Lp Keperawatan Keluarga

  • Uploaded by: Dyno Manembu
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Keperawatan Keluarga as PDF for free.

More details

  • Words: 3,321
  • Pages: 19
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tanggal 22 Februari 2016 s/d 05 Maret 2016

Oleh : Bernadino Oktavianus Manembu, S. Kep NIM. I4B111209

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh : Bernadino Oktavianus Manembu, S. Kep NIM. I4B111209

Banjarbaru, Februari 2016 Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Pembimbing Lahan

Herawati, S. Kep., Ns., M. Kep. NIP. 19791205 200604 2 002

Laraswati, S.Kep, Ns NIP. 19720425 199503 2 001

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ASUHAN KEPERAWARATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian a. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. b. Menurut Whall (1986) Mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 2.

Tipe Keluarga

a.

Tipe Keluarga Tradisional 1) The nuclear family (keluarga inti), keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. 2) The dyad family, keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah 3) Keluarga usila, keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri 4) The childless family, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

5) The extended family (keluarga luas/besar), keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll). 6) The single-parent family (keluarga duda/janda), keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) 7) Commuter family, kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end). 8) Multigenerational family, keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah 9) Kin-network family, beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll). 10) Blended family, keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya 11) The single adult living alone / single-adult family, keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati b.

Tipe Keluarga Non-Tradisional 1) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The stepparent family, keluarga dengan orangtua tiri 3) Commune family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama 4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

5) Gay and lesbian families, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners) 6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu. 7) Group-marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alatalat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya 8) Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilainilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barangbarang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya 9) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya 10) Homeless family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental 11) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. 3.

Struktur Keluarga Struktur

keluarga

dapat

menggambarkan

bagaimana

keluarga

melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya yang diadopsi Friedman, mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:. a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran formal dan informal b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak dengan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah yang positif. 4.

Peran Keluarga Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan

yang berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

keluarga, kelompok dan masyarakat.. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut : a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah,

pendidik dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota sosialnya

serta

sebagai

anggota masyarakat

dan

kelompok

dari lingkungannya.

b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh

dan pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya, disamping itu juga. ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c. Anak

melaksanakan

peranan

psikososial

sesuai

dengan

tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, spiritual. 5.

Fungsi Keluarga Friedman (1986) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:

a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal, keluarga yang merupakan basis kekuatan, sumber energi yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga,

keluarga

saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut

dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga dengan cara saling mengasuh, saling menghargai, ikatan dan identifikasi. Apabila fungsi afektif tidak terpenuhi. maka akan timbul keretakan keluarga, masalah anak atau masalah keluarga. b.

Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,

yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar dalam lingkungan sosial. c.

Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol. d.

Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarga seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (rumah). e.

Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu

untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : 1) Mengenal masalah. 2) Membuat keputusan tindakan yang tepat. 3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. 4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. 5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat. 6.

Tingkatan Keperawatan Keluarga Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:

a. Level I

Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi. b. Level II Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah. c.

Level III Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.

d. Level IV Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan subsistem keluarga dengan lingkungan luar. 7.

Tahap Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama yaitu melalui tahapan sebagai berikut : a.

Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru) 

Dimulai saat individu laki-laki atau /perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan



Meninggalkan keluarga mereka masing- masing

Tugas Perkembangannya : 

Membina hubungan intim yang memuaskan



Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial



Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)

Masalah Kesehatan Yang Muncul : 

Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB, Penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah.



Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan,hukum adat

Tugas Perawat : 

Membantu setiap kel utk saling memahami satu sama lain.

b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama 

Dimulai dr kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bln ( 2,5 tahun ). Klg menanti kelahiran & mengasuh anak.

Tugas Perkembangan Keluarga: 

Persiapan menjadi orang tua



Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi dan hubungan seksual



Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Masalah Kesehatan Keluarga : 

Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling perkembangan anak, KB,pengenalan dan penanganan masalah keshatan fisik secara dini.

 c.

Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak.

Tahap III : Keluarga Anak Usia Pra-Sekolah 

Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun. Keluarga lebih majemuk dan berbeda.

Tugas Perkembangan Keluarga: 

Memenuh kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.



Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain



Mempertahankan

hubungan

yang

sehat

pembagian tanggung jawab anggota keluarga 

Stimulasi tumbang anak ( paling repot )

in/ekternal

keluarga,

Masalah Kesehatan Keluarga : 

Masalah kesehatan fisik : penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan dan lain-lain.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah 

Dimulai dengan anak pertama berusia 6-13 tahun



Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal ,keluarga sangat sibuk



Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-masing



Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak & dirinya



Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak pergi ( dengan teman sebayanya )



Orang tua mulai merasakan tekanan dari komunitas di luar rumah ( sistem sekolah )

Tugas Perkembangan Keluarga : 

Membantu sosialisasi anak : meningkatak prestasi belajar anak.



Mepertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.



Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yg semakin meningkat termasuk biaya kesehatan.

e.

Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja 

Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun-19/20 tahun)



Tujuan

keluarga

tahap

ini

adalah

melonggarkan

ikatan

yg

memungkinkan tanggung jawab dan kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda. Konflik Perkembangan : 

Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja )



Budaya anak remaja ( perkembangan dengan teman sebaya )



Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-nilai dengan orang tua )

Tugas Perkembangan :



Menyeimbangkan kebebasan dangan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri



Menfokuskan hubungan perkawinan



Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak anakanak

f. Tahap VI : Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda 

Dimulai Anak pertama meninggalkan rumah



Tahap ini bisa singkat bisa lama tergantung jumlah anak ( biasa berlangsung 6 - 7 tahun ), faktor ekonomi juga menjadi kendala.

Tugas Perkembangan : 

Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawianan anak-anaknya.



Melanjutkan

utk

memperbarui

dan

menyesuaikan

kembali

hubungan perkawinan 

Membantu orang tua lansia yg sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri.



Membantu kemandirian keluarga

Masalah Kesehatan : 

Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak),



Perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis: Hipertensi, Kolesterol, Obesitas dan Menopause.

g. Tahap VII : Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan 

Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian pasangan.



Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 tahun dan berakhir saat masuk pensiun 16-18 tahun kemudian

Tugas Perkembangan : 

Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan



Mempertahankan hubungan yg memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia, teman sebaya dan anak-anak.



Memperkokoh hubungan perkawinan

Masalah Kesehatan : 

Kebutuhan Promosi Kesh : istirahat cukup, kegiatan waktu luang dan tidur, nutrisi, olah raga teratur ,BB harus ideal,no smoking, pemeriksaan berkala.



Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.

h. Tahap VIII : Keluarga Masa Pensiun dan Lansia 

Dimulai salah satu atau keduanya pensiun sampai salah satu atau keduanya meninggal.



Kehilangan yg lazim pada usia ini : ekonomi dan pekerjaan (pensiun), perumahan ( pindah ikut anak atau panti ) , sosial ( kematian pasangan dan teman-temannya),Kesehatan (penurunan kemamp fisik )

Tugas Perkembangan : 

Mempertahankan pengaturan hidup yg memuaskan



Menyesuaikan dengan pendapatan yg menurun



Mempertahankan hubungan perkawinan



Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan



Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi



Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan dan integrasi hidup )

8.

Peran Perawat Keluarga

a.

Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :  Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri  Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b.

Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

c.

Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

d.

Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga

e.

Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya

f.

Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal

g.

Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka

perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dan lain-lain) h.

Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1.

Tahap Pengkajian Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode : a. Wawancara keluarga b. Observasi fasilitas rumah c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki) d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap semar dan lain-lain) Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah : i. Data Umum 1) Nama kepala keluaga 2) Usia 3) Alamat dan telepon 4) Pekerjaan kepala keluarga 5) Pendidikan kepala keluarga 6) Komposisi keluarga 7) Genogram 8) Tipe Keluarga 9) Suku bangsa 10) Agama 11) Status sosial ekonomi 12) Aktivitas rekreasi keluarga

ii. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya iii. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristik rumah 2) Karakteristik tetangga komunitas 3) Mobilitas keluarga 4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat 5) Sistem pendukung keluarga iv. Pengkajian Struktur Keluarga 1) Pola komunikasi keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga 3) Struktur peran 4) Nilai atau norma keluarga v. Fungsi Keluarga 1) Pengkajian Fungsi Afektif 2) Fungsi Sosialisai 3) Fungsi Perawatan Kesehatan 4) Fungsi Reproduksi 5) Fungsi Ekonomi vi. Stress dan Koping Keluarga 1) Stresor jangka pendek dan panjang 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor 3) Strategi koping konstruktif yang digunakan 4) Strategi adaptasi disfungsional vii. Pemeriksaan Fisik viii. Harapan Keluarga 2.

Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga Tipologi dari diagnosis keperawatan :

a. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. c. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”), suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis keperawatan potensial (sejahtera / “wellness”) boleh menggunakan/ tidak menggunakan etiologi. Skoring : 1) Tentukan skore untuk setiap kriteria 2) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot : Skore X Bobot Angka tertinggi 3) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria 3.

Perencanaan Keperawatan Keluarga Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang

menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. 4.

Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini : 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : 

Memberikan informasi



Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.



Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara: 

Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.



Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.



Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :  Mendemonstrasikan cara perawatan.  Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.  Mengawasi keluarga melakukan perawatan. 4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara :  Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.  Melakukan perubahan lingkyngan keluarga seoptimal mungkin. 5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :  Mengenakan fasilitas kesehatan yabg ada dilingkungan keluarga.  Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. 5.

Tahap Evaluasi Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi

kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil dan pemberian asuhan keperawatan. Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut : 1) Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk menentukan adanya perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif

dan pengamat dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah ditetapkan mengenai proses atau hasil. 2) Memeriksa

laporan atau

record mengenai test diagnostik yang

menunjukkan perubahan dalam status kesehatan klien 3) Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit, wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting. 4) Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan untuk mengerti seperti kecakapan dalam membuat keputusan, menanggapi masalah dan menganalisa masalah. Untuk

menentukan

keberhasilan

suatu

tindakan

keperawatan

yang

diberikan pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam melakukan evaluasi adalah: Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan. Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi, palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan keperawatan. Analisa: Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan ditanggulangi. Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hash evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.

DAFTAR PUSTAKA Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC. Long, B. C. (1995).Perawatan medikal bedah. (Essential of medical surgical nursing), Penerjemah R. karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma rumahorbo, nurlina supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC

Related Documents


More Documents from "adelita"

Laporan Pendahuluan Seizure
February 2021 1
Lp Keperawatan Keluarga
January 2021 1
Pokja_kontrak.pdf
March 2021 0
Buku Bahasa Inggris Mts,smp
February 2021 0