Investor Nilai - James Pardoe.docx

  • Uploaded by: herlina margaretha
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Investor Nilai - James Pardoe.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 24,192
  • Pages: 64
Loading documents preview...
SUKSES BERINVESTASI ALA BUFFET 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia

JAMES PARDOE

PENERBIT ERLANGGA Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740 http://www.erlangga.co.id e-mail : [email protected] (Anggota IKAPI)

Judul Asli: How Buffett Does It 24 Simple Investing Strategies from the World's Greatest Value Investor James Pardoe Original ISBN: 0-07-144912-4 Sukses Berinvestasi ala Buffett 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia James Pardoe Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. Translation copyright © 2006 by Penerbit Erlangga. All rights reserved. Printed in the United States of America. Hak terjemahan dalam Bahasa Indonesia pada Penerbit Erlangga berdasarkan perjanjian resmi tanggal 9 September 2005 Penerjemah: Sri Isnani Husnayati, S.E. Editor: Ratri Medya, S.E., Wisnu Chandra Kristiaji, S.E. Buku ini diset dan dilayout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan Power Macintosh G5 (Palatino 10 pt) Setting oleh: Tim Setting Perti Dicetak oleh: PT Gelora Aksara Pratama 10 09 08 7 654 Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi, atau memperbanyak dalam bentuk apa pun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini, serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit Erlangga. © HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Daftar Isi Kiat-kiat Warren Buffett Bab 1 Pilihlah Kesederhanaan, Bukan Kompleksitas 5 Bab 2 Putuskan Sendiri Investasi Anda Bab 3 Pertahankan Temperamen yang Tepat Bab 4 Bersabarlah Bab 5 Belilah Bisnis, Bukan Saham Bab 8 Carilah Perusahaan Franchise Bab 7 Belilah Perusahaan Berteknologi Rendah, Bukan Berteknologi Tinggi Bab 8 Konsentrasikan Investasi Saham Anda Bab 9 Terapkan Ketidakaktifan, Bukan Hiperaktivitas Bab 10 Jangn Melihat Ticker Bab 11 Lihatlah Penurunan Pasar sebagai Peluang Membeli Bab 12 Jangan Mencoba Memukul Setiap Lemparan Bola yang Datang Bab 13 Abaikan yang Makro; Fokuslah pada yang Mikro Bab 14 Perhatikan Baik-baik Manajemennya Bab 15 Ingat, Sang Kaisar Tidak Pakai Baju di Wall Street Bab 16 Berpikirlah Independen Bab 17 Tetaplah Berada Dalam Lingkaran Kompetensi Anda Bab 18 Abaikan Ramalan Pasar Saham Bab 19 Pahami “Mr. Market” dan “Margin of Safety” Bab 20 Takutlah Saat Orang Lain Tamak,dan Tamaklah Saat Orang Lain Takut Bab 21 Baca, Baca Lagi, dan Berpikirlah Bab 22 Gunakan Segenap Tenaga Kuda yang Anda Miliki Bab 23 Hindari Kesalahan Mahal yang Diperbuat Orang Lain Bab 24 Jadilah Investor yang Andal Bacaan Lain Tentang Penulis Indeks

Sukses Berinvestasi ala Buffett

1 11 17 25 33 41 47 53 59 67 73 81 89 95 103 109 117 125 131 139 145 153 159 167 172 173 174

KIAT-KIAT WARREN BUFFETT Bagi sebagian besar orang, pasar saham adalah sebuah misteri. Dengan begitu banyaknya pilihan yang tersedia— di Amerika saja terdapat lebih dari 7.000 saham— bagaimana agar kita dapat menghasilkan uang dengan berinvestasi di pasar saham? Saham mana yang harus dibeli? Siapa yang harus didengarkan? Strategi apa yang harus diambil? Banyak di antara kita yang sedang berusaha bangkit dari ambruknya saham Internet dan masih khawatir untuk mempertaruhkan uang yang diperoleh dengan susah payah ke bursa. Banyak di antara kita telah belajar dengan cara yang menyakitkan. Bisa jadi sebabnya adalah tips jitu dari seorang teman mengenai saham, rekomendasi pialang, atau saham di bisnis teknologi yang jatuh. Satu pelajaran yang didapat oleh banyak orang adalah skema untuk menjadi kaya dengan cepat sering kali juga berarti skema untuk menjadi miskin dengan cepat. Jika Anda adalah investor yang bangkrut—entah karena pialang, Nasdaq crash, reksadana, transaksi harian sistem timing-the-market, opsi, saham murah, atau perusahaan hitech yang sedang berkembang pesat—Anda benar-benar harus mempelajari filosofi dan pendekatan investasi Warren Buffett. Studi tentang Warren Buffett mengungkapkan metode menjadi kaya secara perlahan (get-rich-sloiu) yang telah terbukti di pasar saham. Buffett telah mengubah biji kayu ek menjadi pohon melalui praktik investasi yang aman secara finansial. Anda pun dapat menjadi investor yang andal dan menghasilkan uang dari pasar saham dalam jangka waktu lama— tetapi hanya jika Anda mengikuti konsep fundamentalnya serta mengadopsi kedisiplinan, kesabaran, dan wataknya. Warren Buffett tidak mendapatkan warisan satu sen pun dari orang tuanya. Saat ini, hanya dari hasil investasinya saja, secara pribadi dia memiliki aset senilai lebih dari 40 juta dolar. Tetapi mulai dari Harvard yang ada di wilayah Timur hingga Stanford yang ada di wilayah Barat, Buffett jarang sekali menjadi topik diskusi di kelas-kelas sekolah bisnis terkemuka. Dengan kata lain, investor terbaik sepanjang zaman telah diabaikan oleh para akademisi. Saya berharap Anda tidak mengabaikan teladan Buffett. Saya berharap Anda mempunyai niat untuk meniru praktik investasinya, terutama jika pengalaman investasi Anda sebelumnya kurang menyenangkan. Dalam permainan basket, penguasaan dasar permainan adalah hal yang krusial untuk menjadi pemain yang baik. Demikian pula, menguasai dasar-dasar investasi Buffett adalah hal yang krusial untuk menjadi investor yang andal. Dasar-dasar tersebut meliputi :

BAB I PILIHLAH KESEDERHANAAN, BUKAN KOMPLEKSITAS Pada saat berinvestasi, buat hal tersebut sesederhana mungkin. Lakukan hal-hal yang mudah dan jelas, saran Buffett; tidak perlu mengembangkan jawaban yang rumit untuk masalah yang sudah rumit. Banyak orang percaya bahwa berinvestasi di pasar saham itu rumit, misterius, penuh risiko, dan oleh karena itu lebih baik diserahkan saja pada para profesional. Cara pandang umum ini berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin menjadi investor yang sukses karena kesuksesan di pasar saham membutuhkan latar belakang pendidikan bisnis yang tinggi, penguasaan rumus-rumus matematika yang rumit, akses pada program komputer market-timing yang canggih, serta banyak waktu untuk terus memonitor pasar, grafik, volume, tren ekonomi, dan lain-lain. Warren Buffett telah menunjukkan bahwa itu semua adalah mitos. Buffett telah menemukan cara sukses untuk berinvestasi dalam pasar saham yang tidak rumit. Semua orang dengan kecerdasan rata-rata, lebih dari mampu untuk menjadi investor yang sukses, tanpa bantuan profesional, karena dasar investasi yang andal mudah untuk dimengerti. Buffett hanya akan berinvestasi pada bisnis-bisnis yang mudah dipahami, solid, dan bertahan lama yang penyebab kesuksesannya dapat dijelaskan dengan sederhana, dan dia tidak pernah berinvestasi pada bisnis- bisnis rumit yang tidak dia pahami. Ingat bahwa tingkat kesulitan tidak diperhitungkan dalam berinvestasi. Carilah perusahaan yang bertahan lama dengan model bisnis yang mudah diprediksi. Esensi dan keindahan filosofi investasi Buffett adalah kesederhanaannya. Filosofi tersebut tidak memerlukan kemampuan matematis yang rumit, latar belakang pendidikan finansial, atau pengetahuan mengenai bagaimana perekonomian atau pasar saham akan berlangsung di masa yang akan datang. Filosofi ini didasarkan pada prinsip akal sehat dan kesabaran-nilai-nilai midwestern yang mudah dipahami dan diterapkan oleh setiap investor. Pada dasarnya, Buffett yakin bahwa investor tidak melakukan usaha yang cukup berarti saat mereka mengandalkan hal-hal seperti rumus matematika, prediksi pasar jangka pendek atau pergerakan pasar, atau grafik-grafik yang didasarkan pada harga dan volume. Bahkan, ujar Buffett, kompleksitas acap kali merugikan Anda. Jangan mati-matian berusaha memecahkan teori-teori terbaru mengenai investasi, seperti option pric- ing atau beta. Dalam banyak hal, lebih baik Anda tidak pernah mengetahui sistem mutakhir tersebut. Sebuah pelajaran penting yang dipetik Buffett dari gurunya, Ben Graham, adalah Anda tidak harus "melakukan hal yang luar biasa untuk mendapatkan hasil yang luar biasa". Pertahankan kesederhanaan. Ini sasaran Anda: Belilah saham dari perusahaan hebat yang dikelola oleh orang- orang yang jujur dan kompeten. Beli bila harga saham tersebut berada di bawah nilai aktualnya sebagaimana tercermin dalam potensi perolehan laba perusahaan di masa yang akan datang. Kemudian pertahankan saham itu dan tunggu situasi pasar untuk menegaskan penilaian Anda. Ini adalah prinsip utama dari filosofi investasi Buffett. Prinsip ini menjelaskan seluruh kesuksesannya yang luar biasa. Prinsip ini juga menjelaskan bagaimana dia mengubah investasi saham Washington Post senilai 10,6 juta dolar menjadi sebuah investasi yang saat ini bernilai lebih dari 1 miliar dolar, bagaimana dia mengubah investasi saham Coca-Cola senilai 1 miliar dolar menjadi senilai lebih dari 8 miliar dolar saat ini, dan bagaimana dia membeli saham GEICO Insurance senilai 45 juta dolar yang kemudian berkembang menjadi lebih dari 1 miliar dolar.

Jika Anda tidak memahami sebuah bisnis, jangan beli. Buffett telah mengubah Berkshire Hathaway menjadi perusahaan senilai 100 miliar dolar lebih dengan menggunakan prinsip sederhana ini. Pada saat berinvestasi di pasar saham, dia menginvestasikan uangnya pada bisnis solid yang mudah dipahami dengan prospek jangka panjang yang kuat, serta jajaran manajemen yang kompeten dan mempunyai integritas. Dia membeli berlot-lot saham ketika pasar saham menjualnya dengan harga rendah. Singkatnya, hal tersebut menjelaskan kesuksesannya. Lupakan program komputer canggih untuk memilih saham yang mengandalkan riwayat harga, gejolak, atau arah pasar. Selanjutnya, buang persamaan logaritma dan rumusrumus rumit. Buffett memang menggunakan komputer—tetapi terutama untuk bermain bridge dan bukan untuk menelusuri pergerakan harga saham. Sasaran investasi Anda harus sama dengan Buffett: dalam hal mencari saham dengan harga yang wajar untuk bisnis yang mudah dipahami dan punya prospek yang kuat untuk mengalami peningkatan laba di tahuntahun mendatang. Itu saja! Berikut tiga prinsip yang harus mendasari setiap ke- putusan investasi Anda: Selalu pertahankan kesederhanaan. Jangan membuat investasi menjadi sesuatu yang sulit. Tetaplah berpedoman pada apa yang Anda ketahui dan belilah saham bisnis- bisnis yang mempunyai manajemen yang kuat dan etis. Keputusan investasi yang melibatkan kompleksitas harus dihindari. Tentukan sendiri keputusan investasi Anda. Jadilah penasihat investasi bagi diri Anda sendiri. Berhati-hatilah terhadap pialang atau wiraniaga lainnya yang secara agresif mengajukan saham atau reksadana demi mempertebal komisi yang akan mereka dapat. Jelas, mereka bukan pihak yang mengutamakan kepentingan Anda. Belajarlah dari orang-orang yang menjadi panutan Buffett. Orang paling berpengaruh bagi Buffett selain ayahnya, Howard, adalah Benjamin Graham, "Bapak Investasi Nilai", yang mengajarkan pada Buffett puluhan tahun lalu bahwa kesuksesan investasi tidak selalu berasal dari kompleksitas. Perlu kita simak apa yang dia sampaikan. Jangan lupa bahwa strategi sederhana Buffett telah memberinya hasil yang luar biasa!

BAB II PUTUSKAN SENDIRI INVESTASI ANDA Jangan dengarkan para pialang, analis, atau pakar. Temukan sendiri cara investasi Anda. Warren Buffett yakin bahwa orang kebanyakan bisa meraih kesuksesan dalam berinvestasi tanpa harus mengandalkan pialang, pakar pasar modal, atau para profesional lainnya. Dan Buffett melangkah lebih jauh lagi. Menurutnya, pada umumnya orang-orang yang dianggap pakar ini tidak banyak gunanya. Apa pun klaim mereka atas apa yang bisa mereka lakukan, Anda mampu melakukannya lebih baik untuk diri sendiri. Untuk alasan yang sudah jelas, investor profesional ingin agar Anda berpikir sebaliknya. Mereka menumbuhkan anggapan bahwa berinvestasi di pasar saham terlalu rumit bagi orang kebanyakan karena hal itu bagus bagi bisnis mereka. Sampai kapan mereka bisa bertahan kalau para investor biasa mengetahui bahwa mereka tidak banyak berguna? Mungkin Anda sulit mempercayai bahwa para ahli yang Anda lihat di TV dan dengar di radio tidak benar- benar memiliki nilai lebih. Jika demikian, Anda harus mempertimbangkan bagaimana para profesional ini memperoleh penghasilan, dan insentif keuangan seperti apa yang mengendalikan perilaku mereka. Profesional keuangan sering kali adalah tenaga penjual yang menjajakan produk investasi yang dapat memberi mereka keuntungan finansial. Penghasilan pialang acap kali didasarkan pada banyaknya aktivitas—komisi dihasilkan dari aktivitas pembelian dan penjualan saham. Secara logis, kemudian, pialang biasanya tidak mendapatkan penghasilan bila klien mereka menahan sahamnya untuk jangka waktu yang lama, sebagaimana prinsip dasar filosofi Buffett. Aktivitas (transaksi) itulah yang sering kali menjadi perhatian utama seorang pialang. Pialang dibayar berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh investor, tidak peduli apakah investasi tersebut merupakan langkah yang bijak atau buruk. Ketika Anda didekati oleh seorang penasihat investasi atau ahli keuangan lainnya, tanyakan, Apa manfaatnya bagi Anda?" Jika jawaban mereka tidak memuaskan, pergi dan tinggalkan saja mereka. Dengan menggenggam erat gagasan-gagasan sederhana Buffett yang terbukti ampuh, Anda dapat menyingkirkan layanan profesional dari para pialang, pakar Wall Street, program komputer untuk memilih saham, peramal kondisi pasar, dan pihak-pihak lain yang mengklaim diri mereka sebagai ahli. Anda dapat membuat keputusan investasi sendiri. Buffett menganggap orang yang berkecimpung dalam sebagian besar profesi mempunyai nilai lebih dibandingkan orang awam. Namun, ia berkata, tidak demikian halnya dalam bidang manajemen uang. Mengapa? Yah, karena hampir semua profesional (bidang keuangan) mengabaikan filosofi dasar Buffett dan lebih memilih melakukan praktik investasi yang rumit untuk manfaat yang tidak jelas. Hal ini juga sangat mudah dipahami. Banyak dari profesional keuangan ini yang menempuh pendidikan yang lama (dan mahal), di mana mereka belajar berbagai teknik dan alat yang canggih. Seperti pepatah lama, beri seorang anak sebuah palu, dan segala sesuatu akan dia lihat seperti paku. Terus terang, kebanyakan profesional bidang keuangan memang meyakini praktik dan formula yang telah mereka kuasai dengan susah payah dalam waktu yang lama. Sayangnya, banyak profesional ini yang kemudian mengabaikan praktik investasi nilai (value investing), teknik yang pertama kali dirintis setengah abad lalu oleh Benjamin Graham dan Dave Dodd dalam Security Analy- sis dan direkomendasikan selama hampir empat dekade oleh Warren Buffett. Investasi nilai terutama berisi mengenai tindakan yang diambil berdasarkan selisih

antara harga dan nilai di pasar saham: ibaratnya, mencari selembar uang 1 dolar yang dijual seharga 40 sen. Jadilah investor nilai. Hal itu telah terbukti menjadi teknik yang paling menguntungkan dalam jangka panjang. Seperti halnya Buffett, Anda dapat menghasilkan uang melalui investasi nilai. Profesional bidang keuangan yang akan Anda abaikan tidak akan menghasilkan uang— setidaknya untuk Anda. Mungkin itulah sebabnya, meskipun kesuksesan Buffett demikian nyata, belum terlihat ada kecenderungan massal untuk melakukan investasi nilai. Terlalu banyak kepentingan yang mendorong orang ke arah sebaliknya. Argumen saya—yang muncul dari model Buffett— adalah Anda seharusnya melakukan investasi nilai. Anda harus yakin bahwa hanya "ajaran" Buffett-lah yang diperlukan untuk dapat berdiri dengan kaki Anda sendiri. Ajaran-ajaran itu memberikan kerangka yang akan membuat Anda mampu memegang kendali atas masa depan keuangan Anda. Untuk para pemula, coba ikuti ajaran-ajaran dasar metode Buffett ini: Pelajari pengetahuan dasar mengenai akuntansi dan pasar keuangan. Untuk membuat keputusan investasi, Anda perlu mempelajari dasar-dasar akuntansi dan bisnis di pasar saham. Mulailah membaca jurnal dan majalah keuangan—dan, tentu saja, segala hal yang dapat Anda temukan mengenai Benjamin Graham, Warren Buffett, dan Charlie Munger. Hadapi para penasihat keuangan, pialang, dan para peramal yang ’cuma ngomong doang’ dengan skeptisisme dalam dosis yang cukup. Sekali Anda menguasai prinsipprinsip investasi, pastikan Anda tidak "dikadali" oleh ahli-ahli" keuangan. Ingatlah bahwa hampir semua (dari mereka) mempunyai kepentingan atau agenda pribadi yang tidak menempatkan kesejahteraan keuangan Anda pada urutan pertama. Ingatlah bahwa tidak seorang pun mempunyai riwayat investasi sebaik Buffett. Pada saat Anda mencoba memahami pasar saham, dengarkanlah orang yang paling banyak menghasilkan "uang". Pemahaman terhadap gagasan dan tindakan Buffett akan menghasilkan sebuah pedoman yang dapat Anda ikuti sendiri tanpa bantuan orang lain.

BAB III PERTAHANKAN TEMPERAMEN YANG TEPAT Biar saja orang-orang bertindak berlebihan dalam merespons pasar, saran Buffett. Berpikirlah jernih saat orang lain tidak melakukannya, dan Anda akan memperoleh keuntungan. Meskipun sederhana dan mudah dipahami, filosofi investasi Buffett tidak mudah untuk dilaksanakan. Begitu Anda membekali diri dengan pemahaman mengenai pendekatan Buffett, hal terpenting yang harus dikembangkan selanjutnya adalah temperamen yang tepat untuk menjadi investor yang andal. Temperamen yang tepat artinya mempertahankan akal sehat Anda setiap saat. Artinya, memiliki pola pikir yang tepat pada saat Anda harus menghadapi berita buruk atau kemunduran tak terelakkan yang mengancam saham yang Anda miliki. Tekad baja dan sikap tenang diperlukan ketika segala sesuatu terlihat memburuk. Namun temperamen yang tepat juga berarti mempertahankan pikiran Anda tetap jernih pada situasi-situasi ekstrem lainnya: misalnya, ketika pasar saham melonjak dan orang-orang di sekitar Anda mulai tamak dan lepas kendali. Temperamen Anda akan terus memainkan peran ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Apa yang akan Anda lakukan ketika harga saham Anda menurun tajam? Apakah Anda akan panik dan menjual saham-saham tersebut? Apa yang akan Anda lakukan apabila dihadapkan pada peristiwa politik atau ekonomi makro yang besar seperti perang, resesi, atau penurunan tajam indeks Dow Jones? Apa yang akan Anda lakukan jika perusahaan yang menerbitkan saham-saham yang Anda miliki mengalami kuartal atau tahun buruk yang tak terelakkan? Apakah Anda akan terpaku pada harga saham harian atau sebaliknya berfokus pada hal-hal pokok dan hasil bisnis jangka panjang? Bagaimana reaksi Anda jika seorang ahli Wall Street memprediksi adanya penurunan dan pesimisme atas saham Anda atau atas pasar saham secara umum? Apa yang akan Anda lakukan jika para praktisi investasi yang tengah berada pada situasi pasar yang memburuk atau membubung terdorong oleh entah itu "antusiasme atau depresi spekulatif" dan terserap ke dalam lubang ketakutan ataupun ketamakan yang tak terkendali, seperti halnya yang terjadi pada masa meluapnya investasi di bisnis Internet? Ben Graham, dosen Buffett di Columbia pernah berkata: "Problem utama bagi investor, bahkan bisa dikatakan musuh terbesarnya, adalah dirinya sendiri." Apakah Anda akan menjadi musuh terbesar Anda sendiri? Reaksi dan respons Anda terhadap perkembangan- perkembangan ini akan memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan kesuksesan investasi Anda. Investor yang bijak akan tetap tenang menghadapi peristiwa-peristiwa negatif. Apakah Anda akan melempar saham Anda ke bursa ketika harga turun, atau justru menunggu untuk mengambil keuntungan dari peluang potensial yang ada dan membeli lebih banyak saham ketika sedang "obral"? Buffett mempunyai rambu-rambu yang jelas yang harus Anda terapkan pada diri Anda. Jika Anda adalah seseorang yang cenderung frustrasi bila salah satu investasi Anda kehilangan setengah nilainya dalam waktu semalam, Anda tidak semestinya berada di pasar saham. Anda harus mempunyai keterampilan untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang sehat—dan kemudian punya keyakinan untuk mempertahankannya ketika yang lain tidak melakukannya. Buffett mengatakan, hampir tidak pernah masuk akal untuk menjual sebuah perusahaan bagus dalam situasi yang sarat dengan ketakutan. Jangan memiliki saham yang akan menyebabkan Anda panik dan melemparnya bila harganya jatuh hingga 50 persen. Berkshire Hathaway mengalami masa terburuknya pada tahun 1999, ketika Nasdaq mengalami puncak euforia saham Internet di akhir 1990-an. Gaya 'kuno' Buffett untuk tetap

bersabar menginvestasikan modalnya pada perusahaan-perusahaan berteknologi rendah di anggap usang. Penolakannya untuk membeli saham panas perusahaan berteknologi tinggi membuat metodenya tidak relevan—begitulah kata para pakar. Investasi nilai diibaratkan dinosaurus, dan transaksi harian adalah yang paling populer pada saat itu. Konsekuensinya, pada bulan Maret 2000, harga saham-saham A yang dimiliki Berkshire Hathaway jatuh hingga 50% menjadi $40.000 per lembar dari $84.000 per lembar. Meskipun bisnis tersebut masih solid dan masa depannya aman, pemegang saham yang panik melempar saham Berkshire Hathaway mereka. Mereka bertindak berdasarkan emosi seolaholah angin topan tengah menghantam Berkshire Hathaway dan mereka terjun keluar kapal, bukannya memperketat pegangan mereka. Apa maksud dari pendekatan Buffett? Maksudnya adalah melihat penurunan harga saham sebesar 50 persen sebagai peluang untuk membeli. Ini berarti tetap memperhatikan fundamental dari perusahaan di mana Anda menginvestasikan uang dan bukan terpaku pada fluktuasi pasar yang terus berubah. Jika para investor mengindahkan nasihat ini dan membeli Berskhire pada saat sahamnya turun sampai 50 persen, mereka akan mendapat banyak keuntungan ketika harga saham melonjak tinggi pada tahun 2004, hingga $97.000 per lembar. Yah, memang akan sangat mudah bagi Anda untuk kehilangan kesabaran pada situasi pasar saham yang memanas. Bahkan lebih sulit lagi untuk tetap bersikap tenang ketika harga jatuh, dan para ahli serta sampul majalah memprediksi kelesuan dan pesimisme. Bahkan, hal termudah untuk dilakukan dalam situasi seperti itu adalah bersikap panik. Jangan. Ketika Anda memiliki saham dari perusahaan yang bagus, pertahankanlah. Jika seseorang ingin menjual saham tersebut kepada Anda dengan harga yang sangat murah, belilah. Ketika Buffett berusia 22 tahun, dia telah memiliki sekitar 350 saham GEICO Insurance yang bernilai sekitar $15.000; kemudian dia memutuskan untuk menjual seluruh saham itu. Belakangan dia mengetahui bahwa jika dia mempertahankan saham-saham tersebut, 20 tahun kemudian semua saham itu akan bernilai kira-kira 1,3 juta dolar. Melalui pengalaman ini dan pengalaman lainnya, Buffett merasakan pil pahit dari menjual bagian sahamnya atas perusahaan yang menurutnya hebat. Kemudian dia memperbaiki kesalahannya dengan membeli kepemilikan utama di GEICO pada tahun 1976— dan dengan membeli keseluruhan perusahaan pada tahun 1996. Berikut ini tiga saran yang akan membantu Anda melalui masa-masa yang cerah dan suram: Pertahankan saham di bisnis-bisnis yang hebat. Jangan terbawa arus dengan mentalitas 'penyerbuan' (entah untuk masuk atau keluar dari pasar). Belilah saham perusahaan-perusahaan yang hebat dan pertahankan selama bertahun-tahun. Jangan beli dan jual saham dengan terburu-buru. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak investasi yang dilakukan seseorang, kecenderungannya untuk merugi lebih besar—dan, tentu akan lebih banyak komisi ekstra yang harus dibayarkan. Kenali diri Anda. Jangan beli saham jika Anda tidak kuat menghadapi kenyataan bila nilainya turun setengah. Artinya, Anda harus memiliki kesabaran dan disiplin untuk mempertahankan saham perusahaan yang mempunyai manajemen dan fundamental yang kuat. Jangan pernah membuat keputusan investasi karena saran orang lain. Tutup telinga Anda ketika mendengar tips-tips panas tentang saham, dari orang-orang yang 'pinter ngomong doang', dan pihak lain yang mungkin punya kepentingan terhadap posisi saham tertentu. Kerjakan PR Anda dan berpikirlah untuk kepentingan Anda sendiri. Untuk dapat sukses di pasar, ujar Buffett, Anda hanya memerlukan kecerdasan rata-rata. Namun di samping itu, Anda harus memiliki temperamen yang dapat membantu Anda mengatasi badai dan bertahan pada rencana jangka panjang Anda. Jika bisa tetap tenang saat orang-orang di sekitar Anda panik, Anda akan berhasil.

BAB BERSABARLAH Berpikirlah untuk 10 tahun mendatang dan bukan untuk 10 menit ke depan, saran Buffett. Jika Anda tidak siap memegang saham tertentu selama satu dekade, lebih baik jangan pernah membeli saham tersebut. Ketika Warren Buffett berusia 11 tahun, dia melakukan pembelian sahamnya yang pertama: tiga saham Cities Service Preferred seharga $38 per lembar. Tidak lama setelah itu, dia menjual ketiga sahamnya ketika harga menyentuh 40 dolar, memberinya laba bersih sebesar 5 dolar. Beberapa tahun kemudian, saham yang sama ini dijual seharga 200 dolar per lembar. Buffett telah belajar sejak awal mengenai pentingnya kesabaran dalam berinvestasi. Buffett adalah 'pelaku transaksi perdekade' bukan pelaku transaksi harian. Filosofi Buffett didasarkan pada kesabaran dan pengamatan jangka panjang. Sebuah skema 'menjadi kaya secara perlahan' yang terbukti ampuh. Pelaku transaksi harian (atau "swing traders") suka melemparkan saham mereka setelah beberapa minggu atau bahkan dalam beberapa hari. Buffett mempertahankan saham selama beberapa tahun bahkan sampai beberapa dekade. Buffett mendeskripsikan pasar saham sebagai "pusat relokasi"—sarana memindahkan uang dari orang yang tidak sabaran ke orangorang yang sabar. Strategi mana yang lebih masuk akal? OK, coba pikirkan hal ini: Berapa banyak pelaku transaksi harian yang pernah mengubah $10 juta menjadi $1 miliar? Belajarlah untuk mempraktikkan prinsip kesabaran Buffett. Prinsip ini akan membantu Anda mengumpulkan laba yang lebih besar dari pasar saham dalam jangka panjang. Perlu diingat bahwa beberapa pasar benar-benar bermusuhan dengan pihak yang suka keluar-masuk, dan cukup ramah terhadap pihak yang suka membeli-dan- mempertahankan. Di tahun 70-an dan 80-an, Buffett mengamati, valuasi perusahaan rendah, dan harga saham tidak bergerak dengan cepat. Orang-orang yang bermain-main di pasar menghabiskan banyak waktu dan uang—dan mereka kehilangan momen kenaikan harga saham secara besar-besaran di tahun 90-an. Kebanyakan orang tidak memperbincangkan peluang pasar yang telah mereka sia- siakan. Buffett terkenal karena melakukannya. Dan pesan moralnya seperti biasa adalah beli dan pertahankan. Kesabaran diperlukan untuk sukses dalam investasi nilai. Ketidaksabaran benar-benar merugikan Buffett ketika dia membeli sejumlah besar saham Disney seharga 31 sen per lembar di tahun 1966 dan kemudian menjualnya kembali tahun berikutnya dengan harga 48 sen per lembar. Charlie Munger, partner bisnis Buffett selama ber- tahun-tahun, menyampaikan pandangan Buffett mengenai perlunya kesabaran dengan cara yang lebih langsung ke inti masalah: "Investasi adalah di mana Anda menemukan beberapa perusahaan yang bagus kemudian berdiam diri saja." Dia menambahkan: "Terlalu banyak tingkah dalam berinvestasi adalah sebuah kesalahan. Kesabaran adalah bagian dari permainan." Berikut latihan mental yang direkomendasikan oleh Buffett. Bayangkan, ketika Anda membeli saham, bahwa keesokan harinya pasar ditutup untuk liburan selama lima tahun. Buffett berkata, dia tidak akan berpikir dua kali mengenai perubahan situasi tersebut, karena dia hampir tidak pernah membeli saham dengan tujuan melemparnya lagi secepat itu. Buffett mengeset dirinya untuk mendapatkan penghasilan dari perusahaan, bukan dari pasar saham. Pasar hanyalah perantara dalam rencana penambahan nilai Anda. Pikirkan mengenai cara lain yang dapat membantu Anda untuk belajar bersabar.

Tentu saja tidak mudah untuk bersabar, tetapi memiliki temperamen yang tepat merupakan komponen yang benar-benar penting dalam melakukan investasi nilai. Ketika berinvestasi, anggaplah diri Anda sebagai penduduk, bukan sebagai wisatawan. Seorang perencana kota dari Prancis pernah diperingatkan untuk tidak menanam pohon peneduh di sepanjang jalan raya di Paris karena pohon-pohon itu tidak akan tumbuh besar hingga 80 tahun yang akan datang. Responsnya? “Ya ampun ... hei, kalau begitu kita harus cepat-cepat menanamnya!" Buffett melakukan hal yang sama pada saat dia mengamati bahwa sekarang kita dapat berteduh di bawah pohon-pohon itu karena seseorang telah menanamnya bertahun-tahun yang lalu. Perlu waktu bagi biji ek untuk tumbuh menjadi pohon. Terdapat setidaknya 25 keluarga di Omaha, Nebraska, yang telah mempertahankan saham Berkshire mereka selama lebih dari 35 tahun, dan saham-saham itu kini bernilai lebih dari $100 juta. Sedangkan investasi pertama mereka paling banyak sebesar $50.000. Buffett berjuang melawan arus para pemegang saham sementara, baik sebagai investor maupun sebagai pimpinan sebuah perusahaan besar. Mengenai para pemilik Berkshire Hathaway, Buffett mengungkapkan bahwa dia menginginkan orang-orang yang punya komitmen pribadi dengan perusahaan. Jangan anggap posisi kepemilikan Anda sekadar selembar kertas dengan nilai yang terus berubah dari menit ke menit (meski nilainya memang naik turun). Sebaliknya, dia menyarankan Anda untuk berpikir mengenai saham sebagaimana Anda berpikir mengenai real estate yang Anda beli bersama dengan anggota keluarga yang lain. Apakah Anda akan menjual ladang milik keluarga atau apartemen keluarga Anda ketika mendengar adanya gangguan eksternal yang relatif sepele? Tentu saja tidak. Well, ujar Buffett, pikirkanlah saham Anda dengan cara itu. Buffett telah memiliki sejumlah besar saham Berkshire Hathaway selama lebih dari 40 tahun. Dia tidak pernah menjual selembar pun. Dia telah mengalami naik turunnya pasar yang dramatis, dari peristiwa Black Mon- day (penurunan besar-besaran dalam bursa efek) hingga saat indeks Dow Jones menembus batas psikologis sebesar poin, dan dia tidak pernah kehilangan akal sehatnya. Hal ini bukanlah sekadar cara pandang yang berlawanan dengan yang umum—yaitu, membeli pada saat yang lain menjual dan menjual saat yang lain membeli. Sebaliknya, ini merupakan komitmen untuk tetap berkepala dingin. Jangan terlarut dalam kegirangan irasional orang-orang (irrational exuberance, istilah yang dipopulerkan oleh Alan Greenspan). Dan jangan menyerah pada mentalitas penakut yang kerdil. Jika Anda melihat dengan perspektif jangka panjang, langit tidak akan runtuh. Dalam The Intelligent Investor—buku investasi favorit Buffett—Ben Graham mengamati bahwa "kita telah melihat 'orang-orang awam' dengan temperamen yang sesuai dengan proses investasi menghasilkan dan mengumpulkan lebih banyak uang daripada mereka yang tidak memiliki temperamen serupa, meskipun mempunyai pengetahuan yang luas mengenai keuangan, akuntansi, dan kebiasaan di pasar saham." Dengan kata lain, berinvestasi adalah mengenai kemampuan untuk memahami gambaran besar, bukannya terpaku pada detail-detail teknis. Salah satu sebab Buffett dapat mengubah investasi Washington Post dari $10 juta menjadi $1 miliar adalah karena dia telah memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang lama. Segera setelah Buffett membelinya di tahun 1973, saham Washington Post jatuh 50 persen, dan nilainya merosot selama dua tahun. Buffett tidak menjual sahamnya selembar pun. Dia mempertahankan gambaran besar dalam benaknya. Selama tahun-tahun berikutnya, Washington Post mengalami kesulitan besar-besaran, mulai dari pemogokan pekerja untuk memprotes keterlibatannya dalam skandal Watergate, resesi, perang, dan kehancuran bursa saham pada tanggal 19 Oktober 1987—Black Monday— ketika indeks Dow Jones terjun 508 poin.

Buffett tetap menolak untuk menjual sahamnya selama masa-masa sulit ini karena dia mempertahankan gambaran besar yang ada dalam pikirannya. Kesabarannya benar-benar berbuah manis: Modal awalnya kembali setiap tahun melalui dividen tahunan dari Washington Post senilai 10 juta dolar. Bagi Buffett, saham memang bergejolak tetapi bisnis tidak. Ada perbedaan mendasar antara dua hal tersebut. Mungkin saja terjadi fluktuasi pada harga saham karena adanya kekacauan pasar, tetapi bisnis yang mendasarinya tetap kuat dan aman. Dia tidak pernah panik. Dia bertahan, dan hasilnya berbicara sendiri. Hal yang sama juga berlaku bagi para pemegang saham Berkshire yang telah mempertahankan saham mereka dalam senang maupun susah. Harga saham A Berkshire Hathaway 40 dolar pada tahun 1974,1.275 dolar pada tahun 1984,15.400 dolar pada tahun 1994, dan 97.000 dolar pada tahun 2004. Investor-investor dengan temperamen yang tepat mendapat imbalan, sementara mereka yang menjual sahamnya menyesal. Banyak hal—baik dan buruk—akan terjadi ketika Anda menjadi pemegang saham. Dengan kata lain, antisipasilah pasang surut. Bursa efek akan memanas, dan harga akan meroket. Pemegang saham yang meng- ekspektasikan harga turun akan menjual, dan harga akan merosot. Sekali lagi, yang terpenting adalah pilihlah bisnis yang tepat dan pupuk sikap yang tepat. Jangan terpaku pada harga saham. Namun, pelajari bisnis yang mendasarinya, kapasitas menghasilkan labanya, masa depannya, dan lain-lain. Berikut beberapa tips langsung dari aturan main Berkshire Hathaway: Patuhi saran Charlie Munger. Duduk diamlah. Aktivitas tidak sama dengan prestasi. Ketika berbicara mengenai investasi, ketidakpastianlah yang diutamakan. Beli hanya saham yang tidak akan Anda perjual-belikan , selama lima tahun atau lebih. Ketika membeli saham, bersikaplah seolah-olah bursa akan ditutup selama lima tahun mendatang dan Anda tidak dapat menjual saham. Hal ini memaksa Anda untuk menggunakan pengamatan jangka panjang. Ingatlah bahwa “waktu adalah sahabat bisnis yang hebat”. Jangan memeriksa investasi Anda setiap hari atau setiap minggu; ingatlah bahwa semua saham akan naik turun. Lebih baik gunakan waktu Anda untuk mengamati kinerja bisnis dan bukan kinerja harga saham. Jika pertanyaannya adalah, “Berapa lama Anda akan menunggu?”-dengan kata lain, berapa lama Anda akan menahan saham tertentu-jawaban Buffett adalah, ‘‘Jika kita telah membuat keputusan yang benar, kita akan y menunggu selamanya.”

BAB 5 BELILAH BISNIS, BUKAN SAHAM Begitu Anda mendapatkan bisnis yang tepat, abaikan orang lain yang mengkhawatirkan pasar saham. Menurut Warren Buffett, salah satu faktor penting dalam sukses berinvestasi adalah mengingatkan diri bahwa Anda membeli sebagian andil dari bisnis yang benar-benar ada. Lembaran saham itu sendiri tidak ada artinya; saham hanyalah representasi dari perusahaan yang riil. Pada saat berpikir tentang portofolio Anda, yang harus dipikirkan bukanlah Bloombergs, tickers, atau tabel-tabel di Wall Street Journal. Apa yang harus Anda pikirkan, menurut Buffett, adalah bisnis atau sekumpulan bisnis-perusahaan riil yang terjun di bisnis yang tepat. Dengan kata lain, membeli saham bukan berarti "menggoreng pasar", tapi berarti membeli bisnis-bisnis yang tepat. Dalam jangka panjang, bisnis yang tepat hampir selalu berarti kekayaan. Dengan analogi yang sama, bisnis yang salah tidak akan mampu memberikan keuntungan yang serupa-dalam jangka pendek mawpun jangka panjang. Oleh karena itu, hal terpenting untuk dilakukan sebelum Anda membeli saham adalah berpikir matang- matang mengenai bisnis yang mendasarinya juga masa depannya, dan memandang diri Anda tidak hanya sebagai investor tetapi juga sebagai analis bisnis. Tetap perhatikan harga, tentu saja-tapi berikan lebih banyak perhatian pada nilai ("harga" dan "nilai" semestinya sangat terkait, tentu saja, tapi dalam banyak kasus harga dan nilai bisa tidak berkaitan). Nilai tumbuh berdasarkan apa yang dilakukan oleh bisnis, seberapa baik kinerjanya jika dibandingkan dengan pesaing, skala operasinya, dan bagaimana faktor-faktor tersebut diproyeksikan ke masa yang akan datang. Investor yang cerdas adalah orang yang memilih bisnis-bisnis "bernilai" berdasarkan penilaian semacam ini. Dalam hal investasi, Buffett menekankan pentingnya kinerja dari bisnis di balik investasi. Apa yang dikerjakan, sebaik apa pengerjaannya (dalam pengertian relatif maupun absolut)? Investasi tidak pernah menjadi hal yang emosional; menurut Buffett, investasi selalu merupakan hal yang profesional ("business-like"). Kinerja bisnis adalah kunci dalam memilih saham. Pelajari catatan kinerja jangka panjang setiap perusahaan yang ada dalam "keranjang belanja" Anda. Pada tahun 1985, Buffett menganalisis perusahaan tekstil terbesar di Amerika dan penghasilannya dari tahun 1964 sampai 1985. Saham perusahaan tersebut dijual dengan harga 60 dolar per lembar di tahun 1964. Dua puluh tahun kemudian, harga sahamnya tidak banyak berubah. Selain pengeluarannya yang terlalu besar, bisnis tersebut selalu mengalami kesulitan. Bisnis yang salah, simpul Buffett. "Beli dan tahan" tidak berlaku pada bisnis yang salah sejak awal. Kalau diamati lagi, semua perusahaan dot-com yang bangkrut dan lenyap membuktikan pentingnya analisis bisnis Buffett. Selama masa-masa panas tersebut, orang- orang membeli segala macam saham high-tech yang harganya naik berlipat ganda. Namun mereka mengabaikan nilai dari bisnis yang mendasarinya dan prospek jangka panjangnya. Investor membeli saham berdasarkan pergerakan saham, bukan kualitas bisnis yang direpresentasikan oleh saham tersebut. Perusahaan seperti Global Crossing dan Etoys.com pernah menjual saham dengan harga lebih dari 80 dolar per lembar. Sekarang saham mereka tidak bernilai. Buffett tidak membeli satu pun saham Internet karena, menurut pengamatannya, Internet bukanlah bisnis menguntungkan yang mudah diprediksi yang memiliki neraca dan arus kas yang kuat.

Analisis bisnisnya menyuruhnya untuk menjaga jarak paling sedikit 10 kaki dari perusahaanperusahaan macam ini. Bagaimana Buffett menentukan bisnis mana yang bisa dibeli? Dia mempertimbangkan empat hal utama: 1. Bisnis yang dapat dia mengerti 2. Perusahaan dengan prospek jangka panjang yang menguntungkan 3. Bisnis yang dijalankan oleh orang-orang yang jujur dan kompeten 4. Bisnis yang harganya sangat menarik Seorang pelatih football yang konservatif pernah menjelaskan ketidaksukaannya pada gerakan oper, dengan mengatakan bahwa ketika bola di-oper ke pemain lain, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, dan dua di antaranya buruk. Dalam hal bisnis yang tidak dia pahami, Buffett punya ketidaksukaan yang sama. Pendekatan bisnisnya aman, konservatif, dan tidak glamor-tapi sangat efektif. Buffett menyukai bisnis yang mudah dipahami karena dia tahu bahwa masa depan bisnis tersebut lebih pasti dan arus kasnya mudah diprediksi. Perusahaan seperti See's Candies, the Nebraska Furniture Mart, dan Coca- Cola adalah sebagian favoritnya karena perusahaan tersebut stabil dengan arus kas dan pendapatan yang mudah diprediksi dan cenderung sama 50 tahun yang akan datang. Jika Anda tidak yakin dapat membuat prediksi semacam itu, kata Buffett, Anda berspekulasi, bukan berinvestasi. Tentu saja, berinvestasi melibatkan ketidakpastian. Tujuannya di sini adalah untuk mengurangi ketidakpastian sebanyak mungkin dengan cara mencari bisnis yang mudah dipahami! Candy dan Coke merupakan bisnis yang dapat dianalisis seperti itu, sementara, perusahaan-perusahaan dot-com tidak. Buffett menghindari perusahaan yang kompleks yang sekiranya akan mengalami perubahan dramatis karena masa depannya tidak pasti. Pendapatan dan arus kas adalah dua pilar dari perusahaan yang sukses. Kapitalisasi pasar yang sangat besar-meskipun mengesankan-dapat menguap dengan cepat. Kapitalisasi pasar penting karena itu adalah salah satu cara untuk mengukur kekuatan perusahaan dan kemampuannya melakukan pinjaman. Namun, perkiraan kas dalam jangka panjang, kuartal demi kuartal, lebih penting lagi. Sejumlah orang mungkin mengkritik Buffett karena tidak mau mengambil risiko di bisnis-bisnis baru yang menarik. Jika demikian halnya, kemungkinan dia tidak akan tersinggung. Mungkin dia akan menanggapi seperti ini, "Seekor burung yang ada di tangan bernilai setara dengan dua ekor burung di semak-semak". Lebih baik memilih return yang bagus dan sudah diketahui daripada memilih return yang sangat besar tapi juga sangat spekulatif. Lebih baik untung sekali atau dua kali tapi pasti daripada 'S mengharap keberuntungan dari tembakan bertubi-tubi yang tidak terarah. Carilah kepastian dalam pasar yang tidak pasti-yaitu, bisnis yang cenderung berkinerja lebih baik di antara bisnis lain yang sejenis dalam jangka panjang. Dalam banyak kasus, ungkap Buffett, masa lalu adalah indikator terbaik dari masa depan. Mungkin aneh kedengarannya bagi beberapa orang. Bukankah kita telah mendengar tentang laju perubahan yang semakin cepat dan tentang betapa akan sangat berbedanya perekonomian di masa depan jika dibandingkan dengan masa lalu? Buffett tidak sepenuhnya tidak setuju dengan penilaian ini; dia hanya tidak mau melakukan investasi berdasarkan pemikiran semacam itu. Carilah bisnis yang pada saat ini mengerjakan hal yang sama dengan yang dikerjakannya satu dekade lalu, katanya. Mengapa? Yah, untuk satu alasan, bisnis semacam itu telah sangat berpengalaman dalam melakukan bisnisnya. Dan kedua, bisnis tersebut-Buffett sering menunjuk See's Candy sebagai contoh-telah menemukan suatu

ceruk di mana berbagai hal tidak berubah dengan sangat cepat. Dengan berasumsi bahwa hal ini akan tetap sama di masa depan, kecil kemungkinan perusahaan tersebut membuat kekeliruan yang besar. Apakah produknya tahan lama? Tanyakan pada diri Anda sendiri pertanyaan berikut, meski pada awalnya terdengar sedikit tolol: Manakah yang lebih mungkin bertahan 10 tahun lagi-suatu aplikasi software atau es krim lembut jenis tertentu dari Dairy Queen? Jawabannya jelas: es krim. Software bergerak terlalu cepat untuk dapat dipertaruhkan 10 tahun lagi. Jika Anda tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada bisnis tertentu 10 tahun lagi, berarti Anda tidak memahami bisnis tersebut. Jika Anda tidak memahami bisnis tempat Anda mempertaruhkan uang, Anda berspekulasi, bukan berinvestasi. Anda beranganangan, bukan berpikir. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan para investor untuk membantu pengamatan jangka panjang mereka: Ingatlah bahwa saham adalah bagian dari bisnis. Jangan membeli saham karena pergerakan harganya; belilah saham berdasarkan analisis mengenai bisnis dan prospek masa depannya. Gunakan Internet untuk mengerjakan PR Anda. Beberapa tahun lalu, memeriksa sebuah perusahaan dan prospeknya akan memerlukan waktu berhari-hari atau bermingguminggu—dan bahkan hampir tidak mungkin dilakukan oleh investor nonprofesional. Tidak demikian halnya sekarang; sekarang, ada ratusan situs Web gratis yang menunjukkan segala macam informasi mengenai sebuah perusahaan, seperti laporan tahunan, pendapatan, arsip Security and Exchange Commission (SEC), arus kas, dan lain-lain. Jangan berpikir mengenai ’’saham dalam jangka pendek.” Berpikirlah mengenai “bisnis dalam jangka panjang.”

BAB 6 CARILAH PERUSAHAAN FRANCHISE Menurut Buffett, ada sejumlah bisnis yang dapat disebut ”franchiseBisnis franchise itu seperti bangunan yang dikelilingi benteng yang tinggi dan parit yang dalam. Bisnis semacam ini tidak terkalahkan. Bisnis semacam inilah yang ingin Anda temukan. Warren Buffett ingin membeli bisnis dengan produk dan keunggulan kompetitif yang langgeng. Ia mencari perusahaan yang mendominasi pasarnya. Untuk menjelaskan visi bisnisnya, dia menggunakan metafora kastil yang besar dan kuat yang dikelilingi parit yang dalam. Perusahaan yang dibangun seperti kastil yang kuat itulah yang disebut Buffett sebagai "franchise" (perusahaan yang punya privilese—penerjemah). Dalam hal ini, Buffett tidak mengacu pada franchise seperti Dunkin Donuts atau Burger King, tapi sebuah entitas yang mempunyai posisi istimewa yang hampir menjamin kesuksesannya. Sebuah "franchise ekonomi" menyediakan produk atau jasa yang : 1. Diperlukan atau diinginkan 2. Tidak membutuhkan modal yang berlebihan Coverly capital-intensive) 3. Dipandang tidak memiliki substitusi yang dekatoleh pelanggannya 4. Tidak terpengaruh oleh regulasi harga See's Candies, yang kita bahas sebelumnya, adalah salah satu contoh franchise dengan keunggulan kompetitif yang langgeng- Perusahaan ini sukses menjual permen selama lebih dari 70 tahun, dan kemungkinan besar tetap akan menjual permen untuk 70 tahun ke depan. Produk See's menonjol di antara para pesaingnya (bisakah Anda menyebutkan salah satu pesaing?), dan orang membeli permen See's karena reputasi serta kualitasnya. Pelanggan mau membayar lebih untuk produknya, menolak alternatif yang lebih murah dan memilih produk yang berkualitas. Jadi sasaran Anda, sebagai investor, adalah mencoba membeli bisnis franchise. Banyak calon investor yang memulai pencarian dengan mengajukan pertanyaan seperti: ''Dalam industri terkait, seberapa besar perusahaan ini dapat mengubah dunia1" Buffett merasa bahwa pertanyaan semacam itu kehilangan inti permasalahan secara fundamental. Ya, memang sebuah produk yang "diperlukan atau diinginkan" (kriteria 1 di atas) cenderung memiliki paling tidak sejumlah kekuatan untuk mengubah dunia atau berkontribusi pada perubahan dunia. Namun yang jauh lebih penting adalah, kata Buffett, mengetahui apakah perusahaan ini mempunyai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Lebih baik memiliki See's Candies—yang tidak dirancang untuk mengubah dunia—daripada DeLorean Motors, yang mencoba beradu dengan Detroit. See's punya parit yang dalam; DeLorean tidak—dan sekarang perusahaan itu sudah lama hilang. Carilah perusahaan yang sekuat benteng. Temukan perusahaan yang menonjol di antara para pesaingnya. Buffett tidak langsung memahami pentingnya franchise. Pada awal kariernya, dia lebih berfokus pada "pem- belian-pembelian hebat"—yang berubah menjadi pembelian buruk dalam jangka panjang. Buffett membayar mahal untuk pengalamannya dalam situasi bisnis yang tidak menguntungkan bagi pabrik peralatan pertanian, département stores kelas dua, dan pemintalan tekstil New England. Tak ada tembok yang kukuh dan parit yang dalam J di sekeliling perusahaan-perusahaan itu! Pada tahun 1965, Buffett membeli perusahaan tekstil New England, Berkshire Hathaway. Dua puluh tahun kemudian, dia menutup divisi tekstil Berkshire Hathaway karena

tidak punya masa depan dan banyak merugi. Pesaing global mematikan divisi ini, dan—tanpa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan juga tidak adanya parit untuk mempertahankan prospeknya—bisnis tekstil tersebut akhirnya bangkrut. Bandingkan kesalahan di masa-masa lalu itu dengan apa yang dilakukan Buffett di tahun 2003, ketika dia mengejutkan banyak pengamat dengan membeli 2 miliar lembar saham perusahaan minyak Cina, PetroChina. Perusahaan raksasa ini, yang belum pernah didengar oleh banyak orang dan yang mendominasi bisnis minyak di Cina, adalah perusahaan minyak keempat dunia yang paling menguntungkan, dan telah memproduksi minyak mentah sebanyak Exxon. Ini adalah jenis bisnis yang dapat dimasukkan ke dalam daftar portofolio Anda jika Anda cukup beruntung menemukannya. Kunci lain untuk membeli franchise—atau bisnis apapun—adalah menunggu sampai harga saham perusahaan tersebut Anda anggap wajar. Ini merupakan tonggak metodologi Buffett. Jangan keluar masuk pasar. Penelitian menunjukkan bahwa transaksi yang terlalu sering dapat meningkatkan kerugian. Seorang pengarang yang ahli mengenai Buffett, Timothy Vick, menyarankan agar Anda membuat daftar perusahaan favorit Anda dan harga tertinggi yang bersedia Anda bayarkan untuk sahamnya. Pegang erat daftar itu dan lakukan monitoring sesering mungkin. Cara ini akan membantu Anda menjaga kedisiplinan sekaligus memungkinkan Anda menghindari tindakan-tindakan yang bisa merugikan portofolio Anda. Dalam bukunya yang laris, How to Pick Stocks Like Warren Buffett (untuk tujuan pengungkapan secara penuh, buku ini juga diterbitkan oleh McGraw-Hill), Vick mengemukakan argumen yang sangat meyakinkan mengenai "penyimpanan saham" seperti yang dilakukan Buffett: "... cara itu memaksa Anda untuk waspada. Sebelum membeli, Anda harus menentukan nilai yang wajar dari suatu perusahaan. Ini berarti Anda harus mempelajari entitas tersebut. Meluangkan waktu untuk melakukan proses penilaian akan sangat mengurangi kemungkinan Anda membeli secara prematur" (hlm. 98). Berikut beberapa saran yang dapat membantu Anda memilih dan mempertahankan perusahaan yang tepat: Carilah franchise yang akan bertahan dalam ujian waktu. Selalu amati perusahaan yang memenuhi kriteria Buffett: perusahaan yang menghasilkan produk yang diperlukan atau diinginkan, yang tidak mempunyai substitusi yang dekat, tidak menghabiskan banyak biaya, dan tidak ter- pengaruh regulasi harga. Pelajari fundamental bisnis sebelum Anda membelinya. Pastikan bahwa Anda telah berhati-hati dalam bertindak sebelum melakukan pembelian saham. Hal ini akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik dan meningkatkan prospek kesuksesan Anda dalam jangka panjang. Jangan ragu untuk melakukan “strike” sebelum Anda memukul. Buffett mendukung para striker. Ini adalah istilah bisbol untuk pemukul yang membiarkan bola lewat sebelum mereka benar-benar memukulnya. Seiring jalannya waktu, invpstnrterbaikinelakukan keputusan pembelian dan penjualan yang semakin sedikit. Jika Anda melihat kerumunan jkan piranha dan buaya berenang dalam parit lebar yang ada di sekeliling kastil, kata Buffett, Anda telah menemukan jenis bisnis berumur panjang yang menguntungkan investor.

BAB 7 BELILAH PERUSAHAAN BERTEKNOLOGI RENDAH, BUKAN BERTEKNOLOGI TINGGI

Dalam dunia Buffett, investasi yang sukses jarang merupakan suatu aktivitas yang heboh. Investasi yang sukses jarang dihasilkan dari hal secanggih roket dan laser, dan lebih banyak dihasilkan dari batu bata, karpet, cat, dan penyekat. Warren Buffett membeli perusahaan bata, perusahaan cat, perusahaan karpet, beberapa perusahaan mebel, dan perusahaan pakaian dalam. Buffett senang memiliki bisnis semacam itu karena mudah dimengerti, stabil, dan mempunyai arus kas yang mudah diprediksi. Bukan perusahaan yang menarik dan mengesankan—hanya perusahaan yang solid dan bagus yang tidak berubah banyak dari tahun ke tahun. Labanya konsisten dan pendapatannya meningkat dari tahun ke tahun. Buffett tidak memiliki satu pun perusahaan yang eksotik atau perusahaan generasi perekonomian baru yang berteknologi canggih, seperti fiberoptics, Software komputer, atau bioteknologi. Pada umumnya, katanya, return perusahaan berteknologi canggih ini tidak masuk ke kantong investor-pihak pertamayang memungkinkan adanya perusahaan ini/Dia mencontohkan industri seperti radio dan televisi, yang benar-benar mengubah hidup kita— tapi tidak memberi keuntungan bagi para investornya. Gadis seperti apakah yang akan Anda ajak ke pesta dansa? Apakah Anda akan mengajak gadis asing yang baru datang ke kota Anda, yang menurut semua orang sangat menarik, tapi tak seorang pun benar-benar mengenalnya? Atau Anda akan mengajak gadis tetangga? Ajaklah gadis tetangga, kata Buffett. Jangan tergoda dengan rayuan bisnis baru vang 'seksi' dengan prospek per- tumbuhan yang menggoda. Faktor yang membuatnya seksi juga merupakan faktor yang menyulitkan Anda dalam membuat evaluasi ekonomi jangka panjang yang dapat diandalkan. Ya, bisnis yang glamor mungkin bisa meraih kesuksesan spektakuler dalam jangka pendek, tapi risikonya untuk jatuh iuga lebihbanyak. Bagaimana dengan perusahaan batu bata, cat, karpet, dan mebel—perusahaanperusahaan 'tetangga' itu? Mereka akan tetap ada sampai 100 tahun lagi karena bisnis mereka menghasilkan produk yang bisa dikatakan tidak mungkin ketinggalan jaman. Perusahaanperusahaan itu mempunyai keunggulan kompetitif yang berjangka panjang dan kemampuan menghasilkan laba yang konsisten. Berpikirlah untuk 30 tahun, saran Buffett. Kinerja tiga puluh tahun merupakan indikator perusahaan yang kuat. Tiga tahun tidak berarti apa-apa. ^ Etoys.com, Cyberrebate.com, Webvan.com, Kozmo. com, Pets.com, Planetrx.com, Rx.com, dan Pandesic.com —apa persamaan dari perusahaan-perusahaan itu? Semuanya adalah perusahaan berteknologi tinggi yang sukses luar biasa dalam waktu satu atau dua tahun. Semuanya menikmati kesuksesan singkat dan kemudian gagal. Webvan.com, perusahaan jasa kurir bahan-bahan pangan online, memiliki kapitalisasi pasar sampai 7,5 miliar dolar sebelum bangkrut. Mencengangkan? Pasti. Investasi hebat? Tidak, kecuali Anda segera melepaskannya. Ratusan miliar dolar kekayaan pemegang saham menguap hampir dalam semalam. Perusahaan berteknologi tinggi mungkin bagus, kata Buffett—untuk orang lain. Namun ketika Buffett tidak dapat mengetahui siapakah yang akan menghasilkan uang dalam suatu industri, dia akan menjauh. Sebaliknya, ketika dia memahami aliran pendapatannya, dia cenderung akan membelinya. Dia adalah orang yang disiplin. Jika dia tidak memahami suatu bisnis, atau jika bisnis itu terlalu rumit atau sulit diprediksi, dia akan menyimpan uangnya dalam kantong. Kedisiplinan ini sangat penting dalam menerapkan filosofi investasi nilai Buffett. Berhati-hatilah pada bisnis eksotik yang terkesan ingin mendapatkan kekayaan

secara cepat dan mudah. Dan jika perubahan besar membayangi masa depan perusahaan tersebut, menjauhlah. Jika Anda tidak dapat menjelaskan bagaimana mempunyai keunggulan kompetitif yang berjangka panjang dan kemampuan menghasilkan laba yang konsisten. Berpikirlah untuk 30 tahun, saran Buffett. Kinerja tiga puluh tahun merupakan indikator perusahaan yang kuat. Tiga tahun tidak berarti apa-apa. Etoys.com, Cyberrebate.com, Webvan.com, Kozmo. com, Pets.com, Planetrx.com, Rx.com, dan Pandesic.com —apa persamaan dari perusahaan-perusahaan itu? Semuanya adalah perusahaan berteknologi tinggi yang sukses luar biasa dalam waktu satu atau dua tahun. Semuanya menikmati kesuksesan singkat dan kemudian gagal. Webvan.com, perusahaan jasa kurir bahan-bahan pangan online, memiliki kapitalisasi pasar sampai 7,5 miliar dolar sebelum bangkrut. Mencengangkan? Pasti. Investasi hebat? Tidak, kecuali Anda segera melepaskannya. Ratusan miliar dolar kekayaan pemegang saham menguap hampir dalam semalam. Perusahaan berteknologi tinggi mungkin bagus, kata Buffett—untuk orang lain. Namun ketika Buffett tidak dapat mengetahui siapakah yang akan menghasilkan uang dalam suatu industri, dia akan menjauh. Sebaliknya, ketika dia memahami aliran pendapatannya, dia cenderung akan membelinya. Dia adalah orang yang disiplin. Jika dia tidak memahami suatu bisnis, atau jika bisnis itu terlalu rumit atau sulit diprediksi, dia akan menyimpan uangnya dalam kantong. Kedisiplinan ini sangat penting dalam menerapkan filosofi investasi nilai Buffett. Berhati-hatilah pada bisnis eksotik yang terkesan ingin mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Dan jika perubahan besar membayangi masa depan perusahaan tersebut, menjauhlah. Jika Anda tidak dapat menjelaskan bagaimana dan kapan persisnya perusahaan ini akan menghasilkan uang—setidaknya untuk kepuasan Anda—menjauhlah. Buffett pernah menganalisis panduan investor yang dikeluarkan rrmjalah Fnrhim? paHa tahun 1988, yang menilai kinerja 1.000 perusahaan besar. Dia mencatat bahwa kinerja terbaik paling banyak diraih oleh perusaha- an yang tidak menarik. Ini seperti kisah lomba lari antara kura-kura dan kelinci. Dan seperti dalam kisahnya, kura- kuralahyang menang. Perusahaan yang membosankan mengalahkan perusahaan yang seksi dan glamor. Jangan tergoda dengan transaksi yang menawarkan kekayaan secara cepat, yang melibatkan perusahaan yang relatif rumit (misalnya, perusahaan berteknologi tinggi). Perusahaan semacam ini paling sulit diprediksi dalam jangka panjang. Investasi di perusahaan berteknologi tinggi ibaratnya Quaterback yang melempar bola sejauh 60 yard di lapangan. Kadang-kadang berhasil secara spektakuler, tapi lebih sering lemparan tersebut tidak berhasil. Buffett lebih suka membawa bola ke tengah lapangan demi tiga yard yang menjamin dan kepastian skor. Ini persis seperti pendekatan Vince Lombardi pada saat melatih Green Bay Packer: Lebih baik mendapatkan kepastian akan hasil yang baik daripada berharap mendapatkan hasil yang besar (tapi belum pasti). Berikut tiga cara untuk memperbaiki strategi investasi Anda: Hindari bisnis dalam industri yang terus berubah. Salah satu kunci Buffett adalah membeli perusahaan yang dia pahami dan yang mempunyai model bisnis dan pertumbuhan laba yang mudah diprediksi. Jangan tergoda dengan kegenitan perusahaan-perusahaan Silicon Valley yang trendi. Perusahaan-perusahaan itu terlalu sulit diprediksi dalam jangka panjang. Jika Anda ragu, kunjungi- lah kuburan bisnis dot-com; ini akan menegaskan bahaya berinvestasi di perusahaan menarik yang menjanjikan pertumbuhan yang sulit direkam menggunakan grafik. Berinvestasilah pada bisnis-bisnis generasi “perekonomian lama". Buffett menyukai bisnis yang membosankan dan sama sekali tidak menarik. Dia bersikap begitu karena bisnis jenis ini kemungkinan besar akan tetap sama hingga beberapa dekade lagi.

Lihatlah bisnis yang sudah ada selama 50 tahun terakhir untuk membantu Anda mengetahui perusahaan mana yang sekiranya akan bertahan hingga 50 tahun mendatang. Ingatlah bahwa perlu puluhan tahun bagi perusahaan untuk menjadi besar. Pelajaran terakhir dari strategi Buffett yang satu ini adalah untuk berpikir jangka panjang. Ada begitu banyak perusahaan yang melesat seperti roket pada tahun-tahun awal dan berjatuhan seperti batu beberapa tahun kemudian. Cobalah untuk menyaring keluar bisnis yang mungkin “terganggu" dengan munculnya teknologi atau pesaing baru. Carilah ketiadaan perubahan. Carilah perusahaan yang perubahannya di masa depan hanyalah berupa penambahan bisnis.

BAB 8 KONSENTRASIKAN INVESTASI SAHAM ANDA Hindari apa yang disebut Buffett sebagai investasi gaya ’’Kapal Nabi Nuh”— yaitu, mencomot sedikit ini dan sedikit itu. Lebih baik mempunyai sedikit investasi yang masing-masing memiliki nilai uang yang lebih besar. Hampir semua "ahli" menyuruh investor untuk melakukan diversifikasi—yaitu, memiliki saham dari banyak perusahaan yang berbeda secara sekaligus—sehingga jika saham tertentu jatuh, tidak akan menghancurkan seluruh portofolio yang Anda miliki. Warren Buffett berpendapat lain. Diversifikasi, praktik pemilikan saham pada banyak perusahaan yang berbeda, menurut Buffett, sesungguhnya bukan cara yang tepat untuk berinvestasi. Kebijakan Buffett adalah mengonsentrasikan sahamnya. Sering kali dia hanya memiliki beberapa saham dan menginvestasi- kan banyak uang dalam saham-saham itu. Jika Anda telah menemukan saham yang tepat, mengapa harus membeli sedikit? Dia menganut filosofi Mae West bahwa "too much of a good thing is wonderful". Dukungan Buffett terhadap konsentrasi—dan sebaliknya, penolakannya atas diversifikasi—adalah petunjuk kunci lain mengenai filosofi investasinya. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip umum yang berlaku di Wall Street. Sebagian besar pialang merekomendasikan untuk mendiversifikasi portofolio investasi Anda. "Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang," saran mereka. "Lindungi taruhan Anda." Mereka lebih senang jika Anda seperti Nabi Nuh dengan mengambil dua lembar saham dari setiap perusahaan yang kebetulan terlintas dalam benak Anda. Buffett tidak sependapat. Beli 5 sampai 10 perusahaan yang bagus dengan harga yang cocok dan beli sebanyak yang Anda mampu di setiap perusahaan itu. Mengapa mempertaruhkan uang Anda pada 20 perusahaan terbaik, tanya Buffett, dan tidak pada lima atau sepuluh terbaik saja? Ketika Buffett benar-benar yakin dengan sebuah investasi, dia tidak akan ragu-ragu. Bahkan, dia akan menginvestasikan banyak uang di dalamnya. Misalnya, dia menginvestasikan 1 miliar dolar pada Coca-Cola, jumlah total pembelian 200 juta saham. Dia membeli 151 juta saham American Express. Dia membeli lebih dari 2 miliar saham PetroChina—perusahaan minyak Cina— senilai 488 juta dolar. Investasi tersebut, tanpa diduga, sekarang bernilai lebih dari 1,2 miliar dolar. Pada tahun 2004, Investasi utama Berkshire Hathaway hanya pada 10 perusahaan terbuka. Lain waktu, saham utamanya hanya terdapat pada 5 perusahaan. Buffett telah menunjukkan secara berulang bahwa pada saat Anda membeli banyak saham di bisnis yang tepat dengan harga yang tepat, strategi ini—strategi konsentrasi—akan berhasil secara luar biasa. Ketika Anda yakin mengenai prospek dari suatu bisnis yang kuat, bertindaklah agresif dan tingkatkan investasi Anda untuk memperkuat posisi, bukannya membeli saham di urutan ke- 15 atau ke-20 dalam daftar investasi yang dapat Anda dilakukan. Charlie Munger, wakil pimpinan Berskhire Hathaway, juga sangat yakin terhadap nondiversifikasi. Bahkan, lebih lanjut, dia berpendapat bahwa "di AS, seseorang atau sebuah institusi yang hampir seluruh hartanya diinves- tasikan dalam jangka panjang, pada hanya tiga perusahaan lokal yang baik, bisa dipastikan kaya." Kesabaran dan strategi nondiversifikasi, menurut Munger, yang menyebabkan sukses luar biasa Buffett dan Berkshire Hathaway.

Jadi pada saat para pialang memaksa Anda untuk mendiversifikasi investasi Anda dan memperingatkan Anda bahwa terlalu banyak harta yang dipertaruhkan dalam sedikit saham akan menempatkan Anda pada risiko besar dengan portofolio yang sangat tidak seimbang, ingatlah bahwa Warren Buffett saat ini memiliki kekayaan senilai 44 miliar dolar karena dia memiliki 474.998 saham pada satu perusahaan, Berkshire Hathaway. Saham GEICO Insurance yang dimiliki Benjamin Graham memiliki efek yang serupa terhadap sebagian besar kekayaannya. Munger yakin bahwa ketika kesempatan untuk masuk ke dalam "bisnis luar biasa yang dikelola oleh manajer yang luar biasa" muncul, salah besar bila tidak dimanfaatkan. Mengapa tidak menunggu sampai Anda mendapatkan perusahaan yang hebat dengan harga yang pas baru melakukan investasi besar di dalamnya, daripada berinvestasi sedikit pada 27 reksadana atau 27 saham yang berbeda? Bagaimana Anda dapat memanfaatkan strategi Buffett ini? Cobalah tiga kiat berikut: Pada saat menyusun portofolio saham Anda, tetapkan untuk memiliki tidak lebih dari 10 saham. Buffett yakin bahwa meskipun berbeda pendapat dengan para ahli, diversifikasi dapat meningkatkan kemungkinan Anda untuk mendapatkan pengembalian di bawah nilai saham yang sesungguhnya (subpar). Kerjakan PR Anda dan temukan 5 sampai 10 saham yang ingin Anda miliki untuk 5 sampai 10 tahun mendatang. Kemudian tunggu sampai saham- saham tersebut menembus poin harga yang Anda inginkan. Ketika hal itu terjadi, belilah dengan penuh keyakinan dan—mungkin yang paling penting—bersabarlah. Pastikan bahwa saham yang Anda beli sesuai dengan kriteria Buffett. Perusahaan yang Anda beli haruslah bagus dan solid (bahkan "membosankan") serta memiliki tim manajemen yang kuat. Pelajari kinerja perusahaan di bawah manajemen yang ada sekarang. Dan jangan gatal untuk segera bertindak. Tunggulah hingga saham perusahaan-perusahaan ini dihargai dengan cukup menarik. Beranilah. Banyak investasi terbesar Buffett dilakukan dengan penuh keberanian dalam situasi ekonomi dan bisnis yang sedang menurun ketika hampir semua orang terlalu takut untuk bertindak. Konsentrasi portofolio—kebalikan dari strategi diversifikasi—juga mempunyai daya yang luar biasa untuk membantu Anda memfokuskan pikiran. Bagaimana mungkin? Jika Anda meletakkan semua telur Anda hanya pada beberapa keranjang, Anda tidak akan punya kecenderungan untuk melakukan investasi berdasarkan suasana hati atau emosi.

BAB 9 TERAPKAN KETIDAKAKTIFAN, BUKAN HIPERAKTIVITAS Ada saatnya ketika tidak mengerjakan apa pun merupakan suatu bentuk kecerdasan investasi. Energi yang dikeluarkan setiap hari di lantai bursa New York Stock Exchange benarbenar mencengangkan. Lebih dari satu miliar saham berpindah tangan—dan itu terjadi pada hari-hari biasa. Suasana hingar-bingar ini sering kali menulari pemain lain dalam permainan investasi. Terdapat para pelaku transaksi harian dan swing traders yang membeli saham hari ini dengan niat menjualnya beberapa hari kemudian; ada banyak reksadana dan lembaga keuangan lain yang bertindak tanpa terkontrol, secara membabi- buta mengubah-ubah portofolio mereka setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan. Bahkan investor individual juga terpengaruh. Sebuah mitos umum mengenai investasi yang ada selama ini adalah bahwa Anda harus sering bertransaksi agar berhasil. Namun setidaknya ada satu investor legendaris yang terkemuka yang merupakan pengecualian dari hiperaktivitas ini. Warren Buffett, tidak terbantahkan, merupakan investor terbesar sepanjang masa, lebih mirip tipe Rip Van Winkle (karakter dalam kisah Washington Irving yang tidur selama 20 tahun) dari pada tipe yang tidak terkendali. Dia menyatakan bahwa ketidakaktifan adalah "perilaku yang cerdas". Dia berkata, pada dasarnya, investor yang bijak dapat menghasilkan uang ketika dia tidur. Dia mendukung kelesuan dan melihatnya sebagai fondasi filosofi investasinya. Kelesuan? Ketidakaktifan? Tidur sebagai jalan meraih kekayaan? Apa-apaan ini? Bukankah investasi adalah suatu bentuk kehidupan di jalur cepat? Singkatnya, "Bukan". Buffett menghindari hal yang dia sebut "hiperaktivitas". Tidak bertindak adalah suatu tindakan yang bagus jika Anda sudah memiliki saham yang tepat. Sebuah telaah pada tahun 2004 mengenai enam saham terbesar Buffett menunjukkan bahwa dia mengubah posisi terakhirnya di Moody pada tahun 2000, di American Express pada tahun 1998, di Coca-Cola pada tahun 1994, di Gillette pada tahun 1989, dan di Washington Post Company lebih lama lagi, yaitu, pada tahun 1973. Benar- benar merupakan pola yang tidak disukai para pialang! Buffett senang membeli saham, tetapi menjual adalah hal lain. Dia membandingkan investor yang suka menjual dengan lebah yang hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Jika Anda sudah hinggap di atas bunga yang tepat, sarannya, tetaplah di situ. Bertahanlah, jangan tergoda dengan rayuan hiperaktivitas. Buffett meraih suksesnya dengan kesabaran dan ketidakaktifan. Sedangkan, sebagian besar investor sangat tidak sabaran dan hiperaktif. Buffett yakin, transaksi yang terlalu sering sangat membahayakan kekayaan Anda. Transaksi yang terlalu sering menimbulkan biayabiaya tambahan (frictional cost), seperti komisi dan pajak terhadap keuntungan menjual saham, sementara kepemilikan saham jangka panjang dapat menghindari biaya-biaya ini. Jangan bertransaksi hanya untuk tujuan transaksi. Transaksi yang sering adalah karakteristik investor yang hiperaktif, yang cenderung akan mengalami lebih banyak kerugian daripada mendapat keuntungan. Implikasi pajak dari tingginya tingkat transaksi tidak disadari oleh banyak investor. Buffett berulang kali menekankan hal ini, menunjukkan bahwa dengan tingkat pengembalian majemuk yang sama, individu pembayar pajak (sebagaimana umumnya kita!) masih jauh lebih diuntungkan dengan mempertahankan satu macam saham daripada mempunyai banyak

saham yang hanya untuk diperjualbelikan. Kejadian-kejadian yang dapat dikenai pajak sering kali mengurangi pengembalian neto investor. John C. Bogle—pendiri kelompok reksadana Van- guard yang legendaris dan juga pengagum berat Buffett— ada di pihak yang sama. Dia menghabiskan lebih dari setengah abad untuk memperingatkan semua orang yang peduli akan adanya biaya-biaya investasi yang tersembunyi. Sebagai tambahan dari komisi dan pajak, kata Bogle, ada biaya-biaya lain yang terkait dengan investasi, yang tidak disadari oleh kebanyakan investor individual. Sebagai contoh, biaya transaksi, biaya aktivitas, dan sebagainya, tidak hanya diperhitungkan sebagai biaya komisi, tetapi juga telah diperhitungkan dalam penentuan harga saham. Seperti halnya pajak, biaya-biaya ter- selubung ini memangkas pengembalian neto investor dalam jangka panjang—tapi kebanyakan investor tidak mengetahui bahwa mereka dibebani dengan biaya-biaya ini. Semakin sering melakukan transaksi, kata Bogle, semakin besar kerugiannya. Dia menyamakan transaksi yang terlalu sering dengan perjudian di Las Vegas: Si bandar pada akhirnya selalu menang. Bagi investor-investor besar seperti Bogle dan Buffett, ketidakaktifan bisa berarti jarang membeli dan menjual, tapi juga bisa berarti lain, yaitu: menunggu selama mungkin yang diperlukan sampai muncul peluang untuk membeli. Jika dalam satu tahun tidak terdapat peluang untuk membeli, Buffett akan berjongkok dan menunggu dengan sabar sampai peluang berikutnya muncul, selama apa pun itu. Pada tahun 2004, Buffett sama sekali tidak melakukan investasi-investasi besar. Beberapa tahun lalu, Buffett memperkirakan bahwa sekitar 50 dari 61 tahun sejak dia mulai berinvestasi, ada beberapa peluang bagus yang muncul. Kalau kita lihat dari sudut pandang yang lain, ini berarti bahwa hampir dalam waktu satu dari lima tahun—20 persennya—tidak ada saham yang cukup layak untuk dibeli. Jika Anda tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Anda melewati satu tahun tanpa bertransaksi, Anda mungkin sedang melakukan hal yang salah. Bagaimana Anda meyakinkan diri Anda untuk tidak terlarut dalam kehebohan pasar dan bertransaksi terlalu sering? Cobalah beberapa prinsip Buffett berikut: Jadilah pelaku transaksi perdekade, bukan pelaku transaksi harian atau swing trader. Ingatlah gaya Buffett Van Winkle! Kunci dalam berinvestasi adalah menjadi pemenang dalam jangka panjang. Miliki perusahaan- perusahaan yang hebat dalam waktu yang lama dan Anda akan mengungguli mayoritas investor yang lebih aktif. Jangan menyalahartikan aktivitas dengan kesuksesan. Buffett berkomitmen untuk menjalankan prinsip ini, yang dipopulerkan oleh pelatih UCLA, John Wooden. Jangan menjadi penyerbu. Jangan ikut-ikutan dengan kerumunan yang gelisah, yang bertransaksi hanya untuk tujuan transaksi. Jika Anda memang senang berperilaku demikian, cari hobi lain! Waspadalah dengan biava-biava terselubung. Ketika berbicara mengenai berinvestasi, hanya sedikit yang bebas biaya. Meski begitu, Anda dapat melindungi diri Anda dalam jangka panjang, dengan menghindari biaya-biaya tersebut dan meminimalkan pajak. Hal ini berarti tidak membayar komisi yang besar pada transaksi saham atau reksadana. Ini juga berarti menghindari transaksi yang terlalu sering. Ini juga berarti bersabar dan membiarkan uang berlipat ganda. Ini juga berarti banyak bertanya, membaca prospektus saham dan reksadana, dan tidak bertindak berdasarkan tips-tips panas yang Anda dengar dalam acara talk show di radio atau dari balik pagar halaman belakang. Tetaplah pada rencana Anda. Ketika Anda diliputi keraguan, bersantailah. Lebih baik ngorok daripada memutar roda Anda dan memunculkan biaya.

BAB 10 JANGAN MELIHAT TICKER Tickers hanya menunjukkan harga. Investasi tidak sekadar mengenai harga. Apakah investor terbesar di dunia memiliki ticker (alat yang menampilkan harga saham dan informasi pasar lainnya) modern mereka sendiri? Tidak. Jadi bagaimana Warren Buffett mengamati pergerakan harga saham harian atau per jam? Dia tidak melakukannya. Bagaimana dengan pergerakan bulanan atau tahunan? Tidak tertarik sama sekali. Coba bandingkan hal ini dengan kantor-kantor broker atau program berita keuangan yang ada di TV, yang layarnya terus-menerus menampilkan pergerakan harga, angka-angka, dan desimal. Banyak "investor aktif" (mereka yang sering memperjualbelikan saham) yang mengamati pergerakan harga ini detik demi detik seolah- olah hidup mereka tergantung pada pergerakan itu dan sangat peduli terhadap selisih harga sekecil apa pun. Pertanyaan: Akan jadi apakah pelaku transaksi harian tanpa ticker? Jawaban: Bukan seorang pelaku tranksaksi harian. Warren Buffett, sang investor nilai yang klasik, tidak pernah menggubris selisih harga dalam jangka pendek. Jika seseorang memiliki saham dalam bisnis yang hebat, maka jangka pendek bukanlah hal yang penting, dan jangka panjang akan teratasi dengan sendirinya. Satusatunya pengecualian dalam peraturan ini adalah jika harga turun secara signifikan, menawarkan Buffett peluang untuk membeli lebih banyak saham pada harga rendah. Ketika saham diobral, Buffett pasti tertarik. Sekali lagi, Buffett memastikan matanya terlatih untuk mengamati seberapa bagus fundamental bisnis tersebut. Dia berfokus pada nilai bisnis dan prospek masa depan- nya, bukan pada harga saham. Bagi kebanyakan orang, fokusnya terletak pada hal yang sebaliknya, yang di- manifestasikan oleh obsesi mereka untuk memeriksa harga dan volume transaksi harian. Namun itu adalah resep untuk membuat Anda pusing tujuh keliling dan bukan resep untuk sukses berinvestasi. Memeriksa harga saham setiap hari dapat menyebabkan perubahan mood yang berlebihan: Peningkatan harga saham menimbulkan euforia dan optimisme, sementara penurunan harga menyebabkan kelesuan dan pesimisme. Pada saat mood yang berubah-ubah ini mulai mempengaruhi keputusan jual/beli Anda, segala hal yang buruk bisa terjadi. Kekang diri Anda. Jauhkan diri dari ticker. Berhentilah melihat harga saham setiap hari. Buffett mengaku bahwa dia belum melihat harga saham See's Candies sejak pertama kali membelinya pada tahun 1972—lebih dari tiga dekade yang lalu—dan dia tidak memerlukannya. Dia menunjukkan bahwa, biar bagaimana pun, orang-orang tetap akan melewati akhir minggu tanpa harus memastikan harga saham mereka tidak berubah lagi. Investor yang canggih, menurutnya, tidak akan merindukan pasar saham bahkan jika pasar tersebut ditutup selama satu atau dua tahun. Jika portofolio yang Anda miliki solid, mengapa harus mengkhawatirkan fluktuasi harga? Daripada untuk berfokus pada pergerakan harga sahamnya, waktu yang dimiliki investor lebih baik digunakan untuk memonitor kinerja bisnis: manajemennya pendapatannya, arus kas-nya, dan lain sebagainya. Apakah Anda tahu bahwa pada tahun 1960, Wal-Mart mempunyai omzet penjualan senilai 1,4 juta dolar dengan laba1 dolar? Pada tahun 1980, penjualannya sebesar 1,2 miliar dolar, dan labanya 41 juta dolar. Pada tahun 1990 penjualan meningkat sampai 26 miliar dolar dengan laba 1 miliar dolar. Hal semacam itu yang menurut

Buffett penting. Harga saham, pada akhirnya, akan mencerminkan nilai bisnisnya. Namun harga masa depan tersebut tidak dikendalikan oleh histeria yang terjadi saat ini, melainkan oleh pendapatan di masa depan. Dia membuat analogi dengan menjadi penonton di sebuah pertandingan bola. Intinya adalah menonton jalannya pertandingan, bukan melihat papan nilai. Apa yang diungkapkan oleh kualitas permainan tim Anda mengenai prospek mereka di babak- babak selanjutnya? Dan di mana tempat terbaik untuk melihat prospek itu? Di lapangan itu sendiri. Kinerjalah yang penting. Pertimbangkan hal berikut: Jika Anda membeli 100 lembar saham Wal-Mart pada tahun 1970 seharga 16,50 dolar per lembar, 20 tahun kemudian investasi ini tidak akan terbayangkan nilainya, sebanyak 51.200 lembar saham (hasil dari 9 kali stock split 1 menjadi 2) pada harga 62 dolar per lembar—dengan kata lain, 1.650 dolar berkembang menjadi lebih dari 3,1 juta dolar (dari buku Sam Walton, Made in America, Bantam Books, New York, 1993). Memabukkan, bukan? Namun, hal itu tidak terjadi karena orang-orang memandangi ticker saham; hal itu terjadi karena bisnis tersebut mempunyai kinerja yang spektakuler. Dengan kata lain, jika Anda membeli saham suatu bisnis yang hebat, ticker yang ada di pasar saham pada akhirnya akan membenarkan pilihan Anda. Ben Graham mengungkapkan, "Dalam jangka pendek, pasar adalah mesin penghitung suara, tapi dalam jangka panjang, pasar adalah mesin pembobot." Untuk berinvestasi seperti Buffett, ubah kebiasaan Anda. Cobalah mempunyai kebiasaan untuk mempertimbangkan kesuksesan investasi Anda berdasarkan kinerja bisnis—dan bukan kinerja saham. Berkshire Hathaway menghasilkan 100 juta dolar tunai seminggu, melalui operasi bisnisnya. Kinerja bisnisnya bagus, manajemennya kuat, dan prospek masa depannya terlihat cerah. Jadi, siapa yang peduli dengan apa yang ditunjukkan ticker mengenai harga Berkshire Hathaway saat ini? Jika bisnisnya kuat, ticker akan mencerminkan kekuatan itu dalam jangka panjang. Jadi, lihatlah hasil operasi perusahaan yang sahamnya Anda miliki. Pada akhirnya, pasar akan menilai investasi Anda dengan cara yang sama. Histeria sesaat akan menyurut, perusahaan yang kuat akan bangkit, dan harganya pasti akan tinggi. Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan kebiasaan investasi Buffett? Pertimbangkan hal-hal berikut: Hentikan kegaduhan itu. Jika Anda adalah pengamat harian siaran investasi—siaran yang membanjiri pemirsa- nya dengan tips-tips panas yang disampaikan oleh para ahli "yang cuma ngomong doang"—hentikan itu. Sekali lagi, kekang diri Anda. Itu semua adalah penyebab kegaduhan. Kuncinya hnkanlah perperakan harga harian, tetapi kesehatan dari bisnis yang ingin Anda miliki. Pelajari lapangan permainan dan bukan papan nilai. Alihkan perhatian Anda dari harga ke fundamental bisnis— hal-hal seperti arus kas, neraca, dan laba masa depan. Hal- hal itulah yang akan menentukan harga saham dalam jangka panjang. Dan jika Anda adalah seorang investor— bukan trader—hanya jangka panjang yang penting. Pahami nilai dari sesuatu dan bukan harga dari semuanya. Phillip Fisher yang legendaris pernah berkata bahwa pasar saham "dipenuhi oleh orang-orang yang mengetahui harga semua saham tapi tidak mengetahui nilai dari saham apa pun." Jangan terjatuh dalam jebakan ini; berfokuslah pada nilai, bukan harga. Warren Buffett tidak mengetahui berapa harga jual saham perusahaannya sendiri—Berkshire Hathaway— hari ini. Dia tidak mengetahui dan tidak begitu peduli berapa harga jualnya kemarin atau berapa harga jualnya besok. Dia hanya peduli pada berapa harga jualnya satu dekade dari sekarang—karena hal itu akan menjadi ukuran kinerja perusahaannya, dan dengan begitu merupakan nilai sejatinya.

BAB 11 LIHATLAH PENURUNAN PASAR SEBAGAI PELUANG MEMBELI Penurunan pasar bukanlah pukulan; tetapi peluang membeli. Jika orang kebanyakan mulai lari meninggalkan saham yang bagus, berlarilah untuk mendapatkannya. Sebuah artikel khas surat kabar yang terbit pada musim panas tahun 2004 melaporkan bahwa Dow Jones Industrial Average "merosot tajam hampir 150 poin" ke tingkat terendah baru di tahun 2004, karena para investor "menjual sahamnya akibat laporan mengenai lapangan kerja yang mengecewakan dan harga minyak yang terus membubung" dan "melakukan obral besar-besaran dua hari berturut-turut" karena kekhawatiran terjadinya inflasi dan pertumbuhan lapangan kerja yang lamban, yang mengancam akan "menghalangi pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang." Dan seterusnya dan seterusnya. Hapus angka-angka pada paragraf awal, dan kalimat itu bisa digunakan untuk semua artikel sejenis dalam beberapa dekade terakhir. Hal- hal buruk terjadi di luar sana, dan pasar jatuh. Peristiwa- peristiwa menggembirakan terjadi, dan pasar bangkit. Kemudian pasar jatuh lagi, dan Wall Street—serta industri di sekitar Wall Street— panik. "Kepanikan" adalah sebuah kata yang telah dihapuskan dari kosa kata Wall Street, tetapi dalam realita, mentalitas panik masih ada di situ. Sebagian besar orang yang menanam uang di pasar saham membenci saat harga saham jatuh. Sisi terbaiknya bila mereka memandang koreksi pasar sebagai kemunduran dan sisi terburuknya bila mereka memandangnya sebagai bencana. Ketika keyakinan mereka hilang, mereka "menghentikan kerugian mereka" dan melakukan obral di pasar. Meski begitu, pada saat pasar merosot, setidaknya ada satu investor yang tidak menjual sahamnya dan tetap mempertahankan yang ada. Warren Buffett, sekali lagi, menunjukkan hal yang sama sekali berbeda dengan pendapat umum di Wall Street. Sebagian besar orang menjual pada saat yang benar-benar salah—ketika harga jatuh. Buffett justru menyukai saat harga jatuh karena hal tersebut merupakan peluang untuk membeli. Lebih jauh lagi, katanya, investor yang cerdas harus belajar untuk merasa nyaman dengan volatilitas (keadaan yang mudah berubah) pasar. Jika kita tidak pernah mengalami guncangan hebat— jika kita tidak mengalami kemerosotan yang membuat Wall Street histeris—kita tidak akan pernah mendapatkan peluang besar yang terbuka lebar. Sebagian besar investasi terbesar Buffett dilakukan baik pada saat pasar turun, ketika harga saham bisnis-bisnis hebat merosot (bersama saham-saham lain), atau pada saat perusahaan bagus mengalami kesulitan sementara yang masih dapat diatasi dan harga saham mereka turun. Washington Post, GEICO, dan Wells Fargo adalah contoh bagaimana Buffett menyambar kesempatan pada saat penurunan pasar untuk berinvestasi demi masa depan. Pada tahun 1973, pasar saham sedang jatuh, menyebabkan harga saham Washington Post turun hingga sekitar 6 dolar per lembar, dan diikuti dengan stock split (pemecahan saham). Buffett meraih peluang tersebut, mengucurkan10,6 juta dolar ke perusahaan itu. Lebih dari 30 tahun kemudian, harga 6 dolar per lembar saham tersebut sekarang menjadi 900 dolar lebih per lembar, saham termahal kedua yang ada di New York Stock Exchange setelah Berkshire Hathaway itu sendiri. Sekali lagi, Buffett membeli sebuah bisnis yang solid pada saat sahamnya dijual dengan potongan harga yang besar. Hal seperti inilah yang dilakukan Buffett dengan sangat baik. Dia tetap mencari saham-saham yang dihargai kurang, yang nilainya lebih tinggi dari harganya, seperti membeli uang satu dolar dengan harga 40 sen.

Carilah bisnis berkualitas yang didiskon fundamental bisnis atau kualitas manajemennya.

karena alasan-alasan

selain

Karena keirasionalitasan pasar keuangan, yang amat sering dikendalikan oleh ketamakan atau ketakutan, harga saham bisnis bagus sering tenggelam, membuka peluang besar untuk membeli saham pada harga yang murah. Dengan kata lain, irasionalitas pasar terkait dengan bisnis yang mestinya tidak diperlakukan dengan cara yang sama seperti bisnis-bisnis lainnya—tapi itulah yang terjadi. Ini adalah peluang yang layak disambar. Pada tahun 1976, saham GEICO merosot dari 61 dolar perlembar menjadi 2 dolar. Singkatnya, perusahaan tersebut benar-benar berada pada posisi keuangan yang sangat goyah. Buffett yakin bahwa GEICO akan pulih karena perusahaan ini memiliki franchise bisnis yang sangat bagus, sebuah keunggulan kompetitif yang tak terkalahkan dalam bisnis asuransi, dan manajemen yang kuat. Konsekuensinya, Buffett mulai mengakumulasi saham GEICO, dan akhirnya menginvestasikan 46 juta dolar ke perusahaan tersebut. GEICO telah 'salah dinilai' menurut Buffett; yang harus dia lakukan hanyalah melakukan investasinya, dan menunggu sampai penilaian yang lebih tepat dilakukan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penilaian ulang pun dilakukan. Kepemilikan senilai 46 juta dolar berubah menjadi kepemilikan senilai miliaran dolar. Pada tahun 1990, Buffett membeli 5 juta lembar saham Wells Fargo Bank pada saat bisnis perbankan sedang terpukul, akibat rumor mengenai pemberian pinjaman yang meragukan dan iklim bisnis yang buruk. Wells Fargo khususnya memiliki masalah yang disebabkan oleh melemahnya pasar real estate California. Namun Buffett menyukai Wells Fargo. Dia menyukai tim manajemennya, dia menyukai bisnisnya, dan terutama karena dia menyukai harga sahamnya yang turun. Pesan moral kisah ini adalah—dan banyak lagi kisah serupa—bahwa Buffett membeli banyak saham pada saat bisnis yang bagus dijual dengan harga diskon dikarenakan kondisi bisnis dan kondisi pasarnya. Hampir setiap bisnis yang kuat akan menemui kesulitan pada suatu saat, dan harga sahamnya akan jatuh. Hal ini acap kali merupakan saat yang sangat bagus untuk membeli, karena pada akhirnya pasar saham akan mengetahui nilai riil perusahaan tersebut, dan harga saham akan melesat. Guru Buffett, Ben Graham, pernah menulis: "Investor yang membiarkan dirinya lari tunggang langgang atau khawatir berlebihan dikarenakan penurunan pasar atas surat berharga yang dia miliki, sesungguhnya telah nekat mengubah keunggulan fundamentalnya menjadi kerugian fundamental. Fluktuasi pasar hanya mempunyai satu makna penting bagi investor sejati. Fluktuasi pasar mem- berinya peluang untuk membeli dengan bijak pada saat harga turun tajam dan menjual dengan bijak pada saat harga meningkat tinggi. Bagaimana Anda dapat menyuntikkan sihir Buffett ke dalam teknik investasi Anda sendiri? Simak hal-hal berikut: Ubahlah cara berpikir Anda dalam berinvestasi. Program ulang pemikiran Anda. Belajarlah untuk menyukai pasar yang tenggelam karena hal itu menyajikan peluang. Jangan ikut-ikutan dengan kebanyakan orang dan menekan tombol panik saat pasar jatuh. Selalu mencari nilai. Investasi terbesar Buffett dilaku- kan pada saat harga saham turun karena kondisi pasar atau karena perusahaan mengalami kesulitan sementara. Kuncinya adalah mengetahui perbedaan antara kemunduran sementara dengan kegagalan fatal yang nyata yang terjadi di perusahaan. Sambarlah peluang ketika tiga variabel Buffett muncul bersamaan. Ketika sebuah bisnis yang kuat dengan keunggulan kompetitif yang bertahan lama, manajemen yang kuat,

dan harga saham yang rendah muncul pada layar investasi Anda, sambarlah peluang itu— meskipun Anda memulai hanya dengan jumlah lembar saham yang sedikit. . Buffett mengatakan bahwa investor tidak rugi pada saat pasar jatuh—hanya “noninvestor” yang rugi. Oleh karena itu, jadilah seperti Buffett: Jadilah investor.

BAB 12 JANGAN MENCOBA MEMUKUL SETIAP LEMPARAN BOLA YANG DATANG Bagaimana jika Anda harus memprediksi apa yang akan terjadi pada setiap saham yang terdaftar dalam indeks Standar & Poor’s (S&P) 500 selama beberapa tahun ke depan? Dalam skenario ini, Warren Buffett— investor terbesar sepanjang zaman—tidak menyukai peluangnya menemukan jawaban yang benar. Namun bagaimana jika tugas Anda adalah menemukan hanya satu saham di antara 500 saham itu yang akan tetap bagus? Dalam skenario yang sudah direvisi ini, sekarang Buffett menyukai peluangnya, yang menurut dia kemungkinannya 9 dari 10. Menurut orang-orang yang mengklaim diri mereka ahli pasar saham, untuk menjadi investor yang sukses berarti membuat banyak sekali keputusan investasi sepanjang hayat. Warren Buffett tidak setuju. Bahkan, menurutnya, satu keputusan bagus dalam waktu setahun itu adalah standar yang sangat tinggi—sulit dijelaskan tapi cukup tinggi untuk menjamin kesuksesan. Buffett suka menggunakan analogi bisbol untuk menjelaskan cara dia berinvestasi. Seorang investor, menurutnya, berdiri di atas plate (area untuk memukul bola bisbol), dan potensi investasi pasar saham sebagai bolanya dilempar secara kontinu ke arah plate. Jangan mencoba memukul setiap lemparan bola yang datang, kata Buffett. Namun, bersabarlah, biarkan saja bola-bola itu terlempar, dan tunggu sampai lemparan yang tepat datang. Buffett membaca The Science of Hitting, yang ditulis oleh pemukul legendaris Red Sox Ted Williams, dengan antusias. Bagi orang yang tidak ahli, strike zone hanyalah strike zone, dan Anda mencoba memukul setiap lemparan bola yang sekiranya dapat dipukul. Tapi Williams melihat strike zone sebagai lanskap luas yang harus dipotong- potong menjadi zona-zona yang lebih kecil. Hanya pada saat lemparan itu menuju ke arah subzona yang sangat kecil—sebuah "sweet spot (titik yang tepat)"—barulah William mengayunkan pemukulnya. Buffett selalu berdiri di atas plate memandang bola- bola terlempar. Namun dia hanya mencoba memukul lemparan-lemparan—saham—yang menuju titik yang tepat. Sweet spotnya, seperti dijelaskan sebelumnya, adalah bisnis yang hebat dengan pendapatan masa depan yang besar, dan dijalankan oleh manajemen yang kompeten dan punya integritas, serta dijual dengan harga yang bagus. Jika lemparan-lemparan yang menghampirinya tidak menuju sweet spot dan tidak memenuhi kriteria-kriteria ini, dia tidak akan mengayunkan pemukulnya. Dan, sebagaimana disebutkan di atas, dia mungkin akan menunggu selama bertahun-tahun sebelum melakukan investasi karena dia tidak menyukai satu pun bisnis yang melintasi plate. Dia telah membiarkan tahun-tahun berlalu tanpa mengayunkan pemukulnya. Hanya pada saat seluruh kriteria ini ada, Buffett akan mengayunkan pemukulnya—dan dia akan memukul dengan sekuat tenaga, menginvestasikan banyak uang. Hasil Buffett? Untuknya, biasanya grand siam. Dalam berinvestasi terdapat hal yang serupa dengan strike zone—dan juga dengan "sweet spot". Buffett merasa bahwa salah satu kesalahan terbesarnya adalah tidak berinvestasi secara besar-besaran pada saham WahMart. Dia percaya bahwa dia bisa menghasilkan setidaknya 10 miliar dolar jika saat itu dia mengayunkan pemukulnya ke Wal-Mart, tapi dia tidak menyukai harga saham Wal-Mart pada waktu itu. Buffett menyebut hal ini dan kesalahan pengambilan keputusan serupa dengan istilah "kesalahan pengabaian (mistake of

omission)"—sebuah kesalahan yang dihasilkan dari kegagalan untuk mengayunkan pemukul pada lemparan tertentu. Tapi Buffett dengan mudah memaafkan dirinya atas kesalahankesalah- an semacam ini. Dia bersikap lebih keras terhadap dirinya sendiri pada saat membuat kesalahan tindakan (mistake of commission), yaitu berinvestasi banyak pada saham yang ternyata jelek. Salah satu kesalahan tindakan Buffett yang sangat jarang terjadi adalah investasi pada US Air, di mana dia harus menelan pil pahit ketika mempelajari bisnis penerbangan. Dari sudut pandang Buffett, melepaskan kemenangan 10 miliar dolar dengan Wal-Mart mungkin tidak begitu menyakitkan jika dibandingkan dengan sedikit kerugian pada US Air. Sebuah kesalahan pengabaian mencerminkan kedisiplinan dalam bertindak; sebuah kesalahan tindakan mencerminkan pelanggaran atas kedisiplinan tersebut. Dan, secara keseluruhan, harus dicatat, bahwa rata-rata pukulan Buffett lebih dari sekadar berstandar tinggi. Selama empat dekade kepemimpinan Buffett di Berkshire Hathaway, keuntungannya telah melebihi kerugiannya dengan perbandingan 100 banding 1. Sesungguhnya, Buffett adalah Ted Williams-nya Wall Street. Evaluasi tahun demi tahun terhadap investasi pasar saham Buffett, mulai dari tahun 1987 sampai tahun 2004, menunjukkan bahwa hampir setiap lembar investasinya— hampir setiap lemparan yang dia pukul—telah meningkat nilainya secara luar biasa. Sebagai contoh, investasinya di Wells Fargo senilai 463 juta dolar, saat ini bernilai 3,5 miliar dolar. Investasinya di American Express senilai 1,4 miliar dolar, saat ini bernilai 8,5 miliar dolar. Sebagai investor, jika Anda disiplin, jika Anda menunggu sebuah perusahaan dengan bisnis yang hebat dan manajemen yang kuat serta sahamnya dijual pada harga diskon, pukul bola yang tepat hingga keluar pagar jika Anda punya sarana untuk melakukan hal itu dan dapat bertoleransi terhadap risikonya. Anda hanya cukup memukul beberapa kali sepanjang kehidupan investasi Anda untuk dapat sukses. Charlie Munger mengatakan bahwa jika Anda menghapus 15 investasi terbaik dari portofolio Berkshire Hathaway, Anda hanya akan melihat saham dengan kinerja rata-rata. Pelajaran yang bisa diambil? Anda biasanya tidak dapat memukul lemparan yang buruk ke luar lapangan—dan Anda dapat memukul lemparan yang bagus sejauh mungkin. Warren Buffett merekomendasikan agar orang-orang mempertahankan mental 'investasi terbatas' di mana mereka hanya diizinkan untuk membuat 20 keputusan investasi seumur hidup mereka. Setiap kali mereka membuat keputusan investasi, dihitung sebagai satu kesempatan. Buffett yakin bahwa gagasan 'investasi terbatas' ini akan memaksa orang-orang untuk berpikir hati-hati dan masak- masak sebelum membuat keputusan investasi. Hal ini akan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang sukses sekaligus mengurangi keputusan yang emosional dan terburu-buru. Kualitaslah—bukan kuantitas—yang seharusnya menentukan strategi investasi Anda. Bagaimana Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam berinvestasi? Cobalah hal-hal berikut: Terapkan gagasan “investasi terbatas” Buffett pada portofolio Anda. Tegakkan disiplin pada setiap tindakan Anda dengan hanya mengizinkan diri Anda membuat keputusan investasi dalam jumlah tertentu. Pastikan setiap keputusan yang Anda buat berharga dengan mengerjakan PR Anda, mengamati fundamental bisnis, dan bersabar. Pastikan bahwa lemparan bola menuju sweet spot. Ingatlah bahwa sweet spot Buffett mempunyai tiga bagian: Bisnis hebat dengan pendapatan masa depan yang besar dijalankan oleh manajemen yang kompeten dan berintegritas, serta saahamnya dijual dengan harga yang bagus.

Jangan terburu-buru mengayunkan pemukul. Selain membatasi jumlah transaksi yang Anda buat, yakinlah bahwa Anda "masuk dalam suatu posisi" (membeli saham) pada saat yang tepat. Ingat, Buffett sering kali menunggu selama bertahun-tahun sebelum menarik pelatuk pada bisnis tertentu. Hanya beberapa investasi baguslah yang diperlukan.

BAB 13 ABAIKAN YANG MAKRO; FOKUSLAH PADA YANG MIKRO Menurut Warren Buffett, hal-hal besar—tren-tren besar yang berada di luar bisnis—tidak penting. Hal-hal kecilAah, hal-hal yang terkait secara khusus dengan bisnis, yang berarti. Apakah Anda tahu bahwa Warren Buffett, tidak terbantahkan merupakan seorang investor terbesar di dunia, tidak membiarkan faktor-faktor ekonomi makro mempengaruhi keputusannya? Dia menyebut dirinya sendiri bukan -orang makro". Jika Gubernur Bank Sentral AS berbisik di telinga kirinya dan Menteri Keuangan berbisik di telinga kanannya, mengungkapkan visi mereka mengenai masa depan, dia akan menutup telinganya. Dia akan mengawasi bisnisnya. Pikirkanlah hal ini: pendekatan konvensional sangat mengandalkan peristiwaperistiwa makro pada saat membuat keputusan investasi. Hal-hal seperti indikator ekonomi, pertumbuhan ekonomi, proyek-proyek pembangunan perumahan, dan peristiwa-peristiwa politik tampak nyata arti pentingnya di benak para investor. Program berita TV kabel penuh dengan analisis keuangan dan saran-saran yang didasarkan pada peristiwa makro. Sebagai contoh, sebuah laporan berita bisnis umum pada musim semi tahun 2004 berisi halhal berikut: "Tunggulah pasar untuk bergerak di dalam kisaran tertentu, terutama mempertimbangkan konvensi nasional partai Republik dan partai Demokrat, Olimpiade Musim Panas, dan ketegangan yang terus berlangsung di Irak. Peristiwa- peristiwa tersebut dapat menyebabkan momentum yang buruk, jadi, segeralah bertindak, raup keuntungan Anda selagi bisa, atau hentikan kerugian secepatnya." Pada saat yang sama, pembicara ahli di televisi lain mengamati, "Kekhawatiran akibat kebijakan pajak Senator John Kerry, risiko terorisme, tingginya harga minyak, dan hasil pemilihan presiden menciptakan ketidakpastian dan kegugupan di pasar." Ringkasnya, daftar panjang faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan, bukan? Saran Buffett: Abaikan saja. Fokuslah pada pohon bukan hutannya. Jangan disibukkan dengan memikirkan nasib jangka pendek pasar saham; berfokuslah pada prospek jangka panjang bisnis di mana Anda berinvestasi (atau yang Anda inginkan untuk berinvestasi). Jika Anda menghabiskan waktu dengan mengkhawatirkan seperti apa situasi pasar dalam satu bulan atau satu tahun dari sekarang, kata Buffett, itu benar-benar buang-buang waktu. Tanyakan pada diri Anda apa, tepatnya, yang Anda analisis. Apakah Anda seorang analis perekonomian nasional? Analis pasar? 'Analis sekuritas'? Jika jawaban Anda adalah "ya" untuk salah satu pertanyaan tadi, kata Buffett, Anda telah salah langkah. Anda, seharusnya, menjadi seorang analis bisnis. Untuk berinvestasi seperti Buffett, Anda harus mengabaikan faktor-faktor dan peristiwa-peristiwa makro serta benar-benar berkonsentrasi pada perusahaan yang Anda pertimbangkan untuk berinvestasi. Analisis prospek bisnisnya, tim manajemennya, dan seterusnya. "Memakai kaca mata kuda" biasanya berkonotasi negatif—dengan kata lain, Anda kurang membuka wawasan. Namun saat menganalisis sesuatu, Buffett menyarankan, pakailah kaca mata kuda. Jangan terganggu dengan isu-isu makro. Pikirkan lagi pelajaran-pelajaranyang Anda dapatkan di bab-bab awal. Sebagai investor bergaya Buffett, Anda telah menghabiskan banyak waktu untuk sampai pada kesimpulan yang akurat mengenai sebuah perusahaan. Tidak masuk akal kalau harus mengganti kebijakan yang diperoleh dengan susah payah mengenai perusahaan tertentu dengan pendapat yang tidak akurat (sebuah "taksiran") mengenai perekonomian. Percayalah pada kebijakan yang Anda miliki!

Buffett suka membuat daftar hal-hal eksternal yang telah terjadi sejak dia memulai karier investasinya—hal- hal semacam keterlibatan Amerika dalam perang Vietnam, penetapan kendali upah dan harga oleh presiden dari Partai Republik yang konservatif, pengunduran diri presiden tersebut, kejutan harga minyak berkali-kali, bubarnya Uni Soviet, jatuhnya indeks Dow Jones hingga 508 poin dalam waktu satu hari, tarif pokok mendekati 20 persen, dan keuntungan obligasi pemerintah berfluktuasi antara 2,8 dan 17,4 persen. Tak seorang pun, kata Buffett, mempunyai bola kristal terbaik untuk dapat memprediksikan peristiwa-peristiwa ini. Dan tak satu pun peristiwa dramatis ini berdampak pada pendekatan Buffett dalam berinvestasi. Bahkan, kata Buffett, beberapa pembelian terbaiknya dihasilkan akibat munculnya peristiwa-peristiwa (makro) yang membuat investor lain takut dan lari dari pasar. Bahkan setelah peristiwa mengerikan pada tanggal 11 September 2001, Buffett tidak terlihat menjual satu pun sahamnya; malah dia mengindikasikan akan membeli saham jika harga pasar jatuh secara signifikan. Dia adalah pihak yang kesepian pada hari-hari tragis itu—tapi pihak kesepian yang bijak. Buffett memprediksikan bahwa beberapa-dekade mendatang akan terjadi sejumlah bencana—yang disebabkan oleh alam atau hal lain—tapi dia tidak melihat alasan kuat untuk berhenti membeli "bisnis-bisnis kelas satu" pada saat muncul peluang. Agar Anda dapat mengenakan "kaca mata kuda Buffett", pertimbangkan hal-hal berikut: Jangan berpura-pura menjadi seorang ekonom jika Anda bukan ekonom. Tugas Anda sebagai investor bukanlah menganalisis semua angka yang dilaporkan oleh pemerintah. Aturan pokoknya adalah jangan biarkan keputus- an investasi Anda dipengaruhi oleh faktorfaktor ekonomi makro dan peristiwa-peristiwa politik. Jangan panik. Buffett tidak naif. Dia paham bahwa kita hidup di era yang berbeda setelah peristiwa 11 September 2001 (dan 11 Maret 2004 di Spanyol). Dia paham bahwa beberapa peristiwa, seperti terorisme dan perang, dapat mempengaruhi harga saham dengan segera. Tapi dia tidak panik. Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan setelah tanggal 11 September 2001, pasar keuangan terpukul. Tapi tiga tahun kemudian, indeks Standard & Poor's (S&P) 500 mencatat rekor tinggi baru setelah bertahun-tahun. Jika Anda panik pada saat itu—dan banyak investor memang panik—berarti Anda telah terjun keluar pasar pada saat yang benar-benar salah dalam siklus. Jangan panik! Peristiwa makro dapat menciptakan peluang. Meskipun fokus utama Anda bukan pada hal-hal makro, perhatikanlah peluang yang mungkin muncul karena peristiwa- peristiwa tersebut. Acap kali, sesuatu dari luar, hal-hal makro, akan berpengaruh langsung pada yang mikro, yaitu harga saham. Dalam kasus ini, Anda harus memperhatikan hal-hal tersebut sehingga Anda dapat mengetahui kapan harga saham turun karena peristiwa eksternal. Buffett mengakui bahwa mungkin saja terjadi bencana yang sangat buruk yang membuat pasar jatuh dan tidak pulih lagi. (Dia mengemukakan penggunaan senjata pemusnah massal oleh teroris sebagai salah satu skenario.) Namun selain itu, kata Buffett, hal-hal eksternal tidak penting—dan, lagipula, Anda tidak dapat memprediksinya. Fokus pada apa yang dapat Anda ketahui: beroperasinya bisnis-bisnis yang bagus.

BAB 14 PERHATIKAN BAIK-BAIK MANAJEMENNYA Analisisnya dimulai dengan—dan acap kali diakhiri dengan—satu pertanyaan kunci: Siapa yang memegang kendali di sini? Wararren Buffett mencari bisnis-bisnis hebat yang juga mempunyai manajemen yang hebat—dan, sebagaimana sudah disimpulkan di awal, dia tidak akan menginves- tasikan uangnya sebelum kedua faktor tersebut (posisi kompetitif yang kuat dan manajemen yang hebat) ada sekaligus. Oleh karena itu, sebagai seorang investor, sangatlah penting bagi Anda untuk mengevaluasi dengan cermat tim manajemen dari setiap bisnis prospektif yang Anda pertimbangkan untuk berinvestasi. Ada beberapa faktor kunci yang perlu dicermati pada saat Anda memulai penilaian: 1. Apakah tim manajemen bekerja untuk para pemegang saham, ataukah mereka bekerja untuk memperkaya diri dengan biaya perusahaan (misalnya, melalui gaji yang berlebihan, bonus, opsi saham, dan fasilitas-fasilitas yang mahal)? 2. Apakah manajemen hemat, atau kelebihan beban karena pemborosan? 3. Apakah manajemen berdedikasi untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan alokasi rasional modal? 4. Apakah manajemen melakukan pembelian kembali (repurchase) saham untuk kepentingan para pemegang saham dan menghindari penerbitan saham baru yang akan mengurangi kepemilikan pemegang saham? 5. Apakah pemegang saham diperlakukan seperti partner atau kambing hitam? 6. Apakah laporan tahunan perusahaan jujur dan terus terang atau mengandung kecurangan? 7. Apakah manajemen tampak menggunakan sistem akuntansi yang jujur, atau kelihatan menyembunyikan informasi dan angka-angka yang benar? Pada akhirnya, pelajaran apakah yang bisa kita tarik dari kisah Enron, WorldCom, dan HealthSouth? Semua kisah tersebut menjelaskan tentang kekacauan (chaos) dan perusakan nilai yang disebabkan oleh manajer yang menempatkan kepentingan pribadi mereka di atas kepentingan bisnis dan pemegang saham. Kasus-kasus itu mencerminkan risiko yang harus ditanggung pemegang saham akibat eksekutif manajemen yang tidak kompeten. Atau, dari sisi positifnya, semua itu menegaskan pentingnya kepemimpinan yang etis dan kompeten. Pada saat melakukan investasi, Buffett menganggap bahwa dia "menjalankan bisnis bersama" para pemimpin perusahaan tersebut. Pada saat Anda mengutarakan hal tersebut dengan cara ini, Anda tidak punya pilihan lain selain bekerja sama dengan orang- orang yang Anda percaya dan kagumi. Anda bisa membuat kesepakatan yang buruk dengan orang yang baik, tetapi—kata Buffett—Anda tidak dapat membuat kesepakatan yang baik dengan orang yang jahat. Mengapa Anda coba-coba kalau begitu? Reputasi Anda sendiri akan ternoda, dan Anda menempatkan investasi Anda pada risiko yang tidak perlu. Percayakan uang Anda pada orang yang Anda percaya. Pada tahun 2003, Buffett membawa pulang gaji sebesar 1 dolar dari Berkshire Hathaway. Pada tahun yang sama, rata-rata kompensasi CEO (gaji pokok dan bonus) berjumlah lebih dari 2 juta dolar. Dan itu belum termasuk pendapatan dari opsi saham atau berbagai fasilitas khusus eksekutif. Hampir semua CEO menikmati banyak fasilitas; Buffett tidak mendapatkan opsi saham, bonus, atau fasilitas mewah eksekutif. Bahkan 99,9 persen kekayaannya ter- kandung dalam saham-saham perusahaannya.

Akibatnya? Buffett hanya mendapatkan uang pada saat pemegang sahamnya mendapatkan uang. Dia memperlakukan pemegang saham sebagai partner, dan setiap keputus- an yang diambilnya didasarkan pada tujuan meningkatkan nilai pemegang saham. Sebagai contoh, karena me- nerbitkan saham baru akan mengurangi kepemilikan saham investofyang sudah ada, Buffett enggan dan sangat jarang melakukan hal tersebut. Pada saat Buffett mengendalikan Berkshire Hathaway di tahun 1965, terdapat 1.137.778 saham yang beredar. Empat puluh tahun kemudian, secara menakjubkan, saham A Berkshire Hathaway yang beredar berjumlah kurang dari 1,4 juta. Di Berkshire Hathaway, penghematan dan kesadaran akan biaya merupakan bagian yang mengakar dalam budaya perusahaan. Charlie Munger mengatakan, "Kemewahan yang tampak di kantor pusat, biasanya berlawanan dengan kondisi finansial perusahaan." Kantor pusat Berkshire Hathaway di Omaha tidak menarik dan tidak glamor (bila dikatakan secara halus). Jika Anda mencari renovasi kantor senilai jutaan dolar, jangan repot-repot untuk mencarinya di kantor Buffett di Omaha. Sebaliknya, jika Anda mencari substansi keuangan—angka yang glamor— Anda berada di tempat yang tepat. Sam Walton, pendtn Wal-Mart, terkenal karena sifat hematnya dan sifat tidak suka pamer perusahaannya. InilaFTtipe manajer yang disukai dan dicari Buffett untuk diajak bekerja sama. Carilah manajer-manajer yang lebih tertarik memotong biaya daripada memasang keran berlapis emas di toilet eksekutif (atau tirai kamar mandi seharga 6.000 dolar, yang kabarnya telah dibeli oleh seorang CEO yang terkenal karena keburukannya). Jadi kualitas manajemen adalah hal yang sangat penting bagi Buffett. Namun manajemen yang baik juga harus menggandeng bisnis yang baik. Anda mungkin joki terbaik di dunia, Buffett mengingatkan, tapi Anda tidak dapat memenangkan balapan dengan menunggangi kuda tua yang cacat. Itu hanya ada dalam cerita dongeng, dan dongeng bukan merupakan dasar dari investasi yang baik. Hindari bernvestasi dalam bisnis yang buruk, bahkan jika manajemennya bagus. Pada akhirnya, kualitas bisnis akan menjadi pemenang—akan menderita kerugian—dan menenggelamkan investasi. Buffett memiliki sejumlah peringatan yang perlu diperhatikan oleh para investor pada saat menilai perusahaan dan manajemennya, terutama melalui laporan tahunan mereka. Pertama-tama, analisis akuntansi mereka. Jika tampak lemah, jauhilah. Jika perusahaan tidak membebankan opsi saham; menyajikan asumsi dana pensiun yang muluk-muluk; menonjolkan pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization / EBITDA); dan mengandalkan berjubel catatan kaki yang susah dimengerti, semua itu adalah pertanda yang buruk. Asumsikan bahwa Anda setidaknya mempunyai sedikit kemampuan untuk membaca laporan keuangan. Jika Anda tidak dapat memahami sesuatu dalam laporan keuangan perusahaan, kata Buffett, hal itu karena manajemen tidak ingin Anda memahaminya. Apakah Anda ingin punya partner bisnis yang menyembunyikan sesuatu dari Anda? Tentu saja tidak! Lebih jauh lagi, Buffett juga memperingatkan investor untuk mencurigai perusahaan-perusahaan yang hanya memandang masa depan untuk mencari tahu "kabar baik" mereka. Apakah kabar baik itu hanya merupakan proyeksi laba dan ekspektasi pertumbuhan? Pertanda buruk, kata Buffett. Dia mengatakan hal itu sebagian didasarkan pada pengalamannya sendiri sebagai CEO. Manajer senior di

Berkshire Hathaway tidak tahu pasti mengenai apa yang akan dihasilkan bisnis mereka pada tahun yang akan datang—atau bahkan pada kuartal berikutnya. Pada saat seorang eksekutif mengklaim bahwa mereka mengetahui masa depan, Buffett memperingatkan, itu adalah pertanda buruk. Dan pada saat seorang eksekutif benar-benar mencapai angka-angka tersebut, kuartal demi kuartal, itu benar- benar pertanda buruk. Sangat dimungkinkan bahwa sesuatu telah dimanipulasi. Jika Anda bersumpah mati untuk "menghasilkan angka-angka yang Anda prediksi," Anda mungkin menempatkan diri Anda dalam posisi di mana Anda harus memoles angka-angka itu—yang pada akhirnya menghasilkan segala bentuk kejahatan dan ketidakbahagiaan. HealthSouth melakukan persis seperti itu di mana CEO-nya menyombongkan analisis ekspektasi pendapatan yang berlebihan pada 46 kuartal secara berturut-turut, sebelum kecurangan akuntansinya akhirnya terungkap. Pertanda buruk yang tampak adalah indikator terbaik dari pertanda buruk yang tidak tampak. Sebuah dapur yang kotor, kata Buffett, jarang yang menyimpan hanya satu kecoak. Melihat satu (kecoak) cukup untuk menyimpulkan bahwa ada lebih banyak lagi yang mengintai dari balik dinding. Jika Anda berpikir bahwa kecoak-kecoak itu ada, besar kemungkinan benar-benar ada. Enron menunjukkan banyak tanda yang diperingat- kan Buffett ini—manajemen Enron menipu jutaan pemegang saham—jadi, cermati kualitas manajemen untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat kepemimpinan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tamak. Untuk menghindari petaka semacam ini, dan untuk meningkatkan peluang Anda melakukan investasi yang berhasil, selalu lakukan hal-hal berikut: Evaluasi tim manajemen sebelum berinvestasi. Kualitas manajemen bisa dikatakan sama pentingnya dengan kualitas fundamental bisnis. Buffett hanya menjalankan bisnis dengan orang-orang berintegritas yang dia sukai. Dia tidak pernah memanfaatkan perusahaan dengan manajemen yang tidak etis. Carilah perusahaan yang ramah pada pemegang saham. Berinvestasilah pada perusahaan dengan manajemen yang menempatkan kebutuhan pemegang saham di atas kebutuhan pribadinya. Carilah perusahaan yang menerapkan program pembelian kembali saham (stock-repur- chase) untuk memberikan keuntungan pada pemegang saham serta perusahaan yang terkenal dengan sifat hematnya dan alokasi modal yang rasional. Hindarilah berinvestasi pada perusahaan apa pun yang punya sejarah memainmainkan catatan keuangan dan akuntansinya. Akuntansi yang lemah biasanya berarti manajemen berupaya menyembunyikan kinerja bisnis yang lemah. Jika manajemen lebih menekankan penampilan kinerjanya dibandingkan substansi kinerjanya, kata Buffett, simpan dompet Anda di saku.

BAB 15 INGAT, SANG KAISAR TIDAK PAKAI BAJU DI WALL STREET Wall Street, kata Buffett, adalah satu-satunya tempat di mana orang-orang pergi ke sana naik Rolls Royce untuk mendapatkan nasihat dari orang-orang yang naik subway. Jika Anda melakukan "perjalanan konseptual" di Wall Street—atau dengan kata lain, mencermati berbagai gagasan yang Anda temui—Anda akan mengetahui bahwa ada begitu banyak skema pemilihan saham yang dapat digunakan. Anda bahkan mungkin berpikir ada beberapa metode yang cukup menarik: analisis teknis, market tim- ing, jual beli dalam kurun satu hari (intraday trading), wave theories (diturunkan dari teori fisika yang menyebutkan bahwa cahaya ditransmisikan seperti gelombang, sama halnya dengan osilasi magnet dan medan elektrik—penerjemah), detrending oscillators, dan lain-lain. Semua itu adalah contohcontoh metode yang digembar-gemborkan kepada investor agar dapat memahami pasar saham dan— seolah-olah—sukses sebagai investor. Dari manakah semua teknik ini berasal? Terutama dari dua sumber: profesional keuangan dan akademisi, pihak-pihak yang hampir semuanya memiliki kompetensi yang mengagumkan. Dan konsep mereka sepertinya berbobot, setidaknya kalau dilihat sepintas. Ambil contoh "analisis teknis". Orang yang menggunakan keahlian yang langka ini memfokuskan diri hanya pada data pasar. Mereka memperhatikan pergerakan harga, volume transaksi, dan bentuk grafik yang menunjukkan kinerja harga saham— berdasarkan teori (1) bahwa harga pasar menunjukkan segala hal yang perlu diketahui mengenai saham tertentu dan (2) bahwa seseorang tidak mungkin dapat menyangkal kebijaksanaan kolektif tersebut. Teori yang bagus? Tidak, jika Anda ada di kubu Buffett! Seorang analis teknis pernah menyimpulkan kinerja pasar saham dalam satu hari tertentu seperti ini: Hari itu merupakan bonus bagi para trader karena indeks- indeks utama memiliki air pocket yang cenderung menurun menyusul strategi dasar First Hour berpola Flip Top ... kenaikan harga pada volume yang menurun di akhir bulan dan aksi harga artifisial di hari Senin dengan meningkatnya peringatan ancaman teror membuat indeks- indeks tersebut rentan terhadap air pocket. Volume NYSE hanya 1,4 miliar ... penelusuran kembali senilai kira-kira 1 50 antara batas atas kenaikan harga saham 45,78 dan batas bawah 17.32 10/02 adalah 31,55 dan harga saat ini menetapkan kisaran transaksi 17 hari pada wilayah penelusuran ini." Anda paham paragraf di atas? Bila tidak paham, jangan berkecil hati. Apakah menurut Anda investor terhebat dunia, Warren Buffett, memperhatikan omong kosong semacam itu? Tentu saja tidak. Sebagai investor potensial, Anda akan dibombardir terus-terusan dengan berbagai macam strategi investasi yang didasarkan pada grafik, volume, dan pergerakan harga. Anda akan dibanjiri peluang-peluang untuk men- dapatkan kekayaan secara instan. Hidupkan TV Anda pada pukul 09.35 papi WIB unfuFmendengarkan Market Re- view. Misalnya, pertimbangkanlah tawaran menggoda ini. "Dapatkan sistem transaksi saham yang menghasilkan keuntungan sampai dua digit pada hampir semua transaksi! Transaksi langsung berdasarkan grafik Bursa Saham"; "Sistem baru yang revolusioner... menghasilkan 34 sampai 45 persen Return Hanya dalam Waktu Satu Minggu"; dan seterusnya. Untungnya, seseorang telah melakukan terobosan dan menyatakan apa yang seharusnya sudah jelas: Sangkaisar tidak memakai baju. Menurut Warren Buffett, analisis yang hanya didasarkan pada grafik, volume, dan pergerakan harga tidak berarti apa-apa kecuali omong kosong tak bermakna.

Analisis teknis dijalankan hampir benar-benar ber- lawanan dengan kerangka konseptual Buffett mengenai investasi. Analisis teknis menekankan pada volume, grafik, dan pergerakan harga dalam memilih saham. Buffett menekankan pada nilai sebuah bisnis. Tentu saja, para penganjur analisis teknis dapat dengan cepat menunjukkan contohcontoh yang membuktikan kekuatan model mereka. Dan, tentu saja, pasti ada beberapa kasus tertentu di mana para investor mendapatkan banyak uang melalui analisis teknis. Namun saya tahu pasti, bahwa tidak ada praktisi analisis teknis yang bernilai 44 miliar dolar. Jadi, siapa yang akan Anda percayai? Saya mendorong para calon investor yang terjadi dengan kesuksesan investasi jangka panjang untuk mem- baca artikel Warren Buffett, "The Superinvestor of Graham and Doddsville", yang dikutip dalam buku Graham, The Intelligent Investor. Artikel ini membahas mengenai keberhasilan sekelompok investor nilai yang belajar dari Benjamin Graham dan David Dodd, dan yang terus- menerus mempunyai kinerja yang melampaui Standard & Poor's (S&P) 500 Stock Index dari awal hingga akhir tahun. Investor-investor tersebut, ungkap Buffett, mencari selisih antara (1) nilai bisnis dan (2) harga sebagian kecil dari bisnis tersebut di pasar. Metode ini hampir seratus persen berlawanan dengan analisis teknis, yang sangat berkonsentrasi pada model, pola, data, dan sebagainya. Investor yang cerdas, tegas Buffett, adalah investor yang berorientasi pada nilai. Investasi nilai tidak seksi. Tidak glamor atau bahkan menantang dan sudut pandang intelektual murni. Pada kenyataannya, investasi ini cenderung lamban, berat, dan bahkan sedikit membosankan—kura-kura, bukan kelinci. Investasi semacam ini tidak menimbulkan kesenangan bagi seorang pelaku transaksi yang aktif. Dan tidak memberikan jaminan kesuksesan, sebagaimana halnya model analisis teknis. Namun hasil yang diraih Buffett dan investor-inves- tor Graham and Dodd lainnya berbicara sendiri. Investasi nilai memberikan kerangka kerja intelektual yang telah terbukti bagi para investor. Singkat kata, berinvestasi seperti Buffett menuntut Anda untuk mengabaikan hal- hal yang tidak masuk akal. Abaikan strategi-strategi investasi yang rumit dan canggih yang hanya sedikit atau bahkan tidak memberi Anda informasi mengenai fundamental bisnis. Berikut ada tiga hal yang dapat Anda lakukan untuk dapat memahami apa yang benarbenar penting pada saat membuat keputusan investasi: Abaikan grafik. Seorang investor nilai tidak peduli dengan grafik. Buffett memberikan contoh yang kuat mengenai pengabaian grafik saham pada saat membuat keputusan investasi. Abaikan para ahli grafik yang mengklaim bahwa kesuksesan mereka memilih saham didasarkan pada catatan volume dan harga saham. Jika ada orang yang mengatakan bahwa mereka mempunyai metode yang “tak mungkin salah” untuk menjadi kaya di pasar saham, larilah, jangan hanya berjalan, ke pintu keluar terdekat. Ingat, kunci kesuksesan investasi adalah kesabar- an dan disiplin. Berinvestasilah seperti Benjamin Graham. Graham menyuruh para investor untuk "mencari selisih antara nilai bisnis dan hargajebagiaixkedl dari bisnis tersebut di pasar?' Ini adalaFTkunci dalam investasi nilai, dan ini jauhlebih produktif daripada pusing mempelajari ratusan grafik saham. Prospektus sebagian besar reksadana menyatakan —dalam huruf kecil—bahwa kinerja masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa depan. Buffett mengatakan hal yang sama mengenai pasar: Jika sejarah mengungkapkan jalan menuju kekayaan, para pustakawan pasti akan kaya.

BAB 16 BERPIKIRLAH INDEPENDEN Pada saat berinvestasi, Anda perlu berpikir independen. Berpikir independen adalah salah satu kekuatan terbesar Buffett, dan dia merekomendasikannya pada kita semua. Mungkin terdengar klise: Tentu saja Anda harus berpikir independen, bukan? Tapi, dalam kenyataannya, banyak dari kita menerapkan apa yang bisa disebut "berpikir dependen", di mana pendapat kita dibentuk terutama oleh apa yang dipikirkan orang lain. Itu bukanlah cara berpikir yang independen; bahkan, itu lebih mirip peniruan tanpa berpikir. Karena telah meraih status setengah selebriti, Buffett mendapatkan banyak sorotan— dan, selanjutnya, banyak pujian dan kritik terhadap keputusan investasinya. Tapi Buffett tidak bergantung pada penilaian orang lain dalam membuat keputusan-keputusan tersebut. Dia kebal terhadap sorakan mereka yang memujanya, dan dia merasa nyaman-nyaman saja mengabaikan orang-orang yang mengutuknya. Buffett memahami sebuah pelajaran penting dari Ben Graham. Anda benar atau salah bukan karena orang- orang setuju atau tidak setuju dengan Anda. Anda benar karena faktafakta dan alasan-alasan yang Anda miliki adalah benar." Entah banyak orang, atau orangorang penting, setuju atau tidak setuju dengan Anda tidak membuat Anda benar atau salah; pemikiran yang bagus yang dibuat berdasarkan fakta-fakta yang bagus membuat Anda benar. Inilah inti dari pemikiran independen—menggunakan fakta dan alasan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dan kemudian bertahan pada kesimpulan tersebut, tidak peduli apakah orang akan setuju atau tidak setuju dengan Anda. Perenungan mengenai euforia industri Internet (.Internet bubble) akhir-akhir ini menunjukkan nilai pemikiran independen dan menggambarkan bagaimana berpikir berdasarkan fakta dan alasan jauh lebih baik daripada berdasarkan opini publik yang beredar. Euforia tersebut merupakan sebuah periode menakjubkan dalam sejarah pasar saham dewasa ini. Selama masa-masa memabukkan tersebut, kelahiran industri baru yang menggairahkan (dan industri-industri yang mengikutinya) telah membangkitkan ratusan perusahaan dan menciptakan ribuan jutawan baru. Satu hal yang paling menakjubkan dari perusahaan- perusahaan Internet dan high-tech baru tersebut, tentu saja, adalah lonjakan secara meteorik pada harga saham dan kapitalisasi mereka. Beberapa perusahaan Internet yang baru berusia satu atau dua tahun bernilai lebih daripada perusahaan-perusahaan Fortune 500 yang sudah lama berdiri. Sebagai contoh, EToys.com menembus harga 86 dolar per lembar saham dan mempunyai kapitalisasi senilai 10 miliar dolar. Kapitalisasi puncak Webvan.com adalah 7,5 miliar dolar. Tidak diragukan lagi, jutaan investor menikmati laba luar biasa melalui surat-surat berharga perusahaan high- tech vang mereka miliki. Orang-orang menjadi kaya—dan menjadi kaya dengan cepat. Ironisnya, Berkshire Hathaway tidak berada dalam keadaan yang baik pada periode yang sama, dan harga sahamnya mencerminkan hal tersebut. Meskipun saham perusahaan-perusahaan high-tech menghasilkan laba yang sangat besar, Buffett menolak untuk membeli selembar pun saham Internet atau menolak untuk ikut serta dalam gelombang "gold rush" baru ini dalam bentuk apa pun. Tangan dekat-dekat dengan kawanan yang sedang mengamuk. Jika tidak, Anda dan investasi Anda mungkin akan terbawa arus. Konsekuensinya, Buffett dicerca banyak pihak. Dia dianggap tolol oleh para begawan investasi dan menuai kritik dari para pemegang saham. Dalam waktu satu hari penuh, media

mempertanyakan kemampuan Buffett. Mingguan keuangan Barron's tanggal 27 Desember 1999 menulis tajuk berita: "Warren, What's Wrong? Warren Buffett America's Most Renowned Investor, Stumbled Badly This Year. Will His Berkshire Hathaway Recover?" (Ada Apa dengan Warren? Warren Buffett Investor Paling Ternama di Amerika, Jatuh Tersandung Tahun Ini. Apakah Berkshire Hathaway-nya Bakal Pulih)?" Media lain menuliskan tajuk berita berikut ini: "A Three Decade Legend Lose Some Luster," "Is Buffett Washed Up?" dan "Tech Phobia May Topple Buffett." Banyak orang merasa bahwa Buffett seharusnya berinvestasi di saham-saham perusahaan high-tech, dan mereka tidak dapat memahami bagaimana dia bisa melewatkan peluang semacam itu. Namun, meskipun publik mencela—bahkan menganggapnya tolol—dia tetap berteguh hati dan"tidak bergeming! Fakta dan alasan Buffett jelas: dia tidak memahami bisnis Internet ini dan oleh karena itu dia menjauhinya. Dia tidak tahu manakah di antara perusahaan-perusahaan high-tech ini yang akan mempunyai keunggulan kompetitif jangka panjang dan bagaimana kinerja mereka 10 tahun mendatang. Dia juga percaya bahwa psikologi pasar yang irasional bertanggung jawab terhadap sebagian besar harga saham perusahaan high-tech tersebut. Dalam situasi semacam ini, dia percaya, harga saham sebenarnya di-rancang olehorang-orang paling tamak, atau paling emosional, atau paling Tertekan—dengan kata lain, oleh orang-orang yang tidak memiliki kaitan dengan realitas jangka panjang. Hasilnya bisa jadi adalah harga saham yang "tidak masuk akal." Berdasarkan pemikiran ini, Buffett memutuskan untuk tidak berinvestasi pada perusahaan-perusahaan ini, meskipun jutaan investor jatuh bangun agar dapat membeli saham yang melonjak tinggi tersebut. Buffett merasa bahwa dia benar, karena fakta dan alasannya benar; dia tidak merasa bahwa dia salah hanya karena hampir semua orang tidak setuju dengannya. Di kemudian hari, pemikiran independennya terbukti benar pada saat euforia tersebut lenyap dan saham perusahaan high-tech runtuh. Hasilnya, kebanyakan perusahaan Internet bangkrut, dan indeks Nasdaq yang sarat akan perusahaan-per- usahaan teknologi mengalami penurunan nilai lebih dari 75 persen. Ratusan miliar dolar menguap di pasar saham. Apa yang akan terjadi seandainya Buffett mengikuti opini publik dan bergabung dalam gerombolan Internet? Peniru an tanpa berpikir terhadap pendapat orang lain ini akan sangat merugikannya. Berdasarkan pengalaman semacam ini, beberapa investor menyimpulkan bahwa "strategi investasi melawan arus" lebih kuat daripada "strategi ikut arus" (istilah "melawan arus" mengimplikasikan berjalan berlawanan arah dari kerumunan yang ada). Namun sekali lagi, Buffett tidak setuju. Jika kerumunan itu melakukan hal yang salah, pergi ke arah yang berlawanan 180 derajat tidak sepenuhnya tepat. Investasi semacam itu dilakukan berdasarkan jajak pendapat, bukan pemikiran, ungkap Buffett—dan setiap strategi investasi yang didasarkan pada jajak pendapat, dan bukan pemikiran, pasti strategi yang buruk. Investasi adalah mengenai pemikiran—yang dilakukan dengan tepat dan independen. Dan, taruhannya tinggi. Buffett sangat menyukai kutipan dari filsuf Bertrand Russel: "Kebanyakan orang lebih memilih mati daripada berpikir. Banyak yang seperti itu." Pelajaran yang bisa ditarik dari Buffett adalah mengandalkan fakta dan alasan dalam membuat keputusan investasi Ânda. jangan membuat keputusan hanya karena hal tersebut paling populer atau karena berlawanan dengan arus. Jangan pernah menukar pemikiran independen dengan pendapatan umum. Jangan ikuti arus. Kerjakan PR Anda dan buat pilihan investasi Anda. Jangan biarkan diri Anda terbujuk hasutan orang lain atau membuat keputusan hanya karena hal itu sedang tren.

Jadikan cara berpikir independen sebagai aset terbesar portofolio Anda. Cerdas saja tidak cukup, kata Buffett. Banyak orang ber-IQ tinggi menjadi korban mentalitas kemmiinan. Pemikiran independen adalah salah satu kekuatan terbesar Buffett. Jadikan itu kekuatan Anda juga. Jangan menjadi investor “pelawan arus” tanpa berpikir. Buffett percaya bahwa melakukan segala sesuatu tanpa berpikir adalah hal yang salah. Jangan mengikuti arus tanpa berpikir dan jangan melawannya tanpa berpikir, dengan semangat asal berbeda. Dua hal itu mengarahkan Anda ke tempat-tempat yang berbahaya. Kumpulkan fakta-fakta Anda, duduk, dan berpikirlah, saran Buffet. Tidak ada yang bisa mengganti hal tersebut!

BAB 17 TETAPLAH BERADA DALAM LINGKARAN KOMPETENSI ANDA Kembangkan sebuah wilayah keahlian, beroperasi- lah pada wilayah itu, dan jangan menyesali diri karena kehilangan peluang yang muncul di luar wilayah itu. Ketika harus memilih berinvestasi ke bisnis apa, Warren Buffett dipandu oleh apa yang dia sebut "lingkaran kompetensi" (circle of competence). Lingkaran kompetensinya hanya terdiri dari saham-saham dan industri yang dia merasa paling nyaman untuk terlibat. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Buffett tidak berinvestasi pada perusahaanperusahaan high-tech ketika terjadi booming high-tech. Mengapa? Karena bisnis itu ada di luar lingkaran kompetensinya. Dan banyak industri, tegas Buffett, berada di luar lingkaran kompetensinya. Dia dan partnernya, Charlie Munger, tidak merasa bahwa diri mereka ahli dalam bidang teknologi chip komputer, penilaian futures komoditas, atau potensi prospek mineral. Itu semua di luar keahlian mereka. Mereka menganggap diri mereka tidak mempunyai keahlian dalam perusahaanperusahaan atau industri- industri fast-moving. Dalam pernyataan publiknya, Buffett mengakui, bahwa mungkin ada orang (di luar sana) yang mempunyai kemampuan prediktif yang dapat menguraikan prospek jangka panjang perusahaan- perusahaan di jalur cepat itu— tapi dia tahu bahwa dia tidak memiliki keterampilan itu. Dan, karena dia tidak mempunyai pengetahuan mengenal hal tersebut, ungkapnya, dia hanya akan berpegang pada apa yang dia tahu. Buffett sangat disiplin mengenai lingkaran kompetensinya. Dia tidak melakukan investasi di luar lingkaran tersebut—titik. Dan dia tahan terhadap godaan untuk memperluas lingkaran kompetensi tersebut. Faktanya, ujarnya, ukuran lingkaran kompetensi Anda tidak terlalu penting. Yang penting adalah mengetahui batasan- batasannya, dan bertahan di dalamnya. Cobalah keluar dari lingkaran, dan peluang melakukan kesalahan investasi akan berlipat ganda. Lihat sesuatu di luar lingkaran—sesuatu yang baru dan menarik—yang diserbu oleh kerumunan orang? Tetaplah menjauh. Setiap tahun (sejak-1982)T3uffett mencantumkan sebuah daftar bisnis yang diinginkan" dalam laporan tahunannya, mengumumkan jenis-jenis bisnis yang ingin dia beli. Dia mencari: 1. Pembelian yang besar (setidaknya bernilai 50 juta dolar sebelum pendapatan pajak) 2. Bisnis yang menunjukkan kemampuan yang konsisten dalam menghasilkan pendapatan (tidak termasuk proyeksi pendapatan yang menjanjikan di masa yang akan datang 3. Bisnis yang menghasilkan return on equity (ROE) yang baik dan tidak terbebani atau hanya sedikit terbebani utang. 4. Bisnis dengan manajemen yang kuat 5. Bisnis yang sederhana (baca: bukan bisnis dengan "teknologi yang kompleks") 6. Menawarkan harga yang pasti (perusahaan tanpa penawaran harga yang jelas cenderung menghabiskan waktu Buffett saja) Pengumuman ini cukup menarik untuk dibahas di sini karena hal itu secara spesifik menunjukkan lingkaran kompetensi Buffett—wilayah bisnis yang dia merasa paling nyaman untuk membuat keputusan investasi. Daftar tersebut, oleh karenanya, dapat dijadikan checklist bagi Buffett untuk menentukan apakah sebuah investasi ada di dalam lingkarannya. Meskipun Buffett mungkin tidak memahami microchip, nanotechnology, dan gigabytes, dia paham mengenai sepatu bot koboi, bata, karpet, dan cat. Apabila kita menengok kembali ke tahun 2000, kita akan melihat bagaimana Buffett bekerja dalam

lingkarannya. Dia membeli dua industri, Justin Industries, pembuat sepatu bot koboiL terkemuka, dan Aartg. pabrik bata Texas. Bata? Apa menariknya batu bata? Cukup menarik, jawab Buffett, jika itu memang perusahaan yang tepat. Ketika diminta untuk menyebutkan sebuah merek batu bata, lanjut Buffett, tiga dari empat orang Texas menyebutkan "Acme". Perusahaan tersebut mencetak satu miliar keping batu bata setahun, atau hampir 12 persen dari seluruh batu bata yang diproduksi di AS per tahun. Di tahun yang sama saat membeli Acme, Buffett juga membeli (seharga 1 miliar dolar tunai) Benjamin Moore Paint Company, yang telah memproduksi caTseTama-Tr7 tahun. Dan terakhir, dia juga membeli 87 persen saham pabrik penghasil karpet terbesar dunia, Shaw Industries. Sepatu bot, batu bata, karpet, dan cat—memang terdengar tidak menarik, tapi kemampuan mereka dalam menghasilkan pendapatan sangat menarik. Tiga tahun setelah dibeli oleh Buffett, Acme Brick, Benjamin Moore Paint, dan Shaw Industries, semuanya mencatat pendapatan yang memukau. Pelajarannya? Tetaplah ada di dalam lingkaran kompetensi Anda. Bertindaklah berdasarkan apa yang Anda ketahui. Jika Anda melakukannya, Anda akan punya kemampuan yang lebih baik untuk bertindak cepat dan lebih mungkin untuk melakukan sesuatu yang besar. Dengan tetap bertahan pada prinsip ini, Buffett telah meningkatkan nilai buku Berkshire Hathaway dari $19,46 per lembar di tahun 1965 menjadi lebih dari $50T000 per lembar di tahun 2005. Tidak ada investor lain yang dapat meraih prestasi semacam itu. Sebagai seorang investor, Anda perlu secara spesifik mendefinisikan lingkaran kompetensi Anda. lanjutnya, Anda juga perlu mendefinisikan apa yang ada di luar lingkaran kompetensi tersebut. Initial Public Offering (IPOs^ penawaran saham pertama kali), shorting stock, reksadana, futures, saham sen-senan, dan opsi saham— apakah Anda memahami semua itu? Dapatkah Anda mengevaluasi profitabilitas masa depan dari semua itu dengan baik? Jika Anda tidak dapat memahami atau mengevaluasinya, maka hal-hal tersebut ada di luar lingkaran kompetensi Anda, dan Anda seharusnya tidak terlibat dengan semua itu. Charlie Munger sering menggunakan model imajinasi dengan membayangkan tiga keranjang di atas meja Anda: "Masuk", "Keluar", dan "Terlalu sulit". Munger berkata bahwa dia dan Buffett memasukkan persentase yang besar dari semua peluang investasi yang mereka temui dalam keranjang "Terlalu sulit". Pelajaran yang dapat diambil: buatlah mecklist seperti yang dibuat oleh Buffett dan berinvestasilah hanya pada saat syarat-syaratnya terpenuhi. Jangan mengambil risiko untuk keluar dari lingkaran Anda. Masukkan sebagian besar peluang dalam keranjang "Terlalu sulit", bertindaklah hanya jika Anda merasa kompeten dalam analisis Anda, dan jangan ragu untuk bertindak dengan keras di dalam wilayah kompetensi Anda. Berikut tiga peraturan yang harus dipatuhi pada saat menyusun portofolio investasi Anda: Tulislah daftar industri dan bisnis yang Anda merasa paling nyaman bersamanya. Hal ini akan membantu Anda untuk mendefinisikan lingkaran kompetensi Anda. Jika Buffett tidak mengambil risiko di luar lingkarannya, Anda pun mestinya tidak melakukannya. Jangan membuat pengecualian dalam peraturan lingkar- an kompetensi Anda. Sebelum membuat pengecualian dalam peraturan lingkaran kompetensi Anda, duduk dan berpikirlah: Mengapa mengambil risiko menempatkan uang Anda pada hal-hal yang tidak dapat Anda pahami dan evaluasi? Berdisiplinlah untuk tidak membuat pengecualian dalam peraturan kompetensi ini.

Mainkan permainan Anda, bukan permainan orang lain. Contoh yang dikutip Buffett sebagai ilustrasi adalah investasi di pasar kecap. Jika orang lain bisa menyapu bersih keuntungan di pasar kecap, kata Buffett, silakan saja—itu bukan permainannya. Tetaplah pada permainan Anda Jika Anda dapat menempatkan 90 persen dari bisnis yang ada di luar lingkaran kompetensi Anda, sangat mungkin bagi Anda untuk melakukan investasi jauh lebih baik pada 10 persen yang tersisa.

BAB 18 ABAIKAN RAMALAN PASAR SAHAM Ramalan jangka pendek mengenai harga saham atau obligasi tidaklah berguna, kata Warren Buffett. Ramalan itu lebih memberi Anda informasi mengenai para peramalnya dan bukan informasi mengenai masa depan. Ben Graham, penulis masalah investasi favorit Buffett, pernah heran mengamati betapa banyaknya profesional investasi—pialang saham, penasihat investasi, penasihat keuangan, dan sebagainya—yang tampaknya sangat menekankan pada peramalan pasar. Warren Buffett juga heran—dan lebih jauh lagi, ia memandang rendah peramalan pasar seperti itu. Dia menganggap ramalan pasar jangka pendek seperti "racun" yang harus dijauhkan dari orang-orang yang mendekati pasar seperti anak-anak. Buffett lebih suka berfokus hanya pada kinerja bisnis dan tidak terganggu oleh tren yang lebih besar yang dia yakini tidak mungkin diramalkan secara akurat. Jika dia menemukan sebuah artikel yang isinya meramal masa depan—bahkan jika itu ditulis oleh ekonom terkenal di media yang punya reputasi—dia melewatkannya. Buat apa menghabiskan waktu untuk meramal, dia bertanya secara retoris. Waktu tersebut bisa digunakan untuk menganalisis sebuah bisnis. Charlie Munger menyamakan obsesi terhadap prediksi pasar dengan teknik kuno peramalan nasib. Raja- raja jaman dulu, ungkapnya, terbiasa membayar seseorang untuk menafsirkan isi perut domba yang dibelek. Peramal sekarang, tegasnya, tidak lebih baik dari seorang penyihir yang "membaca" usus domba. Seperti yang dibahas sebelumnya, Buffett lebih suka menghabiskan waktunya untuk melihat hal-hal di mana dia memiliki peluang yang bagus untuk memahami sesuatu. Sebuah bisnis di dalam lingkaran kompetensi mudah untuk dipahami. Pasar saham adalah sebuah "misteri" bagi Buffett—dan itu bukanlah misteri yang bisa dipecahkan oleh setiap orang. Ya, selalu ada ramalan lain yang akan muncul, yang sering kali dibuat oleh orang- orang terhormat. Tidak masalah: Bagian terpenting dari keberhasilan Buffett adalah kemampuannya untuk mengesampingkan ramalan semacam itu dengan menganggapnya sebagai gangguan, Ramalan hanya akan merintangi tindakan dan mengaburkan penilaian seseorang. Mengapa? Sebagian karena ramalan menciptakan ilusi ketepatan. Ramalan semacam itu kelihatannya didasarkan pada data, dan analisisnya seperti dikembangkan secara langsung dari data-data tersebut. Semuanya tidak benar, kata Buffett; bahkan, semakin tepat tampaknya sebuah ramalan, Anda harus semakin skeptis. Sekali lagi, intinya adalah melihat kinerja yang sudah terbukti dan bukan proyeksi dan prediksi. Jangan biarkan prognosis menjauhkan mata Anda dari sasaran; tetaplah fokus pada apa yang benar- benar penting. Tetaplah berfokus pada level perusahaan bukan level pasar; gunakan waktu Anda untuk menganalisis kinerja masa lalu dan masa kini perusahaan untuk mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai masa depannya. Carilah peluang yang menjanjikan tersebut tanpa harus melibatkan peramalan dalam pembuatan keputusan Anda. Buffett membeli National Indemnity pada tahun 1967, See's Candies pada tahun 1972, Buffalo News pada tahun 1977, Nebraska Furniture Mart pada tahun 1983, dan Scott Fetzer pada tahun 1986. Mengapa tahun-tahun itu? Karena pada tahun-tahun tersebut, perusahaanperusahaan itu go public. Mengapa perusahaan-perusaiHaan itu? Karena sahamnya dijual, karena perusahaan itu lulus dari evaluasi Buffett yang sangat ketat, dan karena harganya bagus. Berapa banyak tren yang lebih besar—kekuatan perekonomian nasional, arah indeks Dow Jones, desas-desus publik mengenai gubernur bank sentral—diperhitungkan? Jika Anda memegang kata-kata Buffett—dan tidak ada alasan untuk tidak melakukannya—jawabannya

adalah: tidak sama sekali. Prediksi mengenai masa depan bukanlah bagian dari formula yang dia gunakan saat membuat keputusan untuk berinvestasi atau tidak. Beberapa investor merasa bahwa ramalan membuat masa depan lebih jelas—dan bahwa ramalan berikutnya adalah hal yang akan membuat segala sesuatu menjadi jelas. Tidak masuk akal, kata Buffett; masa depan selalu tidak jelas. Menunggu masa depan menjadi jelas—entah melalui penggunaan peramalan pasar atau perangkat- perangkat lain yang berfungsi serupa—bisa berarti menunggu selamanya. Jangan menunggu kepastian, saran Buffett; investasi adalah mengenai bertindak begitu Anda menemukan ada bisnis bagus yang diberkati dengan manajemen yang baik. Jangan dipusingkan oleh peramal nasib. Tentukan sasaran dan tarik pelatuk. Dan jangan emosional. Ramalan kelihatannya berlawanan dengan emosi, bertaburan dengan fakta dan angka. Namun mempertaruhkan nasib Anda pada fakta- fakta dan angkaangka itu adalah tindakan yang 100 persen emosional. Tetaplah berada di wilayah yang mudah diamati. Jangan membuat perkiraan; buatlah penilaian yang informatif. Sebagai ringkasan, berikut tiga tips mengenai bagaimana mengatasi ramalan dengan cara Buffett: Hilangkan keterlibatan ramalan apa pun dalam keputusan investasi Anda. Buffett tidak memperhatikan ramalan pasar saham jangka pendek; Anda sebaiknya juga begitu. Alihkan waktu yang akan Anda gunakan untuk mendengar ramalan dengan menganalisis track record bisnis. Kita semua ingin mengetahui apa yang terjadi dengan masa depan, tapi kita tidak bisa. Tak seorang pun punya bola kristal; masa depan tak pernah pasti. Berkonsentrasi- lah pada apa yang sudah diketahui dan jangan meng- khawatirkan yang belum diketahui. Kembangkan strategi investasi yang tidak tergantung pada seluruh pergerakan pasar. Ingat, Warren Buffett—investor terbesar dunia—mengakui bahwa dia tidak dapat mulai memprediksi pergerakan pasar. Dan kemungkinan besar Anda juga tidak bisa. Berkonsentrasilah pada penyusunan portofolio yang bercirikan bisnis-bisnis solid yang sangat mungkin untuk sukses, tidak peduli apakah pasarliaik atau turun. Semakin bergejolak atau spekulatifnya pasar saham, semakin besar kemungkinan orang memanfaatkan ramalan—tapi pada saat itu pula ramalan punya peluang untuk tepat yang paling kecil. Semakin seseorang mengklaim bahwa ramalannya di pasar yang bergejolak tepat, Anda harus semakin skeptis.

BAB 19 PAHAMI “MR. MARKET” DAN “MARGIN OF SAFETY” Apa yang membuat seseorang menjadi investor yang baik? Menurut Warren Buffett, investor yang baik adalah seseorang yang mengombinasikan pertimbangan bisnis yang baik dengan kemampuan untuk mengabaikan pergerakan liar di pasar. Ketika emosi mulai berputar, kata Buffett, ingatlah konsep Ben Graham mengenai “Mr. Market”, dan carilah “margin of safety”. Warren Buffett belajar pada Benjamin Graham di Columbia University. Buffett kebetulan satu-satunya pelajar yang mendapatkan nilai A+ selama 22 tahun Graham mengajar. Graham mengajari Buffett dua konsep yang sangat penting yang masih dia jalankan sampai sekarang. Pertama kiasan "Mr. Market", dan yang kedua adalah untuk selalu mempunyai margin aman (margin of safety) dalam harga beli. Dua gagasan ini, dan pandangan bahwa saham merupakan bagian kepemilikan atas sebuah bisnis, adalah "Rocks of Gibraltar" (pedoman pokok) Graham. Buffett merasa bahwa jika seorang investor telah menggenggam erat tiga gagasan dasar ini, dia telah menempatkan dirinya pada posisi yang tepat. Buffett menyinggung konsep ini pada perayaan ulang tahun Graham yang ke-100, dengan mengungkapkan bahwa sebelumnya konsep-konsep tersebut valid, dan akan tetap penting satu abad mendatang. Siapa, atau apakah, "Mr. Market" yang ditemukan bertahun-tahun lalu oleh guru Buffett, Ben Graham? Buffett mendeskripsikan Mr. Market sebagai seorang partner bisnis—seseorang dengan masalah emosional yang tidak dapat disembuhkan yang muncul setiap hari, tanpa jeda, dan yang menentukan harga di mana ia akan menjual (membeli) sahamnya dalam bisnis kepada (dari) Anda. Mr. Market, menurut Buffett, adalah yang dulu sering disebut sebagai "manikdepresi" dan yang sekarang mungkin disebut "bipolar". Masalah psikologisnya mempengaruhi harga yang dia tentukan. Ketika dia merasa sangat gembira, dia hanya melihat hal-hal yang bagus pada bisnis dan menetapkan harga yang tinggi pada surat- surat berharganya. Sebenarnya, pada saat dia berada dalam suasana hati yang demikian, dia tidak benar-benar ingin menjual sahamnya karena dia khawatir Anda akan setuju dengan harga yang dia tetapkan, membeli sahamnya, dan mendapatkan keuntungan dari seluruh kenaikan harga yang menurutnya sangat mungkin terjadi. Dan kemudian, ada sisi gelap Mr. Market. Pada saat dia sedih, dia tidak melihat apa pun kecuali kesulitan yang ada di dalam dan di luar bisnis. Dalam suasana hati yang seperti ini, dia khawatir kalau-kalau Anda akan melepaskan surat-surat berharga Anda padanya, dan dia akan ditinggalkan dengan kantong yang penuh pada saat meluncur jatuh. Dalam suasana hati ini, dia menetapkan harga yang sangat murah atas sahamnya dan berharap Anda akan membelinya. Mr. Market sangat teguh pendirian, jelas Buffett. Dia selalu datang setiap hari, bagaimana pun suasana hatinya. Dia tidak berkeberatan jika Anda mengabaikannya; dia akan kembali besok dengan sebuah harga. Yang harus Anda lakukan adalah mengetahui bagaimana suasana Mr. Market hari ini dan memutuskan apa yang akan Anda lakukan berkaitan dengan hal tersebut. Mengabaikannya? Memanfaatkannya? Sekali lagi, dia tidak peduli dengan apa yang akan Anda lakukan. Namun kuncinya adalah, kata Buffett—mengulangi penjelasan Graham —jangan pernah jatuh di bawah pengaruhnya. Pengaruh tersebut bisa sangat kuat pada waktu-waktu tertentu. Kemuramannya dapat menular ke semua orang. Kegembiraannya bisa memabukkan. Baca suasana hatinya, kata Buffett, dan bertindaklah dengan cara-cara yang mem-

perhitungkan suasana hati tersebut—tapi Anda sendiri jangan sampai terlarut dalam suasana hatinya itu. "Mr. Market" Ben Graham adalah metafora yang harus digunakan oleh setiap investor nilai sebagai dasar untuk memahami cara kerja harga di pasar saham. Hal_ itu akan membantu menerangkan kegilaan pasar. Dan juga membantu dalam memberikan isyarat dan menandai datangnya peluang. Sebagai seorang investor, Anda harus selalu siap untuk memanfaatkan Mr. Market pada saat dia tertekan dan harga saham jatuh. Hal ini berarti bahwa bisnis-bisnis yang bagus sedang kecipratan cat oleh sapuan kuas yang besar. Inilah saatnya untuk menjadi manfaat untuk memahami keunggulan relatif sebuah investasi dibandingkan dengan investasi lain. Ini juga yang menjadi alasan lain mengapa Buffett lebih menyukai bisnis yang mudah dipahami: Dia dapat melihat pendapatan mereka, arus kas, dan modal yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan tersebut, dan dia dapat menggunakan informasi-informasi itu untuk menganalisis nilai intrinsiknya. Selanjutnya, dia juga dapat melihat jika ada selisih yang signifikan antara harga dan nilai. Sasaran Anda? Melakukan apa yang dilakukan Buffett dan mengambil manfaat dari kesalahan yang dibuat oleh Mr. Market saat dia menetapkan harga rendah pada bisnis yang bernilai lebih dari itu. Pada saat kemuraman Mr. Market menciptakan margin ofsafety, inilah saatnya beraksi. Pastikan bahwa Anda memahami konsep Buffett mengenai Mr. Market dan margin of safety. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan kerangka berpikir yang tepat untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Perhatikan analogi Buffett. Buffett mengulas bahwa, sebagaimana Tuhan, pasar akan membantu mereka yang berusaha. Tapi—dia dengan cepat menambahkan—pasar tidak memaafkan mereka yang "tidak tahu apa yang mereka lakukan". Nantikan kesempatan Anda, dan tunggulah saat Mr. Market tertekan dan menurunkan harga saham serendah mungkin, sehingga memunculkan peluang membeli dengan margin of safety. Sekali lagi, nasihat Buffett mengenai kesabaran dan kedisiplinan terbukti jelas dan tegas. Jika Anda dapat bangkan tingkat kedisiplinan yang seperti Buffett dan menunggu sampai munculnya peluang, Anda akan mendapat imbalan. Beberapa pihak mengeluhkan gejolak pasar. Buffett tidak: Dia percaya bahwa gejolak (volatility) perubahan suasana hati Mr. Market yang dramatis-adalah faktor yang menciptakan peluang bagi investor yang cerdik. Tunggulah sampai orang-orang bertindak bodoh, dan kemudian bertindaklah dengan bijak.

BAB 20 TAKUTLAH SAAT ORANG LAIN TAMAK, DAN TAMAKLAH SAAT ORANG LAIN TAKUT Anda bisa memprediksi bahwa orang akan bersikap tamak, takut, atau bodoh, kata Buffett. Namun Anda tidak dapat memprediksi kapan atau bagaimana urutannya. Pasar saham selalu dipengaruhi oleh wabah berkala dari emosi yang sangat kuat akan ketamakan dan ketakutan. Isaac Newton pernah berkata: "Saya dapat mengukur gerakan benda-benda langit, tapi saya tidak dapat mengukur kegilaan orang". Warren Buffett sering memanfaatkan munculnya emosi yang mudah menular ini dengan bertindak berlawanan dengan sentimen yang sedang berkembang. Jika kebanyakan investor tamak, Buffett menjadi "penakut" (atau setidaknya sangat konservatif). Jika kebanyakan investor ketakutan, Buffett menjadi "tamak" (atau setidaknya kemaruk bila dibandingkan biasanya). Dengan menggunakan strategi ini, Buffett telah menghasilkan banyak uang pada saat orang lain tidak sukses. Pada tahun 1960-an, pasar saham mulai melonjak tinggi di mana harga-harga menjulang dan volume membubung tinggi. Banyak orang menjadi sangat bergairah di pasar saham—dan hal tersebut berperan besar dalam menaikkan harga saham. Dengan kata lain, seperti balon yang sedang ditiup, banyak orang yang ingin turut memompakan udara panas ke dalamnya. Saat itu merupakan fase bulan—fase ketika ketamakan memanas—saat Buffett hampir selalu memilih untuk duduk di pinggir. Dia tidak akan melakukan investasi pada saat harga saham naik secara irasional dan dihargai berlipat-lipat dari nilai aktual fundamental bisnisnya—dengan kata lain, situasi disaat harga telah terlempar bebas dari tarikan gravitasi kinerja bisnis aktualnya. Pada akhirnya, sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, pasar saham yang melonjak di tahun 1960-an itu jatuh. Dan pada saat pasar saham runtuh, gerombolan besar investor menjadi sangat ketakutan, persis seperti yang biasa mereka rasakan setelah periode euforia yang irasional. Bukannya membeli saham, orang-orang malah melempar saham mereka, dan itu menyebabkan harga saham jatuh. Dan itu berarti mereka berhenti berinvestasi. Pada awal tahun 1970-an terjadi peristiwa penurunan pasar yang sangat terkenal. Orang menjual saham mereka karena takut. Di tahun 1973—1974, perekonomian berada dalam kondisi resesi, segala hal terlihat muram, dan indeks Dow Jones menukik tajam hingga menembus poin di bawah 700. Setelah membaca buku ini sejauh ini, Anda mungkin sudah dapat memprediksi apa lagi yang terjadi pada periode ini: Buffett mulai membeli. Bahkan, dia mulai banyak membeli. Pada saat inilah, sebagai contoh, dia melakukan investasinya yang legendaris di Washington Post. Sayangnya, Buffett mengamati, peralihan suasana hati yang tidak rasional—dari euforia ke kemuraman, dan kembali lagi—tidak terbatas pada investor-investor naif saja. Para profesional, termasuk manajer dana pensiun, sama rentannya. Pada puncak pasar di tahun 1971, Buffett mengungkapkan, perusahaan dana pensiun memasukkan seluruh dana yang mereka miliki ke pasar ekuitas. Tidak lebih dari 3 tahun kemudian, setelah harga jatuh, mereka hanya menginvestasikan satu dari lima dolar yang mereka miliki ke pasar ekuitas. Mereka benar-benar salah, simpul Buffett—ikut mabuk saat yang lain mabuk dan ketakutan saat vane lairTtakut. Merekalidak mengambil keuntungan dari harga yang rendah, malahan membeli saham saat harganya tinggi dan menjualnya saat harganya jatuh. Buffett, tentu saja, bertindak lain. Dia melakukan investasi besar-besaran pada saat pasar menawarkan perusahaan bagus pada harga yang sangat rendah. Dia memanfaatkan saham perusahaan bagus yang berharga murah.

Kita juga tahu bagaimana Buffett menjadi sangat penakut selama harga saham Internet melonjak, ketika orang-orang membelinya dengan tamak. Dia tidak kehilangan sepeser pun, pada saat jutaan orang Amerika bangkrut habis-habisan gara-gara saham Internet. Periode antara takut dan tamak akan sering muncul dan mencengkeram masyarakat investasi. Anda harus bertindak persis seperti yang Buffett lakukan dalam situasi tersebut dan memanfaatkan emosi-emosi itu untuk keuntungan Anda. Berikut beberapa peraturan yang harus diterapkan saat memformulasikan strategi investasi "takut saat orang- orang tamak": Belilah saat orang-orang menjual dan juallah saat orang- orang membeli. Program diri Anda untuk menjadi penakut pada saat kebanyakan investor mulai tamak. Kata Buffett, saham itu paling menarik saat hampir tak ada orang yang tertarik padanya. Ini berlaku untuk banyak pasar—real estate komersial adalah contoh bagus lainnya—tapi hal ini terutama berlaku pada pasar saham, di mana pergerakan besar-besaran dari arus investasi sangat mudah dideteksi. (Bahkan, dengan adanya liputan berita keuangan yang banyak ditayangkan oleh media sekarang ini, hampir tidak mungkin mengabaikan arus investasi). Pada saat orangorang dalam kerumunan merasa ketakutan, mereka tidak tertarik membeli saham—tapi tepat pada saat itulah Anda seharusnya tertarik. Tentu saja, ikuti saran- saran Buffett yang lain dan jangan melakukan investasi buta atau tanpa berpikir. Hanya jika investasi yang dimaksud memenuhi kriteria-kriteria tertentu, barulah Anda bisa melakukan investasi tersebut. Bersiaplah untuk bertindak cepat ketika muncul peluang. Ketika indeks Dow Jones Industrial Average menembus batas terendah di tahun 1971 pada poin 580, Buffett menyamakan dirinya dengan "pria hiperseks di rumah bordil." Bersiaplah untuk bertindak cepat dan berani ketika ketakutan menguasai dan harga saham jatuh. Apa yang akan terjadi besok? Apakah pasar akan naik, turun, atau bergerak mendatar? Bagi Warren Buffett, itu bukanlah pertanyaan yang menarik—kecuali apabila ’’penyakit menular” tamak dan takut akan mempengaruhi prospek investasinya sendiri, entah melalui penurunan harga dan penciptaan peluang (ketakutan) atau dengan kenaikan harga yang menutup peluang (ketamakan). Pada saat peluang muncul, Buffett bersiap-siap untuk bergerak. Pada saat ketamakan menguasai, Buffett bersiap-siap untuk menunggu di luar arena.

BAB 21 BACA, BACA LAGI, DAN BERPIKIRLAH Bagaimana Warren Buffett—investor terbesar dunia—menghabiskan waktunya? Menurut perhitungannya, dia menghabiskan sekitar enam jam sehari untuk membaca dan satu atau dua jam untuk menelepon. Sisa waktunya dia gunakan untuk berpikir. Warren Buffett, seperti kebanyakan pemikir besar lainnya, adalah orang yang haus akan bacaan. Dia membaca Financial Times, Wall Street Journal, New York Times, dan majalah-majalah keuangan seperti Fortune. Beberapa sumber bacaan hanya dibaca untuk mendapatkan pengetahuan secara umum, tapi banyak di antaranya yang difokuskan pada prospek tertentu. Ketika sebuah perusahaan terlintas di kepala Buffett, dia mulai membaca semua hal yang bisa dia dapatkan mengenai perusahaan tersebut dan industri yang terkait. Terutama secara rutin dia membaca laporan tahunan. Ketika Buffett mulai tertarik pada suatu perusahaan, dia akan membeli beberapa saham perusahaan pesaing hanya untuk mendapatkan laporan tahunan mereka. Sekali lagi, dia banyak membaca, tapi dia membaca untuk tujuan tertentu. Banyak membaca membekali Buffett dengai fakta dan gagasan yang menjadi bahan bakar bagi alasai dan pemikiran independennya. Tidak berlebihan untul mengatakan bahwa kebiasaan membaca Buffett—di gabungkan dengan pemikirannya, tentu saja—telah men jadi fondasi bagi kesuksesannya. Buffett menyarankan agar setiap orang membac; buku investasi favoritnya, buku karangan Ben Graham The Intelligent Investor, dengan pertimbangan kerangka intelektual yang ditawarkan oleh buku itu. Dia menyaran kan untuk memberikan perhatian khusus pada Bab 8 ("Market Fluctuation") dan Bab 20 ("Margin of Safety") Buku karangan Phil Fisher, Common Stocks and Uncommor Profit, juga bagus untuk dibaca. Dan perpustakaan tidak akan lengkap tanpa buku Secunty Analysis karangan Graham dan Dodd, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1934 (demi pengungkapan penuh, buku tersebut juga diterbitkan oleh McGraw-Hill). Seorang investor nilai harus membaca semua bahan yang bisa dia dapatkan mengenai Warren Buffett dan Charlie Munger. Di situs Web BerkshireHathaway.com, bisa diakses oleh siapa saja, terdapat semua surat Buffett yang ditujukan pada para pemegang saham dan laporan tahunan sejak tahun 1977. Surat-surat dan laporan tersebut benar-benar merupakan tambang emas informasi dan kebijakan bagi setiap investor potensial, dan harus dibaca. Jadi, peraturan pertamanya adalah baca, baca, dan baca lagi. Namun, peraturan keduanya adalah membaca dengan selektif. Mulai sekarang, Anda harus dapat memilah bahan bacaan mana yang berguna bagi seorang investor nilai-dan sebaliknya, bahan-bahan bacaan mana yang sama sekali tidak berguna. Hanya ada beberapa jam dalam sehari, dan hanya beberapa jam baca yang tersedia sebelum mata Anda lelah. Jangan sia-siakan jam-jam berharga tersebut dengan mempelajari ramalan pasar, perkiraan, dan teori-teori yang berat. Contohnya? Salah satu teori yang dicemooh Buffett adalah "Efficient Market Theory" (EMT). Kerap diajarkan oleh para profesor di sekolah-sekolah bisnis terkemuka, EMT menekankan bahwa pasar benar-benar efisien. Singkatnya, setiap lembar saham benar-benar dihargai sesuai dengan nilainya karena semua permintaan dan penawaran yang ada di pasar selalu bergerak ke arah ekuilibrium. Jika hal tersebut benar, maka analisis bisnis menjadi siasia belaka karena pada akhirnya Anda akan mendapatkan penilaian yang "benar"—yaitu penilaian pasar atau Anda akan sampai pada penilaian lain (selain penilaian pasar) yang, menurut teori tersebut, pasti salah. Buffett keheranan saat mengamati bahwa perlahan- lahan teori ini keluar dari dunia akademis menuju ke pasar. Dulunya, EMT hanyalah kuda mainan segelintir profesor

keuangan ternama, tapi tidak lama kemudian, EMT telah menjadi mantra para profesional investasi dan eksekutif perusahaan. Mereka menyatakan, hampir secara serentak, bahwa harga saham mencerminkan seluruh informasi publik mengenai saham tersebut, jadi tidak perlu untuk menggali lebih dalam lagi. Meskipun EMT menyerang orang-orang semacam Buffett, teori ini juga merupakan sumber keunggulan kompetitif yang sangat besar. Pemilihan saham adalah sebuah bisnis intelektual, kata Buffett, sama seperti catur atau bridge. Merupakan hal yang sangat menyenangkan ungkap Buffett, untuk bisa duduk di seberang meja catur melawan seseorang yang tidak percaya bahwa diperlukan pemikiran pada saat bermain. Hal ini terdengar seperti badai dalam sebuah ceret intelektual, tetapi bukan. Pada tahun 1973, banyak investor kelembagaan yang menjadi pendukung kuat EMT. Oleh karenanya, terdapat hanya beberapa investor yang tertarik untuk membeli saham Washington Post Company, sehingga menyebabkan harganya menembus batas dasar terendahnya. Harga saham perusahaan tersebut, kata para pendukung EMT, memang sepantasnya anjlok dan benarbenar tidak layak untuk dibeli. Buffett—memperhatikan dengan cermat pelajaran yang diberikan oleh Ben Graham—melakukan pembelian saham Washington Post secara besarbesaran dan segera membuktikan bahwa para pendukung EMT salah. Kalau kita perhatikan lagi, jurang antara nilai pasar dan nilai intrinsik mudah dilihat. Pada waktu itu, pasar menilai Washington Post Company berharga sekitar 100 juta dolar. Sedangkan Buffett melihat nilai intrinsiknya antara 400-500 juta dolar—dan mulai membeli besar- besaran. Pelajaran yang bisa diambil? Pada saat pemikir lain membaca tentang EMT, Buffett membaca Graham—dan, tentu saja, membaca segala hal yang bisa dia dapatkan mengenai Washington Post Company dan industri yang terkait—dan hasilnya berbicara sendiri. Teruslah membaca, tapi bacalah hal-hal yang akan menambah informasi pada —bukan yang mendistorsi—pandangan Anda mengenai investasi. Jangan khawatir dengan tren intelektual mutakhir yang keluar dari sekolah bisnis ke pasar yang mudah diperdaya. (Ingatlah akan adanya kerumunan!) Khawatirlah mengenai cara mendapatkan nilai intrinsik, yang dalam banyak hal dimulai dengan kebiasaan membaca yang baik. Milikilah kebiasaan membaca. Buffett dan Munger adalah orang-orang yang keranjingan membaca, dan sebagian besar, mereka belajar dari buku, jurnal, laporan tahunan, 10-Ks, 10-Qs, dan publikasi-publikasi khusus lainnya. Tingkatkan hobi membaca Anda untuk memberi makan pikiran Anda. Bacalah laporan tahunan dan surat-surat Buffett. Sulit untuk tidak membesarbesarkan hal ini. Seorang master terkenal dalam dunia investasi telah meletakkan pemikirannya di Web agar dapat dibaca oleh setiap orang. Anda ingin mengikuti kesuksesannya—jadi, bukankah mestinya Anda mulai dari situ? Pemikirannya sangat bernilai, tentu saja. Namun yang lebih bernilai adalah peluang untuk menyaksikan bagaimana pemikirannya bekerja dengan cara yang relatif lugas. Pelajari laporan tahunan dan suratsurat Buffett untuk mendapatkan kebiasaan berpikir yang baik. Gunakan waktu Anda hanya untuk membaca hal-hal yang layak dibaca. Baca Buffett dan Graham tapi jangan membaca hal-hal yang hanya omong kosong. Hindari segala hal yang berkaitan dengan EMT atau "disiplin-disiplin” serupa. Teori-teori tersebut hanya akan mengalihkan Anda dari tugas-tugas riil Anda.

Buffett percaya bahwa—tidak seperti industri- industri lain—industri investasi adalah sebuah industri tempat pengetahuan berakumulasi dan pengetahuan itu ada untuk ditemukan oleh mereka yang memang ingin menggalinya. Sarannya: Jadilah penggali. Dalam banyak hal, itu juga bisa diterjemahkan langsung sebagai Jadilah pembaca.

BAB 22 GUNAKAN SEGENAP TENAGA KUDA YANG ANDA MILIKI Seberapa besar tenaga mesin Anda, dan seberapa efisien Anda menjalankan mesin tersebut? Menurut War- ren Buffett, banyak orang yang memiliki “mesin berkekuatan 400 tenaga kuda” tapi mengeluarkan 100 tenaga kuda. (Dengan kata lain, orang-orang yang cerdas sering kali membiarkan diri mereka teralihkan perhatiannya dari tugas yang sedang dikerjakan dan bertindak dengan cara yang irasional.) Orang yang mampu mengeluarkan tenaga penuh dari mesin berkekuatan 200 tenaga kuda, kata Buffett, jauh lebih baik. Warren Buffett adalah orang yang sangat yakin mengenai pentingnya kebiasaan yang baik. Kebiasaan secara efektif menentukan perilaku, dan kebiasaan yang baik akan membentuk perilaku yang baik. Buffett mengatakan bahwa orang-orang seharusnya melakukan semacam latihan untuk menguji kemanjuran —"output"—dari kebiasaan dan perilaku mereka. Tulislah kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang yang sangat Anda kagumi, saran Buffett, dan kemudian buatlah daftar kualitas yang dimiliki oleh orang yang sama sekali tidak Anda kagumi. (Jangan tempatkan diri Anda sebagai salah satu contoh dalam latihan ini.) Pelajarilah dua daftar yang sudah Anda buat tadi. Sejauh mana perbedaan di antara keduanya? Apakah perbedaan itu hanya meliputi hal-hal spesifik saja, atau dapatkah Anda melihat pola tertentu di dalamnya? Selanjutnya, kata Buffett, cobalah untuk mengadopsi kualitas yang dimiliki oleh orang yang paling Anda kagumi. Mengapa? Karena apabila dilatih secara rutin, kebiasaankebiasaan itu dapat menjadi kebiasaan Anda. Pada saat yang sama, berhentilah memunculkan semua kualitas negatif yang dimiliki oleh orang yang tidak Anda kagumi. Jika Anda terus melakukan hal tersebut, perilaku Anda akan berubah. Jika Anda melihat ke belakang 20 tahun dari sekarang, kata Buffett, Anda akan memunculkan semua kebiasaan yang baik itu dan berperilaku sesuai dengan kebiasaan tersebut, dan Anda tidak akan memunculkan satu pun kebiasaan yang buruk. Kembangkan kebiasaan yang positif. Jauhkan dan hapuskan kebiasaan buruk Anda. Hasilnya, menurut Buffett? Ada korelasi yang lebih langsung antara tenaga kuda yang Anda miliki dan yang dapat Anda keluarkan. Sebagai panutan positif, Anda dapat meniru Buffett sendiri. Ayah Buffett telah mengilhaminya dengan standar yang sangat tinggi dalam hal integritas dan etika. Di bawah kepemimpinan Buffett, Berkshire Hathaway membayar pajak tahunan sebesar jutaan dolar ke pemerintah Amerika dan tidak sekalipun melakukan tindakan penghindaran pajak ke luar negeri. Sebaliknya, Enron membangun 881 kantor cabang di luar negeri, 692 di antaranya ada di Kepulauan Cayman, dengan tujuan menghindari pajak. Buffett telah membuktikan bahwa perilaku yang baik dap'at berjalan searah dengan ke- untungan yang besar. Enron, Adelphia, dan Tycos mengingatkan kita betapa cepatnya ketidakjujuran dan tingkah laku yang melanggar etika dapat menyebabkan bencana keuangan. Banyak hal yang telah ditulis mengenai Buffett, sehingga tidak sulit menyusun daftar kebiasaan dan perilaku yang lebih panjang, yang mungkin ingin Anda tiru. (Dan jangan lupa untuk menyusun daftar serupa sebagai pelengkapnya—berisi kebiasaan dan perilaku dari orang yang tidak pernah ingin Anda tiru!) Namun, siapa pun yang akhirnya Anda jadikan panutan, buatlah sepanjang mungkin daftar mengenai karakteristik orang tersebut yang ingin Anda miliki. Berikut beberapa pertanyaan yang mungkin ingin Anda tanyakan pada diri Anda sendiri untuk meyakinkan bahwa Anda tidak merusak strategi investasi Anda sendiri:

1. Apakah Anda mengerjakan cukup banyak PR dan melakukan pengamatan langsung terhadap sebuah perusahaan sebelum Anda membelinya? 2. Apakah Anda memeriksa saham Anda hanya secara periodik serta menghindari kebisingan "harian" dan "orang-orang yang biasanya ngomong doang?" 3. Apakah Anda mengabaikan tips-tips mengenai saham, tidak peduli dari mana asalnya? 4. Apakah Anda menghindari kerumunan dan justru membuat keputusan investasi Anda sendiri (berdasarkan pemikiran yang independen)? 5. Apakah Anda menunjukkan kesabaran dengan menunggu sebuah perusahaan menumbuhkan nilai intrinsiknya? 6. Apakah Anda menghindari berinvestasi pada perusahaan, bisnis, atau industri yang tidak Anda pahami? 7. Apakah Anda beraksi (dalam arti, membeli) pada saat orang ketakutan dan menjual pada saat orang-orang tamak? 8. Apakah Anda membatasi investasi Anda pada sejumlah surat-surat berharga tertentu, sehingga tidak mengurangi keuntungan potensial Anda? Apakah Anda menerapkan peraturan Mr. Market dan margin of safety? 9. Apakah Anda membaca berbagai majalah dan harian keuangan yang penting secara konsisten? Jika jawaban Anda ya untuk delapan atau lebih dari pertanyaan di atas, Anda bisa menggolongkan diri Anda sebagai pengikut Buffett sejati. Yang lebih penting, tentu saja, Anda sudah berada di jalur yang tepat dalam membangun kesuksesan investasi. Jika jawaban Anda ya untuk lima hingga tujuh pertanyaan di atas, lumayan. Anda telah mempraktikkan sebagian dari doktrin penting Buffett, tapi masih perlu di-Jika jawaban Anda ya untuk empat atau kurang dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda harus memperbaiki diri. Namun renungkan. Seperti yang diungkapkan oleh Buffett, Anda dapat merasakan hasil dari kebiasaan- kebiasaan yang Anda lakukan saat ini 20 tahun dari sekarang. Pastikan bahwa Anda telah menemukan panutan yang. tepat. Tunjukkan kepada saya pahlawannya seseorang, kata Buffett, dan saya akan katakan pada Anda orang seperti apakah dia dan akan jadi seperti apa dia. Jadi, siapakah pahlawan Anda? Apakah Anda sudah menjadikan kualitas-kualitasnya sebagai kebiasaan Anda? Berpegang teguhlah pada perilaku rasional, kebiasaan yang baik, dan watak yang baik. Beberapa ahli bersikeras bahwa hanya dibutuhkan 21 hari untuk menjadikan sebuah tindakan yang dilakukan berulang kali menjadi sebuah kebiasaan. Mengapa tidak memanfaatkan waktu tiga minggu tersebut, dan membuktikannya sendiri apakah mereka benar? Anda tidak rugi apa-apa—kecuali kehilangan kebiasaan buruk, tentu saja—dan mendapatkan segalanya. Tulislah kebiasaan, tindakan, dan filosofi yang ingin Anda i miliki. Kemudian pastikan untuk tidak terlepas dari semua itu dan—pada akhirnya—memilikinya. Kesuksesan finansial hanyalah masalah “melakukan" kebiasaan yang baik.”

BAB 23 HINDARI KESALAHAN MAHAL YANG DIPERBUAT ORANG LAIN Teman dan kolega Buffett, Charlie Munger, selalu menekankan untuk belajar dari kesalahan agar tidak ter- perosok ke dalamnya. Sangat penting untuk belajar dari kesalahan investor lain agar Anda tidak melakukan kesalahan yang sama. Sayangnya, tidak ada sumber kesalahan yang lebih besar daripada yang dilakukan oleh orang-orang yang baru pensiun dengan portofolio pasar saham mereka. Di akhir tahun 1990-an, seorang calon pensiunan dengan dana pensiun senilai $385.000 di rekeningnya menghadiri sebuah seminar mengenai masa pensiun. Di situ dia mendengarkan presentasi dari seorang pialang yang mendorong hadirin untuk menerima tawaran pensiun dini dari perusahaan mereka dan kemudian mengalihkan tabungan mereka kepada pialang tersebut untuk diinvestasikan ke dalam portofolio yang dia rancang sendiri. Peserta seminar tersebut diberi tahu bahwa mereka akan hidup nyaman setelah pensiun dengan pendapatan (dari investasi tersebut) dan mungkin bisa menjadi jutawan dalam beberapa tahun. Pialang itu kemudian menginvestasikan uang pensiun tersebut ke saham teknologi, layanan kesehatan, jasa keuangan, dan reksadana yang sarat biaya. Ketika nilai portofolionya jatuh hingga mendekati 1 dolar, pria ini tidak punya pilihan lain selain kembali ke tempat kerjanya semula. Untuk sementara waktu, setidaknya, seluruh mimpi dan harapan akan masa pensiun yang nyaman menguap. Atau pertimbangkan kesialan seorang pensiunan wanita yang menginvestasikan tabungan senilai $410.000 yang dia kumpulkan seumur hidupnya pada seorang pialang yang mengatakan padanya bahwa dia akan mendapatkan $3.000 per bulan dari pasar saham di masa pensiunnya. Pialang tersebut menginvestasikan uang wanita malang ini di saham Internet, saham teknologi, dan reksadana. Ketika pialang ini "habis", nilai portofolio wanita itu jatuh hingga tinggal 38.000 dolar. Amat disayangkan, ada sekian banyak pekerja keras yang harus menemui kegagalan semacam itu. Ada ribuan kisah sedih mengenai para pekerja keras yang menghabiskan 25 tahun kehidupan mereka untuk bekerja dan menabung demi masa pensiun, yang akhirnya hanya menyaksikan tabungan mereka lenyap karena keputusan investasi yang buruk. Banyak dari pensiunan ini yang merasa bahwa mereka tidak tahu-menahu mengenai pasar saham dan tidak mampu mengelola uang mereka sendiri dan melakukan investasi. Lebih baik serahkan saja pada_seorang "profesional", pikir mereka. Terpikat oleh rayuan para pialang dan janji kosong tentang kekayaan, mereka menjadi korban investasi yang tidak dapat diandalkan—investasi yang didasarkan pada hiperaktivitas; investasi berbiaya tinggi dengan komisi yang besar, timing the market, dan saham di perusahaan yang payah. Semua kisah ini terjadi dengan dukungan dari "manajemen keuangan profesional." Pelajaran yang paling penting untuk diperhatikan dari kisah-kisah ini adalah pentingnya investasi yang andal. Pemahaman solid mengenai fundamental investasi yang paling dasar— banyak yang telah disampaikan dalam buku ini—menawarkan perlindungan terbaik untuk me- nangkis godaan dan skema finansial yang tidak andal. Banyak dari kita yang akan, kadang-kadang, tergoda oleh bujukan wiraniaga yang menjanjikan tingkat kekayaan yang tak terbayangkan, formula-formula untuk memecahkan misteri pasar modal, dan undangan untuk berinvestasi ke perusahaan yang belum teruji. Renungkanlah "rayuan" berikut ini: "Investasi pada saham ini dapat menghasilkan laba yang besar. Bayangkanlah berinvestasi di Exxon Mobil atau salah satu perusahaan energi terkemuka pada saat perusahaan itu baru berdiri!"

Perhatikan kata-kata rayuan itu "dapat" dan "bayangkan"? Anda mestinya sudah sangat mengetahuinya—dan cukup disiplin—untuk mengabaikan bujukan penjualan yang menggoda semacam ini yang memainkan emosi Anda (dan berhati-hati untuk tidak menjanjikan apa pun). Anda harus mengikuti prinsip- prinsip investasi nilai yang andal, yang dianut dan diamalkan oleh Warren Buffett. Jika Anda menjalankannya, Anda telah memberi diri Anda kesempatan yang lebih banyak untuk menyaksikan investasi Anda tumbuh dan mekar bukannya layu sebelum berkembang. Charlie Munger berkata: "Banyak sekali keuntungan yang didapat ketika seseorang melakukan sejumlah investasi yang bagus kemudian berdiam diri. Anda membayar lebih sedikit kepada para pialang. Anda mendengarkan lebih sedikit omong kosong." Jangan pernah lupa bahwa selalu ada banyak hal yang tidak masuk akal di Wall Street, jadi, perhatikan saja hal-hal yang masuk akal. Dan akhirnya, perhatikan baik-baik biaya-biaya yang terkait dengan investasi. Saat ini, tersedia ratusan reksadana bebas biaya atau bebas komisi, dalam arti harfiah, dan transaksi saham hampir-hampir menjadi jasa sebuah komoditas. Jadi, jelas-jelas tidak ada alasan membayar komisi yang tinggi untuk reksadana atau -saham. Biaya-biaya terselubung terkait dengan berbagai macam investasi akan mematikan retum Anda. Jadilah investor yang cerdas dengan mengajukan pertanyaan dan memperhatikan biaya. Biaya dan komisi terselubung yang terkait dengan berbagai jenis investasi merampok kemampuan investor untuk menghasilkan uang dalam jangka panjang. Beberapa investasi, misalnya, membebankan komisi di muka lebih dari 6 persen. Hal ini berarti, jika Anda membeli investasi tersebut, Anda harus meningkatkan nilainya sebesar 6 persen sebelum Anda mencapai titik impas, kemudian mulai menghasilkan uang. Hindari investasi jenis ini dengan memilih reksadana yang bebas biaya. Pastikan bahwa Anda tidak jatuh ke tangan "penasihat" investasi yang salah. Pertimbangkanlah langkah- langkah berikut untuk meyakinkan bahwa Anda tidak jatuh termangsa skema-skema yang tidak melakukan apa- apa selain menjauhkan investor dari uang mereka: Jika terdengar terlalu muluk, bisa jadi memang mustahil terjadi. Waspadalah dengan janji-janji kaya mendadak dan retum yang tinggi. Hal seperti itu hampir selalu berisiko tinggi. Dan jeleknya lagi, janji-janji itu selalu diikuti dengan komisi mahal untuk orang yang menjual "inves- tasi besar " itu kepada Anda. Terlipat aktiflah dalam proses pembuatan keputusan investasi Anda dan jangan pernah melepaskan kendali atas portofolio Anda. Daripada mendengarkan nabi-nabi palsu, lebih baik membuat keputusan berdasarkan tingkat toleransi risiko yang Anda tetapkan sendiri. Dalam melakukan hal itu, pelajarilah peraturan dan prinsip-prinsip yang telah ditekankan dalam buku ini. Selalu perhatikan biaya. Ingatlah bahwa orang-orang yang mencoba menjual sesuatu kepada Anda melakukan hal itu karena komisi 'gemuk' yang akan mereka pungut dari uang yang susah payah Anda kumpulkan. Selalu tanyakan mengenai biaya, baca prospektus, dan belajar sebanyak yang Anda bisa mengenai biaya-biaya yang terkait dengan investasi apa pun. Dan jika Anda masih membayar lebih dari 100 dolar per transaksi pasar saham, pertimbangkanlah untuk membuka rekening online dengan pialang diskon (seperti TD Waterhouse atau ETRADE). Karena Anda akan membuat keputusan investasi sendiri, tidak perlu membayar komisi tinggi kepada seorang pialang. Belajarlah dari kesalahan orang lain, kata Buffett. Tidak ada alasan untuk menjalani sendiri kisah sedih yang telah dialami orang lain.

BAB 24 JADILAH INVESTOR YANG ANDAL Buffett mengatakan bahwa Ben Graham berbicara mengenai “investasi yang andal (sound investing)". Dia„ tidak berbicara mengenai investasi yang brilian atau tren dan mode, dan hal bagus mengenai investasi yang andal adalah bahwa investasi ini bisa membuat Anda kaya jika Anda tidak terlalu tergesa-gesa, dan yang lebih bagus lagi, investasi ini tidak akan pernah membuat u/ Anda miskin. Warren Buffett—melalui kata-kata dan tindakannya— memaparkan jalur yang telah terbukti keandalannya untuk diikuti oleh para investor. Dengan mengikuti saran Buffett, investor awam pun dapat melakukan investasi nilai yang andal dan dapat meraih hasil yang besar tanpa bantuan profesional. Mari kita telaah lagi prinsip-prinsip Buffett. Dia senang mempertahankan segala hal tetap sederhana dan mudah. Dia menghindari sesuatu yang kompleks dan sulit. Peraturannya yang tak terbantahkan adalah bahwa dia hanya akan berinvestasi pada hal-hal yang dia pahami, dan dia menghindari hal selain itu. Dia hanya akan berinvestasi pada perusahaanperusahaan yang ada di dalam lingkaran kompetensinya. Dia sangat disiplin pada saat berdiri di plate investasi, dan dia hanya akan mengayunkan pemukulnya saat lemparan yang datang menyentuh "siveet spot". Dia menghindari hiperaktivitas dan bahkan menyarankan ketidakaktifan. Dia cukup nyaman dengan hanya membuat 20 keputusan investasi selama hidupnya. Kadang-kadang. Anda memang harus duduk berpangku tangan—itu merupakan bagian dari permainan. Gaya investasi Buffett bukanlah pola cepat-kaya. Tapi, sebuah program menjadi kaya secara perlahan. Diperlukan waktu bagi biji ek untuk tumbuh menjadi pohon. Temperamen yang tepat sangat penting. Secara spesifik, seorang investor harus mempertahankan kepalanya tetap dingin selama masa-masa baik dan masa-masa sulit. Apabila dia memiliki saham di bisnis yang bagus dengan manajemen yang hebat, dia harus mempertahankannya selama mungkin. Seorang investor harus terus memperhatikan bisnisnya, kinerjanya, manajemennya, dan nilai intrinsiknya. Saham adalah bagian dari sebuah bisnis, dan kinerja bisnis adalah hal utama yang akan mempengaruhi kinerja harga saham. Anda ingin membeli saham di perusahaanperusahaan yang dipimpin oleh manajemen yang kompeten dan berintegritas, yang menempatkan kepentingan pemegang saham sebagai hal yang paling penting. Anda tidak ingin melakukan diversifikasi yang berlebihan terhadap surat-surat berharga Anda. Malah Anda ingin berkonsentrasi pada bisnis-bisnis yang berkualitas tinggi. Akan selalu ada gangguan-gangguan besar untuk in- vestor—peristiwa-peristiwa makro penting yang tak pernah berkesudahan, yang berkaitan dengan geopolitik, perubahan perekonomian, dan arus ramalan pasar saham vaneTidak pernah berhenti. Untuk menjadi investor yang andal, Anda harus mengabaikan gangguan-gangguan ini dan berfokus pada fundamental bisnis. Abaikan ticker. Perhatian utama Anda adalah nilai, bukan harga— kecuali, tentu saja, jika penurunan harga menawarkan kesempatan baru untuk berinvestasi di mana terdapat margin of safety. Mr. Market akan membantu Anda memahami pasar saham, dan Anda bisa memanfaatkan ketakutan dan ke- tamakan orang-orang untuk kepentingan Anda: Takutlah ketika orang lain tamak dan tamaklah ketika orang lain takut. Anda akan menyadari bahwa banyak omong kosong yang dipraktikkan di Wall Street. Sebagai contoh, beberapa investor sangat percaya pada sejumlah grafik saham dan "perangkat-perangkat" jangka pendek lainnya. Kuncinya adalah jangan memfokuskan diri Anda pada grafik dan hal-hal yang tidak menjelaskan nilai aktual sebuah bisnis.

Anda akan bertahan terhadap rayuan memikat dari hal-hal semacam itu karena Anda akan menjadi orang yang menyatakan (atau setidaknya menyadari) bahwa sang kaisar Wall Street tidak memakai pakaian. Anda akan menghindari bisnis-bisnis high-tech dengan masa depan yang tidak jelas dan mencari bisnis-bisnis low-tech-bisnis franchise yang dikelilingi parit lebar, yang secara konsisten menghasilkan pendapatan yang besar dan arus kas tanpa investasi modal yang besar. Inilah bisnis-bisnis yang akan tetap ada satu dekade mendatang. Anda akan menumbuhkan kebiasaan membaca banyak bahan bacaan yang tepat, seperti Wall Street Journal, dan terus mengikuti peristiwa-peristiwa bisnis. Anda akan mengumpulkan fakta yang akan menjadi dasar bagi pemikiran independen Anda, yakin terhadap pengetahuan Anda bahwa fakta dan alasan (yang logis)—bukan dari pendapat orang lain—yang akan menentukan apakah Anda bertindak benar atau salah. Anda tidak akan menjadi pengikut buta orang lain. Anda akan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menggunakan seluruh tenaga kuda yang Anda miliki. Inilah prinsip-prinsip andal yang menjelaskan kesuksesan Buffett—dan mudah-mudahan juga akan menjadi alasan kesuksesan Anda. Untuk menjadi investor yang andal, kembangkanlah kebiasaan investasi yang andal. Kebiasaan investasi War- ren Buffett menyediakan peta yang rinci yang dapat diikuti oleh investor lain sehingga meningkatkan kesempatan mereka meraih kesuksesan. Perhatikanlah prinsip dan kebiasaan Buffett dan Anda akan menjadi investor yang lebih baik. Lawanlah selalu gangguan untuk mendapatkan kisah nyatanya. "Kisah nyata" saham ada dalam fundamental (bisnisnya). Bukan dalam grafik atau ramalan atau dalam desas-desus yang disampaikan saluran-saluran bisnis di televisi yang bisanya ngomong doang. Tapi dari pen- dapatannya, keunggulan kompetitifnya, mereknya yang bertahan lama, dan sebagainya. Selalu praktikkan program perbaikan secara terus- menerus. Kunci dalam investasi adalah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Belajarlah dari kesalahan orang lain sebagaimana Anda belajar dari kesalahan Anda sendiri. Tulislah hal-hal yang Anda lakukan dengan benar begitu juga hal-hal yang salah. Belajarlah untuk lebih banyak melakukan halhal yang benar dan mengurangi hal-hal yang salah. Berinvestasi tidak banyak berkaitan dengan memecahkan masalah bisnis yang sulit, kata Warren Buffett, tetapi justru lebih banyak berhubungan dengan cara menghindarinya. Ini mengenai menemukan dan, melompati “gawang setinggi satu kaki’ dan bukan mengembangkan keterampilan luar biasa untuk melompati “gawang setinggi tujuh kaki”.

Bacaan Lain Laporan tahunan Warren Buffet di BerkshireHath- away.com merupakan sumber informasi penting bagi buku ini dan harus dibaca. Buku-buku berikut ini juga merupakan sumber informasi yang sangat bermanfaat mengenai Buffett dan Berkshire Hathaway: The Making of an American Capitalist ditulis oleh Roger Lowenstein dan Of Permanen Value oleh Andrew Kilpatrick. Sanjeer Parsad juga merupakan sumber informasi yang luar biasa mengenai Warren Buffet. Untuk mengetahui lebih banyak, Anda dapat mengunjungi situs Webnya di: groups.msn.com/BerkshireHathawayShareholders.

Tentang Penulis James Pardoe adalah penasihat hukum utama di Pardoe & Associates dan salah satu pengikut Warren Buffet yang paling berpengalaman saat ini. Dia mendapatkan gelar doktor di bidang yurisprudensi dari Pepperdine University.

Indeks A Acme 119 Aktivitas (transaksi) 12 B Benjamin Graham 13, 18, 55, 70 Benjamin Moore Paint Company 120 Berkshire Hathaway 8, 19, 28, 30, 54 Bisnis-bisnis low-tech 170 Black Monday 28

C Charlie Munger 27, 55, 98, 117, 121 Cities Service Preferred 25 Coca-Cola 7, 36, 134 Common Stocks and Uncommon Profit 146 D David Dodd 13, 106 Disney 26 Diversifikasi 53 Dow Jones Industrial Average 73 E EBITDA 99 Efficient Market Theory (EMT) 147 Enron 100 Etoys.com 35 Euforia industri Internet (.Internet bubble) 110

Franchise 41 G GEICO Insurance 7, 21, 55, 76 Global Crossing 35

H HealthSouth 100 How to Pick Stocks Like Warren Buffett 44 I Indeks Dow Jones 18, 28 Indeks Standar & Poors (S&P) 500 81 Initial Public Offering 120 Investasi nilai (value investing) 13 Investasi yang andal {sound, investing,) 167 J John C. Bogle 61 K Kesalahan pengabaian (mistake of omission) 83 Kesalahan tindakan (mistake of commission) 83 Kinerja bisnis 34, 125 L Lingkaran kompetensi {circle of competence) 117 M Margin of safety (margin aman) 134 Mr. Market 131 N New England 43 New York Stock Exchange 59 Nilai 34 Nilai intrinsik 135 P Pelaku transaksi harian (atau “swing traders') 25

Pertahankan kesederhanaan 7 Perusahaan berteknologi tinggi 49 Perusahaan Internet dan high-tech 110 PetroChina 43 Phillip Fisher 71, 146 Pusat relokasi 26 R Rip Van Winkle 60 S Sam Walton 98 Security Analysis 13 See’s Candies 36, 38, 42, 68 Shaw Industries 120 Sweet spot (titik yang tepat) 82

T Ted Williams 82 The Intelligent Investor 29, 106, 1" The Nebraska Furniture Mart 36 The Science of Hitting 82 The Superinvestor of Graham and Doddsville 106 Ticker 67 Timothy Vick 44 U US Air 84 W Wal-Mart 69, 83 Wall Street 74 Washington Post Company 7, 29, 75, 148 Wells Fargo Bank 76

Related Documents


More Documents from "Fred Lamert"