15. Kak Ded Brantaok (1)

  • Uploaded by: daya hanuraga sinergy
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 15. Kak Ded Brantaok (1) as PDF for free.

More details

  • Words: 7,162
  • Pages: 23
Loading documents preview...
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

STUDI DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) FASILITAS PELABUHAN LAUT BRANTA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2019

JAKARTA

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

LAPORAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN KEGIATAN DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) REHABILTASI PELABUHAN LAUT SAILUS PROVINSI SULAWESI SELATAN Kementerian Negara/Lembaga Unit Organisasi Provinsi Kode/Nama Satker Program Sasaran Program

: : : : : :

Kegiatan Sub Kegiatan MAK

: : :

1.

Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut DKI Jakarta Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat Program Pembangunan Transportasi Laut Meningkatkannya Keandalan Prasaran dan Sarana Transportasi Laut Studi/Kajian/Survey/Master Plan Studi/Kajian/Survey/Master Plan Belanja Modal Lainnya

LATAR BELAKANG Pelabuhan Branta terletak di desa Branta Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Pelabuhan Branta mempunyai posisi strategis di Kabupaten Pamekasan, sebagai pelabuhan Pengumpan Regional. Selain itu pelabuhan Branta juga termasuk dalam jajaran pelabuhan strategis koridor perekonomian di Jawa. Letak pelabuhan Branta cukup terbuka, meskipun berada di selat Madura yang terlindung oleh daratan yang tergabung dalam satuan wilayah provinsi Jawa Timur di wilayah selatan Pulau Madura. Pelabuhan Branta memiliki fasilitas pokok dan penunjang yaitu dermaga (100x10) m2, trestle (534,35x6) m2, lapangan penumpukan (97,7x53,27) m2, causeway 234 m’, pelabuhan Branta melayani kapal-kapal rakyat dan juga kapal barang. Pelabuhan Branta didesain untuk kapal berukuran 3.000 DWT. Berdasarkan laporan dari UPP Branta melalui surat UM.002/2/3/UPP.BTA-19 Tanggal 20 Maret 2019 perihal Permohonan Penyusunan DED Pelabuhan Branta, diketahui bahwa terjadi kerusakan berat pada fasilitas pelabuhan Branta. Terdapat balok, pile cao yang mengalami retak, dan mengalami korosi, yang dikhawatirkan keselamatan bangunan sudah tidak mumpuni. Berdasarkan hal-hal tersebut, untuk menunjang kelancaran operasional dan memenuhi persyaratan untuk keselamatan pelayaran, maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan perlu mengadakan Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Branta.

2.

MAKSUD DAN TUJUAN Pekerjaan Detail Engineering dan Desain Rehabilitasi Pelabuhan Laut Branta, Provinsi Jawa Timur ini mempunyai maksud untuk persiapan rehabilitasi pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran. Adapun Tujuan Pelaksanaan studi ini adalah : 1. Memeriksa semua struktur dan element struktur fasilitas pelabuhan 2. Mencatat semua kerusakan dan penurunan kualitas material dan mengklasifikasikan kerusakan tersebut sesuai dengan penilaian kondisi yang telah ditentukan 3. Mengidentifikasi jika terindikasi ada penurunan kinerja fungsi fasilitas pelabuhan

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

4. 5. 6. 7. 8.

Mencatat area struktur fasilitas pelabuhan yang membutuhkan pemeliharaan Memberikan rekomendasi perbaikan dan rehabilitasi struktur Merancang jadwal dan kebutuhan pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi Mengidentifikasi kebutuhan tambahan detail investigasi Menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan atau tindakan darurat

Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas, kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam melaksanakan tugasnya. Melalui Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh Pemberi Tugas. 3.

SASARAN Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana studi maupun pelaksana pembangunan serta para pengambil kebijakan. Secara substansial, penyusunan dokumen DED Rehabilitasi ini diperlukan dalam menjamin kepastian dan pelaksanaan rehabilitasi pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat sasaran, efisien dan berkesinambungan.

4.

KELUARAN Keluaran dari Detail Engineering dan Desain (DED) Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan Laut Branta adalah sebuah dokumen rinci yang mengkaji hasil assessment fasilitas pelabuhan, hasil test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum fasilitas pokok fasilitas pelabuhan. Secara garis besar kegiatan DED Rehabilitasi akan menghasilkan suatu dokumen: a. Analisa terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan yang dilakukan dari serangkaian hasil pengujian b. Dokumen survei yang dibutuhkan untuk desain rincii, berisi : 1) Hasil Uji Ketebalan Tiang Pancang (TP) dan Kapasitas Tarik Tiang Pancang (TP) Trestle Eksisting; 2) Hasil pengujian core drill, hasil uji sesmik. 3) hasil penyelidikan tanah dan survei topografi; 4) survei hidrografi untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, areal darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium. 5) Dokumen spesifikasi teknis yang berisi metode konstruksi dan rencana konstruksi sebagai acuan konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial, operasional, dan lingkungan.

5.

LANDASAN HUKUM Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi Detail Engineering dan Desain (DED) Rehabilitasi pelabuhan laut ini adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan dengan perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011; c. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan; d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

e. f. g.

h.

i. j.

k.

6.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 146 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 76 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 122 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.432 tahun 2017 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional; Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PP.001/4/13/DJPL-17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Fasilitas Pelabuhan Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan

LOKASI STUDI Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan Laut Branta Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2019 akan dilaksanakan pada lokasi Pelabuhan Laut Branta.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

7.

RUANG LINGKUP KEGIATAN Lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:

Lingkup Studi DED

Survei Pendahuluan

kajian studi terdahulu

pengumpulan data sekunder dan metodologi

Penyelaman dibawah dermaga

Survei Hidrooceanografi dan Topografi Pasang Surut

Bathimetri dan Topografi

Penyelidikan Tanah dan Properti Material

deep boring (Pengambilan sample tanah dan Nilai N-SPT)

laboratorium

Analisa Struktur

Gambar Desain Rencana

Spesifikasi Teknis Rencana

Arus

Sample air (salinitas dan sedimen layang) dan sedimen dasar

pengujian properti material (tanah timbunan, batu, agregat, dll)

Survei fasilitas eksisting : UTG (Ultrasonic thickness gauge); Hammer Test Core Drill (compressive strength test) Pengujian Tulangan Terpasang (Rebar Scan) Tes Karbonasi SST (Seismic Shock Test), dll

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

RAB

7.1 KAJIAN STUDI TERDAHULU DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, diperlukan pengumpulan dan pengkajian terhadap studi terdahulu yaitu : Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN), dokumen Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan serta dokumen persetujuan desain terdahulu. Data sekunder yang diperlukan antara lain : 1. Peta Laut di Lokasi Studi; 2. As built drawing; 3. Data kronologis pembangunan; 4. Data Fasilitas Pelabuhan Eksisting a. Gambar Tata Letak (Layout) Fasilitas Pelabuhan Eksisting b. Informasi dan Dimensi Fasilitas Pelabuhan Eksisting 5. Data Operasional Kepelabuhanan a. Administrasi pengelolaan pelabuhan b. Data arus barang dan penumpang kepelabuhanan di lokasi studi c. Data trayek perintis dan Pelni d. Rute/asal tujuan kapal e. Data kapal yang beroperasi di lokasi studi minimal 5 (lima) tahun terakhir 6. Kebijakan pemerintah yang dianggap mempengaruhi terhadap operasional tekait. 7.2 SURVEY RECONNAISSANCE Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaissance yakni pengamatan lokasi. - Dokumentasi berupa foto dan video yang dilengkapi dengan foto/video udara (aerial photo/video) yang telah di edit sehingga dapat menjelaskan kondisi perairan hingga darat lokasi rencana pelabuhan; - Mengamati fasilitas pelabuhan eksisting dan perbandingannya terhadap master plan sesuai dengan kebutuhan eksisting apakah sesuai dengan masterplan serta melakukan pendataan dimensi dan jumlah fasilitas pelabuhan eksisting serta membandingkan kesesuaiannya dengan Rencana Induk Pelabuhan; - Pengumpulan profil pelabuhan, data-data operasional pelabuhan, kondisi lingkungan dan data penunjang lainnya; - Pengumpulan data-data sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional) dan masterplan/rencana pengembangan pelabuhan. - Mengamati secara visual kerusakan-kerusakan yang terjadi pada fasilitas pelabuhan, melakukan identifikasi dan pemetaan kerusakan seperti: a) Deformasi berlebih baik lokal (tekuk) maupun global (lendutan) b) Retak pada elemen struktur beton c) Korosi pada besi tulangan dan baja profil elemen struktur d) Penurunan tanah dan longsoran pada timbunan e) Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan data-data sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional) dan masterplan/rencana pengembangan pelabuhan Lingkup Pengamatan Visual Lingkup Pengamatan Visual (berdasarkan surat Keputusan Dirjen Hubla Nomor PP.001/4/13/DJPL-17 tentang Perawatan Fasilitas Pelabuhan) a. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas laut mencakup yaitu : 1) Sarana sandar berupa breasting dolphin meliputi konstruksi tiang pancang, pile cap, quick release hook / bolard / bolder dan rubber fender. Termasuk pula sistem fender yang terpisah dari breasting dolphin seperti flexible pile fender / face fender. 2) Sarana tambat berupa mooring dolphin meliputi konstruksi tiang pancang, pile cap, bolard / bolder.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

3)

4)

Sarana platform berupa jetty head dan trestle meliputi konstruksi tiang pancang, pile cap, balok dan lantai. Termasuk turap sheet pile untuk jenis dermaga caisson. Sarana bongkar muat meliputi loading arm, hose, pipeline.

b. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas darat mencakup yaitu : 1) Talud; 2) Timbunan; 3) Perkerasan; 4) Bangunan darat. c. Pengamatan visual pada struktur baja terhadap indikasi kerusakan, antara lain sebagai berikut : 1) Korosi 2) Deformasi karena bekas tabrakan dari kapal dan benda terapung lainnya. 3) Retak / crack pada sambungan las. d. Pengamatan visual pada struktur beton terhadap indikasi kerusakan antara lain sebagai berikut : 1) Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam-kering) 2) Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak 3) Pengelupasan dan kerontokan beton penutup 4) Terbukanya baja tulangan 5) Honeycomb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup karena kekurangan pada saat konstruksi). 6) Penurunan/pergeseran akibat terjadinya gempa e. Pengamatan visual pada aksesoris dermaga terhadap indikasi kerusakan antara lain sebagai berikut : 1) Kerusakan pada rubber fender seperti retak/robek/pecah dan menurunnya daya absorbs; 2) Kerusakan pada bollard seperti pecah dan hilang; 3) Kerusakan pada pelindung korosi pasang surut tiang pancang; Pelaksanaan Pengamatan Visual Pada saat pelaksanaan pengamatan visual terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksanaan antara lain sebagai berikut : a. b. c. d.

e.

Periksa apakah terjadi pergoyangan struktur saat mengalami beban operasional maupun tidak; Periksa apakah terdapat penurunan, kemiringan pada setiap struktur Dilakukan pengukuran terhadap dimensi struktur maupun pada setiap elemen strukturnya; Pemeriksaan visual pada struktur tiang pancang: 1) Periksa alignment horizontal dan vertikal; 2) Periksa kerusakan-kerusakan pada sambungan; 3) Periksa keausan, patahan, kekasaran; 4) Periksa deformasi atau distorsi bagian struktur dalam bentuk suatu kerutan yang tajam/jelas, atau tekanan dari bearing atau batter pile yang mengindikasikan adanya kemungkinan overload; Untuk tiang pancang baja : 1) Periksa korosi: karat, kerak, dan lubang yang kemudian ditandai lokasi, luas dan jenis korosi (berat jenis pitting, dll) yang ditemukan;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

2)

f.

g.

h.

Periksa keutuhan pelindung korosi pasang surut tiang pancang terdapat pengelupasan, melepuh, erosi, sobekan dan lain-lain; 3) Periksa mulai dari splash/tidal zone dan pada kedalaman sekitar 60 cm (24 inci) di bawah rata-rata permukaan air terendah ( MLW ), tempat dimana kerusakan korosi dan mekanikal paling banyak ditemukan. Untuk tiang pancang beton : 1) Bersihkan marine growth sepanjang 40 hingga 60 cm (24 inci). 2) Area yang sudah dibersihkan tersebut diperiksa secara visual perihal retak dengan tanda karat, pengelupasan beton atau kerusakan karena benturan, dan baja tulangan yang terbuka 3) Area yang sudah dibersihkan diketok dengan palu untuk mendeteksi terlepasnya lapisan beton atau rongga pada tiang pancang atau struktur. Bunyi yang tajam/jelas menandai bunyi beton. Permukaan beton lapuk akan terdeteksi, tidak hanya oleh perubahan bunyi tetapi juga oleh perubahan dalam pantulan kembali, atau sentuhan dari palu itu. Sedangkan bunyi bergema menandai delaminasi suatu lapis beton hampir dapat dipastikan terjadi korosi basi tulangan. Pemeriksaan visual pada struktur atas dermaga/ trestle : 1) Periksa alignment horizontal dan vertical; 2) Periksa kerusakan permukaan lantai dan bagian tepi dermaga; 3) Periksa pile cap dan tiang pancang terhadap kemungkinan patahan, retak dan pengelupasan beton, karat dan besi tulangan yang terbuka; 4) Periksa bagian bawah deck dermaga dan pile cap terhadap kemungkinan pelapukan dan proses disintegrasi 5) Periksa kemungkinan terdapat susut, pembengkakan dan kerusakan kimiawi, kerusakan pembekuan/pencairan, pengausan dan kerusakan tiang pancang akibat overload; Pemeriksaan visual pada talud/timbunan : 1) Penurunan; 2) Scouring; 3) Retak pada talud; 4) Longsoran; 5) Abrasi; 6) Sliding; 7) Dll

7.3 SURVEY HIDROOCEANOGRAFI DAN TOPOGRAFI Wilayah survey bathymetri seluas ± 40 Ha dan topografi seluas ± 5 Ha (luas dapat berubah sesuai dengan hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, laut/sungai dan areal darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium. Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk mendapatkan gambaran tentang : - Konfigurasi detil permukaan dasar laut / sungai (peta situasi alur pelayaran, kolam pelabuhan, dan area darat). - Profil / potongan melintang dan memanjang khusus untuk alur pelayaran. - Identifikasi keberadaan terumbu karang / halangan lainnya disekitar lokasi dermaga / alur pelabuhan tersebut.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

Peralatan Utama Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum : - Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital. - Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan 200300 kHz - Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <3.5o - Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s, rentang 1 m/s - Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus) Peralatan Bantu Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai beberapa ketentuan : - Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua peraturan yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan aman dan melakukan pekerjaan survei pada dua puluh empat jam sehari. - Kapal yang digunakan mempunyai sistem pasokan listrik yang mampu memasok semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan dan stabil. - Kapal memiliki peralatan keselamatan standard. - Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey, seperti: 1. Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung dan terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan keamanan dan keselamatan navigasi kapal. 2. Mampu menarik peralatan survey pada tingkat kestabilan tertentu yang dibutuhkan untuk pengambilang data lapangan. 7.2.1 Pekerjaan Pemeruman (Sounding) Koordinat-koordinat titik-titik dalam peta hydrografi harus menggunakan koordinat geografis (dapat dengan DGPS), atau dapat menggunakan koordinat lokal (x,y) atau UTM (dengan persetujuan Pengguna Jasa). Pengukuran-pengukuran sudut dalam penentuan titik referensi dan beacon maupun azimuth digunakan theodolit Wild T2. Pengukuran jarak basis lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur optis (theodolit Wild T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh memakai alat pengukur panjang pita baja (meetband). Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat.perum gema yang dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat kedalaman dan bukan sinar. Posisi pemeruman (sounding) Posisi sounding ditentukan dengan salah satu dari cara-cara sebagai berikut: 1. Cara Snellius dengan mengunakan 2 buah sextant Dalam Laporan harus dilampirkan data-data lapangan dengan urutan sebagai berikut: a. Titik-titik yang dipakai dan rencana lembar-lembar busur (arch-sheet). b. Perhitungan lembar-lembar busur yang sudah dicek.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

c. 2.

3.

4.

5.

6.

7.

Daftar seluruh pasangan sudut dari tiap posisi fixed sounding (dalam daftar rapih). Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding, maka kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load atau disipat datar (levelling) dari darat. Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan konstan (maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi echosounder tetap diaktifkan. Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan untuk pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang minimal 3 jalur. Jarak antar raai pada area rencana Haluan perum / sounding. Haluan sounding diusahakan tegak lurus pantai / dermaga. Untuk kontrol kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang minimal 3 jalur. Dan dilakukan dengan jarak antar lintasan 25 M hingga 100 m, tergantung proporsi desain. Untuk sounding di daerah rencana pembangunan dermaga, breakwater dan kolam pelabuhan jarak antar lintasan adalah 25 m, sedangkan untuk daerah trestle hingga areal darat dapat lebih besar dari 25 m; Peta dasar laut yang dihasilkan dari kegiatan survey lapangan diwajibkan merupakan area yang akan diidentifikasi sesuai dengan yang sudah diasistensikan dan disetujui, Tumpang tindih pengambilan data pada saat pelaksanaan kegiatan, diserahkan atas kebijaksanaan penyedia jasa, akan tetapi tidak ada kekosongan data dapat diterima. Peta keluaran hasil pekerjaan, merupakan peta situasi dan hasil rekayasa penggambaran berupa potongan memanjang dan potongan melintang, pada skala penggambaran 1:1000 dan 1:2500 yang dilakukan pada piranti lunak penggambaran.

7.2.2 Survey pengukuran besar dan arah arus - Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 3 lokasi. - Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval waktu 30 menit, menggunakan alat current meter dan floater yang dilakukan pada saat pasang tertinggi (Spring Tide) dan pada saat pasang terendah (Neap Tide) pada bulan yang sama. - Posisi pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan 0,8d dari permukaan air, dimana d = kedalaman di lokasi pengamatan arus. - Apabila memungkinkan, hasil simulasi arus dengan menggunakan perangkat lunak agar ditampilkan pada saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi. - Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan arus dilampirkan pada laporan dalam bentuk: 1. Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus. 2. Peta arah arus. - Pengolahan data hasil survey arus: 1. Membuat scatter plot dan mawar arus 2. Membuat statistik kejadian pada periode ulang 7.2.3 Pengambilan Contoh Air

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

- Pengambilan contoh air dilakukan dengan water sampler pada posisi pengamatan arus pada kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d. - Pengambilan contoh air dilakukan pada saat Spring Tide dan Neap Tide pada bulan yang sama. - Contoh air kemudian diuji di laboratorium dalam hal kadar endapan/sedimen dan kadar garam/salinitas. Satuan kadar garam dalam 0/0 dan satuan sedimen dalam mg/l. 7.2.4 Pengukuran Pasang surut - Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun kedudukan LWS. - Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama 29×24 jam terus menerus secara manual oleh pengamat/surveyor atau menggunakan alat pencatat otomatis (automatic tide gauge). - Kertas rekaman atau hasil pencatatan dibawa untuk diperlihatkan kepada Tim Evaluasi Teknis saat pembahasan Laporan Antara dengan Tim Evaluasi Teknis. - Untuk perhitungan-perhitungan konstanta harmonis, duduk tengah, air tinggi yang dapat dicapai maupun LWS mempergunakan metode Admiralty (tidak diperkenankan menggunakan formula penentuan air terendah untuk Indian Low Water Spring). Uraian perhitungan dengan metode Admiralty agar disampaiakan dengan urutan sebagai berikut: 1. Rumus umum yang dipakai dalam perhitungan. 2. Perhitungan konstanta harmonis dan elevasi duduk tengah (DT) atau MSL. 3. Perhitungan elevasi 0,00 LWS dan air tinggi yang dapat dicapai. 4. Sketsa urutan tiap elevasi air untuk 0,00 LWS, DT, AT yang dapat dicapai berdasarkan perhitungan. - Elevasi LWS harus dipindahkan ke bangunan gudang atau dermaga yang ada pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat. - Data air tertinggi atau muka air banjir yang pernah terjadi harus dicatat dengan jelas (bila data ada). 7.2.5 Pengambilan contoh sedimen dasar dan layang - sebanyak 3 titik tiap lokasi - sedimen layang diambil pada lokasi kedalaman 0,2d, 0,6d, dan 0,8d dengan metoda komposit. - sedimen dasar diambil pada dasar laut dengan menggunakan bottom grabber - Pengujian sampel wajib dilakukan pada Laboratorium terkemuka untuk mendapatkan parameter property yang diperlukan untuk kegiatan kalibrasi kegiatan pemodelan matematika mengenai hydrodinamika laut. Pengolahan data minimal harus mencakup: 1. Untuk Sedimen layang, dilakukan analisa di Laboratorium Air untuk mendapatkan konsentrasi sedimen 2. Untuk Sedimen dasar, dilakukan uji saringan untuk mendapatkan median grain size 7.2.6 Survey Topografi - Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah satu BM.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

Bench Mark (BM) baru minimum 2 (dua) buah pada posisi yang aman dan saling terlihat dengan ketinggian berdasarkan LWS dan jarak antara kedua BM minimal 100 cm. BM tersebut dibuat dari beton dengan ukuran 40x40x150 cm3 yang ditanam sedalam 100 cm dari permukaan tanah dan diplot dalam peta. Penempatan BM harus mempertimbangkan rencana pengembangan pelabuhan, sehingga BM dapat bermanfaat untuk jangka waktu lama dan mudah pengawasannya. BM berfungsi sebagai titik awal pemetaan, dicat dengan warna biru muda dan pada bagian atas ditulis BM.1 HUBLA dan BM.2 HUBLA serta tanggal pembuatan. Setelah pekerjaan survei selesai, BM harus diserahkan kepada pejabat setempat dengan Berita Acara. - Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi: 1. Dipakai titik BM sebagai basis. 2. Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik atau optis (T2 dan intervarbasis) atau sejenis. 3. Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa-luar biasa. Selisih sudut antara tipa bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik. - Pengukuran Poligon 1. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara titik-titik poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75 m. 2. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang sama atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya sehingga kesalahan-kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol). - Pengukuran Sipat Datar 1. Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan diikatkan pada Bench Mark. 2. Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke Bench Mark dengan alat waterpass dilakukan dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak boleh lebih dari (3 Vd) mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km). 3. Semua ketinggian harus mengacu pada LWS. 4. Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double stand (pulang pergi). Selisih bacaan setiap stand maksimum 2 mm dan selisih hasil ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km). - Pengukuran Situasi dan Detail 1. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan desain harus diambil posisinya. 2. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak antara ujung-ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur (guna pengecekan) - Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.

7.2.7

Permodelan gelombang, arus dan sedimentasi Kegiatan pemodelan wajib dilakukan pada keadaan ekstrim yang menggambarkan simulasi hydrodinamika untuk keperluan desain selanjutnyai, antara lain: 1. Level permukaan air; 2. Angin; 3. Tinggi / periode gelombang dominan; 4. Pola arus;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

5. 6.

Pola sedimentasi; Perencanaan breakwater.

Hasil kegiatan pemodelan harus menggabungkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pasang surut (termasuk resonansi superposisi, jika terjadi) Interaksi pasang surut dan air tawar pada lokasi studi di dalam sungai; 2. Dispersi gelombang pada area Pelabuhan; 3. Dispersi gelombang pada perairan disekitar Pelabuhan 4. Kegiatan hindcasting harus mendapatkan input data desain untuk 5, 10, 25, dan 50, tahun periode ulang, termasuk jika terjadi probabilitas gabungan; 5. Simulasi olah gerak kapal. 7.3 SURVEY DAN PENYELIDIKAN 7.3.1 Survey dan penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan Pekerjaan ini berupa penelitian di lapangan dan di laboratorium adalah untuk mengetahui struktur dan jenis tiap lapisan tanah di bawah permukaan. Dimana hasil pekerjaan penyelidikan tanah ini dimaksudkan sebagai data yang akan dipergunakan untuk melaksanakan konstruksi yang akan dibangun di lokasi bersangkutan. Hasil tersebut harus memadai sebagai bahan analisa perencanaan dan perhitungan yang meliputi, antara lain: 1. Perencanaan sistem pondasi 2. Analisa daya dukung untuk pondasi 3. Perencanaan dermaga, trestle, causeway dan fasilitas darat Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain: 1. Boring laut: 3 (tiga) titik dengan flatform boring sebanyak 3 set. 3 titik boring dilaksanakan sepanjang ± 30 m/ titik untuk perencanaan struktur fasilitas pelabuhan laut. 2. Uji lapangan Undisturbed dan disturbed soil 3. Uji Laboratorium Undisturbed dan disturbed soil titik pengeboran lainnya dilaksanakan sampai kedalaman -30 meter dari dasar laut dengan pengambilan contoh tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter (SPT pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1 meter dari dasar laut). Serta dihentikan setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5 meter, sedangkan pengeborannya sendiri tetap dilakukan sampai – 30 meter dari dasar laut. Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai lapisan tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut. 7.3.2 PENGUJIAN KETEBALAN TIANG PANCANG BAJA Pelaksanaan Pengukuran ketebalan suatu bahan (Thickness Material Gauge) dilakukan guna mengetahui seberapa besar nilai pendekatan ketebalan pada suatu material. Pada Dermaga, pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengetahui nilai ketebalan pada gelagar baja atau pile yang telah mengalami korosi atau ketebalan cat pada suatu struktur utama dan pendukung Dermaga. Alat ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa kecepatan rambat gelombang yang melalui suatu media padat bergantung pada sifat-sifat elastik media padat tersebut. a. Standar Standar yang dipakai dalam pengujian ini adalah:

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur



ASTM E 797 - 95 Standard Practice for Measuring Thickness By Manual Ultrasonic Pulse Contact Method.  EN 15317 Non-destructive testing.Ultrasonic testing. Characterization and verification of ultrasonic thickness measuring equipment b. Persiapan Peralatan Peralatan yang digunakan pada Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Material) yaitu :  Form pengujian  Alat tulis  Gerinda  1 Set Portable Thickness Gauge  Piloks  Ultrasonic Gel c. Jumlah Titik Uji : jumlah titik uji adalah 8 (delapan) titik d. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan Thickness Material Gauge (Pengukuran Ketebalan Material) sebagai berikut :  Persiapan Pengujian  Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa ;  Membersihkan dan meratakan permukaan bidang uji  Lumuri permukaan benda uji dengan ultrasonic gel  Konfigurasi dan kalibrasi alat PorTabel Thickness Gauge  Tempel Probe pada lokasi benda uji yang telah dilumuri ultrasonic gel  Lakukan pembacaan pengukuran pada alat alat PorTabel Thickness Gauge  Sketsa posisi lokasi pengujian  Beri Tanda dengan piloks baut yang sudah diuji. 7.3.3 PENGUJIAN KAPASITAS TARIK TIANG PANCANG BAJA Uji tarik pada tiang pancang baja dilaksanakan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan visual terhadap perpanjangan yang dialami benda uji. Hasil uji akan menghasilkan kurva tegangan regangan rekayasa. a. Persiapan Peralatan Peralatan yang digunakan pada Uji Tarik Material Tiang Pancang Baja, yaitu :  Mesin Universal Testing Machine  Timbangan  Sketmat/Jangka Sorong  Strainmeter  Jangka Manual  Penggaris, spidol, amplas  Dial regangan tarik baja b. Benda Uji Ketentuan benda uji mengacu pada ASTM E 8 “ Standard Test Methods For Tension Testing of Metallic Materials”

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

7.4 Desain Perencanaan Konstruksi Desain Fasilitas Pelabuhan Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi, rencana kerja, dan syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana. Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi rencana fasilitas pelabuhan meliputi: Desain konsep rencana penanggulangan yang sesuai dengan fasilitas pelabuhan yang akan dibangun. Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syaratsyarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail. Fasilitas pelabuhan yang dibangun sesuai dengan perencanaan RIP di lokasi pekerjaan yang bersangkutan. Perencanaan desain termasuk didalamnya melakukan kaji ulang terhadap tata letak fasilitas pelabuhan. Detail desain digunakan untuk merencanakan fasilitas pelabuhan, antara lain : Review detail desain dermaga dan trestle; Detail desain leveling area darat; Detail desain Fasilitas Darat; Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syaratsyarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail. 8

PENGALAMAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI a. Melaksanakan pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi di bidang perencanaan paling sedikit 1 (satu) kali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir (2018), yang dibuktikan dengan melampirkan bukti kontrak dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. b. Memiliki pengalaman sejenis yaitu pekerjaan Survei Investigasi dan Desain (SID) dan/atau Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir (2009 – 2018), yang dibuktikan dengan melampirkan bukti kontrak dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Total bobot penilaian sebesar 100 % (seratus persen), terdiri dari : 1) Pengalaman pada pekerjaan sejenis dengan bobot 60% (enam puluh persen); 2) Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai pekerjaan yang akan dikompetisikan dengan bobot 40% (empat puluh persen); 3) Jumlah 1) dan 2) sama dengan 100%.

9

PERSYARATAN LEGALITAS PENYEDIA JASA KONSULTANSI a. Mempunyai surat izin usaha IUJK dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Konsultansi non Konstruksi yang masih berlaku berupa SBU Konsultan Perencana Bidang Sipil, Sub Bidang Jasa Nasehat/Pra-Disain Enjiniring Perkerjaan Teknik Sipil Keairan (kode: 12002) atau Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknis Sipil Air (Kode: RE103); b. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan 2018); c. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris beserta perubahannya (bila ada perubahan); d. Memilki (SITU) Surat Ijin Tempat Usaha/Surat Keterangan Domisili Perusahaan yang masih berlaku;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

e. Memilki TDP (Tanda Daftar Perusahaan) yang masih berlaku; f. Memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang masih berlaku; 8

TENAGA AHLI 8.1 Kebutuhan Tenaga Ahli Kualifikasi minimal dari personil yang dipersyaratkan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut: 1. Ahli Perencanaan Kepelabuhanan (Team Leader) Seorang Sarjana Teknik Sipil / Kelautan / dengan pengalaman minimum 10 tahun di bidang kepelabuhanan dengan pendidikan S1 dengan tugas sebagai berikut: a. Sebagai penanggung jawab pekerjaan secara keseluruhan dan bertanggung jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas. b. Menyusun program dan rencana kerja serta jadual penugasan personal. c. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh anggota tim dalam hal teknis operasional pekerjaan. d. Memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan pekerjaan yang sedang berjalan. e. Menyelesaikan seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dari awal hingga akhir yang ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan 2. Ahli Struktur Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek struktur bangunan pantai untuk pembangunan pelabuhan. Mempunyai pengalaman minimal 7 tahun dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli struktur bertugas untuk menganalisa kekuatan struktur seluruh bangunan rencana di pelabuhan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi teknis struktur bangunan tersebut. 3. Ahli Geoteknik Seorang Sarjana Sipil dengan pengalaman minimum 7 tahun di bidang sipil dengan pendidikan S1, dengan tugas sebagai berikut : a. Mengumpulkan data-data sekunder mengenai kondisi geoteknik tanah di lokasi pekerjaan dan sekitarnya. b. Menyusun rencana dan mengkooordinir kegiatan survei geoteknik. c. Membuat model kondisi geoteknik untuk kedalaman alur. d. Melakukan analisis terhadap hasil pemodelan dan membuat rekomendasi alternatif struktur. 4. Ahli Kelautan Sarjana Kelautan / Godesi / Oceanografi dengan pengalaman minimum 5 tahun di bidang kepelabuhanan dengan pendidikan S1dengan tugas sebagai berikut : a. Melakukan analisis transformasi gelombang atau refraksi-difraksi. b. Membuat model simulasi hidrodinamika pada perairan. c. Melakukan analisis untuk pola pergerakan sedimen atau pola perubahan garis pantai yang terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu tertentu. 5. Ahli Geodesi (Pengukuran) Seorang Sarjana Geodesi dengan pendidikan S1 pengalaman 5 tahun, dengan tugas sebagai berikut:

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

a. Melakukan koordinasi dengan surveyor yang melakukan kegiatan pengukuran di lapangan. b. Melakukan inventarisasi permasalahan dan metode penanganan terhadap kendala kegiatan lapangan. c. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang dihasilkan pengukuran lapangan. d. Membuat laporan survey yang merangkum semua kegiatan di lapangan, termasuk keluaran peta situasi beserta analisanya 6. Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender Sarjana teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam penyusunan spesifikasi teknis dan engineering estimate konstruksi dermaga, trestle, causeway, prasarana sandar/tambat kapal dan fasilitas darat untuk dokumen tender. 8.2 Kebutuhan Tenaga Pendukung teknis 1. Bor Master (1 orang) Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam perkerjaan boring jika dilakukan survey dan penyelidikan tanah.

9

2.

Surveyor (2 orang) Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey hidrooceanografi dan topografi.

3.

Draftman (1 orang) Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam pekerjaan menggambar desain konstruksi menggunakan program komputer,

4.

Administrasi Proyek (1 orang) Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam perkerjaan pengujian laboratorium mekanika tanah.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN Studi DED dalam rangka rehabilitasi pelabuhan laut memerlukan jangka waktu pelaksanaan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.

10 PELAPORAN Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus dihasilkan oleh pihak konsultan terdiri dari laporan sebagai berikut: 10.1

Laporan Pendahuluan (Reconnaissance Survey Report) Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk pembahasan dan 2 (dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang diserahkan kepada pemberi tugas 6 (enam) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Isi laporan, minimal meliputi:

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

1.

2. 3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

13.

Ulasan terhadap studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan kondisi eksisting dan rencana lokasi pengembangan. Studi terdahulu dapat dilakukan terhadap Rencana Induk Pelabuhan daerah dan/atau nasional, peraturan dan keputusan yang berpengaruh. Kondisi operasional pelabuhan yang ada berupa data jenis, ukuran dan jumlah kapal eksisting dan kesesuaian dengan masterplan. Berita acara pelaksanaan reconnaissance survey. Foto-foto keseluruhan kondisi struktur dan fasilitas lainnya Hasil survey secara visual kondisi eksisting fasilitas pelabuhan, identifikasi kerusakan dan permasalahan yang ada dan rencana penyelidikan detail yang akan dilakukan selanjutnya Kondisi konstruksi fasilitas eksisting, identifikasi penyebab kerusakan yang ada dan penyelidikan yang akan dilakukan. Foto-foto detil kerusakan elemen struktur dan fasilitas lainnya Kriteria penilaian kondisi eksisting Hasil pengujian yang dilaksanakan pada fasilitas pelabuhan. Pengecekan kekuatan struktur eksisting dimana input data sesuai dengan keadaan eksisting. Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan lapangan. Data sekunder, seperti gambaran umum wilayah studi, data operasional pelabuhan selama beberapa tahun terakhir, hierarki dan proyeksinya dalam rencana induk pelabuhan terkait, sejarah rehabilitasi dan pengembangan yang pernah dilakukan, dll. Rekomendasi sementara penanggulangan kerusakan, terhadap bagian struktur yang masih dapat dilakukan perbaikan dan struktur yang harus diganti (replace).

14. Hasil pengamatan dan analisa hidrooceanogarfi yaitu : a) Pengamatan pasang surut selamat 15 atau 30 hari, kemudian diolah untuk mendapatkan perkiraan tunggang pasang surut maksimal di lokasi pekerjaan; b) Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan dengan metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling mendekati data pasang surut global); c) Grafik Pasang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.; d) Perbaikan benchmark eksisting sebagai referensi pengukuran topografi dan survei lapangan lainnya; e) Gambar situasi (hasil survey topografi); f) Semua gambar harus dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan tanda tangan pelaksana, penggambar dan penanggung jawab; g) Data angin 10 tahun terakhir; h) Penentuan area pembangkitan gelombang; i) Peramalan gelombang; j) Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya dengan pasang surut, peta arah dan kecepatan arus; k) Hasil uji laboratorium terhadap sampel sedimen dasar dan sedimen layang, beserta kesimpulannya; l) Simulasi pola dan transformasi gelombang di sekitar lokasi pekerjaan (jika stuktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh gelombang). Simulasi dilakukan berdasarkan data gelombang (berdasarkan peramalan dari data angin atau dari data gelombang

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

eksisting), dengan menggunakan profil kedalaman dari data hasil survei batimetri dan peta DISHIDROS; m) Simulasi pola dan kecepatan arus (akibat pasang surut) di lokasi pekerjaan (jika struktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh arus); n) Simulasi dilakukan berdasarkan data pasang surut global di sekitar lokasi pekerjaan; o) Simulasi perubahan batimetri akibat sedimen di lokasi pekerjaan (jika pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh sedimentasi); p) Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan lapangan. Semua data asli hasil pengecekan lapangan dijilid tersendiri dan diserahkan kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi Teknis. q) Evaluasi dan rekomendasi hasil survey terhadap kesesuaian tata letak pelabuhan yang terdapat pada studi terdahulu (PraFS, FS dan RIP). Serta alternatif tata letak jika diperlukan adanya perubahan; r) Analisa olah gerak kapal; s) Alternatif perencanaan alur pelayaran; t) Seluruh pekerjaan lapangan dilengkapi dengan foto dokumentasi pelaksanaan survei. 15. Usulan Pengujian yang akan dilaksanakan, berupa : usulan titik uji core drill, usulan titik uji hammer test, usulan titik uji PIT, usulan pelaksanaan pengujian hammer test dan usulan pengujian boring serta hammer test 16. Usulan titik uji penyelidikan tanah yaitu boring sebanyak 3 titik 17. Rencana pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan pada Laporan Antara 10.2

Laporan Antara (Interim Report) Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Antara (Interim Report) DED sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk pembahasan dan 2 (dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang diserahkan kepada pemberi tugas 14 (empat belas) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan ditambah dengan laporan pekerjaan lapangan untuk rencana pembangunan fasilitas pelabuhan yang meliputi, minimal : 1. Hasil pengujian terhadap struktur eksisting yaitu: a. Hasil pengujian hammer test yang dilakukan pada pelat lantai, balok dan poer b. Hasil pengujian beton inti (cored drill test) yang dilakukan pada pelat lantai, balok dan poer c. Hasil pengujian karbonasi d. Hasil pengujian tulangan terpasang (rebar scan) e. Hasil pengujian ketebalan tiang pancang baja dan hasil uji tarik f. Hasil pengujian Sesmik shock test yang dilakukan sebanyak 4 (empat) titik 2. Hasil pengujian geoteknik : a. SPT, soil description berdasarkan contoh tanah yang diperoleh dari spon sampler, sample dan lain-lain dengan memasukkan hasil dan besaran dari percobaan laboraturium. b. Gambar korelasi (statigrafi) tanah antar bor-log dengan konstanta kedalaman m-LWS dan N-SPT. c. Hasil pekerjaan survey berupa grafik-grafik dan tabel-tabel yang menggambarkan besaran-besaran tahanan ujung (end resistance), tahanan geser setempat (local friction) dan jumlah tahanan geser (total friction).

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

d. e. f. g. h. i. j.

k.

Hasil percobaan laboratorium lengkap dengan lampiran-lampiran grafik, tabel dan lain-lain untuk penentuan index dan properti fisik tanah. Evaluasi atas hasil pekerjaan lapangan dan laboratorium Posisi/koordinat titik-titik boring diplotkan dalam gambar hidrografi/topografi. Hubungan antara derajat konsolidasi (u%) dengan waktu penurunan (time settlement). Klasifikasi tanah. Rekomendasi dan kesimpulan yang meliputi rencana sistem pondasi, analisa daya dukung tanah dan analisa soil improvement (jika diperlukan). Apabila hasil-hasil laboratorium tidak sesuai dengan lapangan atau dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam hasil lapangan/laboratorium maka Penyedia Jasa Konsultasi dapat merekomendasikan tambahan pekerjaan penyelidikan tanah sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Lokasi quarry dan parameter material hasil uji.

3. Analisa struktur eksisting menggunakan input data dari hasil assessment yang dilaksanakan 4. Hasil penilaian dan evaluasi integritas struktur fasilitas pelabuhan terkait dengan kemampuan struktur untuk menjaga integritasnya agar tidak mengalami keruntuhan atau kegagalan struktur serta terkait dengan kapasitas struktur dalam menahan beban yang bekerja pada struktur 5. Hasil penilaian dan evaluasi kondisi fisik struktur fasilitas pelabuhan terkait dengan ada tidaknya kerusakan termasuk jumlah, tingkat keparahan dan distribusi kerusakan dari hasil pemeriksaan visual, pengujian dan pertimbangan teknis 6. Hasil penilaian dan evaluasi terhadap kondisi operasional yaitu evaluasi terhadap fungsi fasilitas, struktur atau elemen struktur yang menyebabkan boleh tidaknya seluruh atau sebagian fasilitas pelabuhan untuk beroperasi. 7. Rekomendasi tindakan lanjut atau perbaikan terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan 10.3

Konsep Laporan Akhir Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratoruim selesai, Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Semi Rampung DED sebanyak 5 (lima) set, yang diserahkan kepada pemberi tugas 20 (dua puluh) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan, yaitu : 1. Dokumen Perencanaan Dermaga/Trestle a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa struktur b. Rekomendasi perbaikan atau rehabiitasi struktur fasiltas pelabuhan yang meliputi rencana perbaikan dan analisa perhitungan struktur perbaikan jika ditemukan permasalahan struktur. c. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan berdasarkan hasil survey d. Penjabaran metode dan hasil desain struktur e. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana pembangunan sesuai dengan sistem struktur yang digunakan. f. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan. g. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana, tampak, potongan dan detail konstruksi. h. Rekomendasi perbaikan pada elemen struktur yang mengalami kerusakan

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

i.

Gambar-gambar detail konstruksi bangunan laut dan bangunan darat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan. j. Hasil survei harga pasar (berupa harga penawaran, brosur, dsb) k. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai dengan perencanaan. l. Rencana Anggaran Biaya (RAB). m. Analisa harga satuan 2.

Dokumen Perencanaan Area Darat dan Fasilitas Darat a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa struktur areal darat b. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan berdasarkan hasil survey areal darat c. Penjabaran metode dan hasil desain struktur areal darat d. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana pembangunan sesuai dengan sistem struktur yang digunakan. e. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan. f. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana, tampak, potongan dan detail konstruksi. g. Perencananaan bangunan fasilitas darat termasuk leveling area darat; h. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan darat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan. i. Hasil survei harga pasar (berupa harga penawaran, brosur, dsb) j. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai dengan perencanaan. k. Rencana Anggaran Biaya (RAB). l. Analisa harga satuan.

10.4 Laporan Akhir Desain (Final Report) Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 6 (enam) bulan atau 180 hari kalender setelah terbit SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 5 (lima) eksemplar dan dilengkapi dengan tanggapan, perbaikan dan kesimpulan terhadap semua hasil analisis, serta lampiran yang diperlukan sebagai berikut: - Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) sebanyak 5 (lima) eksemplar; - Hard Disk Eksternal berisikan softcopy seluruh Laporan yang telah diselesaikan beserta bahan presentasi sebanyak 2 (dua) unit; - Album Gambar Rancangan Awal Laporan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari draft laporan semi rampung DED. Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada beberapa masukan dari berbagai yang telah dilibatkan dalam pembahasan sebelumnya. 10.5 Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Dibuat sebanyak 5 (lima) buku ukuran A4 yang meliputi : - ringkasan/kesimpulan hasil survey pendahuluan - ringkasan/kesimpulan hasil survey hidrografi, topografi dan penyelidikan tanah yang menyajikan parameter-parameter penting dengan jelas - Rekomendasi sistem pondasi dan ringkasan hasil perhitungan daya dukung - Ringkasan peta stratigrafi tanah (dibuat dalam satu lembar) - Rekomendasi perbaikan terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan - Layout Rekomendasi pengembangan dermaga (jika pengembangan dermaga)

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

-

Analisa kebutuhan ruang fasilitas darat Lay-out desain pelabuhan

10.6 Eksternal Hardisk (HDD External) Dibuat dalam 2 (dua) unit Eksternal Hardisk (HDD External). Berisi semua softcopy laporan yang telah disempurnakan. 11 PEMBAHASAN DAN PENYEMPURNAAN LAPORAN Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis yang dibentuk dengan melibatkan stakeholder terkait. Konsultan diwajibkan memperbaiki dan menyempurnakan setiap laporan sesuai masukan dan arahan Tim Teknis. 12 NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA Pengguna Jasa kegiatan ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Jakarta,

2019

KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATKER PENINGKATAN FUNGSI KEPELABUHAN PUSAT

M. TOHIR Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630222 199003 1 001

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DED REHABILITASI FASILITAS PELABUHAN LAUT BRANTA PROVINSI JAWA TIMUR Tahapan Dokumen

Jan

Feb

Maret

April

Mei

Juni

Juli 2019

Agustus September Oktober

November

1. Proses Lelang 2. Tandatangan SPMK 3. Lap.Pendahuluan 4. Laporan Antara 5. Laporan Draft Final 6. Laporan Final Catatan : # Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis Kementerian Perhubungan dengan melibatkan stakeholder terkait

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Branta Provinsi Jawa Timur

Related Documents

15. Kak Ded Brantaok (1)
February 2021 0
1. Kak Pkpr.doc
January 2021 4
Kak Anemia.docx
March 2021 0
Contoh Kak
February 2021 4
4. Kak
March 2021 0

More Documents from "noname spycode"