Lp Sp Ansietas

  • Uploaded by: Erna Cahyani
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Sp Ansietas as PDF for free.

More details

  • Words: 4,015
  • Pages: 21
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN DENGAN ANSIETAS

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIII dengan dosen mata kuliah: Ns. Emy Wuri W, M.Kep.,Sp.Kep.J.

Oleh : Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi yang ditandai dengan klien sering melamun, kesulitan dalam berkonsentrasi (NANDA, 2012-2014). II. TINJAUAN TEORI A. Pengertian Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007). Ansietas dapat diartikan sebagai suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah disertai respon otonomis individu, perasaan khawatir yang disebabkan oleh perasaan antisipasi terhadap bahaya (Wilkinson, 2007). Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008). Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal ansietas, teori tersebut antara lain: 1. Teori psikoanalisis Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Teori interpersonal Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan hubungan antara manusia. 3. Teori perilaku Menurut pandangan

perilaku,

ansietas

merupakan

hasil

frustasi.

Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan

akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang menyebabkan seseorang menjadi ansietas. B. Tanda dan Gejala Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut: 1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah 2. 3. 4. 5. 6.

tersinggung. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. C. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi 1. Faktor Predisposisi a. Biologis Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu

mengatur

ansietas.

Penghambat

aminobutirik-gamma

neroregulator (GABA) juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor. b. Psikologis Konflik emosional antara 2 elemen yaitu: id (dorongan insting atau impuls primitif) dan superego (hati nurani). Ego berfungsi menengahi tuntutan dari 2 elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang mengancam. c. Sosiokultural Merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas. 2. Faktor Presipitasi a. Ancaman terhadap integritas biologi Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum penyebab ansietas. b. Ancaman terhadap rasa aman Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri meliputi; tidak tercapainya harapan, tidak terpenuhinya kebutuhan

akan status, rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan prilaku, tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. D. Rentang Respon

Tingkat Ansietas Ansietas ringan

Karakteristik 1. Berhubungan dengan ketegangan

dalam

peristiwa sehari-hari 2. Kewaspadaan meningkat 3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat 4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas 5. Respons kognitif: mampu

menerima

rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah,

menyelesaikan

masalah

secara

efektif, dan terstimulus untuk melakukan tindakan 6. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, termor halus pada tangan, dan suara Ansietas berat

kadang-kadang meninggi 1. Respons fisiologis: nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,

anoreksia,

diare/konstipasi,

sakit

kepala, sering berkemih, dan letih. 2. Respons kognitif: memuaskan perhatiannya

pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima 3. Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan Ansietas berat

perasaan tidak aman. 1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil dan mengabaikan hal yang lain 2. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang 3. Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi

dan

membutuhkan

benyak

pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit 4. Respons perilaku

dan

emosi:

perasaan

terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat) Panik

1. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik

dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motoric 2. Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat

berpikir

lingkungan

logis,

persepsi

mengalami

terhadap

distorsi,

ketidakmampuan memahami situasi 3. Respons perilaku dan emosi:

dan agitasi,

mengamuk dan marah, ketakutan, berteriakteriak,

kehilangan

kendali/kontrol

diri

(aktivitas motoric tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain.

E. Pohon Masalah

Deficit perawatan diri sehari -hari

Perubahan sensori persepsi halusinasi

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Resiko perilaku kekerasan

Perubahan penampilan diri

Ansietas (core problem)

Defisit perawatan diri

Koping keluarga tidak efektif

F. Penentuan Diagnosa 1. Batasan Karakteristik (NANDA) 2. Tanda Mayor (CARPENITO) Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori: fisiologis, emosional, dan kognitif. Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas. 3. Tanda Minor (CARPENITO):III. Perumusan Diagnosis Keperawatan 1. Batasan Karakteristik (NANDA 2012-2014, NIC NOC 2007) a) Data Subjektif 1) Mengungkapkan merasa ketakutan 2) Mengungkapkan perasaan tidak berdaya dan gugup 3) Mengungkapkan tidak sabar dan mudah marah 4) Mengungkapkan sering merasa pusing dan gelisah 5) Mengungkapkan kehilangan percaya diri b) Data Objektif 1) Mengalami penurunan dalam berkonsentrasi 2) Mengalami penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah 3) Melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap harga diri 4) Perilaku melamun dan cemas 5) Perilaku cenderung menyalahkan orang lain IV. Perumusan Diagnosis Keperawatan Menurut NANDA 2012-2014, diagnosa tunggal yang dapat dirumuskan yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam pola interaksi yang ditandai dengan: DS:

a. Klien menganggap dirinya mudah gelisah dan tidak berdaya b. Klien mengatakan takut dan cemas DO: a. Klien terlihat sering melamun b. Klien cenderung menyalahkan orang lain V.

Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Umum: Ansietas berkurang, dmbahktikan dengan menunjukkan control agresi, control ansietas, koping, control impuls, penahanan mutilasi diri secara konsisten, dan secara substansial menunjukkan keterampilan interaksi social yang efektif Tujuan Khusus: Menunjukkan kontrol ansietas, dmbahktikan indikator pendemonstrasian sebagai berikut (dengan ketentuan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,sering, atau secara konsisten): merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stress.    

Mempertahankan penampilan peran Melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik Manifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada.

VI. Tindakan Keperawatan 1. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien setiap pasien mengalami 2. 3. 4. 5.

ketakutan Sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, perawatan, dan prognosis Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang biasanya dirasakan selama

prosedur 6. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas 7. Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dmbahtuhkan untuk mengurangi ansietas 8. Yakinkan pasien kembali dengan menyentuh, saling memberi empatik secara verbal dan nonverbal, dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan serta izinkan pasien untuk menangis.

9. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dmbahtuhkan serta pembatasan penggunaan kafein dan stimulant lain 10. Sediakan penguatan yang positif ketika pasien mampu untuk meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnya meskipun ansietas

DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. NANDA.2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Kalsifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC Keliat, Budi Anna. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Saat ini klien mengalami nyeri pada bagian kaki akibat penyakit Asam Urat yang dialami. Klien mengatakan sering terbangun dimalam hari, bingung dan cemas karena nyeri yang dialami. Klien khawatir terhadap kondisinya saat ini, dia takut penyakit yang dialami mengakibatkan dia lumpuh nantinya. Klien mengatakan semenjak mengalami penyakit Asam urat ia tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, saat ini klien hanya dapat beraktivitas di sekitar rumah saja. 2. Diagnosis keperawatan: ansietas (sedang) 3. Tujuan Khusus (TUK): 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya 2. Klien mampu mengenal ansietas 3. Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi napas dalam 4. Klien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi ansietas yang dirasakannya 4. Tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya antara lain: a. Mengucapkan salam terapeutik b. Berjabat tangan c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan) d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai e. Menjelaskan tujuan interaksi f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu klien 2. Bantu klien mengenal ansietas

a. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mengutarakan perasaannya b. Bantu klien untuk menjelaskan kondisi dan situasi yang menimbulkan ansietas bagi dirinya c. Bantu klien mengenal penyebab ansietas d. Bantu klien untuk menyadari perilaku akibat ansietas 3. Ajarkan klien teknik relaksasi napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan kecemasan B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam Terapeutik “Assalamualaikum mbah, perkenalkan nama saya Erna panggil saja saya Erna saya mahasiswa yang sedang bertugas di Desa ini, nama mbah siapa bu? Mbah lebih suka dipanggil siapa? Mbah, tujuan saya ke sini mbah adalah memantau perkembangan kesehatan mbah, saya akan datang selama satu kali dalam sehari”. 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan mbah pagi ini? O, jadi saat ini mbah mengalami nyeri pada bagian pinggang sampai telapak kaki?” 3. Kontrak Topik : “Baiklah, bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang mbah rasakan?” Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?” Tempat : “Kita berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita akan berbincangbincang di ruang ini” KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): 1. “Mbah, coba sekarang mbah ceritakan apa yang mbah rasakan saat ini? Saya akan mendengarkan ceita mbah” 2. “jika boleh saya tahu, apakah sebelumnya mbah pernah mengalami perasaan cemas seperti sekarang yang mbah rasakan dan bagaimana cara mbah mengatasinya?” 3. “Saya mengerti bagaimana perasaan mbah. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika diposisi mbah. Tapi saya sangat kagum pada mbah karena mbah mampu menahan semua cobaan ini. Jadi saat ini mbah pada tingkat kecemasan

yang sedang. Kalau masalah ini tidak diatasi, dapat mengganggu kondisi mbah nantinya. Untuk itu, mbah perlu melakukan terapi disaat mbah merasakan perasaan cemas. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan mbah. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan mbahdengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang mbah rasakan” 4. “Bagaimana kalau sekarang kita latihan bu. Saya akan lakukan terlebih dahulu, mbah perhatikan saya. Lalu mbah bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, mbah tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu mbah hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba mbah lakukan ya” 5. “Bagus sekali, Mbah sudah mampu melakukannya. Mbah bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai Mbah merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan mbah, mbah bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan melepas kecemasan dengan tertawa, menulis kecemasan Mbah disebuah kertas, bersantai atau Mbah juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik. TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan mbah setelah kita ngobrol tentang masalah yang mbah rasakan dan latihan teknik relaksasi napas dalam?” Evaluasi Objektif : “Sekarang coba mbah ulangi teknik relaksasi napas dalam yang sudah kita pelajari tadi” 2. Tindak lanjut a. “Kapan mbah akan berlatih lagi untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam?” b. “Mari kita masukan dalam jadwal harian ya mbah. Jadi, setiap mbah merasa cemas, mbah bisa langsung mempraktikan teknik relaksasi napas dalam yang sudah kita pelajari tadi” 3. Kontrak yang akan datang Topik: “Cara yang sudah kita praktikan tadi dapat mengurangi sedikit kecemasan yang mbah rasakan. Jika mbah masih merasakan cemas, mbah dapat

menggunakan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi cemas yang mbah rasakan” Waktu: “ Jika hari ini mbah merasakan cemas lagi, maka kita dapat mengulangi teknik relaksasi napas dalam sebanyak 5-10 kali dalam waktu 30 menit” Tempat: “Dimana nanti mbah akan latihan dengan saya? Ya sudah, kita dapat melakukan latihan ini disini saja lagi”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Saat ini klien berada di ruang perawatan karena akan menjalani operasi mastektomi pada malam harinya. Klien mengatakan tidak bisa tidur, bingung tidak karuan dan terlihat gelisah. Klien hanya memikirkan tentang operasi pengangkatan payudara yang akan dijalaninya. Meskipun begitu, klien masih dapat melakukan pemenuhan kebutuhannya seperti makan dan toiletting jika diarahkan oleh keluarga atau perawat.

2. Diagnosis keperawatan: Ansietas (sedang) 3. Tujuan Khusus (TUK): Klien dapat melakukan tekhnik hypnosis lima jari untuk mengurangi ansietas yang dialaminya. 4. Tindakan keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien b. Menjelaskan tentang pengertian, manfaat, dan cara melakukan tekhnik hypnosis lima jari c. Memberikan contoh cara melakukan tekhnik hypnosis lima jari d. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengulang kembali tekhnik hypnosis lima jari yang telah dicontohkan e. Menganjurkan klien memasukkan tekhnik distraksi lima jari dalam jadwal kegiatan harian klien.

B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam terapeutik: “Selamat pagi Mbah. Masih ingat saya kan?” 2. Evaluasi/validasi: “Bagaimana perasaan mbah pagi ini? Apakah mbah masih gelisah dan tidak bisa tidur? Apakah yang kemarin saya ajarkan sudah di coba? Nah kalau sudah coba di praktikkan dulu. Bagus mbah” 3. Kontrak : a. Topik: “Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan mbah? saya akan mengajarkan mbah teknik hipnosis 5 jari. Nah… tindakan ini bertujuan menghilangkan rasa gelisah mbah”. b. Waktu: “Mbah, kita akan berbincang-bincang kira-kira selama 30 menit ya…” c. Tempat: “kita akan lakukan disini saja ya Bu?” (di ruang perawatan). KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): “Tadi mbah katakan, mbah merasa gelisah, tidak bisa tidur. Sekarang coba mbah perhatikan langkah-langkahnya samnil mengikuti saya ya…

1. Coba mbah ceritakan lebih lanjut tentang perasaan mbah, kenapa mbah tidak bisa tidur, dan apa yang mbah pikirkan? Oh, jadi mbah cemas dengan operasi yang mbah lakukan nanti malam ya. Nah mbah, sekarang saya akan mengajarkan mbah teknik relaksasi dengan cara hipnosis 5 jari. Kita mulai ya bu. 2. Mbah pejamkan mata mbah, nah sekarang sentuh jari telunjuk mbah dengan jempol mbah. Bayangkan pada saat mbah sedang bahagia, misal jalan-jalan di taman yang indah tanpa merasakan sakit. 3. Sekarang sentuh jari tengah mbah, bayangkan saat mbah bersama orang yang 4.

mbah sayangi/ cintai, misal suami mbah Selanjutnya, sentuh jari manis mbah, bayangkan ketika mbah di puji oleh

seseorang 5. Yang terakhir sentuh jari kelingking mbah, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah mbah kunjungi. 6. Mbah, coba ulangi lagi cara teknik hipnosis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi 7. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian mbah. Jadi, setiap mbah merasa cemas, mbah bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.” TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif: “Mbah setelah kita berbincang-bincang mengenai hypnosis 5 jari bagaimana perasaan mbah apa mbah merasa cemasnya berkurang ?” Evaluasi Objektif: “Mbah coba tolong sebutkan cara apalagi yang dapat mbah lakukan

untuk

mengatasi

rasa

cemas

mbah

?”

(mengajarkan tindak lanjut klien dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih pada klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) “Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada mbah, mbah dapat mempraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam jadwal kegiatan harian yaitu sekitar 2 kali dalam sehari ya bu.” 3. Kontrak yang akan datang Topik: “mbah tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan 15 menit berlalu. Besok saya akan kesini lagi ya bu untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan mbah.”

Waktu: “mbah tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan 15 menit berlalu. Besok saya akan kesini lagi ya bu untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan mbah.” Tempat: “Tempatnya disini saja ya bu. Saya mohon pamit selamat pagi wassalamualaikum wr.wb”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: Data subjektif  Klien mengatakan tidak bisa tidur dan merasa bingung Data objektif  Kebutuhan makan dan toileting diarahkan keluarga atau perawat  Klien tampak gelisah 2. Diagnosis keperawatan Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan (tindakan mastektomi) 3. Tujuan khusus TUK 1. Respon ansietas terkontrol dengan pasien mampu memasrahkan diri kepada Tuhan untuk menjalani mastektominya TUK 2. Pasien mampu tidur secara adekuat 4. Tindakan keperawatan Anxiety reduction a. Kaji tingkat kecemasan klien b. Berusaha untuk memahami perspektif pasien dari situasi stress c. Memberikan informasi faktual tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis Spiritual support a. Berbagi keyakinan sendiri tentang makna dan tujuan b. Berbagi perspektif spiritual diri c. Berdoa dengan individu

d. Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu individu memperjelas keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai keyakinan e. Ajarkan klien teknik pengurangan kecemasan menggunakan teknik spiritual: teknik spiritual emotional freedom f. Menjelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami selama prosedur B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Selamat pagi Mbah, masih ingat dengan saya bu? saya adalah Perawat Robby, hari ini saya yang akan bertugas mulai pukul 07.00 sampai 14.00” 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana keadaan Mbah hari ini? Mbah tidak tidak terlihat seperti biasanya? Ada apa Mbah? Apa yang sedang Mbah pikirkan?” 3. Kontrak “Apakah Mbah memiliki masalah? Saya mempunyai sebuah cara yang mungkin bisa mengurangi rasa gelisah yang Mbah rasakan. Bagaimana jika kita lakukan disini Mbah? Untuk waktunya mungkin sekitar 30 menit, bagaimana Mbah?” KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan): 1. Pengenalan teknik SEFT “Hari ini kita akan melakukan terapi SEFT yaitu terapi spiritual emotional freedom technique. Ini adalah terapi dengan cara mengikhlaskan dan mencoba untuk bersyukur dengan kondisi yang Mbah alami saat ini.” 2. Mengajarkan teknik SEFT “Nah, itu tadi pengertiannya Mbah. Sekarang akan saya bantu untuk belajar bagaimana cara melakukan teknik SEFT ini. Perhatikan ya bu, sekalian langsung dipraktekkan.” a. The Set-up “Tenangkan pikiran Mbah, pikirkan bahwa Tuhan selalu memberikan kebaikan bagi hamba-Nya. Mungkin sekarang Mbah sedang mengalami situasi yang kurang sesuai dengan harapan Mbah, tapi yakinlah Mbah, b.

bahwa esok Tuhan akan memberikan kebaikan yang lebih.” The Tune-In “Fokuskan pikiran Mbah, terus fokuskan dan pasrahkan kepada Tuhan segala kondisi yang kurang menyenangkan di hati Mbah. Ucapkan dalam

c.

hati kata-kata ini ya bu, ‘Tuhan, saya ikhlas menjalani semua ini’.” The Tapping

“Sekarang dengan memikirkan kata-kata yang barusan diajarkan itu bu, Mbah coba lakukan ketukan pada ruas jari Mbah. Lakukan secara perlahan d.

ya bu, jangan tergesa-gesa. Kondisikan Mbah senyaman mungkin ya bu.” The Nine Gamut Procedure “Sekarang akan saya ajarkan beberapa gerakan ya bu, ini untuk membantu merangsang bagian pada otak, supaya Mbah tidak merasa cemas lagi. Ikuti gerakan saya ya bu. 1) Menutup mata 2) Membuka mata 3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah 4) Mata digerakan dengan kuat ke kiri bawah 5) Memutar mata searah jarum jam 6) Memutar mata berlawanan dengan jarum jam 7) Bergumam dengan berirama selama 2 detik 8) Menghitung satu, dua, tiga, empat, dan lima 9) Bergumam lagi seperti langka ke-7”

e.

The Tapping Again “Untuk yang terakhir, lakukan lagi untuk proses mengingat kata-kata yang tadi telah diajarkan bu. Masih ingat? Kata-katanya adalah Tuhan saya ikhlas menjalani semua ini. Lakukan beberapa kali ya bu. Sekarang ambil nafas yang dalam Mbah, yaa hembuskan.”

TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan Mbah setelah kita berbincang-bincang dan latihan teknik SEFT tadi?” Evaluasi objektif “Bisa Mbah praktekkan kembali teknik SEFT yang tadi sudah kita lakukan?” 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatihkan kepada klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan)

“Baiklah Mbah, mulai sekarang Mbah tidak perlu gelisah dan dapat memasrahkan diri kepada Tuhan untuk menjalani operasi pada malam nanti. Jika Mbah masih gelisah, Mbah dapat mempraktekkan kembali teknik SEFT yang sudah kita praktekkan tadi sehingga Mbah dapat tidur sambil menunggu operasi pada nanti malam.” 3. Kontrak yang akan datang Topik : “Tidak terasa sudah 30 menit ya bu kita berbincang-bincang. Besok kita akan bertemu lagi ya bu untuk mempraktekkan teknik Waktu

SEFT untuk mengurang kecemasan Mbah.” : “Kira-kira besok saya akan mengunjungi Mbah pukul 10.00

Tempat

pagi, bagaimana bu?” : “Bagaimana kalau tempatnya disini saja? Baiklah kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Selamat pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KE-4

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Saat ini klien berada di ruang perawatan karena akan menjalani operasi mastektomi pada malam harinya. Klien mengatakan tidak bisa tidur, bingung tidak karuan dan terlihat gelisah. Klien hanya memikirkan tentang operasi pengangkatan payudara yang akan dijalaninya. Meskipun begitu, klien masih dapat melakukan pemenuhan kebutuhannya seperti makan dan toiletting jika diarahkan oleh keluarga atau perawat. 2. Diagnosis keperawatan: ansietas (sedang)

3. Tujuan Khusus: a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya b. Pasien mampu mengenal ansietas c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik Distraksi d. Pasien mampu menggunakan teknik distraksi untuk mengurangi ansietas

4. Tindakan Keperawatan a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan 3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi) 4) Menjelaskan tujuan interaksi 5) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien b. Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri 1) Pengalihan situasi 2) Penggunaan teknik distraki c. Motivasi pasien melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul

B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN (SP) ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Selamat pagi Mbah. Masih ingat dengan saya bukan?” 2. Evaluasi/ validasi “Bagaimana perasaan Mbah pagi ini? Bagaimana tidur Mbah tadi malam? Apakah Mbah masih merasa cemas setelah kemarin memakai teknik spiritual?” 3. Kontrak

Topik : “Nah Mbah, melanjutkan pertemuan yang kemarin dan sesuai kesepakatan kita, hari ini kita akan berbincang-bincang dan berlatih cara lain untuk mengurangi rasa cemas Mbah. Tujuannya, agar Mbah lebih optimal dalam mengatasi kecemasan Mbah. Bagaimana Bu, apakah Mbah bersedia?” Waktu : “Tidak lama kok Bu, kurang lebih 15 menit.”

Tempat : “Baiklah, tempatnya di ruangan ini saja ya Bu.” KERJA: (langkah-langkah tindakan keperawatan) 1. “Bagaimana Bu sudah dipraktikkan lagi teknik spiritual yang kita lakukan kemarin? Apakah hal tersebut dapat mngurangi rasa cemas Mbah? 2. “Nah, selain teknik spiritual ada cara lain untuk mengurangi rasa cemas yang Mbah rasakan, yakni dengan teknik pengalihan. Teknik pengalihan ini adalah teknik yang digunakan untuk mengalihkan perhatian mbah pada hal lain sehingga Mbah dapat menurunkan kecemasan mbah. Dalam teknik ini mbah harus melakukan hal-hal yang dapat membuat mbah nyaman dan santai misalnya dengan melakukan kegiatan yang mbah sukai. Sebelumnya kalau saya boleh tahu Mbah senang melakukan kegiatan apa? Oh jadi Mbah suka membaca novel?” 3. “Baiklah kalau begitu Mbah dapat membaca novel untuk mengalihkan rasa cemas yang Mbah rasakan. Dengan melakukan hal-hal yang Mbah sukai, rasa cemas yang Mbah rasakan bisa berkurang.” TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Mbah setelah kita bercakap-cakap dan berlatih teknik lain untuk mengurangi rasa cemas?” b. Evaluasi objektif “Coba Mbah sebutkan cara apalagi

yang dapat Mbah lakukan untuk

mengatasi rasa cemas Mbah?” 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) “Baiklah Bu, mulai sekarang jika Mbah merasa gelisah Mbah dapat melakukan teknik napas dalam dan juga bisa melakukan hal-hal yang Mbah sukai untuk mengurangi rasa cemas yang mbah rasakan.” 3. Kontrak yang akan datang a. Topik: “Baik, Besok saya akan kembali lagi untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan Mbah.”

b. Waktu: “Kira-kira saya akan mengunjungi Mbah sekitar jam 10 pagi ya bu” c. Tempat: “Tempatnya disini saja ya, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi.”

Related Documents

Lp Sp Ansietas
January 2021 1
Sp Ansietas
January 2021 1
Api Ansietas Sp 2
January 2021 0
114767_lp Dan Sp Ansietas
January 2021 0
Lp Ansietas Jiwa
January 2021 1

More Documents from "Irma Indriatin"