Laporan Praktikum Kimia Dasar Asam Sulfat

  • Uploaded by: ismihay
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Kimia Dasar Asam Sulfat as PDF for free.

More details

  • Words: 2,999
  • Pages: 17
Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II ASAM SULFAT

OLEH : ISMI HAYATI 1708511044 KELOMPOK 02 B

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018

ASAM SULFAT I.

Tujuan Percobaan 1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat 2. Memahami sifat asam sulfat sebagai oksidator dan dehidrator 3. Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu, Fe, maupun Zn 4. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan encer 5. Memahami dasar teori tentang asam sulfat

II.

Dasar Teori Asam sulfat disebut sebagai bahan kimia yang universal, karena berbagai aplikasi dari asam sulfat sebagai bahan baku atau agen pengolahan. Asam sulfat merupakan bahan kimia yang paling umum digunakan di seluruh dunia dan digunakan hampir di semua industri, antara lain : Pupuk, bensin, farmasi, baterai mobil, sugar bleaching, pengolahan air, agen sulfonasi, serat selulosa, pewarna, manufaktur baja, intermediate asam amin o dan regenerasi resin pertukaran ion serta paling penting dan banyak digunakan dalam proses pembuatan berbagai barang melalui berbagai aplikasi. asam sulfat juga digunakan dalam industri pulp dan kertas untuk generasi klorin dioksida, untuk memecah minyak bumi rantai panjang dan penyesuaian Ph (syukri,1999) Asam sulfat pekat bertindak baik sebagai pengoksidasi dan agen dehidrasi. Asam sulfat tersedia di banyak kosentrasi mulai dari elektrolit kelas (33 persen berat) untuk baterai, 93 persen berat (66 deg Baume), 98 persen berat, dan 20-22 persen berat berasap oleum mengandung kelebihan terlarut sulfur trioksida. Kosentrasi yang paling sering dikirimkan ialah 93 persen berat.

Asam sulfat memiliki rumus kimia H2SO4, asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat ialah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, akan terjadi pendidihan. Sebagian dari masalah ini disebabkan karena perbedaan isi pada kedua cairan. Air kurang padu jika dibandingkan dengan asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium: H2SO4 + H2Oβ†’ H3O+ + HSO4– Hal ini disebabkan karena asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat sendiri ialah agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Dan jika gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia akan membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum (fiwka,2006) Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Seperti yang sudah dikatakan diatas, asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan air sangat kuat dan menimbulkan panas yang tinggi. Pengenceran asam sulfat pekat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara perlahan, dan sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam asam sulfat. Hal ini dikarenakan akan terjadi percikan atau memerciknya

larutan

sehingga

menimbulkan

sesuatu

yang

membahayakan. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lain. Hal ini disebabkan dengan adanya perbedaan massa jenis kedua zat, sehingga air akan mengapung diatas asam sulfat karena massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan aquades pada asam

sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih ( petrucci,1999). Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak. Pada langkah pertama dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida : 𝑆(𝑆) + 𝑂2 (𝑔)

𝑆𝑂2 (𝑔)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium (V) oksida : 2𝑆𝑂2 (𝑔) + 𝑂2 (𝑔)

2𝑆𝑂3 ( dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap kedalam 97-98% H2SO4 menjadi H2S2O7 (oleum). Juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat. Pelarutan langsung 𝑆𝑂3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan. 𝑆𝑂3 + 𝐻2 O

𝐻2 𝑆𝑂4.

Di atmosfer, zat ini merupakan salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam. Asam sulfat juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Selain itu zat ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan garan-garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering digunakan karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah (chang, 2004).

III.

Metode praktikum 3.1. Alat 1. Tabung reaksi 2. Gelas beker 3. Gelas ukur 4. Pipet tetes 5. Pemanas

6. Batang pengaduk 3.2. Bahan 1. 𝐻2 𝑆𝑂4 pekat 2. 𝐢𝑒𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 3. Gula pasir 4. Kayu ( batang korek api) 5. Logam Zn, Cu dan Fe 6. Aquades 3.3. Cara Kerja Percobaan I : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat 1. 2 mL asam sulfat pekat dimasukan ke dalam tabung reaksi 2. 25 mL aquades dimasukkan ke dalam gelas beker 3. 2 mL asam sulfat pekat dimasukan ke dalam gelas beker berisi aquades dengan perlahan sambil diaduk 4. perubahan suhu yang terjadi dalam gelas beker diamati Percobaan II : Reaksi dehidrasi 1. 3 tabung reaksi diisi dengan masing-masing 2 mL asam sulfat pekat 2. Ke dalam tabung pertama dimasukkan sekitar 1 gram CuSO4.5H2O dan mengamati perubahannya sampai diatas 30 menit. 3. Ke dalam tabung kedua dimasukkan 1 gram gula pasir dan diamati perubahan yang terjadi. 4. Ke dalam tabung ketiga dimasukkan sepotong kayu (batang korek api) dan diamati perubahannya. 5. Tabung pertama (yang berisi CuSO4) dan tabung ketiga (yang berisi kayu) diambil dan larutan H2SO4 yang berada di dalamnya dibuang. 6. 50 mL aquades dimasukkan ke dalam gelas beker dan CuSO4 dan kayu dimasukkan ke dalam aquades tersebut.

7. Perubahan yang terjadi diamati Percobaan III : Reaksi Oksidasi 1. Logam Zn, Fe, dan Cu dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi berbeda 2. Larutan asam sulfat encer 2 mL ditambahkan ke masing-masing tabung reaksi dan perubahan yang terjadi diamati. 3. Ke dalam 3 tabung reaksi lain dimasukkan 1 mL asam sulfat pekat. Kedalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Cu, Fe, dan Zn dan perubahan yang terjadi diamati.

IV.

Hasil Percobaan I: Reaksi Pengenceran π‡πŸ π’πŽπŸ’ pekat H2 SO4 pekat

Air

Perubahan Suhu

2 mL

2 mL

Mengalami kenaikan suhu (awalnya tidak panas menjadi panas)

Percobaan II: Reaksi Dehidrasi No

Bahan Kimia

Dehidrator

Pengamatan dan Hasil

1.

CuSO4 βˆ™ 5H2 O

H2 SO4 pekat

Warna larutan putih, ada endapan berwarna putih.

2.

Gula Pasir

H2 SO4 pekat

Larutannya berwarna kuning keemasan, ada endapan

berwarna hitam. 3.

Kayu (korek api)

H2 SO4 pekat

Kayu berubah menjadi warna hitam, warna larutan hitam kemerahan.

4.

Hasil no 1

Air

Larutan berwarna bening, endapan berwarna biru dan mengalami kenaikan suhu

5.

Hasil no 3

Air

Terdapat gelembung sedikit, larutannya berwarna hitam kemerahan

Percobaan III: Reaksi Oksidasi No

Bahan

Oksidator

Pengamatan dan Hasil

1.

Zn

H2 SO4 encer

Mengalami kenaikan suhu, terdapat banyak gelembung berwarna abuabu.

2.

Fe

H2 SO4 encer

Larutan berwarna abu-abu tua, ada

gelembung, endapan berwarna abuabu muda. 3.

Cu

H2 SO4 encer

Tidak bereaksi jadi tidak ada hasil.

4.

Zn

H2 SO4 encer

Larutan berwarna abu-abu muda, endapan berwarna abuabu pekat, ada gelembung.

5.

Fe

H2 SO4 encer

Larutan berwarna hijau tua, ada endapan berwarna hitam, ada gelembung.

6.

Cu

H2 SO4 encer

Larutan berwarna bening, ada gelembung, ada endapan Cu.

V.

Pembahasan Reaksi pengenceran asam sulfat pekat Pada percobaan pengenceran asam sulfat pekat ini dilakukan dengan tujuan yaitu, agar praktikan mampu melakukan pengenceran asam sulfat dengan baik dan benar, dimana dalam praktikum ini digunakan sebanyak 2 ml larutan asam sulfat pekat yang diencerkan dengan 25 ml air. Reaksi asam sulfat pekat dengan air sangat kuat

dan menimbulkan panas yang tinggi sehingga pengamatan yang terjadi yaitu suhu dalam gelas mengalami kenaikan suhu (awalnya tidak panas menjadi panas). Pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam air secara perlahan sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahakan langsung pada asam sulfat karena akan menimbulkan percikan atau memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang membahayakan. Reaksi asam sulfat dengan air sifatnya eksoterm (menghasilkan panas). Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor/melepaskan kalor. Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi panas. Reaksi eksoterm akan membebaskan energi sehingga entalpi sistem berkurang dan perubahan entalpi bernilai negatif. Pertambahan suhu pada percobaan inilah yang dinamakan reaksi eksoterm.

Reaksi dehidrasi Reaksi dehidrasi adalah reaksi yang biasanya melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi. Reaksi dehidrasi adalah dimana ketika bereaksi dengan senyawa organik, maka asam sulfat akan menarik unsur H dan O (molekul air) dari senyawa tersebut dan hanya menyisakan karbon serta gas sebagai hasil reaksi. Pada percobaan reaksi dehidrasi ini, menggunaka 3 tabung reaksi yang berisikan CuSO4.5H2O, gula, dan kayu ( batang korek api) yang ditambahkan dengan 2 ml asam sulfat pekat dengan tujuan mengetahui sifat dehidrator dari asam sulfat pekat. Pada percobaan pertama, tabung yang berisikan CuSO4.5H2O ditambahkan dengan asam sulfat dan dibiarkan bereaksi. Setelah bereaksi terjadi, terjadi perubahan warna pada CuSO4.5H2O, yaitu berubah menjadi putih dan ada endapan berwarna putih dimana endapan tersebut adalah CuSO4. Pada peristiwa ini terbukti bahwa asam sulfat menarik molekul air dari CuSO4.5H2O.

Pada percobaan kedua, tabung yang berisikan gula ditambahkan dengan 2ml asam sulfat pekat. Dari hasil pengamatan yang didapat, setelah bereaksi terjadi perubahan warna larutan yang menjadi berwarna hitam keemasan serta ada endapan berwarna hitam. Hal ini disebabkan karena asam sulfat pekat bersifat sebagai dehidrator yang menarik molekul air dari gula dan ketika direaksikan senyawa dari gula akan terurai menjadi karbon dan air. 𝐢2 𝐻22 𝑂11

12C + 11𝐻2 O

Pada percobaan ketiga, tabung reaksi yang berisikan batang korek api ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Dari hasil pengamatan, setelah bereaksi terjadi perubahan warna larutan berwarna hitam kemerahan dan kayu berubah menjadi hitam. Hal ini disebabkan karena asam sulfat pekat bertindak sebagai dehydrator, dimana asam sulfat pekat menarik molekul air dari batang korek api, dan yang tersisa pada batang korek api hanya unsur karbon saja. Selanjutnya yaitu, hasil dari percobaan pertama yang larutan berwarna putih direaksikan dengan air. Dimana sebelumnya asam sulfat pekat yang sudah mengikat air dari senyawa CuSO4.5H2O dikeluarkan. Lalu ditambahkan air sebanyak 50 ml ke dalam tabung reaksi yang berisi CuSO4 tersebut. Dari hasil pengamatan dan praktikum yang telah dilakukan terlihat bahwa terjadi perubahan warna yaitu menjadi bening dan ada endapan berwarna biru serta mengalami kenaikan suhu. Setelah itu hasil dari percobaan ketiga, yaitu batang korek api yang berwarna hitam diberi 50 ml air, setelah itu didiamkan beberapa saat larutan tetap berwarna hitam kemerahan. Hal ini disebabkan karena molekul air telah diambil dari batang korek api tidak dapat di kembalikan lagi. Dari percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa suatu senyawa yang didalamnya terdapat air dan direaksikan dengan asam sulfat pekat, air dari senyawa tersebut akan ditarik oleh asam

sulfat pekat, karena asam sulfat pekat bertindak sebagai dehidrator. Selain itu, ketika suatu senyawa yang dimasukan kedalam asam sulfat pekat dan hasil senyawa tersebut dimasukan kedalam air, senyawa tersebut akan mengikat air dan didalam senyawa tersebut akan terdapat air lagi.Percobaan ketiga adalah reaksi oksidasi. Percobaan ini melibatkan beberapa logam yaitu Zn, Fe, dan Cu. Sedangkan oksidator yang digunakan adalah asam sulfat pekat dan asam sulfat encer. Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan logam Zn, Fe, dan Cu ke dalam 3 tabung reaksi berbeda kemudian dimasukkan 2 mL larutan H2SO4 encer ke masing-masing tabung reaksi.

Reaksi oksidasi Percobaan ketiga adalah reaksi oksidasi. Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain yang mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi. Percobaan ini melibatkan beberapa logam yaitu Zn, Fe, dan Cu. Sedangkan oksidator yang digunakan adalah asam sulfat pekat dan asam sulfat encer. Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan logam Zn, Fe, dan Cu ke dalam 3 tabung reaksi berbeda kemudian dimasukkan 2 mL larutan H2SO4 encer ke masing-masing tabung reaksi. Pada percobaan logam Zn dengan asam sulfat encer 2ml menghasilkan larutan seng (II) sulfat dan gas hidrogen. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks, dimana reaksi redoks adalah reaksi yang terdapat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi antara asam sulfat encer dan logam Zn dapat dituliskan sebagai berikut : 𝑍𝑛(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž)

+ 𝑍𝑛𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž) + 𝐻2 (𝑔)

Dapat dilihat dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Zn berubah menjadi larutan 𝑍𝑛𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž) . Karena bilangan oksidasi Zn menjadi 𝑍𝑛𝑆𝑂4 mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Logam Zn mengalami reaksi

oksidasi dan bertindak sebagai reduktor, dimana reduktor adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi oksidasi. Pada tabung 2 ml asam sulfat encer berikutnya ditambhakan logam Cu. Pada percobaan kali ini Cu tidak mengalami reaksi. Hal ini disebabkan karena Cu adalah logam yang kurang reaktif, dimana didalam deret kereaktifan logam, Cu berada di sebelah kanan dari unsur hidrogen yang berarti logam Cu termasuk logam yang sukar bereaksi dengan logam yang berada disebelah kirinya. Pada tabung 2 ml asam sulfat encer yang ditambah dengan logam Fe terjadi reaksi yang menghasilkan larutan besi (II) sulfat dan gas hidrogen dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 𝐹𝑒(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž)

+ 𝐹𝑒𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž) + 𝐻2 (𝑔)

Dimana pada reaksi tersebut 𝐻2 𝑆𝑂4 bertindak sebagai oksidator dan mengalami reduksi sehingga biloks H yang mula-mula bernilai +1 pada 𝐻2 𝑆𝑂4 menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen. Selain itu pada percobaan ini setelah diaamati larutan berwarna abu tua dan terdapat endapan berwana abu muda. Selanjutnya kedalam tabung reaksi lainnya yang berisi Zn, diberikan 1 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan. Reaksi tersebut menghasilkan larutan seng (II) sulfat dan air sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 𝑍𝑛(𝑠) + 2𝐻2 𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž)

+ 𝑍𝑛𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž) + 2𝐻2 𝑂 (l) + 𝑆𝑂2(𝑔)

Dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Zn berubah menjadi larutan 𝑆𝑂4. Selain itu, sesuai pengamatan larutan berwarna abu muda disertai adanya endapan berwarna abu pekat . Selanjutnya pada tabung yang berisi logam Cu, ditambahkan dengan 1 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan ia bereaksi dan membentuk larutan tembaga (II) sulfat dan air serta gas belerang yang dioksida (𝑆𝑂2) sesuai dengan persamaan : 𝐢𝑒(𝑠) + 2𝐻2 𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž)

+ 𝐢𝑒𝑆𝑂4(π‘Žπ‘ž) + 2𝐻2 𝑂 (l) + 𝑆𝑂2(𝑔)

Dalam reaksi tersebut logam Cu mengalami reaksi oksidasi, dimana logam Cu berubah menjadi larutan 𝑆𝑂4 . Selain itu, sesuai dengan pengamatan yang didapat larutan berwarana bening dan terdapat endapan. Selanjutnya pada tabung reaksi

lainnya

yang berisi

Fe,

ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan menghasilkan reaksi sebagai berikut : Fe(s) + 2H2SO4(aq) β†’ FeSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g) Dapat dilihat dari reaksi redoks diatas, 𝐻2 𝑆𝑂4 bertindak sebagai oksidator dan mengalami reduksi sehingga bioks H yang mula-mula bernilai +1 pada 𝐻2 𝑆𝑂4 menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen. Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa asam sulfat baik yang encer maupun yang pekat bertindak sebagai zat oksidator kuat jika direaksikan dalam satu logam. Dari pembahasan dan hasil pengamatan pada percobaan ini, logam Zn bisa direaksikan dengan asam sulfat pekat maupun asam sulfat encer. Hal ini disebabkan karena logam Zn berada pada disebelah unsur hidrogen (H) maka dari itu logam Zn lebih reaktif dari unsur hidrogen dan bisa bereaksi dengan asam sulfat encer maupun pekat yang dipanaskan. Sedangkan logam Cu hanya bisa bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan tidak bereaksi dengan asam sulfat encer. Hal ini disebabkan karena logam Cu adalah logam yang tidak reaktif dan sukar bereaksi dengan unsur yang berada disebelah kirinya karena unsur Cu berada disebelah kanan unsur hidrogen. Maka dari itu logam Cu tidak bereaksi dengan asam sulfat encer tetapi bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan. Hal ini disebabkan asam sulfat pekat dan panas memiliki sifat oksidator yang lebih kuat dibandingkan logam Cu. Sama seperti halnya logan Zn, logam Fe dapat bereaksi dengan asam sulfat encer maupun asma sulfat pekat yang dipanaskan.

VI.

Kesimpulan 1.

Pengenceran

asam

sulfat

pekat

dilakukan

dengan

cara

menambahkan asam kedalam air secara perlahan, dan sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam asam sulfat. Hal ini dikarenakan akan terjadi percikan atau memerciknya larutan sehingga menimbulkan sesuatu yang membahayakan. 2.

Asam sulfat pekat terbukti bertindak sebagai dehidrator, yaitu zat yang menarik molekul air dari senyawa lain. Dan pada percobaan ini asam sulfat pekat menarik air dari senyawa CuSO4.5H2O, gula pasir, dan batang korek api yang menyebabkan senyawa-senyawa tersebut kehilangan molekul airnya ( mengalami dehidrasi).

3.

Asam sulfat encer maupun asam sulfat pekat yang dipanaskan terbukti bertindak sebagai oksidator kuat. Dimana jika suatu logam yang direaksikan dengan asam sulfat pekat maupun asam sulfat encer, logam tersebut akan mengalami reaksi oksidasi dan berperan sebagai reduktor dan asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi dan berperan sebagai oksidator.

4.

Logam Zn dan logam Fe adalah logam yang reaktif sehingga bisa bereaksi dengan asam sulfat pekat panas maupun asam sulfat encer. Sedangkan logam Cu adalah logam yang kurang reaktif sehingga tidak bisa bereaksi dengan asam sulfat encer tetapi dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan.

5.

Jika suatu logam yang direaksikan dengan asam sulfat encer akan menghasilkan suatu larutan, gas 𝐻2 . Sedangkan

jika logam

direaksikan dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan akan menghasilkan suatu larutan, gas 𝑆𝑂2, dan air 𝐻2 O.

DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti, Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Fiwka, Estriana. http:// www.masterpendidikan.com/2016/12/Pengertianasam- sulfat-dan-rumus-kimia-asam-sulfat.html ( diakses pada tanggal 4 mei 2018). http://id.dbpedia.org/page/Reaksidehidrasi. ( diakses pada tanggal 4 mei 2018) Manurung, Manuntun., dkk. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bukit Jimbaran:

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas

Udayana Petrucci, Ralph.H. 1999. Kimia Dasar – Prisip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid. Jakarta : Erlangga. Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

LAMPIRAN Percobaan 3 : Reaksi Oksidasi 1. Jelaskan perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu maupun Zn dibandingkan dengan reaksi larutan asam sulfat encer dengan logamlogam tersebut! Jawab : Logam Cu dan Zn sama-sama direaksikan dengan asam sulfat pekat maka akan menghasilkan suatu larutan, gas SO2, dan molekul air. Perbedaan yang terjadi adalah keadaan warna larutan setelah reaksi tersebut terjadi. Larutan asam sulfat akan berubah menjadi warna abu-abu keruh jika ditambahkan logam Zn sedangkan larutan asam sulfat setelah direaksikan dengan dengan logam Cu tetap berwarna bening. Jika logam Zn dan logam Cu direaksikan denganasam sulfat encer maka akan menghasilkan suatu larutan dan gas H2 dan warna larutan asam sulfat ketika ditambah logam Zn akan berubah warna menjadi abu-abu. Kemudian jika asam sulfat ditambah logam Fe maka warna larutan akan berubah menjadi hitam. Sedangkan ketika logam Cu direaksikan dengan asam sulfat encer tidak terjadi reaksi apapun. Hal tersebut dikarenakan logam Cu yang kurang reaktif dibandingkan hidrogen. Ada asam sulfat disebelah kirinya dan sukar bereaksi dengan logam yang berada disebelah kirinya.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Riduan"