Laporan Laju Pertumbuhan Populasi.docx

  • Uploaded by: Annisa Lorenza
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Laju Pertumbuhan Populasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,847
  • Pages: 10
Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN LAJU PERTUMBUHAN POPULASI

OLEH : KELOMPOK IIIA

IKRIMA ASRORI

1710421021

PANJI CHRISTY

1710422007

MELDA YUNITA SARI

1710422017

ANNISA LORENZA

1710423005

MUTIA SEPTIANINGSIH 1710423019

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB NANDA NELFITRIZA VIKA WIDYAWATI

LABORATORIUM PENDIDIKAN IV JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Populasi merupakan kumpulan tumbuhan, hewan, ataupun organisme lain dari spesies yang sama yang hidup secara bersama dan melakukan proses berkembang biak. Sedangkan proses berkembang biak merupakan kemampuan dari suatu individu atau organisme untuk melakukan reproduksi dalam rangka mempertahankan keturunannya. Suatu populasi dapat mengalami perkembangan dengan baik jika memiliki persediaan pangan yang cukup dan luasan wilayah yang memadai. Populasi dapat mengalami suatu perubahan, baik perubahan dalam hal bertambah jumlah populasinya ataupun sebaliknya mengalami penurunan jumlah populasinya. Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan dalam populasi penduduk yaitu kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi (Gotelli, 1995). Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya individu lain yang berasal dari daerah lain (migrasi) dan karena adanya kelahiran (natalis). Pertambahan jumlah organisme ke dalam populasi ini disebut laju kepadatan yaitu jumlah organisme atau individu yang bertambah ke dalam populasi per satuan waktu. Pengurangan terhadap suatu populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya individu dari populasi tersebut. (Syahputra dan Dono, 2007). Tingkat pertumbuhan suatu populasi pada waktu ‘t’ didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah per unit populasi pada periode waktu tersebut (rt = dn / Ntd). Angka ini biasanya berubah seiring waktu ketika populasi bertambah atau berkurang. Laju pertumbuhan populasi dibagi 2 yaitu pertumbuhan populasi yang berbentuk eksponensial dan pertumbuhan populasi bebentuk sigmoid. Laju pertumbuhan populasi eksponensial dapat terjadi apabila suatu populasi mengalami kelimpahan atau cukup dari makanan yang diperolehnya. Sedangkan laju

pertumbuhan populasi sigmoid dapat terjadi apabila suatu populasi mengalami ketersendatan

dalam

hal

memperoleh

makanan.

Melambatnya

kecepatan

pertumbuhan populasi disebabkan tekanan lingkungan yang sudah bekerja, dimana semakin lama tekanan itu semakin membesar akibat daya dukung lingkungan sudah semakin dekat. Akhirnya besarnya kepadatan populasi hewan tersebut sampai pada batas keseimbangan daya dukung habitatnya (Molles, 2004). Sitophilus oryzae merupakan contoh dari populasi hewan invertebrata yang dapat diamati secara langsung. Morfologi dari Sitophilus oryzae yaitu imago muda berwarna coklat merah dan umur tua berwarna hitam. Jika akan bertelur, kumbang betina membuat liang kecil dengan moncongnya sedalam kurang lebih 1 mm. Sitophilus oryzae dan Sitophilus zeamais merupakan hama utama yang merusak komoditas pertanian di penyimpanan seperti gandum, jagung, beras, dan sorgum (Campbell, 2002). Hama kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae L.) tergolong sebagai hama primer yang mampu menyerang biji utuh. Serangga dewasa dan larva Sitopilus oryzae merusak biji-bijian dengan memakan karbohidrat dalam butiran biji sehingga terjadi penurunan susut berat pangan dan kontaminasi produk, mengurangi viabilitas benih, menurunkan nilai pasar, dan mengurangi nilai gizi (Ashamo, 2006). Keberadaan populasi awal dari serangga hama dapat menyebabkan peningkatan kerusakan beras dari sisi kuantitas dan kualitasnya selama penyimpanan. Kerugian akibat serangga hama pascapanen dapat dipengaruhi oleh kepadatan populasi serangga hama pascapanen yang berasosiasi dengan bahan pangan di penyimpanan (Tefera et al., 2011). Hal ini yang kemudian mendasari dilaksanakan praktikum laju pertumbuhan populasi yaitu untuk melihat laju pertumbuhan populasi Sitophilus oryzae pada beberapa media serealia. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui laju pertumbuhan populasi Sitophilus oryzae pada berbagai media.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu daerah tertentu. Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skalaruang. Bahkan seluruh individu sejenis dapat di pandang sebagai sebuah populasi. Beberapa populasi lokal atau deme yang dihubungkan oleh individu-individu yang menyebar disebut metapopulasi. Populasi sementara yang terdiri atas tahap tertentu dari daur hidup suatu organisme membentuk hemipopulasi. Beberapa karakteristik populasi diantaranya adalah kehidupan, ukuran, dispersi, rasio kelamin, struktur atau komposisi umur, dan dinamika (Campbell, 2010). Setiap individu adalah bagian atau anggota dari suatu populasi, suatu spesies. Sehingga, individu tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya kemudian mengatasi setiap perubahan dan tuntutan yang ada dalam lingkungan jenis dan populasi. Praktikum dinamika populasi menggunakan perhitungan kurva lulus hidup kumbang beras, agar diketahui tingkat natalis dan mortalitas dari individuindividu pada setiap kondisi yang berbeda (Yasin, 2009). Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies (Susanto, 2000). Kepadatan populasi suatu spesies disuatu tempat tidak pernah tetap. Kelahiran menyebabkan bertambahnya anggota populasi sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya anggota populasi. Kelahiran ditentukan oleh kapasitas organisme secara genetic untuk menghasilkan keturunan yang terkait dengan fekunditas dan fertilitas. Selain itu juga ditentukan oleh lingkungan biotis (parasit dan predator) dan ketersediaan bahan makanan serta tempat berlindung. Juga

ditentukan oleh factor kesanggupan bertemunya spesies organisme jantan dan betina (Odum, 1983). Dinamika poulasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khususnya untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia hewan dan manusia. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa yang didatanginya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi. Mortalitas menunjukkan kematian individu dalam populasi. Mortalitas dibedakan dalam dua jenis yaitu mortalitas ekologik yang merupakan mortalitas yang direalisasikan, artinya matinya sebuah individu dibawah kondisi lingkungan tertentu. Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua (Zulkifli, 1996). Adapun faktor pembatas yang mempengaruhi populasi merupakan faktor pembatas kehidupan organisme didalam ekosistemnya. Hal ini juga berhubungan dengan batas kondisi kehidupan organisme, baik batas terendah maupun batas tertinggi yang disebut batas toleransi. Setiap organisme akan hidup dalam rentang batas toleransi minimal dan maksimal terhadap faktor-faktor lingkungan yang akan membatasi atau menghentikan petumbuhannya (Suin, 2003). Perubahan keadaan lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap organisme yang hidup disana. Bila karena suatu hal keadaan suatu lingkungan berubah menjadi ekstrim bagi kehidupan suatu organisme maka organisme terpaksa bermigrasi kearah lain atau mati. Sebaliknya bila perubahan factor lingkungan sangat optimal bagi organisme maka kepadatan akan meningkat bahkan mengundang organisme lain yang sejenis untuk bermigrasi (Suin, 2002). Perubahan laju pertumbuhan populasi dapat disajikan dalam bentuk kurva. Yaitu kurva eksponensial dan sigmoid. Kurva eksponensial dapat dipakai jika laju pertumbuhan populasi konstan. Yang diasumsikan bahwa dalam waktu dengan

interval yang pendek suatu individu mempunyai kemungkinan untuk kematian. Hal ini berlaku untuk laju pertumbuhan populasi perkapita (Suin, 2002). Perubahan kepadatan merupakan perubahan suatu titik dalam suatu ruang yang berdimensi banyak dalam selang waktu yang mengikuti suatu lintasan atau trayektori dari system. Dalam hal ini perubahan terjadi dalam waktu tertentu. Jadi waktu merupakan salah satu dimensi dari perubahan tersebut. Perubahan dalam dimensi waktu disebut laju. (Suin, 2003). Kumbang bubuk beras menyukai biji yang kasar dan tidak dapat berkembang biak pada bahan makanan yang berbentuk tepung. Kumbang ini tidak akan meletakkan telur pada material yang halus karena imago tidak dapat merayap dan akan mati di tempat tersebut (Marbun dan Yuswani, 1991). Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. S. oryzae berukuran kecil sekitar 2-3 mm. Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Moncongnya memiliki panjang 1 mm hampir sepertiga panjang tubuhnya. Protoraksnya sangat kuat dan elitranya memiliki kolom cekungan. Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. (Campbell, 2010). Sitophilus oryzae betina dewasa dapat bertelur rata – rata empat telur per haridan dapat hidup empat hingga lima bulan. Siklus hidup penuh S. oryzae berkisar antara 26 hingga 32 hari selama musim panas. Pada musim dingin siklus hidup ini akan semkain panjang. Telur akan menetas setelah berumur tiga hari. Larva menggerogoti bagian dalam biji atau buah selama 18 hari. Pupa S. oryzae tergolong dalam pupa telanjang. Fase pupa terjadi selama enam hari. Serangga dewasa akan tinggal didalam buah selama buah mengeras dan mulai matang (Koehler, 2012).

BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Laju Pertumbuhan Populasi ini dilaksanakan pada Selasa, 6 Maret 2019 di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah toples 5 buah dengan ukuran yang sama, kain kasa, karet gelang, dan termometer. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 150 pasang Sytophilus oryzae, ketan hitam, ketan putih, beras, kacang hijau dan jagung kering. 3.3 Cara Kerja Dimasukkan ke dalam masing-masing botol kaca 250 gram ketan hitam, ketan putih, beras, jagung dan kacang hijau. Lalu dimasukkan 15 pasang Sitophilus oryzae dewasa, kemudian ditutup mulut botol kaca dengan kain kasa dan diletakkan botol kaca pada tempat yang agak gelap di laboratorium. Dilakukan pengamatan selama 4 minggu dengan selang waktu 1 minggu terhadap jumlah Sitophilus oryzae yang masih hidup dan jumlah yang mati. Dikeluarkan Sitophilus oryzae yang mati dari media. Selama diamati, dicatat suhu ruang dan kelembababan relatif. Dihitung laju pertumbuhan Sitophilus oryzae tersebut dan dibuatlah kurva laju pertumbuhan dari masing-masing media. Laju pertumbuhan populasi kumbang beras dapat dihitung dengan rumus berikut yaitu : a. Jika pertambahan atau pengurangan populasi secara linier Nt = No.e r.t

b. Jika pertambahan populasi tidak bersifat linier (sigmoid)

Dimana: Nt = Jumlah populasi pada waktu t N o = Jumlah populasi pada awal percobaan e = Natural logaritma r = Laju pertumbuhan populasi t = Waktu K = Jumlah populasi tertinggi selama pengamatan a = Konstanta

DAFTAR PUSTAKA

Ashamo MO. 2006. Relative susceptibility of some local and elite rice varieties to the rice weevil, Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae). Journal of Food, Agriculture & Environment 4(1): 249–252. WFL Publisher. Finland. Campbell JF. 2002. Influence of seed size on exploitation by the rice weevil, Sitophilus oryzae.

Journal of Insect Behavior 15(3): 429–445. Oxford

University press. London. Campbell, Neil A.2010.Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid 3.Jakarta : Erlangga Gotelli, N. J. 1995. A primer of Ecology. Elsevi er Academic Press. New York. Koehler, J. W., & Pankowski, J. M. (2012). Quality Environment Disigning, Developing, and Implementing TQM. Delray Beach: St. Lucie Press. Marbun, C.U dan Yuswani P. 1991. Ketahanan Beberapa Jenis Beras Simpan Terhadap

Hama

Bubuk

Beras,

Sitophylus

oriazae

(Cleoptera,

curculionidae) di Gudang. Fakultas Pertanian USU. Medan. Molles, Manuel C,Jr. 2004. Ecology Concepts And Applications. Third Edition. Mc Grow Hill. New Mexico. Odum, EP. 1983. Fundamentals of Ecology third Edition. Georgia: Saunders College Publishing Syahputra, E., D. Prijono., dan D. Dono. 2007. Sediaan Insektisida Calophllum soulattri: Aktivitas Insektisida dan Residu Terhadap Larva Crocidolomia pavonanadan Keamanan pada Tanaman. Jurnal Hama Penyakit Tanaman Tropika, 7(1): 21-29. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suin, N.M. 2002. Metoda Ekologi. Andalas University Press. Padang Suin, N. M. 2003. Ekologi Populasi. Andalas University Press. Padang Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta

Tefera T, Mugo S, & Likhayo P. 2011. Effects of insect population density and storage time on grain damage and weight loss in maize due to the maize weevil Sitophilus zeamais and the larger grain borer Prostephanus truncates. African Journal of Agricultural Research 6(10): 2249– 2254. Yasin M. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan Faktor Fisikokimia Yang Mempengaruhinya. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia ISBN :978-979-8940-27-9. Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta

Related Documents


More Documents from "Muhammad Helri Arif"