Sop Prosedur Loto

  • Uploaded by: Irwan Muchsin
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop Prosedur Loto as PDF for free.

More details

  • Words: 1,488
  • Pages: 6
Loading documents preview...
PT. Parama Murti – Site Obi STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) NO:022/SFT/PM/III/2013

PROSEDUR LOTO ( Pengembokan dan Pelabelan )

Dibuat Oleh,

Dibuat 16 Maret 2013 Tgl. Revisi No. Revisi Tgl. Di Setujui Oleh

Yoyok Tricahyo Laksono Safety Officer

I.

Steve A Tasik Site Manager

TUJUAN Prosedur ini menetapkan persyaratan minimum bagi pelaksanaan lockout (penggembokan) atau tagout (pemasangan danger tag, atau label peringatan bahaya) pada alat pengisolasi energi. Prosedur ini untuk memastikan bahwa mesin atau peralatan sudah digembok atau diberi label (danger tag) sebelum karyawan melakukan kegiatan pemeriksaan, perbaikan atau di mana pengaliran arus, penyalaan atau pelepasan simpanan energi yang di luar kehendak dapat menyebabkan cedera Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh pelepasan energi yang besarnya berlebihan tanpa rencana dan di luar kehendak. Energi tersebut dapat berupa energi mekanis, elektris, kimiawi atau termal. Tiap pekerjaan yang terdapat sumber energi tersebut harus diberi perhatian khusus untuk memastikan tidak ada energi yang terlepas tanpa rencana dan di luar kehendak.

II. RUANG LINGKUP

Page 1

Prosedur ini diterapkan di semua area proyek PT. Parama Murti yang diberlakukan pada instalasi, , perbaikan mesin/alat dan semua peralatan lain yang memiliki simpanan energi, misal saluran udara mampat, gas, uap, air atau hidrolis, listrik, pegas, bagian mesin yang dinaikkan (elevated) dan lain sebagainya

III. Prosedur A. Umum 1. Lockout (Penggembokan) adalah metoda paling tepat untuk mengisolasi alat listrik, mesin, atau peralatan dari sumber energi yang dapat menyalurkan arus tanpa sengaja sehingga mencederai karyawan. Tag out/danger tag (pelabelan) hanya digunakan apabila metoda lockout tidak dapat dilakukan pada alat atau sumber energy 2. Prosedur lockout/tagout hanya boleh dilaksanakan oleh orang yang sudah terlatih secara memadai. 3. Sebelum bekerja pada peralatan yang digerakkan dengan tenaga listrik atau sirkuit tenaga listrik, aliran daya pada peralatan atau sirkuit tersebut harus diputuskan lebih dulu. Saklar harus digembok, atau tindakan pengamanan lain yang sesuai lain harus dilakukan, untuk mencegah aliran arus pada peralatan atau sirkuit tanpa sepengetahuan orang yang bekerja pada peralatan dan sirkuit tersebut. Danger tag harus dipasang pada saklar power dan ditandatangani oleh orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Gembok dan alat pencegahan yang lain hanya boleh dilepaskan oleh orang yang memasangnya atau oleh personel yang berwewenang. 4. Tag atau danger tag harus dipasang pada sumber daya, valve (katup), handel pengendali, sambungan atau alat pengisolasi Energi semua peralatan yang akan dimatikan untuk tujuan pemeriksaan,

atau perbaikan.

Danger tag tersebut

harus mencantumkan: a. Nama orang yang memasang tag. b. Tanggal dan jam pemasangan tag. c. Alasan pemasangan tag pada peralatan, valve dsb. d. Semua catatan pada tag harus dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Page 2

Danger tag boleh digunakan sebagai pengganti gembok perorangan pada peralatan yang tidak beraliran listrik atau pada peralatan listrik yang dimatikan dengan cara pengambilan sekering atau pelepasan kabel. 5. Pengawasy lockouts (penggembokan oleh pengawas) dapat digunakan bila pemasangan gembok dan tag perorangan pada safety lockout oleh setiap individu tak dapat dilakukan. Pada Pengawasy lockout, pengawas memasang gembok dan danger tag serta bertanggung jawab. Prosedur ini harus dilaksanakan

dengan PENUH KEHATI-HATIAN

dan hanya bila mutlak

dibutuhkan. 6. Bila pekerjaan perbaikan tidak terselesaikan hingga akhir shift, pengawas harus menyuruh anak buahnya melepaskan gembok setelah ia memasang Pengawasy lock pada clip (jepit) lockout-nya.

Sebagai bagian pre-shift meeting dengan

pengawas shift berikutnya, dia memberikan kunci yang sesuai dengan Pengawasy lock kepada pengawas shift berikutnya (personel in charge) yang ditunjuk.

Pengawas shift yang baru (personel in charge yang ditunjuk

selanjutnya bertanggung jawab untuk mengikuti prosedur lockout/tagout selama kelanjutan pekerjaan perbaikan dalam shiftnya. 7. Tiap lock dan danger tag hanya boleh dilepaskan oleh orang atau karyawan yang menanda-tangani dan memasangnya.

Bila karyawan tersebut meninggalkan

pekerjaannya tanpa membuka lock dan danger tag-nya, dia harus dihubungi agar membuka lock dan tag tersebut.

Bila langkah ini tidak dapat dilaksanakan,

Pengawas harus melakukan pemeriksaan seksama untuk meyakinkan bahwa tidak ada seorang pun yang bekerja pada peralatan tersebut, dan bahwa peralatan tersebut sudah aman untuk dinyalakan. 8. Pengawas, SO dan Project Officer

bertanggung jawab atas pelaksanaan

prosedur. Tanggung jawab itu dapat dilakukan melalui inspeksi berkala untuk mengetahui apakah lock dan tag sudah digunakan secara benar.

B. Urutan Prosedur Lockout atau Tagout.

Page 3

1. Pemberlakuan prosedur lockout atau tagout dan alasannya harus diberitahukan kepada semua karyawan yang bekerja di kawasan yang tercakup dalam prosedur lockout atau tagout tersebut 2. Pengawas yang mempersiapkan pelaksanaan lockout/tagout harus mengetahui jenis dan besarnya energi yang disimpan oleh mesin, pesawat atau peralatan dan harus memahami bahayanya. 3. Apabila mesin, pesawat atau peralatan sedang bekerja, matikan mesin atau peralatan tersebut menurut prosedur penghentian normal (tekan tombol stop, buka toggle switch dan tutup valve, dsb.) 4. Setelah mengisolasi sekering sumber energi, dan setelah melakukan identiflkasi dengan baik, lakukan lockout and tagout pada sumber energi tersebut, lalu jalankan saklar, valve, atau pengisolasi energi yang lain agar peralatan tersebut terisolasi dari sumber energi yang potensial.

Simpanan energi seperti pada

pegas, bagian mesin yang dinaikkan, flywheel (roda-gaya) yang berputar, sistem hidrolik atau sistem lain yang bekerja dengan tekanan, harus dihilangkan atau diredam dengan metoda-metoda pemindahan, pengganjalan, pengosongan (bleeding down), pendinginan, atau pengistirahatan. 5. Pastikan lockout dan tagout pada alat pengisolasi Energi sudah dilaksanakan dan pastikan bahwa orang yang ditugasi sudah memasang lock atau danger tag secara benar. 6. Setelah yakin tidak ada karyawan yang terbuka terhadap bahaya dan pemutusan sumber Energinya diuji, operasikan tombol atau pesawat pengendali operasi normal lainnya untuk memastikan bahwa peralatan tidak akan beroperasi. Setelah pengujian, lalu kembalikan tombol atau pengendali operasi ke posisi "netral" atau “off” setelah pengetesan. C. Tehnik Pelaksanaan Lockout/Tagout 1. Alat-alat listrik - Semua alat listrik atau alat-alat yang dikendalikan dengan listrik dan berkemampuan untuk menyimpan atau melepaskan energi di suatu daerah serta membutuhkan , pemeriksaan, pelayanan dan perbaikan harus diisolasi denganmemindahkan handel pengendali ke posisi "off' dan, setelah itu, digembok. Dalam situasi belum ada kepastian apakah suatu alat masih dialiri arus atau masih dapat dialiri arus, kabel daya yang menggerakkan alat tersebut Page 4

harus dilepaskan dan diperiksa kembali secara visual, bila masih memungkinkan. Bila sebuah mesin atau peralatan yang dikendalikan atau digerakkan oleh tenaga listrik diputuskan aliran arusnya dengan mematikan saklar, lakukan tindakan pencegahan untuk menjamin bahwa alat tersebut sudah tidak aktif lagi sebelum lockout atau tagout dilakukan.

Jika mesin atau peralatan dilengkapi sarana

penyalaan sekunder (misalnya, float control, time delays, remote stop/start, dsb), pastikan bahwa kabel daya utama yang menggerakkan mesin tersebut sudah dilepaskan. Sisi pemuatan (load side) atau kabel pengisian (feed cable) pada semua pesawat dan alat listrik yang tidak memiliki kendala penggembokan harus dilepaskan; dan weather head, breaker panel (panel pemutus arus) atau titik sambungan pesawat, peralatan, atau mesin harus diisolasi. 2. Pada valve (katup) non-locking (tidak mengunci) yang dilengkapi handel, handel valve harus dilepaskan dan diikat dengan tali pada badan valve atau daerah terdekat.

Perangkat keras handel tersebut (baut, mur, dsb.) harus dipasang

kembali pada valve agar tidak hilang. Danger tag harus dipasang di tempat yang mudah dilihat (lebih baik di tangkai valve; pemasangan harus baik agar tag tidak jatuh) dan diperkuat dengan satu atau dua lilitan warning tape (pita peringatan) pada badan valve yang berdekatan dengan tangkai valve. 3. Pada valve locking (mengunci) yang dilengkapi handel - Lock harus dipasang oleh Pengawas atau operator. Handel valve harus dilepaskan bila bukan merupakan bagian integral alat penggembokan (ikuti prosedur pengamanan handel seperti yang diuraikan di atas) dan tag harus dipasang di tempat yang mudah terlihat (sebaiknya pada tangkai valve tapi boleh dipasang di tempat di mana tag tidak mudah lepas). Pasanglah satu atau dua lilit warning tape di sekitar badan valve yang dekat dengan tangkai valve. 4. Valve tanpa bandel - Tangkai valve harus dipasangi non-rotating tagable cog yang dapat memadkan gerak valve. Danger tag bisa dipasang kemudian (sebaiknya pada tangkai valve, tapi boleh dipasang di tempat di mana tag tidak mudah lepas). Pasanglah satu atau dua lilit warning tape di sekitar badan valve yang berdekatan dengan tangkai valve. 5. Valve yang digerakkan tenaga hidrolik - Isolasilah valve, dan apabila mungkin, gunakan valve manual yang berdekatan, kemudian amankan valve manual tersebut dengan mengikuti prosedur seperti di atas. Apabila hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, sumber tenaga hidrolik harus diisolasi dengan metoda yang Page 5

sesuai untuk alat-alat listrik, dengan pengamanan handel valve atau melepaskan saluran hidroliknya (pastikan cairan hidrolik telah dilepaskan secara benar sebelum sambungan hidrolik dilepaskan atau diputuskan).

Handel harus

dilepaskan, diamankan, dan tag dipasang pada semua valve pengendali dan pompa manual.

Gunakan prosedur pengamanan handel dan pemasangan

warning tape. Pemasangan danger tag dan/atau penggembokan berikut warning tape harus dilakukan seperti pada prosedur sebelumnya.

Danger tag harus

terletak pada valve dan sumber pengendali. 6. Valve yang digerakkan oleh tenaga pneumatic - Isolasilah valve, bila munglcin gunakan valve manual yang berdekatan, dan amankan valve manual menurut prosedur di atas.

Jika hal tersebut tak dapat dilakukan, sumber tenaga

pneumatic valve harus diisolasi dengan metoda yang sesuai untuk alat-alat listrik, dengan

penghambatan

(blocking) atau

bleeding

(pengosongan) saluran

pemasokan udara agar sistem terisolasi. Pelat kerai (blind plate) harus dipasang pada sisi yang terbuka berikut valve pengosongan yang prosedur sebelumnya. Danger tag, harus terletak pada valve dan sumber pengendali.sesuai. Pemasangan danger tag dan/atau penggembokan berikut pemasangan warning tape harus dilakukan seperti pada

Page 6

Related Documents

Sop Prosedur Loto
January 2021 2
Loto
January 2021 3
Teks Prosedur
March 2021 0
Prosedur Ssc
February 2021 1
Brosura Loto 6-49
January 2021 2
Prosedur Audit
January 2021 1

More Documents from "Helmy Septian Ardhiansyah"

Sop Prosedur Loto
January 2021 2
Askep Hipermetropi.doc
February 2021 0
Crm.pdf
January 2021 5
Press Tool Master File
February 2021 1