Satuan Acara Penyuluhan Iud

  • Uploaded by: Rendy Hermawan
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Iud as PDF for free.

More details

  • Words: 2,302
  • Pages: 15
Loading documents preview...
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) (KONTRASEPSI INTRA UTERIN DEVICE (IUD))

1.

Pokok Bahasan

2.

Sub pokok bahasan :

3.

Sasaran

: KONTRASEPSI IUD 

Pengertian IUD



Jenis – Jenis IUD



Keuntungan & Kerugian IUD



Indikasi & Kontraindikasi Pemakaian IUD



Kunjungan Ulang IUD

: Keluarga Pasien serta Pasien Post Partum yang di Rawat di Zaitun III RSUD Al-Ihsan Provinsi Jabar

4.

Waktu

: 45 Menit dari jam 09.00 – 09.45 WIB

5.

Tanggal

: Sabtu,15 November 2014

6.

Tempat

: Ruang Tunggu Zaitun III RSUD Al-Ihsan Provinsi Jabar

7.

Tujuan a.

:

Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran mampu mengetahui gambaran umum tentang IUD.

b.

Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah diberi penyuluhan selama 45 menit, diharapkan peserta dapat : 1) Menjelaskan pengertian IUD 2) Menjelaskan jenis – jenis IUD 3) Menjelaskan keuntungan & kerugian IUD 4) Menjelaskan indikasi & kontra indikasi IUD 5) Menjelaskan kunjungan ulang IUD

1

8. Kegiatan : a. Langkah – langkah kegiatan : NO 1.

LANGKAH KEGIATAN Pendahuluan

WAKTU 10’

KEGIATAN

KEGIATAN PENYULUH  Mempersiapkan

SASARAN

meteri,

media dan tempat  Memberi salam

Menjawab salam

 Memperkenalkan diri  Menjelaskan maksud dan tujuan  Kontrak waktu  Apersepsi Menjawab

 Memberikan pre test

pertanyaan 2.

Penyajian

20’

 Menjelaskan

pengertian Mendengarkan

IUD

dengan seksama

 Menjelaskan jenis – jenis peserta IUD

mengajukan

 Menjelaskan keuntungan & pertanyaan kerugian IUD  Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi

pemakaian

IUD  Menjelaskan

kunjungan

ulang IUD 3.

Evaluasi

10’

 Melakukan

post

(memberi

test Peserta menjawab

pertanyaan pertanyaan

secara lisan)

(Partisipasi aktif)

 Menyimpulkan materi 4.

Penutup

5’

 Memberi salam

2

 Menjawab salam

9. Metode

:



Ceramah



Tanya jawab

10. Media

: LCD, Infokus dan Leaflet

11. Materi

: Terlampir

12. Evaluasi a.

Prosedur

: Post Test

b.

Jenis tes

: Pertanyaan secara lisan

c.

Bentuk

: Pertanyaan terbuka

d.

Butir – butir pertanyaan

: 5 soal

e.

1)

Apa yang dimaksud dengan IUD?

2)

Apa saja jenis – jenis IUD ?

3)

Sebutkan keuntungan & kerugian IUD?

4)

Sebutkan indikasi & kontraindikasi pemakaian IUD ?

5)

Sebutkan kunjungan ulang IUD ?

Jawaban : 1).

IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif ( Saefudin, 2003 ). IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.

2).

Copper T, copper 7, multi load dan lippes loop

3).

Keuntungan IUD diantaranya : 1.

Efektivitasnya tinggi  0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.

2.

Dapat efektif segera setelah pemasangan.

3.

Metode jangka panjang (10 th).

4.

Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).

5.

Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6.

Tidak ada efek samping hormonal. 3

7.

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

8.

Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.

9.

Dapat digubakan sampai dengan menopause.

10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat. 11. Membantu mencegah kehamilan ektopik. Kerugian IUD diantaranya : 1.

Efek samping yang umum terjadi : 

Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

2.



Haid lebih lama dan banyak.



Perdarahan antar menstruasi (spotting).



Saat haid lebih sakit.

Komplikasi lain 

Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan



Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia



Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

3.

Tidak mencegah IMS.

4.

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan.

5.

Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

6.

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam pemasangan IUD

7.

Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari

8.

Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR

4

9.

Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)

10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal 11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. 4).

Indikasi pemakaian IUD diantaranya : 1.

Usia reproduktif

2.

Keadaan nulipara

3.

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4.

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5.

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6.

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7.

Risiko rendah dari IMS

8.

Tidak menghendaki metoda hormonal

9.

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama 11. Perokok 12. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi 13. Gemuk ataupun kurus 14. Penderita tumor jinak payudara 15. Penderita kanker payudara 16. Pusing-pusing, sakit kepala 17. Tekanan darah tinggi 18. Varises di tungkai atau di vulva 19. Diabetes 20. Setelah kehamilan ektopik

Kontraindikasi pemakaian UID diantaranya : 1. Sedang hamil 2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui 3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) 5

4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik 5.

Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri

6. Penyakit trofoblas yang ganas 7. Diketahui menderita TBC pelvik 8. Kanker alat genital 9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm 5).

Kunujungan ulang IUD : 1. 1 bulan pasca pemasangan 2. 3 bulan kemudian 3. setiap 6 bulanberikutnya 4. 1 tahun sekali 5. bila terlambat haid 1 minggu 6. perdarahan banyak dan tidak teratur.

13. Pengorganisasian Kegiatan Penyuluhan a. Presenter

:

b. Moderator

:

c. Notulis

:

d. Fasilitator

:

6

SETTING TEMPAT PENYAJIAN

Infokus Notulen Meja Penyanyi dan moderator Fasilitator

Bangku Sasaran Penyuluhan Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan Bangku Sasaran Penyuluhan

7

KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE ( IUD )

A. Latar Belakang Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil

menurunkan angka kelahiran dan

pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas. Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi (prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (21,1%), pil (19,4%), AKDR (18,1%), Norplan (16%), Sterilisasi wanita (3%), Kondom (0,7%), Sterilisasi pria (0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbedabeda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. Maka dari itu penyusun ingin mencoba membahas dalam penyuluhan kesehatan tentang “Kontrasepsi IUD”.

8

B. Definisi IUD Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Handayani, 2010). IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif ( Saefudin, 2003 ). IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi. AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif. AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga, ada yang dililit tembaga bercampur, dan yang berisi hormone progesterone. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003).

9

C. Jenis – Jenis IUD Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah : 1. Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga

halus.

Lilitan

tembaga

halus

ini

mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).

2. Copper - 7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan

gulungan

kawat

tembaga

luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan

tembaga

halus

pada

IUD

Copper-T

(Imbarwati, 2009).

3. Multi load IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi

load

yaitu

( Imbarwati, 2009)

10

standar,

small,

dan

mini

4. Lippes loop Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi

benang

mempunyai

pada

angka

ekornya. kegagalan

Lippes yang

Loop rendah,

keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau perforasi, sebab terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).

D. Keuntungan & Kerugian IUD Keuntungan IUD diantaranya : 1.

Efektivitasnya tinggi  0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.

2.

Dapat efektif segera setelah pemasangan.

3.

Metode jangka panjang (10 th).

4.

Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).

5.

Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6.

Tidak ada efek samping hormonal.

7.

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

8.

Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.

9.

Dapat digunakan sampai dengan menopause.

10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat. 11. Membantu mencegah kehamilan ektopik. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010 )

11

Kerugian IUD diantaranya : 2. Efek samping yang umum terjadi : 

Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)



Haid lebih lama dan banyak.



Perdarahan antar menstruasi (spotting).



Saat haid lebih sakit.

3. Komplikasi lain 

Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan



Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia



Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

4. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) 5. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan. 6. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS (Infeksi Menular Seksual) memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas 7. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam pemasangan IUD 8. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari 9. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR 10. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan) 11. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal 12. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010)

12

E. Indikasi & Kontraindikasi Pemakaian IUD Indikasi pemakaian IUD diantaranya : 21. Usia reproduktif 22. Keadaan nulipara 23. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang 24. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi 25. Setelah melahirkan dan tidak menyusui 26. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 27. Risiko rendah dari IMS 28. Tidak menghendaki metoda hormonal 29. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari 30. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama 31. Perokok 32. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi 33. Gemuk ataupun kurus 34. Penderita tumor jinak payudara 35. Penderita kanker payudara 36. Pusing-pusing, sakit kepala 37. Tekanan darah tinggi 38. Varises di tungkai atau di vulva 39. Diabetes 40. Setelah kehamilan ektopik

Kontraindikasi pemakaian UID diantaranya : 1. Sedang hamil 2. Perdarahaagn vina yang tidak diketahui 3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) 4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik 5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri 6. Penyakit trofoblas yang ganas 7. Diketahui menderita TBC pelvik 13

8. Kanker alat genital 9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

F. Perawatan Pada Ibu Yang Menggunakan IUD 1. Kunjungan Ulang a) 1 bulan pasca pemasangan b) 3 bulan kemudian c) Setiap 6 bulan berikutnya d) 1 tahun sekali e) Bila terlambat haid 1 minggu f)

Perdarahan banyak dan tidak teratur.

2. Memeriksa benang IUD a) Datang ke tenaga kesehatan b) Memeriksa sendiri dengan cara :  Cuci tangan  Duduk dalam posisi jongkok  Masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim  Cuci tangan setelah selesai

14

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN. Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rihama Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD Maryani, Heti. 2004. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita.di akses pada tanggal 10 november 2014 Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta. Saifuddin, Abdul Bari, Affandi Biran, Baharuddin, Moh, Soekir, Soekaemi. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPS

15

Related Documents


More Documents from "Irmaya Meilindas13"

Cav Dpa Pump Rebuild Manual
February 2021 0
Cerita Abu Nawas
January 2021 1
January 2021 0