Yesus Bukan Allah

  • Uploaded by: Yakub Sulistyo
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Yesus Bukan Allah as PDF for free.

More details

  • Words: 16,844
  • Pages: 105
Loading documents preview...
YESUS BUKAN ALLAH

Oleh Rev. Dr. Yakub Sulistyo

2013

DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………… a Kata Pengantar ……………………………………… aaaa Bab 1 Nama Aslinya ………………………………… 1 a. Yeshua, Yahshua atau Yahoshua ……… 1 1. Haverit HaKadasha ………………….. 9 2. Peshitta ………………………………... 9 b. Isa Almasih ……………………………….. 13 1. Isa Almasih dalam Al Quran ………… 14 2. Perbedaan Signifikan dengan Injil …. 15 a. Kelahiran-Nya ……………………. 15 b. KeTuhanan-Nya ……………….… 16 c. Silsilah-Nya ………………………. 17 d. Penyaliban dan Kematian-Nya …. 18 e. Kedatangan Kembali Isa ………… 18 Bab 2 Pribadi-Nya …………………………………… 22 a. Bukan sekedar Utusan dan bukan sekedar Firman ……………………..….… 22 1. Perbedaan Nama …………………..… 22 2. Kitab yang bukanFirman Tuhan ….… 22 3. Mengikuti Yudaisme …………………. 22 4. Anggapan Yeshua hanya sekedar Firman ……………………………...…. 25 b. Satu Pribadi dengan YAHWEH ………... 31 1. Yang Awal dan Yang Akhir ……...…. 31 2. Satu-satunya Penyelamat ………….. 33 3. Terang Abadi ………………………… 34 4. Mahatahu …………………………….. 35 5. Tidak boleh dipisah-pisahkan dengan YAHWEH …………………… 37 6. Kekal …………………………………. 38

a

7. Gembala Yang Baik …………………. 8. Penuh cinta Kasih …………………… 9. Pernyataan Para Rasul bahwa Yeshua itu YAHWEH ……………….. a. Rasul Luqas ……………………… b. Rabi Shaul / Rasul Paulus ……… 10. Pernyataan Para Theolog ………….. a. Lester Sumrall …………………… b. Joseph Prince ……………………. Bab 3 Kontroversi …………………………………… A. Tulisan Asli Kitab Perjanjian Baru ……. B. Uji Ayat yang membuktikan Keaslian Kitab ……………………………………… 1. Silsilah Yeshua tidak cocok ……….. 2. Ucapan Yehuda Ish-qe‟riyot tidak cocok …………………………………. 3. Teriakan Yeshua saat disalib ……… 4. Nama Sesembahannya Rabi Shaul bukan KURIOS ……………………… 5. Nama / Pribadi YAHWEH itu Kekal . 6. Bahasa Ibrani yang tidak diterjemahkan ………………………. Bab 4 Siapakah Allah ……………………………….. a. Berdasarkan Etimologi …………………. b. Berdasarkan Historis …...………………. c. Berdasarkan Spiritual ………….……….. d. Berdasarkan Arkeologis ……….………. e. Berdasarkan Para Ahli …………………. 1. Paulus Syahril Komar ………………. 2. Abujamin Roham ………….………... 3. Majalah Sabili …………………….…. f. Bagaimana bisa menjadi sesembahan Umat Islam ……………………………….. 1. Agama-Agama Manusia……………. 2. Passing Over …………………………

aa

45 46 47 47 48 49 49 49 50 50 53 54 55 56 58 60 60 66 66 68 69 69 70 70 72 73 74 74 76

3. Sesembahan Adam …………………. 4. Sesembahan Avraham dan para nabi …………………………………… g. Bagaimana bisa menjadi sesembahan umat Nasrani ……………………………. a. Kontekstual ………………………….. b. Sejarah Terjemahan Kitab …………. c. Salah Dasar Acuan …………………. Bab 5 Kesimpulan dan Saran ……………………… 1. Kesimpulan ……………………………… 2. Saran …………………………………….. Daftar Pustaka ……………………………………….

aaa

77 78 80 80 81 81 90 90 93 95

KATA PENGANTAR Banyak orang mengenal nama YESUS, bahkan nama YESUS di Indonesia menjadi salah satu NAMA yang sangat terkenal dan menjadi NAMA yang Kontroversial, namun kalau ditanya lebih lanjut tentang banyak hal mengenai YESUS, jarang seseorang mampu memberikan jawaban dengan benar. Sebagian besar orang hanya tahunya bahwa YESUS itu pendiri Agama Kristen yang disembah oleh orang Kristen sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Sementara Agama lain mengakui YESUS hanya sebagai nabi besar, yaitu hanya sebagai salah satu diantara banyak nabi di dunia ini. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Yesus itu Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bersentral kepada nama YESUS secara membabi buta, sehingga ketika ditanya sebelum YESUS lahir di bumi ini, siapa yang menjadi Juru selamat? Jawabnya: Tuhan Yang Maha Esa, namun tidak memahami siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Tuhan Yang Maha Esa tersebut. Penulis mencoba untuk membahas dengan gamblang siapakah YESUS itu sesungguhnya, baik ditinjau dari sudut theologia, maupun hubungan sosialnya, sehingga kalau pun sebagai pengagum-Nya bukan karena ikut-ikutan, tetapi tidak tahu siapa sesungguhnya pribadi yang dikaguminya itu, apalagi sebagai pusat sesembahan dalam kehidupannya. Dengan harapan kesalahpengertian yang selama ini terjadi dalam konsep pengertian pengenalan akan YESUS, melalui buku ini dapat tersingkap dengan jelas, siapakah YESUS itu sesungguhnya, apakah layak bagi DIA untuk dijadikan aaaa

pusat sesembahan, atau disembah sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia. Apakah benar YESUS itu anak Allah, apakah benar YESUS itu yang disebut ISA ALMASIH dalam Al Qur‟an, apakah benar YESUS itu utusan Allah? Dan apakah benar YESUS itu adalah Allah?. Seperti biasa dalam buku-buku yang disajikan oleh penulis, yang seringkali menimbulkan kontroversi namun menyingkapkannya, sebaiknya sebelum membaca tulisan selanjutnya, taruhlah hati Anda di sudut netral terlebih dahulu, sehingga tidak mempengaruhi apa yang akan dibaca, sehingga buku ini dapat dipelajari dengan baik dan membawa berkat dan setidak-tidaknya membuka wacana / wawasan baru. Penulis yakin kalau pembaca yang tulus hati dan mencari kebenaran, akan mendapat berkat rohani dan pengertian dari buku ini.

Penulis

aaaaa

BAB 1 NAMA ASLINYA

a. Yeshua, Yahshua atau Yahoshua. Selama ini, masyarakat Nasrani di Indonesia mengenal nama sang Juru Selamat berdasarkan Kitab Suci Terjemahan, khususnya dari Kitab yang dikeluarkan oleh Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia yang sudah ratusan tahun dibaca, dengan nama Yesus Kristus. Sebagai orang-orang yang haus akan kebenaran Firman, nama sang Juru Selamat perlu dan harus diselidiki untuk menyingkapkan visi dan misi pribadi tersebut. Untuk menyelidiki hal tersebut, penulis mendasarkan penyelidikannya dari Kitab Suci berbahasa Ibrani (Haverit HaKadasha) dan Kitab Suci berbahasa Aram (Peshitta) karena Kitab tersebut dipakai oleh orangorang Yahudi Messianic, yaitu orang-orang Yahudi yang menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan dipakai oleh orang-orang Syria. Banyak orang menganggap, mempermasalahkan nama sang Juru Selamat hanya untuk mencari sensasi dan mencari popularitas saja. Namun bagi penulis, nama sesungguhnya dari sang Juru Selamat harus dipermasalahkan, karena SALAH menentukan NAMA, berarti bisa saja SALAH pribadi yang menyelamatkan,

1

dan jika terjadi kesalahan NAMA yang tidak menyelamatkan, dapat saja berarti sia-sialah iman kita selama ini. Kitab Suci telah mengatakan dalam Kitab Hoshea / Hosea 4: 6 “Umat-Ku dibinasakan karena kurang pengetahuan. Oleh karena kamu menolak pengetahuan itu, Aku pun menolak kamu menjadi imam bagi-Ku. Oleh karena kamu melupakan torah Elohimmu, Aku pun akan melupakan anak-anakmu.” Karena itu untuk masalah NAMA sang Juru selamat harus dapat teridentifikasi secara firmaniah, bisa dipertanggung jawabkan secara theologis dan sesuai dengan isi hati Tuhan. Bagi orang-orang yang sudah mengenal dan menerima Nama / pribadi YAHWEH dan berusaha mengidentifikasi nama sesungguhnya dari Sang Juru selamat yang sebelumnya dikenal dengan Nama Yesus Kristus, mengalami kebingungan. Kebingungan tersebut sebenarnya secara mendasar hanya disebabkan karena TIDAK ADA KEMAMPUAN membaca huruf-huruf Ibrani saja. Sebenarnya untuk menentukan apa NAMA sesungguhnya dari sang juru selamat, tinggal membaca saja huruf ibrani yang mengidentifikasi NAMA sang juru selamat yang terdapat dalam Kitab Mattai 1: 21, karena nama itu diberikan oleh YAHWEH sendiri kepada Miryam yang menerima anugerah untuk mengandung bayi sang Juru selamat manusia melalui malaikat Gabriel. Tentu saja malaikat Gabriel tidak akan salah dalam memberikan nama untuk sang juru selamat manusia. Namun karena umat Tuhan tidak bisa membaca huruf-huruf Ibrani maka orang mencoba untuk menafsirkan Nama sang Juru

2

selamat melalui beberapa referensi ayat-ayat terjemahan, sehingga ada yang mengatakan bahwa nama-Nya adalah YAHSHUA, YAHOSHUA, YAHUSHA dan sebagainya. Penafsiran nama sang juru selamat kebanyakan diambil dari ayat-ayat, yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan NAMA sang juru selamat, sehingga dapat dikatakan sebagai pemerkosaan terhadap ayat firman dan menafsirkan secara membabi buta. Ayat-ayat yang dipakai sebagai modal utama adalah Yokhanan 10: 30 yang dalam bahasa Ibrani berbunyi “Ani we‟haav ekhad” yang berarti “Aku dan Bapa itu satu”, ayat tersebut sebenarnya mengungkapkan bahwa YAHWEH dan sang juru selamat manusia itu SATU PRIBADI bukan SATU NAMA sehingga ditafsirkan HARUS ada NAMA YAHWEH yang dipendekkan menjadi YAH. Ayat lain yang dipakai sebagai referensi adalah dari Kitab Yokhanan 17: 6 yang berbunyi “Aku telah menyatakan Nama-Mu kepada orang-orang yang telah Engkau berikan kepada-Ku dari dunia ini. Mereka adalah milik-Mu, dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu, dan mereka telah memelihara firman-Mu.” Padahal yang dimaksud dengan kalimat “Aku telah menyatakan Nama-Mu” pada ayat tersebut bukan dan tidak ada kaitannya dengan Nama-Nya sendiri, melainkan apa saja yang YESHUA lakukan dan ucapkan itu dalam Nama YAHWEH. Dan dalam ayat 11 yang berbunyi “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Terjemahan

3

Kitab dari Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia). Namun dalam Kitab Haverit HaKadasha ditulis sebagai berikut :

#r,a(;B(; ~yriG(; ~hew> #r,a(;B(; dwO[ rWga] aOl rmov. yvidoq. Ybia(; ^yl,ae ab(; ynIaw] : hT(;t;n(; rv,a] hL,ae-ta, ^m.vBi . WnmoK(; dx(;a, Wyh.yI ![;ml; . yLi Lo agur od baarets we‟hem garim baarets wa‟ani ba eleikha avi qe‟roshi she‟mor be‟shim‟kha et-ele a‟sher natata li le‟maan yih‟yu ekhad kamonu Dan Aku tidak lagi berada di dunia tetapi mereka ini masih ada di dunia. Dan Aku datang kepada-Mu, Bapa Yang Kudus, peliharalah mereka dalam Nama-Mu, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka dapat menjadi satu sama seperti Kita Dari hasil terjemahan kitab berbahasa Ibrani yang dipakai orang-orang Yahudi Messianic tersebut, kalimat “Nama-Mu yang Engkau berikan kepada-Ku” itu TIDAK ADA, melainkan yang dimaksud adalah murid-murid-Nya (MEREKA), dan kalau pun ada, maksudnya bukan NAMA YAHWEH harus ada dalam diri Sang Juru Selamat, sehingga dianggap bernama YAHSHUA, melainkan agar murid-murid tetap dipelihara Bapa Yahweh. Itulah sebabnya maka YESHUA pun mengajarkan murid-muridNya untuk mengasihi YAHWEH seperti isi Kitab Mattai 22: 37 yang berbunyi :

4

hw wyl(;ae [;WvyE rm,aYOw: ^v.p.n-: lk(;bW. ^b.b(;l.-lk(;B. ^yh,Ola/ ^[,Dm(; ;-lk(;bW. Wayomer YESHUA elaiw we‟ahavtta et-YAHWEH eloheikha bekal levavkha uvkal-nafsheka uvkal-maddaekha. Firman YESHUA kepadanya: Kasihilah YAHWEH Elohimmu dengan segenap hatimu segenap jiwamu dan segenap akal budimu Penyembah YAHWEH yang ngotot harus menyebut sang Juru Selamat dengan nama YAHSHUA juga merekomendasikan 4 Kitab Suci terjemahan dalam bahasa Inggris yaitu "The Scripture", "Restoration Scripture", "The Word of YAHWEH" dan "The Book of YAHWEH”. Namun sungguh sangat disayangkan kalau mereka tidak menyadari bahwa kitab-kitab yang disodorkan tersebut BUKAN kitab yang layak dijadikan SUMBER ASLI kebenaran, karena merupakan Kitab terjemahan yang memiliki beberapa ketidaktepatan dalam penerjemahannya. Apalagi Kitab “The Scripture” yang dimaksud tersebut sebenarnya TIDAK BISA dibaca YAHSHUA melainkan YEHUSHA karena terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod He Waw Shin Ayin. Nah dengan kesalahan ini saja membuktikan kalau mereka tidak bisa membaca rangkaian huruf Ibrani dan mengalami kebingungan, bahkan saking bingungnya ada yang menyebut nama sang Juru Selamat dengan nama YAHOSHUA, padahal yang disebut YAHOSHUA itu

5

adalah YEHOSHUA yang adalah hambanya Moshe, dan nama YEHOSHUA itu terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod He Waw Shin Ayin. Sedangkan dalam Restoration King James Version ditulis YAHUSHUA bukan YAHSHUA. Jadi penyampaian nama sang Juru Selamat HARUS bernama YAHSHUA itu hanya merupakan asumsi dan tafsiran pribadi saja. Asumsi lain yang dipakai oleh penyembah YAHWEH, yang menyatakan penyebutan Nama Sang Juru Selamat HARUS bernama YAHSHUA karena HaleluYah itu pengagungan bagi YAHWEH, jadi kalau menyebut nama Sang Juru Selamat dengan nama YESHUA, seharusnya mereka menyebutnya bukan HALELUYAH melainkan HALELUYE. Asumsi ini justru menunjukkan ketidaktahuannya membaca rangkaian huruf Ibrani. Memang BENAR bahwa HaleluYah itu merupakan bentuk pengagungan bagi YAHWEH karena huruf Yod He di belakang kata Ibrani dibaca YAH yang merupakan kependekan dari YAHWEH, dan HALELUYAH itu terdiri dari rangkaian huruf Ibrani He Lamed Lamed Waw Yod He yaitu HALELU = Pujilah dan YAH = (bentuk pendek) YAHWEH, namun perlu diketahui bahwa huruf Yod dan He di depan sebuah kata Ibrani tidak selalu dibaca YAH melainkan bisa dibaca YE, maka nama YEHUDA itu terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod He Waw Daled He, nama YEHOTSADAQ terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod He Waw Tsade Daled dan Qof dan masih banyak lagi yang lain. Dan rangkaian huruf Ibrani yang diawali dengan Yod, bukan harus terobsesi menjadi YAH sehingga Nama YOKHANAN dibacanya YAHKHANAN, hal itu karena YOKHANAN itu terdiri dari

6

rangkaian huruf Ibrani Yod Waw Khet Nun dan Nun (akhir), Nama YOSES juga bukan berasal dari YAHSES karena huruf Ibraninya Yod Waw Samekh Yod. Nama YERUSHALAYIM juga terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod Resh Waw Shin Lamed dan Mem (akhir), Jadi jelaslah bahwa penyebutan nama YAHSHUA merupakan pemerkosaan terhadap bahasa Ibrani. Asumsi lain penolakan terhadap Nama YESHUA adalah karena anggapan bahwa orang Yahudi menghindari kata YAH yang merupakan bentuk pendek dari nama YAHWEH, sehingga nama YAHSHUA dipelesetkan menjadi YESHUA. Asumsi tersebut merupakan tafsiran pribadi yang tidak ada kaitannya sama sekali, dan jika dipergunakan untuk berargumentasi dengan theolog-theolog yang masih belum menerima nama YAHWEH akan sangat memalukan. Kalau mereka yang menolak nama YESHUA mengatakan bahwa YAHSHUA itu berarti YAHWEH SHUA memang benar, karena YAHSHUA itu merupakan penggabungan DUA KATA yaitu YAH dan SHUA yaitu YAH = YAHWEH dan SHUA = Selamat / Keselamatan. Namun YAHSHUA itu BUKAN NAMA PRIBADI sang Juru Selamat. Dan nama YESHUA itu bukannya tidak punya arti. YESHUA itu terdiri dari rangkaian huruf Ibrani Yod Shin Waw Ayin dimana huruf Yod didepan rangkaian kata tersebut berarti DIA (laki-laki) dalam bentuk sedang (to be Ing) dan Shin Waw Ayin itu dibaca Shua yang berarti Selamat atau Keselamatan. Jadi YESHUA itu mengandung makna Dia (laki-laki) sedang Menyelamatkan. Siapakah yang disebut DIA dalam diri

7

YESHUA? Tidak lain adalah YAHWEH yang sedang menyelamatkan manusia. Asumsi lain bagi yang mempertahankan nama YAHSHUA adalah karena dalam Kamus Kitab Suci Indonesian Literal Translation edisi pertama pada kata YESUS sebagai berikut : Bentuk terjemahan dari nama Ibrani Yahshua (Aram Yeshua), Merupakan nama Yahudi yang umum, namun menjadi khusus ketika diberikan kepada YESUS Kristus (Ibrani Yahshua Ha Mashiakh). Nama ini merupakan derivat dari nama YAHWEH, yakni “Yah” ditambah dengan kata “Shua” (artinya “Yang menyelamatkan”), sehingga Yahshua berarti YAHWEH Yang Menyelamatkan. Kamus dalam edisi pertama tersebut tidak tepat, maka direvisi pada edisi ke dua dalam Kitab ILT sebagai berikut : “Bentuk transliterasi dari nama Ibrani Yeshua. Merupakan nama Yahudi yang umum, namun menjadi khusus ketika diberikan kepada YESUS Kristus (Ibrani Yeshua HaMashiakh). Ada yang berpendapat bahwa nama YESUS berasal dari Yahshua yang merupakan derivat dari nama YAHWEH, yakni “Yah” ditambah dengan kata “Shua” (artinya Yang Menyelamatkan), sehingga Yahshua berarti YAHWEH Yang Menyelamatkan. Dalam kamus tersebut, sebenarnya kalimat “Ada yang berpendapat bahwa nama YESUS berasal dari Yahshua” tidak seharusnya ditulis disitu sebagai kebenaran Etimologi, bagaimana jika ada sekelompok orang yang juga berpendapat nama YESUS itu beda lagi? Apakah juga harus ditulis disitu? Kalau kita sedikit cermat, sebenarnya untuk mengidentifikasi NAMA sang Juru Selamat sangat simpel, karena hanya tinggal melihat saja

8

rangkaian hurufnya dan dibaca sesuai dengan pronounciationnya yang seharusnya. Jadi tidak perlu lagi menafsirkan atau memberikan asumsi pribadi atas ayat yang sudah baku, yang justru akhirnya jadi tidak punya dasar kebenaran Firman itu sendiri. Dalam realitas NAMA sang Juru Selamat manusia yang diberikan oleh Bapa YAHWEH sendiri kepada Miryam melalui malaikat Gabriel dalam Kitab Haverit HaKadasha (Perjanjian Baru berbahasa Ibrani ) yang dipakai oleh orang-orang Yahudi Messianic dan DuTillet Hebrew serta dalam Kitab Peshitta, yang dipakai orangorang Syria, semuanya jika dibaca berbunyi YESHUA seperti Kitab Mattai 1: 21 berikut ini: 1. Haverit HaKadasha dan DuTillet Hebrew.

[;WvyE wOmv.-ta, t(;ar(;q(;w> !Be td,l,yO ayhiw> ~h,yteaJoxm; e wOM[;-ta, [;yviwOy aWh yKi We‟hi yoledet ben we‟qarata et-sh‟mo YESHUA ki hu yoshia et-ammo mekhattoteihem 2. Peshitta.

wh (w4y hm4 0rqtw 0rb Nyd dl0t Jwhyh=x Nm hm9l Yhwyxn ryg Ta‟alad din bar‟a wa‟taqa‟ra shi‟me YESHUA hu geir nakhu‟hi la‟ama min kha‟ta yehun Dan dia akan melahirkan seorang Putra dan engkau akan menyebut Nama-Nya: YESHUA, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka Mattai / Matius 1: 21

9

Jika kita mau berpikir rasional, TIDAK MUNGKIN malaikat Gabriel SALAH dalam mengemban tugas dari Bapa YAHWEH dalam memberi nama Sang Juru Selamat. Kitab Haverit HaKadasha dan DuTillet Hebrew serta Peshitta juga tidak mungkin salah dalam mengidentifikasi nama Sang Juru Selamat. Sekarang tinggal bagaimana kita merendahkan diri untuk meluruskan pemahaman Nama Sang Juru Selamat manusia. Kalau berbicara soal Kitab Suci berbahasa Inggris, banyak juga Kitab berbahasa Inggris yang menulis NAMA Sang Juru Selamat dengan YESHUA seperti Hebraic Roots Version, Names of God Bible, Complete Jewish Bible. Jadi tergantung Anda sebagai pembaca akan memakai Kitab Suci versi apa yang akan dijadikan sebagai dasar kebenarannya, namun yang jelas TIDAK ADA kitab Suci berbahasa Ibrani yang menulis NAMA Sang Juru Selamat bernama YAHSHUA, YAHOSHUA, atau YAHUSHA. Encyclopedia Wikipedia mencatat bahwa penyebutan nama sang juru selamat dengan nama YAHSHUA, ternyata dimulai pada abad ke 16 oleh Okultis Renaissance saat Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani mulai menyebar, namun dengan didasari ketidak-mampuan membaca huruf-huruf Ibrani maka terjadi mistransliterasi sehingga menghasilkan hasil yang SALAH pula. Jadi apa yang tertulis dalam Kitab Amsal 30: 4 yang berbunyi “Siapakah yang telah naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam

10

genggaman-Nya? Siapakah yang telah membungkus air dengan pakaian? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapakah Nama-Nya dan siapa Nama Putra-Nya? Pastilah engkau tahu!. Jadi TIDAK HARUS ada Nama YAH atau SATU NAMA, kalau pribadi-Nya memang SATU (Ekhad), hanya bermanifestasi dalam ujud yang berbeda. Jadi kesimpulannya, sangat aneh jika tidak ada rangkaian huruf Ibrani yang berbunyi YAHSHUA, namun dipaksakan untuk dibaca dengan pronounciasion YAHSHUA, sedangkan bunyi rangkaian hurufnya YESHUA, hal itu merupakan sikap yang sama dari para theolog yang menolak penyebutan nama Yahweh, dimana nama sesembahan lain yang tidak pernah ada di dalam Kitab Suci, namun dipaksakan untuk tetap ada. Secara sosiologis, jika orang mengatakan bahwa penyebutan nama YESHUA disebabkan karena orang Yahudi memelesetkan kata YAH menjadi YE, maka jelas lebih tidak mungkin lagi, karena jika Yosep dan Miryam memberi nama “putranya” dengan nama YAHSHUA, tentu mereka berdua akan dirajam batu oleh orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi menganggap Yosep dan Miryam melecehkan YAH yang tidak boleh diberikan kepada manusia karena hanya untuk pribadi YAHWEH saja. Jadi alasan apapun dan dengan dalil apapun, nama sang Juru Selamat TIDAK MUNGKIN bernama YAHSHUA. Bedakan huruf Ibrani berikut ini.

[vwhy

= YAHUSHA atau YAHOSHUA,

[wfhy

= YAHSHUA

11

Jangan memaksakan kehendak HARUS YAH karena tidak ada satu ayat pun yang menekankan HARUS YAH. Ingat YAHSHUA itu BUKAN Juru Selamat melainkan HANYA dua kata yang dijadikan satu, yaitu Yah dan Shua yang berarti Yahweh menyelamatkan. Kalau kita mengada-ada hal-hal yang TIDAK ADA, apa bedanya dengan Kristen Muslimin? Rangkaian huruf Ibrani atau Aramaic yang berbunyi YAHSHUA seperti tersebut di atas, tidak ada yang merujuk ke Nama Pribadi sang Juru Selamat manusia di seluruh bumi ini. Nama Yesus yang selama ini dipahami oleh umat Nasrani (khususnya di Indonesia), berasal dari Kitab Suci berbahasa Yunani, yang dianggap oleh sebagian umat nasrani sebagai tulisan “asli” dari Kitab Perjanjian Baru yaitu Ihsouj (IESOUS) dimana dalam Kitab Mattai 1: 21 ditulis sebagai berikut :

ηεξεηαι δε ςιον και καλεζειρ ηο ονομα αςηος ιηζοςν αςηορ γαπ ζωζει ηον λαον αςηος απο ηων αμαπηιων αςηων Texetai de huion kai kaleseis to onoma autou iesoun autos gar sosei ton laon autou apo ton amartion auton Dan dia akan melahirkan seorang Putra dan engkau akan menyebut Nama-Nya: IESOUS, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka

12

b. Isa Almasih. Siapakah Isa Almasih itu? Nama isa tertulis dalam Al Quran dan orang menyangka bahwa Isa itu Yeshua yang selama ini dikenal di Indonesia sebagai Yesus. Nama Isa tercatat dalam kitab Maryam pada awal “wahyu” di Mekah, dimana Jibril menyampaikan kabar gembira yang pertama kalinya kepada Maryam. Kitab 19 Maryam ayat 19 dan muncul pertama kali Nama Isa Almasih di Al Quran Kitab 3 Ali „Imran ayat 45. Tidak ada inskripsi ataupun catatan sejarah yang mengungkapkan makna atau arti dari nama Isa. Selama ini, umat Nasrani di Indonesia berpikir bahwa Yesus yang sesungguhnya bernama Yeshua, itu sama dengan pribadi Isa Almasih yang ada dalam Kitab Suci umat Islam (Al-Quran). Akibatnya semakin rancu karena mencampuradukkan antara Al-Quran dengan Injil (Haverit Hakadasha), sehingga menimbulkan rasa saling mencurigai dan terjadi “gesekan” horizontal antara umat Nasrani (Kristen dan Katolik) dengan umat Islam. Banyak penginjilan-penginjilan memakai ayat-ayat Kitab Al Qur‟an, padahal tidak mempelajari dengan baik dan tidak mengimaninya, hal itu justru mengakibatkan terjadinya konflik horizontal karena bagi umat Islam, umat Nasrani dianggap sedang mengkristenkan mereka, padahal kalau umat Nasrani menyadari akan perbedaan yang ada, maka akan tercipta suasana kondusif dan saling hormat-menghormati sebagai sesama bangsa Indonesia, sehingga tidak mengganggu stabilitas NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

13

Pemikiran umat Nasrani dan bahkan mungkin umat Islam sendiri bahwa Isa itu sama dengan YESUS yang disembah oleh umat Nasrani adalah karena adanya kesamaan kisah tentang pribadi yang bernama Isa atau YESUS tersebut. Padahal jika memang benar-benar yang dimaksud adalah pribadi yang sama, tentunya tidak akan ada perbedaan sama sekali. Persamaan kisah tentang Isa dan Yeshua diantara dua kitab tersebut memang bisa saja terjadi, namun karena Kitab Suci, tentu saja akan diklaim oleh umat-umatnya sebagai pedoman hidup yang “bebas dari kesalahan”. Sejarah telah membuktikan bahwa keberadaan Kitab Al Quran adalah 600 tahun setelah Kitab Sucinya umat Nasrani terkanon atau terkumpul dan diresmikan sebagai Kitab Suci resmi umat Nasrani, jadi logikanya jika memang oknum atau pribadinya sama, yaitu Isa dan Yeshua tentu tidak ada perbedaan sama sekali, sebagai bukti bahwa oknumnya sama. Namun kenyataannya ada beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah : 1. Isa Almasih dalam Kitab Al Quran. Isa Almasih dalam Al Qur‟an memiliki kaitan dengan sesembahan yang bernama Allah. Allah dalam Al Quran bukanlah sebagai sebutan untuk mengganti kata Tuhan, atau sebagai sinonim kata, melainkan Nama Diri sesembahannya Muhammad sebagai nabi besarnya atau sebagai utusan Allah. Sedangkan berdasarkan Kitab Haverit HaKadasha, Yeshua tidak ada kaitan sama sekali, karena dalam Kitab tersebut justru Yeshua mengajar umat-Nya untuk mengasihi YAHWEH, bukan mengasihi Allah. Dan

14

sudah barang tentu Al Quran tidak pernah menulis satu pun Nama atau Pribadi YAHWEH, karena Muhammad sebagai orang Arab tidak mengenal YAHWEH. 2. Perbedaan Signifikan dengan Injil. a. Kelahiran-Nya. Adanya perbedaan yang signifikan antara tempat kelahiran dari Isa Almasih dalam Al Quran dan Yeshua yang ada di dalam Kitab Sucinya umat Nasrani. Dalam Al Quran surat 19 Maryam ayat 23, Isa Almasih ternyata ditulis dilahirkan di bawah pohon kurma, hal itu sesuai dengan apa yang ditulis dalam Al Quran hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain (Pelayan kedua Tanah Suci) Raja Fahd ibn‟Abd al‟Aziz AlSa‟ud, halaman 465 sebagai berikut:

15

b.

Sementara Kitab Sucinya Umat Nasrani menulis dengan tegas bahwa Yeshua dilahirkan di Beit Lekhem (Betlehem) di Yehuda (Yudea) di kandang ternak. Luqas 2:8-20 Perbedaan-perbedaan tersebut sudah sangat jelas membuktikan kalau Isa Almasih yang tertulis dalam Kitab Al Quran, tidak sama dengan Yeshua HaMashiakh yang ada dalam Kitab Sucinya Umat Nasrani, jadi sebaiknya tidak usah dipaksakan untuk menjadi sama sehingga justru menimbulkan konflik diantara dua Agama besar ini di Indonesia, biarlah masing-masing berjalan di relnya sendirisendiri saja, sehingga tidak saling curiga dan saling menjelekkan satu dengan lainnya. KeTuhanan-Nya. Kitab Al Quran baru ada sekitar 600 tahun setelah Injil, jadi berdasarkan sumber deskripsi, tentu saja seharusnya apa yang tertulis dalam Al Quran mengenai Isa Almasih akan mengacu kepada Injil dan Deskripsi mengenai Isa Almasih dalam Al Quran memang mirip dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci umat Nasrani, namun Al Quran menyangkali keTuhanan-Nya. Banyak ayat-ayat dalam Al Quran yang jika dikutip semua akan sangat tidak bijaksana, namun menTuhankan Isa Almasih merupakan tindakan shirik karena Isa Almasih itu hanya seorang nabi besar, sama dengan nabi-nabi besar yang lain yang tertulis dalam Al Quran, sedangkan Kitab Sucinya umat

16

c.

Nasrani justru menekankan Yeshua HaMashiakh sebagai ben Elohim (Putra Elohim) dan memiliki karakteristik sebagai Tuhan, sehingga umat Nasrani menyembah-Nya sebagai Tuhan, disamping sebagai Juru Selamat. Silsilah-Nya. Al Quran menegaskan dalam Kitab 66 At Tahriim ayat 12 bahwa Amran atau Imran dalam logat Arab, punya anak-anak yang bernama Miriam dan Aha‟ron / Harun (dan Musa / Moshe). Jadi Maryam (Ibu Isa Almasih) itu Miryam puteri Amran, yang sekaligus adalah saudaranya Aha‟ron, seperti berikut ini :

Bagaimana mungkin Maryam (ibunya Isa Almasih) itu Miryam (saudaranya Aha‟ron), padahal berdasarkan kronologis memiliki perbedaan waktu sekitar 1.400 tahun. Semua umat Islam di seluruh dunia tentu menganggap bahwa Al Quran itu bebas dari kesalahan, artinya apa yang tertulis dalam Al Quran itu TIDAK MUNGKIN SALAH dan TIDAK BISA SALAH, sehingga kesimpulannya bahwa Isa Almasih itu BUKAN Yeshua HaMashiakh, sebab Kitab Sucinya umat Nasrani mencatat bahwa Yeshua HaMashiakh memiliki silsilah yang lengkap seperti yang ditulis dengan jelas dalam Kitab Mattai

17

/ Matius 1: 1-16 dan berbeda dengan Isa yang ada dalam Al Quran. d.

Penyaliban dan Kematian-Nya. Al Quran dalam Kitab 4 An Nisaa ayat 157-158 menyatakan bahwa Isa Almasih tidak mati karena disalibkan.

Sementara Injil (Kabar Baik) kitabnya umat Nasrani menegaskan dengan disertai banyak saksi bahwa Yeshua HaMashiakh mati disalib dan pada hari ke tiga bangkit untuk membuktikan bahwa diri-Nya adalah benar Elohim yang layak untuk disembah. e. Kedatangan Kembali Isa Ditulis oleh Hadist Sunan Abu Dawud 2025 bahwa Isa akan datang dari surga sebagai pejuang moslem untuk menghancurkan kekristenan, Yahudi dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama di seluruh dunia, sebagai berikut : Diriwayatkan oleh Abu Hurayrah: Nabi (kiranya damai menyertainya) berkata: Tak ada nabi

18

diantara aku dan dia, itulah Isa (kiranya damai menyertaiNya). Ia akan turun (ke bumi). Ketika kamu melihatnya, kenalilah Dia: Seorang pria dengan tinggi sedang, rambut dan kulit kemerahan, mengenakan dua jubah berwarna kuning terang, terlihat seperti ada air yang jatuh dari kepalanya, meskipun kepalanya itu tidak basah. Ia akan memerangi orang-orang demi Islam. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi-babi, dan menghapuskan pajak jizyah. Allah akan menghancurkan semua agama kecuali Islam. Ia (Isa) akan menghancurkan Antikristus dan akan hidup di bumi selama empat puluh tahun dan kemudian Ia akan mati. Orang-orang moslem akan mendoakannya. Disamping itu saat Isa datang kembali, kedatangan-Nya itu untuk menghancurkan Messias palsu, yaitu Dajjal, beserta kekuatan-kekuatannya. Hal itu seperti yang tertulis dalam Hadist Sahih Muslim 1348 yang bunyinya sebagai berikut : “Dikisahkan Abu Hurayrah: ….. Saat mereka (Pasukan Moslem yang telah menang) sibuk membagikan jarahan perang (diantara mereka sendiri) setelah menggantung pedang mereka di pohon-pohon zaitun, satan akan berteriak: Dajjal telah mengambil tempatmu di antara kaum keluargamu. Mereka kemudian akan keluar, tetapi tidak akan berhasil. Ketia mereka mencapai Syria, ia akan keluar ketika mereka masih sedang

19

bersiap-siap untuk berperang, mengurusi jabatan. Tentu saja, waktu sembahyang akan tiba dan kemudian Isa (SAW), putra Maryam, turun dan akan memimpin mereka melaksanakan sholat. Ketika musuh Allah melihat hal itu, ia akan (menghilang) seperti garam yang larut dalam air dan jika Dia (Isa) tidak menghadapi mereka sama sekali, mereka benar-benar akan musnah. Allah akan membunuh mereka dengan tangan-Nya dan Ia akan menunjukkan pada mereka darah mereka pada cambuk-Nya (cambuk Isa Almasih). Namun, Kitab Suci umat Nasrani mengungkapkan dengan jelas bahwa Yeshua akan datang kembali dengan cara dan perbuatan sebagai berikut : “Dan sementara mereka terus terbelalak ke langit selagi Dia pergi, maka tampaklah dua orang dengan pakaian putih berdiri di dekat mereka, yang juga mengatakan, “Hai para pria, orang-orang Galil / Galilea, mengapa kamu berdiri sambil memandang ke langit? Yeshua ini, yang telah terangkat ke surga dari antara kamu, demikianlah Dia akan datang kembali dengan cara yang telah kamu lihat Dia pergi ke surga.” Kisah 1: 10-11 “Sebab dengan suatu seruan, dengan suara penghulu malaikat dan dengan bunyi sangkakala Elohim, Dia akan turun dari surga dan orang-orang yang mati di dalam HaMashiakh akan pertamatama bangkit. Kemudian kita yang masih hidup,

20

yang sedang ditinggalkan, akan diangkat bersamasama dengan mereka dalam awan-awan ke dalam pertemuan Tuhan di angkasa, dan demikianlah kita akan senantiasa berada bersama Tuhan.” 1 Tesalonika 4: 16-17

21

BAB 2 PRIBADINYA

a. Bukan sekedar utusan dan bukan sekedar Firman. Berdasarkan Kitab Al Quran tersebut di atas, dimana posisi Yeshua (Yesus / Isa) hanya sebagai nabi besar saja, ternyata berdampak terhadap umat Nasrani yang justru sudah mengenal Nama / Pribadi YAHWEH namun tidak memahami theologia dengan benar. Akibat tidak memahami Kitab berbahasa Ibrani / Aramaic maka muncul problem-problem baru bagi “Penyembah Yahweh” itu sendiri dalam hal pengajaran. 1. Perbedaan Nama. Munculnya perbedaan nama sang Juru Selamat. Ada yang berpikir nama-Nya Yahshua, Yehoshua, dan Yahusha. Untuk hal ini sudah diterangkan di Bab 1 tentang Yeshua, Yahshua atau Yahoshua, halaman 1. 2. Kitab yang Bukan Firman Tuhan. Muncul statement bahwa Kitab-kitabnya Rabi Shaul / Rasul Polos (Paulus) itu BUKAN Firman Tuhan, hal itu karena mereka tidak memahami tulisan Rabi Shaul yang adalah seorang theolog (ahli Torah). 3. Mengikuti Yudaisme. Nama Yahweh tidak lagi disebut tetapi mengikuti orang-orang Yudaisme dengan mengganti menjadi HaShem dan atau Adonai. Padahal orang-orang

22

Yahudi itu tidak menyebut nama YAHWEH bukan karena mereka tidak mengerti atau tidak memahami YAHWEH, karena nenek moyang mereka pasti mengajarkan Pribadi YAHWEH yang sudah membawa mereka keluar dari negeri perbudakan di Mitsrayim / Mesir. Seharusnya sebagai bangsa yang bukan Yahudi jangan ikut-ikutan orang Yahudi, yang walaupun bangsa pilihan YAHWEH, namun mereka justru bebal dan seringkali mereka tidak taat dan tidak melakukan Firman-Nya dengan konsisten, jelas-jelas YAHWEH adalah pribadi yang minta nama-Nya disebut dan dipanggil. Baca ayat berikut ini:

rm;ato-hKo hv,m-o la, ~yhiloa/ dwO[ rm,aYOw: ~k,yteboa] yheloa/ hw ~l(;[ol. Wayomer od Elohim el-Moshe ko-tomar el-be‟nei Yisrael YAHWEH elohei avokeikem elohei Avraham elohei Yits‟khaq we‟elohei Yaa‟qov she‟lakhani a‟leikem ze-sh‟mi le‟olam we‟ze zik‟ri le‟dor dor. Dan Elohim berfirman lagi kepada Moshe/Musa, “Katakan demikian kepada bani Yisrael: YAHWEH, Elohim leluhurmu, Elohimnya Avraham, Elohimnya

23

Yits‟khaq, dan Elohimnya Yaa‟qov, telah mengutus aku kepadamu. Itulah Nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah pengingat bagi-Ku turun-temurun. Keluaran 3: 15 Ayat tersebut jelas mengajarkan agar Nama YAHWEH diingat untuk selama-lamanya dan turun-temurun. Juga baca ayat berikut ini :

W[ydiwOh wOmv.bi War.qi hw
W[ydiwOh wOmv.Bi War.qi hw
24

(Nama itu) dan Adonai (Tuanku), namun hal itu tidak sesuai dengan isi hati Tuhan. Karena dengan tidak menyebut nama-Nya, justru akan menyebabkan orang jadi lupa akan Nama YAHWEH, yang tentu saja menyebabkan mereka akhirnya tidak mengenal pribadi YAHWEH, seperti apa yang pernah tertulis dalam Kitab Hakim 2: 10-11. Satu generasi lupa kepada YAHWEH akibat tidak pernah disebut. Jangan sampai hal itu terulang kembali akibat pemahaman Firman yang salah. 4. Anggapan Yeshua hanya sekedar Firman. Anggapan bahwa Yeshua itu HANYA sekedar Firman dan HANYA utusan Yahweh saja, setelah diamati, ternyata hal itu terjadi karena para “Penyembah Yahweh” belajar dari internet, bukan dari buku-buku theologia yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tersebut, apalagi YAHWEH sang pencipta alam semesta dan penguasa dunia akherat, tentu sangat mudah bagi-Nya untuk berada di banyak tempat dan dalam waktu yang bersamaan, serta melakukan hal-hal supranatural lainnya yang tidak terpikirkan oleh otak manusia. Namanya juga TUHAN, DIA Mahakuasa, DIA mampu berbuat apa saja. Justru karena DIA Tuhan maka DIA mampu melakukan halhal yang dan tidak mampu bertheologia dengan baik, lebih mengutamakan pemaksaan kehendak dari pada belajar kebenarannya. Yang akan dibahas disini adalah tentang adanya perkembangan pengajaran bahwa “Yeshua itu hanya Firman-Nya Yahweh dan utusan Yahweh” saja.

25

Mengenai dasar firman yang dijadikan acuan seringkali mengambil ayat saat Yeshua dibaptis, ada suara yang mengatakan “Engkaulah putra-Ku yang terkasih, kepada-Mu Aku berkenan.” Luqas 3: 22 Orang yang menganggap bahwa Yeshua itu hanya utusan Yahweh adalah karena dalam ayat tersebut di atas, antara Yahweh dan Yeshua itu merupakan Dua Pribadi yang berbeda. Karena tidak mungkin satu oknum berada dalam dua posisi. Hal itu sebenarnya membuktikan tidak memahami arti “Kemahakuasaan” YAHWEH sebagai sang pencipta. Penulis tanpa sengaja melihat Program ON THE SPOT di Trans 7 Tanggal 25 Januari 2013 Jam 19.20 yang saat itu menayangkan Tujuh orang yang mempunyai kekuatan supranatural yang bernama Vladimir Lenin (bukan Vladimir Lenin sang Revolusioner Rusia yang anti Yahudi, melainkan hanya kebetulan terjadi kesamaan nama saja), beliau mampu berada di dua tempat yang berbeda, namun dalam waktu yang bersamaan. Jika manusia saja ada yang diberi kemampuan tidak masuk akal, jika apa yang dilakukan TUHAN itu harus masuk akal, justru itu BUKAN TUHAN, karena manusia juga bisa melakukannya. Namun TUHAN yang tidak masuk akal itu bukan berarti tidak bisa dipikir dengan akal yang sehat. Hanya iman yang benar dan tulus lah yang memampukan untuk mengerti dan menerima. Dan masih banyak argumentasi-argumentasi yang lain, diantaranya juga mengambil ayat dari Kitab Yokhanan 1: 1 yang dihasilkan dari ketidaktepatan penerjemahan sehingga menimbulkan kesalahan paradigma, sehingga orang berpikir bahwa “Yeshua itu

26

hanya Firman dan hanya utusan YAHWEH”. Tentu disebabkan karena ketidaktahuan dunia roh yang unik dan tidak terpikirkan dengan nalar manusia pada umumnya. Kitab Yokhanan 1: 1 (Kitab Suci ILT menerjemahkannya) : “Pada awalnya ada Firman, dan Firman itu ada bersama Elohim dan Firman itu adalah Elohim.”. Padahal ayat tersebut jika diterjemahkan sesuai bahasa Ibrani, justru membuktikan kalau Yeshua itu bukan sekedar utusan dan bukan sekedar Firman, melainkan YAHWEH sendiri yang bermanifestasi dalam ujud manusia. Dalam buku ini, ada beberapa ayat yang membuktikan kalau Yeshua itu Elohim / Tuhan, yaitu Bapa YAHWEH sendiri adalah sebagai berikut : 1. Yeshua itu Firman dan Elohim.

hy(;h;( rb(;D(;hw; > rb(;D(;h; hy(;h;( tyviareB. ~yhiloa/ hy(;h(; rb(;D(;h; aWhw> ~yhiloa/h;-( ta, Bereshit haya haDavar we‟haDavar haya et-haElohim we‟hu haDavar haya Elohim. Pada mulanya ada Firman, Firman yang ada itu bersama-sama dengan Elohim, dan Firman yang ada itu Elohim. Terjemahan dan maknanya sebagai berikut: a. “Pada mulanya ada Firman” (Bereshit haya ha Davar), artinya “Firman itu sudah ada”. Beda dengan terjemahan yang mengatakan “Pada mulanya adalah Firman” yang mengandung arti

27

“Firman itu sama dengan Pada mulanya”, seperti 1+2 = 3 yang berarti 3 itu adalah 1+2. Siapakah yang disebut Firman? Yeshua adalah Firman, yaitu Yahweh yang sedang berfirman kepada manusia dalam ujud daging dan berada diantara manusia, seperti apa yang tertulis dalam kitab Yokhanan 1: 14 “Dan Firman itu sudah menjadi daging dan berdiam di antara kita. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai yang tunggal dari Bapa, penuh anugerah dan kebenaran.” b. “Firman yang memang ada, itu bersama dengan Elohim” (We‟haDavar haya etHaElohim” artinya Firman yang ada, itu berasal dari sumber dan sesuatu yang sama. c. “Firman yang memang ada itu Elohim” (we‟hu haDavar haya Elohim) artinya Firman yang memang sudah ada, itu bukan kuasa yang keluar dari Elohim, atau bagian dari Elohim, melainkan Elohim itu sendiri. Jadi Yeshua yang adalah Firman, itu juga Elohim itu sendiri, yaitu YAHWEH. Kalau begitu TIDAK MASUK AKAL? Ya… YAHWEH memang TIDAK MASUK AKAL, justru ketidakmasukakalan itulah sekaligus membuktikan kalau YAHWEH itu Tuhan. Kalau Tuhan masuk akal, itu justru bukan Tuhan. Seperti kisah seseorang yang bernama Vladimir Lenin dari Rusia tersebut di atas. Kalau Vladimir Lenin saja punya kemampuan

28

demikian, apalagi YAHWEH Tuhan pencipta alam?

yang

adalah

2. Yeshua dan YAHWEH itu satu. Aku dan Bapa itu Satu -

dx(;a. ba(;h(;w> ynIa]

Yokhanan / Yohanes 10: 30 Siapa yang disebut Bapa? Dalam Kitab Yeshayahu / Yesaya 63: 16 dan pasal 64: 8, yang disebut Bapa adalah YAHWEH. Jadi Yeshua dan YAHWEH itu SATU PRIBADI dalam DUA MANIFESTASI. Dalam ujud Roh karena sebagai sang Pencipta, dan dalam ujud manusia saat berfirman kepada manusia, namun dalam satu jenis dan sesuatu yang sama dan sekaligus juga mampu berada dalam tempat yang berbeda dan pada waktu yang bersamaan. Itulah sebabnya Yeshua mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa sebelum Avraham ada, Yeshua HaMashiakh sudah ada (Yokhanan 8: 58). Padahal jika diperhatikan era nya, berselisih ribuan tahun. Itulah sebabnya Kitab Wahyu mengatakan bahwa Yeshua HaMashiakh itu sama dengan YAHWEH, yaitu Yang Awal dan Yang Akhir “Aleph we Taw” atau “Alfa dan Omega” seperti A dan Z yaitu bagaikan huruf awal dan huruf akhir sebuah abjad (Wahyu 1: 8, 11, 21: 6, 22: 13). 3. Menolak Yeshua, berarti menolak YAHWEH.

ybia(-; ta,-~G: anEf aWh ytiao anEFh; Hasne oti hu sne gam-et-avi

29

Siapa yang membenci Aku, ia juga membenci Bapa-Ku Yokhanan 15: 23 Antara Yeshua dan YAHWEH tidak bisa dipisahpisahkan karena SATU PRIBADI yang sama. Hanya beda manifestasi saja karena dalam ujud yang berbeda. 4. Pernyataan Kitab Hebraic Roots Version. 1 Korintus 12: 3 Because of this, I make known to you that there is no one who speaks by the spirit of Eloah and says that Yeshua is accursed. And neither is a man able to say that “YAHWEH IS YESHUA” except by the Ruakh HaQodesh” yang artinya “Oleh sebab itu aku memberitahukan kepadamu, bahwa ketika berbicara dalam Roh Eloah / Roh Elohim / Roh Tuhan, tidak seorang pun mengatakan, “Yeshua terkutuk,” dan tidak seorang pun dapat mengatakan, “YAHWEH itu Yeshua,” kecuali oleh Roh Kudus.” 5. Pernyataan Peshitta (Kitab berbahasa Aram). Luqas 2: 11

Yhwty0d 0qwrp 0nmwy ryg Jwkl dlyt0 dywdd htnydmb 0xy4m 0yrm “Athilad l‟kon geir yomana peruqa d‟aithuhi MarYah Messiakh b‟madintha d‟Dawid.”

30

“karena pada hari ini telah dilahirkan bagimu seorang Juruselamat, yaitu Tuhan YAHWEH sang Messias, di kota Dawid.” Jadi sangat jelas bahwa bayi yang dilahirkan dari perawan Miryam / Maria itu bukan manusia, melainkan Tuhan YAHWEH yang bermanifestasi dalam ujud manusia.” Pernyataan bahwa Yeshua itu hanya sekedar utusan dan sekedar Firman-Nya YAHWEH adalah pernyataan dari kelompok Saksi Yehuwa. Sementara penolakan terhadap Nama dan Pribadi Yeshua adalah pernyataan kelompok Yudaisme. b. Satu pribadi dengan YAHWEH. Bukti-bukti berikut ini (berdasarkan Firman) sangat meyakinkan bahwa Yeshua itu YAHWEH dalam ujud manusia. 1. Yang Awal dan Yang Akhir. Maksud dari “Yang Awal dan Yang Akhir” adalah bahwa Yeshua itu awal dari segala-galanya dan akhir dari segala-galanya, yaitu Yeshua sebagai Elohim yang tidak lain adalah YAHWEH, tentu tidak ada awalnya, melainkan ada dengan sendirinya, sedangkan Yeshua juga sebagai “nabi” terakhir, yaitu dalam perwujudannya seperti manusia yang berbicara kepada manusia, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yokhanan / Yohanes 3: 16). Karena di bawah kolong langit ini, tidak ada nama lain yang dikaruniakan

31

kepada manusia untuk selamat, selain di dalam namaNya yaitu nama Yeshua (Kisah 4: 12). Bukti bahwa Yeshua dan YAHWEH itu satu pribadi, dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama-sama tertulis tidak berawal dan berakhir.

hw laer(;f.yI-%l,m, hw
hw @wOsw(; varo wt(w; > @l,a(; ykinao (; hy(;h;( hwOh aWh rv,a] ~yhiloa/ twOab(;c. yheloa/ ab(;w(; Anoki Alep we‟taw rosh wasop ne‟um-YAHWEH Elohim asher hu howe haya wava elohei tsevaot. YAHWEH berfirman, “Aku adalah Alep dan Taw, permulaan dan penghabisan, Yang Ada dan Yang Telah Ada dan Yang Akan Datang, Penguasa Semesta alam.

32

Wahyu 1: 8

@wOsw(; varo !wOrx]a;w> !wOvari wt(;w> @l,a(; ykinOa(; Anoki Alep we‟Taw rishon we‟Akharon rosh wasop. Akulah Alep dan Taw, permulaan dan penghabisan, yang Pertama dan yang Terakhir. Wahyu 23: 13 2. Satu satunya Penyelamat. Dalam Perjanjian Lama YAHWEH itu sebagai satusatunya juru selamat, artinya sebelum bermanifestasi seperti manusia ya tidak ada juru selamat selain YAHWEH, maka saat bermanifestasi dalam ujud manusia ya tetap saja Yeshua sebagai penyelamat karena satu pribadi adanya.

[;yviwOm yd;[(;l.B;mi !yaew> hw
Dbeaoh;-( ta, [;yviwOhl. ~d(a; (;h(;-!b, ab(; yKi Ki va ben-haadam le‟hoshia et-haoved Sebab Anak Manusia datang untuk Menyelamatkan yang hilang. Mattai 18: 11 Pernyataan bahwa YAHWEH itu Juru selamat, juga ditulis oleh Rabi Shaul / Rasul Paulus, sekaligus juga

33

menyatakan kalau Yeshua HaMashiakh juga juru selamat, karena memang satu pribadi.

jleM(;yI hw
!yBe dx(;a, #ylimeW aWh dx(a; , ~yhiloa/ yKi aWh ~yvin(;a] !ybeW ~yhiloa/ x;yviM(; [;WvyE vyaih(; Ki Elohim ekhad hu umelits ekhad bein Elohim uvein a‟nashim hu haish Yeshua HaMashiakh. Sebab Elohim adalah Esa, Esa pula Pengantara antara Elohim dan manusia, yaitu manusia Yeshua HaMashiakh. 1 Timotios / Timotius 2: 5 Yang dimaksud dengan “manusia Yeshua HaMashiakh” disini, bukan berarti Yeshua HaMashiakh itu manusia, melainkan dalam manifestasi-Nya seperti manusia (berujud manusia), bukan berujud binatang raksasa atau berujud makhluk aneh yang membuat manusia jadi bingung. 3. Terang Abadi. YAHWEH adalah terang abadi bagi manusia, maka saat bermanifestasi dalam ujud manusia yaitu Yeshua HaMashiakh, tetap sebagai terang hidup.

34

@seay(; E alo %xereywI %vem.vi dwO[ awOby(;-alo ~l(;wO[ rwOal. %L(;-hy Lo-yavo od shim‟shekh wirekhekh lo yeasep ki YAHWEH Yih‟ye-lakh le‟or olam we‟shal‟mu ye‟mei ev‟lekh Mataharimu tidak lagi akan menjadi terang bagimu, dan bulanmu tidak akan memudar, karena YAHWEH akan menjadi terang abadimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir. Yeshayahu / Yesaya 60: 20

ynINEhi ~l(;wO[h(; rwOa ~l(;wO[b(; ynIa] dwO[B. Be‟od ani baolam or haolam hinneni. Selama Aku berada di dunia, Akulah terang dunia. Yokhanan / Yohanes 9: 5 4. Mahatahu. YAHWEH itu Elohim yang Mahatau, maka bani Korah dalam Mazmurnya mengatakan kalau Elohim itu mengetahui rahasia hati manusia karena Elohim mahatau, maka saat bermanifestasi dalam ujud manusia juga Mahatau. Ketika dalam ujud Yeshua HaMashiakh, saat sedang berjalan di kota Yerikho, ada seorang Kepala Pemungut Cukai yang ingin melihat “orang” seperti apakah Yeshua itu? Hal itu karena “suara” mengenai

35

Yeshua sudah sering dia dengar, maka ketika ada kesempatan dimana Yeshua melewati kota Yerikho kota dimana Zakai / Zakheus tinggal, kesempatan itu tidak dia sia-siakan, maka Zakai segera naik pohon Ara karena tubuhnya pendek. Namun karena Yeshua HaMashiakh itu Elohim yang Mahatau, maka saat Yeshua berada tepat di bawah pohon dimana Zakai berada di atasnya, Yeshua memanggil namanya dengan tepat karena DIA Mahatau, jadi walaupun belum berkenalan namun Yeshua tahu siapa nama orang yang duduk di atas pohon Ara. Itu merupakan salah satu contoh yang membuktikan sifat YAHWEH yang Mahatahu itu ada dalam diri Yeshua HaMashiakh.

[;deyO aWh-yKi tazO-rq(;x]y: ~yhiloa/ aloh] Ble twOmlu[]T; Ha‟lo Elohim yakha‟qar-zot ki-hu yodea taa‟lumot lev. apakah Elohim tidak akan menyelidikinya? Sebab Dia mengetahui rahasia hati. Mazmur 44: 22

aF(;Yiw: aWhh; ~wOqM(;h;-la, [;WvyE aboY(;w(; yK(;z: wyl(;ae rm,aYOw: Whaer.Yiw: wyn(y; [e-ta, ^t,ybeB. ~wOYh; !Kv.li ynInh> i yKi hd(;r. Hr(h; ]m; Wayavo Yeshua el-hammaqom hahu wayyissa eteinaiw wayyir‟ehu wayomer elaiw Zakai maha‟ra re‟da ki hin‟ni lish‟kon hayyom be‟veitekha.

36

Dan ketika Yeshua tiba di tempat itu, sambil memandang ke atas, Dia melihatnya dan berkata kepadanya, “Zakai, segeralah turun, karena di rumahmu haruslah Aku tinggal hari ini. Luqas 19: 5 5. Tidak boleh dipisah-pisahkan dengan YAHWEH. Keberadaan Yeshua HaMashiakh saat di bumi tidak bisa dipisah-pisahkan dengan YAHWEH, karena Yeshua HaMashiakh itu YAHWEH dalam ujud manusia, walaupun dalam ujudnya seperti manusia hanya sementara, yaitu sampai Yeshua HaMashiakh naik ke sorga setelah bangkit dari kematian, namun kederadaan-Nya selama di bumi tidak boleh dipisahpisahkan dengan YAHWEH. Itulah sebabnya Yeshua HaMashiakh memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengasihi YAHWEH, bukan mengasihi diri-Nya atau pribadi sesembahan lain. Kenapa tidak berfokus kepada diri-Nya? Karena diriNya saat di bumi ini hanya sementara saja yaitu untuk berfirman kepada manusia, dan tidak masalah bagi Yeshua karena memang diri-Nya adalah YAHWEH, jadi mengasihi YAHWEH itu juga sama dengan mengasihi Yeshua. Ini ayat yang menyatakan bahwa Yeshua HaMashiakh memerintah-kan murid-murid-Nya untuk mengasihi Bapa YAHWEH.

hw wyl(;ae [;WvyE rm,aYOw: ^v.p.n-: lk(;bW. ^b.b(;l.-lk(;B. ^yh,lO a/ ^[,D-(; lk(;bW. 37

Wayomer Yeshua elaiw we‟ahav‟tta et YAHWEH Eloheikha be‟kal-le‟vavkha uv‟kal-naf‟shekha uv‟kal-maddaekha. Firman Yeshua kepadanya, “Kasihilah YAHWEH, Elohimmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Mattai / Matius 22: 37 Dan ini ayat yang menyatakan bahwa antara Yeshua dan YAHWEH itu merupakan satu Pribadi yang tidak boleh dipisahkan.

Ybia(-; ta,-~G: anEf aWh ytiao anEFh; Hasne oti hu sne gam-et-avi. Siapa yang membenci Aku, ia juga membenci Bapa-Ku. Yokhanan 15: 23

6. Kekal. Yeshua yang adalah YAHWEH, merupakan suatu realitas / kenyataan bahwa YAHWEH itu kekal. Saat “berfirman” kepada manusia dalam ujud Yeshua HaMashiakh, merupakan bukti pernyataan kitab suci bahwa YAHWEH itu Kekal.

~l(;wO[h(;-!mi laer(;f.yI yheOla/ hw hw !mea(; Barukh Yahweh elohei yisrael min-haolam we‟ad haolam

38

wayomru kal-haam amen we‟halel laYahweh Diberkatilah YAHWEH, Elohim Yisrael, DARI KEKAL SAMPAI KEKAL. Maka seluruh umat mengatakan, “Amin! Dan terpujilah YAHWEH. 1 Tawarikh 16: 36 Kekekalan YAHWEH tentu saja mengandung makna yang luar biasa dan dalam, yaitu : a. Dari nama-Nya itu sendiri. Nama Yahweh berarti DARI KEKAL SAMPAI KEKAL. b. Eksistensi atau keberadaan-Nya juga kekal.

#r,a, llewOxT.w: WdL(;yU ~yrih(; ~r,j,B. Lae hT(a; ; ~l(;wO[-d[; ~l(;wO[meW lbetew> Be‟terem harim yulladu wat‟kholel erets we‟tevel umeolam ad-olam atta el. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, atau bahkan sebelum Engkau melahirkan bumi dan dunia, Engkaulah ELOHIM DARI KEKAL SAMPAI KEKAL. Mazmur 90: 2 Hal itu mengandung makna bahwa sampai sekarang pun YAHWEH masih tetap ada, sampai kapan pun. Bukan saja berada dalam diri Yeshua sehingga tidak perlu lagi pribadi YAHWEH. Yokhanan 1: 1 yang sudah diterangkan dalam point 1 “Yeshua itu Firman dan Elohim” tersebut di atas merupakan manifestasi YAHWEH dalam ujud manusia sebagai Firman yang hidup (Davar), namun bukan beda pribadi karena sebagai Firman yang sudah ada, itu bersama-sama dengan Elohim dan

39

Firman yang ada itu adalah Elohim, yaitu YAHWEH. Jadi saat ada Yeshua di bumi, YAHWEH pun tetap ada. Namanya juga Tuhan, DIA mau jadi apa saja dan berapa saja tidak masalah. Memang saat berfirman kepada manusia, YAHWEH menyatakan diri-Nya sebagai figur Yeshua HaMashiakh, sesuai kehendak-Nya yang disampaikanNya melalui malaikat Gabriel kepada Miryam (Mattai 1: 21). Kekurangpahaman theolog tentang kekekalan Nama dan Pribadi YAHWEH yang diakibatkan oleh “ajaran pengganti” yang berkiblat ke Yunani, telah mengubah konsep kekekalan Nama dan Pribadi YAHWEH. Dan itu menyebabkan terjadinya kontroversi ayat-ayat Firman yang menyatakan bahwa Nama dan Pribadi YAHWEH itu kekal. Orang berpikir bahwa dengan “dilahirkannya” Yeshua HaMashiakh berarti Nama dan Pribadi YAHWEH sudah tidak ada, tidak bisa disebut dan bahkan telah digantikan dengan Nama dan Pribadi Yeshua HaMashiakh. Ayat berikut ini kembali membuktikan akan kekekalan Nama dan Pribadi YAHWEH.

Wn[(;d(;y> aOl ~h(r; (;b.a; yKi Wnybia hT(;a;-yKi Wnybia;( hw ^m,v. ~l(;wO[me Wnlea]GO Ki-atta avinu ki Av‟raham lo ye‟daanu we‟Yisrael lo yakiranu atta Yahweh avinu goalenu

40

meolam sh‟mekha Sebab Engkaulah Bapa kami, walaupun Avraham tidak mengenal kami, dan Yisrael tidak mengakui kami; YAHWEH, Engkaulah Bapa kami, Penebus kami, NAMA-MU KEKAL SELAMANYA. Yeshayahu 63: 16 Dengan membaca ayat tersebut, tanpa menafsirkan pun akan menghasilkan pemahaman akan kekekalan Nama dan Pribadi YAHWEH. a. Jelas tertulis bahwa NAMA-NYA KEKAL , artinya nama YAHWEH tidak pernah hilang (Encyclopedia Judaica, second edition “The pronunciation of the YHWH was never lost.) dan bukan seperti dugaan para theolog yang mengatakan nama-Nya sudah tidak ada orang yang mengerti bagaimana mengucapkannya, bahkan orang Yisrael sendiri tidak tahu!. Itu artinya sama saja nama-Nya HILANG dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan itu sendiri. b. Jelas tertulis bahwa NAMA-NYA KEKAL, artinya nama YAHWEH tidak hanya ada dalam Kitab Perjanjian Lama saja. Terbukti dalam Kitab DuTilled Hebrew dan Peshitta / Aramaic Bible nama Yahweh masih ada dan dalam Kitab Haverit Hakadasha, yang adalah Kitab Suci yang dipakai oleh orang Yahudi Messianic yaitu orang Yahudi yang menerima Yeshua HaMashiakh sebagai Elohim, Nama YAHWEH tercatat sebanyak 231 kali dalam 218 ayat. (Buku “Perbandingan Dua Kitab tentang “Nama Yahweh” 41

Dalam Kitab Perjanjian Baru (Haverit Hakadasha) Terhadap Kitab Suci Terjemahan Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia (Indonesia Terjemahan Baru). Oleh Rev. Dr. Yakub Sulistyo Dan Ev. Ronald Sammy Pangau). Itulah sebabnya maka Yeshua HaMashiakh juga mengajar untuk mengasihi YAHWEH dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi seperti ayat berikut ini.

hw wyl(;ae [;WvyE rm,aYOw: ^v.p.n-: lk(;bW. ^b.b(;l.-lk(;B. ^yh,Ola/ ^[,Dm(; ;-lk(;bW. Wayomer Yeshua elaiw we‟ahavtta et-Yahweh eloheikha bekal levavkha uvkal nafsekha uvkal madaekha Firman Yeshua kepadanya: Kasihilah Yahweh elohimmu dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, dan segenap akal budimu Mattai 22: 37 Yeshua / Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk mengasihi YAHWEH, namun di Indonesia ini justru murid-murid-Nya diperintahkan oleh para pemimpin rohani untuk TIDAK menyebut Nama YAHWEH. Lalu ajaran Yeshua / Yesus yang mana yang memerintahkan hal itu? Lebih lanjut Sh‟lomo dalam Mazmurnya mengatakan bahwa selama ada Matahari, nama

42

YAHWEH tetap ada, baca ayat berikut ini.

wOmv. !wONyI vm,v,-ynEp.li ~l(;wO[l. wOmv. yhiy> WhWrV.a;y> ~yIwOG-lK(; wOb Wkr.B;t( .yIw> Yehi sh‟mo le‟olam lif‟nei-shemesh yinnon sh‟mo we‟yit‟bar‟ku bo kal-goyim ye‟ash‟ruhi. NAMANYA AKAN TETAP UNTUK SELAMALAMANYA, NAMANYA AKAN TETAP SELAGI MATAHARI ADA, dan mereka saling memberkati dalam namanya, dan segala bangsa akan diberkati olehnya. Mazmur 72: 17 Sekarang matahari masih ada, jadi kalau Kitab Suci saja sudah menulis bahwa NAMA-NYA KEKAL, ya jangan berani-berani MENIADAKANNYA!. Apapun alasannya, karena pribadi-Nya juga KEKAL. Masa Tuhan koq hanya ada sebatas Perjanjian Lama saja?. Berarti sama saja dengan TIDAK KEKAL dan kontroversi. Kenapa nama YAHWEH justru dianggap sesat oleh umat-Nya sendiri di Indonesia? Karena akibat KESALAHAN terjemahan yang telah dilakukan oleh Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Oleh orang-orang yang belum memahami hal ini, seringkali orang Yahudi dijadikan tolok ukur kebenaran, karena mereka mengganti nama YAHWEH dengan HaShem yang berarti “Nama Itu” dan Adonai yang berarti “Tuanku”. Padahal TIDAK ADA Tuhan bernama “Nama Itu” dan “Tuanku”

43

karena itu semua merupakan SEBUTAN, bukan NAMA DIRI. Orang Yahudi mengganti nama YAHWEH menjadi HaShem dan Adonai itu sejak pembuangan ke Babel dan dengan tujuan untuk menghormati PRIBADI YAHWEH, jadi kondisinya beda dengan di Indonesia dimana Nama YAHWEH tidak disebut bukan karena HORMAT pada PRIBADI YAHWEH, melainkan karena TIDAK TAHU dan menganggap nama YAHWEH sesat dan identik dengan Bidat Saksi Yehova / Saksi Yehuwa dan NAMA yang harus dijauhi. Orang Yahudi walaupun tidak memanggil nama YAHWEH dengan maksud untuk menghormati Pribadi YAHWEH, namun hal itu tidak sesuai dengan maksud YAHWEH yang menghendaki nama-Nya disebut. Baca 1 Tawarikh 16: 8, Mazmur 105: 1 dan lain-lain. Maka pernah terjadi 1 generasi tidak mengenal Nama dan perbuatan yang dilakukan oleh YAHWEH. Dan hal itu ditulis dalam Kitab Hakim 2: 10. Kalau mau konsekuen menjadikan orang Yahudi sebagai contohnya, bagaimana dengan mereka yang menolak Yeshua / Yesus? Mereka telah menolak dan menyalibkan-Nya!. Apakah juga mau diikuti? Bahkan hal itu dilakukan oleh para Imam. Jadi yang seharusnya menjadi tolok ukur kebenaran, adalah Firman itu sendiri, jangan orang Yahudi, apalagi pemimpin-pemimpin gereja di Indonesia. Ingat Yeshua / Yesus pun menyuruh mengasihi YAHWEH, karena DIA adalah YAHWEH

44

yang bermanifestasi dalam ujud manusia. Jadi konsekuensinya kalau menolak Yeshua sebagai YAHWEH maka saat mati tidak dibangkitkan. Baca Roma 8: 11 “Namun, jika Roh Dia (YAHWEH) yang telah membangkitkan YESHUA / YESUS dari antara yang mati berdiam di dalam kamu, Dia yang telah membangkitkan HaMashiakh / Kristus dari antara yang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana melalui Roh-Nya (Roh Yahweh) yang berdiam di dalam kamu.” Jadi jangan coba-coba menghilangkan nama YAHWEH dengan dalil apapun, karena hal itu berarti sedang menentang Firman Tuhan yang diyakininya sendiri. Berbicara tentang Nama dan Pribadi YAHWEH dalam Kitab Perjanjian Baru, akan menimbulkan perlawanan sengit dari para theolog yang sudah memiliki pedoman dan prinsip bahwa Kitab Perjanjian Baru aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, namun jika diklarifikasi dari pemahaman ayat-ayat yang ada, justru akan membuktikan bahwa Kitab Suci Perjanjian Baru pun aslinya ditulis bukan dalam bahasa Yunani, melainkan dalam bahasa Ibrani dan Aramaic. Untuk masalah ini akan dijelaskan dalam bab tersendiri. 7. Gembala Yang Baik. Dawid / Daud mengatakan bahwa YAHWEH adalah Gembala Yang baik, dan Yeshua juga menyatakan bahwa diri-Nya adalah Gembala Yang Baik, lihat ayatayat berikut ini.

45

rs(;x.a, aOl y[iro hwmi Mizmor leDawid YAHWEH roi lo ekh‟sar Mazmur Daud. YAHWEH adalah gembalaku, aku takkan kekurangan. Mazmur 23: 1

!TeyI bwOJh; h[,roh(; bwOJh; h[,roh(; aWh ynIa] !aCoh; d[;B. wOvp.n:-ta, Ani hu haroe hatov haroe hatov yiten et-naf‟sho be‟ad hatson Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik mempertaruhkan jiwa-Nya demi domba-domba itu. Yokhanan / Yohanes 10: 11 8. Penuh Cinta Kasih. Umat Nasrani masih banyak yang tidak memahami Firman Tuhan dengan baik sehingga menganggap jika Tuhan dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Tuhan dalam Perjanjian Baru, karena Tuhan dalam Perjanjian Lama itu bagaikan seorang Ayah yang kejam, yang selalu mendisiplin, marah-marah dan tidak ada kasih, sementara Tuhan dalam Perjanjian Baru itu penuh dengan Cinta Kasih. Pemahaman tersebut terjadi karena salah memahami Firman Tuhan. Sebenarnya apa yang banyak ditulis dalam Kitab Perjanjian Lama itu banyak menunjukkan bagaimana kedegilan bangsa Yahudi sehingga Tuhan marah dan mendisiplin mereka, berkali-kali mereka

46

melakukan perbuatan jahat terhadap YAHWEH dengan melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala, menajiskan nama-Nya dan melupakan segala perbuatan-perbuatan yang dilakukan YAHWEH, bagaimana YAHWEH telah membebaskan mereka dari negeri perbudakan di Mitsrayim / Mesir. Banyak ayat-ayat yang mengungkapkan bagaimana bangsa pilihan-Nya bebal dan mengkhianati Tuhan sehingga menjadi jahat dimata Tuhan. Lihat ayat berikut ini : Bilangan 32: 13, Ulangan 31: 29, Hakim 6: 1 dll. YAHWEH memang MARAH BESAR ketika nama-Nya dinajiskan. Lihat ayat berikut ini : Ulangan 4: 24-26, 32: 21, 1 Raja 14: 9, 16:33, 21: 22, 22: 54, 2 Raja 17: 17-18, 22: 17, 2 Tawarikh 33: 6, 34: 25, Yirmeyahu / Yeremia 8: 19, 25: 6 - 7, 44: 8, Yekhezqel / Yehezkiel 36: 21-22. dll. Namun YAHWEH itu penuh dengan cinta kasih sampai selama-lamanya, coba lihat Kitab Mazmur 106: 1, 107: 1, 108: 1 - 4, 29, 136: 1 – 26 dan masih banyak ayatayat yang lain yang membuktikan Cinta Kasih YAHWEH pada manusia, seperti KASIH Yeshua karena Yeshua itu YAHWEH dalam ujud manusia. 9. Pernyataan Para rasul bahwa Yeshua itu YAHWEH. a. Rasul Luqas. Luqas dalam Kitab Kisah Rasul 4: 12 dan Kisah 2: 21 menegaskan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Nama Yeshua HaMashiakh yang adalah YAHWEH.

47

rxea; ~ve !T;nI-alo yKi wOTl.Bi [v;y< !yaew> wOB-rv,a] ~yIm;Vh(; ; tx;T; ~d(;a(; ynEb.li h[(;vWe (;nI we‟ein yesha bil‟to ki lo-nittan shem akher liv‟nei adam takhat hashamayim asher-bo niwashea. Dan keselamatan tidak ada di dalam yang lain, siapa pun, karena di kolong langit ini tidak ada nama yang lain, yang telah diberikan kepada manusia, yang di dalamnya kita dapat diselamatkan.” Kisah 4: 12

jleM(;yI hw We‟haya kol a‟sher-yiq‟ra be‟shem YAHWEH yimmalet. Dan akan terjadi, setiap orang yang memanggil Nama YAHWEH, dia akan diselamatkan. Kisah 2: 21 b. Rabi Shaul / Rasul Paulus. Kitab Roma 6: 23 dan Roma 10: 13 membuktikan bahwa Yeshua HaMashiakh dan YAHWEH itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu suatu pribadi yang layak disembah karena DIA lah yang menyelamatkan manusia dari hukuman api neraka kekal.

tT;m;W !wOdb(a; ] aj.xeh; tr,Kof.m; yKi [WvyEB. xc;n< yYEx; ~yhiloa] 48

WnynEdoa] x;yviM;(h; Ki mas‟koret hakhet‟ a‟vadon umattat Elohim khayei netsakh be‟Yeshua HaMashiakh adoneinu. Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Elohim Ialah hidup yang kekal di dalam Yeshua HaMashiakh Tuhan kita. Roma 6: 23

jleM(;yI hw
49

BAB 3 KONTROVERSI

A. Tulisan Asli Kitab Perjanjian Baru Para theolog meyakini bahwa Kitab Perjanjian Baru Aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Hal itu karena Rabi Shaul / Rasul Paulus saat menulis surat kepada orangorang Roma dan bangsa-bangsa goyim (bukan Yahudi) tentu saja tidak dalam bahasa Ibrani. Dalam perkembangan gerakan Nama Kudus YAHWEH, penekanan bahwa Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani semakin terasa, bahkan aroma pemaksaan kehendak semakin nyata, namun jika dibuktikan secara theologis dengan mengungkapkan ayat per ayat, akan semakin membuktikan bahwa Kitab Perjanjian Baru pun aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani. Berdasarkan pengamatan, didapati bahwa buktibukti Kitab Suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani semacam dipaksakan, untuk membuktikan bahwa dengan ditulisnya Kitab Suci Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani berarti Nama YAHWEH sudah tidak ada lagi dalam Perjanjian Baru dan boleh diganti menjadi Kurios. Jadi secara otomatis untuk “konsumsi” Indonesia berarti boleh diganti menjadi ALLAH. Melalui buku ini, akan dibuktikan bahwa Kitab Perjanjian Baru ASLINYA ditulis dalam bahasa Aramaic

50

dan bahasa Ibrani, sekaligus menjawab pertanyaan orang yang menganggap kalau menyebut YAHWEH berarti kembali ke Perjanjian Lama. Pertanyaan itulah yang masih seringkali terdengar ketika berdiskusi tentang nama YAHWEH. Masih banyak orang ternyata yang masih menganggap jika memakai nama YAHWEH maka harus atau dianggap kembali ke Perjanjian Lama. Sehingga muncul pertanyaan "Koq kembali ke Perjanjian Lama?" dan bahkan ada yang melarang mengutip ayat dalam Perjanjian Lama. Berarti masih banyak orang yang beranggapan kalau Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sesuatu yang terpisahkan. Padahal penyebutan Nama YAHWEH dan menyembah YAHWEH justru kembali ke Kitab Suci, melakukan firman Tuhan dan Perjanijan Lama adalah suatu gambaran yang akan digenapi oleh Tuhan Yeshua serta Perjanjian Lama adalah semacam blue-print yang akan digenapi di Perjanjian Baru. Jadi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak bisa dipisah-pisahkan. Kalau mengevaluasi pernyataan dan pertanyaan tersebut, akhirnya akan memunculkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Bila ada di antara pembaca yang menganggap para penyembah YAHWEH itu kembali ke Perjanjian Lama, mohon dibantu menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apakah Perjanjian Lama sudah tidak berlaku lagi? Mohon tunjukkan ayat pendukungnya dalam Perjanjian Baru.

51

2. Apakah yang berpikir bahwa Tuhan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Tuhan yang berbeda? Jika ya, tolong tunjukkan ayatnya dalam Perjanjian Baru. 3. Apakah Tuhan dalam Perjanjian Lama sudah expired, pensiun, turun tahta, masa jabatan habis? Jika ya, mana ayatnya dalam Perjanjian Baru yang menyatakan demikian? 4. Apakah orang yang mengatakan “koq kembali ke Perjanjian Lama” masih melakukan persepuluhan? Apakah juga masih mentaati 10 perintah Tuhan? Apakah orang yang mengatakan “koq kembali ke Perjanjian Lama” masih percaya dengan paham penciptaan? Apakah juga masih percaya pada nasehat-nasehat di amsal-amsalnya Sh‟lomo? Jika satu saja terjawab "YA" pada salah satu pertanyaan nomor 4 ini, bukankah semuanya ini ada dalam Perjanjian Lama? Kenapa koq masih diikuti juga? Apakah ini artinya orang yang mengatakan “koq kembali ke Perjanjian Lama” ternyata juga kembali ke Perjanjian Lama? 5. Tuhan Yeshua dan para muridNya juga mengutip ayat di Perjanjian Lama. Bahkan Yeshua memerintahkan kita untuk mengasihi YAHWEH (Matius 22:37). Bagaimana mengenai hal ini? Jadi perlu direnungkan dengan hati sejuk dan damai. Pemulihan nama Bapa YAHWEH merupakan salah satu penggenapan dari firman Tuhan yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 3: 21 bahwa Yeshua HaMashiakh harus tinggal di surga sampai PEMULIHAN SEGALA SESUATU terjadi. Nah dihari-hari ini, pemulihan itu sedang terjadi, termasuk pemulihan Nama YAHWEH, yang tertulis dalam

52

Kitab Perjanjian Baru, tentu saja yang berbahasa Ibrani (baik DuTilled Hebrew maupun Haverit HaKadasha) yang dipakai oleh orang-orang Yahudi Messianic, yaitu orang Yahudi yang menerima Yeshua HaMashiakh sebagai Elohim. Ada dua buah buku yang khusus membahas hal tersebut berdasarkan Linguistik, Theologis dan Arkheologis serta Historis, bahkan disertai dengan pernyataan-pernyataan bapak-bapak gereja yang juga menyatakan secara spesific bahwa Kitab Suci Perjanjian Baru ASLINYA ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aramaic yaitu : 1. Ruach Emet, How the “New Testament” was originally written in Hebrew and Aramaic and how it was translated into Greek. By. James Scott Trimm. Had Pasot Beit David. Beaverton, Oregon. Published on behalf of Society for the Advancement of Nazarene Judaism. First Edition, First Printing 5th Month 5765 (August 2005) Printed in USA. http://www.hadpasot-beitdavid.com 2. Memahami Ucapan-Ucapan Yesus yang sulit. Edisi Revisi, David Bivin dan Roy Blizzard, Jr. Pusat Pengkajian Studi Kristen-Yahusi, Dayton, Ohio (tanpa menulis tahun penerbitan). B. Uji ayat yang membuktikan keaslian Kitab. Berdasarkan uji ayat berikut ini, akan lebih membuktikan kalau Kitab Suci Perjanjian Baru ASLINYA ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aramaic.

53

1. Silsilah Yeshua tidak cocok. Kitab Mattai / Matius 1: 1-17 Dalam Kitab tersebut di atas, di ayat 17 ditulis sebagai berikut : “Jadi, dari Avraham sampai Dawid seluruhnya ada empat belas generasi, dan dari Dawid sampai pembuangan ke Babilon ada empat belas generasi, dan dari pembuangan ke Babilon sampai HaMashiakh ada empat belas generasi.” Namun jika dihitung dari ayat 12, ternyata hanya ada 13 generasi, yaitu : 1. Yekhonya, 2. Sealtiel, 3. Zerubabel, 4. Abihud, 5. Elyakim, 6. Azor, 7. Zadok, 8. Akhim, 9. Eliud, 10. Eleazar, 11. Matan, 12. Yaqov, 13. Yosef / Yusuf. Namun jika dibaca dalam Kitab DuTilled Hebrew, ternyata ada satu nama yang tertinggal yaitu nama Avner yang seharusnya berada diantara Abihud dan Elyakim. Dengan demikian berarti Kitab Suci berbahasa Ibrani lebih akurat karena jumlahnya jadi 14 generasi, tepat seperti pernyataan di ayat 17. Dalam melihat realitas / kenyataan tersebut, kebanyakan para pemimpin rohani tidak “kurang akal” dalam “membela” Kitab Suci, dengan mengatakan bahwa satu generasi yang tertinggal, tidak lain adalah generasi kita. Namun jika kakek kita mengatakan demikian, orang tua kita mengatakan hal yang sama dan bahkan generasi kita mengatakan hal yang sama juga, lalu generasi setelah kita juga mengatakan hal yang sama pula, jadi ada berapa generasi kalau demikian? Tentu semakin jadi kacau saja isi Firman Tuhan jika ditafsirkan dengan cara demikian.

54

2. Ucapan Yehuda Ish- qe‟riyot tidak cocok. Kitab Mattai / Matius 26: 25 Ayat tersebut merupakan kelanjutan sebuah kisah nyata, dimana menjelang Yeshua akan disalib, saat sedang makan malam bersama murid-murid-Nya, Firman Tuhan mengatakan “Dan ketika menjelang malam, Dia duduk makan bersama kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Dia berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa seorang dari antaramu akan mengkhianati Aku.” Dan dengan sangat sedih, mereka masing-masing mulai berkata kepada-Nya, “Akukah itu, Tuhan?” Dan sambil menanggapi, Dia berkata, “Orang yang mencelupkan tangan bersama-Ku ke dalam pinggan ini, dia akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang harus pergi sebagaimana yang telah tertulis tentang Dia, tetapi celaka bagi orang itu yang olehnya Anak Manusia dikhianati. Baginya akan menjadi baik, sekiranya orang itu tidak dilahirkan.” Lalu di ayat 25 Yehuda Ish-qe‟riyot / Yudas Iskariot mengatakan “Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." (KS-YLAI) Dalam Kitab berbahasa Yunani ditulis sebagai berikut:

᾿

ἶ · ·



.

Kalimat yang bergaris di bawahnya berbunyi “Meti Ego Eimi” (bahasa Yunani) berarti Surely not I‟am (sesungguh-sungguhnya BUKAN aku). Nah kalau Yehuda Ish-qe‟riyot mengatakan demikian, lalu Yeshua

55

menjawab “Su eiphas” (bahasa Yunani) berarti You have said (Engkau sudah mengatakannya), seharusnya BUKAN Yehuda Ish-qe‟riyot yang mengkhianati Yeshua! Tetapi kenapa dalam realitasnya justru Yehuda Ish-qe‟riyot yang menyerahkan Yeshua? Apakah nubuatan Yeshua SALAH? Tentu saja BUKAN nubuatan Yeshua yang SALAH karena Yeshua itu sempurna dan tidak mungkin salah, melainkan terjemahan Kitab berbahasa Yunani yang SALAH. Kitab DuTilled berbahasa Ibrani menulis jawaban Yeshua :

ybr awh yna itu aku Rabi/Aku itu Rabi - Ani hu rabi Lalu Yeshua mengatakan / menjawab :

T(r; .m(;a(; hT(;a Engkau sudah mengatakannya – Atta amar‟tta Disini terbaca dengan jelas bahwa perkataan Yehuda Ish-qe‟riyot yang ditulis oleh Kitab berbahasa Yunani BERTOLAK BELAKANG dengan apa yang ditulis dalam Kitab berbahasa Ibrani. Kitab berbahasa Yunani Kitab berbahasa Ibrani Itu BUKAN aku ya Rabi Itu aku ya Rabi 3. Teriakan Yeshua saat disalib. Saat Yeshua disalib, Yeshua berteriak “Eli…Eli… lama a‟zav‟tani.” Mattai / Matius 27: 46 Eli itu bahasa Ibrani yang berarti EL Ku atau ElohimKu.

56

Kalau Kitab Suci ditulis dalam bahasa Yunani, seharusnya ditulis : Theos mou… Theos mou. Karena Bahasa Yunani Elohimku adalah Theos mou. Dalam Kitab Haverit HaKadasha ditulis :

lwOdG(; lwOqB. [;WvyE q[;c;( ty[iyviT.h; h[(;Vb(; ;W rv,a] ynITq(; .b;v. hm(l; . yhil(;a/ yhil(;a/ rmoale ynIT(;b.z:a] hm(;l(; yliae yliae rmea(;yE Uvashaa hat‟shiit tsaaq Yeshua be‟qol gadol lemor elahi elahi le‟ma she‟vaq‟tani asher yeamer eli eli lama a‟zav‟tani. Dan kira-kira jam kesembilan Yeshua berteriak dengan suara nyaring, sambil berkata, “Elahi, Elahi, lema shevaq‟tani” yang artinya, “Eli, Eli, lama a‟zav‟tani. Ayat tersebut membuktikan kalau Yeshua saat disalib berteriak dalam bahasa Aram “Elahi… Elahi… Lema shevaq‟tani” yang artinya dalam bahasa Ibrani Eli… Eli… lama azav‟tani. Yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “El-Ku… El-Ku… kenapa Engkau meninggalkan Aku.” Sangat disayangkan Kitab Suci terjemahannya Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia menulis “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”. Sehingga mengaburkan bahasa yang digunakan Yeshua (Aramaic) dan maknanya dalam bahasa Ibrani (bukan bahasa Yunani).

57

4. Nama sesembahannya Rabi Shaul bukan Kurios. Rabi Shaul / Rasul Paulus mengatakan dalam Kitab Kisah Rasul 17: 22 – 25 mengatakan : “Dan Paulus, dengan berdiri di tengah-tengah sidang Areopagus, ia berkata, “Hai para pria, orang-orang Atena, dalam segala hal aku memandang kamu sebagai orang-orang yang sangat beribadah. Sebab ketika sedang jalan berkeliling dan mengamati barang-barang sesembahanmu, aku juga mendapati sebuah mezbah yang di atasnya tertulis: Kepada sesembahan yang tidak dikenal. Oleh karena itu, yang kamu sembah, yang tidak dikenal, Dia inilah yang aku beritakan kepadamu. Elohim yang telah menjadikan dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, Dia inilah yang menjadi Tuhan atas langit dan bumi. Dia tidak berdiam di dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, tidak pula dilayani oleh tangan-tangan manusia seolah-olah membutuhkan sesuatu. Dia sendiri yang memberikan segala kehidupan dan napas bagi segala sesuatu. (KSILT). Coba renungkan: Kitab berbahasa Yunani, TIDAK ADA satu pun menulis nama YAHWEH karena telah diganti menjadi KURIOS. Kalau kitab Suci ditulis dalam bahasa Yunani, berarti Rabi Shaul / Rasul Paulus TIDAK MEMBERITAKAN Nama / Pribadi YAHWEH, karena tidak ada satu pun nama YAHWEH, padahal Elohim yang dia kenal (yaitu Elohim yang tidak dikenal oleh peserta sidang Areopagus) adalah YAHWEH, bukan KURIOS. Rabi Shaul adalah orang yang begitu kental dengan keIbraniannya, maka dia pernah mengatakan identitas

58

dirinya: “Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga! Apakah mereka orang Yisrael? Aku juga! Apakah mereka keturunan Avraham? Aku juga!.” 2 Korintus 11: 22 Jadi saat Rabi Shaul menulis surat-suratnya untuk Sidang Jemaat bagi Goyim (bukan Yahudi), Rabi Shaul menulisnya tetap dalam bahasa Ibrani untuk dititipkan kepada para kelasi yang seperti kebanyakan orangorang Yahudi yang lain yang tentu saja menentang pengajaran nama Yeshua, namun rata-rata untuk para kelasi ini golongan ini memiliki kemampuan berbahasa asing, lebih dari satu selain bahasanya sendiri, hal itu karena tuntutan profesi mereka yang berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain, berbeda dengan para nelayan yang dipanggil Yeshua sebagai murid-muridNya, memang yang itu termasuk golongan kelas bawah yang rata-rata tidak mampu berbahasa asing, apalagi bahasa Yunani yang dianggap sebagai bahasa penjajah. Jadi suratnya Rabi Shaul tersebut dalam bentuk surat terbuka, pada jaman itu memang belum ada Kantor Pos, sehingga para kelasi Yahudi lah yang membawa, sekaligus nalurinya sebagai seorang penginjil menginginkan para kelasi Yahudi juga membaca isinya dan bisa menerima Yeshua sebagai Elohim. Lalu timbul pertanyaan: Kalau begitu surat-suratnya yang berbahasa Ibrani manuskripnya ada dimana? Tempat bersejarah di Israel yang bernama Yad Vashem telah menguraikan kebuntuan kebanyakan para theolog, dimana telah dibuktikan berdasarkan

59

historis di sana, yaitu adanya beberapa bangsa yang anti Yahudi yang berusaha untuk melenyapkannya dari peta dunia, termasuk membakar semua bukti-bukti sejarah berupa kitab-kitab berbahasa Ibrani dari abad ke abad, hal itu akibat kebebalan bangsa Yahudi yang membuang Yeshua sebagai Elohim. Penulis pernah sampai disitu dan melihat bukti sejarah yang disajikan oleh bangsa Yahudi terhadap bangsa asing untuk generasi saat ini. 5. Nama / Pribadi YAHWEH itu KEKAL. Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2 tentang PribadiNya di poin b (Satu Pribadi dengan YAHWEH) Nomor 6. Jika Kitab Suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, berarti sudah tidak ada lagi Nama YAHWEH, artinya Pribadi YAHWEH juga sudah hilang, karena Kitab Suci Perjanjian Baru berbahasa Yunani, Nama / Pribadi YAHWEH sudah diganti menjadi KURIOS. Padahal tidak ada Tuhan bernama KURIOS dan sesembahan orang Yisrael bukan KURIOS. 6. Bahasa Ibrani yang tidak diterjemahkan. Ada beberapa bahasa Ibrani yang tidak diterjemahkan, namun setelah ditulis dalam bahasa Yunani jadi berkesan asi Yunani. Berikut ini beberapa contoh : a. Kisah Rasul 1: 19

yKi ~yIl(;vW(; ry> ybev.y-lk(;l. [d;wOn rb(;F(;h;w> aWhh; hd,F(;h; ar(q; .nI tazO rWb[]b;l. aWh yKi am(;D-. lq;x] ~t(;p;f( .Bi 60

~ymid(; hdef. We‟haddavar nodaa le‟kal-ish‟vei Ye‟rushalayim ki le‟vaavur zot niq‟ra hassade hahu bis‟fatam Khaqal-de‟ma ki hu se‟de damim. Dan hal itu menjadi maklum di antara semua orang yang tinggal di Yerushalayim, sehingga tanah itu dalam dialek mereka sendiri disebut Khaqal-dema, yaitu Tanah kosong berdarah. Khaqal dema itu merupakan dialek bahasa Ibrani untuk menyebut Tanah kosong yang berdarah akibat Yehuda Ish-qe‟riyot mati disitu dengan isi perut yang terburai keluar. Namun Kitab Suci berbahasa Yunani menulis sebagai berikut :



, ὥ ᾿ ἵ

,

.

Kai gnoston egeneto phasi tois katoikousin Ierousalem oste klethenai to khorion ekeino te idia dialekto auton Akeldama toutesti korion aimatos. Kalau Kitab Suci Perjanjian Baru ASLINYA ditulis dalam bahasa Yunani, tentu yang ada justru sebaliknya, yaitu Kitab berbahasa Ibrani yang mencantumkan istilah-istilah Yunani, bukan Kitab

61

berbahasa Yunani yang mencantumkan istilahistilah Ibrani. b. Marqos 5: 41

at(;y>l.j; rm,aYOw: hr([; ]N:h; dy:B. qzEx]Y:w: ymiWq hr(;[]n: rm;a(;yE rv,a] ymiWq Wayakha‟zeq be‟yad hannaa‟ra wayyomer tal‟ye‟ta qumi asher yeamar naa‟ra qumi. Dengan memegang tangan anak itu, ia berkata kepadanya, “Talyeta qumi”, yang artinya “naa‟ra qumi” Talyeta Qumi itu bahasa Aramaic yang dalam bahasa Ibrani sama saja dengan Naara Qumi, yang jika diterjemahkan berarti Gadis bertalit, bangunlah! Dalam ayat tersebut, justru tertulis istilah Aramaic yaitu “Talyeta Qumi” yang diterjemahkan dan terdapat dalam kitab berbahasa Ibrani yang berbunyi “Naaha qumi”. Tidak ada satu pun istilah yang tergolong sebagai bahasa Yunani yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, yang ada justru istilah bahasa Aramaic yang dijadikan sebagai istilah dalam Kitab berbahasa Ibrani yang bisa diterima, karena itu jika akan memaksakan kehendak bahwa Kitab Suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani sangat tidak masuk akal.

62

c. Luqas / Lukas 23: 38

ynIWy(; > bt(;k.Bi wOl l[;Mm; i tb,tok. WmyFiY(;w: aWh hz< ymiwOb.[wi > ymwOrw> ~ydiWhY>h; %l,m, Wayyasimu ke‟tovet mimmaal lo bik‟tav ye‟wani we‟romi, we‟Iv‟rim ze hu melekh haye‟hudim. Dan juga ada sebuah tulisan yang tertulis di atasNya, dalam huruf Yunani, dan Romawi, dan Ibrani: “Inilah Raja Orang Yahudi. Hal itu membuktikan bahwa dugaan saat itu bahasa Ibrani sudah tidak dipakai lagi tersanggah. Terbukti di atas kayu salib Yeshua masih juga ditulis huruf Ibrani, kalau huruf Ibrani sudah tidak dipakai lagi, tentu tidak akan ditulis disitu. d. Pernyataan Kitab Suci sendiri bahwa pengajaran datang dari bangsa Yisrael. Yeshayahu / Yesaya 2: 3 b

hw
~yhiloa/ yrebD. i ~T(a; i Wdq.p.h(;-yKi Ki-haf‟qedu ittam div‟rei Elohim

63

bahwa mereka telah dipercayakan firman Elohim. Jadi jelas bahwa Firman Tuhan tidak pernah dating dari bangsa lain, selain bangsa Yahudi, jadi berpikir bahwa Kitab Perjanjian Baru itu ditulis ASLINYA dalam bahasa Yunani, sama saja mengimani bahwa Firman Tuhan dating dari Yunani, sehingga tidak sesuai dengan isi Firman Tuhan itu sendiri. e. Pendapat Theolog 1. Dr. D. Briggs, Ph.D., dari Walden University, dalam bukunya yang berjudul Hebrew New Testament mengatakan : "Hebrew was still very much alive during The Messiah's earthly ministry and afterwards. Whom should one trust: Man, who has attempted to beguile many or Scripture and Jesus Christ Himself? And obviously Saul (later known as the Apostle Paul), understood Hebrew, who was educated at the feet of a Hebrew speaking scholar. This added proof that Hebrew was very active in Israel during the times of Jesus Christ and beyond." 2. The Oxford Dictionary of the Christian Church third edition, in 1997 - “Hebrew continued to be used as a spoken and written language even after the fourth century, including the New Testament period." 3. The Companion Bible, E. W. Bullinger, (Appendix 94) mengatakan : “What was the language of ordinary life of educated native Jews in Jerusalem and Judaea in the period from 400 BCE to 150 CE? The evidence

64

4.

5.

6.

7.

presented by Mishnaic Hebrew and its literature leaves no doubt that that language was Mishnaic Hebrew.” Papias, bishop of Hierapolis, c. 150 A.D "Matthew put down the words of the Lord in the Hebrew language, and others have translated them, each as best he could." Irenaeus (120-202 A.D.) Bishop of Lions, France "Matthew, indeed, produced his Gospel written among the Hebrews in their own dialect." Ecclesiastical History III 24, 6 "Matthew had first preached to the Hebrews, and when he was about to go to others also, he transmitted his Gospel in writing in his native language" Lembaga Biblika Indonesia. ISBN: 979 – 429 – 049 – 1 Penerbit Nusa Indah, Jl. El Tari Ende. 86318 Flores – NTT – Indonesia, cetakan ke 3

65

BAB 4 SIAPAKAH ALLAH

A. Berdasarkan Etimologi. a. Encarta Dictionary Tools. ALLAH = Islamic NAME of God: in Islam, the NAME of God. {Late 16th century. < Arabic „allah} b. Merriam – Webster Online Dictionary Al-lah – GOD 1a. Used in Islam. c. Webster‟s New Universal Unabridged Dictionary. Al-lah – the Moslem NAME of the Supreme being. d. The Advanced Learner‟s Dictionary of Current English by. A.S. Hornby Allah (aela, „aela.) n, NAME of God among Muslims. e. Kamus Theologi Inggris – Indonesia. Oleh Henk ten Napel. Allah (Ar) Allah: Keberadaan tertinggi dalam Agama Islam. f. Ensiklopedia Lintas Agama. Oleh Abujamin Roham Allah – NAMA dan sebutan tertinggi, termulia dan termasyhur diantara segala nama yang dipunyai oleh pencipta dan penguasa semesta. g. Kamus Lengkap Arab – Indonesia.

66

h.

i.

j.

k.

l.

Oleh H. Syarif Al Qusyairi Allah – NAMA Tuhan yang maha esa. Wikipedia Online. Allah (Arab) adalah kata dalam bahasa Arab yang merujuk pada NAMA Tuhan. Who is this Allah. Oleh G.J.O. Moshay Kata Pengantar, Halaman 8 Allah – NAMA diri. Seluruh umat Muslim yang tergabung dalam berbagai aliran atau sekte yang berjumlah seratus lima puluh buah seperti aliran Sunni, Sufi, Shiah, Wahhabi, Ahmadiyah, Keimanan Bahai dan sektesekte lain pada umumnya menyebut sesembahan mereka sebagai “Allah”. Ensiklopedi Islam. Oleh Cyril Glasse. ALLAH merupakan sebuah NAMA. Hastings‟ Encyclopedia of Religion and Ethics. Allah adalah kata NAMA, yang diterapkan hanya untuk menyatakan Dewanya orang Arab secara khusus. Encyclopedia of Islam. Ed. Houtsma Orang-orang Arab sebelum jaman Muhammad, menerima dan menyembah menurut cara-cara tertentu kepada Tuhan Tertinggi yang disebut Allah. (Islamic Invation, Christian Scholars Press, 1350E Flamingo Rd. Suite 97 Las Vegas, NV.88110), ISBN: 1-931230-07-2 Halaman 54

67

B. Berdasarkan Historis. a. The Unfinished Battle, Islam and the Jews. Oleh Mark A. Gabriel, PhD, Halaman 37. Bukan sesembahannya umat Yisrael. “Always, Always, Always keep in Mind that Muhammad lived in the seventh century A.D. At that time, the Jews had been worshiping Yahweh for almost twenty-five hundred years.” b. Islamic Invation. Oleh Robert Morey Christian Scholars Press, 1350E Flamingo Rd. Suite 97 Las Vegas, NV.88110, ISBN: 1-931230-07-2 Halaman 58. “Suku Quraisy dalam lingkungan mana Muhammad dilahirkan, adalah pengabdi-pengabdi khusus terutama kepada Allah, dewa bulan, dan khususnya ketiga putri Allah yang dipandang sebagai perantara antara manusia dan Allah. Penyembahan kepada ketiga dewi yaitu Al-Lata, AlUzza, dan Manat memegang peranan penting pada penyembahan di Kaabah, Mekah. Putri Allah yang pertama dan kedua mempunyai nama yang merupakan kata feminine (bentuk gender wanita) dari kata Allah (yaitu kata Lata dan Uzza). Nama dari ayahnya Muhammad secara literal adalah Abd-Allah. Nama pamannya Obied-Allah. Nama-nama tersebut menyatakan jati diri bahwa

68

keluarga Muhammad adalah keluarga penyembah berhala yang menyembah Allah, sang dewa bulan.” Jadi berdasarkan sejarah (realitas yang pernah terjadi) NAMA Allah adalah NAMA sesembahannya Suku Quraisy yang merupakan satu diantara 360 sesembahan mereka. C. Berdasarkan Spiritual. Berdasarkan spiritual jelas Allah itu Dzat, sesuai dengan sejarahnya dan berdasarkan pengakuan dari Al Quran sendiri. Sedangkan Yeshua yang adalah YAHWEH, tentu saja Roh. Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan :

wOl ~ywIxT] ;v.Mih;w> x;Wr aWh ~yhiloa/h(; tm,a/b,W x;WrB. twOx]T;v.hil. ~h,yle[] HaElohim hu Ruakh we‟hammish‟ttakhawim lo a‟leihem le‟hish‟ttakha‟ot be‟ruakh uvee‟met. Elohim itu Roh, dan mereka yang menyembah Dia seharusnyalah menyembah dalam roh dan kebenaran.

D. Berdasarkan Arkeologis. Ilmu kepurbakalaan telah menemukan benda-benda bersejarah yang ditengarai sebagai visualisasi dari sesembahan yang bernama Allah. Kembali Buku Islamic Invation. Oleh Robert Morey

69

Christian Scholars Press, 1350E Flamingo Rd. Suite 97 Las Vegas, NV.88110, ISBN: 1-931230-07-2 Halaman 55 menulis sebagai berikut : “Doktor Kenneth Cragg, mantan editor dari jurnal ilmiah yang sangat bergengsi yaitu Muslim World dan juga seorang ilmuwan Islam Barat modern yang sangat terkenal, yang hasil kerjanya umumnya dipublikasikan oleh Universitas Oxford, memberi komentar: Nama Allah juga dapat dibuktikan dengan jelas terdapat dalam peninggalan arkeologi dan kesusasteraan Arab jaman pra-Islam.” E. Berdasarkan Para Ahli. 1. Syahril Komar. ALLAH, Allah atau allah itu BUKAN berasal dari Alilah. Allah ( ) bukan berasal dari Al-ilah ( ). Para theolog Nasrani di Indonesia beranggapan bahwa kata ALLAH itu berasal dari Al-ilah atau hanya sekedar sebutan, padahal bukan!. Kenapa? Karena : a. Allah itu Nama Tuhannya umat Islam, buktinya umat Islam di Amerika jika sembayang akan mengucapkan “Allahu akbar” bukan “God akbar”. b. Allah bukan berasal dari Al-ilah dengan menghilangkan “alif” seperti penjelasan para dosen Islamologi, sehingga tinggal “lah”( ) sebab artinya akan berubah, bukan nama Tuhannya umat Islam lagi, melainkan

70

c.

d.

e.

f.

“Listakshin” ( ) atau “baginya lakilaki”. Ilah ( ) itu sudah satu paket kosakata yang tidak bisa dipenggal, karena kata benda bukan kata kerja. Ilah ( ), bisa dimasukkan “Alif” “lam” ( ) karena ilah adalah gelar atau sebutan, sedang kan Allah itu tidak bisa karena nama pribadi (Personal Name). Contoh : Ustaadzun ( ) – Guru laki-laki, bisa dimasukkan “alif” “lam” ( ), sehingga menjadi “Al - ustaadzu” ( ), tetapi Fatimah tidak bisa ditulis menjadi al-Fatima karena fatima itu Nama Pribadi atau nama orang. Ilah ( ) atau al-ilah ( ) ada Mutsannahnya yaitu ilahaani ( ), artinya dua tuhan atau dua dewa, sedangkan Allah tidak ada mutsannahnya atau tatsniyahnya ( / ), kalau ada artinya bukan Allah lagi tetapi Allahaani ( ), ini mengganti nama sesembahannya umat Islam. Contohnya : Fatimah ( ), kalau dimutsannahkan menjadi fatimataani ( ), yang berarti bukan lagi Fatimah tetapi berubah menjadi Tante Fatimataani. Ilah atau al-ilah bisa diterjemahkan menjadi dewa atau sesuatu yang disembah, sedang “Allah” tidak bisa di terjemahkan ke dalam

71

bahasa apapun karena Nama Pribadi. Silakan baca di Kamus Indonesia-Arab-Inggris karangan Abd. Bin Nuh dan Oemar Bakri, halaman 76. g. Allah bukan berasal dari hamzah, lam, ha ( ) karena kalau diuraikan secara ilmu shorof (ilmu yang menguraikan kata kerja), tidak pernah ditemukan, baik fiil madhinya / past tense, mudhari‟nya / present continous tense maupun mashdarnya / kata kerja yang tidak ada waktunya atau sumber katanya. Yang ada hamzah, lam, lam ha ( - - ) atau allaha ( ), tetapi kalau diuraikan secara wazan / ukuran / timbangan dalam ilmu shorof juga tidak bisa menjadi Allah. Contoh : Allaha ( ) dengan wazan afa‟layufi‟lu - if‟a‟a‟lan. ( ). Jadi kalau kita uraikan secara nahwu shorof “allaha” ( ) menjadi : allaha – yullihu illahan ( ), dan itu bukan Allah / nama diri melainkan sebutan. 2. Abujamin Roham. Dalam Ensiklopedi Lintas Agama, Abujamin Roham menulis di halaman 46 sebagai berikut: Sebagian hali karena didorong rasa kecintaan, mereka mencoba mengolah, menganalisis kata ( ) Allah : bahwa “Allah “ berasal dari kata “Al-ilah” = dengan huruf “hamzah”nya dibuang agar [memudahkan pengucapan].

72

Sementara pemikir lain, memperkirakan kata “AlIlah” yang diambil dari “Alaha” bermakna “menyembah” atau dari kata “Aliha” atau “waliha” dengan makna mengagumi. Sebenarnya kata “Allah” itu sendiri sudah tidak pernah terbagi atau dapat dibagi-bagi. 3. Majalah Sabili. Majalah Sabili No. 14 Th XI tanggal 30 Januari 2004 / 8 Dzulhijjah 1424, terdapat Artikel yang berjudul Allah dan Elohim? Sebagai berikut: Siapakah Allah. Secara etimologi, kata “Allah” (Arab=terdiri dari huruf alif, lam, lam dan ha dengan tasydid sebagai tanda idgham lam pertama pada lam kedua). Kata “Allah” adalah ghairu musytaq (tidak ada asal katanya dan bukan pecahan dari kata lain), karena kata ini tidak bisa diubah menjadi bentuk tatsniyah (ganda) dan jama‟ (plural). Demikian pula kata ini tidak dapat dijadikan sebagai mudhaf. Kata “Allah” juga disebut sebagai isim murtajal, maksudnya kata “Allah” adalah nama asal bagi Dzat Yang Wajib Ada. Yang Maha Suci, Maha Agung dan Yang Berhak Disembah (ma‟bud). Tidak ada satu pun makhluk yang berhak memakai nama “Allah”. Maka manusia hanya boleh memakai nama Abdullah (hamba Allah), Abdurrahman (hamba Allah Yang Maha Rahman), dll. Karena itulah maka kata “allah” tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Maka terjemahan “Allah” menjadi God (bahasa Inggris) 73

atau Tuhan (Indonesia) adalah tindakan yang batil. Karena God bisa diubah menjadi bentuk jamak (Gods) dan Tuhan bisa diubah menjadi bentuk jamak (Tuhan-tuhan). Sedangkan “Allah” tidak bisa diubah menjadi bentuk jamak. F. Bagaimana Bisa menjadi Sesembahannya umat Islam. Berdasarkan penelusuran sejarah, NAMA Allah yang berasal dari NAMA sesembahan suku Kuraisy yaitu satu diantara 360 sesembahan mereka, dipakai dan diadopsi oleh Muhammad sebagai sesembahan-nya yang tentu saja menjadi sesembahannya umat Islam di seluruh dunia. Pengadopsian itu dimulai di gua Hira, dimana Muhammad merasa bahwa Tuhan sedang memberi wahyu kepadanya. Sebenarnya ada banyak referensi dari buku-buku theologia umat Islam, namun di sini hanya akan disajikan dua saja, yaitu : 1. Agama-Agama Manusia, oleh Huston Smith, Kata Pengantar: Djohan Efendi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008. Halaman 258-259 sbb. : “Namun masih ada waktu lima belas tahun lagi untuk persiapan dan penyucian rohani setelah perkawinan Muhammad itu sebelum tugas kenabiannya dimulai. Ada sebah bukit besar dan tandus di pinggir kota Mekah yang dikenal sebagai Bukit Hira, yang retak-retak dengan celah dan jurang, yang muncul sendirian dan tanpa tumbuhan yang segar apapun juga. Pada bukit tandus ini ada sebuah gua yang mulai sering

74

dikunjungi Muhammad disaat-saat ia ingin sungguh-sungguh sendirian. Sambil merenungkan rahasia baik buruk, karena tidak dapat menerima kekerasan, takhayul dan pembunuhan sesama saudara yang dianggap masyarakat sekitarnya sebagai hal yang biasa, “hati agung yang bergelora ini, mendidih dan berkecamuk ibarat suatu tungku pemikiran raksasa,” sedang mencari Tuhan. Jin-jin padang pasir itu sama sekali tidak punya arti dalam pencarian ini, namun satu dewa sungguh mempunyai makna mendalam dalam pencarian ini. Dewa ini bernama Allah dan disembah penduduk Mekah bukan sebagai satusatunya Tuhan, tetapi bagaimanapun sebagai dewa yang luar biasa. Sebagai pencipta, penganugerah tertinggi, dan penentu nasib semua manusia, dewa ini dapat menimbulkan perasaan keagamaan yang benar-benar serta pengabdian yang tulus. Melalui renungan yang sering berlangsung sepanjang malam, kenyataan Allah itu semakin lama dirasakan Muhammad sebagai makin terbukti dan makin mengesankan. Sekaligus menakutkan dan mengagumkan, nyata ibarat kehidupan, nyata ibarat kematian, dan nyata sebagai jagat raya yang diciptakannya sendiri, Allah itu lebih besar dari pada yang disangka masyarakatnya selama ini, demikian keyakinan Muhammad. Tuhan ini, yang eagungannya melimpah dari gua padang pasir itu untuk mengisi seluruh langit dan bumi pasti bukan 75

sekedar dewa atau yang terbesar diantara dewadewa yang ada. Dia adalah persis seperti apa yang disebutkan oleh namanya secara harfiah. Tuhan, Esa dan satu-satunya, Esa dan tanpa saingan. Segera dalam waktu singkat muncullah dari gua di bukit ini kalimat terluhur dalam bahasa Arab, panggilan-panggilan yang dalam dan menggetarkan yang akan menghimpun suatu bangsa dan meledakkan tenaganya sampai ke perbatasan dunia yang dikenal sampai saat ini. La ilaha illa Allah!. Tidak ada Tuhan selain Allah.” 2. Passing Over. Oleh beberapa penulis, yaitu : Nurcholish Madjid, M. Quraish Shihab, Barbara Brown Zikmund, Suwono Mulyosudarmo, Darius Dubut, Ismed Natsir, Kautsar Azhari Noer, Chandra Setiawan, Abdurrahman Wahid, Djohan Effendi, Komeruddin Hidayat, Eka Darmaputera, Alwi Shihab, M. Din Syamsuddin, Muhamad Wahyuni Nafis, Hamid Basyaib, Liang Wen Fung. Editor Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF. Pengantar Dr. Nurcholish Madjid, PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Yayasan Wakaf Paramadina, 1998. Halaman 84-85 sbb. : “Di atas sudah kita diskusikan, bahwa manusia telah menemukan berbagai nama dan istilah yang diyakininya sebagai Mahakuasa itu. Dalam alQur‟an “Sesuatu” yang Mahakuasa itu dihadirkan dengan nama “Allah”, selain juga nama-nama lain yang dikenal oleh umat Islam – karena disebutkan oleh al-Quran dengan sebutan al-asma al husna

76

(nama-nama yang indah). Nama Allah itu sendiri sering dinamakan ism al-jalalah atau ism al-jam, yaitu nama yang mencakup atau mewadahi semua nama Tuhan yang lain. Karena itu, pengertian kata “Allah” mengacu pada Tuhan dalam keabsolutannya, suatu dzat yang Maha Akbar dan Gaib, yang hakikat kualitasnya tidak mungkin bisa dideskripsikan dan ditangkap oleh nalar manusia. Kata “Allah” sendiri sudah dikenal jauh sebelum Islam datang di Arab. Namun “Allah” dalam pengertian orang-orang Arab pra-Islam itu berbeda dengan “Allah” dalam Islam. Menurut Winnet, seperti dikutip oleh al-Faruqi dalam The Cultural Atlas of Islam, Allah bagi orang-orang Arab pra-Islam dikenal sebagai dewa yang mengairi bumi sehingga menyuburkan pertanian dan tumbuh-tumbuhan serta memberi minum ternak. Islam datang dengan mengubah konsep Allah dalam yang selama ini diyakini oleh orang Arab. Yaitu Allah dalam Islam dipahami sebagai Tuhan yang Mahaesa, tempat berlindung bagi segala yang ada, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Juga tidak ada satu apa pun yang menyerupai-Nya.” 3. Sesembahannya Adam. Karena Muhammad, SAW (Nabinya Allah) telah memproklamirkan bahwa sesembahannya bernama “Allah”, tentu saja sebagai hasil adopsi sesembahannya orang Arab kuno jaman Jahiliyah, seperti apa yang tertulis dalam kedua

77

buku tersebut di atas, maka sejak itu Al Quran tentu saja menulis bahwa Adam diciptakan oleh Allah dan menyembah kepada Allah, hal itu berbeda dengan apa yang ditulis dalam Kitab Sucinya umat Nasrani yang sudah ada sekitar 600 tahun sebelumnya, bahwa Adam diciptakan oleh YAHWEH dan sesembahan Adam bernama YAHWEH, seperti ayat berikut ini :

rp(;[(; ~d(a; (;h(-; ta, ~yhiloa/ hww: Wayyitser YAHWEH Elohim et-haadam afar Min-haa‟ma wayyipakh be‟apaiw nish‟mat khayyim Wayehi haadam le‟nefesh khayya. Dan YAHWEH, Elohim, membentuk manusia dari debu tanah dan mengembuskan napas kehidupan ke dalam lubang hidungnya; dan manusia itu menjadi suatu jiwa yang hidup. Kejadian 2: 7 4. Sesembahannya Avraham dan para nabi. Bertitik tolak dari pernyataan Muhammad sebagai nabi besarnya Allah, maka semua yang berkaitan dengan sesembahan, akan tertulis tertuju kepada sesembahan “baru” yang bernama Allah, jadi secara otomatis Avraham (Ibrahim) dan semua nabi yang tertulis dalam Kitab Sucinya umat Nasrani (Tanakh, Neviim Ketuvim) tidak lagi

78

tertuju pada YAHWEH, melainkan kepada Allah yang sudah diadopsi menjadi Tuhan pencipta langit dan bumi. Dan dalam Al Quran, tidak ada satu pun ayat yang menulis nama YAHWEH sebagai sang pencipta, padahal sebelumnya, semua nabi dan Avraham menyembahnya kepada YAHWEH. Hal itu seperti satu contoh ayat berikut ini, bahwa Avraham yang dalam Al Quran ditulis bernama Ibrahim menyembah kepada YAHWEH.

%reb(;a]w(; hwhi wOnb.li ynIdoa] yxia]-tB;-ta, Waeqod waesh‟takha‟we laYahweh waa‟varekh et-Yahweh e‟lohei adoni Av‟raham a‟sher hin‟khani be‟derekh emet laqakhat et-bat-a‟khi adoni lev‟no Kemudian aku bersujud dan menyembah kepada YAHWEH, dan aku memuji YAHWEH, Elohim tuanku Avraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini untuk anak laki-lakinya. Kejadian 24: 48 Namun apa yang sudah diproklamirkan oleh Muhammad sang nabi Allah, sebagai umat

79

Nasrani sudah seharusnya menghormatinya dan tidak perlu dipermasalahkannya, karena hal itu sudah tertulis dalam Al Quran sebagai dasar iman mereka, justru seharusnya umat Nasrani belajar dari mereka (umat Islam) yang konsekuen dengan nama sesembahannya dan menaati nabi besarnya, berbeda dengan umat Nasrani yang mengganti nama YAHWEH sesuai dengan “budaya” dan “bahasa” setempat, padahal NAMA DIRI tidak ada kaitannya dengan BAHASA dan BUDAYA. Maksudnya, jika seseorang bernama EKO, walaupun di Amerika, NAMA-nya tetap EKO, bukan berubah menjadi Mr. One hanya karena Eko itu berarti SATU. G. Bagaimana bisa menjadi sesembahan umat Nasrani. a. Kontekstual. Diawali dengan semangat penginjilan dengan sistem “kontekstual” dan merasa dianggap “pangsa pasar” terbanyak itu umat Islam, maka dipakailah nama sesembahan umat Islam. Padahal sebenarnya yang dimaksud dengan “kontekstual” bukan berarti harus mengganti nama Tuhan dengan sesembahan milik agama lain atau kepercayaan lain, mengingat Nama Diri itu seharusnya TIDAK BOLEH BERUBAH karena untuk dapat mengindentifikasi dengan tepat dan benar. Ingat!. Nama Diri itu sangat penting dan membawa pribadi si penyandang NAMA.

80

b. Sejarah Terjemahan Kitab. Tahun 1691 Dr. Melchior Leijdecker menerjemahkan Kitab ke bahasa Melayu tinggi atas permintaan VOC yang melibatkan pakar bahasa Melayu yang beragama Islam. Tahun 1841 William Milne (Utusan London Missionary Society) merevisi terjemahan Leijdecker. Milne dibantu guru bahasa Melayu yang bernama Abdullah bin Abdulkadir Munsyi yang beragama Islam. Tahun 1832 Claudius Thomson juga ikut merevisi terjemahan Leijdecker juga dibantu Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Sumber: Mengenal Alkitab, Dr. Daud H. Soesilo, PhD. Halaman 52, 2001 LAI c. Salah Dasar Acuan. Umat Nasrani di Indonesia memakai Kitab terjemahannya Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia yang sudah memasukan Nama Allah sebagai dasar acuannya. Dalam perkembangannya ada sekelompok ajaran yang dikenal dengan nama Saksi Yehuwa, yang tidak bisa diterima oleh kelompok mayoritas Nasrani di Indonesia karena menolak keTuhanan Yeshua HaMashiakh sebagai Elohim, mereka hanya mengutamakan penyembahan terhadap YAHWEH dengan panggilan Yehuwa, dan menamakan dirinya sebagai saksi-saksi Yehuwa, tetapi masih menggunakan nama Allah juga, namun akibat ketidaktahuan

81

mereka, yaitu para pemimpin kelompok mayoritas Nasrani di Indonesia (yang juga sama-sama masih memakai nama Allah), maka gerakan Ruakh HaQodesh (Roh Kudus) terhadap pemulihan Nama YAHWEH dalam Kitab suci, ditengarai oleh mereka sebagai kelompok baru, yaitu Saksi Yehuwa yang berganti baju. Ini sebenarnya merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan terlalu dini diucapkan karena mereka, yaitu para pemimpin kelompok mayoritas Nasrani di Indonesia yang memakai Kitab Suci terjemahannya Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia (yang memakai nama Allah) tidak “menguasai lapangan” dan tidak mempelajari terlebih dahulu tetapi sudah menghakimi. Kitab Suci mengajarkan ciri-ciri nabi PALSU adalah memalingkan umat dari nama YAHWEH. Kitab Yirmeyahu / Yeremia 23: 26-27 mengatakan “Sampai kapan hal ini ada di dalam hati para nabi yang menubuatkan dusta; ya, mereka dalam hatinya adalah para nabi pembohong. Yang berencana untuk membuat umat-Ku melupakan Nama-Ku dengan mimpi-mimpi mereka, yang mereka ceritakan seorang kepada sesamanya, sebagaimana yang leluhur mereka telah melupakan Nama-Ku karena Baal.”

82

Nah ayat tersebut memperingatkan kepada umat Tuhan agar jangan tergiur dengan cerita bohong, apalagi pengakuan seseorang yang sering “naik turun sorga”, namun dalam kenyataannya mereka menolak Nama / Pribadi YAHWEH. Jadi mereka naik turun ke sorganya siapa kalau tidak kenal YAHWEH, sedangkan Sh‟lomo mengatakan bahwa YAHWEH itu kediamannya di sorga. Baca Kitab 1 Raja-raja 8: 30, 39, 43, 49 dll. Di akhir jaman ini akan muncul banyak nabi PALSU, yang menyatakan diri diutus Tuhan, dan berbicara atas nama Tuhan, namun sesungguhnya Tuhan tidak mengutusnya. Hati-hati terhadap NABI PALSU jenis ini. Apalagi dengan “kesaktiannya” naik turun sorga, namun tidak kenal si pemilik sorga!. Kesuksesan pelayanan karena memiliki gereja besar dan jemaat puluhan ribu, bahkan ratusan ribu sekalipun, serta mujizat-mujizat, tidak boleh dijadikan sebagai tolok-ukur kebenaran. Yang dijadikan kebenaran adalah Firman itu sendiri. Bicara soal “berkat” yang selalu diukur dengan jumlah sedikit banyaknya materi, bisa diperoleh jika mau bekerja keras dan dengan ketekunan serta semangat tinggi sesuai bidangnya. Adapun untuk mujizat, banyak mujizat dinyatakan di bumi ini yang dilakukan tidak atas dasar nama Yeshua HaMashiakh / Yesus

83

Kristus. Dukun-dukun juga ada yang bisa melakukan mujizat!. Apakah berarti juga benar? Orang-orang kaya yang tidak bertuhan / atheis apakah juga benar?. Kebenaran seharusnya diukur berdasarkan kebenaran itu sendiri, yaitu Firman Tuhan. Jika statement-statement yang disampaikan tidak sesuai dengan Firman Tuhan, berarti TIDAK BENAR, tidak perduli sehebat apapun orang itu menurut pandangan manusia!. Nubatan Firman Tuhan PASTI dan HARUS terjadi, dimana akan ada masa dimana Tuhan memulihkan Nama-Nya sendiri dengan kekuatan Ruakh HaQodesh, baik pemulihan nama Yeshua maupun YAHWEH. Dan kelak akan ada orang-orang yang taat kepada Firman, sehingga nubuatan dalam Kitab Tsefan‟Yah / Zefanya 3: 9 benar-benar terjadi karena api cemburu Tuhan. Memang untuk menerima kebenaran ini, merupakan kasih karunia yang diberikan oleh YAHWEH (YirmeYahu 24: 7) dan oleh Yeshua HaMashiakh (Mattai / Matius 11: 27). Ingat!. Agama apapun tidak menyelamatkan, termasuk gereja manapun dan dengan merek apapun, karena yang menyelamatkan adalah Yeshua HaMashiakh yang adalah YAHWEH, bukan Yeshua HaMashiakh yang sesembahan lain (2 Korintus 11: 4).

84

Bukti bahwa agama tidak menyelamatkan: Agama itu berasal dari bahasa sansekerta A dan Gama. “A” berarti tidak dan “gama” itu kacau, maksudnya manusia beragama agar hidupnya tidak kacau, namun realitasnya dengan adanya agama justru kehidupan manusia jadi kacau, menganiaya dan bahkan membunuh karena agama!. Bahkan ada yang merasa kalau membunuh demi membela agama, sah sah saja!. Bukti bahwa gereja tidak menyelamatkan: Gereja itu tempat berkumpulnya orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju ke terangNya yang ajaib, namun kenyataan sekarang justru di dalam gereja tidak ada terang Tuhan, maksudnya para pemimpinnya “tidak berani” mengajarkan “TERANG” yaitu “KEBENARAN FIRMAN” karena pemimpinnya takut terjadi perpecahan dalam gereja, hedonisme dan politik sudah mulai masuk ke dalam gereja sehingga pelayan Tuhan TIDAK LAGI melayani Tuhan, melainkan bekerja bagi dirinya sendiri, lewat komunitas organisasi, yaitu gereja. Kalau kebenaran disampaikan lalu jemaat pindah, berarti “piring pendeta” juga ikut pindah, kalau kebenaran disampaikan lalu terjadi perpecahan, berarti “piring pendta” juga ikut pecah. Hal seperti ini sangat membahayakan dihadapan Tuhan, dan itu sudah dinubuatkan oleh Yeshua HaMashiakh, bagi gembala yang takut, itu merupakan “Pembinasa Keji yang berdiri di tempat Kudus” (Mattai 24: 15).

85

Selama ini banyak umat Nasrani tidak bersedia menerima kebenaran ini karena merasa bahwa Kitab Suci terjemahannya Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia itu sudah dianggap benar dan bagaikan Tuhan yang tidak bisa salah, padahal kalau diteliti banyak sekali kesalahan yang dilakukan, bisa saja memang hal itu terjadi karena tidak disengaja oleh Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia, namun kalau sudah tahu ada kekeliruan / kesalahan, seharusnya yang tahu kebenaranlah yang meluruskannya. Itu sudah menjadi kewajiban bersama dan Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia sendiri seharusnya dengan lapang hati mengakui adanya mistransliterasi ini, bukannya merasa benar lalu mengeluarkan brosur untuk mempertahankan terjemahannya yang tidak sesuai dengan isi hati Tuhan. Contoh-contoh kesalahan terjemahan yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga ALkitab Indonesia yaitu menambah, mengurangi dan mengganti yaitu : 1. Kejadian 16: 12

lKob; wOdy(; ~d(;a(; ar,P, hy ynEP-. l[;w> wOB lKo dy:w> !Kovy. I wyx(;a,-lk(; We‟huyih‟ye pere adam yado vakol we‟yad kol

86

Bo we‟al-pe‟nei kal-ekhaiw yishkon Dan dia akan menjadi manusia liar, tangannya melawan setiap orang dan tangan setiap orang melawan dia; dan dia akan tinggal berhadap-hadapan dengan semua saudaranya. Terjemahan Kitab Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya." Terjemahan King James Version. And he will be a wild man; his hand will be against every man, and every man's hand against him; and he shall dwell in the presence of all his brethren. Kalau Keledai Liar itu bahasa Ibraninya Pere Khamor, bukan Pere Adam. Ini membuktikan kalau terjemahan tersebut salah fatal karena manusia berbeda dengan binatang. 2. Mattai / Matius 27: 16

rysia(; vyai ~h,l(; hy(;h;( ayhih; t[eb(;W aB(;a-; rB; wOmv.W ~[(;l(; [d;wOn Uvaet hahi haya lahem ish asir noda laam ush‟mo Bar-aba. Dan pada waktu itu, mereka mempunyai

87

seorang tawanan terkenal yang disebut Barabas. Terjemahan Kitab Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. Terjemahan King James Version. And they had then a notable prisoner, called Barabbas. Di ayat tersebut, Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia sudah menambah nama orang. 3. Roma 8: 1

~yqibeD.l; hm(v; .a-; !yae awOpae !Ke-l[; ~ykil.h;t.Mhi ; x;yviM(;h; [;WvyEB. x;Wrh(; ypil. Al(;a, rf(B; (;k; alov, Al-ken efo ein-ash‟ma lad‟veqim be‟Yeshua HaMashiakh Hammit’hal’kim shelo kabbasar ela le’fi haRuakh. Oleh karena itu, sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Yeshua HaMashiakh, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Terjemahan Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

88

Terjemahan King James Version. There is therefore now no condemnation to them which are in Christ Jesus, who walk not after the flesh, but after the Spirit. Di ayat tersebut di atas, Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia telah mengurangi isi Firman Tuhan. Ini suatu realitas yang harus diakui oleh semua pihak yang berkepentingan memakai Kitab Suci terjemahannya Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia sebagai acuannya. Padahal Kitab Suci mengatakan agar jangan menambahi atau mengurangi Firman (Ulangan 4: 2, 12: 32, Amsal 30: 6, Wahyu 22: 18-19, dll) Diantara kesalahan penerjemahan, yang sangat fatal adalah mengganti nama YAHWEH menjadi TUHAN, ALLAH, Tuhan dan Allah, sehingga umat Nasrani di Indonesia justru tidak bisa menerima pribadi YAHWEH. Penyebutan nama YAHWEH, merupakan penggenapan Firman Tuhan bahwa diakhir jaman sebelum Yeshua datang kembali ke bumi di awanawan untuk mengangkat umat pilihan-Nya, akan didahului dengan adanya pemulihan segala sesuatu (termasuk pemulihan Nama-Nya sendiri) yang sudah dilupakan oleh umat-Nya sendiri. Hal itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Kisah Rasul 3: 21.

89

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. Dari kajian singkat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nama Asli Yesus Kristus sesuai dengan yang diberikan oleh YAHWEH melalui Malaikat Gabriel adalah Yeshua HaMashiakh. 2. Yeshua HaMashiakh itu YAHWEH dalam ujud manusia, bukan hanya sekedar Firman YAHWEH, walaupun Yeshua itu Firman YAHWEH. 3. Yeshua HaMashiakh bukan sekedar nabi besar atau pemimpin Agama, melainkan Tuhan atau sesembahan yang menciptakan langit dan bumi yaitu YAHWEH yang “turun” ke bumi untuk menyelamatkan manusia, siapa saja yang beriman kepada-Nya, tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 4. Antara Yeshua HaMashiakh dan YAHWEH itu tidak bisa dipisah-pisahkan karena merupakan satu PRIBADI yang sama, hanya dalam ujud yang berbeda dalam manifestasi-Nya. 5. YAHWEH itu KEKAL dan tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan selamanya, seperti Yeshua (Ibrani 13: 8).

90

6. Antara Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada “benang merah” yang tidak boleh diputuskan. 7. Pemanggilan Nama YAHWEH, bukan kembali ke Perjanjian Lama, melainkan merupakan dasar Firman sesuai dengan apa yang tertulis, bukan mengubah atau mengganti dengan sembarangan. 8. Pemanggilan nama YAHWEH bukan doktrin sebuah komunitas Nasrani, melainkan dasar Firman Tuhan. 9. Kitab Suci Perjanjian Baru ditulis dalam Bahasa Ibrani dan Aramaic bukan dalam bahasa Yunani, atau bahasa-bahasa bangsa Goyim (selain bangsa Yahudi), sebab Tuhan tidak pernah memerintahkan bangsa lain untuk memberikan ajaran, bangsa Goyim hanya meneruskan atau menyampaikan ajaran yang diamanatkan kepada bangsa Yahudi. 10. Awalnya Allah itu merupakan sesembahannya suku Kuraisy yaitu sesembahannya orang Arab kuno (Agama Suku). 11. Nama Allah merupakan satu diantara 360 nama sesembahannya orang Arab jaman Jahilliyah (jaman kebodohan). 12. Nama Allah diadopsi oleh umat Islam sebagai Nama sesembahan mereka melalui Muhammad sebagai nabi besarnya. 13. Nama Allah juga sudah diadopsi oleh umat Nasrani akibat dari kesalahan terjemahan Kitab Suci, karena mengganti Nama Diri YAHWEH menjadi TUHAN, ALLAH, Tuhan dan Allah.

91

14.

15.

16.

17.

Namun seringkali para petinggi agama Nasrani yang masih memakai nama Allah mengklaim, bahwa itu hanya berdasarkan kontekstual dan “mengadopsi” dari umat Islam dengan tujuan untuk “memenangkan” jiwa umat Islam saja. Akibat “pengadopsian” inilah yang menjadi penyebab seringnya terjadi konflik horizontal antara umat Islam dan umat Nasrani, karena AlQuran mengajar bahwa orang yang mengatakan Isa bin Maryam itu Allah adalah Kafir (Qs 5 Almaidah 17). Ajaran Trinitas itu BUKAN dan TIDAK ADA dalam Kitab Suci umat Nasrani, itu merupakan statement bapak-bapak gereja untuk mengungkapkan “kebagaimanaan” Tuhan, bukan “keberapaan” Tuhan. Akibat adanya istilah Trinitas (Tritunggal) dan kurangnya pemahaman tentang Isa yang ternyata BUKAN Yeshua, maka umat Islam menentangnya, karena Qs 112 Al-Ikhlas 1-3 mengatakan bahwa “Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan”, padahal seharusnya ayat tersebut mengarah ke “Allah” yang sudah dijadikan sesembahannya Muhammad dan “ditinggikan” dari sesembahansesembahan lainnya yang berjumlah 359 lainnya dan dari anak-anak Allah yang juga disembah. Yesus BUKAN Allah. Yang benar sesuai Kitab Suci umat Nasrani adalah bahwa Yeshua itu YAHWEH yang “turun” ke bumi untuk berfirman langsung kepada manusia.

92

18. Seharusnya umat Nasrani dan umat Islam bisa duduk berdampingan tanpa bersinggungan. 19. Umat Islam lebih konsekuen dalam menghormati sesembahannya, sehingga tidak mengganti NAMA Allah dengan seenaknya. B. Saran-saran. Setelah membaca kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, maka saran-saran berikut ini perlu dilakukan. 1. Berhubung Yesus itu bukan Allah, tidak usah mengkait-kaitkan antara Yeshua dan Allah, sehingga antara umat Nasrani dan umat Islam bisa duduk berdampingan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, tanpa saling menyakiti. 2. Berhubung Nama “Allah” sudah diadopsi oleh umat Islam sebagai dasar acuan Firman untuk keyakinan mereka yaitu Al-Quran, sebaiknya umat Nasrani TIDAK USAH menyebut Tuhan dengan nama Allah agar tidak menyinggung perasaan umat Islam. 3. Umat Nasrani di Indonesia sebaiknya kembali ke sejarah, tidak usah ikut-ikutan mengadopsi yang sudah diadopsi oleh saudara kita umat Islam. 4. Berhubung Isa dalam Al Quran itu BUKAN Yeshua dalam Kitab Haverit HaKadasha / Kitab Perjanjian Baru, sebaiknya tidak udah memberitakan Injil dengan mengutip ayat-ayat dalam Al Quran, karena akan menyakiti umat Islam. 5. Berhubung umat Nasrani punya Nama sesembahan sendiri, yaitu YAHWEH yang turun

93

6.

7.

8.

9.

10.

ke bumi dalam ujud Yeshua HaMashiakh, maka lakukan Firman dengan tidak usah menyebutnyebut nama sesembahannya umat Islam agar tidak menimbulkan konflik horizontal. Hal itu juga karena Firman Tuhan mengharuskan tidak menyebut nama sesembahan lain (Keluaran 23: 13). Sinode-sinode dan para pemimpin rohani Nasrani harus siap untuk dikoreksi dan berani memberitakan kebenaran ini. Guru-guru Sekolah Minggu harus mulai berani mengajarkan kebenaran ini, sehingga tidak menyesatkan anak-anak. Kalau menganggap “Allah” itu sebagai sinonim dari kata “Tuhan”, pakai saja kata yang tidak bermasalah, sehingga tidak menimbulkan sakit hati umat Islam terhadap umat Nasrani. Kembalikan sesembahannya umat Islam kepada yang berhak, hormati mereka untuk menyembah sesembahannya sendiri, jangan sampai menggenapi ayat dalam Kitab Yirmeyahu / Yeremia 2: 10-11. Meninggalkan Nama / Pribadi YAHWEH itu merupakan suatu kejahatan dimata YAHWEH jadi bertobat dan kembali ke Bapa Sorgawi kita sendiri, tidak usah menuruti ajaran pendeta yang tidak berani mengajarkan kebenaran, karena pendeta, gereja dan agama tidak menyelamatkan.

94

DAFTAR PUSTAKA Bivin, David dan Roy Blizzard, Jr. Memahami Ucapanucapan Yesus yang Sulit. Ohio: Pusat Pengkajian Studi Kristen Yahudi. Alkitab. 1998. Jakarta, Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Haverit HaKadasha, Hebrew New Testament, 1976. Jerusalem. The United Bible Societies, Israel Agency. Yanetz Ltd. Kitab Suci Indonesian Literal Translation, 2008. Jakarta: Yayasan Lentera Bangsa. Madjid, Nurcholish, dkk. 2001. Passing Over, Melintasi Batas Agama, Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Perjanjian Lama Ibrani-Indonesia, 2002. Jakarta, Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Sabilii, No. 14 Th. XI 30 Januari 2004 / 8 Dzulhijjah 1424 Smith. Huston, Agama-Agama Manusia, 2001, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia Morey, Robert, Islamic Invasion, Confronting the World‟s Fastest Growing Religion, 1992, Overseas Ministry, PO Box 484, Garden Grove, CA 92842-0484, USA Sulistyo, Yakub, Misteri Dua Nama, 2012, Yogyakarta, Pustaka Solomon. Hsubky, Badruddin, Bid‟ah-Bid‟ah Di Indonesia, 1993, Jakarta, Gema Insani. Scott Trimm, James, Ruach Emet, 2005, Beaverton, Oregon, USA, Had Pasot Beit David (House of David Printing, Co).

95

Al Qur‟an dan Terjemahnya, 1971, Jakarta, Komplek Percetakan Al Quran, Khadim al Haramain asy Syarifain (Pelayan kedua Tanah Suci) Fahd ibn‟Abd al‟Aziz Al Sa‟ud. Scott Trimm, James, B‟sorot Matti, An Old Hebrew Manuscript (The DuTillet Text), 2009, World Nazarene Assembly of Elohim, PO Box 471, Hurst, TX 76053 Hagee, John, Jerusalem Countdown, a warning to the world. 2006, Front Line Publishing, USA. Sumrall, Lester, the Names of GOD, 2006, Whitaker House 1030 Hunt Valley Circle, USA Gabriel, A. Mark, the Unfinished Battle ISLAM and the Jews, 2003, Charisma House Publishing, 600 Renehart Road Lake Mary, Florida, USA Aramaic English New Testament, 2009, Netzari Press, Canada. Amari, Rafat, Islam: In Light of History, 2004, A Relegion Research Institute Publication, USA Roham, Abujamin, Ensiklopedi Lintas Agama, 2009, Jakarta, PT Intermasa. The Names of God Bible, 2011, Revell a Division of Baker Publishing Group, Grand Michigan. USA Hebrew-English Bible, The Holy Scriptures. 1997, I.A.D.B.W and B.S.I. Jerusalem. Israel

96

BUKU-BUKU YANG MENGHEBOHKAN DUNIA KEKRISTENAN DI INDONESIA

Akibat “kesalahan” terjemahan Kitab Suci dari Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia (yang dijadikan standard Firman Tuhan) mengenai Nama Tuhan yaitu YAHWEH, telah membuat paradigma kebanyakan umat Nasrani di Indonesia justru menolak sesembahannya sendiri. Buku-buku tersebut meluruskannya berdasarkan Firman Tuhan dan menciptakan paradigma baru. Hubungi Rev. Dr. Yakub Sulistyo [email protected]

Related Documents


More Documents from "Didi Sadili"