Makalah Mmse

  • Uploaded by: Loli Fabiola
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Mmse as PDF for free.

More details

  • Words: 2,014
  • Pages: 14
Loading documents preview...
MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK Pengkajian Status Kognitif/Afektif Menggunakan Mini Mental Status Examination (MMSE) Dosen Pengampu: Akde Triyoga, S.Kep., Ns, MM

Disusun Oleh: Anggita Septian

(01.2.16.00523)

Diana Puspandari

(01.2.16.00532)

Erlyana Rahayu

(01.2.16.00538)

Muhammad Reka Yusmara

(01.2.16.00500)

Rahmat Aji Wibowo

(01.2.16.00555)

Tigo Charismayana

(01.2.16.00500)

Valentina Winarti

(01.2.15.00561)

Yedija Dwika Agnestika E

(01.2.16.00564)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga karya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian. Keperawatan

gerontik

secara

holistik

menggabungkan

aspek

pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung

gugat minimal dari profesi keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang komprehensif (Potter & Perry, 2005).

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan pembuatan makalah tentang untuk mengetahui bagaimana cara Pemeriksaan Mini Mental Status Examination (MMSE) kepada lansia sehingga mengetahui penurunan fungsi kognitif dan memantau perkembangan penyakit.

1.2.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengertian, indikasi, manfaat, tujuan, sop, format pemeriksaan, kelebihan dan kekurangan dari Mini Mental Status Examination (MMSE).

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi MMSE Mini Mental Stage Examination (MMSE) adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis untuk mengetahui dan menilai status mental pasien.

MMSE merupakan sebuah instrumen untuk menilai bagaimana

orientasi waktu dan tempat, memori jangka panjang dan jangka panjang, berhitung, serta kemampuan dalam berbahasa. MMSE digunakan untuk menilai penurunan status mental pada lansia seiring bertambahnya usia. MMSE adalah sebuah pemeriksaan yang sering digunakan untuk mengevaluasi dan mengkonfirmasi penurunan fungsi kognitif, serta dapat pula digunakan untuk memantau perjalanan dari suatu penyakit (Perdossi, 2013). MMSE dikembangkan untuk membedakan antara lanjut usia dengan atau tanpa gangguan neuropsikiatri awal dalam proses penyakit. Dengan mengetahui lebih awal gangguan neuropsikiatri orang tersebut maka dapat meningkatkan waktu pengobatan farmakologis dan non farmakologis untuk menunda terjadinya gangguan neuropsikiatri tersebut terutama gangguan kognitif.

2.2 Indikasi MMSE Mini Mental Stage Examination (MMSE) ini diindikasikan bagi lansia yang mengalami penurunan status mental ataupun kognitifnya, baik lansia yang tinggal dengan keluarga, di panti keluarga, dan komunitas.

2.2 Tujuan MMSE Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan tes kognitif yang bertujuan untuk menentukan derajat fungsi kognitif secara umum dan untuk skrining penurunan fungsi kognitif. Selain itu MMSE bertujuan untuk menilai status mental pasien. Awalnya dirancang sebagai media pemeriksaan status mental singkat serta terstandarisasi yang memungkinkan untuk membedakan antara gangguan organic dan fungsional pada pasien psikiatri. Sejalan dengan

banyaknya penggunaan tes ini selama betahun-tahun, kegunaan utama MMSE berubah menjadi suatu media untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan kelainan neurodegenarif, misalnya penyakit Alzheimer. Domain kognitif yang diperiksa meliputi orientasi, registrasi, atensi, pengujian memori jangka pendek dan jangka panjang, dan berhitung. MMSE ini sering digunakan untuk menilai penurunan status metal pada lansia seiring bertambahnya usia pasien. 2.3 Manfaat MMSE Dengan adanya pemeriksaan MMSE ini dapat diketahui seberapa parah gangguan kognitif yang dialami pasien melalui skor atau nilai dari pemeriksaan tersebut. Pemeriksa juga dapat mengevaluasi perjalanan suatu penyakit yang berhubungan dengan proses penurunan kognitif dan memonitor repson terhadap pengobatan (Turuna, 2004). 2.4 SOP MMSE PENGKAJIAN STATUS MENTAL LANSIA DENGAN MINI MENTA STATE EXAM (MMSE) PROSEDUR TETAP

NO

NO REVISI:

HALAMAN:

DOKUMEN: TANGGAL

DITETAPKAN OLEH

TERBIT: PENGERTIAN

Status mental lansia merupakan keadaan umum tingkat lasia yang menandakan lansia dalam keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan keadaan lansia terkait dengan proses penuaan yang dialaminya

TUJUAN

a. Mengidentifikasi status mental lansia b. Merumuskan permasalahan mental yang di alami lansia c. Menentukan tindakan selanjutnya pada lansia

INDIKASI KONTRAINDIKASI

Lansia yang tinggal di panti keluarga dan komunitas. -

PERSIAPAN

Kontrak waktu tempat dan orang sesuai dengan

PASIEN PERSIAPAN ALAT

kegiatan keseharian lansia Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini

CARA KERJA

Nama Klien

:

Tanggal

Jenis Kelamin :

:

Umur

:

Tahun Agama

:

Alamat

:

Suku

:

Pewawancara : Petunjuk:

Ajukan

pertanyaan-pertanyaan

dalam

urutan yang tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar respon dalam setiap pertanyaan atau kegiatan. No

Pertanyaan

Nilai Maksimal

1

Orientasi Tahun, musim, tanggal, hari,

bulan

5

apa

sekarang? Dimana kita negara

5

bagian, wilayah, kota , tempat, lantai? 2

Registrasi Nama 3 onjek : 1 detik untuk mengatakan masing-masing objek. Tanyakan ke 3 obyek tersebut setelah ditunjukkannya dan disebutkannya

3

Klien

3

Perhatikan

dan

kalkulasi Seri 7 pertanyaan .

5

berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata” ke belakang 4

Mengingat Minta

untuk

mengulang

ke

3

tiga

objek diatas. Berikan 1 poin

untuk

setiap

kebenaran 5

bahasa Menggunakan pensil

9

dan melihat (2 poin) mengulang hal berikut; tak-ada-jika-dan-atautetapi (1 poin) HASIL



Cara Analisis: - Kaji Tingkat kesadaran Sepanjang Kontinum

Compos mentis

apatis

somnolen

suporus

coma  Keterangan - Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut

Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Penilaian disesuaikan dengan penilaian fungsi intelektual pada pengkajian status kognitif dengan SPSMQ 2. Penilaian pengkajian status mental dengan pendekatan MMSE dapat digunakan untuk mengidentifikasi fungsi kognitif dan mental lansia.

2.6 Format Pemeriksaan MMSE Pemeriksaan Mini Mental Status Examination (MMSE) Nama Responden

: …………………………………….. (L/P)

Pendidikan

: ……………………………………..

Riwayat Penyakit

: Stroke ( ), DM ( ), Hipertensi ( ), Peny. Jantung () Peny. Lain……………………… :

Pemeriksa

………………………………

Tgl…………………… Item 1.

Tes

Nilai maks

Nilai

5

(………….)

5

(………….)

3

(………….)

ORIENTASI Sekarang tahun (1), musim (1), bulan (1), tanggal (1), dan hari (1) apa? Kita berada di mana ? sebutkan (1), desa (1), kecamatan (1), kabupaten (1), kota propinsi (1), dan negara (1)

2.

REGISTRASI Pemeriksa menyebutkan 3 benda yang berbeda kelompoknya selang 1 detik (apel, uang dan meja). Kemudian mintalah lansia untuk mengulang ke-3 nama tersebut. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulangilah penyebutan nama ke-3 benda

tersebut

mengulanginya

sampai dengan

ia

dapat benar.

Hitunglah

jumlah

percobaan

dan

catatlah [apel (1), uang (1), neja, (1)]. (Jumlah percobaan……………………) 3.

ATENSI DAN KALKULASI Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan. (93, 86, 79, 72, 65) beri angka

5

(………….)

3

(………….)

7

(………….)

1 bagi tiap jawaban yang betul. Tes 4 ini dapat diganti dengan tes mengeja “KARTU” (UTRAK). 4.

MENGINGAT

KEMBALI

(RECALL) Tanyakan kembali nama 3 buah benda yang telah disebutkan di atas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 5.

BAHASA a. Apakah nama-nama benda ini? (Perlihatkan pensil dan arloji?) (2 angka) b. Ulangi kalimat berikut : “Jika tidak dan atau tetapi” (1 angka) c. Laksanakan 3 buah perintah ini ini :

“Peganglah

selembar

kertas

dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan, dan letakkan di lantai” (3 angka) d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut:

“PEJAMKAN

MATA

ANDA” (angka 1) Tes minimental (The mini mental state exanibation).

e. Suruh

penderita

menulis

satu

kalimat pilihannya sendiri (kalimat harus mengandung subyek dan obyek makna.

dan

harus

Salah

mempunyai eja

tidak

diperhitungkan bila member skor). f. Perbesarlah gambar di bawah ini

2

(………….)

30

(…………)

sampai 1,5 cm tiap sisi dan suruh pasien mengkopinya, berilah angka 1 bila semua sisi digambarnya dan potongan antara segi lima tersebut membentuk segi empat.

Jumlah Tandai tingkat kesadaran lansia pada garis absis di bawah ini dengan huruf Sadar

Somnolen

Stupor

Koma

Skor Nilai : 24 – 30

: Normal

17 – 23

: Probable gangguan kognitif

0 – 16

: Definite gangguan kognitif

Catatan

: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat pendidikan dan usia responden.

Alat bantu periksa : Kertas kosong, pensil, arloji, tulisan yang bisa dibaca dan gambar yang harus ditiru/disalin.

2.7 Kelebihan MMSE Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini memiliki tes retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik berdasarkan diagnosis klinis independen demensia dan penyakit Alzheimer. Karena performance pada MMSE dapat dibiaskan oleh pengaruh status pendidikan rendah pada pasien yang sehat, beberapa pemeriksa merekomendasikan untuk menggunakan ambang skor berdasarkan umur dan status pendidikan untuk mendeteksi demensia.

2.8 Kelemahan MMSE Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah batasannya atau ketidakmampuannya untuk menilai beberapa kemampuan kognitif yang terganggu di awal penyakit Alzheimer atau gangguan demensia lain (misalnya terbatasnya item verbal dan memori dan tidak adanya penyelesaian masalah atau judgment), MMSE juga relatif tak sensitif terhadap penurunan kognitif yang sangat ringan (terutama pada individual dengan status pendidikan tinggi). Walaupun batasan-batasan ini mengurangi manfaat MMSE, tes ini tetap menjadi instrumen yang sangat berharga untuk penilaian penurunan kognitif (Rush, 2000).

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan MMSE merupakan sebuah pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui status mental pasien dan menilai penurunan kognitif pada lansia seiring bertambahnya usia. MMSE bertujuan untuk membedakan antara gangguan organik dan fungsional pada pasien psikiatri. kegunaan utama MMSE berubah menjadi suatu media untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan kelainan neurodegeneratif, misalnya penyakit Alzheimer. MMSE merupakan suatu skala terstruktur yang terdiri dari 30 poin yang dikelompokkan menjadi 7 kategori : orientasi terhadap tempat (negara, provinsi, kota, gedung dan lantai), orientasi terhadap waktu (tahun, musim, bulan, hari dan tanggal), registrasi (mengulang dengan cepat 3 kata), atensi dan konsentrasi (secara berurutan mengurangi 7, dimulai dari angka 100, atau mengeja kata KARTU (secara terbalik), mengingat kembali (mengingat kembali 3 kata yang telah diulang sebelumnya), bahasa (memberi nama 2 benda, mengulang kalimat, membaca dengan keras dan memahami suatu kalimat, menulis kalimat dan mengikuti perintah 3 langkah), dan kontruksi visual (menyalin gambar). Skor MMSE diberikan berdasarkan jumlah item yang benar sempurna; skor yang makin rendah mengindikasikan performance yang buruk dan gangguan kognitif yang makin parah. Skor total berkisar antara 0-30 (performance sempurna). 3.2 Saran Dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat pendidikan dan usia responden. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan jangan memaksakan jika pasien tidak bisa menjawab atau melewati tahap pemeriksaan MMSE. Perawat harus lebih sabar dalam membimbing pasien untuk melakukan perintah atau menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diajukan.

DAFTAR PUSTAKA Anderso,E.,& Mc Farlane,J. (2004) Community As Partner: Theory and Pratice in Nursing. 4th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Edmund H.Duthie (2001) Pratice of Geriatrics,WB. Saunders Company, Philadelphia. Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR. "Negara Mini-mental": metode praktis untuk grading negara kognitif pasien bagi dokter. J Psychiatr Res. 1975; 12: 189-198. Journal of Psychiatric Research, 12 (3): 189-198, 1975. Kolegium Psikiatri Indonesia. Program pendidikan dokter spesialis psikiatri. Modul psikiatri geriatri. Jakarta (Indonesia): Kolegium Psikiatri Indonesia; 2008. Rovner BW, Folstein MF. Ujian negara mini-mental dalam praktek klinis. Hosp Pract. 1987; 22 (1A): 99, 103, 106,110. Tombaugh TN, McIntyre NJ. Pemeriksaan negara mini-mental yang: review komprehensif. J Am Geriatr Soc.1992; 40 (9): 922-935.

Related Documents

Makalah Mmse
January 2021 1
Makalah
February 2021 2
Makalah
January 2021 2
Makalah Jembatan
January 2021 0

More Documents from "Umma Mye Acho"