Tutorial Gatal Kelompok 2

  • Uploaded by: MaryasiPanjaitan
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tutorial Gatal Kelompok 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,359
  • Pages: 23
Loading documents preview...
MODUL GATAL

Seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan ibunya, anak ini mengeluh gatal pada tangan kanan sejak 2 minggu terakhir. Gatal dirasakan sepanjang waktu, sehinggan dia merasa sangat terganggu saaat belajar di sekolah.

KATA KUNCI 1. 2. 3. 4.

Anak perempuan berusia 10 tahun Gatal pada tangan kanan Dalam 2 minggu terakhiR Gatal dirasakan sepanjang waktu (sampai mengganggu aktivitas belajar di sekolah)

PERTANYAAN 1. 2. 3. 4.

5. 6.

Mekanisme Gatal ? Klasifikasi Gatal? Etiologi gatal, pencegahan gatal dan edukasi pasien? Penatalaksanaan awal dan langkah-langkah diagnosa pasien gatal pada kulit? Cara Penularan penyakit dengan gejala gatal? DD : Scabies, Pedikulosis, Cutaneus Larva Migrans, Tinea Manus, dan Ptiriasis Versikolor ?

1. PRURITUS PRIMER Pruritus tanpa adanya penyakit dermatologi, bersifat lokalisata atau generalisata, dapat bersifat psikogenik yang dapat disebabkan oleh komponen psikogenik yangmemberikan stimulasi pada itch centre.

2. PRURITUS SEKUNDER Pruritoceptive itch : Ujung-ujung nervus cutaneus diaktifkan oleh pruritogen. Diakibatkan karena proses inflamasi atau proses patologik yang tampak.

Neurogenic itch : Berasal dari sistem saraf pusat yang tidak disertai dengan kerusakan atau kondisi patologis pada saraf, misalnya pruritus yang berkaitan dengan excoriations neurotik.

Psikogenic itch : Pruritus physogenic dapat didiagnosis ketika pruritus terjadi tanpa adanya kelainan pada kulit atau penyakit medis lainnya.

Neuropathic itch : Disebabkan oleh lesi yang terletak di serabut aferen penghantaran impuls. Dikaitkan dengan kelainan yang menyebabkan kerusakan pada saraf seperti stroke, tumor, malformasi pembuluh darah, demielinisasi dan kompresi radikuler.

1. Faktor Eksogen Penyakit dermatologik, dermatitis kontak (dengan pakaian, logam serta benda asing), rangsangan dari ektoparasit (serangga, tungau scabies, pedikulus, larva migrans), faktor lingkungan 2. Faktor Endogen  Faktor endogen antara lain adanya reaksi obat atau adanya penyakit sistemik yang sering disebut pruritus primer, dan dapat bersifat local atau generalisata.  Pruritus yang timbul akibat factor sistemik diantaranya kehamilan, penuaan, penyakit hepar, DM, penyakit ginjal, neoplastik, dll.

ANAMNESIS Tanyakan keluhan utama pasien, awitan sakit, faktor yang memperingan dan memperberat keluhan, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, riwayat pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan Fisik Inspeksi. lokasi dan penyebaran, warna, bentuk, batas, ukuran setiap jenis morfologi (efloresensi) di masingmasing lokasi. Palpasi. permukaan rata, tidak rata (berbenjolbenjol), licin/halus atau kasar, konsistensi (padat, kenyal, lunak) dan nyeri pada penekanan.

Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan Darah - Lampu Wood - Kerokan Kulit Tatalaksana Awal - Hindari faktor penyebab terjadinya gatal (pruritus) - Penggunaan menthol secara topikal untuk menekan rasa gatal dengan sensasi dingin. - Farmakologi dapat digunakan antihistamin untuk meredakan rasa gatal



Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi terhadap Saroptes scabei varian hominis dan produknya



Cara Penularan (transmisi)  Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama,dan hubungan seksual  Kontak tak langsung (melaui benda), misalnya pakaian,handuk,sprei,bantal dan lain-lain.

Gejala Klinik dan Diagnosis Diagnosis dibuat dengan menemukkan 2 dari 4 tanda kardinal 







Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Penyakit ini menyerang sekelompok manusia, misalnya dalam sebuah kelurga, sehingga seluruh keluarga terkena infeksi, di asrama atau pemondokkan. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih keabu-abuan,berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau. Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoran.

Pemeriksaan Penunjang 

Cara menemukan tungau : 1. Carilah mula-mula terowongan kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakan diatas sebuah objek,lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya. 2. Cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas lembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. 3. Membuat biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. 4. Biopsi eksisional dan diperiksan dengan pewarnaan hemaktosilin eosin.

Tatalaksana Jenis topikal:  Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim.  Emulsi benzil-benzoas (20-25%) diberikan setiap malam selama 3 hari.  Gama benzena heksa klorida (gemeksan = gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losion.  Krotamiton 10% dalam krim atau losion  Permetrin dengan kadar 5% dalam krim. Aplikasi hanya sekali dan dibersihkan dengan mandi selama 8-10 jam.

Pencegahan Dalam upaya preventif,perlu dilakukan edukasi pada pasien tentang penyakit skabies, perjalanan penyakit,penularan,cara eradikasi tungau skabies, menjaga higiene pribadi, dan tata cara pengolesan obat. Rasa gatal terkadang tetap berlangsung walaupun kulit sudah bersih. Pengobatan dilakukan pada orang serumah dan orang disekitar pasien yang berhubungan erat.

Prognosis Memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, antara lain higiene,serta semua orang yang berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka penyakit ini dapat diberantas dan prognosis baik.







Kelainan pada kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul, progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari feses anjing dan kucing. Sering terjadi pada anak-anak  sering berjalan tanpa alas kaki atau yang berhubungan dengan pasir dan tanah yang mengadung larva tersebut, para petani. Banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab, misalnya afrika, amerika selatan dan barat, Indonesia.

Gejala klinis a. Masuknya larva ke kulit  gatal dan panas. Mula-mula akan timbul papul kemusian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm, dan berwarna kemerahan. b. Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar, menyerupai benang berkelok-kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa cm, rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari. Diagnosis Berdasarkan bentuk khas yakni, menyerupai benang berkelokkelok, menimbul, dan terdapat papul atau vesikel diatasnya.

Tatalaksana - Ivermectin diberikan per oral (200ug/kg) dosis tunggal dan diulang setelah 1-2 minggu, memberi kesembuhan 94-100%. - Albendazole 400mg sebagai dosis tunggal, diberikan 3 hari berturut-turut, sangat efektif. Bila tidak berhasil dapat diulangi pad a minggu berikutnya. Prognosis CLM tidak mengancam kehidupan, umumnya sembuh dengan terapi antihelmintes albendazole atau tiabendazol.

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut,dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita.  Jamur ini dapat menginvasi seluruh lapisan stratum korneum dan menghasilkan gejala melalui aktivasi respon imun pejamu.  Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin.  Dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti yang terbagi dalam 3 genus yaitu Microsporum, Trichophyton,dan Epidermophyton. 

Gejala klinik Dermatofitosis pada tangan dengan klinis tampak bentuk hiperkeratosis dan penebalan lipat Penunjang Diagnosis Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakan diagnosis terdiri atas pemeriksaaan langsung sediaan basah dan biakan

Pengobatan  Griseofulvin diberikan dengan dosis 0,5-1 g (dewasa) dan 0,25-0,5 g (anak-anak) sehari atau 10-25 mg/kgBB. Diberikan 1-2 kali sehari, lama pengobatan tergantung pada lokasi peyakit, penyebab penyakit dan keadaan imunitas pasien.  Ketokenazol yang bersifat sebgai fungistatik sebanyak 200 mg/hari selama 10 hari-2 minggu pada pagi hari setelah makan  Sebgai pengganti ketokenazol yang bersifat hepatotoxic dapat juga diberikan itrakonazol 2 X 100-200 mg sehari dalam kapsul selama 3 hari



  



Infeksi jamur superfisial kronik ringan yang disebabkan oleh jamur malassezia dengan ciri klinis discrete atau Confluent Memiliki ciri-ciri bersisik, tidak berwarna atau tidak berpigmen, peradangan Prevalensi pitiriasis versikolor lebih tinggi di daerah tropis yang bersuhu panas dan kelembapan relatif Pitiriasis versikolor paling dominan mengenai badan bagian atas, tetapi sering juga ditemukan di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. Penyakit ini sering ditemukan pada usia 13-24 tahun







Etiologi : Flora normal pada kulit ada beberapa termasuk jamur lopopilik. Bisa berupa jamur polimorpik single spesies seperti Pityrosporum ovale atau Pityrosporum oblicular, namun sekarang diakui bahwa nama genus tersebut tidak valid, dan jamur ini sudah di klasifikasikan ulang dalam genus malassezia sebagai spesies tunggal, Malassezia furfur Patofisiologi : karena tidak seimbangnya atara host dan flora jamur Faktor Predisposisi : Produksi sebum, Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea akan mempengaruhi pertumbuhan berlebihan dari organisme bersifat lipofilik ini



Gambaran Klinis

- Dengan KOH 10 %:  Kumpulan spora yg berbentuk seperti anggur  Hifa pendek bersepta.  Woods lamp  fluoresensi lkuning keemasan - Kultur tidak diperlukan.



2.5% Selenium sulfide shampoo.



Oral ketokonazole

1x 200 mg/day for 10

days. 

Itraconazole 200 mg setiap hari selama 7 hr



Fluconazole 200 mg setiap hari selama 7 hr

TERIMA KASIH

Related Documents

Tutorial Gatal Kelompok 2
February 2021 0
Kelompok 2 Infus Manitol
January 2021 1
Rekayasa Ide Kelompok 2
February 2021 1
Ppt Kelompok 2
February 2021 1
Tutorial-2.pdf
March 2021 0

More Documents from "Aditya Bintang Pramadana"

Tutorial Gatal Kelompok 2
February 2021 0