Referat Pengukuran Status Antropometri Anak

  • Uploaded by: Bertvi Andayani
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Pengukuran Status Antropometri Anak as PDF for free.

More details

  • Words: 2,382
  • Pages: 17
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai: “Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak”. Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperrti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala, dan lain sebagainya. Ukuran-ukuran antopometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan status gizi atau berupa indeks dengan membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB, TB/U. Tujuan dari pengukuran kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan gizi anak. Penilaian pertumbuhan pada anak sebaiknya dilakukan dengan jarak yang teratur disertai dengan pemeriksaan serta pengamatan fisik. Pengukuran berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan secara umum atau menyeluruh. Sedangkan tinggi badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan linier.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti tubuh dan methros yang berarti ukuran. Secara sempit, antropometri dapat didefinisikan sebagai ukuran dari tubuh. Dilihat dari sudut pandang ilmu gizi, antropometri didefinisikan sebagai pengukuran dimensi tubuh (tulang, otot dan jaringan adiposa) dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.1 Contoh dari dimensi tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tebal lemak di bawah kulit, dan rentang tangan. B. Kegunaan Antropometri Antropometri memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang ilmu gizi, ilmu forensik, dan ilmu desain. Antropometri dapat digunakan untuk individu tertentu maupun untuk kepentingan suatu populasi. Antropometri terutama digunakan untuk menentukan kebutuhan gizi atau menentukan intervensi yang tepat bagi seseorang pada tingkat individu. Penilaian status gizi secara individual juga dilakukan untuk mengetahui respon suatu intervensi. Pengukuran ini juga dapat dijadikan dasar untuk menghentikan suatu intervensi apabila intervensi ini dinilai gagal. Pengukuran antropometri paling baik apabila dilakukan pada suatu periode waktu tertentu, bukan hanya pada suatu waktu tertentu.2, Antropometri juga dapat digunakan untuk menentukan intervensi dan respon terhadap intervensi pada tingkat populasi. Penentuan intervensi ini tentu saja tidak seakurat pada tingkat individu dan pada kenyataannya pengukuran antropometri pada tingkat populasi jarang dilakukan untuk maksud ini, namun hal ini dapat dilakukan pada keadaan-keadaan khusus, seperti pada suatu populasi yang sedang mengalami krisis pangan. Kegunaan lainnya dari antropometri pada tingkat populasi adalah untuk penentuan kebijakan nasional dan perencanaan program.3

2

C. Keuunggulan dan Kelemahan Antropometri pengukuran status gizi melalui antropometri mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari antropometri yaitu :1,3 1. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang besar 2. Tidak perlu dilakukan oleh tenaga ahli. Cukup dilakukan oleh seseorang yang sudah menjalani pelatihan mengenai pengukuran antropometri 3. Alat yang diperlukan murah, mudah dibawa, tahan lama, dan mudah di dapat. Hanya alat tertentu seperti skin fold caliper yang susah didapat karena penggunaannya yang spesifik sehingga ketersediaannya terbatas 4. Dapat menggambarkan riwayat gizi di masa lalu 5. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu 6. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti seperti umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk. 7. Alat ukut yang non-invasive (tidak membuat trauma bagi orang yang diukur) Kelemahan antropometri yaitu : 1. Tidak sensitif, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam kurun waktu singkat 2. Tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu 3. Faktor di luar gizi seperti penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi dapat menurunkan sensitifitas dan spesifisitas. D. Parameter Antropometri Parameter dalam antropometri adalah ukuran tunggal yang diukur untuk mendapatkan data antropometri. Parameter ini misalnya, umur, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lain-lain. Parameter yang sudah diukur dalam pengukuran antropometri ini kemudian diolah dan dikombinasikan dengan parameter lain sehingga menghasilkan indeks antropometri. Indeks antropometri misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan masih banyak lagi. Indeks antropometri inilah yang kemudian akan dicocokkan dengan standar yang ada dan memiliki makna secara klinis.4,5 a) Umur Umur merupakan parameter yang penting dalam antropometri.Tanpa adanya parameter ini, maka parameter berat badan dan tinggi badan menjadi tidak berarti. Banyak orang tua di pedesaan yang tidak mengingat tanggal kelahiran

3

anaknya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini, antara lain:3 1. Meminta surat kelahiran , kartu keluarga, catatan lain yang dibuat oleh orang tua, apabila tidak ada coba minta catatan pada pamong desa 2. Jika tetep tidak diketahui , coba tanyakan waktu kelahiran anak dengan patokan kejadian-kejadian penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain. 3. Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat atau tetangga yang sudah diketahui umurnya (beberapa bulan lebih muda atau lebih tua) b) Tinggi badan Tinggi badan adalah jarak dari puncak kepala hingga telapak kaki. Parameter ini merupakan parameter yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal dan tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada waktu yang singkat. Panjang badan diukur dengan infantometer length board untuk anak usia 0-2 tahun, dan untuk anak diatas 2 tahun menggunankan stadiometer.4,5

Gambar

1. Pengukuran tinggi badan

dengan stadiometer dan

infantometer

c) Berat badan Berat badan mencerminkan keadaan nutrisi sekarang dan dapat menjadi indikator yang sensitif terhadap malnutrisi. Pengukuran berat badan paling baik dilakukan dengan alat beam balance scale untuk usia 0-2 tahun. Adanya penyakit yang dapat mempengaruhi berat badan seperti ascites, edema, dan

4

splenomegali perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kesalahan pada interpretasi data.2,3

Gambar 2. Timbangan badan dan balance

beam scale

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:1,4 a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. c. Umum dan luas dipakai di Indonesia. d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur. e. Digunakan dalam KMS. f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur d) Lingkar lengan atas Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh, dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.6 Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan: a. Status KEP (Kekurangan Energi Protein) pada balita b. KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil: risiko bayi BBLR Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik. Ambang batas (Cut of Points): 5

a. LLA WUS (Wanita Usia Subur) dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm c. Balita dengan KEP <12.5 cm Kelemahan menggunakan LLA:7 a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB. c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.

e) Lingkar kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak. Secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala

atau

peningkatan

ukuran

kepala.

Contoh:

hidrosefalus

dan

mikrosefalus.1,5 Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar

kepala

tidak

menggambarkan

keadaan

kesehatan

dan

gizi.

Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.4,7 f) Jaringan lunak Otot dan lemak

merupakan

jaringan

lunak yang

bervariasi.

Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):5 a. Ultrasonik 6

b. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting) c. Teknik Isotop Dilution d. Metoda Radiological e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC) f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skin-fold calipers) Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan: Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm 2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:1 a. Pengukuran triceps b. Pengukuran bisep c. Pengukuran suprailiak d. Pengukuran subscapular E. Indeks Antropometri Indeks antropometri

merupakan

gabungan

dari

beberapa

parameter

antropometri. Indeks antropometri yang paling sering digunakan adalah BB/U, TB/U, dan BB/TB. Tetapi, LLA/U, lingkar kepal/umur dan IMT/U juga sering digunakan pada keadaan tertentu. a) Berat badan terhadap Umur (BB/U) Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Kelebihan BB/U adalah lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis. Kelemahannya adalah dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema, sering terjadi kesalahan pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan.5

7

Gambar 3. Kurva WHO untuk BB/U anak laki-laki < 5 tahun

Gambar 4. Kurva WHO untuk BB/U anak perempuan usia <5 tahun

8

Gambar 5. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak laki-laki usia 2-20 tahun

Gambar 6. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak perempuan usia 2- 20 tahun

9

b) Tinggi badan terhadap Umur (TB/U) Tinggi

badan

merupakan

antropometri

yang

menggambarkan

keadaan

pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Beaton dan Bengoa menyatakan bahwa TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi.2

Gambar 7. Kurva WHO untuk TB/U pada anak perempuan usia 0-5 tahun

10

Gambar 8. Kurva WHO untuk TB/U pada anak laki-laki usia 0-5 tahun c) Berat badan terhadap Tinggi badan (BB/TB) Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi sekarang dan merupakan indeks yang independen terhadap umur. Anak yang memiliki berat badan dan tinggi badan normal pada usia remaja, menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangannya seimbang.2,3

Gambar 9. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak laki-laki usia 0-2 tahun

11

Gambar 10. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak perempuan usia 0-2 tahun d) Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh terhadap Umur (IMT/U) Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja diatas usia 2 tahun. Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB), selanjutnya dihitung menggunakan rumus: 2,3

BMI mempunyai keunggulan utama yaitu dapat menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam penelitian populasi berskala besar. Kelemahan yang terjadi adalah dalam menentukan obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Kelebihan lemak badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak. Misalnya pada olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi, sehingga BMI-nya tinggi dan bukan berarti obesitas.3 Cara menentukan BMI for Age adalah dengan menentukan terlebih dahulu nilai BMI anak dengan rumus BMI. Setelah nilai BMI diperoleh, bandingkan nilai BMI hasil perhitungan pada diagram BMI for age WHO sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak. Penentuan kriteria anak disesuaikan dengan memperhatikan nilai Z score pada diagram WHO. Z score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan. 3,7

12

Gambar 11. Kurva WHO pada IMT/U anak laki-laki usia 0-2 tahun Gambar 12. Kurva WHO pada IMT/U anak perempuan usia 0-2 tahun Digunakan penghitungan persentil atau standar deviasi unit untuk interpretasi, kemudian dicocokkan dengan ambang batas yang sudah ditentukan. Standar deviasi atau disebut juga Z-skor dihitung dengan rumus berikut:3

Tabel 1. Kategori Status gizi berdasarkan Z-Score WHO pada anak umur 0-60 bulan

Tabel 2. Interpretasi antropometri menurut CDC dan WHO KRITERIA Gizi buruk Gizi kurang Gizi normal

CDC BB/TB <70% BB/TB 70-90% BB/TB ≥90120%

Risiko gizi lebih Gizi lebih

BMI ≥ p85

WHO BB/TB <-3 SD BB/TB <-2SD BB/TB -2SD s/d +1SD BB/TB atau BMI >+1 SD BB/TB atau BMI >+2 s/d +3SD

LLA / U <70% 70-89%

TLK

90-100%

110-120% 13

Obesitas Superobesitas Perawakan pendek

BB/TB >120% atau >p90 BMI ≥p95 BB/TB >140% TB/U
BB/TB atau BMI >+3SD

>120%

>p85

e) Lingkar lengan atas menurut Usia (LLA/U)

Gambar 13. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak laki-laki usia 3 bulan – 5 tahun

14

Gambar 14. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak perempuan usia 3 bulan – 5 tahun

f) Lingkar kepala menurut Usia

Gambar 15. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak laki-laki usia 0-5 tahun

Gambar 16. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak perempuan usia 0-5 tahun g) Lipatan kulit subskapular menurut Usia

15

h) Gambar 17. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada anak laki-laki usia 3 bulan – 5 tahun

Gambar 18. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada anak perempuan usia 3 bulan – 5 tahun

KESIMPULAN Pengukuran status antropometri pada anak menggunakan parameter BB menurut usia, TB/PB menurut usia, BB menurut TB, IMT menurut usia, LLA menurut usia, ataupun lingkar kepala menurut usia. Pemantauan pertumbuhan anak dapat menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO (World Health Organization) tahun 2006 untuk anak yang berusia 0-5 tahun, dan menggunanak kurva pertumbuhan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) tahun 2000 untuk anak yang berusia diatas 5 tahun. Berdasarkan dari kurva tersebut nantinya dapat diketahui tentang status gizi dan pertumbuhan anak waktu sekarang maupun masa lampau.

16

DAFTAR PUSTAKA 1. Cape town metropole paediatric interest group. Anthropometry guidline . paediatrics. 2009. p.4 2. Anthropometry

.

2016.

[cited

on

April

13th,

2017].

Available

at:

https://www.cdc.gov/niosh/topics/anthropometry/default.html 3. Kurva pertumbuhan WHO. 2015. [cited on April 13 th, 2017]. Available at : http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who 4. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Kemenkes RI direktoral jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak. Jakarta:2011.hal 4 5. Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak, 3 rd ed. Jakarta: sagung seto;2014 6. Pambudi IM dan Sekartini R. Tumbuh kembang. In: Tanto C, Liwang S, Hanifati S, dan Pradipta EA. Essential of medicine, 1st ed. Jakarta: media aesculapius;2014.hal 133-53 7. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, dan Arvin AM. Penilaian pertumbuhan. Nelson ilmu kesehatan anak, 15th ed. Vol 1. Jakarta:EGC;2014,hal79-83

17

Related Documents


More Documents from "ichahanis"