Pct Bab V Pembuat Keputusan Taktis .....pptx

  • Uploaded by: DINAS PM DAN PTSP KAB PACITAN
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pct Bab V Pembuat Keputusan Taktis .....pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 10,635
  • Pages: 126
Loading documents preview...
BAB V PEMBUAT KEPUTUSAN TAKTIS

A. PENGERTIAN PEMBUATAN KEPUTUSAN TAKTIS • Pembuatan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pembuatan keputusan yang didasarkan pada pemilihan di antara beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang segera dan tinjauan yang terbatas. • Pertimbangan tersebut mengakibatkan pembuatan keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek. • Namun, perlu diperhatikan bahwa pembuatan keputusan jangka pendek sering kali memiliki dampak atau konsekuensi yang bersifat jangka panjang.

• Tujuan jangka pendek pertimbangan tersebut adalah dalam rangka menurunkan biaya pembuatan produk. • Keputusan taktis tersebut dapat dianggap hanya merupakan bagian kecil dari strategibesar penetapan posisi keunggulan perusahaan. Oleh karena itu, keputusan taktis sering kali disebut tindakan berskala kecil (small-scale actions) untuk tujuan yang lebih besar. • Tujuan keseluruhan pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai. • Pembuatan keputusan taktis seharusnya mendukung tujuan keseluruhan tersebut, meskipun tujuan langsungnya adalah bersifat jangka pendek (misalnya menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen).

Model Pembuatan Keputusan Taktis •

1. 2. 3. 4. 5. 6. •

Bagaimana cara perusahaan membuat keputusan taktis yang baik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat digunakan pendekatan umum dalam pembuatan keputusan taktis. Pendekatan tersebut meliputi enam langkah yang menggambarkan tentang proses pembuatan keputusan yang direkomendasi, yaitu: mengidentifikasi masalah mengidentifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang tepat atas masalah tersebut 1, mengeliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak mengidentifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak, relevan, serta mengeliminasi yang tidak relevan dari pertimbangan menjumlahkan biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif menilai faktor-faktor kualitatif memilih alternatif yang memberi manfaat terbesar. Keenam langkah tersebut menjelaskan mengenai model pembuatan keputusan yang sederhana. Suatu model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang apabila diikuti menghasilkan suatu keputusan.

Langkah 1: Mengidentifikasi Masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang spesifik. • Sebagai contoh, semua anggota tim manajemen mengakui adanya kebutuhan ruang tambahan untuk pergudangan, perkantoran, dan produksi. • Luas ruang yang dibutuhkan, alasan kebutuhan ruang, dan bagaimana tambahan ruang akan dimanfaatkan merupakan dimensi penting masalah tersebut. Namun, masalah utamanya adalah bagaimana cara memperoleh tambahan ruang tersebut.

Langkah 2: Mengidentifikasi Alternatif. Langkah kedua adalah membuat daftar dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi yang tepat. Perusahaan perlu mengidentifikasi berbagai kemungkinan solusi sebagai berikut. 1.

Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup untuk mengatasi kebutuhan saat ini dan yang dapat diperkirakan.

2.

Menyewa fasilitas yang lebih besar dan menyewakan fasilitas yang ada saat ini.

3.

Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan fasilitas yang ada saat ini

4.

Menyewa tambahan ruang yang akan dimanfaatkan sebagai gudang, sehingga dapat menyediakan ruang untuk perluasan produksi.

5.

Membeli komponen dari pihak eksternal serta memanfaatkan ruang yang tersedia (yang sebelumnya digunakan untuk memproduksi komponen tersebut).

• Sebagai bagian dari langkah-langkah di atas, perusahaan harus mengeliminasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan tidak layak. 1. Alternatif pertama dieliminasi karena mengandung banyak risiko bagi perusahaan. 2. Alternatif kedua ditolak karena menyewakan fasilitas bukanlah pilihan yang tepat untuk dijalankan. 3. Alternatif ketiga dieliminasi karena terlalu sulit untuk mengatasi masalah ruang dan kemungkinannya akan sangat mahal. 4. Alternatif keempat dan kelima adalah cukup layak karena keduanya berada dalam rentang kendali biaya dan risiko, serta dapat menyelesaikan permasalahan kebutuhan ruang bagi perusahaan.

Langkah 3: Mengidentifikasi Biaya dan Manfaat yang Berkaitan dengan Setiap Alternatif. Pada langkah ketiga dilakukan identifikasi terhadap biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak. • Pada tahap ini, berbagai biaya yang tidak relevan dapat dieliminasi. Akuntan manajemen bertanggung jawab atas pengumpulan data yang diperlukan. • Sebagai contoh perusahaan mengeluarkan biaya pembuatan komponen yang meliputi biaya-biaya berikut ini.

Langkah 4: Membandingkan Biaya dan Manfaat yang relevan untuk Setiap Alternatif yang Layak. Dapat dilihat bahwa pada alternatif 4, yaitu terus memproduksi secara internal dan menyewa gudang tambahan membutuhkan biaya sebesar Rp480.000.000, sementara alternatif 5 yaitu membeli komponen dari luar dan memanfaatkan ruang sendiri membutuhkan biaya sebesar Rp460.000.000. Perbandingannya adalah sebagai berikut.

• Biaya diferensial adalah sebesar Rp20.000.000 (Rp480.000.000 – Rp460.000.000) untuk keunggulan alternatif 5.

Langkah 5: Menilai Faktor-Faktor Kualitatif. Pertimbangan terhadap aspek kuantitatif (biaya dan manfaat) yang berhubungan dengan berbagai alternatif tidak cukup untuk digunakan sebagai dasar dalam pembuatan keputusan. • Oleh karena itu, dalam pembuatan keputusan juga perlu mempertimbangkan aspek kualitatif. • Faktor-faktor kualitatif dapat secara signifikan memengaruhi keputusan manajer. Faktor-faktor kualitatif merupakan faktor yang sulit dinyatakan dalam angka. • Untuk mengilustrasikan dampak faktor -faktor kualitatif yang mungkin terjadi dalam keputusan membuat-ataumembeli, perlu dipertimbangkan dua faktor yang pertama, yaitu kualitas dan keandalan pasokan.

• Apabila kualitas komponen yang dibeli dari pihak eksternal lebih rendah daripada yang dibuat secara internal, maka keunggulan kuantitatif alternatif membeli adalah bersifat semu. Penggunaan bahan dengan kualitas yang lebih rendah kemungkinan akan menurunkan kualitas produk, sehingga akan berdampak merusak penjualan. • Demikian juga apabila sumber pasokan tidak dapat diandalkan, maka skedul produksi dapat terhenti dan pesanan pelanggan dapat terlambat tiba di tempat tujuan. • Faktor-faktor seperti ini dapat meningkatkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead serta mengganggu penjualan. Perusahaan mungkin akan memutuskan bahwa memproduksi komponen secara internal adalah lebih baik dibandingkan membeli, bahkan ketika analisis biaya relevan menunjukkan adanya keunggulan alternatif pembelian.

Bagaimana faktor-faktor kualitatif harus dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan?

• Pertama, faktor-faktor tersebut harus diidentifikasi. • Kedua, pembuat keputusan harus berusaha menguantifikasi. Sering kali faktor-faktor kualitatif sangat sulit dikuantifikasi. • Akhirnya, faktor-faktor kualitatif yang sesungguhnya, seperti dampak keterlambatan pesanan terhadap hubungan pelanggan harus dipertimbangkan pada tahap akhir model pembuatan keputusan pemilihan alternatif dengan manfaat keseluruhan yang terbesar.

Langkah 6: Membuat Keputusan. Segera setelah semua biaya dan manfaat yang relevan untuk setiap alternatif selesai dinilai dan faktor-faktor kualitatif dipertimbangkan, maka dapat segera dibuat keputusan. • Apa keputusan perusahaan? Berdasarkan selisih biaya dari kedua alternatif yang relatif kecil dan tanggung jawab perusahaan dalam menjamin kualitas, serta dalam rangka pemanfaatan tenaga kerja secara penuh (full employment), maka lebih baik diputuskan untuk membuat komponen secara internal serta menyewa gudang.

Definisi Biaya Relevan • Pendekatan pembuatan keputusan taktis yang telah dijelaskan sebelumnya menekankan pada pentingnya mengidentifikasi dan penggunaan biaya relevan. Namun perlu dijelaskan tentang bagaimana cara mengidentifikasi dan menentukan biaya-biaya yang memengaruhi keputusan? • Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya masa depan (future cost) yang berbeda di antara berbagai alternatif (differ across alternatives) semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Oleh karena itu, hanya biaya masa depan yang relevan dengan pembuatan keputusan. • Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda di antara berbagai alternatif.

• Ilustrasi Biaya relevan. Untuk mengilustrasikan tentang konsep biaya relevan akan digunakan contoh alternatif pembuatan keputusan untuk membuat-atau-membeli (make-or-buy alternatives) yang terjadi pada PT Sejahtera. • Diasumsikan bahwa biaya tenaga kerja langsung yang digunakan Untuk memproduksi suatu komponen adalah Rp150.000.000 Per tahun (berdasarkan volume normal). • Haruskah biaya ini menjadi salah satu faktor dalam pembuatan keputusan tersebut? Apakah biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya masa depan yang berbeda di antara kedua alternatif (membuat-atau-membeli)?

• Biaya di atas merupakan biaya masa depan. Memproduksi komponen pada tahun berikutnya memerlukan jasa tenaga kerja langsung yang harus dibayar. Namun, apakah jumlahnya berbeda di antara kedua alternatif? Apabila komponen dibeli dari pemasok eksternal, maka tidak diperlukan aktivitas produksi internal. Jasa tenaga kerja langsung dapat dieliminasi, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja langsung untuk komponen sampai pada jumlah nol. • Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah berbeda di antara kedua alternatif (Rp150.000.000 untuk alternatif memproduksi dan Rp0 untuk alternatif membeli). Oleh karena itu, biaya ini merupakan biaya relevan. Secara implisit dalam analisis ini, biaya masa lalu digunakan untuk membuat estimasi biaya masa depan. • Biaya tenaga kerja langsung terkini untuk aktivitas normal adalah sebesar Rp150.000.000. Biaya masa lalu ini digunakan sebagai dasar untuk membuat estimasi biaya tahun berikutnya. Meskipun biaya masa lalu merupakan biaya yang tidak relevan, tetapi biaya tersebut sering digunakan untuk memprediksi jumlah biaya masa depan yang akan terjadi.



Ilustrasi Biaya Masa Lalu yang Tidak relevan. Apabila semisal bahwa PT Sejahtera menggunakan mesin untuk memproduksi suatu komponen. Mesin tersebut dibeli 5 tahun yang lalu dan telah didepresiasi dengan tarif sebesar Rp125.000.000 per tahun.



Apakah angka sebesar Rp125.000.000 tersebut merupakan biaya relevan? Dengan kata lain, apakah biaya depresiasi merupakan biaya masa depan yang berbeda di antara kedua alternatif? Depresiasi mencerminkan adanya alokasi biaya yang telah dikeluarkan.



Depresiasi merupakan biaya terbenam (sunk cost), yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh setiap tindakan di masa depan.



Meskipun biaya terbenam ini dialokasikan ke periodeperiode Yang akan datang dan alokasi tersebut selanjutnya disebut sebagai depresiasi, tetapi tidak satupun biaya perolehan yang dapat dihindari.



Biaya terbenam adalah biaya masa lalu. Biaya tersebut akan selalu sama pada setiap alternatif dan oleh karena itu selalu tidak relevan. Dalam pemilihan di antara dua alternatif, biaya perolehan mesin yang digunakan untuk memproduksi komponen serta depresiasi yang terkait bukan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai sisa mesin (nilai yang akan diterima dari penjualan mesin) dapat menjadi biaya relevan dan akan dimasukkan sebagai manfaat pembelian dari pemasok luar. Untuk menyederhanakan contoh di atas, diasumsikan bahwa nilai sisa mesin adalah nol.

• Ilustrasi Biaya Masa Depan yang Tidak relevan. Diasumsikan bahwa biaya sewa seluruh pabrik adalah sebesar Rp340.000.000 dan biaya tersebut dialokasikan kepada berbagai departemen produksi yang berbeda, termasuk departemen yang memproduksi komponen yang menerima alokasi sebesar Rp12.000.000 dari biaya tersebut. • Apakah biaya sebesar Rp12.000.000 tersebut relevan dalam keputusan membuat-atau-membeli yang dihadapi PT Sejahtera? • Pembayaran sewa merupakan biaya masa depan karena sewa harus dibayar setiap tahun selama lima tahun ke depan. • Namun, apakah biaya tersebut berbeda di antara alternatif membuat-atau-membeli? Apapun opsi yang dipilih oleh PT Sejahtera, pembayaran sewa pabrik harus dilakukan, jumlahnya sama untuk kedua alternatif. • Jumlah pembayaran sewa yang dialokasikan kepada departemen lainnya dapat berubah apabila produksi komponen dihentikan, tetapi besarnya pembayaran sewa total tidak dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, pembayaran sewa merupakan biaya yang tidak relevan.

• Contoh di atas menggambarkan tentang pentingnya mengidentifikasi alokasi biaya tetap bersama. Alokasi biaya tetap bersama dapat secara tepat diklasifikasi sebagai tidak relevan apabila setiap pilihan tidak memengaruhi besarnya biaya. • Satu-satunya yang diperlukan hanya realokasi biaya tetap bersama tersebut kepada objek biaya atau segmen biaya yang lebih sedikit. • Selanjutnya perlu dicermati tiga contoh biaya produksi komponen untuk mengetahui hal-hal yang relevan dalam membuat keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decision) aktivitas produksi. • Di antara biaya-biaya tersebut, biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang relevan karena hanya biaya tersebut yang terjadi apabila produksi dilanjutkan, tetapi tidak akan terjadi apabila produksi dihentikan.

• Konsep yang sama juga berlaku untuk manfaat. Salah satu alternatif misalnya menghasilkan sejumlah manfaat masa depan yang berbeda dari alternatif lainnya (misalnya perbedaan pendapatan masa depan). Apabila manfaat masa depan berbeda di antara berbagai alternatif, maka manfaat tersebut merupakan manfaat yang relevan dan harus disertakan dalam analisis.

Etika dalam Pembuatan Keputusan Taktis • Dalam pembuatan keputusan taktis, hal yang berhubungan dengan masalah etika dan kemungkinan adanya pengorbanan tujuan jangka panjang untuk kepentingan manfaat jangka pendek perlu mendapat perhatian ketika keputusan akan diimplementasikan. • Biaya relevan berguna dalam pembuatan keputusan taktis— keputusan yang memiliki pertimbangan segera atau tujuan terbatas. Namun, pembuat keputusan harus selalu memerhatikan kerangka kerja etika. Pencapaian tujuan merupakan hal yang penting, tetapi bagaimana cara mencapai tujuan tersebut merupakan hal yang lebih penting. • Sering kali manajer yang kinerjanya tidak baik akan dipecat atau mengalami demosi. Dalam kondisi demikian, sering timbul godaan bagi manajer untuk melakukan tindakan yang tidak baik, tanpa mempertimbangkan dampaknya di masa depan.

• Visi, misi, dan tujuan perusahaan harus selalu dikomunikasikan secara konsisten kepada seluruh anggota organisasi perusahaan. • Sebagai contoh, epartemen pemasaran yang dengan antusias mengenalkan kualitas dan keandalan produk, sementara di sisi lain departemen teknik dan produksi justru berusaha untuk mengurangi kualitas bahan serta keandalan desain, maka hal tersebut akan menimbulkan masalah. • Pelanggan akan melihat inkonsistensi tersebut sebagai suatu bentuk pelanggaran etika.

• Sering kali staf-staf tersebut menyediakan saluran komunikasi khusus (hotlines) agar karyawan dapat menelepon dan menyampaikan keluhan atau bertanya tentang tindakan tertentu yang dilakukan perusahaan. • Dengan demikian, beberapa masalah etika dapat dihindari secara sederhana dengan menggunakan akal sehat dan tidak hanya memfokuskan sematamata pada pertimbangan jangka pendek dan mengorbankan pertimbangan jangka panjang.

RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA AKTIVITAS • Sebagian besar pembuatan keputusan taktis membutuhkan analisis yang cukup rumit khususnya perusahaan memerlukan pertimbangan yangekstensif tentang perilaku biaya. • Pada awalnya permasalahan tentang biaya relevan menekankan pada pentingnya biaya variabel versus biaya tetap. Biasanya biaya variabel bersifat relevan, sementara biaya tetap bersifat tidak relevan. • Biaya depresiasi dan biaya sewa pabrik yang telah dibayar sebelumnya dan digunakan untuk beberapa tahun berikutnya adalah tidak relevan.

• Titik kuncinya adalah bahwa perubahan dalam penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai suatu relevansi. • Apabila perubahan permintaan dan penawaran sumber daya di antara alternatif mengakibatkan terjadinya perubahan pengeluaran atau belanja sumber daya, maka perubahan belanja sumber daya merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan dalam menilai keunggulan relatif di antara kedua alternatif. • Model penggunaan sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber daya: (1) sumber daya diperoleh karena digunakan dan diperlukan, (2) sumber daya diperoleh di muka sebelum digunakan (untuk satu periode atau jangka pendek), dan (3) sumber daya diperoleh di muka (untuk beberapa periode). Setiap kategori tersebut berguna untuk mengidentifikasi biaya relevan dan oleh karena itu memudahkan analisis biaya relevan.

Sumber Daya Diperoleh karena digunakan dan Diperlukan • Beberapa sumber daya dapat dengan mudah dibeli dalam jumlah seperlunya dan pada saat digunakan. Jadi, untuk kategori sumber daya ini, apabila permintaan atas suatu aktivitas berubah di antara alternatif, maka belanja sumber daya akan berubah dan biaya aktivitas tersebut adalah relevan untuk keputusan dimaksud.

• Jenis pengeluaran atau belanja sumber daya ini biasanya disebut sebagai biaya variabel. Kuncinya adalah bahwa jumlah sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang ditawarkan. Produsen selai harus mempertimbangkan dua alternatif berikut: (1) menerima pesanan khusus dan (2) menolak pesanan khusus. • Apabila penerimaan pesanan tersebut meningkatkan kebutuhan kilo wattjam (penggerak biaya listrik), maka biaya listrik akan berbeda di antara kedua alternatif. Dengan demikian, biaya listrik adalah relevan terhadap keputusan.

Sumber Daya diperoleh di Muka-Satu Periode • Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan melalui kontrak biasanya diperoleh dalam jumlah kasar. Secara grafis, biasanya biaya ini dianggap sebagai stepvariable atau step-fixed. • Kategori ini sering kali menggambarkan pengeluaran atau belanja sumber daya yang berkaitan dengan penggajian organisasi dan tenaga kerja kontrak. • Pengertian implisitnya adalah bahwa organisasi akan mempertahankan tingkat tenaga kerja meskipun mungkin terdapat penurunan sementara atas kuantitas dari aktivitas yang digunakan.

• Sebagai contoh, diasumsikan suatu perusahaan memiliki 5 orang insinyur mesin yang menyediakan kapasitas 10.000 jam mesin (2.000 jam per insinyur). • Biaya kapasitas aktivitas ini adalah Rp250.000.000 atau Rp25.000 per jam. Misalnya, tahun ini perusahaan berharap menggunakan 9.000 jam mesin untuk bisnis normalnya. • Hal ini berarti bahwa aktivitas mesin memiliki 1.000 jam kapasitas yang tidak terpakai. Dalam memutuskan apakah akan menolak atau menerima pesanan khusus yang membutuhkan 500 jam mesin, biaya mesin akan menjadi tidak relevan. • Pesanan tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan kapasitas mesin yang tidak terpakai dan belanja sumber daya ini adalah sama untuk setiap alternatif (Rp250.000.000 akan dibelanjakan dengan atau tanpa menerima pesanan).

• Perubahan pengeluaran atau belanja sumber daya dapat terjadi dalam dua cara: (1) permintaan sumber daya melebihi penawaran (meningkatkan belanja sumber daya), (2) permintaan sumber daya turun secara permanen dan penawaran melebihi permintaan sehingga kapasitas aktivitas berkurang (penurunan belanja sumber daya).

• Untuk mengilustrasikan perubahan yang pertama, perlu dipertimbangkan kembali aktivitas mesin dan keputusan pesanan khusus. • Misalnya, pesanan khusus membutuhkan 1.500 jam mesin yang melebihi penawaran sumber dayanya. • Untuk memenuhi permintaan tersebut, organisasi perlu menyewa insinyur keenam atau mungkin menggunakan konsultan mesin. • Pada kedua cara, belanja sumber daya meningkat apabila pesanan khusus diterima. Jadi, biaya mesin sekarang menjadi biaya relevan.



Untuk mengilustrasikan perubahan kedua, misalnya manajer perusahaan sedang mempertimbangkan pembelian komponen yang digunakan untuk produksi daripada membuatnya sendiri. Diasumsikan kapasitas mesin adalah sama, yaitu 10.000 jam tersedia dan 9.000 yang terpakai. Apabila komponen dibeli, maka permintaan jam mesin akan turun dari 9.000 menjadi 7.000 jam.



Hal ini merupakan pengurangan permanen karena dukungan mesin tidak akan dibutuhkan lagi untuk memproduksi komponen. Kapasitas tidak terpakai sekarang menjadi 3.000 jam, 2.000 jam permanen dan 1.000 jam temporer.



Selain itu, karena kapasitas mesin turun sebesar 2.000 jam, ini berarti bahwa perusahaan dapat mengurangi kapasitas aktivitas dan belanja sumber daya melalui PHK satu insinyur atau memindahtugaskan insinyur tersebut ke pabrik lain yang membutuhkan.



Pada kedua cara, penawaran sumber daya berkurang menjadi 8.000 jam. Apabila gaji seorang insinyur adalah Rp50.000.000, maka biaya mesin akan berbeda sebesar Rp50.000.000 di antara alternatif membuat-atau-membeli. Biaya ini kemudian menjadi relevan untuk keputusan.



Namun, apabila permintaan aktivitas mesin turun lebih kecil daripada 2.000 jam, maka kenaikan kapasi tas tidak terpakai tersebut tidak akan cukup untuk mengurangi penawaran sumber daya dan belanja sumber daya. Dalam kasus ini, biaya aktivitas mesin menjadi tidak relevan.

Sumber Daya Diperoleh di Muka-Multiperiode • Sumber daya sering kali diperoleh di muka untuk kebutuhan produksi selama beberapa periode sebelum tingkat kebutuhan sumber daya diketahui. • Belanja sumber daya di muka merupakan biaya terbenam, dengan demikian tidak akan pemah menjadi biaya relevan. • Belanja sumber daya periodik, seperti menyewa, pada dasarnya tidak tergantung pada penggunaan sumber daya. • Bahkan apabila pengurangan permanen atas penggunaan aktivitas terjadi, akan sulit untuk mengurangi belanja sumber daya karena adanya berbagai komitmen kontraktual formal.

• Sebagai contoh suatu perusahaan menyewa sebuah pabrik dengan biaya sebesar Rp100.000.000 per tahun selama sepuluh tahun. Pabrik tersebut mampu memproduksi 20.000 unit produk jumlah yang diharapkan ketika pabrik disewa. Setelah lima tahun, diasumsikan bahwa permintaan produk turun dan pabrik hanya memproduksi sebanyak 15.000 unit per tahun. • Pembayaran sewa sebesar rp100.000.000 per tahun tetap harus dibayar setiap tahun, meskipun aktivitas produksi turun. Selanjutnya, diasumsikan bahwa permintaan naik di atas 20.000 unit. • Dalam kasus ini, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk memperoleh atau menyewa pabrik tambahan. Sehingga belanja terhadap sumber daya dapat berubah di antara alternatif. Jadi, keputusan untuk memperoleh kapasitas aktivitas jangka panjang tidak termasuk dalam ranah pembuatan keputusan taktis.

• Untuk kategori sumber daya multiperiode, perubahan permintaan aktivitas di antara alternatif jarang memengaruhi pengeluaran atau belanja sumber daya. • Oleh karena itu, tidak relevan dalam pengambilan keputusan taktis. Ketika belanja sumber daya berubah, hal ini berarti penilaian terhadap prospek komitmen multiperiode lebih tepat disajikan dengan menggunakan model keputusan investasi modal. • Contoh yang jelas mengenai pentingnya komitmen multiperiode perolehan sumber daya adalah pengadaan teknologi yang diperlukan untuk membuat suatu desain produk baru. • Bagan di atas mengikhtisarkan peran model penggunaan sumber daya aktivitas dalam penilaian relevansi.

C. APLIKASI BIAYA RELEVAN • Penentuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai jenis permasalahan. • Secara tradisional, penerapan biaya relevan meliputi keputusan untuk: membuat atau membeli suatu komponen; mempertahankan atau menghentikan suatu segmen atau lini produk; menerima suatu pesanan khusus di bawah harga normal dan memproses lebih lanjut produk bersama atau menjualnya pada titik pisah (split-off point).

Keputusan Membuat atau Membeli • Manajemen seharusnya secara periodik perlu mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas produksi. • Kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin telah berubah dan akibatnya perlu digunakan pendekatan yang berbeda. • Evaluasi secara periodik bukan merupakan satu-satunya sumber dalam pembuatan keputusan membuat atau membeli (make-or-buy decision). • Keputusan dimotivasi oleh hal-hal yang tidak berhubungan langsung dengan masalah yang dihadapi.

• Untuk tahun yang akan datang PT Sejahtera harus memproduksi 10.000 komponen untuk mendukung kebutuhan produksi printer. • PT Sejahtera telah dihubungi oleh pemasok potensial yang bersedia untuk memasok komponen tersebut dengan harga Rp4.750 per unit. Tawaran tersebut sangat menarik karena biaya produksi penuh per unit adalah sebesar Rp8.200. • Apakah PT Sejahtera akan memproduksi atau membeli komponen tersebut? Permasalahan dan alternatif yang layak dipertimbangkan perlu diidentifikasi. • Apabila kisaran waktu untuk pembuatan keputusan hanya satu periode, maka tidak perlu memerhatikan elemen biaya yang terjadi berulang secara periodik. • Penentuan biaya relevan sangat berguna untuk membuat analisis jangka pendek. Secara sederhana perusahaan hanya perlu mengidentifikasi biaya-biaya yang relevan saja, kemudian menjumlahkan, dan pada akhirnya menetapkan pilihan (dengan asumsi tidak ada masalah kualitatif ). Proses mengidentifikasi biaya dijelaskan berikut ini.

• Pertama, perlu diperhatikan biaya-biaya yang berkaitan dengan produksi 10.000 unit komponen. Biaya absorpsi penuh (full absorption cost) ditunjukkan sebagai berikut.

• Sebagian besar peralatan adalah disewa. Namun, salah satu mesin tertentu harus dibuat secara khusus dan dibeli. Peralatan yang disewa dapat dikembalikan kapan saja tanpa denda; perusahaan hanya dikenakan biaya sewa selama peralatan digunakan oleh perusahaan.

• Mesin khusus tidak akan didepresiasi secara penuh pada akhir tahun, tetapi perusahaan berencana membuangnya apabila mesin tersebut tidak dapat dijual. Perusahaan baru-baru ini membeli bahan yang cukup untuk memproduksi 5.000 komponen. Tidak ada penggunaan alternatif untuk bahan tersebut. • Biaya overhead variabel dibebankan kepada komponen elektronik sebesar Rp400 untuk setiap rupiah tenaga kerja langsung. • Overhead tetap total untuk pabrik adalah sebesar Rp1.000.000.000 yang dibebankan kepada produk berdasarkan luas ruang yang digunakan oleh setiap produk. • Fasilitas pabrik yang digunakan untuk memproduksi komponen menempati 6.000 dari 200.000 meter persegi. Dengan demikian, Rp30.000.000 dari overhead tetap umum dialokasikan untuk memproduksi komponen elektronik (0,03 × Rp1.000.000.000).

• Di antara item-item biaya di atas, biaya depresiasi merupakan item biaya yang dapat dieliminasi karena biaya tersebut merupakan biaya terbenam. Apabila bahan baku yang telah dibeli tidak dapat digunakan untuk alternatif yang lain, maka setengah dari biaya bahan baku total juga merupakan biaya terbenam. • Biaya overhead umum juga bukan merupakan biaya relevan. Sejumlah Rp30.000.000 merupakan alokasi biaya tetap umum yang akan terus terjadi meskipun komponen dibeli dari pihak eksternal. • Semua item biaya lainnya merupakan biaya relevan. Biaya sewa peralatan merupakan item biaya yang relevan apabila biaya tersebut tidak diperlukan ketika komponen dibeli dari pihak eksternal. • Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku sebanyak 5.000 unit yang tersisa dan biaya overhead variabel semuanya merupakan biaya yang relevan. Biaya-biaya tersebut tidak akan terjadi apabila komponen dibeli dari pihak eksternal.

• Biaya pembelian merupakan biaya relevan. Apabila komponen dibuat sendiri, maka biaya pembelian tidak akan terjadi. • Apakah ada biaya lainnya yang terkait dengan pembelian dari pihak eksternal? Pemeriksaan kembali terhadap dokumen penerimaan memberi informasi bahwa penerimaan dan pemeriksaan berada dalam kapasitas penuh. • Pembelian tambahan akan membutuhkan tambahan tenaga kerja paruh waktu selama tahun berjalan dengan biaya sebesar Rp8.500.000. • Departemen pembelian memiliki kapasitas menganggur yang cukup untuk menangani pembelian komponen, sehingga tidak ada biaya tambahan yang akan terjadi.

• Biaya relevan total untuk masing-masing alternatif sebagai berikut.

• Analisis serupa juga dapat dilakukan atas dasar biaya per unit. Setelah biaya relevan diidentifikasi, biaya unit yang relevan dapat dibandingkan. Dalam contoh ini, biayanya adalah sebesar Rp4.500 Rp45.000.000/10.000) untuk alternatif memproduksi sendiri dan Rp5.600 (Rp56.000.000/10.000) untuk alternatif membeli. • Analisis menunjukkan bahwa biaya pembuatan produk dapat menghemat biaya sebesar Rp11.000.000 dibandingkan dengan apabila perusahaan membeli produk tersebut. Jadi, tawaran dari pemasok seharusnya ditolak.

Keputusan Mempertahankan atauMenghentikan • Seorang manajer sering kali harus membuat keputusan apakah suatu segmen, seperti lini produk, harus dipertahankan atau dihentikan. • Laporan segmen yang disusun atas dasar variable costing menyediakan informasi yang berharga untuk membuat keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decision). • Margin kontribusi segmen dan laba segmen sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja suatu segmen. • Laporansegmen menyediakan informasi untuk membuat keputusan mempertahankan-ataumenghentikan, Sedangkan biaya relevan (relevant cost) menjelaskan tentang bagaimana informasi tersebut harus digunakan untuk sampai pada suatu pembuatan keputusan.

• Sebagai ilustrasi, berikut ini ditunjukkan data yang tersedia pada PT Pertiwi yang memproduksi batako, bata, dan genteng. Akuntan Internal perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi 2020 sbb:

• Proyeksi kinerja produk genteng menunjukkan bahwa laba segmen adalah negatif. Hal tersebut merupakan kinerja produk genteng yang buruk selama tiga tahun sebelumnya. • Ny. Citra, direktur PT Pertiwi, memberi perhatian terhadap kinerja yang buruk tersebut dan sedang berusaha untuk membuat keputusan apakah akan mempertahankan atau menghentikan produk genteng. • Reaksi pertamanya adalah berusaha meningkatkan pendapatan penjualan genteng. Ny. Citra sedang mempertimbangkan untuk melakukan promosi penjualan secara agresif yang diiringi dengan kenaikan harga jual. Namun, manajer pemasaran menganggap bahwa pendekatan tersebut akan sia-sia karena pasar sedang jenuh dan tingkat persaingan terlalu ketat sehingga sulit untuk mengharapkan kenaikan pangsa pasar perusahaan.

• Peningkatan profitabilitas lini produk melalui penghematan biaya juga tidak layak dilakukan. Biaya-biaya sebelumnya telah ditekan selama dua tahun terakhir untuk mengurangi kerugian sampai pada tingkat yang diantisipasi saat ini. Pengurangan biaya lebih lanjut justru akan berakibat menurunkan mutu produk dan merusak penjualan. • oleh karena tidak ada harapan bagi tercapainya perbaikan kinerja laba produk genteng yang melebihi proyeksinya, maka Ny. Citra akan memutuskan untuk menghentikan produk genteng. • Menurut Ny. Citra, perusahaan akan mengorbankan margin kontribusi sebesar Rp10.000.000, tetapi menghemat Rp45.000.000 dengan meniadakan gaji penyelia dan anggaran iklan. • Biaya depresiasi sebesar Rp10.000.000 adalah tidak relevan karena mencerminkan alokasi biaya terbenam. Jadi, penghentian lini produk tersebut akan memberi tambahan laba sebesar Rp35.000.000 daripada mempertahankannya

Mempertahankan atau Menghentikan dengan Berbagai Dampak Komplementer

• Diasumsikan bahwa Ny. Citra memutuskan untuk menghentikan produksi genteng. Walaupun disadari pula bahwa akibat keputusan tersebut akan membawa dampak negatif terhadap perusahaan, yaitu dengan terpaksa akan mengurangi tenaga kerja. Di sisi lain, keputusan tersebut diangggap sebagai tindakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. Menghentikan produk genteng, perusahaan dapat memberi tambahan laba sebesar Rp35.000.000 per tahun. Untuk mendukung keputusan tersebut, berikut ini disertakan analisis khusus untuk segmen genteng.

• Manajer pemasaran menyatakan bahwa penghentian produk genteng akan menurunkan penjualan Batako sebesar 10 persen dan menurunkan penjualan bata sebesar 8 persen. Ia menjelaskan bahwa banyak pelanggan membeli genteng ketika mereka membeli batako atau bata. Sebagian pelanggan akan pergi ke tempat lain apabila mereka tidak dapat membeli kedua produk tersebut di satu lokasi.

• Setelah mendapat penjelasan dari manajer pemasaran, Ny. Citra memutuskan untuk melakukan analisis ulang dengan mempertimbangkan dampak penghapusan produk genteng terhadap penjualan kedua lini lainnya. • Ny. Citra memutuskan untuk menggunakan penjualan total dan biaya total untuk setiap alternatif. Seperti sebelumnya, depresiasi dan biaya tetap umum dikeluarkan dari analisis karena tidak relevan.

• Penghapusan produk genteng akan mengurangi penjualan total sebesar Rp264.000.000, yaitu: Rp50.000.000 (0,10 × Rp500.000.000) untuk batako, Rp64.000.000 (0,08 × Rp800.000.000) untuk bata, dan Rp150.000.000 untuk genteng. Demikian juga, biaya variabel total akan berkurang sebesar Rp203.400.000, yaitu: Rp25.000.000 (0,10 × Rp250.000.000) untuk batako, Rp38.400.000 (0,08 × Rp480.000.000) untuk bata, dan Rp140.000.000 untuk genteng. Jadi, margin kontribusi total berkurang sebesar Rp60.600.000 (Rp264.000.000 − Rp203.400.000). Oleh karena penghapusan produk genteng hanya menghemat sebesar Rp45.000.000 pada biaya penyeliaan dan iklan, maka pengaruh bersihnya adalah kerugian sebesar Rp15.600.000 (Rp45.000.000− Rp60.600.000). Berikut ini adalah ikhtisar dari analisis dengan menggunakan informasi baru.

Mempertahankan atau Menghentikan dengan Penggunaan Alternatif Fasilitas • Manajer pemasaran melihat bahwa persaingan pasar ubin tidak setajam genteng. • Namun, dua lini lainnya akan mengalami penurunan penjualan pada tingkat yang sama dengan memproduksi ubin tidak akan mengubah hasil tersebut. • Berikut ini juga dilampirkan estimasi laporan keuangan untuk ubin.

• Ny. Citra sekarang dihadapkan dengan alternatif ketiga, yaitu mengganti genteng dengan ubin. Haruskah produk genteng dipertahankan atau dihentikan dan diganti dengan ubin?

• Dari analisis sebelumnya, Ny. Citra mengetahui bahwa penghapusan produk genteng akan mengurangi margin kontribusi perusahaan sebesar Rp60.600.000. Apabila memproduksi ubin akan menghasilkan tambahan margin kontribusi sebesar Rp60.000.000 sesuai dengan estimasi. Selanjutnya, penghapusan produk genteng dan menggantinya dengan ubin akan menyebabkan penurunan bersih sebesar Rp600.000 pada margin kontribusi total (Rp60.600.000 − Rp60.000.000). Hasil yang sama dapat dikembangkan dengan membandingkan secara langsung antara manfaat dan biaya relevan dari kedua alternatif.

• Contoh di atas mengilustrasikan tentang proses pembuatan keputusan taktis. Pertama, masalah kinerja lini diidentifikasi dan didefinisi (misalnya, kinerja buruk lini produk genteng). Kemudian, solusi yang mungkin akan dipilih didaftar dan solusi yang tidak layak dieliminasi. Sebagai contoh, kenaikan penjualan atau penurunan biaya lebih lanjut ditolak sebagai solusi yang layak. Tiga solusi yang layak perlu dipertimbangkan: (1) mempertahankan lini produk, (2) menghentikan lini produk, dan (3) menghentikan lini produk dan menggantinya dengan produk lain. Analisis terhadap biaya dan manfaat di antara alternatif-alternatif yang layak mengarahkan pada pemilihan alternatif yang akan dipilih (mempertahankan lini produk). • Contoh di atas memberi beberapa pengertian yang lebih baik tentang aplikasi sederhana model keputusan. Analisis awal yang memfokuskan pada dua alternatif yang layak menghasilkan keputusan tentatif untuk menghapus lini produk. Informasi tambahan yang diberikan manajer pemasaran mengarahkan pada keputusan yang berbeda dari keputusan pertama. Sebelum keputusan tersebut diimplementasikan, manajer diperkenalkan dengan alternatif ketiga yang juga layak dengan membutuhkan analisis tambahan.

• Para manajer sering kali tidak memiliki seluruh informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan terbaik. Mereka juga mungkin tidak mampu mengidentifikasi setiap solusi yang layak. Manajer mendapat manfaat dari pengumpulan seluruh informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan akhir. • Mereka harus berusaha mengidentifikasi sebanyak mungkin solusi yang layak. Seperti diilustrasikan pada contoh di atas, informasi yang terbatas dapat menghasilkan keputusan yang buruk. • Apabila sejumlah solusi yang layak terlalu sedikit, maka solusi yang terbaik mungkin tidak akan pernah terpilih hanya karena manajer belum memikirkannya. • Manajer dapat mengambil manfaat dari input-input yang diberikan orang lain yang memahami masalah tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, sejumlah informasi dan solusi yang layak dapat dikembangkan. Hasilnya adalah pembuatan keputusan yang lebih baik.

Keputusan Pesanan-Khusus • Di beberapa negara yang telah memiliki undang-undang tentang diskriminasi harga mensyaratkan bahwa perusahaan harus menjual produk yang identik dengan harga sama kepada pelanggan yang berada di pasar yang sama. Namun, pembatasan ini tidak berlaku pada produk yang dapat ditawar atau pada pelanggan yang tidak saling bersaing. • Keputusan pesanan khusus (special-order decision) memfokuskan pada pertanyaan apakah pesanan harga khusus harus diterima atau ditolak. Pesanan seperti ini sering kali menarik, khususnya ketika perusahaan beroperasi di bawah kapasitas produksi maksimum.

• Sebagai contoh, sebuah perusahaan es krim pada saat ini beroperasi pada tingkat 80 persen dari kapasitas produksinya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit galon. Biaya total yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan 16 juta unit sebagai berikut.

• Sebuah perusahaan katering dari wilayah lain yang biasanya tidak dilayani oleh perusahaan menawar untuk membeli es krim sebanyak 2 juta unit dengan harga Rp1.550 per unit. Distributor tersebut akan menggunakan label mereknya sendiri. Distributor juga setuju untuk membayar biaya transportasi. Dikarenakan distributor menghubungi langsung kepada perusahaan, maka tidak ada komisi penjualan. Sebagai manajer perusahaan es krim tersebut, apakah Anda akan menerima pesanan tersebut atau menolaknya?

• Penawaran dengan harga sebesar Rp1.550 ini berada di bawah harga jual normal sebesar Rp2.000. Bahkan harga tersebut berada di bawah biaya per unit total (Rp1.597). • Namun demikian, menerima pesanan tersebut mungkin akan menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan memiliki kapasitas menganggur (idle capacity) dan pesanan tersebut tidak akan memengaruhi unit-unit lain yang sedang diproduksi untuk dijual dengan harga normal. Selain itu, beberapa biaya tersebut adalah tidak relevan; biaya tetap akan selalu terjadi tanpa memerhatikan pesanan tersebut akan diterima atau ditolak. • Apabila pesanan tersebut diterima, maka tambahan pendapatan sebesar Rp1.550 per unit akan dapat direalisasikan. • Namun, seluruh biaya variabel kecuali untuk distribusi (Rp30) dan komisi (Rp20) juga akan terjadi, sehingga menimbulkan biaya tambahan sebesar Rp1.450 per unit. Oleh karena itu, manfaat bersihnya adalah sebesar Rp100 (Rp1.550 − Rp1.450) per unit. Analisis biaya relevan dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

• Berdasarkan perhitungan di atas, apabila perusahaan menerima pesanan khusus maka akan menaikkan laba sebesar Rp200.000.000 (Rp100 × 2.000.000 unit).

Keputusan untuk Menjual atau Memproses Lebih Lanjut • Produk bersama (joint products) memiliki proses produksi dan biaya produksi yang sama sampai dengan titik pisah (split-off point). • Pada titik pisah tersebut, proses produksi dan biaya produksi sudah mulai dapat dibedakan. • Sebagai contoh, suatu cairan mineral tertentu seperti tembaga dan emas mungkin terkandung dalam satu biji besi tertentu. • Biji besi tersebut harus ditambang, dilebur, dan diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan. Pada saat pemisahan inilah yang disebut dengan titik pisah (splitoff point).

• Sebagai ilustrasi, berikut ini ditunjukkan contoh yang terjadi pada PT Kebun Raya, sebuah perusahaan besar di bidang pertanian yang mengkhususkan bisnisnya pada penanaman apel. Setiap lahan menghasilkan kira-kira satu ton apel. Pohon apel di setiap lahan harus disemprot, dipupuk, disiram, dan dipangkas. Pada saat apel matang, pekerja disewa untuk memetiknya. Apel-apel tersebut selanjutnya dikirim ke gudang untuk dicuci dan disortir. Perkiraan biaya untuk semua aktivitas tersebut (termasuk pemrosesan) adalah Rp3.000.000 per ton per tahun. • Apel disortir ke dalam tiga kelompok (A, B, dan C) menurut ukuran dan kerusakan. Apel besar tanpa kerusakan (lecet, terpotong, berlubang, dan seterusnya) disisihkan dalam satu tempat dan diklasifikasi sebagai kelompok A. Apel kecil tanpa kerusakan disisihkan dalam tempat kedua dan diklasifikasi sebagai kelompok B. Sedangkan apel sisanya yang tidak termasuk dalam kelompok A dan kelompok B dimasukkan ke dalam tempat ketiga dan diklasifikasi sebagai kelompok C. Setiap ton apel menghasilkan 800 kilogram kelompok A, 600 kilogram kelompok B, dan 600 kilogram kelompok C.

• Apel kelompok A dijual ke supermarket besar dengan harga Rp400 per kilogram. Apel kelompok B dikemas dalam kantong ukuran 5 kilogram dan dijual ke supermarket dengan harga Rp1.300 per kantong (biaya setiap kantong adalah Rp50). Apel kelompok C diproses lebih lanjut untuk diproses menjadi selai apel yang akan dijual dalam kaleng ukuran 16 ons dengan harga Rp750 per kaleng. Biaya pemrosesan adalah Rp100 per kilogram apel. Hasil akhirnya adalah 500 kaleng. Peraga 10.3 mengikhtisarkan seluruh proses di atas. • Suatu jaringan supermarket besar baru-baru ini meminta agar PT Kebun Raya memasok pai apel (apple pie) kaleng ukuran 16 ons dengan harga Rp900 per kaleng. PT Kebun Raya memutuskan bahwa apel kelompok B cocok untuk memenuhi pesanan tersebut dan membuat estimasi yang diperlukan biaya sebesar Rp200 per kilogram untuk memproses apel menjadi pai apel. Hasilnya adalah 500 kaleng ukuran 16 ons.

D. KEPUTUSAN BAURAN PRODUK • Pada contoh sebelumnya, dari setiap 2.000 kilogram apel yang dipanen, 800 kilogram merupakan kelompok A, 600 kilogram kelompok B, dan 600 kilogram kelompok C. Meskipun jumlah setiap jenis apel dapat dipengaruhi oleh prosedur penyemprotan, penyiraman, pemupukan, dan seterusnya, tetapi bauran apel tersebut kemungkinan besar berada di luar kendali perusahaan. • Banyak perusahaan memiliki keleluasaan dalam memilih bauran produk mereka karena keputusan bauran produk (product mix decision) dapat berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. • Setiap alternatif bauran produk menghasilkan bauran tingkat laba yang berbeda. Seorang manajer harus memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba total. Oleh karena biaya tetap tidak tergantung pada tingkat aktivitas, maka biaya tetap total akan sama untuk semua kemungkinan bauran, dan itu tidak relevan dalam pembuatan keputusan.

• Sebagai contoh, diasumsikan bahwa PT Bahagia Mobilindo memproduksi dua jenis persneling, yaitu persneling X dan persneling Y, dengan margin kontribusi per unit masingmasing sebesar Rp25.000 dan Rp10.000. Apabila perusahaan memiliki sumber daya yang tidak terbatas dan permintaan atas masing-masing produk tidak terbatas, maka keputusan bauran produk akan mudah dibuat, yaitu memproduksi masing-masing produk dalam jumlah yang tidak terbatas. Sayangnya, setiap perusahaan selalu menghadapi sumber daya dan permintaan yang terbatas. Keterbatasan tersebut disebut batasan (constraints). Seorang manajer harus memilih alternatif bauran yang optimal dengan berbagai keterbatasan yang terdapat dalam perusahaan.

• Dengan asumsi bahwa PT Bahagia Mobilindo mampu menjual semua produknya, mungkin ada yang menyarankan agar perusahaan hanya memproduksi dan menjual persneling X— karena memiliki margin kontribusi terbesar. Namun, solusi ini belum tentu yang terbaik. Pemilihan bauran optimal secara signifikan dapat dipengaruhi oleh hubungan sumber daya yang terbatas dengan produk individual. Hubungan ini memengaruhi jumlah setiap produk yang dapat diproduksi, dan dengan demikian juga memengaruhi margin kontribusi total yang akan diterima. Hal ini tergambar secara sangat jelas ketika berhadapan dengan satu batasan sumber daya.

Sumber Daya dengan Satu Batasan • Diasumsikan bahwa setiap persneling harus dibuat dengan suatu mesin khusus. Perusahaan memiliki delapan mesin yang secara bersama menyediakan 40.000 jam mesin per tahun. Setiap unit persneling X membutuhkan 2 jam mesin, sementara setiap unit persneling Y membutuhkan 0,5 jam mesin. Dengan asumsi tidak ada batasan lainnya, berapakah bauran optimal persneling tersebut? Apabila setiap unit persneling X membutuhkan 2 jam mesin, maka setiap tahun dapat diproduksi 20.000 unit (40.000/2). Dengan margin kontribusi per unit sebesar Rp25.000, PT Bahagia Mobilindo menghasilkan margin kontribusi total sebesar Rp500.000.000. Di pihak lain, persneling Y hanya membutuhkan 0,5 jam mesin per unit; karena itu jumlah yang mampu diproduksi adalah 80.000 unit (40.000/0,5). Pada harga Rp10.000 per unit, margin kontribusi total persneling Y adalah Rp800.000.000. Hanya dengan memproduksi persneling Y, perusahaan akan menghasilkan tingkat laba yang lebih tinggi daripada hanya memproduksi persneling X—meskipun margin kontribusi per unit persneling X adalah 2,5 kali lebih besar daripada margin kontribusi per unit persneling Y.

• Margin kontribusi per unit masing-masing produk bukan merupakan masalah yang penting. Margin kontribusi per unit dari sumber daya yang langka adalah faktor yang menentukan. Produk yang menghasilkan margin kontribusi tertinggi per jam mesin harus dipilih. • Persneling X menghasilkan Rp12.500 per jam mesin (Rp25.000/2)), sementara persneling Y menghasilkan Rp20.000 per jam mesin (Rp10.000/0,5). Jadi, bauran optimalnya adalah 80.000 unit persneling Y dan tidak ada satupun untuk persneling X.

Sumber Daya dengan Banyak Batasan • Sumber daya dengan satu batasan adalah tidak realistis. Semua organisasi akan menghadapi berbagai batasan, misalnya: keterbatasan bahan baku, keterbatasan input tenaga kerja, keterbatasan permintaan setiap produk, dan seterusnya. Solusi terhadap masalah bauran produk dengan banyak batasan jauh lebih rumit dan memerlukan penggunaan teknik matematika khusus yang dikenal sebagai pemrograman linear (linear programming). • Pemrograman linear adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari solusi optimal di antara berbagai solusi yang layak dipertimbangkan. Teori pemrograman linear memungkinkan diabaikannya berbagai solusi. • Z = Rp25.000X + Rp10.000Y

• PT Bahagia Mobilindo juga menghadapi tiga batasan. Batasan pertama adalah ketersediaan jam mesin yang terbatas untuk produksi, sedangkan dua batasan lainnya (jumlah unit yang diproduksi dan jumlah unit yang dijual) mencerminkan keterbatasan permintaan untuk setiap produk. Misalkan batasan yang pertama adalah jam mesin. Setiap unit persneling X menggunakan 2 jam mesin untuk memproduksi dan 0,5 jam mesin digunakan untuk memproduksi setiap unit persneling Y. Dengan demikian, jam mesin total yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut. 2X + 0,5Y ≤ 40.000 • Dua keterbatasan permintaan lainnya juga dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut. X ≤ 15.000 Y ≤ 40.000

• Masalah yang dihadapi perusahaan adalah memilih jumlah unit X dan Y yang akan memaksimalkan margin kontribusi total dengan dibawah ini 10.2, 10.3, dan 10.4. • Masalah tersebut dapat dinyatakan dengan rumus standar seperti yang lazim terjadi pada masalah pemrograman linear (sering kali disebut linear programming model), yaitu sebagai berikut.

Z Maksimal = Rp25.000X + Rp10.000Y Dengan keterbatasan: 2X + 0,5Y ≤ 40.000 X ≤ 15.000 Y ≤ 40.000 X≥0 Y≥0

• Dua batasan terakhir disebut batasan nonnegativitas (nonnegativity constraints) dan secara sederhana mencerminkan kenyataan bahwa produk dalam jumlah negatif tidak mungkin diproduksi. Semua keterbatasan secara bersama-sama disebut sebagai seperangkat batasan (constraint set). • Solusi layak (feasible solution) adalah solusi yang dapat mengatasi batasan yang terdapat dalam model pemrograman linear. Kumpulan semua solusi yang layak tersebut disebut seperangkat solusi yang layak (feasible set of solutions). • Apabila hanya terdapat dua produk, maka solusi yang optimal dapat diidentifikasi melalui pembuatan grafik. Pemecahan masalah dengan grafik memberi pemahaman mengenai cara pemecahan masalah pemrograman linear, maka masalah yang dihadapi perusahaan akan dipecahkan dengan cara ini.



Sebagai contoh, pembuatan dan penjualan 10.000 unit persneling X dan 20.000 unit persneling Y merupakan suatu solusi yang layak dan merupakan bagian dari seperangkat solusi yang layak. Bauran produk ini menggunakan 30.000 jam mesin [(2 × 10.000) + (0,5 × 20.000)] yang masih dalam batasan jam mesin. Selain itu, perusahaan dapat menjual jumlah tersebut karena tidak melebihi batasan permintaan untuk setiap produk. Apabila bauran ini dipilih, maka perusahaan akan menerima margin kontribusi sebesar Rp450.000.000 [(Rp25.000 × 10.000) + (Rp10.000 × 20.000)].



Bauran yang terdiri atas 10.000 unit X dan 20.000 unit Y bukan merupakan bauran yang terbaik. Solusi yang lebih baik adalah memproduksi dan menjual 12.000 unit X dan 30.000 unit Y. Bauran tersebut menggunakan 39.000 jam mesin [(2 × 12.000) + (0,5 × 30.000)] dan menghasilkan margin kontribusi total sebesar Rp600.000.000 [(Rp25.000 × 12.000) + (Rp10.000 × 30.000)].



Solusi yang layak ini adalah lebih baik daripada yang pertama karena menghasilkan laba Rp150.000.000 lebih tinggi. Dengan demikian, masih ada solusi yang lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Solusi layak yang terbaik—solusi yang memaksimalkan margin kontribusi total—disebut solusi optimal (optimal solution).

• Empat langkah dalam pemecahan masalah secara grafis adalah sebagai berikut. 1. Gambarlah grafik untuk setiap batasan. 2. Identifikasi seperangkat solusi yang layak. 3. Identifikasi semua nilai titik sudut dalam seperangkat solusi yang layak. 4. Pilih titik sudut yang menghasilkan nilai terbesar untuk fungsi tujuan.

• Terdapat lima titik sudut, yaitu A, B, C, D, dan E. Nilai kelima titik tersebut, yang diperoleh langsung dari grafik, adalah (0,0) untuk A, (15.000,0) untuk B, (15.000,20.000) untuk C, (10.000,40.000) untuk D, dan (0,40.000) untuk E. • Dampak nilai ini terhadap fungsi tujuan adalah sebagai berikut (dalam ribuan).

• Solusi yang optimal menghendaki pembuatan dan penjualan 10.000 unit persneling X dan 40.000 unit persneling Y. Tidak ada solusi layak lainnya yang akan menghasilkan margin kontribusi yang lebih besar. Dalam literator pemrograman linear dijelaskan bahwa solusi yang optimal akan selalu merupakan salah satu di antara berbagai titik sudut. • Jadi, setelah grafik dibuat dan titik-titik sudut diidentifikasi, pencarian solusinya sangat sederhana yaitu masalah perhitungan nilai setiap titik sudut dan pemilihan titik sudut dengan nilai yang terbesar. • Solusi dengan menggunakan grafik tidak praktis untuk memecahkan masalah lebih dari dua atau tiga produk. Suatu algoritma yang disebut dengan metode simpleks (simplex method) dapat digunakan untuk memecahkan masalah pemrograman linear yang lebih besar. Algoritma ini telah tersedia dalam program komputer.

• Model pemrograman linear merupakan alat yang penting dalam pembuatan keputusan tentang bauran produk. Dengan asumsi bahwa model pemrograman linear merupakan representasi realitas yang masuk akal, maka peran utama manajemen adalahuntuk memastikan bahwa data yang akurat digunakan sebagai input pada model tersebut. Hal tersebut mencakup kemampuan untuk mengenali ketidakrelevanan biaya tetap dan kemampuan untuk menilai input akuntansi serta teknologi secara akurat (misalnya harga jual per unit, biaya per unit, dan jumlah sumber daya yang digunakan oleh setiap produk ketika diproduksi).

E. PENETAPAN HARGA • Salah satu keputusan paling sulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah mengenai penetapan harga (pricing). • Bagian ini akan menjelaskan dampak biaya terhadap harga dan peran akuntan dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan harga.

Penetapan Harga Berbasis Biaya • Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sedangkan penawaran adalah sisi lainnya. Oleh karena pendapatan harus dapat menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka banyak perusahaan menetapkan biaya terlebih dulu dalam rangka menetapkan harga. • Perusahaan menghitung biaya produk dan kemudian menambah dengan laba yang diinginkan. Pendekatan ini tidak berbelit-belit dan biasanya terdapat beberapa basis biaya atau dasar biaya (cost base) dan markup. • Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya. Markup tersebut termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan (desired profit) dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam basis biaya.

• Sebagai contoh PT Ravina Raya yang dimiliki dan dikelola oleh Elvira merakit dan menyiapkan komputer sesuai spesifikasi yang diminta oleh pelanggan. Biaya komponen dan bahan langsung lainnya dengan mudah dapat ditelusuri. Biaya tenaga kerja langsung juga mudah ditelusuri ke setiap pekerjaan. Secara rata-rata, perakit menerima Rp12.000 per jam dan perusahaan membayar tunjangan sekitar 25 persen dari upah tersebut. Pada tahun lalu, PT Ravina Raya mengerjakan 650 pekerjaan yang rata-rata memerlukan 5 jam per pekerjaan. Biaya overhead yang terdiri atas utilitas, peralatan kecil, penataan ruangan, dan lain-lain mencapai jumlah Rp80.000.000. Laporan laba rugi PT Ravina Raya untuk tahun lalu adalah sebagai berikut.

• Apabila diasumsikan bahwa Elvira ingin memperoleh jumlah laba yang sama untuk setiap pekerjaan dengan laba yang diterima tahun lalu, ia dapat menghitung markup berdasarkan harga pokok penjualan dengan menambahkan biaya penjualan dan biaya administrasi serta laba operasi, kemudian membaginya dengan harga pokok penjualan.

• Markup berdasarkan harga pokok penjualan adalah sebesar 20 persen. Perhatikan bahwa markup sebesar 20 persen mencakup baik laba maupun biaya penjualan dan biaya administrasi. Markup tersebut bukan merupakan laba yang murni. • Markup dapat dihitung dengan menggunakan berbagai basis. Secara jelas ditunjukkan pada PT Ravina Raya bahwa biaya pembelian bahan baku merupakan komponen yang • terbesar. Pada tahun lalu, markup terhadap bahan baku mencapai jumlah 46,6 persen dari semua biaya lainnya dan laba.

• Persentase markup sebesar 46,4 persen dari biaya bahan baku juga akan menghasilkan laba yang sama dengan asumsi tingkat operasi dan biaya lainnya tetap stabil. Pilihan terhadap basis biaya dan persentase markup pada umumnya didasarkan pada kesukaan (convenience). Apabila Elvira menemukan bahwa biaya tenaga kerja bervariasi secara proporsional terhadap biaya bahan (misalnya semakin mahal biaya komponen membutuhkan lebih banyak waktu persiapan) dan biaya bahan lebih mudah ditelusuri dibandingkan harga pokok penjualan, maka biaya bahan kemungkinan merupakan basis biaya yang lebih baik.

• Untuk mengetahui bagaimana markup digunakan dalam penawaran, diasumsikan bahwa Elvira memiliki kesempatan untuk menawarkan suatu pekerjaan kepada perusahaan asuransi. Pekerjaan tersebut adalah merakit 100 unit komputer sesuai spesifikasi tertentu. la mengestimasi biaya sebagai berikut.

• Jadi, harga penawaran awal PT Ravina Raya adalah sebesar Rp137.280.000. Perhatikan bahwa ini adalah harga penawaran pertama. • Elvira dapat menyesuaikan penawaran tersebut berdasarkan pengetahuannya tentang persaingan dalam pekerjaan tersebut dan faktor-faktor lainnya. Markup hanyalah sebagai pedoman, bukan aturan yang mutlak.

• Penetapan harga markup sering kali digunakan oleh toko-toko ritel dan mereka biasanya menetapkan markup sebesar 100 persen dari biaya. Oleh karena itu, apabila sepotong baju dibeli oleh Gerhana Department Store dengan harga Rp24.000, maka harga ritel adalah sebesar Rp48.000 [Rp24.000 + (1,00)(Rp24)]. Tentu saja, markup sebesar 100 persen bukan merupakan laba murni. Markup tersebut terdiri atas gaji karyawan, pembayaran ruangan dan peralatan (register kas dan lain-lain), utilitas, iklan, dan lain sebagainya. Keunggulan utama penetapan harga markup adalah bahwa markup standar mudah digunakan. Bayangkan bagaimana sulitnya menetapkan harga untuk setiap potong barang dagangan di toko perangkat keras atau department store. Jauh lebih mudah menggunakan markup yang seragam terhadap biaya dan kemudian menyesuaikan harga sebagaimana diperlukan apabila permintaan lebih sedikit daripada yang diantisipasi.

Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga • Perhitungan biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia membayarnya. Hal ini sering disebut sebagai penentuan biaya berdasarkan harga (price-driven costing). • Pada umumnya perusahaan menetapkan suatu harga produk baru sebagai penjumlahan dari biaya dan laba yang diinginkan. Logikanya adalah bahwa perusahaan harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk dapat menutup semua biaya dan menghasilkan laba.

• Perhitungan biaya target merupakan metode pengerjaan terbalik (working backward) dari harga untuk menentukan biaya. • Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan harga produk yang paling dapat diterima pelanggan, selanjutnya adalah tugas teknisi perusahaan untuk mendesain serta mengembangkan produk sedemikian rupa sehingga biaya dan laba dapat ditutup oleh harga.

• Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, perhatikan kembali contoh PT Ravina Raya di atas. Elvira menemukan bahwa perusahaan asuransi tidak akan mempertimbangkan setiap penawaran di atas Rp100.000.000. Sementara itu, penawaran berbasis biaya adalah sebesar Rp137.280.000. Apakah penawaran tersebut akan ditolak? • Penawaran tersebut tidak akan ditolak apabila Elvira mampu menyesuaikan penawarannya dengan harga yang diinginkan pelanggan. Perhatikan bahwa penawaran awal didasarkan atas biaya bahan baku sebesar Rp100.000.000 dan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp9.000.000. • Dengan jelas ditunjukkan bahwa apabila dapat dilakukan penyesuaian terhadap biaya bahan, maka akan dapat menghasilkan penghematan yang besar. Apabila perusahaan ingin memenuhi spesifikasi pelanggan, Elvira harus dapat menetapkan penggunaan komponen yang lebih murah sehingga dapat memenuhi keinginan perusahaan asuransi tersebut.

• Sebagai contoh, perusahaan asuransi telah menetapkan spesifikasi hard-disk untuk mengakomodasi software tertentu dan kapasitas minimum yang dibutuhkan adalah 800 megabyte. Penawaran awal Elvira adalah hard drive berkapasitas 3 GB. Apabila Elvira mengurangi kapasitas hard-disk menjadi 1,5 GB dan menggunakan drive yang lebih lambat, maka ia dapat menghemat biaya sebesar Rp25.000.000. Dengan menggunakan monitor yang sedikit lebih mahal (kenaikan sebesar Rp20.000) yang tidak membutuhkan pemasangan screen-saver software akan dapat menghemat sebesar Rp30.000 per software komputer dan 15 menit jam tenaga kerja langsung (Rp15.000 per jam) untuk memasang software tersebut. Penurunan bersihnya adalah sebesar Rp13.750 [(Rp30.000 + Rp3.750) – Rp20.000] untuk setiap 100 unit komputer. Sejauh ini, Elvira telah melakukan perhitungan biaya sebagai berikut.

DAFTAR ISTILAH 1.

2.

3. 4.

Diskriminasi harga (price discrimination) adalah pengenaan harga yang berbeda-beda kepada beberapa pelanggan atas produkproduk yang pada dasarnya sama. Dumping adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan. Dumping memiliki pengertian yang sama dengan predatory pricing, tetapi khusus terjadi di pasar internasional. Eksploitasi harga (price gouging) adalah penetapan harga produk yang sangat tinggi karena perusahaan memiliki kekuatan pasar. Batasan (constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal.

5.

6.

7.

8.

Batasan nonnegativitas (nonnegativity constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal dan secara sederhana mencerminkan bahwa produk dalam jumlah negatif tidak mungkin diproduksi. Keputusan bauran produk (product mix decision) adalah keputusan yang berhubungan dengan pemilihan bauran produk dalam suatu suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process) yang dapat berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk membuat atau membeli komponen-komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi. Keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk mempertahankan atau menghentikan suatu segmen, seperti lini produk.

9.

10.

11. 12. 13.

14.

Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further decision) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menjual atau memproses lebih lanjut produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process). Keputusan pesanan khusus (special-order decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menerima atau menolak suatu pesanan dari pelanggan dengan suatu harga khusus (di bawah harga normal). Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi sebagai akibat atas hilangnya peluang pasar. Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan (future cost) yang berbeda di antara berbagai alternatif (differ across alternatives). Biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia untuk membayarnya. Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya pada proses penetapan harga (pricing).

15. Pembuatan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pembuatan keputusan yang didasarkan atas pemilihan di antara beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang segera dan tinjauan yang terbatas. 16. Pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah pembuatan keputusan untuk memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai. 17. Pemrograman linear (linear programming) adalah suatu metode pendekatan algoritma yang digunakan untuk mencari solusi optimal di antara berbagai solusi yang layak dipertimbangkan. 18. Penentuan biaya berdasarkan harga (price-driven costing) adalah metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (price-driven). Dengan kata lain, price-driven costing memiliki pengertian yang sama dengan target costing. 19. Penetapan harga predator (predatory pricing) adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan. 20. Phantom freight adalah biaya kirim istimewa yang terjadi karena produk dikirim kepada pelanggan yang jaraknya sangat dekat. 21. Produk bersama (joint product) adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process).

22. Seperangkat batasan (constraint set) adalah semua keterbatasan yang dihadapi perusahaan dalam usahanya untuk memilih bauran yang optimal. 23. Seperangkat solusi yang layak (feasible set of solutions) adalah kumpulan semua solusi yang layak yang dimiliki perusahaan ketika perusahaan memilih bauran yang optimal. 24. Solusi layak (feasible solution) adalah solusi yang dapat mengatasi keterbatasan yang terdapat dalam model pemrograman linear. 25. Solusi optimal (optimal solution) adalah pilihan solusi terbaik di antara berbagai kemungkinan solusi yang tersedia bagi perusahaan karena dapat memaksimalkan perolehan margin kontribusi total. 26. Tindakan berskala kecil (small-scale actions) adalah istilah lain untuk pembuatan keputusan taktis yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang lebih besar. 27. Titik pisah (split-off point) adalah tahapan dalam suatu proses proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process) pada saat beberapa produk dapat diidentifikasi secara jelas.

SOAL 1. 2. 3. 4.

5. 6. 7. 8.

Apa perbedaan antara keputusan taktis dan keputusan strategis? Jelaskan definisi atau pengertian biaya relevan! Jelaskan kapan biaya depresiasi aset tetap dianggap sebagai biaya tidak relevan? Jelaskan kapan biaya depresiasi aset tetap dianggap sebagai biaya relevan? Berikan contoh biaya masa akan datang yang tidak relevan! Apakah Anda setuju bahwa biaya relevan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan alternatif yang akan dipilih? Berikan contoh biaya tetap yang relevan! Jelaskan perbedaan pengertian antara biaya relevan dengan biaya diferensial!

9. 10.

11.

12. 13.

14.

Apakah biaya masa yang akan datang (future cost) selalu merupakan biaya relevan? Apakah biaya masa lalu dapat berperan dalam pembuatan keputusan biaya relevan? Apakah biaya bahan baku dapat bersifat tidak relevan dalam pembuatan keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy decision)? Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas menganggur (idle capacity)? Dalam kasus pembuatan keputusan taktis, apakah kapasitas mengganggur perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan? Apakah biaya bersama (joint costs) seharusnya dipertimbangkan dalam keputusan menjual-atau-memproses lebih lanjut (sell-orprocess-further decision)?

15. Diasumsikan bahwa suatu perusahaan menghasilkan dua jenis produk. Apakah perusahaan tersebut harus selalu memfokuskan perhatiannya hanya pada produk yang memiliki margin kontribusi per unit terbesar? 16. Mengapa biaya tetap tidak relevan dalam pembuatan keputusan bauran produk (product mix)? 17. Kapan suatu perusahaan sebaiknya menawarkan suatu produk dengan harga di bawah biaya penuh (full cost)? 18. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemrograman linear (linear programming)?

19. Jelaskan apa tujuan penggunaan pemrograman linear? 20. Jelaskan apa yang dimaksud dengan constraint set, feasible set of solutions, feasible solution, dan optimal solution?

PILIHAN GANDA 1. Pembuatan keputusan yang terdiri atas pemilihan beberapa alternatif dengan pertimbangan segera merupakan... a. pembuatan keputusan modal. b. pembuatan keputusan taktis. . c. pembuatan keputusan strategis. d. pembuatan keputusan operasional. 2. Supaya relevan untuk suatu keputusan tertentu, maka biaya dan pendapatan harus... a. berbeda di antara beberapa alternatif yang sedang dipertimbangkan. b. merupakan biaya masa lalu. c. merupakan biaya masa akan datang. d. a dan c.

3. Biaya masa akan datang yang sama dalam situasi alternatif yang berbeda dipertimbangkan sebagai... a. hanya relevan untuk alternatif yang hampir sama. b. hanya relevan untuk alternatif yang sangat berbeda. c. relevan untuk semua alternatif. d. idak relevan untuk semua alternatif.

4. Berikut ini yang merupakan hasil keputusan masa lalu dan tidak dapat diubah oleh tindakan saat ini maupun saat yang akan datang adalah... a. biaya kesempatan (opportunity costs). b. biaya masa yang akan datang (future costs). c. biaya diferensial (differential costs). d. biaya terbenam (sunk costs).

5. Manakah di antara berikut ini yang bukan merupakan biaya terbenam (sunk costs)? a. Depresiasi terhadap aset yang ada. b. Biaya akuisisi suatu aset yang dibeli satu tahun yang lalu. c. Nilai penghapusan suatu aset yang ada. d. Semua yang disebutkan di atas adalah biaya terbenam. 6. Manakah di antara biaya berikut ini yang tidak relevan dalam keputusan pesanan khusus (special-order decision)? a. Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi unit pesanan khusus. b. Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan pada saat memproduksi pesanan khusus. c. Bagian dari biaya sewa guna yang dialokasikan kepada pesanan khusus. d. Semua biaya di atas adalah relevan.

7. Manakah di antara biaya berikut ini yang tidak relevan dalam keputusan khusus? a. Biaya tambahan (incremental costs). b. Biaya terbenam (sunk costs). c. Biaya terhindarkan (avoidable costs). d. Semua biaya yang disebutkan di atas adalah relevan dalam keputusan khusus. 8. __________ adalah pengorbanan yang diakibatkan oleh karena pemilihan salah satu alternatif dan mengabaikan alteraltif lainnya. a. Biaya terbenam c. Aset b. Biaya kesempatan d. Biaya

9. __________________ berbeda di antara alternatif. a. Biaya relevan b. Biaya diferensial c. Biaya tambahan d. Semua di atas berbeda di antara alternatif

10. a. b. c. d.

Manakah di antara berikut ini yang tidak relevan dalam membuat keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy)? Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp10.000.000 yang digunakan untuk memproduksi komponen-komponen. Biaya depresiasi peralatan sebesar Rp30.000.000 yang digunakan untuk memproduksi komponen-komponen. Gaji mandor sebesar Rp25.000.000 yang akan terhindar apabila komponen dibeli dari pemasok luar. Pendapatan sewa sebesar Rp15.000.000 dari penyewaan fasilitas ruang kepada perusahaan lain apabila komponen dibeli dari pemasok luar.

11. Suatu perusahaan dapat melanjutkan untuk memproduksi suatu komponen atau membeli komponen tersebut dari pemasok luar dan menyewakan fasilitas produksi yang tidak digunakan kepada perusahaan lain. Apabila perusahaan melanjutkan untuk memproduksi komponen, bukan membeli dari pemasok luar, maka pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima dari fasilitas produksi tersebut merupakan... a. biaya terbenam. c. biaya terhindarkan. b. biaya kesempatan. d. bukan salah satu di atas.

12. Faktor kualitatif yang seharusnya dipertimbangkan ketika mengevaluasi suatu keputusan membuat-atau-membeli adalah... a. kualitas produk dari pemasok luar. b. dapat tidaknya pemasok luar menyediakan kuantitas sesuai yang dibutuhkan. c. dapat tidaknya pemasok luar menyediakan produk ketika produk tersebut dibutuhkan. d. semua faktor di atas perlu dipertimbangkan. 13. Di dalam suatu keputusan membuat-atau-membeli, apabila pembuatan suatu komponen memerlukan pembelian mesin dan peralatan, maka... a. hal tersebut merupakan keputusan jangka pendek dan nilai waktu uang (time value of money) tidak perlu dipertimbangkan. b. hal tersebut merupakan keputusan jangka menengah dan nilai waktu uang tidak perlu dipertimbangkan. c. hal tersebut merupakan keputusan jangka panjang dan nilai waktu uang harus dipertimbangkan. d. jawaban di atas tidak ada yang benar.

14. Manakah di antara biaya berikut ini yang relevan untuk keputusan membuat-atau-membeli? a.Harga perolehan peralatan produksi. b. Depresiasi tahunan peralatan. c. Jumlah yang akan diterima apabila peralatan produksi dijual. d. Harga perolehan bahan baku yang dibeli bulan yang lalu dan digunakan untuk memproduksi komponen. 15.Apabila terdapat kapasitas menganggur, harga minimum yang diterima untuk suatu pesanan khusus harus dapat menutup... a. biaya variabel yang berhubungan dengan pesanan khusus. b. biaya produksi variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus. c. biaya tambahan variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus. d. biaya tambahan variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus ditambah dengan margin kontribusi yang biasanya diperoleh dari pesanan regular.

16. Apabila perusahaan pada posisi kapasitas penuh, harga minimum yang diterima untuk suatu pesanan khusus harus dapat menutup... a. biaya variabel yang berhubungan dengan pesanan khusus. b. biaya produksi variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus. c. biaya tambahan variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus. d. biaya tambahan variabel dan tetap yang berhubungan dengan pesanan khusus ditambah dengan margin kontribusi yang hilang dari barang yang tidak diproduksi. 17. Salah satu faktor kualitatif penting yang perlu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan suatu pesanan khusus adalah... a. biaya variabel yang berhubungan dengan pesanan khusus. b. biaya tetap terhindarkan yang berhubungan dengan pesanan khusus. c. dampak penjualan pesanan khusus terhadap penjualan produk yang dijual secara regular. d. pendapatan tambahan dari pesanan khusus.

18. Produk bersama (joint products) adalah... a. produk-produk yang tidak dapat dibedakan sebelum titik pisah (split-off point). b. produk-produk yang dapat dibedakan sebelum titik pisah. c. produk-produk yang tidak dapat dibedakan setelah titik pisah. d. produk-produk yang dapat dibedakan selama proses produksi. 19. Manakah di antara berikut ini yang tidak relevan pada suatu keputusan untuk menjual suatu produk pada titik pisah atau memproses produk lebih lanjut dan selanjutnya menjual produk tersebut? a. Biaya bersama yang dialokasikan kepada produk. b. Harga jual produk pada saat titik pisah. c. Biaya pemrosesan tambahan setelah titik pisah. d. Harga jual produk setelah pemrosesan lebih lanjut.

20. Suatu produk bersama seharusnya diproses setelah titik pisah apabila tambahan pendapatan dari pemrosesan lebih lanjut melampaui... a. biaya bersama. b. alokasi biaya bersama. c. alokasi biaya bersama dan biaya tambahan pemrosesan lebih lanjut. d. biaya tambahan pemrosesan lebih lanjut. 21. ____________adalah saat dimana produk dapat dibedakan setelah melewati proses bersama. a. Barang dalam proses c. Titik impas b. Titik relevan d. Titik pisah 22. Suatu segmen seharusnya tetap dipertahankan apabila... a. pendapatan segmen melampaui biaya variabel segmen. b. pendapatan segmen melampaui biaya variabel dan biaya tetap segmen. c. pendapatan segmen melampaui biaya terhindarkan yang berhubungan dengan segmen. d. laba operasi segmen adalah positif.

23. Ketika terjadi kelangkaan sumber daya, produk yang seharusnya diproduksi pertama adalah produk yang memiliki nilai tertinggi dalam hal... a. margin kontribusi per unit sumber daya langka. b. harga jual per unit sumber daya langka. c. permintaan. d. margin kontribusi per unit produk 24. Kumpulan dari semua solusi yang layak yang dimiliki perusahaan ketika perusahaan memilih bauran yang optimal adalah... a. constraint set. c. feasible solution. b. feasible set of solutions. d. optimal solution. 25. Pilihan solusi terbaik di antara berbagai kemungkinan solusi yang tersedia bagi perusahaan karena dapat memaksimalkan perolehan margin kontribusi total adalah... a. constraint set. c. feasible solution. b. feasible set of solutions. d. optimal solution.

LATIHAN Latihan 6.1 • Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan oleh PT Belina yang memproduksi sebanyak 15.000 komponen per tahun. Biaya produksi komponen terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.

Pertanyaan a. Apabila diasumsikan bahwa biaya overhead pabrik tetap mencerminkan biaya fasilitas produksi yang terjadi pada PT Belina. Fasilitas tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan yang lain. Pemasok luar telah menawarkan untuk menjual komponen kepada PT Belina dengan harga sebesar Rp34.000 per unit. Hitunglah dampak terhadap laba yang akan diterima apabila PT Belina membeli komponen tersebut dari pemasok luar! b. Apabila diasumsikan bahwa PT Belina membeli komponen dari pemasok luar dan PT Belina dapat menyewakan fasilitas produksi yang menganggur dengan harga Rp40.000.000 per tahun. Pemasok luar telah menawarkan untuk menjual komponen dengan harga Rp34.000 per unit. Hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.2 • PT Diana memproduksi 40.000 komponen per tahun. Biaya produksi total komponen adalah sebagai berikut.

• Pertanyaan • a. Apabila diasumsikan bahwa PT Diana membeli komponen tersebut dari pemasok luar dengan harga Rp4.250 per unit, hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

• b. Apabila diasumsikan bahwa PT Diana dapat menyewakan fasilitas produksi yang menganggur seharga Rp15.000.000 per tahun ketika perusahaan membeli komponen dari pemasok luar, hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.3 •

PT Elvira memproduksi sebanyak 30.000 unit dengan biaya per unit sebagai berikut.



Perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 60.000 unit. Biasanya produk dijual dengan harga sebesar Rp45.000 per unit. Seorang distributor menawar untuk membayar sebesar Rp40.000 per unit untuk pemesanan sebanyak 2.000 unit.

Pertanyaan a. Apabila pesanan khusus diterima, hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan! b. Apabila PT Elvira sudah dalam kapasitas penuh dan pesanan khusus diterima, maka hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.4 • PT Gabriela memproduksi suatu produk pada tingkat produksi yang diharapkan sebesar 66.000 unit dengan biaya per unit sebagai berikut.

• Perusahaan memiliki kapasitas produksi 70.000 unit. Biasanya produk dijual dengan harga Rp60.000. Seorang distributor menawar untuk membayar Rp55.000 untuk 4.000 unit. Pertanyaan • Apabila pesanan khusus diterima, maka hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.5 • PT Hasana memproduksi suatu produk pada tingkat produksi yang diharapkan sebesar 56.000 unit dengan biaya per unit sebagai berikut.

• Perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 60.000 unit. Biasanya produk dijual dengan harga Rp60.000 per unit. Pertanyaan • Apabila seorang distributor menawar untuk membeli produk sebanyak 3.000 unit dengan harga Rp50.000 per unit, maka hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.6 PT Indiana memproduksi dua produk dari suatu proses bersama. Informasi tentang dua produk bersama tersebut sebagai berikut.

Biaya proses bersama adalah Rp85.000.000 Pertanyaan a. Produk mana dari produk bersama tersebut yang seharusnya dijual pada saat titik pisah? b. Produk mana dari produk bersama tersebut yang seharusnya diproses lebih lanjut? c. Apabila diasumsikan bahwa PT Indiana saat ini menjual kedua produk pada titik pisah dan perusahaan ingin membuat keputusan yang akan memaksimalkan laba, maka hitunglah dampaknya terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.7 • Informasi berikut ini adalah tentang tiga produk bersama yang terjadi pada PT Juliana.

Biaya proses bersama sebesar Rp120.000.000,Pertanyaan a. Manakah di antara produk bersama tersebut yang seharusnya dijual pada titik pisah? b. Apabila perusahaan saat ini memproses ketiga produk setelah titik pisah, maka hitunglah laba yang akan diterima oleh perusahaan!

Latihan 6.8 • Aktivitas operasi PT Katarina dibagi ke dalam divisi meja dan divisi kursi. Proyeksi untuk tahun yang akan datang sebagai berikut.

Pertanyaan • Hitunglah laba operasi PT Katarina secara keseluruhan jika divisi kursi ditutup!

Latihan 6.9 • PT Bahagia Mobilindo memproduksi dua produk, yaitu persneling dan kopling. Margin kontribusi per unit ditunjukkan sebagai berikut.

• Permintaan total untuk persneling adalah 16.000 unit dan kopling adalah 8.000 unit. Jam mesin adalah sumber daya yang langka dan 42.000 jam mesin tersedia selama tahun tersebut. Persneling memerlukan 6 jam mesin per unit dan kopling memerlukan 3 jam mesin per unit. Pertanyaan • Hitunglah berapa unit persneling dan kopling yang seharusnya diproduksi oleh PT Bahagia Mobilindo!

Latihan 6.10 PT Marina memproduksi dua produk dengan menggunakan peralatan produksi yang sama. Informasi tentang kedua produk tersebut sebagai berikut.

Pertanyaan a. Apabila PT Marina hanya dapat memproduksi salah satu di antara kedua produk pada periode yang akan datang, produk manakah yang seharusnya diproduksi? b. Hitunglah berapa unit alpha dan beta yang seharusnya diproduksi oleh PT Marina!

Related Documents


More Documents from "Dea Novita"

January 2021 0
Budo #1
February 2021 3
Tp Ben Dahghane N1
March 2021 0