Bercak Daun

  • Uploaded by: Agas P Pradipta
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bercak Daun as PDF for free.

More details

  • Words: 1,015
  • Pages: 3
Loading documents preview...
BERCAK DAUN  Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.  Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi cokelat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian:  

secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.

Sebagian besar penyebab penyakit bercak daun adalah jamur patogen. Semisal jamur fusarium oxysporum atau jamur phytoptora sp. Dapat diatasi dengan fungisida kimia sistemik seperti Benlate yang mengandung Benomyl, atau fungisida kontak seperti Dithane M45 yang berbahan aktif Mankozeb dan sulphur. Bisa juga gabungan keduanya. Secara hayati, bisa pakai Natural Glio, yang mengandung jamur anti jamur patogen, Gliocladium Virens. Atau pakai Trico-G yang mengandung Trichoderma harzianum. Selain itu, bisa juga pakai PGPR yang terbuat dari akar bambu yang mengandung bakteri mikoriza. Secara nabati, bisa gunakan akstrak kunyit. Secara mineral, bisa pakai belerang atau blau (blue) pencuci pakaian. Kurangi kelembaban dengan memangkas daun tua yang sudah mulai menguning. Buang daunnya saja, jangan ikut tangkainya.

TEKNIS BUDIDAYA SEMANGKA 1.

 

Persiapan Media Semai Campurkan Solbi Agro sebanyak 100 ml dengan pupuk kandang sebanyak 50 kg, dan tanah untuk lahan seluas 1000m2, didiamkan selama 1 minggu ditempat teduh dengan selalu dijaga kelembabannya dan sesekali di aduk aduk / dibolak balik. Campurkan tanah halus (yang telah diayak) sebanyak 2 ember, pupuk kandang matang yang telah diayak 1 ember, dan TSP +/- 50 gram dan dimasukkan dalam polibag ukuran 8×10 cm hingga terisi 90% nya. 2.

  

Teknis Perkecambahan Benih Benih dimasukan ke dalam kain lalu direndam dengan larutan Solbi Agro sebanyak 5 cc per liter air selama 10 jam. Setelah dilakukan perendaman, benih tersebut diperam dalam kertas sampul warna coklat atau Koran selama 1–2 hari. Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke media persemaian. 3.

   

Persemaian Benih dan Pemeliharaan Bibit Media semai disiram air secukupnya Benih yang telah keluar calon akar sepanjang 2 cmm disemaikan dalam polibag sedalam 1-1,5 cm. Polibag persemaian diletakkan berderet dan terkena sinar matahari penuh Penyiraman 1-2 kali sehari dan pada umur 12-14 hari bibit siap dipindam tanam ke lahan.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM 1.

    

Pembukaan Lahan Lakukan pembajakan sedalam 30 cm dan kemudian dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu. Buat bedengan dengan lebar 1 m, tinggi 0,5 m, dan lebar telasah 2 m. Berikan kapur dolomite agar mencapai pH 6-6,7 Berikan pupuk kandang yang telah dicampur Solbi Agro ( 1lt Solbi Agro untuk 1 ton pupuk kandang), seminggu sebelum tanam.

 

Pemupukan dasar dengan TSP 200 kg / ha, ZA 140 kg / ha dan KCL 130 kg / ha. Bedengan perlu diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar membantu mengurangi penguapan air dan pertumbuhan tanaman penggangu lainnya. TEKNIS PENANAMAN SEMANGKA 1.

  

Pembuatan lubang Tanam Dilakukan satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8 cm, dengan jarak 20-30 cm dari tepi bedengan. Jarak tanam antar lubang 90-100 cm. Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian dilakukan penyiraman hingga cukup basah. PEMELIHARAAN TANAMAN 1.



Penyulaman Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam.

2.    

Penyiangan Lakukan penyiangan dengan cara mengatur cabang primer dan hanya dipelihara 2-3 cabang saja tanpa memotong cabang sekunder. Ujung cabang sekunder disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh padaruas yang ada buahnya dipotong agar tidak menganggu pertumbuhan buah. Lakukan perempelan tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan buah. 3.

 

Pengairan dan Penyiraman Pengairan dilakukan dengan dibasahi saluran antar bedengan dengan cara di siram dengan pipa atau digembor dengan waktu 4-6 hari. Volume penyiraman tidak boleh terlalu berlebihan. 4.

   

Pemupukan Pemupukan satu minggu setelah tanam dengan menggunakan ZA 40 kg/ha, KCL 140 kg/ha Pemupukan semangka dua minggu setelah tanam mengunakan ZA 120 kg/ha, TSP 85 kg/ha, KCL 170 kg/ha. Pemupukan semangka saat berbunga menggunakan ZA 130 kg/ha, KCL 30 kg/ha Lakukan penyemprotan Solbi Agro dengan dosis 500 ml dilarutkan dengan 200 liter air, dan disemprotkan merata setiap 2 minggu sekali. 5.

  



Sortir Buah Pilih buah yang cukup besar bulat baik dan tidak cacat, terletak antara 1-1,5 m dari perakaran tanaman. Sisakan hanya 1-2 buah saja, lainnya di pangkas. Jika berat buah sudah hampir 2 kg, bolak balik buah agar didapat pencahayaan matahari dan warna yang rata.

Bercak Daun Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.

Penyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun selama budidaya tanaman semangka disebabkan oleh serangan bakteri, bakteri berkembang pesat terutama saat musim hujan. Serangan penyakit bercak daun ditandai adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun semangka mengeluarkan cairan, akhirnya daun semangka mengering. Pengendalian serangan penyakit bercak daun dengan bakterisida dari golongan antibiotik berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, validamisin, kasugamisin, atau oksitetrasiklin, atau golongan anorganik tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan Bercak daun Penyakit ini disebabkan oleh spora bibit penyakit yang terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejalanya adalah adanya bercak-bercak kuning pada permukaan daun, yang selanjutnya

berubah menjadi coklat dan pada akhirnya mengering dan mati. Atau terdapat rumbairumbai halus yang berwarna ungu atau abu-abu. Pengendalian secara non kimiawi dapat dilakukan dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan tetap bersih. Bisa juga dengan cara menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau dengan menanam benih yang sudah direndam obat. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida. Bercak Daun Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

Related Documents

Bercak Daun
January 2021 1
Kutu Daun
January 2021 1
Kutu-daun
January 2021 2
Karat Daun Kopi
January 2021 1
Rekayasa Organ Target Daun
February 2021 0
Penyakit Karat Daun
January 2021 1

More Documents from "Nurhayatul Fadzila"

Bercak Daun
January 2021 1
Dashboard Reporting
January 2021 1
Mini Cex
January 2021 2
January 2021 2