Pemeriksaan & Interpretasi Lcs

  • Uploaded by: Winda Haeriyoko
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan & Interpretasi Lcs as PDF for free.

More details

  • Words: 3,813
  • Pages: 92
Loading documents preview...
Oleh : Yoanes G, dr Pembimbing :

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi Sp.S (K) 1

Sejarah • Dilakukan pertama kali oleh Dr Walter Essex Wynter

(London, 1889)  4 px tuberculous meningitis  untuk menurunkan TIK • Tehnik LP dikenalkan oleh Heinrich Quincke (German ) & dipublikasikan di Wiesbaden (1891) • Arthur H. Wentworth M.D, (Children's Hospital, 1893), mempublikasikan penelitian diagnostik pada cerebro-spinal meningitis dengan pemeriksaan cairan spinal.

2

Pendahuluan • Volume intrakranial ± 1700 ml tdd :

volume otak ± 1400 ml 2. volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) 3. darah sekitar 150 ml. • 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstrasel maupun intra sel. 1.

3

 Cairan serebrospinal diproduksi sebanyak

0,35 ml/menit atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml, diganti 4-5 kali/hari untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap .  Merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi.

4

Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS) • Dibentuk oleh pleksus khoroideus : pembuluh darah

kapiler dengan fenestrata dikelilingi oleh epitel kuboid merupakan modifikasi dari sel ependim, yang menonjol ke ventrikel. • Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul dan membentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. • Sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stroma diantaranya. 5

6

• Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan

CSS: 1. Dasar tiap ventrikel lateral : prod >> banyak 2. Atap ventrikel III dan IV : prod << sedikit. • Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam.

7

8

Sirkulasi • CSS dari ventrikel lateral melalui foramen

interventrikular monroe  Ventrikel III, melalui aquaductus sylvii  ventrikel IV. • Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi)  memungkinkan CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. • CSS mengisi rongga subarakhnoid mengelilingi medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. 9

Absorbsi  CSS mengalir perlahan menuju sisterna basalis,

sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis superior masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus.

10

 CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang

mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal.  Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah.

11

12

Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)  CSS hampir meyerupai ultrafiltrasi dari plasma darah

tapi berisi konsentrasi Na, K, bikarbonat, protein, glukosa yang lebih kecil dan konsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah.

13

14

Fungsi : CSS menyediakan keseimbangan antara sel-sel dalam sistem saraf dengan kondisi sistemik. 2. Akan mengurangi berat otak dalam tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik untuk melindungi otak dari trauma yang mengenai tulang tengkorak. 3. Mengalirkan “sampah” seperti CO2,laktat, dan ion Hidrogen (otak hanya sedikit sistem limfatik), dan transpor produk (darah, bakteri, materi purulen/nekrotik) yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid. 1.

15

Fungsi : 4. Saluran transport intraserebral (Hormon dari

hipofise, hipothalamus) dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke sisi lain melalui intraserebral. 5. Mempertahankan tekanan intrakranial (pengurangan CSS)  mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, mempercepat pengalirannya melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga subarakhnoid lumbal.

16

PENGAMBILAN CAIRAN SEREBROSPINAL  Dengan cara Lumbal Punksi, Sisternal Punksi atau

Lateral Cervical Punksi.  Lumbal Punksi merupakan prosedure neuro diagnostik yang paling sering dilakukan, sedangkan sisternal punksi dan lateral hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli.

17

Suboccipital Punksi  Masukkan jarum kedalam cisterna magna dgn

menusukkan jarum di antara C 1 & os occipital  Kita lakukan pada mielography dgn menggunakan cairan kontras yang lebih berat.

18

Ventricular Punksi  Sangat jarang, tapi dapat diindikasikan pada px dgn

herniasi otak. Dilakukan di OK. Lubang dibentuk dgn membor calvaria & jarum langsung dimasukkan ke dalam ventricle.  Prosedur pengumpulan CSF seperti pada prosedure pemasangan VP - Shunt.

19

Indikasi Lumbal Punksi: • Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel

untuk pemeriksan sel, kimia dan bakteriologi • Untuk membantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal anastesi • Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada pneumoencephalografi, dan zat kontras pada myelografi

20

Kontra Indikasi Lumbal Punski:  Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan

tanda-tanda nyeri kepala, muntah dan papil edema  Penyakit ggn faal hemostatik yang berat  Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi

21

Teknik Lumbal Punksi: • Pasien pada pinggir tempat tidur, dalam posisi lateral

decubitus  leher, punggung, pinggul dan tumit lemas. • Pungsi pada celah kolumna vetebralis setinggi L 3-4 (crista iliaca).  tidak berhasil dicoba ke atas atau ke bawah. Pada bayi dan anak setinggi intervertebrale L45 • Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan dipungsi, anasthesi lokal lidocain HCL

22

• Sarung tangan, jarum steril  lakukan punksi,

masukkan jarum tegak lurus arah umbilikus • Bila telah menembus jaringan meningen penusukan dihentikan. • Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan tekanan dengan manometer (test Queckenstedt) • Kemudian ambil sampel untuk pemeriksaan jumlah dan jenis sel, kadar gula, protein, kultur bakteri dan sebagainya. 23

Pemeriksaan LCS Tujuan LP : 1. Diagnostik → 4 katagori mayor penyakit - meningitis - perdarahan subaraknoid - Proses keganasan (meningeal Ca, Tu.Metastasis) - Gangguan autoimun 2. Mengetahui Tekanan LCS →adanya gangguan aliran LCS

24

3. Mengidentifikasi Peny. berhub. dengan imunoglobulin ( IgG, IgA, IgM)→ -neuro TB -neuroborreliosis -infeksi opertunistik 4. Untuk memasukkan anestesi,obat,media kontras pd Px Radiologi 5. Mengetahui indeks antibodi IgG pd respon imune dlm CNS 6. Mengidentifikasi protein yg berasal dari otak (adanya neuron spesifik-enolase setelah trauma serebral)

25

Pneumoensefalografi & Ventrikulografi  Udara dimasukkan ke dalam r.subaraknoid dan ke dlm susunan

ventrikel melalui pungsi  Pneumoensefalografi : kontraindikasi pd TIK ↑↑  Teknik Pneumoensefalografi: - LP → kmd px duduk, kepala sdkt fleksi →masukkan udara ke r.subaraknoid - buat foto kepala(AP/Lat) - bila ternyata ventrikel terisi udara → biarkan LCS menetes keluar - setiap 10 cc LCS → masukkan 10 cc udara, seluruhnya 20-30 cc - bila ternyata vent udara (-) →kepala diubah fleksi/ekstensi →masukkan udara 10 cc → buat foto 26

 Ventrikulografi

dikerjakan untuk mendeteksi tumor intrakranial  Teknik : buat sepasang lubang di daerah parietooksipital masukkan jarum sampai di kornu oksipital vent lat ki/ka masukkan 10 cc udara mll vent kanan → LCS menetes kmd masukkan 10 cc udara pd vent kiri seluruhnya 20-30 cc udara  Penilaian : selalu tampak ventrikel terisi udara & likuor udara disebelah atas,likuor bag. Bawah proyeksi AP→ kupu-kupu proyeksi PA → burung terbang proyeksi horizontal → tampakgaris horisontal proyeksi lat DS/SD → tampak ventrikel

27

28

29

30

31

Pemeriksaan LCS meliputi : 1 Pengukuran tekanan LCS 2 PX Makroskopik(Penampakan umum) kekeruhan, pH,BJ,warna,sedimen,pelikel 3 Px Mikroskopik jumlah sel & hitung sel bakteriologis 4 Px Kimiawi protein ,glukosa, klorida LCS 5 Px serologis 6 Px petanda tumor pd LCS 32

33

Karakteristik LCS dewasa normal Kadar LCS

Relatif t/ plasma

Tekanan

75-200 mmH2O

pH

7,32-7,35

Sdkt lbh rendah

Protein total

15-45 mg/dL

0,2-0,5 %

Imunoglobulin

0,75-3,5 mg/dL

< 0,1 %

Alb/globulin

8:1

3-4 x lbh tinggi

Glukosa

40-80 mg/dL

50-80% kdr dlm drh 30-60mnt

Laktat

10-20 mg/dL

Hampir sama

Urea

10-15 mg/dL

Hampir sama

Glutamin

< 20 mg/dL

Hampir sama 34

Pengukuran tekanan LCS  Tek. LCS :

Normal : 80-180 mmH2O Borderline : 180-200 mmH2O Tinggi : > 200 mmH2O atau > 250 mmH2O (obese) 200-300 (ringan) 300-400 (sedang) > 400 (sangat tinggi)→ KI mutlak u/ LP  Manometer mencatat TIK rata-rata disertai dgn pulsasi arteri →2-5 mm H2O respirasi → 4-10 mm H2O  Initial Pressure : tercapai dlm 1 mnt ,bila pasien tdk bergerak → N : 60-200 mm H2O  Jugular compression test : Queckenstedt’s test/bilateral jugular test digunakan utk menentukan adanya blok spinal Tobey -Ayer test/ unilateral jugular compression untk membandingkan patensi sinus venosus dari lateral dura kanan & kiripd kecurigaan tromboflebitis

35

 Clossing pressure :

penurunan relatif tek. LCS setelah pengambilan sampel → menandakan banyaknya reservoir LCS Normal: setiap pengambilan 1 ml LCS , tekanan akan turun sebesar 1 cm Pada spinal blok komplit akan di dapat misalnya : initial pressure: 80 mm kmd diambil 1 ml LCS → diukur lagi → 0 mm → menandakan reservoir << Pada hidrosefalus dpt terjadi : initial pressure : 180 mm kmd diambil 10 ml → diukur lagi → 160 mm → menandakan reservoir >>

36

 Ayala Index :

10 cc X Cp (clossing pressure) I.p (initial pressure) Normal : 5,5 -6,5 < 5 → spinal blok, massa diruang subaraknoid > 7 → atrofi serebri, hidrosefalus,pseudotumor serebri

37

Interpretasi klinik tekanan LCS Peningkatan tekanan LCS

Penurunan tekanan LCS

 Tumor intrakranial  Meningitis  Hipoosmolatitas ok

    

    

hemodialisis Vena cana sup. Syndr Perdarahan subaraknoid Edema serebri Trombosis sinus venosus Ganguan abropsi CSS

Ggn sirkulasi (kolaps) Dehidrasi berat Hiperosmolalitas Kebocoran CSS Blok pd subaraknoid spinal

38

Interpretasi Klinik Px makroskopik Pemeriksaan makroskopik meliputi - kekeruhan - pH - Bj - warna - sedimen - pelikel Normal : jernih dan tidak berwarna

39

Kekeruhan Kekeruhan dapat disebabkan oleh:  Lekosit (pleiositosis)  Eritrosit  Mikroorganisme (jamur , amuba)  Protein  Aspirasi lemak epidural  Media kontras

40

 Kekeruhan mulai tampak pada

pleisitosis WBC > 200 sel/mm3 RBC > 400 sel/mm3  Tyndall efect : untuk mendeteksi kekeruhan dibawah jumlah

sel diatas dengan cara LCS dikocok dalam botol kemudian dilihat langsung dibawah sinar matahari tidak dapat membedakan WBC dan RBC ,hanya menandakan pleiositosis

41

 Viscous fluid : LCS yang kental seperti sirup pada

- metastase mucinous adeno Ca Colon pd meningen - infeksi jamur kriptokokosis Pelikel/bekuan halus Normal : LCS didiamkan selama 24 jam akan terbentuk pelikel halus dapat dilihat Abnormal : - M.purulenta : cepat terbentuk (menit- 1jam) besar dan kasar - M.TBC : terbentuk 12-24 jam,menyerupai sarang labalaba

42

Warna LCS normal :tidak berwarna 1. Santrokom Dapat disebabkan oleh:  Oksihemaglobin yg berasal dari lisis sel darah merah pd LCS sebelum LP  Methemoglobin  Bilirubin (>6mg/dL)  Peningkatan protein(>150 mg/dL)  Melanin (meningeal melanocarsinoma)  Karoten (sistemik karotenemia)

43

2.Merah (darah) Ok - perdarahan artifisial akibat komplikasi LP (traumatik LP) - perdarahan subaraknoid Untuk membedakanya dengan cara : tes tiga tabung sentrifugasi

44

Perbedaan perdarahan subaraknoid dgn traumatik LP LCS

Pdrh.Subaraknoid

Traumatik LP

Tek. LCS

Sering meningkat

Normal

Tes 3 tabung

Sama pd semua tb

Tb 1 lebih berdrh dibandingkan yg lain

LCS Clot

+

-

Xanthochromia

(+) bila diambil 8-12 jam stl perdrhn

-

LP ulang

Sama dgn LP awal

Jernih (jika atraumatik) 45

Dengan cara sentrifugasi dapat dibedakan antara prdarahan lama dan baru

Baru supernatan

endapan

Jernih, merah muda Eritrosit (+),leukosit(+) dgn morfologi sel baik

Lama santokrom

Eritrosit (+), morfologi sel berubah→ krenasi

46

 Eritrosit (RBC) →terdeteksi max 24 jam

menghilang 7-10 hr /lebih tgt jml perdarahan  Hemoglobin (Hb) → terdeteksi 4-10 jam stl perdrh berwarna merah muda,max 24-48 jam kmd pelan-pelan menghilang  Bilirubin → terdeteksi 9-15 jam stl perdarahan warna kuning ,menghilang pelan sth 10-14 hr

47

48

Perubahan warna pada LCS yang berhub.dgn kemungkinan penyakit Perub.warna

Kemungkinan penyakit

Berkabut,kekuningan dgn sedikit clot Meningitis tuberkulosa Berkabut, kuning kehijauan purulen,banyak clot

Meningitis piogenik akut

Kekuningan,jernih/ sdkt berkabut,sdkt clot

Poliomyelitis akut

Darah, purulen,keruh

Meningoensefalitis amuba primer

Jernih,mungkin santokrom

Tumor otak/spinal

Santokrom

Toxoplasmosis

Viscous

MetastaseCaColon,Meningitis yg berat, criptokokosis, trauma

49

Interpretasi klinik Px.Mikroskopik  Hitung sel merupakan petanda yang sangat sensitif pada inflamasi

CNS yang akut  WBC >500/µL (terutama granulosit spt neutrofil) biasanya ok.infeksi purulen, bahkan meningitis ok kuman piogenik WBC-nya dpt mencapai 1000- 20.000/µL Peningkatan Neutrofil dapat disebabkan oleh: 1 Meningitis bakteri 2 Pada permulaan meningitis virus 3 Pada permulaan meningitis tuberkulosa 4 Encephalomyelitis amuba 5 Permulaan suatu abses serebri

50

 Neutrofilia (pe↑ Neutrofil) dapat juga terjadi pada kondisi non

infeksi a.l :  Reaksi pada perdarahan serebral  Injeksi suatu zat ke ruang subaraknoid (bhn kontras, obat anti kanker)  Infark serebri  Tumor metastase kontak dgn LCS  Reaksi dari tindakan LP berulang

51

 WBC 300-500/µL ( dominan limposit)dapat ditemukan pada :  Meningitis virus  Sifilis SSP(meningoensefalitis)  Infestasi parasit pd SSP  Meningitis bakteri ok jenis yg jarang (listeria )  Multiple sklerosis  Ensefalopati ok drug abuse  GBS  Sarkoidosis pd meningen  HIV  Meningitis fungi  Polyneuritis

52

 WBC dng > 40 % monosit terjadi pada

- meningitis bakteri kronik - meningitis ok toksoplasma, amuba - tumor otak yg ruptur  Sel malignan (limposit/histiosit) dapat ditemukan pada tumor primer atau metastase  Peningkatan sel plasma dapat terjadi pada - infeksi virus akut - MS - Sarkoidosis - meningoensefalitis sifilis - meningitis tuberkulosa - Infeksi parasit pd SSP - GBS

53

 Makrofag sel dapat ditemukan pada meningitis TB & virus  Eosinofil dapat ditemukan pada

- infeksi parasit - infeksi jamur - infeksi riketsia - sarkoidosis

54

Pemeriksaan glukosa  Yang perlu diperhatikan :

- pemeriksaan segera dilakukan ( LCS segar) - penderita dalam kondisi puasa ( 3 jam post prandial) - sebaiknya dikerjakan pemeriksaan glukosa darah untuk pembanding  Faktor- faktor yang mempengaruhi kadar glukosa LCS - kadar glukosa darah - permiabilitas kapiler dan epitel pleksus koroideus serta ependim ventrikel - derajat glikolisis 55

Interpretasi klinik pemeriksaan glukosa LCS  Penurunan kadar glukosa dpt terjadi pada

- meningitis bakteri akut - meningitis TB,jamur dan amuba - hipoglikemi sistemik - perdarahan subaraknoid  Kadar glukosa CSS jarang menurun pd: - tumor otak - meningitis sifilis akut -meningitis non bakteri  Peningkatan glukosa terjadi pada Hiperglikemia (DM) peningkatan glukosa selalu berhubungan dengan kadar glukosa plasma

56

Pemeriksaan protein  Pemeriksaan sec. kualtatif & kuantitatif  Pada keadaan patologik fraksi protein yg meningkat →globulin

shg tes kualitatif berdasarkan kadar globulin  Normal : 20-45 mg peningkatan ringan : 47-75 mg sedang : 75-100 mg berat : 100-500 mg sangat berat : 500-3600 mg

57

Interpretasi klinik pemeriksaan protein  Peningkatan protein LCS dpt terjadi pada

1 Infeksi : Meningitis bakteri → dgn gram + tuberkulosis → 50-300 mg /dl dgn mixed selular jamur →( 50-300 mg/dl) Virus → (<200 mg/dl) 2 Non infeksi : - perdarahan Subaraknoid - perdarahan intraserebral - serebral trombosis (↑ ringan) - ggn endokrin ( diabetes nefropati, myxedema, hiperadrenalin, hipoparatiroid (50-150 mg/dl)

58

- ggn metabolik disorder, uremia, hiperkalsemia, hiperkapnia, dehidrasi(pe↑ ringan) - Drug toxicity ( etanol,phenytoin,phenotiazin) 3. Obstruksi sirkulasi LCS - obst.mekanik ok tumor & abses ,HNP ( Froin’s syndrom) - Efusi CSS terlokalisir  Peningkatan > 1000 mg/dl → subaraknoid blok  Pada Blok Spinal Komplit → semakin rendah lokasi semakin

tinggi kadar protein

59

 Penurunan protein dapat terjadi :

- Kebocoran LCS ok trauma - Pengambilan LCS dalam jumlah banyak - TIK ↑ - Hipertiroid - anak-anak 6 bln-2 thn

60

Cara Pemeriksaan Protein (Kualitatif)  Tes berdasarkan peningkatan kadar globulin  Tes Busa  N : LCB bila dikocok → busa (+) kmd menghilang 1-2 mnt stlh di tenangkan  Protein meningkat → busa menghilang > 5mnt  Tes Nonne- Apelt / Rose – Jones →

- globulin mengendap dlm lar. (NH4)2 SO4 jenuh - prosedur kerja : masukkan 0,5 cc LCS + 1 cc lar. (NH4)2 SO4 →terbentuk 2 lapisan →perhatikan cincin putih pd perbatasan

61

 Interpretasi Nonne:

(-) : tdk terbentuk cincin putih + : cincin putih (+) sangat tipis hanya dpt dilihat dgn LB hitam ++ : cincin tampak agak jelas, bila dikocok cairan opalesen +++ : cincin tampak jelas, dikocok cairan keruh ++++ : cincin sangat jelas, bila dikocok cairan sangat keruh

62

 Tes Pandy

- untuk mengetahui kenaikan kadar globulin & albumin - protein akan mengendap dlm lar. Phenol jenuh dlm air - prosedur kerja : masukkan 1cc lar. Pandy +1cc LCS - interpretasi : (-) : kekeruhan( –) (+) : opalesen (50-100 mg %) (++) : keruh (100-300 mg %) (+++) : sangat keruh (300-500 mg %) (++++) : keruh spt susu (>500 mg%)

63

Kadar Albumin & Imunoglobulin G (IgG)  Ig G & Albumin →normal (+) dlm LCS yg berasal dari

serum  Sehingga pe↑ Albumin & Ig G menandakan adanya kerusakan dari blood brain barrier  Ig G index = IgG LCS X serum albumin Albumin LCS X serum Ig G Normal : index < 0,60 MS : index > 0,77

64

 Peningkatan Albumin ~ Peningkatan total protein

- M. bakteri - GBS - neoplasma malignan SSP - penyakit infeksi lain  Peningkatan Ig G dgn Albumin normal - MS - Subakut sklerosing panencephalitis - neurosifilis - infeksi SSP kronik

65

 Peningkatan albumin index dpt terjadi pd

- ggn sirkulasi - ggn blood brain barrier - DM - SLE pd SSP - polineuropati - servikal spondilosis

66

Protein elektroforesis, oligoklonal bands  Untuk mendeteksi oligoklonal bands menggunakan agarose gel

elektroferesis  Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi (evaluasi) - infeksi virus & bakteri - tumor SSP - diagnosis MS  Oligoklonal band :Imunoglobulin abnormal , gel tajam → sering ditemukan pada pasien dgn ggn sistem imun termasuk HIV  Peningkatan gamma globulin & oligoklonal band - MS - burkit limfoma - neurosifilis - subakut sklerosing panensefalitis - GBS - meningitis bakteri & virus - AIDS 67

68

Pemeriksaan klorida  Kadar pd LCS dipengaruhi oleh kadar dlm darah  Pemeriksaan ini sangat bermanfaat sbg penunjang

dx. Meningitis - M. Akut → kadar Cl ↓ (< 680 mg %) - M. TB → kadar Cl ↓ (< 600 mg %)  Kadar Cl normal ditemukan pada : -peradangan setempat -non bakteri -poliomielitis -neurolues -tumor otak 69

Pemeriksaan Glutamin  Glutamin disintesa dari amonia & α keto glutarat  Glutamin (+) ↑ menandakan adanya suatu mekanisme untuk

menyingkirkan amonia ( produk sisa metabolik yg toksik)  Peningkatan glutamin pada :  Hepatik ensefalopati  Sindrom Reye’s

 Kadar > 35mg/dl dapat menimbulkan ggn kesadaran

70

Pemeriksaan Asam laktat  Asam laktat bersumber dari metabolisme anaerob SSP  Kerusakan jaringan pd SSP→ ggn oksigenasi →

pe ↑ asam laktat  Peningkatan asam laktat dapat terjadi pd - M. bakteri - Tumor/abses - infark/iskemik - trauma serebri → prognose jelek - kejang

71

Pemeriksaan LDH (Laktat dehidrogenase isoenzym)  LDH berasal dari

- difusi mll blood brain barrier(BBB) - aktifitas sel ( lekosit, bakteri, tumor)  Pe↑ LDH akibat dari kerusakan BBB ditemukan pada - M.bakteri - M. virus → selalu diikuti ol. Ensefalitis →prognose jelek - masif cerebrovaskular accident - leukemia/limfoma - metastatik Ca

72

Petanda tumor pada CSS Jenis PX

Diagnosis

Nilai normal

AFP (alfa fetoprotein)

Disgerminoma, meningeal Ca

< 1,5 mg/mL

Beta glucuronidase

-Meningeal adenokarsinoma -myeloblastik leukemia akut

< 49 mU/L

Carcinoembryonik Ag (CEA)

Meningeal carcinomatosis

<0,6 mg/ml

HCG

Membedakan <0,21U/L disgerminoma/m.carsi noma

< 70 mU/L

73

Pemeriksaan Bakteriologi  Pengecatan gram , TTH, Zeihl Neelsen→ dilanjutkan dgn Kultur

LCS  Pemeriksaan Ag spesifik untuk bakteri Ag sesuai tipe kuman -CIE (counterimune elektoforesis) - latex aglutination (lebih sensitif dr CIE)  Limulus lysate : untuk mendeteksi endotoksin bakteri dgn menggunakan lisat dr kepiting →endotoksin (+) → akan membentuk gel terutama un. Bakteri gram (-) (100 % sensitif)

74

PCR (polimerase chain reaction/ DNA amplification)  Sangat sensitif dan spesifik untk mendeteksi DNA dari bakteri

,kuman TB dan virus  Pemeriksan mendapatkan hasil dlm waktu singkat  Mendeteksi antibodi , genom mikroba dan toksin spesifik  Memerlukan jumlak LCS jauh lebih sedikit dibandingkan kultur

75

Pemeriksaan Jamur  India Ink stain

- untuk membedakan jamur cryptococcus den sel mononuklear - jamur tampak berhalo - sensitifitas 50-70 %  Cryptococcal Antigen assay (CRAG) - lebih sensitif dari India Ink stain , namun lebih lama - mendeteksi titer thd Ag cryptococcus - titer 1: 8 ( suspected case) - AIDS (titer 1:1024 s/d 1:10.000)

76

Pemeriksaan serologi sifilis  Tes serologi



  

- non spesifik (VDRL) - spesifik treponema antibodi ( TPHA, FT-ABS) Tes VDRL pd LCS dikerjakan bila VDRL serum (+) VDRL tidak digunakan untuk follow up terapi False (+) akut : - infeksi akut bakteri & virus False (+) kronik : SLE, tiroiditis, hemolitik anemia

77

TERIMA KASIH 78

79

80

81

82

83

 Serologi & mikrobiologi(normal CSS)

VDRL : negatif Bakteri : tidak ada Virus : tidak ada Indeks antibodi : >1,5 (proses inflammasi kronik) < 0,4 (mungkin bukan proses inflamasi akut)

84

Cara Pemeriksaan Mikroskopik 

Pemeriksaan dilakukan segera (,30 menit)ok

-

-



Dpt menimbulkan sitolisis Sel mengendap shg sulit untuk mendapat LCS homogen Sel terperangkap dlm pelikel Sel mengalami perubahan bentuk

Alat & reagen 1 pipet pengencer thoma 2 reagen : turk rosenthal 3 kamar hitung : Fuchs- rosenthal Improveed Neubauer

85

 Prosedur kerja

LCS dikocok→ homogen Hisap reagen → kmd hisap LCS →pengenceran 10/9X kocok slm 3mnt → tegak lurus sumbu pipet tiga tetes pertama dibuang ok tdi ikut pengenceran teteskan dalam kamar hitung →biarkan 5 mnt hitung sel rumus : 1/3 N sel /mm3 (FR) 5/4 N sel/mm3 (IN)

86

Cara Pemeriksaan Hitung jenis sel (diff count)  LCS disentrifugasi kec.2000 rpm selama 10 mnt  Supernatan dibuang, sedimen dibuat hapusan  Pewarnaan wright/ biru metilin  Hitung 100 sel(lekosit) dan hasilnya dalam %  PMN = X % , MN = (100- x ) %

87

Collooidal Gold Reaction  Berdasarkan tes presipitasi suspensi dgn gold coloidal pada 10

serial pengenceran (delution) 1:0 sampai 1:5.120  Interpretasi :  0 : tdk ada perub.warna  1  2  3  4

 5

: perub.sdkt (merah gelap) : Lilac : Biru : Biru +presipitasi : jernih + komplit presipitasi

 Presipitasi tgt jml globulin dan albumin 88

 Interpretasi :

Normal : tidak ada perubahan warna kurva : datar (0000000000) Abnormal kurva I : presipitasi maksimal tjd pada tabung pertama mis. 5555443210 II : presipitasi maksimal pada tabung tengah mis. 0123454320 III : presipitasi maksimal pada tabung dgn pengenceran terakhir mis. 0000112345

89

 Interpretasi kurva coloidal gold

: pe ↑ ↑ gamma globulin pada Neurosifilis, MS, Subacute panensefalitis II : pe ↑ gamma globulin III : pe ↑ protein (albumin> globulin) (kurva meningitis) dapat terjadi pada: m.purulen akut, blok spinal , perdrhan subaraknoid I

90

Cara Pemerikssaan Protein (total protein/kuantitatif)  Prosedur kerja :

masukkan 1-2 cc LCS +0,8 distiled water+ 2cc SSA 5 % biarkan tegak selama 5 mnt baca dgn kalorimeter thd standar susp. Protein yg telah diketahui Bila kadar prot tinggi dilakukan pengenceran Perhitungan: mm standar/mm (unknown)x 50 = …. Mg prot/100cc Lcs

91

Cara Pemeriksaan Glukosa  Prosedur kerja:

- 2cc LCS segar + 1 tts formaldehyde 10 % - simpan dlm refrigerator - lima tabung kecil,masing-masing disi lar. Benedict 1cc - panaskan 5 mnt → lihat reduksi - Interpretasi: kelima tabung (+) tqb. 2-5 (+) tab 3-5 (+) tab 4-5 (+) tab 5 (+) (-)

: 50 mg% :40-50 mg % :30-40 mg % : 20-30 mg % : 10-20 mg % : 0-10 mg %

92

Related Documents

Lcs
February 2021 2
Interpretasi Data
February 2021 1
Interpretasi P Value
February 2021 1
Pemeriksaan Hematologi
January 2021 1
Pemeriksaan Koordinasi
January 2021 1

More Documents from "Anonymous 694zlt6"