Skeletal Traksi Dan Skin Traksi

  • Uploaded by: Rina Nur Apriyanti Chuabbie
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skeletal Traksi Dan Skin Traksi as PDF for free.

More details

  • Words: 3,342
  • Pages: 31
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot, untuk mereduksi, menyejajarkan, mengimobilisasi fraktur, mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan di antara kedua permukaan patahan tulang. Untuk itu, traksi diperlukan untuk reposisi dan imobilisasi pada tulang panjang. Traksi digunakan untuk menahan kerangka pada posisi sebenarnya, penyembuhan, mengurangi nyeri, mengurangi kelainan bentuk atau perubahan bentuk. Penanganan nyeri dan pencegahan komplikasi adalah dua kunci tugas perawat dalam perawatan traksi. Komplikasi yang terjadi berhubungan dengan penggunaan traksi dan pembatasan gerak, jika klien obesitas, cachetic, tua, anak muda, diabetes, dan perokok. Kadang traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkan garis tarikan yang diinginkan. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar-X dan mungkin diperlukan penyesuaian. Indikasi traksi adalah pasien fraktur dan atau dislokasi. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harus diganti untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan.

1

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menanganikerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaikideformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletaldan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari padahokum ketiga (. Traksi dapat dicapai melalui tangansebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulitserta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal. Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi jugatahanan yang dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang berlawanan,diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksi mencegah pasien dari jatuh dalam arahdorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot tidak dapat menjadi lebih baik dan semuakeuntungan traksi hanya menjadi lewat saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi,dimana menggunakan Kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama dikenaldengan traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi luncur atau berlari. Disini traksidiaplikasikan melalui kulit pasien atau dengan

2

2

metode skeletal. Berat dan katroldigunakan untuk mengaplikasikan tahanan langsung sementara berat tubuh pasien dalamkombinasi dengan elevasi dari dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakankontertraksinya. Kita dapat mnggunakan traksi : (1) Untuk mendorong tulang fraktur kedalamtempat memulai, atau (2) Untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau, (3) Untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya diikuti dengan yang lain.Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jikadiperlukan. Ada dua cara untuk melakukan hal tersebut : (1) Memberi pengikat ke kulit(traksi kulit). (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau Kirschner wiremelalui tulangnya

(traksi

tulang).

Kemudian

menggunakan

tali

untuk

mengikat pengikatnya, pin atau wire, ditaruh melalui katrol, dan dicocokkan dengan berat. Berat tersebut dapat mendorong pasien keluar dari tempat tidurnya, sehingga kita biasanyamembutuhkan traksi yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari tempat tidurnya.Salah satu dari tujuan utama dari traksi adalah memperbolehkan pasien untuk melatihototnya dan menggerakkan sedinya, jadi pastikan bahwa pasien melakukan hal ini. Traksimembutuhkan waktu untuk diaplikasikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudahdatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Dilengan hal ini masihkurang nyaman, tidak meyakinkan, sulit untuk dijaga, 3

dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alasan ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yanglebih jauh.

A. Definisi Traksi Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk

meminimalkan

spasme

otot,

untuk

mereduksi,

menyejajarkan,

mengimobilisasi fraktur, mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan di antara kedua permukaan patahan tulang. Untuk itu, traksi diperlukan untuk reposisi dan imobilisasi pada tulang panjang. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan. Beberapa keuntungan pemakaian traksi, yaitu: menurunkan nyeri akibat spasme otot, mengoreksi dan mencegah deformitas, mengimobilisasi sendi yang sakit, difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi), mengencangkan pada perlekatannya. Namun pemilihan metode traksi ini juga mempunyai kerugian diantaranya: perawatan yang lebih lama, mobilisasi terbatas, penggunaan alat-alat lebih banyak. Komplikasi yang ditimbulkan juga harus diperhatikan: dekubitus, kongesti paru/pneumonia, konstipasi dan anoreksia, trombosi vena profunda, stasis dan infeksi saluran kemih 4

B. Tujuan Pemasanagan Traksi Traksi digunakan untuk: meminimalkan spasme otot, mereduksi, mensejajarkan, mengimobilisasi fraktur, mengurangi deformitas, menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang, memegang tulang-tulang yang direduksi agar bersatu, penyembuhan dan mempercepat penyembuhan, meredakan rasa nyeri. Selain itu, tujuan utama dari traksi adalah memperbolehkan pasien untuk melatih ototnya dan menggerakkan sendinya, jadi harus pastikan bahwa pasien melakukan hal ini. Tujuan lain dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan, untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu. Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999). Tujuan untuk terapi konservatif pada fraktur 1. Reposisi fragmen tulang 2. Imobilisasi fragmen tulang 3. Imobilisasi sementara 5

4. Mempertahankan gerakan sendi Tujuan untuk terapi penyakit/deformitas tertentu : 1. Mengurangi/menghilangkan spasme otot 2. Melawan kontraktur sendi 3. Melawan kontraktur otot 4. Memperbaiki letak sendi panggul pada penyakit CDH Traksi pada tulang belakang  Untuk menghilangkan/mengurangi rasa sakit pada leher dan bokong (Low Back Pain). Dalam penanganan patah tulang kita perlu melakukan beberapa tindakan, yaitu : 1. Reposisi, Reposisi dan fiksasi dapat dilakukan secara operatif maupun konservatif 2. Fiksasi 3. Rehabilitasi

C. Jenis-Jenis Traksi 1. Klasifikasi Traksi didasari pada penahan tubuh yang dicapai : a. Traksi skeletal Traksi skeletal adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) ke dalam. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui pin, wire atau baut yang telah dimasukkan kedalam tulang . Untuk melakukan ini berat 6

yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang. Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Beberapa keuntungan pemakaian traksi, yaitu: menurunkan nyeri akibat spasme otot, mengoreksi dan mencegah deformitas, mengimobilisasi sendi yang sakit, difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi), mengencangkan pada perlekatannya. Namun pemilihan metode traksi ini juga mempunyai kerugian diantaranya: perawatan yang lebih lama, mobilisasi terbatas, penggunaan alat-alat lebih banyak. Komplikasi yang ditimbulkan juga harus diperhatikan: dekubitus, kongesti paru/pneumonia, konstipasi dan anoreksia, trombosi vena profunda, stasis dan infeksi saluran kemih

7

Gambar 1. Traksi Skeletal b. Traksi kulit (skin traksi) Traksi kulit (skin traksi) adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plester langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang cedera dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72 jam). Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa. Jika lebihdari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksitulang mungkin diperlukan. Traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak. Hal ini bisa dilakukan dalam cara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical. Dikarenakan traksi kulit diaplikasikan kekulit kurang aman, batasi kekuatan tahanan traksi. Dengan

8

kata lain sejumlah berat dapat digunakan. Berat harus tidak melebihi (3-4 kg) . Traksi kulit digunakan untuk periode yang pendek dan lebih sering untuk manajemen temporer fraktur femur dan dislokasi serta untuk mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum pembedahan. Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui kulit. Traksi

kulit

biasanya

digunakan sebagai

terapi

sementara

(temporary splint) karena keterbatasan pembebanan atau daya tarikan (maksimal beban 6 kg) dan usia traksinya tidak tahan lama (biasanya traksi kulit harus diganti maksimal 2 minggu). Namun traksi kulit juga dapat digunakan sebagai terapi definitif, misalnya pada terapi fraktur femur pada anak usia 5 tahun dengan Bryant traction, atau pada usia di atas 5 tahun dengan Hamilton-Russell traction. Komplikasi traksi kulit meliputi : kerusakan pada kulit (bulae) dan cedera saraf tepi (cedera nervus peroneus). Indikasi untuk traksi kulit 1. Anak-anak 2. Traksi temporer- hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi 3. Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5kg 4. Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebutIndikasi Traksi Skeletal 5. Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi 6. Kerusakan kulit membutuhkan dressings 7. Jangka panjang Counter Traction

9

Gambar 2. Traksi Kulit

10

Gambar 3. Traksi kulit Komplikasi traksi kulit : 1). Distal oedema 2). Kerusakan vaskular 3). Peroneal nerve palsy 4). Nekrosis kulit melalui tulang-tulang prominen. Management nyeri merupakan bagian penting dalam perawatan. Nyeri dapat dinilaidengan menggunakan skala 1-10 dan pasien harus diberi analgetik sebelum nyerimenjadi lebih parah. Beri pendidikan kesehatan untuk mencegah ketakutan. Sama dengan pasien yang imobilisasi ada tingginya resiko untuk konstipasi tidak hanya menghasilkanimobilitas tetapi juga

kombinasinya

dengan

ambilan

analgetik

dan

untuk

pasien

traksiterutama tantangan dalam nyeri, ditambah dengan malunya mereka untuk membukaususnya ditempat tidur

11

c. Traksi manual Traksi manual merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang dengan kawat atau pins. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka. Dorongan ini harus constant. Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan. Hal ini juga digunakan selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporal melepaskan berat traksi. Traksi ini merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang dengan kawat atau pins. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melaluitangan mereka. Dorongan ini harus constant. Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.Hal ini juga digunakan selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secaratemporal melepaskan berat traksi

d . Traksi tulang Hindari traksi tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan pin tulang. Setiap tahanan diperlukan tahanan yang berlawanan. Jika traksi mendorongtungkai kedistal pasien akan meluncur turun melalui katrol, dan traksi tidak akan menjadiefektif. Berikan tahanan 12

yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan merubah tempat tidur pada arah berlainan tendensi untuk meluncur akan ditahan. Pada traksi servikal sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan dengantraksi Dunlop sisi tempat tidur dekat dengan luka membutuhkan elevasi. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang. Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai. Traksi yang dilakukan dengan melakukan tarikan pada fragmen fraktur melalui tulang (memasang steimann pin pada tulang). Traksi tulang dapat digunakan sebagai terapi definitif. Contoh traksi tulang definitif yaitu Balance Skeletal Traction pada fraktur femur. Komplikasi yang sering timbul pada traksi tulang adalah : infeksi pada pin (pin tract infection) dan pin yang kendur (pin loosening). Sedangkan komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah komplikasi umum terapi konservatif pada fraktur yaitu yang lebi dikenal sebagai fracture disease terdiri dari : kekuatan sendi (joint stiffness), osteoporosis (disuse osteoporosis) dan atropi otot.

13

Gambar 4. Contoh traksi tulang

e. Traksi Buck Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan dorongan padasatu tempat terhadap ekstremitas bawah melalui perluasan kulit. Traksi Buck digunakansebagai pengukuran jangka pendek dengan tahanan traksi yang dibutuhhkan untuk imobilisasi fraktur panggul sebelum pembedahan dan mengurangi spasme otot. Hal ini juga bisa digunakan untuk dislokasi panggul,kontraktur panggul dan lutut, fraktur tidak berpindah asetabulum dan nyeri pinggang bawah bilateral. Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki lurus pada posisi alami, dimana melalaikan abduksi. Pembungkus kemudian diaplikasikan dan tahanan traksi digunakan segaris dengan panjang aksis kakimelalui tali yang diikat di kaki dari perluasan melewati katrol pada akhir tempat tidur yang dihubungkan dengan pemberat. Katrol tidak mempunyai efek pada tahanan traksi tetapi bertindak

14

untuk merubah arah dorongan untuk bekerja dengan gravitasi. Kontertraksi dicapai

dengan

mengelevasikan

kaki

dari

tempat

tidur

pada

ketinggiantertentu untuk mencegah pasien terjatuh dar tempat tidur.Untuk mengoptimalisasi

kenyamanan

pasien

adalah

hal

yang

penting

untuk mempunyai keseimbangan antara tahanan traksi dengan tahanan kontertraksi. Jika tempattidur butuh untuk dielevasikan terlalu tinggi untuk mencegah pasien terdorong daritempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu untuk ditinjau ulang.

f. Sistem Katrol Multiple Dalam banyak keadaan katrol yang multioel digunakan, sehingga mengurangi berat amatlah diperlukan. Katrol multiple seringkali digunakan pada traksi pelvis dimanatahanan tinggi (biasanya lebih dari 40 kg) dapat diperlukan. Jika triple dan dobel blok dgunakan dalam gambar hanya 405 atau 8 kg, dibutuhkan untuk dapat mencapai 40 kg. Penaik turun katrol diperlukan.

g. Traksi Gallow Traksi dari Gallow atau traksi dari Brayant, dipergunakan pada fraktur femur anak-anak usia di bawah 2 tahun. Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur femur. Indikasi Traksi Gallow’sBerat anak-anak harus kurang dari 12 kg. Fraktur femur Kulit harus intak. Kedua 15

dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan dalam traksi kulit dan bayi ditahan dari sudut yang istimewa. Compromise vascular merupakan bahaya terbesar. Periksa sirkulasi dua kali sehari. Pantatnya harus diangkat jangan mengenai tempat tidur.

2. Traksi dalam orthopedi a. Bucks extension 1). Traksi kulit 2). Sering pada ekstremitas inferior 3). Digunakan pada fraktur femur, pelvis dan lutut

Gambar 5. Traksi Bucks extension

16

b.

Bryant’s traction 1). Disebut juga Gallow’s traction 2). Pada anak < 1 tahun 3). Dislokasi sendi panggul 4). Skin traksi

Gambar 6. Bryant’s traction c.

Weber Extensionsapparat 1). Traksi kulit dan traksi skeletal 2). Fraktur batang femur pada anak-anak

17

Gambar 7a. Weber Extensionsapparat

Gambar 7 b. Weber Extensionsapparat

d. Cotrel traction 1). Untuk terapi skoliosis 2). Tindakan pendahuluan sebelum operasi dan pemasangan gips

18

Gambar 8. Traksi cotrel

e. Ducroquet extension 1). Pada skoliosis 2). Sebagai persiapan untuk operasi

Gambar 9. Ducroquer extension 19

f. Dunlop traction 1). Pada fraktur supracondylar humerus 2). Lengan tangan digantung dengan skin traksi

Gambar 10. Dunlop traction

g. Russell traction 1). Suatu balanced traction 2). Skin traksi 3). Kegunaannya pada orangtua dengan fraktur pelvis dan pada anak-anak dengan fraktur femur

20

Gambar 11 Russell traction

h. Cervical traction 1). Untuk traksi leher 2). Pada pasien duduk atau tiduran 3). Secara continous atau secara intermittent

21

Gambar 12. Cervical traction

i. Halo-Femoral traction 1). Traksi berlawanan pada kepala dan femur 2). Digunakan alat Crutchfield Tongs

Gambar 13. Halo-Femoral traction

22

j. Well-Leg traction 1). Gips pada kedua kaki dengan batang yang menghubungkan keduanya. 2). Digunakan pada fraktur femur

Gambar 14. Well-Leg traction

k. 90-90 traction 1). Traksi secara skeletal 2). Digunakan pada fraktur femur Traksi 90-90-90 sangat berguna untuk merawat anak- anak usia 3 tahun sampai dewasa muda. kontrolterhadap fragmen – fragmen pada fraktur tulang femur hamper selalu memuaskan dengan traksi 9090-90 penderita masih dapat bergerak dengan cukup bebas diatas tempat tidur

23

l. Fisk traction 1). Digunakan pada fraktur supracondylair femur 2). Dengan bantuan Thomas Splint yang dimodifikasi 3). Traksi skeletal

Gambar 15. Fisk traction

D. Prinsip-Prinsip Traksi Traksi harus dipasang dengan arah lebih dari satu untuk mendapatkan garis tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tersebutdikenal sebagai vektor gaya. Resultanta adalah gaya tarikan yang sebenarnya terletak di tempat diantarakedua garis tarikan tersebut. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar X, dan mungkin diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harus diganti untukmemperoleh gaya tarikan

24

yang diinginkan. Traksi lurus atau langsung memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan bagian tubuh berbaring ditempat tidur. Traksi ektensi buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus. Traksi suspensi seimbang memberikan dukungan pada ektermitas yang sakit diatas tempat tidur sehinggamemungkinkan mobilisasi pasien sampai batas tertentu yanpa terputus garis tarikan. Tarikan dapat dilakukanpada kulit ( traksi kulit ) atau langsung kesekelet tubuh (traksi skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan traksi. Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini merupakan traksi yang sangat sementara yang bisadigunakan pada saat pemasangan gips, harus dipikirkan adanya kontraksiPada setiap pemasangan traksi, harus dipikirkan adanya kontraksi adalah gaya yang bekerja dengan arahyang berlawanan ( hukum Newton III mengenai gerak, menyebutkan bahwa bila ada aksi maka akan terjadireaksi dengan besar yang sama namun arahnya yang berlawanan ) umumnya berat badan pasien danpengaturan posisi tempat tidur mampu memberikan kontraksi.Walaupun hanya traksi untuk ektermitas bawah yang dijelaskan secara terinci, tetapi semua prinsip-prinsip iniberlaku untuk mengatasi patah tulang pada ektermitas atas.Imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan densitas tulang dengan agak cepat, terapifisik harus dimulai segera agar dapat mengurangi keadaan ini.misalnya, seorang dengan patah tulang femurdiharuskan memakai kruk untuk waktu yang lama. Rencana latihan untuk mempertahankan pergerakanektermitas atas, dan untuk meningkatkan kekuatannya harus dimulai segera setelah cedera terjadinya.

25

Pemasangan traksi menimbulkan adanya kontratraksi (gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan). Umumnya berat badan klien dan pengaturan posisi tempat tidur mampu memberikan kontratraksi. Kontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif. Traksi harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif. Traksi kulit pelvis dan serviks sering digunakan untuk mengurangi spasme otot dan biasanya diberikan sebagai traksi intermitten. Prinsip traksi efektif adalah sebagai berikut. 1. Traksi skelet tidak boleh putus. 2. Beban tidak boleh diambil kecuali bila traksi dimaksudkan intermitten. 3. Tubuh klien harus dalam keadaan sejajar dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang. 4. Tali tidak boleh macet. 5. Beban harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai. 6. Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol atau kaki tempat tidur.

E. Komplikasi Dan Pencegahan 1. Pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi yang timbul pada klien yang terpasang traksi adalah sebagai berikut.

26

2. Dekubitus, pencegahannya : a. Periksa kulit dari adanya tanda tekanan dan lecet, kemudian berikan intervensi awal untuk mengurangi tekanan. b. Perubahan posisi dengan sering dan memakai alat pelindung kulit (misal pelindung siku) sangat membantu perubahan posisi. c. Konsultasikan penggunaan tempat tidur khusus untuk mencegah kerusakan kulit. d. Bila sudah ada ulkus akibat tekanan, perawat harus konsultasi dengan dokter atau ahli terapi enterostomal, mengenai penanganannya. 3. Kongesti paru dan pneumonia, pencegahannya : a. Auskultasi paru untuk mengetahui status pernapasan klien. b. Ajarkan klien untuk napas dalam dan batuk efektif. c. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan terapi khusus, misalnya spirometri insentif, bila riwayat klien dan data dasar menunjukkan klien berisiko tinggi mengalami komplikasi pernapasan. d. Bila telah terjadi masalah pernapasan, perlu diberikan terapi sesuai indikasi. 4. Konstipasi dan anoreksia, pencegahannya : a. Diet tinggi serat dan tinggi cairan dapat membantu merangsang motilitas gaster. b. Bila telah terjadi konstipasi, konsutasikan dengan dokter mengenai penggunaan pelunak tinja, laksatif, supposituria, dan enema. 27

c.

Kaji dan catat makanan yang disukai klien dan masukan dalam program diet sesuai kebutuhan.

5. Stasis dan infeksi saluran kemih, pencegahannya : a.

Pantau masukan dan keluaran berkemih.

b.

Anjurkan dan ajarkan klien untuk minum dalam jumlah yang cukup, dan berkemihsetiap 2-3 jam sekali.

c. Bila tampak tanda dan gejala terjadi infeksi saluran kemih, konsultasikan dengan dokter untuk menanganinya 6. Trombosis vena profunda, pencegahannya : a.

Ajarkan klien untuk latihan tumit dan kaki dalam batas traksi.

b. Dorong untuk minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasiyang menyertainya, yang akan menyebabkan stasis. c. Pantau klien dari adanya tanda-tanda trombosis vena dalam dan melaporkannya ke dokter untuk menentukan evaluasi dan terapi.

28

F. Contoh-contoh alat/sistem Traksi 1. Thomas Splint

Gambar 16. Traksi Thomas Splint 2. Bohler Braun Frame

Gambar 17. Traksi Bohler Braun Frame

29

3. Gallow

Gambar 18. Traksi Gallow

4. Balanced Suspension

Gambar 19. Contoh Traksi Balaned Suspension

30

5. Crutchfield tongs

Gambar 20. Contoh Crutchfield tongs

31

Related Documents


More Documents from "katvillanueva"