Satuan Acara Penyuluhan (sap)

  • Uploaded by: amal dnc
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan (sap) as PDF for free.

More details

  • Words: 2,025
  • Pages: 12
Loading documents preview...
Lampiran

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) pada Ibu Postpartum Blues

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari/ Tanggal

:

Waktu

:

Pokok Bahasa

: Pengelolaan pasien Ibu Postpartum dengan masalah Postpartum Blues

Sub Pokok Bahasa

: Menjelaskan bagaimana mengatasi postpartum blues

Sasaran

: Ibu postpartum primipara yang terkena postpartum blues

Penyuluh

: Galuh Ihza Maharani

I.

Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan mengenai postpartum blus dan cara mengatasinya, di harapkan ibu hamil dapat memahami tentang postpartum blues serta tepat dalam mengatasi terjadinya postoartum blues.

II.

Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan mengenai postpartum blues dan cara mengatasinya, diharapkan ibu dapat mengetahui : 1. Mengetahui cara mengatasi postpartum blues 2. Mengetahui perubahan dan menerima peran barunya menjadi seorang ibu 3. Mampu mengatasi kecemasannya sebagai peran baru sebagai seorang ibu

III.

Garis Besar Materi 1. Pengertian mengenai postpartum blues

Lampiran

2. Perubahan peran ibu dan cara mengatasi postpartum blues 3. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari postpartum blues IV.

Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab atau diskusi

V.

Media dan Alat Peraga 1. Leaflet

VI.

Proses Kegiatan Penyuluhan No

KEGIATAN

Waktu

Pendahuluan : 1



Memberikan salam pembuka dan perkenalan diri



Menjelaskan tujuan yang dilakukan



Kontrak waktu dengan klien

3 menit

Penjelasan : 

Memberikan penjelasan mengenai pengertian Postpartum Blues

2



Memberikan

penjelasan

bagaimana

cara

mengatasi

10 menit

postpartum blues 

Menerima dan faham akan peran batu menjadi seorang ibu



Menerima dan faham bagaimana cara mencegah terjadinya postpartum blues

Penutup:

3



Tanya jawab atau diskusi



Menyimpulkan hasil penyuluhan



Memberikan salam penutup



Mengucapkan terimakasih

10 menit

Lampiran

VII.

Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien.

A. Postpartum Blues 1. Pengertian Postpartum Blues Postpartum blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak masa hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Postpartum blues terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan puncaknya pada 3 atau 4 hari pasca melahirkan (Pieter, 2011). Postpartum blues adalah perubahan perasaan yang dialami ibu berupa perasaan sedih, kesulitan tidur dan suasana hati cepat berubah yang dirasakan oleh ibu setelah melahirkan, sekitar 80% dirasakan ibu setelah persalinan dan berlangsung selama 3-6 hari dalam 14 hari pertama.(Ambarwati, 2009) Postpartum blues dialami sekitar 2 hari sampai 2 minggu setelah kelahiran dan sang ibu mengalami perasaan sedih dan murung. Setelah melahirkan ibu memiliki peran baru, pada minggu-minggu dan bulan-bulan pertama, beberapa penyesuaian diperlukan dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya tersebut baik dari segi fisik maupun psikologis (Marmi, 2014) Berdasarkan kesimpulan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian postpartum blues adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara yang dialami oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan karena perubahan tingkat hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan keluarga dan pengasuhan terhadap bayi. Keadaan ini biasanya muncul antara hari ke-3 hingga ke-10 pasca persalinan, seringkali setelah pasien keluar dari

Lampiran

rumah sakit. Apabila gejala ini berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi tanda terjadinya gangguan depresi yang lebih berat, ataupun psikosis post partum dan tidak boleh diabaikan (Novak dan Broom, 2009).

2. Gejala-gejala Postpartum Blues Gejala postpartum blues menurut (dr.Soffin Arfian, SpOG dalam buku Baby Blues) terbagi menjadi beberapa kondisi, yaitu: a. Gejala Perilaku Gejala ini ditunjukan ibu sering menangis, hiperaktif atau sering berlebihan, terlalu sensitive dengan lingkungan di sekitar, mudah tersinggung, tidak peduli terhadap bayi. b. Gejala Fisik Pola tidur yang tidak teratur karena mengalami masalah dalam istirahat, hilangnya tenaga pada ibu karena terlalu lelah dan banyak melakukan aktivitas, hilang nafsu makan atau tidak memiliki nafsu makan, mengalami mudah lelah ketika bangun tidur. c. Gejala Emosional Perasaan ibu yang cemas dan khawatir yang berlebihan, bingung apa yang harus dilakukan, mencemaskan kondisi fisik yang berlebihan (berat badan meningkat setelah melahirkan), tidak percaya diri akan kondisi yang dialami sekarang, merasa sedih dan berprasangka selalu diabaikan. Gejala-gejala postpartum blues bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Beberapa perubahan sikap tersebut yaitu : sering tiba-tiba karena tidak merasa bahagia, penakut, tidak mau makan, mudah tersinggung, tidak mau bicara, sakit kepala, sering berganti mood,

Lampiran

mudah sensitive dan berlebihan, tidak bergairah khususnya pada hal yang semula diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan susah membuat keputusan, merasa tidak punya ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan, insomnia. Gejala ini mulai muncul setelah persalinan hari ke 3 dan hari ke 6, pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. (Murtiningsih, 2012) Adapun karakteristik dari gejala-gejala tersebut yaitu ketidakmampuan mengendalikan tenaga (energy) bahkan setelah tidur, ketidakmampuan mempertahankan tingkat aktifitas fisik, peningkatan kebutuhan istrahat, capek, ketidakmampuan mempertahankan rutinitas, ungkapan dengan kata-kata adanya kekurangan tenaga berlebihan atau terus-menerus lesu, tidak bergairah, merasa membutuhkan tambahan energi untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, kurang konsentrasi dan mengantuk berlebihan (Mc Farland & Mc Farlane dalam Wijayanti, 2011). 3. Penyebab Postpartum Blues Berdasarkan penelitian Tresya (2010, dalam Mansur, 2009) Beberapa penyebab terjadinya postpartum blues, diantaranya : a. Perubahan Hormon b. ASI tidak keluar pasca persalinan c. Coping tidak efektif d. Kelelahan pasca melahirkan e. Bayi yang susah tidur, menangis. f. Kurang atau tidak adanya dukungan dari suami maupun keluarga g. Takut kehilangan bayi

Lampiran

h. Bayi yang sakit (Kuning, dll) i. Rasa bosan si ibu.

4. Faktor yang Berpengaruh Menyebabkan Postpartum Blues Penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah ketidakseimbangan hormon ibu, yang merupakan efek sampingan kehamilan dan persalinan (Nadesul, 2002). Tingkat stress ibu pasca melahirkan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan eksternal : a. Faktor internal antara lain fluktuasi hormonal, faktor psikologis dan kepribadian, adanya riwayat depresi sebelumnya, riwayat kehamilan dan persalinan dengan komplikasi, persalinan section caesarea, kesulitan menyusui, dan minimnya pengetahuan ibu akan perawatan bayi. b. Sedangkan faktor eksternal meliputi dukungan sosial, kondisi dan kualitas bayi, dan status mental suami (Henshaw, 2003). Hal lain yang dikemukakan oleh (dr. Soffin Arfian, 2012) ada 4 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya postpartum blues, diantaranya : a. Faktor Fisiologis atau Hormonal Timbulnya cemas pada ibu hamil mulai dai teori biologi (perubahan hormonal dan neurokimia), psikologis (tipe kepribadian dan cara berfikir), dan social (tingkat pendidikan, penghasilan, hubungan dengan pasangan, kekerasan dalam rumah tangga). Ditambah lagi, setelah melahirkan kadar hormone kortisol (hormone pemicu stress) pada tubuh bu naik hingga mendekati orang yang sedang mengalami depresi. Di saat yang sama, hormone laktogen dan prolactin yang memicu produksi ASI sedang meningkat.

Lampiran

Kadar estrogen dan progesterone sangat rendah disertai penurunan kadar hormone yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mudah lelah, penurunan mood, dan perasaan tertekan. b. Faktor Psikologis Respon penanggulangan stress psikososial akan bertambah ketika seorang wanita memerlukan penyesuaian baru, seperti perawatan bayi yang baru lahir dan pengasuhannya. Ketika terjadi ketidaksesuaian (coping tidak efektif), ibu akan mengalami baby blues. Beberapa faktor yang dapat menghambat penyesuaian dala menerima peran sebagai ibu antara lain : 1. Ibu mengalami depresi saat hamil 2. Proses persalinan yang diharapkan normal (fisiologis) menjadi berjalan patologis (dengan tindakan, seperti vacum atau operasi Caesar) 3. Bayi yang lahir tidak sesuai dengan yang diharapkan 4. Persepsi pada citra tubuh 5. Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga 6. Tidak memiliki banyak teman atau orang yang dipercaya untuk diajak bercerita 7. Karier dan tanggung jawab finansial. a. Faktor Genetis 1. Ibu yang keluarganya memiliki riwayat depresi memiliki peluang lebih besar mengalami postpartum blues 2. Kepribadian bawaan yang kurang matang, sebab orang yang memiliki kepribadian tersebut lebih mudah mengalami depresi apabila mendapat tekanan. b. Faktor Fisik

Lampiran

Kelelahan fisik akibat proses persalinan yang baru dilalui dan kelelahan merawat bayi seharian dapat memicu munculnya terjadi postpartum blues. Dari hasil beberapa studi, diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan social dengan terjadinya postpartum blues pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Wanita yang baru pertama kali melahirkan (primipara) dibandingkan dengan yang sudah beberapa kali melahirkan (multipara) mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami postpartum blues. 5. Dampak Postpartum Blues Jika kondisi tidak diatasi dengan serius dan benar, bia berdampak pada hubungan pada ibu dan bayinya, bahkan anggota keluarga yang lain juga bisa merasakan dampak dari postpartum blues. jika postpartum blues dibiarkan, bisa berlanjut menjadi depresi postpartum, yaitu berlangsung lebih dari hari ke-7 pascar persalinan. Pada keadaan lanjut dapat mengancam keselamatan ibu dan anaknya (Kasdu, 2007) a. Dampak Pada Ibu 1. Menyalahkan kehamilannya 2. Sering menangis 3. Mudah tersinggung 4. Sering terganggu waktu istirahat dan insomnia berat 5. Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa memberikan asi bahkan takut jika bayinya meninggal 6. Muncul kecemasan tidak bisa menjadi orang tua yang baik 7. Muncul perasaan malas dalam mengurus bayi 8. Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat 9. Frustasi hingga berupaya bunuh diri

Lampiran

b. Dampak Pada Bayi 1. Masalah perilaku Anak-anak dari ibu yang mengalami postpartum blues lebih memungkinkan memiliki masalah perilaku, termasuk masalah tidur, agresi dan hiperaktif. 2. Perkembangan kognitif terganggu Anak nantinya mengalami keterlambatan dalam bicara dan berjalan jika dibandingkan dengan anak-anak ibu yang tidak depresi. Mereka akan mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah. 3. Sulit bersosialisasi Anak-anak dari ibu yang mengalami postpartum blues biasanya mengalami kesulitan membangun hubungan dengan orang lain. Mereka sulit berteman atau cenderung bertindak kasar. 4. Masalah emosional Anak-anak dari ibu yang mengalami postpartum blues cenderung merasa rendah diri, lebih sering merasa cemas dan takut, lebih pasif dan kurang independent.

6. Penatalaksanaan atau Cara Mengatasi Postpartum Blues Penanganan gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan mental pada momen – momen lainnya. Para ibu yang mengalami postpartum blues membutuhkan dukungan psikologis juga yang harus dipenuhi. Para ibu membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira bila mendapat pertolongan yang praktis,

Lampiran

Dengan bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan beberapa kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi. Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongan dari para ahli, misalnya dari seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Para ahli obstetric memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca-salin dan segera memberikan penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi/konseling bila memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para petugas obstetric, yaitu : dokter dan bidang/perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai dan adekuat tentang proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penangannya. Postpartum Blues juga dapat dikurangi dengan cara belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi, tidur ketika bayi tidur, berolahraga ringan, ikhlas dan tulua dengan peran baru sebagai ibu, tidak perfeksionis dalam hal mengurus bayi, membicarakan rasa cemas dan mengkomunikasikannya, bersikap fleksibel, bergabung dengan kelompok ibu-ibu yang baru. Dalam penanganan para ibu yang mengalami postpartum blues dibutuhkan pendekaan menyeluruh atau holistic. Pengobatan medis, konseling emosional, bantuanbantuan praktis dan pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dan harapan-harapan mereka mungkin pada saat-saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, social dan psikologis secara bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu : suami, keluarga dan teman dekat.

Lampiran

Cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu : c. Cara Pendekatan komunikasi terapeutik Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara perawat dengan pasien dalam rangka kesembuhan dengan cara: 1. Mendorong ibu untuk mampu meredakan segala ketegangan emosi 2. Dapat memahami perasaannya 3. Dengan cara meningkatkan support mental Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga yaitu : 1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam pekerjaan rumah 2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani itu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi 3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya 4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir 5. Memperbanyak dukungan dari suami 6. Suami menggantikan peran istri ketika istri kelelahan 7. Ibu dianjurkan sering bercerita dengan teman-teman yang baru saja melahirkan 8. Mengganti suasana dengan bersosialisasi 9. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya d. Penanganan klien Postpartum Blues juga dapat dilakukan pada diri klien sendiri dengan cara : 1.

Belajar tenang dengan menarik nafas dalam dan meditasi

Lampiran

2.

Tidurlah ketika bayi tidur

3.

Berolahraga ringan

4.

Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu

5.

Tidak perfeksionis dalam hal mengurus bayi

6.

Bersikap fleksibel

7.

Bergabung dengan kelompok ibu

6. Masalah yang Muncul Dalam Postpartum Blues Beberapa masalah yang sering muncul saat mengalami postpartum blues yaitu : a. Ansietas b. Ketidakefektifan koping c. Gangguan pola tidur Ketidakmampuan menjadi orangtua

Related Documents


More Documents from "Sinta Fatmala Sari"