114767_lp Dan Sp Ansietas

  • Uploaded by: たツヤ ヒイアリン
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 114767_lp Dan Sp Ansietas as PDF for free.

More details

  • Words: 3,992
  • Pages: 21
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN ANSIETAS

OLEH : Tk. 3.1 D-III KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4.

I MADE RIO WIGUNA NI KADEK SINTA PURNAMA F. KADEK YUNI EKA LESTARI NI LUH SUKRENI

(P07120015001) (P07120015002) (P07120015003) (P07120015004)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN DENPASAR 2017 I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi yang ditandai dengan klien sering melamun, kesulitan dalam berkonsentrasi (NANDA, 2012-2014). II. TINJAUAN TEORI A. Pengertian Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007). Ansietas dapat diartikan sebagai suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah disertai respon otonomis individu, perasaan khawatir yang disebabkan oleh perasaan antisipasi terhadap bahaya (Wilkinson, 2007). Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008). Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal ansietas, teori tersebut antara lain: 1. Teori psikoanalisis Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Teori interpersonal Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan hubungan antara manusia. 3. Teori perilaku Menurut pandangan

perilaku,

ansietas

merupakan

hasil

frustasi.

Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan

akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang menyebabkan seseorang menjadi ansietas. B. Tanda dan Gejala Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut: 1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah 2. 3. 4. 5. 6.

tersinggung. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. C. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi 1. Faktor Predisposisi a. Biologis Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu

mengatur

ansietas.

Penghambat

aminobutirik-gamma

neroregulator (GABA) juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor. b. Psikologis Konflik emosional antara 2 elemen yaitu: id (dorongan insting atau impuls primitif) dan superego (hati nurani). Ego berfungsi menengahi tuntutan dari 2 elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang mengancam. c. Sosiokultural Merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas. 2. Faktor Presipitasi a. Ancaman terhadap integritas biologi Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum penyebab ansietas. b. Ancaman terhadap rasa aman Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri meliputi; tidak tercapainya harapan, tidak terpenuhinya kebutuhan

akan status, rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan prilaku, tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. D. Rentang Respon

Tingkat Ansietas Ansietas ringan

1. Berhubungan

Karakteristik dengan ketegangan

dalam

peristiwa sehari-hari 2. Kewaspadaan meningkat 3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat 4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas 5. Respons kognitif: mampu

menerima

rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah,

menyelesaikan

masalah

secara

efektif, dan terstimulus untuk melakukan tindakan 6. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, termor halus pada tangan, dan suara Ansietas berat

kadang-kadang meninggi 1. Respons fisiologis: nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,

anoreksia,

diare/konstipasi,

sakit

kepala, sering berkemih, dan letih. 2. Respons kognitif: memuaskan perhatiannya pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan

rangsangan dari luar tidak mampu diterima 3. Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan Ansietas berat

perasaan tidak aman. 1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil dan mengabaikan hal yang lain 2. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang 3. Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi

dan

membutuhkan

benyak

pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit 4. Respons perilaku

dan

emosi:

perasaan

terancam meningkat dan komunikasi menjadi Panik

terganggu (verbalisasi cepat) 1. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motoric 2. Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat

berpikir

lingkungan

logis,

persepsi

mengalami

terhadap

distorsi,

ketidakmampuan memahami situasi 3. Respons perilaku dan emosi:

dan agitasi,

mengamuk dan marah, ketakutan, berteriakteriak,

kehilangan

kendali/kontrol

diri

(aktivitas motoric tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain.

E. Pohon Masalah

Deficit perawatan diri sehari -hari

Resiko perilaku kekerasan

Perubahan sensori persepsi halusinasi

Ansietas (core problem)

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Perubahan penampilan diri

Defisit perawatan diri

Koping keluarga tidak efektif

F. Penentuan Diagnosa 1. Batasan Karakteristik (NANDA) 2. Tanda Mayor (CARPENITO) Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori: fisiologis, emosional, dan kognitif. Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas. 3. Tanda Minor (CARPENITO):III. Perumusan Diagnosis Keperawatan 1. Batasan Karakteristik (NANDA 2012-2014, NIC NOC 2007) a) Data Subjektif 1) Mengungkapkan merasa ketakutan 2) Mengungkapkan perasaan tidak berdaya dan gugup 3) Mengungkapkan tidak sabar dan mudah marah 4) Mengungkapkan sering merasa pusing dan gelisah 5) Mengungkapkan kehilangan percaya diri b) Data Objektif 1) Mengalami penurunan dalam berkonsentrasi 2) Mengalami penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah 3) Melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap harga diri 4) Perilaku melamun dan cemas 5) Perilaku cenderung menyalahkan orang lain IV.

Perumusan Diagnosis Keperawatan Menurut NANDA 2012-2014, diagnosa tunggal yang dapat dirumuskan yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi yang ditandai dengan: DS: a. Klien menganggap dirinya mudah gelisah dan tidak berdaya

b. Klien mengatakan takut dan cemas DO: a. Klien terlihat sering melamun b. Klien cenderung menyalahkan orang lain V.

Intervensi

TUJUAN DAN INTERVENSI

RASIONAL

KRITERIA HASIL

Setelah diberikan asuhan keperawatan

Anxiety Reduction 

Mendengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh perhatian



Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien

selama …x 24 jam diharapkan klien tidak mengalami kecemasan, dengan kriteria hasil :

NOC: anxiety level 

Kecemasan pada klien berkurang dari skala 3 Calming Technique menjadi skala 4  Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien 

Anxiety Reduction 

Rasional : Klien dapat mengungkapkan penyebab kecemasannya sehingga perawat dapat menentukan tingkat kecemasan klien dan menentukan intervensi untuk klien selanjutnya.



Rasional : mengobservasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien dapat mengetahui tingkat kecemasan yang klien alami.

Mengurangi atau Calming Technique menghilangkan rangsangan yang  Rasional : menyebabkan Dukungan kecemasan pada keluarga dapat klien memperkuat mekanisme koping

klien sehingga tingkat ansietasnya berkurang Coping enhancement 

Meningkatkan pengetahuan klien mengenai glaucoma.



Menginstruksikan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi



Rasional : Pengurangan atau penghilangan rangsang penyebab kecemasan dapat meningkatkan ketenangan pada klien dan mengurangi tingkat kecemasannya

Coping enhancement 

Rasional : Peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang dialami klien dapat membangun mekanisme koping klien terhadap kecemasan yang dialaminya



Rasional : tekhnik relaksasi yang diberikan pada klien dapat mengurangi ansietas

DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

NANDA.2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Kalsifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC Keliat, Budi Anna. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC Makfuah Sofiatul.2017.Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Pasien dengan. Ansietas https://wsww.vbook.pub.com/document/353446709/LP-SP-Ansietas#

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Saat ini klien berada di ruang perawatan karena akan menjalani operasi mastektomi pada malam harinya. Klien mengatakan tidak bisa tidur, bingung tidak karuan dan terlihat gelisah. Klien hanya memikirkan tentang operasi pengangkatan payudara yang akan dijalaninya. Meskipun begitu, klien masih dapat melakukan pemenuhan kebutuhannya seperti makan dan toiletting jika diarahkan oleh keluarga atau perawat. 2. Diagnosis keperawatan: ansietas (sedang) 3. Tujuan Khusus (TUK):

1. 2. 3. 4.

Klien mampu membina hubungan saling percaya Klien mampu mengenal ansietas Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi napas dalam Klien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi napas dalam

untuk mengatasi ansietas yang dirasakannya 4. Tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya antara lain: a. Mengucapkan salam terapeutik b. Berjabat tangan c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan) d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai e. Menjelaskan tujuan interaksi f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu klien 2. Bantu klien mengenal ansietas a. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mengutarakan perasaannya b. Bantu klien untuk menjelaskan kondisi dan situasi yang menimbulkan ansietas bagi dirinya c. Bantu klien mengenal penyebab ansietas d. Bantu klien untuk menyadari perilaku akibat ansietas 3. Ajarkan klien teknik relaksasi napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan kecemasan B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam Terapeutik “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Dea imut panggil saja saya Dea saya perawat yang sedang bertugas di Rumah Sakit Sejahtera, nama ibu siapa bu? Ibu lebih suka dipanggil siapa? Ibu, tujuan saya ke sini ibu adalah memantau perkembangan kesehatan ibu, saya akan datang selama satu kali dalam sehari”. 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan ibu pagi ini? O, jadi ibu semalam gelisah, tidak bisa tidur?” 3. Kontrak

Topik : “Baiklah, bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu rasakan?” Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?” Tempat : “Kita berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita akan berbincangbincang di ruang ini” KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): 1. “Ibu, coba sekarang ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini? Saya akan mendengarkan ceita ibu” 2. “jika bolehsaya tahu, apakah sebelumnya ibu pernah mengalami perasaan cemas seperti sekarang yang ibu rasakan dan bagaimana cara ibu mengatasinya?” 3. “Saya mengerti bagaimana perasaan ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika diposisi ibu. Tapi saya sangat kagum pada ibu karena ibu mampu menahan semua cobaan ini. Jadi saat ini mba ibu pada tingkat kecemasan yang sedang. Kalau masalah ini tidak diatasi, dapat mengganggu kondisi ibu nantinya. Untuk itu, ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan perasaan cemas. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibudengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan” 4. “Bagaimana kalau sekarang kita latihan bu. Saya akan lakukan terlebih dahulu, ibu perhatikan saya. Lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba ibu lakukan ya” 5. “Bagus sekali, Ibu sudah mampu melakukannya. Ibu bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai Ibu merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan melepas kecemasan dengan tertawa, menulis kecemasan Ibu disebuah kertas, bersantai atau Ibu juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik. TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan teknik relaksasi napas dalam?” Evaluasi Objektif : “Sekarang coba ibu ulangi teknik relaksasi napas dalam yang sudah kita pelajari tadi” 2. Tindak lanjut a. “Kapan ibu akan berlatih lagi untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam?” b. “Mari kita masukan dalam jadwal harian ya ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung mempraktikan teknik relaksasi napas dalam yang sudah kita pelajari tadi” 3. Kontrak yang akan datang Topik: “Cara yang sudah kita praktikan tadi dapat mengurangi sedikit kecemasan yang ibu rasakan. Jika ibu masih merasakan cemas, ibu dapat menggunakan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi cemas yang ibu rasakan” Waktu: “ Jika hari ini ibu merasakan cemas lagi, maka kita dapat mengulangi teknik relaksasi napas dalam sebanyak 5-10 kali dalam waktu 30 menit” Tempat: “Dimana nanti ibu akan latihan dengan saya? Ya sudah, kita dapat melakukan latihan ini disini saja lagi”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Saat ini klien berada di ruang perawatan karena akan menjalani operasi mastektomi pada malam harinya. Klien mengatakan tidak bisa tidur, bingung tidak karuan dan terlihat gelisah. Klien hanya memikirkan tentang operasi pengangkatan payudara yang akan dijalaninya. Meskipun begitu, klien masih dapat melakukan pemenuhan kebutuhannya seperti makan dan toiletting jika diarahkan oleh keluarga atau perawat. 2. Diagnosis keperawatan: Ansietas (sedang) 3. Tujuan Khusus (TUK): Klien dapat melakukan tekhnik hypnosis lima jari untuk mengurangi ansietas yang dialaminya. 4. Tindakan keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b. Menjelaskan tentang pengertian, manfaat, dan cara melakukan tekhnik hypnosis lima jari c. Memberikan contoh cara melakukan tekhnik hypnosis lima jari d. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengulang kembali tekhnik hypnosis lima jari yang telah dicontohkan e. Menganjurkan klien memasukkan tekhnik distraksi lima jari dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam terapeutik: “Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya kan?” 2. Evaluasi/validasi:

TINDAKAN

“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu masih gelisah dan tidak bisa tidur? Apakah yang kemarin saya ajarkan sudah di coba? Nah kalau sudah coba di praktikkan dulu. Bagus ibu” 3. Kontrak : a. Topik: “Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan ibu? saya akan mengajarkan ibu teknik hipnosis 5 jari. Nah… tindakan ini bertujuan menghilangkan rasa gelisah ibu”. b. Waktu: “Ibu, kita akan berbincang-bincang kira-kira selama 30 menit ya…” c. Tempat: “kita akan lakukan disini saja ya Bu?” (di ruang perawatan). KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): “Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur. Sekarang coba ibu perhatikan langkah-langkahnya samnil mengikuti saya ya… 1. Coba ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu tidak bisa tidur, dan apa yang ibu pikirkan? Oh, jadi ibu cemas dengan operasi yang ibu lakukan nanti malam ya. Nah ibu, sekarang saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara hipnosis 5 jari. Kita mulai ya bu. 2. Ibu pejamkan mata ibu, nah sekarang sentuh jari telunjuk ibu dengan jempol ibu. Bayangkan pada saat ibu sedang bahagia, misal jalan-jalan di taman yang indah tanpa merasakan sakit. 3. Sekarang sentuh jari tengah ibu, bayangkan saat ibu bersama orang yang ibu sayangi/ cintai, misal suami ibu 4. Selanjutnya, sentuh jari manis ibu, bayangkan ketika ibu di puji oleh seseorang 5. Yang terakhir sentuh jari kelingking ibu, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah ibu kunjungi. 6. Ibu, coba ulangi lagi cara teknik hipnosis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi 7. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.” TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif: “Ibu setelah kita berbincang-bincang mengenai hypnosis 5 jari bagaimana perasaan ibu apa ibu merasa cemasnya berkurang ?”

Evaluasi Objektif: “Ibu coba tolong sebutkan cara apalagi yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi rasa cemas ibu ?” (mengajarkan tindak lanjut klien dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih pada klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) “Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat mempraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam jadwal kegiatan harian yaitu sekitar 2 kali dalam sehari ya bu.” 3. Kontrak yang akan datang Topik: “ibu tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan 15 menit berlalu. Besok saya akan kesini lagi ya bu untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan ibu.” Waktu: “ibu tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan 15 menit berlalu. Besok saya akan kesini lagi ya bu untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan ibu.” Tempat: “Tempatnya disini saja ya bu. Saya mohon pamit selamat pagi wassalamualaikum wr.wb”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Data subjektif  Klien mengatakan tidak bisa tidur dan merasa bingung Data objektif  Kebutuhan makan dan toileting diarahkan keluarga atau perawat  Klien tampak gelisah 2. Diagnosis keperawatan Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (tindakan mastektomi) 3. Tujuan khusus TUK 1. Respon ansietas terkontrol dengan pasien mampu memasrahkan diri kepada Tuhan untuk menjalani mastektominya TUK 2. Pasien mampu tidur secara adekuat

4. Tindakan keperawatan Anxiety reduction a. Kaji tingkat kecemasan klien b. Berusaha untuk memahami perspektif pasien dari situasi stress c. Memberikan informasi faktual tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis Spiritual support a. b. c. d.

Berbagi keyakinan sendiri tentang makna dan tujuan Berbagi perspektif spiritual diri Berdoa dengan individu Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu individu memperjelas

keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai keyakinan e. Ajarkan klien teknik pengurangan kecemasan menggunakan teknik spiritual: teknik spiritual emotional freedom f. Menjelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami selama prosedur B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya bu? saya adalah Perawat Robby, hari ini saya yang akan bertugas mulai pukul 07.00 sampai 14.00” 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Ibu tidak tidak terlihat seperti biasanya? Ada apa Ibu? Apa yang sedang Ibu pikirkan?” 3. Kontrak “Apakah Ibu memiliki masalah? Saya mempunyai sebuah cara yang mungkin bisa mengurangi rasa gelisah yang Ibu rasakan. Bagaimana jika kita lakukan disini Ibu? Untuk waktunya mungkin sekitar 30 menit, bagaimana Ibu?” KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): 1. Pengenalan teknik SEFT “Hari ini kita akan melakukan terapi SEFT yaitu terapi spiritual emotional freedom technique. Ini adalah terapi dengan cara mengikhlaskan dan mencoba untuk bersyukur dengan kondisi yang Ibu alami saat ini.” 2. Mengajarkan teknik SEFT “Nah, itu tadi pengertiannya Ibu. Sekarang akan saya bantu untuk belajar bagaimana cara melakukan teknik SEFT ini. Perhatikan ya bu, sekalian langsung dipraktekkan.” a. The Set-up

“Tenangkan pikiran Ibu, pikirkan bahwa Tuhan selalu memberikan kebaikan bagi hamba-Nya. Mungkin sekarang Ibu sedang mengalami situasi yang kurang sesuai dengan harapan Ibu, tapi yakinlah Ibu, bahwa esok Tuhan b.

akan memberikan kebaikan yang lebih.” The Tune-In “Fokuskan pikiran Ibu, terus fokuskan dan pasrahkan kepada Tuhan segala kondisi yang kurang menyenangkan di hati Ibu. Ucapkan dalam hati kata-

c.

kata ini ya bu, ‘Tuhan, saya ikhlas menjalani semua ini’.” The Tapping “Sekarang dengan memikirkan kata-kata yang barusan diajarkan itu bu, Ibu coba lakukan ketukan pada ruas jari Ibu. Lakukan secara perlahan ya bu,

d.

jangan tergesa-gesa. Kondisikan Ibu senyaman mungkin ya bu.” The Nine Gamut Procedure “Sekarang akan saya ajarkan beberapa gerakan ya bu, ini untuk membantu merangsang bagian pada otak, supaya Ibu tidak merasa cemas lagi. Ikuti gerakan saya ya bu. 1) Menutup mata 2) Membuka mata 3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah 4) Mata digerakan dengan kuat ke kiri bawah 5) Memutar mata searah jarum jam 6) Memutar mata berlawanan dengan jarum jam 7) Bergumam dengan berirama selama 2 detik 8) Menghitung satu, dua, tiga, empat, dan lima 9) Bergumam lagi seperti langka ke-7”

e.

The Tapping Again “Untuk yang terakhir, lakukan lagi untuk proses mengingat kata-kata yang tadi telah diajarkan bu. Masih ingat? Kata-katanya adalah Tuhan saya ikhlas menjalani semua ini. Lakukan beberapa kali ya bu. Sekarang ambil nafas yang dalam Ibu, yaa hembuskan.”

TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan latihan teknik SEFT tadi?” Evaluasi objektif “Bisa Ibu praktekkan kembali teknik SEFT yang tadi sudah kita lakukan?” 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatihkan kepada klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) “Baiklah Ibu, mulai sekarang Ibu tidak perlu gelisah dan dapat memasrahkan diri kepada Tuhan untuk menjalani operasi pada malam nanti. Jika Ibu masih gelisah, Ibu dapat mempraktekkan kembali teknik SEFT yang sudah kita praktekkan tadi sehingga Ibu dapat tidur sambil menunggu operasi pada nanti malam.” 3. Kontrak yang akan datang Topik : “Tidak terasa sudah 30 menit ya bu kita berbincang-bincang. Besok kita akan bertemu lagi ya bu untuk mempraktekkan teknik Waktu

SEFT untuk mengurang kecemasan Ibu.” : “Kira-kira besok saya akan mengunjungi Ibu pukul 10.00 pagi,

Tempat

bagaimana bu?” : “Bagaimana kalau tempatnya disini saja? Baiklah kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Selamat pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-4

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : Saat ini klien berada di ruang perawatan karena akan menjalani operasi mastektomi pada malam harinya. Klien mengatakan tidak bisa tidur, bingung tidak karuan dan terlihat gelisah. Klien hanya memikirkan tentang operasi pengangkatan payudara yang akan dijalaninya. Meskipun begitu, klien masih dapat melakukan pemenuhan kebutuhannya seperti makan dan toiletting jika diarahkan oleh keluarga atau perawat. 2. Diagnosis keperawatan: ansietas (sedang) 3. Tujuan Khusus: a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya b. Pasien mampu mengenal ansietas c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik Distraksi d. Pasien mampu menggunakan teknik distraksi untuk mengurangi ansietas 4. Tindakan Keperawatan a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan 3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi) 4) Menjelaskan tujuan interaksi 5) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien b. Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri 1) Pengalihan situasi 2) Penggunaan teknik distraki c. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul B. STRATEGI

KOMUNIKASI

KEPERAWATAN (SP)

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Selamat pagi Ibu. Masih ingat dengan saya bukan?” 2. Evaluasi/ validasi “Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Bagaimana tidur Ibu tadi malam? Apakah Ibu masih merasa cemas setelah kemarin memakai teknik spiritual?” 3. Kontrak Topik : “Nah Ibu, melanjutkan pertemuan yang kemarin dan sesuai kesepakatan kita, hari ini kita akan berbincang-bincang dan berlatih cara lain untuk mengurangi rasa cemas Ibu. Tujuannya, agar Ibu lebih optimal dalam mengatasi kecemasan Ibu. Bagaimana Bu, apakah Ibu bersedia?” Waktu : “Tidak lama kok Bu, kurang lebih 15 menit.” Tempat : “Baiklah, tempatnya di ruangan ini saja ya Bu.” KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan) 1. “Bagaimana Bu sudah dipraktikkan lagi teknik spiritual yang kita lakukan kemarin? Apakah hal tersebut dapat mngurangi rasa cemas Ibu? 2. “Nah, selain teknik spiritual ada cara lain untuk mengurangi rasa cemas yang Ibu rasakan, yakni dengan teknik pengalihan. Teknik pengalihan ini adalah teknik yang digunakan untuk mengalihkan perhatian ibu pada hal lain sehingga Ibu dapat menurunkan kecemasan ibu. Dalam teknik ini ibu harus melakukan hal-hal yang dapat membuat ibu nyaman dan santai misalnya dengan melakukan kegiatan yang ibu sukai. Sebelumnya kalau saya boleh tahu Ibu senang melakukan kegiatan apa? Oh jadi Ibu suka membaca novel?” 3. “Baiklah kalau begitu Ibu dapat membaca novel untuk mengalihkan rasa cemas yang Ibu rasakan. Dengan melakukan hal-hal yang Ibu sukai, rasa cemas yang Ibu rasakan bisa berkurang.” TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan berlatih teknik lain untuk mengurangi rasa cemas?”

b. Evaluasi objektif “Coba Ibu sebutkan cara apalagi yang dapat Ibu lakukan untuk mengatasi rasa cemas Ibu?” 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) “Baiklah Bu, mulai sekarang jika Ibu merasa gelisah Ibu dapat melakukan teknik napas dalam dan juga bisa melakukan hal-hal yang Ibu sukai untuk mengurangi rasa cemas yang ibu rasakan.” 3. Kontrak yang akan datang a. Topik: “Baik, Besok saya akan kembali lagi untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan Ibu.” b. Waktu: “Kira-kira saya akan mengunjungi Ibu sekitar jam 10 pagi ya bu” c. Tempat: “Tempatnya disini saja ya, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi.”

Related Documents

114767_lp Dan Sp Ansietas
January 2021 0
Sp Ansietas
January 2021 1
Lp Sp Ansietas
January 2021 1
Api Ansietas Sp 2
January 2021 0
Leaflet Ansietas
January 2021 3