Makalah Produksi Bersih Minimisasi Limbah

  • Uploaded by: Fery Potter D Difkiz
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Produksi Bersih Minimisasi Limbah as PDF for free.

More details

  • Words: 4,178
  • Pages: 19
Loading documents preview...
Apa itu limbah? Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan /merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri. Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatanbahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu. Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun danberbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai.

Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan. (http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/04/limbah-industri.html)

Apa itu minimisasi? Sebuah

program

yang

komprehensif

untuk

meminimalkan

atau

menghilangkan, biasanya diterapkan untuk limbah pada titik asal mereka (http://id.termwiki.com/ID:minimization)

Apa itu Minimisasi limbah ? Langkah-langkah atau teknik yang mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan selama proses produksi industri; Istilah ini juga diterapkan untuk daur ulang dan upaya lain untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke aliran limbah. (http://id.termwiki.com/ID:minimization)

Jenis-jenis limbah Limbah sendiri dikelompokkan menjadi tiga, yakni: 1. Berdasarkan Wujudnya Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih cenderung di lihat dari fisik limbah tersebut. Contohnya limbah padat, disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa padat, sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula dengan limbah gas.

Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk Gas antara lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain. Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair misalnya: Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air sabun, minyak goreng buangan, dan lainlain. Limbah padat, merupakan jenis limbah yang berupa padat, contohnya: Bungkus jajanan, plastik, ban bekas, dan lain-lain. 2. Berdasarkan sumbernya Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan kepada dari mana limbah tersebut dihasilkan. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari: 

Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri



Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian



Limbah pertambangan; adalah limbah

yang asalnya dari kegiatan

pertambangan 

Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.

3. Berdasarkan senyawa Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni limbah organik dan limbah anorganik. Limbah Organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan (mudah membusuk), limbah organik mengandung unsur karbon. Contoh limbah organik dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kotoran manusia dan hewan. Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik adalah Plastik dan baja.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis limbah yang lain, yakni limbah B3. Dari pengertian umumnya limbah merupakan suatu barang sisa yang bisa berupa padat, cair dan gas. Limbah B3 sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang berbahaya serta beracun karena sifat dan konsentrasinya bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni; Beracun, mudah meledak mudah terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.

Cara pembuangan limbah Limbah, baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki cara tersendiri dalam penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak bisa disamakan pembuangannya dengan limbah cair ataupun limbah padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair sendiri masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan bagaimana cara penanganan limbah di bawah ini.

Penanganan limbah Cair Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang berbeda harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Dalam penanganan limbah cair terdapat beberapa cara yakni sebagai berikut ini: 

Pengolahan primer



Pengolahan sekunder



Pengolahan tersier



Desinfeksi



Pengolahan lumpur

Pengolahan limbah padat Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah cair, dalam

penanganan

limbah

padat

dibagi

dalam

beberapa

cara

yakni:



Penimbunan terbuka



Sanitary landfill



Daur ulang



Insinerasi



Dijadikan kompos

Pengolahan limbah Gas Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas pencemar tersebut mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih banyak lagi.

Pengolahan limbah B3 Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda, berhubung jenis limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan dengan benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-hati karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah diolah terlebih dahulu baik melalui pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang terdapat didalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3: 

Kolam penyimpanan (surface impoundments)



Sumur dalam/Sumur injeksi



Secure landfill/lanfill untuk limbah B3 (http://www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-

limbah.html)

Dampak Limbah terhadap Lingkungan dan Manusia Limbah Industri Pangan Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung. Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :

a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu

kedalam

tubuh

melalui

mulut,

kulit,

pernafasan

dan

akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya. b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit

dapat

mengakibatkan

pencemaran

karena

dalam

proses

pencucian

memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi). Limbah Industri Logam & Ekektronika Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar. Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.

Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses- proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu : 

Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas



Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.



Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.



Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.



Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.



Minyak biologi

pelumas, dari

sistem

buangan

dapat

lingkungan,

menghambat bila

bahan

proses

oksidasi

pencemar

dialirkan

keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya. 

Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas. Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-

zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya. Diantara efek limbah berbahaya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit

yang dapat terjadi karena limbah berbahaya adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks. Secara umum rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face toksokenetik, dan (3) face tokso – dinamik. Paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu; 1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi. 2. Perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap. namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi. Dampak limbah bagi Kesehatan 

Timpukan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi,



Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus,



Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai,



Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit),



Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah,



Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa

(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak limbah bagi Lingkungan Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata). Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk. Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari

bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah. Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk. Dampak lain: 

Menurunnya kualitas lingkungan,



Menurunnya estetika lingkungan,



Terhambatnya pembangunan negara.

Penanganan Limbah 1. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya, Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap kawasan.Pemanfaatan Kembali a. Kegiatan pemanfaatan sampah kembali seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan lingkungan. b. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

(http://kikhodinobaggio.wordpress.com/2013/01/22/pengertian-limbahdampak-terhadap-lingkungan-dan-kesehatan-serta-penanggulangannya/)

Proses untuk Minimisasi Limbah Dalam proses produksi industri kimia dari bahan alam, disamping diperoleh produk yang diinginkan juga dihasilkan limbah yang mungkin dapat dimanfaatkan lagi (reused) atau dicoba didaur ulang (recycled) atau dapat dikurangi volume limbahnya (reduced). Limbah dari industri dapat berupa limbah padatan, cairan ataupun gas.

1.

Limbah Padat Limbah padat dari produksi kayu olahan misalnya ranting kayu dapat diubah menjadi arang kayu, atau bekas gergajian digunakan untuk produksi papan partikel, arang briket, arang aktif, dan media produksi jamur. Limbah padat dari penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah cair digunakan untuk bahan bangunan (misal bata dan pupuk tanaman)

2.

Limbah cair Air yang telah digunakan untuk keperluan industri sering dikembalikan lagi ke sumber asalnya. Keadaan ini merupakan masalah, karena semakin lama jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin tinggi. Akibatnya penanganan air buangan/limbah cair tersebut harus diolah secara fisika, kimia ataupun biologis. Proses penanganan air buangan pada prinsipnya terdiri atas 3 tahap yaitu: proses primer, sekunder dan tersier.

a.

Proses penanganan primer Proses penanganan air buangan primer terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut: 1) Penyaringan Bahan-bahan buangan yang mengapung dan berukuran besar dihilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut melalui saringan.

2) Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil Pasir, benda-benda kecil dan hasil hancuran padatan dari tahap pertama dibiarkan mengendap pada dasar suatu tabung. 3) Pemisahan endapan Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air buangan masih mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat mengendap jika aliran air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan dalam tangki sedimentasi. Padatan tersuspensi yang mengendap disebut lumpur mentah dan dikumpulkan untuk dibuang .

Air hasil proses penanganan primer kemudian diberi perlakuan dengan gas klorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air dengan tujuan membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan. Proses penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira sepertiga BOD dan padatan tersuspensi dan beberapa persen komponen organik .

b.

Proses penanganan sekunder Dua proses yang biasa digunakan dalam proses penanganan sekunder yaitu: proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Sistem lumpur aktif dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90%, sedangkan sistem penyaring trikel dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 80-85 %. Penyaring trikel terdiri atas lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90 cm - 3 m. Air buangan dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Air yang telah mengalir melalui lapisan aktif ini akan dikeluarkan melalui pipa pada bagian bawah penyaring. Sistem penyaring trikel/penyaring biologis merupakan cara lama dalam penanganan sekunder air, sedangkan cara yang lebih baru disebut proses lumpur aktif.

Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri

ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami

kontak dengan air buangan yang sebelumnya telah mengalami proses penanganan primer. Selama proses ini, bahan organik dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif . Air buangan kemudian keluar dari tangki aerasi menuju tangki sedimentasi dimana padatan akan dihilangkan. Proses penanganan sekunder diakhiri dengan proses klorinasi. Lumpur aktif yang mengandung bakteri dapat digunakan lagi dengan mengalirkan ke dalam tangki aerasi dan mencampur dengan air buangan baru dan udara atau oksigen murni .

c.

Proses penanganan tersier Proses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan dapat menurunkan BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya tetapi tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik yang terlarut. Oleh karena itu perlu proses lanjut/tersier untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut melalui penghilangan senyawa bernitrogen dan fosfor atau dengan pemisahan secara kimia fisika (adsorbsi, destilasi dan osmosis balik).

1) Adsorbsi dan pengendapan Salah satu cara adsorbsi adalah mengalirkan air yang mengandung komponen

terlarut

butiran/bubuk).

melalui

karbon

aktif

(dalam

bentuk

Kelebihan karbon bentuk butiran yaitu dapat

diaktifkan lagi untuk diguanakan dengan cara memanaskan di dalam tungku pembakaran. Komponen organik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon aktif dan kemudian dipisahkan dari air dengan menggunakan bahan kimia penggumpal. Fosfor merupakan nutrien tanaman dapat dihilangkan melalui pengendapan dengan cara: -

menambahkan kapur sehingga air bersifat basa dan dapat mengendapkan fosfor.

-

menambahkan senyawa garam (mengandung ion Fe3+, Al3+, atau Ca2+) agar fosfat bentuk anorganik mengendap, sedangkan bila fosfor dalam bentuk organik diadsorbsi pada endapan hidroksida yang terbentuk oleh kation tersebut dalam larutan basa.

2) Elektrodialisis Cara ini untuk menghilangkan garam-garam anorganik dalam air buangan dengan menggunakan listrik dan membran (terbuat dari plastik yang telah diberi perlakuan kimia). Pada metode ini dialiri listrik ke dalam air yang didalamnya terdapat 2 elektrode yang terpisah satu sama lain oleh membran. Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh elektrode menembus membran sehingga tinggal air yang tak mengandung garam-garam anorganik. Air yang telah dibersihkan dapat digunakan kembali/diolah lebih lanjut. Perlakuan elektrodialisis satu tahap dapat mengurangi kandungan garam sebesar 35% dan menghasilkan rekoveri air 92%. Kelemahan proses ini yaitu tak dapat memisahkan molekul-molekul organik.

3) Osmosis balik Proses osmosis terjadi bila 2 macam larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan oleh membran permiabel. Selama proses ini, air akan mengalir dari larutan berkonsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi sampai kedua larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau sama. Osmosis balik menggunakan proses ini dengan arah berlawanan. Larutan dengan konsentrasi tinggi harus diberi tekanan yang cukup sehingga molekul-molekul air tidak akan mengalir ke dalam. Masalah yang ditemuai dalam penggunaan metode osmosis balik adalah: - dalam mendapatkan penyangga yang tepat pada permukaan membran yang luas dan tipis.

- pembuangan sisa air buangan yang konsentrasinya menjadi pekat. Proses osmosis balik dapat mengurangi total padatan sebesar 90% dan menghasilkan rekoveri air sebanyak 75%.

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% - 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Dalam proses produksinya industri pulp dan kertas membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air. Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian. Industri pulp and paper menghasilkan limbah cair yang dapat menyebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Berdasarkan hasil laboratorium hal ini akan berdampak pada penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan. Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan program minimisasi limbah yang efektif dan dapat mengurangi biaya produksi dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan.

3.

Limbah gas Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan bentuk sulfur oksida (SOx). Sumber polusi SOx berasal dari batubara, minyak bakar, gas, kayu atau pemurnian minyak bumi, industri asam sulfat, dan peleburan baja. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx. Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk merusak tanaman (kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi 0,5 ppm). Pengaruh SOx terhadap logam dapat pula mengakibatkan korosi. Metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SOx adalah sebagai berikut: -

penggunaan bahan bakar bersulfur rendah

-

substitusi sumber energi lainnnya untuk bahan bakar

-

penghilangan sulfur dari bahan bakar srbelum pembakaran

-

penghilangan sulfur dari gas buangan

(http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%201.htm)

Kendala dalam Minimasi Limbah Kendala-kendala yang dapat timbul dalam melakukan minimasi limbah adalah:

Kendala Ekonomi Hambatan ekonomi akan timbul bila kalangan usaha merasa tidak akan mendapat keuntungan dalam penerapan minimisasi limbah. Sekecil apapun penerapan Produksi Bersih, bila tidak menguntungkan bagi perusahaan maka akan sulit bagi manajemen untuk membuat keputusan tentang penerapan Produksi Bersih. Contoh hambatan adalah sebagai berikut: 

Keperluan biaya tambahan peralatan



Tingginya modal/investasi dibanding kontrol pencemaran secara konvensional



Penghematan proses minimisasi limbah yang belum nyata realisasinya

Kendala Sumber Daya Manusia 

Kurangnya komitmen manajemen puncak



Adanya keengganan untuk berubah baik secara individu maupun organisasi



Lemahnya komunikasi intern



Pelaksanaan organisasi yang kaku



Birokrasi, terutama dalam pengumpulan data.



Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi.



Kurangnya pelatihan kepada sumber daya manusia mengenai minimisasi limbah

MANFAAT DAN KEUNTUNGAN PENERAPAN MINIMISASI LIMBAH Manfaat penerapan minimisasi limbah, antara lain: 1. Lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam. 2. Mengurangi biaya-biaya yang berkenaan dengan lingkungan 3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar 4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media lain 5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan 6. Memberikan peluang untuk mencapai sistem manajemen lingkungan pada 7. Memberikan keunggulan daya saing dipasar domestik dan internasional

Upaya yang dilakukan untuk Minimasi Limbah Beberapa upaya minimisasi limbah antara lain, dengan reduksi pada sumber, pemanfaatan limbah, dan pemilahan limbah, sebagai berikut : Reduksi Pada Sumber Merupakan upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di lingkungan, secara preventif langsung pada sumber pencemar. Juga merupakan upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang dilakukan langsung dari sumbernya.

Konsep minimisasi limbah berupa reduksi limbah langsung dari sumbernya menggunakan pendekatan pencegahan dan teknik yang meliputi perubahan bahan baku (pengelolaan bahan dan modifikasi bahan), perubahan teknologi (modifikasi proses dan teknologi bersih), praktek operasi yang baik (housekeeping, segregasi limbah, preventive maintenance), dan perubahan produk yang tidak berbahaya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada reduksi ini, antara lain dengan Melakukan

Housekeeping,

Pemilahan

(Segregasi)

Limbah,

Pemeliharaan

Pencegahan (Preventive Maintenance), Pemilihan Teknologi dan Proses, Pengelolaan bahan (material inventory, Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik, Pengoperasian alat sesuai dengan kondisi yang optimum sehingga dapat , Modifikasi atau subsitusi bahan, Penggunaan teknologi bersih Pemanfaatan Limbah Pemanfaatan limbah merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya penyebarannya di lingkungan, dengan cara memanfaatkannya melalui cara penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan perolehan kembali (recovery)

Pemilahan Limbah Merupakan cara paling tepat dalam pengelolaan limbah medis adalah dengan melakukan pemilahan limbah berdasarkan warna kantong atau kontainer plastik yang digunakan. (http://helpingpeopleideas.com/publichealth/minimisasi-limbah/)

Related Documents


More Documents from "Fatmala Nur Ardianni"

Caxemira
March 2021 0
Materi Mp
February 2021 3
Hd Phs Chart
February 2021 1
Geoekologija.pdf
January 2021 1