Strategi Komunikasi Terapeutik Dengan Klien Rewel

  • Uploaded by: Febryani Mahadjani
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Strategi Komunikasi Terapeutik Dengan Klien Rewel as PDF for free.

More details

  • Words: 766
  • Pages: 5
Loading documents preview...
Tugas : Strategi Komunikasi Terapeutik Dosen : Ns. Edy Supardi, S.Kep., M.Kep KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN 2 (STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN REWEL DENGAN HIPERTERMIA)

OLEH KELOMPOK F Faradillah Humairah (NH0117035) Farila (NH0117036) Fauzia Intan (NH0117037) Febrianty (NH0117038) Febriyensi Paembonan (NH0117039) Febryani Mahadjani (NH0117040) Feiby Bidiastuti (NH0117041) Fenska M. Siahaya (NH0117042) PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2019

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN REWEL DENGAN HIPERTERMIA A. Pemeran Perawat 1 : Febryani Mahadjani (NH0117040) Perawat 2 : Farila (NH0117036) Pasien

: Fauzia Intan (NH0117037)

Ibu Pasien : Fenska M. Siahaya (NH0117042) Keluarga Pasien: Faradillah Humairah (NH0117035),Febrianty (NH0117038), Febriyensi Paembonan (NH0117039), Feiby Bidiastuti (NH0117041) B. Kondisi Pasien An. R berusia 6 tahun merupakan seorang siswa TK Makassar. An. R di bawa ibu dan keluarganya datang ke RSUP Wahidin kemarin malam dengan keluhan demam, sakit kepala, dan rewel terus menerus. Ibu klien mengatakan anaknya suka jajan sembarangan. Ia juga mengatakan sejak kemarin malam anaknya sakit kepala. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat diperoleh pasien tampak pucat, demam dengan suhu 38.30c, serta tubuh tampak lemah. C. Diagnosa Keperawatan Hipetermia berhubungan dengan trauma/penyakit D. Tujuan Pemberian kompres hangat bertujuan untuk menurunkan demam agar klien tidak rewel. E. Rencana Keperawatan Setelah diberikan tindakan tindakan keperawatan selama 3x15 menit diharapkan klien tidak rewel lagi.

F. SP Komunikasi Strategi pelaksanaan komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. 1) Fase Orientasi a. Salam Teraupetik Perawat

: “Selamat pagi”

Ibu Pasien

: “Selamat pagi”

Perawat

: Perkenalkan kami perawat yang bertugas pada

pagi hari ini, saya Ns. Febryani dan saya Ns. Farila b. Validasi Data Perawat 1

: “Apa benar ini dengan adik Fauzia ?”

Ibu Pasien

: “Iya sus”

Perawat 2

: “Halo adik, bagaimana kondisi adik Fauzia saat

ini?” Keluarga Pasien : “Masih sering rewel sus” Perawat 1

: “Apakah anaknya masih demam?”

Ibu

: “Masih sus, demamnya belum juga turun”

c. Kontrak Topik Perawat 2

: “Baiklah karena adek fauzia masih demam, jadi

kami akan melakukan kompres hangat, adek mau di kompres ? Pake air nih, biar cepat sembuh ya” Pasien

: Tetap menangis

Ibu Pasien

: “Lakukan saja sus dari pada nanti demamnya tidak

turun-turun d. Waktu Perwat 1

: “Adek di kompres sekarang ya cumin 15 menit

tidak lama” Pasien

: mengangguk sambil menangis

Keluarga Pasien : “Silahkan sus” e. Tempat Perawat 2

: “Kakak kompresnya disini saja ya ?”

Pasien

: “Iya, sakit tidak suster ?”

Perawat 2

: “Tidak sakit, cumin di kompres di dahinya adik,

seperti ini, nanti kakak kasih hadiah kalau sudah di kompres” 2) Fase Kerja a. Persiapan alat : Baskom berisi air hangat, waslap . b. Langkah kerja : a) Cuci tangan b) Masukkan waslap kedalam baskom berisi air hangat. c) Peras terlebih dahulu sebelum diletakkan di dahi pasien. d) Letakkan waslap tadi di dahi pasien. Perawat 1

: “Bagaimana, tidak sakit kan ?”

Pasien

: “Iya, nanti ada hadiahnya kan suster ?”

Perawat 2

: “Iya tapi adik nanti jangan nangis lagi ya ?”

Pasien

: “Iya”

Perawat 1

: “Ibu jika waslap sudah dirasa sedikit kering, nanti

masukkan lagi waslap ke dalam baskom berisi air hangat lagi ya.” Keluarga Pasien : “Iya suster.” Perawat 2

: “Setelah itu, letakan lagi ke dahi pasien, seterusnya

seperti itu.” Keluarga Pasien : “Baik suster.” e) Jika waslap sudah sedikit kering, masukkan lagi waslap ke dalam baskom berisi air hangat lagi. f) Lalu letakkan kembali di dahi pasien. Perawat 1

: Lakukan hingga 15-20 menit ya bu. Jika air di

dalam baskom sudah tidak hangat lagi, ibu boleh menggantinya dengan yang baru. Keluarga Pasien : Baik suster nanti kami akan melakukannya. g) Cuci tangan.

3) Fase Terminasi a) Evaluasi hasil (Evaluasi Subjektif) Perawat 2

: “Bagaimana perasaannya adek apa masih demam

dan sakit kepalanya ?” Pasien

: Hanya menggngguk, tapi sudah tidak rewel

Perawat 1

: “Setelah di kompres demamnya sudah mulai turun

ya bu ? Ibu Pasien

: Iya sus, suhu badannya sudah mulai turun. Tidak

sepanas suhu badan yang awal tadi. Perawat 2

: “Iya bu, setelah dilakukan kompres dengan air

hangat suhu tubuh anak ibu mulai turun. Sekarang suhunya 37oC. Nanti ibu bisa melakukan mengompres hangat sendiri untuk anak ibu. Ibu Pasien

: Baik suster.

b) Rencana tindak lanjut Perawat 1

: “Baik bu, kompres hangat itu dilakukan jika suhu

anak ibu terasa demam kembali” Ibu Pasien

: “Iya suster, nanti saya akan lakukan jika suhu anak

saya terasa demam kembal”. c) Salam terapeutik Perawat

: “Baiklah, tindakan mengompres hangat sudah

selesai dek tidak sakit kan ? Ini hadiahnya jangan nangis lagi ya. Saya permisi dulu. Terimakasih atas kerja sama ibu dan keluarga. Assalamualaikum.” Keluarga Pasien : “Iya suster sama-sama. Waalaikumsalam.”

Related Documents


More Documents from "Hanum Prameswari"