Sp Pasien Gangguan Citra Tubuh

  • Uploaded by: Hendrye Edy Arjhuna
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sp Pasien Gangguan Citra Tubuh as PDF for free.

More details

  • Words: 1,571
  • Pages: 10
Loading documents preview...
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN GANGGUAN CITRA TUBUH

Sp 1 Tindakan 1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami gangguan. 2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh. 3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik. 4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.1 Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.

Orientasi Perawat

: “Assalamualaikum…” “Selamat pagi bapak/ibu…”(senyum).

Pasien

: “Wa’alaikumsalam” “Selamat pagi “

Perawat

: “Perkenalkan nama saya……, saya paling senang dipanggil…, saya perawat yang akan merawat bapak/ibu.” “Nama bapak/ibu siapa?...”

Pasien

: “. . . . . .”

Perawat

: “Senangnya dipanggil siapa bapak/ibu…?”

Pasien

: “. . . . . .”

Perawat

: “Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini…?”

Pasien

: “Alhamdulillah baik…”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu, apa keluhan yang bapak/ibu rasakan hari ini?”

Pasien

: ”Saya merasa malu dengan diriku sendiri, karena saya bingung bagaimana cara merawat dan membesarkan anak-anakku sedang suami/istri ku pun meninggal dan dengan dangan aku yang cacat seperti ini.”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang bapak/ibu rasakan selama ini?” “Bapak/ibu maunya dimana…?”

Pasien

: “Disini saja pak/bu…?!

Perawat

: “Berapa lama bapak/ibu..??

Pasien

: “. . . . . “(Diam)

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah…?”

Pasien

: “(Mengangguk). Ya …”

Kerja Perawat

: “Baiklah bapak/ibu…., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana perasaan bapak/ibu, setelah ibu mengalami bencana ini dan kehilangan tangan kiri bapak/ibu…?”

Pasien

: “Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan yang saya alami ini, terlebih lagi tangan saya tidak dapat saya gunakan seperti biasanya.”

Perawat

: “Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus asa bapak/ibu muncul…?”

Pasien

: “Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidak dapat membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya dan mengingat kejadian itu. (Bencana yang telah menhilangkan tangannya ).”

Perawat

: “Maaf bapak/ibu sebelumnya…sekarang bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang berfungsi dan dapat bapak/ibu gunakan dengan baik.” “Apa yang dapat bapak/ibu lakukan atau yang ingin bapak/ibu lakukan hanya dengan satu tangan bapak/ibu miliki sekarang?”

Pasien

: “Jujur pak/bu, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya meskipun sekarang saya hanya memiliki satu tangan saja.”

Perawat

:”Baiklah begini bapak/ibu , bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang berfungsi dan satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi. Tapi, tangan sebelah kanan bapak/ibu kan masih bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan kaki bapak/ibu juga dapat difungsikan dengan baik.”

Pasien

: “Ya pak/bu…. Terkadang saya mencoba untuk melatih tangan saya dan melakukan kegiatan dengan tangan kanan saya, tapi tetap saja saya merasa bahwa saya memang tidak berguna lagi di dunia ini.”

Perawat

: “Saya mengerti bapak/ibu…. Tapi setidaknya bapak/ibu sudah berusaha untuk melatihnya sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap beraktivitas meskipun dengan menggunakan tangan bapak/ibu yang masih dapat digunakan dengan baik yaitu sebelah kanan.”

Pasien

: “ (Mengangguk). Ya…”

Perawat

: “Bapak/ibu… dulu sebelum mengalami bencana ini dan kehilangan tangan bapak/ibu. Apa saja kegiatan atau aktivitas yang bapak/ibu sering lakukan di rumah?”

Pasien

: “Dulu saya kan guru, paling sebelum berangkat mengajar saya siapkan ankaanak sarapan dan bersih-berih rumah juga…..”

Perawat

: “Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut bapak/ibu….?”

Pasien

: “Ya pak/bu…”

Perawat

: “Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan bapak/ibu agar dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan. Tapi sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan aktivitas yang ringan-ringan.

Pasien

: “Ya pak/bu

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu, coba sekarang bapak/ibu mencoba untuk mengangkat tangan sebelah kanan pelan-pelan dan mencoba menggenggam dengan sekuatkuatnya. (Sebelumnya sediakan benda yang dapat digunakan seperti sapu dll). (contohkan kepada pasien). “sekarang bapak/ibu bisa mencobanya sendiri ya…”

Pasien

: “(Berlatih sendiri dan diawasi)”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali…..” “Sekarang kita akan mencoba dengan menggunakan sapu langsung bapak/ibu ya… Nah ini tangan bapak/ibu pegang sapunya dan ayunkan perlahan, anggap saja ibu sedang menyapu beneran (sambil mencontohkan). Nah, sekarang giliran bapak/ibu mencobanya ya,,? Tapi sambil beriri bapak/ibu ya…?!”

Pasien

: “Ya…..(mencoba sendiri yang diajarkan perawat)?!?!”

Perawat

: “Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.” (tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku Rencana tindakan pasien).”

Terminasi Perawat

: “Bapak/ibu… Bagaimana perasaan bapk/ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan hari ini…?”

Pasien

: “Alhamdulillah… saya merasa lebih baik dan lega rasanya pak/bu…”

Perawat

: “Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan hari ini?”

Pasien

: “Tadi pak/ibu bilang kalau saya masih bisa menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas dan melatihnya untuk melakuakan kegiatan seperti menyapu…”

Perawat

: “Baik sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya…? (senyum)”

Pasien

: “Ya….(mengangguk dan senyum)”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat melatihnya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah.”

Pasien

: “Ya pak/bu… akan saya coba…”

Perawat

: “Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapa cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.” “Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?”

Pasien

: “Ya….”

Perawat

: “Bapak/ibu maunya jam berapa?”

Pasien

: “Jam 10 pagi saja pak/ibu.”

Perawat

: “Ya bapak/ibu… Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10 pagi ke rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu dan terima kasih untuk waktunya bapak/ibu ya…??” “Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya…(senyum dan pegang pundak pasien).”

Pasien

: “Kalau begitu saya pamit…” “Assalamualaikum…”

Perawat

: “wa’alaikumsalam”

Sp II Tindakan 1. Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya. 2. Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh. 3. Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan. 4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.2 Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh dan merencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.

Orientasi Perawat

: ”Assalamualaikum…” “Selamat pagi bapak/ibu…” (senyum)

Pasien

: “Wa’alaikumsalam…”

Perawat

: “Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu…”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah bapak/ibu lakukan …?”

Pasien

: “Sudah saya coba…, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali. Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya sangat sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang masih membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.”

Perawat

: “Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincangbincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang lain.” “Apa bapak/ibu bersedia…?”

Pasien

: “Ya pak/ibu…”

Perawat

: “Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya….. dan waktunya 20 menit bapak/ibu ya…??” : “Ya ….” (Mengangguk).

Pasien

Kerja Perawat

: “Bagaiamana persaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik?”

Pasien

: “Alhamdulillah sudah agak membaik, tapi ada yang masih membebani di pikiran saya…?”

Perawat

: “ Kira-kira Apa itu bapak/ibu…?”

Pasien

: “Saya masih merasa kurang leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan satu tangan. Apa lagi ketika saya mengangkat barang-barang yang begitu banyak.”

Perawat

: “Seperti itu ya bapak/ibu. Begini bapak/ibu misalnya ketika bapak/ibu ingin mengangkat barang-barang yang begitu banyak bapak/ibu dapat meminta bantuan dengan orang di sekitar untuk menaikkannya ke atas kepala bapak/ibu dan bisa menggunakan tangan kanan ibu yang masih berfungsi untuk menjaga agar barang yang di atas kepala bpak/ibu tidak terjatuh. Nanti ketika bapak/ibu ingin menurunkannya dapat diletakkan di tempat yang sedikit lebih tinggi atau bapak/ibu sedikit menjongkok atau meminta bantuan untuk menurunkan barang yang bapak/ibu bawa.”

“Bagaiamana apa ibu paham dengan penjelasan saya atau bagaimana kalau kita mencoba untuk mempraktekkannya?” Pasien

: “Ya….pak/bu?!?!” ( Pasien dan perawat berlatih bersama…)

Perawat

: “Bagus sekali bapak/ibu…, sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukannnya. Cara ini bisa bapak/ibu gunakan ketika bapak/ibu akan membawaq barang yang banyak dan sebagainya.”

Pasien

: “Ya…..pak/bu?!?!”

Perawat

: “Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu lakukan kedepannya…?”

Pasien

: “Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugas sebagaimana kepala/ibu rumah tangga.

Perawat

: “Wah, lumayan banyak kegiatan-kegiatan bapak/ibu bisa dilakukan setiap harinya…, mulai dari sekarang bapak/ibu dapat melakukan semua kegiatan yang bapak/ibu sebutkan tadi. Tapi jika bapak/ibu merasa lelah atau tidak mampu untuk melakukannya bapak/ibu dapat meminta bantuan keluarga atau tetangga. Mungkiun ada kegiatan lain yang ingin bapak/ibu lakukan kedepannya selain kegiatan-kegiatan yang bapak/ibu sebutkan tadi…?”

Pasien

: “Ya pak/bu…, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal seperti orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di took pak/bu…?”

Perawat

: “Alhamdulillah… rencana yang bagus sekali bapak/ibu (senyum). Jika keinginannya seperti itu saya do’akan agar selalu lancer kegiatannya.. amiiin..”

Pasien

: “Amiiin pak/bu.”

Terminasi Perawat

: “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba untuk melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti biasanya?”

Pasien

: “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin mencoba dan melakukan kegiatan itu”

Perawat

: “Bagus sekali . baiklah bapak/ibu… tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan sedikit yang kita diskusikan tadi?”

Pasien

: “Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang masih berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan meletakkan barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal seperti biasanya…”

Perawat

: “ Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami dengan baik apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri dan terima kasih untuk waktunya dan saya do’akan agar bapak/ibu selalu sehat untuk melakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya” “Jangan lupa tetap berlatih yah”

Pasien

: “Amiiinn, terima kasih pak/bu yah…”(senyum)

Perawat

: “ Kalau begitu saya pamit pak/bu yah…” “Assalamualaikum…”

Pasien

: “Wa’alaikumsalam….”

Related Documents


More Documents from "Abdul Gafur"