Youthmarketers Edisi 6 2013

  • Uploaded by: Yanto Ciu
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Youthmarketers Edisi 6 2013 as PDF for free.

More details

  • Words: 11,270
  • Pages: 41
Loading documents preview...
JURUS BIKIN WEBSITE YANG MENARIK DAN MENJUAL

EDISI: #6/I/JULI 2013

Masihkah Online Shop

Hot?

Masa Depan Teknologi Penjualan Rahasia Memenangkan Penjualan Vine vs Instagram:

Mengapa Brand Lebih Memilih Video Instagram

STRATEGI

MENJUAL

DI ERA DIGITAL Gaet pelanggan Anda untuk mendapatkan penjualan maksimal

Dari Redaksi

Founder: Handi Irawan D

Sekar Ayu

EDISI: #6/I/JULI 2013

Editor in Chief Twitter: @kakipendek

Salam Youth Marketers, Rasanya tidak berlebihan bila mengatakan bahwa penjualan adalah kunci pertumbuhan sebuah bisnis. Tanpa penjualan sulit berharap perusahaan dapat mencapai pertumbuhan yang baik. Tak mengherankan bila berbagi pelatihan dan workshop penjualan selalu ada sepanjang tahun dan pesertanya pun tak pernah sepi. Berbagai metode menjual dirancang, tenaga penjual direkrut. Mulai dari yang paling biasa hingga yang paling unik. Area penjualan memang hampir selalu menjadi area yang paling menantang dalam sebuah bisnis. Area ini kian menantang dari hari ke hari, terlebih sekarang ketika kita memasuki era digital. Perkembangan teknologi telah mengubah dunia kita sepenuhnya, termasuk perilaku konsumen. Dengan sendirinya hal ini juga membawa perubahan pada cara kita menjual. Masalahnya, tidak semua perusahaan dan tenaga penjual siap menghadapinya. Banyak yang masih gagap menyikapi perubahan ini. Akibatnya semua jadi serba tanggung. Perangkat penjualannya sudah menggunakan teknologi canggih, tapi mindset-nya masih yang lama. Padahal konsumen yang dihadapi hari ini adalah konsumen generasi baru yang perilakunya nyaris sepenuhnya berbeda dari generasi sebelumnya. Mudahnya akses informasi dan penguasaan media sosial membuat mereka menjadi konsumen yang punya power. Penjual harus betul-betul memahami mereka bila ingin sukses. Nah, dalam Majalah Youth Marketers edisi kali ini akan dibahas tuntas mengenai hal tersebut. Apa dan bagaimana strategi penjualan yang pas untuk menggaet konsumen generasi baru ini? Teknologi apa pula yang sedang tren dalam dunia penjualan saat ini? Selain itu, edisi kali ini juga akan menampilkan beragam informasi menarik. Salah satunya tentang persaingan panas antara dua platform video sharing, Vine dan Instagram. Ada juga artikel mengenai hasil riset yang mengungkapkan bahwa ternyata ukuran layar gadget dapat memengaruhi ketegasan penggunanya. Nah lho! Di samping itu ada pula artikel yang mengulas perilaku pengguna tablet ketika menonton televisi. Apa sebenarnya yang mereka lihat di tablet ketika menonton acara televisi dan bagaimana pengaruhnya pada acara televisi yang sedang ditonton? Jangan lewatkan juga artikel berisi tips agar tingkat konversi website meningkat. Pada edisi kali ini, Anda juga dapat menyimak artikel menarik dari para kolumnis. Di kolom Inspirasi ada cerita tentang gajah terbang. Sementara di kolom Digital Business dibahas mengenai value proposition. Selamat membaca!

Redaktur Ahli: PJ Rahmat Susanta Anang Ghozali Managing Director: Suhartono Chandra Business Director: Adyo Bawono Chief Operation: Kusnadi Assaini a.k.a. Nchus Chief Editor: Sekar Ayu Redaktur Pelaksana: Wachid Fauzan Senior Editor: Andika Priyandana Ivan Mulyadi Jurnalis: Cecep Supriadi Putri Sekar Kolumnis: Goutama Bahtiar Hermas Puspito Suwandi Chow Bumi Dinasty Alexander Artistik: Rizky Maulana Online: Siti Umi Kulsum (Koordinator) Hanindio Supervising Content: Zoel M Noer ALAMAT Artha Gading Niaga Blok A/10-11, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Telp. +6221 - 4585 7040 Fax. +6221 - 4585 7039 E-mail: [email protected], Majalah Youth Marketers adalah Majalah Dwi Mingguan Portal Marketing.co.id yang menyajikan knowledge dan insight tentang marketing terkini dengan segmen pembaca di kalangan marketer muda. Majalah Youth Marketers dapat diunduh secara gratis di www.ymarketers.com Powered by:

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Daftar Isi

Edisi: #6/I/Juli 2013

Topik Utama

07

Mendayung Sales di Tengah Badai Perubahan

Dalam bisnis apapun penjualan selalu menjadi tujuan utama. Investasi besar dalam pengembangan produk serta ratusan juta bahkan miliaran rupiah bujet promosi yang digelontorkan perusahaan setiap tahunnya dilakukan semata-mata demi mendorong penjualan.

Strategic Digital Marketing

05 | Yuk, Gunakan Google Plus Untuk Tool Bisnis

Dunia Digital

12 | Masa Depan Teknologi Penjualan 20 | Transaksi M-Commerce capai US$ 3.2 Triliun di 2017 Siapkah Bisnis Anda? 21 | Awas Gadget Layar Kecil Pengaruhi Ketegasan Penggunanya

Dunia UKM

10 | Rahasia memenangkan Penjualan 14 | Hal Paling Penting Dari Semua Keterampilan Menjual 16 | 7 Trik Supermarket Tingkatkan Penjualan 18 | 3 Cara Tidak Biasa Mencari Pelanggan Baru

PR Hype

Digital Business

Riset

Excellent Service

AdMadness

30 | 3 Cara Mudah Menyenangkan Pelanggan

37 | Iklan Jawara Penghargaan Grand Prix

Marketing for Entrepreneur

Gaming Your Market

Inspirasi

31 | Meyakinkan Konsumen Untuk Membeli Produk Kita

38 | Pasar Lama Peluang Baru

36 | Gajah Terbang

Online Profit Optimization

IT Corner

Marketingnesia

26 | Vine vs Instagram: Mengapa Brand Lebih Memilih Video Instagram



25 | Second-Screen: Bagaimana Orang menggunakan Tablet Ketika Menonton TV

EDISI: #6/I/JULI 2013

35 | 5 Tips Meningkatkan Konversi Blog Anda

Youth Marketers | www.ymarketers.com

23 | Value Proposition

33 | Jurus Bikin Website yang Menarik dan Menjual

Gaya Hidup

28 | Ketika Merek Berebut Sponsori Second-Screen

39 | Masihkah Online Shop Hot?

EDISI: #3/I/MEI 2013

EDISI: #6/I/JULI 2013

www.marketing.co.id

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Strategic Digital Marketing

Kusnadi Assaini a.k.a Nchus Chief Operation www.marketing.co.id Twitter: @NchusAssaini

T

ahukah Anda, bahwa ada satu tool lagi yang tak kalah hebatnya untuk dongkrak marketing dan bisnis Anda? Itu adalah Google Plus. Ada beberapa alasan mengapa saya katakan bahwa Google Plus merupakan tool marketing atau bisnis Anda, berikut alasannya: 1. Iklannya masih gratis Di Google Plus memasang iklan masih gratis, walaupun nantinya tentu akan berbayar. Mumpung masih gratis, hal ini bisa dimanfaatkan marketer atau pebisnis untuk mempromosikan produk-produknya. 

Sebagai marketer maupun pebisnis pastilah Anda telah menggunakan Facebook untuk tool marketing atau bisnis. Karena Facebook memang sangat “hebat” untuk meng-grab pasar, menaikkan citra merek, bahkan untuk dongkrak penjualan.

2. Melihat banyak postingan Google Plus memungkinkan Anda melihat banyak postingan baik dari relasi maupun teman dan kolega di satu tampilan. Kebanyakan pengguna Google Plus men-setting tampilan posting-nya untuk dilihat publik. Hal ini memungkinkan Anda melihat dan membaca berbagai postingan menarik di Google Plus, dengan tata letak menarik dan tidak membosankan tentunya. Hal ini juga merupakan kesempatan bagi marketer dan pebisnis untuk menyisipkan postingan berupa promosi produknya. Kemaslah dengan baik isi postingan tersebut. Agar promosi tidak terlalu menonjol, baiknya sertakan sebuah gambar. 3. Tidak membutuhkan approval Di Google Plus memungkinkan untuk meminta pertemanan tanpa waktu yang lama. Hal ini karena setiap permohonan pertemanan yang Anda kirimkan akan segera dilihat oleh teman tersebut dan segera akan memasukannya ke circle mereka.

EDISI: #6/I/JULI 2013

4. Terhubung dengan banyak orang Menariknya lagi di Google Plus Anda bisa berhubungan dengan banyak orang dari berbagai bidang pekerjaan baik profesional, pebisnis, penulis, pemusik, dan lain-lain. Dengan Google Plus Anda bisa dengan mudah menemukan dan berkenalan dengan mereka. Fitur ini baik sekali untuk Anda yang sedang mencari relasi bisnis atau partner.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Strategic Digital Marketing

5. Fitur yang mirip dengan Google Hangouts Di fitur ini Anda bisa ber-chatting ria dengan menggunakan video. Anda bisa mengajak dan memilih beberapa orang yang mempunyai hobi sama dengan Anda. Di samping itu, Anda juga bisa mengajaknya hangouts dan “gila-gilaan” bareng di sana namun tetap di ranah digital/online.

EDISI: #6/I/JULI 2013

6. Konsep Circle/lingkaran Fitur ini adalah fitur yang paling menarik untuk disimak karena dengan fitur ini Anda bisa membuat sebuah “lingkaran” yang Anda inginkan saja. Misalnya lingkaran relasi, lingkaran keluarga, kolega, dan lain-lain. Setiap posting yang Anda buat tidak akan mengganggu lingkaran lain, selama lingkaran tersebut tidak dicentang. Ketika mem-posting foto liburan Anda, lingkaran yang Anda centang adalah keluarga dan teman. Hal ini tidak akan mengganggu dan memenuhi wall di kolega dan relasi Anda. Bagi marketer atau pebisnis fitur ini sangat bermanfaat untuk menyaring antara kolega, relasi, konsumen, teman, dan keluarga. Anda bisa mem-posting sebuah promosi kepada lingkaran konsumen Anda saja tanpa harus mengganggu teman atau keluarga Anda. Sebenarnya masih banyak lagi fitur-fitur Google Plus yang sangat bermanfaat untuk produk dan bisnis Anda. Dengan beberapa pengetahuan di atas tentunya Anda sudah mulai memikirkan, mulai menggunakan Google Plus untuk tool bisnis Anda?

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Topik Utama

EDISI: #6/I/JULI 2013

Dalam bisnis apapun penjualan selalu menjadi tujuan utama. Investasi besar dalam pengembangan produk serta ratusan juta bahkan miliaran rupiah bujet promosi yang digelontorkan perusahaan setiap tahunnya dilakukan semata-mata demi mendorong penjualan.

Youth Marketers | www.ymarketers.comz

Topik Utama

M

EDISI: #6/I/JULI 2013

enjual barang atau jasa sudah terbukti menjadi hal yang tak pernah mudah dilakukan. Namun, juga tidak pernah menjadi hal yang mustahil dilakukan. Buktinya orang-orang selalu berhasil menjual bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Semua tergantung pada apa yang ia jual dan yang lebih penting lagi, bagaimana ia menjualnya. Dalam setiap masa, perusahaan selalu menghadapi tantangan yang berbeda dalam menjual produk dan jasanya kepada konsumen. Namun dibanding masa-masa sebelumnya, sekarang adalah masa yang cukup menantang. Banyak ahli setuju, perubahan tersebut terjadi karena dua hal besar, yaitu pergeseran generasi konsumen dan teknologi. Perusahaan menyadari betul perubahan ini, namun bagaimana menjual dalam keadaan yang baru inilah yang mungkin belum semua memahaminya. Perubahan yang terjadi memang begitu radikal dan tampaknya belum pernah terjadi di era sebelumnya. Tak heran jika banyak perusahaan dan tenaga penjual tampak gagap dalam menghadapinya. Segala macam metode menjual dicoba, mulai dari yang paling biasa hingga yang paling ajaib. Mulai dari yang caranya menyenangkan hingga mengesalkan sekalipun. Masalahnya, metode-metode ini menjadi mentah ketika kita tidak memahami siapa calon konsumen kita. Generasi konsumen yang baru ini adalah konsumen yang nyaris sepenuhnya berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah konsumen digital yang memiliki akses informasi yang begitu mudah. Sales Vs Konsultan Kalau dulu tenaga-tenaga penjual mungkin menjadi sumber informasi utama konsumen untuk produk tertentu, sekarang sudah lain ceritanya. Internet adalah sumber informasi pertama. Konsumen hari ini adalah konsumen yang mengerjakan PR mereka. Mereka akan mencari informasi lengkap ketika ingin membeli sebuah produk. Tidak perlu jauh-jauh lah mencari contoh. Mari kembalikan pada diri kita. Apa yang kita lakukan kalau ingin membeli sebuah barang? Mencari informasi dan rekomendasi di internet, kan? Bisa browsing langsung, bertanya ke forum, atau mencari rekomendasi di media sosial. Paling tidak itulah yang saya lakukan.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Saat ini proses pembelian telah menjadi proses terbuka dan dapat tercatat secara realtime di dunia maya. Apapun yang dirasakan konsumen saat membeli barang dapat langsung diceritakan melalui akun media sosial mereka.

Jadi, ketika konsumen hari ini akhirnya melakukan kontak dengan tenaga penjual mereka telah mempunyai bekal informasi dan berharap seorang sales dapat menjadi mitra dalam sebuah proses pembelian. Tenaga penjual harus mampu bertindak sebagai seorang konsultan, bukan lagi sekadar membujuk calon konsumen untuk membeli. Itu sebabnya, penguasaan produk oleh para tenaga penjual adalah hal yang mutlak. Jangan sampai konsumen lebih menguasai produk yang Anda jual. Bisa gawat kalau begitu ceritanya. Saat ini proses pembelian telah menjadi proses terbuka dan dapat tercatat secara real-time di dunia maya. Apapun yang dirasakan konsumen saat membeli barang dapat langsung diceritakan melalui akun media sosial mereka. Kita dapat dengan mudah menemukan posting seperti, “Wah ini mbak pramuniaganya helpful banget. Recommended banget deh” atau “Gimana sih nih salesnya. Masak pinteran gue daripada dia ngoperasiin produknya. Payah!” di dunia maya. Posting ini tampak sepele namun dampaknya besar. Mengapa? Karena para konsumen saat ini kebanyakan membeli barang berdasarkan rekomendasi dari lingkaran mereka. Jangan pernah meragukan kekuatan jaringan sosial. Sebuah produk dapat menuai penjualan atau justru hancur hanya karena sebuah posting di media sosial.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Topik Utama

Menjual Harus Personal Informasi yang telah dimiliki sebelumnya oleh konsumen juga membuat proses pembelian dapat berlangsung secara singkat. Karenanya, seorang tenaga penjual harus memiliki kemampuan mengevaluasi calon pembeli dengan cepat untuk tahu apa kebutuhan, keinginan, posisinya dalam siklus penjualan. Ketahui pula waktu yang tepat untuk mempersuasi mereka melakukan pembelian. Seorang penjual harus kreatif, inovatif, dan juga adaptif. Dalam menghadapi generasi baru konsumen, perusahaan perlu membangun sinergi yang baik antara departemen marketing, penjualan, dan layanan pelanggan. Ketiga departemen ini tidak lagi bisa berjalan sendiri-sendiri karena masing-masing saling terkait. Dengan sendirinya pembagian tugas antara ketiga departemen ini semakin kabur. Di tengah batas-batas yang semakin mengabur, ada satu hal yang pasti, yaitu kematian praktik menghubungi calon pelanggan secara random melalui database. Berapa banyak di antara kita yang sudah bosan dan pada akhirnya marah

Youth Marketers | www.ymarketers.com

karena dihujani oleh panggilan yang menawarkan kartu kredit, asuransi, dan pinjaman tanpa agunan? Saya adalah salah satunya dan saya rasa Anda juga pernah mengalami kejengkelan yang sama. Hal-hal seperti ini sudah tidak berlaku lagi pada generasi konsumen saat ini. Perusahaan harus menemukan cara yang lebih cerdas untuk menjual produknya. Generasi konsumen saat ini adalah orang-orang yang menikmati komunikasi personal. Mereka tidak suka berkomunikasi dengan orang yang tidak mereka kenal. Itu sebabnya komunikasi personal, baik secara langsung maupun melalui jejaring sosial akan lebih tepat bagi kegiatan penjualan. Begitu pentingnya komunikasi personal saat ini membuat peran CRM (Customer Relationship Management) menjadi semakin penting. Di saat inilah kita bersyukur teknologi berkembang menjadi secanggih sekarang. Dengan teknologi yang ada, kita bisa dengan begitu mudah mengumpulkan data pelanggan. Data inilah yang menjadi dasar CRM. Semakin spesifik data yang kita miliki, akan semakin besar kemungkinan kita memberikan konten yang tepat kepada pelanggan. Semakin tepat konten yang kita berikan, semakin besar kemungkinan pelanggan tersebut melakukan pembelian secara berulang dan menjadi loyal pada sebuah produk atau jasa. Apa lagi yang lebih penting dari seorang pelanggan yang setia? Dunia penjualan memang tengah mengalami badai perubahan. Kita harus pandai-pandai membaca arahnya agar selamat melewatinya. Kuncinya hanya satu, yaitu pemahaman mendalam pada hal-hal yang menyebabkan perubahan tersebut, yaitu konsumen dan teknologi. Hanya dengan begitu kita mampu menyusun strategi penjualan yang tepat. Sudah kenalkah Anda pada konsumen dan teknologi yang baru? (Sekar Ayu)

Dunia UKM

K

eberhasilan sebagai tenaga penjual akan ditentukan oleh kemampuan Anda dalam menjual. Jadi, menjual produk dan jasa berkualitas saja tidaklah cukup. Kualitas diri kita sebagai penjual juga menentukan kesuksesan dalam menjual sebuah produk atau layanan. Berikut lima tanda posisi terbaik Anda agar sukses dalam menjual:

Setiap pelanggan itu unik

EDISI: #6/I/JULI 2013

Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana mendapatkan perhatian dan mempertahankan minat pelanggan.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Banyak penjual yang terjebak pada apa yang mereka jual dan lupa bahwa mereka berada dalam bisnis orang. Ingatlah, pelanggan Anda ingin diperlakukan secara personal. Jadi, sebelum Anda mengunjungi tempat baru atau bekerja dengan klien, ingatkan diri Anda bahwa “Ini adalah individu yang unik yang layak mendapat perhatian yang berbeda.”

Fokus pada hasil, bukan usaha Permainan penjualan bukan soal pengorganisasian, perencanaan, dan pertemuan semata. Ini adalah tentang mendapatkan hasil. Keberhasilan Anda dalam penjualan adalah bagaimana mendapatkan hasil dan itu berarti menempatkan produk Anda ke tangan pelanggan sebanyak mungkin.

Dunia UKM

Meminta penjualan

Seorang penjual yang hebat tahu bagaimana mendapatkan perhatian pelanggan, dan menyajikan produk dan jasa mereka dengan cara yang membuat pelanggan ingin membeli. Jadi fokus pada hasil bukan upaya.

Keluar dari zona nyaman Seorang penjual terbaik rela menceburkan diri mereka ke cara yang mungkin dipandang tak lazim, berat, dan di luar dugaan, karena mereka yakin dengan tawarannya. Mereka bersedia mendapat pelanggan yang sulit, mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit, dan menyelesaikannya. Melakukan hal yang tidak nyaman merupakan top performance hidup mereka.

Memukau Pelanggan

EDISI: #6/I/JULI 2013

Seorang penjual yang hebat mencari cara untuk menginspirasi keterlibatan emosional pelanggan dan menciptakan urgensi untuk membeli sebuah barang. Saat pelanggan terpukau, Anda membuat perbedaan dan menyebabkan mereka ingin mempertahankan pengalaman tersebut.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Hal ini mungkin tampak sangat sederhana, tapi kebanyakan penjual tidak pernah meminta penjualan. Ini sulit dipercaya, tapi itulah kenyataannya. Kebanyakan tenaga penjual tidak meminta untuk calon konsumen membeli. Terlepas dari harga produk dan bagaimana profesionalnya Anda, jika tidak bertanya, Anda hanya akan menjual kepada mereka yang akan membeli apa pun. Itulah lima rahasia memenangkan penjualan. Apakah Anda memiliki rahasia yang lain? (Cecep Supriadi/Entrepreneur.com)

Dunia Digital

Selama dua dekade terakhir, penjual telah menjadi pengadopsi awal teknologi yang kemudian meresap ke seluruh dunia bisnis. Mereka adalah orang pertama yang menggunakan smartphone dan CRM berbasis cloud.

O

leh karena itu, jika Anda ingin mengetahui bagaimana bisnis memanfaatkan teknologi di masa depan, sebaiknya Anda memahami tren yang sudah terjadi dalam tim penjualan. Era voice mail akan berakhir Saat ini hampir semua perusahaan menggunakan berbagai bentuk pesan suara untuk menjawab telepon dari para pelanggannya. Ketika banyak marketer masih berkutat dengan teknologi autodialers, para pemimpin muda mulai meninggalkannya. Banyak pembuat keputusan (terutama yang berusia muda) tidak lagi menggunakan kotak suara dan hanya menerima panggilan dari nomor yang tertera/dikenal. Hal ini membuat panggilan telepon kurang efektif bagi lead generation. Hal itu membuat para penjual beralih ke metode lead generation lain, seperti mengembangkan hubungan dengan pelanggan menggunakan kombinasi media sosial dan komunikasi lainnya “yang dikenal orang untuk dikenal orang”.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Tablet akan menggantikan laptop (dan mungkin desktop) Ketika iPad pertama kali diluncurkan, banyak yang menyebutnya sebagai “pembunuh” laptop. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 89% pemilik iPad membawa iPad mereka ketika bepergian dan satu dari tiga pemilik iPad meninggalkan laptop mereka di rumah.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Dalam waktu 90 hari setelah diperkenalkan pada tahun 2010, iPad berhasil menjadi gadget favorit di 100 perusahaan Fortune dan penjualan iPad berhasil memangkas 50%  penjualan PC. Pengumuman Microsoft terbaru terkait Surface mengidentifikasi produk tersebut sebagai kunci masa depan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Microsoft memandang tablet sebagai ancaman yang serius. Sales management selalu didorong data Manajemen penjualan selalu digerakkan oleh data. Namun, karena pendapatan penjualan diukur dari pendapatan yang

Dunia Digital

dihasilkan, eksekutif penjualan tidak tahu apakah strategi mereka sebenarnya berdampak positif untuk meningkatkan pendapatan. Akibatnya, sebagian besar manajer penjualan mengandalkan intuisi dan tradisi ketika membuat keputusan penting. Sebagai contoh, perusahaan menghabiskan miliaran dolar setiap tahun pada pelatihan penjualan yang berusaha mengkloning perilaku guna mendapatkan penjualan lebih. Padahal tidak ada data yang menunjukkan bahwa pelatihan tersebut meningkatkan kinerja penjualan secara keseluruhan. Penjual top selalu membangun kesuksesan mereka melalui bakat alami yang mereka miliki. Pendekatan data-driven bagi sales management memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi ulang target pelatihan. Sebaiknya sebuah pelatihan diselenggarakan untuk membentuk tenaga penjual dengan kemampuan yang lebih baik. Bukan untuk mengubahnya menjadi penjual top.guna membuat sales dengan kemampuan rata-rata menjadi sedikit lebih baik daripada mencoba mengubahnya menjai penjual top.

EDISI: #6/I/JULI 2013

CRM akan semakin tidak terlihat Menurut beberapa penelitian implementasi CRM memiliki tingkat kegagalan sangat tinggi, yaitu sekitar 70%. Para ahli percaya bahwa kegagalan tersebut sebagian besar disebabkan

Youth Marketers | www.ymarketers.com

ketidaksesuaian antara kebutuhan manajemen penjualan – yaitu kontrol atas proses penjualan – dan kebutuhan tenaga penjualan – yaitu kontrol atas hubungan pelanggan mereka. Secara bertahap sistem CRM semakin “pintar” menggunakan informasi yang ada. Hal ini sangat mengurangi pekerjaan administratif tim penjualan. Namun, tablet dan smartphone akan membuat CRM kurang dipakai dan keduanya dirasa lebih sesuai karena itu lebih menarik bagi tim penjualan. Kami percaya bahwa kita berada di ambang lingkungan teknologi penjualan di mana akumulasi data pelanggan menjadi otomatis dan CRM dengan demikian menjadi bagian yang lebih atau kurang terlihat dari lingkungan komputasi secara keseluruhan. Video interaktif akan booming Video conference telah ada lebih dari dua dekade. Namun, belum memainkan banyak peran dalam lingkungan penjualan. Diprediksi hal itu akan berubah dalam dekade berikutnya dan interaksi video akan memasuki lingkungan penjualan, terutama karena meningkatnya penggunaan smartphone dan tablet di lingkungan penjualan. Salah satu pemicunya adalah aplikasi online seperti Skype. Pemasaran dan integrasi video conference ke iPhone, iPad, dan tablet lainnya telah berkembang pesat. Video conference  telah berubah dari aplikasi khusus menjadi pilihan orang-orang (terutama yang muda) untuk berkomunikasi. Kami memprediksi peningkatan penggunaan video conference terjadi untuk mengadakan acara online, membuat proposal penjualan, pelatihan penjualan, demonstrasi produk, dan layanan pelanggan yang sedang berlangsung. Secara keseluruhan, kami percaya video interaktif kemungkinan besar akan menggantikan pertemuan orang. (Cecep Supriadi/Inc.com)

Dunia UKM

Tidak peduli seberapa baik produk Anda. Tidak peduli bagaimana kepribadian dan pengetahuan Anda. Jika Anda tidak dapat menutup transaksi, perusahaan Anda hanya membuang-buang waktu dan energi saja.

M

enurut Linda Richardson, Founder firma Richardson, cara terbaik untuk mempelajari keterampilan penjualan ini adalah memahami bagaimana tenaga penjual terbaik menutup transaksi. Berikut lima langkah yang bisa diikuti oleh siapapun:

EDISI: #6/I/JULI 2013

Mulailah dengan “berpikir seperti para penjual yang sukses Menurut Richarson, proses penutupan terbaik dari dunia penjualan terbagi atas tiga karakteristik: • Cepat. Ketika sales merasa proses penjualan sulit, mereka segera menghentikannya. Atau, jika mereka merasa waktunya sudah tepat mereka akan menutup kesepakatan saat itu juga. • Gigih. Ketika seorang sales tahu bahwa mereka punya sesuatu untuk pelanggan, mereka akan tetap bekerja dengan pelanggan tersebut sampai pelanggan melihat kebutuhan itu. • Fokus. Seorang sales yang sukses akan terus menerus meningkatkan keterampilan dialog dan tanya jawab juga mental mereka untuk membangun kepercayaan dalam kemampuan mereka.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Dunia UKM

Jika Anda ingin menjadi seorang penjual yang berhasil, jangan pernah melewatkan kesempatan untuk mengembangkan karakteristik pribadi dalam diri Anda.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Tetapkan tujuan untuk setiap pertemuan. Penjual yang sukses mendekati setiap pertemuan dengan tujuan yang spesifik dan terukur. Contohnya: • Hari ini, saya akan mendapatkan daftar kunci pengambil keputusan. • Hari ini, saya akan mendapatkan salinan proposal pesaing. • Hari ini, saya akan mendapat deskripsi kerja masalah pelanggan. • Hari ini, saya akan mendapatkan akses pertama dari kontak pelanggan bos saya • Hari ini, saya akan meminta bisnis kepada pelanggan Penjual yang sukses tidak pernah memiliki tujuan yang sama. Seperti ‘lebih dekat dengan pelanggan’ atau ‘belajar tentang kebutuhan pelanggan.’ Dalam bisnis, ketidakjelasan adalah musuh kesuksesan. Tujuan-tujuan tertentu dapat membantu memvisualisasikan proses penjualan sebagai rangkaian yang mengarah pada penutupan akhir. Memeriksa  apakah pelanggan siap Penjual yang sukses melihat umpan balik dari calon

Youth Marketers | www.ymarketers.com

pelanggan untuk menentukan waktu yang tepat menutup transaksi. Hal ini memungkinkan mereka menutup untuk membuat perpanjangan alami dari percakapan. Pada titik nyaman selama pertemuan dengan pelanggan, para penjual yang baik mengajukan pertanyaan yang mengungkapkan pikiran pelanggan terhadap kemajuan pelanggan. Contohnya: • Bagaimana itu akan bekerja? • Apa pendapat Anda tentang...? Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti membantu melihat ‘lampu hijau’ yang akan membuat mereka lebih dekat dan meminta apa yang harus dilakukan berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pertanyaan terbuka. Mengajukan pertanyaan dengan jawaban ya/tidak seperti ‘Apakah itu masuk akal bagi Anda?’ atau ‘Apakah Anda setuju?’ Itu hanya membuat pelanggan mengangguk, tanpa memberikan informasi yang berguna. Tutup dengan keyakinan Jika Anda mengikuti tiga aturan sebelumnya, ada kesempatan baik bagi Anda dan pelanggan akan mengatakan sesuatu seperti “jadi, kapan kita mulai?” Jika hal ini tidak terjadi, Anda bisa melakukan hal berikut: • Meringkas. Membuat ringkasan yang kuat untuk menegaskan manfaat dari penawaran Anda dan kesesuaian untuk prospek. • Membuat pemeriksaan terakhir. Contoh: “Saya pikir kami sudah cukup banyak menyimpulkan bahwa solusi kami akan memecahkan masalah Anda dan menyimpan uang Anda, apakah memenuhi tujuan Anda?” • Mintalah bisnis. Jika pemeriksaan terakhir memberikan ‘lampu hijau’ langsung dan meminta bisnis - percaya diri dan jelas. Contoh: Apakah Anda memberikan kami ‘lampu hijau?’ Itulah lima hal paling penting dari semua keterampilan penjualan. Apakah Anda memiliki keterampilan penjualan yang lain? (Cecep Supriadi/Inc.com)

Dunia UKM Topik Utama

Tanpa Anda sadari, supermarket membuat skema tersembunyi yang sedemikian rupa membuat Anda berbelanja lebih banyak. Berikut hal-hal yang dilakukan supermarket untuk meningkatkan penjualan:

Troli Ciptaan tahun 1938 ini didesain untuk membuat pembeli melakukan pembelian besar dengan lebih mudah. Tempat besar dengan mobilitas tinggi tentu semakin mempermudah Anda memasukkan makin banyak barang, yang berarti makin banyak barang yang dibeli dari supermarket.

Departemen Tertentu Terletak di Depan Departemen seperti bunga atau bakery hampir selalu diletakkan di dekat pintu utama. Hal ini bertujuan agar saat konsumen masih membawa troli kosong dan keinginan berbelanjanya masih tinggi, produk dari departemen tersebut dapat menarik hati pembeli.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Barang Pokok Ada di Belakang Anda harus menelusuri bagian demi bagian supermarket sebelum sampai di bagian bahan pokok. Peletakan barangbarang pokok seperti ini akan memicu Anda melakukan pembelian-pembelian tertentu di perjalanan sebelum sampai pada bagian barang pokok.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Dunia UKM

BarangTertentu Diletakkan pada Eye Level Produk populer atau high selling product diletakkan sejajar dengan pandangan Anda. Tentu saja tujuan dari peletakan barang ini agar barang tersebut mudah ditemukan (dan kemudian dibeli). Contohnya sereal kesehatan akan diletakkan di atas, sedangkan sereal-sereal standar akan diletakkan di bawah. Brand mahal akan diletakkan sejajar dengan mata, dan barang murah lebih cenderung diletakkan pada bagian bawah atau pojok.

Eye Level Dewasa, Eye Level Anak Bedanya? Pandangan yang sejajar dengan mata anak akan diisi sereal manis. Makanan-makanan kecil seperti permen, snack, dan coklat akan diletakkan sedemikian rupa, sehingga barang tersebut akan mudah dijangkau anak untuk kemudian membujuk orang tua untuk membelikannya.

Pemilihan Musik Musik yang berirama lambat dan lembut membuat manusia lebih santai dan menikmati waktu berbelanja. Selanjutnya, karena waktu berbelanja ini akan mendorong mereka untuk menghabiskan uang lebih banyak. Sedangkan musik berirama cepat dan keras akan mendorong orang untuk bergerak cepat tanpa pertimbangan harga. Berbeda dengan musik klasik, yang mendorong orang untuk membeli barang mahal.

Barang di Rak Antrean

EDISI: #6/I/JULI 2013

Inilah area paling profitable pada sebuah supermarket. Sambil menunggu antrean, Anda akan disuguhkan barangbarang kecil seperti permen, coklat, atau mungkin majalah yang sebelumnya tidak Anda pikirkan untuk dibeli. Rak depan merupakan pembujuk untuk melakukan impulse buying yang paling hebat. (Muhammad Rizyantana/Business Insider)

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Dunia UKM

M

encari pelanggan baru menggunakan metode modern seperti media sosial dan video digital mungkin hal yang sudah biasa di era digital masa kini. Bukan berarti cara modern tidak efektif, tapi tak ada salahnya menggunakan cara ‘antik’ mencari pelanggan baru yang mungkin cukup efektif bagi bisnis Anda. Semakin banyak pelanggan baru, semakin baik untuk bisnis Anda, bukan? Nah, berikut tiga cara tidak biasa dalam mencari pelanggan baru

EDISI: #6/I/JULI 2013

Datangi pelanggan Untuk membangun basis pelanggan, Andy Dunn, Pendiri dan CEO Bonobos - ritel pakaian pria, menggunakan metode yang tidak biasa, yaitu membawa sample produk pakaiannya ke rumah-rumah calon pelanggannya. Calon pelanggannya dapat mencoba contoh pakaian tersebut, jika cocok Andy akan mengirimkan pakaian dengan ukuran yang pas ke rumah pelanggannya. Sejak saat itu para pelanggannya ikut mempromosikan produk Bonobos dan Andy mengisi hari-harinya dengan mendatangi rumah-rumah para pelanggannya di sekitar New York. Kini, Bonobos bisa berbangga diri dengan jutaan penjualannya. Tawarkan layanan tanpa batas Name.com situs pencatat domain dikenal dengan layanan pelanggannya yang luar biasa dalam bidangnya. Berapa banyak perusahaan yang mau memberikan pelayanan bagi non-pelanggan? Name. com melakukannya. Di awal tahun 2011, tim Name.com melalui Twitter menangkap tanda-tanda nama domain seorang pengembang perangkat lunak telah dibajak. Perusahaan ini kemudian menghubungi pengembang perangkat lunak tersebut (yang bukan pelanggannya) dan melacak si pembajak. Upaya luar biasa tersebut membuahkan hasil, Name.com mendapatkan banyak pelanggan baru.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Dunia UKM

EDISI: #6/I/JULI 2013

Kunci menggunakan metode konvensional dalam menggaet pelanggan baru adalah segalanya harus ditujukan untuk pelanggan. Pikirkan kebutuhan pelanggan, datangi pelanggan, buat mereka senang, dan tolong mereka.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Buat kampanye direct mail Anda berbeda Konsultan bisnis Ashley Ambirge bukanlah apa-apa jika tidak menggunakan metode konvensional dalam menggaet pelanggan barunya. Menggunakan jasa seorang copywriter, Ambirge memutuskan untuk membuat kampanye direct mail yang sangat dikhususkan bagi perusahaan yang ia targetkan sebagai klien. Ia menargetkan 30 perusahaan penyedia atap rumah dan mengirimi mereka gambar sebuah atap rumah bertorehkan tulisan “My Company + Your Company = sales through the roof” melalui surat. Hasilnya? Semua perusahaan tersebut meresponnya dengan hampir setiap satu perusahaan tersebut menjadi pelanggan di tahun mendatang. Kunci menggunakan metode konvensional dalam menggaet pelanggan baru adalah segalanya harus ditujukan untuk pelanggan. Pikirkan kebutuhan pelanggan, datangi pelanggan, buat mereka senang, dan tolong mereka. Ketika Anda telah mendapatkan mereka, berikan layanan yang luar biasa agar mereka tetap percaya dan membantu Anda mendapatkan pelanggan baru. Selamat mencoba! (Putri Sekar/Entrepreneur)

Dunia Digital

Laporan terbaru dari  Juniper Research menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce dari perangkat mobile (m-commerce) diprediksi akan mencapai lebih dari US$3,2 triliun pada 2017. Naik dari posisi tahun ini yang diperkirakan mencapai US$1,5 triliun.

EDISI: #6/I/JULI 2013

H

al tersebut terlihat dari terus meningkatnya penggunaan perangkat mobile untuk berbagai keperluan termasuk pembayaran tagihan. Dalam lima tahun ke depan, sektor mobile banking akan menyumbang bagian terbesar dari nilai transaksi tersebut. Laporan tersebut mengamati sejumlah industri kunci – ritel, maskapai penerbangan, lembaga keuangan, dan lain sebagainya – yang menekankan pentingnya saluran mobile sebagai mekanisme pembangun keterlibatan, pengiriman, dan pembayaran bagi pelanggannya. Salah satu contohnya adalah aksi dari Visa dan MasterCard dalam mengembangkan Near Field Communication (NFC) dan maskapai penerbangan dengan e-ticket-nya. Hal lainnya adalah kebijakan operator yang bekerja sama dengan pemain Over the Top (OTT) untuk carrier billing. Selain itu, pengenalan layanan mobile wallet yang menyediakan akses keuangan untuk pertama kalinya di banyak pasar berkembang mendorong jumlah orang dewasa yang tersentuh layanan perbankan hingga lebih dari 50%. Di pasar yang sama, kemitraan OTT dan operator - memungkinkan pembayaran melalui penagihan operator memungkinkan akses yang lebih besar ke ekonomi digital.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Rintangan Namun, laporan tersebut juga mencatat sejumlah kendala yang perlu diatasi jika m-commerce ingin mencapai potensinya di tahun-tahun mendatang. Menurut Dr. Windsor Holden, penulis laporan tersebut, “Sebagian besar retailer belum  meningkatkan kemampuan situs mereka untuk m-commerce dan tidak user-friendly. Jika dibiarkan, mereka akan tertinggal jauh dari pesaing yang telah lebih dahulu menggunakan saluran mobile untuk meningkatkan hubungan pelanggan.” Selain itu infrastruktur Point of Sale (POS) yang telah terpasang malah menjadi kendala terhadap perkembangan NFC karena mereka tidak mau melakukan restrukturisasi dengan pertimbangan investasi. Bagaimana dengan situs Anda, sudah siapkah? (Cecep Supriadi)

Dunia Digital

EDISI: #6/I/JULI 2013

Reputasi Anda sebagai pebisnis yang tangguh dan giat bisa jadi memudar jika Anda menghabiskan banyak waktu menggunakan ponsel pintar berukuran kecil.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

S

ebuah studi yang dilakukan oleh peneliti di Harvard Business School menemukan bahwa penggunaan perangkat berlayar kecil dapat menyebabkan orang-orang berlaku kurang tegas dibanding dengan mereka yang

menggunakan layar besar. Penelitian menunjukkan bahwa mengadopsi postur tubuh yang ekspansif meningkatkan kekuatan psikologis. Kami memiliki hipotesis bahwa bekerja menggunakan perangkat yang lebih besar menyebabkan pengguna bersikap lebih tegas,” begitu yang tertulis pada abstrak hasil penelitian berjudul “iPosture: The Size of Electronic Consumer Devices Affects Our Behavior”. Penelitian tersebut menggunakan 75 partisipan yang secara random ditugasi untuk mengerjakan pekerjaan pada berbagai perangkat. Para peneliti memilih untuk menggunakan produk-produk Apple dengan berbagai ukuran, meskipun hasilnya bisa diekstrapolasi ke merek-merek lain. Partisipan menggunakan iPod Touch, iPad, MacBook Pro, dan iMac. Begitu pekerjaan para partisipan selesai, peneliti

Dunia Digital

Para pengguna desktop cenderung berpostur lebih baik. “Partisipan yang berinteraksi dengan perangkat yang lebih kecil cenderung bersikap kurang tegas dibanding dengan pengguna perangkat yang lebih besar,” kata hasil penelitian. Kesimpulan penelitian tersebut mengatakan, “Banyak dari kita menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari berinteraksi dengan perangkat elektronik. Dalam lingkungan profesional kita sering menggunakannya agar lebih efisien dan produktif. Kita mungkin saja melupakan dampak perangkat itu sendiri terhadap perilaku kita sehari-hari yang mengakibatkan kita kurang efektif. Kami menyarankan Anda menjauhkan ponsel beberapa waktu sebelum Anda pergi ke sebuah pertemuan dan tentu selama pertemuan.” (Putri Sekar/CNET)

EDISI: #6/I/JULI 2013

mengatakan kepada partisipan, “Saya akan kembali dalam lima menit untuk bertanya, kemudian membayar Anda sehingga Anda bisa meninggalkan tempat ini. Jika saya tidak di sini, silakan temui saya di meja depan.” Peneliti kemudian menunggu hingga 10 menit. Partisipan yang menggunakan perangkat berlayar kecil cenderung lebih lama menemui peneliti daripada yang menggunakan berangkat berlayar lebih besar. Para peneliti menemukan korelasi antara hasil penelitian tersebut dengan postur tubuh yang diadopsi oleh orang-orang ketika mereka menggunakan perangkat-perangkat tersebut. Pengguna ponsel pintar dan tablet cenderung membungkuk dan mengontraksi tubuh mereka.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Digital Business

Goutama Bachtiar

Pebisnis dan Konsultan Teknologi Informasi, Trainer, Lecturer, Writer dan Content Producer. Twitter: @goudotmobi

M

EDISI: #6/I/JULI 2013

enjadi salah satu Business Partner dalam acara International Forum For Business Incubator on Developing Co-Incubation in Asia Pacific dan menyaksikan para start-up maupun incubatee melakukan pitching, membuat saya teringat kembali pada dua kata ini: Value Proposition. Dari sekian banyak tim yang melakukan presentasi, didahului oleh “pembekalan” sebelumnya, mereka menggunakan business canvas. Framework ini menjadi template standar sehingga para inkubator, venture capital, dan investor bisa memahami model bisnis para start-up yang dipresentasikan dengan firm dan jelas. Mengapa dua kata di atas menjadi menarik untuk dibicarakan di kolom ini? Presentasi mereka atas ide ataupun produk lebih banyak ke arah value add dibandingkan dengan problem solving. Padahal dengan memecahkan persoalan, kemungkinan produknya digunakan, dikonsumsi, dan dibeli akan lebih tinggi dibandingkan dengan gagasan atau produk yang memberikan “nilai tambah”. Belum lagi faktor independensinya. Relatif “lebih aman” dibandingkan dengan tergantung dari produk/ide lain yang menjadi underlying idea/product. Di dunia bisnis, mencari ide untuk dikomersialkan menjadi produk mau jasa tertentu, dapat menggunakan beberapa cara. Ya, sumber inspirasi memang ada dimana saja. Bisa dari berbagai bentuk event mulai dari perkuliahan, seminar, conference, workshop, training, sampai dengan hackathon dan pitching session.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Apa yang ada di sekeliling kita, inner circle maupun outer circle: dosen, trainer, pembimbing skripsi, ayah, ibu, istri, anak, sanak famili, rekan sekantor, bos kita, bahkan orang yang baru kita jumpai sekalipun, bisa sangat inspiring dan memberikan ilham untuk membangkitkan ide. Sejatinya, aktivitas pencarian ide akan lebih singkat, apabila bercermin dari apa yang sudah dilakukan oleh start-up lainnya. Terutama oleh successful start-up dan saat ini sudah meraksasa menjadi big fish company. Success stories and showcase menjadi dua kata kunci.

Foto: Bitys.com

Namun, di atas segalanya, esensi ide sebenarnya terletak pada dua hal: problem-solving dan value add. Then, what’s the big deal? Di Indonesia, layaknya negara sedang berkembang lainnya, begitu banyak masalah

Digital Business

EDISI: #6/I/JULI 2013

Foto: usingmindmaps.com

di sekeliling kita. Sebut saja mulai dari kemacetan, banjir, gempa bumi, mahalnya biaya kesehatan, tidak stabilnya harga barang kebutuhan pokok, sampai belum meratanya tingkat kemakmuran! Ini jelas merupakan peluang sangat besar untuk “digarap”. Ya, ini merupakan “ladang” bagi penemuan ide agar digali lebih lanjut sehingga menjadi ide bisnis yang berkelanjutan. Berkesinambungan. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan ide “nilai tambah”. Namun sangat disayangkan apabila potensi ide bersumber dari masalah di sekeliling kita tidak dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk menciptakan barang maupun jasa, yang jelas-jelas dibutuhkan oleh banyak orang. Terlebih lagi, oleh para pelaku bisnis pemula lokal, dimana para pengusaha mikro maupun kecil ini memang dilahirkan, tumbuh dan besar di negaranya sendiri! Harus diakui, ekosistem start-up di Indonesia, baik untuk industri teknologi dan non-teknologi, bisa dikategorikan masih dalam tahap sangat dini. Prematur. Kita semua masih meraba dan mempelajari apa yang sedang dan terutama akan terjadi. Masih perlu banyak mencoba. Trial and error. Jelas, proses ini butuh waktu. Setidaknya 10 tahun ke depan. Sementara itu, di sisi lain, pangsa pasar dengan 260 juta penduduk dan 135 juta kelas menengah serta pertumbuhan ekonomi di atas 4% dalam kurun waktu lima tahun terakhir sangatlah menjanjikan. Dengan kondisi ini, apabila para pelaku hanya berfokus pada “nilai tambah” atas existing product,

Youth Marketers | www.ymarketers.com

maka ruang gerak mereka akan menjadi terbatas. Secara tidak langsung, berfokus pada niche market sementara segmen pasar lain yang lebih lebar dan lebih luas belum digarap bukanlah pilihan bijaksana, cenderung naif. Wasted. Sebenarnya masih banyak sekali produk, layanan, atau solusi yang belum hadir untuk memenuhi kebutuhan kita. Lain akan halnya dengan market di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa atau Jepang misalnya. Dengan problem solving idea, dapat dibayangkan segmen pasar lain akan memberikan tingkat pertumbuhan dan keuntungan usaha, market size, dan growth yang besar. Mereka dapat berharap bahwa hal tersebut akan membuka pintu atas kesempatan lainnya. Contohnya pendanaan dari inkubator, investor, venture capital, dan private equity. Pada akhirnya, bermain di segmen pasar tersebut akan membuat peluang bisnis mereka menjadi lebih lebar dan menunjang usaha agar berkesinambungan. All-of-all, best wishes and good luck in finding your business idea with problem-solving approach!

Apa yang ada di sekeliling kita, inner circle maupun outer circle: dosen, trainer, pembimbing skripsi, ayah, ibu, istri, anak, sanak famili, rekan sekantor, bos kita, bahkan orang yang baru kita jumpai sekalipun, bisa sangat inspiring dan memberikan ilham untuk membangkitkan ide.

Riset

Pasti tak sedikit dari kita yang punya kebiasaan menonton TV dan menggunakan ponsel pintar atau tablet di waktu yang bersamaan. Menurut Fast Company sekitar separuh dari pengguna ponsel pintar atau tablet menggunakan perangkat tersebut bersamaan dengan setiap aktivitas sehari-hari.

EDISI: #6/I/JULI 2013

N

amun, ketika seseorang menggunakan iPhone selama menonton film Game of Throne, apakah ia benar-benar membaca informasi tentang film tersebut ataukah mereka justru berbelanja online? Apakah penggunaan iPhone harus selalu berhubungan dengan tayangan di televisi? Laporan Nielsen terbaru menunjukkan kisaran angka terhadap tren tersebut. Pertama, mereka menemukan bahwa mayoritas orang (70%) membaca hal lain - melalui perangkat mobile - ketika mereka menonton televisi. Sebagian besar apa yang mereka baca bukanlah informasi yang berkaitan dengan tayangan televisi yang sedang mereka tonton. Tapi, bukan berarti tidak ada satu pun orang yang menggunakan second screen untuk mencari informasi yang tak berkaitan dengan tayangan televisi yang sedang ditonton. Sekitar 50% pengguna tablet dan 35% pengguna ponsel pintar membaca informasi yang berkaitan dengan tayangan yang mereka tonton. Sekitar 20% pengguna tablet dan 13% pengguna ponsel pintar akan menggunakan jejaring sosial untuk meng-update status tentang tayangan yang mereka tonton. Nielsen mengatakan bahwa integrasi TV dan tablet atau ponsel pintar kemungkinan lebih besar dari perkiraan. Namun, untuk timeshare - misalnya, berapa menit dalam seminggu seseorang browsing melalui iPad informasi yang tidak berhubungan dengan tayangan televisi dan berapa menit browsing yang berhubungan dengan tayangan - belum ada penelitian yang dilakukan.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Mark Wilson, penulis di Fast Company dalam tulisannya berjudul Report: How People Really Use Tablets While Watching TV mengatakan, “Dalam konteks membangun tablet experience selama menonton televisi, hasil riset tersebut tidak memberikan pelajaran bagi kita karena mayoritas orang menggunakan second screen dengan cara yang mengganggu perhatian.” “Meskipun seseorang sedang menonton Breaking Bad, bukan berarti ia menginginkan aplikasi Breaking Bad di ponsel pintar atau tablet-nya. Second screen harus bisa memancing rasa penasaran seseorang, bukan meminta dengan rakus perhatian pengguna di waktu senggangnya.” “Mungkin angka Nielsen akan terlihat berbeda jika iPad dan televisi diintegrasikan secara lebih kaya dan mudah daripada hari ini - daripada hanya memasok informasi yang tidak akurat, layar sentuh bisa mengubah dan menambah pengalaman menonton film/TV yang linier,” tulisnya. (Putri Sekar/Fastcodesign)

PR Hype

Setelah didahului oleh rumor yang cukup santer, 20 Juni lalu Instagram akhirnya benarbenar meluncurkan fitur videonya. Fitur baru ini langsung disambut antusias. Dalam 24 jam pertama tercatat ada 5 juta video yang diunggah ke Instagram.

EDISI: #6/I/JULI 2013

K

ehadiran fitur video di Instagram membuatnya bersaing head to head dengan Vine, aplikasi berbagi video yang diakuisisi Twitter Januari lalu. Di awal peluncurannya terlihat bahwa video Instagram berhasil mengungguli Vine. Dalam statistik yang dikeluarkan oleh Topsy - situs analisis media sosial - terlihat bahwa jumlah video Vine yang di-share di Twitter menurun secara drastis. Jumlah video yang di-share melalui Vine sempat mencapai titik tertinggi pada 15 Juni lalu. Hampir 2,9 juta video di-share

Youth Marketers | www.ymarketers.com

melalui Vine hari itu. Namun jumlah ini melorot drastis pada 21 Juni lalu, tepat sehari setelah video Instagram diluncurkan. Jumlah video yang di-share hari itu turun hingga hanya 1,35 juta saja. Artinya mengalami penurunannya lebih dari 50%. Pertanyaannya mengapa hal ini bisa terjadi? Bukan hanya para pengguna yang beramai-ramai mencoba video Instagram pada hari-hari pertama peluncurannya. Merek juga langsung mencoba fitur baru tersebut. Lululemon dan Burberry tercatat sebagai salah satu merek yang langsung meluncurkan video mereka di Instagram di jam-jam awal

PR Hype

peluncurannya. Apa sebenarnya yang membuat merek tampak sangat antusias pada fitur ini?

Durasi video yang tepat Menurut Rachel Tipograph, Direktur Digital dan Media Sosial Global Gap, hal ini salah satunya karena durasi video yang ditawarkan oleh Instagram. “Durasi 15 detik yang ditetapkan Instagram sangatlah menarik. Mereka tahu bahwa para pengiklan memiliki ketertarikan tersendiri terhadap iklan 15 detik. Saya rasa angka 15 detik yang dipilih Instagram bukan pemilihan random,” katanya seperti dikutip oleh Mashable.

Terhubung langsung dengan Facebook Gap langsung merancang video-video promosi mereka begitu video Instagram diluncurkan. Tipograph berharap Gap dapat merilis dua video setiap minggunya di Instagram. Mengapa demikian? Tipograph mengakui bahwa alasan terkuatnya adalah karena setiap video yang di-share di Instagram akan secara otomotis tampil di laman Facebook seperti layaknya foto. “Cara untuk membangun engagement di Facebook adalah melalui gambar-gambar. Kabar bahwa video di Instagram akan terpublikasi langsung di Facebook seperti halnya foto membuat kami di Gap sangat antusias. Karena itu berarti kami akan melihat terbentuknya engagement yang luas dan kuat di Facebook,” ungkap Tipograph. Gap saat ini memiliki 4,5 juta fans di Facebook dan 130.000 pengikut di Instagram. Itu berarti Gap memang telah memiliki basis pemirsa yang besar untuk video-video yang sudah dan akan mereka rilis di platform tersebut. Sebagai perbandingan, saat ini Gap hanya memiliki 6.000 follower saja di Vine. Alasannya minimnya jumlah follower mereka tidak berbeda dengan merek-merek lain. Itu karena merek harus membangun komunitas dari nol di Vine. Meski begitu, Gap sendiri tidak berencana menghentikan atau mengurangi posting mereka di Vine. Hal ini karena menurut Gap, tweet dengan video Vine mampu meningkatkan level engagement hingga enam kali lipat dibanding tweet tanpa video.

Komunitas Vine harus dibangun dari nol

EDISI: #6/I/JULI 2013

Namun, sayangnya merek lain memiliki pemikiran berbeda. Kate Spade misalnya. Mary Beech, Chief Marketing Officer Kate Spade, menekankan bahwa perusahaannya ingin hadir di setiap platform besar. Hanya saja mereka menghadapi tantangan besar di Vine, yaitu membangun komunitas dari

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Sulit melihat mana yang pada akhirnya akan memikat lebih banyak pengguna dan pengiklan, Vina atau Instagram. Terlalu pagi rasanya menilainya saat ini. Tapi Instagram jelas akan menjadi lawan yang tangguh bagi Vine bila mereka tidak segera berbenah

nol. Saat ini akun Vine Kate Spade memiliki follower sebanyak 13.000, sementara akun Instagram mereka di-follow oleh 350.000 pengguna. “Kami saat ini benar-benar harus duduk dan memutuskan yang terbaik tentang hal tersebut. Kami akan membuat prioritas berdasarkan jumlah follower dan medium yang memungkinkan kami melakukan apa yang ingin kami lakukan,” begitu kata Beech kepada Mashable. National Geographic juga mempunyai pendapat yang tidak jauh berbeda dengan Kate Spade. Bahkan mereka secara terang-terangan mengatakan mengalami kesulitan di Vine, sebaliknya menemukan banyak kemudahan di Instagram. “Kami bukannya ingin mengutamakan sebuah platform dibanding yang lain. Hanya saja, sejak awal kami memang memiliki ikatan yang lebih kuat dengan Instagram. Namun, bukan berarti kami tidak berusaha mendapatkannya dengan Vine,” kata Robert Michael Murray, VP Media Sosial National Geographic. Sulit melihat mana yang pada akhirnya akan memikat lebih banyak pengguna dan pengiklan, Vine atau Instagram. Terlalu pagi rasanya menilainya saat ini. Tapi Instagram jelas akan menjadi lawan yang tangguh bagi Vine bila mereka tidak segera berbenah. (Sekar Ayu/Mashable)

Gaya Hidup

H

EDISI: #6/I/JULI 2013

Kalau Anda penggemar serial televisi seperti Suits, Covert Affairs, atau Royal Pains, tentu Anda sedang menanti-nanti pemutaran perdana musim terbaru serial tersebut pada musim panas mendatang. Ternyata bukan hanya para penonton setia yang menunggu-nunggu, para sponsor juga sudah tidak sabar menanti kemunculan produk mereka di musim terbaru serial tersebut.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

al yang lebih menggairahkan bagi para sponsor adalah inovasi yang terus dilakukan oleh para produser serial tersebut. Pada musim panas kali ini hampir semua serial akan dilengkapi oleh digital content experience. Inilah tampaknya yang menarik perhatian para sponsor. Mereka sudah mengaveling serial mana yang akan disponsori. Misalnya saja, produsen mobil asal Korea, Kia, akan mensponsori second-screen and materi online serial baru Graceland. O iya bagi yang belum memahami konsep secondscreen, itu adalah aplikasi pelengkap yang membuat sebuah tayangan lebih interaktif. Salah satu serial yang sudah menerapkannya adalah Hannibal. Selain Kia, Jaguar juga sudah bersiap mensponsori digital enhancement serial Covert Affairs yang saat ini memasuki musim keempat. Sementara Toyota akan kembali mensponsori Royal Pains dan Lexus berkomitmen akan kembali mensponsori konten online Suits musim terbaru bertajuk “Suits Recruits”. Menurut Kirsten Atkinson, Direktur Media Team One, agensi periklanan yang menangani Lexus, konten digital yang merupakan perpanjangan tangan dari serial itu sendiri sangat berharga bagi para pengiklan. Mengapa? Karena konten digital tersebut membangun brand engagement yang lebih dalam dengan para penontonnya. Lexus sendiri telah mensponsori Suits sejak musim kedua, dan tampaknya berniat untuk melanjutkannya. “Kami sangat bersemangat untuk membawa kesempatan ini ke level yang lebih tinggi,” kata Atkinson. Hubungan yang terbangun antara Lexus memang semakin dalam kali ini. Sebelumnya Lexus adalah kendaraan resmi firma hukum Pearson Hartman dalam serial tersebut. Melalui pengalaman online Suits Recruits, penggunanya dapat ikut mengendarai mobil mewah tersebut, berpartisipasi dalam kasus yang hanya tersedia di platform online sebagai seorang associate, serta berinteraksi dengan serial tersebut. “Kami sangat memahami bahwa yang kami hadapi saat ini adalah penonton muda yang lebih kaya. Mereka sangat penting bagi Lexus,” kata Atkinson seperti dikutip oleh www. broadcastingcable.com. “Saat ini TV sudah menjadi media yang kuno dan tidak terlalu kaya lagi. Mengombinasikan TV dengan konten digital membuatnya lebih menarik bagi generasi baru konsumen barang mewah. Dan hal ini sangatlah penting bagi Lexus,” lanjutnya.

Gaya Hidup

EDISI: #6/I/JULI 2013

Lexus tidak saja ingin menggaet calon konsumen muda melalui serial ini, mereka juga ingin dilihat sebagai merek yang inovatif. Pengalaman yang didapat dari second-screen dan televisi sosial jelas akan mengantar Lexus mencapai tujuannya. “Dari sudut pandang media planning, hal ini jelas akan membawa Lexus semakin dekat dengan tujuannya menjadi salah satu pemain utama di media,” ucap Atkinson. Tentu saja second-screen dan konten online ini tidak saja menguntungkan bagi para pengiklan, tapi juga para produser serial tersebut. “Ada banyak hal yang ingin kami lakukan, hanya saja tidak banyak tempat tersedia dalam satu episodenya. Inilah yang mendorong kami membuat berbagai aplikasi digital. Kami jadi mempunyai tempat untuk menceritakan kisah yang tidak bisa ditampilkan di televisi,” kata Jessica Sutherland, VP Content Development USA Network, saluran TV Kabel yang

Youth Marketers | www.ymarketers.com

memproduksi serial seperti Royal Pains, Suits, Covert Affairs, dan masih banyak lagi. Tidak itu saja, hal tersebut juga meningkatkan interaksi dan tingkat keterikatan penonton dengan serial yang ditontonnya. Keuntungan lainnya tentu dalam hal pendapatan. Pendapatan tambahan yang diperoleh dari konten digital ini dapat digunakan untuk mengembangkan serial itu sendiri. “Dengan memiliki pendapatan tambahan, kami jadi bisa lebih leluasa memasukkan peran pelengkap atau syuting di tempat yang lebih baik. Dengan begitu serial ini akan lebih kaya dan tentunya menarik,” jelas Aaron Korsh, Executive Producer Suits. (Sekar Ayu/www.broadcastingcable.com)

Excellent Service

Bagaimana Anda mengubah pelanggan baru menjadi pelanggan tetap? Sue McCarthy dari Resale Royalty mengatakan bahwa rahasianya sederhana.

S

elalu melakukan apa yang benar - untuk pelanggan, pemasok, dan diri Anda sendiri. Jika Anda beroperasi dengan integritas, Anda menjaga semua orang datang kembali,” jelasnya. Berikut tiga tips yang dapat Anda gunakan untuk mendorong bisnis yang berulang seperti kami kutip dari Entrepreneur.com:

Perlakukan pemasok seperti mitra Ketika Anda menghargai pemasok, mereka akan menghargai Anda. McCarthy mengatakan, keberhasilan Anda ada di tangan mereka dan mereka sering menawarkan barang atau jasa terbaik dengan harga terbaik. Akibatnya, pelanggan akan menemukan Anda sebagai sumber terpercaya, baik dalam produk atau layanan. McCarthy adalah wanita yang menjual pakaian dan aksesoris dari pemasok. Dia harus membuat mereka setuju untuk menjual barang-barang mereka dengan harga di mana dia bisa mendapatkan keuntungan. McCarthy mendorong pemasok bernegosiasi. “Jika perbedaan adalah sesuatu yang membuat aku tetap hidup, aku akan membiarkan mereka menang negosiasi,” kata McCarthy. “Ketika mereka pergi dengan senyum di wajah, mereka akan datang kembali.”

Patuhi etika bisnis McCarthy adalah Wakil Presiden National Association of Resale Profesional - sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya pendidikan dan pengembangan profesional bagi pemilik toko. Para anggotanya sangat mematuhi kode etik, terutama dalam hal keaslian. Pelanggan yang berbelanja di toko McCarthy ditawari jaminan keaslian 100% dari setiap pembelian. Semua barang dagangan dari desainer telah mengalami proses validasi ketat mencakup rincian pemeriksaan, seperti jahitan, font, dan nomor seri. Pembeli ditawarkan pengembalian dana tanpa syarat 100% untuk setiap item yang terbukti palsu. “Reputasi kami tergantung pada kejujuran,” ucap McCarthy. Menurutnya, keterlibatan tokonya dalam menetapkan standar industri telah membangun kepercayaan pelanggan. Dia menunjukkan bahwa banyak pengusaha yang bergabung dengan organisasi yang membantu standar dan industri yang mereka pilih dan kemudian mengiklankan afiliasi melalui signage atau materi pemasaran.

Berdayakan karyawan

EDISI: #6/I/JULI 2013

McCarthy memberikan tenaga penjualnya wewenang untuk menyesuaikan harga tanpa harus menunggu persetujuannya. “Waktu sangat berharga,” terangnya. Pelanggan yang meminta diskon dan pemasok yang ingin lebih banyak uang dari barang-barang mereka dapat berhubungan langsung dengan karyawan dan tidak harus menunggu persetujuannya. “Sederhanakanlah cara bagi mereka yang ingin melakukan bisnis dengan Anda,” tutup McCarthy. (Cecep Supriadi)

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Marketing for Entrepreneur

Hermas Puspito

CEO Ednovate Marketing Strategy for Entrepreneur twitter @hermaspuspito

P

ebisnis dituntut untuk selalu menjaga kinerja pertumbuhan bisnisnya. Salah satu parameter keberhasilan yang mudah diukur dari kinerja bisnis adalah peningkatan penjualan. Meskipun masih sekelas UKM pemula atau masih merintis bisnis, pebisnis tetap dituntut menggunakan strategi penjualan yang terbukti ampuh untuk meningkatkan penjualan. Salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan adalah dengan membuat konsumen yakin untuk membeli produk kita. Berikut ini beberapa cara praktis yang bisa dilakukan pebisnis untuk meningkatkan penjualan melalui strategi meyakinkan konsumen. KUALITAS Hal paling mendasar untuk meyakinkan konsumen agar membeli produk kita adalah membangun kualitas produk dan layanan kita. Pastikan produk yang kita jual memiliki kualitas baik. Kualitas bisa dalam kemasan, fisik produk, isi produk, rasa produk (jika makanan), layanan, dan lain-lain.

EDISI: #6/I/JULI 2013

KONSISTEN PROMOSI Membangun keyakinan konsumen bisa dimulai ketika mempromosikan produk ke konsumen. Bagaimana konsumen mau yakin dengan produk kita jika mendengar produk kita saja belum pernah. Oleh sebab itu penting bagi pebisnis untuk melakukan promosi secara konsisten, terencana, dan berkelanjutan. Salah satu hal penting saat promosi adalah komunikasikan mengenai apa yang menjadi kelebihan produk kita dibanding produk yang sudah ada di pasaran. Hal ini merupakan cara ampuh meyakinkan konsumen untuk membeli produk kita.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

INFO PRODUK Strategi ini merupakan cara yang sederhana namun sering dilupakan. Konsumen perlu mengetahui info produk secara jelas agar teryakinkan dengan produknya. Info produk bisa berupa katalog produk, info di website serta penjelasan detail produk di berbagai media yang digunakan. Hal penting juga saat kita menggunakan channel online untuk online shop. Salah satu senjata ampuh dari online shop adalah informasi produk dan foto yang jelas untuk meyakinkan konsumen. TESTIMONI KONSUMEN Testimoni merupakan opini atau kesan-kesan dari konsumen yang pernah menggunakan produk kita. Buatlah testimoni dari konsumen yang pernah menggunakan produk kemudian testimoninya bisa ditempatkan di brosur, katalog, media promosi, dan website kita. Penggunaan media sosial juga bisa mendukung penyebarluasan testimoni oleh konsumen. PENCAPAIAN Konsumen atau calon klien akan semakin yakin jika kita pernah memperoleh pencapaian tertentu. Pencapaian ini merupakan prestasi dari usaha yang kita lakukan. Kita bisa melampirkan list siapa-siapa saja yang pernah jadi konsumen/ klien kita, atau pencapaian yang pernah kita peroleh untuk meyakinkan konsumen. EXPERT OPINION Konsumen cenderung percaya oleh pendapat para ahli. Cara ini bisa digunakan untuk membantu meyakinkan konsumen. Misal pendapat para ahli kesehatan, pendapat ahli otomotif. Sesuaikan dengan industri produk yang kita jual.

Marketing for Entrepreneur

CUSTOMER EXPERIENCE Tidak sedikit konsumen yang meminta sampel produk untuk coba-coba atau tes produk. Ketika kita menawarkan produk ke konsumen, sampel produk akan sangat membantu meyakinkan konsumen. Contoh produk bisa melalui katalog, dummy produk atau produk asli. Kita juga bisa melakukan demo produk atau membuat strategi trial produk, sehingga konsumen bisa merasakan produk kita. Ketika konsumen dapat merasakan secara langsung produk kita, customer experience akan terbangun.

Konsumen atau calon klien akan semakin yakin jika kita pernah memperoleh pencapaian tertentu. Pencapaian ini merupakan prestasi dari usaha yang kita lakukan. Kita bisa melampirkan list siapa-siapa saja yang pernah jadi konsumen/ klien kita, atau pencapaian yang pernah kita peroleh untuk meyakinkan konsumen. Ketika ada pengalaman yang positif diharapkan konsumen semakin percaya dengan produk yang kita tawarkan.

EDISI: #6/I/JULI 2013

BRAND BUILDING Pada akhirnya hal penting untuk membangun keyakinan konsumen dalam jangka panjang adalah membangun merek kita. Merek tidak hanya sebuah simbol, mewakili kepercayaan konsumen yang telah lama dibangun. Ketika merek sudah dibangun, dikenalkan konsumen dan akhirnya dipercaya karena kualitas dan layanan yang baik, konsumen akan yakin dengan merek yang melekat di produk kita.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

IT Corner

Saat ini bisnis online hampir dilirik sebagian besar para pebisnis, baik UKM maupun pebisnis besar. Berbisnis secara online dinilai memberikan banyak kemudahan baik untuk customer maupun pebisnis. Efektivitas waktu dan modal yang lebih sedikit daripada membangun toko offline salah satu yang menjadi alasannya.

EDISI: #6/I/JULI 2013

N

amun para pebisnis online bukan tanpa masalah mengembangkan web e-commerce mereka. Masalah yang sering terjadi pada toko online umumnya adalah jumlah pengunjung yang datang kadang tidak sebanding dengan rasio konversi beli konsumen. Tak heran banyak pebisnis online yang kewalahan menentukan strategi agar pengunjung yang sudah didatangkan dengan berbagai cara “campaign” tidak hanya melihat-lihat isi web mereka saja, namun juga membeli di toko mereka. Sebenarnya banyak langkah untuk meningkatkan rasio pembelian konsumen. Mari kita bahas di antaranya :

2. Navigasi

1. Layout website

4. Detail produk

Langkah awal dan paling mudah meningkatkan rasio beli konsumen adalah dengan membangun web e-commerce yang user friendly. Mengapa? Karena kalau web kita memakai tampilan yang “njelimet” kadang hanya membuat pengunjung malas berlama-lama. Buatlah sesederhana mungkin, tapi apa yang ingin kita sampaikan ke calon konsumen, semua tersampaikan dengan baik.

Tampilkan informasi rinci tentang produk. Rincikan informasi produk kita dengan lengkap. Misalnya kalau produk yang kita tawarkan adalah kaos, tampilkan warna pilihannya dam ukuran standar untuk setiap size seperti fit to S (34cm x 40cm).

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Hampir sama dengan masalah layout website, rancanglah navigasi semudah mungkin. Cukup tampilkan menu standar dibagian navigasi kita. Misalnya: Home, Produk, Contact Us, FAQ.

3. Resolusi gambar produk Carilah gambar produk yang beresolusi tinggi atau minimal gambar dengan resolusi 1.280 x1.024. Karena hal ini mempermudah calon pembeli mengetahui tentang detail produk tersebut. Selain itu, coba tambahkan fasilitas zoomable dan harus diambil dari sudut yang berbeda.

IT Corner

5. Visibilitas keranjang belanja

12. Sistem Reseller

Pastikan ada menu “Shopping Cart” di web kita. Biasanya menu ini diletakkan di sudut kanan atas website. Menu ini dapat mempermudah kita untuk melihat produk apa saja yang telah kita beli ataupun melanjutkan ke halaman checkout.

Sistem ini memungkinkan seseorang menjualkan produk kita tapi dengan syarat mereka harus membeli produk kita. Komisi yang didapatkan biasanya lebih besar daripada sistem afiliasi.

6. Free Shipping

13. Sistem Membership

Cara lain untuk mendorong pesanan yang lebih besar adalah dengan menawarkan pengiriman gratis jika pesanan melebihi jumlah tertentu. Sistem ini biasanya terbukti lebih manjur menarik pembeli untuk membeli beberapa produk sekaligus.

Kebanyakan toko online masih melupakan strategi ini. Sebenarnya ini strategi paling efektif untuk menarik pembeli agar mereka kembali ke web kita. Berikan benefit lebih untuk member kita, dengan paket diskon setiap transaksi.

7. Letakkan info diskon dengan tepat

Tariklah pengunjung baru ke web kita dengan berbagai cara “campaign”. Gunakan media sosial setepat mungkin. Infokan produk yang kita jual ataupun info diskon via Twitter, Instagram, Facebook fan page maupun email newsletter. (Umy Kulsum)

Jika kita menawarkan potongan harga, sebaiknya letakkan informasi diskon di bagian paling atas atau di bawah menu navigasi. Karena biasanya ada beberapa pembeli yang “ogah” scroll ke bawah.

14. Strategi Campaign

8. Tampilkan informasi kontak Anda Kita semua tahu bahwa hal paling penting tentang belanja online adalah kepercayaan. Jika pelanggan mempercayai situs Anda, maka mereka pasti akan membeli dari situs Anda. Dan salah satu cara terbaik untuk membangun kepercayaan ini adalah untuk memberikan informasi kontak kita dengan rinci.

9. Halaman Checkout Buatlah halaman checkout sesederhana mungkin. Masukkan field standar untuk informasi pengiriman maupun informasi billing.

10. Metode pembayaran Sediakan pula beberapa opsi bank untuk transaksi pembayaran. Ini tentu saja memudahkan calon pembeli untuk membayar sesuai bank yang dimilikinya tanpa perlu dikenakan fee.

11. Sistem Afiliasi

EDISI: #6/I/JULI 2013

Sistem ini memungkinkan seseorang menjual kembali produk atau jasa milik kita tanpa mereka harus membeli terlebih dahulu. Range komisi biasanya berkisar antara 2030%.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Rp

Rp

Online Profit Optimization

Suwandi Chow

Online Profit Strategist Twitter @suwandichow | Facebook.com/tipsakti.bisnis.online www.SuwandiChow.com

Jika Anda sekarang ini sedang melakukan kampanye online marketing atau merencanakan untuk menggunakan blog guna mempromosikan produk atau brand Anda, maka 5 tips sederhana ini akan meningkatkan konversi yang kemudian akan meningkatkan profit Anda TIPS PERTAMA: Selalu Tambahkan Kotak Email Untuk Newsletter di Setiap Blog

TIPS KETIGA: Tambahkan Perintah Take Action

Walaupun blog sangat populer dengan fasilitas RSS, dimana para pembaca bisa menerima semua postingan baru dari blog tersebut, namun RSS tidak bisa menjadi alat untuk meningkatkan konversi. Perangkat yang sangat luar biasa dari dulu sampai sekarang dan sudah terbukti meningkatkan konversi adalah dengan menggunakan email marketing. Lewat email marketing, Anda bisa memberikan informasi terbaru, membangun keakraban, dan menjual produk Anda selama prospek masih menerima newsletter.

Jarang sekali pemilik blog menambahkan perintah Take Action, padahal hanya dengan menambahkan satu baris perintah sederhana, kampanye online marketing Anda akan meningkat responnya. Supaya responnya lebih tinggi lagi, maka perintah tersebut harus relevan dengan informasi/konten yang ada pada website.

EDISI: #6/I/JULI 2013

TIPS KEDUA: Tambahkan Pop Up Kotak Email untuk Pengunjung yang Baru Pertama Kali Datang ke Blog Saya tahu, bahwa banyak orang yang alergi dan takut menambahkan pop up, karena banyak asumsi bahwa kebanyakan pengunjung website membenci pop up. Kenyataannya memang pengunjung website membenci pop up yang isinya iklan, promosi, jualan, dan informasi yang tidak relevan. Namun, ketika pop up tersebut berisi informasi yang mengandung benefit untuk mereka, pengunjung website sama sekali tidak menolaknya, bahkan secara sukarela akan memberikan nama dan email mereka. Ini akan meningkatkan jumlah subscriber newsletter Anda dengan lebih cepat, sehingga konversi juga akan semakin baik. Tapi ingat, harus di-setting supaya pop up tersebut hanya muncul pada pengunjung baru pertama kali datang, karena pop up yang muncul terus menerus, akan membuat pembaca website menjadi kesal.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

TIPS KEEMPAT: Tambahkan Iklan Pribadi Banyak orang membuat blog dengan tujuan menjual space iklan ketika blog tersebut sudah ramai. Kenapa tidak memanfaatkan blog sendiri untuk memasang iklan pribadi yang menjual produk sendiri? Cara ini bukan hanya murah, tapi juga sangat efektif menambah PROFIT untuk Anda

TIPS KELIMA: Tambahkan Halaman Surat Penawaran Khusus di Blog Fungsi utama blog memang bukan untuk menjual, melainkan lebih berfungsi sebagai media untuk menyediakan informasi terhadap produk, perusahaan, atau merek. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan konversi, Anda harus menggunakan Surat Penawaran Khusus yang memang fungsinya adalah untuk menjual Jadi setelah calon pelanggan mendapatkan informasi yang lengkap lewat blog, mereka diarahkan untuk melihat surat penawaran yang menjelaskan kenapa harus membeli produk Anda, dan apa kerugiannya jika tidak memesannya sekarang. Demikianlah 5 Tips sederhana, namun sangat dahsyat untuk mendongkrak profit lewat blog Anda. Selamat mencoba!

Inspirasi

Bumi Dinasty Alexander

Social Activist, Entrepreneur, Motivational Speaker, Brand & Digital Marketing Consultant Twitter : @BumiDinasty

EDISI: #6/I/JULI 2013

Gajah Terbang Di suatu jalan yang ramai, tiba-tiba seorang pemuda berteriak lantang. “Lihat! Ada gajah terbang di langit!” Spontan, semua orang melihat ke langit. Tidak ada satu pun di antara mereka yang melihat gajah. “Ya Tuhan! Apa kalian rabun atau bagaimana? Masa gajah sebesar itu tidak ada yang bisa lihat?” kata pemuda tersebut lagi dengan lantang. Lalu, bisa dipastikan orang-orang yang ada mulai mengaku melihat gajah yang dimaksudkan. “Wah... gajahnya berwarna abu-abu.” “Wow... gajahnya bisa menari.” Semuanya saling bersahut-sahutan kalau mereka melihat gajah tersebut. Berkomentar seolah-olah gajah itu nyata. Jika Anda menjadi bagian dari orang-orang tersebut. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan mengatakan “Tidak ada gajah yang terbang di langit!” Mungkin juga, Anda akan jadi ragu. Ragu kalau memang tidak melihat gajah atau mata Anda bermasalah sehingga tidak bisa melihat gajah yang dimaksudkan. Jika Anda mengatakan tidak melihat apa-apa, akankah Anda siap menerika konsekuensi dianggap bodoh atau sakit mata oleh orang lain? Jika Anda mengatakan bahwa gajah itu ada lalu berkomentar. Anda sedang berbohong dan melawan hati nurani Anda sendiri. Sering kali kita seperti penonton yang ada di kisah tersebut. Betapa gampangnya kita terpengaruh orang lain padahal kita belum pernah melihat sama sekali. Terlalu gampang kita memuji seseorang yang hanya

Youth Marketers | www.ymarketers.com

dikenal lewat media. Terlalu cepat berkomentar atas sebuah iklan sebelum mencobanya. Terlalu suka mengambil kesimpulan sebelum menganalisa. Sesungguhnya, apa yang terlihat tidak selamanya adalah fakta. Bisa jadi itu hanya hasil dari pencitraan semata. Menilai tanpa melakukan pembanding dari sumber lain itu terlalu naif. Sebagai seorang karyawan yang handal atau pengusaha yang hebat, dibutuhkan keberanian untuk melawan arus meski itu berisiko besar. Kenyataannya, hanya yang berani mengambil risiko yang akan tampil berbeda dan berada di atas rata-rata. Anda bisa mengatakan ini sulit dilakukan. Tapi berita baiknya, ini adalah cara melatih mental Anda. Mental seorang pemenang. Mental seorang yang jujur dan berani mengatakan akan apa yang dia lihat (visi). Sewaktu masih SMP, saya sudah diarahkan oleh orang tua untuk menjadi PNS saja seperti kebanyakan orang yang lainnya di kampung halaman saya. Namun, saya tetap berpegang teguh tidak ingin menjadi PNS atau karyawan kantor. Kalaupun terpaksa jadi karyawan itu hanya untuk mencari ilmu dan pengalaman. Saya ingin jadi pengusaha. Saya ingin punya perusahaan sendiri. Ditertawakan atau diragukan adalah risiko yang harus diterima. Namun, itu adalah motivasi yang membakar semangat saya untuk memperjuangkan cita-cita. Siapapun Anda dan di manapun Anda berada, tidak perlu malu, apalagi takut dengan keyakinan Anda. Selama keyakinan itu tidak melanggar hukum atau merugikan orang lain. Jika Anda sendiri ragu dengan apa yang ingin Anda perjuangkan, apalagi orang lain. Melawan arus atau mengikuti arus bukanlah takdir, tapi pilihan. Salam Inspirasi!

AdMadness

Iklan Dove “Real Beauty Sketches” dan “Dumb Ways to Die” menjadi jawara penghargaan Grand Prix untuk kategori Titanium dan Terintegrasi. Penghargaan Grand Prix adalah penghargaan bergengsi bagi industri periklanan yang diberikan dalam ajang Cannes Lions Festival.

EDISI: #6/I/JULI 2013

K

alau diperhatikan, kedua iklan video yang sangat sering direkomendasi dan menjadi kampanye viral tahun lalu ini memiliki kemiripan dalam hal warna dan estetikanya. “Dumb Ways To Die”, iklan layanan masyarakat yang menggunakan karakter animasi berbau kekerasan dengan cara yang manis dan lagu yang layak diputar di radio untuk mengurangi tingkat kematian di rel kereta api di Melbourne. Sementara itu, Iklan Dove “Real Beauty Sketches” mempekerjakan seniman sketsa forensik untuk mengilustrasikan kepada para wanita, yang menggambarkan jurang antara persepsi diri tentang kecantikan dan kecantikan yang sebenarnya. Kedua iklan menyajikan emotional punch yang membawa mereka mencapai kesuksesan, yaitu keduanya telah ditonton lebih dari 50 juta kali dan masing-masing menerima penghargaan Grand Prix di Cannes. “Real Beauty Sketches” memenangkan Titanium Grand Prix dan Integrated Gold Lion. “Dumb Ways To Die” mendapatkan Integrated Grand Prix. Berdasarkan keterangan juri yang diketuai oleh Dan Wieden, Co-founder dan Global ECD agensi periklanan Wieden + Kennedy, karya tersebut mewakili hasil yang paling berwawasan masa depan dari industri periklanan.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Wieden mengatakan bahwa penghargaan Grand Prix kategori Titanium dan Terintegrasi adalah penghargaan yang diberikan untuk iklan yang benar-benar transformasional yang berwawasan masa depan. Tak hanya mementingkan klien agensi, iklan tersebut juga secara mendasar melayani para pelanggan dengan baik. Rekan sesama juri David Lubars, Chairman dan CCO BBD Amerika Utara mengatakan, “iklan yang terpilih menunjukkan cinta dan penghormatan untuk para audience-nya.” “Cerdas. Dalam. Dan mencoba menunjukkan empati. Kami tak hanya terhibur oleh mereka, tetapi juga tersentuh,” ujarnya merujuk pada iklan “Dumb Ways to Die”. Tiga belas penghargaan diberikan dalam kategori selektif ini. Penghargaan empat Titanium lainnya diberikan kepada Nike “Find Your Greatness”, Samsung Life Insurance “Bridge of Life”, Prudential “The Challenge Lab” dan iklan dari pemerintah Republic Macedonia “10 Meters Apart”. Iklan P&G “Proud Sponsor of Moms” memperoleh penghargaan Gold Integrated Lion. (Putri Sekar/Fastcocreate)

Gaming Your Market

Ivan Mulyadi,

Editor Marketing.co.id Gaming Your Market

Industri game memang mengalami perubahan yang cukup drastis dari dulu hingga sekarang. Industri game mempunyai pasarnya sendiri, mulai dari para gamer kasual hingga fanatik (hardcore). Industri game dinilai selalu bisa meramaikan pasar yang sedang lesu dan bahkan menciptakan pasar baru plus peluang baru.

EDISI: #6/I/JULI 2013

K

ebiasaan bermain dulunya dimulai dari pemain single player (satu pemain), multiplayer (lebih dari satu pemain), dan LAN gaming (banyak pemain dalam satu jaringan tertutup). Sejak munculnya Internet, permainan pun merambah ke ranah online, hingga social dimana jumlah pemain menjadi tak terbatas. Para gamer yang dulunya bermain solo, kini sudah semakin social. Sekarang gamer tak lagi terkesan asyik dengan dunianya sendiri. Mereka terdorong untuk bersosialisasi dengan orang lain dan semakin terlibat dengan aktivitas tertentu. Bagusnya lagi, game serta semua mekanismenya bisa diterapkan untuk menciptakan strategi branding yang ampuh. Hal ini untuk mendongkrak brand perusahaan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu. Game dan mekanismenya sangat bisa melibatkan begitu banyak massa konsumen, sekaligus menggerakkan mereka untuk berbuat aksi yang nyata. Suatu pesan merek bisa dialirkan dengan lebih halus tanpa terkesan hard-selling melalui mekanisme game. Pesan itu pun bisa melekat lebih lama dan lebih kuat di benak konsumen karena tak ada unsur paksaan dalam penanaman sekaligus pencernaan pesan. Sebaliknya, konsumen merasa senang (fun) dan menikmati segala aktivitas dan konten yang disuguhi oleh suatu merek.

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Sejalan dengan perkembangan industri gaming, strategi branding pun berkembang, bahkan lebih penting dari marketing itu sendiri. Branding-lah kini yang men-drive marketing. Dulu memang marketing yang men-drive branding, tapi kini situasinya terbalik. Mengapa demikian? Jawabannya simple, karena branding adalah strategi untuk membangun dan mengembangkan merek. Merek adalah aset terpenting bagi perusahaan. Merek yang kuat bisa melakukan hampir apapun. Branding bergerak lebih pada level strategic, sedangkan marketing lebih ke arah eksekusinya. Selamat datang dalam branding generasi ketiga. Pada generasi pertama, brand hanya berbicara dan terus berbicara kepada konsumen. Pada generasi kedua, komunikasi mulai berjalan dua arah dan merek mulai peduli dengan persepsi atau pendapat konsumen terhadap merek. Nah, pada branding generasi ketiga, merek dengan konsumen harus berkolaborasi dan terlibat bersama dalam menciptakan value bagi pasar. Game dan semua mekanismenya adalah tools yang paling ampuh untuk bisa melibatkan pasar dan menggerakkannya. Game paling bisa menciptakan suatu kolaborasi antara suatu merek dengan para konsumennya. Kini para game developer mempunyai pasar baru dan peluang baru yang sangat ranum untuk digarap. Sebaliknya, perusahaan dan korporasi kini membutuhkan karya dan kreativitas para game developer untuk aktivitas branding mereka, khususnya branding dalam generasi ketiga saat ini.

Marketingnesia

Andika Priyandana

Chief Editor Marketing.co.id. Faculty Member at STIE Prasetiya Mulya. Scholar-traveller. Data scientist. Bibliophile. Devil in disguise.

O

nline Shop pastinya masih sangat hidup dan bisa jadi semakin hot di dunia digital Indonesia. Apalagi jika kita melihat populasi Indonesia yang didominasi usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang semakin pesat. Penetrasi internet juga semakin kuat di pelosok Indonesia, tidak lagi ngendon di kota-kota besar melulu. Nah, kebetulan belum lama ini saya berkesempatan untuk bercengkerama tentang banyak hal mengenai dunia online shop dengan dua wanita cantik dan masih berusia muda yang juga menjadi pemilik online shop, Fashionette-room(dot)com, Inggrid Chan (konon masih berhubungan keluarga sama Mey Chan) dan Cindy Sudartanto. Dalam tulisan ini, saya akan merangkum hasil obrolan saya dengan mereka menjadi tiga bagian utama, yaitu segmen pelanggan alias konsumen yang dituju Fashionette-room(dot) com, nilai jual yang ditawarkan alias unique value proposition, dan rencana jangka panjang. Namun pertama-tama, saya akan menjelaskan dulu definisi online shop.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Definisi Online Shop, Online Shopping atau Online Retailing Pengertian online shop secara gamblang adalah sebuah bentuk perdagangan elektronik yang memungkinkan

Youth Marketers | www.ymarketers.com

konsumennya membeli barang atau jasa secara langsung melalui internet menggunakan web browser. Nama-nama alternatif yang dapat ditemui antara lain web-shop, web-store, e-web-store, e-shop, e-store, Internet shop, online store, dan virtual store. Sekarang, yuk melaju membahas hal-hal utama mengenai Fashionette-room(dot)com. Segmen pelanggan alias konsumen yang dituju Cindy dan Inggrid menyampaikan bahwa Fashionette-room menyasar pelanggan remaja dan dewasa muda, berasal dari kelas menengah, kaum urban, melek fashionette-room dan tentunya melek internet. Cindy dan Inggrid menggunakan internet sebagai media utama promosi dan komunikasi dengan pelanggannya. Mediamedia yang digunakan selain website antara lain Facebook Fan Page, Instagram, Twitter, dan Instant Messenger seperti BBM Messenger, Line, Yahoo! Messenger, Wechat, dan Whatsapp. Secara personal, melihat segmentasi konsumen mereka dan korelasinya dengan desain busana serta desain situs, saya melihat ada korelasi yang cukup kuat. Desain-desain yang ditampilkan anak muda banget dan jelas kurang cocok dikenakan oleh ibu-ibu.

Marketingnesia

mengenai cincin berbentuk segitiga ala Illmuminati yang saat ini lumayan menjadi pemberitaan dan obrolan masyarakat (jika ingin mengetahui yang saya maksud, silakan telusuri kata “Illuminati” di internet). Singkatnya, nilai jual utama dan unik yang ditawarkan Inggrid dan Cindy adalah produk busana dengan layanan personal. Di sini, saya melihat bahwa mereka sudah memiliki fokus terhadap kebutuhan konsumen mereka. Namun yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah memang hanya mereka yang memiliki layanan tersebut dan online shop yang lain tidak memilikinya?

Inggrid Chan dan Cindy Sudartanto

Desain situs juga sangat penuh warna yang dari perspektif saya sebagai pria matang, terlalu mencolok mata dan meriah. Mungkin saja desain tersebut lebih cocok untuk karakter konsumen yang mereka tuju.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Nilai Jual yang Ditawarkan Cindy mengatakan bahwa mereka memberikan konsultasi personal bagi para pelanggannya, misalnya ukuran baju yang tepat, desain yang sedang menjadi tren, dan hal-hal lainnya yang bertujuan untuk memuaskan dahaga pengetahuan tentang busana konsumen mereka. Inggrid kemudian melanjutkan dengan memberikan contoh

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Rencana Jangka Panjang Inggrid dan Cindy memiliki rencana jangka panjang lima tahun untuk melokalisasi produk-produk Fashionette-room(dot) com ke Indonesia. Mulai dari tahapan desain hingga produksi. Saat ini, mereka masih mendatangkan produk busana mereka langsung dari Cina dan Thailand. Adanya rencana jangka panjang ini sudah menunjukkan bahwa mereka memang serius dengan bisnis yang mereka jalankan. Rencana mereka untuk melokalisasi produk-produk Fashionette-room(dot)com mulai dari tahapan desain hingga produksi juga menjadi hal yang sangat menarik bagi saya. Hal tersebut merupakan petunjuk awal bahwa mereka memiliki kepedulian sosial terhadap industri dan produk dalam negeri. Jika Inggrid dan Cindy benar-benar menjalankan apa yang mereka rencanakan dalam lima tahun mendatang, berarti mereka mulai menunjukkan tindakan yang memiliki dampak sosial. Hal ini sangat penting untuk diperlihatkan jika mereka ingin menjadi pebisnis yang memiliki reputasi positif di berbagai aspek. Jadi, mari kita lihat perjalanan bisnis mereka di masa mendatang.

EDISI: #6/I/JULI 2013

Youth Marketers | www.ymarketers.com

Related Documents


More Documents from "Hilmi Setiawan"