Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1

  • Uploaded by: AlHikmahYaman
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Majalah Al Hikmah Yaman Edisi 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 24,635
  • Pages: 58
Loading documents preview...
SUSUNAN REDAKSI

SALAM REDAKSI

Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh Salam silaturrahmi, Para Pembaca budiman…. Alhamdulillah Wassyukru lillah, Tiada henti lisan ini Pelindung : berpuji kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan nikmatPengasuh Pon. Pes. Al Hikmah - Nya, terutama nikmat Iman dan Islam. Untaian syukur ini Bumiayu pula senantiasa terlantunkan, karena berkat-Nya Majalah Al Hikmah Yaman ini bisa tersaji dihadapan Anda sekalian Penanggungjawab : dalam edisi perdana dan menjadi sebuah terobosan baru bagi Ketua Al Hikmah Yaman 2013 Laskar Negeri Saba'. M. Fuad Mas’ud Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan keharibaan Nabi Agung Muhammad SAW. Sebagai sang Redaksi Ahli : pelopor ajaran Islam, sehingga cahaya kemuliaannya Fuad Zein terpancar ke seantareo dunia. Dan atas bimbingan Abu Bakar sunnahnyalah, kita bisa mengerti Syari'at Islam yang telah Waridin dideklarasikan sebagai undang-undang ilahi di setiap dimensi zaman dan tempat. Pimpinan Redaksi : Sebagai awal tongkat estapet kepengurusan Pelajar Abdul Rahman Malik Al Hikmah Yaman, dalam tahun ini segenap rekan-rekan sengaja mempersembahkan Majalah Al Hikmah Yaman Sekretaris : sebagai bukti kongkrit eksistensi para Alumni Pon. Pes. Al Tohirin Hikmah yang tengah mengembara di Negeri Seribu Wali, Bumi Hadhramaut, Yaman. Betapapun belum atau tidak Editor : memuaskannya buah karya ini, kami sudah berusaha M. Fuad Mas'ud memberikan yang terbaik demi Pondok Al Hikmah tercinta Lutfi Ahsanudin beserta segenap elemen di dalamnya, dari kalangan Ahmad Muwaffaq pengasuh, asatidz, abi dalem, dan santriwan santriwatinya. Adapun tema pada Majalah Al Hikmah Yaman edisi Lay Outer: perdana ini mengupas tentang “Budaya Hadhramaut”. Arman Malieky Memang terkesan asing bagi kalangan yang belum Apriyan berkunjung kesini, karenanya tema ini sengaja kami angkat Khoerus Sholeh untuk mempresentasikan pernak pernik kehidupan kami, lingkungan dan segala apapun yang berhubungan dengan Reporter : pendidikan di Provinsi Hadhramaut khususnya, atau Negara M. Khoirul Jadid Yaman secara umum. Ahmad Musyaffa’ Insya Allah, untuk kedepannya kami berusaha untuk tetap konsisten dalam menerbitkan Majalah Al Hikmah Distributor : Yaman untuk edisi-edisi berikutnya. Harapan kami, semoga Roby Adriyanto sekecil apapun buah karya dari kami ini, bisa bermanfaat dan Fathul Bari menginspirasi teladan bagi para pembacanya. Tak lupa kritik dan saran pembaca budiman siap kami tampung dan diupayakan untuk realisasi positif kedepannya. Syukron katsitron… wa jazakumulla khoiron… Wassalamu 'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

1

DAFTAR ISI Sebuah Persembahan untuk Pondok Pesantren Tercinta

Edisi Perdana

Majalah AL HIKMAH Yaman “Madrasah Hadhramaut; Manifestasi Metode Dakwah Berlandaskan Manhaj Nabawi”

Timbulnya beberapa golongan dan metode berdakwah saat ini merupakan sebuah bentuk kepekaan, keprihatinan dan tanggung jawab umat islam atas persoalan umat...

FIHRIS

“Mengaca Pada Kehidupan Sosial Budaya Hadhramaut” Menurut data historis, Hadhramaut merupakan daerah di mana nabi Hud AS diutus untuk kaum Ad' yang terkenal akan keperkasaanya...

“Pesona Senja Balqis” suara lembut itu melantun damai dari bibir seorang wanita berjubah hitam, terdengar menyentakan perhatian pak tua berjenggot putih yang tengah duduk di samping meja sambil membaca buku wirid sore Hal. 6 hari... Hal. 25

Hal. 3

Salam Redaksi.................1 Crew Redaksi...................1 Daftar Isi...........................2 Sajian Utama....................3 Artikel................................6 Kajian Ilmiah...................10 Opini...............................16 Refleksi...........................18 Profil...............................20 Teladan...........................23 Cerpen............................27 Culture............................30 1 2

Majalah Al Hikmah Yaman

Kisah Inspiratif........................34 Hikmah...................................38 Wirid.......................................41 Kisah......................................43 Tips.........................................45 Reportase...............................46 Qoshidah................................48 Kata Mutiara...........................49 Potret......................................50 Humor.....................................52 Puisi........................................53 Sensus Anggota Al HikmahYamah........................54

Edisi Perdana Oktober 2013

Sajian Utama

Madrasah Hadhramaut; Manifestasi Metode Dakwah Berlandaskan Manhaj Nabawi Oleh: Muhammad Fuad Mas’ud* Fenomena Semarak Dakwah Islam (Sebuah Kritik) imbulnya beberapa golongan dan metode berdakwah saat ini merupakan sebuah bentuk kepekaan, keprihatinan dan tanggung jawab umat islam atas persoalan umat yang sedang dihadapi saat ini. Permasalahan umat islam di pelbagai sendi kehidupan – terutama bidang ekonomi, sosial, dan politik – menjadi pemicu utama sebagian kalangan untuk mengeluarkan umat islam dari keterpurukannya. Cara yang digunakan mereka dalam melepaskan umat islam dari belenggu keterbelakanganpun berbeda-beda, mulai dari ajakan yang bersifat persuatif – baik tulisan maupun lisan – hingga pembentukan sebuah gerakan, ormas dan komunitas. Maka, Fenoemena seperti ini adalah modal awal umat islam untuk bangkit kembali meraih masa keemasannya yang hilang. Berangkat dari sini pula, lahir gerakan-gerakan islam yang memiliki background dakwah. Background atau label dakwah masih menjadi produk utama gerakan, ormas dan komunitas islam dalam menjalankan aktivitasnya. Dakwah yang disampaikanpun bersifat universal. Artiya, ajakan dan ajarannya diaplikasaikan ke semua kalangan tanpa terkecuali, baik itu muslim atau non-muslim. Maka jangan heran, jika kita melihat sebagian kalangan aktivis atau da'i islam yang berdakwah kepada kalangan umat islam itu sendiri. Lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dewasa ini patut diapresiasi dan didukung oleh semua kalangan, karena dakwah adalah bagian dari ajaran islam. Namun tidak lantas dengan itu, kita harus menerima semua ajakan atau dakwah yang ada saat ini. Sebagai insan akademisi atau tholibul ilmi, kita harus cerdas dalam memilih dan memilah arus dakwah yang berkembang saat ini. Maka dalam hal ini, budaya kritik dan otokritik – yang menjadi identitas kita – sangat berperan sebagai penyeimbang dan alat kontrol terhadap semarak dakwah yang berkembang, sehingga arus dakwah bisa dikendalikan sesuai prosedur tetap ajaran islam. Dan tentunya apa yang kita kritisi harus bisa membangun dan menyempurnakan apa yang dikritisi. Adapun kritik yang perlu disampaikan dalam menanggapi lahirnya gerakan-gerakan dakwah islam adalah kritik metodologi. Dakwah merupakan sebuah aktivitas dan rutinitas yang tidak lepas dari sebuah sistem dan metode. Maka dalam hal ini, sistem dan metode memiliki peran yang sangat penting dalam berdakwah. Oleh karenanya juga, sukses dan gagalnya aktivitas dakwah tergantung dari metode dan sistem yang digunakan. Orang akan tertarik dengan sebuah iklan atau barang jika cara mempromosikannya bisa diterima dan memikat hati orang tersebut. Begitu juga dengan dakwah, orang-orang akan berbondong-bondong mengikuti ajakan kyai, ustadz atau da'i apabila ajakan dan anjurannya mampu memikat hati mereka. Dan semua itu kembali kepada sistem dan metode yang digunkan. Menanggapi semarak lahirnya gerakan, ormas dan komunitas dakwah islam dengan berbagai metode yang digunakannya. Penulis bisa menyimpulkan bahwa, metode-metode yang digunakan oleh mereka setidaknya telah melahirkan tiga unsur atau nilai yaitu ekstrimisme, moderatisme dan liberalisme. Tiga unsur inilah yang melekat dalam dunia dakwah saat ini. Tanpa

T

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

3

Sajian Utama menyebutkan nama golongan atau ormas yang bergerak di bidang dakwah saat ini secara spesifik, kita bisa menilai golongan atau ormas mana yang memiliki unsur radikal, moderat atau liberal. Tindakan radikal secara terangterangan yang dilakukan oleh bebarapa ormas atau golongan dalam merubah tatanan hidup masyarakat dengan mengatas namakan dakwah islam telah menciderai nilai-nilai ajaran islam. Tidak sampai disitu, Radikalisme kelompok ini juga memunculkan tindakan takfir terhadap kelompok lain yang mengakibatkan perpecahan dan permusuhan dalam umat islam. Sifat merasa paling benar, menolak dialog dan meremehkan kelompok lain adalah identitas kelompok ini. Maka slogan “Kembali kepada Al Quran dan Al Sunnah” yang sering diusung oleh kelompok ini hanyalah kedok dan omong kosong belaka atau bisa dikatakan “kalimatun haq urida biha al batil”. Kelompok yang satu ini merupakan kelompok yang ekstrim. Disisi lain, kita juga sering dihadapkan dengan golongan dakwah yang memiliki konsep berfikir yang melewati batas ketentuan agama. Kelompok ini bahkan berani melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat qoth'I (pasti) dalam ajaran islam, dan Keberanian ini pula yang membawa mereka bebas berekspresi dan bereksplorasi dalam menafsiri ayat-ayat al quran. Desakralisasi ayat-ayat Tuhan merupakan alat dalam memahami agama bagi kelompok ini, sehingga pemahaman dalam beragama bisa sesuai dengan tuntutan zaman menurut mereka. Koridor-koridor ajaran islam yang telah jelas dilanggar oleh kelompok ini hanya karena slogan tajdid (pembaruan atau rekonstruksi) terhadap ajaran islam. Maka dalam hal ini, sering sekali mereka mengkritisi dan menentang konsep-konsep ulama dalam memahami Al Quran dan As Sunnah, dan kritik yang disampaikanpun berlandaskan pada dalil-dalil yang lemah secara kaidah penggalian hukum (usul fikh). Berangkat dari pandangan seperti ini, penulis memasukan kelompok ini ke dalam golongan yang memiliki pandangan liberal dalam 41

Majalah Al Hikmah Yaman

melaksanakan dakwahnya. Terlalu sempit dalam memahami syariah bukan merupakan tindakan yang ideal, karena hal tersebut merupakan cikal bakal tumbuhnya pemahaman yang radikal dan ekstrim terhadap syariah. Begitu juga dengan pemahaman syariah yang terlalu vulgar dan bebas tanpa batasan yang mengakibatkan syariah tidak memiliki otoritas dalam menetukan aktivitas dan rutinitas manusia. Maka dalam pandangan ini, syariah hanyalah sebuah aturan yang bersifat relatif yang bisa dirombak dan diubah kapan saja. Kedua k o n s e p b er fi k i r k elo m p o k i n i d ala m menjalankan aktivitas dakwahnya tidaklah sesuai dengan tuntunan islam, bahkan kedua kelompok ini bisa mengeleminsai ajaran islam itu sendiri. Jika kita meninjau kembali sejarah dakwah Rasulullah saw, maka tidak ada satu catatan sejarah yang menunjukan, bahwa dakwah islam dibangun oleh konsep berfikir seperti itu. Namun yang tercatat dalam sejarah, bahwa dakwah islam dibangun oleh sifat yang santun, mengedepankan dialog, tanpa paksaan, toleransi tanpa tafrith dan ifroth. Konsep at tawasut (moderat) adalah asal dari dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah saw, sehingga hal itu adalah harga mati yang harus dipegang dalam berdakwah. Namun irosnisnya, konsep tersebut sudah jarang kita temui di kelompok, golongan atau ormas dakwah yang berkembang dewasa ini. Justru yang marak saat ini adalah dakwah yang bernilaikan ekstrimisme dan liberalisme. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat mengalami dilematis dalam menentukan sebuah kebenaran ajakan islam antara yang ekstrim dan liberal. Dan hilangnya golongan dakwah yang moderat saat ini memaksa masyarakat berada dalam dua pilihan yang salah. Maka tidak heran jika intoleransi antar umat, radikalisme, perpecahan, penyelewengan dan jual beli ajaran agama telah menghiasi potret kehidupa masyarakat saat ini. Kembali menuju ajaran dakwah yang moderat adalah solusi untuk mengembalikan umat ke jalur aslinya. Resosialisasi unsur

Edisi Perdana Oktober 2013

Sajian Utama radikal dan liberal dalam berdakwah harus ditanamkan dalam diri kita semua, hal itu bisa dimulai dengan melakukan dakwah yang santun, bijak dan penuh dengan unsur moderat. Moderatisme dalam berdakwah merupakan model dakwah yang ideal saat ini. Terakhir, saya akan menjelaskan sebuah sample dakwah yang moderat dari Madrasah Hadhramaut, sebagai solusi dari kritik metodologi dakwah dalam tulisan ini. Namun tidak lantas hal ini menjadi sample satu-satunya yang menggambarkan moderatisme dakwah islam saat ini. Dan penulis yakin masih banyak madrasah, golongan atau kelompok yang masih eksis menyebarkan ajaran islam secara moderat. Madrasah Hadhramaut; Kristalisasi Dakwah Ala Nabi Muhammad saw Madrasah hadromaut adalah istilah dari sebuah cara pandang dalam menjalankan aktivitas dakwah dan keilmuan yang dilakukan oleh ulama dari Hadhramaut. Muhammad Ba Dzeb, pakar sejarah Hadhramaut mengartikan Madrasah Hadhramaut sebagai sebuah metode dan potret hidup yang melekat dalam jiwa ulama Hadhramaut sebagai sarana berdakwah dan menjalankan ajaran agama. Dewasa ini, istilah tersebut telah menjadi identitas dari ulama dan santri yang memiliki ikatan emosional dengan Madrasah Hadhramaut. Dalam sejarahnya, Madrasah Hadhramaut terlahir dari hasil kristalisasi pemikiran dan aktivitas dakwah Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir (345 H), keturunan nabi Muhammad saw dari sayidina Husein RA. Pergolakan politik pada masa itu – tepatnya sekitar tahun 317 H – membuat Imam Al Muhajir pindah dari Basyroh, Iraq. Dan tempat terakhir yang dipilih Imam Al Muhajir adalah lembah Hadhramaut. Maka dari lembah inilah, awal mula tumbuhnya pengaruh dakwah dan pemikiran Imam Al Muhajir ke seantero dunia. Karakter islam yang rahmatan lil alamin menjadi landasan utama dan modal dasar Imam Al Muhajir dalam menyebarkan islam pada waktu itu. Islam adalah agama yang santun, lembut dan penuh kasih sayang bagi pandangannya, sehingga cara dan langkah yang digunakan untuk mengajak orang masuk ke dalam lingkaran ajaran islam harus sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dakwah yang dibungkus dengan unsur radikalisme, paksaan dan melanggar norma agama yang fundamental bukanlah cara yang ditempuh oleh Imam Al Muhajir untuk mengajak masyarkat pada waktu itu, karena hal itu sangat jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Imam Al Muhajir berhasil membangun masyarkat yang agamis, berakhlak, dan sederhana melalui seruan dan aktivitasnya. Keberhasilan dakwah Imam Muhajir terus ditiru dan dilanjutkan oleh para keturunannya, Mulai dari Imam 'Ubaidillah bin Ahmad bin Isa, Al Faqih Al Muqoddam, Syekh Abu bakar As Sakron, Syekh Umar Al Muhdhor, Syekh Abu bakar bin Salim, Imam Al Hadad dan lain-lainnya. Estafet dakwah yang dilakukan oleh keturunan Imam Al Muhajir masih senada dengan ajaran islam yang rahmatan lil 'alamin, sehingga tidak ada perbedaan cara atau langkah yang ditempuh oleh mereka dalam berdakwah. Nilai rohmatan lil alamin menjadi titik temu (al jam'i al musytarok) antara pendahulu dan penerusnya dalam berdakwah. Nilai-nilai rohmatan lil 'alamin ajaran islam yang dipegang oleh bani alawiyyin – istilah bagi keturunan Imam Al Muhajir dari garis Imam Muhammad bin Ali Kholi' Qosam, bukan istilah yang dipakai oleh sekte Syi'ah – terus terpatri dalam diri mereka dan menyebar dikalangan umat islam. Puncaknya adalah tersebarnya ajaran islam diseluruh dunia, khususnya nusantara melalui dakwah para Wali Songo yang merupakan keturunan dari Saadah Ba 'alawi. Islam yang dibawa mereka adalah islam yang penuh kasih sayang, cinta kasih dan senyuman, bukan islam yang bersarungkan pedang. Berislam secara moderat adalah jargon dakwah yang disampaikan oleh Madrasah Hadhramaut, hal itu adalah manifestasi dari ayat suci al quran, surat al baqoroh ayat 143 dan kristalisasi dari dakwah nabi Muhammad saw. Terakhir, sudah saatnya potret islam yang moderat, santun dan toleran harus ditempel di dinding rumah kita semua, sehingga langkah, tindakan dan ucapan kita bisa terus terukur dengan nilai-nilai tersebut. Wallahu 'alam #. Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

5

ARTIKEL

Mengaca Pada Kehidupan Sosial Budaya Hadhramaut Oleh : Lutfi Ahsanudin Musium Al Katsiry, kota Seiyun, Hadhramaut

A. Pendahuluan Islam yang notebenya merupakan agama penyempurna bagi agama-agama sebelumnya telah banyak memainkan perannya di muka bumi ini dalam konteks History of Religion-nya, sehingga lebih dari dua pertiga daratan bumi ditemukan masyarakat yang memeluk agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Bukan dengan cara ikrohan dan unwatan, akan tetapi dengan cara luthfan dan rahmatan dalam penyebarannya untuk mengajak bahwa tidak ada tuhan yang pantas disembah kecuali Allah Swt. Sebelum nabi Muhammad pun syi'ar pengesaan Allah Swt. lewat para utusan-Nya telah menggema di muka bumi ini, tak terkecuali bumi Hadhramaut yang merupakan daerah selatan Jazirah Arab. Menurut data historis, Hadhramaut merupakan daerah di mana nabi Hud AS diutus untuk kaum Ad' yang terkenal akan keperkasaanya. Al-Qur'an menyebutkan Hadhramaut sebanyak 17 kali dengan nama al-Ahqof yang berarti bukit-bukit pasir atau lembah pasir. Kaum Ad' dianggap sebagai populasi manusia pertama di muka bumi yang menempati Hadramuat. Beribu-ribu sejarah telah terukir di tanah ini sejak Hadhrmaut kuno yaitu pada masa nabi Hud AS sampai masa hijrahnya keturunan Rasulullah Ahmad bin Isa yang bergelar al-Muhajir Illahh dari Iraq karena fitnah ajaran Syi'ah yang berkembang pesat disana. Dari beliaulah Hadhramaut yang tadinya berkembang pesat aliran Ibadhiyyah, Syi'ah dan Khawarij menjadi aliran Ahlussunnah wal Jama'ah. Dari situlah kehidupan sosial budaya Islam Ahlussunnah di Hadharamaut sangat ketara berkat tangan handal para wali Allah dan ulama di bumi tersbut. Dan sampai sekarang Hadhramaut di kenal dengan wilayah yang mayoritas di huni oleh para habaib atau para keturunan rasulullah SAW. B. Sejarah Singkat Hadhramaut Pra Islam dan Pasca Islam Pra Islam, Hadhramuat merupakan wilayah kerajaan yang sangat di takuti oleh bangsa lain. Sejak wafatnya nabi Hud AS, Hahdhramut di bawah kerajaan Qahthan yang masyaraktanya menyembah berhala yang berkuasa sekitar 10-18 abad SM. Dari dinasti inilah semua keturunan bangsa Arab dan suku Arab di muka bumi ini berasal. Dinasti ini berasal dari nama seorang keturunan nabi Nuh AS yang bernama lengkap Qahthan bin 'Abir bin Syalekh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Salah satu anak keturunannya berjuluk Hadhramaut karena setiap hadir perang dari pihak musuh banyak korban berjatuhan. Maka tanah itu dinamakan Hahdramaut. Dan masih banyak lagi pendapat ulama sejarah tentang asal muasal nama Hadhramaut. Selain Hadhramaut masih banyka lagi keturunan-keturunan Qahthan, diantarnya Ya'rib bin Qahthan, saudara tua Hadhramaut sang penguasa agung negeri Saba' (sekarang Ma'rib). Kekuasaan dinasti Qahtan terus berlanjut di Hadharamut selama berabad-abad sampai akhirnya dikuasai dinasti Ma'in yang juga masih keturuna dari dinasti Qahthan. Dinasti selanjutnya yang berkuasa didaerah Yaman adalah dinasti Ma'in yang berkuasa dari 1500-850 tahun SM. Kemudian dinasti Saba'-yang sangat terkenal dengan bendungannya untuk irigasi pertanian negerinya-sebagimana yang dituturkan dalam Al- Qur'an ketika kaum 1 6

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Saba' di munaskan karena kufur akan nikamat Allah Swt. Dinasti ini berkuasa sejak 850-115 tahun sebelum Islam. Dinasti Himyar kemudian mengambil alih kekuasan wilayah ini mulai dari tahun 165 SM-525 M yang mana dinasti ini terkanal akan kafasihan dalam bahasa Arab fushahnya. Himyar salah satu daerah di negeri Saba'. Sebagian orang malah menyebutnya Saba', bukan Himyar. Dinasti Himyar berdiri setelah Dinasti Saba' sekitar 165 SM hingga 525 M. Ibu kotanya Dzafar. Orang-orang Habasyah (Afrika) pernah menyerang dan meruntuhkan Dinasti Himyar. Namun kemudian mereka diusir dan kekuasaan direbut kembali oleh keturunan Himyar. Pahlawan Arab yang populer saat itu adalah Saif bin Dzi Yazin al-Himyari yang disokong Persia (Iran dan sekitarnya). Persia menguasai pemerintahan di Yaman, Hadhramaut, Iraq, dan Bahrain sampai era kedatangan Islam. Raja-raja yang paling terkenal sebagai penguasa Hadhramaut kala itu adalah Syamar Yar'asy (dijuluki dengan nama Raja Saba' dan Raja Dzi Raidan), raja Hadhramaut, dan Syarahbil bin Ya'fubin Abi Karib As'ad yang menguasai Dinasti Dzi Raidan Hadhramaut dan Yamanat (Yaman). Dialah raja yang membangun bendungan Ma'rib pada pertengahan abad kelima masehi. Setelah runtuhnaya dinasti Himyar, Yaman di bawah dua kerajaan yang berkuasa; dinasti Hadhramaut dan dinati Kindah. Dari dua dinasti ini, terlahir raja-raja bak jamur tumbuh subur dari tahta ke tahta sampai datangnya Islam. Ketika Islam datang, Hadhramaut masih tetap dikuasai oleh raja-raja dari kedua dinasti tersebut. Diantara raja yang paling terkenal adalah Jamada, Masyraha, Makhusha dan Ratu 'Amrada. Dan pada dinasti Kindah inilah Islam mulai muncul di daerah Hadhramaut dan sekitarnya setelah masyarkat dinasti Kindah mendengar telah datang utusan dari Allah yang akhirnya mereka memutuskan untuk berpergian menuju Madinah sekitar tahun 10 H menempuh beratus-ratus kilo yang di pimpin oleh Asy'ast bin Qois Al-Kindy yang menikah dengan saudari Abu Bakar RA yang bernama Ummu Farwa binti Abu Quhafa. Nabi juga meminang saudari Asy'ast yang bernama Qatilah binti Qois akan tetapi Asy'ast meninggal dunia sebelum Qatilah datang ke Madinah.

“ Setelah runtuhnya dinas Himyar, Yaman di bawah dua kerajaan yang berkuasa; dinas Hadhramaut dan dinas Kinda”. Mulailah terjalin hubungan persaudaraan Islam antara Madinah dan Yaman khussunya Hadhramaut sehingga Rasulullah mengutus para sahabat ke Yaman dan sekitarnya untuk mengajarkan dan menyebarkan Islam secara universal dengan tujuan agar visi dan misi agama Islam bisa terealisasikan. Muadz bin Jabal dan Abu Musa al-Asy'ari adalah tokoh pertama dalam penyebaran Islam di kawasan Arab selatan yang diutus oleh nabi. Dari riawayat Ubaid bin Shokr, Ibn Hajar mengatakan bahwa Muadz ketika diutus nabi, dia tiba di daerah as-Sukun dan Abu Musa al-Asy'ari tiba di daerah as-Sakaasik sampai kedunya bertemu dan akhirnya mereka tiba di Hadhramaut (untuk menyebarkan Islam). Selain mereka berdua, nabi juga mengutus sahabat Ziyad bin Lubaid al-Anshariy al-Khazrajiy RA ke Hadhramaut langsung. Dia mengahabiskan waktunya di daerah Tarim dan Syibam sejak akhir masa nabi sampai khalifah Umar bin Khattab . Sampai akhirnya Islam bertahun tahun berada di Hadhramaut dengan pasang surut problematika mulai dari kasus murtadnya sebagian orang-orang Islam pada masa Abu Bakar, sampai munculnya fitnah yang meyebabkan aliran Ibadhiyyah dan Syi'ah serta Khawarij masuk di wilayah tersebut. Di mulai setelah hijrahnya Ahmad bin Isa al-Muhajir ke Yaman dan bertempat di daerah Dau'an (Provinsi Hadhramaut sekrang) pada tahun 317 H setelah meninggalkan Makkah dan Madinah yang sebelumnya disinggahi kemudian menlanjutkan perjalannya karena ada fitnah

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

7

Gharamithah, mulalilah ajaran Islam Ahlussunah yang dibawanya merebak luas dan menggeser posisi Syi'ah dan Khawarij serta Ibadhiyyah di sana, walaupun masih ditemukan kaum minoritas yang memeluk aliran tersebut. Sampai akhirnya banyak dari keturunan Ahmad bin Isa yang menjadi ulama dan wali serta dai-dai di kawasan tersebut bahkan penyebar Islam ke Nusantara, Asia Timur dan Tenggara. Dari situlah mulai kelembutan dan kearifan Islam tumbuh di kawasan Hadhramaut sampai sekarang, walaupun setelah Islam masuk Hadharamaut masih dibawah kekuasaan kerajaankerajaan Islam. Dan berpuluh-puluh juta keturunan Ahmad bin Isa yang di kenal dengan sebutan habaib mejadi tonggak utama berkembanganya corak sosial budaya Islam yang berhaluan Ahlussunah wal Jama'ah. Dengan kelembutan dan keramahannya menjadikan masayarkat Yaman dan Hadhramaut khususya menjadi lebih ramah, santun, sopan dan sangat menghormati. Hal ini sudah di buktikan oleh nabi jauh-jauh sebelum Islam menyeluruh di kawasan tersebut dengan sabdnya :“Datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka lebih ramah perasaannya dan lebih lembut hatinya, iman adalah pada penduduk Yaman, dan hikmah kemuliaan ada pada penduduk Yaman .” (HR Bukhari). C. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Hadharmaut ecara sosial masyarakat Hadhramaut merupakan masyarakt Islam yang masih sangat memegang teguh syari'at agama dan memegang teguh apa-apa yang di lakukan para ulama Hadhramaut sejak dulu. Itu terbukti dengan banyaknya ritualritual keagamaan yag mereka lakukan yang kemungkinan tidak akan ada di negara Islam lainnya di dunia ini. Acara agama tersebut merupakan hasil dari ijtihad ulama dulu yang dilestarikan dengan jalan mengadakan perayaan setiap tahun. Sebut saja seperti shalat qodlo shalat maktubah berjumlah 17 raka'at yang dilaksanakan pada hari Jum'at akhir setiap bulan Ramadhan di 'Inat (daerah di provinsi Hadhramaut). Shalat tersebut dijalankan oleh mayoritas masyarkat Hadhramaut yang merupakan hasil dari ijtihad Habib Syeikh Abu Bakar bin Salim dengan tujuan agar berjaga-jaga manakala sewaktu-waktu ada shalat lima waktu yang lupa tidak didirikan semenjak satu tahun sebelumnya. Bukan untuk sengaja meninggalkan shalat dalam masa satu tahun tersebut dan kemudian di qadlo pada hari itu. Berbeda dengan halnya jika ada seseorang ingat bahwa ada shalat wajib yang belum ia didirikan, maka wajib hukumnya untuk mengqadlanya. Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial keagamaan di Hadhramaut. Dalam segi budaya secara umum, Hadhramaut ibarat kertas putih yang sama seklai tidak dijamah oleh budaya lain, apalagi budaya Barat. Islam masih menjadi satu-satunya manifestasi budaya di Hadhramaut yang masih kental. Tak heran jika sebagian golongan menganggap Hadhramaut adalah Islam yang sangat kolot, bahkan Islam yang Ortodok dan Radikal. Sebenarnya dalam Islam tidak ada label Islam Tradisonal, Islam Moderat, Islam Radikal, apalagi Islam Liberal. Itu hanya terminologi yang dilabelkan oleh kaum Barat. Karena agama Islam semuanya berlandaskan Al-Qur'an dan hadist-hadist nabi yang senantiasa mengedepankan sifat toleransi dan keramaahan kepada setiap mahluk. Islam pun tidak memaksa kepada seseorang untuk memeluk agama Islam. Memang substansi istilah-istilah penggolongan Islam itu ada dan muncul di kaum muslimin. Hal itu karena perbedaan interpretasi setiap individu muslim yang terkadang agak nyeleneh dan tidak sejalan dengan mayoritas ulama pendahulu. Bukan karena Islam itu turun dari Allah Swt. dan sudah digolong-

S

8 1

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

golongkan seperti itu. Dalam segi sosial keagaaman, hadharim (sebutan untuk orang-orang Hadhramut) senantiasa berpegang teguh pada syariat Islam. Terbukti dengan banyaknya kaum wanita yang masih memepertahnkan syari'at untuk memakai cadar dan untuk tidak keluar rumah kecuali ada hal yang mendesak. Walaupun itu dianggap sangat kolot, tapi itu merupakan bukti bahwa syari'at masih dipegang secara totalitas. Bukan malah membuktikan bahwa mereka itu lebih suci dari yang tidak bercadar. Terlepas dari kedinamisan dan elastifitas syari'at Islam (murunat assyariah al-islamiyah) yang membolehkan wanita tidak memakai cadar dengan landasan lebih mengedepankan maslahat hubungan sosial kemasyaraktan agar selalu berdampingan dengan damai satu sama lain, wanita yang memakai cadar tidak selayaknya dimarginalkan atau dikucilkan bahkan dihina terutama para wanita di kota Tarim Hadhramaut. Kalau kemashlahatan dan hak asasi manusia setiap individu menjadi tolak ukur dan landasan diperbolehkannya wanita tidak memakai cadar, para wanita yang memakai cadar pun itu memandang bahwa kemashlahatan-karena maraknya maksiat dan fitnah sehingga mereka bercadar-dan hak asasi manusia merupakan tolak ukur dan landasan mereka untuk mempertahankan mereka bercadar. Jika wanita yang tidak bercadar beralasan karena mengedepankan kemashlahatan dan HAM, apakah salah mereka yang bercadar beralasan seperti itu juga?. Tidak ada yang salah antara yang bercadar dan tidak bercadar selama keduaduanya masih berpegang dengan syari'at Allah Swt. karena kemungkinan yang bercadar tidak lebih mulia di sisi Allah dari pada yang tidak bercadar dan sebaliknya. Begitu juga orang yang berjubah tidak lebih mulia di sisi Allah Swt. dari pada yang tidak berjubah dan sebaliknya. Dalam ranah pendidikan, masyrakat Hadhramaut mayoritas mengedapankan belajar syari'at Islam. Itu di tandai dengan banyaknya lembaga pendidikan baik yang berupa Universitas ataupun Rubath-Rubath (pesantren), didirikan di Hadhramaut terutama kawasan Tarim yang terkenal dengan kota pendidikan yang pernah dinobatkan oleh dunia Internasional sebagai Capital of Islamic Culture pada tahun 2010. Ada sebagian masyarakat yang tentu saja memprioritaskan untuk mendalami sains dan tekhnologi. Itu pun setelah putra dan putri mereka dididik agama sejak kecil. Itulah keseimbangan antar ilmu agama dan ilmu sains yang keduaduanya harus melekat pada setiap individu muslim agar Islam menjadi agama yang bertengger di posisi paling atas sebagaimana Islam dulu di spayol. Walhasil, masyarakat Hadhramaut tidak mengedapankan ilmu agama saja. Bahkan banyak dari putra-putra tokoh masyarakat dan habaib Hadhramaut digembleng ilmu sains dan tekhnologi setelah mereka dibekali ilmu keagamaan yang menjadi bekal mereka daalam kehidupan bersosial dan bermasyarkat. D. Saatnya Nusantara berkaca pada Hadhramaut udah tidak diragukan lagi bahwa Islam masuk ke Nusantara terutama Jawa dibawa oleh penyebar Islam dari Hadhramaut setelah mereka singgah di daerah Gujarat India yang dipelopori oleh keluarga besar Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat, beliau masih keturunan Syekh Muhammad Shahib Mirbath dari Hadramaut. Mereka memutuskna untuk melanjutkan berlayar menuju kawasan Asia Tenggara setelah India diduduki kolonial Inggris pasca dibuknya terusan Suez (qanatus suwais) di Mesir yang berdampak banyaknya kolonial Eropa yang berkeinginan untuk melakukukan invasi di daerah Asia. Dari situ dapat dismpulkan, bahwa “nenek moyang” dan “orang tua” orang-orang Islam Indonesia adalah hadharim. Sangatlah riskan dan ironis jika seorang anak tidak mencerminkan sifat orang tuaya. Menurut ahli kedokteran pun mengatakan bahwa genetika dari seorang bapak atau ibu pasti akan menurun ke anaknya. Kalau begitu, orang Islam Indonesia sudah pasti ada sifat genetika dari orang Islam Hadhramaut seperti keramahan dan kesantunannya. Akan tetapi, sifat-sifat itu seolah mulai luntur dalam jiwa muslim Indonesia. Bersambung ke halaman 24...

S

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

9

KAJIAN ILMIAH

VALIDITAS BID'AH HASANAH VERSI SHUFIYYAH Oleh: Abu Bakar Juri, Bsc. A. Prolog Islam adalah satu-satunya agama yang mampu berjalan selaras dengan perkembangan zaman. Tabiat manusia yang berbeda-beda tidak menjadikan Islam lemah dalam menghadapi zaman yang selalu berkembang ini. Hanya dengan 6666 ayat dan 60000 hadits (kurang lebih), Islam sanggup mengatur semua literatur kehidupan manusia, baik yang bersifat religi maupun non-religi, karena ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut bersumber dari dzat pengatur alam semesta. Al-Qur'an, kitab suci umat islam dan As-Sunnah akan selalu eksis dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berkembang, sehingga tidak ada satu kejadianpun di dunia ini, melainkan Allah SWT telah menetapkan hukumnya. Tetapi dengan ayat dan hadits yang sangat terbatas, bagaimana islam menyikapi kejadian-kejadian baru yang silih berganti?. Para ushuliyyin telah membukukan kaidah-kaidah ushul sebagai alat untuk menggali hukum dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga semua problematika kehidupan manusia bisa terjawab sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Seperti kaidah “Al-amru Yaqtadhi Al-wujub”, “Annahyu Yaqtadhi Al-fasaad” dan pengklasifikasian lafadz menjadi universal dan spesifik, serta lain sebagainya. Sehingga dengan kaidah-kaidah tersebut, kiranya seorang mujtahid bisa menggali hukum untuk semua problematika masyarakat yang silih berganti. Hal baru yang terjadi ditengah masyarakat, terkadang tidak kita dapati nash Al-Qur'an atau Hadits yang secara terang mengulas hukum hal tersebut, namun itu bukan berarti hukum tersebut tidak ada dalam Al-Qur'an atau As-Sunnah, melainkan disana terdapat nash-nash yang bersifat universal yang mencakup kejadian tersebut, atau terkandung dalam sebuah nash secara implisit yang tidak bisa dipahami kecuali oleh orang-orang tertentu, yang memiliki kadar ilmu yang luas. Hal-hal yang demikian juga banyak menjadi asas perselisihan antar satu golongan dengan lainnya, karena setiap individu tentunya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menyikapi masalah baru yang tidak termaktub hukumnya secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau As-Sunnah, sehingga dari sudut pandang yang berbeda inilah menghasilkan hukum yang berbeda juga. Tetapi perbedaan tersebut kiranya tidak pantas untuk dipermasalahkan, selagi perbedaan tersebut masih pada masalah ijtihadiyah dan masih dalam koridor kaidah-kaidah syari'ah. Perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar, karena perbedaan adalah fitrah manusia yang sudah terjadi sejak zaman awal islam yaitu zaman para sahabat. Yang sangat disayangkan, terkadang kita dapati beberapa golongan yang tidak mempunyai etika dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut, sehingga hanya caci makian saja yang keluar dari mulut mereka, bahkan berani mengklaim orang yang berideologi beda dengan mereka sebagai golongan yang sesat dan keluar dari koridor syari'ah, padahal masalah yang mereka perdebatkan adalah masalah yang bersifat Ijtihadiyah. Diantara sebab terjadinya perselisihan pendapat yang berakibat caci makian terhadap golongan lain adalah "tuduhan BID'AH DHOLALAH", yaitu anggapan bahwa "Semua hal baru 1 10

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

yang terjadi dan tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalah Bid'ah dan semua Bid'ah adalah kesesatan". Maka berangkat dari tuduhan ini, banyak dari mereka yang mengingkari golongan lain tanpa didasari dengan etika, sampai berani melontarkan tuduhan kafir kepada saudara semuslimnya. Padahal jika mereka mau menelaah kembali makna Bid'ah dengan benar, niscaya mereka akan sadar bahwa tidak semua hal baru yang terjadi sekarang ini adalah Bid'ah Dholalah, apalagi jika didasari dengan kaidah-kaidah ushuliyah yang sudah dibukukan oleh Ushuliyyin, maka sesungguhnya sebagian dari hal-hal tersebut masuk dalam keuniversalan sebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit, sehingga tidak termasuk kategori Bid'ah Dlolalah, melainkan masuk kategori hal yang masyru' atau Bid'ah Hasanah. Berangkat dari sini, penulis tergugah untuk mengulas makna Bid'ah yang menjadi asas perselisihan antar mereka, apakah benar semua hal baru yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang tidak pernah ada di zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih menyandang satu predikat yaitu haram – seperti yang dipahami oleh sebagian golongan – atau tidak semua hal yang baru berpredikat haram?, karena mungkin saja hal tersebut masuk dalam keuniversalan sebuah teks ayat atau hadits, atau tersirat secara implisit. B. DEFINISI BID'AH 1. Bid'ah secara Etimologi Bid'ah ditinjau dari segi etimologi, mempunyai arti lebih luas dari Bid'ah secara terminologi, karena definisi Bid'ah jika ditinjau dari segi etimologi mencakup semua hal baru, baik hal tersebut positif, ataupun negatif dimata syari'at. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan beberapa nash para ulama dalam mendefinisikan bid'ah secara etimologi: Imam Nawawi mendefinisikan bid'ah secara etimologi: .‫ ھﻲ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻋﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻏﯿﺮ ﻣﺜﺎل ﺳﺎﺑﻖ‬:‫ﻗﺎل أھﻞ اﻟﻠﻐﺔ‬ “Setiap sesuatu yang dikerjakan, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan sepadannya” Imam Al-Izz Bin 'Adbissalam mendefinikanya dengan: .‫اﻟﺒﺪﻋﺔ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻟﻢ ﯾﻌﮭﺪ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‬ “Mengerjakan sesuatu yang tidak diketahui pada zaman Nabi SAW” Imam Ibn Hajar Al-Asqolany mendefinisikannya dengan: .‫ﻛﻞ ﺷﻲء أﺣﺪث ﻋﻠﻰ ﻏﯿﺮ ﻣﺜﺎل ﯾﺴﻤﻰ ﺑﺪﻋﺔ ﺳﻮاء ﻛﺎن ﻣﺤﻤﻮدا أو ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ‬ “Setiap sesuatu yang diadakan, yang tidak terdapat sepadannya, baik sesuatu tersebut terpuji ataupun tercela”. Dari uraian beberapa definisi Bid'ah diatas, bisa kita tarik benang merah bahwa para ulama sepakat dalam pemaknaan Bid'ah secara etimologi yaitu “Hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada atau ditemukan”. Dan mereka juga sepakat bahwa Bid'ah secara etimologi memiliki makna yang sangat luas karena mencakup semua hal baru, baik terpuji ataupun tercela. Berangkat dari arti etimologi ini, sebagian ulama -diantaranya Imam Syafi'I, Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany- mengklasifikasi Bid'ah menjadi Hasanah dan Sayyi'ah, atau mahmudah dan madzmumah. Sebagian yang lain -seperti Al-Imam Al-'Izz Bin Abdissalam- mengklasifikasi Bid'ah menjadi lima bagian, sesuai dengan hukum Syari'ah yaitu Wajibah, Mandubah, Mubahah, Makruhah, Muharromah. Dan cara untuk mengetahui bahwa Bid'ah tersebut masuk kategori wajibah, makruhan, mubahah dsb. dengan menimbang hal baru tersebut dengan Qowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika masuk pada kaidah wujub maka Bid'ah tersebut adalah Bid'ah Wajibah begitu juga seterusnya. Pengklasifikasian Bid'ah oleh para ulama diatas, atas dasar bahwa Bid'ah secara etimologi mempunyai makna yang sangat luas sehingga mencakup semua hal baru, baik bersifat terpuji ataupun tercela. Demikian nash-nash mereka yang mengklasifikasi Bid'ah menjadi mahmudah dan Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

11

‫‪madzmumah, atau menjadi lima bagian sesuai dengan hukum syari'ah:‬‬ ‫‪Imam Nawawi berkata mensyarahi hadits Jabir dalam kitab al-Minhaj (Syarh‬‬ ‫‪Annawawy), Bab: Takhfifussholah Wal-Khutbah:‬‬ ‫ﻗﻮﻟﮫ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‪) :‬وﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ(‪:‬‬ ‫ھﺬا ﻋﺎم ﻣﺨﺼـــــــــﻮص‪ ،‬واﻟﻤﺮاد ﻏﺎﻟﺐ اﻟﺒﺪع‪ .‬ﻗﺎل أھﻞ اﻟﻠﻐﺔ‪ :‬ھﻲ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻋﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻏﯿﺮ ﻣﺜﺎل ﺳﺎﺑﻖ‪ .‬ﻗﺎل اﻟﻌﻠﻤﺎء ‪:‬‬ ‫اﻟﺒﺪﻋﺔ ﺧﻤﺴـــــﺔ أﻗﺴــــــﺎم‪ :‬واﺟﺒﺔ‪ ،‬وﻣﻨﺪوﺑﺔ وﻣﺤﺮﻣﺔ‪ ،‬وﻣﻜﺮوھﺔ‪ ،‬وﻣﺒﺎﺣﺔ‪ .‬ﻓﻤﻦ اﻟﻮاﺟﺒﺔ‪ :‬ﻧﻈﻢ أدﻟﺔ اﻟﻤﺘﻜﻠﻤﯿﻦ ﻟﻠﺮد ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻼﺣﺪة‬ ‫واﻟﻤﺒﺘﺪﻋﯿﻦ وﺷﺒﮫ ذﻟﻚ‪ .‬وﻣﻦ اﻟﻤﻨﺪوﺑﺔ ‪ :‬ﺗﺼـــﻨﯿﻒ ﻛﺘﺐ اﻟﻌﻠﻢ‪ ،‬وﺑﻨﺎء اﻟﻤﺪارس واﻟﺮﺑﻂ وﻏﯿﺮ ذﻟﻚ‪ .‬وﻣﻦ اﻟﻤﺒﺎح‪ :‬اﻟﺘﺒﺴــــﻂ ﻓﻲ أﻟﻮان‬ ‫اﻷطﻌﻤﺔ وﻏﯿﺮ ذﻟﻚ‪ .‬واﻟﺤﺮام واﻟﻤﻜﺮوه ظﺎھﺮان‪ .‬وﻗﺪ أوﺿﺤﺖ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﺑﺄدﻟﺘﮭﺎ اﻟﻤﺒﺴﻮطﺔ ﻓﻲ ﺗﮭﺬﯾﺐ اﻷﺳﻤﺎء واﻟﻠﻐﺎت‪ ،‬ﻓﺈذا ﻋﺮف‬ ‫ﻣﺎ ذﻛﺮﺗﮫ ﻋﻠﻢ أن اﻟﺤﺪﯾﺚ ﻣﻦ اﻟﻌﺎم اﻟﻤﺨﺼـﻮص‪ .‬وﻛﺬا ﻣﺎ أﺷﺒﮭﮫ ﻣﻦ اﻷﺣﺎدﯾﺚ اﻟﻮاردة‪ ،‬وﯾﺆﯾﺪ ﻣﺎ ﻗﻠﻨﺎه ﻗﻮل ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب رﺿﻲ‬ ‫ﷲ ﻋﻨﮫ ﻓﻲ اﻟﺘﺮاوﯾﺢ‪ :‬ﻧﻌﻤﺖ اﻟﺒﺪﻋﺔ‪ ،‬وﻻ ﯾﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﻛﻮن اﻟﺤﺪﯾﺚ ﻋﺎﻣﺎ ﻣﺨﺼـــــــــــﻮﺻﺎ‪ .‬ﻗﻮﻟﮫ‪ ) :‬ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ( ﻣﺆﻛﺪا )ﺑﻚ(‪ ،‬ﺑﻞ ﯾﺪﺧﻠﮫ‬ ‫اﻟﺘﺨﺼﯿﺺ ﻣﻊ ذﻟﻚ‪ ،‬ﻛﻘﻮﻟﮫ ﺗﻌﺎﻟﻰ ‪ ) :‬ﺗﺪﻣﺮ ﻛﻞ ﺷﻲء(‪.‬‬ ‫‪Al-Imam Al-Izz Bin 'Abdissalaam berkata dalam kitabnya Qowaa'idul Ahkam fi‬‬ ‫‪Mashoolihil Anaam, juz. 2 Hal. 172-173:‬‬ ‫اﻟﺒﺪﻋﺔ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﻟﻢ ﯾﻌﮭﺪ ﻓﻲ ﻋﺼﺮ رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‪.‬‬ ‫وھﻲ ﻣﻨﻘﺴـــﻤﺔ إﻟﻰ‪ :‬ﺑﺪﻋﺔ واﺟﺒﺔ‪ ،‬وﺑﺪﻋﺔ ﻣﺤﺮﻣﺔ‪ ،‬وﺑﺪﻋﺔ ﻣﻨﺪوﺑﺔ‪ ،‬وﺑﺪﻋﺔ ﻣﻜﺮوھﺔ‪ ،‬وﺑﺪﻋﺔ ﻣﺒﺎﺣﺔ‪ ،‬واﻟﻄﺮﯾﻖ ﻓﻲ ﻣﻌﺮﻓﺔ‬ ‫ذﻟﻚ أن ﺗﻌﺮض اﻟﺒﺪﻋﺔ ﻋﻠﻰ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺸـــــــــــﺮﯾﻌﺔ‪ :‬ﻓﺈن دﺧﻠﺖ ﻓﻲ ﻗﻮاﻋﺪ اﻹﯾﺠﺎب ﻓﮭﻲ واﺟﺒﺔ‪ ،‬وإن دﺧﻠﺖ ﻓﻲ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺘﺤﺮﯾﻢ ﻓﮭﻲ‬ ‫ﻣﺤﺮﻣﺔ‪ ،‬وإن دﺧﻠﺖ ﻓﻲ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﻤﻨﺪوب ﻓﮭﻲ ﻣﻨﺪوﺑﺔ‪ ،‬وإن دﺧﻠﺖ ﻓﻲ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﻤﻜـﺮوه ﻓﮭـﻲ ﻣﻜـﺮوھﺔ‪ ،‬وإن دﺧﻠﺖ ﻓـﻲ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﻤﺒﺎح‬ ‫ﻓﮭﻲ ﻣﺒﺎﺣﺔ‪ ،‬وﻟﻠﺒﺪع اﻟﻮاﺟﺒﺔ أﻣﺜﻠﺔ‪.‬‬ ‫أﺣﺪھﺎ‪ :‬اﻻﺷﺘﻐﺎل ﺑﻌﻠﻢ اﻟﻨﺤﻮ اﻟﺬي ﯾﻔﮭﻢ ﺑﮫ ﻛﻼم ﷲ وﻛﻼم رﺳﻮﻟﮫ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‪ ،‬وذﻟﻚ واﺟﺐ ﻷن ﺣﻔﻆ اﻟﺸــــﺮﯾﻌﺔ‬ ‫واﺟﺐ وﻻ ﯾﺘﺄﺗﻰ ﺣﻔﻈﮭﺎ إﻻ ﺑﻤﻌﺮﻓﺔ ذﻟﻚ‪ ،‬وﻣﺎ ﻻ ﯾﺘﻢ اﻟﻮاﺟﺐ إﻻ ﺑﮫ ﻓﮭﻮ واﺟﺐ‪.‬‬ ‫اﻟﻤﺜﺎل اﻟﺜﺎﻧﻲ‪ :‬ﺣﻔﻆ ﻏﺮﯾﺐ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ ﻣﻦ اﻟﻠﻐﺔ‪.‬‬ ‫اﻟﻤﺜﺎل اﻟﺜﺎﻟﺚ‪ :‬ﺗﺪوﯾﻦ أﺻﻮل اﻟﻔﻘﮫ‪.‬‬ ‫اﻟﻤﺜﺎل اﻟﺮاﺑﻊ‪ :‬اﻟﻜﻼم ﻓﻲ اﻟﺠﺮح واﻟﺘﻌﺪﯾﻞ ﻟﺘﻤﯿﯿﺰ اﻟﺼﺤﯿﺢ ﻣﻦ اﻟﺴـﻘﯿﻢ ‪ ،‬وﻗﺪ دﻟﺖ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺸـﺮﯾﻌﺔ ﻋﻠﻰ أن ﺣﻔﻆ اﻟﺸـﺮﯾﻌﺔ‬ ‫ﻓﺮض ﻛﻔﺎﯾﺔ ﻓﯿﻤﺎ زاد ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺪر اﻟﻤﺘﻌﯿﻦ ‪ ،‬وﻻ ﯾﺘﺄﺗﻰ ﺣﻔﻆ اﻟﺸﺮﯾﻌﺔ إﻻ ﺑﻤﺎ ذﻛﺮﻧﺎه‪.‬‬ ‫‪Al-Imam Ibnu Hajar Al-'Asqolaany berkata dalam kitabnya Fathul Baary, Bab Al‬‬‫‪Iqtida bi Sunani Rosulillah SAW:‬‬ ‫واﻟﻤﺤﺪﺛﺎت ﺑﻔﺘﺢ اﻟﺪال ﺟﻤﻊ ﻣﺤﺪﺛﺔ‪ ،‬واﻟﻤﺮاد ﺑﮭﺎ ﻣﺎ أﺣﺪث وﻟﯿﺲ ﻟﮫ أﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﺸـﺮع‪ ،‬وﯾﺴـﻤﻰ ﻓﻲ ﻋﺮف اﻟﺸــﺮع ﺑﺪﻋﺔ‪،‬‬ ‫وﻣﺎ ﻛﺎن ﻟﮫ أﺻﻞ ﯾﺪل ﻋﻠﯿﮫ اﻟﺸـﺮع ﻓﻠﯿﺲ ﺑﺒﺪﻋﺔ‪ ،‬ﻓﺎﻟﺒﺪﻋﺔ ﻓﻲ ﻋﺮف اﻟﺸــﺮع ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ‪ ،‬ﺑﺨﻼف اﻟﻠﻐﺔ‪ ،‬ﻓﺎن ﻛﻞ ﺷﻲء أﺣﺪث ﻋﻠﻰ ﻏﯿﺮ‬ ‫ﻣﺜﺎل ﯾﺴــﻤﻰ ﺑﺪﻋﺔ ﺳﻮاء ﻛﺎن ﻣﺤﻤﻮدا أو ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ‪ ،‬وﻛﺬا اﻟﻘﻮل ﻓﻲ اﻟﻤﺤﺪﺛﺔ وﻓﻲ اﻷﻣﺮ اﻟﻤﺤﺪث اﻟﺬي ورد ﻓﻲ ﺣﺪﯾﺚ ﻋﺎﺋﺸــﺔ‪) :‬ﻣﻦ‬ ‫أﺣﺪث ﻓﻲ أﻣﺮﻧﺎ ھﺬا ﻣﺎ ﻟﯿﺲ ﻣﻨﮫ ﻓﮭﻮ رد( ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪم ﺷﺮﺣﮫ‪ ،‬وﻣﻀـــــــــﻰ ﺑﯿﺎن ذﻟﻚ ﻗﺮﯾﺒﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎب اﻷﺣﻜﺎم وﻗﺪ وﻗﻊ ﻓﻲ ﺣﺪﯾﺚ ﺟﺎﺑﺮ‬ ‫اﻟﻤﺸــــــﺎر إﻟﯿﮫ وﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ وﻓﻲ ﺣﺪﯾﺚ اﻟﻌﺮﺑﺎض ﺑﻦ ﺳﺎرﯾﺔ وإﯾﺎﻛﻢ وﻣﺤﺪﺛﺎت اﻷﻣﻮر ﻓﺎن ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ وھﻮ ﺣﺪﯾﺚ أوﻟﮫ‬ ‫وﻋﻈﻨﺎ رﺳـﻮل ﷲ ﺻـﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳـﻠﻢ ﻣﻮﻋﻈﺔ ﺑﻠﯿﻐﺔ ﻓﺬﻛﺮه وﻓﯿﮫ ھﺬا أﺧﺮﺟﮫ اﺣﻤﺪ وأﺑﻮ داود واﻟﺘﺮﻣﺬي وﺻـﺤﺤﮫ ﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ وﺑﻦ‬ ‫ﺣﺒﺎن واﻟﺤﺎﻛﻢ وھﺬا اﻟﺤﺪﯾﺚ ﻓﻲ اﻟﻤﻌﻨﻰ ﻗﺮﯾﺐ ﻣﻦ ﺣﺪﯾﺚ ﻋﺎﺋﺸــﺔ اﻟﻤﺸـــﺎر إﻟﯿﮫ وھﻮ ﻣﻦ ﺟﻮاﻣﻊ اﻟﻜﻠﻢ ﻗﺎل اﻟﺸـــﺎﻓﻌﻲ اﻟﺒﺪﻋﺔ ﺑﺪﻋﺘﺎن‬ ‫ﻣﺤﻤﻮدة وﻣﺬﻣﻮﻣﺔ ﻓﻤﺎ واﻓﻖ اﻟﺴــــــــﻨﺔ ﻓﮭﻮ ﻣﺤﻤﻮد وﻣﺎ ﺧﺎﻟﻔﮭﺎ ﻓﮭﻮ ﻣﺬﻣﻮم أﺧﺮﺟﮫ أﺑﻮ ﻧﻌﯿﻢ ﺑﻤﻌﻨﺎه ﻣﻦ طﺮﯾﻖ إﺑﺮاھﯿﻢ ﺑﻦ اﻟﺠﻨﯿﺪ ﻋﻦ‬ ‫اﻟﺸــﺎﻓﻌﻲ وﺟﺎء ﻋﻦ اﻟﺸــﺎﻓﻌﻲ أﯾﻀـــﺎ ﻣﺎ أﺧﺮﺟﮫ اﻟﺒﯿﮭﻘﻲ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻗﺒﮫ ﻗﺎل اﻟﻤﺤﺪﺛﺎت ﺿﺮﺑﺎن ﻣﺎ أﺣﺪث ﯾﺨﺎﻟﻒ ﻛﺘﺎﺑﺎ أو ﺳﻨﺔ أو أﺛﺮا أو‬ ‫إﺟﻤﺎﻋﺎ ﻓﮭﺬه ﺑﺪﻋﺔ اﻟﻀﻼل وﻣﺎ أﺣﺪث ﻣﻦ اﻟﺨﯿﺮ ﻻ ﯾﺨﺎﻟﻒ ﺷﯿﺌﺎ ﻣﻦ ذﻟﻚ ﻓﮭﺬه ﻣﺤﺪﺛﺔ ﻏﯿﺮ ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ‪ .‬اﻧﺘﮭﻰ‬ ‫‪Dan masih banyak lagi nash-nash ulama yang mendefinisikan Bid'ah secara etimologi‬‬ ‫‪dan mengklasifikasikannya menjadi Mahmudah dan Madzmumah.‬‬ ‫‪Dengan demikian tuduhan bahwa "Semua hal baru yang terjadi dan tidak pernah ada di‬‬ ‫‪zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih adalah Bid'ah dan semua Bid'ah adalah‬‬ ‫‪kesesatan" tidaklah benar jika tuduhan tersebut berangkat dari makna Bid'ah secara etimologi,‬‬ ‫‪karena para ulama terdahulu sepakat bahwa Bid'ah secara etimologi mempunyai makna lebih‬‬ ‫‪luas dari Bid'ah secara terminologi, sehingga mencakup hal baru yang positif dan negatif.‬‬ ‫‪2. Bid'ah secara Teminologi‬‬ ‫‪Untuk mengetahui makna Bid'ah secara terminologi, kita perlu memahami maksud As‬‬‫‪Sunnah terlebih dahulu, karena makna Bid'ah bisa dipahami setelah memahami maksud As‬‬‫‪Sunnah.‬‬ ‫‪Lafadz As-Sunnah dan Al-Bid'ah adalah dua lafadz yang memiliki arti yang berlawanan.‬‬ ‫‪Dalam hadits, Nabi SAW juga memadukan dua lafadz ini, dengan menjadikan As-Sunnah‬‬ ‫‪Edisi Perdana Oktober 2013‬‬

‫‪Majalah Al Hikmah Yaman‬‬

‫‪1‬‬ ‫‪12‬‬

sebagai asal dan menganjurkan untuk berpegang teguh dengannya, kemudian disusul dengan larangan mengerjakan Al-Bid'ah. Kita tidak dapat mengatahui maksud dari Al-Bid'ah secara terminologi (yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW) dengan benar, kecuali telah kita pahami maksud dari As-Sunnah yang merupakan asal terlebih dahulu, karena diantara cara untuk memahami sesuatu adalah dengan mengetahui lawannya. Hadits yang memadukan lafadz As-Sunnah dengan Al-Bid'ah diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Al-'Irbad: ّ ّ ‫ﺻــﻠﻰ‬ ّ ّ ‫ﺻـﻠﻰ ﺑﻨﺎ رُﺳﻮُل‬ ّ ً‫ﻣﻮﻋﻈﺔً ﺑﻠﯿﻐﺔ‬ ْ ‫ووﺟﻠﺖ‬ ْ ْ ‫ذرﻓﺖ‬ ْ ُ ‫ﻣﻨﮭﺎ ْاﻟُﻌﯿ‬ ‫ﷲُ ﻋﻠْﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻣﻨﮭﺎ‬ ‫ُﻮن‬ ْ ‫ﺛﻢ ْأﻗﺒﻞ ﻋﻠْﯿﻨﺎ ﻓﻮﻋﻈﻨﺎ‬ ّ ُ ‫ﯾﻮم‬ ٍ ْ ‫وﺳــﻠﻢ ذات‬ ُ ّ ّ ‫ﺑﺘﻘﻮى‬ ّ ‫ب ﻓﻘﺎل ﻗﺎﺋٌﻞ ﯾﺎ رُﺳﻮل‬ ُُ ْ ْ ‫أوﺻﯿﻜﻢ‬ ْ ‫واﻟﻄﺎﻋﺔ‬ ّ ‫ﷲ‬ ُ ْ ‫ﻣﻮدع ﻓﻤﺎذا‬ ً ْ ‫وإن‬ ْ ‫ﺗﻌﮭﺪ‬ ‫واﻟﺴﻤﻊ‬ ‫إﻟﯿﻨﺎ ﻓﻘﺎل‬ ُ‫ﻋﺒﺪا ﺣﺒﺸﯿًّﺎ ﻓﺈﻧّﮫ‬ ُ ‫اﻟﻘﻠﻮ‬ ْ ‫ﻛﺄن ھﺬه‬ ّْ ‫ﷲ‬ ُْ ٍ ّ ُ ُ‫ﻣﻮﻋﻈﺔ‬ ْ ْ ً ْ ْ ّ ّ ّ ُ ُ ُ ُ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ‫ﯿﻜﻢ ﺑُﺴﻨﺘﻲ وُﺳﻨﺔ اﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﻤﮭﺪﯾّﯿﻦ اﻟّﺮاﺷﺪﯾﻦ ﺗﻤّﺴﻜﻮا ﺑﮭﺎ وﻋ ﱡ‬ ‫ﻀﻮا ﻋﻠﯿﮭﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮاﺟﺬ‬ ْ ‫ﻣﻨﻜﻢ ﺑﻌﺪي ﻓﺴـــــــــﯿﺮى اﺧﺘﻼﻓﺎ ﻛﺜﯿًﺮا ﻓﻌﻠ‬ ْ ‫ﻣﻦ ﯾﻌﺶ‬ ُ ٌ.‫ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ‬ ٌ ْ ُ ُ ُ ْ ‫ﺤﺪﺛﺔ‬ ّ ‫اﻷﻣﻮر‬ ٍ ْ ‫ﺑﺪﻋﺔ وﻛّﻞ‬ ٍ ْ ‫ﻓﺈن ﻛّﻞ ُﻣ‬ ْ ‫وإﯾ‬ ُ ‫وﻣْﺤﺪﺛﺎت‬ ُ ‫ّﺎﻛﻢ‬ Dalam hadits ini Nabi SAW. dengan jelas memadukan dua lafadz◌ِ As-Sunnah dan Alّ ُ ‫ﺴﻨﺘﻲ و‬ ّ ُ ‫ﯿﻜﻢ ﺑ‬ ُ ّ ‫اﻟﺨﻠﻔﺎء ْاﻟﻤْﮭﺪﯾّﯿﻦ اﻟّﺮاﺷﺪﯾﻦ ﺗﻤ‬ ُ ْ ‫ﺳﻨﺔ‬ ‫ﺴﻜﻮا ﺑﮭﺎ وﻋ ﱡ‬ Bid'ah, yang pertama Nabi SAW. berkata: ‫ﻀﻮا ﻋﻠْﯿﮭﺎ‬ ْ ُ ْ ‫ﻓﻌﻠ‬ ّ ‫ ﺑﺎﻟﻨــــﻮاﺟﺬ‬yang mengandung anjuran untuk berpegang teguh dengan sunnahnya, kemudian disusul ُ ٌ‫ﺑﺪﻋﺔ‬ ْ ‫ﺤﺪﺛﺔ‬ ّ ‫اﻷﻣﻮر‬ dengan perkataannya◌ٌ ‫ﺑﺪﻋﺔ ﺿــــــــــــــﻼﻟﺔ‬ ٍ ْ ‫وﻛّﻞ‬ ٍ ْ ‫ﻓﺈن ُﻛّﻞ ُﻣ‬ ْ ُ ‫ وإﯾ‬yang mangandung ُ ُ ْ ‫وﻣْﺤﺪﺛﺎت‬ ُ ‫ّﺎﻛﻢ‬ peringatan agar kita menjauhi Bid'ah. Kemudian apa maksud As-Sunnah dan Al-Bid'ah pada hadits Nabi SAW. di atas? As-Sunnah secara etimologi dan terminologi syari'at bermakna Atthoriiqoh (metode), hanya saja ketika lafadz “Atthoriqoh” pada hadits diatas bersumber dari Nabi pembawa syari'at, maka maknanyapun dikembalikan menurut istilah syari'at yang dibawanya juga, dan maksud AsSunnah secara istilah syari'at adalah metode. Kemudian ketika lafadz "As-Sunnah"pada hadits diatas dimudlofkan pada “yaaul mutakallim”, maka maksud metode disini adalah metode Nabi SAW. Pernyataan bahwa maksud "As-Sunnah"pada hadits diatas adalah "Atthoriiqoh" (metode) dikuatkan oleh hadits lain: ‫ وﻣﻦ ﺳﻦ ﻓﻲ‬،‫ﻣﻦ ﺳﻦ ﻓﻲ اﻹﺳﻼم ﺳﻨﺔ ﺣﺴـــــــﻨﺔ ﻓﻠﮫ أﺟﺮھﺎ وأﺟﺮ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺑﮭﺎ ﺑﻌﺪه ﻣﻦ ﻏﯿﺮ أن ﯾﻨﻘﺺ ﻣﻦ أﺟﻮرھﻢ ﺷﻲء‬ .‫اﻹﺳﻼم ﺳﻨﺔ ﺳﯿﺌﺔ ﻛﺎن ﻋﻠﯿﮫ وزرھﺎ ووزر ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺑﮭﺎ ﻣﻦ ﺑﻌﺪه ﻣﻦ ﻏﯿﺮ أن ﯾﻨﻘﺺ ﻣﻦ أوزارھﻢ ﺷﻲء‬ lafadz As-Sunnah pada hadits ini jelas bermakna Atthoriqoh (metode), tidak mungkin diartikan yang lain. Kemudian maksud metode disini adalah petunjuk Nabi SAW. yang ada pada hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Jabir bin Abdillah: ّ ‫ﷲُ ﻋﻠْﯿﮫ‬ ّ ‫ﺻﻠﻰ‬ ّ ‫ﷲ‬ ّ ‫ﻛﺎن رُﺳﻮُل‬ ُ ‫ﯿﺶ‬ ْ ُ ُ‫ﺣﺘﻰ ﻛﺄﻧّﮫ‬ ْ ّ ‫وﺳﻠﻢ إذا ﺧﻄﺐ اْﺣﻤ‬ ّ ُ‫واﺷﺘﺪ ﻏﻀـــــــــﺒُﮫ‬ ّ ْ ُ‫ﺻﻮﺗُﮫ‬ ‫ﯾﻘﻮُل‬ ْ ‫ﺮت ﻋْﯿﻨﺎهُ وﻋﻼ‬ ٍ ْ ‫ﻣﻨﺬُر ﺟ‬ ْ ْ ْ ّ‫ب ﷲ‬ ْ ُ ُ ُ ‫ﺴﺎﻛﻢ‬ ُ ‫وﯾﻘﻮُل ﺑ‬ ّ ‫ﻌﺪ‬ ُ ْ ‫أﻣﺎ ﺑ‬ ُ ُ ‫ُﻌﺜﺖ أﻧﺎ واﻟّﺴﺎﻋﺔ ﻛﮭﺎﺗْﯿﻦ وﯾﻘ‬ ْ ‫ﺮن ﺑْﯿﻦ إ‬ ُ ‫ﻓﺈن ﺧْﯿﺮ اﻟﺤﺪﯾﺚ ﻛﺘﺎ‬ ُ ‫ﺻﺒﻌْﯿﮫ اﻟّﺴﺒّﺎﺑﺔ‬ ْ ُ ّ ‫ّﺤﻜﻢ وﻣ‬ ْ ُ ‫ﺻـــﺒ‬ ّ ‫واﻟﻮْﺳﻄﻰ وﯾﻘﻮُل‬ ُ ٌ ْ ُ ‫ﺤﺪﺛﺎﺗﮭﺎ‬ ُ ْ ‫اﻷﻣﻮر ُﻣ‬ ُ ‫ﱡ‬ ....‫ﺿﻼﻟﺔ‬ ‫ﺑﺪﻋﺔ‬ ‫ﺮ‬ ‫وﺷ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ھﺪى‬ ‫ُﺪى‬ ‫وﺧْﯿُﺮ ْاﻟﮭ‬ ٍ ْ ‫وﻛﱡﻞ‬ ٍ ّ ُ ُ Hadits ini menjelaskan bahwa maksud As-Sunnah yang bermakna Atthoriqoh di atas adalah Hudannaby (petunjuk Nabi), karena jika kita amati makna hadits ini, maka akan kita dapati kesamaan dengan hadits sebelumnya dalam segi makna, hanya saja pada hadits ini Nabi SAW. tidak menggunakan lafadz As-Sunnah untuk membandingi lafadz Al-Bid'ah, melainkan menggunakan lafadz lain yaitu “Al-Huda” yang berarti petunjuk. Dengan demikian jelaslah maksud Attoriqoh diatas adalah Al-Huda. Maka dengan uraian diatas, jelaslah bahwa As-Sunnah pada hadits yang pertama, bukanlah As-Sunnah yang menjadi istilah muhadditsin, yaitu “Hadits Nabawi”, bukan juga merupakan istilah Fuqoha dan Ushuliyyin yaitu “kebalikan dari wajib”, melainkan makna yang dikehendaki disini adalah makna Syar'i yaitu petunjuk Nabi SAW, baik petunjuk tersebut berupa ucapan, pekerjaan, cara menerima dan cara menolaknya terhadap suatu kejadian yang dibuat oleh para sahabat di zamannya. Maka setiap hal baru yang terjadi dan tidak selaras dengan petunjuk Nabi SAW. adalah Bid'ah yang dimaksud pada Hadits Nabi saw. Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa Bid'ah yang dimaksud dalam Hadits Nabi SAW di atas adalah setiap hal yang tidak sesuai dengan metode Nabi SAW. atau dengan redaksi lain “setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

13

Ushulussyari'ah”. Makna inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW.: .‫ وﻛﻞ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﻲ اﻟﻨﺎر‬،‫ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ‬ Artinya: “setiap hal baru yang tidak sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan akan berada dalam Neraka”. C. PENGKLASIFIKASIAN BID'AH MENJADI DHOLALAH DAN HASANAH VERSI SHUFIYYAH Setelah kita mengetahui makna Bid'ah secara etimologi dan terminologi, dan kita juga telah mengetahui bahwa ulama yang mengklasifikasi Bid'ah menjadi Mahmudah dan Madzmumah, atau menjadi lima sesuai dengan lima hukum syari'ah, adalah pengklasifikasian Bid'ah secara etimologi, sekarang kita akan membahas Bid'ah Hasanah versi Shufiyyah. Bid'ah Hasanah yang dimaksud oleh Shufiyyah adalah Bid'ah secara etimologi, karena mereka sepakat dengan ulama yang berpendapat bahwa Bid'ah secara etimologi tidak semuanya sayyi'ah, melainkan mempunyai lima hukum syari'at sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Imam Al-Izz bin Abdissalam diatas. Adapun Bid'ah Dholalah yang dimaksud pada hadits Nabi SAW. diatas adalah “Setiap hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau Usulussari'ah”, dan inilah Bid'ah sayyi'ah secara terminologi yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW. Artinya, ketika mereka dihadapkan dengan hal baru, maka mereka akan menimbang hal baru tersebut dengan Qowa'idussyari'ah dan Ushulussyari'ah, jika hal tersebut bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, maka hal tersebut masuk kategori Bid'ah secara terminologi yaitu Bid'ah Dholalah yang dimaksud oleh Nabi SAW di dalam Hadits. Dan jika sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka mereka tidak menganggap hal tersebut masuk kategori Bid'ah secara terminologi, melainkan mereka menganggap hal tersebut masuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi. Inilah maksud perkataan para ulama, bahwa keuniversalan hadits Nabi SAW diatas telah dikhususkan oleh makna termonoginya. Untuk menguatkan pernyataan saya bahwa maksud dari “Bid'ah Hasanah” menurut Shufiyyah adalah Bid'ah secara etimologi, silahkan anda lihat beberapa nash sebagian ulama Shufiyyah dibawah ini: Sayyid 'abdullah mahfudz al-haddad yang termasuk pembesar ulama shufi dalam kitabnya Al-bid'ah WAs-Sunnah hal. 137, menyimpulkan beberapa nash 'ulama dengan perkataannya: ،‫ ﻓﺎﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﺸـﺮﻋﯿﺔ ھﻲ اﻟﺘﻲ ﺗﻘﺎﺑﻞ اﻟﺴــﻨﺔ وھﻲ ﻣﺴــﺘﻘﺒﺤﺔ ﺑﺈطﻼق‬،‫ أن اﻟﺒﺪﻋﺔ إﻣﺎ ﻟﻐﻮﯾﺔ وإﻣﺎ ﺷﺮﻋﯿﺔ‬:‫وﯾﺘﻠﺨﺺ ﻣﻦ ﻛﻼﻣﮫ‬ .‫وھﻲ اﻟﺘﻲ ﺷﮭﺪ اﻟﺸﺮع ﺑﻘﺒﺤﮭﺎ وردھﺎ ﻓﮭﻲ اﻟﻤﺮادة ﻓﻲ اﻟﺤﺪﯾﺚ‬ ‫ إن ﻛﺎﻧﺖ‬،‫ وﺑﻌﺮﺿﮭﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﻮاﻋﺪ اﻟﺸـﺮع وأﺻﻮﻟﮫ ﺗﺘﺒﯿﻦ‬،‫وأﻣﺎ اﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﻠﻐﻮﯾﺔ ﻓﮭﻲ اﻟﺘﻲ ﺗﺸـﻤﻞ اﻟﻤﺤﻤﻮدة واﻟﻤﺬﻣﻮﻣﺔ‬ ‫ وإن ﻟﻢ ﯾﺸـﮭﺪ اﻟﺸـﺮع ﺑﻘﺒﺤﮭﺎ وردھﺎ ﻓﻠﯿﺴـﺖ‬،‫ﻣﻤﺎ ﯾﺴﺘﻘﺒﺢ وﺷﮭﺪ اﻟﺸﺮع ﺑﺮدھﺎ ﻓﮭﻲ اﻟﻤﻌﯿﻨﺔ ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ اﻟﺸـﺮﻋﯿﺔ وھﻲ اﻟﻤﺮدودة ﺑﺈطﻼق‬ ‫ وﺣﯿﻨﺌﺬ ﻧﺄﺧﺬ ﺣﻜﻤﮭﺎ ﺑﺤﺴـﺐ ﻣﺎ ﯾﺸــﮭﺪ ﻟﮭﺎ ﻣﻦ ﻧﺪب أو إﺑﺎﺣﺔ ﺑﻞ رﺑﻤﺎ ﺣﻜﻢ ﻟﮭﺎ ﺑﺎﻟﻮﺟﻮب ﻟﻤﺎ ﯾﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﯿﮭﺎ ﻣﻦ‬،‫ھﻲ اﻟﻤﺮادة ﻓﻲ اﻟﺤﺪﯾﺚ‬ .‫اﻟﻤﺼﺎﻟﺢ وﺣﻔﻆ اﻟﻤﻘﺎﺻﺪ‬ ‫وﻋﻠﻰ ھﺬا ﻓﺈن اﻟﺬﯾﻦ ﻗﺴﻤﻮا اﻟﺒﺪﻋﺔ إﻟﻰ ﻣﺤﻤﻮدة وﻣﺬﻣﻮﻣﺔ أو إﻟﻰ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺨﻤﺴـﺔ إﻧﻤﺎ ﻧﻈﺮوا إﻟﯿﮭﺎ ﻣﻦ ﺣﯿﺚ ﻣﻌﻨﺎھﺎ‬ ‫ ﻷﻧﮭﻢ ﯾﻘﺼــﺪون أن اﻟﻌﻤﻮم ﻓﯿﮫ ﻣﻦ ﺣﯿﺚ‬،‫ إن اﻟﺤﺪﯾﺚ ﻣﺨﺼـﻮص‬:‫ وھﺬا ﻻ ﯾﺘﻌﺎرض ﻣﻊ ﻗﻮﻟﮭﻢ‬،‫اﻟﻠﻐﻮي اﻟﺸـﺎﻣﻞ ﻟﻠﻤﺤﻤﻮد واﻟﻤﺬﻣﻮم‬ .‫اﻟﻠﻔﻆ اﻟﻠﻐﻮي ﻣﺨﺼﻮص ﺑﺎﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﺸﺮﻋﻲ اﻟﺨﺎص ﻓﺈذا أﺟﺮﯾﻨﺎ اﻟﻨﺺ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﺸﺮﻋﻲ ﻓﮭﻮ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻮﻣﮫ‬ Doktor 'Abdil Ilah bin Husain Al-'arfaj dalam kitabnya Mafhumul-Bid'ah Hal. 81 menyimpulkan beberapa nash 'Ulama: ،‫ وھﻮ ﻛﻞ ﻣﺤﺪث أوﻻ ﻋﻠﻰ ﻏﻲ ﻣﺜﺎل ﺳﺎﺑﻖ‬،‫ اﻷول ﻣﻨﮭﻤﺎ ﻣﻌﻨﻰ ﻓﻲ اﻟﻠﻐﺔ‬:‫إن اﻟﻨﺼـــﻮص اﻟﺴــــﺎﺑﻘﺔ ﺗﻔﯿﺪ أن ﻟﻠﺒﺪﻋﺔ ﻣﻌﻨﯿﯿﻦ‬ ‫ ﻓﺎﻟﺒﺪﻋﺔ ﺑﺎﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﻠﻐﻮي ﺗﺤﺘﻤﻞ‬،‫ وھﻮ ﻛﻞ ﻣﺤﺪث ﯾﺨﺎﻟﻒ أﺻﻮل اﻟﺸــﺮﯾﻌﺔ وﻗﻮاﻋﺪھﺎ وﻧﺼــﻮﺻﮭﺎ‬،‫واﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻨﮭﻤﺎ ﻣﻌﻨﻰ ﻓﻲ اﻟﺸـﺮع‬ ‫ واﻟﻤﻘﯿﺎس ﻓﻲ ذﻟﻚ اﻻﺟﺘﮭﺎد واﻟﺒﺤﺚ ﻓﻲ دﻻﻻت ﻧﺼـﻮص اﻟﺸــﺮﯾﻌﺔ وإﺷﺎراﺗﮭﺎ ﺣﻮل ھﺬه‬،‫ وﺗﺸـﺘﻤﻠﮭﺎ اﻷﺣﻜﺎم اﻟﺨﻤﺴـﺔ‬،‫اﻟﻤﺪح واﻟﺬم‬ .‫ أو ردھﺎ إﻟﻰ ﻣﺜﯿﻼﺗﮭﺎ ﻓﻲ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ ﻋﻦ طﺮﯾﻖ اﻟﻘﯿﺎس‬،‫اﻟﺤﺎدﺛﺔ‬ ‫ ﻓﺈن ﻛﺎﻧﺖ ﺑﺎﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﻠﻐﻮي ﻻ ﺗﺨﺎﻟﻒ‬،‫ ﻷﻧﮭﺎ ﺗﺨﺎﻟﻒ أﺻﻮل اﻟﺸــــﺮﯾﻌﺔ وﻗﻮاﻋﺪھﺎ‬،‫وأﻣﺎ ﺑﺎﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﺸــــﺮﻋﻲ ﻓﺈﻧﮭﺎ ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ‬ .(‫أﺻﻮل اﻟﺸﺮﯾﻌﺔ ﻓﮭﻲ ﺑﺪﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻠﻐﺔ وﺳﻨﺔ )أو واﺟﺒﺔ أو ﺟﺎﺋﺰة ﻓﻲ اﻟﺸﺮع‬ Dan masih banyak lagi Nash-nash ulama Shufiyyah yang menyatakan demikian. 1 14

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Pernyataan Syekh Ibn Rojabpun menguatkan pernyataan saya dalam kitabnya Jaami'ulUluum wal-Hikam, Hal. 299-301: ‫ﻋﻈﯿﻢ ﻣﻦ أﺻـﻮل‬ ‫ وھﻮ أﺻـٌﻞ‬،‫ﺷـﻲء‬ ‫ )ﻛﱡﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿـﻼﻟﺔ( ﻣﻦ ﺟﻮاﻣﻊ اﻟﻜﻠﻢ ﻻ ﯾﺨﺮج ﻋﻨﮫ‬: - ‫ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳـﻠﻢ‬- ‫ﻓﻘﻮﻟﮫ‬ ٌ ٌ ْ :‫ وھﻮ ﺷﺒﯿﮫٌ ﺑﻘﻮﻟﮫ‬،‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ّ ّ ‫ وﻧﺴـــــﺒﮫ إﻟﻰ‬، ً ‫ ﻓﻜﱡﻞ ﻣﻦ أﺣﺪث ﺷﯿﺌﺎ‬،(‫رد‬ ‫أﻣﺮﻧﺎ ﻣﺎ ﻟﯿﺲ ﻣﻨﮫُ ﻓﮭﻮ ﱞ‬ ‫ وﻟﻢ ﯾﻜﻦ ﻟﮫ أﺻٌﻞ ﻣﻦ‬،‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ْ ‫)ﻣﻦ أْﺣﺪث ﻓﻲ‬ ٌ ّ ُ ّ ،‫ ﻓﮭﻮ ﺿﻼﻟﺔ‬،‫اﻟﺪﯾﻦ ﯾﺮﺟﻊ إﻟﯿﮫ‬ ،‫ﺑﺮيء ﻣﻨﮫ‬ ‫واﻟﺪﯾﻦ‬ .‫ أو اﻷﻗﻮال اﻟﻈﺎھﺮة واﻟﺒﺎطﻨﺔ‬،‫ أو اﻷﻋﻤﺎل‬،‫وﺳﻮاء ﻓﻲ ذﻟﻚ ﻣﺴﺎﺋُﻞ اﻻﻋﺘﻘﺎدات‬ ٌ ٌ ‫ﻓﺈﻧﻤﺎ ذﻟﻚ ﻓﻲ اﻟﺒﺪع ﱡ‬ ّ ، ‫اﻟﺴﻠﻒ ﻣﻦ اﺳﺘﺤﺴﺎن ﺑﻌﺾ اﻟﺒﺪع‬ ْ ،‫ ﻻ اﻟﺸﺮﻋﯿﺔ‬، ‫اﻟﻠﻐﻮﯾﺔ‬ ‫ﻓﻤﻦ ذﻟﻚ ﻗﻮُل ﻋﻤﺮ‬ ّ ‫وأﻣﺎ ﻣﺎ وﻗﻊ ﻓﻲ ﻛﻼم‬ ‫ﱡ‬ ُ‫ ﻧﻌﻤﺖ اﻟﺒﺪﻋﺔ‬:‫ﯾﺼــﻠﻮن ﻛﺬﻟﻚ ﻓﻘﺎل‬ ‫ وﺧﺮج ورآھﻢ‬،‫واﺣﺪ ﻓﻲ اﻟﻤﺴــﺠﺪ‬ ‫إﻣﺎم‬ ٍ ّ - ‫ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ‬ٍ ‫ﻟﻤﺎ ﺟﻤﻊ اﻟﻨﺎس ﻓﻲ ﻗﯿﺎم رﻣﻀـﺎن ﻋﻠﻰ‬ ْ :‫ وروي ﻋﻨﮫ ّأﻧﮫ ﻗﺎل‬.‫ھﺬه‬ .‫ ﻓﻨﻌﻤﺖ اﻟﺒﺪﻋﺔ‬،‫إن ﻛﺎﻧﺖ ھﺬه ﺑﺪﻋﺔ‬ Dengan beberapa nash ulama Shufiyyah diatas jelaslah bahwa Bid'ah Hasanah yang mereka maksud adalah Bid'ah secara etimologi, bukan secara terminologi yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW., artinya tidak semua hal yang baru, -baik hal yang berkenaan dengan agama ataupun adat- masuk kategori Bid'ah Sayyi'ah, karena jika hal baru tersebut sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah maka hal tersebut bukanlah Bid'ah Sayyi'ah, melainkan masuk kategori Bid'ah Hasanah secara etimologi, dan jika tidak sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, maka masuk kategori Bid'ah Sayyi'ah dan inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi SAW: .‫ وﻛﻞ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﻲ اﻟﻨﺎر‬،‫ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ‬ Dan bisa kita simpulkan bahwa pengklasifikasian Bid'ah oleh golongan Sufiyyah sama persis dengan pengklasifikasian Bid'ah oleh Imam Syafi'I, Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar AlAsqolany dan Imam Al-Izz bin Abdissalam di atas, dalam segi bahwa pengklasifikasian mereka adalah secara etimologi, bukan terminologi. Bersambung ke Halaman

Segenap Sahabat Al Hikmah Yaman Mengucapkan

SELAMAT dan SUKSES SELALU...!!! Kepada:

Sdr. Lutfi Ahsanuddin yang berhasil menjadi 10 Nominasi Terbaik dalam OLIMPIADE KARYA TULIS ILMIAH (OKTI) 2013 yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

15

OPINI

Menanggapi Isu-isu Terorisme Di Negeri Saba' Oleh M. Rifqi Ridho

B

agi kita yang sering menonton berita atau mengikuti acara televisi mungkin sering kali mendengar isu-isu negatif tentang negara Yaman. Fakta yang sampai ke telinga saya saat ini, baik dari internet, berita televisi, facebook dan media-media online hampir menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini sedang digoncang oleh isu-isu terorisme. Lebih-lebih, ketika ada berita dari Yaman di tanah air terkait terbunuhnya dua orang mahasiswa Indonesia di Darul Hadits (sebuah ma'had yang ada di Yaman). Mungkin ada di antara kita yang menonton acara wawancara di salah satu stasiun TV berita dengan judul “Bom waktu dari Yaman”. Saya baca beberapa komentar teman-teman di Facebook, mereka mengatakan bahwa narasumber di acara tersebut memaparkan, Para pelajar Indonesia di Darul Hadist memiliki kaitan dengan jaringan Al Qaida Yaman dan merekapun dididik untuk bertindak radikal dan teror. Seperti pernyataan mereka, para pelajar di Darul Hadits setiap Jum'at dipinjami senapan AK-47 untuk latihan menembak, sedangkan pelurunya beli sendiri. setelah latihan, senapannya diserahkan kembali ke ma'had tersebut. Sejauh yang saya tahu, disini para orang asing, baik di Darul Hadits maupun lembaga lainnya, semisal universitas Al Ahgaff, Darul Musthofa, Ribath Tareem dan lain-lainnya terutama pelajar Indon esia “dilarang membawa senjata api”. Jangankan membawanya, menyentuh saja tidak boleh, apalagi sampai pelurunya beli sendiri. Uang darimana? Para pelajar di sini hidupnya sederhana sekali, Semuanya serba dihemat.

1 16

Majalah Al Hikmah Yaman

Kalaupun ada uang, pasti uangnya digunakan untuk membeli kitab-kitab daripada beli peluru. Kami jauh-jauh datang ke sini tujuannya hanya untuk menimba ilmu agama dan mencari keberkahan ulama-ulama yang saleh, bukan untuk latihan pegang senjata. Kalau tujuannya untuk berlatih jadi tetoris kenapa harus ke Yaman dan buang biaya mahal? Lebih pahit lagi terkait liputan tentang pelajar Indonesia yang belajar di Yaman secara umum, Negara Timur Tengah yang terletak di Jazirah Arab yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi dan laut merah.Tapi yang sangat di sayangkan dalam liputannya, banyak fakta–fakta yang tidak di muat secara proporsional, seolah-olah mereka menggambarkan bahwa Yaman adalah negara yang sangat berbahaya dan bisa menjadi ancaman serius bagi NKRI, Lebih dari itu, bahkan lembaga pendidikan pun tak luput menjadi sorotan mereka, dan salah satunya Universitas Al-Iman. Di antara pemberitaannya yang dimuat di acara Jurnalist on Duty, Universitas AlIman disebut sebagai kampus oposisi yang beraliran Al-Qaida dan dipimpin oleh seorang yang dituduh terlibat jaringan Al-Qaida, ditambah lagi bahwa pemerintah tidak memberikan izin tinggal kepada mahasiswa yang belajar di sana. Lebih parahnya, mereka mengatakan bahwa banyak sisa-sisa reruntuhan bekas serangan tentara Amerika ke Universitas tersebut, padahal reruntuhan itu sisa-sisa gempuran tentara mantan presiden Ali Abdullah Saleh untuk meredam aksi protes besar-besaran yang ingin menggulingkan dirinya beberapa waktu lalu. Dan kenyataan yang ada di lapangan lebih jauh berbeda dari apa yang mereka beritakan, bisa dibilang bahwa pada dasarnya

Edisi Perdana Oktober 2013

Universitas Al-Iman adalah korban kepentingan politik kotor semata. Syekh Abdul Majeed Az Zendany, seorang ulama besar Yaman yang terkenal sebagai pioner i'jaz i'lmi di dunia Islam dan menjabat sebagai ketua badan persatuan ulama Yaman, serta beliau juga termasuk anggota Majlis Syuro salah satu partai oposisi terbesar di Yaman. Sudah barang tentu beliau selalu kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah. Otomatis perang dinginpun terjadi di kedua belah pihak. Perlu kita ketahui juga, bahwa Amerika negara yang sangat memusuhi Islam memanfaatkan situasi ini dengan menuduh beliau terlibat jaringan Al-Qaida, yang hanya “berdalilkan” tulisan yang di muat di koran resmi Yaman yang notabene koran pemerintah. Syekh Abdul Majeed Az Zendany sendiri pernah membantah dan mengadukan masalah ini kepada presiden waktu itu, Ali Abdullah Saleh dan menuntutnya untuk membersihkan nama baiknya. Presiden Saleh pun malah berjanji akan membersihkan namanya waktu itu. Dan pastinya dengan adanya tuduhan semacam ini pemerintah setempat semakin leluasa untuk lebih bisa menekan pergerakan tokoh kritikus ini, di antaranya dengan menyudutkan Universitas Al Iman yang dipimpinnya. Saya kenal dengan Al Iman, bahkan saat saya di Mukalla [ibukota provinsi Hadlromaut] saya sering mengadakan acara bersama mahasiswa Al Iman. Sejauh yang saya kenal, mereka justru lebih mendalami hadits dan al qur'an, bukan masalah perang. Dan bagaimana bisa Univ. Al Iman dituduh sebagai markas Al Qaeda, padahal kampus Univ. Al-Iman adalah salah satu kampus swasta yang terakreditasi di kementerian pendidikan tinggi Yaman dengan Akreditasi No 28 tahun 1993, tertanggal 14 Sya'ban 1414 H yang bertepatan dengan tanggal 17 Desember 1993 M. berlokasi di jantung ibu kota Sana'a yang bersebelahan dengan markas militer Yaman dan memiliki lebih dari enam ribu mahasiswa dan memiliki kampus cabang hampir di setiap provinsi di Yaman, jadi jika ada tuduhan bahwa Univ. Al iman adalah sarang Al-Qaida secara tidak langsung mereka menuduh lebih dari enam ribu mahasiswa Yaman terlibat jaringan Al-Qaida dan juga menuduh pemerintah Yaman melegalkan lembaga yang berafiliasi syari'ah. tentunya kami juga sangat khawatir dengan pemberitaan yang seperti ini karena bisa berdampak negatif kepada hubungan antar kedua negara. Intinya isu-isu tersebut sangatlah memukul pelajar yang ada di Yaman secara umum. Kesan negatif terhadap alumni Yaman pun mulai dirasakan. Sering kali alumni dicurigai sebagai antek-antek jaringan Al Qaida atau teroris. Bahkan, kejadian diatas membuat kami merasa takut kalau pulang ke tanah air dengan mengenakan jubah atau sarung serta berjenggot panjang. Lebih ironis lagi, banyak diantara teman-teman santri yang ingin belajar ke-Yaman dihasud oleh masyarakat sebagai calon teroris bahkan disodori berita-berita pahit yang membuat mereka enggan untuk berpijak ditanah seribu wali. Saya jadi ingat pernyataan Bapak Duta Besar RI untuk Yaman beberapa waktu yang lalu saat berkunjung ke Universitas Al Ahgaff tentang kuatnya pengaruh media massa dalam membentuk opini publik, sehingga yang tergambar di benak masyarakat bahwa orang-orang yang berpegang teguh kepada agama adalah orang-orang yang kaku dan suka kekerasan. Seharusnya kita selaku pendengar harus selalu hati-hati dan selektif dalam meyakini isi dari berita tersebut. Bukan berarti kita tidak boleh percaya seratus persen terhadap suatu berita, melainkan kita harus selalu melihat siapa, dari mana dan sejauh mana pengetahuan pembawa berita terkait berita yang dilaporkannya. Perlu kiranya dimengerti, bahwa dalam suatu berita sering terjadi kesalahan dari wartawan atau tidak ada kesalahan namun waktu pemuatannya tidak tepat waktu sehingga berita tersebut tidak sesuai dengan fakta akhirnya. Tidak jarang pula ada sebagian wartawan yang punya kepentingan dalam karirnya, sehingga ia lebih mengejar materi dari pada kebenaran. Ini yang menjadikan berita terkadang dimuat tidak secara proporsional. Dalam dunia media hal ini bukan hal yang jarang, walaupun ada sebagian media yang sangat teliti dalam merangkum suatu berita. Wallohu 'alam. #MRR.

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

17

Refleksi Belajar di Tarim, Hadhramaut Oleh : Thohirin Shodiqin

H

adhramaut adalah salah satu provinsi di Yaman selatan dengan Ibu kota provinsi yaitu Al- Mukalla. Kata Hadhramaut sudah tidak asing lagi di mata dunia, khususnya dikalangan umat islam. Ketika mempelajari kitab- kitab turast, kata Hadhramaut sering disebut baik sebagai daerah pengarang kitab itu sendiri, atau sebagai contoh dibeberapa permasalahan ilmiyah, seperti dalam pembahasan tarkib mazji di ilmu nahwu, biasanya pengarang mengambil kata Hadhramaut sebagai contohnya. Dalam fan ilmu fikih, Hadhramaut juga sering disebut sebagai contoh daerah panas yang bisa menyebabkan air menjadi Musyammas. Hadhramaut terdiri dari daerah pantai dan pegunungan, sebagian besar terdiri dari beberapa wadi atau daerah lembah yang gersang. Namun Hadhramaut memiliki beberapa kota yang berperadaban tinggi dan sangat berpengaruh di dalam sejarah islam, seperti kota Tarim, Dau'an dan lain sebagainya. Disana banyak terdapat lembaga pendidikan islam yang mempelajari faham ahlussunnah wal jama'ah, seperti rubat- rubat dan beberapa Universitas.

Mustawa 3 Fak. Syari’ah Wal Qonun

Diantara kota- kota di Hadhramaut yang terkenal mempunyai pengaruh dan peradaban tinggi adalah kota Tarim. Sejak dulu kota Tarim merupakan pusat ilmu dan penyebaran agama Islam. Menurut para pakar sejarah, melalui perantau yang berhijrah dari kota ini pada khususnya dan Hadhramaut pada umumnya, Islam menyebar hingga ke Timur Asia, India, Indonesia, Malaysia, Berunei Darussalam, Philipina, Singapura, juga belahan Afrika, Kongo, Somalia, dan Sudan. Wali songo atau Sembilan wali yang terkenal telah berhasil mengislamkan pulau Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Menurut beberapa kitab, nasab- nasab mereka sampai ke Saadah 'Alawiyyah disini, yaitu Sayyid 'Alawi 'Ammul faqih, paman dari Al Faqih al muqoddam Muhammad bin Ali Ba'alawi yang keduanya dimakamkan di Turbah Zanbal, Tarim. Mereka para muhajirin tersebut pergi untuk berdakwah dan berdagang demi memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, sehingga daerah yang dahulu berpenduduk kafir berubah menjadi negeri- negeri islam. Sayyidina Imam Ahmad bin Hasan al-Attas menyebutkan, bahwa sebagian ulama Tarim telah hijrah sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu, diantara mereka ada yang menjadi qadhi (hakim) di Mesir, padahal negeri ini dan al- Azharnya sudah terkenal pada waktu itu sebagai pusat cendekiawan- cendekiawan muslim. Pada abad-abad selanjutnya fenomena ini mulai berubah. Jika sebelumnya para ulama hijrah dari kota Tarim Al-Ghanna ini, sekarang orang-orang mulai berdatangan ke Tarim untuk menuntut ilmu. Itu terjadi baik di masa hidup Habib Syekh Abu Bakar bin Salim, masa putra beliau, Hamid dan Husein. Hal ini juga berlaku di masa Imam Abdullah al-Haddad. Dan hal inipun terjadi terus menerus hingga pada paruh pertama abad ke-13 H. Kota Tarim kian dipenuhi pendatang asing, diantara mereka Sayyid Imam al-Habib Sholeh al-Bahrain, Salim bin Sa'id bin Syumaeil, Syekh Abdullah Basaudan, al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas dan sebagainya. Pendatang- pendatang ini tinggal di masjid-masjid dan juga di zawiyah- zawiyah ( semacam halaman luar masjid yang diguakan untuk mengaji ) yang ada di Tarim. Kota yang besarnya tidak lebih dari luas sebuah kecamatan di Indonesia ini memang sangat istimewa. Walaupun kecil, namun jumlah masjidnya saja sangat banyak, kurang lebih 365 buah, dan zawiyah-zawiyah yang makna asalnya adalah pojok-pojok yang berfungsi sebagai tempat 1 18

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

ibadah para ubbad (ahli ibadah). Disitu para pelajar belajar ilmu nahwu, fikih, dan ilmu-ilmu lainnya dengan para guru-guru yang ada di tiap-tiap zawiyah atau mesjid tersebut. Seperti zawiyah Syekh Ali bin Abu Bakar as-Sakron bin Abdurrahman as-Seggaf yang diasuh oleh alAllamah Mufti DiyarAl- Hadramiyah al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur, kemudian zawiyah mesjid Sirjis dan Awwabin dengan Syekh al-Allamah Muhammad bin Ahmad al-Khatib, zawiyah mesjid Nafi' diasuh al-Allamah Syekh Ahmad bin Abdullah al-Bakri al-Khatib (setelah wafat guru beliau yang juga pendiri zawiyah tersebut, al-Allamah Ahmad bin Abdullah Balfaqih pada tahun 1299 H, dan setelah wafat al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Bakar al-Khered), kemudian mesjid Suwayyah pengajarnya juga Syekh Ahmad, mesjid bani Hatim (sekarang dikenal dengan mesjid 'Asyiq) mudarrisnya al-Allamah Alwi bin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Masyhur, zawiyah Syekh Salim bin Fadhal Bafadhal dengan pengasuh alHabib Abu Bakar bin Abdullah al-Kherred (meninggal tahun 1312 H) dan yang lainnya. Demikinlah kegiatan-kegiatan ilmiah yang ada di kota ini begitu ramai dan tatkala pelajar dari luar Tarim kian banyak maka berdirilah Rubat Tarim yang sekarang diasuh oleh Al Habib Salim as- Syatiri, Universitas Al Ahgaff, Perguruan Darul Mushtofa dan beberapa Ribat yang dibangun oleh Al Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur seperti Darul Ghuroba yang khusus mempelajari ilmu qiro'at dan hadits. Metode pembelajaran di Hadhramaut sering disebut dengan istilah Madrasah Hadhramaut. Habib Abu Bakar al- Adeni bin Ali al- Masyhur menyatakan, bahwa pilar kemoderatan syari'ah dan kesederhanaan yang sadar di Madrasah Hadhramaut adalah: ‫ﺛواﺑت اﻟوﺳطﯾﺔ اﻟﺷرﻋﯾﺔ واﻻﻋﺗدال اﻟواﻋﻲ ﺑﻣدرﺳﺔ ﺣﺿرﻣوت‬ ‫ اﻟﺧوف ﻣن ﷲ‬----- ‫ اﻹﺧﻼص‬----- ‫ اﻟورع‬----- ‫ اﻟﻌﻣل‬----- ‫اﻟﻌﻠم‬ ‫اﻟدﻋوة إﻟﻰ ﷲ ﺑﺎﻟﺣﻛﻣﺔ واﻟﻣوﻋظﺔ اﻟﺣﺳﻧﺔ‬ 1. Ilmu 2. Amal (mengamalkan ilmu) 3. Wira'i 4. Ikhlas 5. Takut kepada Allah SWT.

Setelah memenuhi lima pilar diatas, barulah berdakwah kepada Allah SWT. dengan hikmah dan mau'idzoh hasanah, sebagaimana firman Allah SWT. didalam al- Qur'an, surat anNahl ayat 125, yang berbunyi: Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl: 125). Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang haq dengan yang bathil.

Banyak ulama yang telah belajar di kota Tarim ini yang tak mungkin disebutkan namanama mereka satu persatu, karena jumlahnya mencapai ribuan. Habib Alwi bin Muhammad bin Ahmad al-Muhdhar di Indonesia, berkata: "…tak kutemukan satu daerah atau pulau di Indonesia yang saya masuki, kecuali saya dapati orang-orang yang menyebarkan ilmu disana adalah alumni Rubath Tarim atau orang yang belajar kepada orang yang telah belajar disini…”. Habib Musthafa bin Ahmad al-Muhdar menulis pada sebagian surat beliau kepada ahli Tarim: ”Ilmu as-Syatiri (Habib Abdullah bin Umar as-Syatiri) teruji dengan penyebarannya menyebar ke segala penjuru, dari daerah yang satu ke daerah yang lain, menyebar ke Hindia, China, negara-negara Arab, Somalia, Malabar, dan sebagainya..”. Sekarang jumlah pelajar di kota Tarim sudah mencapai ribuan dari berbagai belahan dunia, baik benua ataupun negara, seperti Eropa, Amerika, Australia, juga negara Yaman sendiri, India, srilangka, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Tanzania, Somalia, Kenya, Burkinavaso dan yang lainnya dari benua Asia dan Afrika.*

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

19

l i f ro

P

Sekilas Tentang

UNIVERSITAS AL AHGAFF Hadhramaut - Yaman Oleh : M. Khoirul Jadid

1. Eksistensi Universitas Al-Ahgaff adalah Universitas swasta yang didirikan oleh Al-'Alim Al'Allamah Al-Habib Abdullah bin Mahfudz Al-Haddad (hafidhahullah), prosesi akademisnya resmi dimulai setelah mendapatkan surat keputusan Menteri Pendidikan Yaman nomor: 05/1994. Di usianya yang masih cukup muda, Universitas yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sayyid Abdullah Muhammad Baharun, MA. Ini, telah diakui keberadaannya oleh persatuan Universitas Arab ( Ittihaad Al Jami'at Al Arabiyyah) dan disamping itu Universitas Al-Ahgaff juga termasuk dalam keanggotaan ikatan Universitas Islam (Rabithah al Jami'ah al Islamiyyah). Tujuan didirikannya Universitas ini adalah sebagai langkah nyata dari ide-ide cemerlang yang mengkristal dalam satu tujuan utama, yaitu membangun sarana pendidikan Islam yang bonafit dan berkualitas bagi masyarakat muslim dunia dengan pola pendidikan yang mampu mencetak kader insan yang prospektif dan mumpuni dalam segala aspek kehidupan berasaskan ruh islami serta penyebarluasan faham keagamaan berhaluan ahlus sunnah wal jama'ah. Kantor Pusat Universitas Al-Ahgaff berkantor pusat di Kota Mukalla ibu Kota propinsi Hadramaut Yaman. Segenap komponen yang dimilikinya, seperti gedung Fakultas, language Habib Abdullah Mahfudz Al Haddad center atau gedung persiapan mahasiswa baru dan gedung rektorat, semuanya berada di Kota yang terletak di ujung semenanjung Arab tersebut. Hanya gedung Fakultas Syari'ah & Hukum saja yang berada di Kota Tarim, hal ini sengaja dilakukan demi terwujudnya pendidikan syari'ah yang tidak berpusat di bangku kuliah belaka, namun langsung bersentuhan sacara alamiah dengan bi'ah (lingkungan) yang mendukung kearah kesempurnaan hasil pendidikannya, mengingat kemasyhuran Kota Tarim sebagai kota ilmu dan ulama. Alasan lain ditempatkannya Prof. DR. Habib Abdullah Baharun, MA. 1 20

Edisi Perdana Oktober 2013

Fakultas Syari'ah & Hukum terpisah dengan induknya, di antarnya karena faktor kultur sosial masyarakatnya yang sangat mendukung sekali untuk dijadikan tempat tafaqquh fiddin, juga kerena faktor sejarah yang telah memotivasi ditempatkannya fakulas ini di kota Tarim. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa dari kota Tarim inilah, Islam di berbagai belahan dunia, seperti Asia dan Afrika bisa menyebar dan berkembang dengan pesat, berkat kegigihan dan keikhlasan para tokohnya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.

2.Fakultas Universitas Al-Ahgaff menaungi beberapa Fakultas sebagai berikut : 1.Fakultas Syari'ah & Hukum, Fakultas ini dibuka pada tahun 1995 di kota Tarim Hadramaut. Fakultas ini sementara baru terdiri dari jurusan Syari'ah dan Syari'ah & Hukum dan direncanakan akan membuka jurusan tafsir hadits dan ushuluddin pada tahun tahun kedepan Habib Abdullah Baharun besama Menteri Agama Indonesia, Surya Darma Ali karena melihat makin banyaknya jumlah dan stafnya dengan didampingi KH. Nur Iskandar, SQ. mahasiswa dari berbagai Negara dan kebutuhan masyarakat terhadap dua Fakultas tersebut. 2.Fakultas Managemen dan Ekonomi, dibuka pada tahun 1995-1996. Fakultas ini membawahi dua jurusan, Manajemen dan Akuntansi. 3.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, dibuka pada tahun 1997 yang mencakup jurusan ilmu computer, E-commerse, dan system informasi. 4.Fakultas Banat, dibuka pada tahun 19971998 membawahi jurusan studi islam, bahasa arab, ilmu komputer, dan bahasa inggris. 5.Fakultas Sastra dan Ilmu Sosial dibuka pada tahun 2006-2007 dengan jurusan bahasa inggris di dalamnya. Dari kelima Fakultas ini, pihak Universitas hanya membuka dua Fakultas saja untuk mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia, yaitu Fakultas Syari'ah & Hukum untuk mahasiswa Indonesia dan Fakultas Studi Islam untuk mahasiswi Indonesia. 3.Strata akademik a.Program Bachelor (S1) Masa kuliah Masa kuliah di Universitas Al-Ahgaff secara umum ditempuh selama sepuluh semester dalam waktu lima tahun dan maksimal tujuh tahun, hal ini berlaku untuk Fakultas Syari'ah & Hukum. Adapun Fakultas sastra dan Fakultas Banat jurusan studi Islam dan Fakultas Tehnik, serta Fakultas Ekonomi maksimal delapan tahun. Waktu Kuliah Waktu kuliah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum'at, mulai pukul 08.00 Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

21

sampai pukul 13.00 waktu setempat, namun terkadang Fakultas tertentu memasang jadwal kuliah sore hari atau malam hari sesuai kondisi yang berkembang hal ini dilatarbelakangi oleh kurang memadainya jumlah ruangan yang digunakan untuk aktifitas belajar dan mengajar sementara jumlah mahasiswa setiap tahunnya terus meningkat terutama mahasiswa dan mahasiswi yang datang dari Indonesia. Adapun jadwal mata kuliah bersifat kondisional sesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing. b.Program Pascasarjana (S2 & S3) Masa Kuliah Untuk melengkapi jenjang strata akademiknya, Universitas Al-Ahgaff telah membuka program magister (Pasca Sarjana/S2) dan program Doktoral (S3) dengan konsentrasi studi islam, bertempat di Kota Mukalla dengan ketentuan sebagai berikut : Masa kuliah program magister (S2) ditempuh selama dua hingga empat tahun. Masa kuliah program doktoral (S3) ditempuh selama tiga hingga lima tahun. Waktu Kuliah Waktu kuliah disesuaikan dengan kondisi yang berkembang, karena mayoritas mahasiswa yang menempuh program S2 dan S3 diberikan kesibukan oleh pihak Universitas untuk membantu tugas mengajar sebagai dosen di program S1 atau persiapan masuk kuliah (tamhidi) dan pembantu di rektorat dan perkantoran, sehingga bersifat kondisional sesuai ketentuan pihak Fakultas masing-masing. 4.Pusat Rektorat Universitas Al-Ahgaff Yaman Foah Masakin Mukalla Hadramaut Republik of Yemen PO. Box : 50341 Telp.: (00967) (5) 360301 / 371923 Fax. : (00967) (5) 360303 Website : www.ahgaff.edu E-mail : ahgaff@ahgaff.edu Kantor Yayasan Al-Ahgaff Indonesia Jl. Jagasatru No. 56/193 Cirebon 45115 Jawa Barat Indonesia Telp./Fax. : (0062) (231) 203157 HP.: (0062) (81) 22212000 E-mail : [email protected]/ahgaff[email protected]

1 22

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Teladan

AL HABIB ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD AS-SEGAFF (738-819 H) (Pemimmpin Wadi Ahgaff)

Oleh: Ahmad Muqimuddin Waridin* Nama dan Tempat Kelahiran Terkenal dengan julukan Al-Faqih Al-muqaddam Tsani (guru besar kedua setelah AlHabib Muhammad bin Ali Ba'alawi), seorang figur yang terlahir di kota Tarim. Beliau adalah AlImam Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi bin Al-faqih AlMuqaddam. Tumbuh dan besar sebagaimana para pendahulunya dengan menghafal Al Qur'anul Karim dan menghafal kitab At-Tanbih dan Al-Muhadzdzab karya Al Imam Abi Ishak AsSyairozi, Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz, dan Al-Khulashah karya Al-Imam Al-Ghozali, AlMuharror karya Imam Ar-Rafi'i dan kitab-kitab fiqih lainnya. Dalam fan tasawwuf beliau mempelajari dan mengamalkan kitab Ihya ulumuddin, selain itu beliau juga mahir dalam disiplin ilmu nahwu, balaghoh dan shorof, serta lain sebgainya, hingga beliau tumbuh menjadi sosok pelajar yang menguasai berbagai disiplin ilmu melampui semua teman sebayanya disaat itu. Sebagian sahabatnya mengatakan: "Abduraahman bin Muhammad As-Segaff hampir hafal kitab Al-Muhadzdzab dan Al-Wajiz, bahkan Al-Arif Al-Faqih Ali bin Salim pada masa tuanya kembali belajar pada Al-Imam. Guru-Guru Beliau Pada masa belajarnya beliau berada dibawah asuhan guru-guru besar baik dari kalangan "as-saadaah" maupun dari kalangan "al-masyayikh", diantaranya adalah ayahhanda beliau sendiri Al-Imam Muhammad bin Ali Maula Dawilaih, Sayyid Al-Imam Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Al-Faqih Al-Muqaddam yang masyhur disebut denagan "shohibul 'ama'im". Al-Imam Abdurrahman juga berlayar ke Goil Abi Wazir untuk bertemu dan menimba ilmu pada Syaikh Alallamah Muhammad bin Sa'ad Abi Syukail dan Syaikh Al Faqih Muhammad bin Abi Bakar Ba 'abad. Selain itu beliau juga berlayar menuju kota Aden untuk belajar ilmu bahasa, sastra dan lainya pada Syaikh Muhammad bin Said Kibban hingga beliau menguasai ilmu tersebut tanpa berubah sifat asli beliau, yaitu sifat tawadlu yang telah beliau tanamkan dalam diri beliau semenjak beliau masih dalm usia dini. Ibadah dan Mujahadah Beliau Rahmat dan kemulian Alloh yang melimpah kepada beliau nampak terlilhat saat beliau masih dalam usia dini. Selama 33 tahun lamanya beliau sangat jarang tidur siang maupun malam dan beliau selalu membatasi perutnya dari makanan. Beliau berkata: "bagaimana mungkin saya bisa tidur, manakala saya berbaring miring ke kanan, maka aku melihat surga, dan jika berbaring kesebelah kiri aku melihat neraka". Beliau mengkhatamkan Al-Qur'an Edisi Perdana Oktober 2013

Masjid As Segaff Majalah Al Hikmah Yaman

23

empat kali di siang hari dan empat kali di malam hari. Seorang wali besar, pemimpin para sufi, Al-Imam Abu Bakar bin Abdullah AlAdni berkata: "tidaklah diragukan lagi, bahwa hal ini merupakan sesuatu yang sangat menakjubkakn, dan inilah karunia Allah SWT yang disebut dengan "At-Thoy" yang diberikan kepada para wali-walinya dengan memudahkan lidah mereka untuk membaca firman-firmannya yang termaktub dalam AlQur'an dan hal ini juga terjadi pada Sayyidina Utsman bin Affan r.a. Banyak orang mengira, bahwa beliau sebuah tiang karena sekian lama beliau berdiri dalam shalatnya. Mengurus kebun kurma di kota Tarim dan kota Masileh tidak mengurangi kesungguhan ibadah beliau baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Bahkan beliaupun tidak jarang membaca surat yasin disamping batang pohon kurma, bahkan tidak jarang juga beliau sampai menghatamkannya disaat itu. Beliau pernah tinggal selama beberapa bulan di Wadi Hud bersama Syaikh Fadlol untuk beribadah bersama, yang sampai sekarang ma'badnya (tempat beliau beribadah) masih terjaga dengan baik tanpa berubah dari bentuk aslinya. Seluruh wali pada zamannya mengakui derajat al wilayah al udzma pada beliau, termasuk anak-anak beliau seperti AlHabib Abu Bakar As-Sakran dan Al-Habib Umar Al-Muhdhor, dan juga Syaikh Fadhol bin Ubaidillah Nazielu As-Syihr, dan Syaikhoh Sulthonah binti Ali Az-Zabidi. Termasuk kebiasaan beliau ketika datang waktu sahur beliau berkeliling ke masjid-masjid di kota Tarim untuk bertahajjud. Siang dan malamnya beliau habiskan untuk beribadah hingga malam pengantin beliaupun tidak sepi dari dzikir dan tahajjud. Dan ketika usia beliau lanjut tua, beliau selalu memerintahkan seseorang untuk melantunkan Al-Qur'an disampingnya unutuk mendengarkannya dan membaca bersama. Karomah-Karomah Beliau Mukjizat adalah perihal luar biasa yang dianugerahkan kepada para nabi dan rasul, sedangkan karomah adalah perihal yang ada diluar jangkauan manusia yang diberikan kepada para wali. Diantara karomah yang 1 24

Majalah Al Hikmah Yaman

diberikan kepada Al-Habib Abdurrahman AsSegaff dikisahkan, bahwa setiap malam senin, kamis dan jum'at beliau berkumpul dengan Rasulalloh SAW dan para sahabatnya, sampai istri beliaupun menyaksikan dan mendengarkan perbincangan mereka tentang masalah agama seraya berkata: "Sertakanlah aku bersama kalian!", Abu Bakar As-Shidiq pun menjawab: "Engkau sudah bersama kami!", ketika itu berkatalah istri beliau: " Alangkah senangnya hatiku kepada Abu Bakar". Al-Habib Muhammad bin Abu Bakar Ba 'alawi pernah mengatakan: "Manakala beliau membaiatku, maka hilang dariku cinta kepada dunia, dan Alloh SWT mengganti seluruh sifat-sifat tercela dalam diriku dengan sifat-sifat terpuji. Dan diceritakan pula, bahwa suatu hari beliau menundukan kepalanya kemudian kembali sadar dan berujar pada putra beliau Al-Habib Umar Al-Muhdhor: "Cium kakiku…!" maka diciumlah kaki beliau oleh putranya, kaki beliau nampak terlihat kuning dan mengeluarkan bau harum, lalu beliaupun berkata: "Aku telah berjalan di surga!". Suara dzikirpun terdengar dari denyut jantung beliau, bahkan saudara beliau AlHabib Abdulloh bin Muhammad menyaksikan seluruh tubuh beliau bercahaya dan tertulis pada satu baris ‫ ﻵ اﻟﻪ إﻻّ اﷲ ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ‬dan pada baris kedua tertulis surat Al-Ikhlas. Cahaya yang berkilau seperti cahaya matahari, dan cahaya tersebut berjalan searah kemana arah beliau melangkah. Pernah ada sesorang menyaksikan jubah beliau berdiri padahal tidak ada tubuh beliau, bahkan terkadang atap dimana beliau duduk terangkat kemudian kembali lagi seperti semula. Beliau juga mengabarkan anak beliau yang akan dilahirkan, laki-laki atau perempuan, beliau juga memetik ruthob (kurma basah) untuk keluarganya ketika musim dingin, beliau juga bisa merubah tanah menjadi dirham. Sayyidah Sulthonah pernah berkata: "Jika Imam Wadi Al-Ahgaff datang ketempat kami, maka rumput-rumput tumbuh seperti baru diguyur hujan!", dan beliaupun tidak pernah datang dari pintu, tapi datang dari atap rumah.

Edisi Perdana Oktober 2013

Masjid Abdurrahman As-Segaff Ahmad, putra beliau pernah berkata:" Ayahku pernah berkata: “ Tidaklah aku bangun

Bagian dalam masjid As Segaff

Di masjid ini, Al-Habib Abdurrahman AsSegaff memimpin hadhroh setiap malam kamis dan senin yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Tarim dan sekitarnya. Hadhroh tersebut diisi dengan lantunan ayat-ayat suci AlQur'an, tahlil, syiir-syiir tentang martabat, manaqib para wali kota Tarim dan lain-lainnya. Dalam kitab yang berjudul Al-Imam Abdurrahman As-Segaff, Sayyid Abu Bakar Al-Masyhur Al-Adni mengatakan, bahwa mereka telah menentukan syarat-syarat untuk memulai hadhrah tersebut, diantaranya: 1. Berprasangka baik kepada Allah SWT dan pada

para waliya 2. Menghilangkan sesuatu yang terlintas di hati yang berupa tipu daya setan 3. Berprasangka baik kepada para saalikin dan saling mencintai karena Allah SWT 4. Memperhatikan dan merenungi kandungan makna syiir-syiir yang dibaca. Serta 5. Membulatkan niat bahwa hadhroh tersebut dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, para Rasulnya, dan orang-orang saleh. Dan tidaklah ada pada hadhroh ini hal-hal yang melampai batas, seperti memakan kaca, membakar diri, menusuk-nusuk badan dengan paku, berteriak dengan teriakan yang mengganggu orang, atau semacamnya. Mungkin, kritikan yang dilontarkan terkait hadhroh ini karena adanya beberapa alat musik di dalamnya seperti seruling, dan gendang-gendang. Dan begitu juga masalah tawassul, istighosah, dan sejenisnya. Namun, hal itu masih dalam ruang lingkup pro-kontra dari sisi pandangan ulama, dan selama hal tersebut masih demikiian adanya, tidak layak bagi seseorang untuk melakukan nahi-mungkar, apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh para pemuka wali secara turun-menurun tanpa ada yang ingkar. Disamping itu juga, mereka bukan hanya sekedar ahli tasawwuf, tetapi mereka juga ahli fiqih yang mendarah daging dari kalangan Bani Alawiyyin, Bani Al-Khotib, Bani Bafadhol dan lain sebagainya. Inilah yang pernah disampaikan oleh guru besar kami Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri ketika ditanya penggunaan perihal seruling dan gendang saat hadhrah di masjid As-Segaff. Al-Habib Abu Bakar Al-Adni berkata: "Sejak abad ketujuh dan kedelapan dunia islam telah memberikan toleransi pada hal-hal sufisme yang memakai dzauqiyyah (perasaan hati). Gelar dan Hikmah Beliaulah seorang ulama yang bergelar "As-Segaff" karena sifat khumul (tidak senang ketenaran), padahal kepribadian beliau melampai para wali Allah di zamannya. Seolah-olah beliau bersembunyi di bawah naungan atap yang dalam bahasa arab dinamakan "Al-Saqfu". Versi lain mengatakan bahwa beliau menaungi dan mengayumi para wali laksana atap menaungi seisi rumah, dan dari situlah beliau diberi gelar As-Segaff. Berpulang Kerahmatulloh Masyarakat kota Tarim benar-benar sangat sedih dan menangis di hari ketika ajal beliau mulai dekat. Para kerabat mendekati beliau untuk mengarahkan wajah beliau kearah kiblat, maka beliau bergerak sendiri dan tidak lama kemudian beliau berpulang ke sisi Allah swt pada Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

25

hari kamis 23 Sya'ban 819 H. Dan dimakamkan di area pemakaman ZAMBAL di kota Tarim AlGhonna pada waktu dluha hari Jum'at. Disaat pelepasan jenazah beliau putra beliau Al-Habib Umar Al-Muhdhor melantuntan syair pengantar: ِ َ ‫ﻛﻞ‬ ِ ِ ِ ‫واﺳــــﻘﻲ ُ ﱠ‬ ‫وﺑﺜـــﻲ ُ ﱠ‬ ِ ْ ‫ﻛـــﻞ ﱠ‬ ‫ﺿــﺎﻣــﻲ‬ ُ ْ َ ‫َأﻵ َﻳﺎ‬ َ ْ َ ‫ﻋـﲔ‬ ْ ْ ْ َ ‫اﻟﺪﻣـــﻊ‬ ْ ‫وﳛــــــــﻚ َﻻ َﺗﻨَــــــــــﺎﻣــﻲ * َ َ ﱢ‬ ِ ْ ‫ِـﻚ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫واﻟﻌـــــــــﻈﻢ‬ ‫ﻓـــﺮق‬ ْ َ ‫اﻟـــﺬي‬ َ َ ‫اﳉـﺴــــﻢ ﺑـ‬ َ ْ َ * ‫ﺻــﺎر ﻣﻨـ ُْﻪ‬ ْ ْ ِْ ‫ﲨـــﻴﻊ‬ َ َ ‫ﻗــﺪ‬ ْ َ ‫ﻋﲆ‬ َ َ "Tataplah wahai semua mata !!!sungguh kasihan dirimu, janganlah kamu tidur !!! dan menagislah atas kematian seorang wali". * Wallahu ‘alam *

Sambungan Halaman 9... Faktor utama yang menjadikan lunturnya “jiwa Islam” adalah westernisasi budaya yang semakin hari semakin mendarah daging di Indonesia. Jika seorang anak bisa berubah 180 derajat sifatnya ke sifat orang tuanya ketika lingkungannya menjadikan dia anak yang nakal. Muslim indoneisa pun pasti bisa seperti itu. Dengan cara nasihat dan terapi meyadarkan muslimin Indonesia agar mereka kembali seperti induknya adalah salah satu upaya untuk back to Hadhramaut. Sebagaimana seorang induk harus berusaha menjadikan sang anak tetap pada keinginan dan kemauan sang induk, tidak salah kalau banyak mahasiswa dan pelajar Indonesia belajar di Hadhramaut supaya terbentuk karakter seperti induknya. Hal itu bukan berarti pelajar Indonesia agar menjadi seperti orang Hadhramaut sepenuhnya, akan tetapi agar menjadi muslim seperti muslim di sana. Karena seorang anak juga tidak mesti serupa dengan orang tuanya seratus persen. Saatnya muslimin Indonesia harus mau mengaca kepada masyarakat Hadhramaut dalam menjalankan syaria't Islam. Harus berani bersikap nekad untuk bisa kembali ke asalnya. Kalau seorang anak bisa nekad menjadi nakal, mengapa dia tidak berani nekad menjadi jati dirinya yang sebenarya? Dan saatnya orang-orang Indonesia juga mengaca pada Hadharamaut dalam kehidupan sosial budayanya yang selalu menjadikan Islam sebagai manifestasi hidup mereka. Berusaha menjunjung tingi nilai-nilai sopan santun dan kearfian sebagaimana yang Islam ajarkan dan mau menyadari bahwa dirinya adalah seorang muslim yang lembut dan santun, bukan seorang yang bengis dan kejam. Mau menghidupkan lagi kegiatan-kegiatan agama seperti maulid nabi, yasinan dan tahlilan dan selalu menjunjung tinggi education balancing antara ilmu agama dan sains yang tidak berat sebelah. Yang berkeinginan mendalami sains, hendaknya memiliki bekal benih agama yang tertanam di dalam hatinya agar bisa menjadikan dia ilmuwan yang berkualitas, yang tidak silau akan harta, apalagi sampai mau disuap ataupun korupsi. Dan yang mendalami Islam pun hendaknya mengetahui bagaimana pentingnya sains dan tekhnologi dan tahu apa itu urgenitas ilmu pengetahuan umum buat kehidupan sehari-hari dan kemajuan Islam. Wahai muslimin Indonesia, sadarlah dan kembalilah ke jati dirimu yang sebenarnya. Seokor rusa yang kejam pasti tahu bahwa dirinya adalah rusa, bukan harimau sang pemangsa. Apakah patut orang Islam Indonesia kalah dengan tingkah laku rusa? ***

1 26

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Cerpen

Pesona Senja Balqis Oleh: Arman Malieky “Ya sayyidi… law samah, banasyty daftar dzaak, bikam si'ruh?1”, suara lembut itu melantun damai dari bibir seorang wanita berjubah hitam, terdengar menyentakan perhatian pak tua berjenggot putih yang sedang duduk di samping meja sambil membaca buku wirid sore hari2. Dengan berdiri sembari menenteng keranjang coklat di tangan kirinya, wanita itu mengulurkan telunjuk kanannya tertuju pada buku catatan kuliah yang berjejer di rak Toko. “Faddholly… ya 'azizaty… dza bi khoms mi'ah riyal bas”3. Pak Tua itupun mengambilkan buku itu dan segera menyerahkannya ke hadapan si wanita bercadar itu. Seketika, wanita itu segera pergi setelah membayarkan selembaran 500 Riyal Yaman dari dompetnya dan mengucapkan terimakasih. Langkah kakinya perlahan tertuju untuk membukakan pintu kaca toko buku itu. Senja itu mentari masih menyisingkan cahaya hangatnya mengitari pusaran ramai kota Mukalla. Sebagai ibu kota provinsi Hadhramaut, Mukalla memiliki kharisma eksotika terutama di kala senjanya. Masyarakat kota berduyun-duyun keluar dari rumahnya meramaikan jalanjalanan, pertokoan, bahkan tempat arena bermain anak-anak yang tak jarang rombongan keluarga mendatanginya. Wanita bercadar hitam itu sebenarnya bukanlah penduduk asli bumi Hadhramaut. Akan tetapi, Ia merupakan salah satu mahasiswi Indonesia. Setelah tiga tahun lamanya ia mengenyam bangku kuliah di Universitas Al Ahgaff, Ia seakan sudah berdarah pribumi sana. Bahasa arabnya begitu fasih, lentur terlontar dari bibir berbalut cadarnya. Hanya kedua bola mata indahnya yang bisa mencerminkan esensi pesona cantik keindonesiaanya. Tingkah polahnya pula sudah terbiasa dengan keadaan seluk beluk kota Mukalla. kemandirian sudah mengakar dalam jati dirinya sejak menginjakan kaki di Negeri Saba'. “ Ukht Balqis… Yaa Ukht Balqis”, terdengar teriakan lantang laki-laki, entah dari mana asalnya. Wanita itu berbalik badan, merasa namanya ada yang memanggil. Ia menoleh-nolehkan pandangan dan akhirnya menemukan sumber teriakan orang yang memanggilnya itu lantas mendatanginya. Belum berpatah kata sedikitpun, tiba-tiba laki-laki itu mengulurkan dompet hitam kepadanya. Seketika ekspresi wanita itu kaget dan keheranan. Langsung kedua tangannya menyibak-nyibakan keranjang coklat mencari-cari dompetnya. Anehnya, mengapa laki-laki itu tahu namanya?. “ Ini dompet anda, tadi terjatuh di Toko Boko 'Am Utsman”4, Si lelakipun berterus terang. “ aku menemukannya ketika aku ingin membeli keperluan kuliah, 'Am Utsman yang memberitahuku kalau kamu baru saja keluar dari took. Maaf, sebelumnya aku membuka kartu identitasmu”. Tutur lelaki itu. “Iya terima kasih banyak akhi…Seandainya dompet ini hilang entah bagaimana jadinya, banyak barang berharga yang aku simpan disit. Sekali lagi terima kasih akhi”, ungkap Balqis bahagia, dompetnya jatuh kepada orang yang bertanggungjawab. “ Sama-sama Ukhty Balqis… Memang ini sudah seharusnya yang sesuai syari'at kita, berlaku jujur dan amanah”, laki-laki itu tersenyum. Perangkai santunnya mencerminkan ia Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

27

seorang pelajar. “ Namaku Salman, sama dari Indonesia”, tutur terakhirnya. Senja itu awal pertemuan Balqis dengan seorang laki-laki yang ia sendiri belum mengenalnya sama sekali. Hanya tahu namanya, tanpa tahu hal selainnya. *** Al Ahgaff Library, papan tulisan itu jelas terpampang di atas pintu masuk perpustakaan kampus dengan bertuliskan pula bahasa Arab, Maktabah Al Ahgaff. Jejeran sepatu dan sandal berbaris rapi di depan pintu, sementara arah mata pengunjung pasti menuju pada papan slogan yang tergantung di ujung daun pintu, “Ummatun taqro' Ummatun Tarqo”5. Di keheningan senja itu, Balqis menyorotkan kedua matanya mengelilingi barisan kitab-kitab. Satu persatu kitab ia pandangi dari nama-nama kitab berikut pengarangnya. Ia berdiri tepat di depan rak kumpulan kitab-kitab Hadits. Beberapa saat kemudian berpindah menuju kumpulan Tafsir. Namun, sepertinya dia belum menemukan kitab sesuai apa yang dicarinya. Sementara suasana perpustakaan tampak tidak begitu banyak orang. Beberapa orang lelaki berpeci putih sedang duduk serius di meja berhadapan dengan kitab bacaannya. Terlihat pula empat wanita berjubah hitam tengah konsentrasi menatap lembaran demi lembaran kitabnya di pojok kanan dan kiri perpustakaan Al Ahgaff. “ Mencari kitab apa, Ukhty?”, lirih suara itu tertuju pada Balqis, seketika ia pun langsung berbalik. Dari suaranya, Balqis seakan pernah mendengarnya. Ternyata benar. Salman tengah berdiri disampingnya sembari menyunggingakan senyum. “Eeuuumm… Enda tahu nih, yang jelas aku sedang mencari bahan makalah tentang emansipasi wanita dalam pandangan Islam”, jawab Balqis sekenanya, terpaksa Ia pun harus jujur daripada berkubang sedari tadi dalam kebingungannya. “ Ooohh… mungkin ukhty bisa cari di kitab-kitab kontemporer di jejeran sebelah sana”, ungkap bijak Salman sembari mengarahkan tangan kananya ke tempat yang diisaratkannya. Sejurus kemudian, Balqis menuju ke tempat yang disarankan Salman. Matanya langsung tertuju pada kitab-kitab yang berbaris rapi di atas lemari panjang terpampang papan besar diatasnya tertulis, Al Kutub Al 'Ashriyah 6. Masing-masing kitab telah dikelompokan sesuai disiplin ilmu. Namun, Balqis masih saja termenung sendiri. Brrraaakkk… Tiba-tiba suara pelan buku dijatuhkan ke meja terdengar dari arah samping Balqis. Seketika ia langsung menengok. “ Ini mungkin kitab-kitab yang bisa ukhty jadikan referensi tentang Perspeksi Islam terhadap Emansipasi Wanita”. Salman menyodorkan beberapa kitab karangan ulama-ulama kekinian, seperti Dr. Muhammad Said Romdhon Al Buty, Syeikh Ali Jum'ah, Syeikh Yusuf Al Qordhowi dan Habib Umar bin Hafidz. Raut muka Balqis seolah terkesima melihatnya. Entah harus mengucapkan kata-kata apa untuk membalas budi seorang pemuda tampan itu. Dibalik cadar hitamnya, Balqis hanya bisa tersenyum-senyum. Salman pun membalas senyum tersembunyinya itu dalam wajah yang terpasang kaca mata tipis. Senja ini Balqis dibuat tersipu malu olehnya. Dalam hati, Ia kagum pada sosok keteladanan Salman. *** Balqis bersama seluruh pelajar Universitas Al Ahgaff dari berbagai fakultas menghadiri acara wisuda di Balfaqih Convention Hall, kota Mukalla. Dimulai sejak siang, Rombongan satu persatu turun dari kendaraan bus. Sampai tiba di pintu gerbang gedung, keramaian membahana disetiap arah mata memandang. Semua pelajar diantar masuk ke tempat duduk sesuai fakultas dan terpisah antara laki-laki dan perempuan.

1 28

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

“Akhi Salman…”, celetuk Balqis ketika Ia samar-samar melihat perawakan seorang pemuda yang sepertinya dikenalnya dari belakang. Pemuda tiba-tiba itu berbalik. Pandangan kedua bola matanya langsung tertuju pada wajah bercadar hitam yang tatapan matanya tengah meneliti penampilan dirinya hari itu. Kagum. Balqis tak menyangka akan bertemu kembali dengan Salman dihari wisudanya. “ Ukhty Balqis yaa?”, tanya Salman menerka-nerka. “ Iya Akhi, SELAMAT atas wisudanya, tak kusangka ternyata Akhi Salman sudah lulus, Sukses ya akhi..hee”, Balqispun berceloteh manja, sembari menebarkan senyum elegannya. “Syukron Ukhty, ya semoga mendapat ilmu yang bermanfaat, do'anya” “ Tentu Akhi,,, saya pasti akan do'akan”, rona wajah Balqis seakan terkesima melihat penampilan Salman bertoga khas Hadhramaut. Ketika acara dimulai. Berbagai sambutan, penampilan hiburan dan pemberian cendera mata dan penghargaan prestasi. Prof. DR. Habib Abdullah Baharun turut memberikan kata-kata sambutan sebagai Rektor Universitas Al Ahgaff. Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh Gubernur Provinsi Hadhramaut, DR. Dalam acara itu, Salman tampil sebagai pembawa iringan syi'ir Arab bertajuk “Ya Bilaadal 'ilmi, Hadhramauta” sebagai apresiasi cinta dan bangga akan bumi Hadhramaut yang telah mengucurkan aliran ilmu dan manfa'atnya bagi para penuntutnya dikala kehausan. Sampai dipenghujung acara, Balqis mencar-cari sosok Salman. Dilihatnya suasana panggung, lalu jajaran tempat duduk hadirin. Namun belum juga Balqis temukan wujudnya. Akhirnya, setelah para hadirin bubar dari acara, Balqispun ikut keluar. Di depan pintu keluar, tiba-tiba Salman sudah menunggunya dengan membawa segenggam bunga mawar merah. Lantas, cepat-cepat menghampiri Balqis. “ Ukhty Balqis, aku menunggumu di Indonesia”. Suara itu tertuju langsung pada hati terdalam Balqis. Balasan senyum hanya terpancar di rona wajah Balqis yang bercadar. Footnote: 1.permisi Pak, saya ingin beli buku, berapa harganya? 2.Wirid sore hari; tradisi masyarakat Hadhramaut biasanya membaca sural Al Waqi'ah dan Hizib Bahr karangan Sayyid Abu Al Hasan As Syadzily 3.Silahkan Mbak, Itu Cuma 500 Riyal 4.'Am: panggilan untuk orang lain yang lebih tua (Paman). 5.Umat yang membaca adalah Umat yang maju 6.Kitab-kitab Kontemporer

Sekian, Tarim, Bumi Hadhramaut, Jum’at, Muharram 1434 H/29 November 2013

AL HIKMAH YAMAN mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES

kepada: Sdr. Khaer Amrullah sebagai Juara Harapan II dengan Hadiah 75 USD Sdr. Arman Malieky sebagai Juara Harapan III dengan Hadiah 50 USD dalam Lomba Cerpen Perjuangan (LCP) 2013 yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena Yaman

Salam Literasi Nusantara...!!!

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

29

Culture

Selayang Pandang Tarim Al Ghonna Oleh: Fuad Zen*

S

ekelumit akan penulis paparkan sekilas aktivitas keseharian penduduk Tarim Al Ghonna sesuai dengan apa yang telah penulis ketahui dari hasil survei delegasi yang sengaja penulis utus untuk menggali berita tentang Tarim dan juga mengacu kepada pengalaman penulis sendiri selama penulis bergelut dengan penduduk Tarim dalam agenda menuntut ilmu. Tarim adalah sebuah kota di provinsi Hadramaut, Yaman Selatan. Di kota ini kita bisa temukan ratusan masjid yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun yang pada umumnya dibangun dari tanah liat, tanpa terkecuali menara-menaranya yang menjulang tinggi. Khalayak ramai menyebut kota Tarim ini dengan ''kota seribu wali'' , kuantitas ini hanya sekedar istilah; sebab pada hakekat nya lebih dari ribuan wali berada di kota Tarim ini. Selain itu, Tarim juga mendapat julukan ''Al Ghonna'' yang konon artinya ''kota yang berirama'', waqiila… ''kota yang rindang'', kedua pendapat tentang arti Al Ghonna ini tidak bertentangan; karena berdasar pada hakekat dan majaz. Yang mengatakan “kota yang berirama” karena memang kota Tarim ini memiliki banyak penyair-penyair handal, sedangkan yang mengatakan “kota yang rindang” karena saking banyaknya syair-syair yang dilantunkan mereka mengibaratkan ramainya burung yang berkicau, sedang layaknya burung-burung itu menempati pohon-pohon yang rindang, wallohu a'lam. Perumahan Penduduk Tarim Al Ghonna Secara umum, sebagai mana masjid-masjidnya, rumah-rumah penduduk Tarim juga dibangun dengan menggunakan tanah liat yang sedikit mengandung bahan semen. Meskipun demikian, mereka masih tetap mampu menyusun rumah mereka hingga bertingkat-tingkat, bahkan ada sebagian rumah tanah yang mencapai lebih dari empat lantai dengan ketinggian masing-masing ruangan tiga meter. Pada umumnya rumah mereka dibangun tanpa atap genteng atau sejenisnya, itu semua karena amat jarangnya hujan yang turun di kota Tarim Al Ghonna ini. Makanan Dan Minuman Penduduk Tarim Al-Ghonna. Setiap pagi hampir seluruh ahli Tarim mengganjal perutnya dengan roti kering ukuran jumbo atau sering disebut dengan hiif disertai dengan halib (susu) hangat yang dicampur dengan teh. Tapi, ada sebagian orang yang memilih memakan roti dicampur dengan Fashuuliya (kacang) atau Baydh (telur). Atau dicampur dengan syaksukah (telur ayam yang di campur dengan kacang). Menu makan siangnya tidak jauh dengan penduduk Indonesia, yaitu nasi putih dengan lauk yang bervariatif seperti ikan laut, daging ayam dicampur terong, daging kambing panggang dan daging unta. Bagi mereka yang berkucupan, tidak jarang kalau mereka mencuci mulut meraka dengan aneka macam buah-buahan semisal jeruk, pepaya, melon, semangka dan lainnya. 1 30

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Kemudian ditutup dengan makan malam dengan menu roti jumbo atau nasi putih. Adat Istiadat Penduduk Tarim Al Ghonna Republik Yaman sudah seharusnya bangga memiliki daerah yang namanya Tarim Al Ghonna ini, karena kota yang unik ini memiliki ciri dan adat-istiadat yang membedakannya dari kota-kota lain diseluruh dunia yaitu, tersekatnya antara kaum laki-laki dan perempuan dalam semua aspek kehidupan, kecuali diantara mereka yang resmi menjadi suami istri atau yang mempunyai hubungan kerabat. Tidak ada pengecualian sedikitpun, mulai dari kegiatan disekolah, pasar, pekerjaan dan lain sebagainya. Makanya, tak heran jika dalam resepsi pernikahan dan momen-momen yang besar lainnyapun kita sebagai lelaki tidak mungkin bisa berjumpa dengan kaum hawa. Dan sangat mustahil jika kita bisa menatap muka wanita, sebab semua wanita dari semua kalangan mereka selalu menutup auratnya rapat-rapat, tidak ada bagian yang dapat terlihat dari mereka kecuali hanya kedua mata yang terkadang juga ditutup dengan kain tipis dan tubuh yang dibalut dengan busana hitam lebar tanpa modis.

besi dan bahkan ada juga yang berprofesi sebagai petani. Hanya saja, sedikit sekali orang yang bertani, dikarenakan kondisi tanah yang sangat tidak memungkinkan dan letak greografis Tarim yang diapit oleh gununggunung berbatu, serta wilayah yang sebagian besar berupa lembah dan lereng-lereng yang jauh dari panorama menyegarkan. Makanya, ketika musim panas memuncak suhu udara mencapai 45 derajat celcius, dan jika musim dingin datang suhu menurun sampai 7 derajat celcius. Kondisi cuaca yang jauh berbeda dengan Indonesia membuat sebagian mahasiswa agak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Di kota Tarim, merokok bukan hanya sebatas dilarang, melainkan di haramkan oleh jumhur ulama setempat khususnya Yaman selatan. Sedangkang di yaman utara kita akan jumpai ramainya orang-orang yang melakukan kegiatan sejenis merokok yaitu ngegat (mengunyah semacam dedaunan yang memiliki efek tertentu), mungkin hampir sama dengan nenek-nenek Indonesia yang suka makan daun sirih, akan tetapi memakai daun gat. Ritual Religius penduduk Tarim alghonna

Mata Pencaharian Penduduk Tarim Al Ghonna M a y o r i t a s p e n d u d u k Ta r i m berpencaharian sebagai pedagang, namun bedanya, dagang yang mereka jalani hanya untuk memenuhi kehidupan hidup keluarga, bukan untuk menumpuk kekayaan. Buktinya, mereka hanya membuka toko mereka mulai jam 09.00 sampai adzan dzuhur dikumandangkan, dan dari jam 16.30 sampai jam 22.00 malam, itu pun dipotong waktuwaktu sholat yang masing-masing dari mereka tidak rela kalau harus ketinggalan sholat berjama'ah di masjid dengan tanpa peduli si pembeli sudah bayar atau belum. Namun, khusus di bulan ramadhan pasar ditutup secara serempak mulai dari pagi, baru kemudian dibuka kembali setelah sholat ashar sampai menjelang sahur. Selain berdagang, ada sebagian mereka yang berprofesi sebagai tukang kayu, tukang

1. Setiap malam jum'at serempak diadakan

maulid diseluruh masjid, ada yang melantunkan simtud dhuror, ada yang melantunkan dhiyaul laami', dan lain sebagainya. Maulid ini ditutup dengan ceramah umum yang diisi oleh habaib kondang. Sambil mendengarkan ceramah, jamaah dijamu dengan jahe hangat bercampur khill, baru kemudian sholat 'isya berjamaah. 2. Setiap jum'at pagi tepat setelah langit nampak kekuningan (waktu isyroq) diadakan ziarah umum ke Zambal [makam para habaib] dan ke Huroidloh [makam para masyayikh]. Ziarah ini dipimpin langsung oleh ketua majlis ifta' kota Tarim, Al Habib Ali Al-masyhur [kakak dari Habib Umar bin Hafidz] dan didampingi oleh Habib Umar serta sejumlah habaib dan masyayikh. 3. Setiap tanggal 1 sampai 10 Sya'ban selalu diadakan ziarah ke makam Nabi Hud A.S. Tepatnya di daerah Wadi Ahgaff, Hadhromaut

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

31

ditempat yang bernama Ru'b. 4. Setiap awal bulan Muharrom diadakan haul Sayyidina Al Imam Al Muhajir Ahmad bin 'Isa

yang terletak di daerah Husaisah. Beliau merupakan cucu Nabi SAW yang pertama kali menginjakan kaki di tanah Yaman dan merupakan kakek moyang dari semua habaib yang ada di sekitar Yaman. 5. Khusus pada hari Jum'at akhir dari bulan Ramadlon diadakan sholat qodlo setahun, yaitu melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah setelah melaksanakan sholat jum'at. Acara ini diadakan di masjid 'Inat, masjid yang ada disamping makam al Habib Abu Bakar bin Salim, kakek dari Habib Umar bin Hafidz. Sholat ini biasanya dipimpin oleh al Habib Ali Al masyhur. 6. Pada setiap bulan romadhon jadwal sholat tarawih selalu dibedakan antara satu masjid dengan masjid yang lainnya. Hal ini sengaja disusun dengan tujuan untuk menghidupkan malam-malam bulan Ramadlan. Oleh karena itu, tak mustahil jika ada sekelompok orang yang sholat tarawih sampai tiga empat kali (60-80 rokaat) pada tiap malamnya. Rutinitas ini terus berjalan sampai malam idul fitri. Pada malam 'Id seluruh masjid sepi sampai malam hari, baru mulai jam 01.30 dini hari diadakan takbiran dan khataman Al qur'an sampai sholat subuh, lalu dilanjutkan dengan sholat 'Id berjamaah. Seusai melaksanakan sholat 'Id semua orang kembali ke rumahnya masingmasing dan bersiap-siap melaksanakan puasa sunnah 6 hari syawal di esok harinya. Baru mulai tanggal 8 syawal dilanjutkan dengan kegiatan halal bi halal kepada para habaib dan masyayikh. Momen ini sering disebut penduduk Tarim dengan sebutan yaum 'uwad. Hal yang mungkin sangat istimewa bagi pelajar dan pendatang di tarim Hadramaut ini adalah keleluasaan mereka untuk berziarah kemakam para muallif kitab yang namanya sudah tersohor di Indonesia karena kapasitas keilmuaan yang dimilikinya, Diantara mereka adalah: 1. Syaikh Salim bin Sumair Al Hadlrami, pengarang kitab safinatun naja. 2. Syaikh Abdulloh bin Husain bin Thohir Al Hadlrami, pengarang kitab sullamut taufiq. 3. Syaikh Abdurrahman bin Muhammad Al masyhur, pengarang kitab bughyatul mustarsyidin, kitab fatawa yang terkenal dengan nama fatawa masyhur. 4. Al habib Abdulloh bin Alawi Al haddad, pengarang kitab adabu sulukil murid. 5. Al imam Faqih Al muqoddam, Muhammad bin Alawi Baa'lawi. 6. Al imam Faqih Al muqoddam tsani, Al habib Abdurrahman As segaff. Demikian yang bisa penulis ceritakan dengan kalimat yang singkat dan sederhana. Untuk keterangan lebih mendalam penulis anjurkan kepada pembaca untuk membaca tarojum (biografi) khusus ulama Hadramaut. Wallu a'lam.

Sambungan Halaman 15... D. PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG PENAMAAN BID'AH HASANAH Para ulama Shufi berbeda pendapat dalam menyikapi penamaan Bid'ah Hasanah tersebut, apakah hal baru yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih atau masuk dalam keuniversalan teks ayat Al-Qur'an atau Hadits tersebut cocok jika dikategorikan sebagai Bid'ah atau tidak, melainkan hal tersebut masuk kategori hal yang masyru'??, karena jika kita amati lebih mendalam, hal baru yang masuk atau sesuai dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, itu artinya hal tersebut diakreditasi oleh syari'ah, dengan demikian hal tersebut masyru'. Penamaan “Bid'ah Hasanah” versi Shufiyyah ini hanyalah sebuah laqob yang mereka datangkan untuk membedakan hal yang ketetapannya dengan nash shorih dengan Bid'ah secara terminologi syari'at (Bid'ah Dholalah), yaitu hal baru yang bertentangan dengan Qowa'idussyari'ah atau Ushulussyari'ah, karena hukum jika ditinjau dari dalil yang menetapkannya ada dua macam, ada hukum yang ditetapkan dari nash yang shorih, ada yang tidak. 1 32

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Coba anda lihat kata-kata “Bid'ah Hasanah”, susunan dua kata ini yaitu “bid'ah” dan “Hasanah” bukanlah susunan yang tanpa arti, karena kata-kata “bid'ah” disini mengisyaratkan bahwa hal tersebut adalah hal yang baru yang tidak terdapat pada zaman Nabi SAW, Sahabat dan Salafuna Sholih. Pensifatan Bid'ah dengan “Hasanah” mengisyaratkan bahwa ketetapan hukum tersebut tidak dengan nash shorih, hanya saja hal tersebut masuk pada keuniversalan dalil-dalil yang sudah ada, dan masuk dalam Qowa'idussyari'ah atau mempunyai keserupaan dengan ibadah-ibadah yang telah tetap yang dikenal dengan Qiyas Syabah. Dan ini yang telah dibahas oleh Ushuliyyin dalam pembahasan “Al-muthlaq, Al-'aam, Takhrijul furu' 'alal ushul dan Qiyas syabah”. Kemudian jika kita mentahqiq kembali sesuatu yang mereka sebut sebagai “Bid'ah Hasanah”, maka kita akan menemukan hal tersebut bukanlah masuk dalam kategori bid'ah secara terminologi, tetapi justru hal tersebut masyru' 'inda syaari', karena hal tersebut memang berdiri atas dalil-dalil yang sudah ada, hanya saja dalil tersebut tidak shorih, maka dari itu mereka datangkan laqob ini untuk membedakan dengan hukum yang ketetapannya dengan dalil yang shorih. Berangkat dari pandangan inilah terjadi khilaf dikalangan ulama Shufi, sebagian mereka tidak setuju jika hukum yang ketetapannya dengan dalil yang tidak shorih ini dikategorikan sebagai Bid'ah, tetapi mereka justru menganggap hal-hal yang dianggap sebagai Bid'ah hasanah oleh sebagian yang lain sebagai hal yang masyru', sehingga mereka tidak menggunakan laqob Bid'ah Hasanah yang digunakan oleh sebagian lainnya. Perbedaan pendapat dikalangan ulama Shufi ini berangkat dari sudut pandang yang berbeda tentang Bid'ah, sebagian dari mereka menganggap Bid'ah disini adalah bid'ah secara istilah Syari', sehingga mereka berpendapat bahwa "Bid'ah" tidak pantas disifati dengan "Hasanah", tetapi ulama Shufi yang lain mengatakan bahwa maksud Bid'ah Hasanah disini adalah Bid'ah secara etimologi yang didatangkan hanya sebagai laqob untuk hukum yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih. Maka penulis tegaskan bahwa ikhtilaf diantara ulama Shufi adalah ikhtilaf lafdy, karena ikhtilaf mereka berangkat dari sudut pandang yang berbeda, sebagian mereka yang mengatakan hal yang ketetapannya dengan nash yang tidak shorih bukanlah kategori Bid'ah, karena maksud mereka adalah Bid'ah secara istilah Syar'i, dan sebagian lain yang mengatakan hal tersebut adalah Bid'ah Hasanah, karena yang mereka maksud adalah Bid'ah secara etimologi bukan terminologi. Kita tahu bahwa istilah sebuah kaum tidak pantas untuk diperselisihkan, karena hanya istilah belaka yang tidak mempengaruhi perubahan sebuah hukum. Kaidah mengatakan: ‫ﻻ ﻣﺸﺎﺣﺔ ﻓﻲ اﻻﺻﻄﻼح‬ E. EPILOG Perbedaan pendapat adalah hal yang lazim terjadi, demikianlah tabi'at manusia, sebaiknya sesama muslim tidak mempermasalahkan perbedaan antara mereka jika memang perbedaan tersebut masih dalam masalah-masalah Ijtihadiyyah, karena hal tersebut bisa menjadikan Islam lemah karena penganutnya tidak bersatu dan saling menyalahkan saudara semuslimnya, apalagi masalah tersebut adalah masalah yang kecil, jangan sampai menghapus masalah yang lebih besar yaitu persatuan umat Islam. * Wallahu a’lam * Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

33

Kisah Inspiratif

Demi Sebuah Impian (An Experience and Insvirative Story) Oleh: Arman Malieky Mimpi adalah kunci, Untuk kita menaklukan dunia… Berlarilah tanpa lelah, Sampai engkau meraihnya… (Lirik lagu “laskar pelangi” - Nidji) endang lagu ini seakan sudah tidak asing lagi di telinga. Liriknya begitu selaras menggambarkan titik awal langkah perjuangan meraih cita-cita dan impian. Ya, Berawal dari sebuah mimpi, segala bentuk cita-cita pasti bisa dicapai, asalkan berani berusaha sekuat tekad perjuangan demi meraihnya. Dan tulisan ini adalah sebuah kisah singkatku dalam upaya untuk bisa kuliah di belahan bumi Timur Tengah. Dimana ilmu syari'at Islam berikut penerapannya senantiasa mengalir berkesinambungan. Khazanah Islampun terasa masih jernih dan menyejukan para penuntutnya, serumpama air minum segar yang diteguk langsung dari sumber mata airnya. Ketika mendengar Lagu itu, aku teringat pada waktu training motivation terakhir bersama guru motivator kebanggaan, Ust. Nur Fauzan, Lc. di Gelanggang Olahraga (GOR) Pon. Pes. Al Hikmah - Bumiayu. Lagu itu dilantunkan oleh beberapa siswi Malhikdua yang ditunjuk kedepan untuk menyanyikannya. Gema gempita suaranya membahana dan menulusuri setiap celah telinga kerumunan siswa-siswi kelas akhir yang duduk setia menyaksikannya. Memang acara training itu biasa digelar oleh Malhikdua mengingat masa depan anak didik yang perlu dimotivasi agar menjadi generasi terbaik masa depan bangsa. " Serukan dengan lantang apa Universitas yang ingin kalian tuju setelah lulus! ", pekik Ust. Fauzan menyemangati seluruh murid kelas akhir. Kala itu, akupun segera berteriak sekeras mungkin dengan menyebut-nyebut universitas di Timur Tengah yang menjadi cita-citaku. “ Damasyqi University… Dimasyqi University…”, berkali-kali suaraku mencuat meskipun aku sendiri belum begitu mengenal seperti apa Universitas Damaskus itu. Yang jelas, aku mengaguminya karena kharismatik ulama-ulama Syam yang hingga kini mendunia. Dan mulai detik itu, impianku adalah Just Study in Middle East Country.

D

Negeri Paman Syam dalam Imajinasi Impian Pertama Kuliah di timur tengah tidaklah semulus memasukan kunci kedalam motor lalu bisa berangkat seenaknya. Akan tetapi pasti ada halang rintang yang harus dilewati. Rencana pertamaku adalah mentargetkan negara Suriah lewat beasiswa Departemen Agama. 1 34

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Seandainya tidak bisa tembus, mungkin aku mencoba ikut test universitas Al Azhar, Mesir yang non beasiswa. Begitu mendengar keinginanku, Ibu mendukungku dengan sepenuh hati. Namun sayangnya, Ayahku belum bisa menerima permohonanku itu. Ia serta merta malah menyuruhku untuk kuliah di dalam negeri saja. Batinku seakan terpukul. Cita-citaku sepertinya akan dihadang angin kencang. Tinggal bagaimana aku harus mengambil langkah terbaiknya. Sampai detik kelulusanku, Ayah masih tetap kurang setuju. Terbukti, Di tengah acara pengambilan surat kelulusan, akupun hanya sendirian, berbeda dengan khalayak siswa-siswi lainnya yang besanding dengan keluarga menyambut kebahagiaan sang buah hati. Namun hal itu tidak membuat aku putus harapan, masih ada sinar mentari yang setia menemani langkahku. Setelah kelulusan, aku segera mencari info beasiswa negara-negara Timur Tengah yang bisa diakses melali internet. Beberapa peluang beasiswa berhasil aku temukan, diantaranya Beasiswa Ma'had Dauly lil Ulum as Syar'iyyah wal Lughoh 'Arobiyyah di Syiria, Universitas Al Azhar Mesir non-beasiswa melalui Departemen Agama, Beasiswa Sudan dan Maroko. Namun sayang, informasi Beasiswa Universitas Damaskus nihil aku dapatkan. Beasiswa Mesir Tak Kunjung Tiba Bersama Prahara Suriah dalam Simfoni. ebenarnya, sebelum aku memilih untuk mencari beasiswa Damasyqi University, aku sudah terlebih dahulu mencoba daftar dan mengikuti test beasiswa Universitas Al Azhar yang di sediakan Sifaroh (Kedutaan Besar) Mesir di Indonesia sebulan sebelum Ujian Nasional. Dengan beberapa ikhwan dan akhwat seangkatanku, aku mengikuti test yang bertempat di kediaman Kedutaan Besar Mesir, Jl. Teuku Umar No. 68 Menteng, Jakarta Pusat. Hanya bermodalkan Bahasa Arab dan Hafalan Qur'an yang baru 5 juz, aku memberanikan tekad mengikuti test yang berhadapan langsung dengan guru-guru dari Mesir. Harapan hanyalah sebuah harapan, tidak bisa terwujud melainkan atas kehendak Sang Maha Kuasa. Dan ternyata, setelah beberapa bulan memang pengumuman kelulusan beasiswa Kedubes Mesir seolah raib termakan angin, tidak ada kabar dan informasi selanjutnya, entah kenapa??? Lantas aku memilih langkah alternative berikutnya, Syiria. Aku tidak hanya sendiri, tapi aku juga mengajak beberapa teman seangkatan untuk ikut daftar bahkan aku sendiri yang mengkoordinir proses registrasi dan kelengkapannya dan diserahkan ke Kantor Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) di Gedung Kementerian Agama Pusat- Jakarta. Sayangnya, Beasiswa itu non-degree, yaitu berupa program study beasiswa 4 tahun bagi santri pesantren di Ma'had Dauly li Ulumi as Syari'ah wal 'Arobiyyah, Syiria. (Ma'had Internasioanl untuk Study Ilmu Syari'ah dan Bahasa Arab) yang diadakan oleh Kementerian Wakaf Republik Arab Syiria. Setelah ketujuh peserta Al Hikmah mengikuti Test di Kanwil Depag Semarang, seminggu berikutnya pengumuman hasil ujian dimuat secara online di internet. Berita bahagia itu tersiar lewat tulisan dalam bentuk tabel yang menyatakan semua peserta santri Pon. Pes. Al Hikmah lolos beasiswa Ma'had Dauly tersebut. Kabar itu sampai terdengar di telinga guruguru dan kepala madrasah. Sampai akhirnya, kami bertujuh dipanggil KH. Mukhlas Hasyim, MA. sebagai bapak kepala Malhikdua. Ketika itu, aku yang sebagai koordinator tim berhalangan sedang mengurusi acara Haah Khotmil Qur'an 2011. Jadinya, aku tidak tahu adanya pemanggilan itu. Yang jelas, isi dari maksud dipanggilnya kami bertujuh adalah melarang keras melanjutkan study di Suriah. Alasan utama Abah Mukhlas melarang kami yaitu karena Suriah merupakan negara monarki yang sangat otoriter. Penguasanya adalah rezim raja yang absolut. Militerpun wajib patuh pada setiap perintahnya yang mengandung unsur Syi'ah.

S

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

35

Walaupun Negaranya bermayoritas Sunni, tapi kepemimpinan orang Syi'ah bisa memonopoli laju kehidupan disana. Sering terjadi pembunuhan masal, pengeboman, perang antara penduduk dan tentara militer, dan banyak lagi kebiadaban pemerintah yang tidak sampai terekspose media. Akhirnya, kami pun manut dan meng-cancel keberangkatan, mengingat kekhawatiran beliau demi keamanan anakanak didiknya. Bepetualang demi peluang study di Negeri Seribu Benteng buku yang percaya penuh keeinginan dan kemampuanku merasakan kegalauan buah hatinya. Dimana aku masih terombangambing mau kemana?. Konik keluargapun kerap terjadi antara Ibu yang penuh mendukungku study di Timur Tengah dan Ayah yang masih serta merta menginginkaku kuliah di dalam Negeri saja. Aku sendiri belum mendapat pencerahan kemana masa depanku untuk kuliah di Timur Tengah? Kemudian Ibuku menyarankanku untuk pergi ke Surabaya, guna meminta rekomendasi dari KH. Asep Saefullah, Pengasuh Pon. Pes. Amanatul Ummah yang kerap memiliki relasi untuk beasiswa Maroko. Hal seperti ini pernah juga dilakukan oleh seorang tetangga perempuan yang juga kakak kelasku. Dan akhirnya berhasil berangkat ke Maroko. Dengan ditemani seorang ustadz kerabat Kyai Asep yang tinggal dekat rumahku, aku pun mengindahkan anjuran Ibu. Segala keperluan telah Ibuku siapkan dari perbekalan, ongkos dan uang pegangan untuk kami berdua. Aku tinggal di pondoknya Kyai Asep sampai satu mingguan. Di tengah kesibukan Kyai Asep, aku akhirnya dipertemukan dengannya. Beliau berkata, “ Man, nek kepingin marang Maroko melalui jalur pondok iki yo kudu ngabdi desik sataun bari ngenteni proses legalisasi Ijazah karo persyaratan-persyaratane”. Akupun hormat dan ta'dzim pada

I

1 36

Majalah Al Hikmah Yaman

penuturannya. Namun bagiku, mengabdi satu tahun di Surabaya bagiku terasa berat dan belum tentu kedua orang tuaku mengizinkannya. Sementara aku sendiri ingin segera berkuliah. The spirit of Yemen alam perjalanan kereta dari Surabaya menuju pulang, aku duduk termenung. Kedua bola mataku mengkristalkan air mata, maratapi nasib kemana aku harus melangkah. Hatiku gundah. Namun sekilas aku terbesit, Negara Yaman. Ya, program beasiswa Yaman belum aku coba, aku terpikir sejenak tentang Gus (Putra Kyai) Pon. Pes. Al Hikmah yang merupakan alumni Yaman. Tak ada salahnya aku mencoba. Lantas perjalanan pulangku aku urungkan, segera aku berkirim SMS kepaada Ibu bahwa aku akan pulang ke pesantren dulu untuk sowan ke Abah Yai Masrur, Pengasuh Pon.Pes. Al Hikmah, meminta pencerahan beliau tentang kuliah di Negeri Saba' itu. Setibanya tengah malam di Pesantren, aku dikabari seorang teman bahwasanya telah dibuka test beasiswa Universitas Al Ahgaff Yaman yang bertempat di Bogor. Persyaratannya berupa fotocopy SKHU, Photo berwarna, dan Surat Rekomendasi Pondok Pesantren. Esok paginya, Aku segera menyiapkan persyaratan dan mendatangi kantor pondok guna meminta dibuatkan surat rekomendasi pada pengurus sekretaris pondok. Sesaat kemudian aku berjalan kaki memasuki dalem Abah Yai dengan membawa sehelai stop map berisi Surat Rekomendasi. Akhirnya, Beliaupun merestui dan mendukung sepenuhnya niatku mengikuti test beasiswa Al Ahgaff. Tadinya aku tidak yakin mengikuti test Yaman, tapi pesan Abah Yai Masrur menguatkan niat dan keyakinanku. “ Yaman itu negerinya para wali, Di sana kamu bisa belajar Fiqih Sya'I murni dari sumbernya. Niatkan yang suci untuk menuntut ilmu”, tutur beliau. Dan Sorenya aku langsung bergegas meluncur ke CiBogor. Restu dan do'a guru membawa

D

Edisi Perdana Oktober 2013

keajaiban. Manakala aku membuka pengumuman dan info test di wanet dekat rumah, Aku tersentak kaget, aku dinyatakan lulus dan layak mendapatkan beasiswa Universitas Al Ahgaff Yaman. Sujud syukur bahagia mendengar berita itu langsung dari Pengurus Yayasan Al Ahgaff Indonesia. Aku langsung mengabari Ibu dan Ayahku di rumah. Mereka berdua bahagia namun tidak sebahagia ayahku yang tetap kurang menyutujuiku. Hikmah di Balik Tirai Perjuangan erjuangan haruslah disertai strategi dan planning alternative. Tanpa adanya itu, usaha bisa jadi akan sia-sia, apalagi ketika seorang langsung putus asa dan lemah harapan. Aku sendiri tidak mengandalkan satu peluang saja, namun aku juga menjajahi beberapa peluang alternatif untuk bisa sampai Timur Tengah meski dengan berbagai halang rintang dan cobaan. Dan semua itu berawal dari tekad yang kuat untuk niat menuntut ilmu. Setelah mengikuti test Beasiswa Al Ahgaff, aku juga ikut mendaftar di satu perkuliahan strata Universitas Timur Tengah, namun berdomisili di dalam negeri, yaitu STAI Imam Sya'I, Cianjur dengan rektor seorang pakar yuridis, Prof. Dr. Muhammad Hasan Hithou. Aku pun memilihnya karena pertimbangan sama seperti halnya kuliah di Timur Tengah dengan basis bahasa Arab dan ilmu syari'at Islam. Aku menemui banyak hikmah yang bisa ku petik dari perjuangan ini. Pertama, tidak jelasnya pengumuman Mesir membuat aku sungkan. Ketidak jelasannya itu memang berawal dari manajemen kedubes Mesir yang kurang tertata, ditambah gejolak politik pemerintahannya yang semakin berkecamuk sejak reformasi masa presiden Housni Mubarok kemudian Muhammed Mursi, hingga banyak menewaskan ribuan korban jiwa. Kedua, Suriah pun sama. aku membatalkan beasiswa Suriah meski sudah dinyatakan lulus. Besar kemungkinan aku

P

akan bernasib sama seperti teman-temanku yang sudah dipulangkan selamanya akibat konik rezim pemerintahan rajanya, Bashar Asaad. Otortiter pemerintah dan militernya memporak-porandakan rakyat terutama kaum oposisi dan pemberontak hingga korban jiwa pun bergelimpangan dimana-mana, terutama di ibu kota Damaskus. Ketiga, Maroko. Aku tidak mengambil beasiswa dari pondok di Surabaya, karena setelahnya ternyata ada pengumuman beasiswa Maroko lewat Depag RI, dimana syarat utamanya adalah nilai ujian nasional. Sebenarnya, akupun sudah termasuk kriteria persyaratannya, namun aku lebih memilih Yaman setelah pengumuman kelulusannya dilayangkan dan memberi kesempatan itu untuk temanku yang juga berkeingin kuliah di Maroko. Hikmah yang paling utama adalah adanya aku sekarang di Universitas Al Ahgaff Yaman. Aku menemukan cita rasa menuntut ilmu yang baru disini dengan segala rupa keunikan dan kekhasan bumi Hadhramaut, khususnya sebagai tempat asal muasalnya walisongo. Hikmah perjuangan ini sesuai hadits Baginda Rasulullah SAW, “ Al qhu yamani wal hikmah yamaniyyah “(Fiqih itu ada pada penduduk Yaman, dan Hikmah terletak pada orang Yaman). HR. Al Bukhori dan Muslim. Wallahu a'lam. #arman.

Tersedia dengan harga terjangkau ‫ﻣﺟﻣوع اﻷوراد و اﻟﺧطب اﻟﻣﻧﺑﺎرﯾﺔ‬ ‫ﺠﻣﻌﻬﻪ ﻃﻟﺒﺔ ﻤﻌﻬﺪ اﻠﺤﻛﻣﺔ ﺑﺎﻠﻴﻣﻦ‬ di Kantor Sekretarian Al Hikmah Yaman Kamar Nawawi Al Bantani, Asrama Dakhily (Qohum)

Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

37

HIKMAH Ikhlas dan Sabar Oleh: Abdul Hakim*

“Ikhlas dan sabar adalah dua komponen urgen yang harus kita miliki, agar kita bisa mendapatkan kehidupan yang nyaman dan keuntungan dalam dua kehidupan kita yaitu, kehidupan dunia dan akhirat ”. 1. Ikhlas

S

etiap kali kita menghadapi permasalahan dalam segala aspek kehidupan, maka ikhlaslah obat penenang yang harus kita minum. Terlebih dulu Allah SWT telah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 59: ِ ِ ْ َ ‫ﺳﻴﺆﺗﻴﻨَﺎ اﷲﱠُ ِﻣﻦ‬ ِ ْ ُ‫وﻗﺎﻟﻮا ﺣﺴﺒﻨَﺎ اﷲﱠ‬ َ ُ ِ َ ِ‫ورﺳﻮﻟﻪ ِ ﱠإﻧﺎ ِ َإﱃ اﷲﱠ‬ (٥٩) ‫راﻏﺒﻮن‬ ُ َ ‫أﳖﻢ‬ ُ ُ ُ َ َ ‫ﻓﻀﻠﻪ‬ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ َ َ ‫ورﺳﻮﻟﻪ‬ ُ ُ ُ َ َ ُ‫آﺗﺎﻫﻢ اﷲﱠ‬ ََْ ُ ُ َ ‫رﺿﻮا َﻣﺎ‬ ْ ُ ‫وﻟﻮ َ ﱠ‬

"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karuniaNya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,"(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)."(Q.S At-Taubah: 59) Kita sebagai makhluk-Nya haruslah ikhlas dan ridho atas apa yang telah ditentukan sang pencipta kepada kita. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang ikhlas dan kerugian yang sangat besar bagi mereka yang tidak ikhlas dan mengeluh, karena keluhan dan rasa tidak terima sungguh bukan hak kita sebagai makhlukNya, karena semua yang terjadi tidaklah lain datang dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 51: ِ ْ ُْ ‫ﻛﻞ‬ ِ َ ‫ﻗﻞ‬ ِ ‫ﻓﻠﻴﺘﻮ ﱠ‬ َ ‫اﳌﺆﻣﻨ‬ َ َ َ ‫ﻣﻮﻻﻧﺎ‬ (٥١) ‫ُﻮن‬ َ َ ْ َ ‫ﻫﻮ‬ َ َ َ ْ َ ِ‫وﻋﲆ اﷲﱠ‬ َ ُ ‫ﻛﺘﺐ اﷲﱠُ َﻟﻨَﺎ‬ َ َ َ ‫ﻳﺼﻴﺒﻨَﺎ ِ ﱠإﻻ َﻣﺎ‬ َ ُ ‫ﻟﻦ‬ ْ ُْ " atakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah K untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal"." Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud r.a: ِ ِ ُ ْ ‫ﻳﺼﻴﺐ‬ ِ ٍ َ َ ‫ﻣﻦ‬ َ َ ‫ﻫﻢ‬ َ َ ،‫ﺻﺐ‬ َ َ ‫ﻧﺼﺐ‬ ‫وﻻ‬ ‫وﻻ َ ﱟ‬ ْ ‫اﳌﺴﻠﻢ‬ ‫وﻻ َ ﱟ‬ َ ْ ُ ْ ُ ‫))ﻣﺎ‬ َ :‫ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﲇ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬-‫ رﴈ اﷲ ﻋﻨﻬﲈ‬-‫ﻋﻦ أﰊ ﺳﻌﻴﺪ واﰊ ﻫﺮﻳﺮة‬ ِ ٍ ْ َ َ ‫أذى‬ َ َ ،‫ﺣﺰن‬ َ َ ‫ﺸﻮ‬ ً َ ‫وﻻ‬ ((‫ﺧﻄﺎﻳﺎه‬ ‫ َ ﱠ‬،‫ﻏﻢ‬ ٌ َ َ َ ‫ﻣﻦ‬ ْ ‫ﻛﻔﺮ اﷲُ ِ َﲠﺎ‬ َ ‫ﻛﺔ ُﻳَﺸﺎ ﱡ‬ ْ ‫ﺣﺘﻰ اﻟ ﱠ‬ ُ َ ‫ ِ ﱠإﻻ َ ﱠ‬،‫ﻛﻬﺎ‬ ‫وﻻ ُ ﱟ‬ "Dari Ibnu Mas'ud r.a dari rasullullah SAW bersabda: "Tidak suatu pun yang mengenai seseorang muslim - sebagai mushibah - baik dari kelelahan, tidak pula sesuatu yang mengenainya yang berupa kesakitan, juga kesedihan yang akan datang ataupun yang lampau, tidak pula yang berupa hal yang menyakiti - yakni sesuatu yang tidak menepatii kehendak hatinya, ataupun kesedihan - segala macam dan segala waktunya, sampai pun sebuah duri yang masuk dalam anggota tubuhnya, melainkan Allah menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa yang mengenainya-yakni sesuai dengan mushibah yang diperolehinya- itu." 1 38

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

‫ إﲏ ﺗﻮﻋﻚ وﻋﻜﺎ‬،‫ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ‬:‫ ﻓﻘﻠﺖ‬،‫ دﺧﻠﺖ ﻋﲆ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﲇ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻫﻮ ﻳﻮﻋﻚ‬:‫ ﻗﺎل‬-‫رﴈ اﷲ ﻋﻨﻪ‬-‫وﻋﻦ أﰊ ﻣﺴﻌﻮد‬ ً ‫ ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﺼﻴﺒﻪ‬،‫ ))أﺟﻞ ذﻟﻚ ﻛﺬﻟﻚ‬:‫ ذﻟﻚ أن ﻟﻚ أﺟﺮﻳﻦ؟ ﻗﺎل‬:‫ ))أﺟﻞ إﲏ أوﻋﻚ ﻛﲈ ﻳﻮﻋﻚ رﺟﻼن ﻣﻨﻜﻢ(( ﻗﻠﺖ‬:‫ﺷﺪﻳﺪا ﻗﺎل‬ (‫ إﻻ ﻛﻔﺮ اﷲ ﲠﺎ ﺳﻴﺌﺎﺗﻪ وﺧﻄﺖ ﻋﻨﻪ ذﻧﻮﺑﻪ ﻛﲈ ﲢﻂ اﻟﺸﺠﺮة ورﻗﻬﺎ(( )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬،‫أذي؛ ﺷﻮﻛﺔ ﻓﲈ ﻓﻮﻗﻬﺎ‬ Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Saya memasuki tempat Nabi SAW. dan beliau sedang dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan dihinggapi penyakit panas yang amat sangat." Beliau kemudian bersabda: "Benar, sesungguhnya saya terkena panas sebagaimana panas dua orang dari engkau semua yang menjadi satu."Saya berkata lagi: "Kalau demikian Tuan tentulah mendapatkan dua kali pahala."Beliau bersabda: "Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslim pun yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allah pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan daunnya - dan ini jikalau disertai kesabaran." Dua hadist tersebut menunjukan, bahwa setiap musibah yang ditimpakan kepada manusia seperti kesulitan, derita sakit dan lain-lain mengandung pahala dan dileburkannya dosadosa. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa tidak mungkin selamanya manusia hidup di dunia ini selamanya senang dan selamanya bahagia, akan tetapi roda kehidupan akan selalu berputar. Bagi seorang muslim di dalam musibah itu ada kebaikan, dan jika dia ditimpa kesulitan serta sabar, maka pahalalah baginya, begitu pula jika mendapatkan kebaikan dan bersyukur. Ini merupakan sebuah karunia rahmat dan ni'mat dari Allah SWT. ِ ِ ‫ِإن اﷲَ ِﺑﺎﻟﻨ‬ ‫اﻟﺮﺣﻴﻢ‬ ُ ‫ﻟﺮؤو‬ ْ ُ َ َ ‫ﱠﺎس‬ ُْ ‫ف ﱠ‬ ”sesungguhnya Allah maha pengasih lagi penyayang kepada manusia” 2. Sabar

B

ila ikhlas sudah kita miliki, maka dengan lebih mudah untuk mendapatkan sikap sabar, Karena orang yang ikhlas tahu bahwa semua yang menimpanya tidak lain dari Allah SWT. Maka dengan spontan sikap sabar akan muncul seiring dengan tertanamnya sifat ikhlas. Seringkali kita mendengar sebagian orang berkata: "kesabaran saya sudah habis", sebenarnya orang itu bukanlah orang yang sabar karena sabar yang sesungguhnya itu tidak ada batas, karena sabar yang berbatas bukanlah sabar sejatinya. Rasullullah SAW bersabda: ‫ وﻟﻴﺲ‬،‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﲆ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﺠﺒﺎ ﻷﻣﺮ اﳌﺆﻣﻦ إن أﻣﺮه ﻛﻠﻪ ﻟﻪ ﺧﲑ‬:‫ﻋﻦ أﰊ ﳛﻴﻰ ﺻﻬﻴﺐ ﺑﻦ ﺳﻨﺎن رﴈ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل‬ ً ‫ وإن أﺻﺎﺑﺘﻪ ﴐاء ﺻﱪ ﻓﻜﺎن‬،‫ﺧﲑا ﻟﻪ‬ ً ‫ إن أﺻﺎﺑﺘﻪ ﴎاء ﺷﻜﺮ ﻓﻜﺎن‬: ‫ذﻟﻚ ﻷﺣﺪ إﻻ ﻟﻠﻤﺆﻣﻦ‬ .‫ﺧﲑا ﻟﻪ‬ Diriwayatkan ari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a.,berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: " mat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu A adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorang pun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - ia pun bersabar dan hal ini pun adalah merupakan kebaikan baginya. ‫ وﻋﻦ ﻋﻄﺎء ﺑﻦ أﰊ رﺑﺎح‬:‫ أﻻ أرﻳﻚ اﻣﺮأة ﻣﻦ أﻫﻞ اﳉﻨﺔ ﻓﻘﻠﺖ‬:‫ ﻗﺎل ﱄ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس رﴈ اﷲ ﻋﻨﻬﲈ‬:‫ ﻫﺬه اﳌﺮأة اﻟﺴﻮداء أﺗﺖ ﻗﺎل‬:‫ ﻗﺎل‬،‫ﺑﲆ‬ ،‫ إﲏ أﴏع‬: ‫ وإن ﺷﺌﺖ دﻋﻮت اﻟﻨﺒﻲ ﺻﲆ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻟﺖ‬،‫ إن ﺷﺌﺖ ﺻﱪت وﻟﻚ اﳉﻨﺔ‬:‫ ﻓﺎدع اﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﱄ ﻗﺎل‬،‫و إﲏ أﺗﻜﺸﻒ‬ ‫ ﻓﺎدع اﷲ أن ﻻ أﺗﺸﻜﻒ‬، ‫ إﲏ أﺗﻜﺸﻒ‬:‫ ﻓﻘﺎﻟﺖ‬،‫ أﺻﱪ‬:‫ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ أن ﻳﻌﺎﻓﻴﻚ ﻓﻘﺎﻟﺖ‬.‫ ﻓﺪﻋﺎ ﳍﺎ‬، Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

39

padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan seorang wanita yang tergolong ahli surga?"Saya berkata: "Baiklah."Ia berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi SAW. lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah agar saya sembuh."Beliau bersabda: "Jikalau engkau suka hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah surga, tetapi jikalau engkau suka maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya."Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar,"lalu katanya pula: "Sesungguhnya kerana penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah Tuan mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabi SAW lalu mendoakan untuknya sebagaimana yang dikehendakinya itu." Memang bukan hal yang mudah untuk mendapatkan sikap tersebut bila sekedar membaca atau belajar berpuluh-puluh tahun tanpa adanya sebuah praktek riil, mudah-mudah tulisan ini dapat menjadi sebuah langkah awal untuk mendapatkan dua sikap tersebut. Bila dua sikap itu ada dan menancap dengan kuat dalam hati kita, maka apapun yang menimpa kita baik senang ataupun duka, kita pasti akan mengembalikan semuanya kepada Sang pencipta. Dan kitapun akan terjauh dari sikap yang tercela yaitu buruk sangka kepada Allah SWT. Seorang tokoh dari toriqoh at-Tijaniyyah , Syekh al-Haaj Ibrahim bin al-Haaj Abdullah telah menyinggung hal ini, ِ َ ‫اﻟﴩور‬ ُ َ ْ ِ ‫ﺿﺎﺣًﻜﺎ‬ َ ْ َ * ‫ااﻟﺮﲪﺎن‬ ُ َ ْ ‫ﺲان َﻣﺎ ﱠ‬ ُ َ ‫اﻹﻧ‬ ‫إﻧﺴﺎن‬ ْ ِ ْ ‫ﻳﻌﻠﻢ‬ َ ْ ُ ‫ﻳﻠﻘﻰ ﱡ‬ ُ َ ْ َ ‫َ ْﻟﻮ‬ J"ikalau seseorang tahu siapa itu Allah Yang Maha Pemurah, maka dikala dia mendapatkan kejelekan (musibah yang buruk), maka dia pun akan tertawa (tersenyum ikhlas atas apa yang menimpanya)." Sekian dari kami salam silaturrahmi kami sampaikan dan mudah-mudahan -khususnya penulis- diberikan kedua sikap tersebut di atas. Wallahu'alam.

Kalam Hikmah ‫ﺧﻒ اﷲ ﺣﺘﻰ ﻛﺄﻧﻚ ﱂ ﺗﻄﻌﻪ وارج اﷲ ﺣﺘﻰ ﻛﺄﻧﻚ ﱂ ﺗﻌﺼﻪ‬ Takutlah kepada Allah seakan-akan kamu belum pernah mentaatinya, dan mohonlah kepadanya seakan-akan kamu belum pernah bermaksiat kepadanya.

‫ﲢﺘﺎج اﻟﻘﺮاﺑﺔ إﱃ ﻣﻮدة وﻻ ﲢﺘﺎج اﳌﻮدة إﱃ ﻗﺮاﺑﺔ‬ Kedekatan membutuhkan kasih sayang, dan kasih sayang tidak membutuhkan kedekatan

1 32 1 40

Majalah Al Hikmah Yaman Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013 Edisi Perdana Oktober 2013

‫‪WIRID‬‬

‫‪ ‬‬ ‫ﺑﺴﻢ اﷲِ ﱠ ْ َ ِ‬ ‫اﻟﺮﲪﻦ ﱠ ِ ْ ِ‬ ‫ِْ ِ‬ ‫اﻟﺮﺣﻴﻢ‬ ‫واﺳﻊ ْ َ ِ‬ ‫ﺧﻔﻲ ﱡ ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﻳﺎﻛﺜﲑ ْ ِ‬ ‫داﺋﻢ اﻟﻨ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ﻋﻈﻴﻢ ْ َ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اﻟﻠﻄﻒ‬ ‫اﳉﻮد َﻳﺎ َ َ َ‬ ‫ﱢﻌﻢ َ َ ْ َ ُ ْ‬ ‫اﻹﺣﺴﺎن‪َ ,‬ﻳﺎ َ َ َ‬ ‫اﻟﻌﻄﺎء َﻳﺎ َ ﱠ‬ ‫ﻗﺪﻳﻢ ْ ِ ْ َ‬ ‫اﻟﺴﻠﻄﺎن‪َ ,‬ﻳﺎ َ ْ َ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ َﻳﺎ َ ْ َ ﱡ‬ ‫ﱠُ ﱠ‬ ‫ِ‬ ‫ﳏﻤﺪ َ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫وارض َ ِ‬ ‫ﻳﻌﺠﻞ َ ﱢ‬ ‫ﺣﻠﻴﲈ َﻻ َ ْ َ ْ‬ ‫َﻳﺎ َ ِ ْ َ‬ ‫رب َ َ‬ ‫أﲨﻌﲔ‪.‬‬ ‫ﻋﲆ َ ﱢ ِ َ‬ ‫اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ َ ْ َ ِ ْ َ‬ ‫وﺳﻠﻢ َ ْ َ‬ ‫ﻋﻦ ﱠ َ َ‬ ‫ﺳﻴﺪﻧﺎ ُ َ ﱠ َ‬ ‫ﺻﻞ َﻳﺎ َ ﱢ‬ ‫ﲨﻴﻞ ﱡ‬ ‫وأﻟﻪ َ َ ﱠ َ‬ ‫اﻟﺼﻨ ِْﻊ َﻳﺎ َ ْ ً‬ ‫وﻧﺤﻦ َ ِ ْ ُ َ‬ ‫وأﻧﺖ َﱂ ْ َ َ ْ‬ ‫اﳌﻦ َ ْ ً‬ ‫ﻟﺬﻟﻚ َ ْ ً‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ َ َ‬ ‫ﺗﺰل ِ َ ِ َ‬ ‫ﻜﺮا َ َ َ‬ ‫أﻫﻼ َﻳﺎ‬ ‫ﻟﻚ ْ َ ْ ُ‬ ‫ﻋﺒﻴﺪك ِرﻗﺎ َ ْ ْ َ‬ ‫ﻓﻀﻼ َ َ ْ َ‬ ‫رﺑﻨَﺎ َﺣﻘﺎ َ َ ْ ُ‬ ‫وأﻧﺖ َ ﱡ‬ ‫وﻟﻚ َْ ﱡ‬ ‫اﳊﻤﺪ ُﺷ ْ ً‬ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ٍ‬ ‫ﻛﺴﲑ وﻳﺎ ِ‬ ‫ﺟﺎﺑﺮ ُ ﱢ ِ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ْ ٍ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ْ ٍ‬ ‫ﻣﻘﻮي ُ ﱢ‬ ‫ﻣﻐﻨﻲ ُ ﱢ‬ ‫ﻣﻴﴪ ُ ﱢ‬ ‫ﻣﺄﻣﻦ‬ ‫وﻳﺎ َ ْ َ َ‬ ‫ﺿﻌﻴﻒ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫وﻳﺎ ُ ْ ِ َ‬ ‫ﻓﻘﲑ َ َ‬ ‫ﻓﺮﻳﺪ َ َ‬ ‫ﺻﺎﺣﺐ ُ ﱢ ْ‬ ‫َ‬ ‫ﻛﻞ َ ْ ٍ َ َ َ‬ ‫ﻋﺴﲑ َ َ‬ ‫وﻳﺎ ُ ْ َ‬ ‫وﻳﺎ َ ِ َ‬ ‫َُﱢ َ‬ ‫اﻟﻌﺴﲑ َ َ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ٍ ِ‬ ‫ﻛﻞ َ ِ ٍ‬ ‫ﻋﻠﻴﻨَﺎ ُ ﱠ‬ ‫ﻳﺴﲑ‪.‬‬ ‫ﻓﺘﻴﺴﲑ ْ َ ْ ِ ْ‬ ‫ﻳﴪ َ َ ْ‬ ‫ُﱢ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ﻋﻠﻴﻚ َ ْ ٌ‬ ‫ﻋﺴﲑ َ َ ْ ْ ُ‬ ‫ﳐﻴﻒ َ ﱢ ْ‬ ‫ُ ِ‬ ‫ﳛﺘﺎج ِ َإﱄ ْ ِ‬ ‫ﻛﺜﲑ َ ْ َ ِ‬ ‫اﻟﺒﻴﺎن َ ﱠ ْ ِ ْ ِ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ِ ﱢإﲏ َ َ‬ ‫ف ِﻣﻨ َْﻚ‬ ‫أﺧـﺎ ُ‬ ‫ﺣﺎﺟﺎﺗﻨَﺎ َ ْ ٌ َ‬ ‫واﻟﺘﻔﺴﲑ َ َ‬ ‫ََ‬ ‫ﻣﻦ َﻻ َ ْ َ ُ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ َﻳﺎ َ ْ‬ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ‫وﺧﺒﲑ‪ َ .‬ﱠ ُ ﱠ‬ ‫وأﻧﺖ َﻋﺎﱂ ٌ ِ َﲠـﺎ َ َ ِ ْ ٌ‬ ‫وأﺧﺎ ُ ِ‬ ‫وأﺧﺎ ُ ِ‬ ‫ف ِﻣﻨ َْﻚ َ َ َ‬ ‫َََ‬ ‫ف ِﻣﻨ َْﻚ ‪.‬‬ ‫ﳑﻦ َﻻ َ َ‬ ‫ﳑﻦ َ َ‬ ‫ﳜﺎ ُ‬ ‫ﳜﺎ ُ‬ ‫ف ﱠ ْ‬ ‫ف ﱠ ْ‬ ‫ف ِﻣﻨ َْﻚ َ ِ‬ ‫ف ِﻣﻨ َْﻚ ‪.‬‬ ‫ﳑﻦ َﻻ َ َ‬ ‫ﻣﻦ َ َ‬ ‫ﳜﺎ ُ‬ ‫ﳜﺎ ُ‬ ‫ﻧﺠﻨَﺎ ﱠ ْ‬ ‫ﱢ‬ ‫ﺑﺤﱢﻖ َ ْ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ِ َ‬ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ‫واﻛﻨ ُْﻔﻨَﺎ ﺑَِﻜﻨ ِ َ ِ‬ ‫ﳏﻤﺪ ُاﺣﺮﺳﻨَﺎ ِ ِ َ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ﻋﻠﻴﻨَﺎ َ َ‬ ‫وارﲪﻨَﺎ ِ ُ ْ َ ِ َ‬ ‫َﺎم َ ْ‬ ‫ﻓﻼ‬ ‫ﻳﺮام َ ْ َ ْ‬ ‫ﺑﻘﺪرﺗﻚ َ َ ْ‬ ‫َﻔﻚ ﱠ ْ‬ ‫ﺑﺤﱢﻖ ُ َ ﱠ ْ ُ ْ َ ْ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ِ َ‬ ‫اﻟﺬي َﻻ ُ َ ُ‬ ‫ﺑﻌﻴﻨﻚ ﱠاﻟﺘﻲ َﻻ َﺗﻨ ُ‬ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ‫ِِ‬ ‫ﳏﻤﺪ َ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫َِْ ُ‬ ‫وﺻﲇ اﷲُ َ َ‬ ‫ورﺟـﺎؤﻧـﺎ َ َ ﱠ‬ ‫ﻋﺪد‬ ‫وأﻧﺖ ِ َ ُ‬ ‫ﺛﻘﺘﻨَـﺎ َ َ َ ُ َ‬ ‫ﻋﲇ َ ﱢ ِ َ‬ ‫وﺳﻠﻢ َ ْ َ ْ ُ‬ ‫ﳖﻠﻚ َ َ ْ َ‬ ‫رب ْ َ َِ ْ َ‬ ‫اﻟﻌـﺎﳌﲔ َ َ َ‬ ‫واﳊﻤﺪ ﷲِ َ ﱢ‬ ‫وأﻟﻪ َ َ ْ‬ ‫ﺳﻴﺪﻧـﺎ ُ َ ﱠ َ‬ ‫وﺻﺤﺒﻪ َ َ ﱠ َ‬ ‫وﻣﺪاد َ ِ ِ ِ‬ ‫وزﻧﺔ َ ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫َ ِِْ‬ ‫ﻛﻠﲈﺗﻪ‪.‬‬ ‫ﺧﻠﻘﻪ َ ِ َ‬ ‫ﻋﺮﺷﻪ َ َ َ َ‬ ‫ورﴈ َ ْﻧﻔﺴﻪ َ ِ َ َ ْ‬ ‫ﻗﺒﻞ َْ ِ‬ ‫وﺻﺤﺔ ِﰲ ْ ِ‬ ‫وﺳﻌﺔ ِﰲ ْ ِ‬ ‫وﺑﺮﻛﺔ ِﰲ ْ ُ ْ ِ‬ ‫زﻳـﺎدة ِﰲ ﱢ ْ ِ‬ ‫اﻟﺮزق َ َ ْ َ ً‬ ‫اﳉﺴﺪ َ ِ َ ً‬ ‫اﻟﻌﻤﺮ َ ِ ﱠ ً‬ ‫اﻟﺪﻳﻦ َ َ َ َ ً‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ِ ﱠإﻧﺎ َ ْ َ ُ َ‬ ‫اﳌﻮت‬ ‫ﻧﺴﺄﻟﻚ ِ َ َ ً‬ ‫وﺗﻮﺑﺔ َ ْ َ ْ‬ ‫ﱢ‬ ‫ََ‬ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ‫اﻟﻌﺬاب َ ِ ِ‬ ‫اﳊﺴﺎب َ ً ِ‬ ‫اﳌﻮت َ ْ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫وﺷﻬﺎدةﻋﻨ َْﺪ ْ َ ِ‬ ‫َ ً ِ‬ ‫ﻣﻦ ْ‬ ‫َ‬ ‫اﳉَﻨ ِﱠﺔ َ ْ ُ ْ‬ ‫وارزﻗــــﻨﺎ‬ ‫وﻣﻐﻔﺮة َ ْ َ‬ ‫اﳌﻮت َ َ ْ ِ َ ً‬ ‫وﻧﺼﻴﺒﺎ َ‬ ‫ﻣﻦ ْ َ َ ِ َ ْ ً‬ ‫وأﻣﺎﻧﺎ َ‬ ‫ﺑﻌﺪ َْ ْ َ ً‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫وﻋﻔﻮا ﻋﻨ َْﺪ ْ َ ِ َ َ‬ ‫رﺑﻚ رب ْ ِ ﱠ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ﳏﻤﺪ َ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫َ‬ ‫وﺟﻬﻚ ْاﻟ َ ِ ْ ِ‬ ‫ﱠﻈﺮ ِ َإﱄ َ ْ ِ َ‬ ‫وﺻﲇ اﷲُ َ َ‬ ‫ﻜﺮﻳﻢ َ َ ﱠ‬ ‫ﻋﲈ‬ ‫ﻋﲆ َ ﱢ ِ َ‬ ‫ﺳﺒﺤـــﺎن َ ﱢ َ َ ﱢ‬ ‫وﺳﻠﻢ‪َ ْ ُ .‬‬ ‫وأﻟﻪ َ َ ْ‬ ‫ﺳﻴﺪﻧـــﺎ ُ َ ﱠ َ‬ ‫اﻟﻌﺰة َ ﱠ‬ ‫وﺻﺤﺒﻪ َ َ ﱠ َ‬ ‫اﻟﻨ َ َ‬ ‫وﻣﺪاد َ ِ ِ ِ‬ ‫وزﻧﺔ َ ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ﻋﺪد َ ْ ِ ِ‬ ‫َ ِ ُْ َ‬ ‫وﺳﻼم َ َ‬ ‫ﻛﻠﲈﺗﻪ‪.‬‬ ‫اﳌﺮﺳﻠﲔ َ ْ َ ْ ُ‬ ‫ﺧﻠﻘﻪ َ ِ َ‬ ‫رب ْ َ َِ ْ َ‬ ‫ﻋﲇ ْ ُ ْ َ ِ ْ َ‬ ‫اﻟﻌﺎﳌﲔ ‪َ َ َ .‬‬ ‫واﳊﻤﺪ ِﷲِ َ ﱢ‬ ‫ﻋﺮﺷﻪ َ َ َ َ‬ ‫ورﴈ َ ْﻧﻔﺴﻪ َ ِ َ َ ْ‬ ‫ﻳﺼﻔﻮن َ َ َ ٌ‬ ‫‪Wirid Syekh Abu Bakar bin Salim‬‬ ‫‪Artinya:‬‬ ‫‪Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.‬‬ ‫‪Wahai Yang Maha Agung kerajaan-Nya, Wahai Yang Maha Qadim (Terdahulu) kebaikan-Nya,‬‬ ‫‪Wahai Yang tak henti-hentinya melimpahi nikmat, Wahai Yang Maha Banyak limpahan‬‬ ‫‪kemurahan-Nya,Wahai Yang Maha Luas pemberian-Nya, Wahai Yang Maha Tersembunyi kasih‬‬ ‫‪sayang-Nya, Wahai Yang Maha Indah maha karya-Nya, Wahai Yang Maha Bijaksana tanpa‬‬ ‫‪tergesa-gesa menurunkan siksa.‬‬ ‫‪Limpahkanlah shalawat wahai Tuhanku pada Sayyidina Muhammad SAW dan pada‬‬ ‫‪keluarga serta salam sejahtera dan ridhoilah para sahabatnya sekalian,‬‬ ‫‪Wahai Allah bagi-Mu segala pujian dan syukur, dan bagi-Mu (kami sangat) berhutang budi atas‬‬ ‫‪41‬‬

‫‪Majalah Al Hikmah Yaman‬‬

‫‪Edisi Perdana Oktober 2013‬‬

segala anugerah, dan Engkaulah pemilik kami yang sebenar-benarnya, dan kamilah hamba-Mu yang Engkau miliki, dan Engkau tetap abadi memiliki kami, Wahai Yang Maha Memudahkan semua hamba-Mu yang kesulitan, Wahai Yang Maha Menghibur semua hamba-Mu yang tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan, Wahai Yang Maha Menemani semua hamba-Mu yang dalam kesendirian, Wahai Yang Maha Mencukupi semua hamba-Mu yang faqir, Wahai Yang Maha Menguatkan semua hamba-Mu yang lemah, Wahai Yang Maha Mengamankan semua yang dalam ketakutan, Mudahkanlah bagi kami segala kesulitan kami, karena mudah bagi-Mu memudahkan sesuatu yang sulit. Wahai Allah Yang Tak Membutuhkan penjelasan dan penafsiran (atas kesulitan kami), Hajat kami sangatlah banyak, dan Engkau Maha Mengetahuinya dan Maha Memahaminya. Wahai Allah sesungguhnya kami takut pada (kewibawaan-Mu), dan kami takut pada orang yang takut pada (kewibawaan-Mu), dan kami takut pula pada orang yang tidak takut pada (kewibawaan-Mu). Wahai Allah demi orang-orang yang takut akan (kewibawaan-Mu), Selamatkan kami dari orang-orang yang tidak takut pada (kewibawaan-Mu). Wahai Allah demi Sayyidina Muhammad, Jagalah kami dengan pandangan-Mu yang tak pernah terlelap, dan Ayomilah kami dengan pemeliharaan-Mu yang tak henti-hentinya, Kasihanilah kami, dengan ketentuan-Mu terhadap kami, maka kami tidak akan celaka bila Engkau pegangan kami dan harapan kami. Dan shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan atas pemimpin kami sayidina Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya, dan segala puji bagi Allah swt Tuhan sekalian Alam, sebanyak ciptaan-Nya, keridhoan-Nya, timbangan berat Arsy-Nya, dan tinta kalimat-kalimat-Nya. Wahai Allah kami memohon kepada-Mu bertambahnya keimanan dalam beragama, keberkahan dalam usia, kesehatan tubuh, keluasan dalam rizki, taubat sebelum kematian, kesyahidan saat kematian, pengampunan setelah kematian, pengampunan di hari hisab, keamanan dari siksa, dan bagian dari Surga, dan berilah kami kesempatan memandang kepada Dzat-Mu yg Maha Agung dan Mulia. Semoga shalawat Allah swt dan salam-Nya selalu tetap tersampaikan kepada sayyidina Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya. (Sebanyak ciptaan-Nya, keridhoan-Nya, timbangan berat Arsy-Nya, dan tinta kalimatkalimat-Nya). Diterjemahkan oleh : Abdul Kadir ***

Segenap Keluarga Besar Al Hikmah Yaman mengucapkan

SELAMAT DAN SUKSES atas Wisuda Sarjananya 3 Sahabat Al Hikmah di Fakultas Syari’ah, Universitas Al Ahgaff - Yaman Akh. Fuad Zen, Bsc. Akh. Abu Bakar Juri, Bcs. Akh. Ahmad Muqimudin Waridin, Bsc.

1 42

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

KISAH

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis R

Oleh : Roby Adrianto*

atu Balqis dan Negeri Saba', nama yang –saya yakin– sudah tidak asing lagi di benak Anda. Bisa dibilang, Ratu Balqis sudah menjadi legenda yang diceritakan turun temurun dalam berbagai risalah Nabi, khususnya Nabi Sulaiman. Setiap Anda membaca cerita tentang Nabi Sulaiman, maka tentu Anda akan menemukan sosok Balqis dalam kisah kehidupan beliau (Nabi Sulaiman). Kisahnya diceritakan dalam Al Qur'an, Bible Ibrani dan Perjanjian baru. Dalam Al Qur'an, kisah tentang Ratu Bilqis berawal ketika Nabi Sulaiman memeriksa rakyatnya (dari golongan burung). Tatkala beliau tidak melihat Hudhud, beliau berkata 'mengapa aku tidak melihat Hudhud? apakah dia tidak hadir?'. Nabi Sulaiman pun bersumpah akan mengazabnya dengan azab yang keras kecuali burung Hudhud memberikan alasan kenapa dia berani-beraninya ghoib ketika pemeriksaan. Maka tidak lama kemudian, burung Hudhud pun datang lalu berkata bahwasannya ia mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Nabi Sulaiman. Yaitu bahwasannya ia menjumpai sebuah kerajaan besar yang dianugerahi segala sesuatu yang dipimpin oleh seorang perempuan. Namun walaupun begitu, mereka tidak menyembah Allah dan syaitan menghiasi perbuatan-perbuatan mereka dengan sesuatu yang indah. Kemudian Nabi Sulaiman pun berkata “pergilah kamu dan sampaikan surat dariku untuknya. Akan kami lihat apakah kamu benar ataukah kamu termasuk dari golongan pendusta”. Tatkala Ratu Bilqis menerima surat tersebut, Ia berkata ,“Hai para pembesar kerajaan, sesungguhnya telah datang surat kepadaku dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya 'Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”. Dalam suratnya tersebut Nabi Sulaiman mengajak Ratu Bilqis untuk tidak berlaku sombong terhadapnya ( Nabi Sulaiman) dengan menyerah dan mengikuti Nabi Sulaiman untuk tidak menyembah selain Allah. Lazimnya seorang pemimpin, Ratu Bilqis pun meminta pendapat para pembesar kerajaan sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan untuk menanggapi surat Nabi Sulaiman tersebut. Setelah sekian lama mereka bermusyawaroh, mereka berkata “kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan keberanian dalam berperang. tapi apapun itu, keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. Dia (Ratu Bilqis) berkata “Sesungguhnya apabila suatu kerajaan memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina dan demikianlah yang akan mereka perbuat. Maka aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah sebagai tanda perdamaian dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, merekapun menyampaikan Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

43

meksud mereka dan menyerahkan hadiah yang mereka persiapkan sebelumnya. Kemudian Nabi Sulaiman pun berkata “Apakah kalian menyogok saya dengan harta? sesungguhnya apa yang allah anugerahkan kepada saya jauh lebih baik daripada apa yang Dia berikan kepada kalian. Tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian. Kembalilah kalian kepada mereka dan sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa untuk melawannya, dan kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba') dengan hina dan manjadikan mereka tawanan yang hina dina”. Nabi Sulaiman berkata “Hai para pembesar, siapakah diantara kalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang dan menyerah?”. Lalu Jin Ifrit berkata, “aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu”. Berkatalah Ashif bin Barkhiya (seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab) “aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Nabi Sulaiman melihat singgasana itu berada di depannya ia berkata “ini adalah termasuk karunia Tuhanku untuk mencobaku apakah aku termasuk golongan orang yang bersyukur ataukah aku termasuk golongan orang yang kufur”. Ia berkata “robahlah sedikit dari bagian singgasana tersebut untuk mengetesnya apakah ia (Bilqis) benar-benar ratu yang pandai ataukah ia seorang yang bodoh”. Setelah melalui perundingan yang matang bersama para pembesar kerajaannya, Ratu Bilqispun memutuskan untuk mendatangi Nabi Sulaiman. Dan ketika Ia datang, Nabi Sulaiman bertanya (untuk mengetesnya), “Seperti inikah singgasanamu?”. Ratu Bilqis menjawab, “Seakan-akan ini singgasanaku, padahal singgasanaku bukanlah seperti ini”. Kemudian Ratu Bilqispun beriman kepada Allah swt. (QS. An Naml; 20 - 44). Berdasarkan perjanjian lama, Ratu Saba' menempuh perjalanan panjang dari kerajaannya di Yaman untuk menemui Raja Sulaiman di Yerusalem. Ratu itu membekali diri dengan para pengiring, unta yang membawa muatan sarat rempah, emas, dan batuan berharga. Bertemu dengan Nabi Sulaiman, Ratu saba' terpukau dengan kebijaksanaan Sang Nabi, juga kemegahan kerajaannya. Sebelum pergi, ia memberi hadiah 120 talen emas, atau setara dengan 4,5 ton! Ibu kota Saba' dipercayai ialah Ma'arib yang terletak berhampiran dengan kota Sana'a, ibu kota negara Yaman sekarang.Selain Yaman, daerah kekuasan Saba' juga meliputi Eritrea dan Habasyah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ethiopia . Arkeolog Inggris mengklaim telah menemukan harta karun Ratu Bilqis. Tambang emas Sang Ratu ditemukan tersembunyi di sebuah bukit di dataran Gheralta, utara Ethiopia. Sebuah lokasi tambang yang belum pernah di eksplorasi sebelumnya, di teritorial kerajaan Saba' yang pernah berkuasa selama 3.000 tahun. Schofield menemukan tambang kuno tersembunyi di balik batu 20 kaki yang diukir dengan gambar matahari dan bulan sabit. "Simbol dari negeri Saba'," kata dia. "Saya merangkak di bawah batu, waspada dengan ular kobra yang disebut tinggal di sini, dan berjumpa dengan sebuah prasasti Bahasa Saba', bahasa yang dipakai Sang Ratu.” Tak jauh dari lokasi tambang, arkeolog menemukan sisa-sisa kolom dan batu halus berukir yang mungkin adalah bagian dari sebuah kuil terkubur, yang diyakini didedikasikan untuk Dewa Bulan Saba'. Situs dari medan peperangan, lengkap dengan tulang kuno, juga ditemukan di dekatnya. Ukuran yang tepat dari tambang, yang pintu masuknya terhalang oleh batu besar belum ditentukan. Namun, uji yang dilakukan oleh seorang pencari emas mengarah ke dugaan, adanya ruang luas di bawah tanah, dengan terowongan yang cukup besar untuk dilalui dengan berjalan kaki. #Roby.

[email protected] 1 44

Majalah Al Hikmah Yaman

alhikmahyaman.blogspot.com Edisi Perdana Oktober 2013

Mengapa Nabi Tidak Pernah Sakit Perut?

Tips Oleh : Fathul Bari

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. 'Abasa: 24) Mari tengok bagaimana rasulullah saw makan sehingga beliau tidaksakit perut disebabkan makanan.

Rasulullah SAW mencegah kita makan ikan bersama daging karena akan cepat dapat penyakit. Mengapa??? Ini karena dalam makanan darat seperti daging dan ayam mengandung ion positif (+) sedangkan dalam makanan laut seperti ikan mengandung ion negatif (–). menurut teori sains dua ion ini akan menarik satu sama lain. Jadi, jika kita makan ayam bercampur ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusakan usus kita. Kesannya sakit perut dan juga akan menyebab perut kita buncit atau boroi. (kesan angin kata orang2 tua…) Bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah beberapa amalan Rasulullah SAW dan tips-tips pemakanan yang boleh diamalkan: * jangan makan SUSU bersama DAGING * jangan makan DAGING bersama IKAN * jangan makan IKAN bersama SUSU * jangan makan AYAM bersama SUSU * jangan makan IKAN bersama TELUR * jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD * jangan makan SUSU bersama CUKA * jangan makan BUAH bersama SUSU FAKTA: Menurut analisis kesehatan, setelah nasi masuk ke dalam perut kita maka akan dihasilkan L-Tryptophan, yaitu asid amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin, vitamin B. Niacin sendiri akan digunakan untuk membuat serotonin, zat penghantar signal di otak yang boleh menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita rasa mengantuk. Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin, yang akan menyimpan makanan di dalam tubuh. Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita mengantuk. Itulah sebabnya mengapa sebabnya selepas makan berat biasanya kita akan mengantuk dan ingin tidur. Perlu diingat, buah merupakan bahan makanan yang mengandungi fruktosa yang dapat menimbulkan peningkatan kadar insulin. Dan untuk itu, makan buah dianjurkan sebelum makan nasi kerana untuk mengelakkan kerja berat dari pankeras menghasilkan insulin. Jika makan nasi terlebih dulu, pankreas akan bekerja berat untuk memproses nasi dan protein yang ada dalam lauk pauk dan memerlukan masa berjam-jam. Dan jika buah dimakan selepas makan nasi, maka buah yang sudah berada di dalam perut akan mengambil masa yang lama untuk melalui proses penghadaman dan zatnya akan rusak terlebih dahulu sebelum sempat dipadamkan. Kita tentu pernah melihat epal yang sudah dikupas kemudian terlalu lama dibiarkan maka lama-lama akan kuning dan boleh membusuk. Itu baru hanya terkena udara belum lagi dicampur dengan makanan di dalam perut kita? Sudah pasti buah akan membusuk sebelum sempat diproses. Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan, maka tak heran jika rasulullah memberi pernatian atas masalah ini. Semogabermanfaat……………. Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

45

Reportase

Al Hikmah Yaman; Abah Yai Masruri Selalu di Hati

Satu tahun wafatnya Abah Yai kian terkesan rasa rindu padanya yang senantiasa mengabadi, demi mengenang jasa-jasanya, Pelajar Al Hikmah Yaman menggelar acara HAUL KH. MASRURI ABD MUGHNI, Kamis, 24 Dzulhijah 1433 H/ 8 Nopember 2012 bertepatan dengan malam dimana sang abah pergi meninggalkan kita. Acara yang bertempat di Auditorium Kampus Al Ahgaff tersebut sengaja dipadukan dengan tasyakur khatam tahfidz qur'an salah satu murid kesayangannya, Ust. Fuad Zen, Bsc. Beliau adalah alumni MMA Al Hikmah yang diberangkatkan oleh sang Abah di tahun 2008 lalu. Pembacaan al qur'an 30 juz dilanjutkan tahlil bersama menciptakan atmosfir ruangan Al Ahgaff serasa ditaburi aura hikmah sang abah yang turut hadir bersama kita dan para hadirin. Sampai acara haulpun dipungkasi dengan do’a oleh Habib Abdurrahman Al Musawa. kemudian dilanjut dengan obrolan hangat para Pelajar Al Hikmah Yaman dalam harmonika kebersamaan @ ARM.

Holy Tour Al Hikmah Yaman Dalam rangka mengisi hari libur nasional Yaman, Rabu (01/05), dengan kompak Pelajar Al Hikmah Yaman menggelar acara Holy Tour atau Ziyarah Suci ke beberapa Habaib terkemuka di Kota Tarim, Yaman. Acara ini merupakan suatu program ru n Pelajar Al Hikmah Yaman dengan tujuan untuk tabarrukan dan memohon do'a serta untuk mengenal lebih jauh para ulama dan habaib kota Tarim. Tepat pukul 09.15 KSA Pelajar Al Hikmah sudah bersiap kumpul di depan Asrama Dakhily kampus Al Ahgaff, Tarim. Dengan menyewa satu mobil travel bermuatan 11 orang, rute ziyarah bermula ke kediaman Al Habib Abdullah bin Syihab. “ Beliau, Habib Abdullah bin Syihab tersohor sebagai wali besar. Kemampuan mukasyafah (menerawang)-nya santer dikenal hingga beliau dijuluki sebagai Ainu Tarim (mata kota Tarim)”, ujar ketua Pelajar Al Hikmah Yaman, M. Fuad Mas'ud ke ka hendak memasuki kediaman sang Habib. Dengan dipandu langsung oleh Habib Abdurrahman Al Musawa, ziyarah ini berlangsung khidmat dan mengalir dengan penuh sambut hangat para Hababib. Diiringi pula dengan lantunan nasyid khas Hadhramaut, menambah rinai suasana harmonis bersama Habib Muhammad al Junaid, salah satu ulama masyhur kota Tarim yang turut disambangi sebagai objek ziyarah kedua. Habib Muhammad al Junaid adalah mertua dari Habib Mundzir al Musawa (Alm), tokoh ulama dan da'I ternama di Indonesia yang juga merupakan alumni dari Ribath Darul Musthofa, kota Tarim, Yaman. Kemudian, ziyarah berikutnya berlanjut ke wisma Habib Abdul Maula, tepat beberapa meter dari seberang pemakaman Zanbal. Selain dikenal sebagai waliyullah yang mustajab do'anya, beliau juga tergolong wali majdzub (berkepribadian aneh) yang sudah lanjut usia. Seiring matahari mulai memuncak ke permukaan, cuaca panas terasa seakan menyengat dikulit. Holy Tour kali inipun berakhir pada pukul 11.00 KSA dengan melesatkan kembali kendaraan menuju Asrama Ahgaff. /arm. 1 46

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Al Hikmah Yaman Turut Meriahkan Moment Lebaran 1434 H Tarim- Komunitas pelajar alumni Pon. Pes. Al Hikmah di Yaman, Rabu (07/08/2013) kembali menghelat serangkain acara untuk turut menyemarakan kemeriahan acara lebaran 1434 H di kota Tarim, Hadhramaut. Dalam permulaan acaranya, Al Hikmah Yaman, menggelar acara buka bersama dengan tema “ BukBer di Penguhujung Ramadhan” . Acara yang bertempat di sutuh sakan dakhily itu menuai antusiasme para anggota. Hal itu bisa dilihat dari jumlah kehadiran anggota Al Hikmah Yaman kota Tarim yang berjumlah 20 orang. Acara segera dimulai dengan diawali ta'jil istimewa kolaborasi menu khas HadramautIndo, yaitu rutob/tamr (kurma), sambosa, syurbah, minuman es buah, dan gorengan-gorengan. Setelah melakukan shalat maghrib berjama'ah, tanpa diprediksi sebelumnya tiba-tiba listrik padam. Akhirnya seluruh anggota Al Hikmah Yaman mengambil alternatif dengan kongkow bareng seputar kesan-kesan lebaran di Negeri Saba' dalam perantauan ilmu tanpa belai kasih orang tua, keluarga dan sanak saudara. Kongkow pun terasa hangat dan harmonis seraya menunggu sidang itsbat awal syawal untuk kawasan Tarim dan sekitarnya. Kongkow menjadi semakin ramai ketika ketua Al Hikmah Yaman, Muhammad Fu'ad Mas'ud, mengajukan satu usulan gemilang, yaitu gagasan menerbitan karya tulis Pelajar Al Hikmah di Yaman dalam bentuk ‘majalah’. Ide gagasan tersebut serempak disepakati bersama mengingat tiga anggota Al Hikmah Yaman tingkat akhir akan segera pulang ke Indonesia; Fuad Zein, Abu Bakar, dan Waridin. “Bulletin Al Hikmah Yaman yang akan kita rilis, setidaknya bisa mempresentasikan budaya Hadhramaut dan lika-liku pengalaman kita di hadapan kaca mata khalayak di Pondok kita, Al Hikmah”, tutur Fua'ad dalam pimpinan acaranya. Tepat pukul 20.15 KSA, gema takbir dilayangkan di setiap penjuru masjid kota Tarim, pertanda lebaran 1 Syawwal 1434 H jatuh esok harinya, Kamis (08/08/2013). Dalam geliat hangatnya kebersamaan dan kebahagiaan, Al Hikmah Yaman serentak menyemarakan lantunan takbir menyongsong hari raya idul fitri al mubarok. //malieky

Masak-masak Ala Al Hikmah Bahagiakan Lebaran di Yaman Tarim- Al Hikmah Yaman belum selesai sampai di Buka Bersama saja dalam rangkain acara menyemarakan lebaran. Rabu malam (07/08/2013), Acara Al Hikmah Yaman kembali disusul dengan kemeriahan masak-masak bersama di dapur asrama dakhily. Anggota Al Hikmah Yaman langsung turun berpangku tangan saling membahu satu sama lain untuk masak menu special lebaran, Gule sapi plus kupat lontong. “ Wah enak nih, jadi lebaran serasa di Indo kalau menunya kaya gini sih”, ungkap Arman dalam gurauan bersama anggota Al Hikmah Yaman lainnya. Abu Bakar, selaku pemasak gule sapi, begitu semangat hingga tak terasa semalaman pun terus begadang dengan ditemani Thohirin, Fuad, Amr dan Hakim. Sampai adzan shubuh, barulah masakan siap saji. Para petugas masak langsung kembali ke asramanya untuk menyiapkan keperluan shalat ‘Ied masing-masing dan dilanjut acara santap-santap lebaran setelah shalat ‘Ied dan ziarah Zanbal//Arman. Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

47

QOSHIDAH

: ‫ﻗﺻﯾدة ﺗرﺑوﯾﺔ ﻟﺳﯾد اﻹﻣﺎم اﻟﺣﺑﯾب ﻋﺑد ﷲ ﺑن ﻋﻠوي ﺑن ﻣﺣﻣد اﻟﺣداد‬ Oleh : Khair Amrullah* Artinya: ِ ‫ﺗﻴﺄس‬ Wahai manusia, janganlah kau berputus asa dari ْ َ ْ َ ْ‫ﻣــــﻦ اﷲ‬ ‫ﻣﻮﻻك‬ ْ ِ َ ْ ‫أﳞﺎ‬ َ ْ َ ْ َ ‫اﻟﻌﺒﺪ َﻻ‬ َ‫َﱡ‬ Tuhanmu, ْ َ ْ َ َ ‫ﳑﺎﺗﻚ‬ ْ ِ َ َ ‫وﻟﻄﻔﻪ ِﰱ‬ Berharaplah anugerah dan kelembutan-Nya dalam ‫وﳏﻴﺎك‬ ْ َ ْ ُ َ ‫ﻓﻀﻠﻪ‬ ْ َ ْ َ ‫وارج‬ ُ ْ َ hidup dan matimu, ِ ُِْ ْ َ َ ‫ﺻﺒﺎﺣﻚ‬ ْ ِ َ َ ‫ﺗﻌﺎﱃ ِﰱ‬ َ َ َ ‫اﺳﻤﻪ‬ Ingatlah nama-Nya di setiap pagi dan petangmu ‫وﻣﺴﺎك‬ ْ ْ ‫واذﻛﺮ‬ َ Janganlah kau berpaling dari-Nya untuk suatu ْ ‫ﱠ‬ ْ ‫َﻻ ُ َ ﱢ‬ ْ ِ ْ ‫ﻏﲑه ﻟِﻨ‬ َ َ ‫ﺗﻌﻮل‬ manfaat dan mudaratmu, ‫وﺿــﺮاك‬ َ ‫َﻔﻌﻚ‬ ْ ِ ْ َ ‫ﻋﲆ‬ Sungguh hanya dzat-Nyalah yang berkuasa atas ِ ِ ِ َ ْ ‫ﻓﺄﻧﻪ‬ ْ َ ْ َ ْ ‫ﺗﺪاﺑﲑ‬ pengaturan bintang-bintang, ‫اﻷﻓــﻼك‬ ْ ُ َ ِ ‫ذي‬ ْ ‫اﻟﻔﺮد‬ ْ ‫َ َﱡ‬ ْ ْ ِ َ َ ‫ﺑﻴﺪه‬ Tak seorangpun yang mungkin bisa menyamai-Nya ْ َ ‫وﻻ‬ َ َ ‫ﺣﺎﺷﺎه ِﰱ َذا‬ dalam hal ini maupun itu, ‫ذاك‬ ْ َ ِ ‫َﻣﺎ‬ ُ َ َ ‫ﻣﻌﻪ‬ ُُْ ‫ﳾ‬ ْ َ ‫ﳊﺪ‬ Bersyukurlah atas semua karunia dan nikmat-Nya, ْ َ ْ َ َ ‫ﻳﺰﻳﺪك‬ ْ َ ْ ِ َ ‫واﻧﻌﺎﻣﻪ‬ ْ َ maka engkau akan ditambah dan diridhoi, ‫وﻳﺮﺿﺎك‬ ْ َ َ ْ َ ‫آﻻه‬ ْ َ ‫ﻜﺮ‬ ْ ُ ‫واﺷ‬ Bersabarlah atas petaka yang menimpamu, ِ ِ ِ ‫واﺻﱪ‬ ْ َ َ ‫ﻣﻦ‬ ْ َ َ ْ ‫إن‬ َ ِ ‫ﻓﺄﻧﻪ‬ sesungguhya Allah lebih sayang kepadamu ‫أﺑﺎك‬ ْ ‫ارﺣﻢ‬ ْ ‫اﺑﺘﻼك َ َ ﱡ‬ ْ َ ْ ‫ﺑﻚ‬ ِْ ْ َ daripada bapakmu sendiri, ِ ْ ‫اﺳﺄﻟﻪ ﻳ‬ ْ َ ْ َ َ ‫ﴐاك‬ ْ ‫ﻒ َﻋﻨ َْﻚ ُ ﱠ‬ Berdoa dan bermunajatlah kepada-Nya, maka ‫وﺑﻠﻮاك‬ ْ ‫ﻜﺸ‬ َ ْ ُ َ ْ ‫وادﻋﻪ‬ ُُْ َ akan dihilangkan darimu malapetaka yang ِ َ َ ‫ﻓﺎﳌﻌﺼﻴﺔ‬ َ َ ‫اﻣﺮه‬ ْ َ ِ ْ َ ْ َ ‫ﺗﻌﺼﻴﻪ‬ َ َ ْ َ menimpamu, ‫داك‬ ْ ْ َ ‫وﻻ‬ ْ َ ْ ‫واﺣﻔﻆ‬ Jagalah perintah-Nya dan jangan durhaka kepadaٍ َ ْ ُ ‫اﻟﺬي ِﻣﻦ‬ ِ ِ َ‫ﻒ‬ ْ ‫ﺟﻞ َ ﱠ‬ ‫ﻧﻄﻔﺔ َ ﱠ‬ Nya, karena itu akan menjadi penyakit bagimu, ‫ﺳﻮاك‬ ْ ْ ‫ﺗﻌﴡ‬ ْ ْ ‫ﻛﻴ‬ َْ Bagaimana kau yang diciptakan dari air mani ِ ْ ‫وﻧﻤﻰ َو َ ﱠ‬ ْ ‫ﺛﻢ َ ﱠ‬ durhaka kepada-Nya? ‫رﺑﺎك‬ ْ َ ْ َ ِ ‫ﻏﺬاك‬ ‫ﺑﺄﺣﺴﺎﻧﻪ َ َ ﱠ‬ ‫ُﱠ‬ Kemudian dengan kemurahannya kau bisa ِ ِ َ ْ ‫أﳞﺎ‬ ْ َ ْ َِ ‫وﻣﻬﺪ‬ ْ ِ ْ َ ْ ‫اﻟﻐﺎﻓﻞ‬ makan,tumbuh dan memeliharamu, ‫ﳌﺜﻮاك‬ ْ ‫اﺳﺘﻴﻘﻆ َ َ ﱢ‬ َ‫َﱡ‬ Wahai orang yang lalai, sadar dan bekerja keraslah ْ ‫ﺑﻤﻐﻨ‬ ْ ِ ‫اﳌﻮت َﻳﻨ‬ َ ْ َ ‫اﳌﻮت‬ ْ َ ِ ‫ْﺰل‬ untuk hari esokmu di akhirat, ‫َﺎك‬ ْ ْ ُ ْ ‫ﻗﺒﻞ‬ ْ ُْ ‫واذﻛﺮ‬ ُْْ َ Ingatlah mati sebelum kematian mengunjungi ِ َ ْ ‫ﻟﻠﺴﻔﺮ‬ ِ ْ ‫اﻟﺰاد ِ ﱠ‬ ْ َ ْ َ ‫ﻗﺒﻞ‬ ْ ِ َ ‫اﳌﺪي‬ ِ َْ َ kediamanmu, ‫ﻳﻔﺠﺎك‬ ْ َ ْ ‫واﲨﻊ‬ Kumpulkan bekal untuk perjalanan jauh sebelum ْ َ ْ ُ ‫ﺣﺎل‬ ْ َ ‫ﻋﻦ‬ ْ ِ ‫ﻗﻠﺒﻲ‬ ْ َ َ ْ َ ‫إﻳﺶ‬ kematiamu, ‫ﻋﻘﺒﺎك‬ ْ َ ‫أﻏﻔﻠﻚ‬ ْ ِ ْ َ ‫ْآه َﻳﺎ‬ Oh hatiku, apa yang membuatmu lalai akan ِ َ ‫ﺗﻐﻔﻞ‬ ْ َ ْ ُ ِ ‫وﺗﺮﻛﻦ‬ ََْْ‫ﻒ‬ akhiratmu? ‫ﻟﺪﻧﻴﺎك‬ ْ ‫َﻛﻴ‬ ْ َ ْ َ َ ‫اﻟﻌﻘﺒﻰ‬ َ ْ ُ ْ ‫ﻋﻦ‬ Bagaimana kamu bisa lalai akan akhirat dan fokus ِ ِ ْ َ ْ َ ْ ُ ‫ﻋﲆ‬ ْ ِ ْ َ ‫اﳌﺮذول‬ ْ ُ ْ َ ْ ‫اﻟﻔﺎﲏ‬ َ َ ‫واﻗﺒﻞ‬ pada duniamu? ‫أﺧﺮاك‬ ُ َ َ ْ ‫ﻓﺎﺗﺮك‬ Tinggalkanlah semua yang akan binasa dan hina, ِ ْ ْ ْ َ ْ ُ َ ‫ﻣﻌﺎدك‬ ْ َ َ َ ‫ﺗﻈﻔﺮ ِﰱ‬ jemputlah dunia kekalmu, ‫ورﺟﻌﺎك‬ ْ َ ْ َ ‫اﳋﲑ‬ َ َ ْ ‫واﻋﻤﻞ‬ Kerjakanlah kebaikan, niscaya kau akan َِْ ْ َ ْ َ ْ ‫وﻓﻘﻚ ِ ﱡ‬ ْ ِ ْ‫واﲪﺪ اﷲ‬ ْ َ ‫إذ َ ﱠ‬ merasakannya diakhiratmu, ‫ﻟﻠﺮﺷﺪواﻫﺪاك‬ َ ْ ◌Bersyukurlah kepada Allah, karena Dialah dzat ِ ْ َ ْ ُ َ ‫ﳏﻤﺪ‬ yang memberi bimbingan dan petunjuk bagimu, ‫وﺑﴩاك‬ ْ ‫اﳍﺎدى ُ َ ﱠ‬ ْ َ ْ ‫واﺗﺒﻊ ُﺳﻨ َﱠﺔ‬ ْ ِ‫َ ﱠ‬ Ikutilah petunjuk nabi Muhammad saw pembawa kabar gembira untukmu...* 1 48

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

Kata Mutiara

ِ َ ‫"ﻣﻦ َﻟﻴﺲ َﻟﻪ ِورد‬ "‫وارد‬ ٌ ِ َ ‫ورد َﻣﺎ َ ُﻟﻪ‬ ٌ ْ ِ ‫ﻟﻴﺲ َ ُﻟﻪ‬ َ ْ َ ‫وﻣﻦ‬ ْ َ َ ،‫ﻗﺮد‬ ٌ ْ ‫ﻓﻬﻮ‬ َ ُ ٌ ْ ُ َ ْ ْ َ "Siapa yang tidak mempunyai wirid (dzikir-dzikir yang selalu dibaca setiap hari), maka dia sama halnya denagn seekor kera, dan barang siapa yang tidak punya wirid maka tidaklah datang padanya warid (pertolongan/doronagan rohani untuk melakukan kebaikan tertentu)".

ِ ِ َ َ ْ ‫ﻗﻄﻊ‬ ِ ْ َ ْ ‫"دواء‬ "‫اﻟﻌﻼﺋﻖ‬ ُ ْ َ ‫اﻟﻘﻠﺐ‬ ُ ََ "Obatnya hati adalah dengan memutus ketergantungan diri dari selain Alloh”

ِ ِ ِ ِ ْ ‫ﻛﺘﺎب‬ ِ ِ َ ‫"ﻣﻦ َﻻ‬ " ‫اﳊﻴﺎء‬ َ َ ‫ﻳﻄﺎﻟﻊ‬ ُ ُ ْ َ َْ ُ َ َْ ‫اﻹﺣﻴﺎء َ َﻓﲈ ْﻓﻴﻪ‬ "Barang siapa yang tidak mau menelaah kitab ihyaulumuddin, maka tidak ada padanya sifat malu.”

ٍ َ َ ِ ‫ﻓﻠﻴﺲ‬ " ‫ﺑﺬﻛﺮ‬ َ ْ َ َ ‫أذﻛﺎر‬ َ ْ َ ‫ﻣﻦ‬ ْ َ" ٌ َ ْ َ ‫ﻟﻴﺲ َ ُﻟﻪ‬ "Siapa yang tidak mempunyai dzikir-dzikir, maka dia bukan lelaki jantan".

ِ ُ ْ ْ ،‫اﻟﻌﻘﻞ‬ ِ ْ ِ ْ ،‫اﻟﻌﻠﻢ‬ ِ ِ ْ ِ ْ ‫ﻓﻘﲑ ِ َإﱃ ﱠ‬ ِ َ َ ْ ‫ﻓﻘﲑ ِ َإﱃ‬ ُ َ َ ْ َ ،‫اﻟﻌﻤﻞ‬ "‫اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ‬ َ َ ِ ْ َ ْ ‫ﳐﺘﺎج ِ َإﱃ‬ ٌ َ ْ ُ ‫واﻟﻌﻤﻞ‬ َ ْ ْ ْ ‫ﻓﻘﺮاء ِ َإﱃ‬ ُ ‫ﱠ‬ ُ ُ َ َ ُ ‫"اﻟﻨﺎس‬ ٌ ْ َ ‫واﻟﻌﻘﻞ‬ ٌ ْ َ ‫واﻟﻌﻠﻢ‬ "Manusia butuh pada ilmu, dan ilmu butuh pada amal, dan amal butuh pada akal, serta akal butuh pada taufiq (pertolongan)".

ٍ ‫وﻧﻴﺔ ِ َﺑﻼ ﱠ‬ ٍ ِ ‫وﻋﻤﻞ‬ ٍ ِ َ ِ ‫وﻋﻤﻞ‬ ٍ َ َ َ ‫ﻋﻠٍﻢ‬ ٍ َ َ َ ‫ﻋﻠﻢ‬ ٍ َ َ ‫ﻋﻠﻢ ِ َﺑﻼ‬ ‫"ُﱡ‬ ْ ِ ُ‫ َوُﻛ َﻞ‬،‫ﻫﺒﺎء‬ ‫ َو ُ ﱡ‬،‫ﺑﺎﻃﻞ‬ ٌ ِ َ ‫ﻋﻤﻞ‬ ْ ِ ‫ﻛﻞ‬ ‫ َو ُ ﱡ‬،‫ﻣﺮدود‬ ٍ ْ ِ ‫ﻛﻞ‬ ٍ ْ ِ ‫ﻛﻞ‬ ‫وﻋﻤﻞ‬ ٌ ْ ُ ْ َ ‫ﺳﻨﺔ‬ ُ ‫ﻋﻠٍﻢ َ َ َ ٍ َ ﱠ‬ ٌ َ َ ‫ﺑﻼ ﱠﻧﻴﺔ‬ ِ ِ َ َ ُ ‫ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻋﻦ‬ ِ ِ ٍ ‫وﻧﻴﺔ ﱠ‬ ٍ ِ َ َ ‫ﳜﺎف‬ َ ِ ‫وﺳﻨﺔ‬ ٍ َ َ ‫ﺑﻼ‬ "‫ذﻫﺎﺑﻪ‬ ُ َ ُ ‫ َو‬،‫ﺧﴪان‬ ٌ َ ْ ٌ ‫ورع‬ ُ ُ َ ‫واﻟﻘﺼﺎص‬ ُ َ َ َ ‫اﳌﻮازﻧﺔ‬ َ َ ِ َ ‫ﻋﲆ‬ ُ َ ‫َ ﱠ‬ "Semua ilmu tanpa amal, sia-sia. Semua ilmu dan amal tanpa niat laksana debu, dan semua ilmu, amal, serta niyat tanpa sunah, tertolak. Dan semua ilmu, amal, niyat, dan sunah tanpa sifat wara' adalah suatu kerugian, dan yang paling lebih dikhawatirkan, hilangnya semua amal tersebut pada hari kiamat".

ِ ْ ‫"ﻣﻦ َﱂ‬ ِ َ ْ َ ْ ‫ﻗﻮاﻋﺪ‬ "‫اﳌﺬﻫﺐ‬ َ ِ َ َ ‫ﻋﺮﻓﻮا‬ ْ ُ َ َ ‫اﳌﻬﺬب َ َﻓﲈ‬ َ ‫ﻳﻘﺮأ ْ ُ َ ﱠ‬ َ َْ ْ َ "Barang siapa yang tidak membaca kitab Muhaddzab, maka dia tidak mengenal kaidahkaidah madzhab".

ِ ُ َ ‫ﺿﺄﻧﺎ َ َﻓﻼ‬ ِ َ َ ‫رأﻳﺖ‬ ِ ُ" ً َ َ ‫ﺗﻜﻦ‬ َ ُ ُ ‫ﺿﺄﻧﺔ؛ َﺗﺄ‬ َ ِ َ َ ‫اﺑﻦ‬ ً ْ َ ‫رأﻳﺘﻬﻢ‬ "‫ﻛﻠﻬﻢ‬ ْ ِ َ ،‫ﻛﻠﻚ‬ ْ ِ َ ‫زﻣﺎﻧﻚ‬ ْ ْ ُ َ ‫ﺋﺎﺑﺎ َ َﻓﻼ‬ ً َ ‫أﻫﻠﻪ ذ‬ ُ ْ َ ْ َ َ ‫ﻓﺈن‬ َ ْ ‫ﻛﻦ‬ ْ ْ ُ ُ ُ ‫ﺗﻜﻦ ذ ْ ًﺋﺒﺎ َ ْﺗﺄ‬ ْ ُ َ ْ َ َ ‫وإن‬ J"adilah kamu anak yang bijak pada masamu, jika kamu melihat orang-orang pada masamu laksana serigala, maka janganlah kamu seperti kambing yang mereka makan, dan jika kamu melihat mereka seperti kambing, maka janganlah kamu menjadi serigala yang siap memangsa mereka".

ِ ُ ‫"ﰲ‬ "‫ﻗﻄﺒﺎ ا‬ َ ْ ُ َ َ ‫ﺗﺮﻳﻢ‬ ً ْ ُ ‫ﺛﲈﻧﻮن‬ َْ ِْ َ ْ ِ َ ‫ﺗﺮﺑﺔ‬ “di area pemakaman Tarim (ZAMBAL) ada delapanpuluh wali kutub" Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

49

POTRET

Euforia Kebersamaan Al Hikmah Yaman

Haul ke-2 Abah Yai Masruri

Penyambutan Anggota Baru di Tarim

Haul Abah Yai Masruri Pertama

Ziyarah Imam Haddad di Zanbal

Ziyarah Sulthonil Mala’, Syeikh Abdullah Al Idrus di Znbal 1 50

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

POTRET

Holy Tour Habib Muhammad Al Junaed

Walimatusafar Kang Fuad Zen, Bsc.

Masak-masak Lebaran 1434 H

Kumpul-kumpul Al Hikmah

Euforia Kebersamaan Al Hikmah Yaman Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

51

HUMOR Bukan Santri Biasa Oleh: Ahmad Muwaffaq Seorang kyai kampung yang sudah terbilang cukup sepuh usianya tampak sedang merenung memikirkan nasib putri bungsunya yang belum juga menemukan jodohnya, bukan karena jelek dan tidak ada yang mau, tetapi setiap laki-laki yang ingin melamarnya selalu ditolaknya. Disuatu malam sang kyai bertanya kepada putrinya, "kau ini bagaimana..? Atau aku yang harus bagaimana..? Kau bilang carikan jodoh, aku carikan, kau bilang tak ada yang cocok", dengan malu-malu si Eneng pun menjawab; ma'af bah, saya tidak ingin yang muluk-muluk yang penting dia bisa menjadi imam bagi saya di dunia dan akhirat. Keesokan harinya, Sang kyai pun mengumumkan sayembara penyeleksian imam terbaik untuk menjadi menantunya, dan berbondong-bondong peserta dari belahan dunia datang mengikuti seleksi itu, dari yang alumni pesantren sampai alumni timur tengah semuanya hadir. Peserta pertama dari Purwoketo, ia baca fatihahnya "Alhamdulillahi robbil NGalamin…", bil "Ngain", tereliminasi langsung. Peserta kedua orang Bogor, bercermin pada peserta pertama ia tidak mau baca fatihahnya "Alatzina …", iapun berusaha keras mengulang-ualang "Alatzina …", sampa jadi"Aladzina …", namun sayang ketika baca surat ia lupa memilih surat al-fill, "alamtaro kaePAPA 'ala robbika biashabil PIL...",50 untuk peseta kedua. Peserta ketiga alumni Mesir, dengan PeDe nya ia bertakbir memulai sholat, setelah selesai membaca fatihah ia langsung baca surat Thoha dengan qira'ah Imam Warsy, ia baca "tOhEE…!"(dengan imalah di "ha"), sang kyaipun segera mengingatkan; "tOhAA…!", kata beliau, diulanginya lagi oleh peserta "tOhE…!"dengan nada lebih tinggi sang kyaipun mengingatkan lagi "tOhA…!!!", diulang lagi "tOhE…!"rupanya si peserta masih ngengkel, hingga berakhir dengan semprotan sang kyai "tOhA…..!!!", "TOHA", "TOgHE…", "TOHA", "TOgHE…" tahu tempe aja sekalian…, dasar TKI..!!!, peserta ini bukan hanya ditolak..!! Peserta keempat alumni Mekah, melihat nasib peserta sebelumnya ia jadi berfikir untuk membaca surat yang bakal disukai pak kyai, iapun memilih surat An Nisa yang dirasa cocok dengan urusan perjodohan, saking konsentrasinya pada surat An Nisa seusai takbir langsung baca, "bismillahirohmanirohiim. yaa... ayyuhannas...", sang kyai mengingatkan"subhanalloh," pesertapun membacanya lagi dengan nada lebih fasih, "subhanalloh" kata sang kyai mengingatkan lagi, pesertapun mulai kebingungan, apa salahnya, pikirnya. Dibacanya lagi dengan nada lebih fasih dan tartil, tapi lagi-lagi; "subhanalloh..."belum baca fatehah cung...!!!, bentak sang kyai, dan kegagalan masih menyertai peserta ini. Peserta kelima alumni Yaman, baru takbir "a llohuakbar…!!" tiba-tiba "D uuut", (kentut…),"opo iki?"kata pak kyai sambil membentak, dengan muka pucat dan malu peserta menjawab; "ma'af pak kiyai, ini cuman kentut, bukan BOM!!",dan itulah nasib!!. Peserta keenam seorang pejabat, bacaan fatihahnya lumayan fasih, dan setelahnya ia baca surat al kafirun, pendek tapi sempurna lebih utama dari pada panjang tapi tak sempurna menurutnya, namun sayang surat yang pendek itu menjadi sangat panjang karena ketika sampai di "walaana 'abidun ma 'abadtum, wala a'ntum 'abidunama a'bud"muter-muter gak ada akhirnya, sang kyaipun mengingatkan "lakum…!! Lakum…!!"kata beliau, dan pesertapun membaca "lakum dinikum…? waladolin", merasa kurang beres membaca suratannya pesertapun menggantinya dengan yang lebih pendek, ia baca "ina a'toina kalkautsar, fasholilirobika wanhar." dan "inna.. inna.."muter-muter lagi, sang kyai yang sudah hilang kesabaranpun bilang "inna…!! inna lilahi wainailahi roji'un". Gagal maning- gagal maning, son!! Peserta ketujuh alumni PP AL HIKMAH BENDA, langsung saja...!! Diterima..!! .............(itu saya). Apa komentar anda tentang cerita ini? 1 52

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

PUISI

“RINDU TERPENDAM” Rindu….. Rasa yang menggebu di dalam kalbu. Tak kenal ruang dan waktu. Rasa yang kadang membuat orang sendu dan pilu. Kadang membuat orang tersipu malu. Rasa yang membuat orang ingin bertemu. Sembari meneteskan air mata.. Ku lepas dahaga rindu di dalam do'a Aku bersimpuh,rapuh,mengharap penuh… Jarak yang jauh bisa ku tempuh.. Ku titip rindu lewat angin yang tak pernah henti Dan ku umbar di dalam mimpi dan imajinasi. Mata terpejam,mulutku bungkam,tubuhku diam.. Tapi hati tetap memendam,rindu yang begitu dalam.. Aku rindu kekasihku.. Layaknya pangeran kodok merindukan putri salju.. Aku rindu ibuku.. karena jarak memisahkanku bagai bumi gersang merindukan derasnya hujan Aku rindu ayahku.. karena ruang membelengguku. Seperti gelapnya malam merindukan terangnya bulan Tapi aku lebih rindu rabbku.. Rindu ampunan Nya.. Rindu akan rahmatNya… Karena ku sadar,akulah sang pendosa.. By : el_gulargoler

Terima Kasihku

Engkau adalah pelita, yang menerangi gelapnya keputusasaanku Kau begitu dekat, walau pada kenyataannya kau tak terlihat Nasihatmu begitu indah, tak bersuara, akan tetapi menggetarkan ha Indah nian bila membayangkan ku dapat berbicara padamu Parasmu adalah panutan bisu yang dapat merubah sikapku Andai kau tahu semua itu… Maka pada saat itu jua, kau telah menimang anak cucu dan aku selalu berdo'a untuk itu Dan terima kasih ku ucapkan karena kau telah diciptakan Semoga kau selalu bahagia dengan orang yang kau sayang. By: Afrian Sukmariyadi Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

53

1 54

Majalah Al Hikmah Yaman

Edisi Perdana Oktober 2013

[email protected] Edisi Perdana Oktober 2013

Majalah Al Hikmah Yaman

55

Related Documents


More Documents from "Andri Kristiawan"