Inovatif Gerontik Eka.docx

  • Uploaded by: Eka Yuliani
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Inovatif Gerontik Eka.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,141
  • Pages: 14
Loading documents preview...
LAPORAN PENGELOLAAN KASUS INOVATIF PENANGANAN KLIEN DENGAN REMATHOID GOAT MENGGUNAKAN KOMPRES JAHE MERAH PADA KLIEN NY. K DI WISMA 7 PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA CILACAP

Disusun Oleh : EKA YULIANI 1811040067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2018/2019

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2012). Usia harapan hidup di Indonesia meningkat, yaitu 70,7 tahun. Lansia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap kesakitan akibat penurunan fungsi dalam tubuh. Keluhan terkait gangguan musculoskeletal (nyeri) menjadi keluhan utama lansia di paguyupan lansia budi luhur Surabaya. Nyeri dirasakan pada pagi hari dan dapat menye-babkan gangguan pemenuhan kebutuhan dan akti-vitas sehari-hari. Nyeri sendi tersebut berkaitan dengan metabolism purin yang tidak optimal di dalam tubuh sehingga terjadi penumpukan. Hal tersebut dikenal dengan penyakit gout arthritis. Jumlah lansia di Indonesia sebanyak 24,24% dari total jumlah penduduk, dan Jawa timur men-duduki urutan ke 3 setelah Yogjakarta dan Jawa Tengah. Angka kesakitan lansia tahun 2014 sebesar 25,05 persen menunjukkan bahwa satu dari empat lansia mengalami sakit (Badan Pusat Statistik, 2015). Keluhan yang sering disampaikan Lansia adalah nyeri sendi. Nyeri sendi erat kaitannya dengan Gout Arthritis. Artritis gout merupakan hasil metabolisme purin didalam tubuh yang kadar tidak boleh berlebih. Fak-tor pemicu adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung protein. Penatalaksanaan diet untuk Gout Arthritis (GA) masalah diet rendah purin (Kowalak, 2011). Gejala nyeri yang dirasakan pen-derita dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang berpengaruh terhadap penampilan fisik da menu-runnya fungsi tubuh pada kehidupan seharihari. Penderita GA dapat mengalami gangguan mobilitas fisik, gangguan tidur, bahkan gangguan interaksi sosial. Sehingga hal tersebut perlu mendapat pena-nganan segera.

Pentalaksanaan pada penderita asam urat dapat dengan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan (kolaboratif). Pengobatan dilakukan secara dini agar blm tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, pengobatan asam urat ber-tujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan pera-dangan dengan obat-obat (Aru, 2010). Tindakan non farmakologis untuk penderita asam urat adalah kompres jahe merah. Keberhasilan Asam urat terbentuk dari pemecahan zat kimia purin yang berasal dari bahan genetik sel. Biasanya asam urat diekskresikan dalam urin. Jika ada kelebihan asam urat yang diproduksi, dapat menumpuk dan membentuk kristal kecil pada persendian dan di tempat lain. Jika kristal ini masuk ke ruang sendi, maka ada peradangan, pembengkakan, dan parah [1]. Selain pengobatan farmakologis, juga diperlukan pengobatan nyeri non-farmakologis, atau yang lebih dikenal dengan manajemen nyeri adalah tindakan untuk mengurangi rasa sakit [2]. Susenas 2014 menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen populasi lansia mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir. Berdasarkan jenis kelamin, persentase populasi lansia wanita yang mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir lebih tinggi daripada pria. Jika dilihat dari 2012 hingga 2014, persentase populasi lansia yang mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir cenderung berfluktuasi. Persentase penduduk lansia yang memiliki keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir menurun dari 51,94 persen pada 2012 menjadi 50,93 persen pada 2013. Persentase ini kemudian naik menjadi 52,67 persen pada 2014. Menurut Susenas 2012, tentang jenis keluhan kesehatan lansia tertinggi ( 32,99%) adalah jenis keluhan termasuk keluhan bahwa efek penyakit kronis seperti asam urat, tekanan darah tinggi, radang sendi, darah rendah, dan diabetes mellitus [3]. Prevalensi diagnosis penyakit sendi berdasarkan petugas kesehatan di Indonesia 11,9 persen dan diagnosis berbasis gejala atau 24,7 persen [4]. Dinas Kesehatan Jawa Timur mengatakan pada 2013 pasien lansia dengan asam urat di Jawa Timur sebanyak 4.027

orang. Indonesia termasuk negara berstruktur penduduk tua dengan populasi lansia diatas 7%. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan mengalami peningkatan jumlah penduduk lanjut usia yang sangat besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk negara yang memiliki lansia terbanyak ke lima yakni 9,6% dari jumlah penduduk (Menkokesra, 2013). Menurut Azizah (2011) secara garis besar perubahan yang dialami oleh lansia dibagi menjadi 3 yaitu perubahan fisik, psikologis dan perubahan kognitif. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan dalam sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler dan respirasi serta perubahan metabolisme. Sedangkan perubahan psikologis meliputi kecemasan, kesepian dan depresi. Sementara perubahan kognitif yang dialami lansia berupa menurunnya memory atau daya ingat, IQ (Intelligence Quotient), kemampuan belajar (learning), kemampuan pemahaman (comprehension), pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (Decision Making), kebijaksanaan, kinerja dan motivasi. Akibat perubahan-perubahan yang dialami lansia menyebabkan berbagai gangguan, serta akan berdampak pada kualitas hidup lansia (Mauk, 2006). Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua,tetapi berkembang dari bayi, anak-anak,dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah 2011). Batasan untuk kategori lansia berdasarkan tingkatan usia menurut WHO yaitu:usia pertengahan (middleage) 45 – 59 tahun, usia lanjut (elderly) 60 – 74 tahun, usia lanjut usia (old) 75 – 90 tahun dan sangat tua (very old) lebih dari 90 tahun (WHO, 2012).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Penduduk lansia (≥ 65 tahun) di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 13.729.992 jiwa (8,5%) dan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 10,0%. Di Indonesia terdapat 11 provinsi dari seluruh provinsi di Indonesia dengan presentase lansia lebih dari 7%, diantaranya adalah Sulawesi Selatan (8,8%) dan di perkirakan akan meningkat menjadi 9,8% pada tahun 2020 serta mengalami momen aging pada tahun 2021 (Dinkes Provinsi Sulsel 2014). Gangguan asam urat ditandai dengan serangan mendadak pada daerah sendi engsel. Rasa sakit yang terjadi cenderung muncul tiba-tiba. Kemunculan mendadak ini seringkali menyebabkan penderita asam urat mengalami kesulitan bergerak. Ketika Anda bangun, misalnya, jempol kaki dan pergelangan kaki akan terasa panas, nyeri, dan bengkak. Lansia yang memiliki tahap awal asam urat, yang ditandai dengan gejala tidak sering, obat tradisional untuk membantu meringankan rasa sakit pada pasien dengan asam urat adalah pilihan terbaik. Selain diet, Obat tradisional juga bisa dilakukan dengan memberi kompres jahe merah pada bagian yang sakit. Karena kandungan minyak atsiri jahe merah dan memiliki beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologis dan fisiologis seperti efek antioksidan, antiinflammasi, analgesik, anticarcinogenik dan kardiotonik. B. PROBLEM Berdasarkan pengamatan dan hasil pengkajian yang dilakukan selama praktek di Panti Pelayanan Lanjut Usia "DEWANATA" Cilacap, terdapat 100 lansia. Dari total 100 lansia, terdapat beberapa lansia yang mengalami Rhematoid Goat ( Asam Urat ). Setelah melakukan wawancara dengan satu orang lansia yang mengalami Asam Urat di Wisma VII yaitu Ny. K mengatakan memiliki Asam Urat Ny. K mengatakan susah tidur dan mengeluh nyeri lutut

setelah bangun tidur ( pagi hari ). C. SOLUSI Berdasarkan problem diatas, penulis akan melakukan intervensi berdasarkan jurnal yang berjudul “ Effect Of Red Ginger Compress To Decrease Scale Of Pain Gout Arthiris Patients” merupakan salah satu dasar solusi intervensi mandiri yang dapat dilakukan untuk menurunkan skala nyeri yang dialami oleh lansia.

BAB II JURNAL ASLI

BAB III ANALISA PICO JURNAL UTAMA 1. Judul Utama “Effect Of Red Ginger Compress To Decrease Scale Of Pain Gout Arthiris Patients” 2. Peneliti Enny Virda Yuniarti, Emyk Windartik dan Amar Akbar

JUDUL : “Effect Of Red Ginger Compress To Decrease Scale Of Pain Gout Arthiris Patients” POPULATION : Populasi dalam penelitian ini sebanyak 24 responden lansia yang menderita asam urat di rumah sakit Lansia Mojopahit Mojokerto. Desain penelitian menggunakan pendekatan quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest kelompok kontrol tidak acak. Data penelitian ini diambil dari daftar periksa dan lembar observasi skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres jahe merah. INTERVENTION : Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan desain quasiexperimental desain Non-Randomized Group pretest-posttest design. Rancangan ini untuk mengungkap perbedaan antara kedua jenis intervensi atau perawatan yang

melibatkan dua kelompok eksperimen. Dalam dua kelompok sebelum administrasi dimulai dengan pengamatan intervensi (pretest), dan pengamatan setelah intervensi (posttest). Penelitian ini diambil dari daftar periksa dan lembar observasi skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres jahe merah. Kompres jahe merah dilakukan secara teratur 1 kali sehari selama 15-30 menit. Langkah untuk melakukan kompres jahe merah sebagai berikut: •

Yang pertama siapkan rebusan air panas



Cuci jahenya terlebih dahulu sampai benar-benar bersih



Kemudian parut jahe secukupnya untuk mengkompres menggunakan parutan kelapa



Setelah air rebusan sudah siap, selanjutnya kita menuju ke wisma untuk kontrak waktu ulang dengan pasien



Kita langsung memberikan kompres jahe merah kepada pasien



Kompres bagian yang nyeri dengan air hangat selama 20 detik, kemudian masukan jahe merah ke dalam handuk kecil atau waslap dan peras ulang menggunakan air hagat



Kompres menggunakan jahe merah selama 20-30 menit



Setelah itu menanyakan perasaan pasien setelah diberikan kompres jahe merah

OUTCOME : 1.

Skala rasa sakit asam urat pasien sebelum mengkompres jahe merah di Unit Perawatan Lansia Kabupaten Mojopahit Mojokerto memiliki skala nyeri rata-rata 4-6.

2.

Skala nyeri gout pasien setelah kompres jahe merah di Unit Perawatan Lansia Kabupaten Mojopahit Mojokerto menunjukkan penurunan skala nyeri sigifikan.

3.

Ada pengaruh kompres jahe merah untuk menurunkan skala nyeri asam urat pasien di Unit Perawatan Lansia Mojopahit Mojokerto dan hasil independent sample t test 2 (independent samples t test) menunjukkan hasil p = 0,029 <α = 0,05.

4.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terapi jahe merah lebih efektif dalam mengurangi skala nyeri sendi antara tua-tua dari pada hanya menggunakan kompres air hangat. Oleh karena itu dapat dianggap sebagai alernatif menejemen nyeri sendi di tua-tua yang mudah, murah dan beneficently. Jahe merah memiliki efek panas, anti-inflamasi dan analgesik yang dapat menurunkan nyeri sendi lebih cepat dari pada kompres hangat.

COMPARATION : “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Gout” POPULATION : Populasinya adalah seluruh lansia penderita penyakit asam urat di Paguyuban Budi Luhur Surabaya sebesar 30 lansia, besar sampel 30 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sam-pling. INTERVENTION :

Populasinya adalah seluruh lansia penderita penyakit asam urat di Paguyuban Budi Luhur Surabaya sebesar 30 lansia, besar sampel 30 lansia. setelah dilakukan kompres hangat skala nyeri sedang dan hampir setengahnya (30%) nyeri ringan. Instrument untuk memberikan kompres adalah buli-buli dan air hangat yang telah diukur suhunya dan numeric analog scale untuk mengukur nyeri. OUTCOME : Adanya Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Atrhitis Goat (Asam Urat) Dipaguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya. diketahui dari 30 responden didapatkan sebagian besar (62,3%) menunjukkan skala nyeri berat dan hampir setengahnya (36,7%) menunjukkan skala nyeri sedang. Pemberian kompres hangat hanya bertujuan untuk memberi-kan rasa hangat memperlancar sirkulasi darah, memberi rasa nyaman dan tenang. Berbeda dengan menggunakan kompres jahe merah yang memiliki efek panas, antiinflamasi dan analgesik yang dapat menurunkan nyeri sendi lebih cepat dari pada kompres hangat.

BAB IV ANALISA SWOT

A. Strengths (kekuatan)  Jurnal relevan dengan praktik keperawatan gerontik dimana sampel penelitian dalam jurnal adalah klien dengan Artritis Gout (Asam Urat)  Jurnal merupakan studi eksperimen keperawatan yang membutuhkan waktu dalam pengumpulan data sampai dengan hasil penelitian, sehingga diharapkan mampu digunakan sebagai acuan dalam pengembangan asuhan keperawatan maupun evidence based nursing pada klien Artritis Gout (Asam Urat)  Hasil penelitian jurnal ini membuktikan bahwa ada perubahan signifikan yang menunjukan bahwa kompres jahe merah dapat digunakan untuk menurunkan skala nyeri pada pasien dengan Artritis Gout (Asam Urat). B. Weaknes (kelemahan)  Tidak dijelaskan secara detail cara pelaksanaan kompres jahe merah C. Opportunities (kesempatan)  Bisa dilakukan secara mandiri disemua kalangan masyarakat.  Dapat dilakukan untuk tindakan terapi mandiri ketika nyeri atau terjadi peradangan.  Dapat dilakukan/diterapkan diseluruh dunia karena sangat simple dan mudah dilakukan, dapat dilakukan dengan mudah sederhana dan ekonomis. D. Threats (ancaman)  Tidak efektif untuk menghilangkan nyeri apabila tidak dilakukan secara rutin.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan dari beberapa penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa upaya penurunan skala nyeri dapat dilakukan perawat secara mandiri dengan cara melakukan kompres jahe merah. Selain mudah dilakukan, efektif terhadap penurunan skala nyeri pada Artritis Gout (Asam Urat). B. SARAN Kompres jahe merah dapat dilakukan secara mandiri untuk menurunkan skala nyeri pada Artritis Gout (Asam Urat) , akan lebih baik jika dapat dilakukan setiap hari kurang lebih waktunya 20 menit.

DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Media Ar-Ruzz. Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Aru W, Sudoyo. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi V, Jakarta : Interna Publising. Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014; Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional. (D. Susilo, A. Chamai, & N. B. Handayani, Eds.). Jakarta: Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia. Retrieved from https://www.bappenas.go.id/files/ data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebudayaan/ Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2014.pdf Herliana Esti. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Agro Media Kementrian

Kesehatan

RI.

(2013).

Gambaran

Lanjut

usia

Indonesia

www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf Nugroho, Wahyudi. (2012). Keperawatan Gerontik Dan Rusnoto, dkk. 2015. Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Desa Kedungwungu KecamatanTegowanu Kabupaten Grobogan. Diakses tanggal 26 November 2015. Soeroso Joewono, 2011. Asam Urat.Jakarta: Penebar Plus. Therkleson, Tessa. 2013. Pengobatan Jahe Topikal Dengan Kompres atau Patch untuk Gejala Osteoartritis. Edith Cowan University, Australia BaratNursingRATO Health, LowerHutt: Jurnal keperawatan sains Selandia Baru. Prasetyo Nian Sigit. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri.Yogyakarta: Ilmu.

Graha

Related Documents

Ukom Gerontik
January 2021 2
Lp Gerontik
January 2021 1
Konsep Keperawatan Gerontik
February 2021 1

More Documents from "Nurul Chafifah"