk berat badan terhadap umur dan tinggi badan terhadap umur. Dari data tersebut juga dihitung nilai median BB terhadap TB. Baku Harvard ini digunakan secara luas untuk kartu pertumbuhan di Amerika Latin dan Asia.10 Sering data ini dikombinasikan dengann baku Iowa atau Meredith yang diperoleh dari survey yang dikerjakan pada tahun 1923 terhadap sejumlah sampel anak Kaukasus usia prosekoh.10 b. Baku Tanmer Data diperoleh dari penelitian diberbaai Negara yaitu perncis, belanda, swedia, swiss, dan inggris. Data diinggris dikumpulkan oleh Tanner dari populasi yang homogeny, dan digunakan untuk menyusun baku pertumbuhan di Inggris. Data ini banyak digunakan di Afrika untuk kartu menuju sehat (Road to Health Card).10 c. Baku NCHS (National Center for Halth Statistic)

Pada tahun 1974 US. National Academy of since merekomendasi pembaharuan baku patokan untuk digunakan dalam membadingkan status kesehatan berbagai kelompok yang di AS. Hasil kerja selama beberapa tahun adalah tabel dan kartu yang berisi kombinasi 2 patokan populasi yang merupakan kelompok besar dan dipilih secara random dari berbagai kelompok social ekonomi dan etnik di AS, yaitu:10 - Table untuk anak dari lahir sampai 3 tahun yang dikumpulkan oleh Fels-

Research Institure Table untuk anak umur 2-18 tahun, yang berdasarkan atas data yang dikumpulkan oleh Health Examination Survery dari National Center for Health Statistic.10 Tersedia tabel dan kurva untuk berat badan, tinggi badan, tebal lipatan

kulit, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.10 Perbedaan antara baku Harvard, tanner, dan NCHS adalah bahwa nilai NCHS agak lebih rendah dibandingkan dengan persentil ke 50 dan ke 3 pada baku boston dan Tanner. Walaupun begitu WHO/CDC (the center of disease Control) dan kelompok lainnya, menggunakan NCHS sebagai patokan baku, karena interpretasi NCHS lebih berguna dan jelas bagi individu atau kelompok serta datanya didapat dari anak-anak Amerika dari kelompok umur dan jenis kelami, tanpa dipilih latar belakang, social ekonomi dan suku bangsa. WHO/CDC menggunakan patokan bahwa antara persentil ke-50 dan ke-3 adalah normal; sedangkan, kurang atau sama dengan persentil ke-3 adalah malnutrisi.10 d. Baku WHO/MGRS (Multicenter Growth Reference Study) Terdapat keterbatan pada beberapa baku yang disebutkan diatas; seperti baku Harvard dan baku Tanner menggunakan sampel sedikit dan tidak memperhitungkan factor genetic. Baku NCHS 1977 dan CDC 2000 tidak menggambarkan pertumbuhan anak yang sebenarnya, karena populasi yang dipakai mengkonsumsi susu formula, berasal dari satu Negara, tidak memperhatikan asal populasi yang seharusnya mendapat perawatan kesehatan dan gizi yang optimal serta tidak memperhitungkan lingkungan dan perilaku sehat. Oleh sebab itu, WHO pada tahun 1994 merencanakan pedoman baru yang akan

dipakai sebagai baku pertumbuhan diseluruh dunia. WHO membuat baku pertumbuhan berdasarkan sampel anak yang berasal dari Brazilia, Ghana, Oman, India, dan Amerika. WHO MGRS dibuat untuk menyediakan data tentang bagaimana

seharusnya

anak

tumbuh,

dengan

criteria

seleksi

yang

direkomendasikan berupa perilaku sehat antara lain anak mendapatkan ASI, tersedia standar perawatan anak, dan ibu tidak merokok. Penelitian dilakukan longitudinal dari bayi baru lahir sampai anak berumur 2 tahun. Pada kelompok umur 18 bulan sampai 71 bulan, dilakukan penelitian potong lintang dengan melakukan pengukuran satu kali. Data yang didapat kemudian dikombinasikan untuk mendapatkan baku pertumbuhan anak baru lahi sampai umur 5 tahun. Kurva baru ini menekankan bagaimana anak diseluruh dunia sebaiknya tumbuh. Baku WHO ini kemudian dikenal sebagai WHO Child Growth Standards 2005, atau WHO Antrho 2005. Garis 0 pada grafik menunjukan median rata-rata. Sedangkan garis lainnya adalah z-score, yang menyatakan jarak dari rat-rata yaitu +1,+2,+3 atau -1,-2,-3. Bila hasil pengukuran berada jauh dari median, misalnya mendekati +3 atau -3, anak menunjukan bahwa ada masalah

dengan

pertumbuhannya.10 Sebagai tambahan pada baku pertumbuhan fisik WHO ada 6 milestone perkembangan motorik kasar, yaitu duduk tanpa ditopang, merangkak dengan tangan dan lutut, berdidi dengan bantuan. Anak yang sehat di harapkan mencapai perkembangan tersebut antara umur 4 bulan sampai 18 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pencapaian milestone motorik kasar dengan pertumbuhan fisik anak.10 e. Hasil penelitian di Indonesia Penelitan Jumadias (1964) untuk usia 16-18 tahun menggunakan persentil untuk berat dan tinggi, sedangkan penelitian Sugiono dan Pelenku (1964) untuk bayi menggunakan nilai rata-rata berat dan tinggi badan. Untuk anak umru 6-18 tahun persentil ke-50 Jumadias berada di bawah 80% persentil ke-50 NCHS. Baku antropometrik gizi untuk tinggi dan berat badan dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Dep. Kes pada 1973. Hambatan dan kelemahan pada penggunaan antropometrik adalah belum adanya baku nasional yang mantap untuk berbagai

macam ukuran antropometrik, terutama untuk berat dan tinggi bagi semua golongan umur.10 Batubara Jose RL (2006) membuat penelitian untuk antropometri di 7 daerah yang berbeda di Indonesia secara potong lintang terhadap 34.800 anak antara umur 0-18 tahun, yang terdiri dari 17.229 anak laki-laki dan 17.571 anak perempuan. Kurva pada penelitian ini mewakili berat badan menurut umur pada bayi 0-1 tahun laki-laki dan perempuan; berat badan menurut tinggi badan dan tinggi badan menurut umur pada anak laki-laki dan perempuan usia 1-18 tahun; kemudian data ini dibandingkan dengan data CDC. Perbedaan tinggi badan anak Indonesia dengan populasi di Amerikan, rerata -1,47 SD untuk anak laki-laki dan -1,43SD untuk anak perempuan. Perbedaan tersebut mulai terlihat pada usia 1 tahun dan menjadi jauh lebih besar pada usia 4 tahun. Dapat disimpulkan bahwa anak laki-laki Indonesia jauh lebih kecil dari pada anak laki-laki Amerika. Sementara itu, anak perempuan memperlihatkan peningkatan tinggi yang mendadak umru 12 tahun. Hal ini menunjukan pacu tumbuh lebih awal pada anak perempuan. Tinggi akhir kedua jenis kelamin lebih rendah dibandingkan dengan 

populasi di Amerika.10 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Keadaan umum anak dinilai dalam 4 aspek, yaitu: 1. Corak/Pola pertumbuhan10 Pada umunya, dengan pemeriksaan fisik dapat dinilai corak pola pertumbuhan yaitu: - Corak yang normal - Corak yang tidak normal Kelainan kepala: mikro/makrosefali Kelainan anggota gerak: kelumpuhan akibat polio Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan seperti kretin, akondroplasi. 2. Proses pertumbuhan10 Proses pertumbuhan lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu penyimpangan dari kurva normal merupakan indicator untuk kelainan akibat penyakit/hormone/gizi kurang. - Penyimpangan menunjuk kebawah/lintas sentil ke bawah (downward centile crrosing), untuk berat badan merupakan indicator gagal tumbuh (failure to thrive), yaitu jika BB terhadap TB kurang dari persentil ke-10 dalam 56 hari untuk bayi kurang dari 5 bulan, atau selama 3 bulan untuk bayi yang lebih tua.

-

Penyimpangan menuju keatas/lintas sentil keatas (upward centile crossing)

merupakan tanda baik keadaan kejar tumbuh (catch up growth). 3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu10 Aspek ini menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola pertumbuhannya. 4. Keadaan/ status gizi10 Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk kesegaraman, baik caranya maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya. Sedangkan dalam klinik atau dalam penanganan suatu kasus, penilaian tidak cukup hanya berdasarkan pemeriksaan antropometrik saja, melainkan diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik/gejala klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga kita dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan/gangguan pertumbuhan dan selanjutnya mencari penyebab dan mengusahakan pemulihannya. 

Cara Klasifikasi Dengan menggunakan cara statistik dan kadang-kadang disertai gejala klinik, dapat ditentukan status gizi/pertumuhan anak. Tujuan semua cara tersebut adala menetapkan anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian karena pertumbuhannya kurang baik.10 Di bawah ini, ada beberapa klarifikasi yang sering dipakai: 1. Berat badan terhadap umur a. Klarifikasi mrnurut Gomez.10 - Buku Boston - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - 90%:normal - 90-75% : malnutrisi ringan ( Grade 1) - 75-61%: malnutrisi sedang ( Grade 2) -
- /=95%: normal - 95-90% malnutrisi: ringan - 90-85%: malnutrisi sedang - 85%: malnutrisi berat b. CDC/WHO 9 - Baku: boston - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - >/=90%: normal - <90%: stunted/malnutrisi Kronis c. WHO Anthro 2005 interpretasi lihat lampiran10 3. Berat terhadap tinggi badan a. McLaren/Read10 - Baku: boston - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - 110-90%: normal - 90-85%: malnutrisi ringan

- 85-75%: malnutrisi sedang - <75% dengan/tanpa edema: maltrunisi berat b. Waterlow10 - Baku: boston - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - 110-90%: normal - 90-80%: malnutrisi ringan - 80-70%: malnutrisi sedang - <70%: malnutrisi berat c. CDC/WHO10 - Baku: NCHS - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - 85-80%: malnutrisi sedang - <80%:wasting/ malnutrisi akut d. NCHS10 - Baku: NCHS - Cara : persentil - klarifikasi: - persentil ke 75-25: normal - persentil ke 10-5 : malnutrisi sedang - < persentil ke 5: malnutrisi berat e. WHO Anthro 2005 interpretasi lihat lampiran10 4. Lingkaran lengan atas10 WHO dan Shakir - Baku: Wolanski 16,5 cm - Cara:% terhadap median - Klarifikasi: - >85% atau > 14 cm normal 

KARTU MENUJU SEHAT ( ROAD TO HEALTH CHART) David Morley merupakan pelopor penggunaan kartu pertumbuhan anak yang disebut “road to health clart” pada tahun 1975 di desa Imesi, Nigeria. Kartu ini merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0-5 tahun terhadap umurnya. Kartu ini juga dilengkapi dengan beberapa atribut penyuluhan dan cacatan yang penting untuk diingat dan perlu diperhatikan oleh ibu/petugas kesehatan, antara lain riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI. Kartu tersebut juga kartu menuju sehat karna fungsinnya begitu lengkap, sehingga oleh UNICEF diadopsi sebagai komponen integral Negara berkembang.10

KMS (kartu menuju sehat) adalah alat yang penting untuk memantau tumbuh kembang anak. Aktivitas pemantauan ini tidak hanya menimbang dan mencatat saja,melainkan juga harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya, sehingga ibunya memahami bahwa pertumbuhan anak dapat diamati dengan cara menibang teratur setiap bulan. Morley

juga menambahkan 4 patokan sederhana

perkembangan psiko-motorik pada KMSnya, agar ibu dapat mengetahui juga tingkat perkembangan anaknya yaitu:10 - kemampuan duduk (5-91/2 bulan ) - Berjalan kurang lebih 10 langkah tampa bantuan (9-181/2 bulan) - mengucapkan sepatah kata (10-21 bulan ) - Kemampuan berbahasa beberapa kata (181/2 bulan-3 tahun )

Garis acuan baku yang digunakan pada KMS Morley memakai persentil sesuai dengan International Children’s Centre UK study, yaitu:10 - Garis atas adalah persentil ke-50 berat badan rata-rata laki-laki, - Garis bawah adalah persentil ke-3 berat badan anak wanita. 1. Interpretasi Garis pada kurva pertumbuhan KMS berfungsi ganda, yaitu:10 - Sebagai tanda persentasi/persentil tertentu - Petunjuk arah yang harus dicapai oleh grafik BB anak

   

Arah A, pertumbuhan anak baik Arah B, pertumbuhan kurang baik, memerlukan perhatian khusus Arah C, memerlukan tindakan segera Arah D, ibu harus diberi pujian atas keberhasilannya menaikan kembali berat badan anaknya searah kurva pertumbuhan normal KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan WHO 2005 (WHO

Child Gold Standards 2005/WHO-MGRS/WHO Antrho 2005). Pada KMS, selain kurva pertumbuhan dari 0-60 bulan, juga dilengkapi dengan petunjuk pemberian makanan yang sehat (termasuk ASI), catatan pemberian imunisasi dan vitamin A serta penatalaksaan diare dirumah. Dengan demikian, fungsi KMS menjadi lebih komperhensif dalam pelayanan kesehatan primer.10 2. Tujuan pemantauan pertumbuhan fisik pada anak adalah10 - Agar pertumbuhan mudah diamati - Menciptakan kebutuhan akan rasa ingin tahu terhadap pertumbuhan anak - Meningkatkan lingkungan yang layak untuk pertumbuhan anak - Melukiskan setiap kejadian yangkurang menguntungkan anak, misalnya infeksi, -

musim, ibu meninggal, anak terlantar. Menemukan seawall mungkin gejal-gejala gangguan pertumbuhan Merupakan sarana untuk memberikan penyuluhan kepada ibu;  Gizi makanan bayi dan anak  Tumbuh kembang anak  Imunisasi  Keluarga berencana  Pencegahan: defisiensi vitamin A, dehidrasi akibat diare, sanitasi personal dan

lingkungan. 3. Kegiatan Growth Monitoring aand Promotion (GMP) Growth Monitoring aand Promotion (GMP) adalah suatu kegiatan pengukuran pertumbuhan anak yang teratur dan dicatat, serta kemudian hasilnya diinterpretasikan agar petugas dapat memberikan penyuluhan, berbuat sesuatu, serta melakukan followup selanjutnya.10 GMP merupakan straregi operasional untuk membantu ibu memvisualkan pertumbuhan anaknya dan menerima petunjuk yang khusus/spesifik, relevan, dan praktis. Dengan demikian ibu, keluarga, dan masyarakat dapat berbuat sesuatu guna mempertahankan kesehatan serta pertumbuhan anak yang optimal.10 Terdapat 4 elemen kunci GMP, yaitu:10

a. Merupakan strategi pencegahan yang dilaksanakan sebelum terjadi gangguan pertumbuhan. Dengan penimbangan yang teratur, akan diketahui gangguan pertumbuhan yang tadinya tidak dapat diamati, yang dapat disebabkan oleh kekurangan makan, sakit berulang, ketidaktahuan tentang makanan anak, atau kelainan hormonal. b. Merupakan strategi mengubah lingkungan anak yang kurang sesuai, melalui komunikasi yang efektif dengan ibu, c. Berhubungan dengan lingkungan secara menyeluruh yang memengaruhi tumbuh kembang anak. d. Ikut melibatkan ibu/masyarakat yang sering terjadi dalam usaha mengoptimalkan tumbuh kembang anak; 4. Kesalahan hambatan yang sering terjadi dalam Growth Monitoring aand Promotion (GMP) Dalam melakukan penimbangan (GMP), sering terjadi kesalahan/hambatan sebagai berikut.10 a. Lebih mengutamakan upaya kuratif dari pada preventif Kerangka berfikir kesehatan pada umunya lebih condong pada bagaimana cara mengobati dari pada pencegahan. Padahal tujuan dari GMP adalah meningkatkan status kedsehatan anak dengan melakukan pementauan pertumbuhannya secara terratur. b. Pemantauan tumbuh kembang dimulai sangat terlambat Bulan-bulan pertama, ketika pada umunya pertumbuhan anak cukup baik, merupakan waktu yang ideal untuk mulai melakukan pemtauan. c. Penekanan hanya pada status gizi dari pada konsep dinamis tumbuh kembang anak. - Perencana tingkat pusat harus mengetahui bahwa tumbuh kembang anak yang baik merupakan investasi ekonomi maupun sumber daya manusia yang baik -

pula untuk kemudian hari. Anggota dan pemuka masyarakat harus mengetahui bahwa menjaga tumbuh kembang anak merupakan bagian dari upaya untuk mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Tumbuh kembang anak merupakan salah satu indicator kesehjateraan masyarakat, tidak hanya dengan memantau status gizi dan perkembangan saja, melainkan juga memantau penyakit, kualitas lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, distribusi penghasilan, pendidikan dan sebagainya.

-

Ibu perlu mengikuti dan menghargai pentingnya setiap kenaikan berat badan anak, mengerti corak pertumbuhan anak, dan tahu bahwa anak yang tidak

tumbuh memerlukan perhatian khusus. d. Penimbangan dan pengisian kartu sering dilaksanakan sebagai kegiatan rutin saja tanpa umpan balik ke ibu. Dengan KMS, pertumbuhan anak dapat diamati sehingga ibu dapat mengerti bahwa segala usahanya membawa hasil yang baik kalau ada kenaikan berat badananaknya. Umpan balik ini perlu diberikan periindividu melalui personal interaksi anatara ibu dan tenaga kesehatan.10 e. Tidak ada interaksi antara petugas dengan ibu. Petugas kurang mendengarkan keluhan ibu dan advis sering diberikan secara masal.10 f. GMP dianggap sederhana dan mudah sehingga pelatihan dan supervise tidak mendapat perhatian.10 g. GMP dilaksanakan sebagai aktivitas tunggal yang hanya menyangkut nutrisi. Padahal GMP merupakan strategi operasional dalam pelayana kesehatan primer secara menyeluruh.10 h. Petugas kesehatan memegang peranan sentral Padahal GMP dapat digunakan sebagai katalisator pemecahan masalah. Dengan GMP masyarakat mengerti tentang masalah yang dihadapai, berusaha mengatasi dan mengetahui hasilnya.10 i. Pemberian makanan tambahan merupakan satu-satunya aktivitas Seyogianya seorang ibu dating bukan karena pemberian makanan tanpa disertai pengertian akan maksud GMP tersebut. Pemberian makanan pada saat penimbangan, sebenarnya dimaksudkan untuk member contoh makanan yang sehat yang dapat diberikan pada anak. Kalau tujuan pemberian makanan tersebut untuk terapi sebaiknya dicari hari khusus untuk anak-anak yang diketahui pertumbuhannya kurang baik.10 j. Harapan yang keliru. Sering ada nggapan kalau GMP lancar masalah-maslah sudah teratasi.10 2.8 SKRINING DAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK Tenaga medis terutama dokter spesialis anak, merupakan sumber informasi yang terbaik tentang perkembangan anak, karena mereka sering melakukan kontak dengan anak, terutama usia 5 tahun pertama (Balita). Orangtua mengharapkan dokter spesialis anak tidak

hanya memperhatikan penyakit anaknya, melainkan juga tumbuh kembangnya. Tanpa petunjuk yang benar dari dokter, dapat terjadi keterlambatan diagnosis maupun intervensinya. Karena itu deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dengan skrining secara rutin pada setiap kali melakukan pelayanan kesehatan adalah sangat penting.10 Pada saat ini alat skrining perkembangan anak yang dapat digunakan semakin berkembang dari tahun ketahun, sehingga deteksi terhadap adanya penyimpangan perkembangan anak dapat lebih mudah dan dapat dilakukan sedini mungkin.10 Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan skrining dan deteksi dini penyimpangan perkembangan anak adalah:10 1. Developmental survilence Surveilan perkembangan adalah suatu proses kontinyu dan fleksibel, yang dilakukan oleh tenaga professional yang mempunyai pengetahuan untuk melakukan pemantauan yang terampil terhadap anak selama menjalankan tugas. Unsure dari serveiland perkembangan antara lain adalah mendapatkan dan memperhatikan kepedulian orang tua mendapatkan rriwayat perkembangan yang relevan, melaksanakan observasi pada anak dengan akurat dan informative, serta berbagi pendapat dan kepedulian dengan tenaga professional lain yang relevan. 2. Developmental Screening Skrining perkembangan merupakan suatu assessment singkat yang dibuat untuk mengidentifikasikan anak yang memerlukan diagnosis atau assessment yang lebih lanjut. 3. Developmental assessment Assessment perkembangan adalah pelayanan tingkat sekunder yang melibatkan berbagai disiplin ilmu yang dirancang untuk memeriksa anak yang dicurigai mengalami keterlambatan. Assessment perkembangan dapat menuntun menuju diagnosis pasti menumbuhkan

kerjasama

interdisiplin

dalam

rencana

penyembuhan

yang

komprehensif, mendapatkan kepastian bahwa anak tidak ada masalah yang berkmana, atau menghasilkan keputusan bahwa tidak diperlukan tambahan pemeriksaan dan pengamatan lain. Dapat disimpulkan bahwa tujuan assessment: a. Mengetahui kesehatan anak secara umum b. Menegakan diagnosis kondisi medic khusus:

c. Menetapkan tingkat/status perkembangan anak, untuk menentukan ada/tidak adanya masalah perkembangan d. Mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, untuk merencanakan jenis terapi yang sesuai. Dengan demikian anak-anak yang mengalami keterlambatan atau yang mengalami penyimpangan perkembangan dapat memperoleh intervensi sedini mungkin sesuai dengan masalah masing-masing.10 4. Delay Keterlambatan adalah ketinggalan yang bermakna dari sekuensi perkembangan. Keadaan ini bias terjadi pada lebih dari satu sikuen perkembangan. Perkembangan disebut terlambat bila ditingkat perkembangan kurang dari >75% rata-rata.10 5. Dissociation Disosiasi terjadi bila satu domain perkembangan sangat terlambat bila dibandingkan dengan domain perkembangan lainnya. Keadaan ini sering terjadi pada anak yang sudah mengalami kelainan perkembangan. Contoh pada anak yang menderita palsi serebral perkembangan bahasa ekpresif mengalami disosiasi dengan kemampuan motorik yang jauh terkebelakang.10 6. Deviance Deviansi adalah perkembangan yang tidak mengikuti sikuen perkembangan atau pencampaian milestones tertentu penyimpangan. Perkembangan anak melompati sekuen perkembangannya atau tidak mengikuti sekuen yang diharapkan. Contoh anak sudah bias berjalan tanpa merangkat terlebih dahulu: atau anak autis dapat menguasai 75 suku kata tetapi tidak bias membuat kalimat.10 -

Tujuan Skrining Tujuan pemantauan dan skrining perkembangan anak adalah para tenaga kesehatan:10 1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hala-hal yang merupakan terjadinya kelainan perkembangan tersebut. 2. Mengetahui berbagai maslah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik. 3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk kepusat pelayanan yang lebih tinggi. Secara umum, tujuan skrining perkembangan adalah menyaring seluruh populasi untuk mengidentifikasikan anak yang beresiko. Pada anak yang teridentifikasi, selanjutnya dilakukan assessment untuk menemukan anak yang mungkin memerlukan intervensi yang

lebih komprehensif. Skrining tidak hanya dilakukan pada anak yang dicurigai mempunyai masalah perkembangan saja, melainkan harus dilakukan secara rutin terhadap semua anak. Anak-anak yang dicurigai kemudian dirujuk untuk menjalani assessment lebih lanjut. Assessment diharapkan dapat dilakukan intervensi.10 -

Skrining Perkembangan Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam skrining adalah :10 1. Jangan menunggu untuk melakukan skrining sampai masalah timbul 2. Jangan mengabaikan hasil skrining. Tidak ada untungnya kita melakukan “wait and see” 3. Hasil dari wawancara/pengamatan yang tidak berdasarkan alat skrining yang baik, bukan merupakan indikasi yang valid untuk merujuk kasus yang dicurigai.

-

Manfaat Skrining Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting dan bermanfaat karena :10 1. Awal kehidupa merupakan periode kritis “golden period” yang dapat memengaruhi keberhasilan anak di sekolah nantinya 2. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tersebut 3. Pada awal kehidupan, plastisitas otak anak tinggi, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan intervensi 4. Deteksi dini dapat mencegah masalah sekunder yang mungkin terjadi, seperti masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri 5. Secara hokum sah, karena merupakan hak anak untuk mendapat perhatian melalui deteksi dan intervensi dini 6. Deteksi dini menguntungkan karena meningkatkan fungsi keluarga sehingga menurunkan kelainan fisik atau retardasi mental, dan risiko lingkungan berkurang sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus sekolah atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan 7. Skrining dapat mengetahui pengaruh burk, seperti dampak lingkungan yang kurang sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak. 8. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining, dengan cara menggunakan instrument yang diisi oleh orang tua. Contoh menggunakan PEDS.

-

Tahap-tahap dalam skrining perkembangan anak10 1. Anamnesis

Kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dengan anamnesis yang teliti penyebabnya dapat dicurigai. 2. Skrining gangguan perkembangan anak Dianjurkan menggunakan instrument

skrining

guna

deteksi

dini

kelainan

perkembangan anak. Contoh : DENVER II, CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) untuk autis, ELMS untuk gangguan bahasa, PEDS, M-CHAT. 3. Evaluasi lingkungan anak Dengan cara melakukan anamnesis yang cermat atau menggunakan HSQ (Home Screening Questionnaire). 4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak Tes penglihatan dilakukan untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 21/2-3 tahun dengan kartu gambar Allen, dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. anak juga diperiksa apakah ada strabismus, keadaan kornea dan retinanya. Skrining pendengaran anak dilakukan melalui anamnesis atau tes OAE (otoacustic Emission) atau BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry). Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan. 5. Evaluasi bicara dan bahasa anak Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam

batas-batas

yang

normal

atau

tidak,

karena

kemampuan

berbicara

menggambarkan kemampuan otak, endokrin, ada/tidaknya kelainan pada organ tubuh penunjang bicara (hidung, mulut, pendengaran), stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya. 6. Pemeriksaan fisik/morfologi Untuk melengkapi anamnesis, diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila terdapat kelainan morfologi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, atau tanda-tanda penyakit lainnya. 7. Pemeriksaan neurologi Pemeriksaan neurologi dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat, hiperbilirubinemia, dan sebagainya. Kemudian dilakukan pemeriksaan neurologi yang teliti, sehingga dapat membantu penegakan diagnosis suatu kelainan, misalnya apakah ada lesi intracranial, palsi serebral, neuropati perifer, penyakit-penyakit degenerative, dan sebagainya.

8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah penyakit metabolik. Dari anamnesis, dapat dicurigai adanya penyakit metabolic, apalagi kalau ada anggota keluarga lain yang terkena penyakit yang sama. Selain itu diperlukan pemeriksaan penunjang lain yang sesuai dengan kecurigaan kita. 9. Integrasi dari hasil penemuan Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan di atas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis

tentang

penyimpangan

perkembangan.

Kemudian

ditetapkan

penatalaksanaan, jika perlu dirujuk, dan prognosisnya. 2.9 INSTRUMEN SKRINING DAN DIAGNOSIS PERKEMBANGAN ANAK10 a. Tes Intelegensi Individual (tes IQ) 1. The Stanford-binet test Fungsi: mengukur intelegensi dan sudah distandarisasi. Skor tersedia dalam umur mental atau dalam bentuk angka IQ Umur: 2-24 tahun Catatan: tes diberikan secara individual dan kolerasi yang tinggi dengan kemampuan sekolah. 2. The Leiter International Performance Scale (LIPS) Fungsi: mengukur intelegensi yang sudah distandarisasi. Skor tersedia dalam umur mental atau dalam bentuk angka IQ Umur: 2-18 tahun Catatan: tes ini diberikan secara individual dan ada kolerasi yang tinggi dengan hasil tes Stanfonrd Binet. 3. The Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) Fungsi: mengukur intelegensi dan sudah distandarisasi. Skor IQ tersedia dalam bentuk kemampuan verbal dan skala penuh. Umur: 6-17 tahun Catatan: tes ini diberikan secara individu dan hasilnya mempunyai kolerasi yang tinggi dengan hasil tes Stanford-Binet dan LIPS 4. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligance (WPPSI) Fungsi: verbal, penampilan dan skala penuh IQ Umur: 4-61/2 tahun 5. McCarthy Scales of Childrens’s Abilities Fungsi: indeks kognitif umum (IQ ekuivalen) Skor untuk verbal, kuantitatif, memori, motorik. Umur: 21/2 – 8 tahun b. Tes Prestasi 1. Gray oral reading test-revised (GORT-R) Fungsi: tes baca standar yang hasilnya menunjukan tingkat terendah 1,4 atau gagal.

Skor maksimum adalah tingkat sekolah menengah. Umur : kelas 1-12 (SD kelas 1- SMA kelas 3) Catatan: diberikan secara individual dan hasilnya menunjukan kolerasi yang tinggi dengan tingkat sekolah. 2. Wide Range Achievement Test (WRAT) Fungsi: untuk mengukur prestasi pelajar dalam bidang, berhitung, mengeja, perbendaharaan kata-kata, dan pemahaman membaca. Umur: 5 tahun-dewasa Catatan: tes ini diberikan secara kelompok dan hasilnya mempunyai tingkat kolerasi dengan tingkat sekolah yang sebenarnya. 3. Peabody Individual Achievement Test Fungsi: untuk indentifikasi kata-kata, mengeja ilmu pasti membaca, dan informasi umum. Umur: 5-18 tahun c. Tes Psikomotorik 1. Brazelton Newborn Behavior Assessment Scale Fungsi: menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi Umur: nenonatus 2. Uzgiris-Hunt Ordinal Scales Fungsi: menaksir stadium sensorimotor menurut piaget Umur: 0-2 tahun 3. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale Fungsi: terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa. Umur: 4 minggu-31/2/6 tahun 4. Bayley Infant Scale of Development Fungsi: menaksir perkembangan motorik dan sosial Umur: 8 minggu- 21/2 tahun 5. Denver Developmental Screening Test (DDST), direvisi menjadi Denver II Fungsi: digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak mulai umur 1 bulan- 6 tahun Umur: 1 bulan- 6 tahun Catatan diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa 6. Yale Revised Developmental Test Fungsi: menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif dan perilaku sosial dan bahasa. Umur: 4 minggu – 6 tahun 7. Diagnostik perkembangan fungsi Munchen tahun pertama Fungsi: menaksir umur perkembangan merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi, berbicara pengertian bahasa, dan sosialisasi. Umur: 1 tahun pertama

8. Geometric Forms Test Fungsi: menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual Catatan: tes individual 9. Bender-Gestalt Visual Motor Test Fungsi: Menaksir anak yang dicurigai mempunyai masalah persepsi motorik. Dari umur 5 tahun Umur: 4-12 tahun Catatan: tes individual 10. Draw-A-Man Test Fungsi: skrining IQ yang mudah dan cepat dengan menggunakan norma Goodnough pada anak dengan umur mental minimal 3 tahun 3 bulan. Catatan; Tes individual 11. Picture-Vocabulary Subtest Stanford-Binet Test Fungsi: skrining yang mudah dan cepat pada anak umur 3 tahun dan 4 tahun tentang perbendaharaan kata dan kemampuan artikulasi. Catatan: tes individual, kemampuan bahasa mempunyai kolerasi yang erat dengan intelegensi. 12. AmmomsQuick Test Fungsi: tes yang mudah dan cepat untuk mengukur kemampuan bahasa non verbal anak. Merupakan instrumen yang sangat baik untuk mengetahui disfasia ekspresif, ketika anak hanya bisa menunjukan benda. Catatan: tes individu (belum distandarisasi) d. Tes Proyeksi 1. Symonds Picture Story Test Fungsi: respon anak dapat didagnosis dari perasaan yang mendasarinya Catatan: tes indivudial 2. The Machover Human Figure Drawing Test Fungsi: suatau teknik proyeksi, gambar manusia yang dibuat oleh anak adalah proyeksi dari dirinya. Bagian-bagian tubuh yang dihilangkan atau ditonjolkan dapat merupakan petunjuk dalam diagnostik. Catatan: tes individual 3. The Animal Choice Test Fungsi: respon anak terhadap tes ini dapat sebagai diagnostik, dari perasaan dan kehendaknya yang paling sederhana. Catatan: tes individual 4. The Three Wishes Test Fungsi: mendapat keinginan-keinginan anak yang didasari. catatan: tes individual 5. Children’s Apperception Test

Fungsi: untuk mengungkapkan perasaan anak dibawah sadar dengan menggunakan menggambar binatang yang tampak seperti situasi keluarga. Umur: 21/2 tahun-dewasa Catatan: tes individual 6. The Rorchach Test Fungsi: untuk mendapatkan perasaan anak dibawah sadar dari stimulus yang berasal dari noda tinta yang tidak berbentuk. Umur: 3-dewasa Catatan: tes individual e. Tes Perilaku Adaptif 1. Vineland Adaptive Behavior Scales Fungsi: wawancara orangtua pengasuh anak dalam hal komunikasi, kehidupan seharihari, sosial, dan untuk anak yang lebih muda ditanyakan juga perkembangan motoriknya. Umur: lahir-dewasa 2. Vineland Adaptive Behavior Scales (edisi Kelas) Fungsi; seperti diatas tapi melibatkan guru Umur: 3-13 tahun f. Tes Skrining berdasarkan tenaga yang melakukan 1. Professionally-administered Screening Test - Denver II, Batelle Developmental Inventory Screening Test - Bayley Infant Neurodevelopmental Screener (BINS) - Brigance Screens - Early Language Milestone Scale-2 (ELM Scale-2) - Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) - Kuesione Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Penjelasan; - Batelle Developmental Inventory Screening Test (Riverde Publishing Chicago) Digunakan untuk anak umur0-96bulan diperlukan waktu 30 menit, -

mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi. Bayley Infant Neurodevelopmental Screener (BINS) (Phycological Corporation San Antonio) Digunakan untuk anak umur umur 3-24 bulan perlu waktu sekitar 15

-

menit mempunyai test-retest dan inter-rater reliability yang tinggi. Brigance Screens Digunakan untuk anak umru 21-90 bulan perlu waktu 15 menit

-

mempunyai sendifitas dan spesifitas yang tinggi Early Language Milestone Scale-2 (ELM Scale-2) Digunakan dari lahir- 36 bulan (perkembangan bahasa) dan 18-48 bulan (intelligibility of speech), mempunyai sensivitas dan spesifitas yang tinggi

2. Parent-completed Questinnaires a. Developmental - Ages and Stages Questionnaire (ASQ) - Child Development Inventories (CDI) - Parent’s Evaluation of Developmental Status (PEDS) - PDQ II - Kalender tumbuh kembang balita Penjelasan: - Ages and Stages Questionnaire (ASQ) Digunakan untuk anak umur 4-60 bulan diperlukan waktu 7-15 menit terdapat 11 kelompok pertanyaan berdasarkan umur, masing-masing 30 item. -

Mempunyai sensitivitas, spesifitas, reliabilitas cukup baik Child Development Inventories (CDI) Untuk anak umur 0-72 bulan, diperlukan waktu 10-20 menit. Terdiri dari 3 inventories, masing-masing 60-75 item. Mempunyai reabilitas dan validitas

-

yang baik. PDQ II Digunakan untuk anak dari lahir- 6 tahun, terdiri dari 90 pertanyaan,

diperlukan waktu sekitar 10 menit. b. Bahavioral/emotional - Pediatric Symptom Checklist - Eyeberg Child Behavior Inventory - Family Psychosocial Screening Penjelasan: Untuk anak umur 4-16 tahun, perlu waktu 7 menit, terdiri dari 35 (PSC yang panjang) atau 17 (PSC yang pendek) pertanyaan singkat dari masalah perilaku, mempunyai sensitivitas yang tinggi, spesifitas yang cukup. Keuntungan kuisoner yang diisi oleh orang tua 2.10

Mudah diberikan Tidak memerlukan kerja sama dengan anak Terdapat berbagai contoh keterampilan anak Merupakan cara fleksibel Dapat dikirim lewat pos Dapat dilengkapi diruang tunggu Wawancara dapat dilakukan petugas diruang tunggu atau per telepon Kombinasi cara-cara tersebut diatas.

SKRINING PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN KPSP (KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN)12  Tujuan

Skrining perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui 

perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal Dilakukan rutin pada umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur tersebut, minta ibu dating kembali pada umur



skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Alat/instrumen 1. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. 2. Skrining kit atau alat bantu pemeriksa berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.



Cara menggunakan 1. Pada waktu pemeriksaan, anak harus dibawa. Tentukan umur anak. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. 2. Pilih KPSP yang sesuai dengan umur. 3. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. 4. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan



hanya ada satu jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. 5. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. Interpretasi 1. Hitunglah berapa jawaban Ya. 2. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bias atau pernah melakukannya. 3. Jawaban Tidak, bila ibi/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu. 4. Jumalah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. 5. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan. 6. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan. 7. Perinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak



halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). Intervensi Bila perkembangan anak sesuai umur, lakukan tindakan berikut : 1. Puji ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik. 2. Teruskanlah pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak. 4. Ikutkanlah anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), kelompok bermain, dan taman kanak-kanak. 5. Lakukan oemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan. Bila perkembangan anak meragukan, lakukan tindakan berikut : 1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin. 2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya. 3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya. 4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan KPSP yang sesuai dengan umur anak. 5. Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan.

Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan, lakukan tindakan berikut : 1. Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Tk. RS rujukan : Klinik Tumbuh kembang - tim dokter spesialis - nutrisionis - laboratorium - pemeriksaan penunjang

Alur Rujukan Dini 2.11

SKRINING PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II Tes Denver merupakan tes psikomotorik dan merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Denver II yang digunakan sekarang adalah revisi dari Denver Developmental Screening Test (DDST).10 

Fungsi tes Denver II adalah :10 - Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya - Menilai perkembangan abak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun - Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya perkembangan

kelainan

-

Memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan, memang benar

-

mengalami kelainan perkembangan Melakukan pemantauan perkembangan anak yang beresiko (missal anak dengan masalah perinatal) Denver II lebih ditujukan untuk skrining, dengan cara membandingkan

kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. Dalam lembar Denver II, terdapat 125 gugus tugas (kemampuan) perkembangan. Setiap tugas digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur. Pada umumnya, pada waktu dilakukan tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas saja, sesuai dengan tugas perkembangan yang terpotong garis umur, sehingga tidak memakan waktu lama, yakni hanya berkisar sekitar 15-20 menit saja. Sensitivitas denver II tinggi, tetapi terdapat keterbatasan dalam spesifisitas dan nilai prediktif.10 Dalam pelaksanaan skrining dengan denver II ini, umur anak peru ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Sedangkan umur bayi premature digunakan umur koreksi. Missal umur kronologis bayi 6 bulan, tetapi bayi tersebut lahir pada kehamilan 8 bulan (32 minggu), berarti 1 bulan (4 minggu) lahir lebih cepat, maka umur koreksi bayi tersebut adalah 5 bualn (6 bulan dikurangi 1 bulan). Koreksi umur bayi premature dilakukan sampai anak berumur 2 tahun.10 Perhitungan umur adalah sebagai berikut : Misal, Budi lahir pada tanggal 23 Mei 2010 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2012, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :10

2012 – 10 – 5 (saat tes dilakukan) 2010 – 05 – 23 (tanggal lahir budi) Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir Denver II yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor.

Denver II berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi-fungsi berikut :10 -

-

Personal sosial o Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Gerakan motorik halus o Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu serta melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

-

dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Bahasa o Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan

-

berbicara spontan. Gerakan motorik kasar o Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.



Alat yang digunakan10  Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warnamerah-kuning 

hijau-biru, permainan anak, botol kecil, kertas, dan pensil. Lembar formulir Denver II Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.



Prosedur Denver II terdiri dari 2 tahap, yaitu :10  Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 

9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang pada tahap pertama dicurigai mengalami hambatan perkembangan. Kemudian, prosedur ini dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.



Penilaian Skor yang dipakai pada Denver II :10 “P”

= pass (lulus) : bila anak melakukan tes dengan baik, atau orang tua/pengasuh

anak member laporan (tepat / dapat dipercaya) bahwa anak dapat melakukannya.

“F”

= Fail (gagal): bila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik, atau orang

tua/pengasuh member laporan bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik. “NO”

= No Opportunity (tidak ada kesempatan): bila anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda “R”. “R”

= Refusal (menolak): bila anak menolak untuk melakukan tes. Setelah semua pemeriksaan diselesaikan, dilakukan “tes perilaku” (terdapat dalam

formulir Denver II sebelah kanan bawah), untuk menolong pemeriksa secara subjektif menilai perilaku anak secara menyeluruh pada saat tes berlangsung. 

Interpretasi penilaian individual10 a. Penilaian “lebih” Bila seorang anak “lulus” pada item tugas perkembangan yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak “lebih”, karena kebanyakan anak sebayanya belum “lulus”. b. Penilaian “normal” Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” melakukan tes pada item tugas di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak dinyatakan normal. Anak tidak diharapkan “lulus” sampai umurnya lebih tua. Atau anak “lulus”, “gagal”, atau “menolak” tes pada item tugas dimana garis umur terletak diantara persentil 25 dan 75. Perkembangan anak pada tes tersebut dinyatakan normal. c. Penilaian Caution “peringatan” Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90, maka skornya adalah Caution (tulis C sebelah kanan kotak segi panjang). d. Penilaian Delayed/ keterlambatan Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tes pada item yang terletak lengkap di sebelah kiri garis umur, karena anak gagal atau menolak tes dimana 90% anakanak sudah dapat melakukannya. Keterlambatan ditandai dengan memberi warna pada bagian akhir kotak segi panjang. e. Penilaian No Opportunity/ tidak ada kesempatan Pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba, diberi skor sebagai “NO”.

Interpretasi tes Denver II10  Normal, bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat satu “caution”. 

Lakukan pemeriksaan ulang pada kontrol kesehatan berikutnya. Abnormal, bila terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F), dirujuk untuk evaluasi



diagnostik. Suspek, bila didapatkan 2 atau lebih “caution” dan atau 1 atau lebih keterlambatan (F). lakukan tes ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti



rasa takut, keadaan sakit, mengantuk atau kelelahan. Tidak dapat dites, bila menolak pada satu item atau lebih di sebelah kiri garis umur atau menolak pada lebih dari 1 item yang tembus garis umur pada daerah 75-90 %,



lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu. Pertimbangan merujuk, bila setelah tes ulang, hasil tes masih “suspek” atau “tidak dapat diuji”, perlu dipikirkan anak dirujuk ke ahli tumbuh kembang.

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pertumbuhan

(growth)

adalah

perubahan

yang

bersifat

kuantitatif,

yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi

tubuh yang lebih koompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah faktor genetic dan faktor lingkungan. Kebutuhan dasar anak meliputi kebutuhan fisik biomedis (ASUH), kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH), kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH). Tumbuh kembang normal pada anak harus dimengerti dan dipahami karena sangat diperlukan sebagai dasar untuk mengetahui adanya gangguan tumbuh kembang. Pemantauan tumbuh kembang fisik anak sangat bermanfaat, cara penilaian meliputi anamnesis, pemeriksaan antropometrik, gejala klinis, serta pemeriksaan laboratorium dan radiologic sesuai dengan keperluan. Baku antropometri yang digunakan pada KMS di Indonesia sekarang adalah Baku WHO 2005. Pemantauan dan skrining perkembangan anak sangat penting karena dengan pemantauan yang baik, dapat dilakukan deteksi dini kelainan perkembangan anak, sehingga intervensi dini dapat dilakukan dan tumbuh kembang anak dapat lebih optimal sesuai dengan kemampuan genetiknya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2. Nursalam. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. 3. Schol EL. 2012. Best Practices in Developmental Screening and Services. (online) [diakses

tanggal

15

Maret

2015].

Tersedia

dari

URL:

http://www.earlychildhoodnm.com/documents/5-05 4. Tjandrajani A. 2012. Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita. Sari Pediatri. (diunduh tanggal 20 Maret 2015). Tersedia dari URL : http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/13-6-1.pdf 5. WHO. 2012. Developmental Difficulties In Early Childhood, Prevention, Early Identification, Assessment and Intervention in Low and Middle Income Countries. (diunduh

tanggal

20

Maret

2015).

Tersedia

dari

URL:

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/9789241503549.pdf 6. WHO. 2012. Early Childhood Development and Disability. Hal 8. 7. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak [Internet]. 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. [diakses tanggal 15 Maret 2015]. Tersedia dari

URL:

http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.phpoption=com_content&view=article&id =49:s 8. Valianti YA. 2011. Pengaruh Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. 9. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur: mempublikasikan profil kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2010. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ; 2011. 10. The Royal Australasian College of Physicians. 2013. Early Intervention for Children with Developmental Disabilities. (diunduh tanggal 20 Maret 2015). Tersedia dari URL : https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CFEQFjAG&url= https%3A%2F%2Fwww.racp.edu.au%2Findex.cfm%3Fobjectid%3DB82CE326-EC09297043A6D3797816EF9C&ei=IvgzVZuXKcy7uATym4CQBA&usg=AFQjCNHYAdOlVYr H45V3jgJKdYbJjkuCCQ&sig2=smJCa6y6xKbGn1KF28w1A&bvm=bv.91071109,d.c2E

11. Kadi FA, Herry G, Eddy F. 2008. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) dan Denver II pada Anak Usia 12-24 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri. (Diunduh tanggal 15 Maret 2015). Tersedia dari URL: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-1-5.pdf 12. Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. 2-3. 13. IDAI. Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Hal. 15. 14. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. Hal.1-2

Related Documents


More Documents from "ALWAHIDA"