Etika Dalam Pelaporan Keuangan

  • Uploaded by: delonix regia
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Dalam Pelaporan Keuangan as PDF for free.

More details

  • Words: 2,390
  • Pages: 11
Loading documents preview...
MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI ETIKA DALAM PELAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh : Kelas : A 1. Yani Ayu Nur Hamidia

1513010053

2. Dewi Masrurotin

1513010055

3. Hajar Wihdatul Aulia

1513010100

4. Nurul Qoiriawati

1513010144

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UPN “VETERAN” JAWA TIMUR TAHUN 2018

ETIKA DALAM PELAPORAN KEUANGAN

Latar Belakang Laporan keuangan merupakan produk dari proses tahapan akuntansi yang merupakan informasi yang dihasilkan dari internal perusahaan, dan keberadaan objektivitasnya perlu diragukan. Harus ada pihak eksternal perusahaan (independen) yang mempunyai hak dalam menilai dan menentukan kewajaran laporan keuangan itu, yaitu melalui pendapat (opini) akuntan. Nilai – nilai etika dan kepatuhan terhadap kode etik profesional sangat penting dalam profesi akuntansi. Lingkungan yang kompetitif dalam profesi, kompleksitas dan ukuran dari banyak transaksi keuangan menciptakan banyak celah untuk melakukan kesalahan yang tidak etis. Yulianti (2005) menyebutkan bahwa laporan keuangan menjadi media penting bagi para manajer untuk menginformasikan posisi keuangan kepada pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan cenderung menginginkan laba perusahaan meningkat sehingga mendorong manajer untuk berperilaku tidak etis. Perilaku tidak etis disebabkan adanya asimetri informasi (information asimetri) dimana pihak manajer sebagai penyaji laporan keuangan dalam hal ini memiliki informasi yang lebih dibandingkan pemilik dan pemakai laporan keuangan lainnya sehingga manajer cenderung melakukan konsep manajemen laba (earning management), bahkan meminta bantuan akuntan untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat memenuhi syarat kewajaran tanpa pengecualian. Sudah barang tentu pihak perusahaan menginginkan agar informasi yang tidak memberikan dampak yang baik bagi perusahaan tidak disajikan dalam laporan. Sebaliknya informasi yang dapat menguntungkan perusahaan harus disajikan dalam laporan, bahkan jika perlu dibuat supaya ada. Sehingga Perilaku etis diperlukan dalam pelaporan keuangan.

Etika Menurut estimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu”Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu yang mendalami standar moral perorangan atau masyarakat sedemikian rupa untuk menentukan aturan-aturan yang seharusnya mengatur tingkah laku manusia mengenai tindakan yang benar dan yang salah dan tindakan yang baik dan buruk yang layak dikembangkan dan perlu dikembangkan dalam hidup.

Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang bermanfaat sebagai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan perusahaan kepada para pihak-pihak pengguna informasi laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai di dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh IAI (2007:1) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, adalah :“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di sajikan dalam beberapa cara, misalnya sebagai pelaporan arus kas atau lampiran arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

Hubungan Etika dengan Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan sehingga menghasilkan informasi bagi pihak-pihak terkait. Etika menggambarkan prinsip moral atau peraturan perilaku individu atau kelompok individu yang mereka akui. Etika ini berlaku ketika seseorang harus mengambil keputusan dan beberapa alternatif menyangkut prinsip moral. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan, seberapa besar pemahaman mahasiswa terhadap etika akuntansi.Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan. Dalam menyusun laporan keuangan, tidak terlepas dari perilaku menajer perusahaan yaitu

sehubungan dengan pemilihan kebijakan akuntansi. Manajer akan menerapkan kebijakan konservatif atau cenderung liberal, tergantung nilai pelaporan laba yang diinginkan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna laporan keuangan.Laporan keuangan tersebut dibuat manajemen bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi laporan keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas pernggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Pengguna laporan keuangan tersebut antara lain investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lain, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat yang berkepentingan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas, dan catatan ataslaporan keuangan.. 1.

Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aset, keawajiban serta ekuitas dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender. a. Aset Aset Lancar Suatu aset dikatakan sebagai aset lancar, jika memenuhivkategori sebagai berikut: 1. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi

2.

Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.

3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Aset Tidak Lancar Suatu aset dikatakan sebagai aset tidak lancar apabila aset tersebut tidak memenuhi kategori dari aset lancar

b. Kewajiban Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana kewajiban ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. kewajiban dibedakan de dalam: Kewajiban jangka pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek apabila memenuhi kategori sebagai berikut: 1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan. 2. Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Kewajiban jangka panjang Suatu kewajiban dikatakan sebagai kewajiban jangka panjang apabila kewajiban tersebut tidak memenuhi kategori dari kewajiban jangka pendek. c. Ekuitas Ekuitas adalah hak atau kewajiban yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dari laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya.

2.

Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi adalah suatu laporan yang merangkum pendapatan-pendapatan (revenues) dan biaya-biaya (expenses) perusahaan pada suatu periode akuntansi.

3.

Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan b. setiap kas pendapata dan beban, keuntungan atau kerugian berserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. c. Perngaruh komulatif dari perubahan kebijaksanaan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK. d. Transsaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. e. Saldd akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya. f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan

4.

Laporan Arus Kas (statement of cash flows) Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran kas yang terjadi sebagai akibat kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan pada suatu periode akuntansi. Arus kas juga dapat didefinisikan sebagai arus masuk dan arus keluar kas ataus setara kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut operasi, investasi, dan pendanaan.

5.

Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis, setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: a.

Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laoran arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup. Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah: a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.

Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut: a. Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi. b. Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas. c. Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.

Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu: a. Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

(financial performance) selama suatu periode tertentu. b. Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earning power dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan. c. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para stakeholders-nya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan kepada manajemen.

Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan berbeda dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisni. Perbedaan tujuan tersebut dikarenakan karakteristik organisasi yang berbeda. Berikut adalah karakteristik dari organisasi nonbisnis, antara lain: a. Tidak terdapatnya indikator kinerja seperti pada perusahaan bisnis. b. Tujuannya tidak mencari keuntungan. c. Jumlah sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya, maka penyedia sumber daya tersebut tidak berharap menerima pembayaran atau manfaat ekonomi dari sumber daya yang diberikannya. d. Hak kepemilikan tidak dapat dijual, ditransfer atau ditebus, atau tidak terdapat hak untuk memperoleh bagian distribusi sumber daya residual ketika organisasi tersebut dilikuidasi.

Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM), non-government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan pusat dan daerah, dan organisasi keagamaan. Pengguna informasi dari organisasi nirlaba, diantaranya: a. Penyandang dana dan pemberi kontribusi. b. Anggota dari organisasi tersebut yang memperoleh manfaat dari jasa yang diberikan oleh organisasi tersebut. c. Badan pengawas yang mengatur dan bertangungjawab dalam menyusun kebijakan dari organisasi tersebut. d. Manajer yang mengelola organisasi tersebut. (Yadiati, 2007:53)

Statement of Financial Accounting Concepts (SPAC) mengemukakan bahwa tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai berikut:  Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna dalam mengambil keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.  Memberikan informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa yang diberikan dalam oleh organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.  Memberikan informasi yang berguna untuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya, seperti akuntabilitasnya.  Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, penggunaan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih dari organisasi nonbisnis tersebut.

Etika dalam Laporan Keuangan Laporan keuangan tersebut dibuat manajemen bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi laporan keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Pengguna laporan keuangan tersebut antara lain investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lain, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat yang berkepentingan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas.

Etika Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim, dan di Indonesia prinsip akuntansi disusun oleh Ikatan Akutansi Indonesia. Unsur penyajian laporan keuangan yang layak terdiri dari empat kategori, yaitu: a. Misstate (kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan)

Kecenderungan bagi setiap perusahaan di Indonesia yang sering mengalami kesulitan dalam menyajikan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar akuntansi merupakan sesuatu problematika tersendiri. Dan hal ini merupakan sesuatu kondisi yang ada korelasinya memiliki keterkaitan antara penyusunan laporan keuangan dan sikap serta perilaku baik para penyaji maupun penggunanya. Hal ini memunculkan semacam kode etik yang terbentuk secara prosedural dan sistematis yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwewenang, yaitu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Namun demikian masih terdapat perbedaan-perbedaan persepsi tentang penyajian laporan keuangan yang terbentuk dari sikap dan perilaku masingmasing individu. Oleh karena itu sifat manusia yang cenderung memiliki ketidakterikatan tentang suatu pemikiran. Bahkan di dalam naungan perusahaan yang sama pun akan terjadi perbedaan sikap dan persepsi diantara individu-individu yang berkepentingan terhadap penyajian laporan keuangan.

b. Disclosure (Pengungkapan Laporan Keuangan) Laporan keuangan merupakan komponen sentral dari pelaporan keuangan dan memegang peran penting dalam mengkomunikasikan efek dari bergbagai transaksi serta kejadian-kejadian ekonomi lain bagi para pengambil keputusan. Untuk itu laporan keuangan harus dapat menyediakan informasi mengenai perusahaan dan operasinya kepada pihak yang berkepentingan sebagai basis dalam pengambilan keputusan yang disajikan secara berfariasi sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang tercakup. Variasi tersebut antara lain meliputi informasi mengenai laba atau rugi terhadap investasi untuk mengidentifikasikan hubungan-hubungan informasi tersebut, maka diperlukan analisis data yang dingkapkan dalam perhitungan laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tersebut sebagai komponen laporan keuangan.

c. Cost & Benefit (beban persahaan untuk melakukan pengungkapan) Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan itu sendiri dibuat oleh pihak manajemen yang memiliki tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan sehingga menghasilkan informasi bagi pihak-pihak terkait. Adanya laporan keuangan sangat membantu setiap pihak yang berkepentingan demi mencapai tujuan.

d. Responsibility (tanggung jawab dalam penyajian laoran keuangan yang informatif bagi penggunanya) Menurut IAI, Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh keuangan informasi dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan. Pihak manajemen harus bertanggung jawab atas apa yang dilaporkan dalam laporan keuangan artinya pihak manajemen harus membuat laporan itu sesuai dengan kenyataan sebenarnya sehingga laporan keuangan itu memberikan informasi yang dapat dipercaya bagi penggunanya.

Related Documents


More Documents from "ladygresia"