Analisis Model Studi

  • Uploaded by: Budi AthAnza Suhartono
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Model Studi as PDF for free.

More details

  • Words: 3,577
  • Pages: 80
Loading documents preview...
ANALISIS MODEL STUDI Disusun Oleh : Drg. Maria Ivana

METODE PERHITUNGAN DALAM PERAWATAN ORTODONTIK  Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan

pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi

Periode gigi bercampur

1. 1. 2.

Metode Nance Metode Moyers

2. Periode gigi permanen 1. Metode Pont 2. Metode Korkhaus 3. Metode Howes 4. Metode Kesling

METODE PONT Oleh DR. Pont, drg., Prancis, 1909 • Dasar : dalam lengkung gigi (dental arch) dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan antara jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas dengan lebar lengkung inter premolar pertama dan inter molar pertama • Tujuan : untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan kontraksi atau distraksi atau normal. •

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1  Jumlah mesiodistal 21 12

= .......... mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = .......... mm  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) = ∑ I x 100 = ........... X 100 = ............ mm 80 (index premolar) 80  Diskrepansi Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

........

........

........

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

2 = 8,9 mm

1 = 10,8 mm 1 = 10,5 mm 2 = 8,13 mm

∑ I = 38,33 mm Pengukuran ∑ I : • Jumlah lebar mesio distal gigi-gigi insisivus sentral dan lateral

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = ..........  Jarak P1 – P1 pengukuran = .......... mm  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) = ∑ I x 100 = ........... X 100 = ............ mm 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

........

........

........

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

∑ I = 38,33 mm

P1 – P1 45,2 mm

Pengukuran P1 – P1 : • Lebar titik terdistal cekung mesial gigi P1 atas kanan dan kiri

∑ I = 38,33 mm

P1 – P1 45,2 mm

Atau • Jarak puncak tonjol bukal P1 bawah kanan dan kiri (jika P1 atas tidak ada atau malposisi)

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = .......... 45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = ..........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) = ∑ I x 100 = ........... X 100 = ............ mm 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

........

........

........

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = .......... 45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = ..........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) 47,91 mm = ∑ I x 100 = ........... X 100 = ............ 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

..........

..........

............

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = .......... 45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = ..........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) 38,33 X 100 = ............ 47,91 mm = ∑ I x 100 = ........... 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

..........

..........

............

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = .......... 45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = ..........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) 38,33 X 100 = ............ 47,91 mm = ∑ I x 100 = ........... 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

45,2 ..........

..........

............

P1 – P1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI P1-P1 38,33 mm = .......... 45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = ..........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus) 38,33 X 100 = ............ 47,91 mm = ∑ I x 100 = ........... 80 (index premolar) 80  Diskrepansi  Jumlah mesiodistal 21 12

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

45,2 ..........

47,91 ..........

-2,71 ............

P1 – P1



Normal ( nol )

√ □ Kontraksi □ Distraksi (minus)

(positif)

MINUS

METODE PONT untuk DISKREPANSI M1-M1  Jumlah mesiodistal 21 12 = 38,33 mm  Jarak M1 – M1 pengukuran = ........ mm  Jarak M1 – M1 perhitungan (menurut rumus)

=

∑ I x 100 64 (index premolar)  Diskrepansi Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

......

........

........

M1 – M1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

∑ I = 38,33 mm

P1 – P1 45,2 mm

M1 – M1 56,2 mm Pengukuran M1 – M1 : • Jarak titik cekung mesial M1 atas kanan dan kiri

∑ I = 38,33 mm

P1 – P1 45,2 mm

M1 – M1 56,2 mm Atau : • Jarak puncak tonjol sentral pada sisi paling bukal gigi M1 bawah kanan dan kiri (jika M1 atas tidak ada atau malposisi)

METODE PONT untuk DISKREPANSI M1-M1  Jumlah mesiodistal 21 12 = 38,33 mm

 Jarak M1 – M1 pengukuran = 56,2 ........ mm  Jarak M1 – M1 perhitungan (menurut rumus)

=

∑ I x 100 64 (index molar)  Diskrepansi Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

......

........

........

M1 – M1



Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI M1-M1  Jumlah mesiodistal 21 12 = 38,33 mm

 Jarak M1 – M1 pengukuran = 56,2 ........ mm  Jarak M1 – M1 perhitungan (menurut rumus)

=

∑ I x 100 64 (index molar)  Diskrepansi

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

56,2 ......

........

........

M1 – M1



59,89 mm = 38,33 mm x 100 = ............. 64

Normal ( nol )

□ Kontraksi (minus)

□ Distraksi (positif)

METODE PONT untuk DISKREPANSI M1-M1  Jumlah mesiodistal 21 12 = 38,33 mm

 Jarak M1 – M1 pengukuran = 56,2 ........ mm  Jarak M1 – M1 perhitungan (menurut rumus)

=

∑ I x 100 64 (index molar)  Diskrepansi

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

56,2 ......

59,89 ........

-3,68 ........

M1 – M1



59,89 mm = 38,33 mm x 100 = ............. 64

Normal ( nol )

√ □ Kontraksi □ Distraksi (minus)

(positif)

MINUS

METODE PONT  Derajat kontraksi / distraksi  Mild

degree : hanya 5 mm  Medium degree : 5 – 10 mm  Extreme degree : > 10 mm Penderita

Pont

Selisih

P1 – P1

X

X’

X – X’

M1 – M1

Y

Y’

Y – Y’ Jika selisih : • Minus -> rahang kontraksi • Positif -> rahang distraksi

METODE KORKHAUS •

Jarak insisivus tetap atas dan premolar adalah jarak pada garis sagital antara titik pertemuan insisivus tetap sentral dan titik dimana garis sagital tersebut memotong garis transversal yang menghubungkan premolar pertama atas pada palatum

METODE KORKHAUS Mirip dengan Pont, hanya mengganti indeks premolar Jarak P1 – P1

= ∑ I x 100 85 (index premolar)

Jarak M1 – M1

=

∑ I x 100 64 (index molar)

Kalau UGM lihat tabel I – (P1 –P1) langsung. Sebenarnya sama dengan rumus P1-P1 diatas dibagi 2 (karena diambil I –P1)

METODE KORKHAUS  Jumlah mesiodistal 21 12 = 38,33 mm

45,2 mm  Jarak P1 – P1 pengukuran = .........  Jarak P1 – P1 perhitungan (menurut rumus)

∑ I x 100 = 38,33 mm x 100 = 45,09 ........ mm 85 (index premolar) 85  Diskrepansi =

Pengukuran (model)

Perhitungan (rumus)

Diskrepansi (pengukuran – perhitungan)

.........

........

-0,7 .......

P1 – P1



Normal ( nol )

√ □ Retraksi (minus)

□ Protraksi (positif)

MINUS

METODE KORKHAUS (kalau utk UGM korkhaus dari slide ini sampai bawah tdk dipakai)

• Sebagai tambahan, Korkhaus menggunakan

garis yang ditarik dari interpremolar (menurut titik Pont) ke titik antara kedua insisif sentral maksila.

P1 – P1 ideal = ∑ I + 8 (menurut index Shwartz)

Misal ∑ I = 32 mm • P1 – P1 ideal ∑ I mm +8 = ∑ I P1 + 8–=P132ideal + 8 = 40 (menurut index • Lebar ideal = I – P1 ideal : Shwartz) 2 = 40 : 2 = 20 mm

Ukur garis Korkhaus = 17 mm

Garis Korkhaus – Lebar ideal = 17 – 20 mm = -3 mm

METODE KORKHAUS  Pengukuran garis Korkhaus sebenarnya : 17 mm  Pengukuran garis Korkhaus – Lebar ideal

= 17 mm – 20 mm = -3 mm dapat dilakukan retraksi anterior

dapat dilakukan ekspansi anterior

METODE KORKHAUS Garis Korkhaus

> terdapat proklinasi anterior atas

< • Idealnya,

Lu – LL = 2 mm

terdapat retroklinasi anterior atas

METODE HOWE Ashley E. Howe, 1947 • Dasar : 1. Ada hubungan lebar lengkung gigi dengan panjang perimeter lengkung gigi 2. Ada hubungan basal arch dengan coronal arch •

INDEKS HOWE 1.

Bila gigi dipertahankan dalam lengkung seharusnya lebar inter P1 sekurang-kurangnya = 43% dari ukuran mesioditstal M1 – M1 (P1 – P1) (M1 – M1)

2.

= 43%

Seharusnya lebar interfossa canina sekurangkurangnya = 44% lebar mesiodistal gigi anterior sampai M1 Interfossa canina = 44% (M1 – M1)

• Ukuran lengkung gigi =

distal M1 kanan – distal M1 kiri • Misal = 56,2 mm

• •



56,2 mm Jumlah lebar mesiodistal M1 - M1 = .......... Jarak P1 – P1 (tonjol) = ............. mm Indeks P = Jarak P1 – P1 x 100% = ......... x 100% 56,2 md M1 – M1 ........

= ............... % Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi :



Cukup (43%)

□ Kurang

□ Lebih

(< 43%)

(> 43%)

• Lebar inter P1 =

dari titik bagian dalam puncak tonjol bukal P1 • Misal = 45,2 mm

Lebar inter P1

• •



56,2 mm Jumlah lebar mesiodistal M1 - M1 = .......... 45,2 mm Jarak P1 – P1 (tonjol) = ............. 45,2 x 100% Indeks P = Jarak P1 – P1 x 100% = ......... 56,2 md M1 – M1 ........ 80,43 % = ............... Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi :



Cukup (43%)

□ Kurang

√ □ Lebih

(< 43%)

(> 43%)

METODE HOWE : Lengkung Basal



Jarak Inter Fossa Canina = ............ mm



Indeks FC = Jarak FC x 100% = .............% md M1-M1 Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi :



Cukup (44%)

□ Kurang

□ Lebih

(< 44%)

(> 44%)

Interfossa canina

Interfossa canina

P1 – P1 Panjang lengkung basal • Interfossa canina =

dari titik bagian dalam puncak tonjol bukal P1, atau diambil 8 mm dibawah crest interdental papil distal kaninus • Misal : 41,8 mm

Interfossa canina

P1 – P1 Panjang lengkung basal



41,8 mm Jarak Inter Fossa Canina = ............



41,8 100% Indeks FC = Jarak FC x 100% = .........x md M1-M1 56,2 74,38 = ............% Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi :



Cukup (44%)

□ Kurang

√ Lebih □

(< 44%)

(> 44%)

Indeks Fossa Canina (Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi) Jarak Fossa Canina md (M1 – M1)

>44%

Keterangan •Kasus tanpa pencabutan

37 – 44 %

• Kasus yang meragukan • Mungkin dilakukan pencabutan atau pelebaran

< 37%

•Basal arch defisiensi •Pencabutan harus dilakukan

 Jarak fossa canina

(M1 – M1)

<

= 74,38 ........ 80,43

dibanding (P1 – P1) (M1 – M1)

<

= Indeks fossa canina ..... Indeks premolar Inklinasi gigi-gigi posterior :

□ Normal (Indeks FC = Indeks P)

√ Divergen □

□ Konvergen

(Indeks FC < Indeks P) (Indeks FC > Indeks P)

Jarak fossa canina > (P1 – P1) (M1 – M1) (M1 – M1)

• Inklinasi gigi-gigi posterior di regio premolar konvergen

• Indikasi ekspansi Jarak fossa canina < (P1 – P1) • Inklinasi gigi-gigi posterior (M1 – M1) (M1 – M1) divergen

• Tidak dapat dilakukan ekspansi • Ada 3 pilihan : • Jangan dirawat • Menggeser gigi ke distal, ke bagian lengkung yang lebih besar • Dilakukan pencabutan beberapa gigi

METODE KESLING •

• •

Suatu cara yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan atau menyusun suatu lengkung gigi dari model aslinya dengan membelah atau memisahkan gigi-giginya, kemudian disusun kembali pada basal archnya baik mandibula atau maksila dalam bentuk lengkung yang dikehendaki sesuai posisi aksisnya Studi modelnya disebut Diagnostik Set Up Model Model yang telah disusun kembali disebut Prognosis Set Up Model

• Siapkan model kasus RA & RB. • Pada model RB dibuat kedudukan basis model sejajar bidang oklusal

±

15o

• Bidang oklusal dengan mandibular plane membentuk sudut rata-rata 15o

• Buat lubang dengan gergaji ± 3 mm di atas gingival margin (fornix)

• Dari lubang ini buat irisan arah horisontal ke kanan kiri sampai M1 • Kemudian dari sini buat irisan vertikal pada aproksimal M2-M1

• Beri tanda pada masingmasing gigi

• Buat irisan vertikal pada setiap aproksimal

• Susun insisif mandibula pada inklinasi dan posisi yang ideal

• Berdasar insisif RB, susun gigigigi posterior dengan atau tanpa pencabutan, tergantung kebutuhan ruang

• Susun gigi-gigi RA dengan berpatokan pada gigi-gigi RB (perhatikan overjet, overbite)

METODE CAREY Untuk menentukan stripping atau pencabutan • Membandingkan antara lebar lengkung dan besar ukuran gigi geligi. •

METODE CAREY  Ukur lengkung dari mesial M1 – mesial M1, pada kontak

poin gigi posterior dan insisal edge gigi anterior

METODE CAREY Ada 2 cara untuk menghitung lengkung : 1. Membagi lengkung menjadi 4 segmen, masingmasing segmen diukur sebagai garis lurus. 2. Melengkungkan kawat tembaga pada garis oklusi, kemudian ukur panjang kawat tersebut dengan penggaris.

METODE CAREY  Hitung lebar masing-masing gigi yang terletak pada

anterior M1 (dari P2 – P2), kemudian jumlahkan

METODE CAREY Lebar lengkung (space yang tersedia)

Jumlah mesiodistal P2 – P2 (space yang diperlukan) bandingkan

Kurang ruangan (crowding)

Ruangan berlebih (spacing)

• sampai dengan 2,5 mm -> stripping proksimal • 2,5 – 5 mm -> pencabutan P2 • Diatas 5 mm -> pencabutan P1

METODE NANCE •

• •



1934, Pasadena, California, Amerika Dasar : adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi-gigi desidui dengan gigi pengganti Tujuan : untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh cukup tersedia / lebih / kurang ruang Gigi-gigi yang dipakai sebagai dasar : c, m1, m2, dan gigi pengganti 3 4 5

METODE NANCE  Ukur mesiodistal c, m1, m2

dari model atau langsung pada masing-masing regio  Kemudian jumlahkan untuk

masing-masing regio.

METODE NANCE  Ukur jumlah mesiodistal C, P1, P2

yang belum tumbuh dari ro foto pada masing-masing regio.

 Lakukan metode Huckaba

(utk mengukur mesiodistal C, P1, P2 sesungguhnya ) : (C / P1 / P2) = M1 (C / P1 / P2) Ro M1 Ro  Kemudian jumlahkan untuk masing-masing regio (yang sudah dikoreksi dengan metode Huckaba)

METODE NANCE  Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kanan) Ruang yg ada pd sisi kanan Diskrepansi sisi kanan



Cukup

: ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Kurang □ Lebih

 Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kiri) Ruang yg ada pd sisi kiri Diskrepansi sisi kiri



Cukup

: ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Kurang □ Lebih

METODE HUCKABA  Untuk mengukur

mesiodistal C, P1, P2 sesungguhnya

 Contoh mengukur

mesiodistal P2 sesungguhnya :

P2 = M1 P2 Ro M1 Ro

METODE NANCE  Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kanan) Ruang yg ada pd sisi kanan Diskrepansi sisi kanan



Cukup

20,7 Mm : ........... : ........... Mm : ........... Mm

□ Kurang □ Lebih

 Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kiri) Ruang yg ada pd sisi kiri Diskrepansi sisi kiri



Cukup

: ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Kurang □ Lebih

METODE NANCE  Ruang yang ada pada sisi

kanan RA

METODE NANCE  Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kanan) Ruang yg ada pd sisi kanan Diskrepansi sisi kanan



Cukup

20,7 Mm : ........... 21,1 Mm : ........... +0,4 Mm : ...........

√ Lebih □ Kurang □

 Ro foto RA setelah koreksi Huckaba

(Lebar 3 4 5 kiri) Ruang yg ada pd sisi kiri Diskrepansi sisi kiri



Cukup

: ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Kurang □ Lebih



METODE NANCE  Lakukan yang sama untuk

semua regio yang ada (baik RA maupun RB, kanan maupun kiri)

METODE NANCE  Hubungan molar :  Satu bidang terminal edge to edge  Penyesuaian molar / molar

adjustment 

Leeway space : RA = 0,9 mm, RB = 1,7 mm

 Neutroklusi :  Perlu observasi  Molar adjustment, pengaturan gigi anterior  Observasi, grinding / slicing / stripping, ekspansi lengkung gigi, basal, sutura palatinum, pencabutan serial extraction

METODE MOYERS •



Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain. Jadi dengan mengukur lebar gigi dalam satu kelompok pada satu segmen dimungkinkan dapat membuat suatu perkiraan yang tepat jumlah lebar gigi -gigi dari kelompok lain dalam mulut yang sama Kelompok yang dipakai sebagai pedoman : 21 12

METODE MOYERS : ∑ I  Letakkan keempat gigi

insisif bawah pada posisi normal  Ukur lebar mesiodistal ke empat permanen insisif bawah 21 mm  ∑ I = ...........

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RA : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... : ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm

TABEL MOYERS

Jumlah lebar mesiodistal 21 12 Jumlah I RB Prediksi lebar C, P1, P2

21 Mm : ...........

19,5

20,0

20,5

21,0

21,5

22,0

22,5

23,0

RA

20,6

20,9

21,2

21,3

21,8

22,0

22,3

22,6

RB

20,1

20,4

20,7

21,0

21,3

21,6

21,9

22,2

Rahang atas

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RA : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,3 Mm : ........... : ........... Mm : ........... Mm

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm

METODE MOYERS  Ruang yang ada pada sisi

kanan RA : (dari distal i2 setelah diperbaiki posisinya sampai mesial M1)

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RA : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,3 Mm : ........... 21 : ........... Mm -0,3 Mm : ...........

□ Cukup √ □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm



METODE MOYERS  Ruang yang ada pada sisi

kiri RA : (dari distal i2 setelah diperbaiki posisinya sampai mesial M1)

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RA : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,3 Mm : ........... 21 Mm : ........... -0,3 Mm : ...........

□ Cukup √ □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang √ □ Lebih

22 Mm : .......... +0,7 Mm : ..........



METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RB : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... : ........... Mm : ........... Mm : ........... Mm

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm

TABEL MOYERS

Jumlah lebar mesiodistal 21 12 Jumlah I RB Prediksi lebar C, P1, P2

21 Mm : ...........

19,5

20,0

20,5

21,0

21,5

22,0

22,5

23,0

RA

20,6

20,9

21,2

21,3

21,8

22,0

22,3

22,6

RB

20,1

20,4

20,7

21,0

21,3

21,6

21,9

22,2

Rahang bawah

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RB : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,0 Mm : ........... : ........... Mm : ........... Mm

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm

METODE MOYERS  Ruang yang ada pada sisi

kanan RB : (dari distal i2 setelah diperbaiki posisinya sampai mesial M1)

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RB : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,0 Mm : ........... ..... Mm : ........... ..... Mm : ...........

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

: .......... Mm : .......... Mm



METODE MOYERS  Ruang yang ada pada sisi kiri

RB : (dari distal i2 setelah diperbaiki posisinya sampai mesial M1)

METODE MOYERS  Jumlah lebar mesiodistal 21 12  Tabel RA : Lebar 3 4 5

Ruang yang ada pada sisi kanan Diskrepansi

21 Mm : ........... 21,0 Mm : ........... ...... Mm : ........... ...... Mm : ...........

□ Cukup □ Kurang □ Lebih Ruang yang ada pada sisi kiri Diskrepansi

□ Cukup □ Kurang □ Lebih

...... Mm : .......... ...... Mm : ..........



TERIMA KASIH

Related Documents

Analisis Model Studi
February 2021 0
Model
January 2021 4
Studi Exegetis
January 2021 1
Studi Kasus
January 2021 0

More Documents from "Lukiyono Pawiro"