Perancangan Pabrik Pt. Bah Kery M. Achirul Nanda

  • Uploaded by: Muhammad Achirul Nanda
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perancangan Pabrik Pt. Bah Kery M. Achirul Nanda as PDF for free.

More details

  • Words: 20,941
  • Pages: 155
Loading documents preview...
TUGAS PERANCANGAN PABRIK PT. BAH KERY

Oleh: Dicky Aulia Sukmana

115100200111003

M. Achirul Nanda

115100200111020

Permana Adi Cahya

115100200111038

Masruri

115100201111056

Nany Dwi Nurmaya

115100201111020

Cita Windiarsih

115100201111030

Sulina

115100207111012

Kelas : E

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang proses pembuatanya adalah melalui proses

pengulenan, fermentasi, dan proses

penanganan dalam oven. Perkembangan industri kue/roti di indonesia cukup pesat, hal ini disebabkan tingginya permintaan terhadap konsumsi roti /kue, sehingga industri yang bergerak dalam bidang kue/roti mberlomba – lomba untuk menciptakan inovasi baru dalam menarik konsumen sebanyak – banyaknya. Konsumsi roti di indonesia mengalami fluktuasi dimana mengalami peningkatan dan penurunan. Menurut Susenas – BPS (2012), konsumsi roti di indonesia terus mengalami peningkatan yakni pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 secara berurutan adalah sebesar 3129, 3441, 3806, dan 4119. Sehingga didapatkan rata – rata peningkatan tahun 2008 – 2011 adalah sebesar 4,27%. Proses pendirian sebuah industri roti memerlukan banyak aspek yang perlu dikaji, diantaranya adalah aspek pemasaran, aspek teknik, aspek yuridis, dan lain sebagainya. Oleh karena itu kelompok kami mengambil sebuah peluang untuk mendirikan sebuah pabrik roti.

1.2 Alasan Pendirian Pabrik Pendirian pabrik PT. Bah Kery

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan roti

untuk konsumen. Berdasarkan data statistik menurut Susenas - BPS rata – rata telah terjadi peningkatan konsumsi roti sebesar 4,27% setiap tahun di Indonesia, tentunya prospek yang akan datang sangat bagus bila didirikan sebuah pabrik roti.

1.3 Kapasitas Produksi Pabrik ini memproduksi tiga jenis roti yang berbeda yaitu roti tawar, roti manis, dan es krim yang merupakan olahan lanjutan dari produk roti reject. Dalam satu bulan terdiri dari 26 hari kerja, dimana perharinya produk yang dihasilkan adalah untuk roti tawar 1000, untuk roti manis 1200 dengan berbagai varian rasa, dan untuk es krim vanilla sebanyak 25.

2

1.4 Lokasi Pabrik Perencanaan lokasi pabrik merupakan suatu kegiatan yang berujuan untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan sehingga perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan lancar, dengan biaya yang rendah dan memungkinkan perluasan di masa yang akan datang. Pabrik PT. Bah Kery tempat kantor berlokasi di

Jl. Raya Gubeng

No.64Surabaya dan tempat produksi berada di Jl. Pesapen No.24 Surabaya. Lokasi kantor

digunakan

untuk

manajemen

keuangan,

direktur,

pemasaran,

dan

sebagainya. Lokasi produksi digunakan sebagai tempat untuk mengolah bahan mentah hingga barang siap jual. Lokasi PT. Bah-Kery Surabaya dapat dilihat pada lampiran 1.

1.5 Pertimbangan Lokasi Pabrik Adapun pemilihan pabrik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Bahan Baku Pabrik atau perusahan memerlukan bahan bahan baku mentah untuk diolah menjadi barang jadi. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan roti tepung , telur, susu, mentega, dan pengembang. Dimana bahan baku yang dibutuhkan dapatdiperoleh dengan mudah karena letak pabrik yang berda ditengah kota dan bahan baku juga dapat diperoleh dengan mudah di Kota Surabaya. Selain itu bahan baku yakni tepung juga sangat mudah diperoleh dengan jarak yang dekat karena lokasi pabrik tidak terlalu jauh dengan pabrik tepung Bogasari. b. Sarana dan prasarana Suatu

pabrik

biasanya

memerlukan

tenaga

listrik

untuk

keperluan

menjalankan mesin – mesin, tenaga pemanas atau pendingin, ataupun penerangan pabrik yang membutuhkan tenag listrik besar. Begitu pula dengan ketersediaan air yang banyak digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan dari proses produksinya, sehingga perusahaan akan memilih loaksi dengan sumber air yang besar. Letak perusahaan ini berada di tepi jalan raya dengan sarana transportasi yang mewadai sehingga mempermudah dalam hal pemesanan dan dan pengiriman. Wilayah produksi sangat dekat dengan konsumen serta mudah dalam hal pendistribusian. Sarana berupa air bersih dan listrik juga tersedia dengan baik. Air yang digunakan adalah air yang bersumber dari PDAM. Sedangkan listrik dan 3

telemunikasi juga tersedia dengan baik. Bahan bakar juga dapat dengan mudah didapatkan karena ± 1 km dari lokasi pabeirk sudah terdapat SPBU. c. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalm pemilihan lokasi. Hal yang mencakup dalam tenaga kerja yang menjdai pertimbangan adalah tingkat kecakapan, kuantitas, dan tinggi rendahnya upah. Pada perusahaan ini jumlah tenaga kerja sudah sangat sesuai dan cukup banyak,

sehingga

tidak

kesulitan

untuk

memperoleh.

Lokasi

ini

sangat

menguntungkan untuk merekrut tenaga kerja borongan karena dapat SDM di sekitar pabrik. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada umumnya adalah tenaga kerja laki – laki yang terampil dan tidak memiliki pendidikan terlalu tinggi karena sebagian besar pekerjaan tidak membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi. Pemilihan pabrik dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah atau penyuplai, fasilitas, biaya transportasi, sumber – sumber daya alam, dan tana untuk perluasan.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pabrik Pabrik adalah mengolahbenda atau

suatu bangunan industri besar mengawasi

di

mana

pemrosesan mesin dari

para

pekerja

satu produk menjadi

produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudangatau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuklini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya:pekerja, modal, dan mesin industri (Anonimus, 2001). Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin, alat, material, energi, uang (modal/capital), informasi dan sumber daya alam (tanah, air, mineral, dan lain-lain) dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secaraig efektif, efisien dan aman.Klasifikasi Industri digolongkan dalam beberapa jenis, antara lain (Anonimus, 2001): 1. Industri Penghasil Bahan Baku (extractive/primary industry) Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa. Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain. 2. Industri Manufaktur (The Manufacturing Industries) Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi finished good] ataupun produk jadi (finished goods product). Di sini akan terjadi transformasi proses – baik secara fisik maupun kimiawi – terhadap input material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut. Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain. 3. Industri Penyalur (Distribution Industries) Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan, penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods (transportasi). 5

4. Industri Pelayanan/ Jasa (Service Ibndustries) Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jsa kepada konsumen. Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.

2.2 Perancangan Pabrik 2.2.1 Aspek Perancangan Pabrik Aspek

Perancangan

Pabrik

merupakan

studi

untuk

mengidentifikasi,

mengendalikan, dan mengaplikasikan berbagai aspek-aspek dalam merancang suatu pabrik, sehingga kelak suatu pabrik dapat berjalan dengan semestinya, dapat mengendalikan profitabilitas dan investasi, serta dapat memuaskan kebutuhan customer. Adapun aspek-aspek tersebut secara umum meliputi (Hartanto, 2012): 1. Aspek pasar atau pemasaran 2. Aspek teknis dan teknologi 3. Aspek sumber daya manusia 4. Aspek manajemen 5. Aspek lingkungan

2.2.1.1 Aspek Pemasaran Secara umum, pasar dari segi penjual merupakan sekumpulan pembeli yang potensial

dan

nyata.

Sedangkan

dari

segi

pembeli,

pasar

merupakan

sekumpulanpenjual yang menawarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan customer. Jadi, pasar merupakan sekumpulan penjual dan pembeli yang potensial dan saling berinteraksi, serta adanya persaingan, demi tujuan masing-masing (Hartanto, 2012). Aspek pasar merupakan prioritas utama dalam merancang pabrik, dikarena pasar merupakan tujuan utama suatu organisasi tersebut didirikan, yaitu memenuhi kebutuhan customer. Oleh karena itu, pasar sangat penting. Dalam menganalisis suatu pasar, kita perlu mengetahui beberapa metode, antara lain (Hartanto, 2012) : 1. Segmentasi : memilih pasar sasaran, mencari peluang, identifikasi pesaing, dll. Yang bertujuan memberikan pelayanan yang memuaskan. -

Targeting : memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar.

-

Positioning : strategi komunikasi agar produk/merek/nama mengandung arti tertentu dan mencerminkan keungggulan terhadap produk/merek/nama/ lain. 6

2. Analisis SWOT : mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 3. dll.

2.2.1.2 Aspek Teknis Dan Teknologi Pada aspek ini, faktor-faktor yang harus diperhatiakan meliputi (Indah, 2009): Pemilihan

dan

Perencanaan

Produk

yang

akan

diproduksi

dengan

menghasilkan prototype produk yang mampu melalui tahap industrialisasi & komersialisasi. Kebutuhan konsumen digambarkan dalam profil kebutuhan yang akan diterjemahkan dalam bentuk produk dengan spesifikasi tertentu. Rencana kapasitas produksi yang merupakan usaha perusahaan untuk mengatasi fluktuasi permintaan agar dapat berproduksi pada jumlah yang diinginkan konsumen.Menentukan lokasi pabrik yang tepat dengan menggunakan berbagai macam metode, seperti analisa pusat gravitasi, analisa transportasi, brown-gibson. Perkembangan teknologi : meliputi proses dan fasilitas produksi yang digunakan, agar lebih efektif dan efisien.

2.2.1.3 Aspek Sumberdaya Secara umum, aspek sumber daya manusia meliputi tenaga kerja. Dalam hal ini, personil yang dibutuhkan untuk proyek, sesuai dengan pertimbangan pada berbagai tingkat manajemen, produksi, dan aktivitas-aktivitas lain yang seharusnya dinilai secara bersamaan dengan kebutuhan pelatihan pada berbagai level dan pada tingkatan yang berbeda dari suatu proyek. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan tenaga kerja, meliputi (Indah, 2012) : 1. Aspek kuantitas banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 2. Aspek kualitas tingkat keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap spesifikasi tenaga

kerja

3. Aspek fisik dan phisico 4. skill

2.2.1.4 Aspek Manajemen Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek manajemen meliputi : 1.Bentuk badan usaha : persero, partnership (firma, CV), PT, BUMN.

7

2.Struktur organisasi : Yaitu spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan di dalam suatu organisasi dan cara-cara mengaitkan suatu pekerjaan dengan lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi: bagan organisasi, rantai komando, dll. 3.Rencana kerja (perencanaan manajemen) : rencana trategis, visi dan misi, tujuan, sasaran, rencana taktis, rencana operasional, perencana an kontingensi, manajemen krisis. 4.Koordinasi, implementasi, dan controling : keterampilan teknis, keterampilan hubungan manusia, keterampilan konseptual, keterampilan mengambil keputusan, keterampilan mengelola waktu.

2.2.1.5 Aspek Keuangan Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah (Indah, 2009): Jumlah dana yang dibutuhkan Struktur pembiayaan (sumber) Pemilihan investasi: Beli / Sewa / Kerjasama IRR, NPV, Payback Period vs Interest Rate. Faktor-faktor yang berhubungan, meliputi: Yuridis, Sistem birokrasi, Iklim, Situasi, politik perekonomian, Sistem nilai, Lingkungan hidup, Perkembangan teknologi, Situasi persaingan bisnis.

2.2.2 Lokasi Pabrik Pada umumnya ada beberapa kondisi yang akhirnya dapat membawa ke persoalan penentuan lokasi pabrik, yaitu( Hartanto, 2012): 1. Perluasan pabrik (expansion) 2. Pemecahan pabrik ke dalam sentral-sentral unit kerja (decentralization) 3 Faktor-faktor ekonomis [perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dan lainlain. Suatu industri pada hakekatnya akan memperluas system usahanya bilamana (Indah, 2009): 1. Fasilitas – fasilitas produksi sudah dirasakan jauh ketinggalan 2. Kebutuhan pasar [market demand] tumbuh dan berkembang di luar jangkauan kapasitas produksi yang ada. 3. Service yang tidak mencukupi dan memuaskan konsumen. Dasar-dasar perencanaan lokasi ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu pabrik, yaitu pemilihan daerah atau teritorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk (community) dan lahan secara luas. Berdasarkan telaah literatur Yamit (1996), 8

Wignyosoebroto (1994), dan Assauri (1993) terdapat beberapa kondisi umum seperti tersebut di bawah ini yang akan ikut mengambil peranan di dalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu :

1. Lokasi di kota besar (city location) a. Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar b. Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat di kota besar seperti listrik, gas dan lain-lain c. Kontak dengan suplier dekat dan cepat d. Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan e. Banyak persoalan tenaga kerja f. Ekspansi sulit dilakukan dan harga tanah mahal 2. Lokasi di pinggir kota (suburban location) a. Semi -skilled atau female labor mudah diperoleh b. Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota besar c. Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik d. Rencana ekspansi pabrik akan mudah dilakukan e. Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul 3. Lokasi jauh di luar kota (country location) a. Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana ekspansi yang akan datang b. Pajak terendah lebih dikehendaki c. Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki d. Standar upah minimum relatif lebih rendah e. Tenaga kerja lebih mudah didapatkan f. Baik untuk proses manufakturing produk-produk yang berbahaya Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi di mana fasilitas produksi dari sebuah pabrik seharusnya didirikan. Menurut Lockyer et al. (1990) faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan atau pemilihan lokasi adalah: 1. Dekat dengan pasar 2. Integrasi dengan organisasi 3. Tersedia tenaga kerja dan tenaga ahli 4. Tersedia fasilitas 5. Tersedia transportasi 9

6. Tersedia masukan 7. Tersedia jasa – jasa 8. Kecocokan tanah dan iklim 9. Peraturan – peraturan regional 10. Ruangan untuk perluasan 11. Persyaratan keamanan 12. Biaya tempat Senada dengan pendapat Lockyer et al., Assauri (1993) mengemukakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, yaitu : 1. Faktor Utama meliputi : letak dari pasar, letak dari sumber bahan mentah, terdapatnya fasilitas pengangkutan, supply dari buruh dan tenaga kerja yang tersedia,

dan

terdapatnya

pembangkit

tenaga

listrik

(power

station).

2. Faktor Sekunder meliputi : rencana masa depan, biaya dari tanah dan gedung, kemungkinan

perluasan,

terdapatnya

fasilitas

service,

terdapatnya

fasilitas

pembelanjaan, persediaan air, tinggi rendahnya pajak dan Undang – Undang Perburuhan, masyarakat di daerah itu (sikap, besar, dan keamanan), iklim, tanah, perumahan yang ada dan fasilitas – fasilitas lainnya. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dapat dikelompokkan menjadi faktor faktor yang berkaitan dengan input dan output produksi, faktor - faktor yang berkaitan dengan proses produksi dan faktor - faktor yang berkaitan dengan kondisi lingkungan luar.

2.2.3 Material Konstruksi dan Bangunan Pabrik Bahan

bangunan adalah

setiap

bahan

yang

digunakan

untuk

tujuan konstruksi. Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dandaun telah digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk buatan banyak digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik. Industri pembuatan bahan bangunan didirikan di banyak negara dan penggunaan bahan-bahan tersebut biasanya dibagi ke dalam perdagangan khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah. Konstruksi

Bangunan

terdiri

dari

dua

suku

kata

yaitu

konstruksi (construction) yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti suatu benda yang dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia 10

dengan tuj«an, biaya dan waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah, fungsional dan ekonomis. Dalam kehidupan sehari-hari kata konstruksi sering disamakan dengan kata struktur seperti struktur kayu dengan konstruksi kayu, struktur baja dengan konstruksi baja, dan lain-lain. Kata struktur berarti susunan dari beberapa elemen (benda) yang membentuk suatu kesatuan yang utuh. Jadi kata struktur berarti benda sedangkan konstruksi berarti teknik atau cara membuat (rekayasa). Bangunan dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu (Hartanto, 2012): 1.

Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain.

2.

Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya.

3.

Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi, gorong-gorong dan sebagainya.

4.

Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai, menara jaringan listrik tegangan tinggi, menara pemancar radio, TV dan sebagainya. Pada tulisan ini, hanya akan dibahas bangunan transpotasi, bangunan air dan

bangunan gedung. Secara umum konstruksi bangunan harus memenuhi 5 syarat yaitu: 1.

Kuat dan awet, dalam arti tidak mudah rusak sehingga biaya pemeliharaan relatip menjadi murah.

2.

Fungsional, dalam arti bentuk, ukuran dan organisasi ruangan mememihi kebutuhan sesuai dengan fungsinya.

3.

Indah, dalam arti bentuknya enak dipandang mata .

4.

Hygienis, dalam arti sirkulasi udara dan cahayanya cukup sehingga penghuninya merasa nyaman dan sehat.

5.

Ekonomis, dalam arti tidak terdapat pemborosan sehingga pembiayaan

menjadi relatif efisien dan efektif.

2.2.4 Sistem Bangunan Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai suatu susunan bagian-bagian yang saling berhubungan atau saling tergantung satu sama lain yang membentuk sebuah kesatuan kompleks dan berlaku untuk satu fungsi. Sebuah bangunan dapat diartikan sebagai wujud fisik dari beberapa sistem dan subsistem yang saling 11

berhubungan, terkoordinasi, terintegrasi satu sama lain sekaligus dengan wujud tiga dimensinya, serta organisasi spasialnya secara utuh.

2.2.4.1Sistem Struktural Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri. sebuah bangunan. -

Struktur: berupa kolom, balok, dan dinding penopang menyokong struktur lantai dan atap.

-

Superstruktur atau struktur atas: adalah perpanjangan vertikal bangunan di atas fondasi. Dari elemen-elemen bangunan tersebut diatas, selanjutnya dapat disusun

sedemikian sehingga sesuai dengan fungsinya masing-masing dan seefisien mungkin, karena elemen yang satu terhadap yang lain saling berkaitan menjadi satu kesatuan yaitu yang disebut gedung atau rumah.

2.2.4.2Sistem Selubung Sistem selubung merupakan cangkang atau selimut bangunan yang terdiri dari atap, dinding eksterior, jendela, dan pintu. -

Atap dan dinding eksterior melindungi ruang-ruang interior dari cuaca, mengkontrol kelembaban, panas, dan aliran udara dengan susunan lapisan komponen konstruksi.

-

Dinding eksterior dan atap juga meredam kebisingan, serta memberikan keamanan dan privasi bagi penghuni bangunan.

-

Pintu memberikan akses fisik.

-

Jendela memberikan akses terhadap cahaya, udara, dan pemandangan.

-

Dinding interior dan partisi membagi ruang interior bangunan menjadi satuan ruang-ruang yang lebih kecil.

2.2.4.3 Sistem Mekanikal Sistem mekanikal bangunan memberikan pelayanan yang penting bagi bangunan, diantaranya: -

Sistem pasokan air menyediakan air untuk konsumsi dan sanitasi penghuni. 12

-

Sistem pembuangan air membuang limbah cair dan zat organik ke luar bangunan.

-

Sistem pemanas, ventilasi, dan AC (air conditioning) mengkondisikan keadaan ruang interior untuk kenyamanan penghuni.

-

Sistem elektrikal mengendalikan, mengukur, melindungi sumber daya listrik bangunan

dan

mendistribusikannya

dengan

aman

untuk

memenuhi

kebutuhan . -

Sistem penerangan, keamanan, dan komunikasi.

-

Sistem transportasi vertikal (lift) membawa crane dan barang dari satu lantai ke lantai lain dalam bangunan bertingkat sedang Ban tinggi.

-

Sistem kebakaran mendeteksi dan memadamkan api.

-

Struktur bangunan bertingkat tinggi mungkin memerlukan sistem pembuangan limbah serta sistem daur ulang. Dalam memilih, merakit, dan mengintegrasikan berbagai sistem bangunan

dalam proseskonstruksi, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: a. Ketentuan Performa -

Kesesuaian

struktural,

integrasi, dan keamanan ketahanan,

pencegahan, dan keamanan terhadap api ketebalan konstruksi bangunan yang diizinkan atau yang diinginkan. -

Pengendalian

aliran

udara

dan aliran

panas yang melewati komponen

bangunan. -

Pengendalian migrasi dan kondensasi uap air.

-

Memperhitungkan pergerakan bangunan akibat penurunan tanah, defleksi struktural,

dan

ekspansi

atau

kontruksi

yang

terjadi seiring

dengan

perubahan temperatur dan kelembaban. -

Mengurangi kebisingan, isolasi bunyi, dan privasi akustik.

-

Ketahanan terhadap keausan, karat, dan cuaca.

-

Finishing, kebersihan d an ketentuan perawatan.

-

Aman digunakan atau ditempati.

b. Kualitas Estetika -

Keterkaitan yang ingin diciptakan antara bangunan dengan tapak, bangunan di sekitarnya, dan lingkungan.

-

Kualitas bentuk, massa, warna, pola, tekstur, dan detail yang diinginkan. 13

c. Batasan Peraturan Kesesuaian dengan peraturan zona peruntukan lahan dan peraturan kode bangunan.

d. Pertimbangan Ekonomi -

Biaya awal termasuk material, transportasi, peralatan, dan pekerja

-

Biaya pemanfaatan atau life cycle cost, tidak saja meliputi biaya awal tetapi juga biaya perawatan, konsumsi energi, lamanya masa penggunaan, biaya penggantian, dan bunga investasi bangunan ini.

e. Dampak Lingkungan -

Konservasi energi dan cumber daya melalui desain penempatan dan desain bangunan.

-

Ef isiensi energi dari sistem mekanikal.

-

Penggunaan cumber days secara efisien dan penggunaan material-material yang tidak beracun atau berbahaya.

f. Praktek Konstruksi -

Ketentuan keamanan (keselamatan)

-

Toleransi yang diizinkan dan ukuran-ukuran.

-

Kesesuaian dengan standar industri dan asuransi.

-

Pembagian kerja antara kerja lapangan dan kerja kantor.

-

Pembagian pekerja dan koordinasi serah terima bangunan.

-

Batasan anggaran (biaya)

-

Peralatan konstruksi yang dibutuhkan.

-

Waktu pendirian yang dibutuhkan.

-

Persiapan terhadap cuaca buruk.

2.2.5 Kapasitas Produksi Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Untuk berbagai keperlun, kapasitas dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam jadwal produksi induk (master production sechedule). 14

Hubungan antara kapasitas dan jadwal-jadwal induk adalah sangat penting. Karena jadwal produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi suatu perusahaan. Kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung pada kapsitas yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantng pada kemampuan untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang. Jadwal produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu perusahaan yangmengakibatkan

seluruh

jenis

sumberdaya

terikat

untuk

memuaskan

kebutuhankuantitasnya dan komitmen hari pengiriman. Dalam hal ini, kapasitas juga berarti jumlahmasukan

sumberdaya-sumberdaya

yang tersedia

relatif

untuk

kebutuhan keluaran padawaktu tertentu. Karena pentingnya hubungan tersebut. Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya sebuah pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas tempat duduk 300 seat setiap kali trip, atau sebuah Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak 50 kamar, dan sebagainya (Anonimus, 2001) Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain : kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal. Kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk (master production shedule), karena jadwal produksi induk mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu tertentu(Assauri, 1980).

2.2.5.1 Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak dimasa yang akan dating, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas produksi tidak mampu memenuhi maka perusahaan dapat melakukan sub-kontrak kepada perusahaan lain pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan ( Jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek maka ada lima cara yang dapat dilakukan (Reksoharjoprodjo, 1999): 1. Meningkatkan jumlah sumber daya 2. Memperbaiki penggunaan sumber daya 3. Memodifikasi produk 4. Memperbaiki permintaan 15

5. Tidak memenuhi permintaan 2.2.5.2 Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. (dari hasil forecasting).Tujuan utamanya adalah perusahaan dapat menentukan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum dengan memperhatikan antara lain : pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi gejolak kapasitas jangka panjang terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan menunggu perkembangan (wait and see strstegy). (2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan kapasitas produksi yang selalu melebihi atau diatas volume permintaan (Reksoharjoprodjo, 1999).

2.2.5.3 Metode Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk menentukan kapasitas produksi optimum, terdapat berbagai macam factor yang harus diperhatikan, faktor-faktor tersebut umumnya disebut sebagai factor produksi antara lain : (1). kapasitas bahan baku (2), Kapasitas jam kerja mesin (3). Kapasitas jam tenaga kerja (4). Kapasitas modal kerja. Dari beberapa factor tersebut diusahakan untuk memperoleh kombinasi jumlah dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan keuntungan maksimal atau beban biaya yang paling minimal.

2.2.5.4 Metode Break Even Point Metode break event point (BEP) baik linear maupun non linear dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC) atau dapat juga dikatakan laba (revenue) p = 0.

2.2.6 Manajemen Sumber Daya Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya 16

bisnis.Kajian

MSDM

menggabungkan

beberapa

bidang

ilmu

seperti psikologi, sosiologi, dll. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen

yang

memengaruhi

secara

langsung

sumber

daya

manusianya(Reksoharjoprodjo, 1999).

2.2.7 Pengolahan Air dan Limbah Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan kontaminan dari air

limbah dan

limbah

rumah

tangga,

baiklimpasan (efluen) maupun domestik. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan biologis. Tujuannya adalah untuk menghasilkan aliran limbah (atau efluen yang telah diolah) dan limbah padat atau lumpur yang cocok untuk pembuangan atau penggunaan kembali terhadap lingkungan. Bahan ini sering secara tidak sengaja terkontaminasi dengan banyak racun senyawa organik dan anorganik. (Buckle et al, 1987).

2.3 Roti Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven (Backle et al, 1980). Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus,dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pitabread ,danbaquetteadalah roti yang dipanggang.Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung terigu, air, ragi roti, dan garam. Tepung terigu mengandung dua macam protein yangmemegang peranan penting dalam pembuatan roti, yaitu protein gluten berfungsi menentukanstruktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitasragi, dan glutenin memberikan elastisitasdan kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten. Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan mempunyai komposisi kadar air 13%, 17

kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak 1,5%, pada saat bercampur denganair yang berfungsi sebagai kerangka roti, membuat adonan tidak mudah pecah pada waktudiroll dan menahan gas CO2hasil fermentasi. Mutu roti ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pengembangan volume, warna crust atau kulit roti, aroma penampakan, dan tekstur crumb atau pori-pori roti (Matz, 1992). Mutu roti juga ditentukan oleh ketahanan roti terhadap proses kebasian (stalling) selama penyimpanan. Pengembangan volume roti merupakan parameter yang penting dan menentukan mutu roti, sehingga proses yang terpenting dalam menentukan berkembang atau tidaknya suatu roti adalah proses pengadonan, fermentasi, dan pemanggangan (Matz, 1972). Makin besar volume roti maka tekstur roti makin lembut bila diremas. Roti yang volumenya terlalu besar memiliki pori-pori yang terbuka dan tekstur yang lunak, sedangkan roti yang volumenya kecil memiliki pori-pori yang kasar dan berlubang-lubang (U.S. Wheat Associates, 1981). Volume roti

dipengaruhi

oleh

produksi

gas

pada

saat

pengadonan

dan

selama

pengembangan

2.3.1 Bahan Baku Pembuatan Roti Tepung merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang biasa digunakan untuk rotiadalah tepung gandum, jagung,Havermouth,dan sebagainya. Untuk roti yang memerlukan pemuaian, lebih baik digunakan tepung gandum, karena beberapa jenis protein yang terdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan menghasilkan glutein. Glutein inilah yang dapatmembuat roti mengembang selama proses pembuatan. Jaringan sel-sel ini juga cukup kuatuntuk menahan gas yang dibuat

oleh

ragi

sehingga

adonan

tidak

mengempis

kembali,

yangharus

dipertimbangkan adalah terutama kadar protein tepung terigu dan kadar abunya. Kadar protein mempunyai korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan kadar abu erathubungannya dengan tingkat dan kualitas adonan (Roberts, 1989). Bahan baku berikutnya adalah ragi, fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah

untuk

proses

aerasi

adonan

denganmengubah

gula

menjadi

gas

karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukangluten dalam adonan. Kondisidari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gassecara merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Selanjutnya pembuatan roti memerlukan garam, berfungsi sebagai penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi, penambahan kekuatan glutein. Syarat garam yang baik dalam 18

pembuatan roti adalah harusseratus persen larut dalam air, jernih, bebas dari gumpalan-gumpalan dan bebas dari rasa pahit. Air berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9. Makintinggi pH air maka roti yang dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat denganmeningkatnya pH. Selain pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi persyaratansebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air yangdigunakan dalam industri makanan pada umumnya harus memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa dan tidak menggangu kesehatan.Apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan dalam pembentukan pati

2.3.2 Bahan Tambahan (Pembantu) Pembuatan Roti Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa dan tekstur yang diinginkan. Bahanpembantuini terdiri dari shortening, bread improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi sertaflavoring. Pemberian anti oksidan (asam askorbat, bromat), dan anti kapang seperti kalium propionat dan kalsium pospat ditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. Bahan baku juga mempunyai karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat – sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Olehkarena itu sebelummengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal 2 jenis bahan yang akandigunakan, fungsinya dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perludiketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuaidengan keinginan. (Beckle et al, 1980).

2.3.3 Proses Pembuatan Roti Secara garis besar proses pembuatan roti terdiri dari pencampuran atau pengadukan (mixing), fermentasi, pembentukan (intermediate proofing, dan final proofing) dan pemanggangan. Tujuan pencampuran

panning,

adalah untuk

pembentukan adonan atau development yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis, ekstensibel dan nampak relatif kering serta tidak lengket. Untuk mencapai kondisi tersebut, pengadukan harus menekan, meregang dan melipat adonan, bukannya merobek atau memotong-motongnya. 19

Proses pembuatan roti selanjutnya adalah fermentasi yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Tujuan fermentasi adonan adalah untuk pematangan adonan sehingga mudah ditangani dan menghasilkan produk bermutu baik. Selain itu fermentasi berperan dalam pembentukan cita rasa roti. Berbagai reaksi kimia terjadi selama proses fermentasi, namun yang terpenting adalah dalam hal produksi gas CO2untuk mengembangkan adonan dan alkohol yang berperan dalam hal pembentukan aroma (Pyler, 1973). Proses selanjutnya adalah dividing (pembagian).Pembagian adonan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara manual (menggunakan tangan) atau menggunakan divider rounder. Divider rounderadalah mesin pembagi adonan yang prinsip kerjanya membagi adonan menjadi potonganpotongan dengan volume tertentu. Karena adonan homogen, volume yang sama akan menghasilkan berat yang konsisten. Proses berikutnya adalah intermediate proofingselama 40 menit yaitu pengistirahatan adonan dalam ruang atau kotak yang tertutup. Disini adonan difermentasi dan dikembangkan lagi sehingga kembali elastis dan ekstensibel setelah kehilangan gas, terkoyak dan teregang pada proses pembagian. Adonan selanjutnya di mouldingdan di panning. Mouldingmerupakan proses pembentukan adonan yang dapat dilakukan dengan cara menggulung dan merekatkan sisi adonan sehingga dihasilkan bentuk tertentu. Baik secara manual maupun menggunakan mesin penggulung (moulder). Panningadalah proses memasukkan dan menyusun adonan yang telah dibentuk kedalam loyang yang telah diolesi dengan margarin agar roti tidak lengket setelah pemanggangan. Adonan dalam loyang segera difermentasi atau final proofinguntuk pengembangan adonan mencapai volume dan struktur remah yang optimum. Pada waktu fermentasi ini ragi roti menguraikan gula dalam adonan menghasilkan gas CO2. Gas yang terbentuk mengembangkan adonan dan menghasilkan remah roti yang berpori-pori. Fermentasi akhir ini dianggap cukup bila bekas tekanan pada adonan tidak cepat kembali atau volume adonan mendekati volume roti yang diinginkan. Setelah pengembangan akhir cukup, adonan harus segera dipanggang, karena pengembangan yang berlebihan bisa mengakibatkan adonan runtuh. Meskipun pemilihan bahan dan proses sebelum pemanggangan dilakukan secara sempurna, suhu oven dan lama waktu pemanggangan harus dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Pemanggangan sangat berpengaruh terhadap produk

dan

penerimaan

konsumen.

Tergantung

ukuran

dan

bentuk

roti,

pemanggangan biasanya berkisar antara 10 sampai 35 menit pada suhu 180 sampai 20

2200C. Sebelum pemanggangan adonan yang telah dibentuk tadi diolesi dengan telur untuk meningkatkan aroma, rasa dan penampakan. Pemanggangan (baking) merupakan proses terakhir yang menentukan berhasil tidaknya pembuatan roti dan proses pemasakan adonan menjadi makanan yang dapat dicerna. Pemanggangan mengubah adonan menjadi produk-produk yang menarik dan dapat dikonsumsi. Beberapa menit pertama setelah adonan masuk ke dalam oven, terjadi peningkatan volume adonan dengan cepat. Peristiwa ini dikenal dengan oven spring. Setelah pemanggangan, roti lalu didinginkan di suhu ruang untuk kemudian dikemas. Produk bakeryharus dikemas dalam kemasan yang menarik sehingga selain menunjukkan wholesomenessdan kesegaran (freshness) produk, juga untuk daya tarik penjualan. Bahan pengemas produk bakery harus memenuhi kriteria-kriteria: (1) Mampu melindungi produk dari kekeringan dan tidak mengakibatkan produk menjadi lembab karena pengaruh luar, (2) Mampu menjaga stabilitas produk, misalnya selama transportasi, (3) Mudah ditangani, (4) Murah (Arora, 1981).

2.4 Neraca Massa dan Energi Neraca Massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem adalah sesuatu yang diamati atau dikaji. Neraca massa adalah konsekuensi logis dari Hukum Kekekalan Massa yang menyebutkan bahwa di alam ini jumlah total massa adalah kekal; tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan. Contoh dari pemanfaatan neraca massa adalah untuk merancang reaktor kimia, menganalisa berbagai alternatif proses produksi bahan kimia, dan untuk memodelkan pendispersian polusi. Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis hukum kekekalan massa ini memberikan persamaan dasar neraca massa : [massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa] dengan (massa masuk) merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, (massa keluar) merupakan massa yang keluar dari sistem, dan (akumulasi massa) merupakan akumulasi massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif. Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui suatu sistem. Pada perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun dengan memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang melalui sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: 21

karbon). Bila dalam sistem yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan variabel (produksi) sehingga persamaan neraca massa menjadi: [massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa] Variabel (produksi) pada persamaan neraca massa termodifikasi merupakan laju reaksi kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi pembentukan ataupun laju reaksi pengurangan. Oleh karena itu, variabel [produksi] dapat bernilai positif atau negatif. neraca adalah alat pengukur massa pad asuatu benda,dan neraca memiliki beberapa jenis.Hal tersebut dapat diaplikasikan untuk mengetahui kesetimbangan energi atau neraca energi yang dipakai dalam suatu proses pengadaan suatu produk.

22

BAB III DOKUMENTASI 3.1 Kebutuhan Bahan dalam Produksi Dalam satu hari dilakukan 4 kali proses produksi dimana menggunakan bahan baku dan bahan pembantu yang diuraikan dibawah ini: Bahan

baku

dan

bahan Kebutuhan Harga

Jumlah

pembantu

(Kg)

Tepung

6.994

6.000

41.964.000

Gula

1.456

9.600

13.977.600

Susu

2.249

10.800

24.289.200

Telur

1.970

13.000

25.610.000

Butter

902

8.000

7.216.000

Garam

416

3.000

1.248.000

Bread improver

572

12.000

6.864.000

Ragi

1.170

8.000

9.360.000

Isi untuk roti manis

208

17.000

3.536.000

Susu kental manis

6

16.000

96.000

Tepung maizena

6,5

9.000

58.500

Vanili

15

6.000

90.000

Kemasan

-

-

800.000

Total

(Rp)

(Rp)

135.109.300

23

3.2 Kebutuhan alat, mesin, dan tenaga kerja N o 1.

Proses

Alat dan Mesin

Spesifikasi

Jml

Jumlah Tenaga Kerja

Penimbangan tepung

Timbangan

Merk:

terigu duduk

dan bahan baku

1

2

Merk: Tanita 3

3

Capacity

(Manual)

Kapasitas: 25 Kg

2.

Penimbangan adonan

Timbangan

yang (Manual)

Kapistas: 5

sudah kalis

3.

Kg

Pengadukan

Mixer

Kapasitas:

adonan

(Semi

20 kg

Otomatis)

Daya: 1.100 watt Voltage: 110-220 Volt Berat:

105

Kg Dimensi: 51 x 40 x 76 24

3

4

cm Harga: 6.000.000 4.

Pemintalan

Doughbreak

Ketebalan:

adonan

agar (Semi

2-32 mm

menjadi

kalis otomatis)

Lebar

dan mengurangi

potongan:

rongga udara

32 cm

1

4

1

3

Daya: 1500 watt Voltage: 220 volt Dimensi: 72 x 83 x 110 cm Berat: 85 Kg Harga: 8.300.000 5.

Pembulatan

/ Moulder

Kapasitas:1

pencetakan

(Semi

200/jam

adonan

Otomatis)

cetakan Daya:

750

watt Voltage: 220 volt Berat:

230

kg Dimensi: 139 x 66 x 106 cm Harga: 8.000.000 25

6.

Pemipihan

Roll Panjang/

Kapasitas:

adonan menjadi Dough

1200/jam

bentuk panjang

sheeter

cetakan

(Semi

Daya:

Otomatis)

watt

1

3

1

2

4

550

Voltage: 220 Volt Dimensi: 39 x 30, 5 x 47 cm Harga: 1.800.000 7

Pemipihan

Roll Pendek

Kapasita

adonan menjadi (Semi

hingga

bentuk pendek

1200/jam

otomatis)

Daya:

400

watt Voltage: 240 volt Dimensi: 254 x 91 x 115 cm Berat:

235

Kg Harga: 7.200.000

8.

Percepatan

Steamer/

Kapistas: 32 2

proses

prover

loyang

pengembangan

sekali

adonan

proses Daya: 2500 26

watt Voltage: Dimensi: 50 x

70,

175

cm Temperatur: 0- 85 °C Berat: 63 kg Harga: 9.

Pengovenan roti Oven

Daya:

850 2

5

watt Voltage: Dimensi unit: 117 x 90 x 50 cm Dimensi tray: 60 x 40 x 20 cm Jumlah tray: 8 Berat:

360

Kg Harga: 4.600.000 10

Pendinginan roti Blower

Kecepatan

.

tawar

putar:

setelah

dioven

950

rpm Daya 31 W

27

2

1

11

Pemotongan

Slicer Kupas

Daya:

.

bagian luar roti

watt

yang

Voltage:

berwarna

cokelat

250 1

2

220 volt Dimensi: 540 x 10 x 300 cm Berat: 25 Kg Harga: 950.000

12

Pemotongan roti Slicer Potong

Tebal

.

tawar kupas

potongan:

1

2

10

10

12 mm Hasil potongan: 28 potong Daya:

250

watt Voltage: 220 volt Dimensi: 75 x 65 x 74 Harga: 13

Pengemasan

Sealer

roti

(Manual)

28

3.3 Diagram Alir alur Proses Produksi dan Estimasi Kebutuhan Proses Diagram alir proses pembuatan roti tawar adalah sebagai berikut: Mulai

50 Kg Tepung Terigu, 3.75 Kg Gula, 5 Kg Telur, 1 Kg Susu, 0.75 Kg Garam, 2.5Kg Butter, 2.75 Kg Bread improver

Ditimbang dengan timbangan

Diaduk dengan mixer selama 45 menit

23.75 Kg Air Es

Didougbreak sebanyak 3 kali

Adonan kalis

Dibagi tiap bagiannya 250 gram

Dibulatkan dengan moulder

Disimpan (fermentasi 1) selama 5 menit

Diroll panjang

a

29

a

Diroll pendek

Difermentasi 2 selama 10 menit

4.5 Kg Ragi

Disteamer 1.5 jam pada suhu 40˚C

Dioven selama 35 menit pada suhu 200˚C

Didinginkan selama 1 hari menggunakan kipas angin

dikupas

Dipotong (dislicing) menggunakan mesin pemotong

dikemas

Roti tawar kupas

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Roti

Tawar Kupas

30

Proses pembuatan roti manis adalah seperti dibawah ini:

31

Mulai

34.5 Kg Tepung Terigu, 27.5 Kg Telur, 13.5 Kg Butter, 20.5 Kg Gula, 4 Kg Susu, 0.5 Kg Garam

Ditimbang dengan timbangan

Diaduk menggunakan mixer selama 45 menit

34.5 Kg Air es

Didoughbreak selama 3 kali

Dibagi menjadi ukuran sesuai dengan produk (pembagian 1)

Dipipihkan dengan mesin moulder

a 32

a

Dibagi menjadi 36 biji (pembagian 2) dengan bun devider

Difermentasi selama 10 menit

1 Kg Ragi

Dibentuk dengan ukuran yang sesuai

Difermentasi (fermentasi 2)

Disteamer dengan alat steamer selama1.5 jam pada suhu 40˚C

Dioven selama 30 menit pada suhu 200˚C

Didinginkan menggunakan kipas angin selama 30 menit

dikemas

Selesai

Gambar.. Proses pembutaan roti manis 33

3.4 Neraca Massa dan Neraca Energi 3.4.1 Kesetimbangan Massa dan Energi Pengolahan Roti Tawar Manis 1. PROSES PENIMBANGAN Basis waktu: setiap bahan 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: Suhu Ruang (260C) Tepung terigu 96876 KJ

DITIMBANG

Tepung terigu 96876 KJ

Telur 69550 KJ

DITIMBANG

Telur 69550 KJ

Butter 51207 KJ

DITIMBANG

Butter 51207 KJ

Gula 133665.74 KJ

DITIMBANG

Gula 133665.74 KJ

Garam 1225.15 KJ

DITIMBANG

Garam 1225.15 KJ

Susu 28434.64 KJ

DITIMBANG

Susu 28434.64 KJ

Bread improver 4680 KJ

DITIMBANG

Bread improver 4680 KJ

Perhitungan: Diketahui: Cp Tepung terigu: 108 KJ/Kg 0C

Cp Garam: 193.1 KJ/Kg 0C

Cp Gula: 250.78 KJ/Kg 0C

Cp Butter: (asumsi) 150 KJ/Kg 0C

Cp Telur: (asumsi) 100 KJ/Kg 0C

Cp Susu: 273.41 KJ/Kg 0C

Cp Bread Improver: (asumsi) 120 KJ/Kg 0C Qtepungterigu= m.Cp.Δt Qgula= m.Cp.Δt Qtelur= m.Cp.Δt 34

Qgaram= m.Cp.Δt Qsusu= m.Cp.Δt Qbutter= m.Cp.Δt Qbreadimprover= m.Cp.Δt No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Tepung terigu (34.5Kg)

96876

96876

2

Gula (20.5 Kg)

133685.74

133685.74

3

Telur (26.75 Kg)

69550

69550

4

Susu (4 Kg)

28434.64

28434.64

5

Garam (0.25 Kg)

1225.15

1225.15

6

Butter (13 Kg)

51207

51207

7

Bread Improver (1.5 Kg)

4680

4680

Jumlah

385658.53

385658.53

2. PROSES PENGADUKAN (PENCAMPURAN) Basis waktu: 45 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Air 3767.4 KJ Tepung terigu 96876 KJ Telur 69550 KJ Butter 51207 KJ Gula 133665.74 KJ Susu 28434.64 KJ Garam 1255.15 KJ Bread improver 4680 KJ

PENCAMPURAN

2970 KJ

Perhitungan: Qair= m.Cp.Δt = 23.7 x 4.2 x 26 = 2588.04 KJ Alat pengaduk V = 220 volt P = 1100 watt 35

Adonan 392405.93 KJ

I = V/P I=5A W = V.I.t W= 2970 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

389425.93

Energi alat

2970

Tepung

terigu 96876

(34.5Kg) 2

Gula (20.5 Kg)

133685.74

3

Telur (26.75 Kg)

69550

4

Susu (4 Kg)

28434.64

5

Garam (0.25 Kg)

1225.15

6

Butter (13 Kg)

51207

7

Bread Improver (1.5 4680 Kg)

8

Air (34.5 Kg)

3767.4

9

Energi alat

2970

Jumlah

392405.93

392405.93

3. proses Doughbreak Basis waktu: 5 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

36

Air 164.647 KJ

Adonan 392405.93

Adonan 393589.636 KJ

DOUGHBREAK

1348.38 KJ

Perhitungan: Qair= m.Cp.Δt = 1.508 x 4.2 x 26 = 164.647 KJ Alat doughbreak V = 220 volt P = 1500 watt I = V/P I = 6.81 A W = V.I.t W= 449.460 KJ proses doughbreak dilakukan sebanyak tiga kali sehingga energi yang dihasilkan oleh alat dikalikan tiga kali yakni 1348.38 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

392405.93

Adonan

393458.596

2

Energi alat

1348.38

Air

131.04

Jumlah

393589.636

Jumlah

393589.636

4. proses pembagian1 Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

37

Adonan 393589.636 KJ

PEMBAGIAN 1 (DIBAGI 2)

Adonan 393709.636KJ

120 KJ

Alat pembagi Asumsi energiyang dihasilkan oleh alat adalah 120 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

393589.636

2

Energi alat

120

Jumlah

393709.636

Adonan

393709.636

Jumlah

393709.636

5.proses pemipihan Basis waktu: 5 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

Adonan 393709.636 KJ

Adonan 393883.236 KJ

PEMIPIHAN

173.6 KJ

Alat pemipihan V = 220 volt P = 550 watt Sehingga di dapatkan W = 173.6 KJ No. Panas masuk (KJ) 1

Adonan

Panas Keluar (KJ) 393709.636

Adonan 38

393883.236

2

Energi alat

173.6

Jumlah

393883.236

Jumlah

393883.236

6. Proses pembagian 2 Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

PEMBAGIAN 2 (Dibagi menjadi 450 bagian)

Adonan 393883.236 KJ

Adonan 394003.236 KJ

120 KJ

Alat pembagian Asumsi energi yang ditimbulkanoleh alat adalah 120 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

393883.236

2

Energi alat

120

Jumlah

394003.236

7. proses fermentasi1 Basis waktu: 1.5 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

39

Adonan

394003.236

Jumlah

394003.236

Ragi 65 KJ

Adonan 394003.236 KJ

FERMENTASI 1

Adonan 394168.236 KJ

100 KJ

Alat fermentasi Energi yang dihasilkan oleh mesin fermentasi diasumsikan 100KJ Qragi = m. Cp. Δt = 1 x 2.5 x 26 = 65 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

394003.236

2

Energi alat

100

3

Ragi

65

Jumlah

394168.236

Adonan

394168.236

Jumlah

394168.236

8. proses pembentukan Basis waktu: 15 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Adonan 394168.236 KJ

PEMBENTUKAN

719.400 KJ

Alat pembentukkan V = 220 volt P = 750 Watt 40

Adonan 394887.636 KJ

Sehingga menghasilkan energi sebesar W = 719.400 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

394168.236

2

Energi alat

719.400

Jumlah

394887.636

Adonan

394887.636

Jumlah

394887.636

9.proses fermentasi 2 Basis waktu:1.5 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Adonan 394168.236 KJ

FERMENTASI 2

Adonan 394887.636 KJ

100 KJ

Alat fermentasi Asumsi energi yang dihasilkanoleh alat adalah 100 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

394168.236

2

Energi alat

100

Jumlah

394887.636

10. proses steamer Basis waktu: 5 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

41

Adonan

394887.636

Jumlah

394887.636

Air 127.862 KJ

Adonan 394887.636 KJ

Adonan 407975.498 KJ

STEAMER

12960 KJ

Air yang masuk kedalam bahan sebesar 1.17 Kg Qair = m.Cp. Δt = 1.17 x 4.2 x 26 =127.862 KJ Alat steamer V = 240 volt P = 2500 watt Sehngga menghasilkan energi sebesar, W = 12960 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

394887.636

2

Energi alat

12960

3

Air

127.862

Jumlah

407975.498

11. proses pengovenan Basis waktu: 30 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: 600C – 800C

42

Adonan

407975.498

Jumlah

407975.498

Air 4791.15 KJ

Adonan 407975.498 KJ

Roti manis 403362.508 KJ

PENGOVENAN

1784.160 KJ

Air yang keluar dari bahan sebesar 43.875 Kg Qair = m.Cp. Δt = 43.875 x 4.2 x 26 = 4791.15 KJ Alat oven V= 240 volt P= 540 watt Sehingga menghasilkan energi sebesa, W= 1784.160 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

407975.498

Roti manis

398571.358

2

Energi alat

1784.160

Airdan

4791.15

padatan Jumlah

403362.508

Jumlah

403362.508

12. proses pendinginan Basis waktu: 24 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Roti manis 403362.508

PENDINGINAN

12960 KJ

43

Roti Manis 416322.508 KJ

Alat pendinginan V = 220 volt P = 150 watt Sehngga menghasilkan, W = 12960 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti manis

403362.508

2

Energi alat

12960

Jumlah

416322.508

Roti manis

416322.508

Jumlah

416322.508

13. proses pengemasan Basis waktu: 10 menit Satuan energi:KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

Roti manis 416322.508 KJ

Roti manis 417672.076 KJ

PENGEMASAN

1349.568 KJ

Alat pengemasan V = 240 volt P = 540 watt Sehingga menghasilkan, W = 1349.568 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti tawar

416322.508

2

Energi alat

1349.568

Jumlah

417672,076

Roti tawar

417672.076

Jumlah

417672.076

3.4.2KESETIMBANGAN MASSA DAN ENERGI PENGOLAHAN ROTI TAWAR MANIS 1. PROSES PENIMBANGAN 44

34.5 Kg Tepung Terigu

34.5 Kg Tepung Terigu

DITIMBANG

KONTROL MASSA

26.75 Kg Telur

DITIMBANG

26.75 Kg Telur

KONTROL MASSA

13 Kg Butter

DITIMBANG

13 Kg Butter

KONTROL MASSA

20.5 Kg Gula

DITIMBANG

20.5 Kg Gula

KONTROL MASSA

45

0.25 Kg Garam

DITIMBANG

0.25 Kg Garam

KONTROL MASSA

4 Kg Susu

DITIMBANG

4 Kg Susu

KONTROL MASSA

1.5 Kg Bread Improver

1.5 Kg Bread Improver

DITIMBANG

KONTROL MASSA

massa aliran bahan masuk = massa aliran bahan keluar No Masuk (Kg)

Keluar (Kg)

1

Tepung

34.5

Tepung

34.5

2

Gula

20.5

Gula

20.5

3

Telur

26.75

Telur

26.75

4

Susu

4

Susu

4

5

Garam

0.25

Garam

0.25

6

Butter

13

Butter

13

7

Bread improver

1.5

Bread improver

1.5

Jumlah

100.5

Jumlah

100.5

2. PROSES PENGADUKAN (PENCAMPURAN) 46

321.5 Kg Air 34.5 Kg Tepung Terigu 26.75 Kg Telur 13 Kg Butter 20.5 Kg Gula 4 Kg Susu 0.25 Kg Garam 1.5 Kg Bread Improver

Adonan 135 Kg KA(wb) = 25.555% KA(db) = 34.328%

PENCAMPURAN

KONTROL MASSA DAN VOLUME Massa bahan masuk : a. 34.5 Kg tepung terigu b. 20.5 Kg Gula c. 26.75 Kg Telur d. 4 Kg Susu e. 0.25 Kg Garam f. 13 Kg Butter g. 1.5 Kg Bread Improver

+

100.5 Kg Adonan (Padatan) Massa bahan masuk + massa akumulasi = massa bahan keluar 100.5 Kg + massa air = 135 Kg 100.5 Kg + 34.5 Kg = 135 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 135 Kg dengan 34.5 Kg Air dan 100.5 Kg Padatan

= 25.555%

47

= 34.328% No Masuk (Kg)

Keluar (Kg)

1

Tepung

34.5

2

Gula

20.5

3

Telur

26.75

4

Susu

4

5

Garam

0.25

6

Butter

13

7

Bread improver

1.5

8

Air

34.5

Jumlah

135

Adonan

135

Jumlah

135

3. proses Doughbreak Air 1.508 Kg

Adonan 135 Kg

DOUGHBREAK1

Adonan 133.492 Kg KA(wb)= 24.715% KA(db) = 31.421%

KONTROL TEKANAN, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 135 Kg + 0 = 1.508 Kg + massa keluar 135 Kg = 1.508 Kg + 133.492 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 135 Kg terdiri dari 1.508 Kg Air dan 133.492 Kg Padatan

48

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Kg) 1

adonan

Keluar (Kg) 135

2 Jumlah

Adonan 133.492 Kg KA(wb)= 24.715% KA(db) = 31.421%

135

Adonan

133.492

Air

1.508

Jumlah

135

DOUGHBREAK 2

Adonan 133.492 Kg KA(wb)= 24.715% KA(db) = 31.421%

KONTROL TEKANAN, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 133.492 Kg + 0 = 133.492 Kg No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

adonan

133.492

Adonan

133.492

Jumlah

133.492

Jumlah

133.492

49

Adonan 133.492 Kg KA(wb)= 24.715% KA(db) = 31.421%

Adonan 133.492 Kg KA(wb)= 24.715% KA(db) = 31.421%

DOUGHBREAK 3

KONTROL TEKANAN, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 133.492 Kg + 0 = 133.492 Kg No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

adonan

133.492

Adonan

133.492

Jumlah

133.492

Jumlah

133.492

4. proses pembagian1 Adonan 133.492 Kg

Adonan 66.746 Kg (sebanyak 2 kali)

PEMBAGIAN 1 (DIBAGI 2)

KONTROL MASSA, WAKTU DAN VOLUME

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 133.492 Kg = 133.492 Kg (Dibagi menjadi 2 masing-masinf 66.746 Kg)

= 24.715%

50

= 31.421% No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

adonan

133.492

Adonan

133.492

Jumlah

133.492

Jumlah

133.492

5.proses pemipihan Adonan 66.746 Kg (dua kali)

PEMIPIHAN

Adonan 66.746 Kg (dua kali)

KONTROL WAKTU, VOLUME, TEKANAN DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 66.746 Kg = 66.746 Kg

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

adonan

66.746

Adonan

66.746

Jumlah

66.746

Jumlah

66.746

51

6. Proses pembagian 2 Adonan 66.746 Kg (dua kali)

PEMBAGIAN 2 (Dibagi menjadi 450 bagian)

Adonan 297 Gram

KONTROL WAKTU, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 66.746 Kg = 297 Gram (dalam 450 Bagian)

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Kg) 1

adonan

Keluar (Kg) 66.746

Adonan

66.746 450)

Jumlah

66.746

Jumlah

7. proses fermentasi1

52

66.746

(dibagi

Ragi 1 Kg untuk 450bagian = 2.22 Gram

Adonan 297 Gram

FERMENTASI 1

Adonan 299.22 Gram

KONTROL WAKTU, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 297 Gram + 2.22 Gram = 299.22 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 299.22 Gram terdiri dari 2.22 Gram Ragi dan 297 Gram Padatan+Air

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Gram)

Keluar (Gram)

1

adonan

297

2

Ragi

2.22

Jumlah

299.22

Adonan

299.22

Jumlah

299.22

8. proses pembentukan

53

Adonan 299.22 Gram

PEMBENTUKAN

Adonan 299.22 Gram

KONTROL WAKTU, VOLUME DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 299.22 Gram = 299.22 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 299.22 Gram terdiri dari 2.22 Gram Ragi dan 297 Gram Padatan+Air

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

adonan

299.22

Adonan

299.22

Jumlah

299.22

Jumlah

299.22

9.proses fermentasi 2

54

Oksigen 0.25% dari massa adonan = 0.74805

Adonan 299.22 Gram

FERMENTASI 2

Adonan 299.968 Gram

KONTROL WAKTU, SUHU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 299.22 Gram + 0.74805 Gram = 299.968 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 299.968 Gram terdiri dari 0.74805 Gram oksigen dan 299.22 Gram Padatan+Air

= 24.715%

= 31.421% No Masuk (Gram)

Keluar (Gram)

1

adonan

299.22

2

Oksigen

0.74805

Jumlah

299.968

Adonan

299.968

Jumlah

299.968

55

10. proses steamer

Air 2.602 Gram

Adonan 299.968 Gram KA(wb) = 24.715% KA(db) = 31.421%

STEAMER

Adonan 302.57 Gram KA(wb) = 25.362% KA(db) = 33.981%

KONTROL WAKTU, SUHU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 299.968 Gram + 2.602 Gram = 302.57 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 302.57 Gram terdiri dari 2.602 Gram Air dan 299.968 Gram Padatan+Air Perhitungan: Massa air =299.968 x 24.715% Massa Air = 74.137 Gram Massa padatan = 299.968 – 74.137 Massa padatan = 225.831

= 25.362%

= 33.981% 56

No Masuk (Gram)

Keluar (Gram)

1

adonan

299.968

2

Air

2.602

Jumlah

302.57

Adonan

302.57

Jumlah

302.57

11. proses pengovenan Air 97.5 Gram

Adonan 302.5 Gram

PENGOVENAN

Roti Manis 250 Gram

KONTROL WAKTU, SUHU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 302.57 Gram = 250 Gram + 97.57 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 302.57 Gram terdiri dari 97.57 Gram Air dan Padatan Tersuspensi dan 250 padatan No Masuk (Gram) 1

adonan

Keluar (Gram) 302.57

2

Roti Air

250 +

padatan 97.57

tersuspensi Jumlah

302.57

Jumlah

12. proses pendinginan

57

302.57

Roti manis 250 Gram

PENDINGINAN

Roti Manis 250 Gram

KONTROL WAKTU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 250 Gram = 250 Gram No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Roti manis

250

Roti manis

250

Jumlah

250

Jumlah

250

13. proses pengemasan Roti manis 250 Gram

PENGEMASAN

Roti manis 250 Gram

KONTROL WAKTU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 250 Gram = 250 Gram No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Roti manis

250

Roti manis

250

Jumlah

250

Jumlah

250

3.4.3 KESETIMBANGAN ENERGI PENGOLAHAN ROTI TAWAR KUPAS 1. PROSES PENIMBANGAN Basis waktu: setiap bahan 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: Suhu Ruang (260C) 58

Tepung terigu 140400 KJ

PENIMBANGAN

Tepung terigu 140400 KJ

Gula 24451.05 KJ

PENIMBANGAN

Gula 24451.05 KJ

Telur 13000 KJ

PENIMBANGAN

Telur 13000 KJ

Susu 7108.66 KJ

PENIMBANGAN

Susu 7108.66 KJ

Garam 3765.45 KJ

PENIMBANGAN

Garam 3765.45 KJ

Butter 9750 KJ

PENIMBANGAN

Butter 9750 KJ

Bread improver 8580 KJ

PENIMBANGAN

Bread improver 8580 KJ

Perhitungan: Diketahui: Cp Tepung terigu: 108 KJ/Kg 0C

Cp Garam: 193.1 KJ/Kg 0C

Cp Gula: 250.78 KJ/Kg 0C

Cp Butter: (asumsi) 150 KJ/Kg 0C

Cp Telur: (asumsi) 100 KJ/Kg 0C

Cp Susu: 273.41 KJ/Kg 0C

Cp Bread Improver: (asumsi) 120 KJ/Kg 0C Qtepungterigu= m.Cp.Δt Qgula= m.Cp.Δt Qtelur= m.Cp.Δt Qgaram= m.Cp.Δt Qsusu= m.Cp.Δt Qbutter= m.Cp.Δt Qbreadimprover= m.Cp.Δt No. Panas masuk (KJ) 1

Tepung terigu (50 Kg)

Panas Keluar (KJ) 140400 59

140400

2

Gula (3.75 Kg)

24451.05

24451.05

3

Telur (5 Kg)

13000

13000

4

Susu (1 Kg)

7108.66

7108.66

5

Garam (0.75 Kg)

3765.45

3765.45

6

Butter (2.5 Kg)

9750

9750

7

Bread Improver (2.15 Kg)

8580

8580

Jumlah

207055.16

207055.16

2. PROSES PENGADUKAN (PENCAMPURAN) Basis waktu: 45 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Air 2588.04 KJ Tepung terigu 140400 KJ Gula 24451.05 KJ Telur 13000 KJ Susu 7108.66 KJ Garam 3765.45 KJ Butter 9750 KJ Bread improver 8580 KJ

PENCAMPURAN

2970 KJ

Perhitungan: Qair= m.Cp.Δt = 23.7 x 4.2 x 26 = 2588.04 KJ Alat pengaduk V = 220 volt P = 1100 watt I = V/P I=5A W = V.I.t W= 2970 KJ 60

Adonan 212613.2 KJ

No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

209643.2

Energi alat

2970

Jumlah

212613.2

Tepung

terigu

(50 140400

Kg) 2

Gula (3.75 Kg)

24451.05

3

Telur (5 Kg)

13000

4

Susu (1 Kg)

7108.66

5

Garam (0.75 Kg)

3765.45

6

Butter (2.5 Kg)

9750

7

Bread

Improver 8580

(2.15 Kg) 8

Air

2588.04

9

Energi alat

2970

Jumlah

212613.2

3. proses Doughbreak Basis waktu: 5 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

Air 251.16 KJ

Adonan 212613.2 KJ

DOUGHBREAK 1

449.460 KJ

Perhitungan: Qair= m.Cp.Δt = 2.3 x 4.2 x 26 61

Adonan 212811.5 KJ

= 251.16 KJ Alat doughbreak V = 220 volt P = 1500 watt I = V/P I = 6.81 A W = V.I.t W= 449.460 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

212613.2

Adonan

212811.5

2

Energi alat

449.460

Air

251.16

Jumlah

Jumlah

Air 131.04 KJ

Adonan 212811.5 KJ

DOUGHBREAK 2

449.460 KJ

Perhitungan: Qair= m.Cp.Δt = 1.2 x 4.2 x 26 = 131.04 KJ Alat doughbreak V = 220 volt P = 1500 watt I = V/P I = 6.81 A 62

Adonan 213129.92 KJ

W = V.I.t W= 449.460 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

212811.5

Adonan

213129.92

2

Energi alat

449.460

Air

131.04

Jumlah

Adonan 213129.92 KJ

Jumlah

DOUGHBREAK 3

Adonan 213579.38KJ

449.460 KJ

Alat doughbreak V = 220 volt P = 1500 watt I = V/P I = 6.81 A W = V.I.t W= 449.460 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

213129.92

2

Energi alat

449.460

Adonan

Jumlah

Jumlah

4. proses pembagian Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

63

213579.38

Adonan 213579.38 KJ

PEMBAGIAN MENJADI UKURAN 250 GRAM

Adonan 213829.38 KJ

250 KJ

Alat pembagi: Asumsi energi 250 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

213579.38

2

Energi alat

250

Jumlah

213829.38

Adonan

213829.38

Jumlah

213829.38

5.proses pembulatan Basis waktu: 15 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

Adonan 213829.38 KJ

PEMBULATAN

Adonan 214548.78 KJ

719.400 KJ

Alat pembulatan: V = 220 volt P = 750 watt Menghasilkan W = 719.400 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

213829.38

2

Energi alat

719.400

Adonan

64

214548.78

Jumlah

214548.78

Jumlah

214548.78

6. Proses Fermentasi 1 Basis waktu: 1.5 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Adonan 214548.78 KJ

Adonan 214648.78 KJ

FERMENTASI

100 KJ

Asumsi energi yang dihasilkanoleh alat adalah 100KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

214548.78

2

Energi alat

100

Jumlah

2146448.78

Adonan

214648.78

Jumlah

214648.78

7. proses pengerollan panjang Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) Adonan 214648.78 KJ

PENGEROLLAN PANJANG

231 KJ

Alat pengeroll panjang V = 220 Volt P = 550 watt Didapatkan nilai W = 231 KJ 65

Adonan 214879.78 KJ

No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

214648.78

2

Energi alat

231

Jumlah

21879.78

Adonan

214879.78

Jumlah

214879.78

8. proses pengerolan pendek Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

Adonan 214879.78 KJ

PENGEROLLAN PENDEK

Adonan 215028.58 KJ

148,8KJ Alat pengerollan pendek V = 220 volt P = 400 Watt Maka diperoleh W =148.8 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

214879.78

2

Energi alat

148.8

Jumlah

215028.58

9. PROSES FERMENTASI 2 Basis waktu : 1.5 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C)

66

Adonan

215028.58

Jumlah

215028.58

Ragi 292.5 KJ

Adonan 215028.58 KJ

Adonan 215421.08 KJ

FERMENTASI 2

100 KJ

Alat fermentasi Asumsi energi yang dihasilkan oleh alat, W = 100 KJ Ragi yang digunakan adalah 4.5 Kg, dengan Cp asumsi = 2.5 KJ/Kg0C Diperoleh Qragi = m. Cp. Δt =4.5 x 2.5 x 26 = 292.5 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

215028.58

2

Energi alat

100

3

ragi

292.5

Jumlah

215421.08

10.proses steamer Basis waktu: 5 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: 600C – 800C

67

Adonan

215421.08

Jumlah

215421.08

Air 567.5124 KJ

Adonan 215241.08 KJ

STEAMER

Adonan 228948.59 KJ

12960 KJ

Alat steamer V = 240 volt P = 2500 watt Sehingga diperoleh W = 12960 KJ Air yang masuk kedalam bahan adalah 5.179 Kg Maka Qair = m . Cp. Δt = 5.179x 4.2 x 26 = 567.5124 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

215241.08

2

Energi alat

12960

3

Air

567.5124

Jumlah

228948.59

11. proses pengovenan Basis waktu: 4 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: 1100C

68

Adonan

228948.59

Jumlah

228948.59

1784.16 KJ

Adonan 228948.59 KJ

Roti Tawar 229626.59 KJ

PENGOVENAN

Air dan padatan 1106.5 KJ

Alat oven V =240 volt P= 540 watt Sehingga dihasilkan, W = 1784.16 Air yang keluar dari proses adalah 10.125 Kg Qair =m. Cp . Δt = 10.125 x 4.2 x 26 =1106.5 KJ

No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Adonan

228948.59

Roti

24682.75

2

Energi alat

1784.16

Airdan

1106.5

padatan Jumlah

229626.59

Jumlah

12. proses pendinginan Basis waktu = 24 jam Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang(260C)

69

229626.59

12960 KJ

Roti Tawar 229626.25

Roti Tawar 242586.25 KJ

PENDINGINAN

Alat pendinginan V = 220 volt P = 150 watt Sehngga menghasilkan, W = 12960 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti tawar

229626.25

2

Energi alat

12960

Jumlah

242586.25

Roti tawar

242586.25

Jumlah

242586.25

13. proses pengupasan Basis waktu: 10 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) 450 KJ

Roti Tawar 242586.25 KJ

PENGUPASAN

Roti Tawar 243036.25 KJ

Alat pengupasan V = 220 Volt P = 250 watt Sehingga menghasilkan W = 450 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti tawar

242586.25

2

Energi alat

450

Roti tawar

70

243036.25

Jumlah

243036.25

Jumlah

243036.25

14. proses pemotongan Basis waktu: 15 menit Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260C) 600KJ

Roti Tawar 243036.25KJ

Roti Tawar 243636.25 KJ

PEMOTONGAN

Alat pemotongan V = 220 volt P = 250 watt Sehingga menghasikan, W = 600 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti tawar

243036.25

2

Energi alat

600

Jumlah

243636.25

Roti tawar

243636.25

Jumlah

243636.25

15. proses pengemasan Basis waktu: 30 detik Satuan energi: KJ (kilo joule) Temperatur: suhu ruang (260c) 1349.568 KJ

Roti Tawar 243636.25 KJ

PENGEMASAN

Alat pengemasan V = 240 volt 71

Roti Tawar 244985.818 KJ

P = 540 watt Sehingga menghasilkan, W = 1349.568 KJ No. Panas masuk (KJ)

Panas Keluar (KJ)

1

Roti tawar

243636.25

2

Energi alat

1349.568

Jumlah

244985.818

Roti tawar

244985.818

Jumlah

244985.818

3.4.4 KESETIMBANGAN MASSA DAN ENERGI PENGOLAHAN ROTI TAWAR KUPAS 1. PROSES PENIMBANGAN 50 Kg Tepung Terigu

PENIMBANGAN

50 Kg Tepung Terigu

KONTROL MASSA

3.75 Kg Gula

PENIMBANGAN

3.75 Kg Gula

KONTROL MASSA

5 Kg Telur

PENIMBANGAN

KONTROL MASSA

72

5 Kg Telur

1 Kg Susu

PENIMBANGAN

1 Kg Susu

KONTROL MASSA

0.75 Kg Garam

PENIMBANGAN

0.75 Kg Garam

KONTROL MASSA

2.5 Kg Butter

PENIMBANGAN

2.5 Kg Butter

KONTROL MASSA

2.75 Kg Bread Improver

PENIMBANGAN

2.75 Kg Bread Improver

KONTROL MASSA

massa aliran bahan masuk = massa aliran bahan keluar No Masuk (Kg)

Keluar (Kg)

1

Tepung

50

Tepung

50

2

Gula

3.75

Gula

3.75

3

Telur

5

Telur

5

4

Susu

1

Susu

1

73

5

Garam

0.75

Garam

0.75

6

Butter

2.5

Butter

2.5

7

Bread improver

2.75

Bread improver

2.75

Jumlah

60.75

Jumlah

60.75

2. PROSES PENGADUKAN (PENCAMPURAN) 23.7 Kg Air 50 Kg Tepung Terigu 3.75 Kg Gula Putih 5 Kg Telur 1 Kg Susu 0.75 Kg Garam 2.5 Kg Butter 2.75 Kg Bread Improver

Adonan Roti 84.45 Kg KA(wb) = 28.123% KA(db) = 39.012%

PENCAMPURAN

KONTROL WAKTU DAN MASSA

Massa bahan masuk : a. 50 Kg tepung terigu b. 3.75 Kg Gula c. 5 Kg Telur d. 1 Kg Susu e. 0.75 Kg Garam f. 2.5 Kg Butter g. 2.75 Kg Bread Improver

+

60.75 Kg Adonan (Padatan) Massa bahan masuk + massa akumulasi = massa bahan keluar 60.75 Kg + massa air = 60.75 Kg 60.75 Kg + 23.7 Kg = 84.45 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 84.45 Kg dengan 23.7 Kg Air dan 60.75 Kg Padatan

74

= 28.123%

= 39.012% No Masuk (Kg)

Keluar (Kg)

1

Tepung

50

2

Gula

3.75

3

Telur

5

4

Susu

1

5

Garam

0.75

6

Butter

2.5

7

Bread improver

2.75

8

Air

23.7

Jumlah

84.45

Adonan roti

84.45

Jumlah

84.45

3. proses Doughbreak

Air 2.3 Kg

Adonan 84.45 Kg

DOUGHBREAK 1

KONTROL VOLUME DAN MASSA 75

Adonan 82.15 Kg KA(wb) = 26.049% KA(db) = 35.226%

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 84.45 Kg + 0 = 2.3 Kg + massa keluar 84.45 Kg = 2.3 Kg + 82.15 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 82.15 terdiri dari 21.4 air dan 60.75 padatan

= 26.849%

= 35.226%

No Masuk (Kg) 1

Adonan

Keluar (Kg) 84.45

2 Jumlah

84.45

Air

2.3

Adonan

82.15

Jumlah

84.45

Air 1.2 Kg

Adonan 82.15 Kg

DOUGHBREAK 2

KONTROL VOLUME DAN MASSA

76

Adonan 80.95 Kg KA(wb) = 24.954% KA(db) = 33.251%

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 82.15 Kg + 0 = 1.2 Kg + massa keluar 82.15 Kg = 1.2 Kg + 80.95 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 80.95 terdiri dari 20.2 air dan 60.75 padatan

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Kg) 1

Adonan

Keluar (Kg) 84.45

2 Jumlah

84.45

Adonan 80.95 Kg

Air

2.3

Adonan

82.15

Jumlah

84.45

DOUGHBREAK 3

Adonan 80.95 Kg KA(wb) = 24.954% KA(db) = 33.251%

KONTROL VOLUME DAN MASSA Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 80.95 Kg + 0 = 80.95 Kg Komposisi massa keluar: Massa keluar 80.95 terdiri dari 20.2 air dan 60.75 padatan 77

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

Adonan

80.95

Adonan

80.95

Jumlah

80.95

Jumlah

80.95

4. proses pembagian Adonan 80.95 Kg

PEMBAGIAN MENJADI UKURAN 250 GRAM

344 Bagian roti dengan berat masing-masing 250 gram

KONTROL MASSA DAN VOLUME

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 80.95 Kg + 0 = 80.95 Kg (250 Gram dalam 344 bagian) Komposisi massa keluar: Massa keluar 80.95 terdiri dari 20.2 air dan 60.75 padatan

78

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Kg) 1

Keluar (Kg)

Adonan

80.95

Adonan

80.95

Jumlah

80.95

Jumlah

80.95

5.proses pembulatan Bagian adonan 250 Gram

PEMBULATAN

Adonan 250 Gram

KONTROL MASSA,TEKANAN DAN VOLUME

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 80.95 Kg + 0 = 80.95 Komposisi massa keluar: Massa keluar 80.95 terdiri dari 20.2 air dan 60.75 padatan

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Kg)

Keluar (Kg) 79

1

Adonan

80.95

Adonan

80.95

Jumlah

80.95

Jumlah

80.95

6. Proses Fermentasi 1 OKSIGEN 0.5% BERAT ADONAN

Adonan 250 Gram

Adonan 251.25 Gram

FERMENTASI

KONTROL SUHU DAN MASSA

Massa masuk + massa akumulasi = massa keluar 80.95 Kg + 0 = 80.95 Kg Pembagian menjadi 344 bagian menjadikan roti memiiki kesetimbangan massa sebagai berikut: Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 250 Gram + 1.25 Gram = 251Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 251 Gram terdiri dari 1.25 Gram Oksigen dan 250 Gram padatan+air

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Gram)

Keluar (Gram) 80

1

Adonan

250

2

Oksigen

1.25

Jumlah

251.25

Adonan

251.25

Jumlah

251.25

7. proses pengerollan panjang Adonan 251.25 Gram

PENGEROLLAN PANJANG

Adonan 251.25 Gram

KONTROL TEKANAN DAN VOLUME

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 250 Gram = 251Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 251 Gram terdiri dari 1.25 Gram Oksigen dan 250 Gram padatan+air

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Adonan

251.25

Adonan

251.25

Jumlah

251.25

Jumlah

251.25

8. proses pengerolan pendek 81

Ragi 4.5 Kg/344 = 13.08 Gram

Adonan 251.25 Gram

FERMENTASI 2

Adonan 264.331 Gram

KONTROL SUHU DAN MASSA

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 251.25 Gram + 13.08 Gram = 264. 331 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 2264.331 Gram terdiri dari 13.08 Gram Ragi dan 251.25 Gram padatan+air

= 24.954%

= 33.251% No Masuk (Gram)

Keluar (Gram)

1

Adonan

251.25

2

Ragi

13.08

Jumlah

264.331

Adonan

264.331

Jumlah

264.331

9.proses steamer 82

Air 15.109 Gram

Adonan 264.331 Gram

Adonan 279.44 Gram KA(wb) = 29.0.12% KA(db) = 40.868%

STEAMER

KONTROL SUHU, TEKANAN, MASSA

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 264.331 Gram + 15.109 Gram = 279.44 Gram Komposisi massa keluar: Massa keluar 279.44 Gram terdiri dari 15.109 Gram Air dan 264.331 Gram padatan+air Perhitungan: Massa air = 264.331 x 24.954% Massa air = 65.961 Massa padatan = 264.331 – 65.961 Massa padatan = 198.37

= 29.012%

= 40.868% No Masuk (Gram)

Keluar (Gram)

1

Adonan

264.331

2

Air

15.109

Adonan

83

279.44

Jumlah

279.44

Jumlah

279.44

10. proses pengovenan KONTROL SUHU, MASSA

Adonan 279.44 Gram

PENGOVENAN

Roti Tawar 250.44 Gram

Air + Padatan Total Terlarut = 29 Gram

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 279.44 Gram = 250.44 Gram + 18.749 Air + 10.691 Padatan Tersuspensi

No Masuk (Gram) 1

Adonan

Keluar (Gram) 279.44

Adonan

250.44

2

Air

18.749

3

Padatan

10.691

tersuspensi Jumlah

279.44

Jumlah

279.44

11. proses pendinginan KONTROL SUHU, MASSA

Roti Tawar 250.44 Gram

PENDINGINAN

Roti Tawar 250.44 Gram

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 250.44 Gram = 250.44 Gram 84

No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Adonan

250.44

Adonan

250.44

Jumlah

250.44

Jumlah

250.44

12. proses pengupasan KONTROL MASSA

Roti Tawar 250.44 Gram

PENGUPASAN

Roti Tawar 250 Gram

Kulit Roti 0.44 Gram Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 250.44 Gram = 250 Gram + 0.44 Gram No Masuk (Gram) 1

Adonan

Jumlah

Keluar (Gram) 250.44

250.44

Adonan

250

Padatan

0.44

Jumlah

279.44

13. proses pemotongan KONTROL MASSA

Roti Tawar 250 Gram

PEMOTONGAN

Roti Tawar 250 Gram

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 85

250 Gram = 250 Gram No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Adonan

250

Adonan

250

Jumlah

250

Jumlah

250

14. proses pengemasan KONTROL MASSA

Roti Tawar 250 Gram

PENGEMASAN

Roti Tawar 250 Gram

Massa masuk + massa terakumulasi = massa keluar 250 Gram = 250 Gram No Masuk (Gram) 1

Keluar (Gram)

Adonan

250

Adonan

250

Jumlah

250

Jumlah

250

86

3.5 Tata Letak Produksi 3.5.1 Tata Letak Fasilitas Pabrik PT. Bah Kery memiliki letak yang strategis di Jalan Pesapen Kali No. 24 Surabaya berbatasan langsung dengan perkampungan Pesapen dan perusahaan ekspedisi. Tata letak fasilitas produksi di PT. Bah Kery memanfaatkan areal tanah seluas 3.000 m 2 sebagai tempat produksi dengan sebaik-baiknya agar hambatan yang ada dalam proses produksi dapat dikurangi. Salah satunya dengan pengaturan fasilitas-fasilitas PT. Bah Kery secara teratur. Fasilitas produksi yang saling berkaitan diletakan secara berdekatan agar proses produksi tidak mengalami material handling yang panjan sehingga meminimasi biaya produksi. Tata letak PT. Bah Kery dapat dilihat pada lampiran 1.

3.5.1.1

Flow Process Chart (FPC) PT. Bah Kery menerapkan tata letak berdasarkanFlow Process Chart

(FPC). Flow Process Chart (FPC) merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan – urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi , menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama proses kerja berlangsung. Berdasarkan peta aliran proses dapat diketahui bahan baku yang sudah dilakukan penimbangan di ruang produksi, seperti butter, garam, telur, mentega putih, air dan es batu, improver, ragi, susu bubuk, gula, dan tepung mengunakan simbol operasi dengan berat bahan total 50 kg dengan waktu yang dibutuhkan masing-masing 1 menit. Setelah proses penimbangan dibawa ke area produksi roti tawar dengan simbol transportasi, jarak yang dibutuhkan untuk perpindahan tersebut adalah 3,84 m dengan berat bahan 50 kg dan waktu yang dibutuhkan kurang lebih 5 menit. Dilakukan proses pencampuran semua bahan baku dengan berat tetap 50 kg tersebut dengan simbol operasi karena terjadi perubahan fisik. Adonan tersebut dipindahkan pada meja pemadatan dengan simbol transportasi karean terjadi perpindahan yang membutuhkan jarak 2,4 m, berat adonan 50 kg dalam waktu 0,16 menit. Adonan

dipindahkan

pada

meja

pemadatan

dengan

simbol

transportasi jarak yang ditempuh 2,4 m dan waktu yang dibutuhkan 0,16 87

menit. Adonan tersebut dipintai dengan simbol operasi karena bahan menjadi lebih padat, inspeksi karena dilakukan pengecekan berulang-ulang untuk memastikan bahwa adonan benar-benar padat dan tidak terdapat rongga udara dalam adonan dengan berat adonan tetap 50 kg. adonan yang sudah dipintai

tersebut

dipindahkan

ke

meja

pemotongan

dengan

simbol

transportasi, jarak perpindahan yang dibutuhkan 5,58 m, berat bahan 50 kg, dengan waktu 0,16 menit. Kemudian dipotong dengan simbol operasi karena terjadi perubahan ukuran adonan, inspeksi untuk pemeriksaan adonan dengan ukuran yang sama, berat adonan 50 kg dengan waktu yang dibutuhkan 10 menit untuk pemotongan. Proses penimbangan dengan simbol operasi dan inspeksi untuk memeriksa berat adonan lebih atau kurang, dengan berat per adonan yang sudah dibagi tersebut 250 g dengan waktu penimbangan 10 menit. Adonan yang sudah ditimbang tersebut dipindahkan ke mesin moduler dengan jarak 0,07 m, berat bahan 250 g dalam waktu 0,083 menit. Proses pembentukan roll bulat terjadi proses operasi karena menggunakan mesin semi otomatis serta terjadi perubahan bentuk menjadi bulat, berat adonan 250 g dengan waktu 16 menit. Adonan yang sudah berbentuk bulat dipindahkan dalam alamari kayu, menggunakan simbol transport dengan jarak 0,05 m, berat bahan 250 g dalam waktu 0,083 menit. Adonan dari almari dipindahkan pada mesi rounder dengan jarak 1,5 m dalam waktu 0,16 menit. Proses pembentukan roll panjang terdapat kegiatan operasi karena terjadi perubahan bentuk menjadi lonjong dengan mengunakan mesin semi otomatis dan berat adonan 250 g dengan waktu 7 menit. Kemudian dipindahkan lagi pada mesin rounder dengan jarak 0,5 m, berat bahan 250 g, dengan waktu 0,16 menit. Proses pembentukan roll pendek terjadi proses operasi dengan perubahan bentuk dari roll panjang berubah menjadi agak pendek, berat adonan 250 g dengan waktu yang dibutuhkan 7 menit. Setelah itu dipindahkan lagi ke meja pencetakan dengan jarak 0,72 m, berat bahan 250 kg dalam waktu 1 menit. Proses pencetakan terjadi kegiatan operasi, berat bahan 1250 g dengan waktu yang dibutuhkan 10 menit. Setelah proses pencetakan, maka adonan tersebut dibawa ketempat fermentasi. Terjadi proses transportasi dengan jarak 5,58 m, dengan berat 88

adonan 1250 g karena per Loyang adonan berisi 5 adonan roti tawar dengan waktu yang dibutuhkan 5 menit. Proses fermentasi dapat kegiatan operasi karena terjadi perubahan fisik adonan mulai menjadi roti, inspeksi dilakukanya pengecekan pada roti apakah terfermentasi sempurna serta pengecekan suhu. Setelah itu dibawa ke tempat pengovenan, terjadi prose trasnportasi dengan jarak yang ditempuh 1,86 m dengan berat adonan 1250 g dan waktu 5 menit kemudian proses pengovenan terjadi proses operasi karena terjadi perubahan warna roti menjadi lebih coklat. Kemudian dipindahkan ke meja pengentas terdapat kegiatan transportasi sejauh 1,5 m, dengan berat adona 1250 g dan waktu yang dibutuhkan 1 menit. Pemindahan ke rak rak terdapat proses transportasi dengan jarak 0,54 m, dengan berat roti 1250 g dengan waktu yang dibutuhkan 2 menit. Proses pendinginan terdapat kegiatan operasi dengan waktu 720 menit dan berat roti 1250 g. setelah proses pendinginan dibawa ke tempat pengupasan dengan jarak perpiindahan 10,23 m dengan berat roti 1250 g dalam waktu 2 menit. Proses pengupasan terjadi operasi dengan berat roti 1250 g dalam waktu 10 menit. Kemudian dipindahkan ke meja pemotongan dengan jarak perpindahan 1,55 m, berat roti 1250 g dalam waktu 0,083 menit. Proses pemotongan terjadi proses operasi dengan berat 1250 g dalam waktu 10 menit. Setelah itu proses pengemasan terjadi proses operasi dan inspeksi untuk memastikan bahwa roti sudah terbungkus dengan rapid an tidak terjadi kontaminasi, berat bahan 1250 g dan waktu yang dibutuhkan 20 menit. Kemudian roti tersebut disimpan dan siap dipasarkan. Berdasarkan ringkasan dari peta aliran proses diketahui bahwa total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi roti tawar kups selama 1037,889 menit atau sekitar 17,28915jam. Dimana terdiri dari 25 kegiatan operasi 10 jumlah

kegiatan

inspeksi, 15

jumlah kegiatan

perpindahan tempat (transporatsi) dan 1 untuk kegiatan penyimpanan dengan total seluruh kegiatan sebanyak 51 kegiatan. Selain itu tidak terdapat simbol delay (kegiatan menunggu) karena pada peta ini membahas tentang aliran proses bahan.

89

3.6 Tata Letak kantor Lokasi kantor digunakan untuk manajemen keuangan, direktur, pemasaran, dan sebagainya. Lokasi kantor PT. Bah Kery berada tidak jauh dari lokasi produksi, hal ini agar proses berlangsung dengan efektif. Tatat letak kantor dapat dilihat pada lampiran 2. 3.7 Organisasi Perusahaan 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan, diperlukan suatu organisasi dan kerja yang baik agar dapat menjamin kelancaran dalam aktivitas serta dapat mempermudah pimpinan untuk mengadakan pengawasan dan meminta pertanggung jawaban atas tugas yang dibebankan pada awalnya. PT. Bah Kery menggunakan struktur organisasi lini dan staff. Struktur ini hampir sama dengan struktur organisasi garis, dengan memfasilitasi pencapaian tujuan utama organisasi. Adapun karakteristik wewenang langsung maupun aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan utama perusahaan masih ada. Perbedaan utama yang terjadi adalah aktivitas garis berperan langsung, sementara aktivitas staf tidak dapat berperan langsung dalam mengambil keputusan. Keberadaan mereka dibutuhkan sebagai suppoting staff bagi manajer yang bertanggung jawab dalam mengelola deprtemen yang dipimpinnya. Kelebihan utam struktur ini adalah posisi garis terbebas dari aktivitas khusus yang diberikan kepada karyawan staff. Manfaat lainnya adalah fleksibilitas dari personel staff dapat mempermudah untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru dengan jmlah waktu yang minimum. Kekurangan struktur garis dan staff adal konflik antara karyawan posisi garis dan staff sering menjadi masalah. Struktur organisasi PT. Bah Kery dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Ketenagakerjaan PT. Bah Kery surabaya memeiliki jumlah karyawan sebanyak 118 orang. PT. Bah Kery surabaya terdapat penggolongan karyawan sebagai : -

Golongan IA : Pelaksana biasa

-

Golongan IB : Staff 90

-

Golongan II : Kepala Seksi

-

Golongan III : Kepala Bagian

-

Golongan IV : manager/pimpinan cabang

-

Golongan V : Direksi Pada PT. Bah Kery surabaya terdapat penggolongan tenaga kerja

berdasarkan status kerja yakni tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang setiap hari bekerja sesuai dengan jadwal kerja rutin yang ditentukan perusahaan, sedangkan tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja yang bekerja di saat permintaan produk melebihi kemampuan tenaga kerja yang ada, seperti tenaga kerja yang membawa rombong dan tenaga kerja tambahan untuk melipat kardus. 2.1 Klasifikasi Tenaga kerja Tenaga kerja pada PT. Bah Kery dibedakan menjadi dua yaitu -

Tenaga Kerja langsung Tenaga kerja langsung pada PT. Bah Kery meliputi tenaga kerja bagian produksi, keamanan, R&D, QC, dan gudang. Tenaga kerja langsung bekerja sesuai shift yang ditentukan dengan jumlah karyawan 70 orang.

-

Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung pada PT. Bah Kery surabaya meliputi direktur, wakil direktur, sekretariat, keuangan, pemasaran, dan HRD yang berjumlah 48 orang.

3. Waktu Kerja Waktu kerja yang diberlakukan kepada karywan dibedakan menurut jenis tenaga kerjanya. Tenaga kerja tak langsung akan bekerja dari hari senin sampai jum’at mulai pukul 07.00 sampai pukul 16.00 WIB. Sedangkan tenaga kerja langsung bekerja mulai hari minggu sampai senin dengan bekerja 8 jam untuk setiap shiftnya. Jam isitirahat dimulai pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, kecuali untuk hari jumat yang dimulai pukul 11.00 sampai pukul 13.00 WIB yang belaku untuk semua karyawan. Pembagian waktu kerja dapat dilihat pada tabel.

91

Tabel . Shift Kerja No.

Shift

Waktu

Shift 1

06.00 -

Shift 2

10.00 -

(WIB) 1. 14.00 2. 18.00

4. Sistem Kompensasi Penggajian terhadap karywan dilakukan dan diberikan setiap akhir bulan tepatnya pada tanggal 25 dan berlaku untuk setiap bagian. Apabila belum ada uang maka pembayaran dilakukan pada tanggal 5 bulan depannya. Gaji yang dibayarkan berupa gaji pokok dan tunjangan. Gaji yang diberikan pada mitra lepas atau rombong disebut dengan komisi, sedangkan bonus yang diberikan pada mitra lepas terkait denga jumlah kehadiran dan omset yang dihasilkan. Tunjangan dan fasiiltas yang didapatkan semua karywan untuk penunjang produktivitas kerja karyawan juga diberikan oleh perusahaan. Seperti : -

Tunjangan hari raya

-

JAMSOSTEK yang terdiri dari jaminan hari tua, jaminan kesehatan keluarga dan jaminan kematian

-

Cuti berupa cuti tahunan dan cuti hamil. Cuti hamil diberikan waktu 3 bula yaitu 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Sedangkan untuk cuti tahunan diberikan bagi seluruh karyawan yang masa kerjanya lebih dari satu tahun lamanya, dimana 12 hari cuti setiap tahunnya secara bergantian, untuk setiap karyawan Masa mangkir ini diberikan kepada karyawan dengan ketentuan sebagai berikut : 

Apabila dalam waktu 3 hari tidak ada keterangan yang jelas maka akan diberikan teguran



Apabila dalam waktu 7 hari karyawan tersebut belum menghadap perusahaan, akan dikenai surat peringatan dan apabila karyawan tersebut mengulangi perbuatannya maka karyawan tersebut dianggan mengudurkan diri atau keluar perusahaan 92

5. Rekruitmen Tenaga Kerja Rekruitment tenaga kerja dilakukan pada saat perusahaan memerlukan tenaga kerja untuk pengembangan dan peningkatan mutu tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Tahapan proses rekruitmen tenaga kerja tetap di perusahaan ini adalah pembuatan lowongan kerja melalui media cetak atau kerja sama dengan konsultan, proses selanjutnya seleksi administrasi, wawancara I, psikotest, wawancara akhir, dan training. Proses recruitment tenaga kerja tidak tetap dilakukakan dengan mengajak saudara dari karyawan perusahaan dan diutamakan adalah warga sekitar dengan melewati tahap wawancara saja.

6. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Upaya perusahaan dalam menjamin keselamatan kerja karyawan terbagi menjadi dua yaitu pencegahan dan penanganan, terutama pada bagian produksi. Proses pencegahan pada PT. Bah Kery Surabaya ini dilakukan dengan karyawan diwajibkan memakai sarung tangan, masker, antiseptic, dan pelindung kepala. Sedangkan untuk penanganan yaitu perusahaan bekerja sama dengn rumah sakit swasta yang ada di Surabaya untuk menangani kecelakaan kerja yang berat dan untuk kecelakaan kecil, perusahaan sudah menyediakan kotak P3K untuk menanganinya.

93

3.8 Analisa Kelayakan 1. Biaya Investasi Usaha a) Biaya tanah dan lokasi pabrik Biaya tanah pada lokasi pabrik sebesar Rp. 150.000 m 2 Luas tanah seluruhnya

= 2000 m2

Harga tanah seluruhnya = 2000 x Rp. 150.000 = Rp. 300.000.000 Luas bangunan = 1200 m2 Harga bangunan = Rp. 200.000.000 Total biaya tanah dan bangunan = Rp. 500.000.000

b) Mesin dan peralatan Keterangan

Jumlah (Unit)

Harga

Total

(Rp)

(Rp)

Timbangan duduk

1

950.000

950.000

Timbangan

3

480.000

1.440.000

Mixer

11

3.000.000

33.000.000

Doughbreak

1

6.300.000

6.300.000

Moulder

1

6.000.000

6.000.000

Roll panjang

1

1.800.000

1.800.000

Roll pendek

1

3.200.000

3.200.000

Steamer

2

4.200.000

8.400.000

Oven

8

3.600.000

28.800.000

Slicer kupas

1

700.000

700.000

Slicer potong

1

950.000

950.000

Blower

2

700.000

1.400.000

Rak penyimpanan

1

470.000

470.000

Meja pembentukan

22

340.000

7.480.000

Freezer

1

6.700.000

6.700.000

Kompresor es krim

2

4.300.000

8.600.000

Pompa air

1

1.850.000

1.850.000

Loyang

40

17.000

680.000

94

Waterbath

1

900.000

900.000

AC

8

2.200.000

17.600.000

Peralatan kantor

10 set

2.000.000

20.000.000

Komputer

8

4.500.000

36.000.000

Pengangkut

6

220.000

1.320.000

Peralatan kebersihan

3 set

250.000

750.000

Total

195.290.000

c) Kendaraan Kendaraan pickup berjumlah 4 buah dengan harga Rp. 60.000.000. Sehingga total biaya untu kendaraan Rp. 240.000.000

d) Instrumen dan alat kontrol Diperkirakan biaya instrumenasi dan alat kontrol sebesar 5 % dari total harga peralatan (Peters et al , 2004) Biaya instrumentasi dan alat kontrol = 0,05 x (Rp. 397.640.000 – 240.000.000) = 0,05 x Rp. 157.640.000 = Rp. 7.882.000 e) Perpipaan Diperkirakan biaya perpipaan 20% dari total harga peralatan (Peters et l, 2004) Biaya perpipaan = 0,2 x (Rp. 397.640.000 – 240.000.000) = 0,2 x Rp. 157.640.000 = Rp. 31.528.000 f) Instalasi listrik Diperkirakan biaya instalasi listrik 15% dari total harga peralatan (Peters et al, 2004). Biaya instalasi listrik = 0,15 x (Rp. 397.640.000 – 240.000.000) = 0,15 x Rp. 157.640.000 = Rp. 23.646.000

95

g) Persediaan Bahan baku Bahan

baku

dan

bahan Kebutuhan

Harga

Jumlah

pembantu

(Kg)

(Rp)

(Rp)

Tepung

6.994

6.000

41.964.000

Gula

1.456

9.600

13.977.600

Susu

2.249

10.800

24.289.200

Telur

1.970

13.000

25.610.000

Butter

902

8.000

7.216.000

Garam

416

3.000

1.248.000

Bread improver

572

12.000

6.864.000

Ragi

1.170

8.000

9.360.000

Isi untuk roti manis

208

17.000

3.536.000

Susu kental manis

6

16.000

96.000

Tepung maizena

6,5

9.000

58.500

Vanili

15

6.000

90.000

Kemasan

-

-

800.000

Total

135.109.300

h) Gaji pegawai Gaji Pegawai

Jumlah

Gaji

Total

Pegawai (perbulan)

(Rp)

Direksi

2

4.500.000

9.000.000

Manager/Pimpinan cabang

6

4.000.000

24.000.000

Kepala bagian

6

3.500.000

21.000.000

Kepala seksi

8

3.000.000

24.000.000

Staff

15

2.700.000

40.500.000

Pelaksana biasa

20

2.200.000

44.000.000

Tenaga kerja produksi

44

2.200.000

96.800.000

Satpam

4

2.000.000

8.000.000

Sopir

8

2.000.000

16.000.000

Tenaga kebersihan

5

1.800.000

9.000.000

Total

292.300.000 96

i) Utilitas Biaya utilitas yang dikeluarkan berupa: -

Air

= Rp. 1.800.000

-

Listrik

= Rp. 18.000.000

-

Telpon

= Rp. 2.000.000

Total

= Rp. 21.800.000

TOTAL MODAL Rp. 1.447.555.300

Modal ini berasal dari: Modal sendiri

= 60% dari total modal investasi = Rp. 868.533.180

Pinjaman Bank

= 40% dari total Investasi = Rp. 578.022.120

97

Tabel Ringkasan investasi adalah sebagai berikut: No Keterangan

Jumlah (Unit)

Harga

Total

(Rupiah)

(Rupiah)

150.000/m2

300.000.000

MODAL TETAP 1

Tanah

2

Bangunan

3

Mesin dan peralatan

4

2000 m2 1200 m

2

200.000.000

Timbangan duduk

1

950.000

950.000

Timbangan

3

480.000

1.440.000

Mixer

11

30.000.000

33.000.000

Doughbreak

1

6.300.000

6.300.000

Moulder

1

6.000.000

6.000.000

Roll panjang

1

1.800.000

1.800.000

Roll pendek

1

3.200.000

3.200.000

Steamer

2

4.200.000

8.400.000

Oven

8

3.600.000

28.800.000

Slicer kupas

1

700.000

700.000

Slicer potong

1

950.000

950.000

Blower

2

700.000

1.400.000

Rak penyimpanan

1

470.000

470.000

Meja pembentukan

22

340.000

7.480.000

Freezer

1

6.700.000

6.700.000

Kompresor es krim

2

4.300.000

8.600.000

Pompa air

1

1.850.000

1.850.000

Loyang

40

17.000

680.000

Waterbath

1

900.000

900.000

AC

8

2.200.000

17.600.000

Peralatan kantor

10 set

2.000.000

20.000.000

Komputer

8

4.500.000

36.000.000

Pengangkut

6

220.000

1.320.000

Peralatan kebersihan

3 set

250.000

750.000

Kendaraan distribusi

4

60.000.000

240.000.000

98

5

Instrumen dan alat kontrol

-

-

7.882.000

6

Perpipaan

-

-

31.528.000

7

Instalasi Listrik

-

-

23.646.000

Jumlah

998.346.000

MODAL KERJA (1 Bulan) Bahan 8

9

baku

dan

bahan

pembantu Tepung

83.928

6.000

503.568.000

Gula

17.472

9.600

167.731.200

Susu

26.988

10.800

291.470.400

Telur

23.640

13.000

307.320.000

Butter

10.824

8.000

86.592.000

Garam

4.992

3.000

14.976.000

Bread improver

6.864

12.000

82.368.000

Ragi

14.040

8.000

112.320.000

Isi untuk roti manis

2.496

17.000

42.432.000

Susu kental manis

72

16.000

1.152.000

Tepung maizena

78

9.000

702.000

Vanili

180

6.000

1.080.000

Kemasan

-

-

9.600.000

Direksi

2

4.500.000

9.000.000

Manager/Pimpinan cabang

6

4.000.000

24.000.000

Kepala bagian

6

3.500.000

21.000.000

Kepala seksi

8

3.000.000

24.000.000

Staff

15

2.700.000

40.500.000

Pelaksana biasa

20

2.200.000

44.000.000

Tenaga kerja produksi

44

2.200.000

96.800.000

Satpam

4

2.000.000

8.000.000

Sopir

8

2.000.000

16.000.000

Tenaga kebersihan

5

1.800.000

9.000.000

Gaji Pegawai

99

10

Utilitas Air

-

-

1.800.000

Listrik

-

-

18.000.000

Telepon

-

-

2.000.000

Total Modal Kerja

449.209.300

TOTAL MODAL

1.447.555.300

100

2. BIAYA PRODUKSI/OPERASI DAN PEMELIHARAAN USAHA a) Biaya Tetap No Jenis

Jumlah Nilai

Total

(Unit)

(Rupiah)

(Rupiah)

1

Tanah dan Bangunan

-

-

515.000.000

2

PBB

-

-

25.150.000

3

Pemeliharaan -

-

31.811.200

Perawatan bangunan

-

-

16.000.000

Perawatan perpipaan

-

-

756.672

Perawatan intalasi listrik

-

-

1.891.600

2

4.500.000

108.000.000

6

4.000.000

288.000.000

Kepala bagian

6

3.500.000

252.000.000

Kepala seksi

8

3.000.000

288.000.000

Staff

15

2.700.000

486.000.000

Pelaksana biasa

16

2.200.000

528.000.000

Tenaga kerja produksi

30

2.200.000

422.400.000

Satpam

4

2.000.000

96.000.000

Sopir

8

2.000.000

192.000.000

Tenaga kebersihan

5

1.800.000

108.000.000

Timbangan duduk

1

950.000

950.000

Timbangan

3

480.000

1.440.000

Mixer

11

30.000.000

33.000.000

Doughbreak

1

6.300.000

6.300.000

Moulder

1

6.000.000

6.000.000

Roll panjang

1

1.800.000

1.800.000

Perawatan mesin dan kendaraan

4

Gaji karyawan Direksi Manager/Pimpinan cabang

5

Mesin dan peralatan

101

6

Roll pendek

1

3.200.000

3.200.000

Steamer

2

4.200.000

8.400.000

Oven

8

3.600.000

28.800.000

Slicer kupas

1

700.000

700.000

Slicer potong

1

950.000

950.000

Blower

2

700.000

1.400.000

Rak penyimpanan

1

470.000

470.000

Meja pembentukan

22

340.000

7.480.000

Freezer

1

6.700.000

6.700.000

Kompresor es krim

2

4.300.000

8.600.000

Pompa air

1

1.850.000

1.850.000

Loyang

40

17.000

680.000

Waterbath

1

900.000

900.000

AC

8

2.200.000

17.600.000

Peralatan kantor

10 set

2.000.000

20.000.000

Komputer

8

4.500.000

36.000.000

Pengangkut

6

220.000

1.320.000

Peralatan kebersihan

3 set

250.000

750.000

Depresiasi

Umur

Biaya

Depresiasi

Bangunan

20

200.000.000 10.000.000

7

157.640.000 39.410.000

Instrumentasi dan kontrol

10

15.764.000

9.852.000

Perpipaan

20

9.458.400

472.920

Instalasi listrik

20

23.646.000

1.182.000

Sarana transportasi

10

240.000.000 30.000.000

Bungan pinjaman bank

10,5%

-

Peralatan

proses

dan

utilitas

7

Total biaya tetap

60.692.322,60 3.705.908.715

102

b) Biaya Tidak Tetap No Keterangan

Jumlah Nilai

Total

(Unit)

(Rupiah)

(Rupiah)

BAHAN BAKU 1

Tepung

83.928

6.000

503.568.000

2

Gula

17.472

9.600

167.731.200

3

Susu

26.988

10.800

291.470.400

4

Telur

23.640

13.000

307.320.000

5

Butter

10.824

8.000

86.592.000

6

Garam

4.992

3.000

14.976.000

7

Bread improver

6.864

12.000

82.368.000

8

Ragi

14.040

8.000

112.320.000

9

Rasa untuk roti manis

2.496

17.000

42.432.000

10

Susu kental manis

72

16.000

1.152.000

11

Tepung maizena

78

9.000

702.000

12

Vanili

180

6.000

1.080.000

13

Kemasan

-

-

9.600.000

BIAYA UTILITAS 14

Air

-

-

21.600.000

15

Listrik

-

-

216.000.000

16

Telepon

-

-

24.000.000

BIAYA LAIN-LAIN 17

Biaya pemasaran

-

-

30.000.000

18

Biaya distribusi

-

-

12.000.000

19

Biaya administrasi umum

-

-

4.200.000

Total biaya tetap

1.929.111.600

3. HPP PRODUK HPP produk dihitung dengan menggunakan asumsi bahwa total biaya untuk pembuatan roti tawar adalah 46%, roti manis adalah 46% dan es krim sebesar 8%. HPP untuk es krim

= Biaya tetap + Biaya tidak tetap 103

Jumlah Produksi X 12 Bulan Biaya

No Jenis

(Rp)

1

Biaya Tetap

3.099.816.392

2

Biaya tidak tetap

1.839.155.400

3 4

5

7

Total

biaya

produksi

4.938.971.792

Jumlah produksi Roti tawar

312.000

Roti Manis

374.400

Es krim

78.000

HPP Roti tawar

7.282

Roti Manis

6.068

Es krim

5.066

Harga Jual Roti tawar

14.000

Roti Manis

9.000

Es krim

8.000

104

4. PERHITUNGAN BENEFIT PRODUK Penjualan produk dalam 1 tahun: Roti tawar = 312.000x Rp. 14.000 = Rp. 4.368.000.000 Roti Manis = 374.400 x Rp. 9000 = Rp. 3.366.000.000 Es Krim = 78.000 x Rp. 8000 = Rp. 624.000.000

Total penjualan per tahun = Rp. 8.358.000.000 Pendapatan produksi = total pendapatan – biaya produksi = Rp. 8.358.000.000 – Rp. 4.938.971.792 = Rp. 8.358.000.000– Rp. 4.938.971.792 = Rp. 3.419.028.208

Penghasilan setelah pajak Berdasarkan UURI Nomor 17 ayat 1 tahun 2000, tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah (Rusjidi, 2004): -

Penghasilan sampai Rp. 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10%

-

Penghasilan Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 15%

-

Penghasilan diatas Rp. 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 30%

Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah : -

10 % x Rp. 50.000.000

= Rp. 5.000.000

-

15% x ( Rp. 100.000.000 – Rp. 50.000.000)

= Rp. 7.500.000

-

30% (Rp. 3.419.028.208 – Rp. 100.000.000)

= Rp. 995.708.462,4

Total PPh

= Rp.1,008,208,462

Laba setelah Pajak = laba sebelum pajak – Pph = Rp. 3.419.028.208 - Rp. 1,008,208,462 = Rp. 2,410,819,746

105

5. ANALISA FINANSIAL USAHA a) Nilai Break Event Point (BEP) Per Tahun Titik impas (BEP) adalah kondisi saat pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Pada kondisi ini produsen atau perusahaan tidak mengalami keuntungan tetapi tidak juga mengalami kerugian. BEP =

Biaya Tetap Total penjualan – Biaya tidak tetap

=

Rp. 3.099.816.392

x 100%

Rp. 8.358.000.000 – Rp. 1.839.155.400 =

Rp. 3.099.816.392

x 100%

Rp. 6.518.844.600 =

47%

b) Laju pengembalian modal / Rate of Return Laju

pengembalian

modal

adalah tingkat persentase kecepatan

pengembalian modal berdasarkan laba yang diperoleh per tahun (Peters dan Timmerhaus, 1991) Total pedapatan/tahun

Rp. 8.358.000.000

Biaya produksi total/tahun (TPC)

Rp. 4.938.971.792 +

Pendapatan produksi (sebelum pajak)

Rp. 3.419.028.208

Biaya pajak pendapatan

Rp. 1,008,208,462 +

Pendapatan produksi (Laba bersih)

Rp. 2,410,819,746

Laju pengembalian modal (ROR) ROR =

Laba bersih pertahun x 100%

Total capital investement (Total modal) = Rp. 2,410,819,746 x 100% Rp. 2,659,381,400 = Rp. 90%

c) Waktu pengembalian modal Waktu pengembalian modal adalah jangka waktu minimum yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali keseluruhan modal yang telah diinvestasikan dari pendapatn yang diterima setiap tahun. Waktu pengembalian modal dapat 106

ditentukan berdasarkan selisih antara total pendapatan dan total biaya tanpa memperhitungkan depresiasi (Peters and Timmerhaus, 1991). Waktu pengembalian modal (POT) POT

=

Total modal

x 1 tahun

Depresiasi + Laba bersih =

Rp. 2,659,381,400

x 1 tahun

Rp. 90,916,920 + Rp. 2,410,819,746 = Rp. 1 tahun

3.9 Sistem Perpipaan Sistem perpipaan adalah suatu

sistem yang banyak digunakan untuk

memindahkan fluida baik cair, gas, maupun campuran cair dan gas dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem perpipaan terdiri atas: -

Pipa

-

Sambungan – sambungan

-

Peralatan pipa (Pompa)

-

Dll

Sistem perpipaan pada PT. Bah Kery adalah sebagai berikut: 1. Sistem Perpipaan Instalasi Air -

Pipa a. Jenis pipa berdasarkan bahan Pada PT. Bah Kery bahan pipa yang digunakan dalam instalasi air adalah bahan pipa PVC. Pipa PVC dibuat dari polyvinyl chloride yang pada umumnya digunakan saluran air suatu proyek perumahan,gedung atau jalan. Pipa PVC ini bersifat keras, ringan dan kuat. Bahkan penggunaan pipa PVC ini dapat bekerja lebih baik daripada pipa besiyang perlu disorder. b. Jenis pipa berdasarkan bentuknya Berdasarkan

bentuknya

sistem

perpipaan

pada

PT.

Bah

Kery

menggunakan bentuk pipa bula. Jenis pipa berdasarkan bentuk ujungnya menggunakan jenis bell and plain pipe. c. Ukuran pipa -

Tempat Produksi 107

Pada PT. Bahkery terdapat dua jenis ukuran pipa yakni pipa utama dan pipa sub-utama. Pipa utama merupakan pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari tangki bawah tanah ke pipa sub-utama.

Gambar. Pipa utama (1) dan Pipa Sub Utama (2) Berikut adalah spesifikasi ukuran pipa:

No.

Pipa

Ukuran

Analisa

1

Pipa

6" Nominal Size Pipe = Pada

Utama

6.625 Actual Size O.D. XXS

pipa

utama

menggunakan jenis pipa dengan strong

double (XXS)

extra karena

aliran utama mempunyai debit yang tinggi. 2.

Pipa sub- 3" Nominal Size Pipe = 3.5 Pada utama

Actual Size O.D XS

pipa

utama

menggunakan jenis pipa dengan (XS)

extra

strong

karena

aliran

utama mempunyai debit yang cukup besar. d. Sambungan – sambungan Sistem intalasi air pada PT.Bah Kery menggunakan sambungan dengan sudut 450. Dengan bentuk sambungan L dan T. 108

Gambar Sambungan Sistem Perpipaan e. Pompa Pompa yang digunakan untuk memompa air dari penampungan air bawah tanah ke tangki atas adalah 3 PK.

Gambar. Sistem Instalasi Air dengan Pompa

3.10

Sistem Instalasi Listrik

A. Instalasi Listrik Kantor 1. Prinsip Listrik Bentuk energi listri ada dua yakni AC dan DC. Perusahaan PT. Bahkery menerapkan keduanya untuk

memenuhi kebutuhan akan energi. Analogi

sistem sirkuit PT. Bahkery terdapat pada lampiran 9. 2. Daya dan Energi Pada instalasi listrik di kantor adalah sebesar 1300 watt . Dengan faktor daya 0,8 maka akan didapat daya nyata sebesar 1300/ 0,8 = 1625 VA maka untuk kebutuhan daya di PLN yang terdekat adalah adalah sebesar 2200 VA. 109

3. Sumber dan Suplai Listrik -

Sumber : Sumber energi listrik kantor adalah dari PLN dan generator.

4. Komponen Listrik Kantor PT. Bah Kery Komponen listrik kantor adalah sebagai berikut: No.

Komponen

Simbol

1.

Saklar

2.

Stop Kontak

3.

Pembagi daya

4

Trafo

-

5

Pemutus Sirkuit

-

6.

Kabel

-

5. Jenis Beban Listrik Kantor PT. Bah Kery No.

Komponen

Beban Simbol

Jumlah Daya

Total

(watt)

Daya

48

10

480

Listrik 1.

Lampu

2.

Komputer

-

11

30

330

3.

Pompa

-

2

40

80

4.

Telefon

-

10

20

200

Total Daya

1090

B. Instalasi Listrik Pabrik 1. Prinsip Listrik Bentuk energi listri ada dua yakni AC dan DC. Perusahaan PT. Bahkery menerapkan keduanya untuk

memenuhi kebutuhan akan energi. Analogi

sistem sirkuit PT. Bahkery terdapat pada lampiran 10. 2. Daya dan Energi Pada instalasi listrik di kantor bedasarkan neraca energi maka kebutuhan daya adalah sebesar 70.000 watt . Dengan faktor daya 0,8 maka akan didapat daya nyata sebesar 70.000/ 0,8 = 87.500 VA maka untuk kebutuhan daya di PLN yang terdekat adalah adalah sebesar 110 KVA. 3. Sumber dan Suplai Listrik 110

-

Sumber : Sumber energi listrik kantor adalah dari PLN dan generator.

4. Komponen Listrik Kantor PT. Bah Kery Komponen listrik kantor adalah sebagai berikut: No.

Komponen

Simbol

1.

Saklar

2.

Stop Kontak

3.

Pembagi daya

4

Trafo

-

5

Pemutus Sirkuit

-

6.

Kabel

-

5. Jenis Beban Listrik Kantor PT. Bah Kery No.

Komponen

Beban Simbol

Jumlah Daya

Total

(watt)

Daya

Listrik

(watt) 1.

Lampu

93

10

930

2.

Komputer

-

6

30

180

3.

Pompa

-

5

40

200

4.

Telefon

-

8

20

160

5.

Kebutuhan

-

-

-

90.000

Mesin

Pengolahan Total Daya

91470

6. Diagram Pembagian Daya

Bahan bakar: Batu bara Gas alam

GENERATOR STEP UP

110 KVA R. DAYA

111

GARDU (1) 10.000 V

- R. Koperasi - R. Meeting - R. Olahraga - Dll

GARDU (2) 70.000 V

- Proses Pengolahan - Instalasi Air - R. Produksi

GARDU (3) 20.000 V

- Waste Water Treatment

3.11

Sistem instalasi Air

1. Jenis Sumber Air PT. Bah Kery Sumber air pada PT. Bah Kery adalah berasal dari sumber air tanah dalam, air hujan, dan air PDAM. Sumber air tanah dalam adalah sumber air yang berasal dari dalam tanah dan diambil dengan menggunakan alat mekanis. Sumber air hujan merupakan air yang berasal dari hujan kemudian ditampung untuk selanjutnya dilakukan treatment agar kualitas menjadi baik. Sumber air PDAM merupakan sumber air yang berasal dari pusat pengelolaan air yang kemudian disalurkan untuk kebutuhan masyarakat. 2. Sistem Tangki Atap Metode sistem tangki atap merupakan metode penyediaan air yang paling umum digunakan pada setiap industri. Metode ini adalah dengan cara mengambil air dari dalam tanah kemudian dilakukan proses sedimentasi, penyaringan, penampungan dalam tanah, dan pemompaan air ke tangki atas selanjutnya pendistribusian air. Sistem tangki atap dapat dilihat pada lampiran 8.

3. Perhitungan Kebutuhan Air Kebutuhan air PT. Bah Kery adalah sebesar 800 liter/hari, secara rinci dapat dilihat sebagai berikut: a. Kebutuhan air untuk produksi

: 200 liter / hari

b. Kebutuhan air untuk toilet dan pembersihan : 500 liter/ hari c. Kebutuhan air untuk lain – lain

: 100 liter/ hari

Maka perhitungan kebutuhan air adalah sebagai berikut: -

Pemakaian air atau kebutuhan sehari (Qd-m3 / hari) Qd = 0,8 m3/ hari

-

Pemakaian air rata –rata per jam (Qh-m3 / jam) Qh = 0,033 m3/jam

-

Pemakaian air pada jam puncak (Qh-max-m3 / jam) Qh- max-m3/jam = 0,0495 m3/jam

-

Pemakian air pada menit puncak (Qm-max-m3 / jam)

-

Qm- max-m3/jam = 0,001925 m3/menit Keterangan: 112



T = jangka waktu pemakian sehari (jam)



C1 = konstanta antara 1,5 – 2,0 : tergantung lokasi dan sifat penggunaan gedung (misal untuk apartemen mewah = 2,0 ; rumah susun =1,5) .



-

C2 = konstanta antara 3,0 – 4,0.

Qh

= Qd / T

Qh

= 0,033 m3/jam

Qh-max

-

= c1 x Qh = 1,5 x 0,033 m3/jam = 0,0495 m3/jam

Qm- max

-

= C2x (Qh / 60) = 3,5 x ( 0,033/60) = 0,001925 m3/menit

Sehingga didapatkan data sebagai berikut: No.

Parameter

Debit

1

Pemakaian air sehari

800 liter/hari

2

Pemakaian air rata –rata per jam

0,033 m3/jam

3

Pemakaian air pada jam puncak

0,0495 m3/jam

4

Pemakian air pada menit puncak

0,001925 m3/menit

3.12

Penanganan Limbah

1. Proses Penanganan Limbah Bakery waste (limbah industri roti) adalah limbah proses pembuatan roti atau kue termasuk roti atau kue yang tidak terjual. Limbah dari pabrik roti ini merupakan sumber energi terbaik bagi ruminansia dan efektif sebagai pengganti jagung bagi ternak unggas, tetapi karena mempunyai kadar garam yang relatif tinggi maka penggunaannya dalam ransum dibatasi hingga 20%. Komposisi nutrient sangat bervariasi, tergantung kepada bahan yang digunakan dalam pembuatan roti. Bakery waste mengandung bahan kering 89,8%, protein kasar 10,7%, abu 3,8% dan lemak kasar 12,7% . 113

Kandungan bahan organic dari suatu limbah biasanya dinyatakan dengan parameter BOD (Biological Oxygen Demand). BOD dapat didefinisikan sebagai jumlah oksigen terlarut yang dikonsumsi atau digunakan oleh kegiatan kimia atau mikrobiologik, bila suatu contoh air diinkubasi dalam keadaan gelap (biasanya 5 hari) pada suhu tertentu (200). Oleh karena oksigen dibutuhkan untuk oksidasi bahan organic, maka BOD menunjukkan indikasi kasar banyaknya kandungan bahan organic. Effluent dengan kadar BOD tinggi dapat menimbulkan masalah polusi bila langsung dibuang ke dalam suatu badab perairan. Limbah industry bakery harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian terhadap lingkungan sekitar. Tidak adanya pengelolaan terhadap limbah dapat menimbulkan dampak, diantaranya adalah pencemaran saluran air oleh limbah cair,

penyumbatan drainase jalan, dan

dapat menimbulkan bau busuk.

Adapun konstituen yang terkandung pada limbah bakery adalah sebagai berikut: a. Fisik

: padatan, temperature, warna, bau

b. Kimia

:

- organik

: karbohidrat, lemak, minyak.

- Inorganik

: PH, klorida, alkalinity, phospor

- Gas

: oksigen, h2s, metana

c. Biologi

: tumbuhan, binatang, virus

Limbah industry bakery dapat berupa limbah cair maupun limbah padat. Proses pengelolaan limbah cair dan limbah padat pada industry bakery adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan limbah cair bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, serta penyisihan unsure hara berupa nitrogen dan fosfor. Secara umum pengolahan limbah cair dibedakan menjadi tiga, yaitu : pengolahan primer, pengolahan sekunder dan pengolahan tersier. Pengolahan primer merupakan pengolahan secara fisik untuk meyisihkan benda-benda terapung atau padatan tersuspensi terendapkan. Pengolahan primer berupa penyaringan kasar, dan memisahkan bahan inert seperti butiran pasir atau tanah. Pengolahan sekunder merupakan proses biologis. 114

b. Limbah padat industri bakery (roti) Pada umunya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan

yang

lain

dalam

bentuk

formulasi.

Dalam

memformulasikan

penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi. Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Teknik pengolahan pakan dari limbah industri bakery dapat dilakukan dengan cara pembuatan pakan penguat. Pakan penguat atau keonsentrat yang terbentuk seperti tepung. Pakan penguat bersifat mudah dicerna karena terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi (karbohidrat) seperti serealia, biji-bijian, bungkil, kacang-kacangan, dan lain-lain. 2. Penanganan Limbah Cair Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : 03/MENLH/1998 Tanggal 15 Januari 1998 baku mutu limbah cair bagi kawasan industri adalah sebesar 50 mg/l. Proses penanganan limbah cair indutri bakery meliputi tahap sebagai berikut:

a. Pre- treatment Pengolahan

pretreatment

merupakan

pengolahan

secara

fisik

untuk

menyisihkan benda-benda terapung atau padatan tersuspensi terendapkan (seltleable solids). Pengolahan primer ini berupa penyaringan kasar, dan pengendapan primer untuk memisahkan bahan inert seperti butiran pasir / tanah. Tangki penampungan sementara, tangki pengendap, Grit chamber.

115

b. Primary Treatment Pengolahan

pimer

merupakan

mengurangi

kandungan

pengolahan

untuk

tersuspensi

atau

polutan

menghilangkan terlarut

/

diperlukan

pengolahan sekunder dengan proses biologis (aerobik maupun anaerobik). Pada proses primary treatment ini Clarifier I (Activated Sludge), tangki aerasi, dan Clarifier II. c. Secondary Treatment Secondary treatment merupakan proses pengolahan limbah cair guna meningkatkan hasil effluent dengan BOD yang rendah sesuai baku mutu. Pada proses secondary ini menggunakan trickling filter. Berikut adalah hasil penurunan BOD proses pengolahan limbah cair pabrik roti PT. Bah Kery. Tabel 4.1 Penurunan BOD Setiap Proses No.

Tempat

BOD (mg/l)

Baku

mutu

mg/l 1

Influent

170,416

Tidak memenuhi

2

Tangki penampungan sementara

170,416

Tidak memenuhi

3

Tangki Pengendap

129,291

Tidak memenuhi

4

Grit Chamber

124,119

Tidak memenuhi

5

Clarifier I

116,67

Tidak memenuhi

6

Tangki Aerasi

29,167

Memenuhi

7

Clarifier II

27,708

Memenuhi

8

Trickling Filter

8,31

Memenuhi

9

Effluent

8,31

Memenuhi

116

50

Dimensi waste water treatment : No.

Tempat

Dimensi (meter) P

1

Tangki

penampungan -

L

T

R (Jari- Jari)

-

8

15

sementara 2

Tangki Pengendap

85

24

5

-

3

Grit Chamber

11

3

4

-

4

Clarifier I

-

-

4

15

5

Tangki Aerasi

19

17

5

-

6

Clarifier II

-

-

4

15

7

Trickling Filter

-

-

1,8

22

Bahwa tabel diatas menjelaskan mengenai baku mutu menurut peraturan pemerintah. Dimana apabila memenuhi baku mutu maka diperbolehkan langsung dibuang ke sungai, dari tabel diatas pada no. 6-9 sudah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan namun kita melakukan treatment lagi untuk memperkecil BOD. Proses perancangan penanganan limbah dapat dilihat pada lampiran 4. 2.1 Desain Proses Penanganan Limbah Berikut adalah desain Autocad Proses penanganan limbah di PT. Bah Kery.

Gambar 2. Desain Autocad Proses Penanganan Limbah 117

3. Penanganan Limbah Padat Limbah padat industri bakery (roti) pada umunya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi. Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Teknik pengolahan pakan dari limbah industri bakery dapat dilakukan dengan cara pembuatan pakan penguat. Pakan penguat atau keonsentrat yang terbentuk seperti tepung. Pakan penguat bersifat mudah dicerna karena terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi (karbohidrat) seperti serealia, biji-bijian, bungkil, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Formulasi Bahan

Penumbukan Bahan

Pencampuran Bahan Dengan Mixer

Pakan Ternak Gambar 4. Diagram Alir Proses Penanganan Limbah Padat

4. Sanitasi Sanitasi adalah upaya pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk menjamin adanya keamanan pangan bagi konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja bersih, aman, dan nyaman. Sanitasi merupakan upaya pencegahan penyakit (Saparinto, 2006). 118

Dengan

melakukan

sanitasi

diharapkan

kontaminasi

dapat

dihindari

atau

diminimalisasi danproduk aman bagi konsumen. Sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan aseptik dalam persiapan, pengolahan dan penyajian makanan; pembersihan dansanitasi lingkungan kerja; dan kesehatan pekerja (Purnawijayanti, 2001) sanitasi yang diterapkan di PT Bah Kery meliputi sanitasi bahan baku, sanitasi peralatan, sanitasi gedung dan lingkungan, dan sanitasi pekerja. a. Sanitasi bahan baku Sanitasi bahan baku sangat penting diperhatikan untuk menghindari adanya kontaminasi fisik dan biologi pada produk akhir. Sanitasi yang dilakukan adalah dengan memilih bahan baku dengan kualitas bagu/tinggi dan sesuai dengan karakteristik yang diinginkan yang berada di gudang. Selain itu sanitasi bahan baku disimpan dalam ruangan yang steril dan ber AC dengan suhu 20oC. Dalam peletakan bahan baku pada gudang tidak langsung di ataslantai melainkan dengan menggunakan rak atau pallet agar bahan baku tidak terkontaminasi dengan debu serta untuk menjaga kelembapannya. Untuk sanitasi bahan baku dilakukan setiap hari oleh bagianlogistik. b. Sanitasi peralatan Sanitasi peralatan harus dijaga agar bahan baku dan produk akhir tidak terkontaminasi silang dengan kotoran yang ada di peralatan yang digunakan. Pelaksanaan saitasi peralatan dilaksanakan oleh karyawan sebelum peralatan digunakan dan sesudah digunakan. Halini dilakukan agar peralatan selalu steril. c. Sanitasi gedung dan lingkungan Sanitasi gedung dan lingkungan di PT. Bah kery bertujuan untuk mengurangi kontaminasi pada produk akhir, menjaga kesehatan dari para pekerja dan untuk meningkatkan nilai estetika/keindahan lingkungan pabrik. Sanitasi gedung dan lingkungan dilakukan dengan cara selalu membersihkan

daerah

lingkungan

pabrik

sebelum

produksi

yang

dilakukan oleh semua karyawan. Selain itu diterapkan sistem rentokill, yaitu sistem untuk mensterilkan suatu area dari gangguan hama seperti tikus, kcoa dan lain-lain. Hal ini yang sangat penting karena serangga119

serangga tersebut dapat memberikan kontaminasi terhadap bahan. Sistem rentokill dilakukan setiap 2 minggu sekali. d. Sanitasi pekerja Sanitasi pekerja memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas produk yang dihasilkan, halini dikarenakan pekerja masih menggunakan

sistem

manual

untuk

membentuk

adonan

yaitu

menggunakan tangan, sedangkan hampir 90% mikroba terdapat pada tangan dan sela-sela jari. Di PT. Bah Kery sanitasi pekerja dilakukan dengan menyediakan seragam, tutup kepala, masker dansarung tangan untuk para pekerja. Selain itu untuk memasuki ruang produksi semua pekerja diwajibkan untuk mencuci tangan dengan hand sanitzer yang sudah disediakan di depan pintu produksi. Dan selalu mencuci tangan sesudah melakukan proses produksi.

3.13

Material konstruksi bangunan Pada perancangan pabrik PT.Bah Kery bangunan yang dirancang terdiri dari

dua jenis yakni bangunan produksi dan bangunan kantor yang letaknya berbeda. Seluruh bangunan ini memiliki luas total 1200 m2 dengan 230 m2 untuk luas bangunan pabrik dan 970 m2 untuk luas bangunan produksi. Berikut merupakan material konstruksi bangunan dan kebutuhan material yang digunakan.

1. Komponen Pondasi Bangunan No. Material

Kebutuhan

Jenis material

10 m2

Mansory cement 1

Semen

1 sack

Semen portland pozolan / Portland 0.5 sack Pozzolan Cement (PPC)

2

3

Kapur

Pasir

Kapur padam (Ca(OH)2)

0.25 sack

Pasir urug

1.25 m3

Pasir pasang

0.25m3

Pasir putih Bangka

0.10 m3 120

per

4

Air

Pasir beton

0.2 m3

Pasir batu/sirtu

0.05 m3

Air bersih

25.75 liter

Beton siklop

2 beton dengan ketebalan permukaan

10

cm Beton ringan

6 beton dengan ukuran panjang 1

5

m

beton Beton hampa

2 beton dengan diameter hampa 50 cm

Beton bertulang

4 beton dengan panjang 2 m

Beton massa

5 beton dengan dimensi 20 m2

2.komponen kolom- balok-dinding No

1

2

3

4

Material

Kayu

Besi dan baja

Pengikat

Beton

Kebutuhan per

Jenis material

10 m2

Kayu jati

5 m2

Kayu sungkai

2.5 m2

Kayu mahoni

0.25 m2

Plat baja

6 m2

Aluminium

10 m2

Baja strip

0.75 m2

Sekrup dan baut

10 buah

Kawat

2m

Paku biasa

20 buah

Paku beton

10 buah

Beton bertulang

6 beton dengan 121

panjang 2 m Batu bata merah

40 buah ukuran 25 x 12 x 5 cm

5

Batu bata

Batako

20 buah ukuran 40x 20 x 10 cm

Bata ringan

20 buah ukuran 60 x 20 x 7.7 cm

6

7

Float glass(kaca bening)

2 m2

Tinted glass(kaca warna)

0.5 m2

Kaca laminated

7 m2

Partisi

Rangka partisi

3 m2

dan

Formica

3 m2

Kaca

pelengkap

3. komponen lantai bangunan No.

1

Material

Kayu

Kebutuhan per

Jenis material

10 m2

Kayu jati

2 m3

Parket

2.5 m2 1 m2

Marmer 2

dan Granit

3

Keramik

4

Karpet

8 m2

fine ceramic

2 m2

4.komponen langit-langit atau plafon No.

1

Material

Tripleks

Kebutuhan per

Jenis material

10m2

Tripleks sengon

8

m2

dengan

tebal 4 mm Tripleks polywood

3 122

m2

dengen

tebal 2 mm 2

3

0.25 m2 dengan

Asbes

tebal 1 cm

Gypsum

0.3 m2 dengan

board

tebal 3 mm

5.komponen atap No.

1

2

Kebutuhan per

Material

Jenis material

Rangka

Kayu jati

5 m3

kayu

Kayu sengon

3 m3

Rangka

Baja ringan

2 m3

Genteng press mesin

20 buah

Genteng kaca

5 m2

Genteng baja

2 m2

Rooflight

2.5 m2

10 m2

atap baja ringan Bahan

3

penutup atap

6. komponen perlengkapan interior Kebutuhan No.

Material

Jenia material

pada

produksi

dan kantor

1

2

3

Tempat duduk

Meja

Sofa

12 buah

Kursi kayu

50 buah

Kursi plastic

150 buah

Kaca

6 buah

Kayu

20 buah

Aluminium

3 buah 20 buah dalam

Tirai

1000 m2

123

7. komponen perlengkapan exterior No.

Material

Jenis material PVC

Kebutuhan per 10 m2 20 buah dengan panjang

1

1.5m

Pipa Karet (selang)

20 m

Besi dan baja

40 m

Aspal

30 m3

Paving

100

buah

dengan 2

ukuran

10 x 15cm

Pengerasan halaman

pipa

Batu

20

m3

dengan

batu berat

0.25 Kg 200 m3

Kerikil

8. komponen pelengkap penunjang No.

1

2

3

Material

Listrik

Mekanis

Plumbing

Jenis material

Kebutuhan per 10 m2

Lampu 5 watt

200 buah

Lampu 15 watt

40 buah

Kabel

15 m

Saklar

98 buah

AC

30 buah

CCTV

90 buah

Kipas angin

15 buah

Telepon

30 buah

Pemadam kebakaran

12 buah

Kran pemadam

100 buah

124

9. komponen finishing No.

1

Material

Cat

Jenis material

Kebutuhan per 10 m2

Cat dasar

4 Kg

Cat tembok

5 Kg

Cat semprot

2.5 Kg

Cat pelindung

4 Kg

125

BAB IV PEMBAHASAN

Kelayakan pendirian pabrik roti PT. Bah Kery yang direncanakan dengan kapasitas produksi untuk roti tawar sebesar dapat dilihat dari faktor teknis dan ekonomis. 4.1 Faktor teknis Faktor teknis yang perlu dipertimbangkan adalah lokasi pabrik dan sarana penunjang seperti ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu, listrik, ketersedian air, bahan bakar, tenaga kerja, serta mesin dan perlatan yang mendukung untuk proses produksi. PT. Bah Kery direncanakan akan didirikan di Surabaya dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: -

Kemudahan untuk memperoleh bahan baku, dimana surabaya merupakan pusat industri di jawa timur yang menyediakan bahan baku utama pembuatan roti yaitu tepung terigu. Pemlihan lokasi yang dekat dengan ketersediaan bahan baku dapat mengurangi biaya transportasi pembelian bahan baku.

-

Persedian air, listrik, dan bahan bakr Persediaan air yang dibutuhkan untuk proses produksi dan sanitasi pabrik berasal dari PDAM kota Surabaya yang kemudian diproses lanjut. Ketersediaan listrik disuplai dari PLN sedangkan ketersediaan bahan bakar solar sebagai energi cadangan dapat dengan mudah diperoleh di stasiun pengisian bahan bakar disekitar pabrik.

-

Tenaga kerja Tenaga kerja yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi dapat diperoleh dari masyarakat sekitar wilayah Surabaya yang meiliki tingkat mobilitas tinggi.

-

Lokasi pasar Pemilihan lokasi pabrik juga dikarenakan konsumen produk ditujukan kepada masyarakat daerah Surabaya dan sekitarnya yang memiliki jumlah penduduk yang padat dengan tingkat konsumsi roti yang tinggi. Surabaya sebagai salah satu kota besar juga menunjang untuk dijadikan sebagai lokasi pendirian usaha karena letak yang strategis dengan kota lainnya di Jawa Timur sehigga distribusi produk lebih terjamin. 126

Mesin dan perlaatan yang digunakan yaitu seperangkat alat pembuat roti yang diporeleh dari toko mesin di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Tata letak mesin dan peralatan dirancang berdasarkan Product Layout dimana mesin atau peralatan produksi diatur sesuai dengan urutan proses pengerjakan produk. Hal ini akan mempermudah

karyawa

dalam

memahami

aliran

proses

produksi

serta

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karena dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga kerja produksi. Alasan pemilihan tata letak product layout karena pabrik membuat produk secara massal dengan jenis produk yang tidak bervariasi. Karyawan dipekerjakan dipilh berdasarkan keahlian pada masing-masing posisi yang ditempat sehingga mendukung efisiensi pekerja. Karyawan dipekerjakan secara tetap karena jumlah karyawa pabrik dibatasi pada ketersediaan alat dan mesin serta ragam pekerjaan yang ada di perusahaan.

2. Faktor ekonomi Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang perlu dpertimbangkan dalam pendirian sebuah usaha. Analisa ekonomi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kelayakan pabrik yang akan didirikan dari segi finansial. Beberapa faktor yang dapat digunakan adalah untuk menilai suatu kelayakan pabrik adalah sebagai berikut: -

Laju pengembalian modal Laju

pengembalian

modal

adalah tingkat persentase kecepatan

pengembalian modal berdasarkan laba yang diperoleh per tahun. Suatu industri dapat dikatakan layak untuk didirikan apabila laju pengembalian modal yang diinvestasikan setelah dikurangi pajak lebih besar daripada MAPR. MAPR adalah nilai minimal dari tingkat pengembalian atau bunga yang bisa diterima oleh investor (13,5). Berdasarkan analisa kelayakan, diperoleh laju pengembalian modal setelah pajak adalah sebesar 90%. Hal ini menandakan bahwa usaha ini layak dijalankan karena nilai laju pengembalian modal lebih besar dibandingkan dengan MAPR. -

Waktu pengembalian modal (Payout of Time) Waktu pengembalian modal menunjukkan jangka waktu minimum yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali keseluruhan modal yang telah diinvestasikan

dari

pendapatan

yang

127

diterima

setiap

tahun.

Waktu

pengembalian modal untuk PT. Bah Kery berdasarka perhitungan yang telah dilakukan adalah 1 tahun. Hal ini berarti bahwa perusahaan ini layak untuk didirikan karena mempunyai waktu pengembalian modal yang pendek. -

Titik impas (Break Even Point) Titik impas adalah kondisi dimana hasil penjualan sama dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Menurut Peters dan Timmerhaus (1991), standar BEP untuk industri pangan adalah sebesar 40-60%. Bep dibawah 40% menunjukkan bahwa harga jual produk dipasarna terlalu tinggi yang mengakibatkan produk tidak dapat merebut pasar, sehingga perusahaan tidak dapat bertahan atau karena efisiensi proses tinggi sehingga biaya produksi menjadi rendah. Sedangakan nilai BEP diatas 60 % menunjukkan bahwa harga jual produk terlalu murah sehingga perusahaan mengalami kesulitas dalam pengembalian modal atau efisiensi rendah sehingga biaya menjadi tinggi. Berdasarkan perhitungan analisa ekonomi yang telah dilakukan BEP PT. Bah Kery memiliki nilai sebesar 47%. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan pendirian PT. Bah Kery layak untuk dijalankan karena memiliki nilai BEP pada rentang 40-60%.

Berdasarkan analisa pada kedua aspek tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bah Kery yang memproduksi roti tawar dan roti manis layak untuk dijalankan.

128

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2001. Pengantar Agroindustri. PT RajaGarfindo Persada. Jakarta. Assauri,

S.

1980.

ManajemenProduksi

dan

Operaasi.

Jakarta:

LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia. Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H.dan Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono.

Jakarta: Universitas

Indonesia-Press. Gittinger, JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI Press. Jakarta. Hartanto, Hondy. 2012. Perencanaan Pabrik PengolahanSoft Candy dengan Kapsitas Produksi 3.000 Kg/Hari. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya Indah, Sri. 2009. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Glukosa dari Pati Jagung dengan Proses Hidrolisa dengan Kapasitas 12000 ton/tahun. Skripsi. Departemen Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara. Medan Perry, R.H. and D.W. Green. 1997. Perry Chemical Engineers’ Handbook 7th ed. New York: McGraw-Hill Company, Inc Reksohadiprodjo, S. dan I. Gitosudarmo. 1999. Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE.. Soekartawi. 2000. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran. Penebar Swadaya. Surabaya Swastha, B. dan I. Sukotjo. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Edisi III. Yogyakarta: Liberty

129

Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI PT. Bah Kery

Direktur Cita Windiarsih

Wakil Direktur M. Achirul Nanda Kesekretariatan

Manajer Produksi Permana Adi C

Manajer HRD & GA Masruri

Manajer Pemasaran Nany Nur Maya

Manajer RND Sulina Indah

Manajer Keuangan Dicky Aulia

Manajer Pimpinan Cabang Jonathan Kelly

Kepala Bagian Aris

Kepala Bagian Yusron

Kepala Bagian Hany

Kepala Bagian Laila

Kepala Bagian Fakrush

Kepala Bagian Budi

130

Berikut adalah job discribtion masing – masing bagian:  Direktur -

Membuat kebijakan dan keputusan terkait dengan operasional perusahaan.

-

Melakukan pengawasan dan meminta pertanggung jawaban dari masing-masing departemen untuk dievaluasi kinerja tiap departemen guna menetukan kebijakan untuk bulan berikutnya.

-

Membuat perencanaan dan peraturan terkait dengan operasional dan menentukan arah kebijaksanaan dimasa depan (mendatang)

-

Menandatangani seluruh surat-surat yang berkaitan dengan keputusan atau perijinan perusahaan.

 Wakil Direktur -

Membantu dan memberikan masukan kepada direktur agar keputusan dan kebijakan yang akan dikeluarkan berlaku secara efektif, efisien dan sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan.

-

Mengkoodinir seluruh kegiatan departemen dan memberi masukan kepada seuma departemen agar operasional yang dijalankan tidak melenceng dari kebijakan direksi.

-

Meminta pertanggung jawaban seluruh departemen atas kegiatan operasi yang dilakukan baik bulanan atau tahunan dan target yang ingin dicapi oleh masing-masing departemen.

 Kesekretariatan -

Menerima dan mengarsipkan seluruh dokumen perusahaan dan surat penting yang dikeluarkan oleh direksi.

-

Menerima dan mendistribusikan seluruh seluruh surat-surat terkait dengan perusahaan dari direksi ke departemen atau menerima surat dari departemen untuk disampaikan ke direksi.

-

Memberikan agenda rapat atau kunjungan dari direksi ke cabang atau ke instasi pemerintahan maupun swasta.

-

Mengingatkan direksi dan departemen terkait denagn perencanaan program yang telah disepakati oleh direksi dan departemen

 Pemasaran -

Mengadakan order barang sesuai dengan dengan kebutuhan pasar

-

Membuat perencanaan kerja terkait dengan pemasaran dan evaluasi hasil penjualan (omset) untuk memperoleh data terkait dengan data yang dijual (menentukan fast moving dan slow moving). Apabila terjadi slow moving maka akan dilakukan penggantian tampilan produk atau produk baru.

-

Mengadakan penelitian dan pengembangan pasar sesuai dengan segmen pasar, area dan menentukan kelayakan lokasi untuk promosi atau pengembangan pasar.

 HRD & GA -

Mengadakan rekruitmen karyawan baru baik secara langsung atau melalui biro jasa ketenagakerjaan.

-

Menentukan dan mengevaluasi seluruh kegiatan karyawan terkait denagn kedisiplinan, absensi, partisipasi terkait dengan kegiatan perusahaan.

-

Mengadakan pengadministrasian dan mengdakan perjanjian (perol) tiap bulannya.

-

Melakukan koordinasi dengan masing-masing departemen terkait dengan kegiatan yang dilakukan dengan masing-masing departemen dan terkait dengan informasi kinerja masing-masing karyawan di masing-masing departemen.

-

Melakukan perawatan seluruh peralatan kerja baik kantor, produksi dan untuk operasional masing-masing departemen.

-

Menetukan dan mengadakan penjadwalan terkait dengan training.

 Produksi -

Mengadakan evalusai kinerja masing-masing sub bagian produksi atas kinerja dan evaluasi terkait produk yang diproduksi.

-

Menentukan jumlah kapasitas produksi yang harus dilakukan terkait dengan order dari bagian pemasaran.

-

Melakukan evaluasi dan mengadakan pencatatan hasil produksi baik harian, bulanan atau tahunan.

-

Memberikan masukan pada perusahaan terkait dengan perlatan, hasil produksi dan kemungkinan untik menciptakan produk-produk baru.

 Keuangan dan Akutansi -

Menerima pendapatan dan setoran dari pembukuan keuangan masing-masing departemen, khususnya pemasaran, terkait penjualan produk.

-

Mengadakan perencanaan sesuai dengan anggaran yang telah dicanangkan oleh perusahaan ke masing-masing departemen yang ada.

-

Mengadakan pengolahan data terkait dengan akutansi biaya dan perpajakan

-

Memberikan masukan kepada direksi/perusahaan terkait denga program pembiayaan. Yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan.

-

Melihat perputaran keuangan perusahaan.

 Pimpinan Cabang

-

Mengadakan pengembangan pasar/ produk sesuai kebutuhan konsumen yang ada di cabang.

-

Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah terkait dengan perijinan, dan instansi terkait swasta terkat dengan kerjasama strategis dan pengadaan supply bahan.

-

Membuat laporan pertanggungjawaban kepada direksi terkait operasional, kebijaksanaan, dan kinerja perusahaan secara umum.

 Riset and Development -

Melakukan control produk sebleum dipasarkan ke pasaran dan mengdakn percobaan-percobaan terkait denagn produk baru.

-

Mengadakn eksperimen terkait dengan masuknya supplier baru/bahan baku yang berbeda dengan yang selama ini dipakai.

-

Membuat desain produk untuk diajukan kepada direksi dan apabila disetujui maka akan dilakukan eksperimen produk baru sesuai dengan spesifikasi yang diajukan.

-

Mengadakan pengawasan mutu/kualitas produk sebelum dipasarkan secara rendem dar masing-masing sub abgian produksi.

-

Mengadakan pengawasan dan evaluasi terkait proses yang dilakukan bagian produksi untuk menjaga kualitas dan mutu serta terjadinya penyimpangan-penyimoangan terkait pemakaian barang.

Lampiran 2 (Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik PT. Bah Kery)

GUDANG

R. HRD

BENGKEL TRANSPORT

GUDANG

TEMPAT PENYUCIAN TRANSPORT

Waste Water Treatment

LAPANGAN OLAHRAGA

BENGKEL MESIN DAN PERALATAN

STEAMER

GUDANG

MUSHOLA

FREEZER

STEAMER

MIXER

MIXER

MIXER

R. GANTI R. PRODUKSI ICE CREAM

GUDANG ALAT

OVEN ROTI MANIS

MEJA PENIMBANGAN

OVEN ROTI TAWAR

MEJA PENGENTAS

MEJA PEMBENTUKAN ICE CREAM R. DAYA MIXER

OVEN ROTI TAWAR

R. PENDINGIN MIXER

MIXER

OVEN ROTI MANIS KIPAS ANGIN OVEN ROTI MANIS OVEN ROTI MANIS

MIXER

DOUGHBREAK MEJA PEBIMBANGAN

OVEN ROTI MANIS

MEJA PEMBENTUKAN

MEJA PEMBENTUKAN DAN PENGEMASAN

MEJA PEMBENTUKAN ROTI ISI

MIXER

MEJA PEMBENTUKAN MESIN PEMBULATAN

R. PRODUKSI ROTI MANIS

R. PRODUKSI ROTI TAWAR

MESIN ROLL PENDEK

MESIN ROLL PANJANG

OVEN ROTI MANIS OVEN ROTI MANIS M. PEMBENTUKAN ROTI GORENG

MESIN PEMINTAL

MESIN POTONG

PENGEMASAN ROTI TAWAR

M. PEMBENTUKAN DONAT

MESIN KUPAS

MESIN PENGEMASAN

MEJA PEMBENTUKAN ROTI ISI

MEJA PEMBENTUKAN

MEJA PENGEMASAN

PARKIR

MESIN ROLL MEJA PEMBENTUKAN

MEJA PEMBENTUKAN

ALMARI PENYIMPANAN OVEN

M. PEMBENTUKAN ROTI ISI

MESIN POTONG

OVEN ROTI MANIS

MEJA PEMBENTUKAN

R. PRODUKSI PASTRY

MEJA PEMBENTUKAN

550,00

MIXER

MEJA PENGEMASAN PASTRY

MIXER

MIXER

KABAG PRODUKSI KOPERASI

LOGISTIK MEJA PEMBENTUKAN KANTOR PEMASARAN R. KABAG PEMASARAN

MEJA PEMBUATAN ROTI KERING

R. MEETING

R. KABAG GUDANG

DAPUR

GUDANG ALAT

R. SATPAM

R. Tamu R. Komposisi R. R&D

KOPERASI

TEMPAT SAMPAH TEMPAT SAMPAH

PT. Bah Kery

TOILET R. MANAJER PEMASARAN

R. WAKIL DIREKTUR

R. MEETING

R. MANAJER RnD

R. ADMIN

R. MANAJER PRODUKSI

R. MANAJER KEUANGAN

R. MANAJER PIMPINAN CABANG

R. DIREKTUR R. MANAJER HRD dan GA

Lampiran 3 Aliran Proses Bahan GUDANG

R. HRD

BENGKEL TRANSPORT

GUDANG

TEMPAT PENYUCIAN TRANSPORT

Waste Water Treatment

1

LAPANGAN OLAHRAGA

BENGKEL MESIN DAN PERALATAN

MIXER

MIXER

13

R. PRODUKSI ICE CREAM MEJA PENIMBANGAN

R. DAYA MIXER

2

3

MIXER

OVEN ROTI TAWAR MIXER

OVEN ROTI MANIS OVEN ROTI MANIS

6

OVEN

5 MESIN ROLL

MEJA PEMBENTUKAN

MEJA PEMBENTUKAN

MEJA PEMBENTUKAN

9

MEJA PEMBENTUKAN DAN PENGEMASAN

MESIN PEMBULATAN

R. PRODUKSI ROTI MANIS

MEJA PENGEMASAN

MIXER

MEJA PEMBENTUKAN

OVEN ROTI MANIS

ALMARI PENYIMPANAN

R. PRODUKSI ROTI TAWAR

MESIN ROLL PENDEK

MESIN ROLL PANJANG

8

MESIN POTONG

MESIN KUPAS

OVEN ROTI MANIS M. PEMBENTUKAN ROTI GORENG

M. PEMBENTUKAN DONAT

14

16 PENGEMASAN ROTI TAWAR

OVEN ROTI MANIS

7

MESIN PEMINTAL

MESIN PENGEMASAN

MEJA PEBIMBANGAN

4

MEJA PEMBENTUKAN ROTI ISI

KIPAS ANGIN 10

MIXER

DOUGHBREAK

MEJA PEMBENTUKAN ROTI ISI

OVEN ROTI MANIS

12

M. PEMBENTUKAN ROTI ISI

10

MESIN POTONG

10

OVEN ROTI MAN

15 MIXER

10

550,00

R. PRODUKSI PASTRY

MEJA PEMBENTUKAN

KOPERASI

MEJA PENGEMASAN PASTRY

MIXER

MIXER

KABAG PRODUKSI

MEJA PEMBENTUKAN

R. PENDINGIN

OVEN ROTI MANIS

10

OVEN ROTI TAWAR

MEJA PENGENTAS

MEJA PEMBENTUKAN ICE CREAM

MEJA PEMBENTUKAN

GUDANG ALAT

1

MIXER

R. GANTI

PARKIR

STEAMER

GUDANG

MUSHOLA

FREEZER

STEAMER

LOGISTIK MEJA PEMBENTUKAN KANTOR PEMASARAN R. KABAG PEMASARAN

MEJA PEMBUATAN ROTI KERING

R. MEETING

R. KABAG GUDANG

DAPUR

1 GUDANG ALAT

R. SATPAM

R. Tamu R. Komposisi R. R&D

KOPERASI

TEMPAT SAMPAH TEMPAT SAMPAH

PT. Bah Kery

Keterangan: 1. Ruang komposisi 2. Mixer 3. Douhgbreak 4. Meja pemotongan dan penimbanan 5. Moulder bulat 6. Lamari penyimpanan 7. Roll panjang 8. Roll pendek 9. Meja pencetakan 10. Steamer 11. Oven 12. Meja pengentas 13. Pendinginan 14. Slicer kupas 15. Slicer potong 16. Pengemasan

Lampiran 4 Perencanaan Penanganan Limbah

1. Penampungan sementara Direncanakan: Volume

= 5500

BOD

= 170,416

⁄ (diasumsikan)

Ditanya : a. Dimensi? b. BOD removel? Jawab a. Dimensi V

=

t

5500

=

3,14 .

t

=

8m

- r = 15 .t

b. BOD removel Masih sama yaitu sebesar 170, 416



2. Pengendap / sedimentation tank Diketahui: Volume

= 8300

(5500 : 2) + 5500 = 8300 (hal ini yntuk menghindari volume agar tidak meluap) Diasumsikan sebagai berikut: -

Debit rata-rata

= 0,2945

Ditanya : a. Volume? b. HRT? c. BOD removel? Jawab a. Volume

=

p.l.t

8300

=

85 . 24 . t

t

=

4,069 m

b. HRT menunjukkan lama tinggal didalam tangki sedimentasi HRT

= = =

28183,36 s

=

7,82 jam

c. BOD removel

=

30 %

BOD removel

=

170,416

=

41,125

=

170,416 – 41,125

=

129,291

BOD removel

⁄ . 30 %



3. Grit Chamber Diasumsikan: Kecepatan aliran

= 0,3

Debit aliran tertinggi (Qpeak) = 0,43



Td

= 3 menit : 180 s

Ditanya : a. Qchannel? b. Luas penampang? c. Luas permukaan? d. Dimensi? e. BOD ? Jawab a. Qchannel

= = =

b. A

0,43

= = =

c. A surface

1,43

= = =

22,431

d. Kedalaman : Lebar =

Lebar

=3m

Kedalaman

= = 2,5 m

1

:

1,2

e. BOD Removal

=4% = 4% . 129,291 = 5,17

BOD

= 129,291 – 5,17 = 124,119



4. Clarifier 1 Diasumsikan: Menunjukkan debit aliran tertinggi = 0,43 HRT Diasumsikan 30 menit = 30 . 60 = 1800 s Laju aliran di asumsikan paling sesuai = 55 m/d Depth (m) = 4 m Flow Rate yang dipakai adalah flow rate yang meninggalkan tangki lewat permukaan. Perhitungan tangki clarifier II Ditanya : a. Luas permukaan? b. BOD removal? Jawab: a.

b. BOD removel = 6 % = 6 % . 124,119 = 7,744 BOD

= 124,119 – 7,744 = 116,67



5. Aerasi Diketahui: SRT ( ) = 25 Days F:M (Food ti microorganism ratio ) adalah menunjukkan indikasi beban organik yang masuk ke dalam lumpur aktif. F:M ratio = 0,9 g/g.d MLSS (Mixed Liqour Suspended Solid) /lumpur campuran = 5 g/l BOD Removal adalah sebesar (75% – 95 %) = 75 % Ditanya: a. Volume? b. Luas Permukaan? c. MLVSS? d. BOD?

Jawab: a.

HRT Volume

= HRT . Q = 60 menit . 0,43 = 60 . 60 . 0,43 = 1548

b.

V = Alas . Tinggi 1548 = A . 5 A = 309,6

c.

Panjang = 19 m ; Lebar = 17 m ; Tinggi = 5 m

MLVSS (Mixed Liquor Suspended Solids) Adalah menunjukkan material organik bukan mikroba. MLVSS =

d.

93,979

BOD Removal

= 75 % = 75 % . 116,67 = 87,5025

BOD

= 116,67 - 87,5025 = 29,167

e.



Jumlah Aerator dan Volume Udara

Jika diketahui bahwa debit air limbah yang masuk bak aerasi adalah 0,43 m3 /s = 14548 m3/jam maka dapat ditentukan berapa volume udara yang dibutuhkan dalam aerasi.

Artinya untuk mengaerasi untuk mengahasilkan udara 8

air limbah di bak aerasi membutuhkan udara

. Jika diketahui sebelumnya bahwa

udara diperlukan aerator sebanyak 5 buah. Maka untuk menghasilakan udara

aerator sebanyak 145480 buah. Dengan perhitungan sebagai berikut :

diperlukan

Artinya untuk menghasilkan udara sebesar

selama 8 jam dibutuhkan aerator sebanyak

buah (Catt : Aerator hidup secara

kontinyu selama 8 jam, Asumsi : ukuran aerator yang digunakan sama). 6. Clarifier II Lumpur kimia yang dihasilkan pada 1st Clarifier tidak langsung di buang ke alam, karena dikhawatirkan mengandung bahan kimia yang membahayakan organisme sekitar. Sehingga disalurkan ke proses screen sludge dan seterusnya kemudian diolah dan dijadikan bahan bangunan. Sedangkan lumpur yang dihasilkan dari bak 2nd Clarifier sebagian dibuang dan sebagian lagi dikembalikan untuk mempertahankan konsentrasi lumpur aktif.

Diketahui : Menunjukkan debit aliran tertinggi pada perhitungan di excel = 0,43 HRT Diasumsikan 30 menit = 30 . 60 = 1800 s Laju aliran di asumsikan paling sesuai = 55 m/d Flow Rate yang dipakai adalah flow rate yang meninggalkan tangki lewat permukaan. Perhitungan tangki clarifier II Ditanya: a. Luas Permukaan Tangki? b. BOD removal? Jawab: a.

Sehingganya diameter bak tersebut adalah :

b.

BOD Removal

=5% = 5% . 29,167 = 1,458

BOD

= 29,167 – 1,458 = 27,708



Tinggi clarifier menurut JCWPCF & ASCE, waste water treatment plant design, Manual of Practise 8 dalam Suryadiputra, INN kedalaman dinding tangki 2nd Clarifier yaitu minimal 3.7 meter. Dan dianjurkan 4 meter. 7. Trickling filter Pada literatur dipilih High loaded sehingga: Diketahui: OSLR (Organic Surface Loading Rate) = 35 gr BOD/m2/hari HRT = 30 m/hari Organik loading rate = 0.7 kg BOD/m3/hari Kedalaman = 1.8 m Filter media = slag, syntetics

Jari-jari (r )= 22m Tinggi tangki pengendap= 5m

Lampiran 5 Sistem Desain Pembuangan limbah pabrik (Selokan) GUDANG

R. HRD

BENGKEL TRANSPORT

GUDANG

TEMPAT PENYUCIAN TRANSPORT

LAPANGAN OLAHRAGA

Waste Water Treatment

BENGKEL MESIN DAN PERALATAN

STEAMER

TOILET

MUSHOLA

FREEZER

STEAMER

MIXER

R. GANTI GUDANG ALAT

R. PRODUKSI ICE CREAM

R. DAYA MIXER R. PENDINGIN

Keterangan : OVEN

: Selokan

KABAG PRODUKSI

Toilet KOPERASI

550,00

LOGISTIK

(1)

KANTOR PEMASARAN R. KABAG PEMASARAN

R. MEETING

INTALASI AIR

R. KABAG GUDANG

DAPUR

(2) GUDANG ALAT

R. SATPAM

R. Tamu R. Komposisi R. R&D

KOPERASI

TEMPAT SAMPAH TEMPAT SAMPAH

PT. Bah Kery

SUNG

Lampiran 6 Sistem Instalasi Air Kantor PT. Bah Kery

TOILET R. MANAJER PEMASARAN

R. WAKIL DIREKTUR

R. MEETING

R. MANAJER RnD

R. ADMIN

R. MANAJER PRODUKSI

R. MANAJER KEUANGAN

INSTALASI AIR

R. MANAJER PIMPINAN CABANG

R. DIREKTUR R. MANAJER HRD dan GA

Lampiran 7 Sistem Instalasi Air Pabrik PT. Bah Kery

GUDANG

R. HRD

BENGKEL TRANSPORT

GUDANG

TEMPAT PENYUCIAN TRANSPORT

LAPANGAN OLAHRAGA

Waste Water Treatment

BENGKEL MESIN DAN PERALATAN

STEAMER

TOILET

MUSHOLA

FREEZER

STEAMER

MIXER

: INSTALASI AIR UNTUK PREVENTIF KEBAKARAN

R. GANTI GUDANG ALAT

R. PRODUKSI ICE CREAM

R. DAYA MIXER R. PENDINGIN

OVEN

KABAG PRODUKSI

Toilet KOPERASI

550,00

LOGISTIK KANTOR PEMASARAN R. KABAG PEMASARAN

R. MEETING

INTALASI AIR

R. KABAG GUDANG

DAPUR

GUDANG ALAT

R. SATPAM

R. Tamu R. Komposisi R. R&D

KOPERASI

TEMPAT SAMPAH TEMPAT SAMPAH

PT. Bah Kery

Lampiran 8 Sistem Instalasi Air Metode Tangki Atap PT. Bah Kery SISTEM INSTALASI AIR METODE TANGKI ATAP PT. Bah Kery

TANDON ATAS AIR HUJAN

PABRIK PT. Bah Kery LANTAI 1

INSTALASI AIR

POMPA POMPA

BAK SEDIMENTASI

SUMUR

BAK PENYARING

PENAMPUNGAN AIR BAWAH TANAH

Lampiran 9 Instalasi Listrik Kantor R. MANAJER PEMASARAN

R. WAKIL DIREKTUR

TOILET R. MANAJER RnD R. MEETING

R. ADMIN

R. MANAJER PRODUKSI

R. MANAJER HRD dan GA R. MANAJER KEUANGAN

R. MANAJER PIMPINAN CABANG

R. DIREKTUR

Lampiran 10 Instalasi Listrik Pabrik R. HRD GUDANG

BENGKEL TRANSPORT

TEMPAT PENYUCIAN TRANSPORT

Waste Water Treatment (3)

STEAMER

STEAMER

BENGKEL MESIN DAN PERALATAN

LAPANGAN OLAHRAGA

2800,00

TOILET MUSHOLA

FREEZER

R. GANTI GUDANG ALAT

R. DAYA

R. PENDINGIN

OVEN

(1)

KABAG PRODUKSI

KOPERASI

550,00 (2)

LOGISTIK KANTOR PEMASARAN R. KABAG PEMASARAN

R. KABAG GUDANG

R. MEETING

R. Komposisi

GUDANG ALAT

R. SATPAM

KOPERASI

TEMPAT SAMPAH

PT. Bah Kery

R. R&D DAPUR

R. Tamu

TEMPAT SAMPAH

Related Documents


More Documents from "Lwanga Charles"