Vaksin Dan Peranannya Dalam Sistem Pertahanan Tubuh Manusia

  • Uploaded by: Halida Syahrah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vaksin Dan Peranannya Dalam Sistem Pertahanan Tubuh Manusia as PDF for free.

More details

  • Words: 4,014
  • Pages: 25
Loading documents preview...
VAKSIN DAN PERANANNYA DALAM SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA A. Pengertian vaksin dan vaksinasi Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar". Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker). Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kata vaksinasi berasal dari bahasa Latin vacca yang berarti sapi - diistilahkan demikian karena vaksin pertama berasal dari virus yang menginfeksi sapi (cacar sapi). Vaksinasi sering juga disebut dengan imunisasi.

B. Perbedaan vaksin dan imunisasi Vaksin mengandung kuman mati atau hidup tapi lemah yang dapat menyebabkan penyakit tertentu, seperti tetanus. Ketika kita diberi suntikan vaksin, tubuh kita segera menghasilkan antibodi terhadap antigen atau benda asing. Pada titik ini sebagian besar percaya bahwa mekanisme pertahanan tubuh sudah terasa dan kekebalan akan terjadi dengan mengatakan kenaikan antigen masuk lagi ke dalam tubuh. Tapi, ini tidak terjadi dengan semua vaksin. Imunisasi berarti membuat seseorang kebal terhadap sesuatu. Vaksinasi, sebaliknya, menurut Kamus Kedokteran Dorland, hanya berarti untuk menyuntikkan “suspensi mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh … diberikan untuk pencegahan … atau pengobatan penyakit menular.” Vaksinasi tidak menjamin kekebalan. Kekebalan alami terjadi hanya setelah seseorang pulih dari penyakit yang sebenarnya. Selama penyakit, mikroorganisme biasanya harus melewati banyak sistem alami dalam pertahanan kekebalan tubuh hidung, tenggorokan, paru-paru, saluran pencernaan dan jaringan getah bening-sebelum mencapai aliran darah. Seperti halnya, mikroorganisme memicu banyak peristiwa biologis yang

penting dalam membangun kekebalan alami. Ketika anak mendapat penyakit baru, ia mungkin merasa sakit selama beberapa hari, namun, dalam sebagian besar kasus, ia akan sembuh. Satu-satunya perbedaan adalah Anda melakukannya secara buatan, dengan cara yang lebih aman. C. Cara kerja vaksin Saat penyusup asing seperti bakteri atau virus memasuki tubuh, sel kekebalan Lymphocytes merespon dengan memproduksi molekul protein (antibodi). Antibodi inilah yang melawan penyusup (antigen) dan melindungi agar tak terjadi infeksi lebih lanjut. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), individu sehat bisa menghasilkan jutaan antibodi sehari guna melawan infeksi akibat masuknya antigen yang tak diketahui ke dalam tubuh secara efisien. Namun saat pertama tubuh menghadapi penyusup ini, butuh beberapa hari agar antibodi mau merespon. Pada antigen yang benar-benar 'menjijikkan', seperti campak atau batuk, beberapa hari agar antibodi muncul terasa terlalu lama. Pasalnya, infeksi bisa menyebar, bahkan membunuh seseorang sebelum sistem kekebalan sempat melawannya. Saat itulah, vaksin datang.

Menurut Children’s Hospital of Philadelphia Vaccine Education Center, vaksin terbuat dari antigen mati atau lemah. Antigen ini tak bisa menyebabkan infeksi, namun sistem kekebalan tubuh masih menganggapnya sebagai musuh dan meresponnya dengan antibodi. Setelah ancaman berlalu, banyak antibodi ‘pergi’, namun sel kekebalan meminta sel memori tetap tingggal. Saat tubuh menghadapi antigen kembali, sel memori menghasilkan antibodi dengan cepat dan menyerang penyusup sebelum terlambat. Vaksin juga bekerja di tingkat komunitas. D. Jenis-jenis vaksin 1. Live attenuated vaccine Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu : 

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen



Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda



Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.



Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik



Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah



Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%



Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela). 2. Inactivated vaccine (Killed vaccine) Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu : 

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen



Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler



Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas

protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga 

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody



Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik



Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid. 3. Vaksin Toksoid Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan

bersifat

imunogenik

yang

dibuat

dari

toksin

kuman.

Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus 4.

Vaksin Acellular dan Subunit Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA,

vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza. 5.

Vaksin Idiotipe Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.

6.

Vaksin Rekombinan Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.

7.

Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines) Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus

sebagai

episom,

tidak

berintegrasi

kedalam

DNA

sel

(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan. E. Tipe-tipe vaksin 1. Mikroorganisme yang dimatikan (killed organisms).  Memberikan imunitas aktif dengan menyuntikkan bakteri atau virus 

yang dimatikan dan inaktif. Antigenisitas mikroorganisme harus dipertahankan selama proses inaktivasi. - Contoh : Killed polio Vaccine (Salk Vaccine) dan Kolera.

2. Mikroorganisme

Hidup,

namun

dilemahkan

(live

attenuated

organisms) - Contoh : Vaksin Polio Hidup Oral (Vaksin Sabin) dan MMR (Measles-Mumps-Rubella). 3. Vaksin Subunit Mikroorganisme mengandung molekul antigenik multipel. Vaksin subunit memanfaatkan satu atau beberapa molekul mikroorganisme ini sehingga terbentuk imunitas aktif. Contoh : Vaksin Tetanus-Difteri toksoid (TdT), Vaksin Pertusis Aseluler, Vaksin Subunit Influenza, Vaksin Subunit kapsuler pneumokok, dan Vaksin antigen permukaan hepatitis A dan B. 4. Ajuvan Ajuvan merupakan substansi yang dapat meningkatkan secara nonspesifik respons imun terhadap antigen. Ajuvan disuntikkan sekaligus bersama antigen/vaksin untuk menghasilkan sistem imun dengan depot antigen lepas-lambat yang akan mengaktifkan sistem imun bawaan dan meningkatkan presentasi antigen. Contoh : Senyawa garam alumunium, Liposom, dan Emulsi Minyak. F. Manfaat Vaksin dan Vaksinasi bagi Bayi Anak Orang Dewasa dan Usia Lanjut Vaksin dan tindakan Vaksinasi diakui sebagai suatu penemuan dan terobosan terbesar bidang kesehatan dari umat manusia pada abad ke 20 ini selain telah tersedianya air yang bersih dan aman untuk dipergunakan dan diminum oleh hampir semua bagian dunia.

Lebih dari 3 juta nyawa telah diselamatkan setiap tahun diseluruh dunia oleh vaksin, namun diseluruh dunia masih terdapat sekitar 3 juta kematian pertahun akibat penyakit infeksi yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin. Sampai saat ini, telah terdapat sebanyak 23 jenis vaksin yang dapat kita pergunakan untuk mencegah penyakit infeksi. Penyakit infeksi ini telah banyak menyebabkan kesakitan, cacad fisik dan mental bahkan kematian bagi mereka yang terjangkit, dan menghambat pembangunan negara karena telah menguras sumber daya manusia dan anggaran belanja negara yang tidak ssedikit jumlahnya. Sebut saja beberapa diantaranya, misalnya tetanus bagi ibu yang baru melahirkan dan bayi mereka (tetanus post partum dan tetanus neonatorum), polio myelitis, difteri, meningitis dan encephalitis (radang selaput otak dan otak), pneumonia, cacar, campak, kanker leher rahim, demam tiphus, cholera, influenza, rabies yang angak kematiannya 100% bagi mereka yang terinfeksi, dan masih banyak contoh yang tidak akan habis kita sebutkan. Berikut ini akan kita paparkan dengan lebih rinci tentang manfaat vaksin dan vaksinasi bagi bayi anak orang dewasa dan usia lanjut:  Tetanus

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO, maka angka kematian akibat penyakit tetanus di negara berkembang adalah 134 kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkkan dengan negara maju. Juga hingga saat ini masalah infeksi tetanus bagi bayi baru lahir tetap menjadi masalah kesehatan yang serius, di tahun 2005 angka kematian bayi akibat tetanus neonatorum adalah sebanyak 35 / 1000 kelahiran hidup dan sekitar 60% bayi itu meninggal dalam usia 0 – 7 hari pertama kehidupannya. (Data Universitas Sumatra Utara, Medan) Menurut data dari DepKes Indonesia: Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56% (Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes) Penyakit ini disebabkan oleh spora kuman tetanus Clostridium tetani yang terdapat ditanah atau alat yang tidak bersih, misalnya persalinan yang ditolong dengan alat yang tidak steril, sehingga terjadi infeksi tali pusat bayi atau luka jalan lahir ibu dengan spora kuman Clostridium tetani. Kemudian kuman ini akan mengeluarkan racun eksotoksin yang bersifat neurotoksin, menyebabkan sakit tetanus dan kematian bayi dan ibu bila tidak mendapatkan pertolongan yang tepat. Kejadian infeksi dan penyakit tetanus pada ibu yang segera habis melahirkan disebut tetanus post partum, sedangkan bayi yang baru lahir dan menderita penyakit tetanus disebut tetanus neonatorum

Tetanus Neonatorum (Source: Google Image) Dengan penerangan tentang bahaya penyakit tetanus dan pemberian vaksin anti tetanus bagi calon ibu, penyuluhan proses pertolongan kelahiran yang baik dan steril untuk para dukun paraji dan bidan, maka angka kejadian dan angka kematian bayi dan ibu akibat tetanus semakin hari semakin rendah.  Difteri ` Difteri termasuk penyakit menular

yang jumlah kasusnya relatif

rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Indonesia selama tahun 2004 frekuensi KLB difteri terjadi 34 kali dengan jumlah kasus sebanyak 106 dan CFR 9,4% (Profil Kesehatan Indonesia 2004, Depkes) Namun baru-baru ini, pada akhir tahun 2011, telah terjadi kejadian luar biasa penyakit difteri di Jawa Timur, dengan korban meninggal dan sejumlah bayi dan anak yang terpaksa harus dirawat intensif dirumah sakit akibat penyakit difteri ini. Selama ini dengan program vaksinasi bayi yang rutin, maka angka kejadian penyakit difetri telah dapat ditekan hingga angka yang paling rendah, meskipun hingga saat ini belum ada satu negarapun didunia

yang berhasil bebas dari penyakit difteri. Dengan demikian, maka peran vaksin dan vaksinasi difteri adalah mutlak dan sangat nyata dalam mengendaliakn dan mengontrol angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit difteri ini.  Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Secara nasional selama tahun 2004 frekuensi KLB campak menempati urutan kedua setelah DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan 44 kematian atau CFR 1,56% (Profil Kesehatan Indonesia 2004, Depkes). Penyakit ini disebabkan oleh virus, kejadian komplikasi dan angka kematian meninggi pada anak berusia < 5 tahun dan dewasa berusia > 20 tahun. Komplikasi serius berupa radang paru /pneumonia 1-6%, ensefalitis/radang otak 1 per 1000-2000 penderita campak dan radang otak lain yang lebih serius yaitu subacute sclerosing panencephalitis 1 berbanding 100.000 kasus campak. Pada wanita hamil, campak dapat menyebabkan keguguran janin dan lahir prematur. Anak yang mengalami komplikasi radang otak karena virus campak seperti diatas dapat mengalami gangguan mental dan fungsi gerak, yang akan terjadi sekitar 7 tahun kemudian pasca infeksi campak, namun

gejalah awalnya seperti kejang dan perubahan sifat anak sudah mulai terjadi sewaktu anak berusia 2 tahun. Anak lelaki adalah lebih sering mengalami ini daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1 hingga 4:1. Penyakit inipun dengan mudah bisa dicegah dengan pemberian vaksin sewaktu bayi berusia diatas 9 bulan, dan vaksinasi wanita hamil atau calon ibu untuk mencegah infeksi menular ke janin daam kandungan.  Polio Sejak tahun 1988, dengan pemberian vaksinasi polio yang intensif, maka telah berhasil mengendalikan penyebaran virus polio didunia, dan berhasil menurunkan angka kesakitan polio sebanyak 99%, yang merupakan suatu pencapaian yang luar biasa bagi umat manusia. Dan dengan berhasilnya program vaksin dan vaksinasi polio, maka diperkirakan sekitar 5 juta orang berhasil diselamatkan dari penyakit lumpuh akibat infeksi virus polio (WHO: Data tahun 1988) Pada tahun 2007, negara Kerajaan Saudia Arabia telah dinyatakan bebas penyakit polio myelitis, sehingga saat ini bagi para pengunjung dan jemaah haji diwajibkan untuk mendapatkan vaksinasi polio sebelum memasuki wilayah negara tersebut. Namun hingga tahun 2012 ini masih ada sekitar 4 negara yang dinyatakn sebagai negara endemik penyakit polio, yaitu negara Afganistan,

Pakistan, Nigeria dan India. Bagi pengunjung atau wisatawan yang rentan terhadap penyakit polio, maka untuk berkunjung ke negara tersebut diatas harus melindungi dirinya terlebih dahulu dengan vaksinasi polio.

Rahabilitasi Anak Polio (Source: Google Image) Peristiwa kejadian luar biasa di desa Cidahu Sukabumi Indonesia pada tahun 2005, adalah akibat jemaah haji Indonesia yang pulang setelah ibadah selesai dan menyebarkan virus polio

kepada anak kecil

penduduk desa yang tidak kebal terhadap penyakit ini. Setelah diteliti asal usul virusnya adalah berasal dari Nigeria.  Rabies Penyakit ini umum kita kenal dengan nama penyakit anjing gila, penamaan yang tepat, karena memang penyakit yang sebenarnya adalah suatu penyakit zoonosis namun bisa juga menular pada manusia, caranya dengan gigitan maupun jilatan pada bagian tubuh manusia yang luka atau

lecet, oleh anjing juga binatang lain, misalnya monyet, kucing ataupun kelelawar yang terinfeksi dengan virus rabies Angka kematian penyakit rabies adalah 100% sejak tanda atau gejalah penyakit rabies ini timbul/ terlihat. Virus rabies berbetuk lonjong seperti peluru, sehingga oleh kalangan ahli disebut “the bullet that never missed!” atau “peluru yang tidak pernah meleset“ Diseluruh dunia dilaporkan secara resmi angka kematian akibat penyakit rabies adalah 55.000 pertahun, dan terbanyak berasal dari Asia dan Afrika. Di Indonesia, khususnya di provinsi Bali yang sampai tahun 2009 tidak dikenal sebagai daerah endemis penyakit rabies, namun sejak tahun 2009, tiba-tiba terjadi kejadian luar biasa penyakit rabies dengan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga menghebohkan baik bagi Indonesia sendiri juga bagi dunia luar, terutama dikalangan turis asing, meskipun telah dilakukan berbagai usaha dari Pemda Bali juga Kanwil DepKes, baik dengan pemusnahan anjing sakit dan anjing liar, hingga vaksinasi bagi hewan anjing dan bagi penderita yang tergigit, namun masalahnya masih berlangsung hingga saat ini. Daerah lain di Indonesia yang juga dikenal secara tradisionil endemik penyakit rabies sejak dahulu adalah pulau Flores dan Sumatra Barat, karena kebiasaan memelihara anjing untuk berburu.

Pengobatan dan pencegahan penyakit rabies : Hanya ada satu-satunya cara untuk mencegah penyakit rabies, yaitu dengan vaksinasi rabies,sebelum orang tersebut tergigit oleh anjing atau binatang lain yang telah terinfeksi dengan virus rabies. Sedangkan bagi mereka yang telah tergigit dengan anjing rabies atau binatang yang diduga keras sedang sakir rabies, maka bagi mereka hanya bisa tertolong bila segera diberikan serum anti rabies dan segera disusul dengan pemberian vaksin rabies. Hanya dengan cara demikian maka nyawa mereka bisa tertolong dari kematian akibat virus rabies. Cara pemberian vaksin dan serum anti rabies, yang dikenal dengan pre exposure rabies vaccination dan post exposure treatment ini akan kita bahas pada kesempatan yang lain.  Penyakit Demam Kuning atau Yellow Fever Yellow fever adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus, dan ditularkan oleh jenis nyamuk Aedea aegypti, yang juga menularkan penyakit demam berdarah dengue/DBD. Penyakit bukan endemis di daerah Asia juga Indonesia, tapi untuk daerah Afrika dan Amerika Latin, penyakit ini cukup sering dijumpai, sehingga bagi wisatawan yang akan berkunjung kenegara tersebut, maka mereka wajib diberikan vaksinasi Yellow Fever ini.

Diseluruh dunia jumlah angka kejadian penyakit Yellow Fever ini diperkirakan sebanyak 200.000 kasus dengan angka kematian yang lumayan tinggi yaitu 30.000 kematian pertahunnya. Vaksin Yellow Fever diketahui sangat ampuh mencegah penularan penyakit ini.  Meningococcal meningitis Penyakit infeksi selaput otak ini disebabkan oleh kuman Neisseria meningitis, yang terdiri dari 4 jenis serotipe kuman yaitu tipe A, C. Y dan W 135, yang paling sering menimbulkan penyakit infeksi selaput otak ini. Penyakit ini juga terkenal endemik di daerah Sub Afrika, sehingga dikenal daerah tersebut sebagai Meningitis Belt, dan Amerika Latin. Namun pada tahun 2005 telah ditemukan beberapa kasus yang disebabkan oleh serotipe W 135 diantara jemah haji di Arab Saudi, sehingga sejak itu mulai diperlakukan vaksinasi wajib menigitis ini bagi para calon jemaah haji. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen menetap dengan segala jenis gangguan fungsi otak yang sangat hebat. Angka kematian juga cukup tinggi, yaitu sekitar 50% bagi kassus yang tidak mendapat pengobatan dan perawaatan yang memadai. Penyakit ini sering terjadi pada anak dibawah usia lima tahun juga pada dewasa muda antara usia 15 – 18 tahun, atau sering terjadi

diankara anak sekolah dan mahasiswa dan tentara yang tinggal dalam asrama sekolah dan barak militer. Maka tindakan terbaik adalah mencegahnya dengan vaksinasi anak asrama atau bagi wisatawan sebelum berkunjung ke daerah tersebut.  Hib Meningitis Penyakit infeksi selaput otak oleh kuman Haemophilus influenza type B, yang paling banyak terjadi pada bayi sejak usia 0 – hingga 2 tahun pertama dan mulai berkurang hingga mereka berusia 2 – 5 tahun pertama. Sama seperti akibat mingitis karena meningococus, efek dan kerusakan yang terjadi pada otak dan fungsi otak karena kuman Hib ini. Penyakit ini banyak ditemukan di Asia juga Eropa dan Amerika dan Indonesia, sehingga pencegahan dengan vaksin sejak bayi berusia mulai 2 bulan sangt dianjurkan. Sejak vaksin Hib conjugate diperkenalkan, maka angka kesakitan dan cacat fisik karena kuman Hib ini menjadi turun hingga 99%, manjadi kirakira 1 kasus per 100.000 anak yang berusia < 5 tahun.  Influenza Penyakit ini terjadi sepanjang waktu didaerah Asia Pasifik, dan terjadi terutama pada musim dingin didaerah empat musim, diperkitrakan sekitar 600 juta penderita penyakit influenza setiap tahun, dan sekitar 3 juta

kasus berat dengan komplikasi penyakit yang telah ada pada orang tersebut, misalny pada orang tua dengan penyakit jantung dan paru, asma, penyakit diabetik dan penyakit metabolisme lain, penyakit ginjal dan hati, atau tekanan darah tinggi dan stroke, juga pada bayi dibawah usia 2 tahun dan pada wanita hamil. Pada wanita hamil, maka penyakit influenza dapat menybabkan terjadinya gugur janin yang dikandung (aborsi), atau bayi lahir dengan berat badan rendah, sehingga mempengaruhi harapan hidup bayi tersebut saat dilahirkan. Dalam penelitian vaksin influenza terakhir pada wanita hamil, terbukti vaksin influenza cukup aman bagi ibu dan janin yang dikandung dan dapat menghindari kasus keguguran janin akibat komplikasi penyakit influenza ketika hamil. Angka kematian karena penyakit influenza dan komplikasinya diperkirakan sekitar 250.000 hingga 500.000 kejadian setiap tahun diseluruh dunia. Dengan vaksinasi rutin setiap tahun, maka kita dapat mencegah dan menghindari penyakit influenza dengan segala konsekuensinya bagi diri kita sendiri, bagi orang sekitar kita dalam rumah, juga bagi lingkungan kerja dan lingkungan aktifitas kita.  Hepatitis B

Siapa diantara pembaca yang tidak tahu atau penah mendenar tentang ‘kehebatan’ penyakit ini? Pernah mendengar penyakit sirhosis hati dan penyakit kanker hati? Nah kedua penyakit yang angka kematiannya adalah hampir 100% ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan penyakit Hepatitis B ini. Daerah Asia Pasifik, Afrika terkenal sebagai daerah endemik penyakit ini, termasuk Indonesia kita. dan ketahuilah bahwa penyakit Hepatitis B itu jauh lebih mudah menular daripada penyakit AIDs atau HIV yang sangat ditakuti itu. Penularan penyakit Hepatitis B ini melalui darah dan cairan tubuh seperti cairan sperma dan vagina, jadi sangat mudah menular via hubungan kelamin yang tidak aman., melalui transfusi darah, transpalntasi organ juga dari ibu yang menderita atau telah terinfeksi virus Hepatitis B ke bayi yang dilahirkan melalui vagina. Namun tidak bisa menular melalui kontak badan seperti berjabatan tangan, berpelukan. Hanya katanya melalui ciuman yang sangat intensif (French kiss) maka virus Hepatitis B masih bisa ditularkan kepada teman berciumannya. Untuk mengatasinya adalah dengan pemberian vaksinasi bagi yang belum kebal atau yang ingin berkunjung ke daerah endemik penyakit ini, atau untuk anggota keluarga yang ada menderita penyakit ini, maka bagi anggota keluarga lain yang masih negatif segera diberikan vaksinasi anti Hepatitis B ini.

Bagi bayi yang baru dilahirkan, juga segera diberikan vaksin ini. Namun jika bayi dilahirkan oleh ibu yang positif menderita atau terinfeksi virus Hepatitis B, maka tidak cukup hanya diberikan vaksin hepatitis B saja, masih harus ditambahkan serum imunoglobulin yang merupakan antibody terhadap virus Hepatitis B pada bayi tersebut selain diberikan juga vaksin anti Hepatitis B ini. Bila pemberian vaksin Hepatitis B sejak usia dini seperti program vaksinasi

yang

sekarang

dijalankan

dibanyak

negara,

termasuk

Indonesia, maka diharapkan dalam masa datang, kita tidak akan menemukan banyak kasus penyakit sirhosis hati atau kanker hati karena komplikasi penyakit Hepatitis B ini pada kelompok orang berusia dewasa dan usia lanjut.  Dengue /demam berdarah dengue Siapa yang tidak kenal dan takut terkena penyakit ini ? Sampai saat ini sedang dikembangkan vaksin baru untuk melawan penyakit ini, sehingga nanti bila kita diberikan vaksin ini, maka kita sudah bisa kebal terhadap infeksi virus dengue dan terhindar dari penyakit DBD yang selalu terjadi sepanjang tahun, terutama saat musim hujan tiba. Demikian sekelumit data dan fakta berupa angka angka tentang berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan dari renggutan penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan pemberian vaksin yang tepat, berapa

banyak bayi cacat atau yang akan lahir dengan cacat fisik dan mental yang bisa dicegah dan dihindarkan dengan tindakan sederhana saja, yaitu vaksinasi. Seperti diawal bahasan kita, bahwa vaksin dan vaksinasi itu adalah terobosan luar biasa anak manusia dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan manusia, sehingga anak anak yang lahir akan sehat, baik fisik juga mental, sejahtera sosial dan ekonomi, karena mampu dan bisa berkembang tumbuh dengan sehat tanpa penyakit, pada gilirannya akan membentuk bangsa yang kuat dan tangguh, dengan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan sejahtera. G. Kesimpulan Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar". Tujuan pemberian vaksin secara aktif adalah untuk memacu tubuh kita mengenali virus/bakteri tersebut sehingga tubuh membentuk antibody melawannya dan ketika suatu saat kita terinfeksi dgn bakteri/virus tersebut, tubuh kita bisa dengan cepat mengenali dan mengeliminasi/mengancurkan

“benda asing” yg masuk tadi. antibody yang di bentuk tubuh kita sifatnya spesifis, artinya satu jenis antibody hanya

mengenal satu macam

bakteri/virus tertentu yang kita “perkenalkan” melalui vaksinasi…sehingga jumlah antibody dalam tubuh byk sekali untuk melawan berbagai macam penyakit yang mungkin terjadi. Berbeda dengan vaksinasi secara aktif, vaksinasi secara pasif dilakukan dengan cara memasukkan serum yang sudah mengandung antibody tuk melawan jenis penyakit tertentu atau toksinnya dalam konsentrasi tinggi. Dalam hal ini tubuh kita tidak di pacu secara “aktif” menghasilkan/membentuk antibody sendiri tetapi hanya menerima antibody yg sudah ada, mengingat proses pembentukan antibody bisa berminggu-minggu lamanya.

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi diakses tgl 30 januari 2014 http://infeksi.wordpress.com/vaksinasi/ diakses tgl 28 januari 2014 http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/ diakses tgl 30 januari 2014 http://rijalmaterikuliah.blogspot.com/2012/09/imunologi-profilaksis.html diakses tgl 30 januari 2014 http://selukbelukvaksin.com/manfaat-vaksin-dan-vaksinasi-bagi-bayi-anakorang-dewasa-dan-usia-lanjut/ diakses tgl 30 januari 2014 http://smakita.com/2013/08/perbedaan-vaksinasi-dan-imunisasi.html diakses tgl 30 januari 2014 http://teknologi.inilah.com/read/detail/1539712/latih-sistem-kekebalan-inilahcara-kerja-vaksin#.UvCoWvv65LQ diakses tgl 28 januari 2014 Sears, Benjamin dkk. Mikrobiologi & Imunologi. 2006. Penerbit buku kedokteran: Jakarta

Related Documents


More Documents from "Nancy Cynthia"