Bibliologi

  • Uploaded by: Wahyu Aby Michael
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bibliologi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,785
  • Pages: 7
Loading documents preview...
Doktrin adalah hal yang esensial bagi iman Kristen. Doktrin merupakan fondasi untuk sesuatu dapat berdiri dengan tegak, dimana khususnya dalam hal ini adalah mengenai iman Kristen. Salah satu teolog Kristen, Alister McGrath menulis sebuah buku bagaimana memahami doktrin. Penulis akan mencoba untuk memaparkan hal – hal yang apa dijelaskan dalam bukunya tersebut. Ia memulai dengan pernyataan bahwa komitmen adalah hal yang fundamental dalam kehidupan manusia. Kesetiaan manusia didasarkan pada seperangkat keyakinan, dimana banyak pertanyaan-pertanyaan yang memaksa seseorang untuk berfikir mengenai keyakinannya dan ia harus membuat pilihan. Ia mendefinisikan doktrin sebagai seperangkat nilainilai dalam hidup manusia yang dipercayai. Prinsip – prinsip orang Kristen dilandaskan pada Doktrin Kristen namun bukan berarti hanya berfokus pada doktrin, oleh sebab pusat iman Kristen adalah Pribadi Yesus Kristus. Kekristenan tidaklah menyatakan bahwa Kristus mempunyai otoritas karena pengajarannya dapat diterima, sebaliknya pengajaran-Nya memiliki otoritas kebenaran tentang siapakah diri-Nya. Doktrin mengenai Kristus muncul dari kebutuhan untuk berbicara kebenaran tentang Kristus. Disisi yang satu, doktrin merefleksikan sebuah komitmen kepada kebenaran, dan disisi lainnya Yesus Kristus sebagi pusat dari iman Kristen. Doktrin menolong seseorang untuk menanggapi secara pribadi kasih dan kebenaran Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Namun justru banyak orang – orang Kristen yang memiliki kesulitan dengan doktrin dan menganggap bahwa doktrin banyak menimbulkan kontroversi. Ia menjelaskan bahwa doktrin Kristen merupakan respon gereja kepada Allah, sebagaimana Dia telah menyatakan diri-Nya, terutama dalam Kitab Suci dan melalui Yesus Kristus. Doktrin itu bukanlah hanya mengenai pengajaran Kristen, sebab doktrin Kristen adalah hal yang kompleks. Menurutnya doktrin memiliki empat tujuan utama : 1. Untuk menceritakan kebenaran bagaimana hal-hal tersebut ada Kepercayaan adalah hal yang penting karena mereka mengklaim untuk menjelaskan bagaimana sesuatu ada. Mereka menyatakan kebenaran tetang suatu realita. Kepercayaan bukanlah hanya ide yang terserap oleh pikiran, mereka juga mempengaruhi apa yang kita lakukan dan apa yang kita rasakan, juga mempengaruhi harapan dan ketakutan kita. Doktrin bukan ciptaan manusia, tetapi sebuah respon terhadap wahyu Allah. Doktrin muncul dari komitmen gereja untuk menceritakan kebenaran tentang Allah di dalam Yesus Kristus. 2. Untuk meresponi wahyu Allah Iman Kristen dan doktrin Kristen keduanya adalah sebuah respon kepada Allah, sebuah reaksi pada tindakan Allah dalam Yesus Kristus yang telah mewakili Allah sebagai manusia. Alkitab menyaksikan Yesus, tetapi berisi lebih dari sekedar cerita sejarah-Nya. Itu menyatakan bagaimana orang Kristen mula-mula mengerti Dia, dan bagaimana pengaruhnya harus mereka miliki dalam kehidupan mereka. Alkitab menyaksikan wahyu Allah dan itu adalah pusat sumber iman dan doktrin Kristen. Namun ternyata disisi lain ada yang menganggap

tradisi juga sebagai sumber Iman Kristen, tetapi Alister mengatakan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber Iman Kristen sedangkan tradisi adalah sebuah cara tertentu untuk mengerti Alkitab yang telah dikenali Gereja bahwa itu dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Orang Kristen harus menerima otoritas Alkitab seperti yang tertuang dalam kredo dan itu harus ditafsirkan dengan cara yang telah diajarkan oleh para rasul dan bapa-bapa Gereja. Tradisi adalah refleksi historis terhadap Alkitab, bukan sebagai sumber seperti Alkitab. Doktrin sendiri bukanlah untuk menafsirkan Alkitab. Sebab, sesuai prinsip Reformasi, Alkitab sendirilah yang menafsirkan Alkitab. Tujuan utama doktrin sendiri adalah mengijinkan intepretasi dan aplikasi Alkitab yang dapat dipertanggungjawabkan. Doktrin mengintegrasikan pernyataan – pernyataan dalam Alkitab dan menyatukan kaleidoskop dari Alkitab yang merupakan pengakuan mengenai Allah, Yesus Kristus dan natur manusia. Contohnya adalah doktrin mengenai Tritunggal. Dimana ada pernyataan-pernyataan penting yang disaksikan oleh Alkitab : 1. Allah menciptakan dunia 2. Allah menebus kita melalui Yesus Kristus 3. Allah hadir dalam gereja-Nya melalui Roh Hal tersebut menyatakan bahwa doktrin adalah mengintegrasikan tiga elemen pernyataan Alkitab dalam satu tema besar yang menyeluruh. Hal – hal yang dideklarasikan tersebut menjadi sebuah aspek yang penting dalam pemahaman orang Kristen mengenai Allah. Karena itu doktrin tidak pernah menjadi pengganti untuk Alkitab. Doktrin selalu dibawah Alkitab, dan Firman Allah mendahului, menciptakan dan mengkritik semua statemen-statemen doktrinal. Doktrin memang seperti kelihatan abstrak, namun perwujudan doktrin pada dasarnya adalah intepretasi mengenai kisah Yesus Kristus, dimana hal itu menyatakan pada fakta bahwa doktrin sungguh didasarkan pada realita kehidupan. Doktrin bertujuan menghubungkan realitas keberadaan kita dengan realitas keberadaan-Nya. Doktrin itu mengenai ide, dan ide itu berasal dari Alkitab. Faktanya, Doktin Kristen adalah sumber yang sangat penting dalam pemahaman dan mentransformasi pengalaman manusia. 3. Untuk menunjukkan, mengintepretasi, dan mengubah pengalaman manusia Dalam Kekristenan, ada dua pandangan ekstrim dimana disalah satu pihak berpandangan subyektif dan dipihak lain obyektif. Disatu pihak menekankan iman yang murni melibatkan emosi dan dipihak lain menekankan rasio manusia. Iman bukanlah hanya tentang kepercayaan, namun mengenai kehidupan, yang memiliki berbagai kekayaan aspek. Allah orang Kristen bukanlah sesuatu yang abstrak secara rasio, melainkan Allah yang dikenal melalui pengalaman pribadi. Iman menyangkut relasi dengan seorang pribadi – Yesus Kristus – yang masuk kedalam pengalaman kita dan mengubahnya. Pengalaman kita sebenarnya tidak mungkin digambarkan dengan kata-kata, namun kita harus berbicara tentang Allah, dimana kita membagikan kasih, kekaguman kita menyembah-Nya pada orang lain. Iman itu melibatkan hati dan rasio. Sementara itu

doktrin tidak dapat menjadi pengganti sebuah pengalaman Allah yang hidup. Namun doktrin menujukkan dan mengintepretasi pengalaman agar mengubahnya dengan perjumpaan Kristus yang bangkit, sehingga melaluinya kerinduan manusia akan Allah menjadi dipuaskan. Doktrin juga memberi kita suatu kerangka yang membuat kita mengerti akan pengalaman-pengalaman yang berkontradiksi. 4. Memberikan identitas kepada orang Kristen sebuah kesadaran akan identitas dan tujuan Doktrin membedakan manusia dari dunia, itu memberinya sebuah kesadaran tentang identitasnya di dunia. Orang percaya yang mengalami pengalaman dengan Allah menemukan bahwa diri mereka dipisahkan bagi dunia, hidup dalam dunia namun tidak seperti dunia. Doktrin menolong gereja untuk memenuhi panggilannya. Dalam penggilannya Gereja muncul ke dalam dunia melalui kehidupan, kematian dan kebangkita Yesus Kristus, Allah telah memberinya identitas tersebut. Itu sebuah alasan keberadaan Gereja untuk memberitakan Yesus Kristus kepada dunia sehingga mentransformasi dunia menjadi ciptaan baru. Doktrin juga memelihara identitas Gereja, dan mengingatkan kesetiaan akan panggilannya. Doktrin berfungsi meneguhkan dan mengidentifikasi apa yang menjadi keunikan dari Injil dan mengkritik gereja atau orang percaya ketika mereka kehilangan keunikan dan relevansi yang telah Allah nyatakan kepada dunia. Doktrin secara umum dianggap sebagai pengajaran berotoritas yang penting terhadap identitas komunitas Kristen. Dua prinsip dasar yang menentungkan aspek penting dari doktrin Kristen : a. Doktrin membedakan Gereja dari dunia, termasuk agama non-Kristen dan Budaya sekuler Barat. b. Doktrin membedakan satu denominasi Kristen dengan denominasi lainnya . Doktrin memiliki jenjang-jenjang tingkatan sebab tidak semua sama pentingnya. Semua orang Kristen hendaknya bersatu didalam iman yang fundamental. Ketidaksetujuan diterima sebagai masalah – masalah yang sekunder. Masalahnya adalah, manakah yang fundamental dan mana yang sekunder ? Ada lima doktrin dasar yang penting terhadap identitas Kekristenan : 1. Keilahian Yesus Kristus 2. Kemanusiaan Yesus Kristus 3. Keberadaan Allah 4. Doktrin keselamatan oleh kasih karunia melalui iman. 5. Doktrin Tritunggal. Sedangkan doktrin sekunder meliputi : 1. Dengan cara apa Kristus hadir dalam sakramen. 2. Apakah baptisan menandakan atau menyebabkan orang percaya lahir kembali 3. Apakah “pembenaran” berarti “menyatakan benar” atau membuat benar” 4. Dalam cara apa yang tepat bahwa Yesus sebagai Allah dan manusia.

Doktrin mencoba untuk mendefinisikan hal-hal yang penting dan fundamental untuk

Kekristenan dan menyatakan identitas serta tujuan mengenai panggilannya di dalam dunia. Ia menyimpulkan bahwa identitas Kekristenan tidaklah ditentukan oleh manusia, tetapi oleh Allah yang memanggil Gereja menjadi ada. Itu bukanlah panggilan pada ketaatan buta terhadap suatu otoritas, tetapi sebuah respon kesetiaan dan ketaatan terhadap kebenaran. Kasih Allah yang dinyatakan dalam salib adalah simbol dari iman Kristen yang disini tersembunyi identitas orang – orang percaya yang sejati. fffffffffffffffffffffffffffffff vvvvvvvvvvvvvdddddddddddddddddv

(Kasih contoh penbusan Kristus) Alister McGrath juga menjelaskan kaitan antara doktrin dan iman. Ia menyatakan bahwa kekristenan itu adalah mengenai datang kepada hidup yang penuh dengan kelimpahan. Namun seringkali terjadi kesalahapahaman dalam kekristenan bahwa iman Kristen hanyalah menerima sesuatu yang benar. Dalam hal ini ia memberikan beberapa pengertian mengenai natur iman yang dihubungkan dengan pentingnya doktrin dalam iman Kristen. Ada 3 hal mengenai natur iman : 1. Faith as assent, iman percaya bahwa hal tertentu adalah benar. Sebagaimana kita percaya bahwa Allah itu ada. 2. Faith as trust, iman adalah respon dari keseluruhan hidup kita kepada pribadi Allah. 3. Faith as commitment, Iman adalah komitmen kita kepada Allah, keputusan kita mengijinkan Dia untuk hadir dalam hidup kita, memimpin, dan memerintah kita. ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff Iman Kristen bukanah ketaatan yang buta. Mereka memiliki kesempatan mengetahui sesuatu tentang Dia sebelum dirinya berkomitmen kepada-Nya. Keperluan untuk mengetahui tentang Allah adalah menekankan pentingnya doktrin Kristen. Doktrin berhubungan dengan pembelaan dan penjelasan hal – hal yang dapat dipercaya, integritas dan kebenaran Allah, sebagaimana kita mengenal-Nya di dalam Alkitab dan melalui Yesus Kristus. Hal itu penting karena orang-orang Kristen meletakkan keyakinannya kepada Allah yang layak untuk dipercaya. Iman percaya di dalam Allah yang dinyatakan oleh doktrin sebagai yang patut dipercayai dan yang doktrin deklarasikan untuk dikenal dan dijumpai dalam Yesus Kristus. Doktrin memiliki peranan yang penting karena itu membentuk sikap terhadap Allah dan dunia. Selain itu Alister McGrath juga menyoroti masalah umum dimana terdapat pernyataan bahwa doktrin itu sesuatu yang tidak relevan. Namun ia berargumen bahwa sikap seseorang bergantung kepada doktrin. Kemudian ia menjelaskan bagaimana doktrin mempengaruhi sikap. Ada 2 tema kunci yang ia berikan, yaitu, Spiritual dan Etika. Spirituality adalah tentang cara mendalami pengetahuan kita dan kasih Allah yang memimpin kepada kehidupan Kristen yang lebih otentik. Spiritual memfokuskan penerapan sikap yang benar terhadap Allah dan ciptaan-Nya, sedangkan sikap dibentuk dan diperoleh melalui doktrin. (BERI CONTOH DOKTRIN). Selanjutnya adalah hal mengenai Etika. Ia memulai dengan persoalan dimana golongan Liberal menyatakan etika yang mirip seperti Kekristenan ada juga dalam berbagai agama berarti etika bersifat universal sehingga untuk membuat nilai-nilai etika tidak perlu harus belajar teologi Kristen terlebih dahulu. Namun penulis-penulis Kristen telah membangun suatu keyakinan yang lebih besar bahwa ada sesuatu yang khas dari moral Kekristenan, dimana hal ini didasarkan pada doktrin Kristen. Tentang bagaimana doktrin mempengaruhi moral Kristen ia menjelaskannya dalam empat doktrin Kristen utama yang mempunya pengaruh dalam tindakan kita. 1. Doktrin pembenaran oleh Iman cchhhhhhhhhhhhhcccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc Ada dua point yang ditekankan disini, yang pertama yaitu tidak ada cara dimana tindakan moral kita dapats memperoleh keselamatan kita. Yang kedua adalah meresponi pembenaran kita dengan mengerjakan keselamatan tersebut. 2. Doktrin dosa asal

Doktrin dosa asal melenyapkan kenaifan pandangan mengenai kesempurnaan manusia. Doktrin ini mengidentifikasi bahwa ada hal yang salah dalam natur manusia, yang membuat manusia menjadi egois, memberontak dan tidak taat. Doktrin ini membuat kita mengerti bahwa manusia telah jatuh, dengan tingkat kemampuan berbuat jahat yang mengkhawatirkan, dan mengetahui bahwa itu jahat. 3. Doktrin penciptaan Tumbuh sebuah kesadaran bahwa kita telah ditempatkan diantara ciptaan Allah dan bertanggung jawab untuk merawat dan menjaganya. 4. Doktrin Inkarnasi Doktrin inkarnasi berbicara kepada kita mengenai Allah yang menjadi manusia. Allah menebus ciptaan-Nya dari antara ciptaan tersebut. Melalui Yesus Kristus sebagai representatif Allah, kita dianjurkan untuk menjadi penurut – penurut Allah, sebagaimana Yesus hidup, demikian kita juga hidup deperti Dia, hidup di dalam kasih dan mengasihi orang lain (Ef. 5:1).

Alister kemudian melanjutkan apakah Kekristenan tanpa doktrin itu mungkin ? Ia menganggap pernyataan ini tidak bisa dipertahankan. Pandangan tersebut menyebutkan bahwa injil adalah moral atau bukan sama sekali sesuatu. Kekristenan adalah tentang sikap dan tindakan, bukan tentang dogma. Ia menyebutkan hal-hal

yang akan melawan pandangan Kekristenan tanpa doktrin. Yang pertama adalah

Percaya di dalam Yesus bukan dengan Yesus. Adalah mustahil berbicara tentang Kekristenan untuk meniru hubungan pribadi Yesus kepada Bapa-Nya. Kita tidak pernah sama dengan keunikan-Nya dan hubungan-Nya dengan Bapa. Yang kedua, Otoritas Yesus terletak pada keyakinan kita tentang Dia. Pengajaran Yesus memiliki otoritas akan siapakah Yesus dan identitas serta signifikansi Yesus hanya dapat dijelaskan dalam istilah doktrin. Yang ketiga, Injil itu sendiri terletak pada kerangka doktrinal. Doktrin bertujuan untuk menjelaskan tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang mana itu adalah kabar baik. Yang keempat, Doktrin mendefinisikan bagaimana cara yang tepat untuk merespon Injil. Doktrin membuat kita lebih jelas apa yang harus kita lakukan agar bisa memulai hidup Kekristenan karena hal tersebut merupakan prasyarat yang tepat dan penting untuk semua moral dan spiritualitas Kristen. Yang kelima, Doktrin adalah hasil yang tepat dari refleksi iman. Refleksi doktrinal adalah produk dari sebuah semangat untuk mencari kebenaran, menggabungkan rasa keingintahuan dan kejujuran.

Kemudian Alister McGrath melanjutkan dengan problema “heresy”. Heresy atau bidat menurutnya adalah sesuatu yang muncul diantara kekristenan. Ia membedakan pengertian antara “heresy” dengan “unbelief”. Ia mendefinisikan unbelief sebagai penolakan terhadap tindakan penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Heresy adalah suatu bentuk yang tidak cukup atau deficit dari Kekristenan. Ia muncul dengan pemahaman yang tidak cukup dari inti kepercayaan Kristen. Heresy menunjukkan ketidakkonsistenan dan konflik dengan pemaham penebusan di dalam Kristus Yesus. Beberapa macam bidat yang disebutkannya adalah Arianisme dan Apollinarisme. Arianisme menyatakan bahwa Yesus hanyalah ciptaan, bukan Allah

yang berinkarnasi. Hal ini mengancam doktrin keselamatan Kristen. Sedangkan Apollinarisme menyatakan bahwa Yesus sepenuhnya adalah manusia. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa heresy adalah versi dari Kekristenan yang cacat. Ia menerima premis utama Iman sehingga membedakan dengan “unbelief” namun karena ketidakcukupan pemahamannya ia mengancam Kekristenan. Prinsip utamanya adalah mengenai pribadi Yesus Kristus. Ia harus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah, jika tidak maka akan terjadi inkonsistensi diantara prinsip-prinsip yang ada. Alister McGrath kemudian melanjutkan membahas tentang pergumulan dengan doktrin dan penemuan kredo. Kredo yang dikenal kebanyakan orang Kristen telah dimasukkan dalam berbagai bentuk tata ibadah. Hal itu menjadi semakin penting di abad ke-20 sehingga menyatukan Kekristenan. Kredo paling tua dan sederhana secra umum dikenal sebagai kredo para rasul. Semua Gereja mengenali otoritasnya dan kepentingannya sebagai standar doktrin. Asal-usul kredo ditemukan dalam Perjanjian Baru itu sendiri. Ada panggilan yang sering untuk “dibaptis dalam nama Yesus Kristus”. (Kis 2:38; 8:12; 10:48). Yang paling simple adalah terlihat dalam pengakuan “Yesus adalah Tuhan!” (Rom. 10:9; 1 Kor. 12:3; 2 Kor. 4:5). Untuk menyatakan Yesus adalah Tuhan melibatkan dua klaim yang saling berhubungan. Yang pertama, menyatakan kesetiaan dan komitmen kepada Yesus Kristus. Dimana ia menerimanya sebagai Tuhan dalam hidupnya. Yang kedua, menyatakan hal tertentu mengenai Yesus, terutama hubungan-Nya dengan Allah. Kredo adalah ekspresi klasik mengenai apa yang orang Kristen percaya, mengenai Allah dan Yesus Kristus. Kredo para Rasul pada gereja mula-mula menempatkan penekanan pada kepentingan dari baptis pertobatan. Dimana pentingnya baptis adalah untuk mengumumkan bahwa orang yang percaya itu telah mati bagi dunia, dan lahir baru untuk hidup baru dalam Kristus. Tujuan kredo menurutnya ada tiga hal. Yang pertama, kredo menyediakan ringkasan doktrin utama iman Kristen. Yang kedua, kredo memungkinkan kita untuk mengenali dan menolak versi dari Kekristenan yang tidak utuh. Yang ketiga, kredo menekankan bahwa ketika kita percaya, kita masuk ke dalam komunitas iman yaitu menjadi anggota tubuh Kristus, yang adalah Gereja. Kredo menyediakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk bergumul dengan doktrin-doktrin Kristen dan memikirkan kepentingannya. Alister McGrath menolong dengan memberikan pertanyaanpertanyaan seperti berikut ini : 1. Bagian – bagian kitab suci apakah yang mengintegrasikan doktrin ? 2. Apakah itu memberitahu kita tentang Allah ? Yesus Kristus atau dirikita sendiri ? 3. Bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan Kristen ? 4. Bagaimanakah percaya dalam doktrin ini membedakan kita dari orang-orang Non-Kristen ?

Dalam bagian terakhir Alister McGrath menguji tiga kunci doktrin secara lebih detail. Setiap doktrin tersebut berhubungan dengan pemahaman sentral iman Kristen.

Pribadi Yesus Kristus

Doktrin Kristen mengenai Pribadi Yesus Kristus seringkali mendiskusikan bagian Inkarnasi. Dimana itu adalah kata yang penting yangmerupakan ringkasan kepercayaan Kristen bahwa Yesus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Yesus bertindak sebagaimana Allah bertindak, dan semua maksud dan tujuan-Nya menunjukkan bahwa Dia Allah. Doktrin ini begitu penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemahaman Kristen yang otentik mengenai realita. Namun ada penulis Modern yang menantang pandangan ini, dimana ia mengatakan bahwa doktrin tersebut salah. Munculnya cara pandang sains, memaksa kita untuk meninggalkan ide bahwa Yesus adalah Allah. Mereka juga berargumen bahwa hal itu tidak perlu. Kekristenan dapat menjadi sempurna tanpa adanya ide Allah menjadi manusia. Doktrin inkarnasi mudah sekali mendapatkan kritikan. Salah satunya muncul pertanyaan, bagaimanakah seorang pribadi dapat menjadi dua yaitu Allah dan manusia pada waktu yang sama ? Bahkan John Hick menegaskan bahwa ide Kristus adalah dua pribadi yaitu Allah dan manusia secara logika berkontradiksi. Bahkan semua teolog-teolog modern sepakat berkata “kontradiksi!”. Tetapi Alister McGrath mngatakan bahwa Hick kurang pengetahuan yang memadai mengenai perkembangan Kristologi di abad pertengahan. McGrath menyatakan bahwa faktanya tidak ada ketidakcocokan logika diantara Allah dan manusia dalam inkarnasi yang didemonstrasikan. Selanjutnya ia mengulas mengenai munculnya versi Kristen yang baru dimana mereka telah memodifikasi dan mengeliminasi tema-tema doktrin utama Kristen seperti Inkarnasi dan Kebangkitan Kristus dengan tidak menyertakan atau melanjutkan lagi bentuk-bentuk doktrin mula-mula yang telah dirumuskan oleh para Bapa Gereja. Hasil – hasil atau dampak dari eliminasi tersebut mengenai hal-hal seperti berikut ini: a. Inkarnasi dan Kasih Allah b. Inkarnasi dan penderitaan c. Inkarnasi dan Penebusan d. Inkarnasi dan Signifikansi Yesus Kristus Alister McGrath menyimpulkan bahwa pembahasan mengenai doktrin inkarnasi adalah penting, karena itu merupakan elemen fondasi dalam iman Kristen. Sedangkan problem mengenai kritik doktrin Inkarnasi ada dua presuposisi : yang pertama, ada yang memotong unsur – unsur tertentu dari iman Kristen namun tanpa memiliki efek yang merugikan. yang kedua meninggalkan ide-ide yang rasional dan kesulitan – kesulitan yang bersifa metafisika sehingga lebih masuk akal, kedua hal ini menurutnya perlu dipertanyakan dan harus ditantang.

Seperti yang dikemukakan oleh Alister McGrath bahwa selanjutnya

Related Documents


More Documents from "cbodho"