Diktat Homiletika Dasar

  • Uploaded by: Yehuda Pramana
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diktat Homiletika Dasar as PDF for free.

More details

  • Words: 7,922
  • Pages: 36
Loading documents preview...
DASAR-DASAR HOMILETIKA

DIKTAT

Dr. Chandra Kirana Luhur, M.Pd

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA KRISTUS ALFA OMEGA SEMARANG 2019

MENGENAL HOMILETIKA

Homiletika berasal dari kata Yunani "Homilia" yang mempunyai arti dasar; perundingan, penguraian atau khotbah. Homiletika dapat didefinisikan sebagai berikut; Ilmu Berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak supaya pokok yang disampaikan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan berkuasa. Tekanan dalam kata ini adalah bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen secara teratur, sistimatis dan sedap didengar agar pendengar dapat menerima dengan baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi di atas mengandung dua indikasi yaitu; persiapan bahan khotbah, dan yang utama persiapan menyampaikan khotbah. Itu berarti homiletika adalah sebuah ilmu yang praktis yaitu mempelajari bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen termasuk syarat-syarat dalam mendidik seseorang menjadi seorang pemberita firman yang baik.

APA ITU KHOTBAH

1. Khotbah adalah ketrampilan komunikasi dari suatu konsep atau gagasan Alkitabiah yang

dapat diambil melalui penafsiran yang benar dari ayat-ayat Alkitab (itu sebabnya pelajaran hermeneutika adalah syarat mutlak bagi orang yang mau belajar homiletika) dan diterapkan melalui kuasa Roh Kudus pada kehidupan pengkhotbah dan pendengar khotbah (Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati).

2. Khotbah adalah Firman Tuhan yang diterima, dirasakan dan dilakukan oleh diri sendiri

kemudian diutarakan dengan tegas dan nyata, supaya menjadi kesaksian dan jalan keselamatan bagi orang lain.

KEDUDUKAN HOMILETIKA DALAM TEOLOGI

Secara umum teologi dibagi dalam 4 bagian besar, yaitu :

1. TEOLOGI BIBLIKA

Teologi ini bertugas menggali arti dan makna yang benar serta kebenaran- kebenaran yang ada di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai pegangan iman. Ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain; Introduksi PL dan PB, Eksposisi PL dan PB, Bahasa Ibrani dan Yunani, Hermeneutika- Eksegese (ilmu tafsir). Teologi PL dan PB.

2. TEOLOGI SISTEMATIKA

Teologi ini bertugas menemukan, merumuskan dan mempertahankan dasar iman sambil menyelidiki cara dan pengalaman iman, dalam berpikir dan bertindak terhadap obyek yang bersifat dogmatis. Bidang-bidang yang termasuk antara lain: Teologi Proper, Doktrin Trinitas, Kristologi, Pneumatologi, Bibliologi, Eklesiologi, Eskatologi, Sinologi, Angelologi, Teologi Paulus, Teologi Calvin, dll.

3. TEOLOGI HISTORIKA

Teologi ini bertugas mengikuti dan menyelidiki perkembangan pengajaran dan sejarahnya, gereja dan sejarahnya, misalnya: Sejarah Gereja Dunia, Sejarah Gereja Asia, Sejarah Gereja Indonesia, Sejarah Doktrin, dll.

4. TEOLOGI PRAKTIKA

Teologi ini bertugas memikirkan dan melancarkan cara penyampaian iman dalam usaha pemberitaan agar relevan dan mengena. Pendeknya, teologi ini bertugas untuk memikirkan bagaimana ketiga teologi di atas dapat memaknai hidup manusia. Bidang-bidangnya antara lain; Homiletika, Kateketik, Evangelisasi, Misiologi, Pendidikan Kristen, Apologetika, Pertumbuhan Gereja, Manajemen Gereja, Kepemimpinan Kristen, Metode Pekabaran Injil, dll.

Jadi jelas letak Homiletika atau ilmu berkhotbah adalah di bawah disiplin teologi praktika. Sering dalam diskusi yang terjadi di antara mahasiswa teologi ada anggapan menganggap rendah teologi praktika.

Sesungguhnya teologi praktika punya peranan yang sama pentingnya dengan ketiga bidang teologi yang lain. Misalnya seorang yang punya banyak modal tidak mungkin dapat menghasilkan suatu barang jika tidak ada yang mengerjakannya. Jika ada yang mengerjakannya menjadi suatu barang tetapi tidak ada yang memasarkannya maka barang tersebut tidak berarti karena tidak akan menghasilkan keuntungan yang besar. Tanpa ilmu praktika, mungkin doktrin dan pengertian Alkitab sulit dimengerti dengan baik oleh orang lain. Saya berpendapat, ketiga bidang teologi tersebut sama pentingnya. Tanpa kehadiran yang satu maka yang lain akan terasa kurang.

DASAR TEOLOGIS KHOTBAH

1. KEYAKINAN AKAN ALLAH

Allah pencipta itu ada dan terus ada tetapi karena dosa manusia tidak dapat mengenal keberadaan Allah secara benar. Keberadaan Allah yang adalah terang, keberadaan Allah yang adalah kasih, keadilan dan kedaulatan Allah, pemeliharaan dan hukuman Allah, semua yang nyata jelas dalam Alkitab, harus diajarkan dan diberitakan melalui khotbah. Manusia perlu mengenal Allah. Allah berfirman, "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-korban bakaran" Hosea 6:6. Hanya dengan mengenal Allah manusia akan mengerti siapa dirinya dan bagaimana harus menjalankan hidup ini. Dengan kata lain pengenalan akan Allah akan membuat manusia bahagia.

2. KEYAKINAN AKAN ALKITAB

Alkitab adalah Firman Allah dari Allah yang kekal. Allah masih dan terus akan berbicara melalui Firman-Nya (Alkitab) yang berkuasa untuk mengajar, untuk menyatakan dosa dan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran Allah (2TIM 3:16). Alkitab adalah terang dan hikmat bagi manusia. Dari Alkitab manusia dapat menemukan jalan keselamatan, dan menolong manusia untuk bertumbuh dalam kebenaran.

3. KEYAKINAN BAHWA ALLAH BISA MEMAKAI MULUT MANUSIA

UNTUK KEMULIAAN-NYA Waktu Yesus akan meninggalkan para muridnya, Ia memberikan Amanat Agung, yaitu untuk menyaksikan pribadi dan karya-Nya. Itu berarti manusia dapat menjadi alat pemberitaan Firman Allah. Manusia harus mengenal Firman Allah dengan benar dan kemudian belajar

untuk melakukannya baru dapat memberitakan Firman Allah dengan baik dan benar. Memang seorang dapat juga pengkhotbah memanipulasi ayat-ayat Alkitab dan menggunakannya untuk keuntungan pribadi, namun dari segi positif, Allah mau berkomunikasi kepada manusia lewat seorang pengkhotbah. Robinson berkata, "The pracher seeks to bring the message of definite units of God’s Word to this people" Namun perlu diingat bahwa pengkhotbah dapat salah berkhotbah tetapi Firman Allah tidak pernah salah.

4. KEYAKINAN BAHWA SESUNGGUHNYA MANUSIA BUTUH FIRMAN TUHAN

Firman Tuhan menjawab semua kebutuhan manusia. Adapun kebutuhan manusia itu adalah:

1. Kebutuhan akan Injil

Manusia perlu mendengar Injil yang olehnya manusia dapat diselamatkan, dilepaskan, dari segala penderitaan karena dosa. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. (Rom 1:16-17)

2. Kebutuhan akan Ajaran

Manusia perlu mendapat ajaran yang sehat yang mengajarkan segala kebenaran Allah dalam Alkitab. Ajaran-ajaran tersebut memberi pengertian kepadanya akan hal hidupnya yang dapat diberkati Tuhan. (Maz 119:66, 130).

3. Kebutuhan Etika

Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan sesamanya, baik dalam keluarganya, di antara umat Tuhan, maupun di tengah-tengah masyarakat pada umumnya agar ada ketentraman. (Maz 119:165)

4. Kebutuhan untuk Melayani

Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menyatakan terima kasihnya kepada Tuhan dengan berpartisipasi dalam pelayanan. Dengan kasih Kristus dalam hatinya ia tidak dapat menjadi anggota tubuh Kristus yang pasif saja. Ia harus melayani. Alkitab berkata, "Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita ini hidup di dalamnya" (Efe 2:10) Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah adalah juga untuk melayani Dia.

5. Kebutuhan untuk Memuji dan Menyembah Tuhan

Pemazmur berkata, "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukumhukum-Mu yang adil" (Maz 119:164) Manusia perlu mencurahkan hatinya kepada Tuhan pencipta dan juruselamatnya. Ia perlu menyatakan kasihnya kepada Tuhan dengan memuji dan menyembah- Nya.

TUJUAN KHOTBAH

1. MANUSIA MENGENAL ALLAH SECARA BENAR

Manusia perlu mengenal Allah dengan benar agar mengerti jalan kebenaran (Yoh 14:6); manusia perlu mengenal Allah yang penuh kasih agar manusia mengenal kasih sejati yang penuh perhatian, penghargaan, penghiburan, dari Yesus Kristus; manusia perlu mengenal keadilan dan hukuman Allah agar manusia bertobat dan berhati-hati hidup dalam dunia ini; dan lain sebagainya. A. W. Tozer berkata, "Kepastian bahwa Allah (karena pengenalan akan Allah) itu selalu berada di dekat kita, hadir di segala bagian dunia ciptaan-Nya, lebih dekat kepada kita daripada pikiran kita sendiri seharusnya memberikan kebahagiaan batin kepada kita…" Jadi khotbah bertujuan agar manusia mengenal Allah dan mengenal-Nya semakin hari semakin baik.

2. MENERANGKAN YESUS KRISTUS DAN KARYA-NYA YANG SUDAH

GENAP DAN SEMPURNA Alkitab berkata, "Sesungguhnya barangsiapa mendengarkan perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup" (Yoh 5:24). Sebagaimana Yesus menginginkan agar para pengikut- Nya memberitakan Injil, maka melalui khotbah hendaknya pribadi dan karya Kristus yang merupakan inti berita Alkitab diterangkan dan dengan demikian manusia mengenal Yesus.

3. MENGUBAH KEHIDUPAN (PERTOBATAN)

Seorang pengkhotbah sebaiknya juga mengharapkan agar Roh Kudus memakai khotbahnya, supaya orang berdosa mengalami peristiwa kelahiran baru di dalam Kristus dan didamaikan dengan Allah (Yoh 16:18).

4. MENGUBAH ORANG MENJADI SEMAKIN DEWASA

Perubahan menuju kepada kedewasaan dalam iman yang dimaksud yaitu; dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan firman-Nya/doktrin (Efe 1:17), meneguhkan dan menimbulkan iman (Rom 10:17; Ibr 4:12), pertumbuhan karakter dan sifat, dan sebagainya (Mat 28:19-20; Gal 5:22-26)

5. MENGHIBUR ORANG YANG GELISAH/KUATIR/MENDERITA

Jika seseorang diindoktrinasi secara benar dalam pengajaran Firman Allah maka ia menjadi cukup kuat dalam menghadapi pencobaan dan seperti Tuhan Yesus yang dicobai di padang gurun, Ia dapat berkata, "Ada tertulis" (Mat 4:4, 7, 10).

6. SUPAYA ALKITAB DICINTAI SEBAGAI PEDOMAN HIDUP YANG UTAMA

Daud berkata, "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" Maz 119:105. Alkitab adalah jawaban atas semua pergumulan, ketakutan dan kerinduan manusia.

Oleh karena tujuan yang demikian mulia dari suatu khotbah, maka sebaiknya khotbah disampaikan dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu:  Pertama, Khotbah harus disampaikan dengan menarik. Jika khotbah yang bagus

disampaikan tanpa memperhatikan prinsip ini maka akan ada banyak orang yang tidak dapat mengikuti khotbah tersebut dengan seksama.  Kedua, Khotbah harus disampaikan sejelas mungkin sehingga sebagian besar jemaat (syukur

kalau bisa semua) dapat mengerti. Khotbah perlu disampaikan dengan suara yang jelas, katakata yang jelas, alur pikiran yang jelas dan terutama berita/pesan yang jelas.  Ketiga, Pengkhotbah harus memikirkan bagaimana berita yang disampaikan mampu

memotivasi pendengar sehingga jemaat mau melakukan apa yang diperoleh dari khotbah yang ia dengar. Prinsip ini membuat seorang pengkhotbah untuk berdoa agar kuasa Roh Allah bekerja melalui khotbah yang ia sampaikan.

SYARAT-SYARAT SEBUAH KHOTBAH YANG BAIK

Di bawah ini adalah Pendapat dari Dua Orang Ahli Homelitik:

Menurut J. Gulleson 1. Khotbah harus disampaikan dalam kuasa Roh Kudus Yoh 16:8; 2Ko 4:3-4 2. Khotbah harus didasarkan pada seluruh Alkitab Kis 20:27 3. Khotbah harus disampaikan dengan penyajian yang kuat Kis 2:38 4. Khotbah harus dijadikan semenarik mungkin 5. Khotbah harus ditujukan kepada kehendak pendengar Kis 2:38 6. Khotbah harus ditambatkan dengan tugas untuk pendengar Rom 8:29;

Gal 4:19

Menurut Haddon W. Robinson 1. Khotbah merupakan suatu komunikasi 2 Tim 3:14; Kis 18:4; 19:8; 28:23 2. Khotbah harus Alkitabiah 2Tim 4:2 3. Khotbah merupakan suatu hasil dari penafsiran yang baik Kis 17:11 4. Khotbah harus dibawakan dengan kuat kuasa Roh Kudus. 1Ko 2:3-5; 1Te 1:5 5. Khotbah harus bersifat pribadi dan relevan sehingga dapat diterapkan dan menyentuh

kehidupan pendengar.

KHOTBAH YANG EFEKTIF

1. SESUAI DENGAN ALKITAB

Berita yang disampaikan harus bersumber dari Alkitab dengan keyakinan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang berotoritas dan sebagai jawaban terhadap semua permasa lahan dan kebingungan manusia di dunia.

2. BERITANYA JELAS

Satu pokok/tema yang dibahas, kemudian dikembangkan/dijelaskan. Jangan buat khotbah yang membingungkan karena terlalu banyak pokok bahasan sehingga menjadi susah untuk diingat. Struktur, bahasa, pokok pikiran, suara harus jelas sehingga jemaat mengerti jelas apa yang disampaikan.

3. MENARIK

Gerakan tubuh: ada kerjasama dengan mata, tangan, dan badan. Suara: tidak monoton dan membosankan. Ada contoh atau ilustrasi atau analogi. Pendahuluan yang baik. Penutup yang sesuai.

4. RELEVAN

Menyentuh kehidupan pendengar karena itu perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pendengar.

5. MENJIWAI

Ada penjiwaan dalam berkhotbah dan memperhatikan kaidah-kaidah ilmu berkhotbah sehingga khotbah terlihat lebih hidup.

DASAR SEORANG PENGKHOTBAH

1. MEMILIKI HUBUNGAN PRIBADI DENGAN TUHANNYA

Seorang yang hendak menyampaikan Firman Allah, seharusnya adalah orang yang sudah sungguh- sungguh mengenal Tuhannya di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Jika pengkhotbah tidak punya hubungan yang benar dengan Allah maka yang disampaikan tidak lebih dari retorika umum belaka.

2. MENCINTAI ALKITAB

Seorang pengkhotbah adalah orang yang mencintai Alkitab; suka membaca, menyelidiki, melakukan dan berusaha melakukan apa yang didapat dari Alkitab. Hanya dengan cara ini seorang pengkhotbah dapat mengerti sungguh berita Alkitab sehingga ia dapat berkhotbah secara benar dan bersemangat.

3. PRIBADI YANG MENJADI BERKAT

Pribadi seorang pengkhotbah memainkan peranan yang penting dalam menentukan efektifitas khotbahnya. Socrates pernah berkata, "Yang menentukan daripada pidato adalah selalu si pembicara itu sendiri". Kehidupan kerohaniannya, kehidupan bergerejanya, kehidupan sosial kemasyarakatannya, integritas hidup dan pelayanannya, semuanya turut mendukung apa yang hendak dikhotbahkan.

Sebaiknya pengkhotbah memiliki prinsip-prinsip di bawah ini dan melakukannya dengan pertolongan Tuhan  Filsafatnya : Alat Kemuliaan Tuhan  Kuasanya

: Bergantung pada Firman-Nya dan Roh Kudus

 Karakternya : Bertumbuh di dalam Tuhan

4. PENGUASAAN PRINSIP KOMUNIKASI  Pengkhotbah harus mengetahui apa yang ia bicarakan  Pengkhotbah harus mengetahui kepada siapa ia bicara  Pengkhotbah harus mengetahui bagaimana ia bicara

5. MENGERTI PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIKA ATAU ILMU TAFSIR ALKITAB

Seorang yang hendak belajar berkhotbah sebaiknya adalah orang yang telah belajar ilmu tafsir Alkitab. Pengkhotbah yang menafsirkan Alkitab dengan tidak memperhatikan kaidah-kaidah penafsiran Alkitab adalah orang yang berbahaya. Mengapa? Sebabnya adalah karena orangorang yang mendengarkan khotbahnya akan menuruti, jika itu baik maka akan baik, tetapi jika itu salah dan menyimpang, hal ini dapat menyesatkan. Kebanyakan ajaran-ajaran sesat berkembang dari kesenangan menafsirkan Alkitab menurut pengertiannya sendiri. Pengkhotbah harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan sesama, karena itu lebih baik jika ia mengerti prinsip-prisip dasar penafsiran Alkitab.

YANG HARUS DIMILIKI OLEH PENGKHOTBAH

1. KEBERANIAN

Seorang yang belajar berkhotbah tentu dia akan merasa gentar walaupun dia sudah siap. Rasa takutnya tidak bisa hilang, kadang-kadang lupa akan apa yang harusnya diucapkan di hadapan umum. Oleh sebab itu ia harus melatih keberanian. Cara mengatasinya; Persiapan! Apa yang harus dipersiapkan? a. Pengetahuan b. Harus memilih hal-hal yang dikuasai/ketahui c. Harus punya kepercayaan diri d. Bersyukur pada Tuhan memberikan janji pada Alkitab, supaya jangan takut 2Tim 1:7.

2. PENGETAHUAN

Iman kristiani tidak pernah mengabaikan dan menganggap remeh pengetahuan. Alkitab justru mengajar agar setiap orang Kristen untuk terus mengejar pengetahuan. Paulus, seorang yang mempunyai pengetahuan yang cukup luas itu berkata, "Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus" (Fil 1:9-10); Petrus menuliskan, "Justru karena itu kamu harus dengan sungguhsungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan (2Pe 1:5). Ada beberapa macam pengetahuan yang hendaknya dimiliki oleh seorang pengkhotbah yaitu;

a. Pengetahuan Alkitab yang memadai Konsekuensi logis dari orang yang rindu memberitakan firman Allah adalah bahwa ia mencintai Alkitab dan karena itu ia menyelidiki dan merenungkannya. Pengetahuan ini penting dan karena itu seorang yang berani berkhotbah harus bertanggung jawab kepada Tuhan dan pendengarnya bahwa ia sungguh memahami Firman Allah yang hendak disampaikannya.

b. Pengetahuan Dasar Pengkhotbah sebaiknya memiliki pengetahuan dasar yang baik. Pengetahuan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan tentang kebudayaan di mana khotbah akan disampaikan, calon pendengar dengan latar belakangnya (pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, etnis), dan sebagainya. Tapi jangan terlalu bersandar pada pengetahuan. Kita harus punya bahasa yang baik untuk dapat berkhotbah dengan baik yang disesuaikan dengan pendengarnya. Adalah baik seorang mencari informasi tentang calon pendengarnya terlebih dahulu sebelum ia sendiri berkhotbah.

c. Pengetahuan Ilmiah Semua benda/makhluk adalah ciptaan Tuhan, kita boleh mengambilnya contoh sebagai kebenaran Tuhan. Semua kebenaran yang ada pada setiap ilmu pengetahuan bisa digunakan oleh setiap pengkhotbah untuk memberitakan kebenaran Firman Allah.

d. Pengetahuan Umum Ini penting untuk dimiliki pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang baik memiliki pengetahuan umum yang memadai. Dengan pengetahuan tersebut ia dapat menganalisa apa yang sedang terjadi dan kemudian memberi jawab berdasarkan kebenaran Alkitab.

e. Pengetahuan Khusus Pengkhotbah harus punya spesifikasi. Ini sebuah usulan untuk menghadapi era globalisasi. Memang seorang pengkhotbah bisa berkhotbah tentang apa saja, tetapi jika ia belajar untuk memiliki spesialisasi tertentu akan jauh lebih baik. Spesialisasi menolong dia untuk dapat berkhotbah pada bidang tersebut dengan dalam, luas dan jitu sehingga khotbah menjadi lebih baik dan efektif.

3. B A K A T

Fasih lidah adalah satu karunia. Setiap orang percaya bisa memintanya dari Tuhan. Seorang Penginjil membutuhkannya agar dapat berkhotbah dengan lebih leluasa. Ada tiga hal yang harus diperhatikan:

a. Berbahasa dengan lancar, pendengar cepat mengerti Lancar selain karunia, juga bisa dilatih. Ada seorang mahasiswa sekolah Alkitab yang bicaranya agak tersendat-sendat seperti mengucapkan "a a a apa itu". Ia malu ditertawakan terus oleh teman sekelas terutama dalam mata kuliah belajar berkhotbah. Ia memohon kepada Tuhan dalam doa yang sungguh, ia terus menerus melatih diri, dan ia meminta teman-teman dekatnya untuk terus mengingatkan dia jika ia mulai bicara tersendat- sendat. Memang memakan waktu yang tidak sedikit, perlu ketekunan, namun hasilnya ia kemudian dapat berkhotbah dan berbicara tanpa tersendat- sendat (gaguk). b. Bakat berbicara Mengetahui dengan jelas pengetahuan, lalu mengutarakannya dengan teratur supaya pendengar memperhatikan pembicaraan kita. Paulus memberitahukan kepada kita supaya taat kepada kebenaran. Bagaimana supaya orang taat kepada kebenaran? Itulah sebabnya kita perlu bakat berbicara.

4. INSPIRASI

Alkitab memuat banyak kebenaran untuk diberitakan. Perlu inspirasi untuk menyampaikannya supaya pendengar lebih jelas, menerima dan percaya.

5. KETRAMPILAN

Berkhotbah adalah ketrampilan. Ketrampilan untuk menunjang khotbah sangat penting. Oleh karena itu untuk belajar berkhotbah harus juga memperhatikan latihan-latihan seperti; a. Ketrampilan Berbicara Ketrampilan ini merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh seorang pengkhotbah. Jika seorang ingin belajar berkhotbah, maka ia tidak boleh putus asa dalam memiliki ketrampilan berbicara. Ketrampilan dapat diperoleh dengan memintanya kepada Tuhan lalu kemudian melatih diri (ora et labora). Musa pada waktu dipanggil Allah, ia berkata, "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah. Tetapi Tuhan berfirman kepadanya: Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan? (Kel 4:10-11). Tuhan memanggil orang untuk memberitakan Firman-Nya dan karena itu sebagai konsekuensinya, Ia pun akan memperlengkapi orang tersebut. Allah dapat memberikan karunia khusus untuk berbicara, namun dalam banyak hal, Ia juga senang jika manusia mempersembahkan yang terbaik bagi Allah dengan melatih diri untuk memperoleh ketrampilan berbicara dan Ia memberkati dan memperlengkapinya. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang pengkhotbah meliputi segi- segi teknik yang harus dikuasai oleh seorang pengkhotbah, sehingga dapat menghasilkan bunyi atau suara yang baik. Ingatlah prinsip ini: "Setiap orang bisa berbicara tetapi seorang pengkhotbah harus berbicara lebih baik dan lebih indah. Segi-segi tersebut menyangkut :

1. Volume suara

Volume suara harus wajar. Volume suara yang terlalu kecil atau lemah menyatakan rasa malu atau takut. Volume suara yang terlalu keras menyatakan rasa tegang, nervous dan gelisah. Karena itu setiap kali mulai berbicara, adalah penting untuk mendengar suara sendiri, apakah suaranya cukup, perlu dipertahankan atau ditingkatkan atau direndahkan sesuai kebutuhan disertai kontrol terus-menerus agar tetap stabil.

2. Sifat suara

Setiap orang mempunyai sifat suara/warna suara yang khas. Jadi tidak perlu menirukan orang lain.

3. Irama suara

Irama suara harus bervariasi agar lebih enak didengar, lebih mudah dipahami dan tidak membosankan. Irama suara meliputi: kapan harus bicara keras dan kapan harus bicara pelan, kapan dengan kalimat panjang dan kapan dengan kalimat pendek, kapan cepat dan kapan lambat, kapan turun dan kapan naik, kapan harus pause/diam sejenak dan kapan dipenggal, dan sebagainya.

4. Panjang pendeknya kalimat

Panjang pendeknya kalimat harus melihat kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan tempo bicara. Bagi orang yang cenderung bicara lambat, lebih baik menggunakan kalimat yang pendek, singkat dan ekspresif sehingga bicara terasa lebih cepat. Bagi orang yang cenderung bicara cepat, sebaiknya menggunakan kalimat yang panjang sehingga pendengar dapat mengikuti dengan baik dan memahami maksud kalimat tersebut.

5. Pause dan pemenggalan kalimat

Pause adalah perhentian sejenak (jeda) yang menjembatani peralihan dari fase yang satu ke fase yang lain. Pause dan pemenggalan kalimat yang benar, penting sekali untuk menekankan gagasan-gagasan yang perlu.

b. Ketrampilan Olah Vokal Pengaturan pernafasan dalam berbicara sangat penting. Karena itu perlu latihan pernafasan agar mampu bernafas lebih panjang dan kemudian mampu berbicara dengan lebih baik.

c. Ketrampilan Olah Tubuh Untuk memperoleh sikap tubuh yang baik dalam penampilan tidaklah mudah. Keseluruhan sikap tubuh seperti: tatapan mata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan tubuh yang lain merupakan suatu bahasa tanpa kata. Oleh sebab itu, apabila setiap gerakan digabungkan dengan kata-kata secara keseluruhan akan sangat bermanfaat bagi pendengar. Namun demikian harus sesuai dengan berita yang dibawakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Sikap berjalan

Melangkahlah dengan penuh kepastian dan percaya diri (karena Tuhan beserta).

Senyumlah dengan hangat serta pancarkan kasih dan keramahan. Waspadalah dengan gerakan-gerakan yang tidak perlu.

2. Sikap berdiri

Berdirilah dengan tegak (tidak membungkuk, miring atau malah bersandar di tembok atau meja). Berdirilah dengan rileks.

3. Pandangan Mata

Pandanglah semua orang secara seimbang, sehingga interaksi berjalan dengan hangat dan baik. Hindarilah tatapan liar, tatapan yang hanya terfokus pada satu arah, tatapan ke atas, atau muka menunduk. Pandanglah semua orang secara merata. Apabila ada orang terlihat, atau sedang berjalan di luar jendela, jangan sekali-sekali kita meliriknya, karena akan mengganggu konsentrasi baik bagi pengkhotbah maupun bagi pendengar.

4. Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah (mimik) sangat dibutuhkan untuk membahasakan maksud dari kata-kata khotbah yang disampaikan. Jika ingin membawa suasana sukacita, bersukacitalah. Sebaliknya jika ingin menunjukkan kesedihan tunjukkanlah muka yang sedih atau prihatin. Misalnya, percuma jika jemaat diajak bersukacita padahal muka pengkhotbah sedang cemberut. Hindarilah mimik yang tegang dan dingin, tetapi jangan mengobral tawa dan sebagainya yang bisa menimbulkan kesan murahan. (Band. 2Tim 1:7).

BEBERAPA HAL BAGI PENGKHOTBAH UNTUK MENINGKATKAN KHOTBAHNYA

1. Banyak membaca khotbah-khotbah orang-orang tersohor.

2. Memperhatikan cara-cara mereka menyelidiki, menyampaikan, struktur, bahasa dll.

Setelah itu perhatikan kelebihan dan kekurangan mereka.

3. Banyak membaca dan mendengar riwayat orang-orang terkenal, bagaimana cara mereka

meningkatkan kemampuan mereka dan sikap mereka ketika berkhotbah dan setelah berkhotbah.

4. Banyak membaca buku psikologi Kristen dan psikologi pada umumnya yang dipandang

dari sudut iman Kristen. Hal ini akan menolong untuk mengetahui pergumulan manusia dan karakter serta kebutuhan manusia. Pengetahuan ini akan menolong pengkhotbah untuk dapat berkhotbah yang menjawab kebutuhan pendengar.

5. Mintalah seorang teman untuk memberitahukan kelemahan kita. Tidak ada orang yang

sempurna karena itu evaluasi sangatlah penting peranannya.

6. Bersyukurlah karena di dalam Alkitab banyak sekali ajaran dan contoh kebenaran. Karena itu

mintalah pada Tuhan untuk mempunyai hati yang tidak cepat puas setelah menyelesaikan satu penggalian/khotbah yang baik. (Kel 4:10-11)

7. Catatlah peristiwa-peristiwa yang menarik dan mengesankan, apakah itu peristiwa yang lucu

atau yang meyedihkan atau yang mendatangkan semangat. Catatlah kata-kata yang menarik yang mungkin kita temukan. Semua catatan ini akan sangat membantu kita dalam mempersiapkan khotbah.

8. Dengarkanlah kaset-kaset khotbah dari berbagai pengkhotbah (jika berbesar hati, juga dari

berbagai aliran), kemudian evaluasilah. Semua ini akan memperkaya metode khotbah kita.

9. Harus diingat, berkhotbah adalah pekerjaan yang Tuhan berikan pada seorang hamba Tuhan

(pengkhotbah) sepanjang umur, sehingga harus memacu diri untuk selalu meningkatkan mutu khotbah (Inovatif).

BAHAYA-BAHAYA YANG MENGANCAM PENGKHOTBAH

Pengkhotbah harus memperhatikan beberapa Pokok berikut ini. (band. 1Ti 4:12-16; 1Ko 9:27)

1. TELADAN

Harus jadi teladan bagi orang lain Tanpa memiliki keteladanan yang baik, jemaat akan mengalami kesulitan untuk dapat menerima berita yang disampaikan oleh pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang tidak bisa mengontrol emosinya mungkin dapat berkhotbah dengan baik, namun sikapnya itu akan menghalangi jemaat untuk dapat menerimanya dengan baik. Akhirya, tidak akan sampai pada tujuan khotbah itu sendiri.

2. BERTEKUN DALAM MEMBACA ALKITAB

Tanpa pembacaan Alkitab yang teratur, maka berita Firman Tuhan tidak menyatu dengan kehidupan pengkhotbah dan akhirnya penyampaian Firman Tuhan hanya akan bersandar pada fasih lidah saja. Penghayatan yang kuat akan Firman Tuhan akan menolong dalam menyampaikan khotbah yang baik.

3. MENUNTUT KEMAJUAN

Dunia yang berkembang dengan cepat menuntut pengkhotbah juga harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut agar ia dapat menjawab kebutuhan pada zamannya. Seorang pengkhotbah dapat terjebak kepada kemalasan untuk terus mengikuti perubahan yang sedang terjadi.

4. AWAS SOAL UANG

Seorang yang memiliki motivasi yang murni dapat berubah jika ia mulai terkenal. Seorang pengkhotbah yang "laris" dapat terjebak ke dalam cinta akan uang atau khotbahnya dikomersilkan. Jika melayani, ia akan mempertimbangkan apakah dapat menghasilkan keuntungan materi atau tidak. Tidak heran banyak kasus bahwa pelayanan yang sudah di terima akan dibatalkan apabila ada permintaan untuk berkhotbah di tempat yang mendatangkan kehormatan lebih atau uang yang lebih. Hati-hatilah soal uang. Alkitab berkata, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (1Tim 6:10).

5. AWAS DALAM PENGAJARAN-PENGAJARAN DAN PEMBAWAAN DIRI

Alkitab berkata, "… Awasilah ajaranmu… (1Tim 4:16): a. Harus hati-hati jangan sampai diri sendiri ditolak. b. Jangan kebal terhadap Firman Tuhan yang hendak di sampaikan, perhatikan kepekaan.

6. JANGAN SOMBONG BAGI YANG FASIH LIDAH DAN DAPAT BERKHOTBAH

DENGAN BAIK; Pengkhotbah hanyalah alat Tuhan.

7. MENGKHOTBAHKAN SECARA BERULANG-ULANG KHOTBAH YANG

SAMA, KARENA KEMALASAN DAN TIDAK PERSIAPAN.

PENGKHOTBAH DAN PERSIAPANNYA

1. PERSIAPAN HATI DAN MENTAL

Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin tenang, persiapan yang cukup menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian untuk tampil di depan umum.

2. PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsirantafsiran, koran, majalah, artikel, baik cetak maupun elektronik (tv, internet, dll), ohp, alat ilustrasi, dan lain sebagainya.

3. PERSIAPAN BAHAN

Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian kalimat, karakter orang-orang yang ditulis, dan sebagainya.

4. PERSIAPAN GAYA DAN PENAMPILAN

Perhatikan kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang dikenakan. Adalah baik untuk bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk membenahi apa yang perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya yang cocok dengan situasi pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung berita yang hendak disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil di muka umum.

Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar. Pengkhotbah yang hidupnya kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam perbuatannya. Plato berkata, "Jika seorang mau mengenal kebenaran maka ia harus terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali lipat."

LANGKAH DALAM PERSIAPAN NASKAH KHOTBAH

1. TENTUKAN JENIS KHOTBAH YANG BAGAIMANA YANG AKAN DIBAWAKAN

Apakah itu jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini tergantung dari suasana di mana khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan semua jenis khotbah secara bervariasi dalam khotbah-khotbahnya.

2. TENTUKAN DAN RUMUSKAN TUJUAN

Bagaimanapun hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika tidak memiliki tujuan sama seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah tanpa mengetahui arah yang pasti, yang pasti hanya buang-buang waktu. Tujuan menyatakan apa yang pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu hasil dari apa yang dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang harus dimiliki oleh pendengar dan atau sikap yang harus diambil oleh pendengar. Namun yang penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah menyimpang dari tujuan Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus dikontekstualisasikan dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka naskah khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan terarah.

3. PILIH DAN GALILAH BAGIAN ALKITAB YANG AKAN DISAMPAIKAN

Perhatikanlah latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan penulisan, pribadi- pribadi yang muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam bagian Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik tergantung dari jenis khotbah yang dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau judul khotbah (kecuali jenis khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di muka)

4. BUATLAH GARIS BESAR/STRUKTUR KHOTBAH

Perhatikanlah susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta apakah itu sesuai dengan keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik pasti mempunyai struktur yang baik.

5. CARILAH ILUSTRASI, DATA-DATA, ANALOGI, CONTOH-CONTOH

KEHIDUPAN YANG TEPAT Jika semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam maka poin ini adalah sesuatu bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran yang hendak disampaikan.

6. BUATLAH PENDAHULUAN YANG MENARIK DAN PENUTUP YANG

MENGESANKAN Pendahuluan adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah. Penutup membuat orang ingat apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap sesuai dengan khotbah yang baru didengarnya.

7. RANGKAILAH SEMUA DALAM SATU KESATUAN

Tuliskanlah kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan sampai penutup khotbah. Hal ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya sudah punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih kurang dan apa yang kelebihan sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal ini juga akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan memperkirakan berapa lama khotbah ini akan disampaikan, untuk kemudian dibuat penyesuaiannya.

PERSIAPAN FISIK DAN PSIKIS

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa anjuran untuk mempersiapkan fisik dan psikis sebelum tampil untuk membawakan khotbah. Anjuran ini dapat dipergunakan di mana perlu.

1. Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan Tuhan, kita seharusnya

yakin bahwa Tuhan mau menyertai kita dalam berkhotbah.

2. Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba

menguasainya, maka kita akan menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi antusias untuk berkhotbah.

3. Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang memadai

dalam berkhotbah. Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi.

4. Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja memiliki

jam-jam ibadah tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau teh manis hangat.

5. Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba pikirkan

mengapa orang kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik jika kita minum sedikit air manis (sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak.

6. Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat mengganggu

apabila di tengah-tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air (baik kecil maupun besar)

7. Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh. Hal ini

akan menolong kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas, hal ini dapat mengganggu konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita.

8. Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat

biasanya akan gugup sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon pendengar merasa was-was.

9. Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu hari, ambillah kesempatan untuk istirahat

dan tidak disibukkan dengan pembicaraan dengan orang lain. Kita harus melatih diri untuk tidak sungkan mengambil waktu istirahat. Semua ini agar khotbah tetap disampaikan dengan semangat dan antusias dan dengan konsentrasi yang tinggi. Jika kita berkhotbah sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat, khotbah yang keempat dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya.

PEMBAGIAN KHOTBAH

KHOTBAH MENURUT GUNANYA a. Khotbah biasa; hari minggu, persekutuan, kebaktian rumah tangga, dll. b. Khotbah istimewa; kaum bapak, kaum ibu, pernikahan, kematian, dll. c. Khotbah yang memakai satu tema khusus; Mazmur, Habakuk, atau sebagai preventif

terhadap ajaran sesat seperti Saksi Yehovah, Ajaran Pluralisme, dll. Di sini kita harus membeberkan kebenaran Alkitab.

KHOTBAH MENURUT ISINYA a. Pertobatan (misal: tema; Lahir Kembali, nats; Yoh 3:16) b. Penghiburan (tema: Allah mengerti, Rom 8:28) c. Pemupukan Rohani (sifatnya teguran) d. Penguraian Alkitab (Eksposisi) e. Tokoh-tokoh Alkitab (Musa, Paulus, dll.) f. Dogmatika (Doktrin Keselamatan) g. Penghidupan (Keluarga, uang, sosial masyarakat, pendidikan, etika, dll.) h. Kebangunan Rohani/Penyegaran Rohani i. Natal, Paskah, dll.

KHOTBAH MENURUT STRUKTUR

a. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian menerangkannya

bagian demi bagian. Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan, pemilu, hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya. b. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan

kemudian menerangkannya dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran diambil dari dua ayat ini saja. c. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta

pokok-pokok kecilnya diambil dari nats tersebut. d. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh yang

ada dalam Alkitab. e. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara

ilmiah dan diikuti dengan tanya jawab.

Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori. Khotbah ekspositori menurutnya merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal, dan kesusasteraan atau suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama- tama diterapkan oleh Roh Kudus kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru kepada pendengarnya. Jadi apapun bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal, ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab, semuanya bisa disebut khotbah ekspositori selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah hermeneutis yang alkitabiah dan diekposisi dengan benar.

TEMA ATAU POKOK KHOTBAH

Pengkhotbah harus punya tema khotbah untuk dapat menyusun khotbahnya dengan baik. Tema juga diperlukan oleh pendengar, karena jika tidak ada tema maka mereka akan membuat tema sendiri, dan itu bisa membuat kefatalan.

1. PRINSIP PILIH TEMA a. Dapat Menarik Perhatian b. Harus jelas c. Pendek tapi baik d. Indah e. Tepat (harus sesuai dengan isi) f. Suasana Kristen g. Persoalan-persoalan yang harus segera dijawab.

2. HAL YANG HARUS DICEGAH DALAM MEMILIH TEMA a. Artinya tidak jelas b. Aneh-aneh (misal: Di sini bingung di sana bingung) c. Tidak Sopan (misal: Orang Pincang) d. Bersifat menyerang dan atau menyindir seseorang.

3. SUMBER TEMA DARI ALKITAB a. Tokoh-tokoh Alkitab b. Hari Besar Gereja (Natal, Paskah, Pentakosta, dll) c. Konteks hidup sehari-hari (keluarga, bangsa, pemilu, krismon, dll) d. Masalah-masalah etika (abortus, perselingkuhan, pajak, suap, dll).

Contoh  Pasif-Dilahirkan Kembali  Aktif-Setia sampai Mati; Hanya Pandang Yesus; dll  Bersifat 5 w + H-Who, What, Where, When, Why, How  Tekstual-Matius 2:1-12 -Persembahan Orang Majus; 4 Macam Manusia (Herodes,

imam, orang majus, orang Yahudi)  Pertanyaan-Siapakah Yesus Itu?; Apakah Merokok itu Dosa?

 Bersifat Argumen-Hanya Satu Jalan  Perbandingan-Sombong dan Rendah Hati  Kalimat tegas-Hai Maut di mana Sengatmu!; Selamatkan Jiwa yang Tersesat!;

Engkau Harus Menyembah Tuhanmu!; dll.

PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bagian yang mempengaruhi dalam khotbah. Pendahuluan menyiapkan pendengar untuk mendengar. Jika gagal di pendahulan, khotbah sudah separuh gagal. Tugas bagian pendahuluan khotbah pertama-tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan menghantar pendengar masuk ke dalam masalah atau bahan yang akan dijelaskan.

1. TUJUAN DARI PENDAHULUAN a. Pendahuluan menarik perhatian pendengar untuk berminat terhadap isi khotbah.

b. Pendahuluan mempersiapkan pendengar untuk dapat menerima pesan khotbah itu

sendiri. Karena itu lebih baik jika menyentuh keperluan-keperluan manusia, membangkitkan motivasi dan semangat.

2. TEKNIK MENJADIKAN PENDAHULUAN EFEKTIF a. Merangsang Perhatian Pendengar

Pada umumnya orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Apabila tidak ada pendahuluan yang baik dan menarik serta menantang biasanya pendengar sudah bosan dahulu. Karena itu merangsang pendengar untuk mau mendengarkan khotbah perlu dirancang secara baik. Rancanglah pendahuluan yang efektif dengan ceritera lucu/humor, dengan ceritera yang menyentuh hati, dengan fakta-fakta yang sedang terjadi, dengan pertanyaan- pertanyaan yang menantang pendengar untuk mau tahu persoalan yang sedang dibicarakan, dengan pernyataan-pernyataan yang argumentatif yang membuat pendengar berpikir, semua itu akan membangkitkan keinginan pendengar untuk mengikuti khotbah lebih lanjut. Intinya, buatlah pendahuluan yang merangsang akal pendengar, yang menyentuh perasaan pendengar, yang membangkitkan kehendak pendengar. Pendahuluan khotbah harus menyebabkan pendengar senang sehingga mereka suka mendengar khotbah selanjutnya.

b. Memancing pemandangan pendengar

Untuk membuat pendahuluan menarik bisa digunakan metode-metode yang dipandang agak lain oleh pendengar, tapi tetap memperhatikan prinsip bahwa pendahuluan harus menarik. Kita bisa menggunakan alat peraga atau penjelasan melalui layar ohp sebagai pendahuluan. Waktu saya kuliah semester pertama di sekolah alkitab, pada suatu kebaktian minggu, dosen kami membawa pot bunga yang setinggi lutut dan sudah dicat sehingga menarik dan bagus. Ketika ia di mimbar, ia mengangkat pot tersebut lalu dibantingkan di lantai, dan pot itupun pecah berantakan. Ia berkata bahwa seperti pot yang sudah hancur tersebut demikianlah manusia yang jatuh di dalam dosa. Keadaannya berantakan, tidak tertolong, rusak total. Pot tersebut tidak bisa diperbaiki kembali kecuali jika pembuatnya melebur kembali dan kemudian membentuk kembali. Manusia tidak mungkin menjadi baik dan indah lagi jika ia tidak kembali ke tangan penciptanya. Cara ini sangat menarik. Contoh lain, ada seorang pengkhotbah yang maju ke mimbar seolah-olah terpeleset dan nampak jatuh kemudian ia bangun lagi sambil tersenyum (seolah-olah karena memang ia sengaja) ketika menaiki anak-anak tangga menuju mimbar. Jemaat tertawa dan sebagian prihatin. Lalu ia berkata, kita bisa terpeleset dan jatuh tapi tidak harus tergeletak. Mari kita merenungkan Firman Tuhan dengan tema, "Jatuh tapi tidak tergeletak". Cara inipun menarik. Intinya, selingilah khotbah kita dengan peristiwa- peristiwa yang tidak biasanya namun dalam batas ketertiban. Atau gunakan alat peraga lainnya di mana perlu.

3. SIFAT PENDAHULUAN YANG BAIK a. Singkat b. Jika pendahuluan singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat, tetapi jika

panjang dan bertele-tele maka akan menciptakan kebosanan. c. Jelas d. Menarik (pikiran, perasaan, kehendak) e. Tidak terlalu lembut berbicara f. Tidak minta maaf g. Terlalu menyatakan apa yang akan dibahas h. Tidak memulai dengan ‘kalau’,’andaikan’.

4. BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMULAI KHOTBAH a. Berdoalah dalam hati dan mulailah dengan tenang. b. Pikirkanlah bahwa berita Firman Tuhan yang akan disampaikan penting untuk didengarkan. c. Mulailah berkata-kata dengan tidak memandang naskah tetapi memandang pendengar. d. Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar. e. Bervariasilah dalam setiap memulai khotbah. f. Mulailah jika seluruh ruangan sudah tenang.

PENUTUP 1. Penutup menyiapkan pendengar untuk meresponi atau menanggapi khotbah. 2. Dari segi informatif, penutup menyimpulkan apa yang sudah dikhotbahkan. Dari segi

persuasif, penutup menantang pendengar untuk berpikir dan melakukan. 3. Penutup bisa menjadi bagian yang terpenting dalam khotbah, sebab kata-kata terakhir

biasanya mendatangkan kesan yang dalam. 4. Rencanakan bagaimana menutup khotbah agar tidak terbang ke mana-mana. 5. Kesimpulan dan aplikasi dari apa yang dikhotbahkan. 6. Tidak memberikan konsep baru. 7. Ada kesinambungan dengan pendahuluan dan isi khotbah. 8. Ada penerapan yang jitu, yang dapat dilakukan pendengar. 9. Menjawab pergumulan pendengar. 10. Meminta komitmen pendengar.

1. HAL-HAL YANG DAPAT DIPAKAI SEBAGAI PENUTUP a. pengulangan, terutama poin-poin yang ditekankan b. kutipan c. baca puisi d. cerita/ilustrasi e. nasihat/tantangan yang sungguh-sungguh f. visualisasi (bagaimana kebenaran ini bekerja dalam kehidupan nyata) g. berdoa h. saran apa yang harus ditempuh i. pertanyaan retoris j. tantangan k. pernyataan-pernyataan yang mantap

l. nyanyian m. amsal, dll.

2. HINDARILAH HAL-HAL INI a. Ketidaksinambungan dalam daya tarik. b. Kesimpulan yang panjang dan bertele-tele. c. Penutup yang mendadak. d. Memberikan impresi bahwa kita mau menyimpulkan tapi sebenarnya belum. e. Monoton. f. Lawakan/humor. g. Jangan menyatakan pendapat baru. h. Jika sudah berkata, "akhirnya/yang terakhir" biarlah itu benar-benar menjadi yang

terakhir dari khotbah.

ILUSTRASI

1. ILUSTRASI ADALAH JENDELA KHOTBAH

Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik dan ideal, apakah itu dari segi estetika maupun dari segi kesehatan. Demikian juga dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari sebuah khotbah, namun dapat membuat khotbah lebih indah dan menarik, lebih mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah lebih mengena kepada pendengar.

Bahan-bahan Ilustrasi Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh kehidupan, puisi, lagu, alat-alat peraga, dan sebagainya yang dapat diambil dari media audio visual, surat kabar, majalah, buku, dan pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam hidup ini.

2. FUNGSI ILUSTRASI a.

Membuat khotbah lebih jelas dan mudah dimengerti.

b.

Membuat khotbah lebih indah dan mengesankan.

c.

Membuat pesan khotbah lebih mudah untuk diterapkan dan dilakukan.

d.

Menyatakan suatu contoh kebenaran yang hidup.

e.

Sebagai penghubung antara ide khotbah dan penerapan.

f.

Memberi saat "istirahat" supaya pendengar merasa senang dan tetap segar.

Ilustrasi bila disajikan dengan cara yang meyakinkan selalu menyegarkan.

3. SIFAT ILUSTRASI YANG BAIK a. Jelas dan menarik. b. Singkat dan tdak menghabiskan sebagian besar waktu khotbah. c. Tepat dengan isi dan atau poin-poin khotbah. d. Harus selalu ingat bahwa ilustrasi hanyalah "bumbu" khotbah.

Yang utama adalah isi khotbah itu sendiri.

STRUKTUR KHOTBAH Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah.

1. PENTINGNYA STRUKTUR KHOTBAH

a. Membantu pengkhotbah menyusun naskah khotbahnya dengan lebih baik. b. Membantu untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk berkhotbah. c. Membuat khotbah nampak lebih teratur, terencana, dan sistematis. d. Membantu pendengar untuk mengikuti bahkan mengingat khotbah yang disampaikan.

2. STRUKTUR YANG BAIK

a. Tidak banyak pokok bahasan b. Mudah diingat oleh pendengar. c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan. d. Susunannya harus logis dan berkesinambungan.

3. MODEL-MODEL STRUKTUR

a. Struktur Tiga Bagian  Pendahuluan  Isi  Penutup.

b. Struktur Lima Kalimat  Mengemukakan kesulitan atau ide yang hendak dibahas (kebutuhan pendengar).  Mengemukakan akibat-akibat dari kesulitan tersebut.  Memberikan solusi atau jalan keluar atas kesulitan tersebut.  Sampaikan konsekuensi logis dari solusi yang ditawarkan.

 Berikan tantangan atau dorongan untuk bertindak.

c. Struktur What, Who, When, Where, How.

PENERAPAN

MEMBUAT KHOTBAH MENJADI RELEVAN 1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa dengan

Yesus. 2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat penerapan

bagi diri sendiri. 3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap

akhir bagian khotbah.

Ada Dua Aspek yang harus diperhatikan dalam Membuat Penerapan: 1. Apa yang harus dilakukan

Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah mendengarkan khotbah. Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata khotbah tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan mereka puas dan disegarkan), tanpa mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena khotbah harus sampai pada perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya.

2. Bagaimana melakukannya

Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga perlu diberitahu bagaimana mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan tentang pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah. Kemudian mereka diberitahu bahwa respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti sampai di situ pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat teduh, tapi di sisi lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka perlu diberitahu berapa lama saat teduh, kapan menggunakan saat teduh, bagaimana melakukan saat teduh yang baik, dan sebagainya.

BENTUK-BENTUK KHOTBAH

A. Khotbah Topikal Kotbah topik adalah suatu kotbah yang kerangka utamanya diambil dari topik / temanya yang lepas dari teks. Khotbah topik mulai dari suatu topik atau tema dan kerangka utama khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan. Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari berbagai sumber teks, kotbah ini memiliki satu tema dan kerangkakerangka kotbah hanya untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema tersebut. Apabila kerangka kotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema kotbah maka khotbah topik akan melebar menjadi khotbah beberapa topik yang sering sekali membuat sipengkotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada jemaat. Hal ini berakibat sipendengar tidak dapat menangkap apa yang menjadi inti dari isi kotbah tersebut.

Contoh : Tema tentang Alasan - alasan doa yang tidak dijawab. Kerangka : • Salah meminta ( yak 4 :3 ) • Dosa dalam hati ( Maz 66 : 18) • Meragukan firman Tuhan ( Yak 1: 6-7 • Doa yang bertele -tele ( Mat 6:7) • Ketidaktaatan tehadap firman Tuhan (Ams 28 :9) • Tidak menghormati istri ( I Pet 3:7)

Contoh di atas kerangkannya dibuat hanya untuk menguraikan suatu tema yaitu alasan - alasan bagi doa yang tidak dijawab.Kita boleh saja berpikir tentang fakta penting lainnya mengenai doa seperti arti doa,pentingnya doa,kuasa doa Dari,cara berdoa dan hasil doa tetapi kita harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikotbahkan . Jangan kita bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan yang tidak ada hubungannya dengan tema kotbah . Karena hal tersebut akan membuat kotbah kehilangan sasaran.

1. Prinsip - prinsip dasar untuk persiapan kerangka kotbah topik : a. Kerangka-kerangka utama harus menurut susunan logika dan kronologis . Kita harus berusaha mengembangkan kerangka dalam bentuk yang bertahap-tahap secara logika atau kronologis.

Contohnya : Judul : Pengharapan orang percaya Tema : Sifat-sifat pengharapan orang percaya Kerangka: • Pengharapan yang hidup ( I Pet 1:3) • Pengharapan yang menyelamatkan ( I Tes 5 :8) • Pengharapan yang pasti (Ibr 6 : 19) • Pengharapan yang baik ( II Tes 2 :16) • Pengharapan yang tidak kelihatan ( Rom 8 :4) • Pengharapan yang penuh bahagia ( Tit 2:13) • Pengharapan yang kekal ( Tit 3 :7)

b. Kerangka - kerangka utamanya boleh merupakan analisa menurut urutan logika . Judul : Iblis musuh utama kita

Tema : fakta-fakta utama dalam alkitab mengenai iblis. Kerangka : • Asal mula iblis ( Yehz 28:12-17 • Kejatuhan iblis ( Yes 14: 12-15) • Kuasa iblis (Efs 6 : 11-12,Luk 11: 14-18 ) • Kegiatan iblis ( II Kor 4 :4, Luk 8:12, I Tes 2 :18) • Nasib iblis ( Mat 25:21) Contoh ini kita harus menganalisa dan diatur menurut susunan logika mengenai fakta-fakta utama dalam alkitab mengenai iblis

c. Kerangka -kerangka utamanya dapat di isi dengan bukti-bukti, perbandingan, penyelidikan, arti kata dan lain-lain

2. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam kotbah topikal : a. Rangkaian kerangka itu harus singkat, padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka tersebut digarap dengan baik, dengan variasi yang menarik ,jemaat biasanya akan berkurang perhatiannya jika satu tema utama disajikan dalam waktu yang terlalu lama (kotbah yang dapat diserap secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit )

b. Rangkaian kerangka harus menunjukan adanya urutan kemajuan yang bertahap.Apabila kotbah itu disusun secara serampangan maka biasanya rangkaian kerangka kotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak dapat menangkap hubungan kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan baik maka kita dapat membawa kotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran kotbah.

c. Selalu ada bahaya dalam penyelidikan topik. Jika kita mengambil satu ayat dan memberi tafsiran yang tidak sesuai dengan konteksnya .Oleh sebab itu sipengkotbah harus waspada agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka kotbah,harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis alkitab .Untuk mengatasi salah tafsir maka sipengkotbah harus tahu latar belakang kejadian sebelum mengambil ayat - ayat untuk mendukung kerangka kotbah.

B. Khotbah Tektual Kotbah tekstual adalah suatu kotbah yang bagian /kerangka utamanya diperoleh dari satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema kotbah itu. Kotbah tekstual mempunyai garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks yang diambil bisa satu ayat atau be- berapa ayat atau satu perikop. 1. Persiapan awal untuk kotbah tekstual : a. Menelaah dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut b. Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut. c. Analisa pemberitaannya dan selidiki kata-katanya d. Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut e. Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab, konteks kultural,konteks sejarah, konteks Geografis.

2. Prinsip - prinsip dasar persiapan kerangka tekstual a. Kerangka tekstual harus berpusat pada satu pikiran utama dalam teks dan bagianbagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema tersebut. b. Di dalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun demikian, hanya satu pokok yang harus dikembangkan dalam satu kerangka. c. Bagian utamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis, d. Konteks dari teks harus diselidiki dengan seksama dan dihubungkan dengan teks agar tidak salah penafsiran. e. Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan dapat disatukan dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan mempunyai keterkaitan yang kuat.

3. Contoh - contoh kotbah tekstual a. Teks diambil dari Yesaya 55:7 (Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya: baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihinya dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.) Judul : Berkat Pengampunan Tema : Pengampunan Ilahi. Pendahuluan : Ceritakan sebuah kisah atau pernyataan yang membuat pendengar merasa ingin tahu Proposisi : Allah akan mengasihi dan mengampuni orang yang bertobat Kerangka: 1) Sasaran Pengampunan Allah : • Orang fasik • Orang jahat 2) Syarat-syarat pengampunan Allah • Harus meninggalkan kejahatannya • Harus kembali kepada Allah 3) Janji pengampunan • Dia akan mengasihi kembali • Pengampunan yang berlimpah • Pengampunan yang sempurna

Penutup : Ajaklah setiap pendengar untuk bertobat dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak baik saat ini juga, jangan menundanya selama anugerah pengampunan masih diberikan.

b. Teks diambil dari Yoh 3 : 16. Judul : Kasih Allah yang sempurna Tema : Kasih Allah bagi semua orang Pendahuluan : Kasih yang seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini . Saya sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Dialah yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita. Proposisi : Karunia Allah, yaitu AnakNya adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia.

Kerangka : a. Kasih Allah yang besar untuk seluruh dunia • Dia menciptakan manusia dan dunia ini • Dia mengasihi semua orang dengan kasih yang sama • Dia menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal b. Hal itu menyebabkan Dia memberikan AnakNya yang tunggal • Betapa berharganya seorang anak bagi bapanya • Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah • Allah memberikan Dia bahkan sampai kematianNya c. Barangsiapa menerima Kristus tidak akan binasa • Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang • Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun • Keselamatan adalah anugrah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus.

Penutup : Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka menerima Yesus sebagai juruselamatnya dan betapa bodohnya apabila menolak dan mengabaikan pemberian ini.

4. Keuntungan memilih kotbah tektual a. Pemilihan suatu teks cenderung menarik pendengar untuk lebih memperhatikan karena mereka ingin mengetahui rahasia dibalik teks tersebut

b. Teks tersebut akan menolong pengkotbah secara sistematik sesuai urutan teks tersebut. c. Lebih mengutamakan Firman Tuhan pada suatu bagian spesifik dari Alkitab d. Kotbah yang langsung dari Alkitab akan memperkaya pendengar tentang Firman Tuhan karena begitu pendengar ingat isi kotbah maka otomatis mereka ingat ayatayatnya.

Related Documents

Diktat Homiletika Dasar
February 2021 1
Diktat Geologi Dasar
March 2021 0
Homiletika
February 2021 1
Diktat Hikmatuliman
February 2021 1
Diktat Hypnosis
February 2021 1

More Documents from "Hasrul Setiawan"

2. Metode Teologi Pb-1
January 2021 0
Diktat Homiletika Dasar
February 2021 1
January 2021 0
Akmensiang_soaljawab_bab10
February 2021 0
Neonatologia Resumenes
February 2021 0