Loading documents preview...
PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS OLEH KELOMPOK 1
Alvaro Sevatanu Muhammad Arnu Dzaky Anwar Rifdah Hilmi Iftisamah
KELOMPOK 1 :
Sekar Harum Fauzana Shafira Natasha Weni Trisnawati
2
PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS
SEARCH
Daftar Isi
1
Tokoh Penemu
2
Tempat Penemuan
3
Ciri-ciri Tubuh
4
Cara Bertahan Hidup
5
Peralatan yang Digunakan
6
Masa Pembagian
4
TOKOH PENEMU
Dr. Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald (lahir di Berlin, 13 November 1902 – meninggal di Bad Homburg vor der Höhe, 10 Juli 1982 pada umur 79 tahun) adalah
paleontolog
Jerman-Belanda
dan
yang
geolog
melakukan
berkebangsaan
penelitian
terhadap hominin. G.H.R. von Koenigswald memberikan banyak kontribusi terhadap paleontologi selama kariernya. Penemuannya dan penelitiannya mengenai fosil manusia purba di Jawa dan penelitiannya mengenai fosil penting lainnya di Asia Tenggara memberinya reputasi sebagai
Ia memulai penggalian (ekskavasi) di Sangiran, Sragen, pada
tahun
1934.
Salah
satu
temuan
pentingnya
adalah tengkorak "Sangiran II" yang olehnya disebut sebagai Pithecanthropus erectus (anggota Homo erectus). Temuan penting lainnya adalah fosil tengkorak dan rahang bawah Meganthropus(olehnya disebut M. paleojavanicus). Von
Koenigswald
mengumpulkan
setidaknya
60
fosil manusia purba sampai 1941. Sejumlah temuannya ini dikirim ke rekannya di Jerman, Franz Weidenreich
salah satu figur paleoantropologi terpenting abad ke-20.
6
TEMPAT PENEMUAN
Tempat Penemuan Fosil
Fosil yang ditemukan saat itu masih berusia balita, sekitar 5-6 tahun. Sesuai dengan teori pembagian lapisan diluvium, Pithecanthropus yang ditemukan oleh Dubois berada pada lapisan trinil, sedangkan paa lapisan Jetis merupakan jenis Pithecantrophus Erectus atau Pithencantropus robustus karena memiliki tubuh lebih besar dan kuat. Koenigswald
berpendapat
bahwa
Homo
Mojokertensis
atau
Pithecantrophus mojokertensis berada pada lapisan Plaistosen bawah atau lapisan Jetis. Manusia purba jenis Pithecanthropus ini merupakan manusia purba yang paling banyak ditemukan fosilnya.
8
CIRI-CIRI TUBUH
01
Mempunyai badan tegap.
Mempunyai
tinggi
badan
tulang
raham
02 165–180 cm. Mempunyai 03 dan juga gigi geraham. Mempunyai
kening
yang
04
menonjol.
10
05
Tidak mempunyai dagu.
Volume otak antara 750 – 1.300 cc, 06 yang menandakan belum sempurna. Mempunyai tulang tengkorak 07 bagian atap yang melonjong. Mempunyai alat untuk mengunyah 08
dan juga sudah makan segalanya.
11
CARA BERTAHAN HIDUP
Hidup mengumpulkan makanan (food gathering). Manusia purba ini hidup dengan cara berburu atau menangkap ikan di sungai. Pithecanthropus berburu binatang di sepanjang lembah tempat tinggalnya di daratan. Perilaku ini
bertahan kira – kira satu juta tahun. Makanan yang dimakan adalah mentah. Pithecanthropus diduga belum mengerti bagaimana cara memasak, dan ditemukan alat – alat dan artefak
Cara Hidup Pithecanthropus Mojokertensis
kapak yang hanya digunakan untuk menguliti dan memotong daging
buruannya. Hidup berkelompok. Pithecanthropus diperkirakan hidup berkelompok kecil dalam suatu keluarga dan memiliki pemimpinnya. Biasanya pithecanthropus hidup berkelompok karena ingin bersama – sama melawan binatang buas yang sewaktu – waktu menyerang. Kelompok hidup pithecanthropus bisa mencapai 6-12 individu dalam satu gua. Hidupnya berpindah-pindah. Karena hidup hanya mengumoulkan makanan, suatu saat akan didapati bahwa makanan bisa habis di suatu tempat. Ketika hal itu terjadi, maka ramai – ramai kelompok pithecanthropus akan mencari tempat lain yang lebih banyak makanannya.
13
PERALATAN
Banyak sekali peninggalan pada masa manusia purba ini, dengan contoh :
Peninggalan Pada Masa Pithecanthropus Mojokertensis
Kapak perimpas Kapak penetak Kapak genggam Pahat genggam Alat serpih Dan alat – alat tulang
Dari peninggalan manusia purba ini, dapat diketahui pada masa manusia purba ini termasuk makhluk hidup pemakan daging. Selain itu mereka juga memakai tulang – tulang hewan sebagai peralatan.
15
MASA PEMBAGIAN
Pithecanthropus terdapat di zaman Pleitosen bawah. Masa ini dikenal juga dengan zaman diluvium. Masa ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu dan merupakan awal munculnya manusia purba di bumi. Pada zaman ini suhu bumi mengalami penurunan sangat drastis sehingga es yang ada di kutub utara meluas. Zaman ini disebut juga
Masa Pembagian Pithecanthropus Mojokertensis
zaman es ( glasial ). Ketika suhu bumi meningkat, sebagian
es kemudian mencair atau dikenal dengan zaman interglasial. . Pada zaman es, Indonesia muncul paparan Sunda dan paparan Sahul. Keduanya dipisahkan garis wallace. Garis
wallace merupakan garis batas fauna ( zoogeografis ). Di sebelah barat memiliki banyak kemiripan dengan fauna di Asia., di sebelah timur faunanya memiliki kesamaan dengan fauna di benua Australia.
17
THANK YOU! Any questions?