Hernia Inkarserata Inguinal Lateralis Dextra: Laporan Kasus

  • Uploaded by: Dede Maulana
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hernia Inkarserata Inguinal Lateralis Dextra: Laporan Kasus as PDF for free.

More details

  • Words: 3,839
  • Pages: 23
Loading documents preview...
Laporan Kasus

HERNIA INKARSERATA INGUINAL LATERALIS DEXTRA

DiajukanSebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Bedah Fakultas Kedokteran Unsyiah RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Oleh : NURUL ATIKAH SINAGA, S.Ked 1407101030044

Pembimbing dr. Muslim, Sp.B (K) BD

BAGIAN/SMF BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BPK RUMAH SAKIT dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH 2016

1

KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Shalawat beserta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah, juga kepada sahabat dan keluarga beliau. Ucapan terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada pembimbing kami yaitu dr. Muslim, Sp.B (K) BD dan para dokter di bagian/ SMF Ilmu Bedah yang telah memberikan arahan serta bimbingan hingga terselesaikannya laporan kasus ini. Tidak ada kata sempurna dalam pembuatan sebuah laporan kasus. Keterbatasan dalam penulisan maupun kajian yang dibahas merupakan beberapa penyebabnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan terhadap laporan kasus ini demi perbaikan di masa yang akan datang.

Banda Aceh,

2016

Penulis

2

BAB I PENDAHULUAN Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia.1 Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia medialis, sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur. 2 Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendisitis.Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan

masyarakat

karena

besarnya

biaya

yang

diperlukan

dalam

penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. 1 Menurut penelitian tahun 2007, insiden hernia inguinalis menurut umur diperkirakan meningkat seiring pertambahan usia yaiu rentang 25-40 tahun 5-8 % dan di atas 75 tahun 45%. Menurut jenis kelamin insiden hernia inguinalis lebih ering dijumpai pada pria, yakni 3,9 % untuk laki-laki dan 2,1 % untuk perempuan. 3

Hernia merupakan suatu keadaan yang sering ditemukan oleh semua dokter sehingga pengetahuan umu tentang manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan hernia sangat penting.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.2 Hernia inguinalis medialis adalah suatu tonjolan melalui fascia transversa yang melemah pada trigonum Hasselbach. Hernia inguinalis lateralis adalah tonjolan dari perut di lateral pembuluh epigastrica inferior, yang keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan canalis inguinalis. 1 2.2 Etiologi Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada tiga penyebab, yaitu:4 1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang 

Overweight



Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan



Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing



Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus



Batuk yang kronis disebabkan infeksi, bronkitis, asma, emfisema, alergi



Kehamilan

4



Ascites



Hipertropi prostat

2. Adanya kelemahan jaringan /otot. 3. Tersedianya kantong hernia. 2.3 Patofisiologi Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu menyebabkan hernia inguinalis direk atau hernia inguinalis medialis. Oleh karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria tua. Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi. Hernia inguinalis lateralis menonjol dari perut dilateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.1 Secara

patofisiologi

peningkatan

tekanan

intra

abdomen

akan

mendoronganulus inguinalis internus terdesak. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena faktor yang didapat yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Lebih banyak terjadi pada laki- laki dari pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isihernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.1 Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneum yang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria, testis awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis, testis akan turun melewati canalis inguinalis ke

5

scrotum disebabkan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.4 Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia mayor. Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. 1 Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya menutup.4

2.4 Faktor Resiko Adapun faktor – faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi hernia inguinalis adalah sebagai berikut :5 1. Hereditas Hernia lebih sering terjadi pada penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek dengan riwayat hernia inguinalis.

6

2. Jenis kelamin Hernia inguinalis jauh lebih banyak dijumpai pada laki – laki dibanding pada wanita 9:1. Perbedaan prevalensi ini di sebabkan karena ukuran ligamentum rotundum, dan prosentase obliterasi dari processus vaginalis testis lebih kecil dibanding obliterasi kanalis nuck. 3. Umur Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh macready (Cit. Watson, 1948)

disebutkan 17,5% anak laki – laki dan 9,16% anak perempuan

mempunyai hernia. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnya aktifitas, sekitar umur 26 – 50 tahun insidensi menurun dan setelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi fisik. 4. Konstitusi atau keadaan badan Banyaknya lemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan menimbulkan lokus minoris atau kelemahan – kelemahan otot serta terjadi relaksasi dari anulus.Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan mengurangi volume rongga abdomen sehingga terjadi peningkatan tekanan intra abdomen. 2.5 Gejala Dan Tanda Klinik Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha, pada beberapa orang adanya nyeri dan membengkak pada saat beraktivitas. Seringnya hernia ditemukan pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya. Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit lebih ringan dibandingkan hernia ingunalis lateralis dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi inkarserasi atau strangulasi.1,6 Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit

7

untuk dilihat. Kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.7 Perbedaan hernia inguinalis lateralis dan hernia inguinalis media pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama .hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.1 Pada inspeksi, pasien diminta mengedan maka akan terlihat benjolan di lipat paha, bahkan tanpa mengedan pun benjolan sudah jelas terlihat. Pada palpasi, dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka perbedaan dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.7,8 2.6 Klasifikasi a. Hernia menurut letak penonjolanya1 1. Hernia inguinalis lateralis/indirek Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia lateralis karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral

8

dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinlais eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skortum, ini disebut hernia skortalis. Kantong hernia berada didalam muskulus kremaster terletak anteromedial terhadap vas deferent dan struktur lain dalam tali sperma 2.

Hernia inguinalis medialis/direk Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale. b. Hernia menurut sifatnya, hernia dapat dibagi menjadi, hernia reponibel yakni apabila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus. Hernia ireponibel merupakan hernia yang terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali ke rongga abdomen. Hernia inkarserata atau strangulata merupakan hernia apabila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata sering disebut hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata. Berikut dapat dilihat masing-masing perbedaan dalam tabel berikut1 Jenis Reponibel Ireponibel Inkarserata Strangulata

Reponibel + -

Nyeri + ++

Obstruksi

Tampak

Toksik

+ +

sakit + ++

++

c. Hernia menurut letaknya 1 1. Obturatorius Yakni hernia melalui foramen obturatoria. Hernia ini berlangsung 4 tahap. Tahap pertama mula – mula tonjolan lemak retroperitoneal masuk 9

kedalam kanalis obturatoria. Tahap kedua disusul oleh tonjolan peritoneum parietal. Tahap ketiga, kantong hernianya mungkin diisi oleh lekuk usus. Dan tahap keempat mengalami inkarserasi parsial, sering secara Ritcher atau total. 2. Epigastrika Hernia ini juga disebut hernia linea alba yang merupakan hernia yang keluar melalui defek dilinea alba antara umbilicus dan processus xifoideus. Penderita sering mengeluh kurang enak pada perut dan mual, mirip keluhan kelainan kandung empedu, tukak peptic atau hernia hiatus esophagus. 3. Ventralis, adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian antero lateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama. Factor predisposisinya ialah infeksi luka operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka operasi yang kurang baik, jenis insisi, obesitas dan peninggian tekanan intra abdomen. 4. Lumbalis Didaerah lumbal antara iga XII dan Krista illiaca, ada dua buah trigonum yaitu trigonum kostolumbalis superior (Grijnfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum illiolumbalis (petit) yang berbentuk segitiga. Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan dipinggang tepi bawah tulang rusuk XII (Grijnfelt) atau ditepi cranial dipanggul dorsal. 5. Littre, hernia yang sangat jarang dijumpai, merupakan hernia yang mengandung divertikulum Meckel 6. Spiegel, hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia Spieghel. 7. Perienalis, merupakan tonjolan hernia pada peritoneum melalui defek dasar panggul yang dapat secara primer pada perempuan multipara atau sekunder setelah operasi melalui perineum seperti prostatektomi atau resesi rectum secara abdominoperienal.

10

8. Pantalon, merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua kantong hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. 9. Diafragma 10. Inguinalis 11. Umbilical, merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intraabdomen. Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit 12. Paraumbilical merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi cranial umbilical, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan operasi koreksi. 13. Femoralis yakni merupakan tonjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen seperti mengangkat barang atau ketika batuk. Pintu masuknya adalah annulus femoralis dan keluar melalui fossa ovalis dilipatan paha. Batas – batas annulus femoralis antara lain ligamentum inguinale di anterior, medial ligamentum lacunare, posterior ramus superior ossis pubi dan muskulus peknitus beserta fascia dan lateral m.illiopsoas beserta fascia locus minoris resistennya fascia transversa yang menutupi annulus femoralis yang disebut septum cloquetti. 2.7 Diagnosis Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dirasakan dan jika ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan mesentrium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.6

11

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutra. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutra, namun tanda ini sulit untuk ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau kelingking pada anak dapat didorong dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. 9,10

12

Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau jika tidak dapat direposisi atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya.1

2.8 Penatalaksanaan a. Konservatif Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga dapat kambuh lagi. 1. Reposisi Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia melalui pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml supaya pasien tidur, posisi tidur trendelenberg. Hal ini rnemudahkan memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari berikutnya. 2. Sabuk hernia Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang rnasih kecildan menolak dilakukan operasi (Kendarto Darmokusumo, 1993). Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. b. Operatif

13

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Operasi hernia ada 3 tahap 1. Herniotomy yaitu

membuka dan memotong kantong hernia serta

mengembalikan isi ke cavum abdominalis. 2. Herniorafi

yaitu

mulai

dari

mengikat

leher

hernia

dan

menggantungkannya pada conjoint tendon. 3. Hernioplasty yaitu

memberi kekuatan pada dinding perut dan

menghilangkan locus minnoris resistentia. Bagan untuk managemen hernia inguinalis dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 11

14

BAB III LAPORAN KASUS RUANGAN IDENTITAS PENDERITA Nama

: Tn. H

Umur

: 44 Tahun

15

Jenis Kelamin

: laki-laki

Suku

: Aceh

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Penjual ikan dan minyak

Alamat

: Ujong Blang Kuta Baro, Aceh Besar

Tanggal masuk

: 28-6-2016

Tanggal pemeriksaan

: 29-6-2016

ANAMNESA Keluhan Utama

: Benjolan pada lipat paha kanan

Keluhan Tambahan

: Nyeri pada benjolan lipat paha kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD dengan keluhanmuncul benjolan pada lipat paha kanan sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya benjolan hilang timbul, dan hanya timbul pada saat pasien mengedan atau batuk. Benjolan berkurang dengan istirahat dan memberat dengan aktifitas, namun sejak 4 hari terakhir SMRS benjolan pada lipat paha kanan menetap dan terasa nyeri yang dirasakan semakin lama semakin memberat. Mual dan muntah disangkal oleh pasien. Kencing berpasir dan berdarah disangkal oleh pasien. BAK dan BAB dalam batas normal. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Penggunaan Obat: Pasien tidak ada mengkonsumsi obat apapun. Riwayat Kebiasaan Sosial: Pasien sehari-hari bekerja sebagai penjual ikan dan penjual minyak dan sering mengangkat beban-beban yang berat.

16

PEMERIKSAAN FISIK Status Present Keadaan Umum

: Sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 110/80 mmHg

Heart rate

: 80 x / menit

Respiratory rate

: 20x / menit

Temperatur

: 36,7˚C

Status Generalis Kepala 

Bentuk

: Normal



Rambut

:Hitam, tidak mudah dicabut 

Mata

:Isokor, refleks pupil (+), sklera ikterik (-) ,

konjungtiva palpebra

tidak tampak pucat, palpebra tak

tampak bengkak 

Telinga:Simetris, liang lapang, sekret (-)



Mulut

:Bibir tidak pucat, kering, gusi tak berdarah

Leher 

Inspeksi : Simetris, tak tampak benjolan, JVP R- 2cm H20



Palpasi : trakea di tengah, tidak terdapat pembesaran KGB

Thoraks 

Inspeksi : Pernafasan simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan abnormal,



Palpasi : Fremitus vokal kanan = kiri, KGB aksila tak ada pembesaran.



Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru



Auskultasi : Suara vesikuler normal, suara nafas tambahan (-)

Jantung 17



Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat



Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba



Perkusi

: Batas kanan : ICS 4, sternal kanan



Batas kiri

: ICS 5, midklafikula kiri

Auskultasi

: BJ 1> BJ 2 frekuensi normal, regular,

bunyi jantung tambahan (-) Abdomen



 Inspeksi : Perut datar, simetris. Palpasi: Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba, nyeri tekan (+) di regio lumbal kanan, KGB inguinal tak ada pembesaran. Nyeri CVA (+) pada regio lumbal kanan  Perkusi  Auskultasi

: Suara timpani : Bising usus normal

Genetalia

: dalam batas normal

Anus Rectal tuse

: tonus spinchter ani ketat, ampula licin, feces (+),lendir (-), darah (-)

Ekstremitas 

Superior

: Oedem (-)



Inferior

: Oedem (-)

Status lokalis a/r inguinal dextra I F

: tampak benjolan pada inguinal dextra, warna sama dengan kulit sekitar. :nyeri tekan (+) transluminasi (-)

18

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboraturium Jenis pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan

Nilai Rujukan

Haemoglobin

14,4gr/dl

14 - 17 gr/dl

Eritrosit

5,7. 106/mm3

4,7-6,1. 106/mm3

Leukosit

10,1.103/ul

4,5-10,5.103/ul

Trombosit

219.103 /ul

150-400.103/ul

Hematokrit

45%

45-55%

Ureum Creatinin Natrium Kalium Klorida

16 0,70 145 3,8 113

13-43 mg/dl 0,67-1,17 mg/dl 135-145 mmol/L 3,5-4,5 mmol/L 90-110 mmol/L

DIAGNOSIS

Hernia Inkarserata Inguinal Lateralis Dextra

PENATALAKSANAAN Medikamentosa: IVFD RL 20 gtt/i Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam Inj. Ketorolac 3% /8 jam Inj. Rantidin 1 amp/12 jam Diet MB Operatif: Hernioplasty Emergency

19

PROGNOSIS   

Quo ad vitam :dubia ad bonam Quo ad fungsionam : dubia ad bonam Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

20

BAB IV ANALISA KASUS Telah diperiksa seoranglaki-laki usia 44 tahun di IGD RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 29 Juni 2016 dengan keluhan utama benjolan pada lipat pahan kanan. Pasien didiagnosa dengan hernia inkarserata inguinal lateralis dextra,diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien laki – laki berusia 44 tahun, berdasarkan teori bahwa hernia lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan wanita, dengan perbandingan pia dan wanita 7:1. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnya aktifitas, sekitar umur 26 – 50 tahun insidensi menurun dan setelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi fisik dan meningkatnya aktivitas fisik seseorang. Pasien datang dengan keluhan benjolan pada lipatan paha kanan. Benjolan dirasakan hilang timbul sejak 4 bulan yang lalu, namun benjolan dirasakan menetap dan diikuti rasa nyeri hilang timbul sejak 4 hari SMRS, mual dan muntah disangkal. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hernia merupakan suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek). Hernia inkarserata yakni apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalm rongga perut sehinggal benjolan menetap. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan pada lipat paha kanan yang tidakdapat dikembalikan, batas jelas,dan dirasakan nyeri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa diagnosis hernia ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau jika tidak dapat direposisi atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang membedakan tipe hernia

21

Jenis

Reponibel

Nyeri

obstruksi

Tampak

Toksik

Reponibel Ireponibel Inkarserata strangulata

+ -

+ ++

+ +

sakit + ++

++

Pasien dilakukan pemeriksaan transiluminasi dan didapatkan hasil negatif. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa untuk membedakan hernia dan hidrokel dapat dilakukan pemeriksaan sederhana berupa transiluminasi. Transiluminas negatif dapat digunakan sebagai penanda ini adalah suatu hernia. Pasien akan direncanakan untuk tindakan hernioraphy emergency. Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa setiap pasien yang didiagnosa dengan hernia, maka saat itu sebaiknya pasien dilakukan tindakan operasi. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata merupakan indikasi untuk dilakukan operasi segera untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih lanjut.

22

DAFTAR PUSTAKA 1. Sjamsuhidayat & Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC 2. Gardner, RM and Boyd, CR. 2008. Examining Modern Approaches to Inguinal and Femoral Herniorrhaphy. JAAPA, 21(6): 35-41. 3. Agustina, VA. 2014. Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Hernia Inguinalis. Unnes Journal of Public Health, 3(3): 1-8 4. Brunicardi, F Charles. 2006. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 920-945. 5. Sabiston. 1994. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta: EGC 6. Leal, JN; Edward, JP; Dixon, ED. 2012. Groin Hernias Diagnosis and Management. The Canadian of Diagnosis: 57-59 7. Schwartz. 2000. Hernia Dinding Abdomen dalam Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 8. Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789. 9. Tambayong, J. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC 10. Grace, PA; Borley, N. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga 11. Simons, MP; Aufenacker, T; Bay-Nielsen,M; Bouillot, JL et al. 2009. European Hernia Society Guidlines on The Treatment of Inguinal Hernia in Adult Patients. Springer (13): 343-403.

23

Related Documents


More Documents from "Resi Nurseptiani"